Oleh:
Rendi Salim
525170007
Mengesahkan,
Ketua Program Studi,
i
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan kesehatan yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis dimampukan
untuk menyelesaikan laporan kerja praktek ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Laporan kerja praktek ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan program
pendidikan S1 di Program Studi Teknik Elektrok Jurusan Teknologi Industri Fakultas
Teknik Universitas Tarumanegara. Laporan kerja praktek ini berjudul “Alat Pengetes
Fungsi Silinder Pneumatik Pada Mesin Cetak di PT. Wahyu Dharma Perkasa”. Laporan
ini dibuat berdasarkan pengalaman kerja praktek yang telak dilaksanakan di PT.
Wahyu Dharma Perkasa yang dilaksanakan pada 06 Januari 2020 sampai 28 Februari
2020.
Penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada DR. Hugeng, ST., MT.
sebagai Dosen Pembimbing yang telah memberi arahan dan petunjuk selama proses
pembuatan laporan ini. Penulis juga ingin mengucakan terima kasih kepada Bapak
Timmy dan Ibu Jacqueline sebagai pembimbing dari PT. Wahyu Dharma Perkasa yang
telah memperbolehkan penulis melakukan kerja praktek di PT. Wahyu Dharma Perkasa
dan telah memberikan bimbingan pada penulis dan pengalaman baru kepada penulis.
Selain itu, tidak lupa penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada Ir. Johan
Kunto Wibowo, M.Sc. sebagai Koordinator Kerja Praktek, Joni Fat, S.T., M.E. sebaga
Ketua Program Studi Teknik Elektro
Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua orang di sekeliling
penulis yang sudah memberikan semangat dan arahan. Tanpa adanya semangat dan
arahan, Penulis menyadari bahwa Laporan Kerja Praktek ini tidak akan selesai. Semoga
Laporan Kerja Praktek ini dapat berguna bagi orang yang membutuhkannya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………………...i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. v
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Tujuan Kerja Praktek ................................................................................ 2
1.3 Batasan Masalah ....................................................................................... 3
1.4 Spesifikasi Rancangan…………………………………………………...3
BAB 2 BAHASAN UMUM ................................................................................... 4
2.1 Gambaran Umum PT. Wahyu Dharma Perkasa ....................................... 4
2.1.1 Sejarah PT. Wahyu Dharma Perkasa ................................................ 4
2.2 Struktur Organisasi PT. Wahyu Dharma Perkasa ........................... 5
2.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek ....................................... 7
BAB 3 BAHASAN KHUSUS ................................................................................ 8
3.1 Perangkat Keras ...................................................................................... 11
3.1.1 Power Supply 24V DC……………………………………………………..11
3.1.2 Switch ………………………………………………………………..13
3.1.3 Kompresor …………………………………………………………..14
3.1.4 Filter Regulator Lubricator …………………………………………14
3.1.5 Pneumatic Solenoid Valve …………………………………………..15
3.1.6 Valve Terminal ………………………………………………………16
3.2 Rangkaian Listrik ................................................................................... 17
BAB 4 TEMUAN DAN ANALISIS .................................................................... 18
4.1 Temuan ................................................................................................... 18
4.2 Analisis ................................................................................................... 19
iii
4.2.1 Silinder Pneumatik yang Sudah Dites Berfungsi di Alat Tes, Tetapi Tidak
Dapat Berfungsi Saat di Mesin. ..................................................................... 19
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 20
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 20
5.2 Saran ....................................................................................................... 20
DAFTAR ACUAN ............................................................................................... 21
iv
DAFTAR GAMBAR
6. Gambar 3.4 Power Supply Pada Alat Pengetes Fungsi Silinder Pneumatik ……..11
15. Gambar 3.13 Rangkaian Pneumatic Solenoid Valve dengan Empat Saluran ….16
17. Gambar 3.15 Rangkaian Listrik Alat Pengetesan Fungsi Silinder Pneumatik ….17
19. Gambar 4.3 Sistem pneumatik pada mesin cetak Heidelberg SM 52 ………….19
v
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
pneumatik sendiri memiliki dua tipe yang paling sering digunakan, silinder
kerja tunggal (single acting cylinder) dan silinder kerja ganda (double acting cylinder).
Silinder kerja tunggal menggunakan satu port untuk memasukan udara bertekan,
sedangkan silinder kerja ganda menggunakan dua port untuk instroke dan outstroke.
Silinder pneumatik biasanya sering dijumpai pada mesin-mesin cetak modern.
Salah satu contoh mesin cetak modern yang menggunakan silinder pneumatik adalah
Heidelberg SM 52 yang ada pada PT. Wahyu Dharma Perkasa. Penggunaan silinder
pneumatik di mesin printing tersebut untuk memotong-motong kertas yang sesuai
dengan keinginan operator.
Peran dari sebuah silinder pneumatik sendiri bagi mesin tersebut sangatlah
vital. Bila salah satu silinder pneumatik ada yang rusak, tidak menutup kemungkinan
seluruh sistem dari mesin tersebut akan terhenti atau sistem dari mesin tersebut akan
terkendala. Oleh karena itu, silinder pneumatik harus segera diganti atau segera
diperbaiki.
Namun, masalah yang terjadi adalah terkadang silinder pneumatik tidak bisa
diperbaiki dengan sekali coba, biasanya silinder pneumatik membutuhkan beberapa
kali pengetesan dan setiap pengetesan membutuhkan waktu untuk mengkalibrasi
semua sistem yang ada di mesin. Maka dari itu, dibutuhkan sebuah alat yang mampu
untuk mengetes silinder pneumatik yang rusak saja dan tidak membutuhkan waktu
untuk mengkalibrasi semua sistem. Untuk saat ini, belum ada alat yang dapat
digunakan untuk mengetes silinder pneumatik.
Alat yang dirancang di PT. Wahyu Dharma Perkasa merupakan alat yang
mampu mengetes silinder pneumatik yang rusak saja. Alat ini membutuhkan daya
sebesar 24 V DC dan 7.5 bar tekanan angin. Dengan adanya alat ini, pengetesan silinder
pneumatik tidak perlu menyalakan mesin.
PT. Wahyu Dharma Perkasa. Selain itu, tujuan berikutnya adalah mengimplmentasikan
alat yang mampu mengetes fungsi silinder pneumatik pada sebuah mesin tersebut
berkerja atau tidak, membuat rangkaian untuk alat tersebut.
Pada jangka waktu 19 tahun sampai sekarang, PT. Wahyu Dharma Perkasa
mulai mengembangkan potensi bisnisnya yang bergerak di bidang percetakan dengan
mesin empat warna (Mesin Heidelberg SM 52-4 dan Mesin Sakurai Oliver 466 SIP).
Seiring waktu berjalan, PT. Wahyu Dharma Perkasa semakin berkembang, dimulai dari
bisnisnya yang hanya bergerak dibidang percetakan. Kini pada jangka waktu 15 tahun
4
5
terakhir sampai sekarang PT. Wahyu Dharma Perkasa mulai mengembangkan potensi
bisnisnya di bidang jual-beli mesin second hand.
PT. Wahyu Dharma Perkasa juga membeli (import) mesin-mesin cetak bekas
dengan merek Heidelberg, Sakurai, Komori dan Ryobi. Selain mesin-mesin cetak, PT.
Wahyu Dharma Perkasa juga membeli mesin potong bekas dengan merek Nagai. Dan
juga membeli mesin-mesin finishing dengan merek Muller Martini, Sthal, Horizon, dan
Asrer. Semua mesin-mesin yang dibeli oleh PT. Wahyu Dharma Perkasa berasal dari
Negara Eropa, Japan, Australia, dan New Zealand. Selain mengimport mesin dari
negara lain, PT. Wahyu Dharma Perkasa juga menjual mesin-mesin yang dibeli dari
negara lain, kemudian dijual di Jakarta, daerah Pulau Jawa, dan diluar Pulau Jawa
dengan jaminan servis dan perbaikan kerusakan mekanik selama tiga bulan.
PT. Wahyu Dharma Perkasa memiliki visi menjadi perusahaan terbaik dibidang
elektrikal dan mekanikal yang menerapkan aplikasi teknologi tepat guna dan ramah
lingkungan dan memiliki misi untuk menyediakan jasa professional engineering,
produk yang bermutu, manajemen proyek, dan jasa perawatan serta perbaikan di
lingkup elektrikal dan mekanikal.
Tempat pelaksanaan kerja praktek yaitu di bagian rekondisi mesin PT. Wahyu
Dharma Perkasa, beralamat di Jl. Agung Timur 2 No. 50, Blok O1, Sunter Agung
Podomoro, Jakarta Utara. Kerja praktek dilakukan pada divisi rekondisi mesin yang
merupakan bagian untuk pengecekan, perbaikan, pemasangan dan wiring pada suatu
mesin yang di impor PT. Wahyu Dharma Perkasa.
BAB 3
BAHASAN KHUSUS
Pada mesin cetak offset, troubleshooting dari sebuah mesin dapat ditandai
dengan berbagai macam cara: mesin berhenti, getaran yang berlebihan, adanya suara
asing, suhu yang tinggi, dan bau terbakar. Kerusakan pada mesin biasanya terjadi
karena ada komponen yang tidak terpasang sempurna atau komponen sudah ada yang
rusak. Salah satu komponen yang mudah rusak adalah komponen silinder pneumatik.
Bila bagian seal dari silinder pneumatik mengalami kerusakan yang parah, silinder
pneumatik tidak dapat digunakan kembali sehingga harus segera diganti dengan yang
baru. Bagian-bagian dari silinder pneumatik dapat dilihat pada Gambar 3.1.
8
9
Silinder pneumatik yang sudah mengalami kerusakan akan segera dilepas dari
mesin untuk diperbaiki. Setelah silinder pneumatik diperbaiki, silinder pneumatik tidak
langsung dipasang di mesin cetak, silinder pneumatik akan dites terlebih dahulu di alat
pengetesan fungsi silinder pneumatik. Saat silinder pneumatik dites dan tidak dapat
berfungsi, silinder pneumatik akan diperbaiki kembali. Bila silinder pneumatik sudah
tidak dapat diperbaiki, silinder pneumatik akan diganti dengan yang baru. Diagram alur
perbaikan silinder pneumatik Gambar 3.2.
bekerja, silinder pneumatik memerlukan tekanan udara, baik silinder pneumatik kerja
tunggal maupun silinder pneumatik kerja ganda. Tekanan udara dari alat ini diperoleh
dari kompresor. Setelah alat ini diberikan tekanan udara, tekanan udara harus
disesuaikan dengan Filter regulator lubricator. Filter regulator lubricator diatur
sesuai dengan berapa besar tekanan udara yang dibutuhkan oleh pneumatic solenoid
valve. Pada alat ini, pneumatic solenoid valve membutuhkan tekanan udara sebesar
kurang lebih 7.5 bar.
Perangkat keras yang digunakan pada perancangan ini terdiri dari power supply
24V DC, switch, kompresor, filter regulator lubricator, pneumatic solenoid valve, dan
valve terminal. Penjelasan dari perangkat keras tersebut akan dibahas pada sub bab
berikutnya.
Gambar 3.4 Power Supply Pada Alat Pengetes Fungsi Silinder Pneumatik
Fungsi dari filter kapasitor di sini untuk menyaring arus searah yang bukan
arus searah yang murni. Rangkaian filter ini menggunakan kapasitor yang diletakan
melintasi terminal keluaran penyearah [3]. Rangkaian dari filter kapasitor dapat
dilihat pada Gambar 3.8.
3.1.3 Kompresor 1 HP
Kompresor adalah suatu alat untuk memampatkan udara atau gas [4]. Cara kerja
dari kompresor melalui kerja ganda yaitu sebagai penguat dan sebagai pompa vakum.
Udara atau gas yang dimampatkan akan diambil dari suatu tempat, inilah yang disebut
dengan cara kerja pompa vakum. Setelah udara atau gas diambil dari suatu tempat dan
dialirkan ke ruangan tertutup, volume dari ruangan tertutup tersebut akan diperkecil
sehingga tekanan akan naik, proses ini disebut dengan penguat. Kompresor pada alat
pengetesan fungsi silinder pneumatik digunakan untuk memberikan tekanan gas yang
berfungsi untuk memberikan dorongan kepada silinder pneumatik. Kompresor yang
digunakan pada alat ini dapat dilihat pada Gambar 3.10.
kemudian mengatur berapa besar tekanan yang akan dilalui melalu lubricator [5].
Filter regulator lubricator dapat dilihat pada Gambar 3.11.
Pneumatic solenoid valve empat saluran yang digunakan pada alat ini memiliki
empat port dan dua posisi. Kedua posisi tersebut merupakan posisi awal dan posisi
akhir. Perpindahan posisi dari pneumatic solenoid valve akan terjadi bila switch pada
alat tersebut dinyalakan. Rangkaian pneumatic solenoid valve ini dapat dilihat pada
gambar 3.13.
Cara kerja dari pneumatic solenoid valve dapat dilihat dari Gambar 3.13.
Pneumatic solenoid valve akan berkerja bila switch diaktifkan. Setelah switch
diaktifkan, Arus listrik akan mendorong kumparan yang ada pada pneumatic solenoid
valve dan posisi awal dari pneumatic solenoid valve akan berubah menjadi posisi akhir.
Posisi awal mengindikasikan udara yang berada pada belakang piston akan dikeluarkan
dan udara yang berada pada depan piston akan masuk, sedangkan posisi akhir pada
pneumatic solenoid valve akan mengeluarkan udara pada depan piston dan memasukan
udara pada belakang piston sehingga silinder pneumatik akan bekerja. Bila switch
dimatikan, arus listrik yang mendorong kumparan akan hilang dan posisi dari
pneumatic solenoid valve akan kembali seperti semula.
Valve terminal merupakan komponen yang ada pada sistem pneumatikl. Valve
terminal digunakan untuk meletakan pneumatic silinder valve dan merupakan
17
rangkaian listrik pada alat ini. Selain itu, valve terminal digunakan untuk saling
menghubungkan pneumatic silinder valve sehingga kerja dari sebuah sistem pneumatik
tidak berantakan. Valve terminal yang digunakan pada alat ini dapat dilihat pada
Gambar 3.14.
Rangkaian listrik pada alat ini dibuat dengan memodifikasi rangkaian yang
sudah ada pada valve terminal. Rangkaian ini dimodifikasi agar alat tidak lagi bekerja
secara otomatis dan mampu menerima daya dari power supply. Rangkaian listrik pada
alat ini dapat dilihat pada Gambar 3.15.
4.1 Temuan
Berikut adalah hasil perancangan dari alat pengetesan fungsi silinder pneumatik
pada bagian valve terminal. Alat ini memiliki ukuran 45 cm x 20 cm x 10 cm. Gambar
alat yang dirancang dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Selama proses perancangan perangkat keras pada prototipe alat pengetes fungsi
silinder pneumatik, ditemukan beberapa permasalahan pada alat pengetes fungsi
silinder pneumatik sebagai berikut:
1. Silinder pneumatik yang sudah dites berfungsi di alat tes tidak dapat
berfungsi saat di mesin.
18
19
4.2 Analisis
Analisis dari temuan-temuan tersebut akan dijelaskan lebih detail pada subbab
berikut ini.
4.2.2 Silinder Pneumatik yang Sudah Dites Berfungsi di Alat Tes, Tetapi Tidak
Dapat Berfungsi Saat di Mesin.
5.1 Kesimpulan
1. Jalur pada alat pengetesan fungsi silinder pneumatik dimodifikasi dari sistem
pneumatik yang berada pada mesin cetak sehingga sistem yang tadinya saling
berkerja secara otomatis diubah menjadi secara manual.
2. Kerusakan silinder pneumatik pada mesin bukan hanya diakibatkan dari
silinder pneumatik sendiri, melainkan bisa diakibatkan karena adanya sistem
pneumatik selain silinder pneumatik yang rusak, contohnya pneumatik solenoid
valve.
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan adalah membuat jalur sendiri untuk alat ini. Selain
itu, penambahan lampu LED pada alat ini juga diperlukan untuk mengetahui alat ini
menerima daya atau tidak dari power supply. Pengecekan terhadap sistem pneumatik
sebelum pembetulan silinder pneumatik juga diperlukan. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui bahwa mesin rusak benar-benar rusak karena silinder pneumatik bukan
karena sistem pneumatik selalin silinder pneumatik yang rusak.
20
DAFTAR ACUAN
[1] Hamdan, “Industri 4.0: Pengaruh Revolusi Industri Pada Kewirausahaan Demi
Kemandirian Ekonomi,” Serang, 2018.
[3] Suwitno, “Mendisain Rangkaian Power Supply Pada Rancang Bangun Miniatur
Pintu Garasi Otomatis,” Riau, 2014.
[5] A. Malik, “Revolusi Gutenberg (Makna Penemuan Mesin Cetak bagi Kemajuan
Peradaban Manusia: Dari Tradisi Lisan ke Tulisan),” Banten, 2013.
21