Anda di halaman 1dari 127

RANCANGAN APLIKASI INTERFACE DAN INTEGRASI BI-

RTGS GEN II DENGAN SISTEM BANK PESERTA BI-RTGS

(Studi Kasus : PT. Visigo)

SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Komputer

Disusun Oleh:

Bethari Zattira

NIM. 1112091000128

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H/2019 M
i

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


ii

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


PERNYATAAN ORISINALITAS

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini benar-benar hasil karya Saya sendiri diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Sumber yang Saya gunakan dalam penulisan ini telah Saya cantumkan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Mei 2019

Bethari Zattira

NIM. 1112091000128

iii

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

dan karunia-Nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ini. Shalawat dan Salam selalu

tersampaikan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan para

pengikutnya hingga akhir zaman.

Skripsi penulis yang berjudul “Rancangan Aplikasi Interface dan

Integrasi BI-RTGS Dengan Sistem Bank Peserta BI-RTGS ” disusun untuk

memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Program Strata Satu (S1) pada

Program Studi Teknik Informatika, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Suatu kebanggan tersendiri bagi penulis apabila skripsi ini dapat

bermanfaat terutama bagi pihak-pihak yang membutuhkannya. Pada kesempatan

ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah

membantu penulis, baik secara moril maupun materil, sehingga penulisan ini

terlaksana dengan baik. Secara khusus penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ibu Prof.Dr.Lily Surraya Eka Putri,M.Env.Stud, Selaku Dekan Fakultas Sains

dan Teknologi.

2. Ibu Arini, MT selaku Ketua Program Studi Teknik Informatika dan Bapak

Feri Fahrianto, Sc selaku Sekretaris Jurusan Program Studi Teknik

Informatika, yang selalu memberikan motivasi dan arahan kepada penulis.

iv

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


3. Ibu Arini, MT selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Victor Amrizal,

M.Kom selaku Dosen Pembimbing II, yang telah memberikan arahan atau

bimbingan kepada penulis.

4. Seluruh Dosen Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Sains dan

Teknologi. Yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan

kepada penulis selama menjalankan aktifitas perkuliahan.

5. Taufik Indra P, selaku suami tampan tiada tara yang telah memberikan

support tak terbatas dan memperjuangkan apapun agar peneliti dapat

menyelesaikan penelitian skripsi ini.

6. Ayahanda dan Ibunda tercinta Bapak Armen dan Ibu Marhaerita, atas

dukungan dan doa yang tidak pernah berhenti.

7. Odang dan Pak Odang, yang tidak pernah absen bertanya kapan skripsi

penulis selesai.

8. Dan kepada seluruh keluarga penulis yang tidak bisa disebutkan satu persatu

9. Terimakasih juga buat teman spesial saya Eldest Nediasa dan Lidya Novianti

F, Fikha Pratikta, Faizal Bachri, Brenda Marsalia dan seluruh sahabat terdekat

saya lainnya yang telah memberikan motivasi agar penulis menyelesaikan

studi S1 sesegera mungkin.

10. Terimakasih juga untuk teman sekelas semasa mengulang 48 sks lebih Hana

Faiqah, Aisyah, Devi, Ani Ramadhani, dan seluruh teman yang terlalu banyak

untuk disebutkan satu per satu.

11. Terimakasih kepada rekan-rekan seperjuangan di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, yang telah memberikan dukungan dan semangat serta saran-saran

yang berguna hingga akhir penulisan skripsi ini.

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


12. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini,

yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Semoga Allah SWT

memberikan berkah dan karunia-Nya serta membalas kebaikan mereka.

Amin.

vi

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


Nama : Bethari Zattira
Program Studi : Teknik Informatika
Judul : Rancangan Aplikasi Interface dan Integrasi BI-RTGS
Gen II Dengan Sistem Bank Peserta BI-RTGS

ABSTRAK

Untuk meningkatkan keamanan lalu lintas transaksi penyaluran dana, Bank


Indonesia selaku bank sentral yang menaungi seluruh bank yang beroperasi di
Indonesia sudah menerbitkan sebuah sistem sentralisasi lalu lintas transaksi yang
bernama Real Time Gross Settlement (BI-RTGS). Sebagai sebuah sistem besar
yang menaungi jalannya transaksi penyaluran dana bernilai besar (High Value
Payment System) sistem BI-RTGS ini mengadakan perubahan guna
meningkatkan perlindungan pada setiap lalu lintas transaksi keuangan yang ada.
Perubahan tersebut salah satunya adalah perubahan metode format messaging
berskala internasional yang dinamakan Swift. Oleh karena itu, setiap bank peserta
yang menggunakan layanan BI-RTGS ini diwajibkan untuk melakukan
perubahan, agar format baru ini dapat diintegrasikan dengan sistem bank peserta
tersebut. Namun bagi beberapa bank, channel transaksi BI-RTGS sudah
terintegrasi langsung dengan core banking. Dimana jika terdapat perubahan pada
core banking akan beresiko mengganggu channel transaksi lain. Oleh karena itu
dibutuhkan sebuah aplikasi perantara yang digunakan untuk menghubungkan
channel RTGS pada core banking dengan format baru BI-RTGS. Aplikasi
tersebut akan melakukan konversi antara format messaging lama dengan format
Swift yang ada pada sistem BI-RTGS.

Kata Kunci : Format Messaging, Swift Code, PHP, Node.js

vii

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


DAFTAR ISI

LEMBAR PESETUJUAN PEMBIMBING ....................................................i


LEMBAR PENGESAHAN ..............................................................................ii
PERNYATAAN ORISINALITAS...................................................................iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................iv
ABSTRAK .........................................................................................................vi
DAFTAR ISI ......................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................x
DAFTAR TABEL .............................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xii
DAFTAR SIMBOL ...........................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .................................................................................1
1.2. Identifikasi Masalah .........................................................................5
1.3. Rumusan Masalah ............................................................................6
1.4. Batasan Masalah ...............................................................................7
1.5. Tujuan Penelitian..............................................................................7
1.6. Manfaat Penelitian............................................................................8
1.7. Metode Penelitian.............................................................................8
1.8. Sistematika Penulisan.......................................................................9
BAB II LANDASAN TEORI

2.1. Definisi Pengembangan...................................................................11


2.2. Definisi Aplikasi ..............................................................................11
2.3. Core Banking....................................................................................12
2.4. BI RTGS ...........................................................................................12
2.5. Swift ................................................................................................15
2.6. Swift Code ........................................................................................17
2.7. Metode Pengembangan Sistem ........................................................18
2.8. Metode Pengumpulan Data ..............................................................21
2.9. UML (Unified Modeling Language) ................................................24
viii

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


2.10. Bahasa Pemograman dan Basis Data .............................................29
2.11. Framework .....................................................................................29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Pengumpulan Data ..............................................................34
3.2 Metode Pengembangan Sistem ........................................................36
3.3 Tahap Perencanaan Syarat-Syarat ....................................................37
3.4 Tahap Workshop Desain RAD .........................................................38
3.5 Tahap Implementasi .........................................................................39
3.6 Kerangka Penelitian .........................................................................40
BAB IV ANALISIS, PERANGANCAN, DAN IMPLEMENTASI
4.1. Pengumpulan Data ...........................................................................41
4.1.1. Observasi ................................................................................41
4.1.2. Wawancara .............................................................................41
4.1.3. Studi Pustaka ..........................................................................42
4.2. Tahap Perencanaan Syarat-Syarat ....................................................43
4.2.1. Identifikasi Masalah................................................................43
4.2.2. Analisa Sistem ........................................................................44
4.2.3. Analisa Sistem Berjalan ..........................................................45
4.2.4. Sistem Usulan .........................................................................46
4.3. Tahap Workshop Design ..................................................................47
4.3.1. Outgoing File Core banking ..................................................48
4.3.2. Incoming File Core banking ...................................................52
4.3.3. Pengenalan MT BI-RTGS GEN II .........................................60
4.3.4. Desain UML ...........................................................................63
4.3.5. Desain Database......................................................................78
4.3.6. Desain Antarmuka ..................................................................79
4.4. Tahap Implementasi .........................................................................89
4.4.1. Perangkat Yang Digunakan ...................................................89
4.4.2. Pembuatan Sistem ...................................................................91
4.4.3. Instalasi Sistem .......................................................................93
4.4.4. Pengoperasian Sistem .............................................................94
ix

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


4.4.5. Pengujian Sistem ....................................................................94
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Komunikasi dan Cara Messaging .....................................................98


5.1.1. Koneksi dari Interface dengan BI-RTGS server (RTSX). ......98
5.1.2. Koneksi dari Core Banking dengan Interface. ........................100
5.2. Flow Transaksi ................................................................................101
5.2.1. Flow Outgoing ........................................................................101
5.2.2. Flow Incoming ........................................................................102
5.2.3. Pembahasan Sistem ................................................................103
BAB VI PENUTUP

6.1. Kesimpulan.......................................................................................109
6.2. Saran ..............................................................................................109
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................111

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Alur pembayaran lintas negara..................................................16


Gambar 2.2 Skema RAD (Kendall 2010) .....................................................20
Gambar 2.3 Contoh Use Case Diagram .......................................................25
Gambar 2.4 Contoh Activity Diagram ..........................................................26
Gambar 2.5 Keterangan Activity Diagram....................................................27
Gambar 2.6 Contoh Sequence Diagram .......................................................27
Gambar 2.7 Application Flowchart ...............................................................30
Gambar 2.8 Model-View-Controller.............................................................32
Gambar 3.1 Kerangka Berpikir .....................................................................40
Gambar 4.1 Skema Sistem Berjalan .............................................................45
Gambar 4.2 Skema Sistem Usulan................................................................46
Gambar 4.3. Format MT900 untuk BI-RTGS ...............................................62
Gambar 4.4 Use Case Monitoring Incoming ................................................68
Gambar 4.5 Use Case Monitoring Outgoing ................................................68
Gambar 4.6 Use Case Dashboard .................................................................69
Gambar 4.7 Contoh file MT103 untuk BI-RTGS .........................................71
Gambar 4.8 Use Case Setting .......................................................................72
Gambar 4.9 Activity Diagram transaksi incoming .......................................73
Gambar 4.10 Alur Activity diagram untuk transaksi Outgoing ......................74
Gambar 4.11 Alur sequence diagram untuk transaksi incoming positif .........75
Gambar 4.12 Alur sequence diagram untuk transaksi hold incoming ............76
Gambar 4.13 Alur sequence diagram untuk transaksi incoming positif .........78
Gambar 4.14 Alur sequence diagram untuk transaksi hold outgoing .............79
Gambar 4.15 Database Diagram .....................................................................79
Gambar 4.16 Halaman Awal Sistem ...............................................................79
Gambar 4.17 Halaman Home monitoring .......................................................79
Gambar 4.18 Halaman Home dashboard ........................................................81
Gambar 4.19 Halaman Home monitoring .......................................................82
Gambar 4.20 Halaman User Maintenance ......................................................83

xi

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


Gambar 4.21 Halaman Member Maintenance ................................................84
Gambar 4.22 Halaman System Configuration ................................................85
Gambar 4.23 Halaman Account Blacklist.......................................................85
Gambar 4.24 Halaman amount capping..........................................................86
Gambar 4.25 Halaman File & Folders – Folders ............................................87
Gambar 4.26 Halaman File & Folders – FTP .................................................87
Gambar 4.27 Halaman Report ........................................................................88
Gambar 4.28 Halaman Pencarian Transaksi ...................................................89
Gambar 5.1 Flow Outgoing ..........................................................................101
Gambar 5.2 Flow Incoming ..........................................................................102
Gambar 5.3 Format Fixed Length Core Banking .........................................103
Gambar 5.4. Format Swift BI-RTGS .............................................................104
Gambar 5.5 Halaman Utama pada operator ..................................................104
Gambar 5.6 Transaksi Masuk pada Menu Operator .....................................105
Gambar 5.7 Detail Transaction Core Banking ..............................................106
Gambar 5.8 Detail Transaction Swift Messaging .........................................107
Gambar 5.9 Permintaan Request Oleh Operator ...........................................107
Gambar 5.10 Waiting Approval pada User Operator .....................................108
Gambar 5.11 Waiting approval supervisor .....................................................108
Gambar 5.12 Disaprove dan Approve Supervisor ..........................................108

xii

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi Message Type .........................................................18


Tabel 3.1 Studi Literatur Sejenis ...............................................................35
Tabel 4.1 Outgoing messaging spesification bank peserta .......................48
Tabel 4.2 Studi Literatur Sejenis ...............................................................48
Tabel 4.3 Inquiry Messaging Specification...............................................53
Tabel 4.4 Pengujian Blackbox ..................................................................94
Tabel 4.5 Respond Inquiry RTGS File .....................................................54
Tabel 4.6 Incoming RTGS File .................................................................59
Tabel 4.7 Respon Status Posting Incoming RTGS ...................................60
Tabel 4.8 Format MT103 untuk BI-RTGS ...............................................61
Tabel 4.9 Format MT900 untuk BI-RTGS ...............................................63
Tabel 4.10 Identifikasi Aktor ......................................................................67
Tabel 4.11 Identifikasi Use Case Monitoring Incoming .............................69
Tabel 4.12 Identifikasi Use Case Monitoring Outgoing .............................71
Tabel 4.13 Identifikasi Use Case Dashboard ..............................................69
Tabel 4.14 Identifikasi Use Case Setting ....................................................71

xiii

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


DAFTAR LAMPIRAN

xiv

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perkembangan regulasi perbankan di Indonesia saat ini berkembang

pesat dari waktu ke waktu. Perubahan tatanan regulasi perbankan ini antara

lain dipengaruhi oleh perkembangan jasa keuangan dan perbankan global

serta munculnya beragam produk perbankan dan layanan jasa perbankan

yang diperbarui. Terlebih lagi dengan banyaknya kebutuhan masyarakat

khususnya pelaku bisnis yang membutuhkan layanan penyaluran dana

dengan nominal besar dalam waktu yang super singkat. Oleh karena itu,

Untuk meningkatkan mitigasi resiko yang terjadi pada lalu lintas

transaksi dalam penyaluran dana, maka Bank Indonesia sebagai bank sentral

yang menaungi semua bank yang beroperasi di indonesia menerbitkan

sistem sentralisasi lalu lintas transaksi yang dinamakan BI-RTGS (Real

Time Gross Settlement) untuk memonitoring dan memfasilitasi semua

transaksi dalam jumlah besar dan dengan waktu yang singkat. BI-RTGS

yang kehadirannya di Indonesia dimulai sejak tanggal 17 November 2000

ini dinilai sangat penting mengingat sebelumnya transaksi pembayaran

bernilai besar (High Value Payment System) memiliki potensi terjadinya

risiko sistemik yang menempati bagian mayoritas dari seluruh transaksi

pembayaran. Sistem BI-RTGS merupakan proses penyelesaian akhir

transaksi (settlement) pembayaran yang dilakukan per transaksi

(individually processed / gross settlement) dan bersifat real time

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


2

(electronically processed), dimana rekening peserta dapat didebit/dikredit

berkali-kali dalam sehari sesuai dengan perintah pembayaran dan

penerimaan pembayaran. Sebelumnya sistem BI-RTGS yang sudah berjalan

selama 1 dekade untuk menunjang transaksi dengan nominal besar ini hanya

mampu membuat prioritas dalam bentuk FIFO (first in first out) dan dinilai

kurang baik dalam manajemen prioritas dan hanya menunjang transaksi

dalam bentuk nilai tukar rupiah.

Oleh karena itu, Bank Indonesia selaku bank sentral mengeluarkan

surat pemberitahuan bahwa akan ada pembaruan teknologi untuk

meningkatkan perlindungan pada nasabah. Maka bank peserta yang terdaftar

pada sistem BI yang terdaftar pada layanan BI-RTGS diharuskan untuk

melakukan penyesuain integrasi sistem yang akan diterapkan oleh BI di

pembaruan yang akan ditetapkan ini. Pembaruan sistem ini diberi nama

dengan sistem generasi II serta sudah di implementasikan pada tanggal 16

november 2016 pada berita pers website resmi Bank Indonesia, serta

informasi ini diterbitkan pada tanggal 11 november 2016 dan informasi

mengenai rencana pembaruan ini sudah ada sejak enam tahun sebelum

implementasi ini dilaksanakan.

Pada beberapa bank yang terdaftar di layanan BI-RTGS ini telah

melakukan integrasi pada sistem core banking bank tersebut dan telah

menggunakan format teknologi yang diimplementasikan pada sistem BI-

RTGS sebelumnya. Dan jika terdapat pembaruan pada sistem BI-RTGS ini,

maka sudah pasti sistem pada core banking bank tersebut perlu dilakukan

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


3

perubahan pula. Sedangkan sistem pada core banking biasanya sudah

terintegrasi antara satu layanan dengan layanan lainnya sehingga

memerlukan biaya dan waktu yang besar untuk melakukan perubahan pada

sistem. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah cara, berupa perancangan

interface sebagai middleware antara sistem baru BI-RTGS dengan sistem

core banking bank tersebut. Dengan perancangan aplikasi interface dan

integrasi RTGS dengan core banking ini diharapkan dapat mengakomodir

perubahan dari sistem BI-RTGS dengan biaya yang minimum dan

meminimalkan risiko gangguan sistem pada core banking yang telah

berjalan dengan baik.

Dalam perancangan pembuatan aplikasi interface dan integrasi BI-

RTGS ini, dibutuhkan pengetahuan mengenai format messaging BI-RTGS

pada sistem lama dan baru. Format messaging system merupakan standar

komunikasi antara pihak BI-RTGS dengan core banking. Sebelumnya

format messaging pada sistem BI-RTGS menggunakan format fixed length

dimana semua messaging memiliki panjang karakter yang tetap dan dipecah

berdasarkan urutan karakter. Hal ini semakin lama menjadi sebuah kesulitan

karena apabila terjadi penambahan dan pengurangan karakter akan

mengurangi susunan data. Oleh karena itu dibutuhkan standar messaging

dengan format baru agar kesulitan ini dapat diatasi. Oleh karena itu, pada

pengembangan sistem BI-RTGS, Bank Indonesia merubah format fixed

length menjadi format swift code messaging agar pemetaan struktur data

lebih mudah.

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


4

Dari hasil wawancara salah seorang IT engineer pada bank peserta

BI-RTGS, mengatakan bahwa transaksi BI-RTGS telah di implementasi di

beberapa channel transaksi seperti ATM, Internet banking ,Teller

Application dan lain-lain. Jika semua channel harus diubah formatnya akan

memakan waktu dan resource yang besar. IT engineer ini menyatakan ada

beberapa perubahan yang besar dari format lama ke format baru yaitu

konsep kode transaksi yang dahulu menggunakan format TRN (buku

pedoman umum BI-RTGS 17 november 2000) menjadi format MT yang

biasa digunakan di swift code messaging. di semua channel masih

menggunakan format TRN jelas ini tidak bisa lagi digunakan untuk

bertransaksi RTGS.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah peneliti lakukan terdapat

beberapa masalah yang membuat peserta BI-RTGS kesulitan melakukan

penyesuaian :

a. Format kode yaitu TRN sudah di implementasi di berbagai channel

transaksi yang ada di bank maka dibutuhkan sebuah aplikasi yang dapat

memetakan kode transaksi TRN ke MT

b. Bahwa cara dan format messaging lama sudah berbeda dengan yang

baru yang sudah menggunakan format swift code messaging aplikasi

interface harus bisa merubah format lama yang ada di sistem bank

menjadi format swift.

Adapun studi literatur yang berkaitan dengan perancangan aplikasi

interface dan integrasi BI-RTGS gen II ini diantaranya :

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


5

1. Skripsi Salsabila (2018) Mekanisme Transaksi Real Time Gross

Settlement (RTGS) pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Kantor

Cabang Pembantu Syariah Yogyakarta.

2. Ruth Wandhofer (2018) The Future of Correspondent Banking Cross

Border Payments.

3. Adam Fugal (2018) A Proposal For A Decentralized Liquidity Savings

Mechanism With Side Payments.

Dari beberapa studi literatur yang digunakan dan melihat dari latar

belakang pada bab ini, maka penulis akan mengadakan penelitian dengan

judul : Rancangan Aplikasi Interface dan Integrasi BI-RTGS GEN II

Dengan Sistem Bank Peserta BI-RTGS. Rancangan aplikasi ini dapat

digunakan oleh bank peserta BI-RTGS dalam pengembangan sistem

integrasi BI-RTGS yang lebih mudah diterapkan, meminimalkan cost dan

tidak perlu merubah keseluruhan dari sistem core-banking pada bank

peserta BI-RTGS tersebut.

1.2. Identifikasi Masalah


Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan maka identifikasi masalah

yang dapat dijabarkan adalah sebagai berikut :

1. Saat ini sudah ada pembaruan pada sistem BI-RTGS menjadi Gen II

yang membuat para peserta lembaga keuangan di indonesia harus

merubah format messaging mereka ke format Gen II agar bisa

terintegrasi dengan BI-RTGS GEN II.

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


6

2. Beberapa lembaga keuangan masih menggunakan core banking yang

mengadopsi sistem format Gen I.

3. Membutuhkan cost yang mahal apabila harus merombak seluruh core

banking dan merubahnya menjadi format Gen II.

4. Jika perombakan tetap dilakukan maka akan ada perubahan yang bisa

mengganggu sistem yang sudah berjalan sebelumnya.

5. Pihak lembaga keuangan menginginkan core banking mereka tetap di

format Gen I akan tetapi ada aplikasi lain yang mengubah format

mereka ke Gen II.

1.3. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat ditarik rumusan

masalah tersebut terdiri dari :

1. Bagaimana merancang sistem interface yang dapat melakukan

koneksi antara sistem BI-RTGS dengan core banking bank peserta.

2. Bagaimana merancang aplikasi interface yang dapat menyesuaikan

kebutuhan core banking bank peserta tanpa harus melakukan

perubahan dari sistem core banking yang telah tersedia.

3. Bagaimana merancang sistem yang dapat melakukan konversi file

untuk menerjemahkan format yang baru pada sistem BI-RTGS

agar dapat dibaca oleh sistem core banking.

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


7

1.4. Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka

batasan masalah pada penelitian skripsi ini adalah membahas mengenai:

1. Penelitian ini hanya membahas mengenai cara merancang aplikasi

interface yang menjadi jembatan antara BI-RTGS GEN II dengan core

banking (messaging GEN I)

2. Aplikasi interface yang dapat mensupport messaging format BI-RTGS

Gen II.

3. Aplikasi interface mensupport messaging format BI-RTGS Gen I yang

masih di gunakan oleh core banking.

4. Aplikasi interface mengakomodir fitur-fitur standar yang ada di core

banking jika format BI-RTGS GEN II tidak bisa di pakai di core

banking.

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian dalam penelitian skripsi ini adalah :

1. Merancang aplikasi converter dari format messaging lama (GEN I) ke


format messaging baru (BI-RTGS GEN II).

2. merancang aplikasi interface yang dapat menyesuaikan kebutuhan core


banking mereka tanpa harus ada perubahan dari sisi core banking.

3. Merancang aplikasi interface yang bisa memenuhi kebutuhan BI-RTGS


GEN II.

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


8

1.6. Manfaat Penelitian

Berikut ini adalah beberapa manfaat yang didapatkan dari penelitian

ini, yaitu:

1. Menjadi salah satu referensi jika terdapat pembaruan sistem kembali

dari BI atau lembaga lain.

2. Membatu perbankan/peserta BI-RTGS agar lebih mudah melakukan

implementasi perubahan yang ada di pembaruan BI-RTGS GEN II.

1.7. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan terdiri dari dua macam, yaitu

metode pengumpulan data dan metode pengembangan sistem.

1. Metode Pengumpulan Data

● Studi Pustaka

Mempelajari panduan mengenai sentralisasi perbankan negara, teori

mengenai sistem RTGS dan penggunaannya di Indonesia, dan

penggunaan format Swift.

● Observasi

Pengamatan langsung atau observasi merupakan teknik

pengumpulan data dengan langsung melihat kegiatan yang dilakukan

oleh user.

● Wawancara

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


9

Melakukan wawancara dengan salah seorang karyawan vendor yang

sedang mengerjakan proyek pengadaan aplikasi interface dan

integrasi BI-RTGS.

2. Metode Pengembangan Sistem

Metode pengembangan sistem yang digunakan menggunakan

metode Rapid Application Development (RAD). Metode ini terdiri dari

pemodelan bisnis, data, proses, pembuatan aplikasi, pengujian, dan

pergantian. Pada tahap pembuatan aplikasi, tools yang digunakan ialah

(Unified Modelling Language) UML. Diagram yang digunakan adalah

use case diagram, class diagram, sequence diagram, dan activity

diagram.

1.8. Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan laporan skripsi ini disusun dengan sistematika

penulisan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini membahas secara keseluruhan mengenai penelitian

laporan.Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup,

tujuan, manfaat, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisikan berbagai teori yang mendasari penelitian

permasalahan dan berhubungan dengan topik yang akan dibahas.

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


10

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi uraian lebih rinci tentang metodologi penelitian yang

meliputi metodologi pengumpulan data dan metodologi pengembangan

sistem.

BAB IV PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang perancangan sistem yang sedang berjalan dan

yang diusulkan.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian yang

dilakukan dan saran-saran yang dapat digunakan sebagai bahan masukan

untuk pengembangan lebih lanjut.

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Definisi Pengembangan

Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan

teknis, teoritis dan konseptual sesuai dengan kebutuhan melalui pendidikan

dan latihan demi tercapainya suatu tujuan yang diinginkan (Wikipedia :

Kamus Besar Bahasa Indonesia).

2.2. Definisi Aplikasi

Menurut Jogiyanto (1999:12), Aplikasi merupakan penggunaan dalam

suatu komputer, intruksi (intruction) atau pernyataan (statement) yang

disusun sedemikian rupa sehingga komputer dapat memproses input

menjadi output. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1998: 52),

Aplikasi adalah penerapan dari rancang sistem untuk mengolah data yang

menggunakan aturan atau ketentuan dari bahasa pemograman tertentu.

Aplikasi adalah suatu program komputer yang dibuat untuk

mengerjakan dan melaksanakan tugas khusus dari pengguna. Aplikasi

merupakan rangkaian kegiatan atau perintah untuk dieksekusi oleh

komputer.

Program merupakan kumpulan intruction set yang akan dijalankan

oleh proses, yaitu berupa software. Program kemudian mengendalikan

semua aktifitas yang ada pada proses. Program berikut berisi konstruksi

logika yang dibuat oleh manusia, dan telah diterjemahkan kedalam bahasa

mesin sesuai dengan format yang ada pada instruction set.

11

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


12

2.3. Core Banking

Sistem core banking merupakan suatu sistem utama (core) yang

dipergunakan oleh bank untuk melayani seluruh transaksi perbankan yang

terintegrasi antara kegiatan front office (pencatatan transaksi) dan back

office (pemrosesan transaksi) serta memiliki beberapa fungsi sistem

informasi manajemen lainnya, seperti : akuntansi, manajemen dana,

manajemen kredit, dan sebagainya. (Taufik Nizami, 2016)

Sistem core banking tersebut merupakan sistem yang sangat vital dan

wajib dimiliki oleh suatu bank karena mencakup sistem pelaporan dan

informasi yang terpusat dan terpadu. Umumnya sistem core banking terdiri

dari beberapa fungsi atau modul yang saling terintegrasi antara lain modul

kredit (loan), modul dana (deposit), modul akuntansi (general ledger),

modul pengiriman uang (remittance) dan sebagainya. Sistem core banking

juga dirancang untuk dapat dengan mudah diintegrasikan dengan aplikasi

lain seperti consumer banking, corporate banking, treasury, risk

management, dan sebagainya. (Sekundera, 2010)

2.4. BI RTGS

Menurut website resmi bagian penyelenggaraan setelmen Bank

Indonesia, Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS)

adalah suatu sistem transfer dana elektronik antar peserta dalam dalam mata

uang rupiah dimana penyelesaiannya dilakukan secara seketika dengan per-

transaksi secara individual. BI-RTGS merupakan infrastruktur penting

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


13

dalam sistem keuangan Indonesia, sebagai satu-satunya sarana transfer dana

elektronik bernilai besar.

Dengan sistem BI-RTGS, peserta pelayanan BI-RTGS melalui

terminal RTGS di tempatnya akan mentransmisikan transaksi pembayaran

ke pusat pengolahan sistem RTGS (RTGS- Central Computer/ RCC) di

Bank Indonesia untuk proses settlement. Jika proses settlement berhasil,

transaksi pembayaran akan diteruskan secara otomatis dan elektronis kepada

peserta penerima. Keberhasilan dalam proses settlement akan tergantung

dari kecukupan saldo peserta pengirim, karena dalam sistem BI-RTGS

peserta hanya dapat diperbolehkan untuk melakukan kredit pada peserta

lain. Dengan kata lain, peserta BI-RTGS harus meyakinkan bahwa saldo

rekeningnya di Bank Indonesia cukup sebelum melaksanakan transfer

kepada peserta BI-RTGS lainnya.

Berikut adalah tujuan dari adanya BI-RTGS :

● Mengurangi risiko penyelesaian akhir (settlement risk) dalam sistem

pembayaran nasional.

● Menyediakan tambahan pilihan sarana transfer yang efisien, cepat,

aman, dan handal.

● Meningkatkan kepastian penyelesaian akhir.

● Meningkatkan efektivitas pengelolaan dana (management fund) bagi

bank melalui sentralisasi Rekening Giro.

● Memberikan informasi yang mendukung kebijakan moneter dan early

warning system bagi pengawasan bank.

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


14

Saat ini, pada sistem BI-RTGS menggunakan mekanisme gross

settlement, dimana setiap transaksi diperhitungkan secara individual dan

real time. Dengan kata lain settlement transaksi antar peserta dilakukan

secara langsung sepanjang terdapat dana yang cukup. Mekanisme ini

berbeda dengan net settlement dimana proses penyelesaian transaksi

pembayaran dilakukan pada akhir periode dengan melakukan offsetting

antara kewajiban pembayaran dengan hak penerimaan sehingga hanya ada 1

net hak atau kewajiban yang akan di settle untuk setiap masing-masing

rekening peserta. Dengan adanya mekanisme ini, bertujuan untuk

mengurangi risiko gagal bayar peserta yang sebelum adanya sistem RTGS

ini berpotensi pula menjadi risiko sistemik. Risiko sistemik adalah apabila

terdapat transaksi yang nilainya cukup signifikan (high value) seperti valuta

asing dan pengelolaan moneter dilakukan dengan mekanisme net settlement,

dan terjadi kegagalan bayar maka berdampak pada merugikan peserta lain.

2.4.1. Mekanisme Transfer Dana BI-RTGS

Secara umum dapat digambarkan bahwa mekanisme transfer dana

antar peserta BI-RTGS adalah sebagai berikut :

1. Peserta pengirim menginput credit transfer ke dalam terminal RTGS

untuk selanjutnya ditransmisikan ke RCC di bank Indonesia.

2. Selanjutnya, RCC melakukan proses credit transfer dengan mekanisme

sebagai berikut:

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


15

○ Melakukan checking kecukupan saldo, apakah saldo rekening giro

peserta pengirim lebih besar dari atau sama dengan nilai nominal

credit transfer.

○ Jika saldo rekening giro peserta pengirim mencukupi akan dilakukan

posting secara simultan pada rekening giro peserta pengirim dan

rekening giro peserta penerima.

○ Jika saldo rekening giro peserta pengirim tidak mencukupi, maka

credit transfer tersebut akan ditempatkan dalam antrian (queue)

sistem BI-RTGS.

3. Informasi credit transfer yang telah diselesaikan (settled) akan

ditransmisikan secara otomatis oleh RCC ke RT peserta pengirim dan

RT peserta penerima.

2.5. Swift

Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication

(SWIFT) merupakan sebuah organisasi nirlaba yang dikendalikan oleh

organisasi jaringan banking internasional yang menciptakan layanan

standarisasi pesan jaringan telekomunikasi antar bank dan bertujuan untuk

melakukan pertukaran pesan keuangan dan surat berharga. Swift diciptakan

pada tahun 1973 oleh banking yang membutuhkan sistem efisien dan aman

untuk komunikasi antar bank. Sebelumnya, semua komunikasi antar bank

dilakukan melalui telepon, kurir, atau surat. Sedangkan dalam satu hari bank

harus mengirimkan jutaan pesan yang mengandung informasi sensitif. Oleh

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


16

karena itu dibutuhkan sebuah pelayanan yang memiliki akses jaringan yang

cepat aman dan rahasia.

Swift telah digunakan oleh lebih dari 8300 bank, sekuritas, dan

perusahaan yang berlokasi pada lebih dari 208 negara. Swift menyediakan

platform dengan basis data yang terpusat untuk bank, perusahaan dan

lembaga keuangan untuk bertukar pesan, dan memungkinkan bank untuk

bekerjasama dengan bank lain di seluruh dunia dengan aman dan handal.

(Ruth, 2018).

Pada gambar 2.1. akan menggambarkan alur pembayaran antar bank

negara menggunakan pesan swift :

gambar 2.1. alur pembayaran lintas negara

sumber : (Ruth, 2018)

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


17

Pada gambar 2.1. menggambarkan bahwa setiap aliran dana dari 2

negara yang berbeda menggunakan sebuah pesan dengan kode MT-103

sampai transaksi tersebut tiba ke tujuan. Dalam penggunaan Swift, setiap

transaksi atau pertukaran pesan antar bank dalam bentuk apapun memiliki

code pesan masing- masing yang dinamakan dengan Swift Code.

2.5.1. Swift Code

Swift Code merupakan dokumen singkat yang menyediakan nama dan

kode asal bank, nama dan kode bank penerima, jumlah transfer, dan salah

satu kode dari beberapa preset yang memberikan pesan kepada bank

penerima. Pesan berbentuk preset menyediakan kondisi standar untuk

mentransfer pesan/instruksi antar bank. Pesan tersebut harus singkat dan

terbatas pada jumlah karakter tertentu. Hal ini dikarenakan sebuah sistem

bank yang sangat efisien dan pesan ini akan dapat diproses dalam sistem.

Pada Swift Code, setiap transaksi memiliki kode pesan MT (Message

Type) yang terdiri dari MT 100 sampai MT 999. Setiap masing-masing MT

memiliki fungsi yang berbeda, dan dibagi antar tugasnya masing masing.

Pada tabel 2.1. akan menjabarkan setiap tugas antar message type. Dimana

dari 999 macam MT dibagi menjadi 9 tugas yang nantinya akan dipecah

setiap nomornya.

S.W.I.F.T. CUSTOMER TRANSFER AND CHECKS FILE. Message

MT 102 s/d 199 Type (MT.1xx.)

S.W.I.F.T. FINANCIAL INSTITUSI TRANSFER FILE. Message Type

MT 200 s/d 299 (MT.2..)

MT 300 s/d 399 S.W.I.F.T. TREASURY, FOREX FILE. Message Type (MT.3..)

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


18

S.W.I.F.T. COLLECTION AND CASH LETTER FILE. Message Type

MT 400 s/d 499 (MT.4..)

MT 500 s/d 599 S.W.I.F.T. SECURITIES MARKET FILE. Message Type (MT.5..)

S.W.I.F.T. PRESIOUS METALS AND SINDICATES FILE. Message

MT 600 s/d 699 Type (MT.6..)

S.W.I.F.T. DOCUMENTARY CREDIT AND GUARANTEE FILE.

MT 700 s/d 788 Message Type (MT.7..)

MT 800 s/d 899 S.W.I.F.T. TRAVELLERS CHEQUES FILE. Message Type (MT.8..)

S.W.I.F.T. CASH MANAGEMENT OUR STATUS FILE. Message

MT 900 s/d 999 Type (MT.9..)

Tabel 2.1. Klasifikasi Message Type

Setiap masing masing MT memiliki fungsi yang berbeda. Setiap MT

memiliki tag yang berfungsi sebagai penanda informasi yang tersedia dalam

file MT tersebut. Tag memiliki format dan standar pengisian data seperti tag

20 yang biasa nya digunakan untuk diisi dengan nomor referensi yang

panjang data tidak lebih dari 16 karakter, akan tetapi untuk sebagian MT tag

20 tidak digunakan untuk nomor referensi.

2.6. Metode Pengembangan Sistem

Metodologi pengembangan sistem yang digunakan peneliti dalam

membuat rancangan aplikasi BI-RTGS adalah dengan metode model Rapid

Application Development. RAD melibatkan pengembangan dan

pembangunan prototipe iteratif. Pada tahun 1990, dalam buku RAD, Rapid

Application Development, james martin didokumentasikan penafsirannya

tentang metodologi. Baru-baru ini, istilah dan singkatan yang telah datang

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


19

untuk digunakan dalam lebih luas, pengertian umum yang mencakup

berbagai metode yang bertujuan untuk mempercepat pengembangan

aplikasi, seperti penggunaan kerangka perangkat lunak dari berbagai jenis,

seperti kerangka kerja aplikasi web.

Pengembangan aplikasi yang cepat merupakan respon terhadap proses

yang dikembangkan pada 1970-an dan 1980-an, seperti struktur sistem

metode analisis dan desain dan model waterfall lainnya. Satu masalah

dengan metodologi sebelumnya adalah bahwa aplikasi begitu lama untuk

membangun bahwa persyaratan telah berubah sebelum sistem itu selesai,

sehingga sistem tidak memadai atau bahkan tidak dapat digunakan. Masalah

lain adalah asumsi bahwa persyaratan metodis tahap analisis saja akan

mengidentifikasi semua persyaratan penting. Membuktikan fakta bahwa ini

adalah jarang terjadi, bahkan untuk proyek-proyek dengan profesional yang

sangat berpengalaman di semua tingkatan.

Menurut Kendall (2010), terdapat tiga tahapan dalam RAD yang

melibatkan penganalisis dan pengguna dalam tahap penilaian, perancangan,

dan penerapan. Adapun ketiga tahap tersebut adalah requirements planning

(perencanaan syarat-syarat), RAD design workshop design (workshop

desain RAD), dan implementation (implementasi). Sesuai dengan

metodologi RAD menurut Kendall (2010), berikut ini adalah tahap-tahap

pengembangan aplikasi dari tiap-tiap fase pengembangan aplikasi.

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


20

Gambar 2.2 Skema RAD (Kendall 2010)

2.6.1. Tahap Perencanaan Syarat- Syarat

Dalam fase ini, pengguna dan developer bertemu untuk

mengidentifikasikan tujuan-tujuan aplikasi atau sistem serta untuk

mengidentifikasikan syarat-syarat informasi yang ditimbulkan dari tujuan-

tujuan tersebut. Orientasi dalam fase ini adalah menyelesaikan masalah-

masalah perusahaan. Meskipun teknologi informasi dan sistem bisa

mengarahkan sebagian dari sistem yang diajukan, fokusnya akan selalu tetap

pada upaya pencapaian tujuan-tujuan perusahaan (Kendall, 2010). Dari

tahap ini peneliti melakukan beberapa proses, diantaranya :

1. Tahap Workshop Desain RAD

Tahap ini merupakan langkah untuk merancang dan memperbaiki

sistem yang dapat digambarkan sebagai workshop. Penganalisis dan dan

pemrogram dapat bekerja membangun dan menunjukkan representasi

visual desain dan pola kerja kepada pengguna. Workshop desain ini dapat

dilakukan selama beberapa hari tergantung dari ukuran aplikasi yang

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


21

akan dikembangkan. Selama workshop desain RAD, pengguna merespon

prototipe yang ada dan penganalisis memperbaiki modul-modul yang

dirancang berdasarkan respon pengguna. Apabila seorang

pengembangnya merupakan pengembang atau pengguna yang

berpengalaman, Kendall menilai bahwa usaha kreatif ini dapat

mendorong pengembangan sampai pada tingkat terakselerasi (Kendall,

2010).

2. Tahap Implementasi

Pada tahap implementasi ini, penganalisis bekerja dengan para

pengguna secara intens selama workshop dan merancang aspek-aspek

bisnis dan non-teknis perusahaan. Segera setelah aspek-aspek ini

disetujui dan sistem-sistem dibangun dan disaring, sistem-sistem baru

atau bagian dari sistem di ujicoba dan kemudian diperkenalkan kepada

organisasi (Kendall, 2010).

2.7. Metode Pengumpulan Data

Metode Pengumpulan data merupakan prosedur sistematis dan

merupakan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Pengumpulan

data merupakan suatu proses pengadaan data primer yang diperlukan dalam

melakukan penelitian (Nazir, 2005).

Secara umum, metode pengumpulan data dapat dibagi menjadi tiga

kelompok (Nazir, 2005), yaitu metode pengamatan langsung, metode

dengan menggunakan pertanyaan dan metode khusus. Sedangkan menurut

Jogiyanto (2008), teknik pengumpulan data dalam pengambilan sampelnya

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


22

dibagi menjadi 7 antara lain teknik observasi, wawancara dan studi waktu

serta gerak (dilakukan secara pengamatan langsung di studi kasus dan di

lapangan), teknik eksperimen dan simulasi (dilakukan secara pengamatan

langsung untuk mendapatkan data laboratorium), teknik survey (dilakukan

untuk mendapatkan data opini individu), teknik delphi (dilakukan untuk

mendapatkan data opini grup), teknik analisis (dilakukan untuk

mendapatkan data arsip primer), teknik pengambilan basis data (dilakukan

untuk mendapatkan data arsip sekunder), teknik model

matematik (dilakukan secara analitikal untuk mendapatkan data logik

periset). Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi merupakan teknik atau pendekatan untuk mendapatkan

data primer dengan cara mengamati secara langsung obyek datanya

(Jogiyanto, 2008). Sedangkan menurut Nazir (2005), pengumpulan data

dengan observasi langsung atau pengamatan langsung adalah cara

pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan

alat standar lain untuk keperluan tersebut. dari kedua definisi tersebut,

dapat disimpulkan bahwa observasi merupakan teknik untuk

mengambil data dengan menggunakan data visual dengan mengamati

obyek penelitian secara langsung.

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


23

2. Wawancara

Wawancara merupakan komunikasi dua arah untuk mendapatkan

data dari responden (Jogiyanto, 2008). Wawancara dapat berupa

wawancara personal (tatap muka langsung dengan responden),

wawancara intersep (responden dipilih di lokasi umum), dan

wawancara telepon. Sedangkan menurut Nazir (2005), wawancara

adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan

cara tanya jawab, bertatap muka antara pewawancara dengan penjawab

atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview

guide (panduan wawancara).

3. Studi Pustaka

Studi pustaka merupakan suatu teknik pengumpulan data atau

analisis data dengan cara memperoleh informasi dari penelitian

terdahulu, tanpa memperdulikan sebuah penelitian menggunakan data

primer atau sekunder, apakah penelitian tersebut menggunakan

penelitian lapangan ataupun laboratorium atau museum.

4. Studi Literatur Sejenis

Studi literatur merupakan kegiatan menelusuri literatur yang ada

serta menelaahnya secara tekun. Dengan mengadakan survey terhadap

data yang telah ada, peneliti harus mencari teori-teori yang telah

berkembang dalam bidang ilmu yang diteliti, mencari metode-metode

serta teknik penelitian, baik dalam pengumpulan data atau dalam

analisis data yang pernah dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


24

(Nazir, 2005). Selain itu, peneliti juga harus memperoleh orientasi yang

lebih luas dalam permasalahan yang dipilih serta menghindari

terjadinya duplikasi yang tidak diinginkan.

2.8. UML (Unified Modeling Language)

Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah “bahasa” yang

telah menjadi standar dalam industri yang digunakan untuk visualisasi,

merancang dan mendokumentasikan sistem piranti lunak. UML

menawarkan sebuah standar untuk merancang model sebuah sistem. Dengan

menggunakan UML dapat dibuat model untuk semua jenis aplikasi piranti

lunak, dimana aplikasi tersebut dapat berjalan pada piranti keras, sistem

operasi dan jaringan apapun, serta ditulis dalam bahasa pemrograman

apapun. Tetapi karena UML juga menggunakan class dan operation dalam

konsep dasarnya, maka lebih cocok untuk penulisan piranti lunak dalam

bahasa berorientasi objek seperti C++, Java, atau VB. NET.

Setiap sistem yang kompleks seharusnya dapat dipandang dari sudut

yang berbeda sehingga mendapatkan pemahaman secara menyeluruh.

Dalam upaya tersebut UML menyediakan 9 jenis diagram yang dapat

dikelompokkan berdasarkan sifatnya yakini statis dan dinamis. Dalam

penelitian ini hanya menggunakan tiga diagram, diantaranya activity

diagram, sequence diagram, dan use case diagram.

1. Use Case Diagram

Use case digunakan untuk membuat model dan menyatakan unit fungsi

atau layanan yang disediakan oleh sistem atau bagian sistem, subsistem

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


25

atau class ke pemakai. Use case dapat dilingkupi dengan batasan sistem

yang diberi label nama sistem. Use case merupakan sesuatu yang

menyediakan hasil yang dapat diukur pada pemakai atau sistem

eksternal. Berikut adalah karakteristik dari diagram use case:

● Use Case adalah interaksi atau dialog antara sistem dan aktor,

termasuk pertukaran pesan dan tindakan yang dilakukan oleh sistem.

● Use Case diprakarsai oleh aktor dan mungkin melibatkan peran

aktor lain. Use case harus menyediakan nilai minimal pada satu

aktor.

● Use Case dapat memiliki perluasan yang mendefinisikan tindakan

khusus dalam interaksi atau use case lain yang mungkin disisipkan.

● Use case class memiliki objek use case yang disebut skenario,

skenario tersebut menyatakan urutan pesan dan tindakan tunggal.

Gambar 2.3 Contoh Use Case Diagram

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


26

2. Activity Diagram

Activity Diagram menggambarkan berbagai alur aktivitas dalam sistem

yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alur berawal,

decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana akhir dari alur tersebut.

Activity diagram juga dapat menggambarkan proses paralel yang

mungkin terjadi pada beberapa eksekusi.

Gambar 2.4 Contoh Activity Diagram

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


27

Gambar 2.5 Keterangan Activity Diagram

3. Sequence Diagram

Sequence Diagram merupakan diagram interaksi yang menekankan

pada pengiriman pesan (message) dalam suatu waktu tertentu. Sequence

diagram menjelaskan interaksi objek yang disusun berdasarkan urutan

waktu. Secara mudahnya sequence diagram adalah gambaran tahap

demi tahap yang seharusnya dilakukan untuk menghasilkan sesuatu

sesuai dengan use case diagram.

Gambar 2.6 Contoh Sequence Diagram

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


28

2.9. Bahasa Pemograman dan Basis Data

2.9.1. Php

PHP (Hypertext Prepocessor) merupakan bahasa pemrograman

dengan bentuk interpreter yang paling banyak digunakan saat ini. PHP

banyak dipakai dalam pembuatan program situs web dinamis yang dapat

digunakan bersamaan dengan HTML. PHP diciptakan oleh Rasmus Lerdorf

pada tahun 1994. Contoh terkenal dari aplikasi PHP adalah forum (phpBB)

dan MediaWiki (software di belakang Wikipedia). PHP juga dapat dilihat

sebagai pilihan lain dari ASP.NET/C#/VB.NET Microsoft, ColdFusion

Macromedia, JSP/Java Sun Microsystems, dan CGI/Perl. Contoh aplikasi

lain yang lebih kompleks berupa CMS yang dibangun menggunakan PHP

adalah Mambo, Joomla!, Postnuke, Xaraya, dan lain lain.

29.2. SQL Server 2008

SQL Server 2008 adalah sebuah DBMS (Database Management

System yang diciptakan oleh Microsoft dengan tujuan untuk ikut serta

dalam persaingan dunia pengolahan data menyusul dengan pendahulunya

seperti IBM dan Oracle.

2.10. Framework

2.10.1. Codeigniter

Codeigniter merupakan sebuah framework dari bahasa pemograman

PHP yang dapat membantu mempercepat developer dalam pengembangan

aplikasi web berbasis PHP dibanding jika menulis semua code program dari

awal. (Basuki, 2010).

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


29

Codeigniter pertama kali diciptakan oleh Rick Ellis, CEO Ellislab,

Inc. , sebuah perusahaan yang memproduksi CMS (Content Management

System) yang cukup handal, yaitu Expression Engine

(http://www.expressionengine.com). Saat ini Codeigniter dikembangkan

dan dimaintain oleh Expression Engine Development Team. Adapun

beberapa keuntungan menggunakan Codeigniter, diantaranya:

1. Gratis

Codeigniter berlisensi dibawah Apache/BSD open source.

2. Ditulis menggunakan PHP 4

Meskipun Codeigniter dapat berjalan di PHP 5, namun sampai saat ini

kode program Codeigniter masih dibuat dengan menggunakan PHP 4.

3. Berukuran Kecil

Ukuran Codeigniter yang kecil merupakan keunggulan tersendiri.

Dibanding dengan framework lain yang berukuran besar.

4. Menggunakan Konsep MVC

Codeigniter menggunakan konsep MVC yang memungkinkan

pemisahan layer application-logic dan presentation.

5. URL yang sederhana

Secara default, URL yang dihasilkan Codeigniter sangat bersih dan

Seacrh Engine Friendly (SEF).

6. Memiliki Paket Library yang Lengkap

Codeigniter memiliki library yang lengkap untuk mengerjakan operasi

yang umum dan dibutuhkan oleh sebuah aplikasi berbasis web,

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


30

misalnya mengakses database, mengirim email, melakukan validasi

form, menangani session, dan sebagainya.

7. Extensible

Sistem dapat dikembangkan dengan mudah menggunakan plugin dan

helper, atau dengan menggunakan hooks.

8. Tidak Memerlukan Template Engine

Meskipun Codeigniter dilengkapi dengan template parser sederhana

yang dapat digunakan, tetapi hal ini tidak harus untuk digunakan.

9. Dokumentasi Lengkap dan Jelas

Dari sekian banyak framework, Codeigniter merupakan satu-satunya

framework dengan dokumentasi yang lengkap dan jelas.

10. Komunitas

Komunitas Codeigniter saat ini berkembang pesat.

Proses aliran data aplikasi pada sistem ini dapat diilustrasikan seperti

gambar dibawah ini:

Gambar 2. 7 Application Flowchart

Keterangan :

1. Index.php berfungsi sebagai front controller, menginisialisasi base

resource untuk menjalankan Codeigniter.

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


31

2. Router memeriksa HTTP request untuk menentukan apa yang harus

dilakukan dengannya.

3. Jika Cache aktif, maka hasilnya akan langsung dikirimkan ke browser

dengan mengabaikan aliran data normal.

4. Security. Sebelum Controller dimuat, HTTP request dan data yang

dikirimkan user akan di filter untuk keamanan.

5. Controller memuat model, core libraries, plugins, helpers, dan semua

resource yang diperlukan untuk memproses request.

6. Akhirnya view yang dihasilkan akan dikirimkan ke browser. Jika cache

aktif, maka view akan disimpan sebagai cache dahulu, sehingga pada

request berikutnya langsung dapat ditampilkan.

2.10.2. Model View Controller

Codeigniter merupakan framework PHP yang dibuat berdasarkan

kaidah model-View-controller. Dengan MVC, maka memungkinkan

pemisahan antara layer application-logic dan presentation. Sehingga, dalam

sebuah pengembangan aplikasi web, seorang programmer dapat

berkonsentrasi pada core-system, sedangkan web designer dapat

berkonsentrasi pada tampilan web. Hal yang menarik adalah script PHP,

query MySQL, Javascript dan CSS dapat saling terpisah dan tidak dibuat

dalam satu script berukuran besar yang membutuhkan resource yang besar

pula untuk mengeksekusinya. (Basuki, 2010). Adapun alur program aplikasi

berbasis framework Codeigniter dapat dilihat pada gambar dibawah :

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


32

Gambar 2. 8 Model-View-Controller

Gambar diatas menerangkan bahwa ketika sebuah user request datang,

maka akan ditangani oleh controller, kemudian controller akan memanggil

model jika memang diperlukan operasi database. Hasil dari query oleh

model kemudian akan dikembalikan kepada controller. Selanjutnya

controller akan memanggil view yang tepat dan mengkombinasikannya

dengan hasil query model. Hasil akhir dari operasi ini akan ditampilkan

pada browser. Pada konteks Codeigniter dan aplikasi berbasis web, maka

penerapan konsep MVC mengakibatkan kode program dapat dibagi

menjadi tiga kategori, yaitu :

1. Model

Kode program yang digunakan untuk memanipulasi database.

2. View

Berupa template html/xml atau php untuk menampilkan data pada

browser.

3. Controller

Kode program yang digunakan untuk mengontrol aliran aplikasi.

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


33

2.10.3. Node Js

Node Js merupakan platform server yang dibangun menggunakan

javascript dan berjalan didalam interpreter Chrome Javascript runtime.

diciptakan untuk pengembangan perangkat lunak berbasis web yang cepat

dan aplikasi jaringan yang scalable. Node.js menggunakan event-driven,

model non-blocking I/O yang membuatnya menjadi ringan dan efisien.

Sangat baik digunakan untuk aplikasi real time yang dapat digunakan di

berbagai perangkat.

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Di dalam melakukan penelitian ini digunakan dua buah metodologi, yaitu metode

pengumpulan data untuk mencari informasi terkait penelitian berdasarkan studi

kasus yang diambil, dan metode pengembangan sistem yang dipakai untuk

mencapai tujuan dari penelitian. Berikut adalah metode yang dipakai adalah

sebagai berikut:

3.1. Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan informasi dan data yang dibutuhkan, peneliti

menggunakan beberapa metode pengumpulan data untuk mendapatkan data

dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian, selain itu juga untuk

mendukung materi-materi yang digunakan dalam penelitian.

Adapun beberapa metode pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian, antara lain:

3.1.1. Studi Pustaka

Studi kepustakaan adalah studi yang dilakukan dengan mempelajari

berbagai pustaka yang menyangkut dengan masalah yang akan dibahas

dengan menggali teori-teori yang telah berkembang dalam bidang ilmu yang

berkepentingan, mencari metode-metode serta teknik penelitian, baik dalam

mengumpulkan data atau dalam menganalisis data, yang telah pernah

dipergunakan oleh peneliti-peneliti terdahulu sehingga memperoleh

orientasi yang lebih luas dalam permasalahan yang dipilih dan diangkat

34

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


35

(Nazir, 2005:12). Dalam hal ini peneliti pembelajaran terhadap tiga jurnal

sejenis yang berkaitan dengan penelitian ini. Sebagai sumber referensi dan

bahan acuan terhadap aplikasi yang akan dibuat dijadikan bahan

pertimbangan dan acuan untuk menghasilkan aplikasi yang lebih baik.

Berikut adalah tabel perbandingan studi literatur sejenis:

No Judul Peneliti, Tahun dan Institusi Hasil Penelitian

Penelitian ini menjelaskan

mengenai bagaimana alur

Mekanisme Transaksi Real Time dari berjalannya transaksi

Gross Settlement (RTGS) pada Salsabil Nadila, 2018, Tugas BI-RTGS dan core

PT. Bank Tabungan Negara Akhir Program Studi Perbankan banking bank peserta BI-

(Persero) Kantor Cabang dan Keuangan Fakultas Ekonomi RTGS pada sebuah bank

1 Pembantu Syariah Yogyakarta Universitas Islam Indonesia syariah di Indonesia.

Penelitian ini menjelaskan

bagaimana proses

transaksi realtime

settlement

diimplementasikan secara

internasional

The Future of Correspondent Ruth Wandhover, 2018, SWIFT menggunakan format

2 Banking Cross Border Payments Institute bahasa SWIFT

A Proposal for a Decentralized

Liquidity Savings Mechanism Adam Fugal, 2018, Singapore

3 With Side Payments Management University

tabel 3.1. Studi Literatur Sejenis

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


36

3.1.2. Studi Lapangan

1. Wawancara

Wawancara merupakan teknik penelusuran fakta, dimana analis

sistem mengumpulkan informasi dari tiap individu, melalui interaksi

face to face (Whitten & L, 2004). Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk

memperoleh informasi selengkap-lengkapnya tentang penerapan aplikasi

interface dan integrasi BI-RTGS tersebut.

Dalam metode wawancara ini, peneliti akan melakukan wawancara

dengan seorang vendor IT engineer yang bertanggung jawab dalam

pengembangan aplikasi interface BI-RTGS.

Tempat : Bank DKI

Nama : Radot Regen Sihombing

Alamat : Jl. Ir. H. Juanda III no.7-9 Gambir, Jakarta Pusat,

Daerah Khusus Ibukota Jakarta, 10120

Waktu : 13 Juni 2017

Dari wawancara tersebut, didapatkan rincian masalah dan solusi

yang harus diterapkan dalam pengembangan aplikasi interface dan

integrasi BI-RTGS Gen II.

2. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengetahui bagaimana proses transaksi

transfer RTGS berjalan dari tahap channel hingga tahap core banking

hingga diteruskan ke tahap BI-RTGS.

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


37

3.2. Metode Pengembangan Sistem

Dalam perancangan aplikasi interface dan integrasi BI-RTGS ini,

peneliti menggunakan metode pengembangan aplikasi sistem pengembangan

perangkat lunak RAD (Rapid Application Development). Penggunaan metode

ini diterapkan karena sangat cocok dalam pengembangan aplikasi ini dengan

alur dan runtutan yang jelas dan cepat disertai dengan modul design yang

mudah dipahami oleh pengguna.

3.1.1. Tahap Perencanaan Syarat-Syarat

Dalam tahap ini, pengguna dan peneliti bertemu untuk

mengidentifikasikan tujuan dari pengembangan sistem ini beserta

mengidentifikasi syarat informasi yang ditimbulkan dari tujuan

tersebut. Orientasi dalam fase ini adalah menyelesaikan masalah yang

ada. Meskipun teknologi informasi dan sistem dapat mengarahkan

sebagian dari sistem yang diajukan, fokusnya akan selalu tetap pada

upaya pencapaian tujuan-tujuan perusahaan. Dalam tahap ini

dilakukan beberapa proses, diantaranya :

1. Mengidentifikasi Tujuan Sistem

● Analisa Sistem

Pada proses ini akan menjelaskan mengenai analisis sistem

yang sebelumnya berjalan meliputi kelemahan sistem lama

yaitu BI-RTGS Gen 1, sehingga diperlukan adanya

peningkatan dan penyempurnaan dalam pengembangan

aplikasi interface dan integrasi BI-RTGS gen II

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


38

● Analisa Sistem Berjalan

Pada proses ini akan memberikan gambaran dan sistem yang

sudah berjalan pada sistem perbankan untuk melakukan

transaksi BI-RTGS.

● Sistem Usulan

Pada proses ini akan memberikan gambaran mengenai

penjelasan sistem yang akan dirancang sesuai dengan masalah

yang dihadapi oleh bank peserta BI-RTGS karena adanya

pembaruan sistem ini.

2. Mengidentifikasi Syarat- Syarat Informasi

1. Identifikasi Masalah

Identifikasi Masalah dilakukan dengan melakukan analisa

kebutuhan masalah dalam pembuatan aplikasi dengan

melibatkan dua belah pihak antara penulis dengan pengguna.

Tahap ini berguna untuk mengidentifikasi syarat-syarat yang

akan dipenuhi.

3.2.1. Tahap Workshop Desain RAD

Pada tahap ini, analis dan programmer dapat bekerja

membangun dan menunjukkan representasi visual desain dan pola

kerja kepada user. Workshop desain ini dapat dilakukan selama

beberapa hari tergantung dari ukuran aplikasi yang akan

dikembangkan. Selama workshop desain RAD, pengguna merespon

prototipe yang ada dan analis memperbaiki modul yang dirancang

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


39

berdasarkan respon pengguna. Pada tahap ini terdiri dari beberapa

proses, diantaranya :

1. Desain Model UML

Yaitu proses seorang analis melakukan pembuatan alur desain

model aplikasi dengan membuat modul yang dibentuk di dalam

sebuah diagram sebagai acuan dalam membangun aplikasi

interface dan integrasi BI-RTGS Gen II. Adapun UML (Unifield

Modeling Languange) di buat pada penelitian ini adalah Activity

Diagram, Class Diagram, Squence Diagram, Usecase Diagram.

2. Pembangunan Konstruksi Sistem

Pada tahap ini dilakukan pengkodean terhadap rancangan

yang telah didefinisikan dari proses desain sistem. Seperti

pembuatan database, penerapan coding program sampai dengan

selesai.

3.2.2. Tahap Implementasi

Pada tahap implementasi, analis dan user bekerja secara intens

selama workshop dan merancang aspek-aspek bisnis dan non teknis

perusahaan. Segera setelah aspek ini disetujui dan sistem

dikembangkan dan diuji coba, kemudian diperkenalkan kepada

perusahaan. Pembahasan pada tahap implementasi meliputi perangkat

yang digunakan, pembuatan sistem, instalasi sistem, pengoperasian

sistem dan pengujian sistem yang dibuat yaitu aplikasi interface dan

integrasi BI-RTGS Gen II. Hal ini mengacu kepada rumusan masalah

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


40

yang ada dan kesemuanya berkaitan dengan pengujian yang

menekankan pada fungsionalitas dari aplikasi yang dibuat.

3.2.3. Kerangka Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti melakukan beberapa

tahapan kegiatan dengan mengikuti rencana kegiatan yang telah

tertulis didalam kerangka penelitian. Dalam kerangka penelitian ini

meliputi metode pengumpulan data dan metode pengembangan

sistem.

Gambar 3.1 Kerangka Penelitian

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


BAB IV

ANALISIS, PERANGANCAN, DAN IMPLEMENTASI

4.1. Pengumpulan Data

4.1.1. Observasi

Peneliti melakukan observasi langsung ke salah satu bank peserta

pada saat melakukan magang di suatu perusahaan solusi teknologi informasi

yang ada di jakarta. saat itu perusahaan ini sedang mengembangkan aplikasi

interface BI-RTGS di bank peserta. dalam kegiatan magang peneliti

melakukan observasi dan mengetahui bagaimana metode dan flow sistem

RTGS yang berjalan di bank peserta tersebut dari awal channel melakukan

transaksi sampai ke core banking dan diteruskan ke sistem BI-RTGS.

4.1.2. Wawancara

Tahap wawancara ini ditujukan kepada salah seorang vendor IT

engineer pada sebuah bank peserta BI-RTGS, yaitu Radot Regen

Sihombing, yang merupakan salah satu karyawan vendor yang mengerjakan

sebuah proyek pengembangan aplikasi interface dan integrasi BI-RTGS Gen

II. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara ini adalah untuk

mendapatkan informasi format messaging yang sudah tersedia pada bank

peserta tersebut agar dapat dipetakan menjadi format messaging BI-RTGS

Gen II beserta kebutuhan fitur yang ada pada aplikasi interface yang

diinginkan oleh bank peserta BI-RTGS.

41

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


42

4.1.3. Studi Pustaka

No Judul Peneliti, Tahun dan Institusi Hasil Penelitian

Penelitian ini menjelaskan


mengenai bagaimana alur
Mekanisme Transaksi Real Time dari berjalannya transaksi
Gross Settlement (RTGS) pada Salsabil Nadila, 2018, Tugas BI-RTGS dan core
PT. Bank Tabungan Negara Akhir Program Studi Perbankan banking bank peserta BI-
(Persero) Kantor Cabang dan Keuangan Fakultas Ekonomi RTGS pada sebuah bank
1 Pembantu Syariah Yogyakarta Universitas Islam Indonesia syariah di Indonesia.
Penelitian ini menjelaskan
bagaimana proses
transaksi realtime
settlement
diimplementasikan secara
internasional
The Future of Correspondent Ruth Wandhover, 2018, SWIFT menggunakan format
2 Banking Cross Border Payments Institute bahasa SWIFT
Penelitian ini menjelaskan
mengenai solusi keamanan
dalam penyaluran dana
elektronik dengan cara
melakukan sentralisasi
dimana setiap terjadi
pertukaran file / transaksi
Centralized Solution to Securely antara pihak Lembaga
Transfer Payment Information Manu Kohli dan Edgardo Suarez, keuangan dan perusahaan
Electronically to Banks for 2016, International Conference dapat termonitor dengan
3 Multiple ERP Systems on Information Technology baik.

Tabel 4.1. Studi Literatur Sejenis

4.2. Tahap Perencanaan Syarat-Syarat

4.2.1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan hasil observasi yang dilihat dari salah satu bank peserta

BI-RTGS, peneliti melihat bahwa hampir semua sistem yang telah berjalan

pada berbagai channel transaksi bank peserta BI-RTGS masih menggunakan

format lama, dimana semua channel memiliki data master masing-masing.

Selain itu, channel untuk kode transaksi masih menggunakan kode transaksi

TRN dan juga masih menggunakan core banking dengan format yang sama.

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


43

Hal ini sudah jelas tidak dapat digunakan lagi karena BI-RTGS telah

menggunakan format yang baru yaitu menggunakan format MT yang biasa

digunakan pada format swift code messaging.

Sehingga bank peserta yang ingin tetap menjalankan transaksi BI-

RTGS harus melakukan manual transaksi dengan melakukan validasi di

core banking. Apabila transaksi yang masuk ke core banking adalah

transaksi RTGS, maka pada sistem core banking akan di hold atau

digagalkan dengan memutuskan koneksi dari jaringan server core banking

ke jaringan server BI-RTGS. Selanjutnya operator dari bank tersebut akan

melihat informasi gagal tersebut di core banking lalu melakukan input

manual data di aplikasi BI-RTGS yang disediakan BI dan juga sebaliknya

jika ada incoming masuk dari BI-RTGS Gen II maka operator harus selalu

mengecek transaksi tersebut agar dapat di input ke core banking secara

manual.

Dari hal tersebut jelas menyulitkan operator untuk memenuhi standar

operasional yang ditetapkan oleh BI yaitu jika transaksi yang masuk ke

sistem BI-RTGS bank peserta diwajibkan melakukan transaksi tersebut

selambat-lambat nya satu jam setelah transaksi diterima. jika terlambat

maka bank peserta akan di denda sesuai ketentuan yang berlaku.

4.2.2. Analisa Sistem

Proses transaksi transfer RTGS ini masih menggunakan interaksi

operator untuk melakukan manual input di aplikasi yang disediakan oleh BI-

RTGS. Dampaknya, operator akan mengalami kesulitan untuk memenuhi

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


44

standar operational karena dalam 1 hari transaksi RTGS bisa mencapai 500

transaksi untuk transaksi yang masuk maupun keluar. Karena proses input

yang masih manual ini beresiko untuk mengalami error karena kesalahan

input yang manual tersebut.

Mengacu pada kendala-kendala yang sudah dipaparkan di atas, maka

bank peserta BI-RTGS membutuhkan sistem yang menjadi penghubung

core banking mereka dengan BI-RTGS Gen II agar transaksi mereka tetap

bisa berjalan dengan otomatis dan mengurangi keterlibatan operator.

4.2.3. Analisa Sistem Berjalan

Gambar 4.1. Skema Sistem Berjalan

Berikut uraian sistem berjalan

1. Nasabah akan membuka salah satu channel yang tersedia pada bank

peserta RTGS, selanjutnya nasabah memilih menu transfer RTGS lalu

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


45

channel akan melakukan permintaan transaksi RTGS ke server core

banking.

2. Core banking menerima permintaan channel lalu membuat format

messaging RTGS untuk dikirim ke aplikasi BI-RTGS namun karena

koneksi dari server core banking ke server BI-RTGS ditutup maka

transaksi ini gagal/hold.

3. Operator akan selalu melakukan monitoring transaksi yang masuk dan

memastikan bahwa ini merupakan transaksi RTGS jika iya maka

operator melihat data permintaan dan menginput data tersebut di

aplikasi BI-RTGS.

4. BI-RTGS mengirim file transaksi masuk/incoming ke sistem bank

peserta.

5. Operator akan selalu melihat transaksi yang masuk dari BI-RTGS dan

melihat data yang masuk di sistem BI-RTGS untuk di input ke core

banking agar core banking dapat melakukan pendebetan ke rekening

nasabah.

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


46

4.2.4. Sistem Usulan

Gambar 4.2. Skema Sistem Usulan

Berikut uraian sistem usulan :

1. Nasabah akan membuka salah satu channel yang tersedia pada bank

peserta RTGS, selanjutnya nasabah memilih menu transfer RTGS lalu

channel akan melakukan permintaan transaksi RTGS ke server core

banking.

2. Core banking menerima permintaan channel lalu membuat format

messaging RTGS untuk dikirim ke aplikasi interface.

3. Interface menerima format messaging RTGS format lama dari core

banking akan memetakan format tersebut lalu membuat format

messaging RTGS Gen II yang akan dikirim ke BI-RTGS lalu

mengirimnya.

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


47

4. BI-RTGS mengirim file transaksi masuk/incoming ke sistem bank

peserta.

5. Interface menerima file messaging/transaksi masuk/incoming lalu

memetakan format tersebut dan membuat format messaging yang bisa

dibaca oleh core banking lalu mengirimnya.

6. Core banking menerima format messaging dari interface lalu

melakukan pendebetan ke rekening yang dituju.

4.3. Tahap Workshop Design

Pada tahap ini penulis melakukan beberapa perancangan untuk

pembuatan sistem interface yang bisa menunjang komunikasi antara sistem

BI-RTGS Gen II dengan core banking yang masih menggunakan format

messaging sistem lama.

a. Sebelum melakukan pembuatan sistem interface ini hal pertama yang

perlu dilakukan adalah mempelajari data apa saja yang ada di sistem

core banking dan sistem BI-RTGS Gen II dan cara interface

berkomunikasi dengan kedua sistem tersebut.

b. Yaitu dari core banking memiliki format fixed length dengan spesifikasi

tertentu dalam bentuk file text dan akan diletakan di folder tertentu jika

ada outgoing/keluar begitu juga dengan incoming/masuk core banking

akan mengambil file transaksi dengan format fixed length dalam folder

tertentu yang akan dilakukan debet ke rekening tujuan.

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


48

c. Untuk transaksi incoming/masuk bank peserta menginginkan proses

inquiry/pertanyaan ke server core banking dengan menggunakan format

messaging fixed length untuk pengecekan rekening tujuan.

4.3.1. Outgoing File Core banking

Outgoing File adalah file yang akan dihasilkan oleh core banking

untuk melakukan transaksi transfer ke BI-RTGS yang akan dipetakan oleh

interface untuk menghasilkan format messaging yang dibutuhkan oleh BI-

RTGS Gen II.

File Specification

File Name : OTRTGS _YYYYMMDD_HHMMSS

Type : Batch file, plain text

Format : Fixed length

Field Description Length Remarks

File Header =(38)=

Record Type 1 Fix value : “0”

Member code 17 Fix value, Member Code of Bank

Creation Date 8 Wajib diisi YYYYMMDD. Harus sama

dengan value date

Batch Reference 10 Wajid diisi. Alphanumerik. berisikkan kode

unik dalam 1 hari.

Message type 1 Fix value : “I”

Batch type 1 Fix value : “1”

File Trailer =(47)=

Record Type 1 Fix value : “9”

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


49

Total Credit Count 5 Wajib diisi. Digits, with leading zeroes.

Total Credit Amount 18 Wajib diisi. Digits, 16+2 (without comma

separator), with leading zeroes.

Total Debit Count 5 Fix value : “00000”

Total Debit Amount 18 Fix value : “000000000000000000”

Transaction Record =(1004)=

Record Type 1 Fix value : “1”

Transaction code 3 Fix value : “600”

From Member 17 Fix value,Member Code of Bank :

“MUABIDJA”

To Member 17 Wajib diisi. Member Code of beneficiary

bank (example : CENAIDJA, BMRIIDJA)

Receiving Bank Br / Sub-Br 6 Optional (blank)

Code

TRN 8 Wajib diisi. One of the following:

IFT00000

IFTNA000

IFTRJ000

IFTMM000

IFTMM001

IFTFX000

IFTFX001

IFTPL000

Rel TRN 16 Wajib diisi (Generate by system, format : 3

digit Branch code+ 13 digit unique number)

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


50

Total Amount 17 Wajib diisi. Digits, 15+2 (without comma

separator), with leading zeroes.

Value Date 8 Wajib diisi. YYYYMMDD

Field Name Length Remarks

Sender’s Ref. No. 16 Wajib diisi, fill by user or generate by

system

Receiver’s Ref. No. 16 Optional (blank)

Deal Code / Stock Code 16 Optional (blank)

To Account Number 24 Optional (blank),

To Account Name 140 Wajib diisi,Name of Beneficiary bank

(Destination)

From Account Number 24 Wajib diisi, Fix : “525147000” Number Bank

of BMI

From Account Name 140 Name of bank branch & address(Example:

BMI Branch Jakarta, BMI Branch Medan)

Payment Details 96 Optional, Fill with Narative/description

transaction

Member Info 96 Wajib diisi. Fix Value :

/FEAB/R/PTR/LOCAL

Originating Name 140 Wajib diisi,Name of Originating name

Ultimate Beneficiary 24 Wajib diisi,Account Number Destination

Account (beneficiary)

Ultim ate Beneficiary Nam e 140 Wajib diisi , Name of Customer Beneficiary

Currency 3 Optional (blank) for other TRNs but

Wajib diisi for following TRNs only:

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


51

IFTFX000

Must conforms to table of Currency Codes in

RTGS

Exchange Rate 7 Optional (blank or zeroes) for other TRNs

but

Wajib diisi for following TRNs only:

IFTFX000

Digits, 5.2 (without comma separator), with

leading zeroes

Interest Rate 7 Optional (blank or zeroes) for other TRNs

but

Wajib diisi for following TRNs only:

IFTMM000

IFTMM001

IFTPL000

Digits, 3.4 (without comma separator), with

leading zeroes

Period 2 Optional (blank or zeroes) for other TRNs

but

Wajib diisi for following TRNs only:

IFTMM000

With leading zero

SAKTI Number 20 Blank

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


52

Format File Name Outgoing :

OTRTGS _YYYYMMDD_HHMMSS.TXT

Example:

OTRTGS _20110720_110213.TXT

Tabel 4.1. Outgoing messaging spesification bank peserta

4.3.2. Incoming File Core banking

Incoming RTGS adalah file yang akan dihasilkan oleh aplikasi

interface untuk melakukan posting ke core-banking yang akan melakukan

debit ke rekening tujuan. Data incoming ini berasal dari BI-RTGS Gen II.

Proses incoming RTGS terdiri dari :

1. Inquiry RTGS File

Proses inquiry/pertanyaan dari interface ke core banking, Interface akan

meletakan file kedalam folder (Direktori: INREK) dan core banking

akan mengambil file tersebut dengan penjadwalan otomatis.

File Specification

File Name : IQRTGS_YYYYMMDD_HHMMSS

Type : Batch file, plain text

Format : Fixed length

Field Description Length Remarks

Detail =(24)=

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


53

Account Number 24 Wajib diisi , “diisi dengan nomor akun dan

diisi dengan 3 digit kode cabang”

Format File Name Inquiry RTGS:

IQRTGS_YYYYMMDD_HHMMSS.TXT

Example:

IQRTGS _20120802_110213.TXT

Tabel 4.2. Inquiry Messaging Specification

2. Respond Inquiry RTGS File

Proses respon inquiry/pertanyaan dari core banking ke interface

core banking (CB) akan meletakan file dalam folder (Direktori: outrek)

File Specification

File Name : RERTGS_YYYYMMDD_HHMMSS

Type : Batch file, plain text

Format : Fixed length

Field Description Length Remarks

Detail =(24)=

Account Number 24 Wajib diisi , berdasarkan nomor rekening

Full Name of Account 60 Nama yang didapat dari Bi-RTGS

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


54

Status Account 20 Jika success akan diisi:

0000Successfull

jika akun tidak aktif/dorma akan diisi:

8044Inactive Account

Jika akun tidak ada atau tidak benar akan

diisi:

8035Invalid Account

Jika akun tutup akan diisi:

8045Closed Account

Format File Name Respond Inquiry RTGS:

RERTGS_YYYYMMDD_HHMMSS.TXT

Example:

RERTGS _20120802_110213.TXT

Tabel 4.3. Respond Inquiry RTGS File

3. Incoming RTGS File

Proses transaksi incoming/masuk untuk di posting ke core banking. core

banking akan mengambil transaksi dengan penjadwalan otomatis dalam

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


55

folder (Directory : in)Format incoming/masuk berbeda karena ada

tambahan 1 field dibaris terakhir.

File Specification

File Name : IN_YYYYMMDD_HHMMSS

Type : Batch file, plain text

Format : Fixed

Field Name Length Remarks

File Header =(37)=

Record Type 1 Fix value : "0"

Member Code 17 Fix value, kode bank peserta

Creation Date 8 Value date : YYYMMDD

Batch Reference 10 harus diisi dengan nomor referensi yang ada

di messaging RTGS

Message Type 1 Fix value : "O"

File Trailer =(47)=

Record Type 1 fixed value"9"

Total Credit Count 5 Digits, dengan nol di depan

Total Credit Amount 18 Digits, 16+2 (tanpa koma), dengan nol

didepan.

Total Debit Count 5 dengan nol di depan

Total Debit Amount 18 Digits, 16+2 (tanpa koma), dengan nol

didepan.

Transaction Record =(1031)=

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


56

Record Type 1 Fix value : "1"

Transaction Code 3 607 – Single Credit confirmation advice

BOR 6 BOR number

URN Info 14 RCC reference number, consists of :

Date YYYYMMDD + URN (6 digits)

Auth Error Flag 1 "Y" / "N" or blank

OSN 6 OSN number

From Member 17 kode bank peserta pengirim

To Member 17 Fix value, kode bank peserta penerima

Receiving Bank Br / Sub-Br 6 string kosong

Code

TRN 8 TRN

Rel TRN 16 Optional. nomor referensi dari bank

pengirim

Total Amount 17 Digits, 15.2(tanpa koma), dengan nol

didepan..

Value Date 8 YYYYMMDD

Sender’s Ref. No. 16 Optional (blank)

Receiver’s Ref. No. 16 Optional (blank)

Deal Code/Stock Code 16 Optional (blank)

From Account Number 24 Optional (blank)

From Account Name 140 Bank pengirim dan alamat

To Account Number 24 Wajib diisi

To Account Name 140 Nama dan alamat bank penerima

Payment Details 96 Optional (blank)

Member Info 96 Wajib diisi.

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


57

/FEAB/R

/PTR/LOCAL

Or

/FEAB/NR

/PTR/LOCAL

Originating Name 140 Optional (blank). berasal dari nama yang

ada dari bank pengirim

Ultimate Benef Account 24 diisi dengan nomor rekening nasabah

penerima di tambah 3 digit kode cabang.

Ultimate Benef Name 140 Optional (blank).

Currency 3 Optional (blank) untuk kode TRN yang lain

tapi

Wajib diisi hanya untuk TRN:

IFTFX000

Harus sesuai dengan tabel kode mata uang

dalam RTGS

Exchange Rate 7 Optional (kosong atau nol) untuk TRN lain

tetapi

Wajib puas untuk mengikuti TRN saja:

IFTFX000

Digit, 5.2 (tanpa pemisah koma), denganl

nol di depannya

Interest Rate 7 Optional (kosong atau nol) untuk TRN lain

tetapi

Wajib puas untuk mengikuti TRN saja:

IFTMM000

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


58

IFTMM001

IFTPL000

Digit, 3.4 (tanpa pemisah koma), dengan

nol didepannya

Period 2 Optional (kosong atau nol) untuk TRN lain

tetapi

Wajib puas untuk mengikuti TRN saja:

IFTMM000

dengan nol didepannya

SAKTI Number 20 Blank

Transaction Status 1 Nilai "0" untuk valid (masuk normal, mis:

kredit ke akun)

Nilai "1" untuk tidak valid (dikreditkan ke GL

Suspend Branch)

Nilai "2" untuk tidak valid (dikreditkan ke GL

Return RTGS)

Format File Name Incoming:

IN_YYYYMMDD_HHMMSS.TXT

Example:

IN_20110804_143358.TXT

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


59

Tabel 4.4. Incoming RTGS File

4. Respon Status Posting Incoming RTGS

Proses mengirim status posting dari core banking(CB) ke interface. core

banking akan meletakan file respon dalam folder (Directory:out)

File Specification

File Name : RCRTGS_YYYYMMDD_HHMMSS

Type : Batch file, plain text

Format : Fixed length

Field Description Length Remarks

Detail =(24)=

Date of transaction 8 Wajib diisi , Format : DDMMYYYY

BOR 6 Tergantung BOR Number

Status Account 1 Jika berhasil posting diisi:

“1”

Jika gagal posting diisi:

“0”

Format File Name Respond Inquiry RTGS:

RCRTGS_YYYYMMDD_HHMMSS.TXT

Example:

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


60

RCRTGS _20120802_110213.TXT

Tabel 4.5. Respon Status Posting Incoming RTGS

4.3.3. Pengenalan MT BI-RTGS GEN II

MT103 adalah salah satu format pesan yang ada pada Swift akan

digunakan untuk komunikasi antar bank yang berfungsi sebagai pesan untuk

melakukan pendebetan di rekening nasabah bank penerima. sebagai contoh

jika A ingin mengirim uang kepada teman saya yang berbeda bank dengan

saya. maka bank saya akan mengirim format pesan MT103 untuk dikirim

ke BI-RTGS lalu diteruskan ke bank teman saya agar bank teman saya

melakukan pendebetan di rekening teman saya. Berikut tabel format tag

untuk MT 103:

Tag keterangan Contoh

20 Nomor referensi 37401111559737

23B Fixed data CRED

23E Fixed data SDVA

32A Tanggal format 80925IDR185000000,00


YYMMDD, mata
uang(IDR), Amount

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


61

50K Nomor rekening /035601000935301


nasabah pengirim dan PERUM JAMKRINDO
nama serta alamat JL. ANGKASA B9 KAV 6

:53A: D untuk debet C untuk /D/520002000990


kredit , Nomor rekening BRINIDJA
, kode bank penerima

57A D untuk debet C untuk /C/524111000990


kredit , Nomor rekening BDKIIDJ1
, kode bank pengirim

59 Nomor rekening /12292217025


nasabah penerima dan SS Kredit Konsumtif
nama serta alamat :70:Klaim Bank DKI Cempaka Mas an
Sri Endarwati

71A Fixed data OUR

72 Fixed data /CODTYPTR/100


/CLRC/0020307

77B Fixed data /FEAB/R


/PTR/LOCAL/

Tabel 4.6. Format MT103 untuk BI-RTGS

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


62

Gambar 4.6. Contoh file MT103 untuk BI-RTGS

MT199 ,MT196 dan MT900 adalah format pesan yang digunakan

untuk tujuan informasi yang berkenaan dengan transaksi seperti MT199

bahwa pesan ini berisi sebuah laporan bahwa transaksi tidak dilaksanakan

oleh bank tujuan karena alasan penolakan tertentu misalnya nomor rekening

tujuan tidak ada di bank tujuan dan MT196 dan MT900 adalah format pesan

yang menyatakan bahwa transaksi sudah sukses dilakukan di bank tujuan.

Tag keterangan Contoh

20 nomor referensi dari BI-RTGS/kode MT 973340341/900

21 Nomor referensi dari transaksi yang error 101984702735

25 Kode bank penerima transaksi 524111000990

32A tanggal format YYMMDD, mata 180925IDR729166667


uang(IDR), Amount

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


63

72 Informasi sistem ESETDATE/1809251252+0000


/OID/180925BDKIIDJ1RST100
01080438

Tabel 4.7. Format MT900 untuk BI-RTGS

Gambar 4.3. Format MT900 untuk BI-RTGS

4.3.4. Desain UML

1. Use Case Diagram

Dibawah ini adalah Diagram Use Case yang menggambarkan

interaksi antara pengguna dan sistem. Berikut ini merupakan langkah

dalam pembuatan Diagram Use Case, diantaranya :

a) Identifikasi Aktor

Dibawah ini merupakan identifikasi aktor yang terlibat didalam

aplikasi interface dan integrasi BI-RTGS.

No Nama Aktor Deskripsi

1 Admin Pada aktor ini, dapat mengakses seluruh menu


yang ada pada sistem, selain itu aktor ini dapat
membuat user baru dan management setting

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


64

2 Operator Operator dapat melakukan validasi terhadap


transaksi yang terhold karena sesuatu yang tidak
wajar atau validasi sistem dan melakukan
permintaan approval.

3 Supervisor bisa melihat semua kegiatan transaksi dan


memberikan persetujuan dari validasi operator
terhadap transaksi.

Tabel 4.8. Identifikasi Aktor

b) Identifikasi Use Case

Dibawah ini merupakan tabel Identifikasi Use Case. Dalam diagram

use case ini dibagi menjadi beberapa menu dan sub menu,

diantaranya menu monitoring, dashboard dan setting. Dalam menu

monitoring dibagi lagi menjadi transaksi ongoing dan incoming.

Dalam setiap menu dan sub menu memiliki beberapa aktor yang

bertugas untuk mengakses, merubah, dan menerima aproval maupun

disaproval.

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


65

1. Menu Monitoring

No Use Case Aktor Deskripsi

1 Login Operator, Use case ini menggambarkan kegiatan

Supervisor Login dengan username dan password

2 Hold Operator Use case ini menggambarkan kegiatan

untuk melihat transaksi yang terhold

karena hal yang tidak wajar atau

validasi sistem.

3 GFIT Hold Operator Use case ini menggambarkan kegiatan

untuk melihat transaksi tipe mt202

atau transaksi dari instansi ke instansi.

4 Request Operator Use case ini menggambarkan kegiatan

untuk melakukan action tertentu

terhadap transaksi yang di hold,

seperti pengembalian dana ke

rekening asal, atau membuang

transaksi dari sistem berjalan, atau

melanjutkan transaksi ini

membutuhkan action dari supervisor

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


66

5 Waiting Supervisor Use case ini menggambarkan kegiatan

Approval pemberian persetujuan atas apa yang

di lakukan operator terhadap transaksi

yang terhold.

Tabel 4.9. Identifikasi Use Case Monitoring Incoming

Gambar 4.3. Use Case Monitoring Incoming

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


67

2. Approval

No Use Case Aktor Deskripsi

1 Login Operator, Use case ini menggambarkan kegiatan


Supervisor Login dengan username dan password

2 Hold Operator Use case ini menggambarkan kegiatan


untuk melihat transaksi yang terhold
karena hal yang tidak wajar atau
validasi sistem.

3 Request Operator Use case ini menggambarkan kegiatan


untuk melakukan action tertentu
terhadap transaksi yang di hold atau
membuang transaksi dari sistem
berjalan, atau melanjutkan transaksi
ini membutuhkan action dari
supervisor

4 Waiting Supervisor Use case ini menggambarkan kegiatan

Approval untuk melakukan action tertentu

terhadap transaksi yang di hold,

seperti pengembalian dana ke

rekening asal, atau membuang

transaksi dari sistem berjalan, atau

melanjutkan transaksi ini

membutuhkan action dari supervisor.

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


68

5 Request Retur Operator Use case ini menggambarkan kegiatan

untuk melakukan kegiatan permintaan

pengembalian dana yang telah dikirim

ke BI-RTGS yang sudah

mendapatkan notifikasi sukses.

kegiatan ini membutuhkan

persetujuan dari supervisor.

Tabel 4.10. Identifikasi Use Case Monitoring Outgoing

Gambar 4.4. Use Case Monitoring Outgoing

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


69

3. Menu Dashboard

No Use Case Aktor Deskripsi

1 Login Operator, Use case ini menggambarkan kegiatan

Supervisor, Login dengan username dan password

Admin

2 View Operator, Use case ini menggambarkan kegiatan

Transaction Supervisor, untuk melihat informasi transaksi

Summary Admin incoming dan outgoing per hari ini

3 Connection Operator, Use case ini menggambarkan kegiatan

Status Supervisor, untuk melihat informasi koneksi

Admin status dari interface ke sistem core

banking dan BI-RTGS

4 Pie Chart Operator, Use case ini menggambarkan kegiatan

Supervisor, untuk melihat informasi berupa

Admin diagram transaksi incoming dan

outgoing per hari ini

Tabel 4.11. Identifikasi Use Case Dashboard

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


70

Gambar 4.5. Use Case Dashboard

4. Menu Setting

No Use Case Aktor Deskripsi

1 Login Admin Use case ini menggambarkan kegiatan

Login dengan username dan password

2 System Admin Use case ini menggambarkan kegiatan

Configuration untuk melakukan konfigurasi sistem

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


71

Form seperti melakukan kegiatan

mengakhiri hari atau memulai hari

untuk menjalankan sistem ini

3 Account Admin Use case ini menggambarkan kegiatan

Blacklist untuk melakukan input data master

untuk kegiatan black list transaksi

berdasarkan rekening, nama , alamat

nasabah dll

4 Amunt Admin Use case ini menggambarkan kegiatan

Capping untuk melakukan edit data master

batas maksimal per transaksi

5 File Folder Admin Use case ini menggambarkan kegiatan

Form untuk kegiatan ini untuk melakukan

edit configurasi folder messaging

yang akan di gunakan untuk

komunikasi antara interface dengan

core banking dan BI-RTGS

6 Priority Admin Use case ini menggambarkan kegiatan

untuk melakukan input data macam-

macam kategory prioritas

Tabel 4.12. Identifikasi Use Case Setting

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


72

Gambar 4.6. Use Case Setting

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


73

5. Activity Diagram

1. Activity Diagram Proses Incoming

Gambar 4.7. Activity Diagram transaksi incoming

Aktifitas diatas menjelaskan tentang bagaimana alur proses

incoming berjalan, dimulai dari proses permintaan yang dikirim dari

sistem BI-RTGS kemudian dilakukan converting menggunakan

aplikasi interface. Selanjutnya apabila pada incoming transaksi tidak

terjadi masalah apapun, maka akan langsung dikirimkan ke sistem

core banking untuk dilakukan posting transaksi. Namun apabila terjadi

kesalahan maka sistem akan melakukan hold transaction dimana

operator akan memeriksa transaksi tersebut untuk dilakukan validasi.

Validasi transaksi tersebut terdiri dari tiga pilihan diantaranya request

return, request release, dan request to drop. Selanjutnya Operator

akan mengirimkan request tersebut kepada supervisor untuk

ditindaklanjuti.

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


74

2. Activity Diagram Proses Outgoing

Gambar 4.8. alur Activity diagram untuk transaksi Outgoing

Pada aktifitas diatas menjelaskan mengenai proses outgoing

berjalan. Proses ini dimulai dari sistem core banking yang

mengirimkan request outgoing transaksi kepada aplikasi interface dan

integrasi BI-RTGS. selanjutnya apabila request outgoing berhasil

tanpa ada masalah maka akan langsung dikirimkan ke sistem BI-

RTGS. Namun apabila terjadi kesalahan, maka sistem akan

mengirimkan hold transaction untuk dilakukan validasi kembali oleh

operator. Selanjutnya operator akan mengirimkan request persetujuan

yang akan disetujui atau tidak disetujui oleh supervisor.

6. Sequence Diagram

Berikut ini merupakan diagram sequence dalam perancangan

aplikasi interface dan integrasi BI-RTGS Gen II. Sequence diagram

yang digambarkan ini dibagi menjadi 4 alur. Diantaranya, alur

sequence diagram untuk transaksi incoming positif, alur sequence

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


75

diagram untuk transaksi hold incoming, alur sequence diagram untuk

transaksi outgoing positif dan alur sequence diagram untuk transaksi

hold outgoing.

a. Sequence Diagram Transaksi Incoming Positif

Gambar 4.9. alur sequence diagram untuk transaksi incoming positif

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


76

b. Sequence Diagram Transaksi Hold Incoming

Gambar 4.10. alur sequence diagram untuk transaksi hold incoming

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


77

c. Sequence Diagram Transaksi Outgoing Positif

gambar 4.11. alur sequence diagram untuk transaksi incoming positif

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


78

d. Sequence Diagram Transaksi Hold Outgoing

gambar 4.12. alur sequence diagram untuk transaksi hold outgoing

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


79

4.3.5. Desain Database

Dari hasil wawancara dan observasi maka dapat disimpulkan data-data

yang diperlukan dalam perancangan aplikasi interface dan integrasi BI-

RTGS yang sesuai dengan standar yang diperlukan dalam aplikasi BI-RTGS

Gen II. Berikut ini desain database yang dibangun :

Gambar 4.13. Database Diagram

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


80

4.3.6. Desain Antarmuka

Dibawah ini merupakan Desain User Interface yang menggambarkan

tampilan sistem yang dirancang. Baik dalam sisi Operator admin maupun

supervisor yang ada pada aplikasi interface dan integrasi BI-RTGS.

Gambar 4.14 Halaman Awal Sistem

Gambar di atas merupakan gambar tampilan awal sistem yang

dibangun. Baik tampilan admin, operator dan supervisor. dimana pengguna

di wajibkan untuk memasukan username dan password untuk masuk ke

halaman selanjutnya

Gambar 4.15 Halaman Home monitoring

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


81

Gambar di atas merupakan gambar tampilan halaman home

monitoring transaksi, halaman ini akan menjadi halaman operator dan

supervisor dalam memeriksa semua transaksi yang masuk dan keluar dari

sistem dan juga melakukan tindakan jika ada transaksi mengalami kendala

atau flow transaksi tidak berjalan dengan semesti nya.

Fitur monitoring memiliki fungsi sebagai berikut :

1. Melihat detail transaksi incoming (dari BI RTGS ke Core Banking)

secara real-time :

a) Append adalah transaksi yang sudah di selesai dikonversi oleh

interface dan siap dikirim ke core banking.

b) Hold adalah transaksi yang di hold karena validasi interface atau

flow transaksi tidak berjalan dengan semestinya.

c) GFIT(202) adalah transaksi incoming untuk MT202 atau

transaksi dari peserta untuk peserta.

d) Waiting Approval adalah transaksi yang menunggu keputusan

dari supervisor.

e) Converted adalah transaksi yang selesai di konversi ke format

core banking.

f) Request Retur adalah transaksi yang di retur oleh bank lain.

2. Melihat detail transaksi outgoing (dari Core Banking ke BI RTGS)

a) Converted adalah transaksi yang selesai di konversi ke format

BI RTGS.

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


82

b) Hold transaksi yang di hold karena validasi interface atau flow

transaksi tidak berjalan dengan semestinya.

c) Waiting Approval adalah transaksi yang menunggu keputusan

dari supervisor.

d) Waiting ACK adalah transaksi yang sudah di kirim BI tapi

belum mendapatkan MT196,MT199 dan MT900 merupakan

notifikasi dari BI RTGS.

e) Request Retur adalah transaksi yang meminta bank pengirim

mengembalikan transaksi outgoing yang sudah selesai

sebelumnya.

Gambar 4.16 Halaman Home dashboard

Gambar diatas merupakan gambar tampilan halaman home

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


83

dashboard yang berisi informasi jumlah transaksi hari ini . dan status

koneksi dari interaface ke BI-RTGS(RTSX) dan interface ke core banking.

Gambar 4.17 Halaman Home monitoring

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


84

Gambar di atas merupakan halaman detail transaksi untuk melihat

alasan kenapa transaksi ini di hold dan kegiatan operator untuk melakukan

tindakan terhadap transaksi tersebut.

Gambar 4.18 Halaman User Maintenance

Gambar di atas merupakan halaman User Maintenance yang

digunakan oleh user administrator untuk melakukan hal-hal sebagai berikut :

a) Menambah user baru dengan mengisi access id (username),

name (nama user), email address, dan menentukan level user.

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


85

b) Menentukan global parameter untuk Login Attempts dan

Password Expiry (berlaku untuk semua user).

c) Export data user dalam format .xls.

Gambar 4.19 Halaman Member Maintenance

Gambar di atas merupakan halaman Member maintenance yang

berisikan data peserta member BI-RTGS. diperuntukan user administrator

untuk melakukan hal sebagai berikut :

a) Menambah peserta BI-RTGS baru.

b) Merubah data peserta BI-RTGS.

c) Menghapus data peserta BI-RTGS.

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


86

Gambar 4.20 Halaman System Configuration

Gambar di atas merupakan halaman yang digunakan oleh user

administrator untuk menyalakan dan mematikan penjadwalan otomatis.

Gambar 4.21 Halaman Account Blacklist

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


87

Gambar di atas merupakan halaman yang digunakan oleh user

administrator untuk merubah, menambah dan menghapus catatan blacklist

di sistem interface yang berguna untuk menyaring semua transaksi yang

masuk melalui interface.

Gambar 4.22 Halaman amount capping

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


88

Gambar di atas merupakan halaman amount capping yang digunakan

user untuk menentukan maksimum nominal transfer melalui aplikasi

interface. jika ada transaksi dengan nominal melebihi batas maksimum

maka transaksi itu akan terhold untuk validasi manual oleh operator.

Gambar 4.23 Halaman File & Folders - Folders

Gambar 4.24 Halaman File & Folders - FTP

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


89

Gambar di atas merupakan halaman yang digunakan oleh user

administrator untuk melakukan pengaturan letak folder FTP yang akan

digunakan lalu lintas file transaksi antara Core Banking , interface dan BI-

RTGS.

Gambar 4.25 Halaman Report

Gambar di atas merupakan halaman reporting bedasarkan status

transaksi perhari ini yang akan di gunakan oleh operator dan supervisor.

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


90

Gambar 4.26 Halaman Pencarian Transaksi

Gambar di atas merupakan halaman pencarian transaksi yang sudah pernah

masuk melalui aplikasi interface ini.

4.4. Tahap Implementasi

Dalam tahap implementasi akan menjelaskan mengenai perangkat

yang digunakan, tahap pembuatan sistem, instalasi sistem, pengoperasian

sistem dan pengujian sistem aplikasi interface dan integrasi BI-RTGS Gen

II.

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


91

4.4.1. Perangkat Yang Digunakan

1. Spesifikasi Perangkat Keras

Berikut ini merupakan beberapa perangkat keras yang digunakan

untuk mendukung implementasi sistem yang dibangun :

No Perangkat Keras Keterangan

1 Server Aplikasi Minimum Ram 1gb dengan storage 500gb

2 Server Database Minimum Ram 1gb dengan storage 500gb

2. Spesifikasi Perangkat Lunak

No Perangkat Lunak Keterangan

1 Apache web server standalone server bisa juga menggunakan

XAMPP

2 MS-SQL Microsoft sql 2008

3 Node.js Berfungsi sebagai sebagai cron job

4 PHP php.5.6

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


92

4.4.2. Pembuatan Sistem

Pada tahap ini peneliti akan membangun sistem aplikasi interface dan

integrasi BI-RTGS Gen II. Pada tahap ini programmer akan melakukan

coding dengan bahasa pemrograman PHP menggunakan framework

codeigniter. Dalam melakukan tahap coding programmer menggunakan

aplikasi Sublime Text sebagai code editor. Sedangkan dalam pembuatan

database menggunakan Microsoft SQL Server 2008. Programmer juga

menggunakan Node.js sebagai engine scheduler untuk pembuatan event

trigger. Penulisan script program dapat dilihat pada bagian lampiran source

code, dan berikut ini potongan kode pemrograman yang dibuat.

4.4.3. Instalasi Sistem

Sebelum aplikasi digunakan, maka perlu dilakukan beberapa instalasi.

Instalasi perangkat meliputi instalasi web server,node js, database server,

browser dan aplikasi yang telah dibuat. Setelah aplikasi dikonfigurasi maka

aplikasi siap dijalankan dan dioperasikan.

4.4.4. Pengoperasian Sistem

Cara menjalankan aplikasi ini adalah dengan membuka web browser

dalam hal ini penulis menggunakan Google Chrome lalu mengetik alamat

url localhost/interface yang digunakan untuk mengakses aplikasi tersebut.

maka aplikasi tersebut sudah bisa dijalankan hanya saja jam operasional

aplikasi ini menjalankan transaksi dimulai dari jam 07.00 sampai jam 16.00

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


93

jika di luar jam operasional maka walau aplikasi masih bisa diakses

transaksi tidak akan pernah bisa masuk kedalam flow interface. pada saat

jam operasional akan dimulai maka admin yang bertugas menyalakan flow

transaksi dan pada akhir hari maka admin akan mematikan flow transaksi.

untuk masuk ke dalam aplikasi maka user diwajibkan untuk login

menggunakan username dan password.

4.4.5. Pengujian Sistem

Pada tahap ini merupakan tahap pengujian terhadap sistem yang telah

dibuat, dengan menggunakan metode black-box. Pengujian black-box ini

merupakan pengujian yang menekankan pada fungsionalitas dari sebuah

sistem tanpa harus mengetahui bagaimana struktur di dalam perangkat lunak

tersebut. Sistem akan dikatakan berhasil jika fungsi-fungsi yang ada telah

memenuhi spesifikasi kebutuhan yang telah dibuat sebelumnya.

No Deskripsi Hasil yang diharapkan Sebenarnya

1 Core banking kirim Core banking dapat mengakses FTP -

transaksi ke interface file di Server interface dan ada

dihalaman monitoring

2 BI-RTGS kirim transaksi Interface dapat mengakses FTP file -

ke Interface transaksi di server BI-RTGS

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


94

3 Interface kirim transaksi Interface dapat meletakan transaksi -

Ke BI-RTGS ke dalam folder FTP yang ada di

server BI-RTGS.

4 Interface kirim transaksi Interface dapat meletakan transaksi -

ke core banking ke dalam folder FTP yang ada di

server Core Banking.

5 Validasi transaksi di Semua transaksi yang masuk ke -

interface interface di kondisikan abnormal

apakah transaksi tersebut menjadi

hold.

6 User login Dapat login sesuai -

username password dan

password tidak dapat dilihat

oleh siapapun

7 User Monitoring User dapat melihat semua alur dan -

jumlah yang masuk ke aplikasi

interface

8 User memperbaiki User dapat melihat detail transaksi -

transaksi Hold terhold dan memperbaiki nya untuk

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


95

meminta persetujuan untuk

melanjutkan transaksi tersebut

9 User mengeluarkan User dapat melihat detail transaksi -

transaksi dari flow terhold dan menekan button

(Request To Drop) Request To Drop untuk meminta

persetujuan.

10 User meretur User dapat melihat detail transaksi -

transaksi(Request Retur) terhold dan menekan button

Request To Retur untuk meminta

persetujuan.

User maintenance User admin dapat melihat data user -

dan dapat menambah , rubah dan

hapus user

System config User admin dapat mematikan dan -

menjalankan flow transaksi untuk

menjaga jam operational

Member maintenance User admin dapat melihat data -

member dan dapat menambah ,

rubah dan hapus member

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


96

Account Blacklist User admin dapat melihat data -

Account Blacklist dan dapat

menambah , merubah dan hapus

Account Blacklist

Amount Capping User admin dapat merubah -

maksimum nominal transaksi

File dan Folders User admin dapat merubah -

konfigurasi tata letak folder FTP

dan koneksi.

Reports User dapat melihat dan -

mendowload report transaksi

perhari ini.

Advance Search User dapat mencari transaksi yang -

masuk melalui interface dan

mendownload hasil pencarian.

Tabel 4.3 Pengujian Blackbox

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Komunikasi dan Cara Messaging

Aplikasi interface dan integrasi BI-RTGS dengan Core Banking ini

dibuat untuk membantu menjembatani antara kedua aplikasi perbankan yang

berhubungan dengan transaksi RTGS. Dari permasalahan yang timbul

karena terdapat pembaruan pada sistem BI-RTGS oleh Bank Indonesia,

maka peneliti akan berfokus pada bagaimana alur integrasi kedua aplikasi

tersebut dengan aplikasi interface dan integrasi BI-RTGS. Aplikasi ini

memiliki koneksi dan cara komunikasi sebagai berikut :

1. Koneksi dari Core Banking dengan Interface menggunakan format

messaging lama BI-RTGS (fix length menggunakan format ketentuan

bank) yang akan menggunakan FTP sebagai media kirim mengirim file.

2. Koneksi dari Interface dengan BI-RTGS menggunakan format

messaging baru (Swift messaging berdasarkan ketentuan BI) yang akan

menggunakan FTP sebagai media kirim mengirim file.

5.1.1 Koneksi dari Interface dengan BI-RTGS server (RTSX).

BI-RTGS yang saat ini sudah berkembang menjadi BI-RTGS Gen II

menggunakan format messaging yang berbeda dari sebelumnya dan sudah

melakukan banyak perubahan dari sistem tersebut, perubahan tersebut

berdampak pada semua bank peserta yang menggunakan RTGS sebagai

98

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


99

salah satu channel transaksi nya mengharuskan terjadinya penyesuaian

untuk tetap dapat terintegrasi dengan sistem BI-RTGS Gen II.

BI-RTGS Gen II memiliki 2 tipe format messaging untuk digunakan

oleh bank peserta dalam melakukan integrasi dengan sistem ini. 2 tipe

format messaging ini menggunakan Swift messaging dan XML. Untuk

melakukan format Swift messaging BI-RTGS memberikan sebuah file

instalasi untuk di install pada server bank peserta untuk digunakan dalam

melakukan transaksi RTGS.

File instalasi ini berisi file-file aplikasi BI-RTGS Gen II yang terdiri

dari RTSX dan STPG. RTSX adalah sebuah aplikasi tatap muka yang bisa

digunakan oleh operator bank peserta dalam melakukan manual transfer

RTGS ke sistem BI-RTGS. Sedangkan STPG adalah sebuah aplikasi yang

digunakan untuk media komunikasi/integrasi dari sistem aplikasi internal

bank peserta ke sistem BI-RTGS .

STPG ini akan memberikan opsi pilihan untuk bank peserta pilih

dalam penulisan messaging. Bank peserta memilih swift messaging sebagai

cara format messaging mereka. lalu STPG akan membuat 3 folder yaitu

folder error, in dan out. Semua folder itu digunakan untuk keperluan

integrasi, selanjutnya folder error itu akan diisi oleh STPG berupa file swift

messaging jika terjadi suatu masalah di sistem BI-RTGS, folder in adalah

folder yang akan diisi oleh STPG berupa file messaging dengan format

swift messaging yang berupa transaksi masuk atau transaksi incoming dari

bank peserta lain dan juga bisa berupa report transaksi yang tercatat di BI-

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


100

RTGS, sedangkan folder out adalah folder yang akan diisi oleh interface

berupa file swift messaging yang isinya merupakan transaksi outgoing ke

bank lain atau pun messaging lain seperti permintaan report transaksi bank

peserta per hari ini yang tercatat di BI-RTGS.

Interface menggunakan ke 3 folder ini untuk media komunikasi

dengan BI-RTGS. interface akan mengambil dan meletakan file swift

messaging dengan menggunakan FTP koneksi yang akan dipasang di server

folder STPG itu berada.

5.1.2 Koneksi dari Core Banking dengan Interface.

Core banking yang merupakan sistem yang ada di bank untuk

melakukan pencatatan keuangan seluruh nasabah dan juga sebagai sistem

yang menjadi akar utama semua channel transaksi perbankan masih

menggunakan format lama untuk melakukan transaksi RTGS, dikarenakan

itu maka core banking membutuhkan interface untuk media penjembatan

dengan BI-RTGS yang sudah menggunakan format lama. Core Banking

akan meletakan sebuah file messaging ke sebuah folder yang sudah di

tentukan oleh core banking file messaging ini berisikan transaksi outgoing

yang akan dikirim ke BI-RTGS . disini interface menyediakan sebuah folder

dengan nama OUT_FROM_CORE di server interface ini berada untuk

tempat peletakan file messaging tersebut. Core banking menggunakan FTP

untuk melakukan peletakan file lalu interface akan mengambil file tersebut

untuk di masukan ke dalam database interface serta di konversi menjadi

format messaging swift yang akan dikirim ke folder out yang ada di server

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


101

STPG. Core banking juga menyediakan sebuah Folder untuk digunakan

interface meletakan file transaksi incoming berupa format messaging lama

yang sudah dikonversi dari format baru.

5.2 Flow Transaksi

Untuk komunikasi dari core banking ke interface dan dari interface ke

BI-RTGS (STPG) flow transaksi yang terjadi di bagi 2 fase yaitu flow

outgoing dan flow incoming. penulis akan membahas lebih detail bagaimana

kedua flow itu berjalan.

5.2.1 Flow Outgoing

Outgoing merupakan transaksi yang akan dikirim dari Core banking

ke BI-RTGS melalui interface yang dimana core banking akan menggunakan

format messaging lama yang akan dikonversi menjadi format baru.

Gambar 5.1. Flow Outgoing

Gambar diatas merupakan gambaran flow transaksi outgoing. dari

Internal System disini kita menyebutnya Core Banking melakukan

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


102

pengiriman data ke interface dimana interface akan melakukan validasi data

berupa data apa saja yang wajib diisi, transaksi duplikat dan juga nominal

maksimum yang diperbolehkan jika semua validasi tersebut menyatakan tidak

ada masalah(OK) maka interface akan langsung mengirim transaksi itu ke BI-

RTGS(RTSX) jika dari validasi tersebut mendapatkan masalah maka disini

akan ada interaksi dengan user untuk melakukan perbaikan (REPAIR) untuk

meneruskan flow transaksi tersebut atau mengeluarkan transaksi ini dari flow

(DROP).

5.2.2 Flow Incoming

Incoming merupakan transaksi yang akan dikirim dari BI-RTGS ke

Core Banking melalui interface yang dimana format messaging yang

digunakan adalah swift messaging yaitu format baru yang akan dikonversi

oleh interface menjadi format lama.

Gambar 5.2. Flow Incoming

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


103

Gambar diatas merupakan gambaran flow transaksi incoming. dari

server BI-RTGS mengirim file swift file ke interface lalu interface melakukan

validasi berupa data apa saja yang wajib diisi dan transaksi duplikat jika

semua validasi tersebut menyatakan tidak ada masalah (OK) maka interface

akan langsung mengirim transaksi itu ke Core banking jika dari validasi

tersebut mendapatkan masalah maka disini akan ada interaksi dengan user

untuk melakukan perbaikan (REPAIR) untuk meneruskan flow transaksi

tersebut atau mengeluarkan transaksi ini dari flow (DROP). berikut sample

format messaging yang dihasilkan interface untuk core banking dan juga

format messaging dari RTGS.

5.3. Pembahasan Sistem

Hasil output dari aplikasi interface dan integrasi BI RTGS ini dapat

dilihat dari dua transaksi yang berjalan pada aplikasi ini. Kedua transaksi ini

terdiri dari transaksi incoming dan outgoing. Saat transaksi incoming

maupun outgoing masuk, maka aplikasi interface ini akan melakukan

validasi secara otomatis. Validasi ini merupakan proses convert antara

sistem BI-RTGS yang menggunakan format messaging Swift menjadi

format fixed length yang dimiliki oleh sistem core banking.

Gambar 5.3. Format Fixed Length Core Banking

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


104

Gambar 5.4. Format Swift BI-RTGS

Selanjutnya, ketika transaksi masuk, maka operator akan melakukan

croscek terlebih dahulu apakah data yang ada sudah benar, atau perlu ada

permintaan request kepada supervisor terlebih dahulu.

Gambar 5.5. Halaman Utama pada operator

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


105

Gambar 5.6. Transaksi Masuk pada Menu Operator

Pada halaman transaksi masuk ini, operator dapat melihat detail

transaction yang tersedia pada transaction list.

Gambar 5.7. Detail Transaction Core Banking

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


106

Gambar 5.8. Detail Transaction Swift Messaging

Hasil proses konversi pada sistem aplikasi ini dapat terlihat pada

menu detail transaction ini, pada gambar 5.7 dan gambar 5.8 dapat terlihat

pesan diterima dalam bentuk format messaging swift lalu dapat dibaca

dalam format core banking.

Selanjutnya, apabila dalam transaksi tersebut terdapat perubahan

data ataupun permintaan retur, maka operator dapat mengirimkan request

untuk di cek dan disetujui kembali oleh supervisor. Request yang masuk

akan ada dalam menu waiting approval yang akan terlihat oleh supervisor.

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


107

Gambar 5.9. Permintaan Request Oleh Operator

Gambar 5.9. Waiting Approval pada User Operator

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


108

Selanjutnya pada user Operator akan menerima request waiting

approval yang dikirimkan oleh operator, maka supervisor dapat membuka

transaksi tersebut dan memilih untuk menerima ataupun menolak request

tersebut.

Gambar 5.10 waiting approval supervisor

Gambar 5.11. Disaprove dan Approve Supervisor

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


BAB VI

PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan untuk menjawab rumusan masalah

yang ada di dalam penelitian ini, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan

sebagai berikut:

1. Aplikasi Interface sebagai penghubung antara sistem BI-RTGS dengan

core banking bank peserta dapat terkoneksi secara real-time dengan

menggunakan teknologi file transfer protocol (FTP).

2. Dari hasil uji coba lapangan, yaitu Bank DKI sebagai pemilik project

bahwa sistem ini mampu berjalan dengan baik dan dapat diterapkan.

Sehingga bank DKI tidak perlu lagi untuk melakukan perubahan pada

sistem core banking.

3. Konversi file antara format baru BI-RTGS yaitu format Swift dengan

format yang ada pada core banking dapat diterjemahkan dengan baik,

sehingga tidak mengganggu jalannya transaksi RTGS pada Bank DKI.

4. Pengadaan Aplikasi ini sangat membantu karena apabila bank peserta

harus merubah sistem sesuai dengan format BI-RTGS maka

membutuhkan biaya besar dan waktu yang cukup lama, sedangkan

transaksi RTGS akan selalu dibutuhkan dan perlu ketersediaan yang

cepat.

109

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


110

6.2. Saran

Penulis menyadari bahwa penelitian masih jauh dari kata sempurna,

Untuk pengembangan lebih lanjut maka penulis memberikan saran agar

aplikasi ini lebih bermanfaat lagi dan lebih baik lagi:

1. Diharapkan penelitian selanjutnya dapat menjabarkan dengan lengkap apa

saja fitur yang tersedia dalam format Swift yang telah digunakan dalam

standar perbankan Internasional.

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


111

DAFTAR PUSTAKA

Biro Pengembangan Sistem Pembayaran Nasional (2006), Sistem Bank Indonesia


Real Time Gross Settlement (BI-RTGS).

Rizkyana, Muhammad (2014) Rancangan Arsitektur Aplikasi Pengumpulan


Tugas Dengan Push Notification Real-Time Menggunakan Node.js

Cahyanti, Nila (2018), Prosedur Pelaksanaan Sistem Real Time Gross Settlement
(RTGS) Pada Bank Syariah Mandiri KCP Godean Yogyakarta.

Putri, Nadia Recha (2018) Pengaturan Penyelenggara Sistem Transfer Dana


Perbankan Dalam Kegitaran Transfer Dana Menurut UUD Nomor 3
Tahun 2011

Wandhofer, Ruth, (2018), The Future Of Correspondent Banking Cross Border


Payments.

Kusumaningrum, Nadila, Salsabil, (2018) Mekanisme Transaksi Real Time Gross


Settlement. (RTGS) Pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Kantor
Cabang Pembantu Syariah Catur Yogyakarta.

Kendall, K. &. (2010). System Analysis and Design Seventh Edition. Prentice
Hall.

Nizamu, Taufik (2016) Analisis Return On Investment Penerapan Sistem


Informasi Core Banking Keuangan Syari’ah

Fugal, Adam (2018) A Proposal for a decentralized liquidity savings mechanism


with side payments.

Sekundera, P, L (2006) Analisis Penerimaan Pengguna Akhir Dengan


Menggunakan Technology Acceptance Model dan End User Computing
Satisfaction Terhadap Penerapan Sistem Core Banking Pada Bank AB.

Untoro (2014) Bank Indonesia Working Paper : Kajian Penggunaan Instrument


Sistem Pembayaran Sebagai Leading Indicator Stabilitas Sistem
Keuangan.
Kohli, Manu dan Edgardo, Suarez (2016), Centralized Solution to Securely
Transfer Payment Information Electronically to Banks for Multiple ERP
Systems. International Journal of Computer and Information Technology.

Nazir, Moh. (2005) Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


112

Jogianto (2008) Analisis dan Desain Sistem Informasi : Pendekatan Terstruktur

Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Yogyakarta : Andi.

Jnana Ranjan Dhir, (2015) Impact of Information Technologi (IT) Applications on

Bank Industry. International Journal of Computer and Information

Technology.

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


113

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Anda mungkin juga menyukai