Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN KERJA PRAKTEK

ALAT PENGETES FUNGSI SILINDER PNEUMATIK


PADA MESIN CETAK DI PT. WAHYU DHARMA
PERKASA

Oleh:

Rendi Salim
525170007

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TARUMANEGARA
JAKARTA
2020
PENGESAHAN

Nama : Rendi Salim


NIM : 525170007
Program Studi : Teknik Elektro
Judul : Alat Pengetes Fungsi Silinder Pneumatik pada Mesin Cetak di
PT. Wahyu Dharma Perkasa
Tanggal Sidang : 05 Juni 2020
Tim Penguji :
1. Dr. Ir. Endah Setyaningsih, M.T.
2. Ir. Tony Winata

PT. Wahyu Dharma perkasa Jakarta, 21 Mei 2019


Direktur, Dosen Pembimbing,

Timmy Wiranata DR. Hugeng, ST., MT.

Mengesahkan,
Ketua Program Studi,

Joni Fat, S.T., M.E.

i
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan kesehatan yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis dimampukan
untuk menyelesaikan laporan kerja praktek ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Laporan kerja praktek ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan program
pendidikan S1 di Program Studi Teknik Elektrok Jurusan Teknologi Industri Fakultas
Teknik Universitas Tarumanegara. Laporan kerja praktek ini berjudul “Alat Pengetes
Fungsi Silinder Pneumatik Pada Mesin Cetak di PT. Wahyu Dharma Perkasa”. Laporan
ini dibuat berdasarkan pengalaman kerja praktek yang telak dilaksanakan di PT.
Wahyu Dharma Perkasa yang dilaksanakan pada 06 Januari 2020 sampai 28 Februari
2020.

Penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada DR. Hugeng, ST., MT.
sebagai Dosen Pembimbing yang telah memberi arahan dan petunjuk selama proses
pembuatan laporan ini. Penulis juga ingin mengucakan terima kasih kepada Bapak
Timmy dan Ibu Jacqueline sebagai pembimbing dari PT. Wahyu Dharma Perkasa yang
telah memperbolehkan penulis melakukan kerja praktek di PT. Wahyu Dharma Perkasa
dan telah memberikan bimbingan pada penulis dan pengalaman baru kepada penulis.
Selain itu, tidak lupa penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada Ir. Johan
Kunto Wibowo, M.Sc. sebagai Koordinator Kerja Praktek, Joni Fat, S.T., M.E. sebaga
Ketua Program Studi Teknik Elektro

Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua orang di sekeliling
penulis yang sudah memberikan semangat dan arahan. Tanpa adanya semangat dan
arahan, Penulis menyadari bahwa Laporan Kerja Praktek ini tidak akan selesai. Semoga
Laporan Kerja Praktek ini dapat berguna bagi orang yang membutuhkannya.

Jakarta, 28 Maret 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………………...i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. v
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Tujuan Kerja Praktek ................................................................................ 2
1.3 Batasan Masalah ....................................................................................... 3
1.4 Spesifikasi Rancangan…………………………………………………...3
BAB 2 BAHASAN UMUM ................................................................................... 4
2.1 Gambaran Umum PT. Wahyu Dharma Perkasa ....................................... 4
2.1.1 Sejarah PT. Wahyu Dharma Perkasa ................................................ 4
2.2 Struktur Organisasi PT. Wahyu Dharma Perkasa ........................... 5
2.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek ....................................... 7
BAB 3 BAHASAN KHUSUS ................................................................................ 8
3.1 Perangkat Keras ...................................................................................... 11
3.1.1 Power Supply 24V DC……………………………………………………..11
3.1.2 Switch ………………………………………………………………..13
3.1.3 Kompresor …………………………………………………………..14
3.1.4 Filter Regulator Lubricator …………………………………………14
3.1.5 Pneumatic Solenoid Valve …………………………………………..15
3.1.6 Valve Terminal ………………………………………………………16
3.2 Rangkaian Listrik ................................................................................... 17
BAB 4 TEMUAN DAN ANALISIS .................................................................... 18
4.1 Temuan ................................................................................................... 18
4.2 Analisis ................................................................................................... 19

iii
4.2.1 Silinder Pneumatik yang Sudah Dites Berfungsi di Alat Tes, Tetapi Tidak
Dapat Berfungsi Saat di Mesin. ..................................................................... 19
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 20
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 20
5.2 Saran ....................................................................................................... 20
DAFTAR ACUAN ............................................................................................... 21

iv
DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 2.1 Logo Perusahaan PT. Wahyu Dharma Perkasa ………………………4

2. Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT. Wahyu Dharma Perkasa ……………………6

3. Gmbar 3.1 Bagian Dalam Silinder Pneumatik …………………………………….8

4. Gambar 3.2 Diagram Alur Perbaikan Silinder Pneumatik ………………………...9

5. Gambar 3.3 Diagram Blok Sistem …………………………………………….…10

6. Gambar 3.4 Power Supply Pada Alat Pengetes Fungsi Silinder Pneumatik ……..11

7. Gambar 3.5 Trafo non CT dengan CT ……………………………………………12

8. Gambar 3.6 Rangkaian Penyerah dengan CT …………………………………….12

9. Gambar 3.7 Rangkaian Penyearah dengan Diode Bridge …………………..……12

10. Gambar 3.8 Rangkaian Filter Kapasitor …………………………………...……13

11. Gambar 3.9 Toggle Switch Tiga Pin …………………………………………….13

12. Gambar 3.10 Kompresor ……………………………...………………………...14

13. Gambar 3.11 Filter Regulator Lubricator ……………………………..……….15

14. Gambar 3,12 Pneumatic Solenoid Valve ………………………………………..15

15. Gambar 3.13 Rangkaian Pneumatic Solenoid Valve dengan Empat Saluran ….16

16. Gambar 3.14 Valve Terminal ……………………………………………………17

17. Gambar 3.15 Rangkaian Listrik Alat Pengetesan Fungsi Silinder Pneumatik ….17

18. Gambar 4.1 Alat yang Dirancang ………………………………………………18

19. Gambar 4.3 Sistem pneumatik pada mesin cetak Heidelberg SM 52 ………….19

v
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Revolusi industri adalah perubahan cara hidup dan proses kerja manusia secara
fundamental, dimana dengan kemajuan teknologi informasi dapat mengintergrasikan
dalam dunia kehidupan dengan digital yang dapat memberikan dampak bagi seluruh
disiplin ilmu [1]. Industri sendiri saat ini sudah mengalami empat kali revolusi, revolusi
industri 1.0, revolusi industri 2.0, revolusi industri 3.0, dan yang terakhir revolusi
industri 4.0. Revolusi industri 4.0 sendiri merupakan kombinasi dari fisik-cyber,
internet of things (IoT), dan internet of system.
Dengan perkembangan industri yang semakin cangih, para ahli dipaksa untuk
menciptakan mesin yang mampu menunjang perkembangan industri tersebut. Salah
satu contoh mesin yang ikut berkembang adalah mesin percetakan. Pada mulanya,
mesin cetak ditemukan oleh Johan Gutenberg. Mesin cetak tersebut terbuat dari kayu
dan pengoperasian dari mesin tersebut manual.
Pada zaman sekarang, mesin cetak sudah tidak lagi dioperasikan secara manual.
Mesin cetak saat ini dioperasikan secara otomatis dan sistem dari mesin cetak saling
terkoneksi. Salah satu contoh sistem dari mesin cetak yang menunjuang kerja dari
mesin cetak tersebut adalah sistem pneumatik.
Sistem pneumatik adalah semua komponen mesin atau peralatan yang
digerakan dengan menggunakan media udara bertekanan. Salah satu komponen mesin
yang menggunakan media udara tersebut adalah silinder pneumatik (air cylinder).
Silinder pneumatik pada setiap mesin cetak memiliki perannya masing-masing,
memotong kertas, mencetak kertas, dan lain-lain.
Silinder pneumatik adalah aktuator atau perangkat mekanis yang menggunakan
kekuatan udara bertekanan (udara yang terkompresi) untuk menghasilkan kekuatan
dalam gerakan bolak-balik piston secara linear (gerakan keluar – masuk) [2]. Silinder

1
2

pneumatik sendiri memiliki dua tipe yang paling sering digunakan, silinder
kerja tunggal (single acting cylinder) dan silinder kerja ganda (double acting cylinder).
Silinder kerja tunggal menggunakan satu port untuk memasukan udara bertekan,
sedangkan silinder kerja ganda menggunakan dua port untuk instroke dan outstroke.
Silinder pneumatik biasanya sering dijumpai pada mesin-mesin cetak modern.
Salah satu contoh mesin cetak modern yang menggunakan silinder pneumatik adalah
Heidelberg SM 52 yang ada pada PT. Wahyu Dharma Perkasa. Penggunaan silinder
pneumatik di mesin printing tersebut untuk memotong-motong kertas yang sesuai
dengan keinginan operator.
Peran dari sebuah silinder pneumatik sendiri bagi mesin tersebut sangatlah
vital. Bila salah satu silinder pneumatik ada yang rusak, tidak menutup kemungkinan
seluruh sistem dari mesin tersebut akan terhenti atau sistem dari mesin tersebut akan
terkendala. Oleh karena itu, silinder pneumatik harus segera diganti atau segera
diperbaiki.
Namun, masalah yang terjadi adalah terkadang silinder pneumatik tidak bisa
diperbaiki dengan sekali coba, biasanya silinder pneumatik membutuhkan beberapa
kali pengetesan dan setiap pengetesan membutuhkan waktu untuk mengkalibrasi
semua sistem yang ada di mesin. Maka dari itu, dibutuhkan sebuah alat yang mampu
untuk mengetes silinder pneumatik yang rusak saja dan tidak membutuhkan waktu
untuk mengkalibrasi semua sistem. Untuk saat ini, belum ada alat yang dapat
digunakan untuk mengetes silinder pneumatik.
Alat yang dirancang di PT. Wahyu Dharma Perkasa merupakan alat yang
mampu mengetes silinder pneumatik yang rusak saja. Alat ini membutuhkan daya
sebesar 24 V DC dan 7.5 bar tekanan angin. Dengan adanya alat ini, pengetesan silinder
pneumatik tidak perlu menyalakan mesin.

1.2 Tujuan Kerja Praktik


Tujuan dari kerja praktik ini adalah untuk merancang alat yang mampu
mengetes silinder pneumatik. Khususnya pada Mesin Heidelberg SM 52 yang ada pada
3

PT. Wahyu Dharma Perkasa. Selain itu, tujuan berikutnya adalah mengimplmentasikan
alat yang mampu mengetes fungsi silinder pneumatik pada sebuah mesin tersebut
berkerja atau tidak, membuat rangkaian untuk alat tersebut.

1.3 Batasan Masalah


Batasan masalah dari pada perancangan alat pengetes fungsi pneumatik ini
adalah sebagai berikut:
1. Merangkai alat pengetes silinder pneumatik yang terdiri dari kompresor,
regulator, power supply DC 24 V, pneumatic solenoid valve, valve terminal.

1.4 Spesifikasi Rancangan


Dalam mercancang alat pengetes silinder pneumatik pada mesin printing,
diperlukan beberapa spesifikasi. Alat pengetes silinder pneumatik ini mengambil
konsep dari cara kerja silinder pneumatik pada sebuah mesin yang disederhanakan.
Sehingga dapat dikatakan spesifikasi dari alat ini adalah:
1. Kompresor 1 HP
2. Filter Regulator Lubrikator ½ TC 4000-04D auto drain STNC
3. Menggunakan catu daya 24V DC
4. Pneumatic solenoid valve 4/2 way
5. Valve terminal
6. Toggle Switch
BAB 2
BAHASAN UMUM

2.1 Gambaran Umum PT. Wahyu Dharma Perkasa


PT. Wahyu Dharma Perkasa merupakan sebuah perusahaan yang berfokus pada
bidang percetakan dan rekondisi mesin-mesin cetak, penjualan mesin-mesin cetak,
pemotong kertas, pelipat kertas, penyusun kertas, dan perekat punggung buku.
Perusahaan ini beralamat di Jl. Agung Timur 2 No. 50, Blok O1, Sunter Agung
Podomoro, Jakarta Utara. Logo PT. Wahyu Dharma Perkasa dapat dilihat pada Gambar
2.1

Gambar 2.1 Logo Perusahaan PT. Wahyu Dharma Perkasa

2.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Wahyu Dharma Perkasa


PT. Wahyu Dharma Perkasa berdiri pada tahun 2001 sebagai suatu perusahaan
yang bergerak di bidang percetakan dan rekondisi mesin-mesin cetak, penjualan mesin-
mesin cetak, pemotong kertas, pelipat kertas, penyusun kertas, dan perekat punggung
buku. Perusahaan ini memberikan solusi tepat pada klien tanpa batasan produk dan
spesifikasi yang ingin mencetak buku, mencetak brosur, mencetak kalender, dan lain-
lain yang bersangkutan dengan keperluan percetakan.

Pada jangka waktu 19 tahun sampai sekarang, PT. Wahyu Dharma Perkasa
mulai mengembangkan potensi bisnisnya yang bergerak di bidang percetakan dengan
mesin empat warna (Mesin Heidelberg SM 52-4 dan Mesin Sakurai Oliver 466 SIP).
Seiring waktu berjalan, PT. Wahyu Dharma Perkasa semakin berkembang, dimulai dari
bisnisnya yang hanya bergerak dibidang percetakan. Kini pada jangka waktu 15 tahun

4
5

terakhir sampai sekarang PT. Wahyu Dharma Perkasa mulai mengembangkan potensi
bisnisnya di bidang jual-beli mesin second hand.

PT. Wahyu Dharma Perkasa juga membeli (import) mesin-mesin cetak bekas
dengan merek Heidelberg, Sakurai, Komori dan Ryobi. Selain mesin-mesin cetak, PT.
Wahyu Dharma Perkasa juga membeli mesin potong bekas dengan merek Nagai. Dan
juga membeli mesin-mesin finishing dengan merek Muller Martini, Sthal, Horizon, dan
Asrer. Semua mesin-mesin yang dibeli oleh PT. Wahyu Dharma Perkasa berasal dari
Negara Eropa, Japan, Australia, dan New Zealand. Selain mengimport mesin dari
negara lain, PT. Wahyu Dharma Perkasa juga menjual mesin-mesin yang dibeli dari
negara lain, kemudian dijual di Jakarta, daerah Pulau Jawa, dan diluar Pulau Jawa
dengan jaminan servis dan perbaikan kerusakan mekanik selama tiga bulan.

PT. Wahyu Dharma Perkasa memiliki visi menjadi perusahaan terbaik dibidang
elektrikal dan mekanikal yang menerapkan aplikasi teknologi tepat guna dan ramah
lingkungan dan memiliki misi untuk menyediakan jasa professional engineering,
produk yang bermutu, manajemen proyek, dan jasa perawatan serta perbaikan di
lingkup elektrikal dan mekanikal.

PT. Wahyu Dharma Perkasa memiliki kebijakan mutu dan K3 berupa


mengutamakan kepuasan pelanggan melalui produk serta jasa yang bermutu baik, tepat
waktu, memenuhi standar dan meningkatkan mutu secara berkesinambungan.

2.2 Struktur Organisasi PT. Wahyu Dharma Perkasa


PT. Wahyu Dharma Perkasa memiliki struktur organisasi tersendiri dan terdiri
dari berbagai divisi yang dikepalai oleh seorang direktur untuk memimpin perusahaan
tersebut. Komisaris memiliki tugas untuk mengawasi perusahaan, divisi administrasi
mengepalai bagian akunting dan perpajakan dari perusahaan tersebut, divisi pemasaran
memimpin di bagian percetakan dan penjualan mesin-mesin cetak impor, dan divisi
operasional mengepalai bagian rekondisi mesin.
6

Bagian penjualan mesin cetak memiliki tanggung jawab untuk memasarkan


produk mesin cetak. Bagian perpajakan memiliki tugas untuk mengurus perpajakan
dari perusahaan dan akunting untuk menyusun laporan keuangan dari perusahaan.
Bagian percetakan memiliki tugas untuk melakukan percetakan yang dipesan oleh
pengguna yang ingin mencetak buku, mencetak brosur, mencetak kalender, dan lain-
lain yang bersangkutan dengan keperluan percetakan. Bagian rekondisi mesin memiliki
tugas untuk melakukan pengecekan, perbaikan, pemasangan dan wiring pada suatu
mesin yang di impor PT. Wahyu Dharma Perkasa seperti mesin cetak, mesin potong,
dan mesin finishing. Struktur organisasi dari PT. Wahyu Dharma Perkasa dapat dilihat
pada 2.2.

Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT. Wahyu Dharma Perkasa


7

2.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek


Waktu pelaksanaan kerja praktek dimulai dari tanggal 06 Januari 2020 sampai
tanggal 28 Februari 2020. Kerja praktek ini dilakukan setiap hari Senin sampai Sabtu,
dimulai dari pukul 08.30 hingga pukul 16.30 WIB.

Tempat pelaksanaan kerja praktek yaitu di bagian rekondisi mesin PT. Wahyu
Dharma Perkasa, beralamat di Jl. Agung Timur 2 No. 50, Blok O1, Sunter Agung
Podomoro, Jakarta Utara. Kerja praktek dilakukan pada divisi rekondisi mesin yang
merupakan bagian untuk pengecekan, perbaikan, pemasangan dan wiring pada suatu
mesin yang di impor PT. Wahyu Dharma Perkasa.
BAB 3

BAHASAN KHUSUS

Pada mesin cetak offset, troubleshooting dari sebuah mesin dapat ditandai
dengan berbagai macam cara: mesin berhenti, getaran yang berlebihan, adanya suara
asing, suhu yang tinggi, dan bau terbakar. Kerusakan pada mesin biasanya terjadi
karena ada komponen yang tidak terpasang sempurna atau komponen sudah ada yang
rusak. Salah satu komponen yang mudah rusak adalah komponen silinder pneumatik.
Bila bagian seal dari silinder pneumatik mengalami kerusakan yang parah, silinder
pneumatik tidak dapat digunakan kembali sehingga harus segera diganti dengan yang
baru. Bagian-bagian dari silinder pneumatik dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Bagian dalam Silinder Pneumatik.

Karena komponen silinder pneumatik merupakan komponen yang paling


mudah rusak, perawatan dari silinder pneumatik harus diperhatikan. Semua silinder
pneumatik yang ada di mesin harus diperiksa terlebih dahulu sebelum mesin
digunakan, apakah sudah terpasang sempurna atau belum. Selain pengecekan di awal
penggunaan mesin, silinder pneumatik juga harus diberi minyak pelumas setelah
digunakan agar tidak mudah berkarat.

8
9

Silinder pneumatik yang sudah mengalami kerusakan akan segera dilepas dari
mesin untuk diperbaiki. Setelah silinder pneumatik diperbaiki, silinder pneumatik tidak
langsung dipasang di mesin cetak, silinder pneumatik akan dites terlebih dahulu di alat
pengetesan fungsi silinder pneumatik. Saat silinder pneumatik dites dan tidak dapat
berfungsi, silinder pneumatik akan diperbaiki kembali. Bila silinder pneumatik sudah
tidak dapat diperbaiki, silinder pneumatik akan diganti dengan yang baru. Diagram alur
perbaikan silinder pneumatik Gambar 3.2.

Gambar 3.2 Diagram Alur Perbaikan Silinder Pneumatik

Alat pengetes fungsi silinder pneumatik ini menggunakan konsep dan


komponen dari cara kerja silinder pneumatik pada mesin. Agar silinder pneumatik
10

bekerja, silinder pneumatik memerlukan tekanan udara, baik silinder pneumatik kerja
tunggal maupun silinder pneumatik kerja ganda. Tekanan udara dari alat ini diperoleh
dari kompresor. Setelah alat ini diberikan tekanan udara, tekanan udara harus
disesuaikan dengan Filter regulator lubricator. Filter regulator lubricator diatur
sesuai dengan berapa besar tekanan udara yang dibutuhkan oleh pneumatic solenoid
valve. Pada alat ini, pneumatic solenoid valve membutuhkan tekanan udara sebesar
kurang lebih 7.5 bar.

Pneumatic solenoid valve digunakan untuk mengatur masuk keluarnya udara


untuk silinder pneumatic. Dalam sebuah sistem, pneumatic solenoid valve biasanya
aktif secara otomatis. Namun, pneumatic solenoid valve pada alat ini akan aktif bila
switch dari alat ini diaktifkan. Setelah pneumatic solenoid valve aktif, udara yang
berasal dari kompresor akan masuk ke dalam port silinder pneumatik. Selanjutnya
udara akan mendorong piston yang ada di dalam silinder pneumatik. Susunan dari alat
tersebut dapat dilihat dari diagram blok sistem pada Gambar 3.1.

Gambar 3.3 Diagram Blok Sistem.


11

1.1 Perangkat Keras

Perangkat keras yang digunakan pada perancangan ini terdiri dari power supply
24V DC, switch, kompresor, filter regulator lubricator, pneumatic solenoid valve, dan
valve terminal. Penjelasan dari perangkat keras tersebut akan dibahas pada sub bab
berikutnya.

3.1.1 Power Supply 24V DC

Power supply merupakan alat yang digunakan untuk mengubah tegangan AC


menjadi DC [3]. Power supply memiliki tiga komponen utama, yaitu transformer,
dioda penyearah, dan kapasitor filter. Ketiga komponen ini memiliki fungsinya
masing-masing. Power supply yang digunakan pada alat ini dapat dilihat pada Gambar
3.4.

Gambar 3.4 Power Supply Pada Alat Pengetes Fungsi Silinder Pneumatik

Fungsi transformator pada power supply adalah untuk menurunkan tegangan


dari tegangan primernya. Dalam penurunan tegangan, transformator memiliki dua
jenis, yaitu transformator penurunan tegangan dengan CT (Center Tap) dan penurunan
tegangan tanpa CT. Power supply Power supply Transformator pada alat ini digunakan
12

untuk menurunkan tegangan yang sebesar 220 Volt menjadi 24 V. Rangkaian


transformator tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.5.

Gambar 3.5 Trafo non CT dengan CT

Fungsi penyearah pada power supply adalah untuk mengubah tegangan AC


menjadi DC [3]. Rangkaian penyarah memiliki dua macam rangkaian, yaitu rangkaian
dengan CT dan rangkaian dengan dioda bridge. Rangkaian tersebut dapat dilihat pada
Gambar 3.6 dan Gambar 3.7.

Gambar 3.6 Rangkaian Penyearah dengan CT

Gambar 3.7 Rangkaian Penyearah dengan Dioda Bridge


13

Fungsi dari filter kapasitor di sini untuk menyaring arus searah yang bukan
arus searah yang murni. Rangkaian filter ini menggunakan kapasitor yang diletakan
melintasi terminal keluaran penyearah [3]. Rangkaian dari filter kapasitor dapat
dilihat pada Gambar 3.8.

Gambar 3.8 Rangkaian Filter Kapasitor

3.1.2 Toggle Switch

Switch adalah sebuah perangkat elektronik yang digunakan untuk


memutuskan jaringan listrik atau menghubungkannya. Switch terdiri dari dua bilang
logam yang menempel pada suatu rangkaian dan bisa terhubung atau terpisah sesuai
dengan keadaan sambung atau putus dalam rangkaian itu. Kegunaan switch di alat ini
untuk memutuskan atau menghubungkan jaringan listrik pada pneumatic solenoid
valve secara manual. Switch yang digunakan pada alat ini dapat dilihat pada Gambar
3.9.

Gambar 3.9 Toggle Switch Tiga Pin


14

3.1.3 Kompresor 1 HP

Kompresor adalah suatu alat untuk memampatkan udara atau gas [4]. Cara kerja
dari kompresor melalui kerja ganda yaitu sebagai penguat dan sebagai pompa vakum.
Udara atau gas yang dimampatkan akan diambil dari suatu tempat, inilah yang disebut
dengan cara kerja pompa vakum. Setelah udara atau gas diambil dari suatu tempat dan
dialirkan ke ruangan tertutup, volume dari ruangan tertutup tersebut akan diperkecil
sehingga tekanan akan naik, proses ini disebut dengan penguat. Kompresor pada alat
pengetesan fungsi silinder pneumatik digunakan untuk memberikan tekanan gas yang
berfungsi untuk memberikan dorongan kepada silinder pneumatik. Kompresor yang
digunakan pada alat ini dapat dilihat pada Gambar 3.10.

Gambar 3.10 Kompresor

3.1.4 Filter Regulator Lubricator ½ TC 4000-04D auto drain STNC

Filter Regulator Lubricator merupakan gabungan dari tiga komponen, yaitu


filter, regulator, dan lubricataor. Fungsi dari filter adalah untuk menyaring udara yang
masuk agar udara yang masuk tidak tercemar partikel yang mampu merusak suatu
komponen dan regulator berfungsi sebagai pengatur tekanan yang akan dilalui,
sedangkan fungsi dari lubricator untuk memberikan pelumasan pada bagian-bagian
pneumatik. Berdasarkan fungsi masing-masing komponen dapat disimpulkan,
kegunaan filter regulator lubricator adalah untuk memfilter udara yang masuk dan
15

kemudian mengatur berapa besar tekanan yang akan dilalui melalu lubricator [5].
Filter regulator lubricator dapat dilihat pada Gambar 3.11.

Gambar 3.11 Filter Regulator Lubricator

3.1.5 Pneumatic Solenoid Valve 4/2 Way

Pneumatic solenoid valve merupakan sebuah komponen yang digunakan untuk


mengontol kerja dari silinder pneumatik. Hal yang dikontrol oleh solenoid valve adalah
keluar masuknya udara yang digunakan untuk mendorong kumparan sehingga silinder
pneumatik dapat bergerak. Solenoid valve memiliki banyak jenis, dua saluran, tiga
saluran, dan empat saluran. Alat pengetesan fungsi silinder pneumatik menggunakan
jenis empat saluran. Pneumatic solenoid valve yang digunakan pada alat ini dapat
dilihat pada Gambar 3.12.

Gambar 3.12 Pneumatic Solenoid Valve


16

Pneumatic solenoid valve empat saluran yang digunakan pada alat ini memiliki
empat port dan dua posisi. Kedua posisi tersebut merupakan posisi awal dan posisi
akhir. Perpindahan posisi dari pneumatic solenoid valve akan terjadi bila switch pada
alat tersebut dinyalakan. Rangkaian pneumatic solenoid valve ini dapat dilihat pada
gambar 3.13.

Gambar 3.13. Rangkaian Pneumatic Solenoid Valve dengan Empat Saluran

Cara kerja dari pneumatic solenoid valve dapat dilihat dari Gambar 3.13.
Pneumatic solenoid valve akan berkerja bila switch diaktifkan. Setelah switch
diaktifkan, Arus listrik akan mendorong kumparan yang ada pada pneumatic solenoid
valve dan posisi awal dari pneumatic solenoid valve akan berubah menjadi posisi akhir.
Posisi awal mengindikasikan udara yang berada pada belakang piston akan dikeluarkan
dan udara yang berada pada depan piston akan masuk, sedangkan posisi akhir pada
pneumatic solenoid valve akan mengeluarkan udara pada depan piston dan memasukan
udara pada belakang piston sehingga silinder pneumatik akan bekerja. Bila switch
dimatikan, arus listrik yang mendorong kumparan akan hilang dan posisi dari
pneumatic solenoid valve akan kembali seperti semula.

3.1.6 Valve Terminal

Valve terminal merupakan komponen yang ada pada sistem pneumatikl. Valve
terminal digunakan untuk meletakan pneumatic silinder valve dan merupakan
17

rangkaian listrik pada alat ini. Selain itu, valve terminal digunakan untuk saling
menghubungkan pneumatic silinder valve sehingga kerja dari sebuah sistem pneumatik
tidak berantakan. Valve terminal yang digunakan pada alat ini dapat dilihat pada
Gambar 3.14.

Gambar 3.14 Valve Terminal

3.2 Rangkaian Listrik

Rangkaian listrik pada alat ini dibuat dengan memodifikasi rangkaian yang
sudah ada pada valve terminal. Rangkaian ini dimodifikasi agar alat tidak lagi bekerja
secara otomatis dan mampu menerima daya dari power supply. Rangkaian listrik pada
alat ini dapat dilihat pada Gambar 3.15.

Gambar 3.15 Rangkaian Listrik Alat Pengetesan Fungsi Silinder Pneumatik


BAB 4

TEMUAN DAN ANALISIS

4.1 Temuan

Berikut adalah hasil perancangan dari alat pengetesan fungsi silinder pneumatik
pada bagian valve terminal. Alat ini memiliki ukuran 45 cm x 20 cm x 10 cm. Gambar
alat yang dirancang dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1 Alat yang Dirancang

Selama proses perancangan perangkat keras pada prototipe alat pengetes fungsi
silinder pneumatik, ditemukan beberapa permasalahan pada alat pengetes fungsi
silinder pneumatik sebagai berikut:

1. Silinder pneumatik yang sudah dites berfungsi di alat tes tidak dapat
berfungsi saat di mesin.

18
19

4.2 Analisis

Analisis dari temuan-temuan tersebut akan dijelaskan lebih detail pada subbab
berikut ini.

4.2.2 Silinder Pneumatik yang Sudah Dites Berfungsi di Alat Tes, Tetapi Tidak
Dapat Berfungsi Saat di Mesin.

Perbaikan silinder pneumatik atau penggantian silinder pneumatik baru ke


sebuah mesin terkadang tidak berjalan lancar. Disaat silinder pneumatik sudah
dibetulkan atau diganti, mesin tersebut tetap tidak berfungsi dengan baik. Hal ini
diakibatkan adanya sistem pneumatik yang rusak bukan karena silinder pneumatik.
Bila satu sistem pneumatik ada yang rusak, silinder pneumatik tidak akan bekerja
dengan baik. Hal ini diakibatkan sistem pneumatik pada mesin saling terhubung satu
sama lain. Sistem pneumatik pada mesin cetak Heidelberg SM 52 dapat dilihat pada
Gambar 4.3.

Gambar 4.2 Sistem pneumatik pada mesin cetak Heidelberg SM 52.


BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari laporan yang telah dibuat:

1. Jalur pada alat pengetesan fungsi silinder pneumatik dimodifikasi dari sistem
pneumatik yang berada pada mesin cetak sehingga sistem yang tadinya saling
berkerja secara otomatis diubah menjadi secara manual.
2. Kerusakan silinder pneumatik pada mesin bukan hanya diakibatkan dari
silinder pneumatik sendiri, melainkan bisa diakibatkan karena adanya sistem
pneumatik selain silinder pneumatik yang rusak, contohnya pneumatik solenoid
valve.

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan adalah membuat jalur sendiri untuk alat ini. Selain
itu, penambahan lampu LED pada alat ini juga diperlukan untuk mengetahui alat ini
menerima daya atau tidak dari power supply. Pengecekan terhadap sistem pneumatik
sebelum pembetulan silinder pneumatik juga diperlukan. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui bahwa mesin rusak benar-benar rusak karena silinder pneumatik bukan
karena sistem pneumatik selalin silinder pneumatik yang rusak.

20
DAFTAR ACUAN

[1] Hamdan, “Industri 4.0: Pengaruh Revolusi Industri Pada Kewirausahaan Demi
Kemandirian Ekonomi,” Serang, 2018.

[2] Subhan, Muhammad dan A. Satmoko, “Penentuan Dimensi Dan Spesifikasi


Silinder Pneumatik Untuk Pergerakan Tote Iradiator Gamma Multiguna
Batan,” 2016.

[3] Suwitno, “Mendisain Rangkaian Power Supply Pada Rancang Bangun Miniatur
Pintu Garasi Otomatis,” Riau, 2014.

[4] Syawuluddin dan M. Yusuf, “Perencanaan Kompresor Piston Pada Tekanan


Kerja Max 2 N/mm2,” Jakarta, 2013.

[5] A. Malik, “Revolusi Gutenberg (Makna Penemuan Mesin Cetak bagi Kemajuan
Peradaban Manusia: Dari Tradisi Lisan ke Tulisan),” Banten, 2013.

21

Anda mungkin juga menyukai