Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH MANAJEMEN OPERASI

JUST IN TIME

Dosen Pengampu : Ida Bagus Koman Suarmaja, S.E., M.M

Oleh:
Luh Ariami (2217041085)
Syakila Tifani (2217041184)

KELAS F
PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2023
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami panjatkan puji dan syukur atas rahmat dan ridho tuhan
yangmaha esa, karena tanpa rahmat dan ridhonya, kita tidak dapat
menyelesaikanmakalah ini dengan baik dan selesai tepat waktu.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Dosen pengampu Manajemen
Operasi yaitu bapak Ida Bagus Koman Suarmaja yang membimbing kami dalam
pengerjaan tugas makalah ini. Dalam makalah ini kami menjelaskan tentang Just In
Time atau bisa disebut juga dengan layanan tepat waktu dalam manajemen operasi.
Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum kami
ketahui. Maka dari itu kami mohon saran dan kritik dari teman-teman maupun
dosen. Demi tercapainya makalah yang sempurna.

Demikian penyusunan makalah ini, semoga makalah ini dapat bermanfaat


bagi kami ataupun bagi para pembaca dan dapat dijadikan acuan pembelajaran
dalam mata kuliah “Manajemen Operasi”.

Singaraja, 27 April 2023

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1

1.1 Latar Belakang .............................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................2
1.3 Tujuan ..........................................................................................................2
1.4 Manfaat ........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................3

2.1 Pengertian Just In Time ................................................................................3


2.2 Persyaratan-persyaratan Just In Time ...........................................................4
2.3 Manfaat Just In Time ....................................................................................6
2.4 Prinsip-prinsip Just In Time .........................................................................6
2.5 Faktor Pendukung Just In Time ....................................................................8
2.6 Kelemahan dan Kelebihan Just In Time .......................................................9
2.7 Strategi Just In Time ...................................................................................10
2.8 Perbedaan Sistem JIT dan Sistem Tradisional ...........................................11

BAB III PENUTUP ...............................................................................................15

3.1 Kesimpulan .................................................................................................15


3.2 Saran ...........................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Suatu perusahaan akan unggul dari perusahaan yang lain apabila perusahaan
tersebut memperhatikan beberapa faktor penentu, yaitu biaya, mutu, waktu, dan
sumber daya manusia. Faktor waktu adalah faktor yang penting untuk
mempengaruhi keunggulan daya saing. Perusahaan yang ingin unggul dari
faktor waktu maka harus dapat melayani permintaan konsumennya dengan tepat
waktu, mengurangi waktu untuk aktivitas yang tidak bernilai tambah dan
mengefisienkan waktu untuk aktivitas bernilai tambah. Pengembangan dan
penerapan konsep-konsep Just In Time (JIT) menjadi salah satu alat untuk suatu
perusahaan mempunyai keunggulan dari segi faktor waktu.
Pengembangan dan penerapan Just In Time dapat dilakukan pada semua
aktivitas perusahaan dalam rangkaian penciptaan nilai yaitu dengan cara desain
dan pengembangan, pemanufakturan, pengadaan, pemasaran, distribusi, dan
pelayanan konsumen. Tetapi, pada praktik suatu perusahaan, penerapan JIT
banyak dilakukan untuk pengadaan (pembelian), dan pemanufakturan. Dalam
JIT, strateginya harus fleksibel, waktu pakai produknya singkat, dan mampu
memperkecil waktu produksi (manufacturing lead time) dan distribusi (ordering
lead time).
Dalam hal ini, JIT membutuhkan tambahan pelatihan yang lebih banyak jika
dibandingkan dengan sistem tradisional. Karyawan akan diberikan pelatihan
mengenai bagaimana menghadapi perubahan yang dilakukan dari sistem
tradisional, bagaimana cara kerja JIT, apa yang diharapkan oleh JIT dan alat-
alat statistik apa yang seharusnya diberikan. JIT bertujuan untuk meningkatkan
laba dan posisi persaingan perusahaan yang bisa dicapai melalui usaha
pengendalian biaya, peningkatan kualitas, dan juga memperbaiki sistem kerja
pengiriman. Namun, peningkatan daya saing tidak akan menjamin perusahaan
akan survive, tetapi jika perusahaan tidak memiliki daya saing yang menjamin,
maka dipastikan akan terjadi bencana.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu Just In Time (JIT)?
2. Apa saja yang termasuk Persyaratan-persyaratan dalam Just In Time
(JIT)?
3. Apa manfaat dari Just In Time?
4. Apa saja Prinsip-prinsip Just In Time?
5. Apa saja faktor pendukung Just In Time?
6. Apa saja kelemahan serta kelebihan Just In Time?
7. Bagaimana Strategi yang ada pada Just In Time (JIT)?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu Just In Time
2. Untuk mengetahui persyaratan Just In Time
3. Untuk mengetahui manfaat dari Just In Time
4. Untuk mengetahui prinsip-prinsip Just In Time
5. Untuk mengetahui faktor pendukung Just In Time
6. Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan Just In Time
7. Untuk mengetahui strategi Just In Time
1.4 Manfaat
1. Pembaca dapat mengetahui apa itu Just In Time
2. Pembaca dapat mengetahui persyaratan Just Inn Time
3. Pembaca dapat mengetahui manfaat dari Just In Time
4. Pembaca dapat mengetahui prinsip-prinsip Just In Time
5. Pembaca dapat mengetahui faktor pendukung Just In Time
6. Pembaca dapat mengetahui kelemahan dan kelebihan Just In Time
7. Pembaca dapat mengetahui strategi Just In Time

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Just In Time


Sistem produksi tepat waktu (Just In Time) adalah sistem produksi atau
sistem manajemen fabrikasi modern yang dikembangkan oleh perusahaan-
perusahaan Jepang yang pada prinsipnya hanya memproduksi jenis-jenis barang
yang diminta sejumlah yang diperlukan dan pada saat dibutuhkan oleh
konsumen (Simamora, 2000). Just In Time dapat berarti sebagai suatu
keseluruhan filosofi operasi manajemen dimana segenap sumber daya,
termasuk bahan baku dan suku cadang, personalia, dan fasilitas dipakai sebatas
dibutuhkan. Konsep Just In Time merupakan suatu konsep dimana bahan baku
yang digunakan untuk produksi itu didatangkan dari pemasok tepat pada waktu
bahan itu dibutuhkan pada saat proses produksi, sehingga hal itu akan
menghemat atau bahkan menyebabkan tidak adanya biaya persediaan
barang/penyimpanan barang (stocking cost). Just In Time adalah suatu
keseluruhan filosofi operasi manajemen dimana segenap sumber daya,
termasuk bahan baku dan suku cadang, personalia, dan fasilitas dipakai sebatas
dibutuhkan. Tujuannya adalah untuk mengangkat produktifitas dan mengurangi
pemborosan. Just In Time didasarkan pada konsep arus produksi yang
berkelanjutan dan mensyaratkan setiap bagian proses produksi bekerja sama
dengan komponen-komponen lainnya.
Sasaran utama JIT adalah untuk meningkatkan produktivitas pada sistem
produksi dengan cara menghilangkan seluruh kegiatan yang tidak menambah
nilai bagi suatu produk. Just In Time berdasar pada delapan kunci utama, yaitu:
1. Menghasilkan produk yang sesuai dengan jadwal yang didasarkan pada
permintaan.
2. Memproduksi dengan jumlah kecil
3. Menghilangkan pemborosan
4. Memperbaiki aliran produksi
5. Menyempurnakan kualitas produk
6. Orang-orang yang tanggap
7. Menghilangkan ketidakpastian

3
8. Penekanan pada pemeliharaana jangka panjang

Ketika menerapkan JIT, ada tiga hal yang tidak boleh dilakukan, yaitu:

1. MUDA, dalam bahasa Jepang artinya pemborosan, yang jika diterapkan


dalam manajemen tidak akan memberikan nilai tambah.
2. MURA, dalam bahasa Jepang artinya ketimpangan, keragaman, atau
ketidakteraturan (variability and irregularity).
3. MURI, dalam bahasa Jepang artinya keterpaksaan, kesulitan, dan lewat
ambang batas merupakan indikasi dalam suatu masalah.

Just In Time menekankan pada semua material harus menjadi bagian aktif dalam
sistem produksi dan melarang adanya masalah yang menyebabkan hadirnya biaya
persediaan. Dalam Just In Time persediaan diminimalisasi dengan tetap menjaga
keberlangsungan produksi. Ini berarti bahan maupun barang tersedia dalam waktu,
jumlah dan kualitas yang tepat saat diperlukan. Metode Just In Time dalam
keberadaannya tidak sekedar diterapkan untuk bidang persediaan, melainkan juga
dapat diimplementasikan dalam bidang produksi.

2.2 Persyaratan-persyaratan Just In Time


Terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi pada penerapan JIT, yaitu:
1. Organisasi Pabrik, pabrik dengan sistem JIT berusaha untuk mengatur
layout berdasarkan produk. Semua proses yang diperlukan untuk
membuat produk tertentu diletakkan dalam satu lokasi.
2. Pelatihan Tim/Keterampilan, JIT membutuhkan tambahan pelatihan
yang lebih banyak jika dibandingkan dengan sistem tradisional. Dalam
konsep JIT, karyawan diberi pelatihan mengenai bagaimana menghadapi
perubahan yang dilakukan dari sistem tradisional, bagaimana cara kerja
JIT, dan apa yang diharapkan oleh JIT serta alat-alat statistik yang
seharusnya diberikan.
a. Membentuk aliran/penyederhanaan, idealnya suatu lini produksi
yang baru dapat di setup sebagai batu ujian untuk membentuk aliran
produksi, menyeimbangkan aliran tersebut, dan memecahkan
masalah awal.

4
b. Kanbal Pull Sistem, kanbal adalah sistem manajemen suatu
pengendalian perusahaan, sehingga kanbal memiliki beberapa
aturan yang harus diperhatikan, yaitu jangan mengirim produk
rusak ke proses berikutnya, proses berikutnya hanya mengambil
apa yang dibutuhkan pada saar dibutuhkan, memproduksi hanya
sejumlah proses berikutnya, meratakan beban produksi, menaati
instruktur Kanban pada saat fine tuning, dan melakukan stabilitas
serta rasionalisasi proses.
3. Visibilitas/pengendalian visual, salah satu kekuatan JIT adalah sistem
JIT yang merupakan sistem visual. Melacak apa yang terjadi dalam
sistem tradisional itu sulit dilakukan karena para karyawan sibuk kesana
kemari untuk mengurus kelebihan barang dalam proses dan banyak rute
produksi yang saling bersilangan.
4. Eliminasi kemacetan, untuk menghapus kemacetan, baik dalam fase
setup maupun dalam masa produksi, perlu dilakukan beberapa
pendekatan yang melibatkan tim fungsi silang. Tim ini terdiri dari
berbagai departemen, seperti perekayasaan, manufaktur, keuangan dan
departemen lainnya yang relevan.
5. Ukuran lot kecil dan pengurangan waktu setup, Ukuran lot yang ideal
bukan ukuran yang terbesar, tetapi ukuran lot yang terkecil. Pendekatan
ini sesuai bila mesin-mesin digunakan untuk menghasilkan berbagai
bagian atau komponen yang berbeda yang digunakan proses berikutnya
dalam tahap produksi.
6. Total Productive Maintance, TPM merupakan suatu keharusan dalam
sistem JIT. Mesin-mesin membersihkan dan diberi pelumas secara rutin,
biasanya dilakukan oleh operator yang menjalankan mesin tersebut.
7. Kemampuan Proses, Statistical Proses Control (SPC) dan Perbaikan
Berkesinambungan, kemampuan proses, SPC, dan perbaikan
berkesinambungan harus ada dalam pemanufakturan JIT, karena
beberapa hal yaitu : Pertama, segala sesuatu harus bekerja sesuai dengan
harapan dan mendekati sempurna. Kedua, dalam JIT tidak ada bahan

5
cadangan untuk kemacetan perusahaan dan Ketiga, semua kondisi mesin
harus bekerja dengan prima.
2.3 Manfaat Just In Time
Bukan hanya sebagai metode pengendalian persediaan, JIT juga merupakan
sisten-sistem produksi yang saling berkaitan dengan seluruh fungsi dan aktivitas
dalam suatu perusahaan. Manfaat dari JIT yaitu:
1. Mengurangi ruangan gudang yang digunakan untuk menyimpan barang
persediaan.
2. Mengurangi waktu setup dan penundaan jadwal produksi
3. Mengurangi pemborosan barang rusak dan barang yang cacat dengan
mendeteksi kesalahan pada sumbernya.
4. Penggunaan mesin dan fasilitas dengan baik
5. Menciptakan hubungan yang lebih baik dengan pemasok (supplier)
6. Layout pabrik menjadi lebih baik
7. Pengendalian kualitas dalam proses

Selain itu, menurut Garisson dan Norren (1997), manfaat yang diperoleh
dengan adanya penerapan JIT, yaitu:

1. Modal kerja dapat ditunjang dengan adanya penghematan karena


pengurangan biaya-biaya persediaan.
2. Lokasi yang awalnya untuk menyimpan barang persediaan dapat
digunakan untuk aktivitas lain sehingga dapat meningkatkan
produktivitas.
3. Waktu untuk melakukan aktivitas produksi berkurang, sehingga bisa
menghasilkan jumlah produk lebih banyak dan dapat dengan cepat
merespon konsumen. Kemudian tingkat produk cacat berkurang,
menyebabkan penghematan dan meningkatkan kepuasan konsumen.
2.4 Prinsip-prinsip Just In Time
Secara singkat prinsip Just In Time adalah menghilangkan sumber-sumber
pemborosan produk dengan cara menerima jumlah yang tepat dari bahan baku
dan memproduksinya dalam jumlah yang tepat pada tempat yang tepat dan
waktu yang tepat juga (Indrajid dan Pranoto, 2003). Prinsip-prinsip Just In Time
(JIT) adalah pendekatan manajemen operasional yang bertujuan untuk

6
mengoptimalkan efisiensi dan mengurangi pemborosan dalam rantai pasokan.
Berikut adalah beberapa prinsip utama Just In Time:
1. Produksi yang Disesuaikan dengan Permintaan (Demand-driven
Production): JIT menekankan pentingnya menghasilkan barang atau
layanan hanya ketika diperlukan oleh pelanggan. Ini berarti produksi
dilakukan berdasarkan permintaan aktual, bukan perkiraan permintaan di
masa depan. Dengan cara ini, JIT membantu menghindari penumpukan
persediaan yang tidak perlu.
2. Menghilangkan Pemborosan (Waste Elimination): Prinsip ini berfokus
pada mengurangi pemborosan dalam proses produksi. Pemborosan dapat
berupa persediaan berlebih, waktu tunggu, pengeluaran yang tidak perlu,
proses produksi yang tidak efisien, atau kualitas yang buruk. JIT
mendorong identifikasi dan penghilangan pemborosan ini untuk
meningkatkan produktivitas dan efisiensi.
3. Produksi dalam Jumlah Kecil (Small Batch Production): JIT mendorong
produksi dalam jumlah kecil dengan frekuensi tinggi. Dibandingkan
dengan produksi dalam jumlah besar, produksi dalam jumlah kecil
memungkinkan perusahaan untuk merespons perubahan permintaan
dengan lebih cepat. Ini juga membantu mengurangi persediaan yang harus
disimpan dan mengidentifikasi masalah dengan lebih cepat.
4. Sistem Produksi yang Stabil (Stable Production System): JIT
membutuhkan sistem produksi yang stabil dan dapat diandalkan. Hal ini
melibatkan pengelolaan risiko dan penyediaan pelatihan serta
pengembangan karyawan untuk mengoptimalkan proses produksi.
Dengan menjaga sistem produksi yang stabil, perusahaan dapat
menghindari gangguan dan waktu henti yang tidak diinginkan.
5. Penekanan pada Kualitas (Focus on Quality): JIT menekankan pentingnya
kualitas dalam setiap aspek produksi. Dengan meningkatkan kualitas,
perusahaan dapat mengurangi jumlah cacat, menghilangkan waktu dan
sumber daya yang terbuang, serta meningkatkan kepuasan pelanggan.
6. Keterlibatan Pemasok (Supplier Involvement): JIT melibatkan pemasok
secara aktif dalam rantai pasokan. Pemasok diberdayakan untuk

7
mengirimkan bahan baku dan komponen tepat waktu, dengan kualitas
yang baik, dan dalam jumlah yang sesuai dengan permintaan. Keterlibatan
pemasok ini membantu mengurangi persediaan dan mempercepat aliran
barang dalam rantai pasokan.

Prinsip-prinsip Just In Time ini dirancang untuk meningkatkan efisiensi,


mengurangi pemborosan, meningkatkan kualitas, dan merespons perubahan
pasar dengan cepat. Dengan mengadopsi pendekatan ini, perusahaan dapat
mencapai produksi yang lebih efisien, meningkatkan kepuasan pelanggan,
dan mengurangi biaya produksi.

2.5 Faktor Pendukung Just In Time


Ketika beroperasi, sistem produksi Just In Time mempunyai beberapa faktor
pendukung yang memiliki peran penting mengenai usaha untuk mencapai
keberhasilan ketika menerapkan sistem tersebut. Menurut Heizer dan Render
(2004), terdapat beberapa faktor penting dalam Just In Time, yaitu:
1. Faktor Pemasok (Supplier), hubungan khusus antara pemasok dengan
perusahaan pembeli seperti konsep kemitraan (partnership) sangat
diperlukan dalam Just In Time. Sistem JIT memerlukan jumlah pemasok
yang lebih sedikit, pemasok yang dekat dengan lokasi pabrik, peningkatan
frekuensi pengiriman dalam jumlah kecil, kemudian dilakukannya
kontrak jangka panjang. Pemasok dibantu dalam meningkatkan kualitas
serta penerapan Just In Time yang dibangun secara bersama-sama.
2. Faktor Persediaan (Inventory), perusahaan pabrikasi biasanya menyimpan
tiga jenis persediaan, yaitu bahan baku, barang dalam proses, dan barang
jadi. JIT memerlukan teknik ketika mengelola inventory yaitu
menggunakan pull system untuk pergerakan inventory, pengurangan
variabilitas, pengurangan persediaan, ukuran lot yang kecil dan
pengurangan waktu set up.
3. Faktor Penjadwalan (Scheduling), penjadwalan operasi produksi adalah
penetapan wakut serta penggunaan sumber daya dalam kegiatan operasi
produksi. JIT memberi syarat dan mengkomunikasikan penjadwalan
kepada supplier, jadwal produksi yang bertingkat, menekan bagian dari
jadwal yang paling dekat dengan tempo, lot kecil, dan teknik kanban.

8
4. Faktor Tata Letak (Layout), tata letak adalah susunan dari mesin-mesin
dan peralatan serta semua komponen yang menunjang ketika adanya
kegiatan produksi dalam suatu pabrik. Tata letak yang baik
memungkinkan pengurangan pemborosan yaitu pergerakan baik itu
pergerakan bahan baku maupun manusia.
5. Faktor Manajemen Kualitas (Quality Management), JIT mempunyai
prinsip utama dalam pengendalian kualitas, yaitu output yang bebas cacat
adalah lebih penting dari output itu sendiri, segala kesalahan dan
kerusakan dapat dicegah, dan tindakan pencegahan adalah lebih murah
dari pada pekerjaan yang diulang. Maka dari itu, JIT lebih dapat
menghemat biaya karena tidak ada pemborosan.
6. Faktor Pemeliharaan Pencegahan (Preventive Maintenance), adanya
pemeliharaan bertujuan untuk menhindari hal-hal yang tidak diiginkan
terjadi melalui tindakan pencegahan. Preventive Maintenance adalah
seluruh aktivitas yang dilakukan untuk menjaga peralatan dan mesin tetap
bekerja dengan baik demi mencegah kerusakan. JIT membutuhkan adanya
preventive maintenance yang terjadwal dan adanya pemeliharaan rutin
harian.
7. Faktor Pemberdayaan Pekerja (Employee Empowerment), pemberdayaan
pekerja berarti melibatkan pekerja dalam setiap langkah produksi.
Pemberdayaan pekerja dengan meluaskan pekerjaan pekerja sehingga
bertanggung jawab dan memiliki kewenangan tambahan yang
dipindahkan sedapat mungkin pada tingkat terendah dalam suatu
organisasi.
2.6 Kelemahan dan Kelebihan Just In Time
a. Kelemahan dari sistem JIT adalah tingkatan order ditentukan oleh data
permintaan historis. Jika permintaan naik melebihi dari rata-rata
perencanaan historis, maka inventory akan habis dan hal itu akan
mempengaruhi tingkat pelayanan konsumen.
b. Kelebihan dari sistem Just In Time, yaitu:
1. Seluruh sistem yang ada dalam perusahaan dapat berjalan lebih
efisien

9
2. Pabrik mengeluarkan biaya yang lebih sedikit untuk
mempekerjakan karyawannya
3. Barang produksi tidak harus selalu di cek, disimpan atau diretur
kembali
4. Kertas kerja bisa menjadi lebih simple
5. Penghematan yang telah dilakukan bisa digunakan untuk
mendapat profit yang lebih tinggi, misalnya dengan mengadakan
promosi tambahan
2.7 Strategi Just In Time
Sistem Just In Time mempunyai beberapa strategi ketika diimplementasikan ke
dalam perusahaan, yaitu:
1. Strategi Penerapan Pembelian Just In Time
a. Dukungan, dukungan di dapat dari semua pihak terutama yang
berkaitan dengan kegiatan pembelian, dan khususnya dukungan
dari pimpinan. Tanpa ada komitmen dari pimpinan tersebut JIT
tidak dapat terlaksana.
b. Mengubah sistem, yaitu dengan cara mengadakan pembelian
kemudian membuat kontrak jangka panjang dengan pemasok
sehingga perusahaan cukup hanya memesan sekali untuk jangka
panjang, dan selanjutnya barang akan datang sesuai dengan
kebutuhan atau proses produksi perubahan kita.
2. Strategi Penerapan Just In Time dalam Sistem Produksi
a. Penemuan sistem produksi yang tepat, yaitu dengan sistem tarik
yang bertujuan unntuk memenuhi kebutuhan dan harapan
pelanggan dengan menghilangkan sebanyak mungkin
pemborosan.
b. Penemuan lini produksi, yaitu dalam satu lini produksi harus
dibuat bermacam-macam barang, sehingga semua kebutuhan
pelanggan yang berbeda-beda itu dapat terpenuhi. Selain itu, lini
produksi tersebut bisa menghemat biaya, baik itu biaya bahan,
persediaan, maupun biaya yang lainnya.

10
2.8 Perbedaan Sistem JIT dan sistem Tradisional
JIT Tradisional
− Sistem tarikan − Sistem dorongan
− Persediaan tidak signifikan − Persediaan signifikan
− Basis pemasok sedikit − Basis pemasok banyak
− Kontrak jangka panjang dengan − Kontrak jangka pendek
pemasok dengan pemasok
− Pemanufakturan berstruktur − Pemanufakturan berstruktur
seluler departemen
− Karyawan berkeahlian ganda − Karyawan terspesialisasi
− Jasa terdesentralisasi − Jasa tersentralisasi
− Keterlibatan karyawan tinggi − Keterlibatan karyawan rendah
− Gaya manajemen sebagai − Gaya manajemen sebagai
penyedia fasilitas pemberi perintah
− Total Quality Control (TQC) − Acceptable Quality Level
(AQL

1. Sistem tarikan dan sistem dorongan.


• Sistem tarikan adalah sistem penentuan aktivitas-aktivitas berdasar atas
permintaan konsumen, baik konsumen internal maupun konsumen
eksternal. Sebagai contoh dalam perusahaan pemanufakturan permintaan
konsumen melalui aktivitas penjualan menentukan aktivitas produksi, dan
aktivitas produksi menentukan aktivitas pembelian.
• Sistem dorongan adalah sistem penentuan aktivitas-aktivitas berdasar
dorongan aktivitas-aktivitas sebelumnya. Pembelian bahan melalui
aktivitas pembelian mendorong aktivitas produksi, dan aktivitas produksi
mendorong aktivitas penjualan.
2. Persediaan tidak signifikan dan persediaan signifikan
• Karena JIT menggunakan sistem tarikan maka dapat mengurangi
persediaan menjadi tidak signifikan atau dengan kata lain dikurangi
sampai tingkat minimum persediaan yaitu 0.

11
• Sebaliknya, dalam sistem tradisional, karena menggunakan system
dorongan maka persediaan jumlanya signifikan sebagai akibat jumlah
bahan yang dibeli melebihi kebutuhan produksi, jumlah produk yang
diproduksi melebihi permintaan konsumen dan perlu adanya
persediaan penyangga. Persediaan penyangga diperlukan jika
permintaan konsumen melebihi jumlah produksi dan jumlah bahan
yang digunakan untuk produksi melebihi jumlah bahan yang dibeli.
3. Basis pemasok sedikit dan basis pemasok banyak
• JIT hanya menggunakan pemasok dalam jumlah sedikit untuk
mengurangi atau mengeliminasi aktivitas-aktivitas tidak bernilai
tambah, memperoleh bahan yang bermutu tinggi dan berharga murah.
• Sedangkan sistem tradisional menggunakan banyak pemasok untuk
memperoleh harga yang murah dan mutu yang baik, tapi akibatnya
banyak aktivitas-aktivitas tidak bernilai tambah dan untuk
memperoleh harga yang lebih murah harus dibeli bahan dalam jumlah
yang banyak atau mungkin dengan mutu yang rendah.
4. Kontrak jangka panjang dan kontrak jangka pendek
• JIT menerapkan kontrak jangka panjang dengan beberapa
pemasoknya guna membangun hubungan baik yang saling
menguntungkan sehingga dapat dipilih pemasok yang memasok bahan
berharga murah, bermutu tinggi, berkinerja pengiriman tepat waktu
dan tepat jumlah serta dapat mengurangi frekuensi pemesanan.
• Sedangkan tradisional menerapkan kontrak-kontrak jangka pendek
dengan banyak pemasok sehingga untuk memperoleh harga murah
harus dibeli dalam jumlah yang banyak atau mungkin mutunya
rendah.
5. Struktur seluler dan struktur departemen.
• Struktur seluler dalam JIT adalah pengelompokan mesin-mesin
dalam satu keluarga, biasanya kedalam struktur semilingkaran atau
huruf “U” sehingga satu sel tertentu dapat digunakan untuk
melakukan pengolahan satu jenis atau satu keluarga produk tertentu
secara berurutan. Setiap sel pemanufakturan pada dasarnya

12
merupakan pabrik mini atau pabrik di dalam pabrik. Penggunaan
struktur seluler ini dapat mengeliminasi aktivitas, waktu, dan biaya
yang tidak bernilai tambah.
• Sedangkan struktur departemen dalam system departemen adalah
struktur pengolahan produk melalui beberapa departemen produksi
sesuai dengan tahapan-tahapannya dan memerlukan beberapa
departemen jasa yang memasok jasa bagi departemen produksi.
Akibatnya struktur departemen menimbulkan aktivitas-aktivitas serta
waktu dan biaya- biaya tidak bernilai tambah dalam jumlah besar.
6. Karyawan berkeahlian ganda dan karyawan terspesialisasi
• Sistem JIT yang menggunakan sistem tarikan waktu “bebas” harus
digunakan oleh karyawan struktur seluler untuk berlatih agar
berkeahlian ganda sehingga ahli dalam berproduksi dan dalam
bidang-bidang jasa tertentu misalnya pemeliharaan pencegahan,
reparasi, setup, inspeksi mutu.
• Sedangkan pada sistem tradisional sistem karyawan terspesialisasi
berdasarkan departemen tempat kerjanya misalnya departemen
produksi atau departemen jasa. Karyawan pada departemen jasa
terspesialisasi pada aktivitas penangan bahan, listrik, reparasi, dan
pemeliharaan, karyawan pada departemen produksi terspesialisasi
padaaktivitas pencampuran, peleburan, pencetakan, perakitan, dan
penyempurnaan.

7. Jasa terdesentralisasi dan jasa tersentralisasi


• Sistem tradisional mendasarkan pada sistem spesialisasi sehingga jasa
tersentralisasi pada masing-masing departemen jasa.
• Sedangkan pada sistem JIT jasa terdesentralisasi pada masing-masing
struktur seluler, para karyawan selain ditugaskan untuk
berproduksitapi juga harus ditugaskan pada pekerjaan jasa yang secara
langsung mendukung produksi dalam struktur selulernya.
8. Keterlibatan tinggi dan keterlibatan rendah

13
• Dalam sistem tradisional, keterlibatan dan pemberdayaan karyawan
relative rendah karena karyawan fungsinya melaksanakan perintah
atasan.
• Sedangkan dalam sistem JIT manajemen harus dapat memberdayakan
para karyawannya dengan cara melibatkan mereka atau memberi
peluang pada mereka untuk berpartisipasi dalam
manajemenorganisasi. Menurut pandangan JIT, peningkatan
keberdayaan dan keterlibatan karyawandapat meningkatkan
produktviitas dan efisiensi biaya secara menyeluruh. Para karyawan
dimungkinkan untuk membuat keputusan mengenai bagaimana pabrik
beroperasi.
9. Gaya pember fasilitas dan gaya pemberi perintah
• Sistem tradisional umumnya menggunakan gaya manajemen sebagai
atasan karena fungsi utamanya adalah memerintah para karyawannya
untuk melaksanakan kegiatan.
• Sedangkan pada sistem JIT memerlukan keterlibatan karyawan
sehingga mereka dapat diberdayakan, maka gaya manajemen yang
cocok adalah sebagai fasilitator dan bukanlah sebagai pemberi
perintah.10.
10. TQC dan AQL
• TQC (Total Quality Control) dalam JIT adalah pendekatan
pengendalian mutu yang mencakup seluruh usaha secara
berkesinambungan dan tiada akhir untuk menyempurnakan mutu agar
tercapai kerusakan nol atau bebas dari kerusakan. Produk rusak
haruslah dihindari karena dapat mengakibatkan penghentian produksi
dan ketidakpuasan konsumen.
• Sedangkan AQL (Accepted Quality Level) dalam sistem tradisional
adalah pendekatan pengendalian mutu yang memungkinkan atau
mencadangkan terjadinya kerusakan namun tidak boleh melebihi
tingkat kerusakan yang telah ditentukan sebelumnya.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari makalah ini adalah, Just In Time (JIT) atau
layanan tepat waktu ini adalah suatu sistem operasi ramping, yang digunakan
dalam sistem operasi yang berulang-ulang, di mana barang-barang bergerak
atau berpindah melalui sistem dan tugas-tugas dilengkapi atau disempurnakan
dengan tepat waktu atau just-in-time untuk dapat menjaga jadwal. Partnership
JIT terdapat bila pemasok dan pembeli bekerja sama dan berhubungan baik agar
JIT bisa berjalan dengan baik. Sasaran dari JIT ini mencakup upaya untuk
menghilangkan hal-hal yang dapat mengganggu sistem, dan membuat sistem
fleksibel, serta upaya untuk menghilangkan pemborosan. Tata letak atau bisa
disebut dengan layout akan berupaya secara fleksibel untuk mengurangi
terjadinya pergerakan dari orang maupun bahan. JIT scheduling adalah Jadwal
yang efektif dikomunikasikan antara organisasi dengan pemasok luar yang
mendukung JIT. Yang terakhir adalah JIT quality dimana bertugas untuk
menjaga kualitas di lingkungan JIT.
Manfaat kunci dari sistem yang ramping atau JIT adalah inventory yang
rendah, kualitas yang baik, terdapatnya fleksibilitas pengurangan waktu tunggu
atau lead time, meningkatnya produktivitas dan meningkatnya utilisasi
peralatan. Hal-hal yang harus diperhatikan adalah perencanaan dengan kehati-
hatian dan adanya usaha yang dibutuhkan untuk dapat mencapai kelancaran
sistem fungsional, di mana seluruh sumber-sumber daya yang dibutuhkan untuk
produksi datangnya bersama-sama, secara tepat waktu dan tepat benar melalui
proses.
3.2 Saran
Mungkin inilah yang dapat kelompok kami sampaikan untuk materi Just In
time atau biasa disebut layanan tepat waktu ini. Kami tahu penulisan makalah
ini masih jauh dari kata sempurna, maka kami butuh saran dan kritikan agar bisa
menjadi motivasi untuk pembuatan makalah lebih baik kedepannya. Kami
berharap makalah ini dapat menjadi sumber pengetahuan untuk pembacanya.

15
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada bapak dosen pengampu mata
kuliah manajemen operasi ini yaitu bapak Ida Bagus Koman Suarmaja yang
telah memberikan tugas kelompok ini dan telah membimbing kami dalam
pengerjaan tugas makalah ini.

16
DAFTAR PUSTAKA

Assauri, Sofjan. 2014. Operational Strategic Lean Operation Proces. Depok: PT


Rajagrafindo Persada.

Hariyadi. 2009. Pelatihan Penerapan standar internasional berbasis Quality


Management System. Jakarta: Nusantara Professional Education.

Rolandalpario. 2013. Metode Just In Time dalam Akuntansi Manajemen.


http://rolandalpario.wordpress.com/2013/05/11/metode-just-in-time-
dalam-akuntansi-manajemen/, diakses pada tanggal 01 Mei 2023.

Mahira, Risky. 2013. Manajemen Persediaan: Just In Time.


http://riskymahira.blogspot.com/2013/05/makalah-manajemen-
persediaan-just-in.html, diakses pada tanggal 3 Mei 2023

17

Anda mungkin juga menyukai