Anda di halaman 1dari 26

PERBAIKAN, PERAWATAN, DAN PEMELIHARAAN

BENGKEL DAN LABORATORIUM

Ditujukan untuk memenuhi sebagian persyaratan

Tugas mata kuliah Manajemen Bengkel

Disusun oleh :

MUHAMAD IRFAN SETYAWAN 20.02.1046

WAHYU DZURIYATUL FAUZI 20.02.1057

PROGRAM STUDI D4 TEKNOLOGI REKAYASA OTOMOTIF

POLITEKNIK KESELAMATAN TRANSPORTASI JALAN


TEGAL

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Manajemen Bengkel yang berjudul
“PERBAIKAN, PERAWATAN, DAN PEMELIHARAAN BENGKEL DAN
LABORATORIUM” tepat pada waktunya.

Tujuan dari tugas ini adalah untuk memenuhi sebagian persyaratan tugas
mata kuliah Manajemen Bengkel. Dalam penyusunan tugas mata kuliah manajemen
bengkel ini tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang penulis alami, namun berkat
dukungan dan semangat dari orang terdekat, sehingga penulis mampu
menyelesaikannya. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada:

1. Direktur Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan Bapak I Made


Suartika, A.TD., M.Eng.Sc .
2. Bapak Faris Humami, M.Eng. selaku Ketua Program Studi D4
Teknologi Rejayasa Otomotif dan selaku Dosen Pengampu mata kuliah
Manajemen Bengkel;
3. Kedua Orang tua dan seluruh keluarga yang selalu memberikan do’a,
dukungan serta semangat;
4. Teman-teman Program Studi TRO Angkatan XXXI yang telah
memberikan semangat dan motivasi bagi penulis untuk menyelesaikan
Tugas mata kuliah Manajemen Bengkel ini.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dan
jauh darikata sempurna, hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuan yang
penulis miliki.Oleh karena itu segala kritikan dan saran yang membangun
akan penulis terima dengan baik. Semoga tugas ini dapat bermanfaat.
Tegal, 30 Maret 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iv
BAB I ...................................................................................................................... 5
PENDAHULUAN .................................................................................................. 5
I.1 Latar Belakang ......................................................................................... 5
I.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 6
I.3 Tujuan ....................................................................................................... 6
BAB II ..................................................................................................................... 7
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 7
II.1 Perbaikan Bengkel .................................................................................... 7
II.1.1 Manajemen Perbaikan Bengkel ........................................................ 7
II.1.2 Konsep Manajemen Perbaikan .......................................................... 8
II.1.3 Proses untuk Menunjang Perbaikan Berkelanjutan........................... 9
II.2 Perawatan Bengkel ................................................................................. 10
II.2.1 Pengertian Perawatan Bengkel ........................................................ 10
II.2.2 Tujuan Perawatan Bengkel ............................................................. 11
II.2.3 Bentuk-Bentuk Perawatan Bengkel ................................................ 12
II.2.4 Istilah umum dalam perawatan ....................................................... 14
II.3 Pemeliharaan Bengkel ............................................................................ 15
II.3.1 Pengertian Pemeliharaan Bengkel................................................... 15
II.3.2 Tujuan Pemeliharaan ....................................................................... 16
II.3.3 Jenis-jenis Pemeliaraan ................................................................... 16
II.3.4 Pelaksanaan Kegiatan Pemeliharaan ............................................... 22
BAB III ................................................................................................................. 24
PENUTUP ............................................................................................................. 24
III.1 Saran ................................................................................................... 24
III.2 Kesimpulan ......................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 26

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1 Siklus PDCA....................................................................................... 9


Gambar II.2 Ilustrasi Konsep 3M.......................................................................... 10
Gambar II.1 Penerapan 5S .................................................................................... 18
Gambar II.2 Penerapan Seiri ................................................................................. 19
Gambar II.3 Penerapan Seiton .............................................................................. 20
Gambar III.4 Penerapan Seiso .............................................................................. 21
Gambar II.5 Penerapan Seiketsu ........................................................................... 21
Gambar II.6 Penerapan Shitsuke ........................................................................... 22

iv
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Bengkel adalah tempat untuk seseorang melakukan perawatan dan


perbaikan kendaraan bermotor, Bengkel dan laboratorium dalam dunia
Pendidikan memiliki peran yang sangat penting sebagai wadah bagi para
pelajar untuk mempelajari teori-teori yang sudah dipelajari di dalam kelas,
terutama dalam Pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan dan Perguruan
Tinggi vokasi yang dominan mempelajari materi praktikum.menurut
(Sukopriyanto et al. 2019) Bengkel/laboratorium di Sekolah Menengah
Kejuruan masih sebatas sebagai tempat praktik siswa belum banyak
dimanfaatkan oleh para steak holders. Keberadaan bengkel di Sekolah
Menengah Kejuruan sangat penting dalam menunjang kompetensi guru dan
siswa yang dapat mempengaruhi kualitas lulusan. Kompetensi yang dimiliki
oleh siswa tidak hanya pada penguasaan teori saja, apalagi pada bidang
teknik, tetapi harus di padukan antara teori dan praktik.

Dalam pelaksanaan atau penggunaan bengkel pastinya memerlukan


perlakuan khusus agar kondisi bengkel tetap optimal baik peralatan maupun
lingkungannya, jika kondisi bengkel baik maka proses kegiatan yang
dilakukan di dalam bengkel tersebut akan baik juga, namun jika kondisi
bengkel dalam kondisi tidak baik pastinya akan mempengaruhi kegiatan
yang ada di dalam bengkel bahkan dapat membahayakan pengguna bengkel.

Menurut (Nasution et al. 2021) Dalam usaha mencegah dan berusaha


untuk menghilangkan kerusakan yang timbul ketika proses produksi
berjalan, dibutuhkan cara dan metode untuk mengatisipasinya dengan
melakukan kegiatan pemeliharaan mesin/peralatan. Pemeliharaan adalah
kegiatan untuk memelihara atau menjaga mesin/ peralatan dan mengadakan
perbaikan atau penyesuaian/penggantian yang diperlukan agar terdapat
suatu keadaan operasi produksi yang memuaskan sasuai dengan apa yang
direncakan. Jadi dengan adanya kegiatan maintenance maka mesin/
peralatan dapat

5
6

dipergunakan sesuai dengan rencana dan tidak mengalami kerusakan


selama dipergunakan untuk proses produksi atau sebelum jangka waktu
tertentu direncanakan tercapai.

I.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan perbaikan bengkel ?


2. Apa yang dimaksud dengan perawatan bengkel ?
3. Apa yang dimaksud dengan pemeliharaan bengkel ?

I.3 Tujuan

1. Mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan perbaikan


bengkel.
2. Mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan perawatan
bengkel.
3. Mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan pemeliharaan
bengkel.
BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Perbaikan Bengkel

II.1.1 Manajemen Perbaikan Bengkel

Perbaikan adalah mempertahankan barang investasi bengkel kerja atau


laboratorium agar tetap terjaga kondisinya , menjaga kelancaran kegiatan
praktek dan kegiatan lainnya, dan mengurangi biaya untuk kerusakan
fasilitas. dan bertujuan untuk mengembalikan peralatan pada kondisi
semula (standar yang diperlukan). Hal ini dapat berupa reparasi ringan atau
penyetelan pada bagian-bagian mesin.

Manajemen pada suatu lembaga dapat berubah sesuai dengan


kebutuhan, diperlukan berbagai perbaikan dalam manajemen tersebut agar
menjadi lebih baik. Salah satu upaya perbaikan manajemen adalah dengan
metode manajemen perbaikan berkelanjutan. Manajemen perbaikan pada
bengkel harus harus dilakukan terus-menerus dan berkesinambungan.
Kesalahan baik dari pengguna maupun operator yang menyebabkan
kerusakan secara terus menerus juga harus diperbaiki.

Manajemen perbaikan berkelanjutan lebih efektif ketika semua pihak


terlibat. Contohnya saat memecahkan masalah, semua pihak harus
diikutsertakan dalam diskusi untuk mencari solusi. Perbaikan terus-menerus
selalu mengarah pada perubahan yang lebih baik tetapi yang menjadi
hambatan terbesar untuk menerapkan manajemen perbaikan berkelanjutan
adalah faktor mental. Orang yang pertama kali menerapkan manajemen
peningkatan berkelanjutan merasa tidak nyaman. Mereka merasa
kebiasaan mereka tiba-tiba berubah dan diperlukan proses sampai waktu
dimana mereka akan memahami bagaimana mengelola perbaikan
berkelanjutan dengan cara terbaik.

7
II.1.2 Konsep Manajemen Perbaikan

Manajemen perbaikan berkelanjutan mengacu pada “perbaikan” atau


“penyempurnaan” terus menerus yang melibatkan semua orang termasuk
manajemen puncak, manajer dan seluruh karyawan karena manajemen
perbaikan terus menerus adalah tanggung jawab setiap individu/orang
(Maasaki Imai, Gemba: 1997: 64). Menurut (Amin Mustaghfirin. 2017)
Manajemen perbaikan berkelanjutan beberapa enam konsep utama, sebagai
berikut :

1. Perbaikan, perawatan dan inovasi

Dalam konteks manajemen perbaikan berkelanjutan, manajemen


memiliki dua fungsi utama yaitu perawatan dan perbaikan. Perawatan
berkaitan dengan kegiatan untuk memelihara teknologi, sistem
manajerial, standar operasional yang ada serta menjaga kondisi tersebut
melalui pelatihan dan disiplin. Perbaikan dapat dibedakan sebagai
manajemen perbaikan berkelanjutan dan Inovasi. Manajemen perbaikan
berkelanjutan bersifat perbaikan kecil yang berlangsung secara terus
menerus, sedang Inovasi merupakan perbaikan drastis sebagai hasil dari
investasi sumber daya yang berjumlah besar.

2. Melihat proses atau hasil


Manajemen perbaikan berkelanjutan menekankan pola pikir yang
berpusat pada proses, karena hasil meningkat ketika proses bekerja
dengan sempurna. Kegagalan hasil yang direncanakan mencerminkan
kegagalan proses, sehingga manajemen harus menemukan dan
memperbaiki proses tersebut. Pendekatan tersebut harus diterapkan
dalam pencanangan manajemen perbaikan berkelanjutan seperti siklus
PDCA (plan-do-check-action), siklus SDCA (standardize-do-check-
action), QCD (quality, cost, delivery), TQM (total quality management),
JIT (just-in-time) dan TPM (total productive maintenance).

8
9

3. Siklus PDCA/SDCA
Langkah pertama dalam manajemen peningkatan berkelanjutan
adalah menerapkan siklus Plan-Do-Check-Act (PDCA) untuk
memastikan kelangsungan manajemen peningkatan berkelanjutan.
Rencana (Plan) berkaitan dengan penetapan target untuk perbaikan. Do
(lakukan) mengacu pada implementasi sebenarnya dari rencana tersebut.
Pengendalian (Check) artinya untuk mengetahui apakah pelaksanaan
berjalan sesuai dengan rencana dan memantau perkembangan yang
direncanakan. Tindakan (Act) mengacu pada standarisasi baru untuk
perbaikan selanjutnya. Siklus PDCA bekerja terus menerus, dan setelah
perbaikan tercapai, tentu dapat memberikan semacam evaluasi untuk
langkah perbaikan berikutnya.

Gambar II.1 Siklus PDCA

II.1.3 Proses untuk Menunjang Perbaikan Berkelanjutan

Beberapa point penting dalam proses penerapan manajemen perbaikan


berkelanjutan yaitu (Dr. Deming dan Dr. Juran dari AS) :

1. Konsep 3M (Muda, Mura, dan Muri) dalam istilah Jepang.


Konsep ini diciptakan untuk mengurangi kelelahan, meningkatkan
kualitas, mengurangi efisiensi waktu dan biaya. Muda dalam
pengertian yang paling mendasar, yaitu setiap kegiatan yang tidak
menambah nilai atau pemborosan. Mura diartikan sebagai
ketimpangan, terutama pada tingkat proses produksi, akibat alokasi
10

material atau tenaga yang berlebihan. Muri diartikan pemberian


beban yang berlebihan. mesin, peralatan dan manusia.

Gambar II.2 Ilustrasi Konsep 3M

2. Gerakkan 5R (Ringkasi, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin)

Ringkas artinya membereskan tempat kerja. Rapi berarti


menyimpan dengan teratur. Resik berarti memelihara tempat kerja
supaya tetap bersih. Rawat berarti kebersihan pribadi. Rajin berarti
disiplin, dengan selalu mentaati prosedur di tempat kerja.

3. Konsep PDCA dalam manajemen perbaikan berkelanjutan


Setiap aktivitas usaha yang kita lakukan perlu dilakukan dengan
prosedur yang benar guna mencapai tujuan yang kita harapkan maka
PDCA (Plan, Do, Check dan Action) harus dilakukan terus menerus.

II.2 Perawatan Bengkel

II.2.1 Pengertian Perawatan Bengkel

Menurut (Purwoko. 2015 ) Manajemen Perawatan (Maintenance


Management) adalah pengelolaan pekerjaan perawatan dengan melalui
suatu proses perencanaan, pengorganisasian serta pengendalian operasi
perawatan untuk memberikan performasi mengenai fasilitas industri.
Gagasan yang muncul mengenai pokok-pokok pikiran dalam
perencanaannya, Maintenance merupakan suatu fungsi dalam suatu industri
manufaktur yang sama pentingnya dengan fungsi – fungsi lain seperti
11

produksi. Hal ini karena apabila kita mempunyai mesin/peralatan, maka


biasanya kita selalu berusaha untuk tetap dapat mempergunakan
mesin/peralatan sehingga kegiatan produksi dapat berjalan lancer.

Dapat diartikan perawatan bengkel adalah Suatu kombinasi dari


berbagai tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang,
memperbaikinya sampai pada suatu kondisi yang dapat diterima. Atau dapat
juga dideskripsikan bahwa perawatan adalah semua aktivitas yang
dikonsepsikan untuk menjaga, mempertahankan kualitas mesin/peralatan
agar tetap dapat berfungsi dengan baik sesuai kondisi yang dapat diterima.
Dalam dunia perawatan dan perbaikan mesin, pengertian “suatu kondisi
yang dapat diterima” antara suatu perusahaan berbeda dengan perusahaan
lainnya.

Ada dua jenis penurunan kemampuan mesin/ peralatan, yaitu:

1. Natural Deterioration yaitu menurunnya kinerja mesin/peralatan secara


alami akibat terjadi pemburukan/keausan pada fisik mesin/peralatan
selama waktu pemakaian walaupun penggunaan secara benar.
2. Accelerated Deterioration yaitu menurunnya kinerja mesin/perlatan
akibat kesalahan manusia (human error) sehingga dapat mempercepat
keausan mesin/ peralatan karena mengakibatkan tindakan dan perlakuan
yang tidak seharusnya dilakukan terhadap mesin/peralatan.

II.2.2 Tujuan Perawatan Bengkel

1. Untuk memperpanjang umur penggunaan asset.


2. Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk
produksi dan dapat diperoleh laba yang maksimum
3. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang
diperlukan dalam keadaan darurat setiap waktu.
4. Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan peralatan
tersebut
12

II.2.3 Bentuk-Bentuk Perawatan Bengkel

Dalam istilah perawatan disebutkan bahwa disana tercakup dua


pekerjaan yaitu istilah perawatan dan perbaikan. Perawatan dimaksudkan
sebagai aktifitas untuk mencegah kerusakan, sedangkan istilah perbaikan
dimaksudkan sebagai tindakan untuk memperbaiki kerusakan. Secara
umum, ditinjau dari saat pelaksanaan pekerjaan perawatan. dapat dibagi
menjadi dua cara:

1. Perawatan yang direncanakan (Planned Maintenance).


Pemeliharaan terencana adalah porses pemeliharaan yang diatur dan
diorganisasikan untuk mengantisipasi perubahan yang terjadi terhadap
peralatan di waktu yang akan datang. Dalam pemeliharaan terencana
terdapat nstru pengendalian dan nstru pencatatan sesuai dengan rencana
yang telah ditentukan sebelumnya. Pemeliharaan terencana merupakan
bagian dari manajemen pemeliharaan yang terdiri atas pemeliharaan
preventif, pemeliharaan prediktif, dan pemeliharaan korektif.

a. Perawatan Preventif (Preventive Maintenance)


Perawatan Preventif adalah pekerjaan perawatan yang bertujuan
untuk mencegah terjadinya kerusakan, atau cara perawatan yang
direncanakan untuk pencegahan (preventif).Ruang lingkup
perawatan preventif mencakup: inspeksi, perbaikan kecil,
penyesuaian dan penyetelan, sehingga peralatan atau mesin- mesin
selama beroperasi terhindar dari kerusakan

b. Perawatan Korektif
Perawatan korektif adalah pekerjaan perawatan yang dilakukan
untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi fasilitas/peralatan
sehingga mencapai standar yang dapat diterima. Dalam perawatan
korektif, perbaikan dapat dilakukan sedemikian rupa agar terjadi
peningkatan kualitas, misalnya perubahan atau modifikasi
rancangan agar peralatan menjadi lebih baik.
13

c. Perawatan Berjalan

Perawatan berjalan adalah dimana pekerjaan perawatan


dilakukan ketika fasilitas atau peralatan dalam keadaan bekerja.
Perawatan berjalan diterapkan pada peralatan-peralatan yang harus
beroperasi terus dalam melayani proses produksi.

d. Perawatan Prediktif

Perawatan prediktif ini dilakukan untuk mengetahui terjadinya


perubahan atau kelainan dalam kondisi fisik maupun fungsi dari
sistem peralatan. Biasanya perawatan prediktif dilakukan dengan
bantuan panca indra atau alat-alat monitor yang canggih.

2. Perawatan yang tidak direncanakan (Unplanned Maintenance).


Pemeliharaan tak terencana adalah jenis pemeliharaan yang
dilakukan secara tiba-tiba karena suatu alat atau peralatan akan segera
digunakan. Seringkali terjadi bahwa peralatan baru digunakan sampai
rusak tanpa ada perawatan yang berarti, baru kemudian dilakukan
perbaikan apabila akan digunakan. Dalam manajemen nstru
pemeliharaan, cara tersebut dikenal dengan pemeliharaan tak terencana
atau darurat (emergency maintenance). Pada umumnya metode yang
digunakan dalam penerapan pemeliharaan adalah metode darurat dan
tak terencana. Metode tersebut membiarkan kerusakan alat yang terjadi
tanpa atau dengan sengaja sehingga untuk menggunakan kembali
peralatan tersebut harus dilakukan perbaikan atau reparasi.
Pemeliharaan tak terencana jelas akan mengganggu proses produksi dan
biasanya biaya yang dikeluarkan untuk perbaikan jauh lebih banyak
nstrument dengan pemeliharaan rutin.
a. Perawatan setelah terjadi kerusakan (Breakdown)
Pekerjaan perawatan dilakukan setelah terjadi kerusakan pada
peralatan, dan untuk memperbaikinya harus disiapkan suku cadang,
material, alat-alat dan tenaga kerjanya.
14

b. Perawatan Darurat (Emergency Maintenance)


Adalah pekerjaan perbaikan yang harus segera dilakukan karena
terjadi kemacetan atau kerusakan yang tidak terduga

II.2.4 Istilah umum dalam perawatan

1. Availability: Perioda waktu dimana fasilitas/peralatan dalam keadaan


siap untuk dipakai/dioperasikan.
2. Downlime: Perioda waktu dimana fasilitas/peralatan dalam keadaan
tidak dipakai/dioperasikan.
3. Check: Menguji dan membandingkan terhadap standar yang ditunjuk.
4. Facility Register Alat pencatat data fasilitas/peralatan. istilah lain bisa
juga disebut inventarisasi peralatan/fasilitas
5. Maintenance management: Pengelolaan organisasi perawatan dalam
suatu kebijakan yang sudah disetujui bersama.
6. Maintenance Schedule: Suatu daftar menyeluruh yang berisi kegiatan
perawatan dan kejadian-kejadian yang menyertainya.
7. Maintenance planning: Suatu perencanaan yang menetapkan suatu
pekerjaan serta metoda, peralatan, sumber daya manusia dan waktu yang
diperlukan untuk dilakukan di masa yang akan datang.
8. Overhaul: Pemeriksaan dan perbaikan secara menyeluruh terhadap
suatu fasilitas atau bagian dari fasilitas sehingga mencapai standar yang
dapat diterima.
9. Test Membandingkan keadaan suatu alat/fasilitas terhadap standar yang
dapat diterima.
10. Efisiensi. Running Hours Running Hours 7 Down Tune
11. Shut-in: Sengaja dimatikan secara manual (istilah dalam pengeboran
minyak).
12. Shut-down:. Mendadak mati sendiri / sengaja dimatikan.
15

II.3 Pemeliharaan Bengkel

II.3.1 Pengertian Pemeliharaan Bengkel

Kelancaran dari proses produksi di tengah persaingan produk yang


semakin ketat merupakan salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan
sehingga perlu untuk benar-benar memikirkan bagaimana menjaga kondisi
fasilitas produksi atau mesin yang digunakan untuk beroperasi tetap
terpelihara dengan baik, karena saat peralatan/mesin rusak, secara otomatis
proses produksinya akan terganggu dan kemungkinan berhenti. Sehingga
dapat dipastikan target tidak dapat tercapai dan citra dari sebuah perusahaan
tersebut menjadi jelek di mata konsumen.(Priyantoro et al. 2021)

Oleh karena itu dibutuhkan yang namanya manajemen pemeliharaan,


dimana menurut definisnya Pemeliharaan atau dapat disebut dengan
maintenance merupakan suatu usaha agar kondisi perlatan/mesin untuk
kegiatan kegiatan produksi dapat berjalan lancar. Untuk menjaga kondisi
peralatan/mesin karena penggunannya bersifat kontinuitas dan kegiatan
produksi dapat terjamin, maka dibutuhkan kegiatan–kegiatan pemeliharaan
yang meliputi: (Stephens, 2004 : 3)

1. Kegiatan pengecekan.
2. Meminyaki (lubrication)
3. Perbaikan/reparasi atas kerusakan – kerusakan yang ada
4. Penyesuaian/penggantian spare part atau komponen
Dari pelaksanaan pemeliharan/mainenance hasil yang diharapkan
dari kegiatan tersebut yaitu:
a. Condition maintenance yaitu mempertahankan kondisi
mesin/peralatan agar berfungsi dengan baik sehingga
komponen–komponen yang terdapat dalam mesin juga berfungsi
dengan umur ekonomisnya.
b. Replecement maintenance yaitu mempertahankan tindakan
perbaikan dan penggantian komponen mesin tepat pada
waktunya sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan.
16

II.3.2 Tujuan Pemeliharaan

Manajemen sistem pemeliharaan terpadu memiliki peran penting dalam


mencapai visi perusahaan. Sistem pemeliharaan terintegrasi memiliki
beberapa tujuan diantara lain, yaitu :

1. Kemampuan berproduksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan


rencana produksi.
2. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang
dibutuhkan oleh produk itu sendiri dan kegiatan produksi yang tidak
terganggu.
3. Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpanan yang di luar
batas dan menjaga modal yang diinvestasiakn dalam perusahaan selama
waktu yang ditentukan sesuai dengan kebijakan perusahaan mengenai
investasi tersebut.
4. Untuk mencapai tingkat biaya maintenance secara efektif dan efisien
keseluruhannya.
5. Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut.
6. Memaksimalkan ketersediaan semua peralatan sistem produksi
(mengurangi downtime).
7. Untuk memperpanjang umur masa pakai dari mesin/peralatan.
8. Meningkatkan produktivitas karena pengaturan tempat kerja yang lebih
efisien.

II.3.3 Jenis-jenis Pemeliaraan

1. Pemeliharaan Terencana ( planned maintenance )


Pemeliharaan terencana merupakan jenis pemeliharaan yang sudah
terorganisir dan dilakukan dengan perencanaan ke depan, bertujuan
untuk mengantisipasi perubaan yang akan terjeadi terhadap
peralatan/mesin di waktu yang akan datang. Oleh Karena itu program
maintenance memerlukan pengawasan dan pengendalian dari bagian
maintenance melalui informasi contohnya dari catatan riwayat
mesin/peralatan. Dalam pemeliharaan terencana terdapat unsur
pengendalian dan unsur pencatatan sesuai dengan rencana yang telah
17

ditentukans sebelumnya dan pemeliharaan terencana terdiri atas


pemeliharaan preventif, pemeliharaan prediktif, dan pemeliharaan
korektif. Lebih lengkapnya sebagai berikut :
a) Pemeliharaan preventif ( pencegahan )
Pemeliharaan preventif adalah kegiatan pemeliharaan yang
dilakukan untuk mencegah bahaya tak terduga dan mengidentifikasi
kondisi atau keadaan yang dapat mengarah pada peralatan/mesin
yang digunakan saat proses produksi. Pekerjaan yang dilakukan
dalam pemeliharaan preventif adalah : mengecek, melihat,
menyetel,mengkalibrasi, melumasi, dan pekerjaan lain yang bukan
penggantian suku cadang berat. Semua pekerjaan yang masuk dalam
lingkup pemeliharaan preventif dilakukan secara rutin dengan
berdasarkan pada hasil kinerja alat yang diperoleh dari pekerjaan
pemeliharaan prediktif atau adanya anjuran dari pabrik pembuat alat
tersebut. Diharapkan dengan diterapkannya langkah pencegahan
tersebut dapat menjamin kelancaran dan keadaan yang siap
digunakan pada setiap proses produksi. Sehingga tujuan produksi
dapat tercapai dan didapatkan pembuatan suatu rencana dan jadwal
pemeliharaan dan perawatan dikerjakan dengan cermat.
b) Pemeliharaan Prediktif

Pemeliharaan preventif adalah prosedur pekerjaan pemeliharaan


yang dilakukan pada tanggal yang ditentukan berdasarkan hasil
analisis dan evaluasi untuk pencegahan ( preventif ). Dapat
mengambil bentuk berupa: getaran, suhu, aliran dan lain-lain.
Perencanaan predictive maintenance dapat dilakukan berdasarkan
data dari operator di lapangan yang diajukan melalui work order ke
departemen maintenance untuk dilakukan tindakan yang tepat
sehingga tidak akan merugikan perusahaan.

c) Pemeliharaan Korektif ( perbaikan )

Pemeliharaan korektif adalah kegiatan pemeliharaan berupa


perbaikan setelah terjadi sebuah kerusakan mesin/peralatan yang
18

bisa disebabkan kelalaian dll, sehingga peralatan tidak dapat bekerja


dengan baik.

2. Pemeliharaan Tidak Terencana


Dalam manajemen pemeliharaan yang sistematis, metode ini disebut
sebagai pemeliharaan tidak terencana atau darurat. Pemeliharaan tidak
terencana adalah jenis pemeliharaan yang dilakukan secara tiba-tiba
karena alat atau perlengkapan tersebut akan segera digunakan. Pada
beberapa kasus yang terjadi seringkali peralatan/mesin baru digunakan
tanpa perawatan berkala hingga rusak, kemudian baru dilakukan
perbaikan saat ingin digunakan. Pemeliharaan yang tidak direncanakan
jelas mengganggu proses produksi dan biasanya biaya perbaikan jauh
lebih tinggi daripada pemeliharaan rutin.
3. Pemeliharaan Mandiri (Autonomous Maintenance)
Autonomous maintenance atau pemeliharaan mandiri merupakan
suatau manajemen yang bertujuan meningkatkan produktivitas dan
efisiensi mesin/peralatan melalui kegiatan–kegiatan yang dilaksanakan
oleh operator untuk memelihara mesin/peralatan yang ditangani. 5S
merupakan indikator pertama untuk menilai kinerja bengkel tersebut.
(SIEN Consultant, 2008). Menurut (Dahana et al.2016) Penerapan 5S
bertujuan untuk memelihara ketertiban, efisiensi, dan disiplin di lokasi
kerja sekaligus meningkatan kinerja perusahaan secara
menyeluruh.Prinsip–prinsip yang terdapat pada 5S, merupakan prinsip
yang mendasari autonomous maintenance, diantara lain:

Gambar II.1 Penerapan 5S


19

a. Seiri (clearing up)


Seiri merupakan pembagian segala sesuatu sesuai urutan
kepentingannya, kemudian menyiapkan manajemen berdasarkan
kelompok utamanya. Menyingkirkan hal-hal yang kurang penting
agar dapat fokus pada hal-hal yang benar-benar penting. Contohnya
kertas yang menumpuk di tempat kerja dan berpikir akan
membutuhkannya suatu hari nanti dan menyimpan barang dengan
anggapan akan berguna saat dibutuhkan. kenyataannya harus
memutuskan dengan tegas bahwa kita harus membedakan mana
yang perlu dan mana yang tidak. Contoh penerapan manajemen
seiri ini yaitu :
1) Menetapkan kategori barang-barang yang digunakan maupun
tidak.
2) Memberi label, misalnya warna merah untuk barang yang tidak
digunakan.
3) Menyiapkan tempat untuk menyimpan / membuang
/memusnahkan barang yang tidak digunakan.
4) Memindahkan barang yang telah diberi warna label ke tempat
yang telah ditentukan

Gambar II.2 Penerapan Seiri

b. Seiton (organizing)
Seiton bisa diartikan cara penyimpanan barang di tempat yang
tepat atau dalam tata letak yang benar, dengan tujuan ketika keadaan
mendadak dapat dipergunakandan cara untuk mempersingkat atau
20

meringkas waktu untuk melakukan proses pencarian. Penyimpanan


harus didasarkan pada seberapa banyak barang yang dihandle, dan
seberapa cepat dapat ditemukan saat diperlukan. Tetapi penataan
bukan hanya sekedar efisiensi, tapi juga harus bicara tentang mutu,
jangan sampai berkarat, rusak, penyok, berubah bentuk, dan
sebagainya. Faktor keamanan juga harus diperhatikan.

Gambar II.3 Penerapan Seiton

c. Seiso ( Cleaning )
Arti dari membersihkan lebih dari sekedar membuat barang
bersih, ini merupakan falsafah dan komitmen untuk bertanggung
jawab atas segala aspek barang yang kita pergunakan, dan untuk
memastikan semua barang selalu berada dalam kondisi prima.
Jangan berpikir bahwa pembersihan pekerjaan yang melelahkan.
Sebaliknya, kita harus memandangnya sebagai suatu bentuk
pemeriksaan dan pencegahan. Meningkatnya kecanggihan produk
industri modern, debu, kotoran, bahan asing, bunyi suara mesin
yang keras dan masalah lain kemungkinan besar dapat
mengakibatkan barang cacat, macet, bahkan kecelakaan kerja.
Pembersihan adalah jawabannya. Pembersihan harus dipandang
sebagai cara untuk menghilangkan penyebab masalah satu demi
satu. Secara umum ada tiga langkah pembersihan yang harus
dilakukan dengan benar, antara lain :
1) Tingkat Makro: Membersihkan segala sesuatu dan mencari
cara untuk menangani penyebab keseluruhan yang berkaitan
dengan gambaran global pekerjaan.
21

2) Tingkat Individual: Menangani satu tempat kerja tertentu atau


satu mesin tertentu
3) Tingkat Mikro: Membersihkan suku cadang alat bantu kerja
tertentu . penyebab kotoran dicari dan diperbaiki.

Gambar III.4 Penerapan Seiso

d. Seiketsu ( Standarizing )
Pemantapan berarti melaksanakan aktivitas 5S dengan teratur,
sehingga keadaan yang tidak normal terlihat. Pemantapan bisa
berarti memelihara keadaan tetap bersih, yang dalam konteks 5S,
mencakup pertimbangan seperti warna, bentuk, pakaian, dan
sebagainya yang memberikan suasana bersih. Lebih jauh lagi,
Seiketsu harus dianggap sebagai pengulangan proses pemilahan
(Seiri), penataan (Seiton), dan pembersihan (Seiso), serta sebagai
kesadaran dan aktivitas tetap untuk memastikan bahwa siklus 5S
dijalankan dengan baik.

Gambar II.5 Penerapan Seiketsu


22

e. Shitsuke (training and discipline)


Shitsuke (pembiasaan) merupakan komitmen masing-masing
individu untuk mematuhi peraturan. Tim yang baik bermain dengan
menaati peraturan. Setiap individu harus bekerja sama, berpikir
bersama, dan bertindak bersama untuk membentuk tim yang kuat.
Karena semakin banyak pekerjaan, semakin penting kerja sama
diperlukan. Hal ini disebabkan karena kesalahan terkecil sekalipun
dapat berakibat fatal. Sistem, Prosedur, dan Peraturan harus ketat
dan dipatuhi oleh seluruh anggota tim. Setiap orang harus berhati-
hati untuk melakukan pekerjaan masing- masing dengan benar.
Contoh penerapan dari Shitsuke agar menciptakan lingkungan kerja
yang disipin adalah seperti berikut :
1) Membiasakan (sistematisasi) agar mendapatkan hasil terbaik.
2) Memperbaiki komunikasi serta pelatihan agar memperoleh
mutu yang terjamin.
3) Mengatur sedemikian rupa agar setiap orang merasa
bertanggung jawab atas apa yang mereka kerjakan.

Gambar II.6 Penerapan Shitsuke

II.3.4 Pelaksanaan Kegiatan Pemeliharaan

1. Inspeksi (inspections)
Meliputi kegiatan pengecekan atau pemeriksaan secara berkala
(Routine Schedule Check) bangunan dan peralatan pabrik sesuai dengan
rencana serta kegiatan pengecekan atau pemeriksaan terhadap peralatan
yang mengalami kerusakan.
2. Kegiatan Teknik (Engineering)
23

Meliputi kegiatan percobaan atas peralatan yang baru dibeli dan


kegiatan pengembangan peralatan atau komponen peralatan yang perlu
diganti.
3. Kegiatan produksi
Merupakan kegiatan untuk memperbaiki dan mereparasi mesin dan
peralatan, melaksanakan pekerjaan yang disarankan atau diusulkan
dalam kegiatan inspeksi dan teknik, melaksanakan kegiatan servis dan
pelumasan (lubrication).
4. Pekerjaan Administratif
Kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan mengenai biaya
yang berhubungan kegiatan pemeliharaan, komponen yang dibutuhkan,
waktu yang dilakukannya inspeksi dan perbaikan, serta lamanya
perbaikan tersebut, dan komponen yang tersedia dibagian pemeliharaan.
5. Pemeliharaan Bangunan (House Keeping)
Kegiatan untuk menjaga agar bangunan gedung tetap terpelihara dan
terjamin kebersihannya, meliputi pembersihan dan pengecatan gedung
dan kegiatan pemeliharaan peralatan lain yang tidak termasuk dalam
kegiatan teknik dan produksi dari bagian perawatan
BAB III
PENUTUP

III.1 Saran

Manajemen perbaikan, perawatan, dan pemeliharaan bengkel atau


laboratorium adalah suatu kegiatan yang memiliki banyak efek positif dan
sudah seharusnya dilakukan pada semua bengkel atau laboratorium terutama
pada bengkel Pendidikan baik di Pendidikan sekolah menengah kejuruan
maupun di Perguruan Tinggi, namun dalam kenyataanya tidak sedikit
Lembaga-lembaga Pendidikan yang belum menerapkan manajemen perbaikan,
perawatan, dan pemeliharaan bengkel, sehingga menyebabkan beberapa
permasalahan antarai lain, terdapat peralatan yang rusak dan tidak dapat
berfungsi sehingga keberadaan alat tersebut didalam bengkel memakan ruang
yang cukup banyak, peralatan yang rusak atau berfungsi kurang baik juga
membahayakan bagi pengguna bengkel jika terjadi kecelakaan. Maka dari itu
penulis berharap manajemen perbaikan, perawatan, dan pemeliharaan bengkel
dapat dilaksanakan pada seluruh bengkel atau laboratorium yang ada di
Indonesia terutama pada bengkel atau laboratorium Pendidikan.

III.2 Kesimpulan

Untuk mendapatkan kinerja bengkel yang baik dan dapat beroperasi sesuai
dengan tujuannya maka diperlukan suatu Perbaikan, Perawatan dan
Pemeliharaan, Perbaikan adalah suatu kegiatan mengembalikan peralatan pada
kondisi semula (standar yang diperlukan). Hal ini dapat berupa reparasi ringan
atau penyetelan pada bagian-bagian mesin , Perawatan adalah semua aktivitas
yang dikonsepsikan untuk menjaga, mempertahankan kualitas mesin/peralatan
agar tetap dapat berfungsi dengan baik sesuai kondisi yang dapat diterima. Dan
Pemeliharaan merupakan suatu usaha agar kondisi perlatan/mesin untuk
kegiatan kegiatan produksi dapat berjalan lancar.

Untuk menjaga kondisi peralatan/mesin hal tersebut dilakukan dengan


tujuan sebagai berikut

1. Untuk menghilangkan kerusakan yang timbul ketika proses berjalan.

24
2. Untuk memperpanjang umur penggunaan asset.
3. Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk
produksi dan dapat diperoleh laba yang maksimum.
4. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang
diperlukan dalam keadaan darurat setiap waktu.
5. Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan peralatan
tersebut.
6. Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpanan yang di luar
batas dan menjaga modal yang diinvestasiakn dalam perusahaan
selamawaktu yang ditentukan sesuai dengan kebijakan perusahaan
mengenai investasi tersebut.
7. Untuk mencapai tingkat biaya maintenance secara efektif dan efisien
keseluruhannya.

25
DAFTAR PUSTAKA

MAKALAH MANAJEMEN BENGKEL 2016.


Manajemen Perbaikan Dan Perawatan Mesin.2015.
Nasution, M., Bakhori, A. and Novarika, W. MANFAAT PERLUNYA
MANAJEMEN PERAWATAN UNTUK BENGKEL MAUPUN INDUSTRI. Online.
Pendidikan, K., Kebudayaan, D., Jenderal, D., Dasar, P., Menengah, D.,
Pembinaan, D. and Kejuruan, S.M. 2017. MANAJEMEN BENGKEL DAN
LABORATORIUM YANG SEHAT DAN SELAMAT BERBASIS 5S.
Priyantoro, A.K., Achmad, N. and Fatra, F. 2021. PELAKSANAAN MANAJEMEN
BENGKEL NASMOCO SALATIGA.
Sukopriyanto, A., Rahayuningsih, S. and Komari, A. 2019. Perancangan
Penjadwalan Perawatan Mesin Bubut Dengan Metode Reliability Centered
Maintenance (RCM) Di Bengkel Pemesinan SMK Negeri 1 Kediri. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Teknik Industri Universitas Kadiri 1(Januari), pp. 13–23. Available at:
http://ojs.unik-kediri.ac.id/index.php/jurmatis/index.

26

Anda mungkin juga menyukai