PENDAHULUAN
Gambar 1.2 Volume Ekspor dan Impor Mete di Dunia Tahun 1980-2012
(Kementerian Pertanian, 2015).
Sejalan dengan usaha ke arah industrialisasi pertanian, mekanisasi di
sektor tanaman pangan merupakan proses yang tidak dapat dihindari.
Tertinggalnya penggunaan peralatan mekanis di sektor tanaman pangan dapat
dipandang sebagai salah satu tanda bahwa tahap untuk mencapai era industri
pertanian masih jauh dari sasaran. Alat dan mesin pertanian menjadi salah satu
faktor yang berpengaruh terhadap produktivitas usaha tanaman pangan
meskipun tidak secara langsung. Antara lain berperan untuk meningkatkan
kapasitas pekerjaan dan intensitas tanam serta meningkatkan kenyamanan
maupun keamanan sehingga menambah produktivitas kerja. Usaha pertanian
tanaman pangan tidak terlepas dari alat dan mesin pertanian yang
dipergunakan dalam pelaksanaannya, baik dalam proses pengolahan lahan,
penanaman, pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT),
pengairan, pemanenan, perontokan, perajangan umbi, pembersihan,
pengeringan, penggilingan, penyimpanan, maupun proses lainnya.
Kacang mente salah satu tanaman buah yang sudah lama dikenal oleh
masyarakat. Tanaman ini cukup mudah untuk dibudidayakan dan iklim
Indonesia pun ternyata sangat cocok untuk budidaya jambu mente. Indonesia
termasuk produsen mete terbesar di Asia. Kendala yang dihadapi para pelaku
usaha kecil dan menengah khususnya bidang pengolahan kacang mente adalah
proses pengupasan kulit kacang mente masih dilakukan secara manual. Hal
ini menyebabkan pekerja sering mengalami iritasi pada tangan yang
disebabkan getah biji mente tersebut dan hasil pengupasan kurang maksimal
dikarenakan kacang tersebut tidak utuh (terbelah dua) yang menyebabkan
kualitas dan harga menurun. Demi kemudahan dalam melaksanakan
pekerjaan, manusia mulai membuat modifikasi-modifikasi serta inovasi pada
alat yang digunakannya. Oleh karena itu, kami mencoba membuat suatu
perencanaan alat pengupas kulit kacang mente yang lebih efisien dalam
produktivitas, lebih efektif untuk membantu proses pengupasan supaya bisa
lebih cepatdan mendapatkan hasil yang bagus.
Produksi mente Nusa Tenggara Barat biasanya dikirim ke beberapa
daerah lain di Indonesia untuk diolah. Desa Badas di Kecamatan Pare
Kabupaten Kediri Jawa Timur merupakan salah satu desa yang mendatangkan
gelondongan mente untuk diolah. Pada desa tersebut terdapat beberapa KSM
(Kelompok Swadaya Masyarakat) yang melakukan usaha pengolahan mente.
Dalam menjalankan usaha ini proses pengupasan biji mente hingga menjadi
mente siap jual dilakukan oleh beberapa pekerja rumahan.
3. Bagi Masyarakat
a) Dengan adanya program ini, diharapkan dapat membantu Pekerja
Pengupas Kulit Kacang Mente Plosoklaten Kediri. Serta
memudahkannya dalam proses pengupasan kulit kacang mente
dengan waktu yang lebih singkat dan tenaga yang lebih efisien.
b) Membantu dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi produksi.
TINJAUAN PUSTAKA
Pada Bab 2 akan dijelaskan mengenai kajian dan teori yang menjadi dasar
dalam perancangan dan pengembangan alat dalam program kreativitas mahasiswa
ini. Tinjauan pustaka yang digunakan antara lain perancangan dan pengembangan
produk, quality function deployment (QFD), function analysis system technique
(FAST), value engineering, prototyping.
Fase 2 Fase 4
Fase 0
Perancangan Pengujian dan
Perencanaan
Tingkatan Sistem Perbaikan
1. Fase 0: Perencanaan
Fase perancangan rinci merupakan fase pendetailan dari produk. Detail tersebut
meliputi spesifikasi bentuk, material, dan toleransi dari seluruh komponen yang ada
pada produk. Output dari fase ini adalah pencatatan pengendalian dari produk
meliputi bentuk tiap komponen dan peralatan produksinya, spesifikasi komponen
yang dibeli, serta rencana untuk fabrikasi dan perakitan produk.
Fase pengujian dan perbaikan merupakan fase di mana akan dilakukan pembuatan
prototype dari produk untuk kemudian diuji dan diperbaiki. Prototype awal yang
biasa dibuat adalah prototype alpha yang dibuat dengan menggunakan komponen
sebenarnya untuk produk, namun proses fabrikasi tidak harus sama dengan
produksi yang dilakukan sebenarnya. Uji prototype alpha digunakan untuk
mengetahui kesesuaian fungsi produk. Selanjutnya akan dibuat prototype beta di
mana komponen yang digunakan sesuai dengan kebutuhan produksi, namun proses
perakitan tidak sesuai dengan sebenarnya.
Uji prototype beta digunakan untuk mengetahui kinerja dan keandalan produk.
Fase peluncuran produk merupakan fase produksi awal dari produk. Produk pada
produksi awal dibuat sesuai dengan sistem produksi yang sebenarnya. Produk yang
dihasilkan pada produksi awal disesuaikan dengan keinginan pelanggan dan
dievaluasi kekurangan yang muncul dari produk tersebut.
Secara lebih rinci tahap pengembangan konsep terdiri dari beberapa kegiatan front-
end activities seperti pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2 Tahap Pengembangan Konsep Front-end Activites
(Ulrich&Eppingger, 2001)
Tahap pengembangan konsep Front-end Activites pada Gambar 2.2 terdiri dari
kegiatan yang saling berhubungan. Panah putus-putus pada Gambar 2.2
menunjukan kemungkinan proses akan mengulang ke tahapan sebelumnya akibat
informasi baru yang didapatkan.
(Bytheway, 2007)
Dalam penentuan value, value merupakan besaran tanpa satuan sedangkan cost
memiliki satuan. Untuk itu nilai function akan diubah dalam satuan yang sama
dengan cost. Untuk mengubah nilai function dalam satuan mata uang akan
digunakan asumsi value desain awal 1 sehingga didapatkan rumus sebagai berikut
(Fanani, 2006).
𝐹𝑜
𝑉0 = 𝐶𝑜 = 1
𝑉0 =Cn
𝐹𝑜 𝐹𝑛
=
𝐶𝑜 𝐶𝑛
𝐹𝑛.𝐶𝑜
𝐶 ′𝑛 =
𝐹𝑜
Keterangan :
Vo : Value awal
1. Tahap Informasi
Pada tahap ini akan dilakukan pengenalan lebih jauh mengenai pengertian dan
pemahaman produk serta pengumpulan informasi yang berhubungan dengan
produk.
2. Tahap Analisis
Pada tahap analisis akan dilakukan identifikasi atau deskripsi mengenai
fungsifungsi yang dimiliki oleh produk.
3. Tahap Kreatif
4. Tahap Evaluasi
Pada tahap ini akan dilakukan reduksi terhadap alternatif-alternatif yang telah
dibuat sebelumnya. Reduksi tersebut dilakukan dengan beberapa analisa untuk
memilih alternatif terbaik.
5. Tahap Pengembangan
6. Tahap Presentasi
2.5 Prototyping
METODE PELAKSANAAN
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data sesuai dengan kondisi masyarakat yaitu
UMKM Kacang Mente Plosoklaten Kediri. Khususnya pada pengupas kulit kacang
mente, alternatif mesin ini yaitu membantu para pekerja pengupas kulit kacang
mente sehingga didapatkan beberapa alternatif desain mesin yang mungkin dapat
digunakan. Setelah didapatkan desain akhir pada mesin maka akan dilakukan
pembuatan prototype.
3.1 Gambaran Umum Mesin Pengupas Kulit Kacang Mente Untuk UMKM
Plosokklaten Kediri
Bulan
No Kegiatan
Ke 1 Ke 2 Ke 3 Ke 4
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Observasi
2 Wawancara
3 Studi Literatur
4 Analisa kebutuhan
system/model
5 Perancangan
6 Proses Pembuatan
7 Implementasi
program
8 Pembuatan Prototipe
9 Pengujian Sistem
10 Evaluasi Sistem
11 Pembuatan Laporan
DAFTAR PUSTAKA
Balai PATP, 2016. Balai Pengelola Alih Teknologi Pertanian Badan Penelitian
dan
Erlangga, I. D., 2012. Perancangan Prototype Alat Pemotong Kulit Sapi dan
Sepuluh Nopember.
Fanani, Z., 2006. Pengembangan Alternatif Desain Mesin Perontok Pasi Multi
Sepuluh Nopember.
Ficalora, J. P., Cohen, L, 2010. Quality Function Deployment and Six Sigma. 2nd
Semua data yang saya isi kan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidak sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-PM.
Semua data yang saya isi kan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidak sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-PM.
(Alfi Rochmatus)
Biodata anggota
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Nina Supriati
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi PAI
4 NIM 22862081068
5 Tempat/Tanggal Lahir Berau, 28 Mei 2004
6 Alamat E-mail nina.supriati28@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 085706711600
Semua data yang saya isi kan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidak sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-PM.
(Nina Supriati)
Biodata anggota
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Chilma Chulatuz Zahroh
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi PAI
4 NIM 22862081075
5 Tempat/Tanggal Lahir Malang, 9 Agustus 2003
6 Alamat E-mail Chilma9803@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 081233696993
Semua data yang saya isi kan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidak sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-PM.
Semua data yang saya isi kan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidak sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-PM.
(Ahmad Saepuddin)
Lampiran 2. Format Justifikasi Anggaran Kegiatan
Dengan ini menyatakan bahwa proposal PKM-PM saya dengan judul Teknologi
Desain Dan Pembuatan Mesin Pengupas Kulit Kacang Mente UMKM
Plosoklaten Kediri yang diusulkan untuk tahun anggaran 2022 adalah asli karya
kami dan belum pernah dibiayai oleh lembaga atau sumber dana lain.
Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini,
maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan
mengembalikan seluruh biaya yang sudah diterima ke kas negara.