OLEH :
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat rahmat dan hidayah-nya lah sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan
ini dengan waktu yang tepat. Tanpa bantuan dari teman – teman isaya sebagai
penyusun atau penulis tugas besar ini tidak akan sanggup menyelesaikan tugas ini
dengan baik dan tepat waktu. Shalawat serta salam saya haturkan kepada junjungan
kita Nabi Besar Muhammad Shallallahu’alaihi wasalam dan untuk para keluarga,
sahabat dan pengikut – pengikutnya yang setia mendampingi beliau.
Selaku penulis tak lupa pula mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas
limpahan nikmatnya yang telah diberikan yaitu berupa sehat fisik maupun akal
pikiran, sehingga saya mampu menyusun serta menyelesaikan pembuatan Laporan ini
guna dalam memenuhi tugas dari mata kuliah Perancangan Tata Letak Fasilitas
Selaku penulis menyadari bahwa tentunya laporan ini masih belum di katakan
sempurna dan juga masih banyak kekeliruan yang terdapat di dalamnnya. Tidak lupa
pula penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak khususnya kepada Dosen
Mata kuliah Perancangan Tata Letak Fasilitas ini iyang mana telah membimbing
kami dalam penyusunan laporan ini, sehingga bisa selesai tepat waktu.
Demikian Laporan ini dibuat semoga dapat bermanfaat dan berguna sebagai
mana mestinya bagi para pembaca.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1
1.3 Tujuan..................................................................................................................2
1.4 Manfaat................................................................................................................2
ii
3.6.2 From To Chart dan Layout Sesudah..........................................................12
BAB VI PENUTUP....................................................................................................14
4.1 Kesimpulan........................................................................................................14
4.2 Saran..................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam suatu industri tata letak fasilitas merupakan salah satu faktor yang
berperan penting dalam efisiensi perusahaan. Tata letak fungsi tujuan, misalnya total
jarak atau total biaya perpindahan material. Pengaturan tata letak fasilitas dan area
kerja yang ada merupakan masalah yang sering dijumpai dalam suatu industri. Tata
letak yang kurang baik mengakibatkan aliran bahan kurang teratur sehingga
menimbulkan gerakan bolak-balik dan transportasi yang berlebihan, tingkat
performasi kinerja pun kurang optimal. RM. Geprek REJO merupakan UMKM yang
bergerak dalam bidang makanan terutama pembuatan ayam geprek. Pada awalnya
Rumah Makan ini hanya memproduksi satu menu saja yaitu ayam geprek, tetapi
setelah beberapa bulan rumah makan ini menambah beberapa menu makan lagi,
seperi bakso, ayam lalapan dn nasi goreng. Rumah makan ini juga menyediakan
minuman berupa ES teh dan ES nutrisari
Menurut Sritomo Wignjosoebroto (2009), secara garis besar tujuan utama dari
tata letak pabrik ialah mengatur area kerja dan segala fasilitas produksi yang paling
ekonomis untuk operasi produksi, aman, dan nyaman sehingga akan dapat digunakan
untuk menaikkan moral kerja dan performansi kerja darioperator. Tata letak yang
baik dari segala fasilitas produksi dalam suatu pabrik adalah dasar untuk membuat
operasi kerja menjadi lebih efektif dan efisien serta menjaga kesuksesan kerja suatu
industri (Wignjosoebroto, 2009). Tujuan strategi tata letak adalah membangun tata
letak yang ekonomis yang memenuhi kebutuhan persaingan perusahaan Desain tata
letak harus mempertimbangkan tercapainya kondisi-kondisi berikut ini (Heizer &
Reinder, 2012, p.532) ; 1) Utilisasi ruang, peralatan, dan orang yang lebih tinggi. 2)
Aliran informasi, barang, atau orang yang lebih baik. 3) Moral karyawan yang lebih
baik, juga lingkungan kerja yang aman. 4) Interaksi dengan pelanggan yang lebih
baik. 5) Fleksibilitas
Tata letak yang baik akan memberikan aliran bahan yang efisien, jarak
pemindahan bahan yang lebih pendek, dan ongkos pemindahan bahan yang
1
minimum. Seperti yang diungkapkan oleh James M. Apple, tujuan keseluruhan
rancang fasilitas adalah membawa masukan (bahan-bahan) melalui setiap fasilitas
dalam waktu tersingkat yang memungkinkan. (Apple 1990: 2) [4]. Nilai-nilai yang
menunjukkan derajat hubungan dicatat sekaligus dengan alasanalasan yang
mendasarinya dalam sebuah peta hubungan aktivitas (Di et al. 2021)
1.3 Tujuan
1. Mengetahu bagaimana solusi yang di berikan terhadap permasalan UMKM
tersebut
2. Mengetahui bagaimana penerapan Activity Relation Chart (ARC) dan
Activity Relationship Diagram (ARD) pada pembuatan layout
3. Mengetahu bagaimana Perbandingan From To Chart Layout Sebelum dan
Sesudah
1.4 Manfaat
1. Bagi Mahasiswa, yaitu bisa mengimplementasikan ilmu-ilmu yang telah di
dapatkan pada saat proses pembelajaran.
2. Bagi UMKM, yaitu untuk membantu memperbaiki tataletak yang kurang
efisien terhadap UMKM tersebut.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Tata Letak (Layout)
Tata letak (layout) atau pengaturan dari fasilitas produksi dan area kerja yang
ada merupakan landasan utama dalam dunia industri. Pada umumnya tata letak pabrik
yang terencana dengan baik akan ikut menentukan efisiensi dan dalam beberapa hal
akan juga menjaga kelangsungan hidup ataupun kesuksesan kerja suatu industri.
Tata letak fasilitas produksi mempunyai dampak tehadap proses oprasi
perusahaan, terutama dalam hal ditinjau dari segi kegiatan atau proses produksi salah
satunya perpindahan material dari satu unit ke unit lainya, sampai material tersebut
menjadi barang jadi.
Hal ini terlihat aktivitas pemindahan (movement) sekurang-kurangnya satu
dari tiga elemen dasar sistem produksi, meliputi bahan baku, orang (pekerja) dan
peralatan produksi. Bahan baku akan lebih sering dipindahkan mulalui beberapa
tahap untuk di proses, sampai akhirnya dipindahkan ke unit pengudangan barang jadi.
Oleh karena itu perlu adanya suatu pertimbangan bagaimana membuat atau
mendesain tata letak fasilitas yang lebih efektif dan efesien.
Menurut Ramos et al. (2012), sistem material handling yang kurang sistematis
menjadi masalah yang cukup besar dan menggangu kelancaran terhadap proses
produksi sehingga dapat memepengaruhi suatu sistem secara menyeluruh. Maka
diperlukan penanganan tata lelak fasilitas yang dapat menunjang aspek kelancaran
aliran bahan.(Purnomo, Rusdianto, and Hamdani 2019)
2.2 Metode Activity Relationship Chart (ARC)
Metode Activity Relationship Chart (ARC) atau derajat hubungan keterkaitan
adalah suatu teknik untuk merencanakan keterkaitan antara stasiun kerja berdasarkan
derajat hubungan kegiatan yang dinyatakan penilaian dengan menggunakan huruf dan
angka yang menunjukkan alasan untuk sandi tersebut.
Nilai-nilai yang menunjukkan derajat hubungan dicatat sekaligus dengan
alasan-alasan yang mendasarinya dalam sebuah peta hubungan aktivitas (Activity
Relationship Chart) yang telah dikembangkan oleh Richard Muther (1973) dalam
2
Wignjosoebroto (2000: 199). Suatu peta hubungan aktivitas dapat dikontruksikan
dengan prosedur sebagai berikut:
1) Identifikasi semua fasilitas kerja atau departemen-departemen yang akan diatur
tata letaknya dan dituliskan daftar urutannya dalam peta.
2) Lakukan interview (wawancara) atau survey terhadap karyawan dari setiap
departemen yang tertera dalam daftar peta dan juga dengan manajemen yang
berwenang.
3) Definisikan kriteria hubungan antar departemen yang akan diatur letaknya
berdasarkan derajat keterdekatan hubungan serta alasan masing-masing dalam
peta. Selanjutnya tetapkan nilai hubungan tersebut untuk setiap hubungan aktivitas
antar departemen yang ada dalam peta.
4) Diskusikan hasil penilaian hubungan aktivitas yang telah dipetakan tersebut
dengan kenyataan dasar manajemen. Secara bebas beri kesempatan untuk evaluasi
atau perubahan yang lebih sesuai. Checking, rechecking dan tindakan koreksi
perlu dilakukan agar ada konsistensi atau kesamaan persepsi dari mereka yang
terlibat dalam hubungan kerja. (Safitri, Ilmi, and Kadafi 2017)
2.3 Activity Relationship Diagram (ARD)
Activity Relationship Diagram (ARD) adalah diagram hubungan antar
aktivitas (departemen/mesin) berdasarkan tingkat prioritas kedekatan, sehingga
diharapkan ongkos handing minimum. Dasar untuk membuat ARD adalah TSP, jadi
yang menempati prioritas pertama pada TSP harus didekatkan letaknya lalu diikuti
prioritas berikutnya. Area pada ARD diasumsikan sama, baru pada revisi disesuaikan
berdasarkan ARD lini dan areanya sesuai dengan luas dari masing-masing aktivitas
yang terpencil dengan skala tertentu. Warna yang digunakan dalam pembuatan ARD
sebagai berikut:
Dept. Pabrikasi menggunakan warna biru langit
Dept. Assembling menggunakan warna hijau
Dept. Receiving menggunakan warna kuning
Dept. Shipping menggunakan warna merah
3
2.4 From To Chart (FTC)
From To Chart (FTC) kadang disebut pula sebagai trip Frequency Chart atau
Travel Chart yaitu suatu teknik konfensional yang umum digunakan untuk
perencanaan tata letak pabrik dan pemindahan bahan dalamsuatu proses
produksi.Teknik ini sangat berguna untuk kondisi-kondisi dimana banyak items
yangmengalirmelalui suatu area seperti job shop, bengkel permesinan, kantor dan
lain-lain. Padadasarnya from to chart merupakan adaptasi dari “Mileage Chart”
yangumumnyadijumpai pada suatu peta perjalanan (road map), angka-angka yang
terdapat dalamsuatu From To Chart akan menunjukkan total dari berat beban yang
harus dipindahkan,jarak perpindahan bahan, volume atau kombinasi-kombinasi dari
faktor-faktor ini (Handayani 2018)
4
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Profil UMKM
Umkm Geprek Rejo terletak di Jl. Pangeran Hidayat, Dulalowo Timur, Kec.
Kota Tengah, Kota Gorontalo Kota Gorontalo tepatnya di Desa Bongopini. UMKM
Tahu Bongopini merupakan usaha yang bergerak dalam bidang industri makanan
yaitu makanan Ayam Geprek, yang memiliki peran yang sangat penting untuk
kebutuhan pangan masyarakat Gorontalo.
5
3.2 Layout Sebelum dan Sesudah
3.2.1 Layout Sebelum
Keterangan :
1. Lemari penyimpanan
2. Meja adonan tepung
3. Meja goreng
4. etalase Penyimpanan
5. Meja Penggeprekan
6. Meja pencampuran dan pembutan rica grprek
6
3.2.2 Layout Sesudah
mengetahui proses produksi dapat dilakukan secara berurutan. UMKM ini juga
untuk ayam yang telah digoreng, serta menambahkan beberapa meja dan kursi
7
makan dan westafel cuci tangan, dan merubah tata letak meja adonan tepung agar
3. Menambah tenaga kerja sehingga dapat memproduksi lebih banyak, terutama tenaga
kerja pada prosses penggorengan karena menurut hasil pengamatan di geprek rejo
secara maksmal. dan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan proses produksi
8
Gambar 4. ARC UMKM RM. Rejo
Keterangan :
1. Lemari penyimpanan
2. Meja adonan tepung
3. Meja goreng
9
4. etalase Penyimpanan
5. Meja Penggeprekan
6. Meja pencampuran dan pembutan rica grprek
10
3.6.1 From To Chart dan Layout Sebelum
11
Gambar 8. Rekapitulasi Perhitungan From To Chart Sebelum
3.6.2 From To Chart dan Layout Sesudah
12
5. Meja Penggeprekan
6. Meja pencampuran dan pembutan rica grprek
7. Etalase
13
BAB VI
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setelah mengikuti setiap tahapan-tahapan yang telah dilakukan dari metode
yang digunakan dalam kasus Rumah Makan Geprek Rejo ini, maka penelitian yang di
lakukan menghasilkan sebuah alternatif yang di dapat dari hasil evaluasi yaitu
perancangan ulang tata letak fasilitas agar lebih efesien serta penambahan beberapa
fasilitas yang dapat meminmalisirkan jarak jarak stasiun kerja yang cukup jauh.
4.2 Saran
Saran yang dapat di berikan yaitu agar lebih memperhatikan tata letak serta
penempatan beberapa fasilitas agar dapat mempermudah dalam melakukan pekerjaan.
14
DAFTAR PUSTAKA
Di, Blocplan, C. V Arto, A. Rozak, A. D. Kristanto, G. S. Raharjo, and N. A. Saleh.
2021. “Penerapan ARC Dan ARD Untuk Membuat Rancangan Layout Fasilitas
Pada Pabrik Kerupuk Menggunakan BLOCPLAN Di CV Arto Moro.” 2(2):145–
49.
Handayani, Dewita. 2018. “Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Pada
Ud. Mapan Jaya.” Undergraduate Thesis 10–27.
Purnomo, Bambang Herry, Andrew Setiawan Rusdianto, and Muhammad Hamdani.
2019. “Desain Tata Letak Fasilitas Produksi Pada Pengolahan Ribbed Smoked
Sheet (RSS) Di Gunung Pasang Panti Kabupaten Jember.” Jurnal Agroteknologi
7(2):167–77.
Safitri, Nadia Dini, Zainal Ilmi, and M. Amin Kadafi. 2017. “Analisis Perancangan
Tataletak Fasilitas Produksi Menggunakan Metode Activity Relationship Chart (
ARC ) Analysis of Layout of Production Facility Using Activity Relationship
Chart ( ARC ).” Jurnal Manajemen 9(1):38–47.
15
16