i
DAFTAR TABEL............................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................1
1.1. Latar Belakang ...............................................................................1
1.2. Rumusan Masalah ..........................................................................2
1.3. Tujuan Penelitian............................................................................2
1.4. Luaran.............................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota serta Dosen Pendamping
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Penyusun dan Pembagian
Tugas
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Alat ..........................................................................................................5
Tabel 3.2. Bahan ......................................................................................................5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sepeda motor adalah alat transportasi yang terbesar dibandingkan
alattransportasi yang lain. Hal ini dikarenakan sepeda motor memiliki harga
yang lebih murah jika dibandingkan dengan kendaraan lain. Selain itu
perawatan dan sparepart juga murah. Salah satunya pengecatan velg
alumunium dibutuhkan sebuah proses untuk mendapatkan hasil pengecatan
yang baik. Untuk mengetahui hasil pengecatan yang baik dapat dilihat dengan
pengujianpengujian, salah satunya adalah pengujian kekilapan dan ketebalan
hasil pengecatan, (Sulistiono,G.S. 2012).
Velg merupakan bagian terpenting dalam perakitan sebuah mobil, pada
umumnya terbuat dari bahan alumunium. Pembuatan velg alumunium
melewati proses pertama yaitu pengecoran (Casting) berupa pembentukan
dari bahan baku alumunium menjadi velg dengan permukaan kasar. Proses
selanjutnya Computerize Numerical Control (CNC) berpengaruh ke detail
dan estetika tampilan velg, Pembentukan secara presisi dituntaskan lewat
mesin CNC yang berkolaborasi dengan perangkat lunak 3D, seperti
AutoCAD, Catia hingga Solid Works. Berakhir pada proses pewarnaan
(Painting) pada velg alumunium. (Widodo & Arum, 2014)
Timer digunakan untuk mengukur interval waktu tertentu. Tetapi dalam
istilah teknik listrik timer juga sering disebut sebagai penghitung. Timer
adalah komponen yang banyak digunakan dalam berbagai sistem kontrol.
Pengatur waktu digunakan untuk menyimpan catatan waktu untuk berbagai
peristiwa yang terjadi dalam sistem tertanam. Timer adalah penghitung biner
yang lebih sederhana yang dikonfigurasi dalam sirkuit atau sistem sesuai
kebutuhan untuk menghitung pulsa dalam sistem. Nilai timer diatur secara
otomatis ke nol setelah nilai maksimumnya. setelah nilai maksimum untuk
penghitung waktu tercapai, interupsi dihasilkan dengan flag overflow. Timer
dapat digunakan untuk mengukur waktu yang berlalu atau peristiwa eksternal
yang terjadi untuk interval waktu tertentu. Pengatur waktu digunakan untuk
menjaga pengoperasian sistem tertanam dalam sinkronisasi dengan jam.
Timer adalah salah satu peralatan yang mempunyai fungsi sebagai
pembatas waktu kerja suatu alat yang cara kerjanya berdasarkan sifat mekanis
atau elektronis (Suryono & Suryati, 2019) Mesin penggerak adalah suatu
mesin yang amat vital dalam proses permesinan yang berhubungan dengan
gaya mekanik yang bertujuan untuk mendapat efek gerakan pada suatu
komponen yang diam dengan adanya mesin penggerak maka komponen itu
berkerja dengan semestinya. Ada pun secara umum pengklasifikasi mesin
penggerak yaitu ada 2 mesin penggerak listrik dan motor bakar.
1.2 Rumusan masalah
1. Bagaimanakah merancang dan membuat TIMER DAN
PENGGERAK OTOMATIS CAT VELG ?
2. Bisakah alat yang dirancang dan dibuat digunakan untuk mengecat
Velg ?
Unbalance terjadi karena pusat massa yang tidak sesumbu atau tidak
sama dengan titik pusat rotasi (Puspitasari dkk, 2016). Jika bilah pada fan
mengalami cacat karena retak, patah atau terjadi penumpukan kotoran dan
debu akan menimbulkan getaran. Getaran dan suara yang berlebih tersebut
dapat di indikasikan sebagai awal terjadinya unbalance pada fan. Apabila
unbalance terjadi terus menerus pada fan dapat menyebabkan fatique pada
bilah fan dan bisa terjadi kerusakan yang lebih besar lagi pada komponen
lainnya seperti kesing, poros dan motor fan.
Dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya penelitian tentang
unbalance sudah banyak dilakukan di poros dan rotor sedangkan penelitian
unbalance pada fan tidak di temukan. Perlu dilakukan penelitian karakteristik
unbalance pada fan, oleh karena itu penting dilakukan penelitian untuk
mendeteksi unbalance pada fan menggunakan spektrum frekuensi. Penelitian
ini bertujuan mendeteksi unbalance pada fan dengan objeksebuah fan dengan
bilah yang mempunyai panjang bilah 21 cm dan mempunyai 3 buah lubang
untuk mensimulasikan unbalance pada fan yang memiliki perbedaan jarak
unbalance pada bilah yang masingmasing jarak dari poros yaitu 9 cm, 13 cm
dan 17 cm. Penelitian ini akan mensimulasikan unbalance dengan meletakkan
masa unbalance yang memiliki berat 10 gram yang akan diletakkan dilubang
no 1 dan lubang no 3.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Tabel 2 Bahan