DOSEN PENGAMPU:
SAMSUL ARIFAI, S.A.B., M.A.
KELOMPOK 7:
dan hidayahnya sehingga kita semua dalam keadaan sehat walafiat dalam
Arifai, S.A.B., M.A. selaku dosen pengajar disela-sela rutinitasnya namun tetap
tentang materi Biaya Produksi Dan Penerimaan ini menjadikan keterbatasan kami
pula untuk memberikan penjabaran yang lebih dalam tentang makalah ini. Oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
Makassar, 31Oktober2021
Penulis
Page | ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................2
C. Tujuan Pembahasan...................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................3
PEMBAHASAN....................................................................................................................3
A. Pengertian Biaya Produksi..........................................................................................3
B. Garis Biaya Produksi (Isocost).....................................................................................5
C. Biaya Produksi Jangka Pendek dan Jangka Panjang....................................................6
D. Keuntungan Maksimum...........................................................................................11
E. Efisiensi Produksi dan Skala Ekonomi.......................................................................13
F. Perspektif Islam terhadap Biaya Produksi.................................................................16
BAB III...............................................................................................................................19
PENUTUP..........................................................................................................................19
A. Kesimpulan...............................................................................................................19
B. Saran........................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................21
Page | iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia telah mengalami krisis ekonomi yang menyebabkan jatuhnya
perekonomian nasional.Banyak usaha-usaha skala besar pada berbagai sektor
termasuk industri, perdagangan, dan jasa yang mengalami stagnasi bahkan sampai
terhenti aktifitasnya pada tahun 1998. Namun, Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah (UMKM) dapat bertahan dan menjadi pemulih perekonomian di
tengah keterpurukan akibat krisis moneter pada berbagai sektor ekonomi. UMKM
merupakan salah satu bidang usaha yang dapat berkembang dan konsisten dalam
perekonomian nasional.
Page | 1
maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi
kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini sedangkan
Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang
dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian
baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan
jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang fenomena yang ada mengenai Biaya
Produksi dan Biaya Penerimaan pada sub bab di atas, maka rumusan masalah
yang dapat disajikan dalam pertanyaan adalah sebagai berikut:
1. Apa itu Biaya Produksi?
2. Bagaimana Garis Biaya Produksi (Iscost)?
3. Bagaimana Biaya Produksi Jangka Pendek dan Jangka Panjang?
4. Bagaimana Keuntungan Maksimum?
5. Bagaimana Efisiensi Produksi dan Skala Ekonomi?
6. Bagaimana Perspektif Islam Terhadap Biaya Produksi?
C. Tujuan Pembahasan
Berdasarkan uraian rumusan masalah diatas, maka tujuan dari
pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa itu Biaya Produksi.
2. Untuk mengetahui Garis Biaya Produksi (Iscost).
3. Untuk mengetahui Biaya Produksi Jangka Pendek dan Jangka Panjang.
4. Untuk mengetahui Keuntungan Maksimum.
5. Untuk mengetahui Efisiensi Produksi dan Skala Ekonomi.
6. Untuk mengetahui Perspektif Islam Terhadap Biaya Produksi.
Page | 2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Biaya Produksi
Biaya produksi adalah biaya-biaya yang berkaitan dengan pembuatan
barang dan penyediaan jasa. Menurut Carter dan Usry (2002), “Manufacturing
cost also called production cost is usually defined as the sum of three cost
elements : direct materials, direct labor, and factory overhead”. Dengan kata lain
biaya manufaktur juga disebut biaya produksi atau biaya pabrik, biasanya
didefinisikan sebagai jumlah dari tiga elemen biaya: bahan baku langsung, tenaga
kerja langsung, overhead pabrik. Selanjutnya Rayburn (2001), mengatakan bahwa
“biaya produksi termasuk bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead
pabrik yang dikeluarkan untuk memproduksi barang atau jasa”.
a) Biaya produksi
Biaya produksi adalah biaya yang digunakan dalam proses produksi
yang terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead pabrik atau biaya yang mempunyai hubungan langsung dengan
suatu produk, dimana biaya ini merupakan bagian dari perusahaan.
1
Sukirno Sadono, Teori Pegantar Mikro Ekonomi, Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2006.
2
Pindyck, Robert S dan Rubinfeld, Daniel L. 2009. Mikroekonomi edisi keenam. Jakarta: PT
indeks
Page | 3
1) Biaya bahan baku langsung, Biaya bahan baku langsung adalah
bahan baku yang merupakan bagian yang tidak dapat di pisahkan
dari produk selesai dan dapat ditelusuri langsung kepada produk
selesai.
2) Tenaga kerja langsung, Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja
yang dapat secara langsung merubah bahan baku menjadi suatu
produk dan pembebanan biayanya dapat ditelusuri pada setiap jenis
produk yang dihasilkan.
3) Biaya overhead pabrik, Biaya overhead pabrik merupakan biaya
yang terjadi atau dibebankan dalam suatu proses produksi selain
bahan baku dan tenaga kerja langsung. Biaya ini merupakan bagian
dari biaya produksi yang tidak nampak atau tidak dapat ditelusuri
secara langsung baik ke produk itu sendiri maupun ke volume
produksi. Biaya overhead dapat dikelompokkan menjadi elemen :
Bahan tidak langsung (bahan pembantu atau penolong),
Bahan tidak langsung adalah bahan yang bukan menjadi
unsur utama dalam suatu produk sifatnya hanya sebagai
pelengkap atau untuk memperlancar suatu proses produksi,
misalnya bahan-bahan sejenis bahan bakar, dan bahan lain
untuk pemeliharaan kapasitas.
Tenaga kerja tidak langsung, Tenaga kerja tidak langsung
adalah tenaga kerja yang tidak mempunyai akibat langsung
pada pembentukan suatu produk; misalnya supervisor,
pegawai bengkel dan pemeliharaan, dan tenaga administrasi
pabrik.
Biaya tidak langsung lainya, Biaya tidak langsung lainnya
adalah biaya selain bahan tidak langsung dan tenaga kerja
tidak langsung yang membantu dalam pengolahan produk
selesai, tetapi tidak dapat ditelusuri kepada produk selesai.
b) Biaya non produksi
Page | 4
Biaya non produksi adalah biaya yang tidak berhubungan dengan
proses produksi. Biaya non produksi disebut juga biaya non komersial atau
biaya operasi.Biaya komersial atau operasi ini juga digolongkan sebagai
biaya periode yaitu biaya yang dapat dihubungkan dengan interval waktu.
Biaya ini dapat dikelompokkan menjadi elemen :
1) Biaya pemasaran atau penjualan, Biaya pemasaran atau biaya
penjualan adalah semua jenis biaya yang berhubungan dengan
pelaksanaan dan penjualan produk. Contohnya adalah biaya iklan,
biaya promosi dan biaya angkutan dari gudang ke pembeli.
2) Biaya administrasi dan umum
Biaya administrasi merupakan biaya-biaya untuk mengkoordinasi
kegiatan produksi dan pemasaran produk. Contoh biaya ini adalah
biaya gaji karyawan bagian keuangan, akuntasi, personalia, dan
bagian hubungan masyarakat,biaya pemeriksaan angkutan, biaya
foto copy.
Garis isocost menggambarkan rasio antara upah dengan kapital, dengan formula
sebagai berikut:
Dimana :
Page | 5
C = Total Cost
Atau rasio negatif antara upah dibagi dengan biaya sewa. Garis isocost
dikombinasikan dengan garis isoquant untuk menentukan titik produksi optimal
(pada tingkat output tertentu).
Jika terjadi perubahan harga faktor produksi, kurva isocost akan berotasi. Namun
jika yang berubah adalah kemampuan anggaran, kurva isocost bergeser sejajar.
Page | 6
a. Produksi Total, Produksi Marginal, Dan Produksi Rata-Rata
Produk Total (Total Product), Produksi total (total product)
adalah banyaknya produksi yang dihasilkan dari
penggunaan total faktor produksi.
TP = f(K,L)
Dimana:
TP = Total Produk
K = Modal
L = Tenaga Kerja
Secara matematis TP akan maksimum apabila turunan
pertama dari fungsi nilainya sama dengan nol. Turunan
pertama dari TP adalah MP,maka TP maksimum pada saat
MP sama dengan nol.
Produk Marginal (Marginal Product), Produksi marginal
(marginal product) adalah tambahan produksi karena
penambahan penggunaan satu unit faktor produksi.
MP = TP’ = αTP/αL
Dimana :
MP = Produksi Marginal
Perusahaan dapat terus menambah tenaga kerja selama MP
> 0.Jika MP <0 penambahan tenaga kerja justru menguragi
produksi total.Penurunan nilai MP merupakan indikasi
telah terjadinya hukum Pertambahan Hasil Yang Semakin
Menurun atau The Law of Deminishing Return (LDR).
Produk Rata – rata (Average Product)
Produksi rata-rata (average product) adalah rata-rata output
yang dihasilkan per unit faktor produksi.
AP = TP/L
Dimana :
Page | 7
AP = Rata – rata Produksi
AP akan maksimum bila turunan pertama fungsi AP adalah
0 (AP’=0). Dengan penjelasan matematis, AP maksimum
tercapai pada saat AP = MP,dan MP memotong AP pada
saat nilai AP maksimum. Dalam gambar dibawah ini
terlihat hubungan total produksi,produksi marginal dan
produksi rata – rata terdapat pada 3 tahapan.
Page | 8
naiknya produksi rata-rata akan menurun dengan
ditingkatkannya produksi (output). Dalam pasar persaingan
sempurna, produsen tidak akan pernah beroperasi (berhenti
produksi) pada tahap ini, karena dengan memperbesar
volume produksi, biaya produksinya perunit akan menurun,
hal ini berarti akan memperbesar
keuntungan yang ia terima. Jadi pada tahap I ini, efisiensi
produk belum maksimal.
Tahap 2 (stage 2 ), antara AP maksimum sampai saat MP
sama dengan nol. Karena berlakunya LDR, baik produksi
marginal maupun produksi rata-rata
mengalami penurunan. Namun demikian nilai keduanya
masih positif. Penambahan tenaga kerja akan tetap
menambah produksi total sampai mencapai titik maksimum
(slope kurva TP datar sejajar dengan sumbu horizontal).
Tahap 3 (stage 3 ), saat MP sudah bernilai < nol (negatif).
Produksi Total (Total Product) pertambahannya semakin
lama semakin kecil. Tahap II ini dimulai dari titik AP
Maksimum sampai titik dimana MP = 0, atau TP
Maksimum. Meliputi daerah dimana Produksi Marginal
(MP) negative. Pada tahap III ini penggunaan input Labor
(L) sudah terlalu banyak, sehingga TP justru akan menurun,
jika penggunaan input tenaga kerja (L) tersebut diperbesar,
karena MP negative. (efisiensi produk telah melampaui
kondisi maksimal)
2) Produksi Jangka Panjang
Jangka panjang (long run) adalah jumlah waktu yang dibutuhkan
untuk membuat semua input menjadi variabel. Keputusan – keputusan
yang harus dibuat perusahaan itu lebih sulit dalam jangka pendek daripada
jangka panjang.Dalam jangka pendek, perusahaan memvariasikan
Page | 9
intensitas dengan menggunakan satu pabrik dan mesin tertentu.Dalam
jangka panjang, mereka memvariasikan ukuran pabriknya.
Semua input tetap dalam jangka pendek adalah hasil dari
keputusan jangka panjang yang dahulu dibuat berdasarkan perkiraan
perusahaan tentang yang menguntungkan dapat mereka produksi dan jual.
Jika factor produksi yang dapat berubah adalah jumlah tenaga kerja dan
jumlah modal atau sarana yang digunakan, maka fungsi produksi dapat
dinyatakan Q=f(K,L). Pada fungsi produksi ini diketahui, bahwa tingkat
produksi dapat berubah dengan merubah faktor tenaga kerja (L) dan atau
jumlah modal (K).Perusahaan mempunyai dua alternatif jika berkeinginan
untuk menambah tingkat produksinya.Perusahaan dapat meningkatkan
produksi dengan menambah tenaga kerja, atau menambah modal atau
menambah tenaga kerja dan modal.
Isoquant
Yang dimaksud dengan isoquant adalah kurva yang menunjukkan
kombinasi dua faktor produksi yang menghasilkan jumlah produk
yang sama. Berikut merupakan ciri – ciri dari kurva isoquant :
a. Mempunyai kemiringan negatif.
b. Mempunyai kemiringan negatif.
c. Semakin ke kanan kedudukan isoquant menunjukan semakin
banyak/ tinggi jumlah output.
d. Isoquant tidak pernah berpotongan dengan isoquant lainnya.
e. Isoquant cembung ke titik origin.
Page | 10
Isoquant produksi menunjukan berbagai kombinasi input yang
diperlukan sebuah perusahaan untuk memproduksi suatu
jumlah output tertentu.
D. Keuntungan Maksimum
Suatu bisnis tidak terlepas dari aktivitas produksi, pembelian, penjualan,
maupun pertukan barang dan jasa yang melibatkan orang ataupun perusahan.3
Aktivitas dalam bisnis atau usaha pada umumnya bertujuan untuk menghasilkan
keuntungan.Dalam sebuah bisnis atau usaha, keuntungan adalah suatu hal yang
wajib diperhitungkan.
Dalam jangka pendek, biaya dapat dibedakan atas biaya tetap (fixed cost,
FC) dan biaya variabel (variable cost, VC). Biaya tetap adalah biaya yang tidak
tergantung pada besarnya jumlah output yang dihasilkan, sedangkan biaya
variabel adalah biaya yang tergantung kepada besar kecilnya jumlah output yang
dihasilkan. Secara ekonomi, keuntungan dapat diperoleh apabila memenuhi
prinsip efisiensi dalam produksi. Efisiensi produksi merupakan perbandingan
output dan input berhubungan dengan tercapainya output maksimum dengan
3
Fuad, M, dkk. 2006. Pengantar Bisnis. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
4
Susantun, Indah. 2000 "Fungsi keuntungan Cobb-Douglas dalam pendugaan efisiensi ekonomi
relatif." Economic Journal of Emerging Markets 5.2: 149-161.
Page | 11
sejumlah input, yang artinya jika ratio output input besar maka efisiensi dikatakn
semakin tinggi. Efisiensi ekonomi akan tercapai jika memenuhi dua kondisi
berikut: 5
1) Proses produksi harus berada pada saat elastisitas produksi lebih dari sama
dengan 0 dan kurang dari sama dengan 1.
2) Kondisi keuntungan maksimum tercapai dimana value marginal product
sama dengan marginal factor coast resource.
1) Menentukan fungsi biaya (C), fungsi harga (permintaan) (P), dan fungsi
penerimaan (R).
2) Menentukan fungsi keuntungan, yaitu π = R - C
3) Menentukan turunan pertama π’
5
Susantun, Indah. 2000 "Fungsi keuntungan Cobb-Douglas dalam pendugaan efisiensi ekonomi
relatif." Economic Journal of Emerging Markets 5.2: 149-161.
6
Legowo. 1984. Dasar-Dasar Kalkulus dan Penerapanya dalam Ekonomi. Jakarta : Lembaga
Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
7
Dumairy.1999. Matematika Terapan untuk Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta
8
Tarasova, V.V. and Tarasov, V.E., 2016. Elasticity for Economic Processes with Memory:
Fractional Differential Calculus Approach. Fractional Differential Calculus, 6(2), pp.219- 232.
Page | 12
4) Fungsi keuntunggan sama dengankan dengan 0, π’= 0. Dari perhitungan
hasil tersebut akan diperoleh suatu titik kritis atau titik ekstrem ysng akan
digunakan untuk menentukan keuntungan maksimum.
5) Menentukan turunan kedua dari fungsi keuntungan yaitu π”
6) Fungsi hasil turunan keduadisamadengankan dengan 0, π’= 0.Tujuan
untuk menentukan turunankedua adalah untuk menguji apakahtitik
ekstrem merupakan titik maksimumatau minimum. Jika
setelahdisubstitusikan titik ekstrem ke turuankedua fungsi nilainya negatif,
haltersebut menunjukkan bahwa kurvaterbuka ke bawah yang artinya
titikeskrem tersebut adalah puncak ataumaksimunya (keuntungan
maksimum). Sedangkan jika saat titik disubstitusikanke dalam turun kedua
hasilnya positif,hal tersebut menunjukkan kurva.9
1) Efisiensi Teknik
Efisiensi teknik yaitu efisiensi yang menghubungkan antara
produksi yang sebenarnya dan produksi maksimum.Efisiensi teknis yaitu
bila perusahaan-perusahaan menggabungkan masukan mereka untuk
memproduksi keluaran tertentu semurah mungkin.11 Pengukuran efisiensi
dapat dilihat dari efisiensi teknis dengan membandingkan jumlah input
dari semua faktor produksi dengan jumlah output yang dihasilkan.
9
Hignasari. L.Virginayoga, 2019. Analisis Keuntungan Maksimum Dengan Konsep Turunan Pada
Industri Percetakan. Vastuwidya Vol. 1, No.2. Universitas Mahendradatta Bali. Bali.
10
Pindyck, Robert S dan Rubinfeld, Daniel L. 2009. Mikroekonomi edisi keenam. Jakarta: PT
indeks
11
Pindyck, Robert S dan Rubinfeld, Daniel L. 2009. Mikroekonomi edisi keenam. Jakarta: PT
indeks
Page | 13
2) Efisiensi Harga atau Alokatif
Efisiensi harga atau efisiensi alokatif didefinisikan sebagai
kemampuan perusahaan menciptakankeadaan dimana harga sama dengan
biaya marjinal, yang merupakan syarat untuk memaksimumkan
kesejahteraan masyarakat.12 Fungsi produksi Cobb-Douglass, maka b
disebut dengan koefisien regresi yang sekaligus menggambarkan
elastisitas produksi.
3) Efisiensi Ekonomi
Efisiensi ekonomi merupakan kombinasi efisiensi teknis dan
efisiensi harga. Efisiensi ekonomi merupakan hasil kali antara efisiensi
teknis dengan efisiensi harga/alokatif dan seluruh faktor input, sehingga
efisiensi ekonomi dapat dinyatakan sebagai berikut :13
EE = ET x EH
Fungsi produksi frontier pertama kali diusulkan oleh Aigner, Lovell, dan
Schmidt (1977) dan Meeusen dan van den Broeck (1977) ini menggambarkan
produksi maksimum yang berpotensi dihasilkan untuk sejumlah input produksi
yang dikorbankan.14 Konsep produksi batas (frontier production function)
menggambarkan output maksimal yang dapat dihasilkan dalam suatu proses
produksi. Fungsi produksi frontier merupakan fungsi produksi yang paling praktis
12
Sukirno, Sadono. 2009. Pengantar Teori Mikroekonomi. Raja Grafindo:Jakarta.
13
Soekartawi. 2001. Agribisnis Teori dan Aplikasinya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
14
Battese,G.E dan Collie, TJ. 1992. Frontier Production Functions, TechnicalEfficiency and Panel
Data: With Application to Paddy Farmers in India. The Jour nal of Productivity Analysis, 3, 153-
169.
Page | 14
atau menggambarkan produksi maksimal yang dapat diperoleh dari variasi
kombinasi faktor produksi pada tingkat pengetahuan dan teknologi tertentu.15
Skala Ekonomi
15
Battase, G.E. 1992. “Frontier Production Functions and Techinical Efficiency: A Survey of
Empirical Applications In Agricultural Economics”. Agricultural Economics 7, 185-208
16
Battese,G.E dan Collie, TJ. 1992. Frontier Production Functions, TechnicalEfficiency and Panel
Data: With Application to Paddy Farmers in India. The Jour nal of Productivity Analysis, 3, 153-
169.
17
Pindyck, Robert S dan Rubinfeld, Daniel L. 2009. Mikroekonomi edisi keenam. Jakarta: PT
indeks.
Page | 15
1) Increasing Return to Scale merupakan output yang jumlahnya lebih dari
dua kali lipat apabila semua input digandakan. Jika (b1 + b2 + ... + bn) >
1 maka artinya bahwa peningkatan jumlah semua input produksi akan
menyebabkan peningkatan ouput yang lebih besar.
2) Constant return to Scale merupakan output yang jumlahnya berlipat ganda
bila semua input digandakan. Jika (b1 + b2 + ... + bn) = 1 maka artinya
bahwa perubahan semua input produksi akan menyebabkan peningkatan
ouput dengan jumlah yang sama.
3) Decreasing Return to Scale merupakan output yang jumlahnya kurang dari
dua kali lipat bila semua input digandakan. Jika (b1 + b2 + ... + bn) < 1
maka artinya bahwa peningkatan jumlah semua input produksi dengan
jumlah yang sama akan menyebabkan peningkatan total ouput yang
kurang proporsional.
18
Abdul Aziz, Etika Bisnis Perspektif Islam (Bandung: Alfa Beta, 2013), h.146.
Page | 16
syariat harus menjadi target dari suatu kegiatan produksi, dimana produksi adalah
proses mencari, mengalokasikan, dan mengolah sumber daya menjadi output
dalam rangka meningkatkan dan memberi maslahah bagi manusia. 19 Adapun
prinsip-prinsip produksi sebagai berikut :
19
M. Nur Rianto, Teori Mikroekonomi (Jakarta: Kencana prenada Media Group, 2010), h. 150
Page | 17
memperhitungkan biaya-biaya yang akan dikeluarkan untuk menghasilkan
suatu output barang.
Biaya Produksi dalam ekonomi Islam berpedoman kepada Al-
Qur‟an dan Hadist, yang berarti sumber biaya produksi harus berasal dari
yang halal dan penggunaan biaya produksi juga harus dengan cara yang
halal. Biaya Produksi dalam Islam juga harus didasarkan pada prinsip
efisiensi dalam penggunaan sumber daya, seperti penggunaan sumber daya
tanah & air yang tidak berlebihan, prinsip efektifitas dalam penggunaan
waktu, serta prinsip keadilan bagi pekerja dalam hal pengaturan waktu
kerja dan upah yang harus diterima.20
20
Aprilia Mia, 2019. Pengaruh Biaya Produksi Dan Harga Jual Terhadap Pendapatan Petani
Menurut Perspektif Ekonomi Islam (Studi Pada Petani Jagung Desa Komering Putih Kecamatan
Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah). Universitas Islam Negeri Raden Intan. Lampung.
Skripsi
Page | 18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Biaya produksi adalah biaya-biaya yang berkaitan dengan pembuatan
barang dan penyediaan jasa. Menurut Carter dan Usry (2002), “Manufacturing
cost also called production cost is usually defined as the sum of three cost
elements : direct materials, direct labor, and factory overhead”. Dengan kata lain
biaya manufaktur juga disebut biaya produksi atau biaya pabrik, biasanya
didefinisikan sebagai jumlah dari tiga elemen biaya: bahan baku langsung, tenaga
kerja langsung, overhead pabrik. Selanjutnya Rayburn (2001), mengatakan bahwa
“biaya produksi termasuk bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead
pabrik yang dikeluarkan untuk memproduksi barang atau jasa”.
Biaya Produksi Jangka pendek (short run) mengacu pada jangka waktu
yang mana satu atau lebih faktor produksi tidak bisa diubah. Dengan kata lain,
dalam jangka pendek paling tidak terdapat satu faktor yang tidak dapat
divariasikan, seperti sebuah faktor yang disebut input tetap (fixedinput). Produksi
Jangka Panjang (long run) adalah jumlah waktu yang dibutuhkan untuk membuat
semua input menjadi variabel. Keputusan – keputusan yang harus dibuat
perusahaan itu lebih sulit dalam jangka pendek daripada jangka panjang.Dalam
jangka pendek, perusahaan memvariasikan intensitas dengan menggunakan satu
pabrik dan mesin tertentu.Dalam jangka panjang, mereka memvariasikan ukuran
pabriknya.
Page | 19
sebenarnya ada beberapa variabel yang mempengaruhi perolehan keuntungan agar
mampu memperoleh keuntungan maksimum.
B. Saran
Kami sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali
kesalahan dan sangat jauh dari kesempurnaan. Tentunya, penulis akan terus
memperbaiki makalah dengan mengacu pada sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran tentang pembahasan makalah diatas.
Page | 20
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Aziz, Etika Bisnis Perspektif Islam (Bandung: Alfa Beta, 2013), h.146.
Aprilia Mia, 2019. Pengaruh Biaya Produksi Dan Harga Jual Terhadap
Pendapatan Petani Menurut Perspektif Ekonomi Islam (Studi Pada
Petani Jagung Desa Komering Putih Kecamatan Gunung Sugih
Kabupaten Lampung Tengah). Universitas Islam Negeri Raden Intan.
Lampung. Skripsi
Battase, G.E. 1992. “Frontier Production Functions and Techinical Efficiency: A
Survey of Empirical Applications In Agricultural Economics”.
Agricultural Economics 7, 185-208
Battese,G.E dan Collie, TJ. 1992. Frontier Production Functions,
TechnicalEfficiency and Panel Data: With Application to Paddy
Farmers in India. The Jour nal of Productivity Analysis, 3, 153-169.
Dumairy.1999. Matematika Terapan untuk Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta :
BPFE-Yogyakarta
Fuad, M, dkk. 2006. Pengantar Bisnis. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Hignasari. L.Virginayoga, 2019. Analisis Keuntungan Maksimum Dengan
Konsep Turunan Pada Industri Percetakan. Vastuwidya Vol. 1, No.2.
Universitas Mahendradatta Bali. Bali.
Legowo. 1984. Dasar-Dasar Kalkulus dan Penerapanya dalam Ekonomi. Jakarta :
Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
M. Nur Rianto, Teori Mikroekonomi (Jakarta: Kencana prenada Media Group,
2010), h. 150
Pindyck, Robert S dan Rubinfeld, Daniel L. 2009. Mikroekonomi edisi keenam.
Jakarta: PT indeks
Soekartawi. 2001. Agribisnis Teori dan Aplikasinya. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Sukirno Sadono, 2006 Teori Pegantar Mikro Ekonomi, Jakarta:Raja Grafindo
Persada.
_______2009. Pengantar Teori Mikroekonomi. Raja Grafindo:Jakarta.
Page | 21
Susantun, Indah. 2000 "Fungsi keuntungan Cobb-Douglas dalam pendugaan
efisiensi ekonomi relatif." Economic Journal of Emerging Markets
5.2: 149-161.
Tarasova, V.V. and Tarasov, V.E., 2016. Elasticity for Economic Processes with
Memory: Fractional Differential Calculus Approach. Fractional
Differential Calculus, 6(2), pp.219- 232.
Page | 22