Anda di halaman 1dari 26

ASPEK TEKNIS DAN PRODUKSI RENCANA BISNIS PADA USAHA

LAUNDRY ART EXPRESS

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Studi Kelayakan Bisnis

Manajemen Bisnis S1 Semester VII / 2021

Dosen Pengampu : Dedi Trisnadi, SE., MM.

Disusun Oleh :

Kelompok 36 MB Pagi – A

Ayuni Febrianti (185210152)

Rahmah Fauziah Hasibuan (185210080)

Tasya Pricilia (185210169)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS S-1

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI DAN BISNIS (STIEB) PERDANA


MANDIRI

2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa
selesai pada waktunya. Makalah tentang “Aspek Teknis dan Produksi Rencana Bisnis pada
Usaha Laundry ART Express” ini disusun dengan bertujuan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Studi Kelayakan Bisnis dan diharapkan melalui makalah ini, kami pelaku penulis dapat
lebih memahami Studi Kelayakan Bisnis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang memberikan semangat dan
motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini. Tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih
kepada dosen yang telah membingbing kami agar dapat mengerti tentang bagaimana cara
menyusun makalah. Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman untuk para pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Semoga makalah kami dapat bermanfaat untuk para pembaca sekalian, kami yakin masih
banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Purwakarta, 13 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i


DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 3
1.3 Tujuan............................................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 4
2.1 Pengertian Aspek Teknis/Operasi .................................................................................... 4
2.2 Tujuan Aspek Teknis / Operasi ........................................................................................ 6
2.3 Penentuan Lokasi Usaha .................................................................................................. 6
2.4 Metode Penilaian Lokasi .................................................................................................. 9
2.5 Luas Lokasi .................................................................................................................... 12
2.5.1 Tujuan Penentuan dan Pemilihan Lokasi ................................................................ 13
2.5.2 Jenis-jenis Lokasi .................................................................................................... 13
2.5.3 Aspek-aspek Pemilihan Lokasi ............................................................................... 14
2.5.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Lokasi .............................................................. 15
2.6 Tata Letak (Layout) ........................................................................................................ 17
2.7 Pemilihan teknologi........................................................................................................ 20
BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 22
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 22
3.2 Saran ............................................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. iii

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perubahan gaya hidup dan tuntutan ekonomi pada zaman modern seperti sekarang ini,
menuntut agar seseorang dapat mengatur waktunya se-efisien mungkin, baik dalam urusan
pribadi maupun pekerjaan mereka. Dengan semakin banyaknya kegiatan, maka beberapa
urusan di dalam rumah kurang menjadi perhatian karena lelah setelah seharian beraktifitas.
Kemajuan teknologi juga memberikan pengaruh terhadap gaya hidup masyarakat sekarang
terutama di kota besar yang mana masyarakat menginginkan agar semua hal yang dilakukan
serba praktis dan cepat. Perubahan gaya hidup yang demikian menyebabkan adanya tuntutan
kepraktisan dalam menjawab kebutuhan pribadi mereka, misalnya dalam hal mencuci pakaian
dan menyetrika.
Dengan adanya hal ini, maka perlahan-lahan mulai berkembanglah suatu pelayanan jasa
yang memberikan kemudahan dalam hal pencucian pakaian, yang disebut dengan Jasa
Laundry. Bisnis ini biasanya menjamur di daerah yang banyak terdapat kos-kosan, rumah
kontrakan, dan perumahan, dimana mereka tak sempat atau tak bisa melakukan cuci dan setrika
pakaian sendiri.
Selain karena perubahan gaya hidup juga karena tuntutan kesibukan yang memakan waktu
dan tenaga. Karyawan dan mahasiswa bahkan ibu rumah tangga yang merasa tidak memiliki
waktu untuk mencuci pakaian karena energi mereka sudah digunakan untuk aktifitas yang
padat, sehingga lebih memilih menyerahkan pakaiannya pada jasa laundry. Oleh karena
tingginya kebutuhan orang dengan jasa laundry itulah yang menyebabkan bisnis laundry
berkembang pesat pada lingkungan masyarakat umum.
Layanan laundry pada dasarnya adalah sebuah penyedia jasa mencuci pakaian yang
harganya dipatok menurut bobot per kilogram pakaian yang dicuci. Semakin berat bobotnya
maka semakin besar pula ongkos yang diberikan oleh pelanggan. Hasil yang memuaskan pada
cucian tentunya memberikan keuntungan yang besar bagi usaha jasa laundry.
Tidak bisa dipungkiri, setiap pelaku usaha yang bergerak di bidang jasa khususnya laundry
menginginkan usahanya bertahan dan berkembang dengan baik dari waktu ke waktu. Untuk
mencapai tujuan tersebut dalam praktiknya tidaklah semudah yang dibayangkan. Terkadang
ada saja hambatan-hambatan dan resiko yang timbul selama bisnis berjalan. Untuk
menghindari hal tersebut maka perlu dilakukan sebuah studi kelayakan bisnis. Kasmir dan

1
Jakfar (2003:1) dalam bukunya yang berjudul Studi Kelayakan Bisnis Edisi Kedua menjelaskan
bahwa salah satu tujuan dilakukannya studi kelayakan bisnis adalah untuk mencari jalan keluar
agar dapat meminimalkan hambatan dan resiko yang mungkin timbul pada masa yang akan
datang. Menurut Sutrisno (2015:4) studi kelayakan bisnis akan menjadi dasar untuk
menentukan apakah sebaiknya bisnis (investasi) yang akan dijalankan layak untuk
dilaksanakan atau sebaliknya tidak layak untuk dilaksanakan. Sutrisno (2015:12) juga
menjelaskan bahwa studi kelayakan bisnis secara lengkap menyajikan berbagai aspek yang
akan dipelajari meliputi aspek teknik atau produksi.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik melakukan studi kelayakan bisnis
di Laundry ART Express untuk mengetahui aspek teknis dan produksi yang tepat diterapkan
dalam usaha tersebut.

2
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian aspek teknis/operasi?
2. Apa tujuan aspek teknis/operasi?
3. Bagaimana penentuan lokasi usaha?
4. Bagaimana metode penilaian lokasi usaha?
5. Apa yang dimaksud luas lokasi?
6. Apa yang dimaksud tata letak (layout)?
7. Apa saja yang perlu diperhatikan dalam pemilihan teknologi?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian aspek teknis/operasi
2. Untuk mengetahui tujuan aspek teknis/operasi
3. Untuk mengetahui cara penentuan lokasi usaha
4. Untuk mengetahui metode-metode penilaian lokasi usaha
5. Untuk mengetahui luas lokasi
6. Untuk mengetahui tata letak (layout)
7. Untuk mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan teknologi

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Aspek Teknis/Operasi


Aspek teknis atau operasi juga dikenal sebagai aspek produksi. Penilaian kelayakan
terhadap aspek ini sangat penting dilakukan sebelum perusahaan dijalankan. Penentuan
kelayakan teknis atau operasi perusahaan menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan
teknis/operasi, sehingga apabila tidak dianalisis dengan baik, maka akan berakibat fatal bagi
perusahaan dalam perjalanannya di kemudian hari.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam aspek ini adalah masalah penentuan lokasi, luas
produksi, tata letak (layout), penyusunan peralatan pabrik, dan proses produksinya termasuk
pemilihan teknologi. Kelengkapan kajian aspek operasi sangat tergantung dari jenis usaha yang
akan dijalankan, karena setiap jenis usaha memiliki prioritas tersendiri.

Jadi, analisis dari aspek operasi adalah untuk menilai kesiapan perusahaan dalam
menjalankan usahanya dengan menilai ketepatan lokasi, luas produksi, dan layout serta
kesiagaan mesin-mesin yang akan digunakan.

Penentuan lokasi misalnya perlu dilakukan dengan pertimbangan yang matang.


Pemilihan lokasi terdiri dari lokasi untuk kantor pusat, cabang, gudang, dan pabrik. Dalam
kaitannya dengan studi kelayakan bisnis hal yang paling kompleks dan rumit adalah penentuan
lokasi pabrik, mengingat banyaknya pertimbangan yang harus diperhitungkan sebelum suatu
lokasi pabrik diputuskan. Pertimbangannya adalah apakah dekat bahan baku atau dekat pasar
atau dekat konsumen. Kemudian, dalam melakukan pertimbangan adalah faktor biaya yang
harus dikeluarkan untuk suatu lokasi. Penilaian lokasi pabrik nantinya dapat dilakukan dengan
hasil penilaian value, perbandingan biaya, atau analisis ekonomi (economic analysis),
tergantung dari keinginan pihak yang melakukannya.

Kemudian, penentuan luas produksi yaitu berapa jumlah produksi yang dihasilkan
dalam waktu tertentu dengan biaya yang paling efisien, sehingga dapat diperoleh profit margin
yang tinggi.

Demikian pula penentuan layout untuk pabrik yang akan didirikan juga
mempertimbangkan banyak faktor. Misalnya, proses produksi yang akan dijalankan.
Kemudian yang tidak kalah pentingnya adalah penyusunan peralatan mesin di dalam gedung
tersebut. Pilihan yang ada apakah proses layout atau produk layout. Penilaian ini tentunya tidak

4
dilakukan secara serampangan, tetapi dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti produk
yang dihasilkan atau ragam produk.

Selanjutnya adalah pemilihan teknologi melalui proses produksi yang diinginkan,


apakah continuous process atau intermitten process. Pemilihan proses produksi biasanya
terkait dengan teknologi yang diinginkan apakah padat karya atau padat modal. Untuk negara
berkembang seperti Indonesia biasanya lebih diutamakan teknologi padat karya, mengingat
tingginya tingkat pengangguran di negeri ini.

Terakhir adalah penentuan metode persediaan yang akan digunakan nantinya. Metode
persediaan yang akan digunakan tergantung dari jenis usaha yang dijalankan. Secara
keseluruhan aspek operasi ini akan dinilai bekerja secara efisien atau tidak, karena pada
akhirnya efisiensilah yang akan menentukan salah satu faktor besar kecilnya laba yang akan
diperoleh perusahaan.

Di dalam rencana membangun bisnis, pelaku bisnis harus menyusun studi kelayakan
bisnis dan perlu mempertimbangkan aspek teknis dan produksi secara tepat dan benar karena
kesalahan dalam menentukan aspek ini juga mengakibatkan perusahaan mengalami kegagalan.
Banyak perusahaan yang telah jalan, namun aspek ini masih merupakan masalah yang
memerlukan pemecahan karena kesalahan memperhitungkan aspek teknis secara tepat dan
benar pada saat pendirian usaha, seperti tidak tepatnya lokasi perusahaan, terbatasnya bahan
baku, besarnya ongkos angkut, tidak cocoknya teknologi yang digunakan, mahalnya biaya
tenaga kerja, dan lain sebagainya.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa aspek teknis sangat penting
untuk diperhitungkan agar perusahaan dapat mencapai keberhasilan usahanya.

5
2.2 Tujuan Aspek Teknis / Operasi
Tiap aspek memiliki tujuan tertentu, ada beberapa hal yang akan dicapai dalam penilaian
aspek teknis/ operasi khususnya dalam bisnis “Laundry ART Express”, antara lain :

o Agar bisnis “Laundry ART Express” dapat menentukan lokasi yang tepat untuk lokasi
outletnya.
o Agar bisnis “Laundry ART Express” dapat menentukan layout yang sesuai dengan proses
produksi yang dipilih sehingga dapat memberikan efisiensi.
o Agar bisnis “Laundry ART Express” bisa menentukan teknologi yang paling tepat dalam
menjalankan produksinya.
o Agar bisnis “Laundry ART Express” bisa menentukan metode persediaan yang paling
banyak untuk dijalankan sesuai dengan bidang usahanya.
o Agar bisnis “Laundry ART Express” dapat menentukan kualitas tenaga kerja sekarang dan
dimasa yang akan datang.

2.3 Penentuan Lokasi Usaha


Penentuan lokasi usaha sangat penting karena apabila suatu usaha salah dalam menentukan
lokasi yang dipilih akan mengakibatkan terjadinya peningkatan biaya yang harus dikeluarkan.
Harga produk yang akan dipasarkan nantinya juga sangat tergantung pada lokasi usaha yang
dipilih, karena harga pasar akan terpengaruh dengan jarak lokasi usaha dengan pasar.
Selanjutnya akan sangat terkait dengan kemampuan bersaing barang yang diproduksi yang
nantinya akan berpengaruh terhadap laba perusahaan.

Penentuan lokasi yang tepat akan memberikan keuntungan bagi suatu usaha, baik dari sisi
finansial maupun nonfinansial, misalnya: dapat memberikan pelayanan kepada konsumen
dengan lebih memuaskan, kemudahan untuk memperoleh tenaga kerja yang diinginkan baik
secara kuantitas maupun kualifikasinya, memudahkan dalam memperoleh bahan baku atau
bahan lainnya dalam jumlah yang diinginkan dalam jangka waktu yang sudah diperhitungkan,
kemudahan dalam memperluas lokasi usaha, karena sejak awal sudah dipertimbangkan
kebutuhan lahan yang dibutuhkan, mempunyai prospek nilai ekonomis yang tinggi di masa
yang akan datang, meminimalisasi konflik terutama dengan masyarakat setempat, serta adanya
dukungan pemerintah terhadap usaha yang akan dijalankan.

Untuk mempertimbangkan lokasi yang dipilih harus disesuaikan dengan keperluan usaha,
misalnya untuk lokasi pabrik, lokasi kantor pusat, lokasi kantor pemasaran, lokasi gudang, dan

6
lainnya. Sebenarnya terdapat beberapa pertimbangan yang harus diketahui dalam penentuan
lokasi, namun pada garis besarnya terdapat dua pendekatan sebagai berikut.

1. Pendekatan berdasarkan kedekatan dengan bahan baku atau bahan mentah. Pendekatan
penentuan lokasi ini didasarkan pada bahwa sebaiknya lokasi perusahaan ditentukan di
daerah bahan baku. Dengan demikian biaya angkut dari bahan baku dari sumbernya ke
pabrik seefisien mungkin. Jadi, pertimbangannya adalah biaya angkut bahan baku yang
semurah mungkin
2. Pendekatan berdasarkan kedekatan dengan daerah pemasaran. Berdasarkan pendekatan ini,
maka perusahaan harus ditempatkan di daerah pemasaran. Pertimbangannya adalah
efisiensi pengangkutam hasil produksi dari pabrik ke daerah pemasaran.

Dalam penentuan lokasi usaha kita harus memperhatikan beberapa hal agar lokasi yang
dipilih bisa strategis dan usaha yang dijalankan berjalan lancar sehingga bisa mendapatkan
banyak pelanggan. Untuk penentuan lokasi usaha bisnis “Laundry ART Express” sendiri
memperhatikan beberapa hal, yaitu :

o Menentukan target market


Target market kami yaitu perumahan karena mayoritas yang tinggal diperumahan itu para
pekerja dimana waktu untuk membersihkan pakaian akan lebih sedikit, maka dari itu
laundry kami termasuk ‘Laundry Express’ yang bisa melayani pelanggan dengan waktu
yang lebih cepat dan singkat.
o Pusat keramaian
Lokasi yang kami pilih yaitu dekat dengan jalan raya dan strategis, dimana itu merupakan
pusat keramaian dan banyak orang yang hilir balik untuk beraktifitas dan berbelanja. Lokasi
tersebut mempunyai peluang yang tinggi untuk kemajuan suatu usaha. Semakin tinggi
tingkat kepadatan penduduk di suatu lokasi, maka semakin besar pula peluang dan tingkat
kesuksesan usaha café yang kita buat.
o Akses
Akses bisnis “Laundry ART Express” yaitu offline dengan memiliki outlet sendiri, dan
online agar bisa dijangkau pelanggan dengan radius lebih dari 10 km, karena dapat dilihat
dijaman sekarang mayoritas orang sudah bisa mengakses media sosial manapun sehingga
akan lebih mudah untuk mempromosikan bisnis yang kami jalankan.

7
o Kompetitor
Sebelum penentuan lokasi, kita lihat juga kompetitor yang ada disekitar dan kenali jenis
kompetitor usahanya seperti apa, ada atau tidaknya kompetitor itu mempengaruhi bisnis
yang akan dibangun disana, namun dalam bisnis “Laundry ART Express” yang kami
jalankan walaupun disana banyak kompetitor kami akan bersaing sehat dengan kualitas dan
pelayanan yang kami punya.
o Brand Image
Dalam penentuan brand image, kami perhatikan dengan detail karena bisnis yang kami
jalankan termasuk ‘Laundry’ dimana pelayanan utama yang diberikan yaitu kebersihan,
maka dari itu kami lihat lokasinya usaha tersebut bersih atau tidak, jika kita membangun
disamping bengkel maka image yang terlihat oleh pelanggan tidak akan bagus karena
bengkel terkesan kotor karena banyak oli dan polusi knalpot karena pelayanan disana yaitu
menangani kendaraan yang rusak.
o Perijinan
Perijinan yang dilakukan bisnis “Laundry ART Express” yaitu dengan meminta ijin kepada
RT/RW disekitar lokasi, itu juga termasuk salah satu kami mempromosikan bisnis yang
akan dijalankan disana.

8
2.4 Metode Penilaian Lokasi
Penentuan suatu lokasi bukanlah pekerjaan yang mudah pertimbangan harus dinilai secara
matang. Untuk menilai lokasi yang sesuai dengan keinginan perusahaan dapat digunakan
berbagai metode sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Paling tidak ada tiga metode yang dapat digunakan dalam menilai suatu lokasi sebelum
diputuskan yakni:
1. Metode penilaian hasil value : mempertimbangkan target pasar, transportasi yang mudah
dijangkau, tenaga kerja yang berkualitas serta bahan baku.
2. Metode perbandingan biaya (cost comparison method) : biaya operasional, listrik dan air,
bahan baku, standarisasi gaji tenaga kerja, biaya umum, serta biaya-biaya lainnya yang
kemungkinan besar dibutuhkan dari proses produksi hingga pendistribusian.
3. Metode analisis ekonomi (economic analysis method) : pajak yang harus dibayarkan, sikap
masyarakat terhadap adanya pabrik atau perkantoran di sekitar pemukiman mereka, biaya
sewa alat atau gedung, biaya air, listrik, dan lain sebagainya.

Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam metode penilaian hasil value antara
lain:

1. Pasar
2. Bahan baku
3. Transportasi
4. Tenaga kerja
5. Pertimbangan lainnya

Adapun faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam metode perbandingan biaya


antara lain:

1. Bahan baku
2. Bahan bakar dan listrik
3. Biaya operasi
4. Biaya umum

Kemudian faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam metode analisis ekonomi


antara lain:

1. Biaya sewa
2. Biaya tenaga kerja
3. Biaya pengangkutan

9
4. Biaya bahan bakar dan listrik
5. Pajak
6. Perumahan
7. Sikap masyarakat

Metode penilaian lokasi ini sangat penting, karena didalam faktor planning hal yang
pertama disebutkan yaitu penentuan lokasi usaha, dalam penilaian lokasi bisnis “Laundry ART
Express” kita menggunakan metode :
o Metode Penilaian Hasil Value
Dalam penilaian hasil value, bisnis “Laundry ART Express” perlu dalam penentuan target
pasar, pusat keramaian, akses, kompetitor, brand image dan perijinan. Lokasi terpilih adalah
lokasi yang memiliki nilai yang paling tinggi, nilai yang dimaksud ini adalah nilai kebutuhan
bisnis.

Tempat A Tempat B
No Faktor Nilai (Dekat (Dekat
Ideal Kost) Perumahan)
1 Menentukan target 90 70 80
market
2 Pusat keramaian 60 40 55
3 Akses 70 54 60
4 Kompetitor 70 51 65
5 Brand Image 80 70 60
6 Perijinan 60 50 55
Jumlah 430 335 375

Dari hasil penilaian diatas, maka lokasi yang lebih bagus yaitu dekat dengan perumahan
karena jumlah hasilnya yaitu 375 lebih besar dibandingkan lokasi dekat kost dengan jumlah
335.

o Metode Pemeringkatan Faktor


Adalah suatu pendekatan yang berguna untuk mengevaluasi dan membandingkan
berbagai alternatif. Metode ini memberikan suatu landasan rasional dalam menganalisis dengan
memberikan bobot terhadap faktor yang dipertimabangkan, selain factor kuantitatif juga faktor

10
kualitatif. Faktor kualitatif di kuantitatifkan dengan pendekatan nilai tertimbang (weighted
score). Prosedur penyusunan pemeringkatan faktor (factor rating), antara lain:
1. Tentukan faktor-faktor yang relevan, misal: lokasi pasar, bahan baku, dan air).
2. Berikan bobot setiap faktor yang menunjukan tingkat kepentingan. Jumlah bobot total
100% atau 1.
3. Tentukan skala penilaian terhadap faktor, misal: 1 – 10 atau 1 – 100.
4. Berikan nilai pada setiap alternatif lokasi.
5. Kalikan bobot dengan nilai setiap faktor, dan jumlahkan setiap alternatif lokasi.
6. Pilih lokasi dengan nilai tertimbang yang terbesar.
Faktor % Bobot Skor Penilaian (N) Skor Tertimbang (B x N)
(B) Tempat A Tempat B Tempat A Tempat B
Letak Outlet 15 30 40 4 6
Tenaga listrik 25 40 60 10 15
Ketersediaan air 30 60 40 18 12
Letak bahan baku 20 35 60 7 12
Tenaga kerja 10 75 50 7 5
Total 100 46 50

Dari tabel diatas, lokasi B merupakan lokasi terpilih untuk bisnis “Laundry ART Express”
karena memiliki skor tertimbang yang lebih besar dibandingkan lokasi A.
o Analisis Volume-Biaya
Merupakan analisis untuk membuat perbandingan ekonomi terhadap alternatif-
alternatif lokasi. Dapat juga disebut analisa titik impas. Dilakukan dengan mengidentifikasi
biaya tetap dan biaya variabel serta di plot dalam grafik untuk setiap lokasi, sehingga dapat
ditentukan alternatif mana yang memiliki total biaya yang paling rendah. Analisis ini dapat
dilakukan secara grafik maupun matematis. Pendekatan grafik mempunyai keuntungan dengan
memberikan gambaran kisaran jumlah dari setiap lokasi yang dapat dipilih.
Proses untuk melakukan analisis ini adalah sebagai berikut :
1. Tentukan biaya tetap dan biaya variabel untuk setiap alternatif.
2. Plot garis total biaya untum setiap alternatif pada grafik yang sama.
3. Pilih alternatif lokasi yang mempunyai total biaya terendah untuk tingkat volume produksi
yang dikehendaki.

11
2.5 Luas Lokasi
Lokasi adalah tempat suatu usaha atau aktivitas perusahaan beroperasi dan melakukan
kegiatan untuk menghasilkan barang, jasa atau tempat konsumen untuk datang dan berbelanja.
Pemilihan dan penentuan lokasi merupakan ilmu penyelidikan tata ruang (spartial order) suatu
kegiatan ekonomi. Pemilihan suatu lokasi usaha yang strategis dan tepat sangat menentukan
keberhasilan suatu usaha di masa yang akan datang.

Lokasi usaha adalah hal utama yang perlu dipertimbangkan. Lokasi strategis menjadi salah
satu faktor penting dan sangat menentukan keberhasilan suatu usaha. Dalam memilih lokasi
usahanya, pemilik lokasi usaha harus mempertimbangkan faktor-faktor pemilihan lokasi,
karena lokasi usaha adalah aset jangka panjang dan akan berdampak pada kesuksesan usaha itu
sendiri.

Berikut definisi dan pengertian lokasi usaha dari beberapa sumber buku:

• Menurut Swastha (2000), lokasi adalah tempat dimana suatu usaha atau aktivitas usaha
dilakukan. Pemilihan lokasi mempunyai fungsi yang strategis karena dapat ikut menentukan
tercapainya tujuan badan usaha.

• Menurut Alma (2003), lokasi adalah tempat perusahaan beroperasi atau tempat perusahaan
melakukan kegiatan untuk menghasilkan barang dan jasa yang mementingkan segi
ekonominya. Lokasi usaha yang tepat sangat menentukan keberhasilan dan kegagalan usaha di
masa yang akan datang.

• Menurut Suwarman (2004), lokasi adalah tempat usaha yang sangat mempengaruhi keinginan
seseorang konsumen untuk datang dan berbelanja. Pemilihan suatu lokasi usaha yang strategis
dan tepat sangat menentukan keberhasilan suatu usaha di kemudian hari.

• Menurut Tjiptono (2002), lokasi adalah tempat perusahaan beroperasi atau tempat perusahaan
melakukan kegiatan untuk menghasilkan barang dan jasa yang mementingkan segi
ekonominya.

• Menurut Tarigan (2006), lokasi adalah ilmu yang menyelidiki tata ruang (spatial order)
kegiatan ekonomi, atau ilmu yang menyelidiki alokasi geografis dari sumber-sumber yang
potensial, serta hubungannya dengan atau pengaruhnya terhadap keberadaan berbagai macam
usaha/kegiatan lain baik ekonomi maupun social

12
2.5.1 Tujuan Penentuan dan Pemilihan Lokasi
Penentuan dan pemilihan lokasi merupakan salah satu strategi yang perlu diperhatikan
oleh perusahaan, baik lokasi pabrik untuk perusahaan manufaktur ataupun lokasi usaha untuk
perusahaan jasa/retail maupun lokasi perkantorannya. Pemilihan lokasi, diperlukan pada saat
perusahaan mendirikan usaha baru, melakukan ekspansi usaha yang telah ada maupun
memindahkan lokasi perusahaan ke lokasi lainnya.

Pemilihan lokasi sangat penting karena berkaitan dengan besar kecilnya biaya operasi, harga
maupun kemampuan bersaing. Menurut Munawaroh (2013), penentuan lokasi memiliki
beberapa tujuan sesuai dengan jenis usaha yang akan dilakukan, yaitu:

1. Bagi industri, untuk meminimumkan biaya. Lokasi yang tepat mendekatkan lokasi
gudang penyimpanan bahan dengan lokasi produksi bisa menghemat biaya transportasi.
2. Bagi retail dan profesional servis untuk maksimisasi revenue. Pemilihan lokasi retail
dan profesional servis yang mudah dijangkau konsumen memungkinkan terjadi penjualan
dalam jumlah banyak, sehingga meningkatkan pendapatan perusahaan.
3. Bagi retail dan profesional servis untuk maksimisasi revenue. Pemilihan lokasi retail
dan profesional servis yang mudah dijangkau konsumen memungkinkan terjadi penjualan
dalam jumlah banyak, sehingga meningkatkan pendapatan perusahaan.

2.5.2 Jenis-jenis Lokasi


Menurut Sumaatmadja (1981), berdasarkan ilmu tata ruang, lokasi dibagi menjadi dua
jenis, yaitu:

1. Lokasi absolut, yaitu suatu tempat atau wilayah yang lokasinya berkaitan dengan letak
astronomis yaitu dengan menggunakan garis lintang dan garis bujur, dan dapat diketahui
secara pasti dengan menggunakan peta. Lokasi absolut suatu daerah tidak dapat berubah
atau berganti sesuai perubahan jaman tetapi bersifat tetap karena berkaitan dengan bentuk
bumi.
2. Lokasi relatif, yaitu suatu tempat atau wilayah yang berkaitan dengan karakteristik tempat
atau suatu wilayah, karakteristik tempat yang bersangkutan sudah dapat diabstraksikan
lebih jauh. Lokasi relatif memberikan gambaran tentang keterbelakangan, perkembangan
dan kemajuan wilayah yang bersangkutan dibandingkan dengan wilayah lainnya. Lokasi
relatif dapat ditinjau dari site dan situasi (situation). Site adalah semua sifat atau karakter
internal dari suatu daerah tertentu sedangkan situasi adalah lokasi relatif dari tempat atau
wilayah yang bersangkutan yang berkaitan dengan sifat-sifat eksternal suatu region

13
2.5.3 Aspek-aspek Pemilihan Lokasi
Pemilihan lokasi harus mempertimbangkan berbagai aspek yang tentunya diarahkan
untuk mendorong penjualan dan memberikan keuntungan bagi perusahaan. Menurut Murdifin
dan Mahfud (2007), dalam penentuan dan pemilihan suatu lokasi usaha, manajemen perlu
mempertimbangkan beberapa aspek sebagai berikut:

1. Lokasi berkaitan dengan investasi jangka panjang yang sangat besar jumlahnya yang
berhadapan dengan kondisi-kondisi yang penuh ketidak-pastian.
2. Lokasi menentukan suatu kerangka pembatas atau kendala operasi yang permanen
(mencakup undang-undang, tenaga kerja, masyarakat, dan lain-lain) dan kendala itu
mungkin sulit dan mahal untuk diubah.
3. Lokasi mempunyai akibat yang signifikan dengan posisi kompetitif perusahaan, yaitu akan
meminimumkan biaya produksi dan juga biaya pemasaran keluaran yang dihasilkan.

Lokasi merupakan tempat yang strategis dimana konsumen dapat menjangkau tempat usaha
(tempat makan, pusat perbelanjaan, dan lainnya) dengan mudah, aman dan memiliki tempat
parkir yang luas. Sebagai tambahan terhadap potensi pertumbuhan, faktor-faktor pentingnya
adalah karakteristik sosio ekonomis sekitarnya, arus lalulintas, biaya tanah, peraturan kawasan
dan transportasi publik.

Menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2001), terdapat tiga jenis interaksi yang nantinya akan
mempengaruhi penentuan lokasi perusahaan/organisasi jasa, yaitu:

1. Konsumen mendatangi pemberi jasa (perusahaan/organisasi), apabila keadaannya


seperti ini maka lokasi menjadi sangat penting. Perusahaan lebih baik memilih tempat yang
dekat dengan konsumen sehingga mampu dijangkau dengan kata lain lokasi strategis.
2. Pemberi jasa mendatangi konsumen, dalam konteks ini keberadaan lokasi tidak begitu
penting akan tetapi, diperlukan pemasar yang mampu dan berkualitas dalam
menyampaikan promosi perusahaan/organisasi.
3. Pemberi jasa dan konsumen tidak bertemu langsung, berarti penyedia jasa dan
konsumen bertransaksi melalui sarana tertentu, seperti sekarang ini dunia online atau
internet telah tersebar di seluruh penjuru dunia. Dalam hal ini lokasi menjadi sangat tidak
penting selama komunikasi antara kedua belah pihak terlaksana dengan baik.

14
2.5.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Lokasi
Menurut Kasmir (2014), pemilihan lokasi usaha merupakan salah satu keputusan bisnis
yang harus dibuat secara hati-hati. Penentuan lokasi perlu dilakukan dengan matang yang
terdiri dari lokasi untuk kantor pusat, cabang, dan pabrik. Dalam kaitannya dengan studi
kelayakan bisnis, hal yang paling komplek dan rumit yaitu penentuan lokasi pabrik.
Pertimbangannya yaitu apakah dekat dengan bahan baku atau pasar atau konsumen, biaya dan
luas produksi.

Menurut Tjiptono (2002), terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan


tempat/lokasi fisik suatu usaha atau pabrik, yaitu sebagai berikut:

1. Akses, misalnya lokasi yang dilalui atau mudah di jangkau sarana transportasi umum.
2. Visibilitas, yaitu lokasi atau tempat yang dapat dilihat dengan jelas dari jarak pandang
normal.
3. Lalu lintas (traffic), menyangkut dua pertimbangan utama, yaitu: 1) Banyaknya orang
yang lalu-lalang bisa memberikan peluang besar terhadap terjadinya buying, yaitu
keputusan pembelian yang sering terjadi spontan, tanpa perencanaan, dan atau tanpa
melalui usaha-usaha khusus. 2) Kepadatan dan kemacetan lalu lintas bisa juga jadi
hambatan.
4. Tempat parkir yang luas, nyaman, dan aman, baik untuk kendaraan roda dua maupun
roda empat.
5. Ekspansi, yaitu tersedianya tempat yang cukup luas apabila ada perluasan di kemudian
hari.
6. Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung produk yang ditawarkan. Sebagai
contoh, restoran/rumah makan berdekatan dengan daerah pondokan, asrama, mahasiswa
kampus, sekolah, perkantoran, dan sebagainya.
7. Persaingan, yaitu lokasi pesaing. Sebagai contoh, dalam menentukan lokasi restoran, perlu
dipertimbangkan apakah di jalan/daerah yang sama terdapat restoran lainnya.
8. Peraturan pemerintah, misalnya ketentuan yang melarang rumah makan berlokasi terlalu
berdekatan dengan pemukiman penduduk/tempat ibadah.

Sedangkan menurut Hindrayani (2010), faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi


usaha antara lain yaitu letak konsumen atau pasar, sumber bahan baku, sumber tenaga kerja,
air dan listrik, transportasi, lingkungan masyarakat dan sikap yang muncul, peraturan
pemerintah, pembuangan limbah industri, fasilitas pabrik dan karyawan. Adapun penjelasan
dari faktor-faktor pemilihan lokasi tersebut adalah sebagai berikut:

15
1. Letak konsumen atau pasar, yaitu penempatan pabrik di dekat dengan daerah konsumen.
Alasan yang mendasari pemilihan lokasi dekat dengan konsumen adalah adanya kemudahan
untuk mengetahui perubahan selera konsumen, mengurangi risiko kerusakan dalam
pengangkutan, apabila barang yang diproduksi tidak tahan lama, biaya angkut mahal,
khususnya untuk produksi jasa.

2. Sumber bahan baku, yaitu penempatan pabrik di dekat dengan daerah bahan baku. Dasar
pertimbangan yang diambil adalah apabila bahan baku yang dipakai mengalami penyusutan
berat dan volume, bahan baku mudah rusak dan berubah kualitas, risiko kekurangan bahan
baku tinggi.

3. Sumber tenaga kerja, alternatif yang dipakai adalah apakah tenaga kerja yang dibutuhkan
unskill, dengan pertimbangan tingkat upah rendah, budaya hidup sederhana, mobilitas tinggi
sehingga jumlah gaji dianggap sebagai daya tarik, ataukah tenaga kerja skill, apabila
perusahaan membutuhkan fasilitas yang lebih baik, adanya pemikiran masa depan yang cerah,
dibutuhkan keahlian, dan kemudahan untuk mencari pekerjaan lain.

4. Air, disesuaikan dengan produk yang dihasilkan apakah membutuhkan air yang jernih alami,
jernih tidak alami, atau sembarang air.

5. Suhu udara, faktor ini mempengaruhi kelancaran proses dan kualitas hasil operasi.

6. Listrik, disesuaikan dengan produk yang dihasilkan kapasitas tegangan yang dibutuhkan.

7. Transportasi, berupa angkutan udara, laut, sungai, kereta api, dan angkutan jalan raya.

8. Lingkungan, masyarakat, dan sikap yang muncul apabila didirikan pabrik di dekat tempat
tinggal mereka, apakah menerima atau tidak.

9. Peraturan Pemerintah, Undang-undang dan sistem pajak. Aspek umum yang diatur
undang-undang adalah jam kerja maksimum, upah minimum, usia kerja minimum, dan kondisi
lingkungan kerja.

10. Pembuangan limbah industri, kaitannya dengan tingkat pencemaran, sistem pembuangan
limbah dari usaha yang dijalankan untuk perlindungan terhadap alam sekitar dan menjaga
keseimbangan habitat.

11. Fasilitas untuk pabrik, berupa spare part, mesin-mesin, untuk menekan biaya.

12. Fasilitas untuk karyawan, agar dapat meningkatkan semangat kerja dan kesehatan kerja

16
Untuk luas produksi dari segi teknis bisnis Laundry yang kelompok kami, 1 mesin cuci
mampu menampung 50kg dalam 3 kali pencucian dengan kapasitas mesin cuci tersebut 20kg.
Jadi untuk 4 mesin cuci di Laundryan kami, itu dapat mencuci kain 200kg. Dari untuk
pemilihan mesin cuci pun sangat berpengaruh dalam hal efisiensi waktu dan tempat.

2.6 Tata Letak (Layout)


o Pengertian Tata Letak
Menurut Wignjosoebroto,S.,(2009:67), Tata letak merupakan suatu landasan utama dalam
sebuah industry. Tata letak dapat didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitas-fasilitas
guna menunjang kelancaran proses operasional di dalamnya.
Pengaturan tersebut dengan cara mencoba memanfaatkan luas area (space) untuk
menempatkan penyimpanan material (storage) baik yang bersifat temporer maupun permanen,
kelancaran gerakan perpindahan material, personal pekerja dan sebagainya. Pekerjaan
merancang fasilitas biasanya mulai dengan suatu analisis tentang produk atau jasa yang akan
diberikan, dan sebuah perhitungan tentang aliran barang atau kegiatan menyeluruh. Kemudian
berlanjut tentang perencanaan secara rinci mengenai susunan masing-masing tempat kerja, lalu
keterkaitan antara tempat kerja, daerah yang berhubungan erat di kelompokkan dalam satu
satuan yang biasa disebut dengan departemen, yang kemudian menjadi satu tata letak akhir.

o Tujuan Perancangan Tata Letak


Menurut Apple,J.M.,(1990:6-8), Jika tata letak berfungsi sebagai penggambaran sebuah
penyusunan yang ekonomis dari tempat-tempat kerja yang saling berkaitan maka harus
dirancang dengan memahami tujuan penata letak, tujuan tersebut adalah:
1. Meminimumkan pemindahan barang.
2. Menjaga keluwesan terhadap kemungkinan perubahan yang terjadi.
3. Menurunkan penanaman modal dalam peralatan.
4. Menghemat pemakaian ruang bangunan.
5. Meningkatkan keefektifan tenaga kerja.
6. Memberikan kemudahan, keselamatan, dan kenyamanan pada pegawai.

Suatu rancangan ataupun rencana tentang tata letak fasilitas tidak akan pernah bisa dibuat
efektif jika data penunjang mengenai berbagai macam faktor yang berpengaruh terhadap tata
letak itu sendiri tidak berhasil dikumpulkan dengan sebaik-baiknya. Salah satu informasi data
yang diperlukan dalam perancangan tata letak adalah mengenai jenis atau macam volume
produk yang ada.

17
Layout atau tata letak usaha perlu menjadi perhatian. Dalam menentukan tata letak ruang
usaha tentu ada perbedaan antara usaha yang bergerak dalam bidang industry manufaktur
dengan industry jasa. Masing-masing memiliki karakter yang berbeda sejalan dengan
perbedaan perlakuan terhadap barang dan jasa.

o Bagi Industry Jasa


Layout fasilitas industry jasa akan berpengaruh terhadap persepsi pelanggan atas layanan
jasa yang diberikan. Penataan interior maupun eksterior harus diperhatikan agar memberikan
kesan positif kepada konsumen. Unsur-unsur yang perlu diperhatikan antara lain:
pertimbangan spasial, perencanaan ruangan, perlengkapan/perabotan, tata cahaya, warna, dan
pesan-pesan yang disampaikan secara grafis.
Yang dimaksud dengan spasial adalah aspek-aspek simetri, proporsi, tekstur, warna, dll.
Perencanaan ruangan mencakup interior dan arsitektur seperti penempatan perabotan dan
perlengkapan dalam ruang serta sirkulasi. Perlegkapan/perabotan memiliki berbagai fungsi,
antara lain sebagai sesuatu yang menunjukan status pemilik atau penggunanya. Tata cahaya
harus memperhatikan aktivitas yang dilakukan di dalam ruang tersebut sesuai dengan persepsi
penyedia jasa dan pelanggannya. Warna memiliki bahasanya sendiri serta dapat
menggerakkan perasaan emosi. Penampilan visual dalam pesan-pesan yang disampaikan
secara grafis harus jelas dan tetap memperhatikan nilai-nilai estetika yang disesuaikan dengan
nuansa karakter ruangan sehingga seluruhnya menjadi satu kesatuan yang memberikan kesan
positif.

Untuk mengembangkan suatu sistem produksi yang efisien dan efektif sehingga dapat
mencapai kebutuhan kapasitas dan kualitas dengan biaya yang paling ekonomis. Strategi ini
mencakup desain atau konfigurasi dari bagian-bagian, pusat-pusat kerja, dan peralatan yang
membentuk proses perubahan dari bahan mentah menjadi bahan jadi, atau merupakan
pengaturan sumber daya fisik yang digunakan untuk membuat produk. Pengaturan bahan,
proses kerja, dan waktu agar dapat digunakan seoptimal mungkin untuk mencapai tujuan
perusahaan.

18
Gambar Layout/Tata letak dari Laundry kelompok kami adalah :

Tata letak dari Laundry kelompok kami adalah letak mesin cuci yang bersebelahan dengan
rak pesanan yang masuk dan yang sudah selesai membuat pekerjaan lebih hemat waktu karena
tidak perlu lagi untuk ditumpuk dibawah karena hanya akan membuat tempat menjadi sempit
dan susah untuk melakukan pekerjaan. Ruang pekerjaannya dibuat lebih luas untuk
memudahkan melakukan pekerjaan dengan nyaman. Bukan hanya melihat dari efisiensi kerja
saja tapi juga dilihat dari kenyamanan pekerja dan pelanggan. Ada set tv dan tempat duduk
agar agar disaat ada Laundryan yang harus diambil hari itu pelanggan tidak perlu jenuh untuk
berdiri dan menunggu, kami membuat meja untuk duduk dan tv untuk ditonton agar pelanggan
tidak jenuh disaat kita sedang mengambil laundryannya.

19
2.7 Pemilihan teknologi
Fasilitas produksi yang dominan di dalam pabrik/usaha adalah mesin dan peralatan. Untuk
melalukan pembelian mesin atau peralatan harus dipertimbangkan secara ekonomis dan
disesuaikan dengan jumlah produk barang atau jasa yang dihasilkan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan mesin atau peralatan adalah:

1. Kapasitas mesin
2. Kecocokan (compatibility)
3. Tersedianya peralatan pelengkap (suku cadang) yang diperlukan
4. Purna jual
5. Kemudahan persiapan dan instalasi, serta penggunaan dan pemeliharaan
6. Keamanan
7. Pengaruh organisasi yang ada

Faktor-faktor tersebut menjadi baha pertimbangan manajer operasi sehingga tidak terjadi
pembelian mesin yang berlebihan atau kekurangan beban sehingga tidak produktif dan terlalu
mahal dibanding dengan tingkat produksi yang dihasilkan. Selain faktor pemilihan mesin, juga
dipertimbangkan penentuan jumlah mesin karena terkait dengan jumlah sumber daya manusia
yang dimiliki khususnya operator mesin. Pertimbangan lain didasarkan pada persoalan teknis
dan ekonomis.

Berikut pemilihan teknologi di Laundry ART Express

1. Mesin Cuci LG F2720SVTV


Untuk mesin cucinya sendiri kami memiliki 4 buah dengan merk LG yang mempunyai
kelebihan :
- Kapasitas besar 20 kg
- Dua motor Inverter Direct Drive bisa mengurangi getaran, daya tahan tinggi, dan lebih
sedikit daya listrik
- Fungsi Hold to Start, untuk memasukan pakaian tambahan saat pencucian berlangsung
- Teknologi 6 Motion DD, 6 kombinasi gerakan untuk hasil cuci maksimal dan mengurangi
kerusakan pakaian
- TurboWash, Semprotan Ganda + Bilas + Gerakan Sentrifugal mencuci cepat dalam waktu
39 menit
- TrueSteam, menggunakan uap air untuk mengurangi 99.9% alergen dan bakteri
- Steam Refresh, mengurangi kusut dan bau dalam 20 menit
- Steam Softener, Melembutkan pakaian dengan air bersih.

20
2. Setrika Uap
Setrika uap yang digunakan di laundry kami bertujuan untuk memelihara kualitas pakaian.
Selain unggul dalam efisiensi waktu dan tenaga kerja, setrika ini juga memiliki kecepatan
menyetrika tiga kali lebih cepat dan hasil tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan setrika
listrik biasa. Selain itu, dengan menggunakan setrika uap bisa mengurangi kemungkinan
pakaian lengket atau robek karena aman untuk segala jenis sablon.

3. Vacuum Table
Meja vacuum yang berfungsi untuk menyerap sisa uap dari pakaian yang dihasilkan oleh
setrika uap sehingga pakaian yang disetrika tidak lembab dan tidak menimbulkan bau apek,
Hasil setrika dapat langsung dipacking kedalam kemasan tanpa menunggu proses pengeringan

4. Mesin Kasir Berbasis Komputer


Mesin kasir telah dilengkapi computer system dan juga scanner sehingga memungkinkan
segala transaksi berjalan secara efektif dan efisien serta aman.

21
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam mendirikan sebuah usaha perlu adanya sistem teknis dan operasi yang mendukung
proses kegiatan perusahaan mulai dari penentuan lokasi usaha yang dekat dengan bahan baku,
tata letak pabrik yang aman dari lingkungan sekitar, dan pemilihan teknologi yang bagus dan
mendukung proses produksi dan persediaan bahan baku. Usaha Laundry ART Express dapat
dinyatakan layak secara aspek teknis/operasi hal ini dapat dilihat dari cara yang diterapkan
dalam usaha tersebut, yakni dengan cara menentukan lokasi dengan pertimbangan yang
matang, memperluas pangsa pasar, memberikan jaminan terhadap kualitas laundry, keamanan,
membina dan menjalin hubungan yang baik dengan pelanggan ataupun masyarakat sekitar.

3.2 Saran
1. Sebagai pelaku bisnis yang baru ingin merencanakan atau memulai bisnis hendaknya
melakukan studi kelayakan bisnis dan menentukan aspek teknis/operasi terlebih dahulu agar
mengetahui serta memahami kemana kedepannya bisnis akan berjalan dan bagaimana bisnis
akan dapat dilakukan.

2. Sebagai pembaca yang bijak dengan adanya tulisan ini semoga semakin mengerti tentang
bagaimana pentingnya studi kelayakan bisnis melalui contoh bisnis yang penulis buat dan dapat
mengaplikasikan keilmuan yang diperoleh dari makalah ini sehingga dapat memulai bisnis
dengan cara yang baik dan benar.

22
DAFTAR PUSTAKA

Kasmir dan Jakfar. (2003). Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

HUDI MARHABAN. (2019). ANALISIS KELAYAKAN USAHA LAUNDRY (Studi Kasus :


Chitra Laundry di Gagak Sipat, Ngemplak, Boyolali). Dikutip dari:
http://eprints.ums.ac.id/72914/12/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf

Yazid Saputra Destimira Riza Aulia Fandy Rahmat Kevin Rahmat Subriadi Putra Ahmad
Safardinal Muhardani Irwan. (2017). Studi Kelayakan Bisnis. Dikutip dari:
https://www.academia.edu/29526155/STUDI_KELAYAKAN_BISNIS_ALL_STAR_L
AUNDRY

Sudiartini, N. W. A., Astari, A. A. E., Laksmi, N. P. A. D., & Damayanti, N. L. P. (2021).


Studi Kelayakan Bisnis Pada Usaha Sari Merta Laundry Di Desa Guwang Kecamatan
Sukawati. Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi (JPENSI), 6(2), 116–142. Dikutip
dari: https://jurnalekonomi.unisla.ac.id/index.php/jpensi/article/view/653

iii

Anda mungkin juga menyukai