SKRIPSI
Oleh:
QUR’ANA LAILATUL AINI
150321100040
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian...................................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian.................................................................................3
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan..........................................................................................52
6.2 Saran...................................................................................................52
i
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................54
LAMPIRAN.........................................................................................................58
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuisioner.....................................................................................61
Lampiran 2. Pembobotan Faktor Internal Dan Faktor Eksternal......................82
Lampiran 3. Bobot Rata-Rata Responden.......................................................92
Lampiran 4. Rating Rata-Rata Responden......................................................94
Lampiran 5. Skor Rata-Rata Responden.........................................................96
Lampiran 6. Hasil Perhitungan Matriks QSPM................................................98
Lampiran 7. Dokumentasi Lapang.................................................................100
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
4
5
2.1.4 Agroindustri
Agroindustri adalah industri agricultur yang memiliki bentuk organisasi
produksi primer yang mengarah kepada organisasi industri (Simatupang, 2010).
Soekartawi (1996) menyatakan bahwa agroindustri merupakan industri yang
9
2.1.5 Tahu
Sarwono dan Saragih (2003) mengatakan bahwa, tahu merupakan
makanan yang berbahan baku kedelai yang dilumatkan menjadi bubur. Tahu
berasal dari bahasa cina yaitu Tao-Hu, Tao berarti kedelai dan Hu berarti lumat
menjadi bubur. Menurut Cahyadi (2009) tahu adalah makanan yang terbuat dari
kedelai yang telah digumpalkan dengan bahan-bahan lainnya, saat ini tahu
berkembang dan menjadi salah satu pencaharian penduduk di Indonesia.
Menurut Sarwono dan Saragih (2003) tahu yang diperdagangkan dijual dengan
berbagai macam bentuk, nama dan ukuran. Berikut merupakan berbagai macam
aneka tahu yang dijual di Indonesia:
a. Tahu Bandung
Tahu bandung memiliki tekstur agak keras dan kenyal dan bentuknya
persegu, tahu bandung memiliki warna kuning karena sudah direndam dengan
air kunyit sebelumnya.
b. Tahu Sumedang
Tahu Sumedang atau tahu pong memiliki tekstur yang lunak dan kenyal.
Tahu putih ini biasanya disimpan dalam wadah yang sudah berisi air, tahu ini
biasanya dipotong kecil-kecil dan digoreng. Isi dari tahu ini kosong sehingga
disebut dengan tahu pong.
c. Tahu Cina
Tahu Cina merupakan tahu putih yang bertekstur lebih padat, kenyal dan
halus. Dalam proses pembuatan tahu ini dilakukan dengan cetakan dan dipres
dengan mesin serta ditambahkan sioko (kalsium sulfat) sebagai bahan untuk
menggumpalkan protein dari sari kedelainya.
d. Tahu Takwa
Tahu Takwa adalah tahu khas Kota Kediri, Jawa Timur. Tahu Takwa
bertekstur padat. Proses pembuatan tahu takwa hampir sama dengan proses
10
saat ini dan didapatkan inti strategi, maka langkah selanjutnya adalah
memformulasikan strategi yang sesuai dengan mencocokkan faktor-faktor
strategi yang merupakan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman usaha
menggunakan matriks SWOT.
Pengembangan Usaha Kerupuk Ikan Payus (Elops Hawaiensis) Pada
UD. Sumber Rezeki Kelurahan Gunung Anyar Tambak, Kecamatan Gunung
Anyar, Kota Surabaya, Jawa Timur, dengan tujuan untuk mengetahui dan
menganalisis potensi usaha, aspek kelayakan usaha, dan strategi yang
digunakan dalam analisis SWOT (strength, weakness, opportunity, threat). Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Andriani et al (2015) menunjukkan bahwa analisis
SWOT yang digunankan terdapat dua faktor yaitu faktor internal yang berupa
kekuatan dan ancaman dan terdapat faktor eksternal yang berupa peluang dan
kelemahan. Dan berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa
analisis SWOT terletak di kuadran II yang menggunakan strategi ST (strength,
threat) yang artinya perusahaan harus menggunakan kekuatan di dalam usaha
untuk mengatasi ancaman di luar usaha, serta mendiversifikasi bentuk kerupuk
dan bentuk kemasan.
Febrianto dan Maria (2013) melakukan penelitian yang berjudul
pengelolaan dan pengembangan usaha produksi tahu pada perusahaan
keluarga UD. Pabrik tahu saudara di Surabaya. Penelitian dilakukan dengan
tujuan dapat mendeskripsikan pengelolaan usaha, menganalisis situasi dan
kondisi internal dan eksternal, melakukan analisis SWOT, dan merumuskan
alternatif strategi pengembangan usaha produksi tahu pada perusahaan
keluarga UD.Pabrik Tahu Saudara di Surabaya. Jenis penelitian yang dilakukan
yaitu menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pengumpulan data
menggunakan wawancara. UD.Pabrik Tahu Saudara merupakan perusahaan
keluarga dengan bidang usaha mengolah kacang kedelai menjadi tahu.
UD.Pabrik Tahu Saudara memiliki 4 fungsi bisnis, yaitu marketing,
accounting/finance, production/operation, dan sumber daya manusia. Hasil
penelitian yang dilakukan memberikan hasil yaitu menunjukkan bahwa
permintaan pasar akan produk tahu melebihi kapasitas yang dapat disediakan
perusahaan, pasar potensial masih sangat besar sebagai peluang perusahaan,
namun industri ini menghadapi tantangan berupa ketidakstabilan bahan bahan
baku sehingga seharusnya perusahaan meningkatkan kapasitas untuk dapat
14
cabe kering. Keripik singkong yang di beri penyedap terasa sedikit asin
sedangkan untuk keripik singkong yang di beri bumbu cabe kering terasa sedikit
pedas. Selanjutnya dari segi aspek teknologi Pengusaha Keripik Singkong
Primadona masih menggunakan teknologi yang sederhana sehingga dapat
mempengaruhi kehigienisan produk yang di hasilkan. Aspek pemasaran Keripik
singkong yang dihasilkan di jual kepada pedagang pengecer yang terlebih
dahulu telah melakukan pemesanan kepada pengusaha Keripik Singkong
Primadona. Yang terakhir aspek kelembagaan pengusaha Keripik Singkong
Primadona belum ada yang mengikuti pelatihan, mendapatkan bimbingan dan
arahan dari pemerintah. Pemilihan strategi yang dapat dilakukan untuk
agroindustri Keripik Singkong Primadona diantaranya meningkatan pelayanan
dan penampilan produk, melakukan standarisasi produk, memperbanyak jumlah
produksi, dan memperluas pengembangan pasar.
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
BAB III
METODE PENELITIAN
17
18
c. Menentukan rating dari faktor internal yakni kekuatan dan kelemahan dengan
skala yang digunakan sebagai berikut:
1) Nilai 1 = sangat lemah
2) Nilai 2 = tidak begitu lemah
3) Nilai 3 = cukup kuat
4) Nilai 4 = sangat kuat
d. Mengkalikan bobot dan rating untuk memperoleh skor dari faktor internal.
e. Menjumlah semua skor pada faktor internal untuk mendapatkan total skor bagi
perusahaan. Rata-rata nilai adalah 2,5. Apabila nilai rata-rata dibawah 2,5
(<2,5) maka dinyatakan perusahaan tersebut lemah secara internal. Namun,
apabila perusahaan memiliki nilai rata-rata diatas 2,5 (>2,5) maka perusahaan
dinyatakan memiliki posisi internal yang kuat.
Tabel 3.1
Matriks IFAS (Internal Strategic Factors Summary)
Faktor Internal Bobot Rating Bobot x Rating
Kekuatan
1
2
Total Kekuatan
Kelemahan
1
2
Total Kelemahan
Total 1,00
Sumber: Umar, 2002
3.4.2 Analisis Matriks EFAS
Analisis EFAS merupakan tahap identifikasi faktor eksternal perusahaan
yang mencatat semua ancaman dan peluang suatu perusahaan. Aspek eksternal
yang dapat dikumpulkan untuk menganalisis data adalah persoalan ekonomi,
sosial, budaya, lingkungan, politik, demografi, hukum, dan pemerintahan.
Menurut Umar (2002) analisis EFAS adalah sebagai berikut:
a. Membuat daftar dan menyusun faktor apa saja yang dapat menjadi peluang
dan ancaman dalam faktor eksternal.
b. Memberikan bobot pada masing-masing faktor dengan ketentuan semua
bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi total sebesar 1,00. Bobot
ditentukan dengan skala sebagai berikut:
1) 0,20 = sangat kuat
20
Tabel 3.2
Matriks EFAS (Eksternal Strategic Factors Summary)
Faktor Eksternal Bobot Rating Bobot X Rating
Peluang
1
2
Total Peluang
Ancaman
1
2
Total Ancaman
Total 1,00
Sumber : Umar, 2002
Faktor-faktor dalam matriks EFAS memiliki kemungkinan nilai tertinggi
total skor adalah 4,0 dan terendah adalah 1,0. Total skor 4,0 dalam matriks
EFAS menunjukkan bahwa perusahaan dapat merespon dengan baik peluang-
peluang yang ada. Sedangkan total skor 1,0 menunjukkan bahwa strategi
perusahaan tidak dapat memanfaatkan peluang atau tidak dapat menghindari
ancaman eksternal.
3.4.3 Analisis SWOT (Strenght, Weaknesses, Opportunity, Treatht)
Langkah yang harus dilakukan dalam menganalisis SWOT adalah
dengan mengidentifikasi faktor internal dan faktor eksternal perusahaan dengan
cara mencatat kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang ada dalam
perusahaan tersebut. Berikut adalah langkah-langkah analisis SWOT:
21
III. Mendukung
Strategi Mendukung
turn-arround strategi agresif
Weaknes Strenghth
s
IV.Mendukung II. Mendukung
strategi Defensif Strategi
Diversifikasi
Threath
Gambar 3.1
Diagram SWOT
Tabel 3.3
Matriks SWOT
Faktor Internal STRENGTHS (S) WEAKNESS (W)
Faktor Kekuatan Internal Faktor Kelemahan
Internal
Faktor Eksternal
OPPORTUNITIES (O) STRATEGI S-O STRATEGI W-O
Faktor Peluang Eksternal Daftar kekuatan guna Daftar guna
meraih keuntungan dari memperkecil
peluang yang ada kelemahan dengan
memanfaatkan
keuntungan dari
peluang yang ada
THREATS (T) STRATEGI S-T STRATEGI W-T
Faktor Ancaman Eksternal Daftar kekuatan untuk Daftar untuk
menghindari ancaman memperkecil kelemahan
dan menghindari
ancaman
Sumber : Umar, 2002
34. Pesaing merupakan pemilik industri yang memiliki pangsa pasar dengan
menjual barang yang sejenis atau sama.
BAB IV
GAMBARAN UMUM
28
29
pemilik memilih tahu takwa untuk dijadikan usaha karena menurut pemilik tahu
takwa memiliki peluang lebih banyak diminati oleh konsumen sebagai buah
tangan apabila konsumen tersebut datang ke Kota Kediri, selain itu sampai saat
ini tahu takwa “POPULER” sudah memiliki konsumen tetap di pasar-pasar
tradisional di Kota Kediri maupun diluar Kota Kediri. Selain tahu takwa, saat ini
pemilik juga memproduksi stick tahu yang dijual kepada konsumen.
Bapak Mariyono pada tahun 1996 meminjam uang kepada bank sebesar
Rp. 15.000.000 sebagai modal awal untuk memulai usaha pembuatan tahu
takwa. Modal pinjaman digunakan pemilik untuk mengontrak tempat usaha,
membeli peralatan masak untuk tahu, dan untuk membangun tempat yang
digunakan untuk produksi. Usaha yang dilakukan pemilik pada awalnya guna
memperkenalkan produknya kepada konsumen yaitu melalui berjualan sendiri ke
pasar, dititipkan kepada penjual yang ada dipasar dan saat ini seiring dengan
pertumbuhan teknologi modern, pemilik mulai memasarkan tahu takwa melalui
media sosial seperti Facebook, dan Whatsapp.
Tahun 2004 industri tahu takwa “POPULER” telah mendapatkan Sertifikat
Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (P-IRT) dengan nomor 915357102025.
Industri tahu takwa “POPULER” memiliki 11 tenaga kerja yang dibagi menjadi 5
tenaga kerja bagian produksi dan 6 tenaga kerja bagian pemasaran. Tenaga
kerja yang ingin bekerja di industri ini hanya cukup memiliki semangat, kerja
keras dan kegigihan dalam bekerja. Selain itu pemilik juga tidak memiliki kriteria
tertentu dalam merekrut tenaga kerja. Pemilik tahu takwa “POPULER” saat ini
tidak tergabung dalam UKM yang ada di Kota Kediri. Namun, pemilik pernah
mengikuti pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh Pemerintah setempat seperti
pengemasan produk, dan pengolahan hasil limbah.
Bahan baku yang digunakan dalam proses pembuatan tahu takwa adalah
kedelai. Kedelai yang digunakan dalam proses produksi adalah kedelai impor
karena menurut pemilik kualitas dari kedelai impor lebih baik dari pada kedelai
lokal. “POPULER” membeli bahan baku kedelai dari gudang kedelai yang ada di
daerah Gurah Kota Kediri. “POPULER” dalam satu hari minimal dapat
memproduksi tahu takwa sebanyak 25 kali masakan dan maksimal bisa
mencapai 50 kali masakan pada hari-hari tertentu seperti pada saat liburan
sekolah, dan lebaran. 1 kali produksi tahu takwa, “POPULER” menggunakan
13kg kedelai, garam, daun pandan, cuka makanan dan pewarna makanan.
30
Sekali produksi tahu takwa dapat menghasilkan ±200 biji tahu, jadi dalam sehari
“POPULER” dapat menghasilkan tahu takwa sebanyak ±5000 biji.
Pemasaran yang dilakukan oleh industri tahu takwa “POPULER”
dilakukan dirumah dan pasar-pasar tradisional di Kota Kediri dan diluar Kota
Kediri. Pemilik menjual tahu takwa yang diproduksi dengan hitungan perbiji.
Ditempat produksi, tahu takwa dijual dengan harga Rp. 1400 perbiji, dan dijual
dengan harga Rp.1000 perbiji ke pasar tradisional. Tahu takwa “POPULER”
dijual dengan kemasan plastik yang sudah ada label dengan nama “POPULER”.
Pemilik juga menyediakan wadah besek bagi konsumen yang membeli tahu
takwa dengan tambahan biaya sebesar Rp.1000. Bagi konsumen yang ingin
membeli tahu takwa “POPULER” dapat secara langsung sewaktu-waktu datang
ke tempat industri yaitu di Tinalan Gg. IV Kota Kediri. Sedangkan bagi reseller
atau pedagang yang menjual lagi tahu takwa “POPULER”, tahu takwa yang
sudah dipesan akan diantarkan oleh karyawan pemasar setiap hari ke pasar-
pasar yang ada di Kota Kediri maupun luar Kota Kediri seperti di daerah Wates,
Tulungagung, Kertosono, Nganjuk, Gurah, Pare.
2. Memasukkan kedelai yang sudah direndam dan dicuci dengan air ke dalam
mesin penggiling kedelai.
3. Merebus kedelai yang sudah dilakukan proses penggilingan hingga kedelai
tersebut mendidih.
4. Menyaring kedelai yang sudah masak dan mengambil sari tahu yang
selanjutnya diberi cuka makanan.
5. Memasak kembali sari kedelai yang sudah diberi cuka makanan sampai
dengan setengah matang.
6. Mencetak tahu kedalam cetakan dan kemudian tahu tersebut di pres agar
menghasilkan tahu yang padat.
7. Memotong tahu yang sudah dicetak dengan menggunakan pisau.
8. Tahu yang sudah dipotong kemudian dimasukkan kedalam wajan yang
sudah berisikan air, pandan, garam, dan pewarna makanan yang
selanjutnya dilakukan proses memasak tahu sampai tahu tersebut berubah
warna menjadi kuning.
9. Mengangkat tahu yang sudah masak dan menguning dan mendiamkannya
hingga dingin.
10. Mengemas tahu kedalam plastik yang sudah disediakan dan terdapat label
“POPULER”.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
32
33
hanya menggunakan bahan baku kedelai, garam, pandan, dan juga pewarna
makanan dalam proses produksinya. Sahroni (2017) menyatakan konsumen
akan lebih memilih untuk mengkonsumsi dodol pulut tanpa menggunakan bahan
pengawet hal tersebut akan memberikan potensi pasar dapat diperluas.
e. Lokasi Usaha
Lokasi usaha industri tahu takwa “POPULER” berada di Tinalan Gg IV
RT/RW 02/02 Kelurahan Tinalan, Kecamatan Pesantren Kota Kediri. Industri ini
merupakan industri tahu yang letaknya strategis yaitu berada di tengah kota dan
dekat dengan jalan raya serta lokasinya mudah dijangkau oleh transportasi
umum. Selain itu industri ini juga dekat dengan pengambilan bahan baku yang
berada di daerah Gurah Kabupaten Kediri. Dekatnya lokasi usaha tahu takwa
dengan bahan baku, jalan raya dan pasar sangat menguntungkan para
konsumen karena konsumen akan dengan mudah mendapatkan produk tahu
tersebut. Menurut penelitian dari Keller dalam Setyawan et al (2018) mengatakan
bahwa lokasi yang strategis adalah lokasi yang memiliki akses mudah dijangkau
oleh sarana transportasi umum, visibilitas, dan lokasi industri dapat dengan
mudah dilihat secara jelas dari tepi jalan.
f. Keuangan belum dicatat dengan baik
Faktor yang terpenting dalam kegiatan bisnis adalah adanya pembukuan
keuangan. Pembukuan yang dilakukan oleh suatu industri atau perusahaan
dapat membantu industri tersebut mengetahui biaya-biaya yang dikeluarkan atau
kas yang masuk pada usaha tersebut. Pembukuan dilakukan dengan tujuan agar
perusahaan dapat membedakan antara keuangan pribadi dan keuangan yang
harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk usahanya.
Pengelolaan keuangan yang dilakukan oleh industri tahu takwa
“POPULER” dapat dikategorikan belum baik. Dalam proses produksi tahu pemilik
tidak mencatat pengeluaran ataupun pemasukan dari hasil penjualan tahu takwa
tersebut. Industri tahu takwa “POPULER” tidak mencatat dan memiliki catatan
perusahaan seperti pencatatan gaji tenaga kerja, pembelian bahan baku, dan
hasil penjualan tahu setiap harinya. Dalam sistem penggajian pemilik hanya
menghitung secara manual berapa gaji masing-masing tenaga kerjanya tanpa
ada pencatatan secara rinci. Hal demikian sudah terjadi dari awal industri ini
berdiri.
35
tahun 2019 ini. Pemerintah Kota Kediri telah melakukan beberapa koordinasi
dengan pihak-pihak yang terkait dengan para pelaku industri tahu yang ada di
Gg. IV Kelurahan Tinalan Kecamatan Pesantren Kota Kediri untuk memperbaiki
industri tahu yang dikelolanya. Rencana Pemerintah Kota Kediri akan
menjadikan Gg IV Kelurahan Tianalan ini sebagai kawasan kampung edukasi
bagi para pengunjungnya. Jadi, kampung tahu ini diharapkan tidak hanya
menjual tahu takwa, dan olahan tahu lainnya kepada konsumen namu,
diharapkan setiap pelaku industri juga mampu untuk membangun relasi atau
memberikan pembelajaran bagi para konsumen bagaimana cara pengolahan
tahu dan lain sebagainya. Pemerintah Kota Kediri berharap dengan dibangunnya
kampung tahu ini dapat memberikan keuntungan dan menopang perekonomian
bagi para pelaku usaha industri tahu yang ada di Tinalan Kota Kediri.
f. Adanya Pesaing
Asrina dan Martina (2017) menyatakan bahwa pesaing adalah suatu
industri atau perusahaan yang memproduksi barang/jasa yang mirip dan sejenis
dengan produk yang dijual oleh industri lain dan dijual kepada konsumen.
Banyaknya pesaing produk tahu yang sejenis dilingkungan industri menjadi
ancaman bagi industri tahu takwa “POPULER”. Namun, saat ini ancaman
dengan adanya banyak pesaing industri tahu takwa di kelurahan Tinalan Kota
Kediri yang jumlah nya sebanyak 15 unit masih bisa diatasi oleh pemilik tahu
takwa “POPULER” dengan cara menetapkan harga yang murah dengan kualitas
produk tahu yang baik, sehingga meskipun pesaing tahu sejenis banyak terdapat
dilingkungan tersebut “POPULER” tetap mampu eksis dan bersaing dengan
indsutri tahu lainnya.
g. Harga Bahan Baku
Bahan baku utama yang digunakan pemilik industri tahu takwa
“POPULER” dalam memproduksi tahu adalah kedelai. Kedelai merupakan
komoditas pertanian yang harganya dapat berubah-ubah. Harga bahan baku
dapat mempengaruhi biaya produksi. Hal tersebut dapat menyebabkan harga
jual produk meningkat. Kondisi yang demikian dapat menyebabkan ancaman
bagi pemilik. Namun guna mengatasi harga bahan baku kedelai pemilik dalam
memproduksi tahu tetap menggunakan kedelai yang terbaik, hanya saja ketika
bahan baku naik pemilik akan sedikit mengurangi kedelai yang digunakan.
Pemilik memilih sedikit mengurangi kedelai dalam proses pembuatan tahu
40
dikarenakan jika pemilik menaikkan harga tahu yang akan terjadi konsumen akan
merasa keberatan. Hal tersebut termasuk dalam solusi yang dilakukan oleh
pemilik “POPULER” dalam memecahkan masalah harga bahan baku yang naik.
Menurut Anggraini et al (2017) mengatakan bahwa kenaikan harga bahan baku
akan dapat mempengaruhi kemajuan suatu usaha dan dapat menyebabkan
berkurangnya pendapatan dari seorang produsen.
h. Variasi Produk
Perubahan selera konsumen dapat menjadi ancaman bagi industri tahu
takwa “POPULER”. Adanya berbagai macam variasi produk olahan makanan
ringan dari tahu yang beragam seperti stick tahu, keripik tahu dan lain
sebagainya akan membuat konsumen lebih banyak dalam memilih alternatif
jajanan atau buah tangan. Sehingga dengan adanya variasi produk tahu yang
beragam dapat menjadi ancaman bagi industri tahu takwa “POPULER”
kedepannya. Guna mengatasi hal tersebut, pemilik tahu takwa “POPULER” mulai
membuat variasi produk yaitu stick tahu yang diproduksi sendiri dan dijual
kepada konsumennya. Pendapat dari Anggraini et al (2017) menyatakan
keberagaman produk konsumsi yang ada di pasar akan membuat konsumen
semakin cermat dan selektif dalam membeli suatu produk yang ditawarkan.
i. Adanya Isu Tahu Berformalin
Tahu merupakan olahan kedelai yang banyak diminati oleh konsumen,
selain harganya yang relatif murah, tahu juga memiliki kandungan protein yang
cukup tinggi. Tahu memiliki sifat produk yang tidak tahan lama, tahu hanya
mampu bertahan 3-5 hari saja. Guna mesiasati hal tersebut banyak produsen
yang melakukan kecurangan dengan menggunakan formalin dalam campuran
proses pembuatan tahu. Hal ini tentu saja membuat konsumen merasa khawatir
jika akan membeli tahu dan ragu untuk mengkonsumsinya. Adanya isu tahu
berformalin merupakan ancaman bagi industri tahu takwa “POPULER”, hal ini
dikarenakan isu tersebut dapat mempengaruhi konsumen untuk tidak membeli
tahu takwa dan mengkonsumsinya. Namun, “POPULER” sudah memiliki ijin edar
produk atau P-IRT yang sudah dicantumkan pada kemasan produk yang berarti
menandakan bahwa tahu takwa “POPULER” tidak mengandung bahan yang
berbahaya yang dapat mengancam kesehatan konsumennya.
41
Tabel 5.1
Matriks Internal Strategic Factors Summary (IFAS)
Faktor Internal
No Bobot Rating Skor
Kekuatan (S)
1 Produk bisa di dapatkan 24 jam 0,18 3,4 0,61
2 Harga jual produk bersaing 0,14 3 0,42
3 Memiliki izin usaha 0,13 2,8 0,36
4 Tidak menggunakan bahan pengawet 0,12 2,8 0,33
Lokasi Industri dekat dengan bahan baku, jalan
5 0,1 2,2 0,22
raya dan berada ditengah kota
JUMLAH 0,67 14,2 1,94
Kelemahan (W)
1 Keuangan belum dicatat dengan baik 0,05 2,2 0,11
2 Tidak ada shift kerja 0,05 2,2 0,11
3 Produk mudah ditiru 0,08 2,2 0,17
Manajemen usaha yang belum tertata dengan
4 0,07 2,4 0,16
baik
Pemilik belum dapat memaksimalkan media
5 0,08 2,6 0,20
promosi
JUMLAH 0,33 11,6 0,75
TOTAL 1
X Selisih S-W 1,19
Sumber: Data Primer Diolah, 2019
Matriks IFAS (Matriks Internal Strategic Factors Summary) diatas
menunjukkan bahwa kekuatan terbesar yang dimiliki oleh industri tahu takwa
“POPULER” Kelurahan Tinalan Kota Kediri terletak pada poin pertama yaitu
42
Tabel 5.2
Matriks Eksternal Strategic Factors Summary (EFAS)
Faktor Eksternal
No Bobot Rating Skor
Peluang (O)
1 Perkembangan dunia internet 0,15 3 0,45
2 Adanya dukungan Pemerintah setempat 0,11 2,4 0,26
3 Bekerjasama dengan beberapa mitra 0,14 3 0,42
4 Loyalitas pelanggan 0,15 3,2 0,48
5 Menjadi kampung wisata tahu 0,09 2,4 0,21
JUMLAH 0,64 14 1,82
Ancaman (T)
Banyaknya pesaing produk yang sejenis
1 0,12 2,8 0,33
dilingkungan industri
2 Harga bahan baku 0,08 2,6 0,20
3 Perubahan selera konsumen 0,07 2,2 0,15
4 Adanya isu tahu Kediri berformalin 0,09 2,8 0,25
JUMLAH 0,36 10,4 0,93
TOTAL 1
X Selisih O-T 0,89
Sumber: Data Primer Diolah, 2019
Matriks Eksternal Strategic Factors Summary (EFAS) diatas menunjukkan
bahwa peluang terbesar yang dimiliki oleh industri tahu takwa “POPULER”
43
terdapat pada poin 4 yaitu pelanggan yang loyal dengan jumlah skor 0,48.
Industri tahu takwa “POPULER” memiliki pelanggan yang loyal, pelanggan
tersebut adalah pelanggan yang setia terhadap produk tahu takwa milik
“POPULER”. Banyaknya pelanggan yang loyal dan setia dikarenakan harga tahu
tang dijual oleh “POPULER” memiliki selisih harga yang cukup murah
dibandingkan dengan harga tahu takwa yang lain. Bagi konsumen yang membeli
tahu takwa dalam jumlah yang banyak tidak akan mendapatkan potongan harga
dari pemilik melainkan pemilik akan memberikan bonus tahu kepada konsumen.
Sedangkan ancaman terbesar yang akan dihadapi oleh pemilik industri tahu
takwa “POPULER” terdapat pada poin 1 yaitu banyaknya pesaing produk yang
sejenis yang ada di lingkungan industri dengan jumlah skor 0,33. Ancaman ini
merupakan ancaman yang kuat bagi pemilik dikarenakan di lingkungan tersebut
terdapat beberapa industri yang memiliki usaha tahu takwa sama seperti industri
tahu takwa “POPULER”. Hasil perhitungan dengan Matriks Eksternal Strategic
Factors Summary (EFAS) pada industri tahu takwa “POPULER” diperolah jumlah
skor peluang (O) sebesar 1,82 dan jumlah skor ancaman sebesar (T) sebesar
0,93. Selain itu pada tabel 5.2 menunjukkan bahwa nilai Y sebesar 0,89.
PELUANG
I. Mendukung strategi agresif
III. Mendukung strategi turnaround
0,88
KELEMAHAN KEKUATAN
1,18
ANCAMAN
Tabel 5.3
Matriks SWOT
IFAS
Strengthts (S) Weaknesses (W)
EFAS
1. Produk bisa didapatkan 24 jam 1. Keuangan belum dicatat
dengan baik
2. Harga jual produk bersaing 2. Tidak ada shift kerja
3. Memiliki izin usaha 3. Produk mudah ditiru
4. Tidak menggunakan bahan 4. Manajemen usaha yang
pengawet belum tertata dengan baik
5. Lokasi industri dekat dengan 5. Pemilik belum dapat
bahan baku, jalan raya dan memaksimalkan media
berada ditengah kota promosi
Opportunity (O) SO WO
1. Perkembangan
dunia internet
2. Adanya dukungan Melakukan kegiatan promosi Memperbaiki manajemen
pemerintah secara online dan offline untuk industri dan kemampuan SDM
setempat memperluas jangkauan pasar di (W1, W2, W4, W5, O1, O2, O4)
Kota Kediri maupun diluar Kota
Kediri.
(S1, S2, S3, S4, S5, O1, O5)
3. Bekerjasama
dengan beberapa
mitra
4. Loyalitas
pelanggan
5. Menjadi kampung
wisata tahu
Threast (T) ST WT
1. Banyaknya pesaing Melakukan inovasi dan variasi Merumuskan visi misi
produk yang produk perusahaan dan membuat
sejenis di (S1, S3, S4, S5, T1, T4, ) struktur organisasi yang tepat
lingkungan industri (W1, W2, W4, T1)
2. Harga bahan baku
3. Perubahan selera
konsumen
4. Adanya isu tahu
Kediri berformalin
Sumber: Data Primer Diolah, 2019
Masing-masing faktor internal dan eksternal dari indutri tahu takwa “POPULER”
dapat dirumuskan beberapa strategi. Strategi tersebut diantaranya adalah SO,
WO, WT dan ST. Berikut penjelasan dari masing-masing strategi tersebut:
46
a. Strategi SO
1) Melakukan kegiatan promosi secara online dan offline untuk memperluas
jangkauan pasar di Kota Kediri maupun diluar Kota Kediri.
Kegiatan promosi yang dilakukan oleh industri tahu takwa “POPULER”
selama ini hanya dengan promosi dari mulut ke mulut. Pemilik belum melakukan
kegiatan promosi atau pemasaran secara online. Kegiatan promosi yang
demikian kurang optimal dilakukan karena banyak konsumen lain yang belum
mengetahui adanya produk tahu takwa “POPULER” tersebut. Peluang yang
harus dilakukan oleh pemilik adalah dengan memanfaatkan dunia internet.
Pemilik dapat memanfaatkan dunia internet sebagai media promosi kepada
masyarakat luas secara efektif dan efisien. Dunia internet yang dapat
dimanfaatkan pemilik yaitu media sosial diantaranya seperti instagram,
Facebook, maupun web. Selain bermanfaat untuk mempromosikan produk,
media promosi juga dapat dimanfaatkan pemilik untuk mencari, mendapatkan
ide-ide dan informasi baru guna meningkatkan kualitas produk. Haryanto (2013)
berpendapat bahwa strategi promosi merupakan salah satu cara yang digunakan
guna meningkatkan citra perusahaan. Industri tahu takwa “POPULER” berpotensi
memiliki pangsa pasar yang luas dengan dukungan promosi secara offline yaitu
dengan memasang banner-banner dan pamflet ditempat-tempat yang strategis.
Selain itu, mengikuti kegiatan-kegiatan pameran yang diadakan oleh pemerintah
merupakan salah satu cara yang dapat dimanfaatkan pemilik sehingga tahu
takwa yang diproduksi semakin dikenal oleh masyarakat dan dapat
meningkatkan penjualan dan memperluas pasar tahu takwa “POPULER”.
Keunggulan produk tahu takwa yang dimiliki oleh industri tahu takwa
“POPULER” diantaranya seperti harga jual yang murah dan terjangkau, produk
tahu bisa didapatkan 24 jam, kualitas produk baik, produk tahu tidak
menggunakan bahan pengawet, serta usaha yang dijalankan telah memiliki izin
usaha. Adanya keunggulan tersebut harus mampu dimaksimalkan oleh pemilik
industri dengan baik karena hal tersebut merupakan modal awal yang dapat
dimanfaatkan pemilik untuk meningkatkan penjualan. Penjualan tahu takwa
“POPULER” akan lebih meningkat dengan cara pemilik mampu memperluas
pasarnya. Pemilik dapat menjual tahu takwa yang diproduksi tersebut ke tempat
pusat oleh-oleh ataupun menambah reseller lagi. Dengan banyak mitra yang
digandeng pemilik hal tersebut tentu akan sangat menguntungkan bagi pemilik
47
c. Strategi ST
1) Melakukan inovasi dan variasi produk
Produk tahu takwa yang dihasilkan oleh “POPULER” memiliki kualitas
produk yang bagus, harganya terjangkau, tidak menggunakan bahan pengawet
dan bahan baku kedelai yang dekat dengan lokasi usaha dapat dimanfaatkan
untuk menghadapi pesaing dan juga selera konsumen. Guna memenuhi adanya
perubahan selera konsumen pemilik harus inovatif dalam menambah produk
yang dihasilkan. Industri tahu takwa “POPULER” harus mampu melihat keinginan
pasar akan permintaan tahu. Pemilik tahu takwa “POPULER” dapat melakukan
inovasi produk dengan membuat stick tahu, keripik tahu dan olahan tahu lainnya.
Dengan begitu pemilik akan mendapat keuntungan tambahan dari hasil
penjualan tahu. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Sahroni (2017) yang memilih strategi ST dengan mempertahankan produk tanpa
menggunakan bahan pengawet dan dengan menambahkan aneka rasa produk
dodol agar selera konsumen yang sering berubah-ubah dapat terpenuhi.
d. Strategi WT
1) Merumuskan visi misi perusahaan dan membuat struktur organisasi yang
tepat
Industri tahu takwa “POPULER” merupakan usaha yang telah memiliki ijin
usaha edar, hal ini merupakan kekuatan yang dimiliki industri tersebut. Namun,
dalam menjalankan usahanya “POPULER” belum memiliki visi dan misi serta
belum memiliki susunan organisasi yang dapat dijadikan pedoman dalam
mejalankan usahanya. Adanya susunan organisasi yang jelas dapat
memudahkan tenaga kerja mengetahui tugas-tugas yang harus dilakukan agar
kegiatan produksi tahu takwa lebih efektif. Banyaknya pesaing dilingkungan
industri “POPULER” merupakan ancaman yang sangat kuat bagi industri
tersebut, karena dengan tidak adanya tujuan perusahaan “POPULER” tidak
mampu mengetahui kedudukannya dibanding dengan pesaing yang lainnya.
5.3 Analisis Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM)
Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) merupakan alat analisis
yang dapat digunakan untuk mengevaluasi alternatif strategi secara obyektif
berdasarkan faktor-faktor internal dan ekzternal yang sebelumnya telah
diidentifikasi (Maulidah, 2012). QSPM secara konseptual berguna untuk
menetapkan kemenarikan relatif dari strategi-strategi yang telah dipilih untuk
49
menentukan mana yang paling baik yang dapat diimplementasikan (Umar, 2002).
Berdasarkan hasil dari analisis perhitungan matriks internal eksternal dan matriks
SWOT diperoleh beberapa alternatif strategi diantaranya yaitu pengembangan
pasar, penetrasi pasar, dan pengembangan produk. Berikut ini adalah hasil
analisis QSPM di industri tahu takwa “POPULER” Kota Kediri.
50
Tabel 5.4
Hasil analisis QSPM Industri Tahu Takwa “POPULER” Kota Kediri
ALTERNATIF STRATEGI
FAKTOR KUNCI Bobot Penetrasi Pengembangan Pengembangan
Pasar Pasar Produk
KEKUATAN AS TAS AS TAS AS TAS
Produk bisa di
A1 0,18 3,4 0,612 3,6 0,648 4 0,72
dapatkan 24 jam
Harga jual produk
A2 0,14 3,2 0,448 3,2 0,448 3,6 0,504
bersaing
A3 Memiliki izin usaha 0,13 3 0,39 3,2 0,416 3,8 0,494
Tidak
A4 menggunakan 0,12 3,6 0,432 3,8 0,456 4 0,48
bahan pengawet
Lokasi industri
dekat dengan
bahan baku,
A5 0,1 3,2 0,32 3,4 0,34 4 0,4
jalan raya dan
berada ditengah
kota
KELEMAHAN
Keuangan belum
B1 0,05 2,6 0,13 2,4 0,12 3 0,15
dicatat dengan baik
Tidak ada shift
B2 0,05 2,6 0,13 2,8 0,14 3 0,15
kerja
Produk mudah
B3 0,08 2,6 0,208 2,8 0,224 3,2 0,256
ditiru
Manajemen usaha
B4 yang belum tertata 0,07 2,6 0,182 2,6 0,182 3,4 0,238
dengan baik
Pemilik belum
dapat
B5 memaksimalkan 0,08 2,6 0,208 2,8 0,224 3 0,24
media
Promosi
PELUANG
Perkembangan
C1 0,15 3,6 0,54 3,6 0,54 4 0,6
dunia internet
Adanya dukungan
C2 pemerintah 0,11 2,8 0,308 2,6 0,286 3 0,33
setempat
Bekerjasama
C3 dengan beberapa 0,14 3,4 0,476 3,2 0,448 3,6 0,504
mitra
Loyalitas
C4 0,15 2,8 0,42 2,6 0,39 3,4 0,51
pelanggan
Menjadi kampung
C5 0,09 2,6 0,234 2,8 0,252 3,2 0,288
wisata tahu
ANCAMAN
Banyaknya pesaing
produk yang
D1 sejenis 0,12 3 0,36 3 0,36 3 0,36
dilingkungan
industri
D2 Harga bahan baku 0,08 2,2 0,176 2,6 0,208 3 0,24
Perubahan selera
D3 0,07 2,6 0,182 2,6 0,182 2,8 0,196
konsumen
Adanya isu tahu
D4 0,09 2,4 0,216 2,4 0,216 3,2 0,288
Kediri berformalin
JUMLAH 5,972 6,08 6,948
Sumber: Data Primer diolah, 2019
51
Berdasarkan tabel 5.4 nilai TAS (Total Attractive Score) pada masing-
masing alternatif memiliki jumlah nilai yang berbeda-beda. Prioritas strategi yang
paling utama berdasarkan hasil analisis adalah strategi pengembangan produk
dengan total nilai TAS 6,948. Prioritas strategi yang kedua adalah strategi
pengembangan pasar dengan total TAS sebesar 6,08. Sedangkan nilai TAS
sebesar 5,972 terdapat pada prioritas strategi ketiga yakni penetrasi pasar. Hal
tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Widitomo et al (ny) yang
menyatakan bahwa nilai total TAS yang diperoleh dari analisis QSPM
menunjukkan bahwa prioritas tertinggi terdapat pada strategi pengembangan
produk dengan nilai TAS sebesar 5,829.
Pengembangan suatu produk dalam suatu perusahaan sangat perlu
dilakukan dimana diantaranya adalah menjaga kualitas produk atau jasa yang
ditawarkan karena hal tersebut dapat mempengaruhi loyalitas pelanggan. Rahim,
2017 mengatakan bahwa suatu produk merupakan salah satu komponen
terpenting dalam bauran promosi, jadi alangkah lebih baik jika produk yang
ditawarkan harus terus dikembangkan karena pelanggan biasanya akan selalu
mempertimbangkan produk yang sudah dikenal masyarakat dalam proses
pembelian. Sehingga, para pelaku usaha harus mampu memberikan inovasi-
inovasi terbaru guna meningkatkan produk atau jasa yang ditawarkan.
Strategi pengembangan pasar adalah strategi yang berguna untuk
memperkenalkan produk atau jasa terbaru kedaerah daerah baru (Umar,2002).
Strategi pengembangan pasar merupakan strategi yang bertujuan untuk
membidik konsumen baru yang diharapkan dapat memperluas pangsa pasar
produk tersebut. Strategi pengembangan pasar dapat dilakukan dengan cara
bekerjasama dengan mitra kerja atau membangun relasi dengan perusahaan
lain.
Strategi penetrasi yang dilakukan leh perusahaan memiliki tujuan guna
dapat memperluas pangsa pasar. Apabila produk atau jasa yang ditawarkan
sudah mampu bersaing maka, hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan adalah
melakukan proses pemasaran dengan baik dan dengan semaksimal mungkin.
Pada dasarnya pemasaran adalah melakukan suatu kegiatan yang perlu
dilakukan oleh sebuah organisasi yang menyediakan barang atau jasa dengan
tujuan dapat mempertahankan kelangsungan hidup usahanya (Rahim, 2017).
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahsan tersebut maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Faktor internal yang dimiliki oleh industri tahu takwa “POPULER” yaitu
produk bisa didapatkan 24 jam, harga jual produk bersaing, memiliki izin
usaha, tidak menggunakan bahan pengawet, lokasi industri dekat dengan
bahan baku, jalan raya dan berada ditengah kota, keuangan belum dicatat
secara baik, tidak ada shift kerja, produk mudah ditiru, manajemen usaha
yang belum tertata dengan baik, dan pemilik belum dapat menghasilkan
media promosi. Faktor eksternal yang dimiliki oleh industri tahu takwa
“POPULER” adalah perkembangan dunia internet, adanya dukungan
pemerintah setempat, bekerjasama dengan beberapa mitra, pelanggan yang
loyal, menjadi kampung wisata tahu, banyaknya pesaing produk sejenis,
fluktuasi harga bahan baku, perubahan selera konsumen, dan adanya isu
tahu Kediri berformalin.
2. Posisi usaha industri tahu takwa “POPULER” Kelurahan Tinalan Kecamatan
Pesantren Kota Kediri menempati posisi kuadran I yang mendukung strategi
agresif yaitu strategi SO. Strategi SO tahu takwa “POPULER” yaitu
melakukan kegiatan promosi secara online dan offline untuk memperluas
jangkauan pasar di Kota Kediri maupun diluar Kota Kediri.
6.2 Saran
52
53
1. Sebaiknya pemilik industri tahu takwa “POPULER” membuat visi dan misi
perusahaaan dan membuat struktur organisasi usaha sehingga tenaga kerja
dapat mengetahui mekanisme kerja, serta tugas dan tanggung jawab yang
harus dilakukan.
2. Sebaiknya untuk mengembangkan produk pemilik dapat memanfaatkan
dunia internet untuk proses pemasaran dikarenakan dengan memanfaatkan
teknologi informasi tersebut pemilik dapat dengan mudah memperluas
pangsa pasar.
3. Pengembangan pasar yang dapat dilakukan oleh pemilik tahu takwa
“POPULER” yaitu dengan memiliki tempat pendistribusian yang baru dengan
menerapkan kebijakan harga yang berbeda guna manarik pelanggan yang
baru.
4. Penetrasi pasar yang sebaiknya dilakukan oleh pemilik tahu takwa
“POPULER” adalah dengan mempertahankan atau meningkatkan pasar
produk yang sudah ada dengan strategi harga yang kompetitif, iklan dan
peningkatan promosi penjualan.
DAFTAR PUSTAKA
54
55
Purwono, J, Sri, S dan Rara, T.P. 2015. Strategi Pengembangan Bisnis Rumah
Tempe Indonesia di Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Jurnal Neo-Bis.
Vol.9 No.1: 60-71.
Rahim Ria. 2017. Pengaruh Bauran Promosi Terhadap Keputusan Wisatawan
Untuk Berkunjung Ke Daya Tarik WIsata Ladaya Kutai Kartanegara:
eJournal Administrasi Bisnis. Vol 5. No 1. Hal 13-25
Rangkuti, Freddy. 2008. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Rauf, R.A, Darman, S, dan Andriana, A. 2015. Pengembangan Usahatani
Bawang Merah Varietas Lembah Palu dan Strategi Analisis Swot. Jurnal
Agriekonomika. Vol.4 No.2: ISSN: 2301-9948: 245-257.
Rini, E.S, 2013. Peran Pengembangan Produk Dalam Meningkatkan Penjualan.
Jurnal Ekonom. Vol. 16 No.1: 30-38.
Sahroni,. A. 2017. Strategi Pemasaran Dodol Pulut di Desa Paloh Kecamatan
Peusangan Kabupaten Bireuen. Jurnal S.Pertanian Vol. 1 No. 10:848-859
Sarwono B., Saragih, YP. 2001. Membuat Aneka Tahu. Jakarta (ID): Penebar
Swadaya.
Satyajaya, W., Azhari R., Irfan M.A. 2017. Strategi Pemasaran Produk Tortilla
Jagung (studi kasus UMKM Kelompok Wanita Tani Kemuning 11. J.Fd
Life. Sci Vol.1 No. 1:11-20)
Sedarmayanti. 2014. Manajemen Strategi. Bandung: PT. Refika Aditama.
Setyawan, A,. Evanila S., Hidayat K. 2018. Analisis Finansial dan Strategi
Pengembangan Usaha Industri Kue Baytat “ADN” di Kota Bengkulu.
Jurnal Agroindustri Vol. 8 No. 1:71-79
Simatupang, Purwoto, dkk. 2010. Pengembangan Agro Industri Sebagai
Penggerak Pembangunan Desa, Pusat Penelitian Agro Ekonomi: Bogor.
Sinollah. 2011. Analisis Perilaku Konsumen Terhadap Produk Tempe di
Kabupaten Magetan. Jurnal Manajemen Agribisnis Vol. 11 No. 4:28-37
Soekartawi. 1996. Agribisnis, Teori dan Aplikasinya. Raja Grafindo Persada.
Jakarta
Sugiyono.2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung. CV
Alfabeta
Syaifur, R., Banun, D.P., Supriyanto. 2014. Strategi Bersaing pada Industri
Kerupuk Amplang. Agrointek. Vol. 8 No. 2.
Tarida, Y. 2012. Strategi Diferensiasi Produk, Diversifikasi produk, Harga Jual
dan Kaitannya terhadap penjualan pada Industri Kerajinan Rotan di Kota
Palembang. Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 10 No. 2: 124-142
Taufiqurokhman. 2016. Manajemen Strategik. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik: Jakarta Pusat.
Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Pemasaran. Edisi 3. ANDI: Yogyakarta.
Umar, H. 2002. Strategic Management in Action. PT Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
57
Warisno dan Dahana, Kres. (2010). Meraup Untung Dari Olahan Kedelai.
Jakarta: PT. Agro Media Pustaka.
Wibowo, A. 2009. Analisis Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan
Pelanggan (Studi pada perumahan Sembungharjo Permai Pengembang
PT. Sindur Graha Tama). Jurnal Sains Pemasaran Indonesia Vol. 8 No.
2: 173-186
Widitomo Dwiki Puji dan Haryo Santoso. Ny. Penetapan Strategi Pengembangan
WIsata Dengan Menggunakan Strategy-Formulation Framework (Studi
Kasus Pada Agrowisata Kampong Kopi Banaran). [Artikel Penelitian].
Program Studi Teknik Industri. Fakultas Teknik. Universitas Diponegoro.
Semarang
Yohanna, L., Dwi R.M.I., Endang S. 2016. Upaya Peningkatan Usaha
Masyarakat melalui Pengurusan Perizinan Usaha dan Merek. Jurnal
Surya Vol. 2 No. 1:73-77
58
LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuisioner
KUISIONER PENELITIAN
STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHU TAKWA
“POPULER” KELURAHAN TINALAN KOTA KEDIRI
Dengan Hormat,
Bersama ini, saya:
Nama : Qur’ana Lailatul Aini
NIM : 150321100040
Prodi/Fakultas : Agribisnis/Pertanian
Alamat : Desa Ringinsari Kecamatan Kandat Kabupaten Kediri
KUISIONER PENELITIAN
STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHU TAKWA “POPULER”
KELURAHAN TINALAN KOTA KEDIRI
IDENTITAS RESPONDEN
Nama Responden :
Alamat :
Jenis Kelamin :
Umur :
Pendidikan Terakhir :
Pekerjaan :
Jabatan :
Gambaran Umum Industri Tahu Takwa “Populer” Kelurahan Tinalan Kota
Kediri
1. Apa nama usaha yang Bapak/Ibu dirikan? Sudahkah perusahaan memiliki
bentuk legal bisnis?
..........................................................................................................................
2. Usaha Bapak/Ibu didirikan pada tanggal, bulan dan tahun berapa?
…………………………………………………………………………………………
3. Berada dimana alamat usaha Bapak/Ibu? Dan apakah terdapat no.telepon,
website, email, dan akun media sosial khusus untuk usaha ini?
..........................................................................................................................
4. Siapa yang mendirikan usaha ini?
………………………………………………………………………………………....
5. Apa yang melatarbelakangi bapak/ibu mendirikan usaha ini?
..…………………………………………………………………………………….....
6. Bagaimana sejarah terbentuknya usaha ini sampai sekarang?
..………………………………………………………………………………………..
7. Hal apa yang mendorong Bapak/Ibu untuk tetap melanjutkan usaha ini?
..........................................................................................................................
8. Apakah visi dan misi usaha Bapak/Ibu?
..........................................................................................................................
9. Apakah industri bapak/ibu sudah memiliki ijin usaha?
a. Iya b. Tidak
60
10. Susunan organisasi beserta tugas apa saja yang terdapat dalam usaha
Bapak/Ibu?
..........................................................................................................................
11. Berapa modal pertama Bapak/Ibu untuk memulai usaha industri tahu takwa
ini?
………………………………………………………………………………..............
12. Produk apa saja yang bapak/ibu produksi?
..........................................................................................................................
13. Apakah dalam usaha yang Bapak/Ibu jalankan produk yang dijual sudah
memiliki sertifikasi? Jika iya, apa saja?
..........................................................................................................................
14. Kendala apa yang dihadapi dalam usaha industri tahu takwa ini?
........................................................................................................................
15. Bagaimana solusi untuk menangani permasalahan yang dihadapi?
..........................................................................................................................
16. Apakah Bapak/ibu tergabung dalam UKM yang ada ?
a. Ya b. Tidak
17. Berapa banyak jumlah tenaga kerja yang ada di industri Bapak/Ibu?
………………………………………………………………………………..............
18. Bahan baku apa saja yang dibutuhkan dalam sekali produksi?
..........................................................................................................................
19. Berapa banyak bahan baku yang dibutuhkan?
..........................................................................................................................
20. Dalam sekali produksi berapa jumlah produk yang dapat dihasilkan?
..........................................................................................................................
21. Produksi dilakukan berapa kali?
..........................................................................................................................
22. Bagaimana proses pengolahan produknya?
..........................................................................................................................
23. Apakah dalam proses produksi Bapak/Ibu sudah menggunakan teknologi/
mesin guna mempermudah dan mempercepat proses produksi? Jika iya,
berapa jumlah teknologi atau mesinnya.
..........................................................................................................................
61
24. Apakah Bapak/Ibu pernah mengikuti pelatihan, jika iya apa saja?
………………………………………………………………………………..............
25. Kemana saja produk tahu takwa ini di pasarkan?
..........................................................................................................................
26. Apakah dalam proses penjualan Bapak/Ibu sudah memiliki sistem
pembukuan yang jelas?
..........................................................................................................................
I. Analisis Lingkungan Internal
1. Produk
a. Bagaimana proses produksi yang dilakukan pada usaha produk industri tahu
takwa ini?
...........…………………………………………………………………………………
b. Bahan baku apa saja yang dibutuhkan dalam memproduksi tahu takwa?
..........................................................................................................................
c. Berapa banyak bahan baku yang dibutuhkan dalam sekali produksi?
..........................................................................................................................
d. Berapa jumlah produk yang dapat dihasilkan untuk setiap produksi tahu
takwa?
...........…………………………………………………………………………………
e. Peralatan dan bahan apa saja yang dibutuhkan dalam melakukan proses
produksi?
...........…………………………………………………………………………………
f. Teknologi apa saja yang digunakan untuk proses pengolahan tahu takwa?
..........................................................................................................................
g. Bahan Baku dasar apa yang digunakan untuk mengolah produk?
..........................................................................................................................
h. Bagaimana ketersediaan bahan baku di lokasi industri?
..........................................................................................................................
i. Bahan baku kedelai yang digunakan diperoleh dari mana saja? Mudah atau
susah didapatkan?
..........................................................................................................................
j. Kedelai yang Bapak/Ibu gunakan termasuk kedelai Impor/Ekspor?
..........................................................................................................................
62
KUISIONER PENELITIAN
STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHU TAKWA “POPULER”
KELURAHAN TINALAN KOTA KEDIRI
6. Berapa harga tahu takwa per biji yang bapak/ibu dapatkan dari
“POPULER”?
..........................................................................................................................
7. Apakah bapak/ibu pernah melakukan komplain kepada pemilik apabila
terdapat produk tahu yang tidak sesuai? Jika iya, bagaimana respon dari
pemilik?
..........................................................................................................................
8. Apakah terdapat kontrak kerja secara tertulis yang disepakati? (bagi reseller)
..........................................................................................................................
9. Apa alasan bapak/ibu setia dengan produk tahu dari tahu takwa
“POPULER”?
..........................................................................................................................
10. Tahu takwa yang bapak/ibu beli dari “POPULER” dijual lagi dengan harga
berapa?
..........................................................................................................................
11. Apabila produk tahu takwa “POPULER” tidak habis terjual apa yang
bapak/ibu lakukan?
..........................................................................................................................
71
KUISIONER PENELITIAN
STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHU TAKWA “POPULER”
KELURAHAN TINALAN KOTA KEDIRI
KUISIONER PENELITIAN
STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHU TAKWA “POPULER”
KELURAHAN TINALAN KOTA KEDIRI
IDENTITAS RESPONDEN
Nama Responden :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pendidikan Terakhir :
Jabatan :
Alamat :
Kabupaten/Kota :
Tanggal Survei :
Berikan nilai pada Bobot dan Rating terhadap faktor internal dan eksternal dalam
penelitian yang berjudul:
“Strategi Pengembangan Industri Tahu Takwa “Populer” Kelurahan Tinalan Kota
Kediri”
Pada kolom “Bobot” isikan nilai bobot sesuai dengan ketentuan penilaian,
ketentuan penilaian sebagai berikut:
Bobot Keterangan
0,10 Rata-Rata
3) Nilai 3 = Jika faktor tersebut dinilai cukup kuat dalam memengaruhi Industri
tahu takwa “POPULER” dibandingkan dengan faktor yang lainnya.
4) Nilai 4 = Jika faktor tersebut dinilai sangat kuat dalam memengaruhi Industri
tahu takwa “POPULER” dibandingkan dengan faktor yang lainnya.
Faktor Internal
No Bobot Rating Skor
Kekuatan (S)
1 Produk bisa di dapatkan 24 jam
2 Harga jual produk bersaing
3 Memiliki izin usaha
4 Tidak menggunakan bahan pengawet
Lokasi Industri dekat dengan bahan baku, jalan
5
raya dan berada ditengah kota
JUMLAH
Kelemahan (W)
1 Keuangan belum dicatat dengan baik
2 Tidak ada shift kerja
3 Produk mudah ditiru
Manajemen usaha yang belum tertata dengan
4
baik
Pemilik belum dapat memaksimalkan media
5
promosi
JUMLAH
TOTAL 1
X Selisih S-W
Faktor Eksternal
No Bobot Rating Skor
Peluang (O)
1 Perkembangan dunia internet
2 Adanya dukungan Pemerintah setempat
3 Bekerjasama dengan beberapa mitra
4 Pelanggan yang loyal
5 Menjadi kampung wisata tahu
JUMLAH
Ancaman (T)
Banyaknya pesaing produk yang sejenis
1
dilingkungan industri
2 Harga bahan baku
3 Perubahan selera konsumen
4 Adanya isu tahu Kediri berformalin
JUMLAH
TOTAL 1
X Selisih O-T
75
KUISIONER PENELITIAN
STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHU TAKWA “POPULER”
KELURAHAN TINALAN KOTA KEDIRI
IDENTITAS RESPONDEN
Nama Responden :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pendidikan Terakhir :
Jabatan :
Alamat :
Kabupaten/Kota :
Tanggal Survei :
Berilah nilai Atractive Score (AS) dari masing-masing faktor internal (kekuatan
dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman) dari beberapa
alternatif strategi berikut ini pada pilihan bapak/ibu yang dianggap paling sesuai.
Faktor internal dan faktor eksternal:
1 = tidak menarik
2 = agak menarik
3 = cukup menarik
4 = sangat menarik.
76
ALTERNATIF STRATEGI
FAKTOR KUNCI Bobot Penetrasi Pengembangan Pengembangan
Pasar Pasar Produk
KEKUATAN AS TAS AS TAS AS TAS
Produk bisa di
A1 0,18
dapatkan 24 jam
Harga jual produk
A2 0,14
bersaing
A3 Memiliki izin usaha 0,13
Tidak
A4 menggunakan 0,12
bahan pengawet
Lokasi industri
dekat dengan
bahan baku,
A5 0,1
jalan raya dan
berada ditengah
kota
KELEMAHAN
Keuangan belum
B1 0,05
dicatat dengan baik
Tidak ada shift
B2 0,05
kerja
Produk mudah
B3 0,08
ditiru
Manajemen usaha
B4 yang belum tertata 0,07
dengan baik
Pemilik belum
dapat
B5 memaksimalkan 0,08
media
Promosi
PELUANG
Perkembangan
C1 0,15
dunia internet
Adanya dukungan
C2 pemerintah 0,11
setempat
Bekerjasama
C3 dengan beberapa 0,14
mitra
Pelanggan yang
C4 0,15
loyal
Menjadi kampung
C5 0,09
wisata tahu
ANCAMAN
Banyaknya pesaing
produk yang
D1 sejenis 0,12
dilingkungan
industri
D2 Harga bahan baku 0,08
Perubahan selera
D3 0,07
konsumen
Adanya isu tahu
D4 0,09
Kediri berformalin
Jumlah
77
Responden 1
Faktor Internal
No Bobot Rating Skor
Kekuatan (S)
1 Produk bisa didapatkan 24 jam 0,2 4 0,8
2 Harga jual produk bersaing 0,15 3 0,45
3 Memiliki izin usaha 0,1 2 0,2
4 Tidak menggunakan bahan pengawet 0,1 3 0,3
Lokasi industri dekat dengan bahan baku, jalan raya dan berada
5 0,1 2 0,2
ditengah kota
JUMLAH 0,65 14 1,95
Kelemahan (W)
1 Keuangan belum dicatat dengan baik 0,05 3 0,15
2 Tidak ada shift kerja 0,05 2 0,1
3 Produk mudah ditiru 0,1 2 0,2
4 Manajemen usaha yang belum tertata dengan baik 0,05 3 0,15
5 Pemilik belum dapat memaksimalkan media promosi 0,1 3 0,3
JUMLAH 0,35 13 0,9
TOTAL 1,00 27 2,85
78
Faktor Eksternal
No Bobot Rating Skor
Peluang (O)
1 Perkembangan dunia internet 0,15 3 0,45
2 Adanya dukungan pemerintah setempat 0,05 2 0,1
3 Bekerjasama dengan beberapa mitra 0,2 3 0,6
4 Pelanggan yang loyal 0,2 4 0,8
5 Menjadi kampung wisata tahu 0,05 2 0,1
JUMLAH 0,65 14 2,05
Ancaman (T)
1 Banyaknya pesaing produk yang sejenis dilingkungan industri 0,05 4 0,2
2 Harga bahan baku 0,1 3 0,3
3 Perubahan selera konsumen 0,05 2 0,1
4 Adanya isu tahu Kediri berformalin 0,15 3 0,45
JUMLAH 0,35 12 1,05
TOTAL 1,00 26 3,1
79
Responden 2
Faktor Internal
No Bobot Rating Skor
Kekuatan (S)
1 Produk bisa didapatkan 24 jam 0,2 3 0,6
2 Harga jual produk bersaing 0,1 3 0,3
3 Memiliki izin usaha 0,15 3 0,45
4 Tidak menggunakan bahan pengawet 0,1 2 0,2
Lokasi industri dekat dengan bahan baku, jalan raya dan berada
5 0,1 2 0,2
ditengah kota
JUMLAH 0,65 13 1,75
Kelemahan (W)
1 Keuangan belum dicatat dengan baik 0,05 2 0,1
2 Tidak ada shift kerja 0,05 2 0,1
3 Produk mudah ditiru 0,1 2 0,2
4 Manajemen usaha yang belum tertata dengan baik 0,05 2 0,1
5 Pemilik belum dapat memaksimalkan media promosi 0,1 2 0,2
JUMLAH 0,35 10 0,7
TOTAL 1,00 23 2,45
80
Faktor Eksternal
No Bobot Rating Skor
Peluang (O)
1 Perkembangan dunia internet 0,15 3 0,45
2 Adanya dukungan pemerintah setempat 0,15 2 0,45
3 Bekerjasama dengan beberapa mitra 0,1 3 0,3
4 Pelanggan yang loyal 0,1 4 0,3
5 Menjadi kampung wisata tahu 0,1 2 0,3
JUMLAH 0,6 14 1,8
Ancaman (T)
1 Banyaknya pesaing produk yang sejenis dilingkungan industri 0,15 2 0,3
2 Harga bahan baku 0,1 3 0,3
3 Perubahan selera konsumen 0,1 2 0,2
4 Adanya isu tahu Kediri berformalin 0,05 3 0,15
JUMLAH 0,4 10 0,95
TOTAL 1,00 25 2,75
81
Responden 3
Faktor Internal
No Bobot Rating Skor
Kekuatan (S)
1 Produk bisa didapatkan 24 jam 0,15 3 0,45
2 Harga jual produk bersaing 0,1 3 0,3
3 Memiliki izin usaha 0,15 3 0,45
4 Tidak menggunakan bahan pengawet 0,15 3 0,45
Lokasi industri dekat dengan bahan baku, jalan raya dan berada
5 0,1 2 0,2
ditengah kota
JUMLAH 0,65 14 1,85
Kelemahan (W)
1 Keuangan belum dicatat dengan baik 0,05 2 0,1
2 Tidak ada shift kerja 0,05 2 0,1
3 Produk mudah ditiru 0,05 2 0,1
4 Manajemen usaha yang belum tertata dengan baik 0,1 2 0,2
5 Pemilik belum dapat memaksimalkan media promosi 0,1 3 0,3
JUMLAH 0,35 11 0,8
TOTAL 1,00 25 2,65
82
Faktor Eksternal
No Bobot Rating Skor
Peluang (O)
1 Perkembangan dunia internet 0,1 3 0,3
2 Adanya dukungan pemerintah setempat 0,15 3 0,45
3 Bekerjasama dengan beberapa mitra 0,1 3 0,3
4 Pelanggan yang loyal 0,15 3 0,45
5 Menjadi kampung wisata tahu 0,1 2 0,2
JUMLAH 0,6 14 1,7
Ancaman (T)
1 Banyaknya pesaing produk yang sejenis dilingkungan industri 0,15 3 0,45
2 Harga bahan baku 0,1 2 0,2
3 Perubahan selera konsumen 0,1 3 0,3
4 Adanya isu tahu Kediri berformalin 0,05 3 0,15
JUMLAH 0,4 11 1,1
TOTAL 1,00 25 2,8
83
Responden 4
Faktor Internal
No Bobot Rating Skor
Kekuatan (S)
1 Produk bisa didapatkan 24 jam 0,2 4 0,8
2 Harga jual produk bersaing 0,15 3 0,45
3 Memiliki izin usaha 0,1 3 0,3
4 Tidak menggunakan bahan pengawet 0,15 3 0,45
Lokasi industri dekat dengan bahan baku, jalan raya dan berada
5 0,1 2 0,2
ditengah kota
JUMLAH 0,7 15 2,2
Kelemahan (W)
1 Keuangan belum dicatat dengan baik 0,05 2 0,1
2 Tidak ada shift kerja 0,05 2 0,1
3 Produk mudah ditiru 0,05 3 0,15
4 Manajemen usaha yang belum tertata dengan baik 0,1 2 0,2
5 Pemilik belum dapat memaksimalkan media promosi 0,05 3 0,15
JUMLAH 0,3 12 0,7
TOTAL 1,00 27 2,35
84
Faktor Eksternal
No Bobot Rating Skor
Peluang (O)
1 Perkembangan dunia internet 0,2 3 0,6
2 Adanya dukungan pemerintah setempat 0,1 2 0,2
3 Bekerjasama dengan beberapa mitra 0,15 3 0,45
4 Pelanggan yang loyal 0,15 3 0,45
5 Menjadi kampung wisata tahu 0,1 2 0,2
JUMLAH 0,7 13 1,9
Ancaman (T)
1 Banyaknya pesaing produk yang sejenis dilingkungan industri 0,1 3 0,3
2 Harga bahan baku 0,05 2 0,1
3 Perubahan selera konsumen 0,05 2 0,1
4 Adanya isu tahu Kediri berformalin 0,1 3 0,3
JUMLAH 0,3 10 0,8
TOTAL 1,00 23 2,7
85
Responden 5
Faktor Internal
No Bobot Rating Skor
Kekuatan (S)
1 Produk bisa didapatkan 24 jam 0,15 3 0,45
2 Harga jual produk bersaing 0,2 3 0,6
3 Memiliki izin usaha 0,15 3 0,45
4 Tidak menggunakan bahan pengawet 0,1 3 0,3
Lokasi industri dekat dengan bahan baku, jalan raya dan berada
5 0,1 3 0,3
ditengah kota
JUMLAH 0,7 15 2,1
Kelemahan (W)
1 Keuangan belum dicatat dengan baik 0,05 2 0,1
2 Tidak ada shift kerja 0,05 3 0,15
3 Produk mudah ditiru 0,1 2 0,2
4 Manajemen usaha yang belum tertata dengan baik 0,05 3 0,15
5 Pemilik belum dapat memaksimalkan media promosi 0,05 2 0,1
JUMLAH 0,3 12 0,7
TOTAL 1,00 27 2,8
86
Faktor Eksternal
No Bobot Rating Skor
Peluang (O)
1 Perkembangan dunia internet 0,15 3 0,45
2 Adanya dukungan pemerintah setempat 0,1 2 0,2
3 Bekerjasama dengan beberapa mitra 0,15 3 0,45
4 Pelanggan yang loyal 0,15 3 0,45
5 Menjadi kampung wisata tahu 0,1 3 0,3
JUMLAH 0,65 14 1,85
Ancaman (T)
1 Banyaknya pesaing produk yang sejenis dilingkungan industri 0,15 2 0,3
2 Harga bahan baku 0,05 3 0,15
3 Perubahan selera konsumen 0,05 2 0,1
4 Adanya isu tahu Kediri berformalin 0,1 2 0,2
JUMLAH 0,35 9 0,75
TOTAL 1,00 23 2,6
87
Faktor Internal
No Bobot 1 Bobot 2 Bobot 3 Bobot 4 Bobot 5 Average
Kekuatan (S)
1 Produk bisa didapatkan 24 jam 0,2 0,2 0,15 0,2 0,15 0,18
2 Harga jual produk bersaing 0,15 0,1 0,1 0,15 0,2 0,14
3 Memiliki izin usaha 0,1 0,15 0,15 0,1 0,15 0,13
Tidak menggunakan bahan
4 0,1 0,1 0,15 0,15 0,1 0,12
pengawet
Lokasi industri dekat dengan
5 bahan baku, jalan raya dan berada 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1
ditengah kota
JUMLAH 0,65 0,65 0,65 0,7 0,7 0,67
Kelemahan (W)
Keuangan belum dicatat dengan
1 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05
baik
2 Tidak ada shift kerja 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05
3 Produk mudah ditiru 0,1 0,1 0,05 0,05 0,1 0,08
Manajemen usaha yang belum
4 0,05 0,05 0,1 0,1 0,05 0,07
tertata dengan baik
Pemilik belum dapat
5 0,1 0,1 0,1 0,05 0,05 0,08
memaksimalkan media promosi
JUMLAH 0,35 0,35 0,35 0,3 0,3 0,33
TOTAL 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
88
Faktor Eksternal
No Bobot 1 Bobot 2 Bobot 3 Bobot 4 Bobot 5 Average
Peluang (O)
1 Perkembangan dunia internet 0,15 0,15 0,1 0,2 0,15 0,15
Adanya dukungan pemerintah
2 0,05 0,15 0,15 0,1 0,1 0,11
setempat
Bekerjasama dengan beberapa
3 0,2 0,1 0,1 0,15 0,15 0,14
mitra
4 Pelanggan yang loyal 0,2 0,1 0,15 0,15 0,15 0,15
5 Menjadi kampung wisata tahu 0,05 0,1 0,1 0,1 0,1 0,09
JUMLAH 0,65 0,6 0,6 0,7 0,65 0,64
Ancaman (T)
Banyaknya pesaing produk yang
1 0,05 0,15 0,15 0,1 0,15 0,12
sejenis dilingkungan industri
2 Harga bahan baku 0,1 0,1 0,1 0,05 0,05 0,08
3 Perubahan selera konsumen 0,05 0,1 0,1 0,05 0,05 0,07
4 Adanya isu tahu Kediri berformalin 0,15 0,05 0,05 0,1 0,1 0,09
JUMLAH 0,35 0,4 0,4 0,3 0,35 0,36
TOTAL 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
89
Faktor Internal
No Rating 1 Rating 2 Rating 3 Rating 4 Rating 5 Average
Kekuatan (S)
1 Produk bisa didapatkan 24 jam 4 3 3 4 3 3,4
2 Harga jual produk bersaing 3 3 3 3 3 3
3 Memiliki izin usaha 2 3 3 3 3 2,8
Tidak menggunakan bahan
4 3 2 3 3 3 2,8
pengawet
Lokasi industri dekat dengan
5 bahan baku, jalan raya dan berada 2 2 2 2 3 2,2
ditengah kota
JUMLAH 14 13 14 15 15 14,2
Kelemahan (W)
Keuangan belum dicatat dengan
1 3 2 2 2 2 2,2
baik
2 Tidak ada shift kerja 2 2 2 2 3 2,2
3 Produk mudah ditiru 2 2 2 3 2 2,2
Manajemen usaha yang belum
4 3 2 2 2 3 2,4
tertata dengan baik
Pemilik belum dapat
5 3 2 3 3 2 2,6
memaksimalkan media promosi
JUMLAH 13 10 11 12 12 11,6
TOTAL 27 23 25 27 27 25,8
90
Faktor Eksternal
No Rating 1 Rating 2 Rating 3 Rating 4 Rating 5 Average
Peluang (O)
1 Perkembangan dunia internet 3 3 3 3 3 3
Adanya dukungan pemerintah
2 2 3 3 2 2 2,4
setempat
Bekerjasama dengan beberapa
3 3 3 3 3 3 3
mitra
4 Pelanggan yang loyal 4 3 3 3 3 3,2
5 Menjadi kampung wisata tahu 2 3 2 2 3 2,4
JUMLAH 14 15 14 13 14 14
Ancaman (T)
Banyaknya pesaing produk yang
1 4 2 3 3 2 2,8
sejenis dilingkungan industri
2 Harga bahan baku 3 3 2 2 3 2,6
3 Perubahan selera konsumen 2 2 3 2 2 2,2
4 Adanya isu tahu Kediri berformalin 3 3 3 3 2 2,8
JUMLAH 12 10 11 10 9 10,4
TOTAL 26 25 25 23 23 24,4
91
Faktor Internal
No Bobot Rating Skor
Kekuatan (S)
1 Produk bisa didapatkan 24 jam 0,18 3,4 0,61
2 Harga jual produk bersaing 0,14 3 0,42
3 Memiliki izin usaha 0,13 2,8 0,36
4 Tidak menggunakan bahan pengawet 0,12 2,8 0,33
Lokasi industri dekat dengan bahan baku, jalan raya dan berada
5 0,1 2,2 0,22
ditengah kota
JUMLAH 0,67 14,2 1,94
Kelemahan (W)
1 Keuangan belum dicatat dengan baik 0,05 2,2 0,11
2 Tidak ada shift kerja 0,05 2,2 0,11
3 Produk mudah ditiru 0,08 2,2 0,17
4 Manajemen usaha yang belum tertata dengan baik 0,07 2,4 0,16
5 Pemilik belum dapat memaksimalkan media promosi 0,08 2,6 0,20
JUMLAH 0,33 11,6 0,75
TOTAL 1,00
X Selisih S-W 1,19
92
Faktor Eksternal
No Bobot Rating Skor
Peluang (O)
1 Perkembangan dunia internet 0,15 3 0,45
2 Adanya dukungan pemerintah setempat 0,11 2,4 0,26
3 Bekerjasama dengan beberapa mitra 0,14 3 0,42
4 Pelanggan yang loyal 0,15 3,2 0,48
5 Menjadi kampung wisata tahu 0,09 2,4 0,21
JUMLAH 0,64 14 1,82
Ancaman (T)
1 Banyaknya pesaing produk yang sejenis dilingkungan industri 0,12 2,8 0,33
2 Harga bahan baku 0,08 2,6 0,20
3 Perubahan selera konsumen 0,07 2,2 0,15
4 Adanya isu tahu Kediri berformalin 0,09 2,8 0,25
JUMLAH 0,36 10,4 0,93
TOTAL 1,00
Y Selisih O-T 0,89
93
ALTERNATIF STRATEGI
FAKTOR KUNCI Bobot Penetrasi Pengembangan Pengembangan
Pasar Pasar Produk
KEKUATAN AS TAS AS TAS AS TAS
Produk bisa di
A1 0,18 3,4 0,612 3,6 0,648 4 0,72
dapatkan 24 jam
Harga jual produk
A2 0,14 3,2 0,448 3,2 0,448 3,6 0,504
bersaing
A3 Memiliki izin usaha 0,13 3 0,39 3,2 0,416 3,8 0,494
Tidak
A4 menggunakan 0,12 3,6 0,432 3,8 0,456 4 0,48
bahan pengawet
Lokasi industri
dekat dengan
bahan baku,
A5 0,1 3,2 0,32 3,4 0,34 4 0,4
jalan raya dan
berada ditengah
kota
KELEMAHAN
Keuangan belum
B1 0,05 2,6 0,13 2,4 0,12 3 0,15
dicatat dengan baik
Tidak ada shift
B2 0,05 2,6 0,13 2,8 0,14 3 0,15
kerja
Produk mudah
B3 0,08 2,6 0,208 2,8 0,224 3,2 0,256
ditiru
Manajemen usaha
B4 yang belum tertata 0,07 2,6 0,182 2,6 0,182 3,4 0,238
dengan baik
Pemilik belum
dapat
B5 memaksimalkan 0,08 2,6 0,208 2,8 0,224 3 0,24
media
promosi
PELUANG
Perkembangan
C1 0,15 3,6 0,54 3,6 0,54 4 0,6
dunia internet
Adanya dukungan
C2 pemerintah 0,11 2,8 0,308 2,6 0,286 3 0,33
setempat
Bekerjasama
C3 dengan beberapa 0,14 3,4 0,476 3,2 0,448 3,6 0,504
mitra
Pelanggan yang
C4 0,15 2,8 0,42 2,6 0,39 3,4 0,51
loyal
Menjadi kampung
C5 0,09 2,6 0,234 2,8 0,252 3,2 0,288
wisata tahu
ANCAMAN
Banyaknya pesaing
produk yang
D1 sejenis 0,12 3 0,36 3 0,36 3 0,36
dilingkungan
industri
D2 Harga bahan baku 0,08 2,2 0,176 2,6 0,208 3 0,24
Perubahan selera
D3 0,07 2,6 0,182 2,6 0,182 2,8 0,196
konsumen
Adanya isu tahu
D4 0,09 2,4 0,216 2,4 0,216 3,2 0,288
Kediri berformalin
JUMLAH 54,8 5,972 56 6,08 64,2 6,948
94