Anda di halaman 1dari 25

BIAYA PRODUKSI DAN PENERIMAAN

MAKALAHINI DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGASPADA


MATAKULIAH EKONOMI MIKRO SYARIAH

DOSEN PENGAMPU:
SAMSUL ARIFAI, S.A.B., M.A.

KELOMPOK 7:

1. MUHLISATUL AMALIA (90500120071)


2. A. MUFASSIRATUL M (90500120064)
3. MELISA (90500120069)
4. FITRIANI PUTRI AP (90500120068)

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang senantiasa melimpahkan rahmat

dan hidayahnya sehingga kita semua dalam keadaan sehat walafiat dalam

menjalankan aktivitas sehari-hari. Kami juga panjatkan kehadirat Allah SWT.

Karena dengan kehadiratnya makalah dengan judul “BIAYA PRODUKSI DAN

PENERIMAAN” ini dapat terselesaikan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang

sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada bapak Samsul

Arifai, S.A.B., M.A. selaku dosen pengajar disela-sela rutinitasnya namun tetap

meluangkan waktunya untuk memberikan petunjuk, dorongan, saran dan arahan

sejak rencana pembuatan hingga selesainya penulisan makalah ini.

Kami menyadari tentang keterbatasan kemampuan dan pemahaman kami

tentang materi Biaya Produksi Dan Penerimaan ini menjadikan keterbatasan kami

pula untuk memberikan penjabaran yang lebih dalam tentang makalah ini. Oleh

karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami

harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 31Oktober2021

Penulis

Page | ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................2
C. Tujuan Pembahasan...................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................3
PEMBAHASAN....................................................................................................................3
A. Pengertian Biaya Produksi..........................................................................................3
B. Garis Biaya Produksi (Isocost).....................................................................................5
C. Biaya Produksi Jangka Pendek dan Jangka Panjang....................................................6
D. Keuntungan Maksimum...........................................................................................11
E. Efisiensi Produksi dan Skala Ekonomi.......................................................................13
F. Perspektif Islam terhadap Biaya Produksi.................................................................16
BAB III...............................................................................................................................19
PENUTUP..........................................................................................................................19
A. Kesimpulan...............................................................................................................19
B. Saran........................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................21

Page | iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia telah mengalami krisis ekonomi yang menyebabkan jatuhnya
perekonomian nasional.Banyak usaha-usaha skala besar pada berbagai sektor
termasuk industri, perdagangan, dan jasa yang mengalami stagnasi bahkan sampai
terhenti aktifitasnya pada tahun 1998. Namun, Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah (UMKM) dapat bertahan dan menjadi pemulih perekonomian di
tengah keterpurukan akibat krisis moneter pada berbagai sektor ekonomi. UMKM
merupakan salah satu bidang usaha yang dapat berkembang dan konsisten dalam
perekonomian nasional.

Menurut Andang dalam (Wiwin, 2010) proses pemulihan ekonomi di


Indonesia, memiliki peranan yang sangat strategis dan penting yang dapat ditinjau
dari berbagai aspek. Pertama, jumlah industrinya yang besar dan terdapat dalam
setiap sektor ekonomi. Kedua, potensinya yang besar dalam penyerapan tenaga
kerja. Setiap unit investasi pada sektor UMKM dapat menciptakan lebih banyak
kesempatan bila dibandingkan dengan investasi yang sama pada usaha besar.
Ketiga, kontribusi UMKM dalam pembentukan PDRB cukup signifikan yakni
sebesar 54,22 persen dari total PDRB dan sumbangan UMKM terhadap ekspor
sebesar 70 persen. Sektor UMKM dapat dipandang sebagai katup penyelamat
dalam proses pemulihan ekonomi nasional, baik dalam mendorong laju
pertumbuhan ekonominasional maupun penyerapan tenaga kerja.

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,


Kecil dan Menengah (UMKM), pengertian UMKM Usaha Mikro adalah usaha
produktif milik orang perorangan atau badan usaha perorangan yang memenuhi
kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang. Usaha Kecil
adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang
perorangan atau badan usaha yang bukanmerupakan anak perusahaan atau bukan
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung

Page | 1
maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi
kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini sedangkan
Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang
dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian
baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan
jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang fenomena yang ada mengenai Biaya
Produksi dan Biaya Penerimaan pada sub bab di atas, maka rumusan masalah
yang dapat disajikan dalam pertanyaan adalah sebagai berikut:
1. Apa itu Biaya Produksi?
2. Bagaimana Garis Biaya Produksi (Iscost)?
3. Bagaimana Biaya Produksi Jangka Pendek dan Jangka Panjang?
4. Bagaimana Keuntungan Maksimum?
5. Bagaimana Efisiensi Produksi dan Skala Ekonomi?
6. Bagaimana Perspektif Islam Terhadap Biaya Produksi?

C. Tujuan Pembahasan
Berdasarkan uraian rumusan masalah diatas, maka tujuan dari
pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa itu Biaya Produksi.
2. Untuk mengetahui Garis Biaya Produksi (Iscost).
3. Untuk mengetahui Biaya Produksi Jangka Pendek dan Jangka Panjang.
4. Untuk mengetahui Keuntungan Maksimum.
5. Untuk mengetahui Efisiensi Produksi dan Skala Ekonomi.
6. Untuk mengetahui Perspektif Islam Terhadap Biaya Produksi.

Page | 2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Biaya Produksi
Biaya produksi adalah biaya-biaya yang berkaitan dengan pembuatan
barang dan penyediaan jasa. Menurut Carter dan Usry (2002), “Manufacturing
cost also called production cost is usually defined as the sum of three cost
elements : direct materials, direct labor, and factory overhead”. Dengan kata lain
biaya manufaktur juga disebut biaya produksi atau biaya pabrik, biasanya
didefinisikan sebagai jumlah dari tiga elemen biaya: bahan baku langsung, tenaga
kerja langsung, overhead pabrik. Selanjutnya Rayburn (2001), mengatakan bahwa
“biaya produksi termasuk bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead
pabrik yang dikeluarkan untuk memproduksi barang atau jasa”.

Fungsi produksi menurut sukirno (2006),1 ialah menunjukkan sifat


hubungan di antara faktor-faktor produksi dan tingkat produksi yang dihasilkan.
Faktor-faktor produksi dikenal pula dengan istilah input dan jumlah produksi
selalu juga disebut output. Faktor produksi yaitu input pada proses produksi
seperti tenaga kerja, modal dan bahan-bahan lainnya.2 Selain itu Samuelson dan
Nordbaus (1996) menyatakan bahwa fungsi produksi adalah hubungan antara
jumlah output maksimum yang bisa diproduksi dan input yang diperlukan guna
menghasilkan output tersebut.

Biaya dalam hubungan dengan perusahaan dapat dikelompokkan menjadi


biaya produksi dan biaya non produksi yaitu :

a) Biaya produksi
Biaya produksi adalah biaya yang digunakan dalam proses produksi
yang terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead pabrik atau biaya yang mempunyai hubungan langsung dengan
suatu produk, dimana biaya ini merupakan bagian dari perusahaan.

1
Sukirno Sadono, Teori Pegantar Mikro Ekonomi, Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2006.
2
Pindyck, Robert S dan Rubinfeld, Daniel L. 2009. Mikroekonomi edisi keenam. Jakarta: PT
indeks

Page | 3
1) Biaya bahan baku langsung, Biaya bahan baku langsung adalah
bahan baku yang merupakan bagian yang tidak dapat di pisahkan
dari produk selesai dan dapat ditelusuri langsung kepada produk
selesai.
2) Tenaga kerja langsung, Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja
yang dapat secara langsung merubah bahan baku menjadi suatu
produk dan pembebanan biayanya dapat ditelusuri pada setiap jenis
produk yang dihasilkan.
3) Biaya overhead pabrik, Biaya overhead pabrik merupakan biaya
yang terjadi atau dibebankan dalam suatu proses produksi selain
bahan baku dan tenaga kerja langsung. Biaya ini merupakan bagian
dari biaya produksi yang tidak nampak atau tidak dapat ditelusuri
secara langsung baik ke produk itu sendiri maupun ke volume
produksi. Biaya overhead dapat dikelompokkan menjadi elemen :
 Bahan tidak langsung (bahan pembantu atau penolong),
Bahan tidak langsung adalah bahan yang bukan menjadi
unsur utama dalam suatu produk sifatnya hanya sebagai
pelengkap atau untuk memperlancar suatu proses produksi,
misalnya bahan-bahan sejenis bahan bakar, dan bahan lain
untuk pemeliharaan kapasitas.
 Tenaga kerja tidak langsung, Tenaga kerja tidak langsung
adalah tenaga kerja yang tidak mempunyai akibat langsung
pada pembentukan suatu produk; misalnya supervisor,
pegawai bengkel dan pemeliharaan, dan tenaga administrasi
pabrik.
 Biaya tidak langsung lainya, Biaya tidak langsung lainnya
adalah biaya selain bahan tidak langsung dan tenaga kerja
tidak langsung yang membantu dalam pengolahan produk
selesai, tetapi tidak dapat ditelusuri kepada produk selesai.
b) Biaya non produksi

Page | 4
Biaya non produksi adalah biaya yang tidak berhubungan dengan
proses produksi. Biaya non produksi disebut juga biaya non komersial atau
biaya operasi.Biaya komersial atau operasi ini juga digolongkan sebagai
biaya periode yaitu biaya yang dapat dihubungkan dengan interval waktu.
Biaya ini dapat dikelompokkan menjadi elemen :
1) Biaya pemasaran atau penjualan, Biaya pemasaran atau biaya
penjualan adalah semua jenis biaya yang berhubungan dengan
pelaksanaan dan penjualan produk. Contohnya adalah biaya iklan,
biaya promosi dan biaya angkutan dari gudang ke pembeli.
2) Biaya administrasi dan umum
Biaya administrasi merupakan biaya-biaya untuk mengkoordinasi
kegiatan produksi dan pemasaran produk. Contoh biaya ini adalah
biaya gaji karyawan bagian keuangan, akuntasi, personalia, dan
bagian hubungan masyarakat,biaya pemeriksaan angkutan, biaya
foto copy.

B. Garis Biaya Produksi (Isocost)


Isocost adalah kurva yang menunjukan kombinasi dua faktor produksi
dengan biaya yang sama. Kombinasi pengunaan ciri-ciri kurva isocost sama
dengan budget line atau kurva garis anggaran dalam teori perilaku konsumen.

Untuk menghemat biaya produksi dan memaksimumkan keuntungan,


perusahaan harus meminimumkan biaya produksi. Untuk itulah garis biaya sama
(isocost) dibuat. Pembuatan isocost memerlukan data-data sebagai berikut :

1) Harga faktor-faktor produksi yang digunakan.


2) Jumlah uang yang diguakan untuk membeli faktor-faktor produksi.

Garis isocost menggambarkan rasio antara upah dengan kapital, dengan formula
sebagai berikut:

Dimana :

Page | 5
C = Total Cost

r = Biaya Sewa/ cost of capital (K)

w = Upah Tenaga Kerja/ wage of labor (L)

Sedangkan slope (kemiringan) dari isocost adalah : -w/r

Atau rasio negatif antara upah dibagi dengan biaya sewa. Garis isocost
dikombinasikan dengan garis isoquant untuk menentukan titik produksi optimal
(pada tingkat output tertentu).

Kurva Garis Biaya Sama (Isocost)

Jika terjadi perubahan harga faktor produksi, kurva isocost akan berotasi. Namun
jika yang berubah adalah kemampuan anggaran, kurva isocost bergeser sejajar.

C. Biaya Produksi Jangka Pendek dan Jangka Panjang


1) Biaya Produksi Jangka Pendek
Jangka pendek (short run) mengacu pada jangka waktu yang mana
satu atau lebih faktor produksi tidak bisa diubah. Dengan kata lain, dalam
jangka pendek paling tidak terdapat satu faktor yang tidak dapat
divariasikan, seperti sebuah faktor yang disebut input tetap (fixedinput).
Dengan fungsi produksi jangka pendek seperti ini dapat diketahui
hubungan antara Total Product (TP), Marginal Product (MP = Product
Marjinal) dan Average Product (AP = Produk rata-rata). Selanjutnya akan
dijelaskan secara ringkas pengertian dari Total Product , Marginal Product
dan Average Product dan tiga tahap produksi.

Page | 6
a. Produksi Total, Produksi Marginal, Dan Produksi Rata-Rata
 Produk Total (Total Product), Produksi total (total product)
adalah banyaknya produksi yang dihasilkan dari
penggunaan total faktor produksi.
TP = f(K,L)
Dimana:
TP = Total Produk
K = Modal
L = Tenaga Kerja
Secara matematis TP akan maksimum apabila turunan
pertama dari fungsi nilainya sama dengan nol. Turunan
pertama dari TP adalah MP,maka TP maksimum pada saat
MP sama dengan nol.
 Produk Marginal (Marginal Product), Produksi marginal
(marginal product) adalah tambahan produksi karena
penambahan penggunaan satu unit faktor produksi.

MP = TP’ = αTP/αL

Dimana :
MP = Produksi Marginal
Perusahaan dapat terus menambah tenaga kerja selama MP
> 0.Jika MP <0 penambahan tenaga kerja justru menguragi
produksi total.Penurunan nilai MP merupakan indikasi
telah terjadinya hukum Pertambahan Hasil Yang Semakin
Menurun atau The Law of Deminishing Return (LDR).
 Produk Rata – rata (Average Product)
Produksi rata-rata (average product) adalah rata-rata output
yang dihasilkan per unit faktor produksi.
AP = TP/L
Dimana :

Page | 7
AP = Rata – rata Produksi
AP akan maksimum bila turunan pertama fungsi AP adalah
0 (AP’=0). Dengan penjelasan matematis, AP maksimum
tercapai pada saat AP = MP,dan MP memotong AP pada
saat nilai AP maksimum. Dalam gambar dibawah ini
terlihat hubungan total produksi,produksi marginal dan
produksi rata – rata terdapat pada 3 tahapan.

Kurva TP, MP, dan AP


Berikut merupakan penjelasan tiga tahap produksi (The
Three Stages of
Production):
 Tahap 1 (Stage 1), sampai pada saat kondisi AP
maksimum. Produksi Total (TP) mengalami pertambahan
semakin cepat. Tahap ini dimulai dari titik origin semakin
kesatu titik pada kurva total product dimana AP (Produksi
Rata-Rata) maksimum dan pada titik ini AP = MP
(Marginal Product). Menunjukkan bahwa pada saat
penggunaan input tenaga kerja (labor, L) masih sedikit, bila
dinaikkan penggunaannya, maka Produksi Rata-Rata (AP)
naik dengan ditambahkannya input variabel. Dengan
asumsi harga input tenaga kerja (L) tetap, maka dengan

Page | 8
naiknya produksi rata-rata akan menurun dengan
ditingkatkannya produksi (output). Dalam pasar persaingan
sempurna, produsen tidak akan pernah beroperasi (berhenti
produksi) pada tahap ini, karena dengan memperbesar
volume produksi, biaya produksinya perunit akan menurun,
hal ini berarti akan memperbesar
keuntungan yang ia terima. Jadi pada tahap I ini, efisiensi
produk belum maksimal.
 Tahap 2 (stage 2 ), antara AP maksimum sampai saat MP
sama dengan nol. Karena berlakunya LDR, baik produksi
marginal maupun produksi rata-rata
mengalami penurunan. Namun demikian nilai keduanya
masih positif. Penambahan tenaga kerja akan tetap
menambah produksi total sampai mencapai titik maksimum
(slope kurva TP datar sejajar dengan sumbu horizontal).
 Tahap 3 (stage 3 ), saat MP sudah bernilai < nol (negatif).
Produksi Total (Total Product) pertambahannya semakin
lama semakin kecil. Tahap II ini dimulai dari titik AP
Maksimum sampai titik dimana MP = 0, atau TP
Maksimum. Meliputi daerah dimana Produksi Marginal
(MP) negative. Pada tahap III ini penggunaan input Labor
(L) sudah terlalu banyak, sehingga TP justru akan menurun,
jika penggunaan input tenaga kerja (L) tersebut diperbesar,
karena MP negative. (efisiensi produk telah melampaui
kondisi maksimal)
2) Produksi Jangka Panjang
Jangka panjang (long run) adalah jumlah waktu yang dibutuhkan
untuk membuat semua input menjadi variabel. Keputusan – keputusan
yang harus dibuat perusahaan itu lebih sulit dalam jangka pendek daripada
jangka panjang.Dalam jangka pendek, perusahaan memvariasikan

Page | 9
intensitas dengan menggunakan satu pabrik dan mesin tertentu.Dalam
jangka panjang, mereka memvariasikan ukuran pabriknya.
Semua input tetap dalam jangka pendek adalah hasil dari
keputusan jangka panjang yang dahulu dibuat berdasarkan perkiraan
perusahaan tentang yang menguntungkan dapat mereka produksi dan jual.
Jika factor produksi yang dapat berubah adalah jumlah tenaga kerja dan
jumlah modal atau sarana yang digunakan, maka fungsi produksi dapat
dinyatakan Q=f(K,L). Pada fungsi produksi ini diketahui, bahwa tingkat
produksi dapat berubah dengan merubah faktor tenaga kerja (L) dan atau
jumlah modal (K).Perusahaan mempunyai dua alternatif jika berkeinginan
untuk menambah tingkat produksinya.Perusahaan dapat meningkatkan
produksi dengan menambah tenaga kerja, atau menambah modal atau
menambah tenaga kerja dan modal.
 Isoquant
Yang dimaksud dengan isoquant adalah kurva yang menunjukkan
kombinasi dua faktor produksi yang menghasilkan jumlah produk
yang sama. Berikut merupakan ciri – ciri dari kurva isoquant :
a. Mempunyai kemiringan negatif.
b. Mempunyai kemiringan negatif.
c. Semakin ke kanan kedudukan isoquant menunjukan semakin
banyak/ tinggi jumlah output.
d. Isoquant tidak pernah berpotongan dengan isoquant lainnya.
e. Isoquant cembung ke titik origin.

Kurva Produksi Sama (Isoquant)

Page | 10
Isoquant produksi menunjukan berbagai kombinasi input yang
diperlukan sebuah perusahaan untuk memproduksi suatu
jumlah output tertentu.

D. Keuntungan Maksimum
Suatu bisnis tidak terlepas dari aktivitas produksi, pembelian, penjualan,
maupun pertukan barang dan jasa yang melibatkan orang ataupun perusahan.3
Aktivitas dalam bisnis atau usaha pada umumnya bertujuan untuk menghasilkan
keuntungan.Dalam sebuah bisnis atau usaha, keuntungan adalah suatu hal yang
wajib diperhitungkan.

Banyak faktor yang mempengaruhi keuntungan dalam sebuah usaha,


diantaraya, biaya produksi, biaya operasional, harga jual, jumlah penjulan dan
sebagainya. Terkadang dalam merintis suatu usaha, keuntungan maksimum akan
diperoleh hanya jika penjualan barang atau jasa dijual sebanyak mungkin. Padahal
sebenarnya ada beberapa variabel yang mempengaruhi perolehan keuntungan agar
mampu memperoleh keuntungan maksimum.

Secara ilmu ekonomi keuntungan total sama dengan penerimaan (Total


Revenue, TR) dikurangi dengan biaya total (Total Cost, TC). Penerimaan total
merupakan perkalian antara tingkat harga yang terjadi di pasar dengan jumlah
ouput yang dihasilkan, sedangkan biaya total adalah biaya yang dikeluarkan oleh
produsen dalam menghasilkan output.4

Dalam jangka pendek, biaya dapat dibedakan atas biaya tetap (fixed cost,
FC) dan biaya variabel (variable cost, VC). Biaya tetap adalah biaya yang tidak
tergantung pada besarnya jumlah output yang dihasilkan, sedangkan biaya
variabel adalah biaya yang tergantung kepada besar kecilnya jumlah output yang
dihasilkan. Secara ekonomi, keuntungan dapat diperoleh apabila memenuhi
prinsip efisiensi dalam produksi. Efisiensi produksi merupakan perbandingan
output dan input berhubungan dengan tercapainya output maksimum dengan
3
Fuad, M, dkk. 2006. Pengantar Bisnis. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
4
Susantun, Indah. 2000 "Fungsi keuntungan Cobb-Douglas dalam pendugaan efisiensi ekonomi
relatif." Economic Journal of Emerging Markets 5.2: 149-161.

Page | 11
sejumlah input, yang artinya jika ratio output input besar maka efisiensi dikatakn
semakin tinggi. Efisiensi ekonomi akan tercapai jika memenuhi dua kondisi
berikut: 5

1) Proses produksi harus berada pada saat elastisitas produksi lebih dari sama
dengan 0 dan kurang dari sama dengan 1.
2) Kondisi keuntungan maksimum tercapai dimana value marginal product
sama dengan marginal factor coast resource.

Secara eksak nilai keuntungan maksimum dapat ditentukan dengan


menggunkan konsep turunan matematika.Cabang ilmu matematika yang
membahas mengenai turunan adalah Kalkulus. Kalkulus merupakan salah satu
cabang ilmu Matematika yang mempelajari tentang hal-hal yang berhubungan
dengan pencarian tingkat perubahan (pencarian arah/garis singgung pada suatu
kurva) dan pencarianarea yang terletak di bawah kurva.6 Kedudukan khusus dari
fungsi seperti titik maksimum, titik belok dan titik minimumnya ditentukan
dengan konsep diferensial atau turunan.7 Salah satu bidang penerapan turunan
adalah deskripsi dinamika ekonomi dengan menggunakan konsep elastisitas.
Elastisitas menunjukkan perubahan relatif dari indikator ekonomi di bawah
pengaruh perubahan faktor ekonomi yang bergantung pada faktor-faktor tetap
konstan yang mempengaruhinya.8

keuntungan maksimum ditentukan dengan langkah-langkah berikut:

1) Menentukan fungsi biaya (C), fungsi harga (permintaan) (P), dan fungsi
penerimaan (R).
2) Menentukan fungsi keuntungan, yaitu π = R - C
3) Menentukan turunan pertama π’

5
Susantun, Indah. 2000 "Fungsi keuntungan Cobb-Douglas dalam pendugaan efisiensi ekonomi
relatif." Economic Journal of Emerging Markets 5.2: 149-161.
6
Legowo. 1984. Dasar-Dasar Kalkulus dan Penerapanya dalam Ekonomi. Jakarta : Lembaga
Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
7
Dumairy.1999. Matematika Terapan untuk Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta
8
Tarasova, V.V. and Tarasov, V.E., 2016. Elasticity for Economic Processes with Memory:
Fractional Differential Calculus Approach. Fractional Differential Calculus, 6(2), pp.219- 232.

Page | 12
4) Fungsi keuntunggan sama dengankan dengan 0, π’= 0. Dari perhitungan
hasil tersebut akan diperoleh suatu titik kritis atau titik ekstrem ysng akan
digunakan untuk menentukan keuntungan maksimum.
5) Menentukan turunan kedua dari fungsi keuntungan yaitu π”
6) Fungsi hasil turunan keduadisamadengankan dengan 0, π’= 0.Tujuan
untuk menentukan turunankedua adalah untuk menguji apakahtitik
ekstrem merupakan titik maksimumatau minimum. Jika
setelahdisubstitusikan titik ekstrem ke turuankedua fungsi nilainya negatif,
haltersebut menunjukkan bahwa kurvaterbuka ke bawah yang artinya
titikeskrem tersebut adalah puncak ataumaksimunya (keuntungan
maksimum). Sedangkan jika saat titik disubstitusikanke dalam turun kedua
hasilnya positif,hal tersebut menunjukkan kurva.9

E. Efisiensi Produksi dan Skala Ekonomi


Efisiensi merupakan suatu ukuran keberhasilan yang dinilai dari segi
besarnya sumber biaya untuk mencapai hasil dari kegiatan yang dijalankan,
produksi yang efisien memerlukan waktu, sama seperti diperlukannya input
konvensional tenaga kerja yang sering dipakai sebagai patokan, yaitu bagaimana
mengatur penggunaan input sedemikian rupa sehingga nilai produksi marginal
suatu input sama dengan harga input.10

1) Efisiensi Teknik
Efisiensi teknik yaitu efisiensi yang menghubungkan antara
produksi yang sebenarnya dan produksi maksimum.Efisiensi teknis yaitu
bila perusahaan-perusahaan menggabungkan masukan mereka untuk
memproduksi keluaran tertentu semurah mungkin.11 Pengukuran efisiensi
dapat dilihat dari efisiensi teknis dengan membandingkan jumlah input
dari semua faktor produksi dengan jumlah output yang dihasilkan.

9
Hignasari. L.Virginayoga, 2019. Analisis Keuntungan Maksimum Dengan Konsep Turunan Pada
Industri Percetakan. Vastuwidya Vol. 1, No.2. Universitas Mahendradatta Bali. Bali.
10
Pindyck, Robert S dan Rubinfeld, Daniel L. 2009. Mikroekonomi edisi keenam. Jakarta: PT
indeks
11
Pindyck, Robert S dan Rubinfeld, Daniel L. 2009. Mikroekonomi edisi keenam. Jakarta: PT
indeks

Page | 13
2) Efisiensi Harga atau Alokatif
Efisiensi harga atau efisiensi alokatif didefinisikan sebagai
kemampuan perusahaan menciptakankeadaan dimana harga sama dengan
biaya marjinal, yang merupakan syarat untuk memaksimumkan
kesejahteraan masyarakat.12 Fungsi produksi Cobb-Douglass, maka b
disebut dengan koefisien regresi yang sekaligus menggambarkan
elastisitas produksi.
3) Efisiensi Ekonomi
Efisiensi ekonomi merupakan kombinasi efisiensi teknis dan
efisiensi harga. Efisiensi ekonomi merupakan hasil kali antara efisiensi
teknis dengan efisiensi harga/alokatif dan seluruh faktor input, sehingga
efisiensi ekonomi dapat dinyatakan sebagai berikut :13

EE = ET x EH

EE adalah Efisiensi Ekonomi, ET adalah Efisiensi Teknis dan EH adalah


Efisiensi Harga.Indikator nilai efisiensi ekonomis adalah EE < 1, artinya
tidak efisien, maka penggunaan faktor- faktor produksi harus dikurangi.
EE = 1, artinya efisien, kombinasi penggunaan faktor- faktor produksi
sudah tepat. EE > 1, artinya belum efisien, maka penggunaan faktor-
faktor produksi harus ditambah.

Fungsi produksi frontier pertama kali diusulkan oleh Aigner, Lovell, dan
Schmidt (1977) dan Meeusen dan van den Broeck (1977) ini menggambarkan
produksi maksimum yang berpotensi dihasilkan untuk sejumlah input produksi
yang dikorbankan.14 Konsep produksi batas (frontier production function)
menggambarkan output maksimal yang dapat dihasilkan dalam suatu proses
produksi. Fungsi produksi frontier merupakan fungsi produksi yang paling praktis

12
Sukirno, Sadono. 2009. Pengantar Teori Mikroekonomi. Raja Grafindo:Jakarta.
13
Soekartawi. 2001. Agribisnis Teori dan Aplikasinya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
14
Battese,G.E dan Collie, TJ. 1992. Frontier Production Functions, TechnicalEfficiency and Panel
Data: With Application to Paddy Farmers in India. The Jour nal of Productivity Analysis, 3, 153-
169.

Page | 14
atau menggambarkan produksi maksimal yang dapat diperoleh dari variasi
kombinasi faktor produksi pada tingkat pengetahuan dan teknologi tertentu.15

Fungsi produksi frontier dapat dituliskan secara matematis.Salah satu


persamaan fungsi produksi frontier adalah persamaan produksi frontier
stokastik.Model Stochastik Frontier Production Function yang seacra signifikan
memberikan kontribusi pada ekonometrik untuk produksi dan merupakan astimasi
untuk technical efficiency perusahaan.16 Model Stochastic Frontier Production
Function sebagai berikut:

𝑌𝑖𝑡 = 𝐹 + (𝑋𝑖𝑡𝛽) + 𝑉𝑖𝑡 − 𝑈𝑖𝑡

Yit adalah output/hasil produksi pada t-tahun pengamatan perusahaan i,


Xit adalah berbagai input yang terkait dengan produksi perusahaan i pada t-tahun
pengamatan, β adalah koefisien input, Vit adalah variabel lain yang bukan input
sedangkan Uit adalah variabel lain yang bukan input yang mengindikasikan
adanya suatu inefisiensi teknis.

 Skala Ekonomi

Skala Ekonomi (economics of scale) adalah fenomena turunnya biaya


produksi per unit dari suatu perusahaan yang terjadi bersamaan dengan
meningkatnya jumlah produksi (output), output yang dapat digandakan dengan
biaya yang kurang dari dua kali lipat. Dengan kata lain, perusahaan sedang
menikmati skala ekonomi ketika dapat melipatgandakan output-nya dengan biaya
lebih sedikit dari dua kali biaya produksi. Sebaliknya, perusahaan berada dalam
skala dis-ekonomi ketika dua kali lipat output-nya membutuhkan lebih dari dua
kali lipat biaya. Terdapat tiga kasus berbeda dalam nilai return to scale menurut,
yaitu:17

15
Battase, G.E. 1992. “Frontier Production Functions and Techinical Efficiency: A Survey of
Empirical Applications In Agricultural Economics”. Agricultural Economics 7, 185-208
16
Battese,G.E dan Collie, TJ. 1992. Frontier Production Functions, TechnicalEfficiency and Panel
Data: With Application to Paddy Farmers in India. The Jour nal of Productivity Analysis, 3, 153-
169.
17
Pindyck, Robert S dan Rubinfeld, Daniel L. 2009. Mikroekonomi edisi keenam. Jakarta: PT
indeks.

Page | 15
1) Increasing Return to Scale merupakan output yang jumlahnya lebih dari
dua kali lipat apabila semua input digandakan. Jika (b1 + b2 + ... + bn) >
1 maka artinya bahwa peningkatan jumlah semua input produksi akan
menyebabkan peningkatan ouput yang lebih besar.
2) Constant return to Scale merupakan output yang jumlahnya berlipat ganda
bila semua input digandakan. Jika (b1 + b2 + ... + bn) = 1 maka artinya
bahwa perubahan semua input produksi akan menyebabkan peningkatan
ouput dengan jumlah yang sama.
3) Decreasing Return to Scale merupakan output yang jumlahnya kurang dari
dua kali lipat bila semua input digandakan. Jika (b1 + b2 + ... + bn) < 1
maka artinya bahwa peningkatan jumlah semua input produksi dengan
jumlah yang sama akan menyebabkan peningkatan total ouput yang
kurang proporsional.

F. Perspektif Islam terhadap Biaya Produksi


Monzer Kahf, dalam buku Ekonomi Islam menjelaskan panjang lebar
tentang motif-motif produksi. Menurutnya, Produksi merupakan pengambilan
manfaat dari setiap partikel pada alam semesta adalah merupakan tujuan ideologik
umat muslim. Hal ini jelas karena merupakan kewajiban keagamaan bagi manusia
terhadap dunia dan ia secara langsung bersumber pada pandangan Islam mengenai
manusia dan alam semesta. Karena Islam mengancang tujuan ini dengan dua
sasaran, yaitu ajaranetik (ahlak) dan hukum.Dalam pandangan Islam, Produksi
merupakan upaya untuk meningkatkan tidak hanya kondisi materialnya tetapi juga
moralnya dan sebagai sarana untuk mencapai diakhirat kelak.18

Kegiatan produksi menurut siddig sebagaimana yang dikutip M.Nur


Rianto didefinisikan sebagai penyediaan barang dan jasa dengan memperhatikan
nilai keadilan dan kemanfaatan (Mashlahah) bagi masyarakat. Berdasarkan
definisi diatas terlihat bahwa kegiatan produksi dalam perspektif ekonomi islam
adalah terikat dengan manusia daneksistensinya dalam aktivitas ekonomi.Secara
garis besar setiap kepentingan manusia yang sesuai dengan aturan dan prinsip

18
Abdul Aziz, Etika Bisnis Perspektif Islam (Bandung: Alfa Beta, 2013), h.146.

Page | 16
syariat harus menjadi target dari suatu kegiatan produksi, dimana produksi adalah
proses mencari, mengalokasikan, dan mengolah sumber daya menjadi output
dalam rangka meningkatkan dan memberi maslahah bagi manusia. 19 Adapun
prinsip-prinsip produksi sebagai berikut :

a. Berproduksi dalam lingkaran Halal


Dalam system ekonomi islam tidak semua barang dapat
diproduksi. Oleh sebab itu, di larang memproduki dan memperdagangkan
komoditas yang haram. Produk yang di hasilkan harus memberikan
manfaat yang baik, tidakmudharatatau membahayakan bagi konsumuen,
baik dari sisi kesehatan maupun moral.
Kenaikan volume produksi tidak akan dapat menjamin
kesejahteraab masyarakat secara maksimum, tanpa memperhitungkan
mutu dan kualitas barang yang di produksi. Mutu harus baik dan tentu saja
halal.
b. Menjaga sumber produksi
Kewajibansetiap muslimadalah memelihara lingkungan termasuk
lingkungan termasuk sumber-sumber produksi, dan tidak boleh berlebihan
dalam mempergunakannya. Begitupun dengan tanah dan kekayaan yang
terkandung di dalamnya, harus dipergunakab dengan cara yang baik dan
hemat, deni keberlangsungan semua generasi.
Hilangnya hal tersebut merupakan hal yang harus
dipertanggungjawbakan di hadapan allah. Manusia wajib memakmurkan
bumi disertai penyiapan bagi generasi yang akan dating, bukan malah
mengurusi demi kepentingan sesaat.
BiayaProduksi merupakan faktor penting yang harus diperhatikan
ketika suatu perusahaan akan menghasilkan suatu produksi. Hal ini
dikarenakan setiap perusahaan tentu menginginkan keuntungan yang besar
dalam setiap usaha produksinya. Oleh karena itu, diperlukannya suatu
pemahaman tentang teori-teori biaya produksi agar suatu perusahaan dapat

19
M. Nur Rianto, Teori Mikroekonomi (Jakarta: Kencana prenada Media Group, 2010), h. 150

Page | 17
memperhitungkan biaya-biaya yang akan dikeluarkan untuk menghasilkan
suatu output barang.
Biaya Produksi dalam ekonomi Islam berpedoman kepada Al-
Qur‟an dan Hadist, yang berarti sumber biaya produksi harus berasal dari
yang halal dan penggunaan biaya produksi juga harus dengan cara yang
halal. Biaya Produksi dalam Islam juga harus didasarkan pada prinsip
efisiensi dalam penggunaan sumber daya, seperti penggunaan sumber daya
tanah & air yang tidak berlebihan, prinsip efektifitas dalam penggunaan
waktu, serta prinsip keadilan bagi pekerja dalam hal pengaturan waktu
kerja dan upah yang harus diterima.20

20
Aprilia Mia, 2019. Pengaruh Biaya Produksi Dan Harga Jual Terhadap Pendapatan Petani
Menurut Perspektif Ekonomi Islam (Studi Pada Petani Jagung Desa Komering Putih Kecamatan
Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah). Universitas Islam Negeri Raden Intan. Lampung.
Skripsi

Page | 18
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Biaya produksi adalah biaya-biaya yang berkaitan dengan pembuatan
barang dan penyediaan jasa. Menurut Carter dan Usry (2002), “Manufacturing
cost also called production cost is usually defined as the sum of three cost
elements : direct materials, direct labor, and factory overhead”. Dengan kata lain
biaya manufaktur juga disebut biaya produksi atau biaya pabrik, biasanya
didefinisikan sebagai jumlah dari tiga elemen biaya: bahan baku langsung, tenaga
kerja langsung, overhead pabrik. Selanjutnya Rayburn (2001), mengatakan bahwa
“biaya produksi termasuk bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead
pabrik yang dikeluarkan untuk memproduksi barang atau jasa”.

Isocost adalah kurva yang menunjukan kombinasi dua faktor produksi


dengan biaya yang sama. Kombinasi pengunaan ciri-ciri kurva isocost sama
dengan budget line atau kurva garis anggaran dalam teori perilaku konsumen.

Biaya Produksi Jangka pendek (short run) mengacu pada jangka waktu
yang mana satu atau lebih faktor produksi tidak bisa diubah. Dengan kata lain,
dalam jangka pendek paling tidak terdapat satu faktor yang tidak dapat
divariasikan, seperti sebuah faktor yang disebut input tetap (fixedinput). Produksi
Jangka Panjang (long run) adalah jumlah waktu yang dibutuhkan untuk membuat
semua input menjadi variabel. Keputusan – keputusan yang harus dibuat
perusahaan itu lebih sulit dalam jangka pendek daripada jangka panjang.Dalam
jangka pendek, perusahaan memvariasikan intensitas dengan menggunakan satu
pabrik dan mesin tertentu.Dalam jangka panjang, mereka memvariasikan ukuran
pabriknya.

Banyak faktor yang mempengaruhi keuntungan dalam sebuah usaha,


diantaraya, biaya produksi, biaya operasional, harga jual, jumlah penjulan dan
sebagainya. Terkadang dalam merintis suatu usaha, keuntungan maksimum akan
diperoleh hanya jika penjualan barang atau jasa dijual sebanyak mungkin. Padahal

Page | 19
sebenarnya ada beberapa variabel yang mempengaruhi perolehan keuntungan agar
mampu memperoleh keuntungan maksimum.

Skala Ekonomi (economics of scale) adalah fenomena turunnya biaya


produksi per unit dari suatu perusahaan yang terjadi bersamaan dengan
meningkatnya jumlah produksi (output), output yang dapat digandakan dengan
biaya yang kurang dari dua kali lipat. Dengan kata lain, perusahaan sedang
menikmati skala ekonomi ketika dapat melipatgandakan output-nya dengan biaya
lebih sedikit dari dua kali biaya produksi.

Biaya Produksi dalam ekonomi Islam berpedoman kepada Al-Qur‟an dan


Hadist, yang berarti sumber biaya produksi harus berasal dari yang halal dan
penggunaan biaya produksi juga harus dengan cara yang halal. Biaya Produksi
dalam Islam juga harus didasarkan pada prinsip efisiensi dalam penggunaan
sumber daya, seperti penggunaan sumber daya tanah & air yang tidak berlebihan,
prinsip efektifitas dalam penggunaan waktu, serta prinsip keadilan bagi pekerja
dalam hal pengaturan waktu kerja dan upah yang harus diterima.

B. Saran
Kami sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali
kesalahan dan sangat jauh dari kesempurnaan. Tentunya, penulis akan terus
memperbaiki makalah dengan mengacu pada sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran tentang pembahasan makalah diatas.

Page | 20
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Aziz, Etika Bisnis Perspektif Islam (Bandung: Alfa Beta, 2013), h.146.
Aprilia Mia, 2019. Pengaruh Biaya Produksi Dan Harga Jual Terhadap
Pendapatan Petani Menurut Perspektif Ekonomi Islam (Studi Pada
Petani Jagung Desa Komering Putih Kecamatan Gunung Sugih
Kabupaten Lampung Tengah). Universitas Islam Negeri Raden Intan.
Lampung. Skripsi
Battase, G.E. 1992. “Frontier Production Functions and Techinical Efficiency: A
Survey of Empirical Applications In Agricultural Economics”.
Agricultural Economics 7, 185-208
Battese,G.E dan Collie, TJ. 1992. Frontier Production Functions,
TechnicalEfficiency and Panel Data: With Application to Paddy
Farmers in India. The Jour nal of Productivity Analysis, 3, 153-169.
Dumairy.1999. Matematika Terapan untuk Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta :
BPFE-Yogyakarta
Fuad, M, dkk. 2006. Pengantar Bisnis. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Hignasari. L.Virginayoga, 2019. Analisis Keuntungan Maksimum Dengan
Konsep Turunan Pada Industri Percetakan. Vastuwidya Vol. 1, No.2.
Universitas Mahendradatta Bali. Bali.
Legowo. 1984. Dasar-Dasar Kalkulus dan Penerapanya dalam Ekonomi. Jakarta :
Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
M. Nur Rianto, Teori Mikroekonomi (Jakarta: Kencana prenada Media Group,
2010), h. 150
Pindyck, Robert S dan Rubinfeld, Daniel L. 2009. Mikroekonomi edisi keenam.
Jakarta: PT indeks
Soekartawi. 2001. Agribisnis Teori dan Aplikasinya. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Sukirno Sadono, 2006 Teori Pegantar Mikro Ekonomi, Jakarta:Raja Grafindo
Persada.
_______2009. Pengantar Teori Mikroekonomi. Raja Grafindo:Jakarta.

Page | 21
Susantun, Indah. 2000 "Fungsi keuntungan Cobb-Douglas dalam pendugaan
efisiensi ekonomi relatif." Economic Journal of Emerging Markets
5.2: 149-161.
Tarasova, V.V. and Tarasov, V.E., 2016. Elasticity for Economic Processes with
Memory: Fractional Differential Calculus Approach. Fractional
Differential Calculus, 6(2), pp.219- 232.

Page | 22

Anda mungkin juga menyukai