Anda di halaman 1dari 21

PERANCANGAN MESIN

MESIN PEMIPIH PELEPAH PISANG KAPASITAS 1000 LEMBAR/JAM

Disusun oleh :
FIRMANSYAH

(121.03.1105)

INDRA ARISTIAWAN

(121.03.1109)

PURWOKO WAHYUDI

(121.03.1111)

RIDHO SULISTYO

(121.03.1122)

Jurusan

: Teknik Mesin

Program Studi

: Strata-1 (S-1)

FAKULTAS TEKNOLOGI INSDUSTRI


INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND
YOGYAKARTA
2015

LEMBAR PENGESAHAN

PERANCANGAN MESIN

MESIN PEMIPIH PELEPAH PISANG KAPASITAS 1000 LEMBAR/JAM

Yang telah disusun dan dipersiapkan oleh :


FIRMANSYAH

(121.03.1105)

INDRA ARISTIAWAN

(121.03.1109)

PURWOKO WAHYUDI

(121.03.1111)

RIDHO SULISTYO

(121.03.1122)

Telah diuji dihadapan dewan pengujin


Pada tanggal 10 agustus 2015
Dan telah dinyatakan lulus dan memenuhi syarat

Susunan Tim Penguji

Disetujui
Jurusan Teknik Mesin
Ketua

(Drs. H. Khairul Muhajir, MT)

Dosen Pembimbing

.
(Drs. H. Khairul Muhajir, MT)

LEMBAR PENGUJI

PERANCANGAN MESIN
MESIN PEMIPIH PELEPAH PISANG KAPASITAS 1000 LEMBAR/JAM

Yang telah dipersiapkan dan disusun oleh


FIRMANSYAH

(121.03.1105)

INDRA ARISTIAWAN

(121.03.1109)

PURWOKO WAHYUDI

(121.03.1111)

RIDHO SULISTYO

(121.03.1122)

Telah diuji dihadapan dewan pengujin


Pada tanggal 10 agustus 2015
Dan telah dinyatakan lulus dan memenuhi syarat

Susunan Tim Penguji

1. (Drs. H. Khairul Muhajir, MT)

2. (A. Agung Putu Susastriawan, ST, M.Tech)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allat SWT, Berkat rahmat dan hidayah-nya kami
dapat menyelesaikan tugas perancangan mesin.
Perancangan mesin merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam
menyelesaikan jejang S-1 jurusan Teknik Mesin IST AKPRIND Yogyakarta. Pada
kesempatan yang baik ini, kami ingin menyampaikan penghargaan dan terima kasih
kepada :
1. Bapak Drs. H. Khairul Muhajir, MT, selaku ketua jurusan teknik mesin Institus
Sains Dan Teknologi AKPRIND Yogyakarta.
2. Bapak Drs. H. Khairul Muhajir, MT, selaku dosen pembimbing merancana mesin,
atas semua arahan dan masukan yang diberikan kepada kami.
3. Kepada kedua orang tua kami, atas doa, dorongan moral dan materi yang telah
diberikan kepada kami.
4. Kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam merancang masin
Atas kekurangan dan keterbatasan dalam penyusunan laporan perancangan mesin, segala
kritikan dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan.
Semoga perancangan mesin ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami dan pembaca pada
umumnya.

Yogyakarta, Agustus 2015

Tim penyusun

DAFTAR ISI
Halaman Judul

Lembar Pengesahan
Lembar Pengujian
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Lampiran
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Batasan Masalah
1.4 Tujuan
1.5 Manfaat
1.6 Metode Pengumpulan Data
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Kapasitas Mesin
2.2 Sabuk
2.2.1 Klasifikasi Sabuk
2.2.2 Rumus Perhitungan
2.3 Puli
2.3.1 Klasifikasi Puli
2.3.2 Rumus Perhitungan
2.4 Poros
2.4.1 Klasifikasi Poros
2.4.2 Dasar-dasar Perancangan Poros
2.5 Bantalan
2.5.1 Klasifikasi Bantalan
2.6 Rangka

2.7 Pengelasan
2.7.1 Jenis-jenis Pengelasan
2.7.2 Jenis-jenis Sambungan Las
2.8 Ulir, Mur Dan Baut

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia sebagai negara agraris masih berpotensi untuk dapat meningkatkan hasil
produktivitas pertanian melalui masukan teknologi yang mudah dan murah dalam hal
penerapannya. Peranan sub sektor non padi juga memerlukan suatu sistem pengelolaan
yang seimbang, meliputi berbagai jenis cabang usaha, antara lain pengrajin keranjang
tembakau. Hal ini dapat terlaksana dengan basis pengembangan usaha petani tembakau
melalui pemanfaatan pelepah pisang sebagai keranjang untuk memudahkan petani
tembakau dalam melakukan panen tembakau.
Salah satu penghasil tembakau terbesar di Indonesia adalah daerah Temanggung Desa
Traji, Kecamatan Parakan. Dimana mayoritas penduduk disana mata pencahariannya
sebagai petani tembakau, dalam sekali panen para petani disana dapat menghasilkan 4,5
ton dalam satu musim panen tembakau.
Dalam penyimpanan tembakau para petani menggunakan keranjang yang terbuat dari
bambu yang di anyam dengan pelepah pisang yang telah dipipihkan. Kebanyakan dari
para petani tembakau mengalami kesulitan dalam proses memipihkan pelepah pisang
untuk di jadikan sebagai tempat tembakau. Yang mana mayoritas petani disana dalam
proses pemipihan pelepah pisang masih menggunakan cara manual yang memakan waktu
yang cukup lama.
Maka dari permasalahan yang terdapat di atas, muncul satu gagasan dari kami untuk
menciptakan sebuah alat teknologi tepat guna yang dapat digunakan para petani
tembakau dalam proses memipihkan pelepah pisang.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana memanfaatkan pelepah pisang sebagai tempat tembakau
1.2.2 Bagaimana membuat alat untuk memipihkan pelepah pisang.

1.3 Batasan Masalah


Menimbang dari hal-hal tersebut diatas maka dalam proses pengembangannya dibatasi
dalam hal :
1.3.1

Kapasitas maksimal pada mesin pemipih pelepah pisang tersebut sebesar

1000 lembar/jam.
1.3.2
Mesin pemipih pelepah pisang di operasikan oleh 1 orang dan digerakan
oleh motor listrik
1.3.3
Perhitungan pada bagian poros, tekanan pegas dan sambungan las.
1.4 Tujuan
Berdasarkan kebutuhan-kebutuhan di atas akan dirancang sebuah mesin pemipih yang
nantinya mampu mengatasi permasalahan yang ada sehingga mampu menghasilkan
kerajinan tangan yang berkualitas.
1.5 Manfaat
1.5.1

Bagai mahasiswa.
1.5.1.1 Mengembangkan ide rancangan dalam pembuatan teknologi
sederhana yang tepat guna berupa mesin pemipih pelepah pisang.
1.5.1.2 Memotivasi
penelitian-penelitian
untuk
memecahkan
permasalahan dalam teknologi pengadaan alat atau mesin yang
bermanfaat.
1.5.1.3 Merupakan karya nyata mahasiswa dalam mengembangkan ilmu

1.5.2

pengetahuan dan teknologi dalam ketrampilan perancangan mesin.


Bagi dunia pendidikan.
1.5.2.1 Mengembangkan teknologi terutama teknologi alat atau mesin
yang tepat guna.

1.5.2.2 Menambah model jenis-jenis mesin yang sederhana dan tepat guna.
1.5.3 Bagi masyarakat.
1.5.3.1 Mempermudah proses pengolahan pelepah pisang.
1.5.3.2 Membantu masyarakat dalam pembuatan kerajinan keranjang

1.6 Metode Pengumpulan Data


Data merupakan kumpulan nyata yang mengandung suatu keterangan, kemudian di olah
untuk menghasilkan suatu informasi yang besifat objektif dan sesuai dengan yang
diharapkan. Maka penulis menggunakan beberapa metode untuk pengumpulan data
sebagai berikut :
1.6.1

Observasi adalah dalam hal ini pengumpulan data melakukan dengan

pengamatan langsung kelapangan dan mencatat data-data pada mesin.


1.6.2
Wawancara pengambilan data secara langsung yang di lakukan dengan
mengajukna beberapa pertanyaan kepada narasumber.
1.6.3
Studi Pustaka adalah pengambilan data dengan mencari informasi pada
buku yang tersedia di perpustakaan dan literature lainnya.
1.6.4
Penelitian adalah pengumpulan data dan fakta permasalahan dan kerangka
pembahasan yang diajukan, dan dapat ditarik kesimpulan.

BAB II

LANDASAN TEORI
2.1 Kapasitas Mesin
Mekanisme mesin pemipih pelapas pisang hampir sama dengan mekanisme mesin rol.
bendakerja ditekan antara dua rol, sehingga ketebalannya mengalami pengurangan yang
disebut draft.
1. Kapasitas Mesin
Lembar
Qn
= 1000
Jam
Qn

=n

Lembar
. (1)
Jam

Keterangan :
Qn = Kapasitas Mesin
2. Pengurangan ketebalan benda kerja (Draft)
Penguranag ketebalan disini adalah bendakerja ditekan antara dua rol, sehingga
ketebalannya mengalami pengurangan yang disebut draft :
t
d = 0t . (2)
f

Keterangan :
d
=
t0
=
tf

draft dalam in (mm)


ketebalan mula-mula dalam in (mm)
ketebalan akhir dalam in (mm)

3. Gaya dan daya dalam pengerolan


Harga maksimum ditentukan dengan persamaan :
d max
2 R...
=
(3)
Keterangan :
d max

Draf maksimum

Koefisien gesekan

jari-jari rol dalam in (mm)

4. Daya (P) yang dibutuhkan dalam proses pengerolan


P = 2 N.F.L atau P = 4 N.T.. (4)
2.2 Sabuk
Dengan jarak yang jauh antara dua buah poros tidak memungkinkan transmisi langsung
dengan roda gigi, karena akan memkan biaya dan daya yang cukup besar. Dengan
demikian, cara transmisi putaran atau daya yang lain dapat diterapkan dimana sebuah
sabuk luwes atau rantai dibelitkan sekeliling puli atau spoket pada poros.
2.2.1 Klasifikasi Sabuk
Transmisi sabuk dapat dibagi atas tiga kelempok, yaitu sebagai berikut :
2.2.1

Dalam kelompok pertama, sabuk rata dipasang pada pully silinder dan

meneruskan momen antara dua poros yang jaraknya dapat sampai 10m.
Dengan perbandingan putaran 1/1 sampai 6/1
2.2.2 Dalam kelompok kedua, sabuk dengan penampang trapesium dipasang
pada

pully dengan alur dan meneruskan momen antara dua poros yang

jaraknya dapat sampai 5 m. Dengan perbandingan putaran antara 1/1 samapai


1/7.
2.2.3 Dalam kelompok ketiga, terdiri atas sabuk dengang gigi yang digerakan
dengan spoket pada jarak pusat sampai 2 m dan meneruskan putaran secara
tepat dengan perbandingan putaran antara 1/1 sampai 6/1.

Gambar 3.2 Diagram pemilihan sabuk-V


Sumber : Sularso dan Kiyokatsu Dasar Perencanaan dan Pemeliharaan Elemen Mesin,
hal. 164

2.2.2 Rumus Perhitungan


Persamaan dasar dalam perencanaan sabuk dapat di tetepkan dengan rumus-rumus
sebagai berikut :
1. Perbandingan transmisi (i)
n1
1
M2
i = n2 = 2 = M 1

d2
d1

(5)
n1 =
Putaran poros pertama (rpm)
n2 =
2. Jarak sumbu poros

Putaran poros keduan (rpm)

Keterangan :

C=

D pd p

b28
b+

.. (6)

Dimana :
b = 2L 3,14 (d p + D p ) . (7)
Keterangan :
C = Jarak sumbu poros (mm)
d p = Diameter penggerak (mm)
D p = Diameter yang digerakan (mm)
3. Besaran sudut kontak
57 (D pd p )
= 180 C
(8)
4. Kecepatan linier sabuk V (v)
d p nl
v = 1000000
(9)
Keterangan :
v = Kecepatan linear sabuk V (m/s)
5. Jumlah sabuk
Pd
N = P0 . K
. (10)
Keterangan :
= Sudut kontak
K = Faktor koreksi
Pd

= Daya rencana (KW)

Jumlah sabuk

P0 = Kapasitas transmisi daya (KW)


2.3 Puli

Puli merupakan suatu alat mekanik yang digunakan sebagai penghantar daya yang
berfungsi sabagai sabuk untuk menjalankan kekuatan. Cara kerja puli sering digunakan
untuk mengubah arah dari gaya yang diberikan mengirimkan gerakan rotasi
memeberikan keuntungan mekanis apa bila digunakan pada kendaraan. Fungsi dari puli
sebenarnya hanya sebagai penghubung mekanis ke AC, power steering, alternator.
Secara umum untuk poros dengan diameter 3-in dipergunakan bahan yang dibuat dengan
pengerjaan dingin, baja karbon.Dan bila yang dibutuhkan untuk menahan beban kejut,
kekerasan dan tegangan yang besar maka dipakai bahan baja paduan, yang biasa dikenal
sebagai bahan komersial. Bila diperlukan pengerasan permukaan dipakai bahan dengan
baja yang dikarburising (misal: ASME 1020, 1117, 2315, 4320, 4820, 8620 atau G 4102,
G4103, G4104, G4105). Karena sangat tahan terhadap korosi dan poros ini dipakai untuk
meneruskan.
putaran tinggi dan beban berat. Sekalipun demikian pemakaian baja paduan khusus tidak
selalu dianjurkan jika alasannya hanya putaran tinggi dan beban rendan.Dalam hal
demikian perlu dipertimbangkan penggunaan baja karbon yang diberi perlakuan panas
secara tepat untuk memperoleh kakuatan yang diperlukan.
2.3.1 Rumus Perhitungan
2.4.1.1 Mencari diameter jarak bagi pully motor (dp) dan pully besar transmisi
(Dp)
dk = dp + (2k) dp = dk-(2k) =. (11)
Dk = Dp + (2k) Dp = Dk-(2k) =. (12)
2.4 Poros
Poros merupakan suatu elemen mesin yang berputar dan biasanya terpasang pada elemen
elemen lain seperti roda gigi, puli, engkol, roda gila dan daya lainnya. Poros dapat
menerima beban lenturan, tarik, dan puntiran yang bekerja sendiri maupun bersamaan.
2.4.1 Klasifikasi poros
Poros untuk meneruskann daya di klasifikasikan menurut perbedaannya sebagai
berikut :

2.4.1.1 Poros Transmisi


Poros seperti ini mendapatkan beban puntir murni atau puntir dan lentur.
Daya ditransmisikan kepada poros ini melalui kopling, roda gigi, puli,
sabuk atau sproket rantai, dan lain sebagainya.
2.4.1.2 Spindel
Poros transmisi yang relative pendek, seperti : poros utama mesin,
perkakas, dimana beban utamanya berupa puntiran, disebut spindel. Syarat
yang harus dipenuhi poros ini adalah deformasinya harus kecil dan bentuk
serta ukurannya harus teliti.
2.4.1.3 Gandar
Poros seperti yang dipasang diantara roda roda kereta barang, dimana
tidak mendapatkan beban punter, bahkan kadang tidak boleh berputar,
disebut gandar. Gandar ini hanya mendapatkan beban lenturan, kecuali
jika digerakan oleh penggerak mula diaman akan menghasilkan beban
punter juga.
Menurut bentuknya, poros digolongkan atas poros lurus umum, poros
engkol sebagai poros utama dari mesin torak, dan lain sebagainya. Poros
luwes unutk transmisi daya kecil agar terdapat kebebasan bagi perubahan
arah, dan lain - lain
2.4.2 Dasar dasar perencanaan poros
Untuk merencanakan sebuah poros hal hal berikut ini perlu diperhatikan :
1. Daya rencana (

Pd

Daya rencana pada mesin ini dapat ditentukan dengan persamaan berikut
(Sularso, 2004 : 7 )
Pd =f c P
(13)
Keterangan :
Pd

= Daya rencana (HP) atau (KW)

f c = Faktor koreksi

Harga unutk faktor koreksi dapat dilihat pata table 1 dibawah ini :
Tabel 1. faktor koreksi daya yang ditransmisikan :

fc
Daya yang ditransmisikan
Daya rata-rata yang diperlukan
1.21 2.0
Daya Maksimum yang diperlukan
0.8 1.2
Daya normal
1.0 1.5
Sularso dan Kiyokatsu, 1997 Dasar Perancangan dan pemilihan Elemen Mesin, hal 7
2. Torsi (T)

5 Pd
10
T = 9,74.
n1 ..

(14)
Sularso dan Kiyokatsu, 1997 Dasar Perancangan dan pemilihan Elemen Mesin,
hal 7
3. Diameter poros yang direncanakan
Persamaan yang dapat digunakan adalah sebagai berikut :
2 1 /3
Kt T
K m M 2 +

ds
=
. (15)
5,1

( )

Keterangan :
a = Tegangan geser yang dijinkan (kg/mm)
d s = Diameter poros (mm)
K m = Faktor koreksi momen lentur
Kt

= Faktor koreksi momen puntir

= Momen lentur (kg/mm)

= Torsi (kg/mm)

Tabel 2. Fakotr koreksi momen puntir

Beban
Jika beban dikenakan secara luas
Jika beban sedikit kejutan/tumbukan
Jika beban kejutan/tumbukan besar

Kt
Kt
1,0
1,0 1,5
1,5 3,0

Sularso dan Kiyokatsu, 1997 Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin, hal 8
Harga untuk factor momn lentur dapat dilihat pada table 3 :
Beban
Untuk pembebanan momen lentur
Untuk pembebanan tumbukan ringan
Untuk pembebanan tumbukan besar

Km
1,5
1,5 2,0
2,0 3,0

Sularso dan Kiyokatsu, 1997 Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin, hal 17
4. Gaya gaya yang terjadi akibat pulli yang digerakkan menghubungkan poros
transmisi dan poros engkol
a. Gaya tangensial
Pd
F13
= v B ..
(16)
b. Gaya radial

Fr 3

F12
2

sin
2

(17)
2.5 Bantalan
Bantalan adalah elemen mesin yamg menumpu poros berbeban, sehingga putaran atau
gerakan bolak baliknya dapat berlangsung secara halus, amn, dan panjang umur
bantalan harus cekup kokoh untuk memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya
bekerja dengan baik.
2.5.1.
Kalasifikasi Bantalan
Bantalan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Bantalan Luncur
Pada bantalan ini terjadi geseran luncur antara poros dan bantalan karena
permukaan poros ditumpu oleh permukaan bantalan dengan perantara lapisan
pelumas
Gambar 2.2 Macam- macam bantalan luncur

Sumber : (Sularso dan Kiyokatsu, 1997 Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemn
Mesin, halaman 104)
2. Bantalan Gelinding
Terjadi geseran anatara bagian yang berputar dengan yang dam melalui elemen
gelinding seperti bola (Peluru), rol atau rol jarum dan rol bulat.

Gambar 2.2 Macam- macam bantalan gelinding


Sumber : (Sularso dan Kiyokatsu, 1997 Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemn
Mesin, halaman 129)

Anda mungkin juga menyukai