Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KHOIRO UMMAH DALAM PERPEKTIF


(EKONOMI)

Makalah Ini Di ajukan Untuk Memenuhi Tugas matakuliah agama islam III

DOSEN PENGAPU
Muhamad Ana Zamzami M.Pd

Disusun Oleh :

MUDRIKAH : (21212011011)

UNIVERSITAS ISLAM RADEN RAHMAT MALANG


FAKULTAS SAIS DAN TEKNOLOGI
PRODI TEKNIK MESIN
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun
makalah ini dengan baik dan benar, serta tepat pada waktunya. Dalam makalah ini
saya akan membahas mengenai (khoiro ummah dalam perfektip ekonomi)

Makalah ini telah dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan
dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan
selama mengerjakan makalah ini.

Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya


kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah
ini.Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta
kritik yang dapat membangun kami Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami
harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Malang, 26 September 2022

Mudrikah

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.......................................................................................i

KATA PENGATAR...........................................................................................ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1

1.1. Latar Belakang..............................................................................1


1.2. Rumusan Masalah........................................................................2
1.3. Tujuan penlisan............................................................................2

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................3

2.1. Umat islam Koiro Ummah..............................................................3


2.2. Pembentukan Khairo Ummah Melalui Pendidikan.........................4
2.3. Pengetahuan Pendidikan Ekonomi..................................................6
2.4. Membentuk Penguatan Dakwah......................................................14

BAB III PENUTUP............................................................................................16

3.1. Kesimpulan......................................................................................16

DAFTAR FUSTAKA.........................................................................................17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Angka BPS untuk maret tahun 2015 menunjukan 28,59 juta penduduk
berada di garis kemiskinan. Penduduk miskin dalam kurun waktu September 2014
sampai maret 2015 bertambah sebanyak 860 ribu orang. Tambah ini berasal dari
pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat perlambatan ekonomi adanya PHK akan
membuka peluang bagi pertambahan jumlah pengangguran (republika kamis 17
september 2015). Pada laporan indeks pembangunan manusia (IPM)2014 yang di
rilis united nation depelopment proram (UNDP) Menyatakan Indonesia hanya
mendaptakn angka 0,617 dan pringkatnya merosot jauh ke posisi 124 dan 187
negara. Padahal. IMP pada 2010 masih menempatkan Indonesia dipringkat 108
dari 169 negara, naik tiga pringkat dari sebelumnya 111 2009
IPM merupakan ukuran keberhasilan pembangunan nasional satu bangsa
dengan melihat tiga indicator utama yakni pembangunan ekonomi, Kesehatan dan
Pendidikan dengan peringkat seperti diatas di lingkuo negara-negara ASEAN,
Indonesia hanya menempati posisi ke 6 dibawah singapura (26), Beruney (33)
Malaysia (61), Thailand (103), dan filifina (112), Indonesia hanya lebih baik
ketimbang negara-negara terbelakang di asia tenggara seperti Vietnam (0,593)
laos (0,523) dan Myanmar (0,483).
Khusus untuk sektor pendidikan, data menunjukkan bahwa rata-rata lama
bersekolah orang Indonesia ditahun 2010 hanya sekitar 5,7 tahun dan tahun 2011
hanya 5,8 tahun. Atau rata-rata hanya „hampir‟ lulus sekolah dasar (SD)
sementara itu, data BPS 2010 menunjukkan bahwa 52 persen tenaga kerja
Indonesia hanya berpendidikan SD atau tidak tamat SD, dan 20 persen
berpendidikan SMP atau tidak tamat. Artinya, 72 persen dari tenaga kerja
Indonesia berdaya saing rendah akibat keterbatasan pada akses Pendidikan.
Padahal anggarran pendidikan telah mencapai 20 persen atau Rp. 246 trilliun dari
anggaran pendapatan dan belanja Negara (APBN) yang ada.dari kenyataan diatas.

1
1.2. Rumusan Masalah
Dari kenyataan diatas, orang akan gampang menarik kesimpulan bahwa
negara yang lebih banyak umat Islamnya seperti Indonesia, lebih banyak orang
yang miskin, dan negara yang penduduk Muslimnya lebih sedikit seperti negara
tetangga Malaysia, Singapura dan Thailand, penduduk miskinnya lebih sedikit.
tidak sulit untuk kita mengerti mengapa banyak WNI mencari pekerjaan sebagai
pembantu rumah tangga ataupun menjadi kuli di negara tetangga kita. Karena,
kehidupan masyarakat di negara tetangga kita itu lebih makmur, dan peluang kerja
lebih tersedia Itu adalah realitas. Masalahnya adalah mengapa bangsa Indonesiaa
penduduk miskinnya banyak, apakah benar karena Indonesia lebih banyak umat
Islamnya maka lebih banyak penduduk miskinnya atau dengan kata lain karena
umat menganut Islam maka kemiskinan menghinggapinya.

1.3. Tujuan Penulisan


Makalah singkat ini akan memaparkan kaitan Islam sebagai ajaran dan
petunjuk hidup yang akan mengantarkan umat kearah terbentuknya khoiru ummah
dengan kenyataan yang ada ditengah kehidupan kita, yaitu banyaknya jumlah
penduduk miskin di Indonesia. Penguatan pendidikan ekonomi dan dakwah
merupakan dua sarana yang mungkin bisa diterapkan dalam membentuk
masyarakat yang di cita-citakan yaitu khairu ummah.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Umat islam Koiro Ummah


Kenyataan sperti apa yang dipaparkan diatas berbeda dengan ajaran Al-
Qur‟an QS Al- Imran 3:.110 Artinya: kamu adalah umat yang terbaik yang
dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari
yang munkar dan beriman kepada Allah berdasarkan QS Al-Imran 3: 110 ini kita
ketahui bahwa kaum muslimin dahulu dalam ilmu Allah adalah sebaik-baik
ummat yang pernah ada di muka bumi ini. sebagaimana sebaik-baik umat juga
pada masa Rasulullulah Karena Nabi pernah bersabda sebaik baik generasi adalah
generasiku namun Al-Quran maupun Hadis ttidak menyebutkan tentang nasib
ummat-ummat sesudahnya oleh sebab itu surah Ali Imran ayat 110 ini
mengajarkan kepada kita beberapa asas pembangunan umat seperti berikut.
Pertama bahwa tujuan pembangunan adalah mencapai keunggulan umat khaira
ummah (the best umah). Filosfof Muslim al-Farabi menyebutnya dengan term al-
Madinah al-fadhilah (negara utama), yaitu masyarakat yang memiliki keunggulan
secara ilmu, pemikiran budaya, dan peradaban atau yang dalam bahasa sekarang
dinamakan masyarakat yang berkeadaban (civilized society), Kedua pembangunan
dilakukan dengan pengembangan SDM melalui pendidikan dan dakwah atau
humanisasi (al-amr bi al ma‟ruf).
Pendidikan tersebut tidak sama dengan persekolahan, tetapi sebuah proses
meningkatkan apa yang oleh sementara pakar dinamakan human capability Ketiga
dalam pembangunan ini yang menjadi panglima bukan uang atau kekayaan
material melainkan moral atau akhlak bangsa (purifikasi) alias al-nahyu an al-
munkar yaitu suatu proses membebaskan masyarakat dari kejahatan dan
keburukan, seperti korupsi penyalahgunaan wewenang dan berbagai tindak
kejahatan lainnya Keempat, pembangunan.
Bangsa harus diletakkan dalam kerangka iman kepada Allah SWT atau
transendensi (wa tu‟minuna billahi), sehingga pembangunan bangsa yang kita
lakukan bermakna spiritual ayat ini merupakan petunjuk Al-Quran tentang misi

3
Hidup seorang mukmin yang harus membangun diri sendiri dan
membangun umat terbaik, memakmurkan bumi mengabdi kepada Allah dan
kepada sesama seperti (QS. Al-Mu‟minun (23):115) Maka Apakah kamu mengira,
bahwa Sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main saja dan bahwa
kamu tidak akan dikembalikan kepada kami.

2.2. Pembentukan Khairo Ummah Melalui Pendidikan


Upaya perubahan sikap ummat menuju pembentukan khairu ummah dapat
dimulai dengan peningkatan kemampuan melalui pendidikan. Ilmu pengetahuan
dan Islam dipandang sebagai suatu kesatuan utuh yang tidak dapat dipisahkan.
Pendidikan merupakan suluh penerang kehidupan sekaligus nafas peradaban.
Kemajuan peradaban Islam pada masa Abbasiyah di Irak hingga Andalusia di
Spanyol (abad 7 M – 13 M) berkat kemajuan ilmu pengetahuan pada masa itu.
Begitu banyak ayat yang membicarakan keutamaan ilmu Firman Allah:
katakanlah adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang yang tidak
mengetahui sesungguhnya orang yang berakallah yang dapta menerima
pelajaran (QS Az-Zumar:9). Rasulullah SAW bersabda barang siapa yang pergi
untuk menuntut ilmu, maka ia berada dijalan Allah sampai ia kembali” (HR.
Turmudzi) yang menyeluruh. yang didasarkan pada konsep robbani. Konsep yang
tidak hanya terpaku kepada pembangunan aspek keduniaan dan materi saja, tetapi
juga aspek rukhiyah dan akhirat.
Karena Islam tidak pernah memisahkan keduanya Pendidikan menjadi
faktor yang menentukan dalam mewujudkan perubahan didalam tubuh umat
Islam. Sebab, keberhasilan pendidikan akan memantapkan pengertian yang benar
soal kehidupan dan tugasnya sebagai seorang muslim. Ada tiga kunci utama yang
menentukan keberhasilan pendidikan guna mewujudkan perubahan dalam tubuh
umat Islam pertama adalah guru dalam pendidikan dibutuhkan guru yang
memiliki ilmu luas dan akhlak yang baik dalam upaya meningkatkan kualitas
Pendidikan di Indonesia guru dipandang sebagai faktor kunci Pemerintah pun
dalam enam tahun terakhir ini menaruh perhatian yang serius dalam upaya
meningkatkan kualitas guru diantaranya melalui program sertifikasi dan
pemberian tunjangan profesi bagi guru melalui UU nomer 20 tahun 2003 tentang

4
Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Diperkuat dengan UU nomer 14
tahun 2005 tentang Guru dan dosen guru pun ditasbihkan sebagai pekerjaan
profesional Hal ini perlu ditekankan karena di pundak para guru inilah nasib
bangsa dan negara ini dibebankan Jika mereka tak bisa mengajar dengan sepenuh
hati karena tak cukup diberi gaj, wajar jika konsentrasinya buyar memikirkan
perut anak dan istrinya Wajar jika mereka tak sanggup membeli buku, membaca
koran, atau bahkan membeli televisi untuk menambah wawasannya berharap
mereka akan mengikuti seminar, workshop atau mengikuti pendidikan tambahan.
Paling banter mereka akan bertani, mengojek, atau membuka warung untuk
mendapatkan penghasilan tambahan Kedua dibutuhkan murid yang baik pula
untuk mewujudkan keberhasilan pendidikan Murid yang baik akan dapat dengan
mudah menyerap pelajaran yang diberikan gurunya disamping itu Kemampuan
berdaya saing yang tinggi baik yang tinggi baik.
Di lingkup nasional maupun internasional mutlak diperlukan oleh setiap
lulusan perguruan tinggi (PT) dewasa ini untuk merealisasikan hal tersebut, maka
tak hanya hard skill, peningkatan soft skills mahasiswa juga harus menjadi
perhatian serius. .Setiap Mahasiswa hendaknya mendapatkan kesempatan untuk
belajar dan mengembangkan kepribadian seperti minat, bakat, etika dan
sebagainya. Karena kesempatan untuk maju di dunia kerja ditentukan lebih 80
persennya dari soft skills ini Membina mahasiswa agar memiliki kemampuan soft
skills merupakan tugas setiap pengelola perguruan tinggi. Maka dari itu, ke depan
perlu memberikan penilaian atau kredit bagi kegiatan- kegiatan tersebut Sehingga,
bila anak didik dinilai belum punya karakter yang baik, lebih baik tidak diluluskan
dulu, dari pada sudah lulus.
Penyebab rendahnya daya nalar pendidikan, adalah kurikulum yang kurang
baik, kurangnya guru terlatih, dan kurangnnya penekanan penalaran pada
pemecahan masalah. Pendidikan yang ada selama ini terlalu bertumpu pada
hafalan rumus-rumus bukan pemahaman. Terlalu memuliakan perilaku kepatuhan,
bukan mengembangkan daya pikir dan daya nalar anak yang dididik.

5
2.3. Pengetahuan Pendidikan Ekonomi
Sejarah membuktikan bahwa salah satu faktor yang menjadikan umat islam
mandiri dan berjaya adalah kekuatannya dan kemandiriannya dalam bidang
ekonomi dan perdagangan. Bahkan Islam masuk ke Indonesia melalui jalur
perdagangan.
Banyak anjuran agama tentang perdagangan (Tijarah) di dalam Al-Quran
bahkan dengan jelas disebutkan bahwa perdagangan atau perniagaan merupakan
jalan yang diperintahkan oleh Allah untuk menghindarkan manusia dari
memperoleh sesuatu dengan jalan yang bathil yaitu memiliki sesuatu yang
menjadi milik orang lain kecuali melalui perdagangan di antara sesama manusia.
Seperti yang tercantum dalam Surat An- Nisa: 29 Hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil,
kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara
kamu” (QS An-Nisa: 29).
Musaddad berkata: telah bercerita kepada kami Kholid bin Abdillah, telah
bercerita kepada kami Daud bin Abi Hinda, dari Nu’im bin Abdir Rahman
berkata: bahwa Rasulullah Saw berkata: “Hendaklah kamu berdagang, karena di
dalamnya terdapat 90 % pintu rezeki” (H.R.Ahmad).
kesadaran umat Islam Indonesia terhadap perlunya penguasaan ekonomi
menyebabkan perkembangan ekonomi syariah di Indonesia terus bertumbuh rata-
rata 40 persen setiap tahunnya, dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi
konvensional yang hanya sebesar 1,9 persen. Bahkan, hingga saat ini Indonesia
disebut sejumlah kalangan sebagai Negara dengan industri keuangan syariah
terbesar di dunia dengan 22 ribu gerai koperasi syariah mandiri Terpadu Sector
perbankan syariah Indonesia terus mengalami Peningkatan yang signifikan selama
lima tahun terakhir Asset perbankan syariah yang terdiri atas bank umum syariah
(BUS) unit usaha syariah (UUS), dan bank perkreditan rakyat syariah (BPRS)
hingga Oktober 2012 meningkat menjadi Rp 179 triliun atau tumbuh sekitar 37
persen dibanding Oktober 2011 sebesar Rp 125,5 triliun Fenomena ini
menjadikan perbankan syariah Indonesia menjadi keempat terbesar setelah Iran
Malaysia, dan Arab Saudi Namum demikian pangsa perbankan syariah terhadap
industri perbankan nasional relatif masih kecil sekitar empat-lima persen dari total

6
industri Salah satu aspek penting dalam pembangunan ekonomi
syariah dan penguatannya adalah ketersediaan SDM yang qualified dan memenuhi
ekpektasi kalangan industry dan masyarakat secara keseluruhan untuk factor yang
mempengaruhi proses pendidikan ekonomi syariah pada level perguruan tinggi
terletak pada desain kurikulum, standar kompetensi, dan pola pendidikan yang
dikembangkan karena itu salah satu agenda besar baik pada skala nasional
maupun internasional yang perlu mendapat perhatian bersama adalah standarisasi
pendidikan ekonomi syariah paling tidak pada level sarjana (S1).
Tingginya minat dan pertumbuhan industri keuangan syariah di dunia
membuat sejumlah perguruan tinggi di Negara seperti Amerika, Inggris, Australia,
telah mengembangkan kurikulum pengajaran ekonomi Islam sebagai bentuk
legimitasi dan pengakuan atas kemajuan ekonomi Islam. Hingga saat ini, sector
perbankan dan lembaga keuangan Islam lainnya telah menyebar ke 75 negara
termasuk ke Negara- negara Barat dengan segenap potensi yang dimiliki
Indonesia, kita perlu optimis bahwa Indonesia mampu menjadi pusat industri
keuangan syariah sekaligus pengembangan ilmu dan metodologi yang terkait di
dalamnya Tentunya terdapat beberapa faktor yang perlu terus kita lakukan seiring
dengan peningkatan mutu pendidikan. Diantara faktor-faktor tersebut adalah
Pertama kesiapan sumber daya manusia yang andal di sector ini perlu terus.
Bahrain, Dubai dan Malaysia kedua pemahaman masyarakat terhadap
instrument perbankan dan keuangan syariah juga perlu di intensifkan Program
sosialisasi dan berbagai skema penyampaian informasi dibutuhkan untuk
masyarakat untuk menjelaskan sistem ekonomi syariah di Indonesia Ketiga,
jumlah perguruan tinggi yang mengajarkan ekonomi Islam perlu diperbanyak
untuk menghasilkan tenaga-tenaga ahli dalam menopang pertumbuhan industri
ekonomi syariah Keempat koordinasi kelembagaan yang mengatur industri
perbankan dan keuangan nasional serta stimulus kebijakan integrasi juga perlu
terus ditingkatkan selain factor desain kurikulum, standar kompetensi dan pola
pendidikan yang terus dikembangkan, masih ada faktor-faktor lain yang
mempengaruhi proses pendidikan ekonomi syariah dan penguatannya pada level
perguruan tinggi hal ini menjadi tantangan besar bagi para pendidik dan

7
pemangku jabatan pemerintahan ada berbagai faktor yang perlu ditangani segera
dalam usaha pendidikan dan penguatan.

1. Membangun Dan Meningkatkan Etos Kerja


Etos kerja merupakan modal dasar yang sangat dominan bagi peningkatan
kualitas hidup seseorang dalam berbagai aspeknya. Banyak negara yang bila
dilihat kekayaan alamnya kurang menjanjikan, namun karena memiliki etos kerja
yang sangat tinggi, sehingga mereka dapat tampil sebagai negara maju yang
sangat diperhitungkan di dunia internasional dalam sejarah Islam para nabi telah
memberikan suri-tauladan yang baik mengenai etos kerja selain memiliki tugas
utama sebagai penyampai risalah Allah kepada kaumnya mereka juga adalah para
pekerja keras dalam profesinya masing- masing sperti Nabi daud adalah pandai
besi, Nabi Musa sebagai penggembala yang hebat, Nabi Nuh sebagai arsitek
perahu, Nabi Muhammad adalah pedagang yang sangat sukses dan sebagainya
dalam hal ini, tepat kiranya jika kita mengatakan bahwa solusi terbaik keluar dari
kemiskinan adalah dengan meningkatkan etos kerja dalam kehidupan umat Islam
sebagaimana disyariatkan dalam Al-Quran diantaranya:
QS Al-Jumuah [62]: 10 yang artinya : Apabila telah ditunaikan shalat,
Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah
Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung Al-Quran memandang kemiskinan
bukan sebagai suratan takdir yang ditentukan secara sepihak atas qudrat dan iradat
Tuhan. Kemiskinan dan kemakmuran hidup seseorang akan sangat tergantung dari
kualitas hidupnya ketika berhadapan dengan realitas kehidupan upaya keluar dari
kemiskinan dan perbaikan tingkat hidup itu harus timbul dari dalam diri kita,
bukan hanya taqdir Allah.
Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, jika mereka tidak mengubah
apa yang ada pada dirinya (QS. Al-Ra‟ad [13]: 11) adanya kemauan untuk
berubah atau memperbaiki kondisi hidup yang ditunjukkan oleh tingginya
semangat kerja, merupakan dasar pembangunan yang amat dibutuhkan, terutama
untuk pembangunan yang berkelanjutan.
Al-Quran selalu memotivasi setiap pemeluknya untuk senantiasa bekerja
berkreasi dan berinovasi Tugas manusia sebagai khalifah mengharuskan manusia

8
menjadi makhluk pekerja dengan bekerja manusia akan mampu memenuhi segala
kebutuhannya agar tetap survive demi menggapai kesuksesan dan kebahagiaan
Hakiki baik jasmaniah maupun rohaniah Surat Al-Insyirah [94]: 7-8 yang
artinya : Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan) kerjakanlah
dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain dan hanya kepada Tuhanmulah
hendaknya kamu berharap Bahkan Islam memberi nilai yang lebih esensial yaitu
kesadaran bahwa prestasi kerjanya akan dinilai oleh Allah Rasul dan umat
mukminin Allah berfirman: katakanlah bekerjalah kamu maka Allah dan Rasul-
Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan
dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata,
lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. (QS. Al-
Taubah [16]: 97) Penumbuhan keinginan untuk mengubah nasib yang
terefleksikan dalam konsep bekerja, sehingga tidak disebutkan secara jelas dalam
salah satu hadis yang cukup masyhu kejahatan yang paling bahaya di muka bumi
ialah pengangguran. (HR.Al-Baihaqi) dalam hal kemampuan ekonomi misalnya
Rasulullah SAW memohon perlindungan agar tidak jatuh kepada kefakiran Beliau
mengatakan: wahai Allah sungguh aku berlindung kepada Mu dari kekufuran dan
kefakiran (HR Abu Daud) dengan demikian, jika dikaitkan dengan penyebab
kemiskinan, suatu hal yang kurang digarap dalam semua upaya pengentasan
kemiskinan yang dilakukan selama ini adalah solusi yang dikaitkan dengan faktor
mental dan budaya yaitu rendahnya kemauan untuk merubah kondisi kehidupan
dan rendahnya etos kerja secara historis adanya semangat bekerja dan perubahan
ternyata merupakan salah satu unsur utama bagi terjadinya revolusi industri di
Inggris yang kemudian diikuti oleh amerika dan eropa maka perlu
mengedepankan penataan mentalitas melalui penguatan pembangunan spiritual
dan mentalitas demi terwujudnya pembangunan manusia seutuhnya.

2. Menanamkan Jiwa Wirausaha (Entrepreneurship)


Entrepreneur adalah seseorang yang memiliki inisiatif pandai melihat
kesempatan, mempunyai visi untuk melihat kesempatan dalam segala kondisi, dan

9
me- miliki inovasi guna mengembangkan segala macam sumber daya alam untuk
menciptakan hasil dari sesuatu yang biasa menjadi luar biasa Salah satu upaya
Pemerintah dalam rangka mengurangi pengangguran dan kemiskinan di
Indonesia adalah dengan menumbuhkan sikap kewirausahaan pada masyarakat.
mengingat ketersediaan lapangan kerja formal yang semakin menipis, sementara
jumlah penduduk terus bertambah Pemerintah melalui Kementrian Koperasi dan
UKM telah memprioritaskan pembiayaan kewirausahaan dengan mengalokasikan
dana kredit usaha rakyat (KUR) bagi pelaku UMKM serta memberikan suntikan
modal untuk menarik minat berwirausaha masyarakat melalui Gerakan
Kewirausahaan Nasional (UMKM) merupakan implikasi dari sikap
kewirausahaan yang dimiliki oleh masyarakat Sector ini memiliki kontribusi.
Bagi perekonomian Indonesia pada tahun 2012 dengan jumlah sebanyak
99,99 persen dari pangsa unit usaha. Sektor ini mampu menyerap tenaga
Indonesia membutuhkan entrepreneur karena dia adaiah tipe orang yang dapat
melihat pasar dan ketika gagal akan bangkit lagi. Itu yang membuat neraca
perdagangan Indonesia meningkat Namun tidak semua orang dapat menjadi
seorang entrepreneur karena tidak semua sarjana berilmu memilih untuk
menciptakan lapangan kerja Kebanyakan dari mereka memilih untuk mencari
kerja. Padahal, jumlah pengangguran di tingkat D3, SI. S2 bahkan S3 saat ini
telah men-capai 1,1 juta orang Untuk itu Perguruan Tinggi harus selalu
mendorong semua lulusannya agar memiliki jiwa entrepreneur Jadi setelah lulus
mereka bisa berusaha sendiri tak hanya mencari pekerjaan di sektor formal saja
Mahasiswa dilatih agar dalam kehidupan mereka memiliki jiwa enterpreneur dan
memiliki daya saing Maka kreatifitas dan inovasi dapat menjadi senjata andalan
dalam menghadapi berbagai tantangan Setiap kampus harus mendorong jiwa
kewirausahaan.
Masyarakat Indonesia yang kurang memiliki jiwa kewirausahaan membuat
daya saing Indonesia lemah. Hal itu yang menjadikan tingginya nilai impor
Menteri Keuangan Agus Martowardojo ketika menjadi pembicara kunci pada
Program Pasca sarjana Manajemen dan Bisnis IPB Sabtu (26/5) mengatakan
bahwa Kurangnya jiwa kewirausahaan membuat impor indonesia lebih besar dari
ekspor menurut Agus Suatu negara yang maju dan sejahtera dengan nilai neraca

10
perdagangan yang besar dan ekspor tinggi tidak cukup hanya dengan
mengandalkan banyaknya ketersediaan sumber daya alam Faktor terpenting
adalah sumber daya manusia. Agus mengatakan, SDM tersebut harus bisa
menciptakan pekerjaan Lapangan usaha sehingga dapat mengambil peluang
dalam kondisi apapun Bangsa indonesia membutuhkan banyak wirausaha untuk
menjadikan negara ini pemimpin bagi negara-negaraASEAN.

3. Membangun Budaya Produktif


Untuk membangun budaya produktif tentu harus melalui jalur pendidikan,
yaitu menjadikan pendidikan tinggi sebagai motor kebangkitan mahasiswa dengan
orientasi pendidikan yang mengarah pada produktivitas Hasil pertanian
Pembangunan pertanian akan terwujud secara komprehensif Jika semua aset
intelektual berkontribusi di bidang masing-masing Posisi sebagai negara produsen
lebih kuat dalam menguasai perhelatan dunia daripada hanya sebagai negara
penjual jasa distribusi apalagi hanya sebagai negara konsumen Karena itu sudah
selayaknya produktivitas dijadikan sebagai budaya bangsa dan dikampanyekan
dalam bentuk gerakan nasional yang dapat dimulai dari lingkungan pendidikan
tinggi Sarjana pertanian yang produktif akan membawa semangat produktif pada
masyarakat.
Jika optimisme ini dapat dibangkitkan maka budaya produktif akan tumbuh
Kembali dengan demikian tidak ada ironisme bangsa agraris yang
menggantungkan kebutuhan pangan pada impor Fenomena yang terjadi saat ini
sarjana pertanian lebih banyak bekerja pada sektor sosial sehingga menimbulkan
pencitraan yang kurang baik Menurut asumsi Dikti sarjana atau ahli madya
pertanian perikanan dan peternakan 85 persen justru bekerja menjadi sales guru
bekerja di bank atau marketing perusahaan.
Perguruan tinggi sesungguhnya mempunyai potensi riset yang dapat
diandalkan Pertanyaannya seberapa banyak sarjana pertanian bisa
mengoptimalkan fungsi riset untuk mengembangkan pertanian di Indonesia Bukti
telah merangsang mahasiswa ke arah yang kreatif dan produktif melalui Program
Kreativitas Mahasiswa (PKM) Program ini diharapkan mampu membangkitkan
jiwa wirausaha dengan potensi riset yang telah ada Produktivitas yang didukung

11
kebijakan perguruan tinggi dan pemerintah yang visioner akan menempatkan
sarjana sebagai sumber daya manusia yang andal dan mampu bersaing secara
global.

4. Memberdayakan Mesjid
Allah telah menciptakan manusia dari tanah dan menjadikan manusia
sebagai pemakmur bumi (QS Hud 61) Hal yang sama berlaku pula dalam
kepengurusan masjid sehingga kita pun menggunakan kata takmir untuk
pemakmuran masjid Masjid harus dimakmurkan baik secara spiritual sosial
ekonomi bahkan politik. Masjid adalah tempat ibadah sekaligus pusat interaksi
sosial Masjid adalah tempat berinteraksi antara para pemimpin dan rakyatnya
Antara Imam masjid dengan jama’’ah untuk mencapai tujuan.
Kehidupan itu Rasulullah SAW mengajarkan agar kita menyandingkan
masjid denngan pasar secara seimbang baik fisik mau pun normative Keduanya
harus dimakmurkan. Rasulullah SAW menegaskan Sunahku di pasar sama dengan
sunahku di masjid Keduanya saling memakmurkan, hingga orang yang shalat di
masjid tidak melupakan pasar dan orang yang di pasar selalu mengingat masjid
sebagaimana disitir oleh Allah SWT dalam Surah al-Jumu'ah 62:9-10 Hai orang-
orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, Maka
bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli yang
demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. apabila telah ditunaikan
shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan
ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung Pusat kota-kota Islam
dimulai dari Madinah Al Munawarrah, Makkah, Damaskus lalu Bagdad dan
Istambul, sejak masa awal Islam dan masa- masa sesudahnya, juga berpusat pada
masjid yang bersebelahan dengan pasar.

5. Menanamkam karakter Yang Baik


Dalam melaksanakan aktivitas ekonominya seorang Muslim harus
mengikuti norma dan etika yang perlu diperhatikan Imbalan yang di janjikan
Allah sangat nyata bagi mereka yang mampu melaksanakan norma-norma tersebut

12
Bahkan dalam sebuah hadis Rasulullah menyatakan bahw pedagang yang amanah
dan dapat diperacaya kelak akan Bersama di masa lampau Rasulullah Saw telah
membuktikan nilai-nilai spiritual itu telah melekat dengan kepemimpianan bisnis
beliau. Rasulullah Saw menjadikan bisnis sebagai salah satu bentuk ibadah,
melibatkan Ketakwaan dan menerapkan empat karakter utama yaitu siddiq
(jujur) amanah (dapat dipercaya) tabligh (menyampaikan) dan fathanah (cerdas)
Dalam hadisnya Rasulullah Saw telah menekankan pentingnya menghasilkan
harta dengan jalan mulia karena di dalamnya terdapat
Keberkahan: sesungguhnya harta itu hijau dan lezat dan barang siapa
mengambilnya dengan jiwa yang tamak, dia tidak diberkahi padanya dan
bagaikan orang yang makan tetapi tidak pernah merasa kenyang” (HR Bukhari-
Muslim) tingkat ketakwaan yang direfleksikan dari aktivitas ibadah wirausahawan
memungkinkannya memiliki karakter wirausahawan sebagai mana teladan
Rasulullah Saw Karakter siddiq/kejujuran wirausahawan dicerminkan oleh
indikator menjelaskan kelemahan dan kelebihan produk/jasa dengan proporsional
kepada konsumen Indikator ini smencerminkan bahwa wirausahawan tidak hanya
berorientasi pada keuntangan jangka pendek semata Sikap keterbukaan kepada
konsumen akan menimbulkan kepercayaan dan loyalitas konsumen Hal ini sangat
penting bagi keberlanjutan usaha (suistainability) Karakter amanah direfleksikan
oleh indikator responsive terhadap komplain dari konsumen.
Hal ini berkaitan dengan kualitas pelayanan terhadap konsumen. kualitas
pelayanan sepenuh hati membedakan kualitas pelayanan suatu perusahaan dengan
perusahaan lain. Hal ini berlaku secara personal bagi seorang wirausahawan.
Karakter Tabligh juga sejalan dengan indikator melayani konsumen dengan
sopan, sigap dan bersemangat yang dianggap paling dominan merefleksikan
karakter tabligh. Karakter fathonah dominan direfleksikan oleh indikator
mengetahui permintaan dan penawaran. Hal ini berkaitan dengan kemampuan
wirausahawan membacakebutuhan pasar dan peluangnya Indikator yang paling
dominan merefleksikan Variabel ketakwaan (godconsciousness) adalah rutin
mengeluarkan infak Bersedekah atau berinfak memiliki kedudukan yang penting
dalam islam.

13
2.4. Membentuk Penguatan Dakwah
Dakwah dipahami sebagai proses transformasi sosial dan kultural menuju
generasi terbaik umat Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk
manusia, menyuruh kepada yang ma‟ruf dan mencegah dari ynag mungkar, dan
beriman kepada Allah (QS Ali Imran [3]: 110) dakwah pada mulanya adalah
tugas Rasul untuk menyampaikan pesan-pesan Ilahi kepada umat manusia
Sepeninggal Rasul tugas dakwah Dilimpahkan kepada para ulama sebagai pewaris
nabi ‫اء‬II‫اء األوبي‬II‫ ورثت العلم‬Oleh sebab itu dakwah dan peran sebagai da‟iah
merupakan tugas mulia seorang muslim. Kalau kita simak firman Allah swt dalam
surah Ali Imran ayat 104: dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat
yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah
dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung Maka menurut ayat ini
peran da‟iah dapat diartikan sebagai penyeru ke jalan kebaikan pemberi arah
kehidupan pembimbing pembetul kekeliruan, pelurus ketimpangan sehingga
orang Islam benar-benar khairu ummah yang bisa hidup bahagia di dunia dan
akhirat.
Dakwah sesuai dengan fungsi utamanya diharapkan bisa menjadi penyuluh
baik dalam fungsinya sebagai pengimbang, filter atau sebagai pemberi arah
kehidupan. Sebagai pengimbang para da‟iah diharapkan dapat membantu
menyadarkan umat bahwa kehidupan yang kian dimeriahkan oleh berbagai nilai
yang berbau materialistis harus diimbangi dengan hal-hal yang bersifat rohaniah
keagamaan. Sebagai filter dakwah diharapkan dapat membantu umat
membentengi diri mempertahankan nilai-nilai Islam yang pernah dimiliki dari
pengaruh berbagai perubahan dan nilai-nilai sebagai pembimbing atau pengarah
kehidupan para da‟iah diharapkan mampu membimbing umat untuk lebih
memahami makna arti hidup yang sesungguhnya, sehingga umat tidak mengalami
kebingungan (disoriented) atau kehilangan jati diri dan keterasingan di tengah-
tengah hiruk pikuk modernisasi peradaban yang penuh dinamika dan pergolakan
serta perubahan nilai-nilai hidup emosional.

14
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dengan melihat paparan diatas, bisa kita katakan bahwa kemiskinan
penduduk Indonesia bukan karena akibat mereka beragama Islam tapi karena
faktor-faktor lain seperti krisis ekonomi yang berimbas pada PHK pemahaman
agama yang dangkal atau karena budaya setempat Justru agama Islam melalui Al-
Quran surah Al-Imran 3:110 memberikan petunjuk tentang misi hidup seorang
mukmin yang harus membangun potensi diri sendiri dan membangun potensi
umat (human capability) baik melalui pendidikan maupun melalui jalan dakwah
(al-amr bi al ma‟ruf) Yang menjadi objek pembangunan adalah moral atau
akhlak bangsa (purifikasi) atau al-nahyu an al- munkar yaitu suatu proses
membebaskan masyarakat dari kejahatan dan keburukan seperti korupsi
penyalahgunaan wewenang dan berbagai tindak kejahatan lainnya.Pembangunan
ummat harus diletakkan dalam kerangka iman kepada Allah SWT atau
transendensi (wa tu‟minuna billahi) sehingga pembangunan bangsa yang kita
lakukan bermakna spiritual Sedangkan tujuan pembangunan ummat menurut
Islam adalah mencapai keunggulan umat khaira ummah (the best umah) dan
masyarakat yang berkeadaban (civilized society).
Penguatan pendidikan ekonomi dan dakwah diperlukan karena kemandirian
ummat tergantung pada kemampuan ekonominya Penguatan dakwah juga penting
karena dakwah dipahami sebagai proses transformasi sosial dan kultural menuju
generasi terbaik umat. Peran da‟iah dapat diartikan sebagai penyeru ke jalan

15
kebaikan, pemberi arah kehidupan, pembimbing, pembetul kekeliruan, pelurus
ketimpangan sehingga orang Islam benar-benar khairu ummah yang bisa hidup.

DAFTAR PUSTAKA

1) Daud Ali Mohammad. 2010 Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT


RajaGrafindo Persada.
2) Darajat Zakiah. 2001 Metodik KhususPengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi
akasara.
3) Daradjat Zakiah. 1995 Metodik khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta:
Bumi aksara.
4) Daradjat Zakiah. 1995 Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah Jakarta:
Ruhama.
5) Darmadi Hamid. 2011 Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Penerbit
Alfabeta Bandung.
6) Assegaf, Rahman. 2005. Pendidikan Islam Integratif. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.

16

Anda mungkin juga menyukai