Teori Produksi
Disusun oleh:
1. Maslikah 63020200042
2. Ade Kamilatu T. 63020200049
3. M. Roziqin 63020200056
4. Fata Awliya 63020200057
5. Auliya Dwi F.U 63020200067
6. Aditya Agus S. 63020190110
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang Alhamdulillah
tepat pada waktunya yang berjudul “Teori Produksi”. Kami ucapkan terimakasih
kepada Bapak Bayu Nurhadi, M.Si. selaku dosen pengampu matakuliah Ekonomi
Mikro Islam.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun guna sempurnanya makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat khususnya bagi kami dan bagi pembaca umumnya.
Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir. Semoga Allah
SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita. AamiinYa Rabbal Alamin.
Salatiga, 25 Mar. 22
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ....................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Produksi .................................................................................................. 3
2.2 Prinsip Dan Tujuan Produksi Dalam Ekonomi Islam ................................................. 4
2.3 Konsep Maslahah Dalam Produksi ............................................................................ 5
2.4 Produksi Dalam Jangka Pendek ................................................................................ 6
2.4.1 Produksi Dengan Satu Input Variable ................................................................ 6
2.4.2 Produksi Dengan Dua Input Variable ............................................................... 10
2.5 Produksi Dalam Jangka Panjang.............................................................................. 10
2.6 Faktor-Faktor Produksi............................................................................................ 11
2.7 Kurva Isoquant (Kurva Produksi Sama) ................................................................... 12
2.8 Garis biaya produksi (Isocost) ................................................................................. 14
2.9 Skala Hasil (Return to scale) .................................................................................... 15
2.9.1 Increasing Return to scale (tingkat skala hasil yang meningkat) ..................... 16
2.9.2 Constant Return To Scale (Tingkat Skalah Hasil yang Konstan) ....................... 17
2.9.3 Decreasing Return To Scale (Tingkat Skala Hasil yang Menurun) .................... 17
2.10 Perspektif Islam ..................................................................................................... 18
2.10.1 Konsep Produksi dalam perspektif ekonomi islam ........................................ 19
2.10.2 Optimum maslahah condition (OMC) ............................................................ 20
BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 21
3.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 23
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Pengertian produksi
2. Prinsip dan tujuan produksi dalam ekonomi islam
1
3. Konsep maslahah dalam produksi
4. Produksi dalam jangka pendek
5. Produksi dalam jangka panjang
6. Faktor-faktor produksi
7. Kurva isoquant
8. Garis biaya produksi (isocost)
9. Skala hasil (return to scale)
10. Perspektif islam
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam teori produksi, tujuan utama yang ingin dicapai oleh perusahaan
bukan bagaimana berproduksi dengan biaya minimum sehingga meningkatkan
output, namun bagaimana meningkatkan kondisi material dan moral sebagai sarana
untuk mencapai tujuan di akhirat. Jadi, bukan semata-mata memaksimalisasi laba
duniawi tetapi juga memaksimalisasi laba ukhraw3. Menurut Nejatullah
sebagaimana dikutip Khaf ada lima tujuan produksi dalam Islam yaitu memenuhi
kebutuhan diri secara wajar, memenuhi kebutuhan masyarakat, keperluan masa
depan, keperluan generasi akan datang, dan pelayanan terhadap masyarakat.
1
M Ridwan.,dkk. EKONOMI MIKRO ISLAM. (Universitas Islam Negeri Sumatera Utara 2018). h.93
2
StudioBelajar, “Teori Produksi”, https://www.studiobelajar.com/teori-produksi/, (diakses pada
30 maret 2022)
3
Monzer Khaf, Ekonomi Islam, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1995), 36.
3
2.2 Prinsip Dan Tujuan Produksi Dalam Ekonomi Islam
4
M. Rianto Al Arif.Teori MikroEkonomi ( Jakarta : PrenadaMedia, 2010) h.153-154
4
5. Keperluan sosial dan infaq di jalan Allah. Ini merupakan insentif utama bagi
produsen untuk menghasilkan tingkat output yang lebih tinggi, yaitu memenuhi
tanggung jawab sosial terhadap masyarakat. Walaupun keperluan pribadi,
masyarakat, keperluan generasi sekarang dan generasi yang akan datang telah
terpenuhi, produsen tidak harus bermalas-malasan dan berhenti berinovasi,
tetapi sebaliknya, memproduksi lebih banyak lagi supaya dapat diberikan
kepada masyarakat dalam bentuk zakat, sedekah, infaq, dan sebaliknya
M= 𝝅 + 𝑩
5
Sakirman. Urgensi Maslahah Dalam Konsep Ekonomi Syariah. (Palita: Journal of Social
Religion Research, 2018). h.22
6
M. Rianto Al Arif.Teori MikroEkonomi ( Jakarta : PrenadaMedia, 2010) Op.cit., h.158
5
kegiatan yang bersangkutan. Adapun keuntungan merupakan selisih anatara
pendapatan total (total revenue (TR)) dan biaya totalnya (total cost (TC)).
Jangka pendek adalah kurun waktu yang terjadi ketika salah satu atau lebih
faktor produksi yang tidak bisa diubah atau tetap. Beberapa faktor yang tidak dapat
diubah disebut juga dengan fixed input atau masukan tetap. Fixed input dalam
jangka pendek ini umumnya adalah capital atau model. Modal memiliki sifat tetap
karena jumlahnya yang tetap dan tidak akan berpengaruh terhadap banyaknya hasil
produksi. Sedangkan tenaga kerja sendiri bersifat variabel karena penggunaannya
dapat berubah-ubah sesuai dengan banyaknya hasil produksi. Misal, saat produsen
A ingin meningkatkan lebih banyak hasil produksi perusahaannya dalam jangka
pendek, maka yang bisa dilakukan oleh perusahaan adalah dengan menambah
jumlah tenaga kerjanya. Ia tidak bisa menambah alat-alat seperti mesin dan lain-
lain, karena ini hanya dalam jangka pendek atau tidak akan selamanya.
a. Produksi Total
Produk total yakni jumlah total dari semua hasil produksi dalam periode
tertentu. Produk total akan berubah tergantung dengan banyaknya faktor
produksi variabel yang akan digunakan. Kurva menunjukkan hubungan antara
produksi total dengan satu faktor produksi variabel sedangkan faktor lainnya
dianggap tetap merupakan definisi dari Kurva Produksi atau Total Product (TP).
Kurva tersebut dinotasikan sebagai berikut :
TP = f ( X )
6
Dimana TP yakni output total atau jumlah produksi total, dan X merupakan
jumlah input variabel yang digunakan, Misal, jika hanya terdapat satu macam
input variabel saja, maka yang digunakan yaitu tenaga kerja atau Labour. Dapat
dituliskan dengan rumus sebagai berikut :
Q=f(L)
Dimana Q adalah tingkat output dan L yakni jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan. Dengan demikian dari fungsi diatas dapat digambarkan kurva
produksi sebagai berikut :
b. Produksi Rata-Rata
Produksi rata-rata atau Average Product (AP) merupakan jumlah total produksi
yang dibagi dengan faktor produksi yang digunakan selama proses produksi.
Produksi rata-rata dinotasikan dengan fungsi sebagai berikut :
𝑄
AP =
𝐿
Dimana Q adalah output total atau jumlah hasil produksi sedangkan L yakni
jumlah Labour atau jumlah tenaga kerja yang digunakan. Sehingga dapat
dikatakan bahwa produksi rata-rata merupakan jumlah rata-rata produksi oleh
setiap tenaga kerja.
AP
7
c. Produk Marjinal
Produksi marginal atau Marginal Product (MP) merupakan tambahan dari total
hasil produksi yang diakibatkan oleh pertambahan jumlah faktor produksi
variabel yang digunakan. Dengan demikian dapat dituliskan persamaannya,
yaitu sebagai berikut:
𝑃𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 ∆𝑄
MP = =
𝑃𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝐼𝑛𝑝𝑢𝑡 ∆𝐿
L
MP
Dari keterangan di atas, dapat kita simpulkan bahwa dalam produksi dengan
satu input variabel itu berlaku hukum pertambahan hasil yang semakin
berkurang atau The Law of Diminishing Return. Hukum ini menyatakan bahwa
output yang diterima dari proses produksi akan semakin menurun jika input
variabel yang digunakan mangalami pertambahan secara terus-menerus.
Output atau hasil produksi yang dihasilkan secara rata akan terus menurun
nilainya, itu semua karena faktor produksi variabel yang digunakan semakin
besar sedangkan faktor produksi nilainya tetap. Jika hal ini terus dilakukan
maka akan berdampak pada total produksi yang nilainya menurun. Hal tersebut
dikarenakan faktor produksi tetap semakin lama nilainya semakin habis. Misal,
terdapat sepetak tanah. Tanah tersebut selalu digarap oleh petani dengan
ditanami banyak tumbuhan secara terus menerus tanpa henti. Sehingga tanah
tersebut semakin lama akan kehilangan kesuburannya dan tumbuhan tersebut
akhirnya akan mati. Hal itu dikarenakan dari unsur hara yang terdapat pada
tanah tersebut akan hilang atau habis.
8
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan dalam diagram sebagai berikut:
Kurva diatas menunjukkan bahwa terdapat peristiwa yang terjadi pada tiap
tahapnya. Dari masing-masing tahap menunjukkan elastisitas produksi yang
nilainya berbeda-beda.
Elastisitas Produksi (Ep) yakni rasio perubahan dari output yang dihasilkan
yang diakibatkan dari perubahan input yang digunakan. Ep dapat dituliskan
sebagai berikut :
∆𝑸 𝑸
Ep = .
∆𝑳 𝑳
Karena ∆𝑄⁄∆𝐿 merupakan MP, maka besar kecilnya Ep tergantung pada besar
kecilnya nilai MP.
Ada tiga tahapan yang ada pada diagram tersebut, yakni : Tahap I yang terdapat
pada kurva diatas merupakan bagian yang menunjukkan input variabel atau
tenaga kerja yang masih sedikit sedangkan ouputnya relatif besar. Sehingga
dapat kita ketahui jika input variabel terus ditambah maka TP, MP, dan AP akan
terus bertambah nilainya. Selanjutnya tahap II pada kurva diatas menunjukkan
bahwa produksi total tersebut terus naik hingga mencapai titik optimum atau
titik tertinggi, sedangkan AP dan MP terus menurun hingga MP mencapai titik
nol. Yang terakhir yaitu pada tahap III menunjukkan bahwa jumlah tenaga kerja
semakin banyak. Hal tersebut membuat TP, AP, dan MP menurun, bahkan
kurva MP berada di bawah garis origin atau garis nol.
9
2.4.2 Produksi Dengan Dua Input Variable
Produksi ini merupakan kombinasi dari dua faktor produksi variabel yang
berguna untuk mengahsilkan output atau hasil produksi yang sama. Dalam hal ini,
kombinasi yang paling mudah adalah faktor produksi modal (Capital) dengan
tenaga kerja (Labour). Jika terdapat perusahaan yang ingin meningkatkan hasil
produksinya maka yang dapat dilakukan perusahaan adalah dengan menambah dua
input variabel serta dapat meningkatkan produksi tenaga kerja dan modal. Jika
faktor produksi yang bersifat variabel adalah jumlah tenaga kerja, modal atau
peralatan, maka fungsi persamaan yang dapat ditulis adalah sebagai bderikut :
Q=f(L,C)
Dengan Q yaitu sebagai output atau jumlah hasil produksi, sedangkan L sebagai
Labour atau tenaga kerja, dan C yakni sebagai Capital atau modal ataupun peralatan
yang mana keduanya merupakan input variabel
Produksi dalam jangka panjang adalah suatu proses produksi yang tidak
dapat diperkirakan yang akan berjalan sekitar 10 tahun, 25 tahun, atau bahkan
sampai 50 tahun. Sehingga dalam kurun waktu ini semua faktor produksi yang
digunakan dapat bersifat variabel atau tidak ada faktor produksi tetap.
10
harus mampu menggoordinasikan produksinya seefektif mungkin dengan
menentukan beberapa keputusan yaitu menentukan berapa jumlah output yang
harus ia produksi dan menentukan berapa jumlah dan kombinasi seperti apa
input ini digunakan7.
a. Modal (Capital)
Capital atau modal yang sering terlintas dipikiran biasanya dalam bentuk uang.
Namun, modal juga bisa berupa alat-alat seperti mesin untuk membuat barang
atau jasa, ataupun juga dapat berupa bangunan atau gedung yang akan
digunakan untuk kegiatan operasional usaha tersebut. Suatu sistem ekonomi
Islam harus bebas dari bunga. Dalam sistem itu bunga tidak diperkenankan
memainkan pengaruhnya yang merugikan pekerja, produksi dan distribusi.
b. Tenaga Kerja (Labour)
Labour atau tenaga kerja dibutuhkan untuk menjalankan operasional alat-alat
yang tersedia agar proses produksi berlangsung dengan semestinya. Tenaga
kerja merupakan faktor produksi yang diakui di setiap sistem ekonomi terlepas
dari kecenderungan ideologi mereka.
c. Kemampuan atau Keterampilan (Skill)
Kualitas tenaga kerja, skiil merupakan menjadi pertimbangan yang tidak boleh
diremehkan. Spesialisasi memang dibutuhkan pada pekerjaan tertentu dan
jumlah yang terbatas. Apabila dalam kualitas tenaga kerja tidak diperhatikan
7
Damayanti, M. L. (2020). Teori Produksi, h. 3-13.
http://eprints.umsida.ac.id/id/eprint/6985, (diakses pada 26 Maret 2022)
8
Ibid., h.2
11
tidak menutup kemungkinan adanya kemacetan produksi. Penggunaan
peralatan teknologi yang canggih jika tidak diimbangi dengan tenaga kerja yang
terampil akan meyebabkan kemubadhiran karena operasionalisasi teknologi
tidak berjalan.
d. Tanah (Land)
Land atau tanah merupakan lahan yang mengandung sumber daya alam atau
bahan baku yang nantinya akan diolah dalam proses produksi. Islam telah
mengakui tanah sebagai suatu faktor produksi tetapi tidak setepat dalam arti
sama yang digunakan di zaman modern. Dalam tulisan klasik yang dianggap
sebagai suatu faktor produksi penting mencakup semua sumber daya alam yang
digunakan dalam proses produksi, umpamanya permukaan bumi, kesuburan
tanah, sifat-sifat sumber-sumber daya, udara, air mineral dan seterusnya.9
9
Ipunk Yogatama. (2020). Jurnal Teori Produksi. Jurnal Teori Produksi.,
http://eprints.umsida.ac.id/id/eprint/7013, (diakses pada 26 Maret 2022)
12
Pada gambar diatas kita dapat melihat kurva isoquant dengan sumbu Y
berupa modal dan sumbu X berupa tenaga kerja. Kurva isokuan (Z)
menggambarkan tingkat output produksi yang sama. Artinya ketika produksi di
sepanjang garis tersebut akan sama outputnya, namun input yang digunakan
memiliki komposisi yang berbeda.
Pilihan terakhir yang diilustrasikan kurva isoquant diatas yaitu pada titik C.
Dalam kondisi ini perusahaan teman-teman memilih untuk menggunakan lebih
banyak tenaga kerja yaitu sebesar X3 dan mengurangi penggunaan mesin menjadi
Y3. Output yang dihasilkan tetap sebanyak Z. Kondisi ini disebut sebagai labour
intensive karena lebih banyak menggunakan input produksi berupa tenaga kerja.10
10
Studi Ekonomi, “Teori produksi: Isoquant dan isocost”,
https://studiekonomi.com/ekonomi/mikro/teori-produksi-isoquant-dan-isocost/, (diakses
pada 26 Maret 2022)
13
Kurva ini memiliki beberapa ciri diantaranya adalah memiliki slope negatif
dan cembung ke titik origin, kurva ini juga tidak dapat saling memotong satu sama
lain, serta garis kurva yang lebih tinggi atau yang terluar lebih banyak disukai
daripada yang dekat dengan titik origin karena tingkat produksinya lebih banyak
sehingga Q₁ < Q₂.11.
Garis isocost menggambarkan rasio antara upah dengan kapital, dengan formula
sebagai berikut :
Rk+Wl=C
11
Damayanti, M. L. (2020). Teori Produksi. Teori Produksi, h.11.,
http://eprints.umsida.ac.id/id/eprint/6985, (diakses pada 26 maret 2022)
14
Dimana :
C = Total Cost
Sedangkan slope (kemiringan) dari isocost adalah : -w/r Atau rasio negatif antara
upah dibagi dengan biaya sewa. Garis isocost dikombinasikan dengan garis
isoquant untuk menentukan titik produksi optimal (pada tingkat output tertentu).
K1 A
O L1 L
Jika terjadi perubahan harga faktor produksi, kurva isocost akan berotasi. Namun
jika yang berubah adalah kemampuan anggaran, kurva isocost bergeser sejajar.
Jika seorang petani bekrja dengan satu buah mesin pada lahan seluas satu
hektar mampu menghasilkan sebanyak 10 ton gabah , apa yang akan terjadi dengan
15
jumlah output jika kita meminta dua orang petani bekerja dengan dua buah mesin
pada dua hektar lahan? Apakah output akan meningkatkan dua kali lipat, lebih dari
dua kali lipat atau kurang dari dua kali lipat? Skala hasil adalah suatu tingkat
tambahan output seiring dengan penambahan jumlah input secara proporsional.
Jika output mampu meningkat lebih dari dua kali lipat ketika input
ditambah dua kali lipatnya, maka hal tersebut adalah tingkat skala hasil yang
meningkat (increasing return to scale). Penambahan ini dimungkinkan terjadi
ketika level manajerial dan para pekerjanya mampu melakukan spesialisasi atas
pekerjaan mereka dan mampu melakukan efisiensi serta peningkatan produktivitas
dalam proses produksi, sehingga mereka pada akhirnya mampu meningkatkan
jumlah jumlah output mereka dua kali lipat dari jumlah input yang ditambahkan.
Salah satu contoh untuk kemungkinan pertama ini adalah industry perakitan
kendaraan bermotor yang mampu memperlihatkan tingkat skala hasil yang
meningkat.
16
Setiap penambahan satu satuan faktor produksi (∆𝑋) menyebabkan
pembahan produk (∆𝑌) yang makin lama makin tinggi sehingga produk
marginalnya(∆𝑌/∆𝑋) makin besar, dimana kurvanya akan cembung ke arah sumbu
horizontal seperti pada ilustrasi di atas.
Pada Constant Return to Scale, Penambahan tiap satu satuan faktor produksi
yang terus menerus menyebabkan kenaikan hasil yang tetap.
17
besar, sehingga menurunkan tingkat produktivitas dari tenaga kerja dan modal.
Komunikasi antartenaga kerja dan level manajerial sangat sulit sehingga suasana
kerja menjadi kurang kekeluargaan. Sehingga pada kemungkinan ini, terjadi karena
permasalahan dalam melakukan koordinasi dalam pekerjaan, terkait dengan jalur
komunikasi antar atasan dan bawahan.
1 10
2 1 18 8 8
3 1 24 6 6
4 1 28 4 4
Pada tabel di atas tampak bahwa makin banyak faktor produksi digunakan,
menyebabkan produk total makin tinggi tetapi dengan produk marginal yang makin
rendah.
18
karena adanya batasan syari’at yang tidak boleh dilanggar. Dalam syariat islam,
keuntungan maksimum bukanlah suatu tujuan akhir dari perusahaan, melainkan
hanya tujuan antara semata, di mana tujuan akhirnya adalah mampu memberikan
yang terbaik di jalan Allah. Seorang produsen muslim dalam melakukan aktivitas
produksinya selalu berjalan dalam syariat, sehingga ia tidak akan melakukan
tindakan yang mampu merugikan pihak lain terutama konsumen.
Produsen muslim harus berbeda dari produsen non muslim tidak hanya dari
tujuan, tetapi harus pula dari kebijakan ekonomi dan strategi pasarnya, hal ini
diperlihatkan sebagai berikut:
1) Produsen muslim tidak akan terlibat dalam aktivitas yang dilarang menurut
syariat islam. Misalnya: produsen muslim tidak akan memproduksi atau
menjual minuman beralkohol.
2) Produsen muslim harus menghindari strategi pasar yang dapat menyebabkan
timbulnya hambatan yang dapat menyebabkan ketidaksempurnaan pasar.
3) Produsen muslim harus mengikuti kompetisi yang adil dalam setiap aktivitas
baik sebagai penjual maupun pembeli barang serta jasa.
4) Produsen muslim harus menghindari seluruh praktik eksploitasi, diskriminasi,
dan perdagangan yang ketat
a) Konsep produksi yang sesuai dengan nilai islam adalah konsep teknologi
berproduksi konstan, dalam arti bahwa teknologi yang digunakan adalah
teknologi yang memanfaatkan sumber daya manusia sedemikian rupa sehingga
manusia-manusia tersebut mampu meningkatkan harkat
kemanusiannya.karenanya, permasalahan produksi bukanlah mencari teknologi
berproduksi sedemikian rupa sehingga memberikan keuntungan maksimum,
melainkan mencari jenis output apa, dari berbagai kebutuhan manusia, yang
diproduksi dengan teknologi yang sudah ada tersebut sehingga diperoleh
maslahah maksimum.
19
b) Produsen dalam pandangan ekonomi islam adalah maslahah maximizer.
Mencari keuntungan melalui produksi dan kegiatan bisnis lain memang tidak
dilarang , sepanjang berada pada bingkai tujuan dan hukum islam. Maslahah
bagi produsen terdiri dari dua komponen yaitu keuntungan dan berkah.
20
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1) Teori produksi adalah teori yang menerangkan sifat hubungan antara tingkat
produksi yang akan dicapai dengan jumlah faktor-faktor produksi yang
digunakan. Konsep utama yang dikenal dalam teori ini adalah memproduksi
output semakismal mungkin dengan input tertentu, serta memproduksi
sejumlah output tertentu dengan biaya produksi seminimal mungkin
2) Dalam pandangan ekonomi islam, motivasi produsen semestinya sejalan
dengan tujuan produksi dan tujuan kehidupan produsen itu sendiri. Jika tujuan
produksi adalah menyediakan kebutuhan material dan spiritual untuk
menciptakan maslahah, maka motivasi produsen tentu saja juga mencari
maslahah, dimana hal ini juga sejalan dengan tujuan kehidupan seorang
Muslim.
3) Dalam konteks produsen yang berorientasi kepada keuntungan, maka manfaat
ini dapat berupa keuntungan materil. Keuntungan ini bisa digunakan untuk
maslahah lainnya seperti maslahah fisik, intelektual, maupun sosial. Untuk itu
rumusan masalah bagi produsen, M= 𝝅 + 𝑩
4) Jangka pendek adalah kurun waktu yang terjadi ketika salah satu atau lebih
faktor produksi yang tidak bisa diubah atau tetap, sedangkan Produksi dalam
jangka panjang adalah suatu proses produksi yang tidak dapat diperkirakan
yang akan berjalan sekitar 10 tahun, 25 tahun, atau bahkan sampai 50 tahun.
5) Dalam suatu proses produksi dibutuhkan input yang berupa faktor-faktor
produksi yaitu alat atau sarana agar kegiatan berjalan dengan lancar. Sehingga,
jika faktor produksi tidak ada, maka proses produksi juga tidak akan
berlangsung. Faktor-faktor produksi antara lain adalah Capital atau modal,
Labour atau tenaga kerja, Skill atau keahlian atau kemampuan, dan Land atau
tanah.
6) Isoquant merupakan kurva yang mengkombinasikan antara dua input variabel
yang digunakan untuk menghasilkan output atau hasil produksi yang sama.
21
Isocost adalah kurva yang menunjukan kombinasi dua faktor produksi dengan
biaya yang sama. Kombinasi pengunaan ciri-ciri kurva isocost sama dengan
budget line atau kurva garis anggaran dalam teori perilaku konsumen.
7) Skala hasil produksi mempunyai 3 kemungkinan hasil produksi. Skala hasil
produksi merupakan perubahan skala output (hasil produksi) akibat dari
penggandaan input/faktor produksi yang digunakan. Ada tiga kemungkinan
hasil produksi (output) yang terjadi akibat penggandaan input. Kemungkinan
tersebut yaitu skala hasil konstan, skala hasil menurun, dan skala hasil
meningkat.
8) Dalam syariat islam, keuntungan maksimum bukanlah suatu tujuan akhir dari
perusahaan, melainkan hanya tujuan antara semata, di mana tujuan akhirnya
adalah mampu memberikan yang terbaik di jalan Allah. Seorang produsen
muslim dalam melakukan aktivitas produksinya selalu berjalan dalam syariat,
sehingga ia tidak akan melakukan tindakan yang mampu merugikan pihak lain
terutama konsumen.
22
DAFTAR PUSTAKA
Ridwan, D. M., Imsar, M., Rita Handayani, Ms., Aqwa Naser Daulay, Ms.,
Muhammad Syahbudi, Ms., & Tri Inda Fadhila Rahma, M. (2017).
EKONOMI MIKRO ISLAM. http://core.ac.uk/ (di unduh pada 25 maret
2022)
Sakirman, S. (2018). Urgensi Maslahah Dalam Konsep Ekonomi Syariah. Palita:
Journal of Social Religion Research, 1(1), 17-28.
23