Anda di halaman 1dari 6

Nama : Bima Wahyu Satria Wibisono

Nim : 201912034 ARS 4A


Regulasi dan Aspek Legal SIMRS

a. UU pratek kedokteran (2004)


 Undag-undang Repubik Indonesia Nomor 29 tahun 2004 tentang Pratik
Kedokteran
 Pasal 3 Pengaturan praktik kedokteran bertujuan untuk :
o a. memberikan perlindungan kepada pasien;
o b. mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan medis yang
diberikan oleh dokter dan dokter gigi; dan
o c. memberikan kepastian hukum kepada masyarakat, dokter dan dokter
gigi.
 Pasal 36 Setiap dokter dan dokter gigi yang melakukan praktik kedokteran di
Indonesia wajib memiliki surat izin praktik.
 Pasal 37 (1) Surat izin praktik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 dikeluarkan
oleh pejabat kesehatan yang berwenang di kabupaten/kota tempat praktik
kedokteran atau kedokteran gigi dilaksanakan.
 Pasal 54 (1) Dalam rangka terselenggaranya praktik kedokteran yang bermutu dan
melindungi masyarakat sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
Undang-undang ini, perlu dilakukan pembinaan terhadap dokter atau dokter gigi
yang melakukan praktik kedokteran.
 Pasal 82 (1) Dokter dan dokter gigi yang telah memiliki surat penugasan dan/atau
surat izin praktik, dinyatakan telah memiliki surat tanda registrasi dan surat izin
praktik berdasarkan Undang-undang ini.
b. Kepmenkes Standar Kode Data Bidang Kesehatan (2006)
 Standar kode data bidang Kesehatan ini terdiri dari :
1. Kode wilayah
2. Kode puskesmas
3. Kode rumah sakit
4. Kode apotek
5. Kode obat
6. Kode unit tempat kerja
7. Kode Pendidikan
8. Kode pelatihan SDM Kesehatan
9. Kode peralatan/barang inventory
c. UU informasi keterbukaan public (2008)
 Undang-Undang Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik
 Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: 1. Informasi adalah
keterangan, pernyataan, gagasan, dan tanda-tanda yang mengandung nilai, makna,
dan pesan, baik data, fakta maupun penjelasannya yang dapat dilihat, didengar,
dan dibaca yang disajikan dalam berbagai kemasan dan format sesuai dengan
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi secara elektronik ataupun
nonelektronik.
 Pasal 3 Undang-Undang ini bertujuan untuk:
a. menjamin hak warga negara untuk mengetahui rencana pembuatan
kebijakan publik, program kebijakan publik, dan proses pengambilan
keputusan publik, serta alasan pengambilan suatu keputusan publik;
b. mendorong partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan
publik;
c. meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pengambilan kebijakan
publik dan pengelolaan Badan Publik yang baik;
 Pasal 12 Setiap tahun Badan Publik wajib mengumumkan layanan informasi,
yang meliputi:
a. jumlah permintaan informasi yang diterima;
b. waktu yang diperlukan Badan Publik dalam memenuhi setiap
permintaan informasi;
c. jumlah pemberian dan penolakan permintaan informasi; dan/atau
d. alasan penolakan permintaan informasi.

d. UU transaksi elektronik (2008)


 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik
 Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: 1. Informasi
Elektronik adalah satu atau sekumpulan data elektronik, termasuk tetapi tidak
terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto, electronic data
interchange (EDI), surat elektronik (electronic mail), telegram, teleks, telecopy
atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol, atau perforasi yang
telah diolah yang memiliki arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu
memahaminya
 Pasal 2 Undang-Undang ini berlaku untuk setiap Orang yang melakukan
perbuatan hukum sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini, baik yang
berada di wilayah hukum Indonesia maupun di luar wilayah hukum Indonesia,
yang memiliki akibat hukum di wilayah hukum Indonesia dan/atau di luar
wilayah hukum Indonesia dan merugikan kepentingan Indonesia.
 Pasal 4 Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Transaksi Elektronik dilaksanakan
dengan tujuan untuk:
a. mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai bagian dari masyarakat
informasi dunia;
b. mengembangkan perdagangan dan perekonomian nasional dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat;
c. meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan publik;
d. membuka kesempatan seluas-luasnya kepada setiap Orang untuk
memajukan pemikiran dan kemampuan di bidang penggunaan dan
pemanfaatan Teknologi Informasi seoptimal mungkin dan bertanggung
jawab; dan
e. memberikan rasa aman, keadilan, dan kepastian hukum bagi pengguna
dan penyelenggara Teknologi Informasi.

e. Permenkes rekam medis (2008)


 Peraturan Menteri Kesehatan Repubik Indonesia Nomor
269/MENKES/PER/III/2008 Tentang Rekam Medis
 Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan : 1.Rekam meds adalah berka
yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien pemeriksaan,
pengobatan, Tindakan dan pelayanan ain yang telah diberikan kepada pasien.
 pasal 2 ayat (1) rekam medis harus dibuat secara tertulis, lengkap, dan jelas atau
secara elektronik.
 Pasal 2 ayat (2) penyelenggaraan rekam medis dengan menggunakan teknoogi
informasi eektronik diatur lebih lanjut dengan Peraturan tersendiri.
 Pasal 13 ayat (1) pemanfaata rekam medis dapat dipakai sebagai :
a. Pemeliharaan Kesehatan dan pengobatan pasien.
b. Alat bukti dalam proses penegakan hukum, disiplin kedokteran, da
edokteran gigi dan penegakan etika kedokteran dan etika kedokteran gigi
c. Keperluan Pendidikan dan penelitian
d. Dasar pembayaran biaya pelayanan Kesehatan dan
e. Data statistic Kesehatan

f. UU Kesehatan (2009)
 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
 Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: 1. Kesehatan adalah
keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
 Pasal 3 Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.
 Pasal 6 Setiap orang berhak mendapatkan lingkungan yang sehat bagi pencapaian
derajat kesehatan.
 Pasal 7 Setiap orang berhak untuk mendapatkan informasi dan edukasi tentang
kesehatan yang seimbang dan bertanggung jawab.
 Pasal 8 Setiap orang berhak memperoleh informasi tentang data kesehatan dirinya
termasuk tindakan dan pengobatan yang telah maupun yang akan diterimanya dari
tenaga kesehatan.

g. UU rumah sakit (2009)


 Undang-undamh Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah
sakit.
 Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: 1. Rumah Sakit
adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,
rawat jalan, dan gawat darurat.
 Pasal 3 Pengaturan penyelenggaraan Rumah Sakit bertujuan:
a. mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan;
b. memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat,
lingkungan rumah sakit dan sumber daya manusia di rumah sakit;
c. meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan rumah
sakit; dan
d. memberikan kepastian hukum kepada pasien, masyarakat, sumber daya
manusia rumah sakit, dan Rumah Sakit.
 Pasal 4 Rumah Sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna.
 Pasal 5 Untuk menjalankan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Rumah
Sakit mempunyai fungsi :
a. penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai
dengan standar pelayanan rumah sakit;
b. pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan
kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan
medis;
c. penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam
rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan;
dan
d. penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan
teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan
kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang
kesehatan;
h. Permenes system informasi RS (2011)
 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1171/Menkes/Per/VI/2011 tentang System Informasi Rumah Sakit
 Pasal 1 (1) Setiap rumah sakit wajib melaksanakan Sistem Informasi Rumah Sakit
(SIRS).
 (2) SIRS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah suatu proses pengumpulan,
pengolahan dan penyajian data rumah sakit.
 Pasal 2 (1) SIRS merupakan aplikasi sistem pelaporan rumah sakit kepada
Kementerian Kesehatan yang meliputi :
a. Data identitas rumah sakit;
b. Data ketenagaan yang bekerja di rumah sakit;
c. Data rekapitulasi kegiatan pelayanan;
d. Data kompilasi penyakit/morbiditas pasien rawat inap; dan
e. Data kompilasi penyakit/morbiditas pasien rawat jalan.
 Pasal 3 Penyelenggaraan SIRS bertujuan untuk: a. merumuskan kebijakan di
bidang perumahsakitan; b. menyajikan informasi rumah sakit secara nasional; dan
c. melakukan pemantauan, pengendalian dan evaluasi penyelenggaraan rumah
sakit secara nasional.

i. PP penyelenggaraan system dan transaksi elektronik (2012)


 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 82 tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik
 Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:
1. Sistem Elektronik adalah serangkaian perangkat dan prosedur
elektronik yang berfungsi mempersiapkan, mengumpulkan, mengolah,
menganalisis, menyimpan, menampilkan, mengumumkan, mengirimkan,
dan/atau menyebarkan Informasi Elektronik.
2. Transaksi Elektronik adalah perbuatan hukum yang dilakukan dengan
menggunakan Komputer, jaringan Komputer, dan/atau media elektronik
lainnya.
 Pasal 2 Peraturan Pemerintah ini mengatur mengenai:
a. Penyelenggaraan Sistem Elektronik;
b. penyelenggara Agen Elektronik;
c. Penyelenggaraan Transaksi Elektronik;
d. Tanda Tangan Elektronik;
e. penyelenggaraan sertifikasi elektronik;
f. Lembaga Sertifikasi Keandalan; dan
g. pengelolaan Nama Domain.
 Pasal 4 Penyelenggaraan Sistem Elektronik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
ayat (1) meliputi pengaturan:
a. pendaftaran;
b. Perangkat Keras;
c. Perangkat Lunak;
d. tenaga ahli;
e. tata kelola;
f. pengamanan;
g. Sertifikasi Kelaikan Sistem Elektronik; dan
h. pengawasan.
j. PP sitem informasi Kesehatan (2014)
 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 tahun 2014 Tentang Sistem
Informasi Kesehatan
 Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:
1. Sistem Informasi Kesehatan adalah seperangkat tatanan yang meliputi
data, informasi, indikator, prosedur, perangkat, teknologi, dan sumber
daya manusia yang saling berkaitan dan dikelola secara terpadu untuk
mengarahkan tindakan atau keputusan yang berguna dalam mendukung
pembangunan kesehatan.
2. Data Kesehatan adalah angka dan fakta kejadian berupa keterangan dan
tanda-tanda yang secara relatif belum bermakna bagi pembangunan
kesehatan.
3. Informasi Kesehatan adalah Data Kesehatan yang telah diolah atau
diproses menjadi bentuk yang mengandung nilai dan makna yang berguna
untuk meningkatkan pengetahuan dalam mendukung pembangunan
kesehatan.
 Pasal 3 (1) Dalam rangka mendukung penyelenggaraan pembangunan kesehatan
diperlukan Data, Informasi, dan Indikator Kesehatan yang dikelola dalam Sistem
Informasi Kesehatan. (2) Data, Informasi, dan Indikator Kesehatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) harus terinci dan terklasifikasi.
 Pasal 4 (1) Data Kesehatan terdiri atas:
a. data rutin; dan
b. data nonrutin.
 (2) Data rutin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a harus dikumpulkan
secara teratur oleh penyelenggara Fasilitas Pelayanan Kesehatan, instansi
Pemerintah Daerah, dan instansi Pemerintah melalui pencatatan dan pelaporan
atau cara lain.
 (3) Data nonrutin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dikumpulkan
sewaktu-waktu sesuai kebutuhan dan prioritas pembangunan kesehatan yang
ditetapkan oleh Pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai