Anda di halaman 1dari 5

BUDAYA WINDOWS SHOPPING DALAM PERSPEKTIF BAGI

PEREMPUAN

Ilham Hanafi
Program studi : Manajemen
Nim : 236100051
Universitas Putra Indonesia
Ilhamhanaf05@gmail.com
Librilianti Kurnia Yuki
Universitas Putra Indonesia, Jl Dr. Mawardi No. 66 Bypass, Cianjur
hajahyuki@gmail.com

ABSTRAK
Window shopping, Atau berbelanja tanpa tujuan pembelian, Merupakan fenomena yang
umum terjadi dilingkungan ritel modern. Aktivitas ini melibatkan konsumen menghabiskan
waktu untuk menjelajahi toko-toko tanpa maksud pembelian yang spesifik. Fenomena ini
mencerminkan perubahan perilaku konsumen, dimana pengalaman berbelanja menjadi
semakin penting dibandingkan dengan akuisisi produk. Windows shopping sering kali terjadi
di pusat perbelanjaan yang besar, Dimana konsumen dapat menikmati atmosfer yang ramai
dan variasi produk yang luas
Alasan di balik windows shopping dapat bervariasi, termasuk hiburan, pencarian inspirasi
gaya, atau sekedar relaksasi. Konsumen seringkali mengeksplorasi toko-toko dengan tujuan
menyenangkan diri sendiri daripada melakukan transaksi langsung.
Toko tooko dengan desain jendela yang menarik sering menjadi daya tarik utama dalam
aktivitas ini, mengundang konsumen untuk berhenti sejenak.
Kata Kunci: Windows Shopping, Konsumen, Aktivitas

PENDAHULUAN
Windows Shopping, suatu kegiatan dimana konsumen menjelajahi Tanpa maksud membeli
meskipun window shopping tidak selalu berujung pada pembelian pengaruh citra merek dan
persepsi konsumen terhadap toko memiliki dampak langsung dan tidak dapat diabaikan.
Windows Shopping bukan hanya kegiatan sepele, tetapi juga strategi pemasaran yang dapat
membentuk persepsi konsumen terhadap merek dan toko Fenomena Windows shopping tidak
hanya menciptakan lingkungan belanja yang dinamis tetapi juga menawarkan peluang
Strategis bagi peritel dan membangun hubungan emosional dengan konsumen (Dwi Prasetyo, 2021)
Melibatkan konsumen secara langsung dengan desain tampilan yang menarik perhatian dan
membangun hubungan positif Dalam era ini dimana pengalaman konsumen dianggap setara
dengan produk yang dijual, Windows Shopping menjadi lebih dari sekedar kegiatan
melewatkan Waktu melainkan peluang untuk menciptakan koneksi yang lebih antara merek
dan pelanggan.
Melalui Pendekatan yang menarik dan kreatif inovatif toko toko dapat menjadikan winodws
shopping sebagai sarana untuk tidak hanya mempromosikan produk tetapi juga merayakan
gaya hidup dan nilai yang ingin diidentifikasi oleh konsumen.
Window shopping atau yang dikenal secara umum melihat lihat saja, mengacu pada aktifitas
dimana konsumen menelusuri atau memeriksa barang dagangan toko sebagai bentuk rasa
ingin mengeksplorasi pengalaman belanja

METODE PENELITIAN
Penelitian terhadap Windows Shopping dapat dengan cara melibatkan pendekatan observasi
dengan melihat berbagai toko atau merek. Wawancara mendalam terhadap konsumen tentang
hal yang disukai ataupun hal yang menarik, Pertama peneliti dapat mencakup banyak aspek
seperti hal nya mewawancarai konsumen selanjutnya dalam windows shopping dapat
memberikan preferensi. Wawancara semacam itu dapat mengeksplorasi aspek emosianal dan
psikologis yang mendasari window shopping
Analisis konten juga dapat digunakan untuk mengevaluasi representasi dan pesan yang
disaampaikan melalui desain tampilan jendela. Peneliti dapat menganalisis bagaimana elemen
visual, warna, dan pesan teks tampilan jendela mempengaruhi persepsi konsumen terhadap
merek dan produk. (Zumroh et al., 2018)
Melalui kombinasi metode ini penelitian dapat memberikan pemahaman mendalam tentang
budaya window shopping memungkinkan peneliti untuk menangkap nuansa dan
komplektisitas aktivitas ini.

LANDASAN TEORI
Konsep perilaku konsumen dan pengalaman belanja. Bisa menyoroti perubahan paradigma
dari fokus ke produk pengalaman dalam konteks belanja modern, pengalaman belanja
menekankan pentingnya aspek emosional, sensorial, dan sosial dari kegiatan belanja, yang
semakin meresapi fenomena window shopping, konsumen yang datang saat melihat sebuah
toko atau merek yang tampilan jendela desain nya menarik dapat menciptakan kesan yang
berbeda serta pengalaman berbelanja yang berbeda dapat juga membangun koneksi
emosional, mencerminkan identitas merek, dengan diperoleh nya wawasan yang lebih
komprehensif tentang dinamika dan faktor faktor yang mempengaruhi window shopping
sebagai fenomena kompleks dalam budaya perbelanjaan kontemporer (Megasari Zam Widyaiswaara Ahli Utama B
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian mengenai window shopping menunjukkan bahwa aktivitas ini lebih fokus
pada pencarian pengalaman dan ekspresi diri daripada transaksi pembelian langsung.
Konsumen cenderung menilai toko berdasarkan desain tampilan jendela, atmosfer, dan
kemampuan toko menciptakan pengalaman berbelanja yang menarik.
Pembahasan dari hasil penelitian menyoroti pentingnya strategi visual merchandising dalam
memengaruhi partisipasi konsumen dalam window shopping. Desain tampilan jendela yang
kreatif dan menarik dapat menciptakan daya tarik visual, mendorong konsumen untuk
menjelajahi toko dan meningkatkan kesadaran merek. (Mumpuni et al., 2020)
Selain itu, pembahasan juga mencakup implikasi hasil terhadap pemasaran ritel. Penekanan
pada penciptaan pengalaman belanja yang positif dapat menjadi strategi efektif untuk
membangun ikatan emosional antara konsumen dan merek. Oleh karena itu, toko perlu
berfokus pada aspek-aspek non-transaksional seperti atmosfer dan desain tampilan untuk
meningkatkan kepuasan dan retensi konsumen.
Secara keseluruhan, hasil dan pembahasan penelitian mendukung pandangan bahwa window
shopping bukan hanya aktivitas sepele, melainkan sebuah strategi penting dalam menciptakan
hubungan yang lebih dalam antara konsumen dan toko ritel, (Istianingsih et al., n.d.)
Dalam konteks pembahasan, penting untuk mencatat bahwa fenomena window shopping juga
memiliki dampak terhadap citra merek. Konsumen yang terlibat dalam window shopping
sering kali membentuk persepsi terhadap toko dan produk berdasarkan pengalaman mereka
selama menjelajahi tampilan jendela.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh psikologis, seperti kepuasan emosional dan
kebutuhan ekspresif, dapat menjadi pendorong utama di balik partisipasi dalam window
shopping. Oleh karena itu, peritel dapat memanfaatkan pemahaman ini untuk merancang
strategi pemasaran yang lebih baik, seperti menciptakan tampilan jendela yang menarik
perhatian dan menyediakan pengalaman belanja yang menyenangkan.
Namun, pembahasan juga menggarisbawahi bahwa meskipun window shopping dapat
meningkatkan kesadaran merek, tantangan bagi peritel adalah mengubah pengalaman tersebut
menjadi transaksi nyata. Oleh karena itu, perlu adanya pendekatan holistik yang mencakup
faktor-faktor motivasional dan strategi pemasaran untuk mengoptimalkan hasil dari aktivitas
window shopping.
Dengan demikian, hasil dan pembahasan penelitian ini memberikan pandangan yang lebih
mendalam tentang peran penting window shopping dalam konteks perbelanjaan modern serta
memberikan arah bagi peritel untuk meningkatkan interaksi konsumen dan meningkatkan
kinerja merek mereka.
KESIMPULAN
Secara keseluruhan, bahwa fenomena window shopping ini lebih dari sekadar aktivitas
melewatkan waktu di pusat perbelanjaan. Hasil penelitian menyoroti pergeseran fokus
konsumen dari pembelian produk menuju pencarian pengalaman belanja yang mendalam.
Desain tampilan jendela, atmosfer toko, dan aspek non-transaksional lainnya menjadi faktor
kunci dalam menarik perhatian konsumen selama window shopping.
Pembahasan juga menggarisbawahi implikasi strategis bagi peritel, khususnya dalam konteks
visual merchandising dan pemasaran merek. Perluasan konsep window shopping sebagai alat
untuk menciptakan ikatan emosional antara konsumen dan merek menunjukkan pentingnya
memahami motivasi psikologis di balik aktivitas ini.
Meskipun window shopping dapat meningkatkan kesadaran merek, tantangannya adalah
mengonversi pengalaman tersebut menjadi transaksi nyata. Oleh karena itu, perlu pendekatan
holistik yang mencakup pemahaman mendalam terhadap kebutuhan dan motivasi konsumen,
serta strategi pemasaran yang memanfaatkan daya tarik visual dan pengalaman belanja.
Dengan demikian, kesimpulan dari pembahasan ini adalah bahwa window shopping bukan
hanya aktivitas belanja, melainkan sebuah strategi penting untuk membangun hubungan yang
lebih dalam antara konsumen dan merek. Peritel yang mampu menggabungkan aspek
pengalaman dan visual merchandising dengan baik memiliki potensi untuk menciptakan
lingkungan belanja yang menarik dan memuaskan, membawa dampak positif pada citra
merek dan kepuasan konsumen.
DAFTAR PUSTAKA
Dwi Prasetyo, A. (2021). Pemanfaatan Model Belajar Window Shopping Dalam Upaya
Peningkatan Hasil Belajar. PEDAGOGIKA, 12(2), 184–193.
Istianingsih, K., Mir’anina, R., Matematika, J. T., Tarbiyah, F., & Keguruan, I. (n.d.). PENGARUH
MODEL TWO STAY TWO STRAY DENGAN AKTIVITAS WINDOW SHOPPING
TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA MTS AL-MUTTAQIN PLEMAHAN
KEDIRI. Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, 3(2).
Megasari Zam Widyaiswaara Ahli Utama BPSDM Provinsi Riau, E. (2021). Efektivitas
Pembelajaran Mata Pelatihan Pelayanan Publik Dengan Metode Window Shopping Pada
Latsar CPNS Kabupaten Kampar. 7(3), 574–582. https://doi.org/10.31949/educatio.v7i3.1136
Mumpuni, P. W., Inganah, S., & Sugiarti, W. (2020). Penerapan model pembelajaran window
shopping materi vektor untuk meningkatkan hasil dan minat belajar matematika. Jurnal Math
Educator Nusantara: Wahana Publikasi Karya Tulis Ilmiah Di Bidang Pendidikan
Matematika, 6(2), 115–126. https://doi.org/10.29407/jmen.v6i2.12827
Zumroh, N., Rahayu, E. S., & Dewi, N. K. (2018). Keefektifan Model Pembelajaran Window
Shopping dan Pendekatan Jelajah Alam Sekitar pada Materi Ekosistem Info Artikel. In
Journal of Biology Education (Vol. 7, Issue 2). http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujbe

Anda mungkin juga menyukai