Anda di halaman 1dari 102

STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHU TAKWA

“POPULER” KELURAHAN TINALAN KOTA KEDIRI

SKRIPSI

Oleh:
QUR’ANA LAILATUL AINI
150321100040

UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA


FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
2020
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................... i
DAFTAR TABEL..................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian...................................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian.................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Kajian Teoritis........................................................................................4
2.1.1 Manajemen Strategi......................................................................4
2.1.2 Strategi Pengembangan Produk....................................................5
2.1.3 Perumusan Strategi Pengembangan.............................................6
2.1.4 Agroindustri...................................................................................8
2.1.5 Tahu..............................................................................................9
2.2 Penelitian terdahulu..............................................................................10
2.3 Kerangka Berfikir..................................................................................15

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Lokasi dan waktu penelitian.................................................................17
3.2 Metode penentuan narasumber...........................................................17
3.3 Metode pengumpulan data...................................................................17
3.4 Metode analisis data............................................................................18
3.4.1 Analisis Matriks IFAS...................................................................18
3.4.2 Analisis Matriks EFAS.................................................................19
3.4.3 Analisis SWOT (Strenght, Weaknesses, Opportunity, Treatht)....20
3.4.4 Matriks SWOT.............................................................................22
3.4.5 Matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix)...............23
3.5 Definisi Operasional.............................................................................24

BAB IV GAMBARAN UMUM


4.1 Profil Pengusaha Industri Tahu Takwa “POPULER”............................28
4.2 Proses Produksi Tahu Takwa “POPULER”..........................................30

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN


5.1 Analisis Faktor Internal dan Faktor Eksternal.......................................32
5.1.1 Analisis Faktor Lingkungan Internal.............................................32
5.1.2 Analisis Faktor Lingkungan Eksternal..........................................36
5.2 Strategi Pengembangan Usaha...........................................................41
5.2.1 Analisis Matriks SWOT.........................................................................43

BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan..........................................................................................52
6.2 Saran...................................................................................................52

i
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................54
LAMPIRAN.........................................................................................................58

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Matriks IFAS (Internal Strategic Factors Summary)............................19


Tabel 3.2 Matriks EFAS (Eksternal Strategic Factors Summary).......................20
Tabel 3.3 Matriks SWOT...........................................................................................23
Tabel 3.4 Matriks QSPM...........................................................................................24
Tabel 5.1 Matriks Internal Strategic Factors Summary (IFAS)............................41
Tabel 5.2 Matriks Eksternal Strategic Factors Summary (EFAS).......................42
Tabel 5.3 Matriks SWOT...........................................................................................45
Tabel 5.4 Hasil analisis QSPM Industri Tahu Takwa “POPULER” Kota Kediri. 50

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir................................................................................16


Gambar 3.1 Diagram SWOT....................................................................................21
Gambar 5.1 Diagram Analisis SWOT.....................................................................44

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuisioner.....................................................................................61
Lampiran 2. Pembobotan Faktor Internal Dan Faktor Eksternal......................82
Lampiran 3. Bobot Rata-Rata Responden.......................................................92
Lampiran 4. Rating Rata-Rata Responden......................................................94
Lampiran 5. Skor Rata-Rata Responden.........................................................96
Lampiran 6. Hasil Perhitungan Matriks QSPM................................................98
Lampiran 7. Dokumentasi Lapang.................................................................100

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sektor industri merupakan salah satu penyumbang perekonomian di
Indonesia. Industri pangan merupakan salah satu sektor industri yang mengolah
hasil pertanian. Industri pangan pada saat ini memiliki prospek atau peluang
yang cukup luas untuk dikembangkan karena keberadaannya selalu dibutuhkan
dan dicari oleh masyarakat pada umumnya. Berdasarkan data BPS Jawa Timur
Sektor industri pangan tahun 2010 menyumbang PDRB sebesar 29.55%, tahun
2011 sebesar 29,15%, tahun 2012 sebesar 29,28%, tahun 2013 sebesar
28,79%, 28,95% pada tahun 2014, 29,28 tahun 2015 dan pada tahun 2016
28,92%. Dengan data tersebut dapat dikatakan bahwa sektor industri
pengolahan dapat meminimalisir kemiskinan, dan dapat menyerap tenaga kerja,
dan dapat menciptakan nilai tambah terhadap suatu produk.
Data BPS menunjukkan Angka PDRB atas dasar harga berlaku (ADHB)
Kota Kediri tahun 2016 senilai 106.931.764,13 juta rupiah, dengan kategori
Industri Pengolahan masih memberi sumbangan terbesar pada PDRB Kota
Kediri. Sumbangan sektor tersebut pada PDRB Kota Kediri mencapai 81,64
persen. Menurut data Dinas Perindustrian, perdagangan, koperasi dan pariwisata
jumlah perusahaan industri di kota Kediri tahun 2016 adalah sebanyak 293
perusahaan. Industri pengolahan di Kota Kediri paling didominasi oleh makanan
sebanyak 193 unit. Industri Pengolahan di Kota Kediri dapat menyerap tenaga
kerja sebesar 38.912. hal tersebut dapat dilihat dari pengolahan tembakau dapat
menyerap tenaga kerja sebesar 36.900 (94,83%) dan industri makanan mampu
menyerap tenaga kerja seberasr 1.408 (3,62%). Dinas Koperasi Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah dalam upaya meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan,
kota kediri mengukur tingkat kesejahteraan UMKM menjadi tiga UMKM
diantaranya yaitu jumlah UMKM aktif pada tahun 2014-2015 mengalami
pertumbuhan sebesar 4.975 atau 18,84% UMKM. Selanjutnya jumlah UMKM
yang berkualitas atau UMKM yang kompetitif pada tahun 2014-2015 mengalami
peningkatan UMKM sebesar 6,51% dengan rincian tahun 2014 terdapat 169
UKM dan tahun 2015 meningkat menjadi 180 UKM. Dan usaha mikro kecil yang
masih menjadi binaan dari dinas koperasi UMKM Kota Kediri, jumlah UMK pada

1
2

tahun 2014-2015 mengalami pertumbuhan sebesar 1%. Pada tahun 2014


menunjukkan jumlah UMK binaan sebesar 4.986 sedangkan pada tahun 2015
mengalami kenaikan sebesar 5.036 UMK hal ini dapat terjadi karena wirausaha
kurang mendapatkan pelatihan dan pembinaan yang cukup dari dinas terkait.
Berdasarkan jumlah UMKM kota Kediri pada tahun 2014-2015 terlihat bahwa
tingkat pengangguran, atau tingkat kebutuhan akan lapangan pekerjaan dapat
diserap oleh UMKM, sehingga masyarakat mampu bekerja dibidang industri
pengolahan makanan. Komoditas yang banyak digunakan bagi sektor industri
pengolahan pangan yang cukup berkontribusi salah satunya adalah kedelai.
Kedelai merupakan tanaman pangan yang mengandung sumber protein yang
dapat dikonsumsi oleh masyarakat.
Tahu merupakan makanan sederhana berbahan dasar kedelai yang
sering dikonsumsi oleh berbagai macam lapisan masyarakat mulai dari kalangan
atas, menengah hingga kalangan bawah. Salah satu makanan khas yang akan
dijumpai di Kota Kediri adalah tahu pong dan tahu takwa, sehingga kabupaten
kediri sering dijuluki sebagai kota tahu. Kelurahan Tinalan adalah kelurahan yang
ada di kecamatan Pesantren Kota Kediri. Kedudukannya sebagai kawasan
perkotaan yang sedang berkembang menjadi pusat beberapa unit industri dalam
jumlah skala usaha yang bermacam-macam yang meliputi industri kecil, industri
menengah, dan industri besar. Salah satu produk unggulan yang terdapat di Kota
Kediri adalah tahu takwa dan stik tahu. Kelurahan Tinalan merupakan sentra
industri tahu takwa dengan jumlah unit usaha pada tahun 2018 sebanyak 15 unit
usaha. Kelurahan Tinalan terdapat industri kecil pembuatan Tahu Takwa yang
bernama “Populer”. Industri Tahu Takwa “Populer” sudah berdiri dari tahun 1996
sampai dengan saat ini. Industri Tahu Takwa “Populer” memiliki 15 tenaga kerja,
dalam sekali produksi industri ini memproduksi sebanyak ±350kg per hari. Alasan
peneliti mengambil penelitian ini dikarenakan industri tahu takwa “Populer”
memiliki potensi untuk lebih mengembangkan usaha nya menjadi industri yang
lebih besar dan diharapkan mampu menambah perekonomian. Maka dari itu
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul strategi pengembangan
tahu takwa “Populer” desa Tinalan Kota Kediri.
3

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut maka dalam penelitian ini akan
membahas sebagai berikut:
1. Apa saja faktor internal dan faktor eksternal industri tahu takwa “Populer” di
Tinalan Kota Kediri?
2. Bagaimana formulasi strategi pengembangan industri tahu takwa “Populer” di
Tinalan Kota Kediri?
3. Prioritas strategi seperti apa yang dapat diterapkan dalam mengembangkan
industri tahu takwa “Populer” di Tinalan Kota Kediri?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui faktor lingkungan internal dan lingkungan eksternal industri tahu
takwa “Populer” di Tinalan Kota Kediri.
2. Untuk menganalisis formulasi strategi pengembangan industri tahu takwa
“Populer” di Tinalan Kota Kediri.
3. Untuk menentukan prioritas strategi pengembangan yang harus dilakukan
oleh industri tahu takwa “Populer” di Tinalan Kota Kediri.

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat yang diharapkan bagi penelitian ini diantaranya:
1. Bagi peneliti, penelitian yang dilakukan diharapkan dapat menambah
wawasan bagi peneliti.
2. Sebagai tolak ukur Pemerintah setempat yang diharapkan dapat
menyumbang pemikiran atau dapat memberikan pertimbangan dalam
menyusun kebijakan serta dapat lebih mengembangkan potensi industri tahu
takwa di Kota Kediri.
3. Bagi pengusaha tahu takwa kediri, penelitian ini diharapkan dapat menjadi
pertimbangan perusahaan dalam mengambil keputusan.
4. Bagi pihak lain, penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan pustaka bagi
penelitian selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teoritis


2.1.1 Manajemen Strategi
Strategi merupakan proses menentukan adanya perencanaan terhadap
manajer yang mengarah pada tujuan jangka panjang suatu perusahaan yang
disertai dengan penyusunan suatu upaya agar suatu organisasi dapat mencapai
tujuan yang diharapkan (Sedarmayanti,2014). Manajemen strategi merupakan
pengambilan keputusan yang bersifat mendasar dan menyeluruh, yang diserti
dengan menetapkan cara-cara pelaksanaannya, yang dapat dibuat oleh seorang
pemimpin dan diimplementasikan oleh karyawan dalam suatu organisasi untuk
menciptakan tujuan perusahaan. Menurut Umar dalam Taufiqurokhman (2016)
manajemen strategi adalah seni dan ilmu dalam proses membuat, menerapkan,
dan mengevaluasi keputusan strategi antara fungsi yang dapat memungkinkan
suatu organisasi mencapat tujuan dimasa yang akan datang.
Menurut Dirgantoro (2001), manajemen strategi dapat diartikan sebagai
usaha untuk mengembangkan kekuatan yang ada dalam perusahaan untuk
menggunakan dan menangkap peluang bisnis sehingga dapat mencapai tujuan
perusahaan yang telah ditetapkan dalam sebuah visi dan misi yang telah
ditentukan. Manajemen strategi adalah suatu seni dal ilmu dalam pembuatan
(formulating), penerapan (implementing), serta evaluasi (evaluating) tentang
keputusan-keputusan strategis antar fungsi yang dapat memungkinkan bagi
sebuah perusahaan atau organisasi untuk mencapai tujuan perusahaan (David,
2011). Manajemen strategi merupakan sesuatu yang dinamis dan berkelanjutan,
perubahan yang terjadi dalam suatu komponen utama dapat mengakibatkan
perubahan pada komponen yang lainnya. Proses dalam manajemen strategi
tidak akan pernah berakhir karena lingkungan bisnis yang akan selalu berubah
menurut waktu dan zamannya (David, 2011). Oleh karena itu dalam proses
manajemen strategi terdapat tiga tahap dalam menerapkannya yaitu:
a. Tahap formulasi
Tahap formulasi merupakan strategi manajemen yang meliputi
pembuatan misi, mengidentifikasipeluang, dan tantangan eksternal suatu
organisasi, menentukan kekuatan dan kelemahan internal perusahaan, membuat

4
5

sasaran jangka panjang, membuat pilihan-pilihan strategi, dan mengambil


keputusan terhadap strategi mana yang akan dipilih untuk diterapkan.
b. Tahap Implementasi
Tahap implementasi merupakan tahap yang meliputi penentuan sasaran,
mengelola kebijakan, memotivasi pegawai, mengalokasikan sumber-sumber agar
strategi yang diformulasikan dapat dilaksanakan.
c. Tahap Evaluasi
Tahap evaluasi meliputi kegiatan untuk mencermati strategi yang telah
dirumuskan berjalan dengan atau tidak. Tiga kegiatan utama pada tahap ini yaitu
menganalisa faktor internal dan faktor eksternal, mengukur kinerja karyawan, dan
mengambil tindakan perbaikan untuk masa yang akan datang.
Menurut David (2011) manajemen strategi memungkinkan perusahaan
untuk melakukan kegiatan secara lebih proaktif dari pada reaktif dalam mencapai
tujuan perusahaan kedepannya. Manfaat utama dari manajemen strategi adalah
dapat membantu perusahaan untuk merumuskan strategi-strategi yang lebih baik
melalui pendekatan yang lebih sistematis, logis dan rasional dalam memilih
strategi perusahaan. Manfaat manajemen strategi menurut RD. Jatmiko (2004)
adalah:
1) Dapat mendorong perusahaan untuk melaksanakan tugas dengan baik
tanpa memandang posisi dalam suatu perusahaan.
2) Agar perusahaan mampu untuk mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang
dapat menimbulkan perubahan besar dalam suatu perusahaan.
3) Apabila terdapat karyawan perusahaan yang menyadari strategi, nilai dan
tujuan manajer, maka karyawan tersebut berada dalam kedudukan yang
baik yang dapat memperbaiki perusahaan kedepannya.
2.1.2 Strategi Pengembangan Produk
Strategi merupakan rencana tindakan yang dilakukan oleh suatu
organisasi dalam perusahaan untuk mencapai tujuan yang sama. Strategi
pengembangan produk merupakan jenis dari strategi pertumbuhan. Strategi
pertumbuhan dapat dikelompokkan menjadi tiga strategi yaitu strategi
pertumbuhan terkonsentrasi, trategi memperluas pasar, dan strategi
pengembangan suatu produk (Amirullah dan Cantika, 2002). Menurut Swastha
dalam Rini (2013) strategi pengembangan produk merupakan strategi guna
memperbaiki bentuk yang telah ada namun perusahaan akan membuat variasi
6

produk baru, menawarkan lebih banyak alternatif pilihan produk perusahaan,


memberikan warna dan model baru terhadap produknya, dapat meniru strategi
pesaing, selanjutnya yaitu menambah produk yang tidak ada kaitannya dengan
produk yang sudah ada strategi ini dilakukan karena produk baru sering
menggunakan proses produksi baru, demikian juga fasilitas-fasilitas untuk
promosi dan distribusinya. Strategi pengembangan produk adalah usaha suatu
perusahaan untuk meningkatkan penjualan dan pengembangan produk-produk
yang dihasilkan untuk selanjutnya diperbaiki dan dikembalikan kepada pasar
(Kotler dan Keller, 2002).
Menurut Fandy Tjiptono (2008) pengembangan produk dikatakan produk
baru meliputi produk yang orisinil, produk yang telah disempurnakan, produk
yang dimodifikasi, dan merek baru yang telah dikembangkan melalui riset dan
juga pengembangan. Assauri (2013) mengatakan bahwa strategi pengembangan
produk yang dijalankan suatu perusahaan guna memodifikasi produk yang telah
ada atau untuk menciptakan produk baru yang masih berhubungan dengan
produk yang sekarang. Hal ini dilakukan perusahaan dengan tujuan untuk
memberikan kepuasan konsumen.

2.1.3 Perumusan Strategi Pengembangan


Perumusan strategi merupakan kegiatan membuat, melakukan dan
mengevaluasi strategi perusahaan dan sekaligus untuk memilih strategi alternatif
mana yang akan digunakan/dijalankan. Analisis strategi ini dilakukan dengan
tujuan guna menentukan alternatif terbaik untuk dapat mencapai misi dan tujuan
perusahaan. David dalam Purwono, et al (2015) mengatakan bahwa:
a. Merumuskan suatu strategi harus dimulai dari tahap penginputan yaitu
meringkas semua informasi input dasar yang diperlukan untuk merumuskan
strategi.
b. Tahap pencocokan yaitu menghasilkan strategi alternatif dengan memadukan
dari faktor internal dan faktor eksternal.
c. Tahap keputusan akan menentukan strtaegi alternatif mana yang paling
sesuai dan akan digunakan untuk perusahaan.
Dalam menentukan perumusan strategi akan didasarkan pada analisis
terhadap faktor internal dan faktor eksternal perusahaan. Dalam perusahaan,
lingkungan eksternal dapat setiap saat berubah dengan cepat sehingga dapat
7

memunculkan berbagai macam peluang dan ancaman yang datang dari


perusahaan lain. Menurut Rangkuti (2008), konsekuensi dari faktor internal
dalam suatu perusahaan dapat berupa perubahan terhadap kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan tersebut.
Penelitian yang dilakukan di pabrik tahu takwa “Populer” desa Tinalan
Kota Kediri diawali dengan dilakukannya analisis faktorinternal dan faktor
eksternal perusahaan dengan menggunakan metode EFAS dan metode IFAS.
Dilanjutkan dengan tahap input dengan melakukan pembobotan dan
perangkingan masing-masing faktor, selanjutnya hasil yang telah diperoleh dari
analisis lingkungan internal dapat digunakan sebagai informasi/data untuk
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang dapat menghasilkan matriks
IFAS, sedangkan hasil yang diperoleh dari analisis lingkungan eksternal dapat
digunakan untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dapat
menghasilkan matriks EFAS. Selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti yaitu
menyusun alternatif strategi berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman yang telah diidentifikasi dengan analisis SWOT. Tahap yang terakhir
adalah menyusun matriks QSPM yang digunakan untuk menganalisis formulasi
strategi yang diperoleh dari hasil IFAS dan EFAS.
a. Analisis Lingkungan Internal
Lingkungan internal merupakan segala sesuatu yang dimiliki oleh suatu
perusahaan terkait dengan kelebihan dan kekurangan perusahaan yang sifatnya
masih dapat dikendalikan oleh perusahaan itu sendiri. Menurut Bachtiar, et al
(2013) dalam analisis IFAS (Internal Strategic Factors Summary) harus diketahui
bahwa untuk menganalisis faktor internal perusahaan harus terlebih dahulu
mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan. Selanjutnya hasil yang
diperoleh dapat digunakan untuk mengelola peluang dalam menghadapi
ancaman dari faktor eksternal perusahaan. Dalam perusahaan kekuatan yang
dimiliki dapat digunakan untuk terus bersaing dan sebaliknya kelemahan yang
dimiliki perusahaan harus secepatnya diperbaiki agar dapat menghadapi
perubahan lingkungan perusahaan.
b. Analisis Lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal perusahaan memiliki faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi tindakan dalam perusahaan dan pada akhirnya dapat
mempengaruhi struktur organisasi perusahaan dan proses internal perusahaan.
8

Lingkungan eksternal juga merupakan identifikasi dari ancaman dan peluang


yang dapat berpengaruh terhadap strategi yang dimiliki oleh suatu perusahaan
guna mencapai tujuan organisasi. Faktor lingkungan eksternal adalah faktor yang
terletak diluar dan terlepas dari suatu perusahaan (David,2010). Freddy dalam
Cahyono (2016) mengatakan bahwa EFAS merupakan Eksternal Factor Analysis
Summary yang dapat diartikan bahwa EFAS merupakan kesimpulan dari faktor-
faktor eksternal yang dapat mempengaruhi perusahaan.
c. Analisis SWOT (Strength, Opportunity, Weakness, Treath)
Faktor internal dan faktor eksternal yang telah dianalisis matriks IFAS dan
EFAS selanjutnya dilakukan dengan menggambarkan matriks SWOT. Matriks
SWOT merupakan alat yang digunakan untuk mengetahui fakto internal dan
faktor eksternal dalam suatu perusahaan. Matriks ini menggambarkan
bagaimana perusahaan menghadapi peluang dan ancaman eksternal yang
dihadapi dan diselesaikan dengan kekuatan dan kelemahan perusahaan.
Analisis SWOT menurut Rangkuti dalam Howara (2013) adalah analisis yang
digunakan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi faktor internal dan faktor
eksternal dengan tujuan untuk memaksimalkan Kekuatan (Strengths) dan
Peluang (Opportunities) serta dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses)
dan ancaman (Treaths).
d. QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix)
QSPM merupakan tahap akhir yaitu tahap keputusan dalam perumusan
strategi, keputusan ini dilakukan dengan menggunakan alat analisis yaitu QSPM.
Umar (2002) mengatakan QSPM adalah alat yang digunakan para ahli untuk
melakukan evaluasi dan untuk menetapkan ketertarikan relatif dari strategi yang
sangat bervariasi yang telah dipilih, dan digunakan untuk menentukan strategi
mana yang akan dipakai untuk diimplementasikan. Rauf et al (2015) mengatakan
bahwa QSPM merupakan alat yang direkomendasikan bagi para ahli untuk
mengevaluasi strategi alternatif secara obyektif berdasarkan key success factors
internal dan eksternal yang sudah diidentifikasi sebelumnya.

2.1.4 Agroindustri
Agroindustri adalah industri agricultur yang memiliki bentuk organisasi
produksi primer yang mengarah kepada organisasi industri (Simatupang, 2010).
Soekartawi (1996) menyatakan bahwa agroindustri merupakan industri yang
9

memanfaatkan pengolahan hasil pertanian dan agroindustri juga masuk


kedalam enam subsistem agribisnis yakni penyediaan sarana produksi peralatan,
usahatani, pengolahan hasil, pemasaran dan sarana pembinaan. Sedangkan
pengertian agroindustri dalam arti luas dapat dikatakan bahwa agroindustri
adalah industri pengolahan yan terdiri dari industri hulu atau industri input
pertanian dan industri pengolahan hasil pertanian atau industri hilir.

2.1.5 Tahu
Sarwono dan Saragih (2003) mengatakan bahwa, tahu merupakan
makanan yang berbahan baku kedelai yang dilumatkan menjadi bubur. Tahu
berasal dari bahasa cina yaitu Tao-Hu, Tao berarti kedelai dan Hu berarti lumat
menjadi bubur. Menurut Cahyadi (2009) tahu adalah makanan yang terbuat dari
kedelai yang telah digumpalkan dengan bahan-bahan lainnya, saat ini tahu
berkembang dan menjadi salah satu pencaharian penduduk di Indonesia.
Menurut Sarwono dan Saragih (2003) tahu yang diperdagangkan dijual dengan
berbagai macam bentuk, nama dan ukuran. Berikut merupakan berbagai macam
aneka tahu yang dijual di Indonesia:
a. Tahu Bandung
Tahu bandung memiliki tekstur agak keras dan kenyal dan bentuknya
persegu, tahu bandung memiliki warna kuning karena sudah direndam dengan
air kunyit sebelumnya.
b. Tahu Sumedang
Tahu Sumedang atau tahu pong memiliki tekstur yang lunak dan kenyal.
Tahu putih ini biasanya disimpan dalam wadah yang sudah berisi air, tahu ini
biasanya dipotong kecil-kecil dan digoreng. Isi dari tahu ini kosong sehingga
disebut dengan tahu pong.
c. Tahu Cina
Tahu Cina merupakan tahu putih yang bertekstur lebih padat, kenyal dan
halus. Dalam proses pembuatan tahu ini dilakukan dengan cetakan dan dipres
dengan mesin serta ditambahkan sioko (kalsium sulfat) sebagai bahan untuk
menggumpalkan protein dari sari kedelainya.
d. Tahu Takwa
Tahu Takwa adalah tahu khas Kota Kediri, Jawa Timur. Tahu Takwa
bertekstur padat. Proses pembuatan tahu takwa hampir sama dengan proses
10

pembuatan tahu yang lain, namun perbedaannya hanya pada proses


perendaman kedelai dan pengepresan tahu. Penggumpalan sari kedelai dengan
menggunakan asam cuka. Pada proses memasak tahu takwa dicelupkan
beberapa menit dalam air kunyit yang mendidih. Tahu Takwa ini dapat dijual dan
disimpan dalam keadaan kering tanpa perlu direndam air.
e. Tahu Kuning
Tahu ini banyak digunakan di dalam masakan Cina, tahu kuning
berwarna kuning karena dilarutkan ke dalam sari kunyit, tahu kuning juga
memiliki bentuk yang tipis dan lebar.
f. Tahu Sutera
Tahu sutera ini banyak ditemukan di berbagai macam pasar swalayan,
teksturnya yang sangat lembut dan lunak membuat tahu ini menjadi tahu yang
mudah rusak sehingga harus dilakukan pengolahan lagi. Proses pembuatan
yang lebih modern membuat tahu sutera sekarang ini menjadi produk yang lebih
tahan lama. Tahu yang berasal dari jepang ini biasanya dikonsumsi oleh
penikmat tahu sebagai makanan penutup (dessert).

2.2 Penelitian terdahulu


Menurut Joko et al (2015) tentang strategi pengembangan bisnis rumah
tempe Indonesia di kota Bogor Provinsi Jawa Barat yang bertujuan untuk
mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang mempengaruhi bisnis,
merumuskan dan memilih prioritaskan alternative strategi yang didasarkan pada
hasil analisis lingkungan internal dan eksternal RTI daopat menghasilkan bahwa
posisi RTI dalam matriks IE di kuadran dua yakni tumbuh dan membangun.
Strategi yang paling sesuai untuk digunakan strategi intensif dan integratif.
Terdapat 5 alternatif strategi yang dapat diterapkan oleh RTI berdasarkan hasil
analisis matriks SWOT. Berdasarkan analisis matrik QPM menunjukkan prioritas
strategi untuk diimplementasikan adalah pengembangan pasar baru secara
intensif. Strategi pengembangan bisnis yang dilakukan pada usaha RTI yaitu
terdapat 12 faktor lingkungan internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan.
Sedangkan untuk lingkungan eksternal terdapat 10 faktor yang dapat
mempengaruhi peluang dan ancaman perusahaan. Berdasarkan hasil matriks
IFE dan matriks EFE, diketahui bahwa posisi perusahaan pada matriks IE berada
pada kuadran II yaitu tumbuh dan membangun.
11

Gustina et al (2014) tentang strategi pengembangan usaha tahu rumah


tangga dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi lingkungan internal
dan kondisi lingkungan eksternal terhadap pengembagan tahu, dan untuk
merekomendasikan strategi pengembangan yang dilakukan pengusaha tahu di
Kecamatan Simpang Kiri Kota Subulussalam. Berdasarkan tujuan penelitian
tersebut diperoleh hasil bahwa strategi pengembangan yang dipilih dalam
pengembangan usaha dengan menggunakan analisis SWOT yaitu dengan cara
meningkatkan kualitas tahu, membuat iklan yang berhubungan dengan tahu,
meningkatkan pengetahuan SDM untuk bisa menguasai pengetahuan
tekhnologi. Penerapan strategi agresif artinya usaha tahu berada dalam situasi
yang sangat menguntungkan atau memiliki peluang dan kekuatan, strategi yang
harus diterapkan adalah memanfaatkan peluang untuk meraih keuntungan.
Penelitian yang dilakukan oleh Nur et al (2012) tentang Strategi
Pengembangan Agroindustri Kerupuk Terasi (Studi Kasus Di Desa Plosobuden,
Deket, Lamongan) hasil dari penelitian yang dilakukan untuk strategi
pengembangan usaha kerupuk terasi di masa yang akan datang dapat dilakukan
dengan mengubah strategi yaitu dengan konsentrasi terhadap produk untuk
mengembangkan produk baru dengan melakukan inovasi-inovasi baru pada
produk yang dihasilkan guna memperbesar profit/keuntungan dengan cara
meningkatkan akses pasar yang lebih luas.
Majeni dan Sulaeman (2015) melakukan penelitian yaitu strategi
pengembangan usaha keripik ubi kayu pada industri pundi mas di kota palu.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kondisi faktor internal (Kekuatan dan
Kelemahan) dan faktor eksternal (Peluang dan Ancaman) dan strategi
pengembangan usaha keripik ubi kayu pada industri Pundi Mas. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan posisi untuk strategi pengembangan usaha keripik ubi
kayu Pundi Mas berada pada kuadran I, dimana pada posisi ini sebuah usaha
maupun industri memiliki posisi yang kuat dan berpeluang untuk berkembang.
Selanjutnya berdasarkan hasil diagram analisis SWOT, maka penerapan usaha
keripik ubi kayu Pundi Mas menggunakan startegi S-O, yaitu menggunakan
kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal. strategi
S-O bagi usaha tersebut dapat menciptakan strategi internal seperti rasa produk
beragam, harga terjangkau, ketersediaan bahan baku dengan memanfatkan
12

berbagai strategi peluang eksternal seperti berkembangnya media promosi,


perkembangan teknologi, dan dukungan Stasiun Televisi Swasta.
Penelitian yang berjudul Strategi Pengembangan Keripik Singkong
Balado Pada Ukm “Pundi Mas” Di Kota Palu yang dilakukan oleh Arni et al
(2013), memiliki tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui bagaimana strategi
alternatif yang tepat untuk diterapkan dalam pengembangan keripik singkong
balado pada UKM “Pundi Mas” di Kota Palu. Alat analisis yang digunakan alam
penelitian ini dengan menggunakan analisis SWOT. Hasil yang diperoleh dari
penelitian yang dilakukan yaitu faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap
perkembangan usaha keripik singkong balado pada UKM “Pundi Mas” yaitu
faktor internal (bahan baku, kemasan, kualitas produk, harga terjangkau,
pembagian kerja belum jelas, volume produksi, belum efektifnya promosi dan
modal) dan faktor eksternal (pasar tersedia, tersedianya tenaga kerja, rasa
produk beragam dan kualias yang mempunyai ciri khas, acaman pendatang baru
tingkat persaingan dan iklim). Strategi alternatif yang dapat diterapkan dalam
pengembangan usaha keripik singkong balado UKM “Pundi Mas” yaitu dengan
menggunakan strategi SO dimana UKM “Pundi Mas” dapat menciptakan strategi
yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang ada.
Kartini (2014) melakukan penelitian dengan judul strategi pengembangan
usaha peternakan ayam ras petelur UD. Putra Tamago di kecamatan Palu
selatan kota Palu dengan tujuan menganalisis strategi pengembangan usaha
ayam ras petelur pada UD. Putra Tamago, analisis data yang digunakan adalah
analisis SWOT. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa UD. Putra Tamago
memiliki faktor internal yang tergolong tinggi, kemampuan usaha memanfaatkan
kekuatan dan mengurangi kelemahan adalah tinggi sedangkan berdasarkan
faktor analisis eksternal, menunjukkan bahwa kondisi lingkungan eksternal UD.
Putra Tamago dalam merespon peluang dan ancaman berada dalam posisi
sedang. Posisi usaha ini berada pada kotak dikuadran IV, dan strategi yang
dapat diterapkan UD. Putra Tamago adalah strategi tumbuh dan bina. Strategi
integrasi ke depan yakni meningkatkan produksi melalui pelayanan baik terhadap
penyediaan produk (DOC), pengembangan teknologi dan skala usaha dan
strategi integrasi ke belakang yakni meningkatkan pelayanan baik terhadap
konsumen/pelanggan yang ada. Strategi lain yang dapat diterapkan oleh
perusahaan adalah pengembangan produk. Setelah mengetahui posisi usaha
13

saat ini dan didapatkan inti strategi, maka langkah selanjutnya adalah
memformulasikan strategi yang sesuai dengan mencocokkan faktor-faktor
strategi yang merupakan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman usaha
menggunakan matriks SWOT.
Pengembangan Usaha Kerupuk Ikan Payus (Elops Hawaiensis) Pada
UD. Sumber Rezeki Kelurahan Gunung Anyar Tambak, Kecamatan Gunung
Anyar, Kota Surabaya, Jawa Timur, dengan tujuan untuk mengetahui dan
menganalisis potensi usaha, aspek kelayakan usaha, dan strategi yang
digunakan dalam analisis SWOT (strength, weakness, opportunity, threat). Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Andriani et al (2015) menunjukkan bahwa analisis
SWOT yang digunankan terdapat dua faktor yaitu faktor internal yang berupa
kekuatan dan ancaman dan terdapat faktor eksternal yang berupa peluang dan
kelemahan. Dan berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa
analisis SWOT terletak di kuadran II yang menggunakan strategi ST (strength,
threat) yang artinya perusahaan harus menggunakan kekuatan di dalam usaha
untuk mengatasi ancaman di luar usaha, serta mendiversifikasi bentuk kerupuk
dan bentuk kemasan.
Febrianto dan Maria (2013) melakukan penelitian yang berjudul
pengelolaan dan pengembangan usaha produksi tahu pada perusahaan
keluarga UD. Pabrik tahu saudara di Surabaya. Penelitian dilakukan dengan
tujuan dapat mendeskripsikan pengelolaan usaha, menganalisis situasi dan
kondisi internal dan eksternal, melakukan analisis SWOT, dan merumuskan
alternatif strategi pengembangan usaha produksi tahu pada perusahaan
keluarga UD.Pabrik Tahu Saudara di Surabaya. Jenis penelitian yang dilakukan
yaitu menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pengumpulan data
menggunakan wawancara. UD.Pabrik Tahu Saudara merupakan perusahaan
keluarga dengan bidang usaha mengolah kacang kedelai menjadi tahu.
UD.Pabrik Tahu Saudara memiliki 4 fungsi bisnis, yaitu marketing,
accounting/finance, production/operation, dan sumber daya manusia. Hasil
penelitian yang dilakukan memberikan hasil yaitu menunjukkan bahwa
permintaan pasar akan produk tahu melebihi kapasitas yang dapat disediakan
perusahaan, pasar potensial masih sangat besar sebagai peluang perusahaan,
namun industri ini menghadapi tantangan berupa ketidakstabilan bahan bahan
baku sehingga seharusnya perusahaan meningkatkan kapasitas untuk dapat
14

memenuhi permintaan pasar dengan strategi cost leadership, differentiation, dan


backward integration.
Strategi bersaing pada industri kerupuk amplang merupakan judul
penelitian yang dilakukan oleh Syaifur et al (2014). Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui aplikasi strategi bersaing yang dilakukan oleh perusahaan dan
mengetahui strategi bersaing yang seharusnya dilakukan oleh perusahaan dalam
upaya meningkatkan omzet penjualan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
dapat diperoleh bahwa semua faktor-faktor yang telah teridentifikasi
dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu matriks strategi internal (IFAS) dan
matriks strategi eksternal (EFAS). Faktor internal yang terdapat di industri
kerupuk ini yang merupakan faktor pendukung strategi pengembangan produk
dalam upaya untuk meningkatkan omzet penjualan, pada bagian kekuatan
(strengths) terdapat 8 faktor dan kelemahan (weaknesses) terdapat 5 faktor.
Faktor-faktor eksternal pada bagian peluang (opportunities) terdapat 4 faktor
sedangkan pada bagian ancaman (threats) terdapat 2 faktor. Selanjutnya
pemeilihan strategi yang harus diterapkan industri kerupuk amplang dalam
pengembangan produknya yaitu dengan mengutamakan mutu produk untuk
bersaing dengan industri lain. Upaya untuk mengutamakan mutu produk karena
dapat dijadikan sebagai senjata strategik yang harus dikembangkan guna
mencapai keunggulan kompetitif. Strategi SO merupakan strategi yang paling
tepat yaitu dengan meningkatkan ketersediaan produk di pasar. Strategi SO
inilah yang digunakan sebagai dasar untuk mendukung kebijakan.
Strategi Pengembangan Agroindustri Keripik Singkong Primadona Di
Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru dengan tujuan mengetahui aspek
produksi, aspek pengolahan, aspek teknologi, aspek pemasaran, aspek
kelembagaan pada usaha agroindustri Keripik Singkong Primadona di
Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru, dan menyusun strategi
pengembangan yang tepat bagi pengusaha agroindustri Keripik Singkong
Primadona di Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru. Menurut Ira et al
(2015) hasil yang diperoleh dari penelitiannya adalah berdasarkan aspek
produksi bahan baku (ubi kayu) untuk pembuatan Keripik Singkong Primadona
yang selalu tersedia pada saat dibutuhkan, karena Pengusaha telah bekerja
sama dengan petani dalam penyediaan bahan baku (ubi kayu). Aspek
pengolahan yaitu perbedaan antara keripik singkong yang di beri penyedap dan
15

cabe kering. Keripik singkong yang di beri penyedap terasa sedikit asin
sedangkan untuk keripik singkong yang di beri bumbu cabe kering terasa sedikit
pedas. Selanjutnya dari segi aspek teknologi Pengusaha Keripik Singkong
Primadona masih menggunakan teknologi yang sederhana sehingga dapat
mempengaruhi kehigienisan produk yang di hasilkan. Aspek pemasaran Keripik
singkong yang dihasilkan di jual kepada pedagang pengecer yang terlebih
dahulu telah melakukan pemesanan kepada pengusaha Keripik Singkong
Primadona. Yang terakhir aspek kelembagaan pengusaha Keripik Singkong
Primadona belum ada yang mengikuti pelatihan, mendapatkan bimbingan dan
arahan dari pemerintah. Pemilihan strategi yang dapat dilakukan untuk
agroindustri Keripik Singkong Primadona diantaranya meningkatan pelayanan
dan penampilan produk, melakukan standarisasi produk, memperbanyak jumlah
produksi, dan memperluas pengembangan pasar.

2.3 Kerangka Berfikir


Desa Tinalan merupakan desa yang berada di Kecamatan Pesantren
Kota Kediri. Desa Tinalan khususnya di gang IV merupakan sentra industri
pembuatan tahu takwa (kuning), tahu pong, dan stik tahu. Salah satu industri
yang dipilih oleh peneliti adalah industri tahu takwa “POPULER”. Industri tahu ini
dipilih karena memiliki peluang untuk mengembangkan dan bersaing dengan
perusahaan lain, namun yang terjadi dilapang adalah produk dari industri tahu
takwa “POPULER” belum mampu berkembang dengan baik. Oleh karena itu,
dibutuhkan adanya suatu perkembangan produk. Pengembangan produk akan
lebih dengan adanya strategi pengembangan, sebelum dilakukan analisis
strategi pada perusahaan maka yang harus dilakukan adalah menganalisis faktor
internal dan faktor eksternal terlebih dahulu. Selanjutnya adalah merumuskan
formulasi strategi dengan menggunakan matriks SWOT dan mengevaluasi
melalui QSPM untuk dapat menentukan prioritas strategi mana yang akan
digunakan untuk mengembangkan tahu takwa “POPULER” di Desa Tinalan Kota
Kediri.
16

Strategi Pabrik Tahu Takwa “POPULER” yang


memproduksi kedelai menjadi tahu di Desa Tinalan
Kota Kediri

Analisis Lingkungan Usaha Tahu

Faktor Internal Faktor Eksternal

Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman

Analisis faktor internal dan eksternal untuk menentukan alternatif


strategi

Penentuan Prioritas Strategi Usaha Tahu Takwa “POPULER”

Implementasi Prioritas Strategi

Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan waktu penelitian


Penelitian ini dilakukan di industri tahu takwa “POPULER” yang terletak di
Kelurahan Tinalan Kota Kediri. Penentuan lokasi dilakukan peneliti dengan
mempertimbangkan bahwa Kelurahan Tinalan merupakan sentra dari pembuatan
tahu kuning sebagai jajanan khas Kota Kediri. Penelitian ini dilakukan dari bulan
Desember 2018-selesai.

3.2 Metode penentuan narasumber


Metode penentuan yang dilaukan oleh peneliti guna meneliti industri tahu
takwa “POPULER” adalah dengan metode penentuan narasumber. Responden
yang akan dijadikan responden oleh peneliti merupakan pihak atau orang-orang
yang paham dan mengerti tentang produk industri tahu takwa “POPULER” tahu
takwa di kelurahan Tinalan Kota Kediri yang diantaranya adalah:
a. Pemilik industri tahu takwa “POPULER” di Kelurahan Tinalan Kota Kediri.
b. Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Tenaga Kerja Kota Kediri.
c. Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Kediri.
d. Konsumen langsung dan Reseller

3.3 Metode pengumpulan data


Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan data
sekunder sebagai berikut:
a. Data primer
Data diperoleh dari pengumpulan data langsung dari lapangan dengan
cara wawancara kepada responden. Teknik pengumpulan data yang dilakukan
oleh peneliti yaitu dengan pengamatan (observasi) dan wawancara (kuisioner).
Metode pengamatan (observasi) adalah teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan melakukan suatu pengamatan langsung terhadap objek yang
akan diteliti. Pengamatan yang dilakukan peneliti dilakukan di industri tahu takwa
“POPULER” Kelurahan tinalan Kota Kediri. Metode wawancara dilakukan peneliti
guna melakukan pengumpulan data dan membantu pada saat pengisian
kuesioner. Wawancara dilakukan oleh peneliti kepada pengusaha tahu takwa
“POPULER” Kelurahan Tinalan Kota Kediri. Peneliti melakukan metode

17
18

wawancara yang didalamnya berisi pertanyaan yang bersangkutan dengan tahu


takwa “POPULER”, isi pertanyaan dibuat peneliti secara terbuka dengan tujuan
supaya responden dapat memberikan penjelasan dengan jelas dan mudah.
b. Data sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung oleh
peneliti. Data sekunder didapatkan oleh peneliti dari Dinas-dinas yang terkait
yang berkaitan dengan industri tahu takwa “POPULER” Kelurahan Tinalan Kota
kediri serta literatur yang berkaitan dengan penelitian ini seperti buku, jurnal,
internet dan karya tulis ilmiah.

3.4 Metode analisis data


Metode analisis data yang digunakan untuk penelitian ini yaitu dengan
menggunakan analisis SWOT untuk menjawab rumusan masalah yang ada.
Analisis ini digunakan untuk mengetahui strategi dan alternatif apa saja yang
dapat direkomendasikan peneliti untuk industri tahu takwa “POPULER” di Kota
Kediri. Selanjutnya, dengan analisis SWOT peneliti juga akan mengetahui faktor
internal dan faktor eksternal perusahaan sehingga peneliti dapat membantu
memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh industri tahu takwa “POPULER”
tersebut.
3.4.1 Analisis Matriks IFAS
Matriks IFAS (Internal Factors Analisis Summary) menurut Umar (2002)
adalah matriks yang digunakan untuk mengidentifikasi faktor internal dari
perusahaan yang dapat diketahui dari aspek manajemen, keuangan, SDM,
sistem informasi, produksi dan pemasaran. Tahapan analisis IFAS yaitu sebagai
berikut:
a. Membuat daftar dan menentukan faktor apa saja yang dapat menjadi
kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan.
b. Menentukan bobot pada masing-masing faktor tersebut dengan syarat semua
bobot jumlahnya tidak boleh melebihi total sebesar 1,00. Bobot ditentukan
dengan skala yaitu:
1) 0,20 = sangat kuat
2) 0,15 = diatas rata-rata
3) 0,10 = rata-rata
4) 0,05 = dibawah rata-rata
19

c. Menentukan rating dari faktor internal yakni kekuatan dan kelemahan dengan
skala yang digunakan sebagai berikut:
1) Nilai 1 = sangat lemah
2) Nilai 2 = tidak begitu lemah
3) Nilai 3 = cukup kuat
4) Nilai 4 = sangat kuat
d. Mengkalikan bobot dan rating untuk memperoleh skor dari faktor internal.
e. Menjumlah semua skor pada faktor internal untuk mendapatkan total skor bagi
perusahaan. Rata-rata nilai adalah 2,5. Apabila nilai rata-rata dibawah 2,5
(<2,5) maka dinyatakan perusahaan tersebut lemah secara internal. Namun,
apabila perusahaan memiliki nilai rata-rata diatas 2,5 (>2,5) maka perusahaan
dinyatakan memiliki posisi internal yang kuat.

Tabel 3.1
Matriks IFAS (Internal Strategic Factors Summary)
Faktor Internal Bobot Rating Bobot x Rating
Kekuatan
1
2
Total Kekuatan
Kelemahan
1
2
Total Kelemahan
Total 1,00
Sumber: Umar, 2002
3.4.2 Analisis Matriks EFAS
Analisis EFAS merupakan tahap identifikasi faktor eksternal perusahaan
yang mencatat semua ancaman dan peluang suatu perusahaan. Aspek eksternal
yang dapat dikumpulkan untuk menganalisis data adalah persoalan ekonomi,
sosial, budaya, lingkungan, politik, demografi, hukum, dan pemerintahan.
Menurut Umar (2002) analisis EFAS adalah sebagai berikut:
a. Membuat daftar dan menyusun faktor apa saja yang dapat menjadi peluang
dan ancaman dalam faktor eksternal.
b. Memberikan bobot pada masing-masing faktor dengan ketentuan semua
bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi total sebesar 1,00. Bobot
ditentukan dengan skala sebagai berikut:
1) 0,20 = sangat kuat
20

2) 0,15 = diatas rata-rata


3) 0,10 = rata-rata
4) 0,05 = dibawah rata-rata
c. Menentukan rating dari faktor internal yakni kekuatan dan kelemahan dengan
skala yang digunakan sebagai berikut:
1) Nilai 1 = sangat lemah
2) Nilai 2 = tidak begitu lemah
3) Nilai 3 = cukup kuat
4) Nilai 4 = sangat kuat
d. Mengkalikan bobot dengan rating dengan tujuan untuk mendapatkan total
skor pada faktor eksternal.
e. Selanjutnya menjumlahkan skor pembobotan guna memperoleh total skor
pembobotan bagi perusahaan tersebut.

Tabel 3.2
Matriks EFAS (Eksternal Strategic Factors Summary)
Faktor Eksternal Bobot Rating Bobot X Rating
Peluang
1
2
Total Peluang
Ancaman
1
2
Total Ancaman
Total 1,00
Sumber : Umar, 2002
Faktor-faktor dalam matriks EFAS memiliki kemungkinan nilai tertinggi
total skor adalah 4,0 dan terendah adalah 1,0. Total skor 4,0 dalam matriks
EFAS menunjukkan bahwa perusahaan dapat merespon dengan baik peluang-
peluang yang ada. Sedangkan total skor 1,0 menunjukkan bahwa strategi
perusahaan tidak dapat memanfaatkan peluang atau tidak dapat menghindari
ancaman eksternal.
3.4.3 Analisis SWOT (Strenght, Weaknesses, Opportunity, Treatht)
Langkah yang harus dilakukan dalam menganalisis SWOT adalah
dengan mengidentifikasi faktor internal dan faktor eksternal perusahaan dengan
cara mencatat kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang ada dalam
perusahaan tersebut. Berikut adalah langkah-langkah analisis SWOT:
21

a. Melakukan perhitungan bobot dan rating serta menjumlahkan total perkalian


antara bobot dan rating pada setiap faktor S-W-O-T.
b. Melakukan pengurangan faktor internal dan eksternal yaitu pengurangan
antara jumlah faktor kekuatan dan kelemahan dan jumlah faktor peluang dan
ancaman. Selanjutnya hasil dari perolehan antara kekuatan dan kelemahan
akan menjadi titik sumbu X, dan perolehan antara peluang dan ancaman akan
menjadi titik pada sumbu Y.
c. Mencari posisi perusahaan yang ditunjukkan oleh titik X dan titik Y pada
kuadran SWOT.
d. Merumuskan strategi dengan cara mengkombinasikan variabel S-O, W-O. S-
T,W-T pada kuadran matriks SWOT.
Opportunity

III. Mendukung
Strategi Mendukung
turn-arround strategi agresif

Weaknes Strenghth
s
IV.Mendukung II. Mendukung
strategi Defensif Strategi
Diversifikasi

Threath
Gambar 3.1
Diagram SWOT

Sumber : Rangkuti, 2008

1) Kuadran I : posisi pada kuadran ini menggambarkan sebuah perusahaan yang


sangat menguntungkan karena perusahaan memiliki kekuatan dan peluang
yang sangat baik. Strategi yang dapat dimanfaatkan dalam keadaan ini adalah
dengan mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif.
2) Kuadran II : pada posisi ini perusahaan memiliki kekuatan namun juga
mengahadapi berbagai ancaman. Diversifikasi merupakan strategi yang dapat
22

dimanfaatkan karena strategi ini menerapkan dengan cara menggunakan


kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang.
3) Kuadran III : posisi perusahaan berada pada posisi yang menandakan bahwa
perusahaan tersebut lemah namun sangat memiliki peluang yang besar.
Strategi yang di sarankan bagi perusahaan adalah perusahaan harus dapat
meminimalkan maslah internal perusahaan, sehingga dengan begitu
perusahaan dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.
4) Kuadran IV : posisi ini perusahaan berada pada kondisi yang sangat tidak
menguntungkan, karena perusahaan dihadapkan oleh berbagai macam
ancaman dan kelemahan. Dan cara yang harus dilakukan adalah dengan
memperbaiki kondisi internal dan mengatasi ancaman dengan berbagai
macam strategi.

3.4.4 Matriks SWOT


Menurut Khoiriyah, et al (2012) setelah dilakukan pengumpulan berbagai
informasi internal dan eksternal perusahaan yang dapat berpengaruh terhadap
kelangsungan perkembangan perusahaan maka langkah yang selanjutnya
dilakukan adalah memanfaatkan informasi tersebut ke dalam rumusan strategi.
Berikut ini merupakan alternatif strategi yang bisa digunakan perusahaan dalam
analisis SWOT menurut Umar, (2002) :
a) Strategi SO: strategi perusahaan yang menggunakan kekuatan internal guna
mendapatkan atau meraih peluang yang ada diluar perusahaan.
b) Strategi ST: strategi ini bertujuan agar perusahaan dapat menghindari atau
mengurangi dampak dai ancaman faktor eksternal.
c) Strategi WO: strategi perusahaan yang dilakukan guna memperkecil
kelemahan dari internal perusahaan dengan cara memanfaatkan peluang
eksternal.
d) Strategi WT: strategi ini merupakan taktik perusahaan agar mampu bertahan
dengan cara mengurangi kelemahan internal serta dapat mengindari
ancaman.
23

Tabel 3.3
Matriks SWOT
Faktor Internal STRENGTHS (S) WEAKNESS (W)
Faktor Kekuatan Internal Faktor Kelemahan
Internal
Faktor Eksternal
OPPORTUNITIES (O) STRATEGI S-O STRATEGI W-O
Faktor Peluang Eksternal Daftar kekuatan guna Daftar guna
meraih keuntungan dari memperkecil
peluang yang ada kelemahan dengan
memanfaatkan
keuntungan dari
peluang yang ada
THREATS (T) STRATEGI S-T STRATEGI W-T
Faktor Ancaman Eksternal Daftar kekuatan untuk Daftar untuk
menghindari ancaman memperkecil kelemahan
dan menghindari
ancaman
Sumber : Umar, 2002

3.4.5 Matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix)


Tahapan ketiga dari proses tahap menentukan strategi adalah matriks
QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix). Pada tahap ini matiks dapat
menghasilkan pemetaan strategi apa yang terbaik yang dapat dilakukan oleh
perusahaan yang nantinya akan menjadi prioritas yang dijalankan dalam
perusahaan tersebut. QSPM merupakan rekomendasi bagi para ahli untuk dapat
melakukan evaluasi dan dapat memilih secara obyektif dari strategi alternatif
berdasarkan atas faktor internal dan faktor eksternal yang sudah diidentifikasi
sebelumnya. Terdapat enam tahap yang dapat dilakukan dalam membuat QSPM
menurut Umar, (2002) adalah sebagai berikut:
a. Membuat daftar faktor-faktor internal yaitu kekuatan dan kelemahan serta
faktor eksternal yaitu ancaman dan peluang yang dapat diambil langsung dari
matriks IFAS dan EFAS di kolom kiri tabel QSPM.
b. Memberi bobot pada masing-masing faktor internal dan faktor eksternal yang
sesuai dengan matriks IFAS dan EFAS.
c. Mengevaluasi matriks pada tahap pencocokan dan mengidentifikasi alternatif
strategi yang harus dipertimbangkan perusahaan untuk diimplementasikan.
d. Memberikan nilai Actractiveness Score (AS) terhadap faktor-faktor yang
bersangkutan yang dapat mempengaruhi alternatif strategi yang sedang
dipertimbangkan maka berikan nilai yang berkisar antara 1-4.
24

1) Nilai 1 = sangat tidak menarik


2) Nilai 2 = tidak menarik
3) Nilai 3 = cukup menarik
4) Nilai 4 = sangat menarik
e. Menghitung Total Actractiveness Score (TAS) yang dapat diperoleh dari
perkalian antara bobot dengan Actractiveness Score (AS) dalam masing-
masing baris. Total Actractiveness Score (TAS) menunjukkan relative
attractiveness dari masing-masing alternatif strateginya.
f. Selanjutnya hitung jumlah Total Actractiveness Score (TAS) yang terdapat
pada masing-masing kolom QSPM. Nilai yang terbesar menunjukkan alternatif
dapat menjadi pilihan utama dan nilai TAS yang terkecil menunjukkan bahwa
alternatif strategi yang dipilih terakhir.
Tabel 3.4
Matriks QSPM
Strategi
Faktor Kunci Alternatif
Bobot
Internal/Eksternal Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3
AS TAS AS TAS AS TAS
Kekuatan
1
2
Kelemahan
1
2
Peluang
1
2
Ancaman
1
2
Jumlah
Sumber : Umar, 2002
3.5 Definisi Operasional
1. Strategi pengembangan adalah strategi yang digunakan untuk mengetahui
rencana yang tepat bagi pengembangan produk tahu takwa “POPULER”
Kota Kediri.
2. Analisis SWOT adalah alat analisis yang mencakup kondisi perusahaan
secara internal dan eksternal yang meliputi kekuatan, kelemahan, peluang
dan ancaman.
25

3. Faktor Internal merupakan faktor yang terdapat dalam lingkungan


perusahaan atau permasalahan dalam perusahaan.
4. Faktor Eksternal merupakan faktor diluar perusahaan yang berhubungan
dengan permasalahan dalam lingkungan perusahaan.
5. Kekuatan yang terdapat di dalam faktor internal merupakan situasi yang
menjadi kekuatan dalam perusahaan.
6. Kelemahan dari faktor internal adalah situasi yang tidak diinginkan oleh
perusahaan.
7. Peluang yang terdapat pada faktor eksternal adalah situasi yang dapat
mendukung atau dimanfaatkan perusahaan untuk mencapai tujuannya.
8. Ancaman bersifat dapat menggangu kelangsungan dalam mengembangkan
usaha pada suatu perusahaan.
9. Rating adalah suatu urutan prioritas yang didasarkan pada tingkat
kepentingan.
10. Bobot merupakan nilai yang dilihat berdasarkan kuat atau lemahnya
pengaruh dari suatu faktor.
11. Skor adalah hasil perkalian antara bobot dnegan rating.
12. Internal Strategic Factors Summary (IFAS) adalah alat analisis guna
mengetahui faktor internal perusahaan.
13. Eksternal Strategic Factors Summary (EFAS) adalah alat analisis guna
mengetahui faktor eksternal perusahaan.
14. QSPM merupakan suatu alat yang berguna untuk mengevaluasi pilihan
strategi untuk menentukan prioritas strategi yang dapat diterapkan dalam
perusahaan.
15. Attractiveness Score (AS) adalah nilai daya tarik dari faktor-faktor internal.
16. Total Attractiveness Score (TAS) adalah hasil yang diperoleh dari perkalian
antara bobot dan AS.
17. POPULER adalah industri Tahu Takwa di Kota Kediri yang memproses
kedelai menjadi tahu yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat.
18. Bahan baku merupakan bahan utama yang digunakan untuk memproduksi
atau membuat suatu barang setengah jadi atau barang yang sudah jadi.
26

19. Pembukuan adalah proses pencatatan keuangan yang dilakukan oleh


seseorang guna mengetahui informasi keuangan yang meliputi biaya, kas,
pendapatan, laba, modal, dan penerimaan.
20. Produk tahu 24 jam adalah tahu takwa yang diproduksi “POPULER” yang
bisa didapatkan konsumen sewaktu-waktu.
21. Bahan pengawet adalah bahan berbahaya yang ditambahkan ke dalam
produk yang diolah seperti makanan dan minuman.
22. Media promosi merupakan media sosial yang bisa digunakan untuk
mempermudah seseorang dalam menjalankan usahanya.
23. Reseller merupakan penjual yang menjual kembali barang atau produk
kepada konsumen dengan selisih harga yang menjadi keuntungannya.
24. Harga jual bersaing yaitu harga barang yang dijual memiliki harga yang
terjangkau dan murah yang bisa didapatkan oleh konsumen.
25. Kepemilikan ijin usaha yaitu “POPULER” telah memiliki ijin usaha berupa
sertifikat dari pemerintah.
26. Lokasi usaha industri tahu takwa “POPULER” berada di tengah kota yang
dengan mudah dapat dijangkau oleh konsumen.
27. Produk mudah ditiru adalah bentuk dan ukuran tahu yang mudah ditiru oleh
pesaing.’
28. Perkembangan dunia internet yaitu perkembangan teknologi informasi yang
bisa dimanfaatkan oleh perusahaan guna melakukan suatu promosi usaha.
29. Dukungan pemerintah adalah dorongan dan dukungan dari pemerintah
berupa pelatihan.
30. Mitra kerja merupakan rekan kerja yang bekerjasama antara pemilik tahu
takwa “POPULER” dengan penjual bahan baku tahu dan juga para
pedagang.
31. Loyalitas pelanggan merupakan pelanggan yang selalu setia untuk membeli
produk tersebut kembali.
32. Variasi produk merupakan pilihan produk yang sama namun dengan jenis
yang berbeda.
33. Wisata kampung tahu merupakan tempat yang bertujuan menjual buah
tangan tahu takwa khas Kota Kediri.
27

34. Pesaing merupakan pemilik industri yang memiliki pangsa pasar dengan
menjual barang yang sejenis atau sama.
BAB IV
GAMBARAN UMUM

4.1 Profil Pengusaha Industri Tahu Takwa “POPULER”


Industri tahu takwa “POPULER” merupakan salah satu industri tahu yang
ada di Kota Kediri. Industri ini beralamatkan di Desa Tinalan timur Gg. IV RT/RW
02/02 Kecamatan Pesantren Kota Kediri. Industri tahu takwa “POPULER”
didirikan oleh bapak Mariyono (Alm) pada tanggal 15 Agustus 1996). Saat ini
usaha tahu takwa ini masih dilanjutkan oleh istrinya yaitu Ibu Marpuah yang saat
ini sudah berusia 54 tahun dan beliau adalah penduduk asli Desa Tinalan gang
IV kecamatan Pesantren Kota Kediri. Riwayat pendidikan terakhir sang suami
dan istri yakni Sekolah Dasar (SD). Pekerjaan utama pemilik tahu takwa
“POPULER” yaitu ibu Marpuah adalah sebagai pemilik industri tahu takwa yang
tugasnya merangkap yakni mengawasi, mengontrol, dan mengatur keuangan
dari hasil penjualan tahu takwa yang diproduksi. Pemilik saat ini dalam
menjalankan usaha tahu takwa dibantu oleh 3 orang anaknya dan 3 orang
menantunya. Masing-masing anak dan menantu yang membantu menjalankan
usaha tahu takwa ini juga memiliki tugas masing-masing seperti memasarkan
produk, memasak, dan mengemas tahu disetiap harinya.
Industri ini mulai ditekuni pada tahun 1994 dengan latar belakang bahwa
tahu takwa memiliki peluang usaha yang lebih baik karena tahu ini bisa
dikonsumsi oleh siapa saja dan tahu takwa ini bisa dijadikan buah tangan bagi
konsumen atau pengunjung yang ada di Kediri ataupun diluar Kota Kediri. Sejak
awal berdirinya usaha tahu takwa “POPULER” pemilik tidak memiliki struktur
organisasi yang jelas. Selain itu industri tahu takwa ini juga tidak memiliki visi dan
misi secara tertulis sehingga setiap pekerjaan yang dilakukan hanya berdasarkan
pengalaman yang pernah dilakukan dan tanpa adanya evaluasi pekerjaan bagi
para karyawannya.
Tahun 1994 dalam memproses tahu takwa pemilik masih menumpang
memasak kepada orang lain, namun akhirnya pada tahun 1996 pemilik mampu
menyewa tempat yang digunakan untuk memproduksi tahu takwa hingga saat ini.
Tahu takwa dipilih sebagai usaha dikarenakan sudah banyak masyarakat yang
memiliki usaha tahu putih yang biasa dikonsumsi sehari-hari. Oleh karena itu,

28
29

pemilik memilih tahu takwa untuk dijadikan usaha karena menurut pemilik tahu
takwa memiliki peluang lebih banyak diminati oleh konsumen sebagai buah
tangan apabila konsumen tersebut datang ke Kota Kediri, selain itu sampai saat
ini tahu takwa “POPULER” sudah memiliki konsumen tetap di pasar-pasar
tradisional di Kota Kediri maupun diluar Kota Kediri. Selain tahu takwa, saat ini
pemilik juga memproduksi stick tahu yang dijual kepada konsumen.
Bapak Mariyono pada tahun 1996 meminjam uang kepada bank sebesar
Rp. 15.000.000 sebagai modal awal untuk memulai usaha pembuatan tahu
takwa. Modal pinjaman digunakan pemilik untuk mengontrak tempat usaha,
membeli peralatan masak untuk tahu, dan untuk membangun tempat yang
digunakan untuk produksi. Usaha yang dilakukan pemilik pada awalnya guna
memperkenalkan produknya kepada konsumen yaitu melalui berjualan sendiri ke
pasar, dititipkan kepada penjual yang ada dipasar dan saat ini seiring dengan
pertumbuhan teknologi modern, pemilik mulai memasarkan tahu takwa melalui
media sosial seperti Facebook, dan Whatsapp.
Tahun 2004 industri tahu takwa “POPULER” telah mendapatkan Sertifikat
Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (P-IRT) dengan nomor 915357102025.
Industri tahu takwa “POPULER” memiliki 11 tenaga kerja yang dibagi menjadi 5
tenaga kerja bagian produksi dan 6 tenaga kerja bagian pemasaran. Tenaga
kerja yang ingin bekerja di industri ini hanya cukup memiliki semangat, kerja
keras dan kegigihan dalam bekerja. Selain itu pemilik juga tidak memiliki kriteria
tertentu dalam merekrut tenaga kerja. Pemilik tahu takwa “POPULER” saat ini
tidak tergabung dalam UKM yang ada di Kota Kediri. Namun, pemilik pernah
mengikuti pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh Pemerintah setempat seperti
pengemasan produk, dan pengolahan hasil limbah.
Bahan baku yang digunakan dalam proses pembuatan tahu takwa adalah
kedelai. Kedelai yang digunakan dalam proses produksi adalah kedelai impor
karena menurut pemilik kualitas dari kedelai impor lebih baik dari pada kedelai
lokal. “POPULER” membeli bahan baku kedelai dari gudang kedelai yang ada di
daerah Gurah Kota Kediri. “POPULER” dalam satu hari minimal dapat
memproduksi tahu takwa sebanyak 25 kali masakan dan maksimal bisa
mencapai 50 kali masakan pada hari-hari tertentu seperti pada saat liburan
sekolah, dan lebaran. 1 kali produksi tahu takwa, “POPULER” menggunakan
13kg kedelai, garam, daun pandan, cuka makanan dan pewarna makanan.
30

Sekali produksi tahu takwa dapat menghasilkan ±200 biji tahu, jadi dalam sehari
“POPULER” dapat menghasilkan tahu takwa sebanyak ±5000 biji.
Pemasaran yang dilakukan oleh industri tahu takwa “POPULER”
dilakukan dirumah dan pasar-pasar tradisional di Kota Kediri dan diluar Kota
Kediri. Pemilik menjual tahu takwa yang diproduksi dengan hitungan perbiji.
Ditempat produksi, tahu takwa dijual dengan harga Rp. 1400 perbiji, dan dijual
dengan harga Rp.1000 perbiji ke pasar tradisional. Tahu takwa “POPULER”
dijual dengan kemasan plastik yang sudah ada label dengan nama “POPULER”.
Pemilik juga menyediakan wadah besek bagi konsumen yang membeli tahu
takwa dengan tambahan biaya sebesar Rp.1000. Bagi konsumen yang ingin
membeli tahu takwa “POPULER” dapat secara langsung sewaktu-waktu datang
ke tempat industri yaitu di Tinalan Gg. IV Kota Kediri. Sedangkan bagi reseller
atau pedagang yang menjual lagi tahu takwa “POPULER”, tahu takwa yang
sudah dipesan akan diantarkan oleh karyawan pemasar setiap hari ke pasar-
pasar yang ada di Kota Kediri maupun luar Kota Kediri seperti di daerah Wates,
Tulungagung, Kertosono, Nganjuk, Gurah, Pare.

4.2 Proses Produksi Tahu Takwa “POPULER”


Proses produksi pembuatan tahu takwa “POPULER” dilakukan di desa
Tinalan Gg. IV Pesantren Kota Kediri. Proses peroduksi dilakukan dengan jumlah
tenaga kerja sebanyak 5 orang. 5 tenaga kerja tersebut terdiri dari 4 tenaga kerja
laki-laki dan 1 tenaga kerja perempuan. 5 tenaga kerja tersebut dibagi menjadi 3
tenaga kerja bagian rebus dan 2 tenaga kerja untuk bagian memasak. Sistem
kerja pada bagian produksi adalah dengan sistem borongan. Para tenaga kerja
yang bekerja di indutri tahu takwa “POPULER” tidak memiliki shift kerja karena
sistem kerjanya borongan maka tenaga kerja bisa melakukan pekerjaannya di
jam berapapun.
Alat dan bahan-bahan yang dibutuhkan dalam prosespembuatan tahu adalah
mesin penghancur kedelai, saringan, bak, timba, cetakan tahu, kayu, pisau, dll.
Sedangkan bahn-bahan yang digunakan adalah kedelai, cuka makanan,
pewarna makanan, pandan dan garam. Berikut adalah tahapan yang dilakukan
dalam proses pembuatan tahu takwa “POPULER” yaitu:
1. Merendam kedelai selama ±3-4 jam. Hal ini dilakukan agar kedelai
bertekstruk lunak (empuk)
31

2. Memasukkan kedelai yang sudah direndam dan dicuci dengan air ke dalam
mesin penggiling kedelai.
3. Merebus kedelai yang sudah dilakukan proses penggilingan hingga kedelai
tersebut mendidih.
4. Menyaring kedelai yang sudah masak dan mengambil sari tahu yang
selanjutnya diberi cuka makanan.
5. Memasak kembali sari kedelai yang sudah diberi cuka makanan sampai
dengan setengah matang.
6. Mencetak tahu kedalam cetakan dan kemudian tahu tersebut di pres agar
menghasilkan tahu yang padat.
7. Memotong tahu yang sudah dicetak dengan menggunakan pisau.
8. Tahu yang sudah dipotong kemudian dimasukkan kedalam wajan yang
sudah berisikan air, pandan, garam, dan pewarna makanan yang
selanjutnya dilakukan proses memasak tahu sampai tahu tersebut berubah
warna menjadi kuning.
9. Mengangkat tahu yang sudah masak dan menguning dan mendiamkannya
hingga dingin.
10. Mengemas tahu kedalam plastik yang sudah disediakan dan terdapat label
“POPULER”.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Analisis Faktor Internal dan Faktor Eksternal


5.1.1 Analisis Faktor Lingkungan Internal
Analisis lingkungan internal adalah segala sesuatu yang dimiliki oleh
perusahaan yang kaitannya dengan kelebihan dan kekurangan perusahaan yang
sifatnya masih dapat dikendalikan oleh perusahaan tersebut. Faktor-faktor
internal yang dimiliki oleh industri tahu takwa “POPULER” diantaranya adalah
sebagai berikut:
a. Kemudahan mendapatkan Produk
Industri tahu takwa “POPULER” adalah industri yang mengolah kedelai
menjadi tahu sehingga dapat dikonsumsi oleh masyarakat sebagai makanan
sehari-hari atau sebagai buah tangan bagi masyarakat Kota Kediri atau
masyarakat luar Kota Kediri. Kualitas produk tahu sangat diperhatikan dan
ditangani dengan proses yang baik. Pemilik industri tahu takwa “POPULER”
sangat memperhatikan beberapa hal diantaranya bahan baku yang dipilih adalah
bahan baku yang berkualitas baik, pemilik lebih memilih kedelai impor dari pada
kedelai lokal, hal ini disebabkan karena kedelai impor memiliki kualitas yang lebih
baik dari segi ukuran dan rasa. Sedangkan kedelai lokal memiliki ukuran kedelai
yang lebih kecil dari pada kedelai impor. Produk yang memiliki kualitas baik akan
meningkatkan kepuasan konsumen, mampu bersaing dengan pesaingnya,
produk mudah terjual, meningkatkan pasar, dan dapat meningkatkan volume
penjualan (J.M dalam Wibowo, 2009).
Tahu takwa yang diproduksi oleh “POPULER” memiliki keunggulan
bahwa produk tahu mudah didapatkan oleh konsumen. Konsumen yang
menginginkan tahu takwa dapat dengan mudah langsung datang ke lokasi
penjualan industri tahu takwa “POPULER” yang ada di desa Tinalan gang IV
Kota Kediri. Tahu takwa mudah didapatkan konsumen dalam waktu 24 jam
dikarenakan industri ini tidak memiliki shift kerja bagi para pekerjanya, oleh
karena itu tahu takwa akan tetap ada dan dapat dibeli sewaktu-waktu oleh
konsumen Kota Kediri maupun luar Kota Kediri.

32
33

b. Harga Produk Bersaing


Tarida (2012) berpendapat bahwa menetapkan harga produk yang akan
dipasarkan adalah salah satu strategi utama dalam sebuah perusahaan, hal ini
dikarenakan strategi tersebut dapat mempengaruhi kemampuan bersaing
sebuah perusahaan dalam mempengaruhi konsumennya. Industri tahu takwa
“POPULER” menetapkan harga tahu takwa sebesar Rp. 1.400/biji apabila tahu
dijual di tepat produksi dan harga Rp.1000/biji apabila tahu dijual kembali kepada
pedagang yang ada di pasar. Bagi konsumen yang membeli tahu takwa
“POPULER” ditempat produksi dan menginginkan wadah berupa besek akan
dikenai biaya tambahan sebesar Rp.1000. Jadi bagi konsumen yang membeli
tahu takwa “POPULER” di tempat produksi akan mendapatkan 10 biji tahu takwa
dengan harga Rp.15.000 per besek. Harga yang terjangkau dan murah dengan
kualitas yang baik menjadi salah satu keunggulan dari tahu takwa “POPULER”
ini. Bagi para konsumen yang datang dan membeli tahu takwa “POPULER”
ditempat produksi dalam jumlah yang banyak tidak akan mendapatkan potongan
harga dari pemilik namun pemilik akan memberikan bonus berupa tambahan
produk tahu takwa. Hal yang pemilik lakukan tersebut sependapat dengan
Rasyaf dalam Sinollah (2011) yaitu harga murah merupakan harga yang
psikologis maksudnya adalah menetapkan harga jual yang lebih murah akan
membuat konsumen membeli barang tersebut secara kontinuitas.
c. Kepemilikan izin usaha
Industri tahu takwa “POPULER” dalam menjalankan usahanya pernah
mengikuti penyuluhan keamanan pangan yang diadakan oleh Pemerintah Kota
Kediri. oleh karena itu, industri tahu takwa “POPULER” telah mendapatkan izin
usaha dari pemerintah yaitu berupa Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah
Tangga (SPP-IRT) dengan nomor 915357102025. Adanya izin usaha yang jelas
dan juga adanya merk akan dapat membuat konsumen yakin terhadap produk
tersebut karena produk sudah terdaftar secara legal (Yohanna et al,2016).
d. Tidak Menggunakan Bahan Pengawet
Produk tahu takwa yang dihasilkan oleh industri “POPULER” tidak
menggunakan bahan pengawet dalam proses pembuatannya, sehingga produk
ini aman untuk dikonsumsi oleh semua kalangan. Produk tahu takwa ini mampu
bertahan 3 hari jika disimpan diruangan biasa, dan mampu bertahan selama 5
hari apabila disimpan di kulkas. Tahu takwa yang diproduksi oleh “POPULER”
34

hanya menggunakan bahan baku kedelai, garam, pandan, dan juga pewarna
makanan dalam proses produksinya. Sahroni (2017) menyatakan konsumen
akan lebih memilih untuk mengkonsumsi dodol pulut tanpa menggunakan bahan
pengawet hal tersebut akan memberikan potensi pasar dapat diperluas.
e. Lokasi Usaha
Lokasi usaha industri tahu takwa “POPULER” berada di Tinalan Gg IV
RT/RW 02/02 Kelurahan Tinalan, Kecamatan Pesantren Kota Kediri. Industri ini
merupakan industri tahu yang letaknya strategis yaitu berada di tengah kota dan
dekat dengan jalan raya serta lokasinya mudah dijangkau oleh transportasi
umum. Selain itu industri ini juga dekat dengan pengambilan bahan baku yang
berada di daerah Gurah Kabupaten Kediri. Dekatnya lokasi usaha tahu takwa
dengan bahan baku, jalan raya dan pasar sangat menguntungkan para
konsumen karena konsumen akan dengan mudah mendapatkan produk tahu
tersebut. Menurut penelitian dari Keller dalam Setyawan et al (2018) mengatakan
bahwa lokasi yang strategis adalah lokasi yang memiliki akses mudah dijangkau
oleh sarana transportasi umum, visibilitas, dan lokasi industri dapat dengan
mudah dilihat secara jelas dari tepi jalan.
f. Keuangan belum dicatat dengan baik
Faktor yang terpenting dalam kegiatan bisnis adalah adanya pembukuan
keuangan. Pembukuan yang dilakukan oleh suatu industri atau perusahaan
dapat membantu industri tersebut mengetahui biaya-biaya yang dikeluarkan atau
kas yang masuk pada usaha tersebut. Pembukuan dilakukan dengan tujuan agar
perusahaan dapat membedakan antara keuangan pribadi dan keuangan yang
harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk usahanya.
Pengelolaan keuangan yang dilakukan oleh industri tahu takwa
“POPULER” dapat dikategorikan belum baik. Dalam proses produksi tahu pemilik
tidak mencatat pengeluaran ataupun pemasukan dari hasil penjualan tahu takwa
tersebut. Industri tahu takwa “POPULER” tidak mencatat dan memiliki catatan
perusahaan seperti pencatatan gaji tenaga kerja, pembelian bahan baku, dan
hasil penjualan tahu setiap harinya. Dalam sistem penggajian pemilik hanya
menghitung secara manual berapa gaji masing-masing tenaga kerjanya tanpa
ada pencatatan secara rinci. Hal demikian sudah terjadi dari awal industri ini
berdiri.
35

g. Produk mudah ditiru


Perusahaan yang menciptakan suatu produk seharusnya dapat memiliki
ciri khas dan keunikan sendiri sehingga produk tersebut dapat dengan mudah
diingat oleh konsumennya dan tidak mudah ditiru oleh pesaingnya. Produk yang
tidak memiliki ciri khas akan mudah tergeser oleh pasar karena produk akan
dengan mudah ditiru dan diikuti oleh industri lainnya yang memproduksi barang
sejenis. Industri tahu takwa “POPULER” memiliki produk tahu dengan ukuran
dan bentuk yang rata-rata sama dengan industri lain hal ini membuat
“POPULER” sangat dengan mudah ditiru oleh pesaingnya dari segi ukuran dan
bentuknya. Selain dari ukuran dan bentuk hal lain yang sangat mudah ditiru oleh
pesaingnya adalah dalam bentuk kemasan. Kemasan yang digunakan adalah
dengan menggunakan plastik yang terdapat nama industri, dan P-IRT.
h. Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia yang ada di industri tahu takwa
“POPULER” meliputi perekrutan karyawan, pelatihan pembuatan tahu, kinerja
karyawan dan aturan-aturan yang harus dipatuhi oleh karyawan. Perekrutan
tenaga kerja yang dilakukan oleh “POPULER” dapat dikatakan sederhana
karena, perekrutan dilakukan dengan sistem kekeluargaan dan dalam perekrutan
yang dilakukan pemilik tahu tidak memberikan spesifikasi tenaga kerja yang
dibutuhkan secara khusus, pemilik cukup mencari tenaga kerja yang mau
bekerja, rajin dan giat saja. Sebagian besar tenaga kerja yang bekerja di
“POPULER” adalah anggota keluarga sendiri seperti anak, menantu, dan
keponakan dan sisanya adalah warga sekitar industri. Selain itu rata-rata
pendidikan yang mereka tempuh adalah hanya sebatas SD (Sekolah Dasar) dan
SMP (Sekolah Menengah Pertama). Kurangnya pengetahuan SDM tersebut
dapat menyebabkan proses manajemen kurang efektif dan efisien. Keterbatasan
SDM ini dapat dilihat dalam lemahnya tenaga kerja dalam mengoprasikan
teknologi dan informasi, tidak terdapat pencatatan keuangan usaha secara baik
dan rinci, serta proses pemasaran yang belum memanfaatkan media sosial atau
masih secara manual yakni dari mulut ke mulut. Dinas Perindustrian dan
Perdagangan dalam Prianto (2011) menyatakan bahwa kemampuan sumber
daya manusia yang terbatas dam hal menguasai manajemen dan teknologi akan
berdampak pada rendahnya efisien dan daya saing dari produk agroindustri.
36

Manajemen industri tahu takwa “POPULER” belum dikatakan baik juga


karena industri ini belum memiliki visi dan misi perusahaan yang jelas, serta
industri ini juga tidak memiliki struktur organisasi yang jelas. Industri tahu takwa
“POPULER” dalam hal ketenaga kerjaan juga tidak memiliki tugas yang
terstruktur. Contohnya tenaga kerja bagian merebus kedelai bisa merangkap
menjadi memasak tahu, selain itu tenaga kerja bagian pemasaran bisa
merangkap menjadi tenaga kerja yang mengemas tahu kedalam plastik. Selain
itu tenaga kerja yang bekerja di “POPULER” khususnya yang bagian produksi
tidak memiliki shift kerja yang diatur oleh pemilik tahu takwa.
Kegiatan promosi yang dilakukan oleh industri tahu takwa “POPULER”
masih kurang optimal. Kegiatan promosi masih dilakukan melalui mulut ke mulut
berdasarkan informasi dari orang lain. Kegiatan promosi seperti ini sangat tidak
efektif dikarenakan akan banyak masyarakat yang belum atau tidak mengetahui
produk tahu takwa “POPULER” tersebut. Budasih et al (2014) mengatakan
bahwa kegiatan promosi yang dilakukan dari mulut ke mulut akan sangat kurang
efektif dikarenakan jangkauannya terbatas dan informasi terkait dengan produk
tidak dapat menyebar secara luas. Pemilik tahu takwa “POPULER” belum
mempromosikan produknya melalui media sosial dikarenakan rendahnya SDM
yang dimiliki. Selain itu, pemilik juga tidak pernah mengikuti kegiatan pameran
yang diadakan oleh Pemerintah setempat karena terkendala waktu.

5.1.2 Analisis Faktor Lingkungan Eksternal


Industri tahu takwa “POPULER” memiliki faktor-faktor eksternal yang terdiri
dari peluang dan ancaman yang berasal dari luar perusahaan. Faktor-faktor
eksternal perusahaan ini akan dapat mempengaruhi industri secara langsung
maupun tidak langsung dan faktor tersebut juga dapat menguntungkan atau
melemahkan suatu perusahaan. Berikut merupakan faktor eksternal yang ada di
industri tahu takwa “POPULER” Tinalan Kota Kediri:
a. Perkembangan dunia internet
Pemilik industri tahu takwa “POPULER” dalam menjalankan usahanya
selama ini belum dapat memanfaatkan teknologi dan perkembangan internet
dengan baik. hal tersebut dikarenakan rendahnya SDM yang ada. Dengan
adanya perkembangan internet, media sosial pemilik dapat dengan mudah
mempromosikan produknya ke semua elemen masyarakat. Dengan
37

memanfaatkan dunia internet pemilik industri tahu takwa “POPULER” dapat


menawarkan dan memperkenalkan produknya ke konsumen disegala penjuru
tanpa adanya batasan. Dengan begitu konsumen akan dapat lebih mudah
mengetahui tahu takwa “POPULER” dibandingkan dengan tahu takwa merk lain.
Selain dapat mempromosikan produk tahu, dengan memanfaatkan dunia internet
pemilik dapat mencari dan menemukan ide-ide atau informasi yang dapat
diterapkan guna meningkatkan kualitas produknya. Khoiriyah et al (2012)
berpendapat bahwa dengan adanya perkembangan teknologi informasi dapat
dijadikan sebagai media guna memasarkan produk dan dapat bermanfaat bagi
kelancaran usahanya. Selain itu menurut Ahyuna et al (2013) dengan adanya
internet dan dengan memanfaatkannya maka akan dapat memberikan ide dan
inspirasi bagi mereka mengenai desain produk.
b. Dukungan Pemerintah
Dukungan pemerintah Kota Kediri pada industri tahu takwa yang ada di
Kota Kediri dijadikan peluang bagi para pengusaha khususnya industri tahu
takwa “POPULER”. Instansi pemerintah yang memberikan dukungan bagi
industri-industri yang ada di Kota Kediri adalah diantaranya Disperindag (Dinas
Perindustrian dan Perdagangan) dan dinas Koperasi, UMKM Kota Kediri. Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kota Kediri memberikan dukungan berupa
adanya pelatihan-pelatihan dalam kegiatan produksi hingga pemasaran produk.
Pemilik industri tahu takwa “POPULER” pernah mengikuti pelatihan-pelatihan
yang di selenggarakan oleh Disperindag tersebut, namun pemilik juga tidak
terlalu aktif dalam kegiatan tersebut. Selain itu Dinas Koperasi, UMKM Kota
Kediri juga memberikan informasi terkait dengan penyelenggaraan bazar dan
pameran yang ada di Kota Kediri maupun luar Kota Kediri hal ini ditujukan
dengan maksud agar dapat membantu pemilik industri dalam memperkenalkan
produknya. Namun, industri tahu takwa “POPULER” tidak pernah mengikuti
kegiatan tersebut dikarenakan terkendala dengan waktu. Hal tersebut dapat
sejalan dengan pernyataan dari Anggraini et al (2017) bahwa dukungan dari
pemerintah terhadap kegiatan agroindustri sari “apel Lestari” berupa pemberian
bantuan bimbingan.
c. Bekerjasama dengan Mitra
Industri tahu takwa “POPULER” Kota Kediri sudah berdiri ± 23 tahun yang
lalu. Dalam menjalankan usahanya pemilik tentu memiliki mitra kerja yang setia.
38

Saat ini “POPULER” memiliki mitra mencapai 30 pedagang. Pedagang tersebut


tersebar di beberapa pasar yang ada di Kota Kediri maupun luar Kota Kediri
diantaranya yaitu pasar Tulungagung, Pasar Gurah, pasar Wates, Pasar
Nganjuk, Pasar Kertosono, pasar Santren, dan pasar Keden Kediri. Setiap pasar
tersebut terdapat 3-4 pedagang yang sudah menjadi mitra kerja industri tahu
takwa “POPULER”. Setiap hari “POPULER” memasok maksimal 75 pcs tahu
atau ±300-375 biji tahu dan minimal hanya 30 pcs kepada para pedagang yang
ada di pasar tersebut. Kerjasama ini tidak terdapat perjanjian secara tertulis
antara pemilik industri tahu takwa “POPULER” dengan pedagang, kerjasama
yang dilakukan hanya didasarkan atas rasa kepercayaan antara pemilik tahu dan
pedagang/resellernya. Sistem pembayaran yang dilakukan antara reseller
dengan pemilik dilakukan ketika tenaga kerja bagian pemasaran mengantarkan
tahu takwa kepasar. Tenaga kerja mendapatkan uang dari reseller berdasarkan
dari jumlah tahu takwa yang telah habis terjual oleh reseller. Perjanjian yang lain
adalah tahu takwa yang sisa dari reseller akan kembali dibawa pulang oleh
tenaga kerja bagian pemasaran untuk diolah kembali.
d. Loyalitas Pelanggan
Pelanggan yang loyal adalah pelanggan atau konsumen yang setia
kepada suatu produk atau jasa. Loyalitas pelanggan adalah salah satu faktor
terpenting dari perkembangan suatu usaha karena setiap produk atau jasa yang
ditawarkan oleh suatu perusahaan atau industri tentu membutuhkan pelanggan
yang loyal guna kelangsungan usaha yang dijalankan. Usaha industri tahu takwa
dalam melayani konsumennya selalu mengutamakan kepuasan pelanggan
dengan cara tetap memperhatikan kualitas produk, harga tetap, dan memberikan
pelayanan yang memuaskan bagi setiap konsumennya. Hal ini sejalan dengan
pernyataan Amrullah (2016) bahwa untuk meningkatkan dan menjaga mutu
suatu produk yang dihasilkan dapat dilakukan dengan cara emningkatkan
loyalitas pelanggan dan dengan meningkatkan kerjasama antar kemitraan agar
saling menguntungkan.
e. Wisata Kampung Tahu
Pemerintah Kota Kediri bekerjasama dengan dinas-dinas terkait dan
bekerjasama dengan UNISKA (Universitas Kadiri) dan Universitas Negeri Malang
memiliki project untuk membangun kampung tahu di Kelurahan Tinalan
Kecamatan Pesantren Kota Kediri. Rencana ini mulai akan direalisasikan di
39

tahun 2019 ini. Pemerintah Kota Kediri telah melakukan beberapa koordinasi
dengan pihak-pihak yang terkait dengan para pelaku industri tahu yang ada di
Gg. IV Kelurahan Tinalan Kecamatan Pesantren Kota Kediri untuk memperbaiki
industri tahu yang dikelolanya. Rencana Pemerintah Kota Kediri akan
menjadikan Gg IV Kelurahan Tianalan ini sebagai kawasan kampung edukasi
bagi para pengunjungnya. Jadi, kampung tahu ini diharapkan tidak hanya
menjual tahu takwa, dan olahan tahu lainnya kepada konsumen namu,
diharapkan setiap pelaku industri juga mampu untuk membangun relasi atau
memberikan pembelajaran bagi para konsumen bagaimana cara pengolahan
tahu dan lain sebagainya. Pemerintah Kota Kediri berharap dengan dibangunnya
kampung tahu ini dapat memberikan keuntungan dan menopang perekonomian
bagi para pelaku usaha industri tahu yang ada di Tinalan Kota Kediri.
f. Adanya Pesaing
Asrina dan Martina (2017) menyatakan bahwa pesaing adalah suatu
industri atau perusahaan yang memproduksi barang/jasa yang mirip dan sejenis
dengan produk yang dijual oleh industri lain dan dijual kepada konsumen.
Banyaknya pesaing produk tahu yang sejenis dilingkungan industri menjadi
ancaman bagi industri tahu takwa “POPULER”. Namun, saat ini ancaman
dengan adanya banyak pesaing industri tahu takwa di kelurahan Tinalan Kota
Kediri yang jumlah nya sebanyak 15 unit masih bisa diatasi oleh pemilik tahu
takwa “POPULER” dengan cara menetapkan harga yang murah dengan kualitas
produk tahu yang baik, sehingga meskipun pesaing tahu sejenis banyak terdapat
dilingkungan tersebut “POPULER” tetap mampu eksis dan bersaing dengan
indsutri tahu lainnya.
g. Harga Bahan Baku
Bahan baku utama yang digunakan pemilik industri tahu takwa
“POPULER” dalam memproduksi tahu adalah kedelai. Kedelai merupakan
komoditas pertanian yang harganya dapat berubah-ubah. Harga bahan baku
dapat mempengaruhi biaya produksi. Hal tersebut dapat menyebabkan harga
jual produk meningkat. Kondisi yang demikian dapat menyebabkan ancaman
bagi pemilik. Namun guna mengatasi harga bahan baku kedelai pemilik dalam
memproduksi tahu tetap menggunakan kedelai yang terbaik, hanya saja ketika
bahan baku naik pemilik akan sedikit mengurangi kedelai yang digunakan.
Pemilik memilih sedikit mengurangi kedelai dalam proses pembuatan tahu
40

dikarenakan jika pemilik menaikkan harga tahu yang akan terjadi konsumen akan
merasa keberatan. Hal tersebut termasuk dalam solusi yang dilakukan oleh
pemilik “POPULER” dalam memecahkan masalah harga bahan baku yang naik.
Menurut Anggraini et al (2017) mengatakan bahwa kenaikan harga bahan baku
akan dapat mempengaruhi kemajuan suatu usaha dan dapat menyebabkan
berkurangnya pendapatan dari seorang produsen.
h. Variasi Produk
Perubahan selera konsumen dapat menjadi ancaman bagi industri tahu
takwa “POPULER”. Adanya berbagai macam variasi produk olahan makanan
ringan dari tahu yang beragam seperti stick tahu, keripik tahu dan lain
sebagainya akan membuat konsumen lebih banyak dalam memilih alternatif
jajanan atau buah tangan. Sehingga dengan adanya variasi produk tahu yang
beragam dapat menjadi ancaman bagi industri tahu takwa “POPULER”
kedepannya. Guna mengatasi hal tersebut, pemilik tahu takwa “POPULER” mulai
membuat variasi produk yaitu stick tahu yang diproduksi sendiri dan dijual
kepada konsumennya. Pendapat dari Anggraini et al (2017) menyatakan
keberagaman produk konsumsi yang ada di pasar akan membuat konsumen
semakin cermat dan selektif dalam membeli suatu produk yang ditawarkan.
i. Adanya Isu Tahu Berformalin
Tahu merupakan olahan kedelai yang banyak diminati oleh konsumen,
selain harganya yang relatif murah, tahu juga memiliki kandungan protein yang
cukup tinggi. Tahu memiliki sifat produk yang tidak tahan lama, tahu hanya
mampu bertahan 3-5 hari saja. Guna mesiasati hal tersebut banyak produsen
yang melakukan kecurangan dengan menggunakan formalin dalam campuran
proses pembuatan tahu. Hal ini tentu saja membuat konsumen merasa khawatir
jika akan membeli tahu dan ragu untuk mengkonsumsinya. Adanya isu tahu
berformalin merupakan ancaman bagi industri tahu takwa “POPULER”, hal ini
dikarenakan isu tersebut dapat mempengaruhi konsumen untuk tidak membeli
tahu takwa dan mengkonsumsinya. Namun, “POPULER” sudah memiliki ijin edar
produk atau P-IRT yang sudah dicantumkan pada kemasan produk yang berarti
menandakan bahwa tahu takwa “POPULER” tidak mengandung bahan yang
berbahaya yang dapat mengancam kesehatan konsumennya.
41

5.2 Strategi Pengembangan Usaha


Strategi pengembangan industri tahu takwa “POPULER” Tinalan Kota
Kediri dengan menggunakan analisis SWOT, berikut tahapan analisis SWOT:
a. Matriks IFAS (Internal Strategic Factors Summary) dan Matriks EFAS
(Eksternal Strategic Factors Summary)
Matriks IFAS merupakan hasil dari identifikasi faktor-faktor internal yakni
kekuatan dan kelemahan yang mempengaruhi industri tahu takwa “POPULER”
yang kemudian dilakukan analisis diberi bobot dan rating sehingga memperoleh
hasil pada tabel 5.1. Selanjutnya matriks EFAS, matriks ini merupakan hasil dari
diidentifikasinya faktor eksternal yakni peluang dan ancaman yang dapat
mempengaruhi industri tahu takwa “POPULER”, kemudian masing-masing faktor
eksternal tersebut diberikan penilaian berupa bobot dan rating sehingga akan
diperoleh hasil pada tabel 5.2.

Tabel 5.1
Matriks Internal Strategic Factors Summary (IFAS)
Faktor Internal
No Bobot Rating Skor
Kekuatan (S)
1 Produk bisa di dapatkan 24 jam 0,18 3,4 0,61
2 Harga jual produk bersaing 0,14 3 0,42
3 Memiliki izin usaha 0,13 2,8 0,36
4 Tidak menggunakan bahan pengawet 0,12 2,8 0,33
Lokasi Industri dekat dengan bahan baku, jalan
5 0,1 2,2 0,22
raya dan berada ditengah kota
JUMLAH 0,67 14,2 1,94
Kelemahan (W)
1 Keuangan belum dicatat dengan baik 0,05 2,2 0,11
2 Tidak ada shift kerja 0,05 2,2 0,11
3 Produk mudah ditiru 0,08 2,2 0,17
Manajemen usaha yang belum tertata dengan
4 0,07 2,4 0,16
baik
Pemilik belum dapat memaksimalkan media
5 0,08 2,6 0,20
promosi
JUMLAH 0,33 11,6 0,75
TOTAL 1
X Selisih S-W   1,19
Sumber: Data Primer Diolah, 2019
Matriks IFAS (Matriks Internal Strategic Factors Summary) diatas
menunjukkan bahwa kekuatan terbesar yang dimiliki oleh industri tahu takwa
“POPULER” Kelurahan Tinalan Kota Kediri terletak pada poin pertama yaitu
42

produk tahu takwa “POPULER” dapat dengan mudah didapatkan konsumen


dalam waktu 24 jam dengan jumlah skor 0,61. Produk tahu takwa yang
diproduksi oleh industri “POPULER” mudah didapatkan oleh konsumennya
dikarenakan pemilik akan melayani konsumen dalam waktu 24 jam, hal ini
dilakukan pemilik sebagai bentuk pelayanan kepada konsumennya. Sehingga
konsumen yang akan membeli tahu pada pukul berapapun akan dilayani oleh
pemilik. Sedangkan kelemahan terbesar yang dimiliki oleh industri tahu takwa
“POPULER” terletak pada poin 5 yaitu pemilik industri tahu takwa “POPULER”
belum dapat memaksimalkan media promosi dengan baik dan skor yang
diperoleh yaitu 0,20. Selama mendirikan usaha pemilik tahu takwa “POPULER”
belum mampu memanfaatkan media sosial sebagai media yang digunakan untuk
promosi. Promosi yang dilakukan oleh pemilik hanya dengan menggunakan
promosi dari mulut ke mulut. Hasil perhitungan yang diperoleh dari hasil matriks
IFAS (Matriks Internal Strategic Factors Summary) diketahui bahwa jumlah skor
kekuatan (S) sebesar 1,94 sedangkan untuk jumlah skor kelemahan (W) sebesar
0,75. Jumlah skor dari faktor kekuatan dan kelemahan diketahui memiliki jumlah
kurang dari 2,5 hal tersebut menandakan bahwa posisi dari industri tahu takwa
“POPULER” adalah lemah. Selain itu pada tabel 5.1 diatas dapat diketahui
bahwa nilai X sebesar 1,18.

Tabel 5.2
Matriks Eksternal Strategic Factors Summary (EFAS)
Faktor Eksternal
No Bobot Rating Skor
Peluang (O)
1 Perkembangan dunia internet 0,15 3 0,45
2 Adanya dukungan Pemerintah setempat 0,11 2,4 0,26
3 Bekerjasama dengan beberapa mitra 0,14 3 0,42
4 Loyalitas pelanggan 0,15 3,2 0,48
5 Menjadi kampung wisata tahu 0,09 2,4 0,21
JUMLAH 0,64 14 1,82
Ancaman (T)
Banyaknya pesaing produk yang sejenis
1 0,12 2,8 0,33
dilingkungan industri
2 Harga bahan baku 0,08 2,6 0,20
3 Perubahan selera konsumen 0,07 2,2 0,15
4 Adanya isu tahu Kediri berformalin 0,09 2,8 0,25
JUMLAH 0,36 10,4 0,93
TOTAL 1
X Selisih O-T   0,89
Sumber: Data Primer Diolah, 2019
Matriks Eksternal Strategic Factors Summary (EFAS) diatas menunjukkan
bahwa peluang terbesar yang dimiliki oleh industri tahu takwa “POPULER”
43

terdapat pada poin 4 yaitu pelanggan yang loyal dengan jumlah skor 0,48.
Industri tahu takwa “POPULER” memiliki pelanggan yang loyal, pelanggan
tersebut adalah pelanggan yang setia terhadap produk tahu takwa milik
“POPULER”. Banyaknya pelanggan yang loyal dan setia dikarenakan harga tahu
tang dijual oleh “POPULER” memiliki selisih harga yang cukup murah
dibandingkan dengan harga tahu takwa yang lain. Bagi konsumen yang membeli
tahu takwa dalam jumlah yang banyak tidak akan mendapatkan potongan harga
dari pemilik melainkan pemilik akan memberikan bonus tahu kepada konsumen.
Sedangkan ancaman terbesar yang akan dihadapi oleh pemilik industri tahu
takwa “POPULER” terdapat pada poin 1 yaitu banyaknya pesaing produk yang
sejenis yang ada di lingkungan industri dengan jumlah skor 0,33. Ancaman ini
merupakan ancaman yang kuat bagi pemilik dikarenakan di lingkungan tersebut
terdapat beberapa industri yang memiliki usaha tahu takwa sama seperti industri
tahu takwa “POPULER”. Hasil perhitungan dengan Matriks Eksternal Strategic
Factors Summary (EFAS) pada industri tahu takwa “POPULER” diperolah jumlah
skor peluang (O) sebesar 1,82 dan jumlah skor ancaman sebesar (T) sebesar
0,93. Selain itu pada tabel 5.2 menunjukkan bahwa nilai Y sebesar 0,89.

5.2.1 Analisis Matriks SWOT


Setelah melakukan tahan menganalisis matriks IFAS dan matriks EFAS
langkah selanjutnya yang dilakukan yaitu melakukan analisis dengan
menggunakan metode matriks SWOT. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan
mengetahui posisi industri usaha produk tahu takwa “POPULER” di Kelurahan
Tinalan Kota Kediri terhadap kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman yang
dimiliki industri tersebut. Selanjutnya, berdasarkan hasil tersebut maka dapat
dilakukan berbagai kemungkinan alternatif strategi seperti SO, ST, WO, dan WT.
Berdasarkan perhitungan matriks IFAS dan EFAS diatas dapat
digambarkan diagram analisis SWOT yang berguna untuk melihat posisi industri
tahu takwa “POPULER” dengan cara memasukkan nilai X dan nilai Y kedalam
diagram analisis SWOT. Diagram analisis SWOT industri tahu takwa “POPULER”
yang terdapat pada gambar 5.1 menunjukkan bahwa posisi “POPULER” berada
pada kuadran I. Berikut ini diagram analisis SWOT:
44

PELUANG
I. Mendukung strategi agresif
III. Mendukung strategi turnaround

0,88

KELEMAHAN KEKUATAN
1,18

IV. Mendukung strategi detensif II. Mendukung strategi diversifikasi

ANCAMAN

Sumber: Data Primer diolah, 2019


Gambar 5.1
Diagram Analisis SWOT
Berdasarkan diagram analisis SWOT diatas menunjukkan bahwa posisi
(x,y) berada pada kuadran I, yang artinya bahwa pelaku usaha berada pada
posisi yang sangat menguntungkan. Industri tahu takwa “POPULER” memiliki
peluang dan kekuatan yang dapat dimanfaatkan. Sehingga strategi yang harus
diterapkan oleh industri tahu takwa “POPULER” adalah dengan mendukung
kebijakan pertumbuhan strategi yang agresif (Intensive Growth Strategy) yang
terdiri atas strategi pengembangan pasar, penetrasi pasar dan pengembangan
produk (Umar, 2002). Industri tahu takwa “POPULER” harus mampu dan dapat
menentukan strategi dengan cara mengkombinasikan antara kekuatan yang
dimiliki dengan peluang yang ada dengan sebaik-baiknya. Hal ini dikarenakan
hasil dari matrik IFAS yang menunjukkan nilai kekuatan lebih besar dari
kelemahan yaitu 1,95 > 0,77. Sedangkan hasil dari matriks EFAS menunjukkan
bahwa nilai peluang lebih besar dari nilai ancaman yaitu 1,83 > 0,95. Hasil
tersebut sejalan dengan penelitian Rismawan et al (2017) yang menyatakan
bahwa kekuatan dan peluang memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan
45

dengan kelemahan dan ancaman. Langkah selanjutnya setelah menganalisis


matriks IFAS dan matriks EFAS adalah menyusun strategi dari masing-masing
faktor internal dan faktor eksternal. Strategi yang akan dihasilkan meliputi strategi
kekuatan-peluang (S-O), strategi kelemahan-peluang (W-O), strategi kelemahan-
ancaman( W-T), dan strategi kekuatan-ancaman (S-T). Strategi SO, WO, ST
dan WT adalah sebagai berikut:

Tabel 5.3
Matriks SWOT
IFAS
Strengthts (S) Weaknesses (W)
EFAS
1. Produk bisa didapatkan 24 jam 1. Keuangan belum dicatat
dengan baik
2. Harga jual produk bersaing 2. Tidak ada shift kerja
3. Memiliki izin usaha 3. Produk mudah ditiru
4. Tidak menggunakan bahan 4. Manajemen usaha yang
pengawet belum tertata dengan baik
5. Lokasi industri dekat dengan 5. Pemilik belum dapat
bahan baku, jalan raya dan memaksimalkan media
berada ditengah kota promosi
Opportunity (O) SO WO
1. Perkembangan
dunia internet
2. Adanya dukungan Melakukan kegiatan promosi Memperbaiki manajemen
pemerintah secara online dan offline untuk industri dan kemampuan SDM
setempat memperluas jangkauan pasar di (W1, W2, W4, W5, O1, O2, O4)
Kota Kediri maupun diluar Kota
Kediri.
(S1, S2, S3, S4, S5, O1, O5)
3. Bekerjasama
dengan beberapa
mitra
4. Loyalitas
pelanggan
5. Menjadi kampung
wisata tahu
Threast (T) ST WT
1. Banyaknya pesaing Melakukan inovasi dan variasi Merumuskan visi misi
produk yang produk perusahaan dan membuat
sejenis di (S1, S3, S4, S5, T1, T4, ) struktur organisasi yang tepat
lingkungan industri (W1, W2, W4, T1)
2. Harga bahan baku
3. Perubahan selera
konsumen
4. Adanya isu tahu
Kediri berformalin
Sumber: Data Primer Diolah, 2019
Masing-masing faktor internal dan eksternal dari indutri tahu takwa “POPULER”
dapat dirumuskan beberapa strategi. Strategi tersebut diantaranya adalah SO,
WO, WT dan ST. Berikut penjelasan dari masing-masing strategi tersebut:
46

a. Strategi SO
1) Melakukan kegiatan promosi secara online dan offline untuk memperluas
jangkauan pasar di Kota Kediri maupun diluar Kota Kediri.
Kegiatan promosi yang dilakukan oleh industri tahu takwa “POPULER”
selama ini hanya dengan promosi dari mulut ke mulut. Pemilik belum melakukan
kegiatan promosi atau pemasaran secara online. Kegiatan promosi yang
demikian kurang optimal dilakukan karena banyak konsumen lain yang belum
mengetahui adanya produk tahu takwa “POPULER” tersebut. Peluang yang
harus dilakukan oleh pemilik adalah dengan memanfaatkan dunia internet.
Pemilik dapat memanfaatkan dunia internet sebagai media promosi kepada
masyarakat luas secara efektif dan efisien. Dunia internet yang dapat
dimanfaatkan pemilik yaitu media sosial diantaranya seperti instagram,
Facebook, maupun web. Selain bermanfaat untuk mempromosikan produk,
media promosi juga dapat dimanfaatkan pemilik untuk mencari, mendapatkan
ide-ide dan informasi baru guna meningkatkan kualitas produk. Haryanto (2013)
berpendapat bahwa strategi promosi merupakan salah satu cara yang digunakan
guna meningkatkan citra perusahaan. Industri tahu takwa “POPULER” berpotensi
memiliki pangsa pasar yang luas dengan dukungan promosi secara offline yaitu
dengan memasang banner-banner dan pamflet ditempat-tempat yang strategis.
Selain itu, mengikuti kegiatan-kegiatan pameran yang diadakan oleh pemerintah
merupakan salah satu cara yang dapat dimanfaatkan pemilik sehingga tahu
takwa yang diproduksi semakin dikenal oleh masyarakat dan dapat
meningkatkan penjualan dan memperluas pasar tahu takwa “POPULER”.
Keunggulan produk tahu takwa yang dimiliki oleh industri tahu takwa
“POPULER” diantaranya seperti harga jual yang murah dan terjangkau, produk
tahu bisa didapatkan 24 jam, kualitas produk baik, produk tahu tidak
menggunakan bahan pengawet, serta usaha yang dijalankan telah memiliki izin
usaha. Adanya keunggulan tersebut harus mampu dimaksimalkan oleh pemilik
industri dengan baik karena hal tersebut merupakan modal awal yang dapat
dimanfaatkan pemilik untuk meningkatkan penjualan. Penjualan tahu takwa
“POPULER” akan lebih meningkat dengan cara pemilik mampu memperluas
pasarnya. Pemilik dapat menjual tahu takwa yang diproduksi tersebut ke tempat
pusat oleh-oleh ataupun menambah reseller lagi. Dengan banyak mitra yang
digandeng pemilik hal tersebut tentu akan sangat menguntungkan bagi pemilik
47

karena penjualannya semakin meningkat. Hal tersebut dapat sejalan dengan


penelitian Satyajaya et al (2017) yang menyebutkan bahwa strategi SO yang
digunakan adalah dengan menjalin kerjasama bersama distributor dengan
memanfaatkan teknologi yang ada guna memperluas pasar dan menarik
pelanggan yang berpotensial.
b. Strategi WO
1) Memperbaiki Manajemen Industri Dan Kemampuan SDM
Industri tahu takwa “POPULER” belum memiliki manajamen yang baik.
Industri ini belum memiliki visi dan misi perusahaan yang bisa menjadi tolak ukur
keberhasilan usahanya. Dalam mendukung penguasaan visi dan misi guna
diharapkan meningkatkan kinerja SDM yang ada maka perlu dibentuk struktur
organisasi. Saat ini “POPULER” belum memiliki struktur organisasi yang jelas.
Pemilik harus membuat struktur organisasi industri tahu takwa “POPULER” guna
dapat menjelaskan tentang mekanisme kerja, serta mengetahui tugas dan
tanggung jawab masing-masing tenaga kerja. Sehingga dengan begitu
diharapkan tenaga kerja “POPULER” dapat bekerja sesuai dengan jobdisknya
dan menjadi lebih efektif. Manajemen keuangan yang ada di industri ini salah
satu contoh yang belum diterapkan dengan baik, karena pemilik industri tidak
melakukan pencatatan keuangan secara rinci mulai dari pencatatan pemasukan
dan juga pengeluaran disetiap harinya.
Manajemen sumber daya manusia industri tahu takwa “POPULER” selain
tidak memiliki visi dan misi serta tidak adanya struktur organisasi juga belum
memiliki pembagian kerja yang belum terstruktur. Pembagian kerja yang belum
terstruktur, serta tidak adanya shift kerja (jam kerja) dan pembagian kerja akan
mempengaruhi kinerja karyawan tersebut. Industri tahu takwa “POPULER” harus
memperbaiki kekurangan tersebut dengan segera melakukan rencana kerja
untuk kedepannya. Meningkatkan kualitas pelayanan bisa dilakukan melalui
kegiatan seperti melakukan pelatihan kepada karyawan dan dengan memberikan
reward and punishment pada karyawan (Fajri,2018). Kampung wisata tahu yang
direncanakan oleh Pemerintah Kota Kediri dapat dimanfaatkan oleh pemilik
usaha tahu takwa “POPULER” sebagai langkah untuk mendapatkan konsumen
baru. Untuk mewujudakan hal tersebut “POPULER” harus memperbaiki
manajemen sumberdaya manusia yang dimiliki terlebih dahulu.
48

c. Strategi ST
1) Melakukan inovasi dan variasi produk
Produk tahu takwa yang dihasilkan oleh “POPULER” memiliki kualitas
produk yang bagus, harganya terjangkau, tidak menggunakan bahan pengawet
dan bahan baku kedelai yang dekat dengan lokasi usaha dapat dimanfaatkan
untuk menghadapi pesaing dan juga selera konsumen. Guna memenuhi adanya
perubahan selera konsumen pemilik harus inovatif dalam menambah produk
yang dihasilkan. Industri tahu takwa “POPULER” harus mampu melihat keinginan
pasar akan permintaan tahu. Pemilik tahu takwa “POPULER” dapat melakukan
inovasi produk dengan membuat stick tahu, keripik tahu dan olahan tahu lainnya.
Dengan begitu pemilik akan mendapat keuntungan tambahan dari hasil
penjualan tahu. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Sahroni (2017) yang memilih strategi ST dengan mempertahankan produk tanpa
menggunakan bahan pengawet dan dengan menambahkan aneka rasa produk
dodol agar selera konsumen yang sering berubah-ubah dapat terpenuhi.
d. Strategi WT
1) Merumuskan visi misi perusahaan dan membuat struktur organisasi yang
tepat
Industri tahu takwa “POPULER” merupakan usaha yang telah memiliki ijin
usaha edar, hal ini merupakan kekuatan yang dimiliki industri tersebut. Namun,
dalam menjalankan usahanya “POPULER” belum memiliki visi dan misi serta
belum memiliki susunan organisasi yang dapat dijadikan pedoman dalam
mejalankan usahanya. Adanya susunan organisasi yang jelas dapat
memudahkan tenaga kerja mengetahui tugas-tugas yang harus dilakukan agar
kegiatan produksi tahu takwa lebih efektif. Banyaknya pesaing dilingkungan
industri “POPULER” merupakan ancaman yang sangat kuat bagi industri
tersebut, karena dengan tidak adanya tujuan perusahaan “POPULER” tidak
mampu mengetahui kedudukannya dibanding dengan pesaing yang lainnya.
5.3 Analisis Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM)
Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) merupakan alat analisis
yang dapat digunakan untuk mengevaluasi alternatif strategi secara obyektif
berdasarkan faktor-faktor internal dan ekzternal yang sebelumnya telah
diidentifikasi (Maulidah, 2012). QSPM secara konseptual berguna untuk
menetapkan kemenarikan relatif dari strategi-strategi yang telah dipilih untuk
49

menentukan mana yang paling baik yang dapat diimplementasikan (Umar, 2002).
Berdasarkan hasil dari analisis perhitungan matriks internal eksternal dan matriks
SWOT diperoleh beberapa alternatif strategi diantaranya yaitu pengembangan
pasar, penetrasi pasar, dan pengembangan produk. Berikut ini adalah hasil
analisis QSPM di industri tahu takwa “POPULER” Kota Kediri.
50

Tabel 5.4
Hasil analisis QSPM Industri Tahu Takwa “POPULER” Kota Kediri
ALTERNATIF STRATEGI
FAKTOR KUNCI Bobot Penetrasi Pengembangan Pengembangan
Pasar Pasar Produk
KEKUATAN AS TAS AS TAS AS TAS
Produk bisa di
A1 0,18 3,4 0,612 3,6 0,648 4 0,72
dapatkan 24 jam
Harga jual produk
A2 0,14 3,2 0,448 3,2 0,448 3,6 0,504
bersaing
A3 Memiliki izin usaha 0,13 3 0,39 3,2 0,416 3,8 0,494
Tidak
A4 menggunakan 0,12 3,6 0,432 3,8 0,456 4 0,48
bahan pengawet
Lokasi industri
dekat dengan
bahan baku,
A5 0,1 3,2 0,32 3,4 0,34 4 0,4
jalan raya dan
berada ditengah
kota
KELEMAHAN
Keuangan belum
B1 0,05 2,6 0,13 2,4 0,12 3 0,15
dicatat dengan baik
Tidak ada shift
B2 0,05 2,6 0,13 2,8 0,14 3 0,15
kerja
Produk mudah
B3 0,08 2,6 0,208 2,8 0,224 3,2 0,256
ditiru
Manajemen usaha
B4 yang belum tertata 0,07 2,6 0,182 2,6 0,182 3,4 0,238
dengan baik
Pemilik belum
dapat
B5 memaksimalkan 0,08 2,6 0,208 2,8 0,224 3 0,24
media
Promosi
PELUANG
Perkembangan
C1 0,15 3,6 0,54 3,6 0,54 4 0,6
dunia internet
Adanya dukungan
C2 pemerintah 0,11 2,8 0,308 2,6 0,286 3 0,33
setempat
Bekerjasama
C3 dengan beberapa 0,14 3,4 0,476 3,2 0,448 3,6 0,504
mitra
Loyalitas
C4 0,15 2,8 0,42 2,6 0,39 3,4 0,51
pelanggan
Menjadi kampung
C5 0,09 2,6 0,234 2,8 0,252 3,2 0,288
wisata tahu
ANCAMAN
Banyaknya pesaing
produk yang
D1 sejenis 0,12 3 0,36 3 0,36 3 0,36
dilingkungan
industri
D2 Harga bahan baku 0,08 2,2 0,176 2,6 0,208 3 0,24
Perubahan selera
D3 0,07 2,6 0,182 2,6 0,182 2,8 0,196
konsumen
Adanya isu tahu
D4 0,09 2,4 0,216 2,4 0,216 3,2 0,288
Kediri berformalin
JUMLAH 5,972 6,08 6,948
Sumber: Data Primer diolah, 2019
51

Berdasarkan tabel 5.4 nilai TAS (Total Attractive Score) pada masing-
masing alternatif memiliki jumlah nilai yang berbeda-beda. Prioritas strategi yang
paling utama berdasarkan hasil analisis adalah strategi pengembangan produk
dengan total nilai TAS 6,948. Prioritas strategi yang kedua adalah strategi
pengembangan pasar dengan total TAS sebesar 6,08. Sedangkan nilai TAS
sebesar 5,972 terdapat pada prioritas strategi ketiga yakni penetrasi pasar. Hal
tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Widitomo et al (ny) yang
menyatakan bahwa nilai total TAS yang diperoleh dari analisis QSPM
menunjukkan bahwa prioritas tertinggi terdapat pada strategi pengembangan
produk dengan nilai TAS sebesar 5,829.
Pengembangan suatu produk dalam suatu perusahaan sangat perlu
dilakukan dimana diantaranya adalah menjaga kualitas produk atau jasa yang
ditawarkan karena hal tersebut dapat mempengaruhi loyalitas pelanggan. Rahim,
2017 mengatakan bahwa suatu produk merupakan salah satu komponen
terpenting dalam bauran promosi, jadi alangkah lebih baik jika produk yang
ditawarkan harus terus dikembangkan karena pelanggan biasanya akan selalu
mempertimbangkan produk yang sudah dikenal masyarakat dalam proses
pembelian. Sehingga, para pelaku usaha harus mampu memberikan inovasi-
inovasi terbaru guna meningkatkan produk atau jasa yang ditawarkan.
Strategi pengembangan pasar adalah strategi yang berguna untuk
memperkenalkan produk atau jasa terbaru kedaerah daerah baru (Umar,2002).
Strategi pengembangan pasar merupakan strategi yang bertujuan untuk
membidik konsumen baru yang diharapkan dapat memperluas pangsa pasar
produk tersebut. Strategi pengembangan pasar dapat dilakukan dengan cara
bekerjasama dengan mitra kerja atau membangun relasi dengan perusahaan
lain.
Strategi penetrasi yang dilakukan leh perusahaan memiliki tujuan guna
dapat memperluas pangsa pasar. Apabila produk atau jasa yang ditawarkan
sudah mampu bersaing maka, hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan adalah
melakukan proses pemasaran dengan baik dan dengan semaksimal mungkin.
Pada dasarnya pemasaran adalah melakukan suatu kegiatan yang perlu
dilakukan oleh sebuah organisasi yang menyediakan barang atau jasa dengan
tujuan dapat mempertahankan kelangsungan hidup usahanya (Rahim, 2017).
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahsan tersebut maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Faktor internal yang dimiliki oleh industri tahu takwa “POPULER” yaitu
produk bisa didapatkan 24 jam, harga jual produk bersaing, memiliki izin
usaha, tidak menggunakan bahan pengawet, lokasi industri dekat dengan
bahan baku, jalan raya dan berada ditengah kota, keuangan belum dicatat
secara baik, tidak ada shift kerja, produk mudah ditiru, manajemen usaha
yang belum tertata dengan baik, dan pemilik belum dapat menghasilkan
media promosi. Faktor eksternal yang dimiliki oleh industri tahu takwa
“POPULER” adalah perkembangan dunia internet, adanya dukungan
pemerintah setempat, bekerjasama dengan beberapa mitra, pelanggan yang
loyal, menjadi kampung wisata tahu, banyaknya pesaing produk sejenis,
fluktuasi harga bahan baku, perubahan selera konsumen, dan adanya isu
tahu Kediri berformalin.
2. Posisi usaha industri tahu takwa “POPULER” Kelurahan Tinalan Kecamatan
Pesantren Kota Kediri menempati posisi kuadran I yang mendukung strategi
agresif yaitu strategi SO. Strategi SO tahu takwa “POPULER” yaitu
melakukan kegiatan promosi secara online dan offline untuk memperluas
jangkauan pasar di Kota Kediri maupun diluar Kota Kediri.

3. Hasil perhitungan analisis QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix)


diketahui bahwa prioritas strategi yang pertama adalah strategi
pengembangan produk dengan total nilai TAS 6,984. Prioritas strategi yang
kedua adalah strategi pengembangan pasar dengan total nilai TAS 6,08.
Sedangkan yang menduduki prioritas strategi yang ketiga yaitu stratetgi
penetrasi pasar dengan total nilai TAS sebesar 5,972.

6.2 Saran

Hasil dari penelitian ini menghasilkan beberapa saran yang dapat


dilakukan yaitu antara lain:

52
53

1. Sebaiknya pemilik industri tahu takwa “POPULER” membuat visi dan misi
perusahaaan dan membuat struktur organisasi usaha sehingga tenaga kerja
dapat mengetahui mekanisme kerja, serta tugas dan tanggung jawab yang
harus dilakukan.
2. Sebaiknya untuk mengembangkan produk pemilik dapat memanfaatkan
dunia internet untuk proses pemasaran dikarenakan dengan memanfaatkan
teknologi informasi tersebut pemilik dapat dengan mudah memperluas
pangsa pasar.
3. Pengembangan pasar yang dapat dilakukan oleh pemilik tahu takwa
“POPULER” yaitu dengan memiliki tempat pendistribusian yang baru dengan
menerapkan kebijakan harga yang berbeda guna manarik pelanggan yang
baru.
4. Penetrasi pasar yang sebaiknya dilakukan oleh pemilik tahu takwa
“POPULER” adalah dengan mempertahankan atau meningkatkan pasar
produk yang sudah ada dengan strategi harga yang kompetitif, iklan dan
peningkatan promosi penjualan.
DAFTAR PUSTAKA

Ahyuna., Hamzah M.D., Najib M.H.M. 2013. Pemanfaatan Internet Sebagai


Media Promosi Pemasaran Produk Lokal Oleh Kalangan Usaha di Kota
Makassar. Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 2 No. 1:30-40
Aliyah, R, Iwang, G, dan Ine, M. 2015. Strategi Pengembangan Usaha
Pengolahan Abon Ikan. Jurnal perikanan Kelautan. Vol.6 No.2: 78-84.
Amirullah dan Cantika, S.B. 2002. Managemen Strategik. Graha Ilmu:
Yogyakarta.
Amrullah, Hubeis, M., & Palupi, N.S. (2016). Strategi Pengembangan Bisnis
Restoran Makassar Berbahan Baku Hasil Ternak dalam Mendukung
Penyediaan Makanan Sehat (Studi Kasus di Restoran Marannu dan
Karebosi Kelapa Gading). Manajemen IKM, 11 (1)
Andriani, M.W., Mimit, P., Tiwi, N.U. 2015. Pengembangan Usaha Kerupuk Ikan
Payus (Elops Hawaiensis) pada UD. Sumber Rezeki Kelurahan Gunung
Anyar Tambak Kecamatan Gunung Anyar Kota Surabaya. Jurnal
ECSOFiM. Vol. 3 No. 1.
Anggraini, G.H., Nuhfil H., Wisynu A.G. 2017. Strategi Pengembangan
Agroindustri Sari Apel “Lestari” (Studi Kasus di Koperasi Lestari Makmur,
Desa Wonomulyo, kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang). Jurnal
Ekonomi Pertanian dan Agribisnis Vol. 1 No. 1:34-43
Arni, T.P., Arifuddin, L., Dance, T. 2013. Strategi Pengembangan Keripik
Singkong Balado Pada UKM “PUNDI MAS” di Kota Palu. 2013.
Agrotekbis. Vol. 1 No. 5: 457-463.
Asrina, Matina. 2017. Strategi Pemasaran Usaha Kerupuk Tempe di Desa Blang
Geulanggang Kecamatan Peusangan Kabupaten Bireuen (Studi Kasus:
Usaha Kerupuk Tempe Ibu Yusnita). Jurnal S Pertanian Vol.1 No. 1:48-62
Assauri, S. 2013. Strategic Management. PT. Rajagrafindo Persada: Jakarta.
Bachtiar, N, Harapap, N, dan Harsuko, R, 2013. Strategi Pengembangan
Pemasaran Ikan Sidat (Anguilla Bicotor) di Unit Pengelola Perikanan
Budidaya (UPPB) Desa Deket, Kec.Deket, Kabupaten Lamongan, Jawa
Timur. Api Student Journal. Vol.1 No.1: 29-36.
Badan Pusat Statistik Kota Kediri. 2018. Kecamatan Pesantren Dalam Angka
2018. http://bpskotakediri.go.id. Diakses tanggal 04 Desember 2018.
Badan Pusat Statistik Kota Kediri. 2018. Kota Kediri Dalam angka.
http://bpskotakediri.go.id. Diakses tanggal 02 Mei 2019.
Badan Pusat Statistik Kota Kediri. 2017. Produk Domestik Regional Bruto
Menurut Lapangan Usaha Kota Kediri 2013-2017.
http://bpskotakediri.go.id. Diakses tanggal 02 Mei 2019.
Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur. 2017. Distribusi PDRB Provinsi Jawa
Timur Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010-
2016. http://jatimbps.go.id. Diakses tanggal 02 Mei 2019.

54
55

Budasih, N.L, Ambarawati, Sri A. 2014. Strategi Pemasaran Produk Olahan


Jamur Tiram Pada Kelompok Wanita Tani (KWT) Spora Bali. Jurnal
Manajemen Agribisnis Vol. 2 No.2
Cahyono, P, 2016. Implementasi Strategi Pemasaran Dengan Menggunakan
Metode Swot Dalam Upaya Meningkatkan Penjualan Produk Jasa
Asuransi Kecelakaan Dan Kematian Pada PT. Prudential Cabang
Lamongan. Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen. Vol.1 No.2: ISSN:
25023780: 129-138.
David FR. 2011. Strategic Management-Manajemen Strategis Konsep. Edisi
Keduabelas. Jakarta: Salemba Empat.
Dirgantoro C. 2001. Manajemen Stratejik. Konsep, Kasus, dan Implementsi.
Jakarta: PT. Gramedia Wisiasarana Indonesia.
Fajri, Ilham. 2018. Strategi Peningkatan Penjualan Makanan Tradisional Sunda
Melalui Daya Tarik Produk Wisata Kuliner di The Jayakarta Bandung
SuiteHotel & Spa. Tourism and Hospitally Essentials, 8(1), 45-56
Febrianto, R.T. 2013. Pengelolaan dan Pengembangan Usaha Produksi Tahu
pada Perusahaan Keluarga UD. Pabrik Tahu Saudara di Surabaya.
Agora. Vol. 1 No. 2.
Gustina, S., Salman, Lena, W., 2014. Strategi Pengembangan Usaha Tahu
Rumah Tangga. Jurnal Agrium. Vol. 19 No.1.
Haryanto, R.A., 2013. Strategi Promosi, Kualitas Produk, Kualitas Layanan
Terhadap Kepuasan Pelanggan pada Restoran Mcdonald’s Manado.
Jurnal EMBA, 1(4), 1465-1473
Howara, D. 2013. Strategi Pengembangan Pengolahan Hasil Perikanan di
Kabupaten Donggala. Jurnal Agroland. Vol.17 No.3: 75-81.
Ira, R., Shorea, K., Susy, E. 2015. Strategi Pengembangan Agroindustri Keripik
Singkong Primadona di Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru. Vol.
2 No. 2.
Jatmiko, RD (2004). Manajemen Strategi. Yogyakarta: BPFE.
Kartini, B.T.L. 2014. Strategi Pengembangan Usaha Peternakan Ayam Ras
Petelur UD. Putra Tamago di Kecamatan Palu Selatan Kota Palu.
Agrotekbis. Vol. 2 No. 1: 96-100.
Khoiriyah, N.R, Aminah, H.M, dan Elys, F. 2012. Strategi Pengembangan
Agroindustri Kerupuk Terasi. Jurnal Agriekonomika. Vol.1 No.2: ISSN:
2301-9948: 2407-6260.
Kotler, Philip dan Keller. 2002. Manajemen Pemasaran. Bogor: Ghalia Indonesia.
Majeni, D., dan Sulaeman. Strategi Pengembangan Usaha Keripik Ubi Kayu
Pada Industri Pundi Mas di Kota Palu. 2015. Agrotekbis. Vol. 3 No. 3:
390-401.
Pemerintah Kota Kediri. http://www.kedirikota.go.id. Kota Kediri
Prianto, F.W. 2011. Pola Pengembangan Agroindustri yang Berdaya Saing (Studi
Kasus Kabupaten Malang). JEAM Vol. 10 No. 1:48-71
56

Purwono, J, Sri, S dan Rara, T.P. 2015. Strategi Pengembangan Bisnis Rumah
Tempe Indonesia di Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Jurnal Neo-Bis.
Vol.9 No.1: 60-71.
Rahim Ria. 2017. Pengaruh Bauran Promosi Terhadap Keputusan Wisatawan
Untuk Berkunjung Ke Daya Tarik WIsata Ladaya Kutai Kartanegara:
eJournal Administrasi Bisnis. Vol 5. No 1. Hal 13-25
Rangkuti, Freddy. 2008. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Rauf, R.A, Darman, S, dan Andriana, A. 2015. Pengembangan Usahatani
Bawang Merah Varietas Lembah Palu dan Strategi Analisis Swot. Jurnal
Agriekonomika. Vol.4 No.2: ISSN: 2301-9948: 245-257.
Rini, E.S, 2013. Peran Pengembangan Produk Dalam Meningkatkan Penjualan.
Jurnal Ekonom. Vol. 16 No.1: 30-38.
Sahroni,. A. 2017. Strategi Pemasaran Dodol Pulut di Desa Paloh Kecamatan
Peusangan Kabupaten Bireuen. Jurnal S.Pertanian Vol. 1 No. 10:848-859
Sarwono B., Saragih, YP. 2001. Membuat Aneka Tahu. Jakarta (ID): Penebar
Swadaya.
Satyajaya, W., Azhari R., Irfan M.A. 2017. Strategi Pemasaran Produk Tortilla
Jagung (studi kasus UMKM Kelompok Wanita Tani Kemuning 11. J.Fd
Life. Sci Vol.1 No. 1:11-20)
Sedarmayanti. 2014. Manajemen Strategi. Bandung: PT. Refika Aditama.
Setyawan, A,. Evanila S., Hidayat K. 2018. Analisis Finansial dan Strategi
Pengembangan Usaha Industri Kue Baytat “ADN” di Kota Bengkulu.
Jurnal Agroindustri Vol. 8 No. 1:71-79
Simatupang, Purwoto, dkk. 2010. Pengembangan Agro Industri Sebagai
Penggerak Pembangunan Desa, Pusat Penelitian Agro Ekonomi: Bogor.
Sinollah. 2011. Analisis Perilaku Konsumen Terhadap Produk Tempe di
Kabupaten Magetan. Jurnal Manajemen Agribisnis Vol. 11 No. 4:28-37
Soekartawi. 1996. Agribisnis, Teori dan Aplikasinya. Raja Grafindo Persada.
Jakarta
Sugiyono.2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung. CV
Alfabeta
Syaifur, R., Banun, D.P., Supriyanto. 2014. Strategi Bersaing pada Industri
Kerupuk Amplang. Agrointek. Vol. 8 No. 2.
Tarida, Y. 2012. Strategi Diferensiasi Produk, Diversifikasi produk, Harga Jual
dan Kaitannya terhadap penjualan pada Industri Kerajinan Rotan di Kota
Palembang. Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 10 No. 2: 124-142
Taufiqurokhman. 2016. Manajemen Strategik. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik: Jakarta Pusat.
Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Pemasaran. Edisi 3. ANDI: Yogyakarta.
Umar, H. 2002. Strategic Management in Action. PT Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
57

Warisno dan Dahana, Kres. (2010). Meraup Untung Dari Olahan Kedelai.
Jakarta: PT. Agro Media Pustaka.
Wibowo, A. 2009. Analisis Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan
Pelanggan (Studi pada perumahan Sembungharjo Permai Pengembang
PT. Sindur Graha Tama). Jurnal Sains Pemasaran Indonesia Vol. 8 No.
2: 173-186
Widitomo Dwiki Puji dan Haryo Santoso. Ny. Penetapan Strategi Pengembangan
WIsata Dengan Menggunakan Strategy-Formulation Framework (Studi
Kasus Pada Agrowisata Kampong Kopi Banaran). [Artikel Penelitian].
Program Studi Teknik Industri. Fakultas Teknik. Universitas Diponegoro.
Semarang
Yohanna, L., Dwi R.M.I., Endang S. 2016. Upaya Peningkatan Usaha
Masyarakat melalui Pengurusan Perizinan Usaha dan Merek. Jurnal
Surya Vol. 2 No. 1:73-77
58

LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuisioner

KUISIONER PENELITIAN
STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHU TAKWA
“POPULER” KELURAHAN TINALAN KOTA KEDIRI

Dengan Hormat,
Bersama ini, saya:
Nama : Qur’ana Lailatul Aini
NIM : 150321100040
Prodi/Fakultas : Agribisnis/Pertanian
Alamat : Desa Ringinsari Kecamatan Kandat Kabupaten Kediri

Dalam rangka penyusunan skripsi guna memenuhi syarat menyelesaikan


studi program S1 di Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura, peneliti
memohon kesediaan Bapak/Ibu untuk memberikan informasi mengenai “Strategi
Pengembangan Industri Tahu Takwa “POPULER” Kelurahan Tinalan Kota Kediri”
dengan menjawab beberapa pertanyaan yang tersedia dalam kuesioner
penelitian ini. Peneliti mengucapkan terimakasih atas kesediaan dan kerjasama
Bapak/Ibu yang berkenan meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner ini.
59

KUISIONER PENELITIAN
STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHU TAKWA “POPULER”
KELURAHAN TINALAN KOTA KEDIRI
IDENTITAS RESPONDEN
Nama Responden :
Alamat :
Jenis Kelamin :
Umur :
Pendidikan Terakhir :
Pekerjaan :
Jabatan :
Gambaran Umum Industri Tahu Takwa “Populer” Kelurahan Tinalan Kota
Kediri
1. Apa nama usaha yang Bapak/Ibu dirikan? Sudahkah perusahaan memiliki
bentuk legal bisnis?
..........................................................................................................................
2. Usaha Bapak/Ibu didirikan pada tanggal, bulan dan tahun berapa?
…………………………………………………………………………………………
3. Berada dimana alamat usaha Bapak/Ibu? Dan apakah terdapat no.telepon,
website, email, dan akun media sosial khusus untuk usaha ini?
..........................................................................................................................
4. Siapa yang mendirikan usaha ini?
………………………………………………………………………………………....
5. Apa yang melatarbelakangi bapak/ibu mendirikan usaha ini?
..…………………………………………………………………………………….....
6. Bagaimana sejarah terbentuknya usaha ini sampai sekarang?
..………………………………………………………………………………………..
7. Hal apa yang mendorong Bapak/Ibu untuk tetap melanjutkan usaha ini?
..........................................................................................................................
8. Apakah visi dan misi usaha Bapak/Ibu?
..........................................................................................................................
9. Apakah industri bapak/ibu sudah memiliki ijin usaha?
a. Iya b. Tidak
60

10. Susunan organisasi beserta tugas apa saja yang terdapat dalam usaha
Bapak/Ibu?
..........................................................................................................................
11. Berapa modal pertama Bapak/Ibu untuk memulai usaha industri tahu takwa
ini?
………………………………………………………………………………..............
12. Produk apa saja yang bapak/ibu produksi?
..........................................................................................................................
13. Apakah dalam usaha yang Bapak/Ibu jalankan produk yang dijual sudah
memiliki sertifikasi? Jika iya, apa saja?
..........................................................................................................................
14. Kendala apa yang dihadapi dalam usaha industri tahu takwa ini?
........................................................................................................................
15. Bagaimana solusi untuk menangani permasalahan yang dihadapi?
..........................................................................................................................
16. Apakah Bapak/ibu tergabung dalam UKM yang ada ?
a. Ya b. Tidak
17. Berapa banyak jumlah tenaga kerja yang ada di industri Bapak/Ibu?
………………………………………………………………………………..............
18. Bahan baku apa saja yang dibutuhkan dalam sekali produksi?
..........................................................................................................................
19. Berapa banyak bahan baku yang dibutuhkan?
..........................................................................................................................
20. Dalam sekali produksi berapa jumlah produk yang dapat dihasilkan?
..........................................................................................................................
21. Produksi dilakukan berapa kali?
..........................................................................................................................
22. Bagaimana proses pengolahan produknya?
..........................................................................................................................
23. Apakah dalam proses produksi Bapak/Ibu sudah menggunakan teknologi/
mesin guna mempermudah dan mempercepat proses produksi? Jika iya,
berapa jumlah teknologi atau mesinnya.
..........................................................................................................................
61

24. Apakah Bapak/Ibu pernah mengikuti pelatihan, jika iya apa saja?
………………………………………………………………………………..............
25. Kemana saja produk tahu takwa ini di pasarkan?
..........................................................................................................................
26. Apakah dalam proses penjualan Bapak/Ibu sudah memiliki sistem
pembukuan yang jelas?
..........................................................................................................................
I. Analisis Lingkungan Internal
1. Produk
a. Bagaimana proses produksi yang dilakukan pada usaha produk industri tahu
takwa ini?
...........…………………………………………………………………………………
b. Bahan baku apa saja yang dibutuhkan dalam memproduksi tahu takwa?
..........................................................................................................................
c. Berapa banyak bahan baku yang dibutuhkan dalam sekali produksi?
..........................................................................................................................
d. Berapa jumlah produk yang dapat dihasilkan untuk setiap produksi tahu
takwa?
...........…………………………………………………………………………………
e. Peralatan dan bahan apa saja yang dibutuhkan dalam melakukan proses
produksi?
...........…………………………………………………………………………………
f. Teknologi apa saja yang digunakan untuk proses pengolahan tahu takwa?
..........................................................................................................................
g. Bahan Baku dasar apa yang digunakan untuk mengolah produk?
..........................................................................................................................
h. Bagaimana ketersediaan bahan baku di lokasi industri?
..........................................................................................................................
i. Bahan baku kedelai yang digunakan diperoleh dari mana saja? Mudah atau
susah didapatkan?
..........................................................................................................................
j. Kedelai yang Bapak/Ibu gunakan termasuk kedelai Impor/Ekspor?
..........................................................................................................................
62

k. Berapa biaya untuk pembelian harga bahan baku?


..........................................................................................................................
l. Adakah kriteria tertentu dalam proses pemilihan bahan baku yang digunakan
untuk proses produksi?
..........................................................................................................................
m. Adakah kendala yang dihadapi Bapak/Ibu untuk mendapatkan bahan baku?
...........…………………………………………………………………………………
n. Bagaimana solusi untuk menangani permasalahan yang dihadapi tersebut?
...........…………………………………………………………………………………
o. Apakah Bapak/Ibu pernah mengalami kehabisan bahan baku kedelai? Jika
pernah, solusi apa yang dilakukan?
..........................................................................................................................
2. Kualitas Produk
a. Adakah kelebihan produk tahu takwa dari Bapak/Ibu dibandingkan dengan
pesaing lainnya?
...........…………………………………………………………………………………
b. Bagaimana respon konsumen terhadap produk tahu takwa yang Bapak/Ibu
produksi?
.........................................................................................................................
c. Adakah bahan pengawet yang Bapak/Ibu gunakan dalam proses pembuatan
tahu takwa?
..........................................................................................................................
d. Apa saja alasan Bapak/Ibu tidak atau menggunakan bahan pengawet?
..........................................................................................................................
e. Berapa lama produk Bapak/Ibu dapat bertahan?
..........................................................................................................................
f. Apa saja kendala dan upaya Bapak/Ibu dalam hal mempertahankan kualitas
produk?
...........…………………………………………………………………………………
g. Bagaimana solusi untuk menangani permasalahan tersebut?
...........…………………………………………………………………………………
3. Harga
a. Berapa harga yang Bapak/Ibu tetapkan untuk tahu takwa ini?
...........…………………………………………………………………………………
63

b. Bagaimana sistem penjualannya? (perbiji atau perbungkus)


...........…………………………………………………………………………………
c. Berapa harga jual tahu takwa jika perbiji/perbungkus?
..........................................................................................................................
d. Berapa harga jual tahu takwa dipesaing?
..........................................................................................................................
e. Apakah konsumen tidak keberatan dengan penetapan harga tersebut?
.............…………………………………………………………………………….....
f. Apakah terdapat potongan harga bagi konsumen yang membeli tahu takwa
dalam jumlah yang banyak?
..........................................................................................................................
4. Tenaga Kerja
a. Susunan organisasi beserta tugas apa saja yang terdapat dalam usaha
Bapak/Ibu?
..........................................................................................................................
b. Berapa jumlah tenaga kerja di industri tahu takwa “Populer”?
...........…………………………………………………………………………………
c. Apakah tenaga kerja berasal dari dalam atau luar keluarga atau dari luar
daerah?
..........................................................................................................................
d. Apa saja kualifikasi dari calon tenaga kerja di industri Bapak/Ibu?
..........................................................................................................................
e. Berapa gaji tenaga kerja industri tahu takwa “Populer” dan bagaimana
sistem penggajiannya?
...........…………………………………………………………………………………
f. Tenaga kerja dalam sehari bekerja selama berapa jam?
..........................................................................................................................
g. Adakah kualifikasi tingkat keberhasilan bagi tenaga kerja dalam proses
pengolahan produk?
..........................................................................................................................
5. Modal Usaha
a. Berapa modal awal Bapak/ibu dalam melasanakan usaha ini?
..........................................................................................................................
64

b. Bagaimana dengan staus kepemilikan modal?


..........................................................................................................................
c. Apakah dengan modal tersebut Bapak/Ibu sudah dapat menggunakannya
untuk mengembangkan usaha yang dikelola?
..........................................................................................................................
d. Biaya apa saja yang Bapak/Ibu butuhkan dalam menyediakan, menjual, dan
mengantarkan produk tahu takwa kepada konsumen?
..........................................................................................................................
e. Berapa Omset yang Bapak/Ibu dapatkan dalam satu tahun terakhir?
..........................................................................................................................
f. Apakah Bapak/Ibu mendapatkan pendapatan lain selain dari menjual tahu
yang diproduksi?
..........................................................................................................................
6. Lokasi Usaha
a. Dimana letak/alamat dari industri Bapak/Ibu?
..........................................................................................................................
b. Lokasi usaha apakah sudah dekat dengan jalan raya?
..........................................................................................................................
c. Apakah lokasi industri tahu takwa mudah dijangkau oleh konsumen?
..........................................................................................................................
d. Apakah lokasi usaha tahu takwa mudah untuk dilalui transportasi umum?
..........................................................................................................................
7. Izin Usaha
a. Apakah usaha industri tahu takwa Bapak/Ibu sudah memiliki atau
mendapatkan legalitas usaha?
..........................................................................................................................
b. Apa saja izin usaha yang sudah didapatkan dari instansi pemerintah yang
terkait?
........................................................................................................................
c. Apakah dalam usaha yang Bapak/Ibu jalankan produk yang dijual sudah
memiliki sertifikasi? Jika iya, apa saja?
..........................................................................................................................
65

d. Apakah produk tahu takwa yang Bapak/Ibu miliki sudah diproses


kehalalannya?
..........................................................................................................................
8. Pengolahan Produk
a. Peralatan apa saja yang Bapak/Ibu gunakan untuk mengolah produk?
..........................................................................................................................
b. Apakah dalam pengolahan produk tahu takwa, bapak/Ibu sudah
menggunakan teknologi mesin?
..........................................................................................................................
c. Kendala apa saja yang Bapak/Ibu hadapi dalam proses pengolahan produk?
..........................................................................................................................
d. Produk yang sudah selesai dioalah, selanjutnya dilakukan proses
pengemasan dengan menggunakan apa?
..........................................................................................................................
e. Adakah label dalam kemasan produk tahu takwa?
..........................................................................................................................
f. Apa saja informasi yang disampaikan di dalam label tahu takwa?
..........................................................................................................................
g. Apakah terdapat limbah dari proses pengolahan tahu industri Bapak/Ibu?
Jika ada, apakah limbah tersebut dibuang atau dilakukan proses pengolahan
yang lain?
..........................................................................................................................
9. Pemasaran
a. Siapa saja yang menjadi target konsumen industri tahu takwa Bapak/Ibu?
..........................................................................................................................
b. Produk tahu takwa Bapak/Ibu dipasarkan kemana saja? Di dalam atau diluar
daerah?
...........…………………………………………………………………………………
c. Bagaimana cara konsumen mendapatkan produk tahu milik Bapak/Ibu?
..........................................................................................................................
d. Bagaimana cara konsumen dapat mengetahui produk tahu Bapak/Ibu?
..........................................................................................................................
e. Tahu takwa yang diproduksi apakah dijual di outlet sendiri?
..........................................................................................................................
66

f. Bagaimana sistem pendistribusian tahu takwa Bapak/Ibu?


..........................................................................................................................

g. Apakah ada pedagang luar yang mengambil tahu takwa ditempat


Bapak/Ibu?
..........................................................................................................................
h. Apabila ada pedagang luar yang mengambil tahu di Bapak/Ibu bagaimana
sistem pengambilannya? (diambil atau diantar)
..........................................................................................................................
i. Berapa hari sekali pedagang luar harus membeli tahu takwa Bapak/Ibu untuk
dijual kembali ke konsumen?
..........................................................................................................................
j. Apakah produk ini sudah memiliki pelanggan tetap, jika ada berapa?
...........…………………………………………………………………………………
k. Rata-rata perhari berapa produk yang dapat dipasarkan?
..............………………………………………………………………………………
l. Kendala apa saja yang dialami dalam memasarkan produk ini?
...........………………………………………………………………………………...
m. Bagaimana solusi yang Bapak/Ibu lakukan untuk mengatasi kendala atau
permasalahan tersebut?
..........................................................................................................................
n. Bagaimana cara Bapak/Ibu untuk mempromosikan produk?
...........…………………………………………………………………………………
o. Strategi apa yang Bapak/Ibu gunakan agar konsumen dapat tertarik dan
akhirnya membeli produk ini?
..........................................................................................................................
p. Strategi apa yang Bapak/Ibu lakukan untuk membuat konsumen tetap loyal
terhadap produk ini?
..........................................................................................................................
q. Pernahkah Bapak/Ibu menerima komplain dari konsumen?
..........................................................................................................................
r. Solusi apa yang Bapak/Ibu berikan jika terdapat komplain dari konsumen?
..........................................................................................................................
67

s. Apakah Bapak/ibu sudah memasang banner/pamflet/plakat disekitar lokasi


usaha?
..........................................................................................................................
II. Analisis Lingkungan Eksternal
1. Peluang Pasar
a. Apakah produk Bapak/Ibu yang diproduksi sangat mudah diterima oleh
konsumen?
..........................................................................................................................
b. Bagaimana prospek produk tahu takwa di pasaran?
..........................................................................................................................
c. Apakah terdapat peluang pasar untuk berkelanjutan?
..........................................................................................................................
d. Produk tahu takwa Bapak/Ibu dipasarkan kemana saja?
..........................................................................................................................
e. Adakah keinginan Bapak/Ibu untuk memperluas pasar?
..........................................................................................................................
f. Adakah strategi khusus yang Bapak/Ibu lakukan untuk memperluas pasar?
..........................................................................................................................
g. Jika produk tahu takwa yang saat ini diproduksi sudah tidak laku dipasaran
apakah terdapat subtitusi produk yang sudah disiapkan?
..........................................................................................................................
2. Pesaing
a. Adakah pesaing yang memproduksi tahu takwa yang sejenis disekitar lokasi
usaha Bapak/Ibu?
..........................................................................................................................
b. Bagaimana pengaruh adanya pesaing terhadap usaha Bapak/Ibu?
..........................................................................................................................
c. Solusi apa yang Bapak/Ibu lakukan untuk menghadapi para pesaing?
1) Menciptakan produk baru 3) Meminimumkan Harga
2) Memperluas pasar 4) Menambah varian produk
3. Perkembangan Teknologi
a. Alat apa saja yang Bapak/Ibu gunakan untuk proses produksi tahu takwa?
..........................................................................................................................
68

b. Apakah Bapak/Ibu menggunakan teknologi modern dalam proses


pengolahan produk tahu takwa?
..........................................................................................................................
c. Apa saja teknologi yang Bapak/Ibu gunakan?
..........................................................................................................................
d. Kendala apa saja yang dialami Bapak/Ibu dalam menggunakan teknologi
saat ini?
..........................................................................................................................
e. Solusi apa yang Bapak/Ibu lakukan untuk menangani kendala tersebut?
..........................................................................................................................
4. Harga Bahan Baku
a. Bagaimana dengan adanya pengaruh fluktuasi harga bahan baku terhadap
usaha tahu takwa ini?
..........................................................................................................................
b. Bagaimana pengaruh fluktuasi harga bahan baku terhadap konsumen?
..........................................................................................................................
5. Peran Pemerintah
a. Adakah bantuan yang di dapatkan dari pemerintah? Jika iya, berupa apa?
..........................................................................................................................
b. Apakah ada persyaratan yang harus dipenuhi guna mendapatkan bantuan
tersebut?
..........................................................................................................................
c. Apakah proses untuk mendapatkan bantuan tersebut mudah atau sulit bagi
Bapak/Ibu?
..........................................................................................................................
d. Apakah pemerintah pernah mengadakan pelatihan atau pembinaan? Jika
iya, apa saja?
..........................................................................................................................
69

KUISIONER PENELITIAN
STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHU TAKWA “POPULER”
KELURAHAN TINALAN KOTA KEDIRI

Bapak/Ibu yang terhormat


Saat ini saya sedang melakukan penelitian dalam rangka penyusunan
skripsi. Untuk mendukung keberhasilan penelitian ini, saya sangat berharap dan
menghargai apabila Bapak/Ibu berkenan untuk mengisi lembaran kuisioner yang
sudah disediakan guna untuk melengkapi data dalam kegiatan penelitian skripsi
saya. Sebagai informasi, peneliti akan menjamin kerahasiaan identitas dan
jawaban dari Bapak/Ibu. Atas ketersediaan dan perhatiannya saya ucapkan
terimakasih.
IDENTITAS RESPONDEN
Nama responden :
Umur :
Alamat :
Jenis Kelamin :
Pendidikan Terakhir :
Pekerjaan :
Jabatan :
1. Bagaimana sistem pemesanan tahu takwa “POPULER” yang bapak/ibu
lakukan?
..........................................................................................................................
2. Tahu takwa yang sudah dipesan akan dikirim oleh pemilik atau diambil ke
tempat industri?
..........................................................................................................................
3. Berapa hari sekali bapak/ibu membeli tahu takwa di “POPULER”?
..........................................................................................................................
4. Sudah berapa lama bapak/ibu menjadi konsumen/reseller dari produk tahu
takwa “POPULER” ini?
..........................................................................................................................
5. Satu kali pemesanan tahu takwa berapa biji yang bapak/ibu pesan?
..........................................................................................................................
70

6. Berapa harga tahu takwa per biji yang bapak/ibu dapatkan dari
“POPULER”?
..........................................................................................................................
7. Apakah bapak/ibu pernah melakukan komplain kepada pemilik apabila
terdapat produk tahu yang tidak sesuai? Jika iya, bagaimana respon dari
pemilik?
..........................................................................................................................
8. Apakah terdapat kontrak kerja secara tertulis yang disepakati? (bagi reseller)
..........................................................................................................................
9. Apa alasan bapak/ibu setia dengan produk tahu dari tahu takwa
“POPULER”?
..........................................................................................................................
10. Tahu takwa yang bapak/ibu beli dari “POPULER” dijual lagi dengan harga
berapa?
..........................................................................................................................
11. Apabila produk tahu takwa “POPULER” tidak habis terjual apa yang
bapak/ibu lakukan?
..........................................................................................................................
71

KUISIONER PENELITIAN
STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHU TAKWA “POPULER”
KELURAHAN TINALAN KOTA KEDIRI

Bapak/Ibu yang terhormat


Saat ini saya sedang melakukan penelitian dalam rangka penyusunan
skripsi. Untuk mendukung keberhasilan penelitian ini, saya sangat berharap dan
menghargai apabila Bapak/Ibu berkenan untuk mengisi lembaran kuisioner yang
sudah disediakan guna untuk melengkapi data dalam kegiatan penelitian skripsi
saya. Sebagai informasi, peneliti akan menjamin kerahasiaan identitas dan
jawaban dari Bapak/Ibu. Atas ketersediaan dan perhatiannya saya ucapkan
terimakasih.
IDENTITAS RESPONDEN
Nama responden :
Umur :
Alamat :
Jenis Kelamin :
Pendidikan Terakhir :
Pekerjaan :
Jabatan :
1. Apa saja persyaratan yang harus dipenuhi untuk mendapatkan Surat Izin
Usaha?
..........................................................................................................................
2. Apakah industri tahu takwa “Populer” telah mendapatkan Surat Izin Usaha?
..........................................................................................................................
3. Jika belum, apa saja persyaratan yang belum dipenuhi oleh industri tahu
takwa “POPULER”?
..........................................................................................................................
4. Adakah program pelatihan atau pembinaan pada industri makanan
khususnya produk tahu takwa di Kota Kediri?
..........................................................................................................................
5. Program apa saja yang diberikan dan diterapkan untuk mendukung
pengembangan industri makanan khususnya tahu takwa di Kota Kediri?
..........................................................................................................................
72

6. Jika terdapat program diatas, berapa lama waktu pelaksanaannya?


..........................................................................................................................
7. Apakah industri tahu takwa “POPULER” mendapatkan program pelatihan
atau pembinaan tersebut?
..........................................................................................................................
8. Apakah terdapat bantuan yang diberikan oleh pemerintah bagi industri
makanan khususnya tahu takwa di Kota Kediri? Jika ada, dalam bentuk apa
bantuan tersebut?
..........................................................................................................................
9. Kendala/permasalahan apa saja yang selama ini dihadapi oleh industri
makanan khususnya tahu takwa di Kota Kediri?
..........................................................................................................................
10. Bagaimana cara Dinas/pemerintah dalam membantu menyelesaikan
kendala atau permasalahan tersebut?
..........................................................................................................................
73

KUISIONER PENELITIAN
STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHU TAKWA “POPULER”
KELURAHAN TINALAN KOTA KEDIRI

IDENTITAS RESPONDEN
Nama Responden :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pendidikan Terakhir :
Jabatan :
Alamat :
Kabupaten/Kota :
Tanggal Survei :

Berikan nilai pada Bobot dan Rating terhadap faktor internal dan eksternal dalam
penelitian yang berjudul:
“Strategi Pengembangan Industri Tahu Takwa “Populer” Kelurahan Tinalan Kota
Kediri”
Pada kolom “Bobot” isikan nilai bobot sesuai dengan ketentuan penilaian,
ketentuan penilaian sebagai berikut:

Bobot Keterangan

0,20 Sangat Kuat

0,15 Diatas Rata-Rata

0,10 Rata-Rata

0,05 Dibawah Rata-Rata


Pada kolom “Rating” isikan nilai rating sesuai dengan ketentuan penilaian,
ketentuan penilaian sebagai berikut:
1) Nilai 1 = Jika faktor tersebut dinilai sangat lemah dalam memengaruhi
Industri tahu takwa “POPULER” dibandingkan dengan faktor yang lainnya
2) Nilai 2 = Jika faktor tersebut dinilai tidak begitu lemah dalam memengaruhi
Industri tahu takwa “POPULER” dibandingkan dengan faktor yang lainnya
74

3) Nilai 3 = Jika faktor tersebut dinilai cukup kuat dalam memengaruhi Industri
tahu takwa “POPULER” dibandingkan dengan faktor yang lainnya.
4) Nilai 4 = Jika faktor tersebut dinilai sangat kuat dalam memengaruhi Industri
tahu takwa “POPULER” dibandingkan dengan faktor yang lainnya.
Faktor Internal
No Bobot Rating Skor
Kekuatan (S)
1 Produk bisa di dapatkan 24 jam
2 Harga jual produk bersaing
3 Memiliki izin usaha
4 Tidak menggunakan bahan pengawet
Lokasi Industri dekat dengan bahan baku, jalan
5
raya dan berada ditengah kota
JUMLAH
Kelemahan (W)
1 Keuangan belum dicatat dengan baik
2 Tidak ada shift kerja
3 Produk mudah ditiru
Manajemen usaha yang belum tertata dengan
4
baik
Pemilik belum dapat memaksimalkan media
5
promosi
JUMLAH
TOTAL 1
X Selisih S-W  

Faktor Eksternal
No Bobot Rating Skor
Peluang (O)
1 Perkembangan dunia internet
2 Adanya dukungan Pemerintah setempat
3 Bekerjasama dengan beberapa mitra
4 Pelanggan yang loyal
5 Menjadi kampung wisata tahu
JUMLAH
Ancaman (T)
Banyaknya pesaing produk yang sejenis
1
dilingkungan industri
2 Harga bahan baku
3 Perubahan selera konsumen
4 Adanya isu tahu Kediri berformalin
JUMLAH
TOTAL 1
X Selisih O-T  
75

KUISIONER PENELITIAN
STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHU TAKWA “POPULER”
KELURAHAN TINALAN KOTA KEDIRI

IDENTITAS RESPONDEN
Nama Responden :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pendidikan Terakhir :
Jabatan :
Alamat :
Kabupaten/Kota :
Tanggal Survei :

Berilah nilai Atractive Score (AS) dari masing-masing faktor internal (kekuatan
dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman) dari beberapa
alternatif strategi berikut ini pada pilihan bapak/ibu yang dianggap paling sesuai.
Faktor internal dan faktor eksternal:
1 = tidak menarik
2 = agak menarik
3 = cukup menarik
4 = sangat menarik.
76

ALTERNATIF STRATEGI
FAKTOR KUNCI Bobot Penetrasi Pengembangan Pengembangan
Pasar Pasar Produk
KEKUATAN AS TAS AS TAS AS TAS
Produk bisa di
A1 0,18
dapatkan 24 jam
Harga jual produk
A2 0,14
bersaing
A3 Memiliki izin usaha 0,13
Tidak
A4 menggunakan 0,12
bahan pengawet
Lokasi industri
dekat dengan
bahan baku,
A5 0,1
jalan raya dan
berada ditengah
kota
KELEMAHAN
Keuangan belum
B1 0,05
dicatat dengan baik
Tidak ada shift
B2 0,05
kerja
Produk mudah
B3 0,08
ditiru
Manajemen usaha
B4 yang belum tertata 0,07
dengan baik
Pemilik belum
dapat
B5 memaksimalkan 0,08
media
Promosi
PELUANG
Perkembangan
C1 0,15
dunia internet
Adanya dukungan
C2 pemerintah 0,11
setempat
Bekerjasama
C3 dengan beberapa 0,14
mitra
Pelanggan yang
C4 0,15
loyal
Menjadi kampung
C5 0,09
wisata tahu
ANCAMAN
Banyaknya pesaing
produk yang
D1 sejenis 0,12
dilingkungan
industri
D2 Harga bahan baku 0,08
Perubahan selera
D3 0,07
konsumen
Adanya isu tahu
D4 0,09
Kediri berformalin
Jumlah
77

Lampiran 2. Pembobotan Faktor Internal Dan Faktor Eksternal

Responden 1

Faktor Internal
No Bobot Rating Skor
Kekuatan (S)
1 Produk bisa didapatkan 24 jam 0,2 4 0,8
2 Harga jual produk bersaing 0,15 3 0,45
3 Memiliki izin usaha 0,1 2 0,2
4 Tidak menggunakan bahan pengawet 0,1 3 0,3
Lokasi industri dekat dengan bahan baku, jalan raya dan berada
5 0,1 2 0,2
ditengah kota
JUMLAH 0,65 14 1,95
Kelemahan (W)      
1 Keuangan belum dicatat dengan baik 0,05 3 0,15
2 Tidak ada shift kerja 0,05 2 0,1
3 Produk mudah ditiru 0,1 2 0,2
4 Manajemen usaha yang belum tertata dengan baik 0,05 3 0,15
5 Pemilik belum dapat memaksimalkan media promosi 0,1 3 0,3
  JUMLAH 0,35 13 0,9
  TOTAL 1,00 27 2,85
78

Faktor Eksternal
No Bobot Rating Skor
Peluang (O)
1 Perkembangan dunia internet 0,15 3 0,45
2 Adanya dukungan pemerintah setempat 0,05 2 0,1
3 Bekerjasama dengan beberapa mitra 0,2 3 0,6
4 Pelanggan yang loyal 0,2 4 0,8
5 Menjadi kampung wisata tahu 0,05 2 0,1
JUMLAH 0,65 14 2,05
Ancaman (T)      
1 Banyaknya pesaing produk yang sejenis dilingkungan industri 0,05 4 0,2
2 Harga bahan baku 0,1 3 0,3
3 Perubahan selera konsumen 0,05 2 0,1
4 Adanya isu tahu Kediri berformalin 0,15 3 0,45
  JUMLAH 0,35 12 1,05
  TOTAL 1,00 26 3,1
79

Responden 2

Faktor Internal
No Bobot Rating Skor
Kekuatan (S)
1 Produk bisa didapatkan 24 jam 0,2 3 0,6
2 Harga jual produk bersaing 0,1 3 0,3
3 Memiliki izin usaha 0,15 3 0,45
4 Tidak menggunakan bahan pengawet 0,1 2 0,2
Lokasi industri dekat dengan bahan baku, jalan raya dan berada
5 0,1 2 0,2
ditengah kota
JUMLAH 0,65 13 1,75
Kelemahan (W)      
1 Keuangan belum dicatat dengan baik 0,05 2 0,1
2 Tidak ada shift kerja 0,05 2 0,1
3 Produk mudah ditiru 0,1 2 0,2
4 Manajemen usaha yang belum tertata dengan baik 0,05 2 0,1
5 Pemilik belum dapat memaksimalkan media promosi 0,1 2 0,2
  JUMLAH 0,35 10 0,7
  TOTAL 1,00 23 2,45
80

Faktor Eksternal
No Bobot Rating Skor
Peluang (O)
1 Perkembangan dunia internet 0,15 3 0,45
2 Adanya dukungan pemerintah setempat 0,15 2 0,45
3 Bekerjasama dengan beberapa mitra 0,1 3 0,3
4 Pelanggan yang loyal 0,1 4 0,3
5 Menjadi kampung wisata tahu 0,1 2 0,3
JUMLAH 0,6 14 1,8
Ancaman (T)      
1 Banyaknya pesaing produk yang sejenis dilingkungan industri 0,15 2 0,3
2 Harga bahan baku 0,1 3 0,3
3 Perubahan selera konsumen 0,1 2 0,2
4 Adanya isu tahu Kediri berformalin 0,05 3 0,15
  JUMLAH 0,4 10 0,95
  TOTAL 1,00 25 2,75
81

Responden 3

Faktor Internal
No Bobot Rating Skor
Kekuatan (S)
1 Produk bisa didapatkan 24 jam 0,15 3 0,45
2 Harga jual produk bersaing 0,1 3 0,3
3 Memiliki izin usaha 0,15 3 0,45
4 Tidak menggunakan bahan pengawet 0,15 3 0,45
Lokasi industri dekat dengan bahan baku, jalan raya dan berada
5 0,1 2 0,2
ditengah kota
JUMLAH 0,65 14 1,85
Kelemahan (W)      
1 Keuangan belum dicatat dengan baik 0,05 2 0,1
2 Tidak ada shift kerja 0,05 2 0,1
3 Produk mudah ditiru 0,05 2 0,1
4 Manajemen usaha yang belum tertata dengan baik 0,1 2 0,2
5 Pemilik belum dapat memaksimalkan media promosi 0,1 3 0,3
  JUMLAH 0,35 11 0,8
  TOTAL 1,00 25 2,65
82

Faktor Eksternal
No Bobot Rating Skor
Peluang (O)
1 Perkembangan dunia internet 0,1 3 0,3
2 Adanya dukungan pemerintah setempat 0,15 3 0,45
3 Bekerjasama dengan beberapa mitra 0,1 3 0,3
4 Pelanggan yang loyal 0,15 3 0,45
5 Menjadi kampung wisata tahu 0,1 2 0,2
JUMLAH 0,6 14 1,7
Ancaman (T)      
1 Banyaknya pesaing produk yang sejenis dilingkungan industri 0,15 3 0,45
2 Harga bahan baku 0,1 2 0,2
3 Perubahan selera konsumen 0,1 3 0,3
4 Adanya isu tahu Kediri berformalin 0,05 3 0,15
  JUMLAH 0,4 11 1,1
  TOTAL 1,00 25 2,8
83

Responden 4

Faktor Internal
No Bobot Rating Skor
Kekuatan (S)
1 Produk bisa didapatkan 24 jam 0,2 4 0,8
2 Harga jual produk bersaing 0,15 3 0,45
3 Memiliki izin usaha 0,1 3 0,3
4 Tidak menggunakan bahan pengawet 0,15 3 0,45
Lokasi industri dekat dengan bahan baku, jalan raya dan berada
5 0,1 2 0,2
ditengah kota
JUMLAH 0,7 15 2,2
Kelemahan (W)      
1 Keuangan belum dicatat dengan baik 0,05 2 0,1
2 Tidak ada shift kerja 0,05 2 0,1
3 Produk mudah ditiru 0,05 3 0,15
4 Manajemen usaha yang belum tertata dengan baik 0,1 2 0,2
5 Pemilik belum dapat memaksimalkan media promosi 0,05 3 0,15
  JUMLAH 0,3 12 0,7
  TOTAL 1,00 27 2,35
84

Faktor Eksternal
No Bobot Rating Skor
Peluang (O)
1 Perkembangan dunia internet 0,2 3 0,6
2 Adanya dukungan pemerintah setempat 0,1 2 0,2
3 Bekerjasama dengan beberapa mitra 0,15 3 0,45
4 Pelanggan yang loyal 0,15 3 0,45
5 Menjadi kampung wisata tahu 0,1 2 0,2
JUMLAH 0,7 13 1,9
Ancaman (T)      
1 Banyaknya pesaing produk yang sejenis dilingkungan industri 0,1 3 0,3
2 Harga bahan baku 0,05 2 0,1
3 Perubahan selera konsumen 0,05 2 0,1
4 Adanya isu tahu Kediri berformalin 0,1 3 0,3
  JUMLAH 0,3 10 0,8
  TOTAL 1,00 23 2,7
85

Responden 5

Faktor Internal
No Bobot Rating Skor
Kekuatan (S)
1 Produk bisa didapatkan 24 jam 0,15 3 0,45
2 Harga jual produk bersaing 0,2 3 0,6
3 Memiliki izin usaha 0,15 3 0,45
4 Tidak menggunakan bahan pengawet 0,1 3 0,3
Lokasi industri dekat dengan bahan baku, jalan raya dan berada
5 0,1 3 0,3
ditengah kota
JUMLAH 0,7 15 2,1
Kelemahan (W)      
1 Keuangan belum dicatat dengan baik 0,05 2 0,1
2 Tidak ada shift kerja 0,05 3 0,15
3 Produk mudah ditiru 0,1 2 0,2
4 Manajemen usaha yang belum tertata dengan baik 0,05 3 0,15
5 Pemilik belum dapat memaksimalkan media promosi 0,05 2 0,1
  JUMLAH 0,3 12 0,7
  TOTAL 1,00 27 2,8
86

Faktor Eksternal
No Bobot Rating Skor
Peluang (O)
1 Perkembangan dunia internet 0,15 3 0,45
2 Adanya dukungan pemerintah setempat 0,1 2 0,2
3 Bekerjasama dengan beberapa mitra 0,15 3 0,45
4 Pelanggan yang loyal 0,15 3 0,45
5 Menjadi kampung wisata tahu 0,1 3 0,3
JUMLAH 0,65 14 1,85
Ancaman (T)      
1 Banyaknya pesaing produk yang sejenis dilingkungan industri 0,15 2 0,3
2 Harga bahan baku 0,05 3 0,15
3 Perubahan selera konsumen 0,05 2 0,1
4 Adanya isu tahu Kediri berformalin 0,1 2 0,2
  JUMLAH 0,35 9 0,75
  TOTAL 1,00 23 2,6
87

Lampiran 3. Bobot Rata-Rata Responden

Faktor Internal
No Bobot 1 Bobot 2 Bobot 3 Bobot 4 Bobot 5 Average
Kekuatan (S)
1 Produk bisa didapatkan 24 jam 0,2 0,2 0,15 0,2 0,15 0,18
2 Harga jual produk bersaing 0,15 0,1 0,1 0,15 0,2 0,14
3 Memiliki izin usaha 0,1 0,15 0,15 0,1 0,15 0,13
Tidak menggunakan bahan
4 0,1 0,1 0,15 0,15 0,1 0,12
pengawet
Lokasi industri dekat dengan
5 bahan baku, jalan raya dan berada 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1
ditengah kota
JUMLAH 0,65 0,65 0,65 0,7 0,7 0,67
Kelemahan (W)
Keuangan belum dicatat dengan
1 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05
baik
2 Tidak ada shift kerja 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05
3 Produk mudah ditiru 0,1 0,1 0,05 0,05 0,1 0,08
Manajemen usaha yang belum
4 0,05 0,05 0,1 0,1 0,05 0,07
tertata dengan baik
Pemilik belum dapat
5 0,1 0,1 0,1 0,05 0,05 0,08
memaksimalkan media promosi
  JUMLAH 0,35 0,35 0,35 0,3 0,3 0,33
  TOTAL 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
88

Faktor Eksternal
No Bobot 1 Bobot 2 Bobot 3 Bobot 4 Bobot 5 Average
Peluang (O)
1 Perkembangan dunia internet 0,15 0,15 0,1 0,2 0,15 0,15
Adanya dukungan pemerintah
2 0,05 0,15 0,15 0,1 0,1 0,11
setempat
Bekerjasama dengan beberapa
3 0,2 0,1 0,1 0,15 0,15 0,14
mitra
4 Pelanggan yang loyal 0,2 0,1 0,15 0,15 0,15 0,15
5 Menjadi kampung wisata tahu 0,05 0,1 0,1 0,1 0,1 0,09
JUMLAH 0,65 0,6 0,6 0,7 0,65 0,64
Ancaman (T)
Banyaknya pesaing produk yang
1 0,05 0,15 0,15 0,1 0,15 0,12
sejenis dilingkungan industri
2 Harga bahan baku 0,1 0,1 0,1 0,05 0,05 0,08
3 Perubahan selera konsumen 0,05 0,1 0,1 0,05 0,05 0,07
4 Adanya isu tahu Kediri berformalin 0,15 0,05 0,05 0,1 0,1 0,09
  JUMLAH 0,35 0,4 0,4 0,3 0,35 0,36
  TOTAL 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
89

Lampiran 4. Rating Rata-Rata Responden

Faktor Internal
No Rating 1 Rating 2 Rating 3 Rating 4 Rating 5 Average
Kekuatan (S)
1 Produk bisa didapatkan 24 jam 4 3 3 4 3 3,4
2 Harga jual produk bersaing 3 3 3 3 3 3
3 Memiliki izin usaha 2 3 3 3 3 2,8
Tidak menggunakan bahan
4 3 2 3 3 3 2,8
pengawet
Lokasi industri dekat dengan
5 bahan baku, jalan raya dan berada 2 2 2 2 3 2,2
ditengah kota
JUMLAH 14 13 14 15 15 14,2
Kelemahan (W)
Keuangan belum dicatat dengan
1 3 2 2 2 2 2,2
baik
2 Tidak ada shift kerja 2 2 2 2 3 2,2
3 Produk mudah ditiru 2 2 2 3 2 2,2
Manajemen usaha yang belum
4 3 2 2 2 3 2,4
tertata dengan baik
Pemilik belum dapat
5 3 2 3 3 2 2,6
memaksimalkan media promosi
  JUMLAH 13 10 11 12 12 11,6
  TOTAL 27 23 25 27 27 25,8
90

Faktor Eksternal
No Rating 1 Rating 2 Rating 3 Rating 4 Rating 5 Average
Peluang (O)
1 Perkembangan dunia internet 3 3 3 3 3 3
Adanya dukungan pemerintah
2 2 3 3 2 2 2,4
setempat
Bekerjasama dengan beberapa
3 3 3 3 3 3 3
mitra
4 Pelanggan yang loyal 4 3 3 3 3 3,2
5 Menjadi kampung wisata tahu 2 3 2 2 3 2,4
JUMLAH 14 15 14 13 14 14
Ancaman (T)
Banyaknya pesaing produk yang
1 4 2 3 3 2 2,8
sejenis dilingkungan industri
2 Harga bahan baku 3 3 2 2 3 2,6
3 Perubahan selera konsumen 2 2 3 2 2 2,2
4 Adanya isu tahu Kediri berformalin 3 3 3 3 2 2,8
  JUMLAH 12 10 11 10 9 10,4
  TOTAL 26 25 25 23 23 24,4
91

Lampiran 5. Skor Rata-Rata Responden

Faktor Internal
No Bobot Rating Skor
Kekuatan (S)
1 Produk bisa didapatkan 24 jam 0,18 3,4 0,61
2 Harga jual produk bersaing 0,14 3 0,42
3 Memiliki izin usaha 0,13 2,8 0,36
4 Tidak menggunakan bahan pengawet 0,12 2,8 0,33
Lokasi industri dekat dengan bahan baku, jalan raya dan berada
5 0,1 2,2 0,22
ditengah kota
JUMLAH 0,67 14,2 1,94
Kelemahan (W)      
1 Keuangan belum dicatat dengan baik 0,05 2,2 0,11
2 Tidak ada shift kerja 0,05 2,2 0,11
3 Produk mudah ditiru 0,08 2,2 0,17
4 Manajemen usaha yang belum tertata dengan baik 0,07 2,4 0,16
5 Pemilik belum dapat memaksimalkan media promosi 0,08 2,6 0,20
  JUMLAH 0,33 11,6 0,75
  TOTAL 1,00
X Selisih S-W 1,19
92

Faktor Eksternal
No Bobot Rating Skor
Peluang (O)
1 Perkembangan dunia internet 0,15 3 0,45
2 Adanya dukungan pemerintah setempat 0,11 2,4 0,26
3 Bekerjasama dengan beberapa mitra 0,14 3 0,42
4 Pelanggan yang loyal 0,15 3,2 0,48
5 Menjadi kampung wisata tahu 0,09 2,4 0,21
JUMLAH 0,64 14 1,82
Ancaman (T)      
1 Banyaknya pesaing produk yang sejenis dilingkungan industri 0,12 2,8 0,33
2 Harga bahan baku 0,08 2,6 0,20
3 Perubahan selera konsumen 0,07 2,2 0,15
4 Adanya isu tahu Kediri berformalin 0,09 2,8 0,25
  JUMLAH 0,36 10,4 0,93
  TOTAL 1,00
Y Selisih O-T 0,89
93

Lampiran 6. Hasil Perhitungan Matriks QSPM

ALTERNATIF STRATEGI
FAKTOR KUNCI Bobot Penetrasi Pengembangan Pengembangan
Pasar Pasar Produk
KEKUATAN AS TAS AS TAS AS TAS
Produk bisa di
A1 0,18 3,4 0,612 3,6 0,648 4 0,72
dapatkan 24 jam
Harga jual produk
A2 0,14 3,2 0,448 3,2 0,448 3,6 0,504
bersaing
A3 Memiliki izin usaha 0,13 3 0,39 3,2 0,416 3,8 0,494
Tidak
A4 menggunakan 0,12 3,6 0,432 3,8 0,456 4 0,48
bahan pengawet
Lokasi industri
dekat dengan
bahan baku,
A5 0,1 3,2 0,32 3,4 0,34 4 0,4
jalan raya dan
berada ditengah
kota
KELEMAHAN
Keuangan belum
B1 0,05 2,6 0,13 2,4 0,12 3 0,15
dicatat dengan baik
Tidak ada shift
B2 0,05 2,6 0,13 2,8 0,14 3 0,15
kerja
Produk mudah
B3 0,08 2,6 0,208 2,8 0,224 3,2 0,256
ditiru
Manajemen usaha
B4 yang belum tertata 0,07 2,6 0,182 2,6 0,182 3,4 0,238
dengan baik
Pemilik belum
dapat
B5 memaksimalkan 0,08 2,6 0,208 2,8 0,224 3 0,24
media
promosi
PELUANG
Perkembangan
C1 0,15 3,6 0,54 3,6 0,54 4 0,6
dunia internet
Adanya dukungan
C2 pemerintah 0,11 2,8 0,308 2,6 0,286 3 0,33
setempat
Bekerjasama
C3 dengan beberapa 0,14 3,4 0,476 3,2 0,448 3,6 0,504
mitra
Pelanggan yang
C4 0,15 2,8 0,42 2,6 0,39 3,4 0,51
loyal
Menjadi kampung
C5 0,09 2,6 0,234 2,8 0,252 3,2 0,288
wisata tahu
ANCAMAN
Banyaknya pesaing
produk yang
D1 sejenis 0,12 3 0,36 3 0,36 3 0,36
dilingkungan
industri
D2 Harga bahan baku 0,08 2,2 0,176 2,6 0,208 3 0,24
Perubahan selera
D3 0,07 2,6 0,182 2,6 0,182 2,8 0,196
konsumen
Adanya isu tahu
D4 0,09 2,4 0,216 2,4 0,216 3,2 0,288
Kediri berformalin
JUMLAH 54,8 5,972 56 6,08 64,2 6,948
94

Lampiran 7. Dokumentasi Lapang


95
96

Anda mungkin juga menyukai