Anda di halaman 1dari 10

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 5, Nomor 4, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

HUBUNGAN PENGGUNAAN TAS PUNGGUNG


DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA SISWA MI NASHRUL
FAJAR METESEH KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG
`

Lisanti*), Martini**), Baju Widjasena **)


)
* MahasiswaPeminatan Epidemiologi dan Penyakit Tropik, FKM UNDIP
Semarang
**)DosenPeminatan Epidemiologi dan Penyakit Tropik, FKM UNDIP Semarang
Email : lisaanti424@gmail.com

Abstract:Carrying heavy school bags and the incorrectly false way of carrying
them can be a risk factor for musculoskeletal complaints and spinal deformities.
The prevalence of musculoskeletal complaints in children is increasing every
year. This research aims to knowing related intake calcium and using of
backpack with musculoskeletal complaints in elementary school childreen
Nashrul Fajar Meteseh, Tembalang, of Semarang. The type of this research is
analitic observational with the design research is cross sectional. The sample
was elementary school student Nashrul Fajar Meteseh age 9-12 years, which
was 115 respondents. The sampling technique was Total sampling. Bivariate
analysis using chi square.The results showed the proportion of musculoskeletal
complaints was 50,4%.There is a related between heavy bag(p=
0,004,OR=3,285) and carrying bag (p=0,006, OR=3,255) with musculoskeletal
complaint. There is no related age(p= 0,573), sex (p= 0,513), IMT (p= 0,610) and
duration of carrying bag (p= 0,413).Need to do socialization related to the use of
a safe bag, provided a locker in the class so as not to carry bags too heavy. In
addition, the role of parents to manage the bag material brought to school and
the type of bag used.

Key Words :Backpack, Musculoskeletal


Bibliography:28 (1989-2016)

PENDAHULUAN Mengenakan tas sekolah yang berat


Tas punggung merupakan tas dapat menjadi risiko akut, jangka
sekolah yang paling umum pendek dan kronis, serta menjadi
digunakan anak muda saat ini dan masalah kesehatan jangka
sangat diminati oleh anak-anak. Anak panjang.2Penggunaan tas punggung
Sekolah Dasar di Denpasar Bali, menjadi faktor kejadian nyeri
membawa tas punggung sebanyak punggung pada anak sekolah dasar.
(77,9%), tas bahu (20,8%), dan Penelitian yang dilakukan pada
sisanya (1,3%) menggunakan model anak sekolah dasar di Bosnia dan
lain.1 Meskipun tas punggung banyak Herzegovina, insiden keluhan
diminati tetapi dapat menyebabkan muskuloskeletal pada anak sekolah
beberapa masalah dan dampak dasar sebesar (48 %) dan rata-rata
negatif apabila penggunaannya tidak terjadi pada umur 8-12 tahun.3 Hal ini
tepat. Kebiasaan yang salah dalam juga terjadi pada anak sekolah dasar
menggunakan tas punggung secara di Hilla city, Babylon, Iraq mengalami
terus-menerus dapat mengakibatkan nyeri punggung (36,8%), nyeri bahu
perubahan yang bersifat Irreversible. dan leher (45%).

409
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 4, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

ACA (American Chiropratic kelamin dan Index Masa Tubuh


Association) menyatakan batas berat (IMT).6,7
beban tas punggung yang Hal ini menunjukan adanya
diperbolehkan untuk dibawa yaitu masalah, karena keluhan
tidak boleh lebih dari 10-15% berat muskuloskeletal biasanya terjadi
badan. Selain berat beban tas, posisi pada orang dewasa, namun terjadi
bawah tas juga berpengaruh, tas pada anak-anak untuk itu peneliti
ransel yang bergantung terlalu tertarik untuk melakukan penelitian
rendah dapat meningkatkan beban mengenai hubungan konsumsi
yang ditopang bahu sehingga kalsium dan penggunaan tas
menyebabkan anak akan condong punggung dengan keluhan
kearah depan ketika berjalan muskuloskeleta pada siswa MI
sehingga menimbulkan ketegangan Nashrul Fajar Meteseh Tembalang.
otot.4 Sebesar (30,8%) siswa
membawa tas sekolah lebih dari METODE PENELITIAN
10% dari berat badan mereka. Penelitian ini adalah observational
Sebesar (88,2%)siswa melaporkan analitik dengan desain
mengalami sakit tubuh terutama di crossectional..Tujuan dari penelitian
bagian leher, bahu dan punggung ini adalah untuk menganalisis
atas. hubungan konsumsi kalsium dan
Beberapa kelainan postur yang penggunaan tas punggung dengan
dapat terjadi diantaranya yaitu keluhan muskuloskeletal. Penelitian
lordosis, kifosis dan skoliosis. dilaksanakan di MI Nashrul Fajar
Kondisi-kondisi ini akan lebih mudah Meteseh Tembalang. Sampel pada
terjadi apabila sejak usia penelitian ini sebanyak 115
pertumbuhan tulang belakang sudah responden, yang terdiridari kelas IV
sering mendapatkan beban berat.5 dan V dengan menggunakan metode
Faktor keluhan Muskuloskelatal juga total sampling. Analisis data yang
dipengaruhi oleh karekterisik dari dilakukanbivariate dengan uji
Individu yang meliputi umur, jenis chisquare

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Karakteristik Responden
Tabel 1 Karakteristik Responden
No Variabel Kategori Jumlah (f) Persentase (%)
1 Umur 9 5 4,3
10 42 36,5
11 57 49,6
12 11 9,6
2 Jenis Kelamin Laki-laki 58 49,6
Perempuan 57 50,4
3 IMT Kurus 14 12,2
Normal 90 78,3
Gemuk 11 9,6
Total 115 100,0
Berdasarkan Tabel 1 kelamin laki-laki dengan jumlah 58
menunjukkan bahwa Sebagian orang (50,4%) , dan mempunyai
besar responden mempunyai status gizi normal dengan jumlah 90
proporsi umur 11 tahun dengan orang (78,3%).
jumlah 57 orang (49,6 %), berjenis

410
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 4, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

2. Krakteristik Penggunaan Tas Punggung


Tabel 2Krakteristik Penggunaan Tas Punggung
Berisiko Tidak Berisiko Total
No Variabel
f % f % f %
1 Cara membawa tas 72 62,6 43 37,4 115 100,0
2 Lama membawa tas 19 16,5 96 83,5 115 100,0
Berdasarkan tabel 2 Sebagian besar lama responden
menunjukkan bahwa sebagian besar dalam membawa tasnya termasuk
responden membawa tas dengan dalam kategori berisiko yaitu dengan
berat tas yang berisiko yaitu dengan jumlah 96 orang (83,5%).
jumlah 63 orang (54,8%), cara
membawa tas responden termasuk
dalam kategori berisiko yaitu dengan
jumlah 72 responden (62,6%), dan
3. Keluhan Muskuloskeletal
Tabel 3 Keluhan Muskuloskeletal
Keluhan
No jumlah (f) Persentase (%)
Muskuloskeletal
1 Ya 58 50,4
2 Tidak 57 49,6
Total 115 100,0
Berdasarkan Tabel 3 dengan jumlah 58 orang (50,4%).
menunjukkan bahwa bahwa Sedangkan yang tidak mengalami
sebagian besar responden keluhan muskuloskeletal sejumlah
mengalami keluhan muskuloskeletal 57 orang (49,6%
4. Hubungan Antara Umur dengan Keluhan Muskuloskeletal
Tabel 4 Hubungan Antara Umur dengan Keluhan Muskuloskeletal

Keluhan Muskulokeletal
Jumlah P
Umur Ya Tidak
Value
f % f % f %
9 4 80,0 1 20,0 5 100,0
10 20 47,6 22 52,4 42 100,0
11 29 50,9 28 49,1 57 100,0 0,573
12 5 45,5 6 54,5 11 100,0
Jumlah 58 50,4 57 49,6 115 100,0
Berdasarkan uji statistik uji sudah mampu menilai tingkat
korelasi chi square diperoleh p= keparahan nyeri. Oleh karena itu
0,573 (p≥0,05), hal ini menunjukan penilaian self-report nyeri anak
tidak ada hubungan antara umur sekolah sudah dapat dilakukan
dengan keluhan muskuloskeletal karena dilihat dari perkembangan
pada siswa di MI Nashrul Fajar kognitif anak yang sudah
Kecamatan Tembalang Kota berkembang.8
Semarang. Penelitian ini sejalan dengan
Umur 6-12 tahun merupakan penelitian yang dilakukan di SMP 2
usia sekolah.Jika ditinjau dari konsep Tombatu bahwa tidak ada hubungan
nyeri, memiliki beberapa karakteristik. antara umur dengan nyeri punggung
Anak usia sekolah sudah memiliki (P=0,648).9 Namun penelitian yang
kemampuan untuk menggambarkan dilakukan di Sekolah Dasar Selangor
penyebab, jenis, kualitas nyeri, dan Malaysia menyebutkan bahwa ada

411
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 4, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

hubungan antara umur dengan nyeri satunya terkait masa pubertas pada
10
punggung (p=0,048). anak. anak usia 11-12 tahun
Umur masih menjadi biasanya sudah menunjukan tanda
pertentangan antara penelitian yang pubertas yang ditandai dengan mulai
satu dengan yang lain karena banyak berkembangnya karakteristik sek
faktor yang mempengaruhi salah sekunder.11
5. Hubungan Antara Jenis Kelamin dengan Keluhan Muskuloskeletal
Tabel 5 Hubungan Antara Jenis Kelamin dengan Keluhan Muskuloskeletal
Keluhan Muskulokeletal
Jenis Jumlah
Ya Tidak p value
Kelamin
f % f % f %
Perempuan 31 54,4 26 45,6 57 100,0
Laki-Laki 27 46,6 31 53,4 58 100,0 0,513
Jumlah 58 50,4 57 49,6 115 100,0
Masa transisi tersebut disebut
Berdasarkan uji statistik uji dengan masa pubertas.13 Salah satu
korelasi chi square diperoleh p= tanda pubertas pada remaja putri
0,513 (p≥0,05). Hal ini menunjukan adalah menarche.
tidak ada hubungan antara jenis Berdasarkan penelitian di
kelamin dengan keluhan Jakarta, menarche terjadi pada usia
muskuloskeletal pada siswa MI 11,72 tahun.13 Sedangkan menurut
Nashrul Fajar Kecamatan Tembalang rata-rata usia menarche di Indonesia
Kota Semarang. berdasarkan Hasil Riset Kesehatan
Berdasarkan data menunjukan Dasar (Riskedas) dtahun 2010 rata-
bahwa proporsi responden wanita rata usia menarche adalah 13 tahun
paling banyak pada umur 10 tahun dengan kejadian awal pada usia 9
(35,1%), pada umur 11 tahun tahun dan paling lambat 17 tahun.14.
(47,7%), sedangkan pada umur 12 Penelitian yang dilakukan pada
tahun (12,3%). Anak dengan umur Sekolah Dasar dan SLTP Negeri dan
10-12 tahun mengalami masa Swasta Kecamatan Batununggal
pubertas.12 Masa tersebut Kota Bandung menunjukan bahwa
merupakan masa transisi dari kanak- rata-rata usia menarche 11,61
kanak menuju masa dewasa yang tahun.15Perempuan yang mengalami
ditandai oleh perubahan fisik, menstruasi akan menunjukan gejala
intelektual, seksual dan emosional. nyeri pada bagian organ tertentu.
6. Hubungan Antara IMT dengan Keluhan Muskuloskeletal pada Siswa di
MI Nashrul Fajar Meteseh Kecamatan Tembalang Kota Semarang
Tabel 6 Hubungan Antara IMT dengan Keluhan Muskuloskeletal

Keluhan Muskulokeletal
Jumlah
IMT Ya Tidak p value
f % f % f %
Kurus 7 50,0 7 50,0 14 100,0
Normal 47 52,2 43 47,8 90 100,0
0,610
Gemuk 4 36,4 7 63,6 11 100,0
Jumlah 58 50,4 57 49,6 115 100,0
Berdasarkan uji statistik uji keluhan muskuloskeletal pada siswa
korelasi chi squarediperoleh p=0,610 di MI Nashrul Fajar Kecamatan
(p≥0,05), hal ini menunjukan tidak Tembalang Kota Semarang.
ada hubungan antara IMT dengan

412
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 4, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Status gizi seseorang maupun wanita.19 Selama beberapa


dipengaruhi oleh konsumsi makan tahun, penelitian tersebut
yang bergantung pada jumlah dan menunjukkan bahwa overweight dan
jenis pangan yang dibeli, obesitas menyebabkan low backpain
pemasukan,distribusi keluarga dan melalui mekanisme degenarasi
kebiasaan makan secara diskus yang disebabkan oleh
perorangan.16Status gizi dalam komperasi beban secara
penelitian ini diukur melalui Indeks berlebihan.20 Tetapi terdapat
Massa Tubuh (IMT). beberapa penelitian yang
BMI (Body Mass Index) pada menyatakan bahwa terdapat kelainan
anak usia dini dan masa remaja pada lokasi anatomis lain yang
awal berhubungan dengan puncak disebabkan oleh karena obesitas
kecepatan pertumbuhan dan atau overweight namun tidak memiliki
17
kematangan seksual cepat. Anak fungsi weight bearing.21
dengan berat badan lebih atau Terdapat mekanisme
obesitas memilki risiko nyeri metabolik yang berperan secara
punggung. Nilai BMI yang berlebih bersamaan.22 Mekanisme yang
dapat menyebabkan peningkatan lainnya dapat berpengaruh terhadap
risiko nyeri punggung karena beban insufisisensi dari vaskuler diskus
pada tulang belakang menjadi besar. karena tingginya serum llipid yang
Selain itu berat badan berlebih juga dapat menurunkan suplai nutrisi dan
memicu penurunan aktivitas, yang transport metabolik ke diksus.
akhirnya dapat meningkatkan risiko Faktanya, orang yang memiliki IMT
nyeri punggung.18 yang tinggi mungkin mempunyai
Pada beberapa studi kohort masa otot dan tulang yang kuat
tertentu dinyatakan bahwa IMT sehingga dapat mencegah kejadian
berhubungan dengan degenerasi dari low backpain.
diskus invertebralis pada laki-laki
7. Hubungan Cara Membawa Tas dengan Keluhan Muskuloskeletal
Tabel 7 Hubungan Antara Cara Membawa Tas dengan Keluhan
Muskuloskeletal

Keluhan Muskulokeletal
Cara Jumlah OR
Ya Tidak p value
Membawa Tas (95% CI)
f % f % f %
Berisiko 44 61,1 28 38,9 72 100,0 3,255
Tidak Berisiko 14 32,6 29 67,4 43 100,0 (1,471- 0,006
Jumlah 58 50,4 57 49,6 115 100,0 7.205)
Berdasarkan uji statistik uji lebih besar untuk mengalami keluhan
korelasi chi square diperoleh p= muskuloskeletal dibandingkan
0,006 (p≤0,05), hal ini menunjukan dengan responden dengan cara
ada hubungan antara cara membawa membawa tas tidak berisiko.
tas dengan keluhan muskuloskeletal Membawa tas dengan
pada siswa MI Nashrul Fajar menggunakan satu bahu akan
Kecamatan Tembalang Kota berisiko terjadi keluhan
Semarang. Nilai OR dan CI 95% muskuloskeletal jika tidak terjadi
(1,471-7.205) adalah 3,255.Nilai keseimbangan beban yang dibawa
tersebut menunjukkan bahwa atara bahu kanan dan bahu kiri.23
responden dengan cara membawa Membawa ransel menggunakan satu
tas berisiko memiliki peluang 3 kali bahu akan membuat ketegangan otot

413
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 4, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

untuk mengimbangi beban yang tidak muskuloskeletal (p=0,001).25 Apabila


rata. Tulang belakang bersandar ke beban kerja tulang belakang berat
sisi yang berlawanan, menekan maka dapat menyebabkan kelainan-
punggung bagian tengah, tulang kelainan pada tulang belakang
rusuk, dan punggung bagian bawah seperti, kelainan postur tubuh.
lebih pada satu sisi dari pada sisi Tas juga harus dilengkapi
yang lain. Ketidakseimbangan otot dengan bantalan pada bagian talinya.
jenis ini bisa menyebabkan Lapisan tali digunakan untuk
ketegangan otot, kejang otot, dan mengurangi tekanan dibagian
nyeri punggung dalam jangka pendek punggung dan bahu yang dapat
dan mempercepat perkembangan menurunkan ketidaknyamanan dan
masalah punggung jika tidak segera mengurangi risiko gangguan
diatasi.24 integritas kulit akibat adanya tekanan
Penelitian yang dilakukan di dari beban tas punggung.26
sekolah dasar Karachi, Pakistan
menunjukan adanya hubungan yang
signifikan antara posisi tubuh saat
membawa tas dengan kejadian
8. Hubungan Antara Lama Membawa Tas dengan Keluhan Muskuloskeletal
Tabel 8 Hubungan Antara Lama Membawa Tas dengan Keluhan
Muskuloskeletal

Keluhan Muskulokeletal
Lama Jumlah
Ya Tidak p value
Membawa Tas
f % f % f %
Berisiko 13 68,4 6 31,6 19 100,0
Tidak Berisiko 45 46,9 51 53,1 96 100,0 0,143
Jumlah 58 50,4 57 49,6 115 100,0
Berdasarkan uji statistik uji antara lama membawa tas dengan
korelasi chi square diperoleh p= nyeri bahu (p=0,028), sedangkan
0,143 (p≥0,05), hal ini menunjukan anak dengan membawa tas selama
tidak ada hubungan antara lama 10-20 menit prevalensi nyeri
membawa tas dengan keluhan punggung menurun dan tidak ada
muskuloskeletal pada siswa MI hubungan antara lama membawa tas
Nashrul Fajar Kecamatan Tembalang 10-20 menit dengan nyeri bahu
Kota Semarang. (p=0,108).27 Ketika membawa tas
Durasi melakukan aktivitas dengan beban beban berat yang
mengangkat atau memindahkan berulang-ulang dalam durasi waktu
dalam satuan waktu, dimana yang lama maka akan
dijelaskan bahwa pekerjaaan yang mengakibatkan otot berkontraksi
merupakan risiko rendah yaitu <30 semakin keras dan lama sehingga
menit termasuk durasi pendek, untuk akan terjadi kelelahan pada otot dan
risiko sedang yaitu durasi >30 menit. mengalami keluhan berupa rasa
Penelitian lain menyebutkan nyeri.28
bahwa membawa tas ≥20 menit Responden dalam membawa
mempunyai risiko 1,33 kali lebih tas sekolahnya ketika berangkat,
besar terkena nyeri bahu dari pada pulang sekolah dan ketika ada
yang tidak memebawa tas selama aktivitas diluar sekolah berupa
≥20 menit setiap harinya, dan ektrakurikuler. Berdasarkan hasil
menunjukan adanya hubungan wawancara responden berangkat dan

414
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 4, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

pulang sekolah memakai motor responden mengikuti ekstrakurikuler


sehingga intensitas waktu membawa disekolahnya seminggu hanya satu
tas sekolahnya tidak lama. kali.
Sedangkan kebanyakan dari
. 4. ACA. American Chiropractic
SARAN Association. 2011;Backpack
1. Saran Kepada Sekolah misuse leads to chronic
a. Sekolah memberikan backpain, Doctor c.
sosialisasi terkait penggunaan 5. Sugianto S, Susijanto, Madha
tas, yang meliputi cara CW, Sandy W. Perbaikan
membawa tas yang benar, Kualitas Citra Sinar X Tulang
berat tas yang diperbolehkan Belakang Penderita Skoliosis
dibawa siswa, dan jenis tas Dengan Menggunakan Gaussian
yang tidak menimbulkan risiko Cropping.
pada siswa http://jurnal.stikom.edu/index.php
b. Sekolah menyediakan loker /jcone. 2013;2(1):9–15.
setiap kelas untuk menaruh 6. Lana M, Bell SB, Thompson A,
buku paket pelajaran yang Ratnam N, Blair E, Bulsara M.
dibawa oleh siswa Increasing Body Mass Index z-
2. Saran Kepada Orangtua Score Is Continuously
a. Oragtua seharusnya mengatur Associated with Complications of
material sekolah yanga dibawa Overweight in Children, Even in
kesekolah agar tas yang the Healthy Weight Range. The
dibawa siswa tidak melebihi Journal of Clinical Endocrinology
10% dari berat badan siswa & Metabolism. 2007; 92 (2): 517–
b. Orangtua seharusnya 522.
memilihkan jenis tas yang 7. Hulsegge G, Oostrom SH, Susan
dilengkapi tali pengaman pada H, Picavet J, Twis JWR, Postma
dada, dan tali tas yang DS. Musculoskeletal Complaints
berbahan busa untuk anaknya. Among 11-Year-Old Children
3. Saran Kepada Siswa and Associated Factors The.
Siswa membawa material sekolah 2011;174 (8).
yang diperlukan sesuai jadwal 8. DeLaune SC. Fundamental of
sekolah nursing, Standards & practice.
Cengange learning. 2010.
DAFTAR PUSTAKA 9. Stefany VDr, Engeline A, Lidwina
1. Legiran. Berat Tas Punggung S. Hubungan Penggunaan
dan Prevalensi Nyeri Punggung Ransel Dengan Nyeri Punggung
pada Siswa Sekolah Dasar. Dan Kelainan Bentuk Tulang
2014. Belakang Pada Siswa Di Smp
2. Maureen P, Karen, Grimmer. Negeri 2 Tombatu. Jurnal e-
Reliability of upright posture Clinic (ECl). 2013;3 (1).
measurements in primary school 10. Mohd Azuan K, Zailina H,
children. BMC Musculoskeletal Shamsul BMT, Nurul AMA,
Disorders. 2005;6 :35:1–10. Mohd AMN, Syazwan AI. Neck,
3. Azabagic S, Rajiza N, Maida M. Upper Back and Lower Back
Epidemiology Of Musculoskeletal Pain and Associated Risk
Disorders In Primary School Factors among Primary School
Children In Bosnia And Children. Journal of Applied
Herzegovina. 2016;28 (3):164–7. Sciences. 2010;10:431–5.

415
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 4, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

11. Perry SE,. Hochneberry L, 21. Samartzis D, Karppinen J,


Maternal w. child Nursing Care Cheung JPY, Lotz J. Disk
Elsevier. 2010;2. Degeneration and Low Back
12. Euling SY, Selevan SG, Pain: Are They Fat-Related
Pesocovilz OH SN. Role of Conditions? Global Spine
environemental factor in the Journal. 2013;3:133–44.
timing of puberty. Pediatric. 22. Oded H, Alon F, Barak G, Harel
2008;121:167–71. A, Estela D, Dorit . Associations
13. Aryanti D. Usia menarche pada of Body Mass Index and Body
siswi dan SLTP di Kota HeightWith Low Back Pain in
Bandung. Kesehatan 829,791 Adolescents. American
Masyarakat. 2008;88:243–8. Journal of Epidemiology.
14. Dinas Kesehatan Republik 2013;178(4):603–9.
Indonesia. Riset Kesehatan 23. Hong Y, Cheung C. Gait and
Dasar 2010. Jakarta; 2010. posture responses to backpack
15. Dian, Aryati. Usia Menarche load during level walking in
pada Siswi SD dan SLTP di Kota children. Gait & Posture. 2003;17
Bndung. Jurnal Kesehatan (1):28–33.
Masyarakat Nasional. 24. John JT. Backpacks and Back
2008;2(6):243–8. Pain in Children [Internet]. spine-
16. Rahfiludin MZ. Buku Ajar Gizi Health. 2010 [cited 2016 Jul 9].
Mikro. Semarang: UPT UNDIP Available from:
Press Semarang; 2013. 126-130 https://www.spine-
p. health.com/wellness/ergonomics/
17. Oh CM, Oh IH, Choi KS, Choe backpacks-and-back-pain-
BK, Yoon TY CJ. Relationship children
between body mass index and 25. Zaidi SMH, Fahim AA, Hira FW,
early menarche of adolescent Sania F, Muhammad I.
girls in Seoul. J Prev Med Public Association Of
Health. 2012;45(4):227–34. Musculoskeletalpain With Heavy
18. Korovessis P, Koureas G, Bag Packs Among School
Zacharatos S, Papazisis Z. Children. International
Backpacks, back pain, sagittal Conference on Statistical
spinal curves and trunk Sciences. 2016;29:229–38.
alignment in adolescents: a 26. Watson KD, Papageorgiou AC,
logistic and multinomial logistic Jones GT, Taylor S, Symmons
analysis. 2005;15;30(2):247–55. DP, Silman AJ MG. Low back
19. Karunanayake A. Risk Factors pain in schoolchildren:
Forchronic Low Back Pain. occurrence and characteristics.
Community Medicine & Health 2003;97(1–2):87–92. Available
Education. 2014;4(2):1–4. from:
20. Leggat PA, Smith DR, Clark MJ. http://www.sciencedirect.com/sci
Prevalence and correlates of low ence/article/pii/S0304395902000
back pain among occupational 088
therapy students in Northern 27. Iman D, Nasibeh S, Aida P,
Queensland. US National Library Arezou Alipour, Mohammad AJ.
of Medicine National Institutes of Neck, shoulder and low back
Health Search database Search pain in secondary schoolchildren
term Clear input. 2008;75(1):35– in relation to schoolbag carriage:
41. Should the recommended weight

416
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 4, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

limits be gender-specific?
Elsevier. 2014;45:437–42.
28. Arthur CG. Fisiologi Kedokteran.
Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 1989.

417
418

Anda mungkin juga menyukai