Kelompok 6
Putra Iqbal D. B. 13418074
Cyril Faustino Widyanto 14418001
Andita W. V. Hutabarat 13419063
DAFTAR ISI........................................................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................................. iii
DAFTAR TABEL .................................................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................ 1
BAB II DASAR TEORI ......................................................................................................................... 3
2.1. Teknik AIDA dalam Pemasaran ............................................................................................. 3
2.2. Learning Theory...................................................................................................................... 4
2.2.1. Cognitive Learning Theory ............................................................................................. 4
2.2.2. Behavioral Learning Theory ........................................................................................... 5
2.3. Social Motive Theory .............................................................................................................. 6
2.4. Motivasi & Afeksi................................................................................................................... 7
2.4.1. Motivational Conflict ...................................................................................................... 7
2.4.2. Hierarki Kebutuhan Maslow ........................................................................................... 7
2.5. Expectancy Theory .................................................................................................................. 8
2.6. Consumer Involvement Theory ............................................................................................... 9
2.7. Sensory Marketing ................................................................................................................ 10
2.8. Konsep The Self .................................................................................................................... 11
2.9. Brand Personality ................................................................................................................. 11
BAB III PENDEFINISIAN MASALAH .............................................................................................. 12
3.1. Gap Analysis ......................................................................................................................... 12
3.2. Objektif Strategi Pemasaran.................................................................................................. 13
BAB IV TAHAPAN, STRATEGI, DAN KONSEP ............................................................................. 14
4.1. Attention ................................................................................................................................ 14
4.2. Interest & Desire................................................................................................................... 15
4.3. Action .................................................................................................................................... 17
BAB V ANALISIS DAN PREDIKSI ................................................................................................... 19
5.1. Analisis dan Prediksi terhadap Tahap Attention ................................................................... 19
5.2. Analisis dan Prediksi terhadap Tahap Interest & Desire ...................................................... 20
5.3. Analisis dan Prediksi terhadap Tahap Action........................................................................ 22
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 24
LAMPIRAN.......................................................................................................................................... 25
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Gap Analysis Pengetahuan Responden Terhadap Jurusan Teknik Industri ............................. 12
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teknik Industri atau biasa disingkat TI adalah salah satu program studi pada Institut Teknologi
Bandung (ITB). Program studi ini adalah program studi yang berkaitan dengan desain, pengembangan,
dan instalasi dari sistem terintegrasi yang di dalamnya terdapat manusia, material, informasi, serta
peralatan dan energi (IISE, 2019). Program studi ini merupakan salah satu program studi yang dapat
dipilih baik oleh calon mahasiswa ITB ataupun mahasiswa Tahap Persiapan Bersama (TPB) Fakultas
Teknologi Industri (FTI). Agar program studi ini dapat terus mencetak lulusan berkualitas, tentunya
diperlukan mahasiswa yang tertarik sedemikian rupa sehingga mengambil program studi Teknik
Industri. Oleh karena itu, diperlukan sebuah strategi pemasaran agar program studi TI ITB dapat dikenal
serta menarik sedemikian rupa sehingga program studi ini dapat menjadi pilihan untuk melanjutkan
studi pada tingkat perguruan tinggi.
Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan, 41.2% dari responden tertarik dengan jurusan TI
dan 35.3% dari responden sangat tertarik dengan jurusan TI. Dapat ditarik kesimpulan bahwa sebesar
76.5% dari responden mempersepsikan jurusan TI sebagai jurusan yang menarik. TI. Responden dari
kuesioner ini sendiri adalah masyarakat Indonesia berumur 15-18 tahun yang ingin berkuliah. Minat
yang ditunjukkan oleh responden merupakan kesempatan yang dapat dimanfaatkan oleh jurusan TI
untuk mengenalkan TI sedemikian rupa sehingga membuat calon mahasiswa atau mahasiswa tertarik
dengan jurusan TI.
1
memiliki media sosial yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan pemasaran. Oleh karena itu, akan
dilakukan pencarian usulan mengenai strategi pemasaran di media sosial untuk program sutdi Teknik
Industri.
2
BAB II
DASAR TEORI
1. Attention
Tahap pertama dari AIDA adalah menciptakan kesadaran atau menarik perhatian dari target
konsumen. Biasanya hal ini dilakukan dengan menyajikan keunikan dan keistimewaan produk/jasa
atau dengan menyebutkan permasalahan dari target konsumen. Oleh karena itu, menentukan
segmentasi konsumen penting untuk menargetkan calon konsumen.
2. Interest
Tahap kedua dari AIDA adalah mempertahankan minat atau perhatian calon pembeli. Tahap ini
adalah waktu yang tepat untuk mengungkapkan jawaban atas permasalahan calon pembeli melalui
produk/jasa yang ditawarkan. Strategi dari AIDA marketing untuk tahap interest adalah
menyajikan keunggulan dari produk/jasa yang ditawarkan dan bagaimana produk tersebut dapat
menjadi solusi bagi calon pembeli.
3. Desire
Tahap ketiga dari AIDA adalah meningkatkan keinginan calon pembeli dalam melakukan
pembelian dengan melakukan pendekatan secara emosional. Hal ini karena di tahap ini, emosi
mulai masuk. Dalam beberapa kasus, seseorang membeli produk/jasa bukan hanya karena
kebutuhan tapi juga dorongan emosional. Tumbuhkan rasa percaya dan nyaman atas produk/jasa
serta berikan kepastian bahwa produk/jasa tersebut dapat memberikan solusi atas permasalahan
mereka.
4. Action
Tahap terakhir dari AIDA adalah aksi ketika calon pembeli telah memutuskan untuk membeli
suatu produk/jasa. Tahap ini merupakan indikator penentu apakah tiga strategi sebelumnya
berhasil atau tidak. Action akan memberikan informasi atau petunjuk apakah pembeli tersebut akan
menjadi pelanggan tetap atau hanya satu kali pembelian.
3
Gambar 2 Model AIDA
Terdapat beberapa model pemroses informasi pada Cognitive Learning Theory, antara
lain:
4
mencuci tangan dengan baik karena paham bahwa mencuci tangan dapat menghindarkan
diri dari bahaya tertentu seperti virus atau penyakit.
3. Model AIDA
Terdiri atas Attention, Interest and Desire, dan Action. Contoh dari model ini adalah
menonton televisi, lalu terdapat atensi tinggi terhadap iklan cuci tangan karena menarik atau
sangat relevan. Kemudian seseorang menjadi tertarik dengan produk tersebut. Hal ini akan
meningkat ke tahap berikutnya yaitu melakukan tindakan tertentu.
Adapun Observational Learning yang masuk ke dalam kategori Cognitive Learning
Theory. Jenis pembelajaran ini adalah proses belajar yang dilakukan berdasarkan hasil
pengamatan terhadap orang lain dan konsekuensi yang diterima oleh orang tersebut untuk suatu
periode tertentu. Akan tetapi, Observational Learning butuh beberapa syarat agar terjadi, syarat
tersebut antara lain:
- Memperhatikan perilaku model
- Mengingat perilaku tersebut
- Mampu melakukan perilaku tersebut
- Memiliki motivasi untuk mencontoh perilaku
Contoh penenarapn dari Cognitive Learning Theory adalah dengan memberi penguat
(reinforcement) atau reward yang disesuaikan untuk setiap individu. Dapat pula
diimplementasikan penggunaan artis atau tokoh masyarakat tertentu sebagai contoh (teladan)
agar Observational Learning dapat terjadi.
5
satu paket stimulus yang diekspos kepada anjing. Ilustrasi studi ini digambarkan dengan
Gambar 3 berikut.
Kedua tipe pengondisian ini menggambarkan fenomena stimulus eksternal dan efeknya
terhadap perilaku. Teori behavioral adalah salah satu teori pembelajaran yang berguna untuk
melakukan prediksi perilaku konsumen serta melakukan manipulasi terhadap perilaku
konsumen tersebut dengan memberikan stimulus.
6
Motif ini adalah keinginan orang untuk melakukan sesuatu dengan lebih baik,
keinginan orang untuk menyelesaikan masalah, maupun keinginan orang untuk
menyelesaikan pekerjaan yang sulit.
2. Motif untuk bersahabat
Motif ini adalah keinginan orang untuk membangun dan menjaga hubungan baik
dengan sesama.
3. Motif untuk berkuasa
Motif ini adalah keinginan orang untuk mengontrol orang lain, mempengaruhi perilaku
orang lain, serta bertanggungjawab untuk orang lain.
1. Approach-Approach, terjadi jika konsumen dihadapkan oleh dua pilihan yang sama
menariknya dan hanya dapat memilih satu. Semakin besar daya tariknya, semakin tinggi
konflik yang dihadapi. Hal yang dapat dilakukan oleh marketer adalah membuat perception
maps untuk memposisikan penawaran untuk menangani konflik motivasi konsumen.
2. Approach-Avoidance, terjadi ketika konsumen dihadapkan oleh dua hal yang bertolak
belakang. Misalnya seorang individu sedang diet dan tidak ingin berat badannya naik
(avoidance), tetapi orang tersebut suka makan makanan ringan (approach). Cara yang
dapat dilakukan adalah menawarkan produk/jasa komplementer atau substitusi yang dapat
menggantikan produk/jasa sebelumnya.
3. Avoidance-Avoidance, terjadi ketika konsumen dihadapkan oleh dua alternatif yang tidak
diinginkan. Seorang marketer dapat mereduksi konflik yang ada dengan memberikan saran
yang dapat membantu konsumen membuat keputusan yang memberikan lebih sedikit
kerugian.
7
tingkatan kebutuhan yang harus terpenuhi dalam teori hierarki kebutuhan Maslow, sebagai
berikut.
1. Kebutuhan fisiologis, yakni kebutuhan yang paling dasar dan dorongan untuk bertahan
hidup, seperti makan, minum, bernafas, tidur, dan lain sebagainya.
2. Kebutuhan akan rasa aman, yakni rasa aman secara fisik maupun emosional, di mana
individu mengupayakan terpenuhinya standar hidup, jaminan, serta tidak kehilangan
pekerjaan.
3. Kebutuhan sosial, yakni kebutuhan untuk dicintai dan mencintai, persahabatan dan
keakraban, serta menjadi bagian daari suatu kelompok.
4. Kebutuhan akan harga diri, yakni kebutuhan akan status dan penghargaan sehingga
cenderung untuk memberikan kontribusi kepada orang lain.
5. Kebutuhan untuk mewujudkan diri, yakni keinginan bahwa pekerjaan yang dilakukan
menghasilkan prestasi (sense of accomplishment).
8
Drive adalah seberapa kuat dorongan untuk pengorbanan yang ingin dikeluarkan yaitu uang,
waktu, dan usaha dalam mendapatkan suatu produk. Apabila dilihat dari besarnya tension atau gap yang
timbul, maka terdapat dua teori, yaitu drive reduction yang digunakan untuk menjelaskan dorongan dari
kebutuhan biologis, dan expectancy, yaitu menjelaskan berdasarkan proses kognitif, lebih di kepala atau
pikiran manusia. Teori ini berkaitan dengan training motivation, turnover, productivity, self-set goals,
goal commitment, dan goal level (Vroom, 1964). Terdapat insentif atau reward positif yang menjadi
pendorong. Berdarkan teori expectancy Vroom, seseorang memiliki harapan tertentu terhadap suatu
reward (valence atau nilai). Apabila dirasa positif maka seseorang akan terdorong untuk mengejar,
apabila negative maka akan terdorong untuk menghindari. Seseorang akan menetapkan pilihannya
dengan menggunakan motivation force (MF) yang paling baik (Bullough, Renko, & Kroeck, 2011).
Adapun MF diekspresikan menggunakan rumus sebagai berikut.
Contoh dari hal ini adalah misalnya expectancy adalah apabila minum vitamin akan menjadi
sehat, instrumentality yaitu kalau sehat maka kuliah akan lebih lancar, valence yaitu kuliah lancar
merupakan hal yang positif. Maka dari itu, motivasi seseorang akan cenderung untuk meminum
vitamin.
Terdapat dua faktor dalam keterlibatan konsumen ini antara lain objek dan pribadi. Ada pula
instumen yang dapat digunakan untuk mengukur keterlibatan. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk
menyusun strategi pemasaran, misalnya media yang disampaikan dan orang yang menyampaikannya.
Terdapat tiga tipe keterlibatan, antara lain:
1. Keterlibatan dapat tergantung dari risiko yang didapat dari produk yang dijual. Misalnya yaitu
produk yang murah, risiko rendah, maka keterlibatannya akan rendah. Tapi dapat juga sebaliknya,
misalnya produk sabun cuci muka, harganya yang tidak seberapa tapi berdampak besar ke wajah,
memiliki keterlibatan konsumen yang tinggi.
9
2. Brand Loyalty juga dapat memengaruhi keterlibatan, pemasar ingin keterlibatan konsumen yang
tinggi supaya tidak berpindah ke produk atau brand lain. Di kasus keterlibatan rendah, misalnya
seperti produk pasta gigi, apabila produknya tidak ada, konsumen dapat dengan mudah membeli
produk lain. Tapi kalau keterlibatan tinggi, apabila produknya tidak ada, maka konsumen tidak jadi
melakukan pembelian.
3. Contoh keterlibatan yang rendah yaitu menonton televisi karena dapat dengan mudah mengganti
stasiun televisi, sedangkan contoh keterlibatan tinggi yaitu mencetak media secara fisik seperti
poster, karena kalau informasi kurang jelas, dapat dibaca lebih lanjut dan teliti oleh pembaca.
Perceptual process sendiri berawal dari stimulus yang ditangkap oleh sensory stimuli antara lain
penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecap, dan peraba yang masing-masing reseptornya adalah
mata, telinga, hidung, mulut, dan kulit. Setelah diterima oleh lima panca indera, maka dilanjutkan
dengan exposure yaitu stimulus tersebut akan ditangkap oleh pikiran manusia. Kemudian stimulus yang
ditangkap akan menarik atensi dari seseorang (attention) sehingga akan menghasilkan interpretasi
(interpretasi) terhadap stimulus tersebut.
Sensory Marketing adalah sebuah teknik pemasaran yang bertujuan untuk membujuk konsumen
dengan menggunakan indera dalam rangka memengaruhi perasaan dan perilaku konsumen (Erenkol &
AK, 2015). Terdapat lima tipe dari Sensory Marketing antara lain:
10
2.8. Konsep The Self
Konsep the self atau konsep diri adalah sebuah persepsi atau perasaan seseorang terhadap
dirinya sendiri (Hawkins & Mothersbaugh, 2010). Sedangkan menurut Solomon (2018), konsep diri
adalah kepercayaan yang dimiliki seseorang terhadap atribut-atribut yang dimilikinya dan kualitas dari
atribut-atribut tersebut. Atribut-atribut tersebut, baik yang bersifat tetap atau temporer, akan membentuk
suatu identitas diri. Terdapat beberapa konsep yang berkaitan dengan konsep diri, salah satunya yang
akan digunakan untuk membangun strategi pemasaran TI adalah self-esteem.
Self-esteem atau penghargaan terhadap diri sendiri merupakan sebuah konsep bagaimana
seorang individu menilai dirinya sendiri, baik positif maupun negatif. Berkaitan dengan self-esteem,
individu cenderung mengevaluasi diri dengan membandingkan kondisi diri dengan kondisi ideal atau
citra yang sifatnya artificial. Contohnya, persepsi mengenai mahasiswa jurusan tertentu akan berubah
ketika mengetahui keseharian dari mahasiswa tersebut.
• Excitement: Bersifat bebas, semangat, dan umumnya cocok untuk menarik target pasar generasi
muda
• Sincerity: Bersifat positif, membawa kebaikan, dan cenderung menunjukkan pada nilai-nilai
kekeluargaan
• Ruggedness: Tangguh, atletik, aktif
• Competence: Sukses, berpengaruh, dan berkesan kepemimpinan
• Sophistication: Elegan, mahal, bergengsi
Dengan adanya brand personality, pemasar dapat menampilkan selling point dan pembeda
antara brand yang dipromosikan dengan kompetitor sehingga memutuskan untuk memilih produk yang
ditawarkan. Melalui brand personality, pemasar juga dapat memperkuat brand story sehingga orang
akan tersentuh secara emosional dan lebih mudah terdorong untuk melakukan pembelian.
11
BAB III
PENDEFINISIAN MASALAH
12
Kondisi Saat Ini Kondisi Ideal Peluang
- Mata kuliah TI • Sosial media teknik industri
- Aplikasi keilmuan dapat menjawab hal-hal
- Prospek kerja, penyebaran yang belum diketahui oleh
pekerjaan, dan kisaran gaji target audiens untuk
- Beban kuliah memantapkan pilihan untuk
- Selling point TI menjadi mahasiswa TI
Berdasarkan objektif di atas dan didorong oleh dasar teori yang telah disusun pada BAB II
DASAR TEORI, maka dibuatlah strategi pemasaran sosial media official Teknik Industri ITB pada
BAB IV
TAHAPAN, STRATEGI, DAN KONSEP.
13
BAB IV
TAHAPAN, STRATEGI, DAN KONSEP
Tahapan pada strategi pemasaran yang diajukan tersusun dari model AIDA marketing yang
kami bagi menjadi tiga tahap, yakni Attention, Interest & Desire, dan Action. Pada masing-masing
tahap, akan diajukan serangkaian strategi yang didukung oleh konsep perilaku konsumen.
4.1. Attention
Untuk menciptakan kesadaran atau menarik perhatian dari target konsumen terkait sosial media
Teknik Industri ITB, kami mengajukan berbagai strategi yang dapat diterapkan sebagai berikut.
14
itu, keduanya akan ditampilkan pada laman atau feeds dari sosial media
jurusan TI yang dimiliki.
Konsep : Konsep yang berkaitan adalah Sensory Marketing, yaitu menggunakan
stimulus vision dan sound dengan sensory stimuli yaitu indera
penglihatan atau mata dan indera pendengaran atau telinga.
3. Template Instagram Story “Kamu Anggap TI Apa, Sih?”
Objektif : Menarik perhatian khalayak umum terkait sosial media Teknik
Industri ITB melalui organic marketing dengan memberdayakan
mahasiswa aktif maupun alumni TI ITB.
Deskripsi : Pada tahap ini, akun TI ITB akan memposting serangkaian template,
seperti “Kamu Anggap TI Apa, Sih?” edisi personality test MBTI,
lagu, film, dan lain sebagainya, mengenai tanggapan mahasiswa
maupun alumni terkait kehidupannya di TI ITB. Template-template
ini dapat digunakan oleh mahasiswa di akun sosial media Instagram-
nya masing-masing. Agar semakin menarik, dapat disertakan reward
atau hadiah bagi yang kontennya paling menarik. Seluruh konten akan
di-repost ulang dan dijadikan highlight agar dapat dilihat kembali oleh
target audiens.
Konsep : Konsep perilaku konsumen yang diterapkan adalah brand personality,
yakni mengasosiasikan jurusan Teknik Industri sebagai orang atau
objek lainnya sehingga menunjukkan selling point dan keunikan dari
teknik industri, khususnya di ITB.
Contoh implementasi dapat dilihat pada Lampiran 1 untuk template dan Lampiran 2 untuk
respon mahasiswa.
15
Konsep : Konsep yang berhubungan dengan ini adalah teori expectancy, yaitu
harapan tertentu terhadap reward apabila menjadi seorang mahasiswa
jurusan TI.
2. Cerita Anak TI
Objektif : Meningkatkan ketertarikan orang-orang terhadap jurusan TI dan media
sosialnya dengan menyajikan konten yang menggambarkan keseharian
anak jurusan TI.
Deskripsi : Strategi ini adalah strategi yang continuous, artinya, strategi ini bersifat
terus menerus sehingga dapat digunakan berbagai teori perilaku
konsumen dalam setiap seri videonya. Akun TI ITB akan memposting
konten yang bercerita tentang pemenuhan kebutuhan akan motif-motif
sosial, seperti motif untuk berprestasi, motif untuk berkuasa, dan motif
untuk bersahabat. Cerita akan dikemas dalam bentuk miniseries yang
kemudian akan diposting dengan jadwal tertentu, misalnya dua minggu
sekali.
Konsep : Konsep perilaku konsumen yang diterapkan adalah konsep teori motif
sosial dimana pemeran video akan berusaha memenuhi motif-motif sosial
selama berkuliah di jurusan Teknik Industri.
3. Pengenalan Himpunan MTI
Objektif : Meningkatkan kesadaran atas keterlibatan konsumen dari masyarakat
terhadap jurusan TI melalui pengenalan himpunan MTI.
Deskripsi : Memperkenalkan serba-serbi informasi dan fakta unik jurusan TI
khususnya mengenai himpunan MTI. Hal-hal seperti sejarah MTI, value
khas yang dimiliki MTI, semboyan MTI, arti dan makna dari logo MTI
akan ditampilkan. Hal ini akan di-post menggunakan story dan feeds di
Instagram.
Konsep : Konsep yang berhubungan dengan ini adalah consumer involvement,
yang akan meningkatkan brand loyalty.
4. Pembuatan konten yang sifatnya fear appeal
Objektif : Mempersuasi orang-orang untuk mengenal lebih lanjut tentang jurusan
TI dan benefit yang dapat diperoleh dengan masuk jurusan ini
Deskripsi : Pada tahap ini, akun TI ITB akan memposting konten yang sifatnya fear
appeal dengan metode copywriting yang sifatnya counterattractive,
semisal “Jangan Masuk TI Jika Tidak Mau Mengembangkan Pola Pikir
Holistik” dan lain sebagainya. Konten-konten seperti ini diposting secara
16
rutin, misalnya weekly atau menyesuaikan isu-isu yang tengah hangat
dibincangkan.
Konsep : Konsep perilaku konsumen yang diterapkan adalah konsep motivasi dan
afeksi bagian motivational conflict dengan menerapkan avoidance-
avoidance. Selain itu, didukung oleh paper National Library of Medicine
(2018) yang menunjukkan bahwa fear appeal bersifat efektif untuk
mempengaruhi perilaku, intensi, dan sikap positif.
Contoh implementasi dapat dilihat pada Lampiran 3.
5. Pembuatan konten Hierarki Kebutuhan Maslow edisi Teknik Industri
Objektif : Meningkatkan keinginan orang-orang untuk mengikuti sosial media
Teknik Industri dengan konten harian yang menunjukkan benefit jurusan
teknik industri
Deskripsi : Pada tahap ini, akun TI ITB akan memposting konten yang sifatnya
menunjukkan benefit dari jurusan teknik industri ditinjau dari Hierarki
Kebutuhan Maslow. Karena dalam hierarki kebutuhan Maslow terdapat
lima tingkatan, maka konten yang disajikan juga diposting selama 5 hari.
Untuk setiap postingan, disertakan juga review atau tanggapan dari
mahasiswa TI ITB sebagai narasumber.
Konsep : Konsep perilaku konsumen yang diterapkan adalah konsep motivasi dan
afeksi bagian Hierarki Kebutuhan Maslow yang terdiri dari kebutuhan
fisiologis, rasa aman, sosial, harga diri, dan aktualisasi diri yang mampu
diperoleh dari komunitas TI ITB.
4.3. Action
Setelah para audiens sudah mulai mengikuti sosial media TI ITB, berikut adalah beberapa cara
agar audiens tetap mengikuti dan lebih engage dengan sosial media TI.
17
2. Giveaway Sosial Media
Objektif : Mendorong agar masyarakat mengikuti dan engage terhadap sosial
media TI dengan reward berupa hadiah, seperti e-money atau
merchandise Teknik Industri.
Deskripsi : Strategi ini akan bersinergi dengan strategi sebelumnya, dimana
audiens interaksi lewat sosial media akan mendapatkan reward
berdasarkan keaktifannya dalam interaksi tersebut. Selain itu,
giveaway dapat dibuat sewaktu-waktu dengan syarat tertentu,
misalnya wajib untuk mengikuti akun Instagram TI.
Konsep : Konsep perilaku konsumen yang diterapkan adalah behavioral
learning theory. Teori pengondisian yang dipakai adalah teori
pengondisian instrumental yang berupa konsekuensi positif yang
diberikan dengan harapan konsumen dapat mengikuti sosial media TI.
18
BAB V
ANALISIS DAN PREDIKSI
19
apabila orang tersebut mendengar atau melihat suatu hal yang berkaitan
dengan industri atau Teknik Industri.
3. Template Instagram Story “Kamu Anggap TI Apa, Sih?”
Analisis : Berdasarkan hasil kuesioner yang disebarkan, ketakutan yang umum
dirasakan oleh responden untuk masuk jurusan Teknik Industri adalah
takut tidak cocok dengan pelajarannya dan tidak dapat mengikuti kegiatan
belajar mengajar dengan baik. Oleh karena itu, dibuatlah konten “Kamu
Anggap TI Apa, Sih?” untuk memberikan sudut pandang yang jujur yang
asalnya dari mahasiswa. Selain itu, dipilih media Instagram Story, karena
berdasarkan kuesioner, format konten yang paling familiar dengan target
pasar adalah Instagram Story, sebesar 76,5%. Dengan memberdayakan
channel sosial media mahasiswa, maka semakin banyak target yang dapat
diincar oleh sosial media TI ITB.
Prediksi : Harapannya, dengan memberdayakan sosial media mahasiswa/alumni TI
ITB, akan menarik perhatian banyak calon audiens secara organic dengan
mengklik tag @ti.itb
20
2. Cerita Anak TI
Analisis : Berdasarkan hasil kuesioner, konten pemasaran yang ingin calon audiens
lihat dari sosial media TI adalah konten review dan softselling. Cerita
Anak TI menampilkan konten review dan softselling dengan cara yang
kreatif. Konten berupa miniseries dan cerita yang dikemas secara lucu
namun tetap efektif karena berdasarkan social motive theory yang
dikemukakan oleh McCelland.
Prediksi : Harapannya, dengan konten ini, audiens dapat tertarik dengan TI ITB
sesuai dengan main motive-nya, baik motif untuk berprestasi, motif untuk
bersahabat, ataupun motif untuk berkuasa.
3. Pengenalan Himpunan TI
Analisis : Adanya himpunan pada jurusan TI merupakan bonus atau nilai positif
yang dimiliki oleh TI. Dengan adanya himpunan, maka sense of belonging
seorang mahasiswa akan menjadi semakin tinggi karena ia merasa bahwa
dirinya adalah bagian atau anggota dari suatu organisasi. Sense of
belonging inilah yang berkaitan dengan consumer involvement. Apabila
sense of belonging tersebut besar, maka consumer involvement pula akan
menjadi tinggi. Hal ini berhubungan pula dengan brand loyalty, yaitu
orang yang menjadi anggota himpunan akan semakin loyal atau setia
terhadap himpunannya sendiri, secara tidak langsung juga akan menjadi
loyal terhadap jurusan TI.
Prediksi : Dengan adanya pengenalan Himpunan MTI, audiens akan semakin tahu
informasi mengenai himpunan itu sendiri, sehingga menumbuhkan rasa
sense of belonging mereka walaupun belum masuk menjadi mahasiswa
jurusan TI. Hal ini dapat membuat mereka bercita-cita untuk masuk ke
jurusan TI dan menjadi bagian dari himpunan MTI.
4. Pembuatan konten yang sifatnya fear appeal
Analisis : Konten pada umumnya didesain untuk menimbulkan ketertarikan dengan
keunggulan produk yang disajikan dengan format aksi yang positif akan
menimbulkan dampak yang positif pula. Jarang ditemui yang sifatnya
berkebalikan. Namun ternyata, berdasarkan paper National Library of
Medicine (2018), fear appeal bersifat efektif untuk mempengaruhi
perilaku, intensi, dan sikap positif. Hal ini karena rasa takut membuat
orang mencoba untuk menghindari hal tersebut. Oleh karena metode ini
masih jarang diterapkan, ditambah lagi implikasinya yang positif, maka
metode copywriting seperti ini layak coba untuk diterapkan.
21
Prediksi : Harapannya, dengan konten ini, calon audiens menjadi tertarik untuk
mengenal lebih lanjut terkait jurusan teknik industri dan benefit apa yang
akan mereka lewatkan jika tidak masuk jurusan TI.
5. Pembuatan konten Hierarki Kebutuhan Maslow edisi Teknik Industri
Analisis : Berdasarkan hasil kuesioner, konten pemasaran yang ingin calon audiens
lihat dari sosial media TI adalah konten yang “menjual” jurusan dengan
review dan testimoni dari mahasiswa/alumni. Agar review memiliki
struktur yang jelas dan bertahap, maka dapat mengimplementasikan teori
Hierarki Kebutuhan Maslow. Dengan begitu, calon audiens dapat tahu apa
saja keuntungan dari TI dari berbagai tingkatan kebutuhan dan
menunjukkan banyaknya hal yang diperoleh dari TI.
Prediksi : Harapannya, dengan konten ini, calon audiens menjadi tertarik untuk
mengenal lebih lanjut terkait jurusan teknik industri dan benefit jurusan
TI.
22
tidak mengadakan giveaway. Angka ini didapatkan dari studi oleh oleh
Tailwind yang diilustrasikan dengan gambar berikut.
Oleh karena itu, apabila media sosial TI ingin menjangkau lebih banyak
audiens, giveaway dapat dilakukan. Untuk melakukan retensi pengikut
dari media sosial tersebut, giveaway dapat dilakukan dengan penjadwalan
serta konten yang diberikan juga harus menarik dan berkualitas
Prediksi : Harapannya, giveaway dapat menjadi salah satu strategi yang menarik
pengikut media sosial TI ITB. Konsekuensi positif yang diberikan secara
terjadwal diyakini akan meningkatkan jumlah pengikut secara konstan.
23
DAFTAR PUSTAKA
24
LAMPIRAN
25
Lampiran 3 Implementasi Konten Fear Appeal
26
27
28
29
30
31
Spreadsheet: https://docs.google.com/spreadsheets/d/1E-1QiyvDo1bmEwDmd_C7U-
YdnXTLGwpKAjdU1YAA9w4/edit?usp=sharing
32