Anda di halaman 1dari 149

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN


KINERJA KARYAWAN
(Studi Korelasi Iklim Komunikasi Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan
di PT Kusumahadi Santoso Divisi Logistik)

Disusun oleh:
GUNAWAN WIBISONO
D1208567

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
commit to user
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERSETUJUAN

Disetujui untuk dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi

Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

PEMBIMBING

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. H. Sutopo, MS Drs. Kandyawan


NIP : 19570505 198303 1 004 NIP : 19610413 199003 1 002
commit to user

ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PENGESAHAN

Telah disetujui dan disahkan oleh Panitia Ujian Skripsi


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta

Hari :
Tanggal :

Panitia Penguji:

Ketua : Drs. Haryanto M. Lib ( ………………….. )


NIP : 19600613 198601 1 001
Sekretaris : Mahfud Anshori, S. Sos, M. Si ( ………………….. )
NIP : 19790908 200312 1 001
Penguji I : Drs. H. Sutopo, MS ( ………………….. )
NIP : 19570505 198303 1 004
Penguji II : Drs. Kandyawan ( ………………….. )
NIP : 19610413 199003 1 002

Mengetahui,
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Dekan,

Drs. H. Supriyadi SN, SU


commit to user
NIP 195301281981031001
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul :

IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN KINERJA KARYAWAN

(Studi Korelasi Iklim Komunikasi Organisasi terhadap Kinerja Karyawan di


PT Kusumahadi Santoso divisi Logistik)

Adalah karya asli saya dan bukan plagiat baik secara utuh atau sebagian serta

belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar akademik di institusi lain.

Apabila ada footnote atau kutipan dari buku atau pendapat lain, sudah dikutip

menurut tata cara penulisan ilmiah. Saya bersedia menerima akibat dari

dicabutnya gelar sarjana apabila ternyata di kemudian hari terdapat bukti-bukti

yang kuat, bahwa karya saya tersebut ternyata bukan karya saya yang asli atau

sebenarnya.

Surakarta, Januari 2011

Gunawan Wibisono
NIM. D 1208567

commit to user

iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

MOTTO

Bismillahirrahmaanirrahiim

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam

Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

Yang menguasai hari pembalasan

Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami

memohon pertolongan

Tunjukilah kami jalan yang lurus

(Yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka,

bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat

(Al Fatihah)

Akar pendidikan memang pahit, tetapi buahnya manis rasanya

(Aristoteles)

commit to user

v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini teruntuk :


Ibu Ibu Ibu,
Dengan segala kesabaran dan perhatiannya yang tulus
Ayah,
Dengan segala kedisiplinan dan perjuangannya yang tidak kenal waktu
I love both of you, you`re the best parent
commit to user

vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah....

Syukur penulis dihaturkan ke hadapan Allah SWT, atas kesempatan dan

kekuatan yang telah diberikan untuk menyelesaikan skripsi ini, sebagai tugas dan

syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S1) pada jurusan Ilmu

Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret

Surakarta dengan judul IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN KINERJA

KARYAWAN (STUDI KORELASI IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI

TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI PT KUSUMAHADI SANTOSO

DIVISI LOGISTIK).

Penelitian untuk skripsi ini bermula dari ketertarikan penulis untuk

mengetahui lebih banyak mengenai bahasan tentang hubungan iklim komunikasi

organisasi dan kinerja karyawan. Oleh karena itu, penulis ingin mencari deskripsi

mengenai hal tersebut di PT Kusumahadi Santoso. Kajian tentang hubungan iklim

komunikasi organisasi dan kinerja karyawan di PT Kusumahadi Santoso divisi

logistik diketahui penulis masih minim dilakukan oleh para akademisi

komunikasi.

Skripsi ini berisi tulisan yang terdiri dari 6 bab. Bab 1 berisi sub bab latar

belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian teori,

kerangka berpikir, definisi konsep dan operasional, metode penelitian.

commit to user

vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Bab II berisi diskripsi data sejarah perkembangan perusahaan, tujuan

perusahaan, lokasi perusahaan, struktur organisasi, diskripsi jabatan,

ketenagakerjaan, dan divisi logistik itu sendiri.

Bab III berisi penyajian data dan analisa iklim komunikasi organisasi,

BAB IV berisi penyajian data dan analisa kinerja karyawan, BAB V analisis data,

BAB VI kesimpulan dan saran.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya

bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, baik moril maupun materiil. Untuk

itu dengan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Drs. H. Supriyadi, SN, SU selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Prahastiwi Utari, Ph. D selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Drs. H. Sutopo, MS selaku Pembimbing I Skripsi atas bimbingan dan

bantuannya selama skripsi.

4. Drs. Kandyawan selaku Pembimbing II Skripsi atas bimbingan dan

bantuannya selama skripsi.

5. Suratman, SE (Alm) selaku manajer divisi logistik PT Kusumahadi

Santoso atas kesempatan dan bimbingannya dalam penelitian ini.

6. Rekan-rekan divisi logistik PT Kusumahadi Santoso atas bantuan dan

partisipasi yang baik dalam penelitian ini.

commit to user

viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

7. Teman-teman Ilmu Komunikasi Swadana Transfer FISIP UNS 2008 yang

tidak bisa disebut satu-persatu, sebagai teman angkatan yang terbaik. Love

you guys

8. Teman-teman padiniagara, teman-teman robot gundam, teman-teman irias,

teman-teman advertising, teman-teman pasmakrap terima kasih telah

menjadi teman-teman yang baik.

9. Semua pihak yang telah membantu dalam penelitian yang tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari karya ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena

itu penulis mengharapkan saran dan masukan untuk karya ini. Semoga

bermanfaat.

Surakarta, Januari 2011

Penulis
commit to user

ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ................................................................................................ i

PERSETUJUAN .............................................................................................. ii

PENGESAHAN ............................................................................................... iii

PERNYATAAN............................................................................................... iv

MOTTO ................................................................................................ v

PERSEMBAHAN ............................................................................................ vi

KATA PENGANTAR ................................................................................... vii

DAFTAR ISI ................................................................................................ x

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv

ABSTRAK ................................................................................................ xvii

ABSTRACT ................................................................................................ xviii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 5

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................... 5

1.5 Kajian Teori ........................................................................................ 6

1.5.1 Komunikasi Organisasi ............................................................... 6

1.5.2 Iklim Komunikasi Organisasi ..................................................... 14

1.5.3 Kinerja Karyawan ....................................................................... 17

1.5.4 Tingkat Pendidikan ..................................................................... 25


commit to user

x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1.5.5 Hubungan Iklim Komunikasi dan Kinerja .................................. 25

1.6 Hipotesa .............................................................................................. 26

1.7 Kerangka Berpikir .............................................................................. 27

1.8 Definisi Konseptual dan Operasional ................................................... 28

1.7.1 Definisi Konseptual .................................................................. 28

1.7.2 Definisi Operasional ................................................................. 29

1.9 Metodologi Penelitian ......................................................................... 32

1.8.1 Jenis Penelitian ......................................................................... 32

1.8.2 Lokasi Penelitian ...................................................................... 32

1.8.3 Populasi dan Sampel ................................................................ 33

1.8.4 Sumber Data ............................................................................. 34

1.8.5 Metode Pengumpulan Data ...................................................... 35

1.8.6 Teknik Analisis Data ................................................................ 36

BAB II PROFIL PERUSAHAAN .................................................................. 38

2.1 Sejarah Perkembangan Perusahaan ...................................................... 38

2.2 Tujuan Perusahaan ............................................................................... 40

2.3 Lokasi Perusahaan ................................................................................ 42

2.4 Struktur Organisasi ............................................................................... 46

2.5 Deskripsi Jabatan.................................................................................. 49

2.6 Ketenagakerjaan ................................................................................... 56

2.7 Divisi logistik ....................................................................................... 60

commit to user

xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB III PENYAJIAN DATA DAN ANALISA IKLIM KOMUNIKASI

ORGANISASI ................................................................................................ 66

3.1 Supportiveness ..................................................................................... 67

3.1.1 Informasi yang diterima dari bawahan dipandang cukup penting

oleh pimpinan........................................................................... 67

3.1.2 Pimpinan mendengarkan secara berkesinambungan dan berpikir

luas mengenai saran atau laporan masalah yang

diajukan anggota ...................................................................... 69

3.2 Partisipasi membuat keputusan ....................................................... 72

3.2.1 Anggota diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya

dalam proses pengambilan keputusan yang berhubungan dengan

kebijakan organisasi ................................................................. 73

3.2.2 Anggota berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai kebijakan

organisasi yang relevan dengan kedudukannya ....................... 74

3.3 Kepercayaaan .................................................................................. 77

3.3.1 Atasan mempunyai kepercayaan kepada anggota sehubungan

dengan kemampuan melaksanakan tugas ................................ 78

3.3.2 Anggota memiliki kepercayaan kepada atasan maupun sesama

anggota organisasi sehubungan dengan kemampuan menjalankan

tugas keorganisasian ................................................................ 79

3.4 Keterbukaan dan keterusterangan.................................................... 82

3.4.1 Anggota dapat menerima informasi yang dapat memudahkan dalam

mengkoordinasikan tugas, baik individu, antar anggota, antar


commit to user

xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

bagian, maupun berkaitan dengan publik, kecuali untuk informasi

yang bersifat rahasia................................................................. 83

3.4.2 Pimpinan selalu mengkomunikasikan informasi yang berkaitan

dengan pelaksanaan tugas kepada seluruh anggota, kecuali untuk

informasi yang bersifat rahasia ................................................ 84

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISA KINERJA KARYAWAN.. 89

4.1 Kepercayaan kinerja ............................................................................ 90

4.1.1 Bertanggung jawab atas kedatangan barang produksi atau non

produksi dari supplier .............................................................. 90

4.1.2 Bertanggung jawab dengan pesanan barang produksi atau non

produksi yang diberikan divisi lain dalam organisasi .............. 91

4.2 Kegiatan kinerja ................................................................................... 95

4.2.1 Kegiatan pengiriman barang produksi atau non produksi ke divisi

lain yang membutuhkan ........................................................... 95

4.2.2 Kegiatan informasi yang tersedia dan diterima antar divisi satu

dengan yang lain dalam organisasi .......................................... 97

4.3 Kelancaran komunikasi dalam kinerja organisasi ................................ 100

4.3.1 Kelancaran dalam penggunaan media komunikasi yang

tersedia.. ................................................................................... 101

4.3.2 Kelancaran komunikasi antar divisi satu dengan yang lain dalam

organisasi ................................................................................. 102

4.4 Penyajian data dan analisis tingkat pendidikan .................................... 105

4.4.1 Pendidikan ................................................................................ 106


commit to user

xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4.5 Faktor pendorong dan penghambat kinerja karyawan di PT Kusumahadi

Santoso divisi logistik .......................................................................... 111

BAB V ANALISIS DATA .............................................................................. 116

5.1 Hubungan antara variabel independen iklim komunikasi organisasi dan

variabel dependen kinerja karyawan.................................................. 119

5.2 Hubungan antara variabel kontrol status sosial ekonomi dan variabel

dependen kinerja karyawan ............................................................... 126

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 132

6.1 Kesimpulan ...................................................................................... 132

6.2 Saran ................................................................................................ 135

Alur Pemikiran ………………………………………………………………. 137

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

commit to user

xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL

TABEL: HALAMAN
1. Perincian Sampel dari PT Kusumahadi Santoso divisi logistik ……… 34
2. Kepentingan informasi berhubungan dengan pekerjaan …………….. 67
3. Kategori saran atau laporan masalah yang diajukan karyawan …….. 69
4. Tingkat supportiveness di PT Kusumahadi Santoso divisi logistik… 71
5. Tingkat partisipasi memberikan masukan kepada atasan…………... 73
6. Kategori kemampuan karyawan berkomunikasi dan berkonsultasi... 74
7. Tingkat partisipasi membuat keputusan di PT Kusumahadi Santoso
divisi logistik……………………………………………………......... 76
8. Tingkat kepercayaan atasan kepada bawahan…………………......... 78
9. Tingkat kepercayaan bawahan kepada atasan……………………… 79
10. Tingkat kepercayaan di PT Kusumahadi Santoso divisi logistik…… 81
11. Kategori kesediaan menerima informasi…………………………….. 83
12. Kategori sifat informasi yang rahasia………………………………... 84
13. Tingkat keterbukaan dan keterusterangan membuat keputusan
di PT Kusumahadi Santoso divisi logistik…………………………… 86
14. Kategori tanggung jawab kedatangan barang produksi atau
non produksi dari supplier……………………………………………. 90
15. Kategori tanggung jawab barang produksi atau non produkasi
ke divisi lain…………………………………………………………... 91
16. Tingkat kepercayaan kinerja di PT Kusumahadi Santoso
divisi logistik………………………………………………………….. 93
17. Kegiatan pengiriman barang produksi atau non produksi
ke divisi lain…………………………………………………………… 95
18. Informasi yang tersedia dan diterima antar divisi satu dengan
yang lain………………………………………………………………. 97
19. Tingkat kegiatan kinerja di PT Kusumahadi Santoso divisi logistik.. 99
20. Kategori kelancaran dalam media komunikasi……………………… 101
commit to antar
21. Kategori kelancaran komunikasi user divisi……………………….. 102
xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

22. Tingkat kelancaran komunikasi dalam kinerja organisasi


di PT Kusumahadi santoso divisi logistik…………………………… 103
23. Tingkat pendidikan ……...…………………………………………… 106
24. Nilai-nilai variabel iklim komunikasi organisasi, kinerja karyawan,
dan tingkat pendidikan di PT Kusumahadi Santoso divisi logistik… 117
25. Nilai-nilai variabel iklim komunikasi organisasi dan kinerja
karyawan di PT Kusumahadi Santoso divisi logistik........................... 120
26. Angka kembar variabel iklim komunikasi organisasi PT Kusumahadi
Santoso divisi logistik………………………………………………… 121
27. Angka kembar variabel kinerja karyawan PT Kusumahadi Santoso
divisi logistik………………………………………………………….. 122
28. Nilai-nilai variabel kontrol tingkat pendidikan dan variabel kinerja
karyawan di PT Kusumahadi Santoso divisi logistik……………….. 126
29. Angka kembar variabel status sosial ekonomi di PT Kusumahadi
Santoso………………………………………………………………... 127

commit to user

xvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRAK

Gunawan Wibisono D1208567, IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN


KINERJA KARYAWAN DI PT KUSUMAHADI SANTOSO DIVISI
LOGSISTIK

Komunikasi merupakan salah satu kebutuhan manusia. Sedangkan


organisasi, merupakan wadah dimana sejumlah atau sekelompok orang bersatu,
mengikat diri dalam rangka usaha memenuhi kebutuhannya. Dalam organisasi,
komunikasi diperlukan untuk menjalankan setiap aktifitasnya. Iklim komunikasi
organisasi yang positif sangat dibutuhkan oleh organisasi untuk mengarahkan
setiap anggota dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Dengan iklim
komunikasi organisasi yang kondusif, akan dapat mencegah terjadinya hal-hal
yang tidak diinginkan.
Dalam penelitian, penulis berusaha mengetahui pengaruh tingkat iklim
komunikasi organisasi terhadap kinerja karyawan di PT Kusumahadi Santoso
divisi logistik. Pemilihan organisasi ini mengingat PT Kusumahadi Santoso ini
adalah perusahaan besar yang telah berdiri sejak tahun 1982, dan memiliki
karyawan yang banyak dengan kondisi yang masih stabil hingga saat ini bahkan
cenderung berkembang.
Jenis penelitian ini adalah penelitian mencari hubungan diantara 2
variabel. Peneliti ini terdiri dari tiga variabel. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh karyawan PT Kusumahadi Santoso divisi logistik sebanyak 30 orang dan
responden sebagai sampel yang diambil dengan proposional sampling atau
sampel imbangan sebanyak 15 orang. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
penyebaran kuesioner. Data yang dalam penelitian ini dibuat dalam skala ordinal,
kemudian data dianalisis dengan menggunakan korelasi rank kendall.
Hasil kolerasi antara iklim komunikasi organisasi terhadap kinerja
karyawan menunjukkan adanya hubungan yaitu 9,33. Sedangkan hasil korelasi
antara status sosial ekonomi terhadap knerja karyawan sebesar 8,66. Adapun
faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah lingkungan kerja yang
nyaman, gaji atau imbalan yang sesuai, suasana kerja (rekan kerja dan atasan).
Sedangkan saran dari penelitian ini salah satunya adalah untuk
mewujudkan visi dan misi organisasi diperlukan kesadaran dan tiap pribadi
karyawan untuk mau bekerjasama dalam menjalankan dan melakasanakan tugas
keorganisasian.

commit to user

xvii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRACT

GUNAWAN WIBISONO D1208567, THE ATMOSPHERE OF


COMMUNICATION ORGANIZATION AND WORKER ACTIVITY IN PT
KUSUMAHADI SANTOSO LOGISTIK DIVISION

A Communication is one of the human needs. Mean while, an organization


is a place where a groups of people who work together in order to fullfill their
needs. In the organization communication is very necessary to do all the activity.
The positive atmosphere of communication organization is quite important for the
organization to give direction to every nembers doing their duty and
responsibility. By good atmosphere of communication organization, it can prevent
unwanted things.
In this research, the writter want to know the influence level of
communication organization atmosphere about worker activity in logistic divison
of PT Kusumahadi Santoso. Considering, this is a house company that has existed
since 1982 and have many worker with good condition until now, more ever this
company is getting higher.
This research is about to find out the correlation between 2 variable it
consist of 3 variable. The population of this research is all the worker an PT
Kusumahadi Satoso logistic divison as many 30 people and responden as a sample
which is taken by proposional sampling or equal sample as many is people.
Technique collecting the data taken by spreading the questioner. The data mode in
ordinal scale, and then analyzed by using rank kendall correlation.
The result of corellation in the atmosphere of communication organization
shows that there is a connection that is 9.33. Meanwhile, the result of correlation
in social economic status for worker activity is 8.66. There are some factor that
influence worker activity such as environment, salary, and the atmosphere.
One of the advice from this research is establishing vision and mission in
an organization need awaseness from every personal worker to work together
accomplish their job.

commit to user

xviii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Iklim komunikasi organisasi memiliki peran yang vital bagi kehidupan

dan kelangsungan suatu organisasi atau perusahaan. Keberadaan iklim

komunikasi mempunyai posisi yang semakin strategis dan mempunyai

pengaruh besar terhadap keseluruhan organisasi perusahaan. Berkaitan dengan

hal ini salah satu persoalan yang harus diselesaikan adalah kualitas iklim

komunikasi organisasi yang tercermin dari kinerja karyawannya, dalam rangka

menghadapi dan memenangkan persaingan baik lokal maupun global.

Suatu organisasi harus dapat menyadari bahwa tidaklah mudah untuk

menciptakan sebuah iklim komunikasi organisasi yang positif, iklim

komunikasi organisasi yang baik dapat memberikan pengaruh yang baik bagi

karyawannya. Sebaliknya, iklim komunikasi organisasi yang tidak baik dapat

menghambat perjalanan suatu organisasi dalam persaingan dengan organisasi

atau perusahaan yang lain sehingga menghambat pencapaian tujuan bersama

dalam organisasi tersebut.

PT Kusumahadi Santoso perusahaan yang telah berdiri sejak 1980

adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang tekstil, sebagai salah satu

perusahaan lokal yang masih bertahan dan senantiasa berkembang,

Kusumahadi Santoso mempunyai visi menjadi perusahaan tekstil yang

terpercaya produknya, diminati olehto pasaran


commit user dalam dan luar negeri yang

1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

berorientasi pada laba. Sedangkan misinya adalah ikut serta membantu

pemerintah dalam menunjang pembangunan khususnya dalam pengadaan

sandang untuk kebutuhan masyarakat serta membantu pemerintah dalam

menciptakan lapangan kerja. Sebagai bentuk komitmennya atas visi yang

diterapkan, perusahaan ini telah mengekspor kain printing ke beberapa negara

seperti Belanda dan Jerman. Selain itu pasar lokal seperti Bandung dan Jakarta

menjadi pangsa yang meminati beberapa kain motif PT Kusumahadi Santoso.

Sebagai organisasi kekaryaan yang mempunyai karyawan 1.259 orang

kusumahadi santoso senantiasa menjaga hubungan komunikasi pekerjaan

antara atasan dan bawahan, agar karyawan merasa nyaman sehingga

menghasilkan kinerja yang baik, menurut pengamatan penulis seperti adanya

absen khusus bagi karyawan produksi yang langsung diawasi kepala bidang

masing-masing untuk menumbuhkan jiwa disiplin kerja, adanya job

descripsion yang jelas jika pekerjaan telah selesai karyawan tidak dibebani

pekerjaan lain, berbeda dengan beberapa perusahaan sejenis.

Redding (1972) pernah menyatakan bahwa iklim komunikasi

organisasi jauh lebih penting daripada keterampilan atau teknik-teknik

komunikasi semata-mata dalam menciptakan suatu organisasi yang efektif.

Penciptaan iklim komunikasi yang baik tidak selalu dengan hal-hal

yang besar dan formal. Namun, bisa berupa saling tegur sapa saat bertemu,

senyum sebagai ucapan selamat datang ketika karyawan datang, makan siang
commit tentang
bersama, bercanda dan bercakap to user banyak hal untuk memelihara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

lingkungan dirinya, selain itu dengan memberikan contoh baik kepada

bawahan dari atasan merupakan salah satu cara efektif untuk menumbuhkan

lingkungan kerja yang baik.

Seorang pimpinan diharapkan dapat menciptakan dan memelihara

suasana lingkungan kerja agar dapat menumbuhkan semangat dalam diri

karyawannya. Maka dari itu, dibutuhkan juga kerjasama yang baik antara

atasan dan bawahan serta sesama karyawan dalam melaksanakan setiap

pekerjaan yang ada.

Karyawan yang bekerja mempunyai dua peranan, yaitu sebagai

individu maupun sebagai anggota kelompok. Walaupun karyawan tersebut

mempunyai kesadaran pribadi dan keinginan, maka selama itu pula ia tidak

akan lepas dari pengaruh lingkungannya. Iklim positif tidak hanya

menguntungkan organisasi, melainkan juga penting bagi kehidupan manusia

yang berada dalam organisasi tersebut, Begitu sebaliknya iklim negatif

menjadikan anggota tidak berani berkomunikasi dengan terbuka sehingga

kenyamanan dalam lingkungan kerja tidak didapatkan.

Strategi komunikasi yang baik diperlukan untuk mengelola karyawan

agar dapat diajak bekerjasama mencapai tujuan organisasi, tujuan yang harus

dipahami oleh setiap pemimpin dari tingkat atas hingga tingkat bawah bahkan

oleh seluruh anggota organisasi.

Lingkungan kerja mempunyai fungsi penting bagi keberhasilan suatu


commit
organisasi, Lingkungan kerja yangtokondusif
user mempunyai kecenderungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

meningkatkan kinerja karyawan dan sebaliknya lingkungan yang kurang

kondusif dapat menghambat kinerja karyawan.

Berhasil atau tidaknya perusahaan dapat juga diperoleh oleh kesadaran

anggota perusahaan untuk memunculkan potensi mereka dalam wujud

aspiratif, semangat bekerjasama. Suasana saling menghargai dan terbuka

diantara sesama karyawan dapat digunakan juga untuk tetap menjaga

kekompakan organisasi tersebut.

Berdasarkan hal-hal tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian yaitu tentang sejauh mana pengaruh iklim komunikasi organisasi

terhadap kinerja karyawan di PT Kusumahadi Santoso pada divisi logistik.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pengamatan penulis tentang keadaan masyarakat

organisasi yang menjadi karyawan PT Kusumahadi Santoso, penulis

merumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah terdapat hubungan antara iklim komunikasi organisasi

terhadap kinerja karyawan di PT Kusumahadi Santoso divisi

Logistik?

2. Apakah terdapat hubungan antara tingkat pendidikan terhadap

kinerja karyawan di PT Kusumahadi Santoso divisi Logistik?

3. Faktor-faktor apa saja yang menjadi pendorong dan penghambat

kinerja karyawan di PT Kusumahadi Santoso divisi Logistik?


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Untuk mengetahui hubungan antara iklim komunikasi organisasi

terhadap kinerja karyawan di PT Kusumahadi Santoso divisi

Logistik

2. Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan terhadap

kinerja karyawan di PT Kusumahadi Santoso divisi Logistik

3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi pendorong dan

penghambat kinerja karyawan di PT Kusumahadi Santoso divisi

Logistik

1.4 Manfaat Penelitian

Penulis berharap bahwa skripsi ini dapat berguna bagi banyak orang

yaitu:

1. Diri sendiri

Skripsi ini dapat memberikan pengetahuan dan wawasan yang

obyektif bagi penulis tentang pentingnya iklim komunikasi

organisasi pada sebuah perusahaan.

2. Perusahaan

Skripsi ini dapat memberikan paparan yang jelas mengenai

keunggulan penerapan iklim komunikasi pada perusahaan dan

kelemahannya sehingga perusahaan ini dapat memperbaiki dan


commit
berkembang lebih lagi to user
di masa mendatang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1.5 Kajian Teori

1.5.1 Komunikasi Organisasi

Komunikasi memegang peran yang sangat penting dalam kehidupan

umat manusia. Teori-teori komunikasi dapat membantu kita untuk

memahami apa itu komunikasi, bagaimana proses yang terkait di dalam,

hal-hal apakah yang dapat mempengaruhi suatu proses komunikasi, dan apa

saja pengaruh dari suatu proses komunikasi.

Edward Depari (Komunikasi dalam Organisasi), komunikasi adalah

proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang disampaikan

melalui lambang tertentu, mengandung arti, dilakukan oleh penyampaian

pesan ditujukan kepada penerima pesan (H.A.W. Widjaya, 2000: 13).

John R. Schemerhom (Managing Organizational Behavior),

komunikasi itu dapat diartikan sebagai proses antara pribadi dalam

mengirim dan menerima simbol-simbol yang berarti bagi kepentingan

mereka (H.A.W. Widjaya, 2000: 14).

Jadi bisa diambil kesimpulan, pada dasarnya komunikasi

merupakan suatu proses penyampaian informasi, ide, gagasan, harapan,

pesan, simbol-simbol, dan atau pendapat dari seseorang kepada orang lain.

Komunikasi juga dapat berupa proses pertukaran informasi, ide, gagasan,

harapan, pesan, simbol-simbol, dan/atau pendapat dari seseorang dengan

orang lain demi mencapai tujuan yang dikehendaki sesuai dengan

kepentingan. commit to user


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Organisasi dalam bahasa Indonesia atau organization dalam bahasa

Inggris bersumber pada perkataan latin organization yang berasal dari kata

kerja bahasa latin pula, organizare yang berarti to form as or into a whole

consisting of independent or coordinated parts (membentuk sebagai atau

menjadi keseluruhan dari bagian-bagian yang saling bergantung atau

terkoordinasi) (Onong Ucjhana, 2004: 141).

Untuk memahami hakikat suatu komunikasi perlu diketahui prinsip

dari komunikasi tersebut. Menurut Seiler (1988), ada empat prinsip dasar

dari komunikasi (Arni Muhammad, 2001: 19), yaitu:

a. Komunikasi adalah suatu proses


Komunikasi adalah suatu proses karena merupakan suatu seri
kegiatan yang terus menerus, yang tidak mempunyai permulaan
atau akhir dan selalu berubah-ubah. Komunikasi juga
melibatkan suatu variasi saling berhubungan yang kompleks
yang tidak pernah ada duplikat dalam cara yang persis sama
yaitu: saling hubungan diantara orang, lingkungan,
keterampilan, sikap, status, pengalaman, dan perasaan,
semuanya menentukan komunikasi yang terjadi pada suatu
waktu tertentu;
b. Komunikasi adalah sistem
Komunikasi terdiri dari beberapa komponen dan masing-masing
komponen tersebut mempunyai tugasnya masing-masing. Tugas
dari masing komponen itu berhubungan satu sama lain untuk
menghasilkan suatu komunikasi;
c. Komunikasi bersifat interaksi dan transaksi
Yang dimaksud dengan istilah interaksi adalah saling bertukar
komunikasi. Misalnya seseorang berbicara kepada temannya
mengenai sesuatu, kemudian temannya yang mendengar
memberikan reaksi atau komentar terhadap apa yang sedang
dibicarakan itu.
d. Banyak dalam percakapan tatap muka kita terlibat dalam proses
pengiriman pesan secara simultan tidak terpisah seperti contoh
diatas. Dalam commit
keadaantodemikian
user komunikasi tersebut bersifat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

transaksi. Sambil menyandikan pesan kita juga


menginterpretasikan pesan yang kita terima;
e. Komunikasi dapat terjadi disengaja maupun tidak disengaja.
Komunikasi yang disengaja terjadi apabila pesan yang
mempunyai maksud tertentu dikirimkan kepada penerima yang
dimaksudkan. Tetapi apabila pesan yang tidak disengaja
dikirimkan atau tidak dimaksudkan untuk orang tertentu untuk
menerimanya maka itu dinamakan komunikasi tidak disengaja.

Pentingnya komunikasi bagi manusia tidaklah dapat dipungkiri

begitu juga halnya bagi suatu organisasi. Seperti yang dikatakan Arni

(2001), dengan adanya komunikasi yang baik suatu organisasi dapat

berjalan lancar dan berhasil dan begitu pula sebaliknya, kurangnya atau

tidak adanya komunikasi organisasi dapat macet atau berantakan.

Dari definisi tersebut dapat dilihat bahwa organisasi haruslah

melakukan komunikasi untuk mengkoordinasikan aktivitasnya demi

mencapai tujuan umumnya.

“Organizations are systems and subsystems or cosystems of

behavior that are interrelated, interdependent, and interacting rather than

chartable, linear, or static structures. Organizations are dynamic, living

entities that have been put together to accomplish some type of purpose they

are goal oriented” (Thomas E. Harris dan Mark D. Nelson, 2008: 19).

Pengertian dari Thomas E. Harris dan Mark D. Nelson tersebut di

atas bila diartikan ke dalam bahasa Indonesia adalah sebagai berikut,

“Organisasi adalah sistem dan subsistem atau cosystems perilaku yang

saling berhubungan, saling tergantung,


commit to userdan saling berinteraksi bukannya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

chartable, linier, atau struktur statis. Organisasi adalah dinamis, kesatuan

hidup yang telah bersama-sama ditempatkan untuk mencapai beberapa

bentuk tujuan, yaitu pencapaian yang diorientasikan.”

Definisi dan konsep kunci dari komunikasi organisasi, Goldhaber

(1986) memberikan definisi komunikasi organisasi berikut,

“Organizational communications is the process of creating and exchanging

messages within a network of interdepedent relationship to cope with

environmental uncertainty.” Atau dengan kata-kata lain komunikasi

organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu

jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi

lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah (Arni

Muhammad, 2001: 67).

Definisi ini mengandung tujuh konsep kunci yaitu:

1. Proses.
Suatu organisasi adalah suatu sistem terbuka yang dinamis yang
menciptakan dan saling menukar pesan diantara anggotanya.
Karena gejala menciptakan dan menukar informasi ini berjalan
terus-menerus dan tidak ada henti-hentinya maka dikatakan
sebagai suatu proses;
2. Pesan.
Yang dimaksud dengan pesan adalah susunan simbol yang
penuh arti tentang orang, objek kejadian yang dihasilkan oleh
interaksi dengan orang. Untuk berkomunikasi seseorang harus
sanggup menyusun suatu gambaran mental, memberi gambaran
itu nama dan mengembangkan suatu perasaan terhadapnya.
Komunikasi tersebut efektif kalau pesan yang dikirimkan itu
diartikan sama dengan apa yang dimaksudkan oleh si pengirim;
3. Jaringan.
Organisasi terdiri dari
commit satu seri orang yang tiap-tiapnya
to user
menduduki posisi atau peranan tertentu dalam organisasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

10

Ciptaan dan pertukaran pesan dari orang-orang ini sesamanya


terjadi melewati suatu set jalan kecil yang dinamakan jaringan
komunikasi;
4. Keadaan saling tergantung.
Hal ini telah menjadi sifat dari suatu organisasi yang merupakan
suatu sistem terbuka. Bila suatu bagian dari organisasi
mengalami gangguan maka akan berpengaruh kepada bagian
lainnya dan mungkin juga kepada seluruh sistem organisasi;
5. Hubungan.
Hubungan manusia dalam organisasi berkisar mulai dari yang
sederhana yaitu hubungan diantara dua orang atau dyadic
sampai kepada hubungan yang kompleks, yaitu hubungan dari
kelompok-kelompok kecil, maupun besar, dalam organisasi.
Thayer membedakan hubungan ini menjadi hubungan yang
bersifat individual, kelompok, dan hubungan organisasi;
6. Lingkungan.
Yang dimaksudkan dengan lingkungan adalah semua totalitas
secara fisik dan faktor sosial yang diperhitungkan dalam
pembuatan keputusan mengenai individu dalam suatu sistem;
7. Ketidakpastian.
Yang dimaksud dengan ketidakpastian adalah perbedaan
informasi yang tersedia dengan informasi yang diharapkan.

Dalam jalur komunikasi dibagi menjadi dua, keduanya mempunyai

hubungan yang menarik yaitu jaringan komunikasi formal dengan jaringan

komunikasi informal, jaringan komunikasi formal kurang memberikan

kepuasan kepada anggota organisasi terhadap anggota organisasi. Maka,

jaringan komunikasi informal dapat mengembangkan kontak informal

dengan desas-desus yang berkembang tersebut.

Sebaliknya, informasi yang relevan diberikan melalui jaringan

komunikasi formal. Penjelasan dari kedua jenis jaringan tersebut

dikembangkan dalam komunikasi organisasi (Arni Muhammad, 2001:

107-126): commit to user


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

11

a. Jalur komunikasi formal


Bila pesan mengalir melalui jalur resmi yang ditentukan oleh
hirarki organisasi atau lebih fungsi pekerjaan maka pesan itu
menurut jaringan komunikasi formal. Komunikasi ini biasanya
mengalir dari atas ke bawah atau dari bawah ke atas atau dari
tingkat yang sama secara horizontal.
Ada tiga bentuk utama dari pesan dalam jaringan

komunikasi formal yang mengikuti garis komunikasi yang

digambarkan sebagai berikut:

1) Komunikasi ke bawah (downward communication)


Komunikasi menunjukkan arus pesan yang
mengalir dari atasan/pimpinan kepada bawahannya.
Kebanyakan komunikasi ini digunakan untuk
menyampaikan pesan-pesan yang berkenaan dengan
tugas-tugas pemeliharaan. Pesan tersebut biasanya
berhubungan dengan pengarahan, tujuan, disiplin,
perintah, pertanyaan dan kebijaksanaan umum.
Menurut Arni (2001) tipe komunikasi ke bawah

secara umum dapat diklasifikasikan ke dalam lima tipe

sebagai berikut:

a) Instruksi tugas, yaitu pesan yang disampaikan


kepada bawahan mengenai apa yang diharapkan
dilakukan oleh mereka dan bagaimana cara
melakukannya. Bentuknya bisa berupa perintah
langsung, diskripsi tugas, prosedur manual, program
latihan, alat-alat bantu melihat dan mendengar yang
berisi pesan tugas dan sebagainya
b) Rasional, yaitu pesan yang menjelaskan mengenai
tujuan aktivitas dan bagaimana kaitan aktivitas itu
dengan aktivitas lain dalam organisasi/obyektif
organisasi. Kualitas dan kuantitias dari komunikasi
rasional ditentukan oleh filosofi dan asumsi
pimpinan bawahannya
c) Ideologi, yaitu merupakan perluasan dari pesan
rasional yang menekankan pada penjelasan tugas
commit
dengan to userorganisasi. Sedangkan pada pesan
perspektif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

12

ideologi mencari sokongan dan antusias dari anggota


guna memperkuat loyalitas, moral, dan motivasi
d) Informasi, yaitu memperkenalkan kepada bawahan
pada praktik-praktik organisasi, peraturan-peraturan
organisasi, keuntungan, kebiasaan dan data lain yang
tidak berhubungan dengan intruksi dan rasional
e) Balikan, yaitu pesan yang berisi informasi mengenai
ketetapan individu dalam melakukan pekerjaannya

2) Komunikasi ke atas (upward communication)


Apabila pesan mengalir dari bawahan ke atasan
tujuannya untuk memberikan balikan, memberi saran
dan mengajukan pertanyaan. Komunikasi ini
mempunyai efek pada penyempurnaan moral dan sikap
karyawan.
Menurut Pace (1989) komunikasi ke atas

mempunyai beberapa fungsi atau nilai sebagai berikut:

a) Dengan adanya komunikasi ke atas supervisor dapat


mengetahui kapan bawahannya siap untuk diberi
informasi dari atasan
b) Arus komunikasi ke atas memberikan informasi yang
berharga bagi pembuat keputusan
c) Komunikasi ke atas memperkuat apresiasi dan
loyalitas karyawan terhadap organisasi
d) Komunikasi ke atas membolehkan, bahkan
mendorong desas-desus muncul dan membiarkan
supervisor mengetahuinya
e) Komunikasi ke atas menjadikan supervisor dapat
menentukan apakah bawahan menangkap arti seperti
yang dimaksud dari arus informasi ke bawah
f) Komunikasi ke atas membantu karyawan mengatasi
masalah pekerjaan mereka dan memperkuat
keterlibatan dalam tugas organisasi

3) Komunikasi horizontal (horizontal communication)


Komunikasi ini secara mendatar, antar anggota
staf dengan staf, karyawan dengan karyawan, atasan
dengan atasan dan sebagainya. Komunikasi ini bersifat
tidak formal mereka berkomunikasi satu sama lain
bukan pada
commit waktu mereka sedang bekerja, melainkan
to user
pada saat istirahat atau waktu pulang kerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

13

b. Jalur komunikasi informal


Bila karyawan berkomunikasi dengan yang lainnya tanpa
memperhatikan posisi mereka dalam organisasi, maka
pengarahan arus informasi bersifat pribadi. Kalaupun ada
mungkin sedikit, karena komunikasi informal ini menyebabkan
informasi pribadi muncul dari interaksi diantara orang-orang
dan mengalir ke seluruh organisasi tanpa dapat diperkirakan.
Jaringan komunikasi ini lebih dikenal dengan desas-desus
(grapevine) atau kabar angin.
Dalam komunikasi grapenive cenderung berisi laporan

rahasia mengenai kejadian orang dan tidak secara resmi,

berkenaan dengan apa yang didengar atau apa yang dikatakan.

Namun, grapenive membawa informasi yang bermanfaat bagi

organisasi.

Komunikasi informal dapat berperan lebih banyak untuk

memberikan beberapa solusi karena sifat dan bentuknya yang

fleksibel serta bisa terjadi dimana saja. Adapun struktur dalam

komunikasi informal sebagai bentuk pendukung dari

komunikasi informal dicirikan oleh beberapa faktor sebagai

berikut (Alo Liliweri, 2004: 73-74)

1. Hubungan antarpersonal maupun kelompok tidak teratur


secara formal (tidak ada prosedur tetap)
2. Tidak mempunyai bagan organisasi yang menunjukkan
bagaimana seharusnya para personel maupun kelompok
dalam organisasi berinteraksi satu dengan yang lain
3. Struktur ini terbentuk kalau organisasi membutuhkan,
seringkali bermanfaat membantu setiap kegiatan karena
anggotanya selalu siap dan kapan dan dimana saja
4. Sebagaimana yang tegaskan oleh Hebert Simon bahwa
struktur informal sering membentuk sebuah “organisasi
informal”commit
karenatorelasi
user antarpersonal yang terbentuk itu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

14

dapat mempengaruhi pengambilan keputusan meskipun


hubungan-hubungan itu tidak diatur dalam skema formal
5. Sebagaimana ditegaskan oleh Sanford bahwa struktur
informal itu berfungsi untuk memenuhi:
a) kebutuhan sosial (pengakuan, kekuasaan, status)
b) kontrol sosial (pengembangan norma dan tekanan
kelompok)
c) komunikasi (cepat menjawab perbagai persoalan
dalam keadaan sulit)
6. Struktur informal sering menjadi benalu (benalu
komunikasi) karena dapat menghambat komunikasi
formal dalam organisasi, karena beberapa faktor:
a) Acapkali membawa informasi yang tidak tepat
kedalam saluran formal
b) Melipatgandakan pesan kemudian dipindahkan
dengan cara yang semakin cepat
c) Menampilkan rumor, sebab dengan langkah ini
informasi cepat ditanggapi oleh sasaran komunikasi
(komunikan)
d) Lebih akurasi mengalihkan informasi daripada
melalui saluran resmi
e) Aktivitasnya meningkat secara eksponensial oleh
sejumlah orang dalam organisasi
f) Mudah digunakan oleh para karyawan yang berasal
dari budaya atau kebiasaan melakukan rumor
g) Terjadi dalam organisasi kalau sekretarisnya lemah
atau tidak berperan sebagai penjaga gawang
informasi dalam organisasi
1.5.2 Iklim Komunikasi Organisasi

Iklim komunikasi merupakan suatu citra makro, abstrak, dan

gabungan dari suatu fenomena global yang disebut komunikasi organisasi.

Dennis (1975) mengemukakan iklim komunikasi sebagai kualitas

pengalaman yang bersifat objektif mengenai lingkungan internal organisasi,

yang mencakup persepsi anggota terhadap pesan dan hubungan pesan

dengan kejadian yang terjadi di dalam organisasi (Arni Muhammad, 2001:

86). commit to user


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

15

Mengenai konsep dari iklim organisasi para ahli belum memiliki

kesepakatan yang sama. Namun demikian sudah ada hal-hal yang umum

disepakati, dan juga belum disepakati, antara lain :

a. Jame dan Jones membedakan iklim psikologis yang dipersepsi

individu mengenai organisasi dengan iklim organisasi yang

menunjuk kepada ciri global dari lingkungan organisasi yang

mencolok mata anggota.

b. Juga ada persetujuan bahwa iklim lebih bersifat deskriptif

daripada afektif atau evaluatif.

c. Juga diterima secara umum bahwa iklim timbul dari dan

diperkuat oleh praktik organisasi yang mungkin terbatas pada

aktivitas yang sistematis dan yang telah menjadi kebiasaan yang

mendalam, serta penting oleh organisasi atau anggotanya.

d. Ada ketidaksepakatan mengenai bagaimana iklim itu secara

umum. Beberapa peneliti menduga bahwa suatu set dimensi

atau pernyataan yang deskriptif dapat digunakan untuk

mencirikan iklim dan sistem.

e. Juga diperdebatkan apakah iklim itu konsep yang objektif atau

subjektif.

f. Diperkirakan bahwa iklim organisasi mempengaruhi tingkah

laku anggota organisasi.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

16

g. Iklim juga mempunyai pertalian dengan kultur organisasi.

Secara umum iklim kelihatannya adalah satu bentuk bukan

suatu pengganti kultur.

Sedangkan Payne dan Pugh (1976) mendefinisikan iklim organisasi

sebagai suatu konsep yang merefleksikan isi dan kekuatan dari nilai-nilai

umum, norma, sikap, tingkah laku dan perasaan anggota terhadap suatu

sistem sosial. Selanjutnya, Litwin dan Stringers (1968) memberikan

dimensi iklim organisasi sebagai berikut :

a. Rasa tanggung jawab.

b. Standar atau harapan tentang kualitas pekerjaan.

c. Ganjaran atau reward.

d. Rasa persaudaraan.

e. Semangat tim.

Iklim komunikasi dalam organisasi meliputi persepsi mengenai

pesan dan peristiwa yang berhubungan dengan pesan yang terjadi dalam

organisasi. Jadi, Pentingnya komunikasi bagi suatu organisasi untuk

mendorong dalam mengerjakan tugas-tugas, menyediakan informasi yang

terbuka dan cukup tentang organisasi sebagai proses interaksi para anggota

organisasi.

Jadi secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa iklim organisasi

dapat dipelajari dengan mengobservasi jumlah otonomi secara individual,


commit
kebebasan yang dialami oleh to usertingkat dan kejelasan struktur dan
individu,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

17

posisi yang dibebankan kepada pekerja, orientasi ganjaran dari organisasi

dan banyaknya sokongan serta kehangatan yang diberikan kepada pekerja.

Ada hubungan yang sirkuler antara iklim organisasi dengan iklim

komunikasi. Tingkah laku komunikasi mengarahkan pada perkembangan

iklim, diantaranya iklim organisasi. Iklim organisasi dipengaruhi oleh

bermacam-macam cara anggota organisasi bertingkah laku dan

berkomunikasi. Iklim komunikasi yang penuh persaudaraan mendorong

para anggota organisasi berkomunikasi secara terbuka, rileks, ramah tamah

dengan anggota lain. Sedangkan iklim yang negatif menjadikan anggota

tidak berani berkomunikasi secara terbuka dan penuh rasa persaudaraan.

(Arni Muhammad, 2001: 85).

Jika dihubungkan dengan suatu perusahaan atau organisasi, maka

komunikasi merupakan alat yang digunakan setiap individu yang dimulai

dari pimpinan, karyawan, hingga pada tingkat paling bawah. Di dalamnya

juga termasuk komunikasi interpersonal, yaitu proses pertukaran informasi

di antara seseorang atau lebih dapat diketahui langsung umpan balik

(feedback), komunikasi tersebut baik dilakukan secara formal maupun

informal, digunakan dalam beragam interaksi.

Pace dan Faules dalam bukunya mengatakan bahwa iklim

komunikasi organisasi merupakan fungsi kegiatan yang terdapat dalam

organisasi untuk menunjukkan kepada anggota organisasi bahwa organisasi


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

18

tersebut mempercayai mereka dan memberi mereka kebebasan dalam

mengambil resiko (Pace dan Faules, 2001: 154).

Redding juga mengemukakan lima dimensi penting bahwa iklim

komunikasi lebih luas dari persepsi karyawan terhadap kualitas hubungan

dan komunikasi organisasi (Arni Muhammad, 2001: 85):

a. Supportiveness, atau bawahan mengamati bahwa hubungan


komunikasi mereka dengan atasan membantu mereka
membangun dan menjaga perasaan diri berharga dan penting.
b. Partisipasi membuat keputusan
c. Kepercayaan, dapat dipercaya, dan dapat menyimpan rahasia
d. Keterbukaan dan keterusterangan
e. Tujuan kinerja yang tinggi, pada tingkat man tujuan kinerja
dikomunikasikan dengan jelas kepada anggota organisasi
1.5.3 Kinerja Karyawan

Kinerja sumber daya manusia karyawan berasal dari job

performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi

sesungguhnya yang dicapai seseorang) (Mangkunegara, 2005: 9). Dalam

bukunya Anwar Prabu Mangkunegara menyimpulkan bahwa kinerja adalah

prestasi kerja atau hasil kerja baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai

karyawan per satuan periode waktu dalam melaksanakan tugas kerjanya

sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Suatu penelitian telah memperlihatkan bahwa suatu lingkungan

kerja yang menyenangkan penting untuk mendorong tingkat kinerja

karyawan yang produktif. Dalam interaksi sehari-hari, antara karyawan

atasan dan bawahan, berbagai asumsi dan harapan lain muncul. Ketika
commit serangkaian
atasan dan bawahan membentuk to user asumsi dan harapan mereka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

19

sendiri yang sering agak berbeda, perbedaan-perbedaan ini yang akhirnya

berpengaruh pada tingkat kinerja. Menurut Rivai dan Basri (2004), Kinerja

adalah hasil seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam

melaksanakan tugas, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau

kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama.

Penilaian kinerja sendiri memiliki beberapa pengertian yaitu:

a. Suatu sistem formal dan terstruktur yang mengukur, menilai,

dan mempengaruhi sifat-sifat yang berkaitan dengan pekerjaan,

perilaku, dan hasil, termasuk tingkat ketidakhadiran. Seperti

yang dikutik Schuler dan Jackson (1996: 3) fokusnya adalah

untuk mengetahui seberapa produktif seorang karyawan dan

apakah ia bisa berkinerja sama atau lebih efektif pada masa yang

akan datang, sehingga karyawan, organisasi, dan masyarakat

semuanya memperoleh manfaat.

b. Pencapaian tujuan yang telah ditetapkan merupakan salah satu

tolak ukur kerja individu. Menurut Robbins (1996) yang dikutip

oleh Rivai dan Basri dalam bukunya yang berjudul performance

apprasial, pada halaman 15 menyatakan bahwa ada tiga kriteria

dalam melakukan penilaian kinerja individu yaitu:

1) Tugas individu

2) Perilaku individu

3) dan Ciricommit to user


individu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

20

Suatu kinerja individu dapat ditingkatkan apabila ada kesesuaian

antara pekerjaan dan kemampuan. Kinerja individu sendiri dipengaruhi

oleh kepuasan kerja. Kepuasan kerja itu sendiri adalah perasaan individu

terhadap pekerjaannya. Perasaan ini berupa suatu hasil penilaian mengenai

seberapa jauh pekerjaannya secara keseluruhan mampu memuaskan

kebutuhannya. Dalam hal ini dibutuhkan suatu evaluasi, yang kemudian

dikenal dengan penilaian kinerja.

Penilaian kinerja merupakan metode mengevaluasi dan menghargai

kinerja karyawan yang paling umum digunakan. Dalam penilaiannya

melibatkan komunikasi dua arah antara pengirim pesan dengan penerima

pesan sehingga komunikasi dapat berjalan dengan baik. Penilaian ini

dilakukan untuk memberitahu karyawan apa yang diharapkan pengawas

untuk membangun pemahaman yang lebih baik satu sama lain

Manfaat menurut Rivai dan Basri (2004) penilaian kinerja bagi

semua pihak adalah agar mereka mengetahui manfaat yang dapat mereka

harapkan, berikut pihak-pihak yang berkepentingan dalam penilaian

kinerja:

a. Orang yang dinilai (karyawan)

b. Penilai (atasan, supervisor, pimpinan, manajer, konsultan)

c. Perusahaan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

21

Beberapa manfaat bagi orang yang dinilai (karyawan), keuntungan

pelaksanaan penilaian kinerja adalah (Rivai dan Basri, 2004: 58), yakni:

a. Meningkatkan motivasi
b. Meningkatkan kepuasan hidup
c. Adanya kejelasan standar hasil yang diterapkan mereka
d. Umpan balik dari kinerja lalu yang kurang akurat dan
konstruktif
e. Pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan menjadi lebih
besar
f. Pengembangan tentang pengetahuan dan kelemahan menjadi
lebih besar, membangun kekuatan dan mengurangi kelemahan
semaksimal mungkin
g. Adanya kesempatan untuk berkomunikasi ke atas
h. Peningkatan pengertian tentang nilai pribadi
i. Kesempatan untuk mendiskusikan permasalahan pekerjaan dan
bagaimana mereka mengatasinya
j. Suatu pemahaman jelas dari apa yang diharapkan dan apa yang
perlu untuk dilaksanakan untuk mencapai harapan tersebut
k. Adanya pandangan yang lebih jelas tentang konteks pekerjaan
l. Kesempatan untuk mendiskusikan cita-cita dan bimbingan
apapun dorongan atau pelatihan yang diperlukan untuk
memenuhi cita-cita karyawan
m. Meningkatkan hubungan yang harmonis dan aktif dengan atasan

Jadi, beberapa manfaat pelaksanaan penilaian diatas bagi karyawan

sebagai ajang untuk menunjukkan kinerja yang positif kepada perusahaan

agar perusahaan tahu potensi-potensi karyawannya.

Manfaat bagi penilai (atasan, supervisor, pimpinan, manajer,

konsultan), sebagai pelaksanaan penilaian kinerja (Rivai dan Basri, 2004:

60) adalah:

a. Kesempatan untuk mengukur dan mengidentifikasikan


kecenderungan kinerja karyawan untuk perbaikan manajemen
selanjutnya
b. Kesempatan untuk mengembangkan
commit to user suatu pandangan umum
tentang pekerjaan individu dan departemen yang lengkap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

22

c. Memberikan peluang untuk mengembangkan sistem


pengawasan baik untuk pekerjaan manajer sendiri, maupun
pekerjaan dari bawahannya
d. Identifikasi gagasan untuk peningkatan tentang nilai pribadi
e. Peningkatan kepuasan kerja
f. Pemahaman yang lebih baik terhadap karyawan, tentang rasa
takut, rasa grogi, harapan, dan aspirasi mereka
g. Meningkatkan kepuasan kerja baik terhadap karyawan dari para
manajer maupun dari para karyawan
h. Kesempatan untuk menjelaskan tujuan dan prioritas penilai
dengan memberikan pandangan yang lebih baik terhadap
bagaimana mereka dapat memberikan kontribusi yang lebih
besar kepada perusahaan
i. Meningkatkan rasa harga diri yang kuat diantara manajer dan
juga para karyawan, karena telah berhasil mendekatkan ide dari
karyawan dengan ide para manajer
j. Sebagai media untuk mengurangi kesenjangan antara sasaran
individu dengan sasaran kelompok atau sasaran departemen
SDM atau sasaran perusahaan
k. Kesempatan bagi para manajer untuk menjelaskan pada
karyawan apa yang sebenarnya diingikan oleh perusahaan dari
para karyawan sehingga para karyawan dapat mengukur dirinya,
menempatkan dirinya, dan berjasa sesuai dengan harapan dari
manajer
l. Sebagai media untuk meningkatkan interpersonal relationship
atau hubungan antara pribadi antara karyawan dan manajer
m. Dapat sebagai sarana meningkatkan motivasi karyawan dengan
lebih memusatkan perhatian kepada mereka secara pribadi
n. Merupakan kesempatan berharga bagi manajer agar dapat
menilai kembali apa yang telah dilakukan sehingga ada
kemungkinan merevisi target atau menyusun prioritas kembali
o. Bisa mengidentifikasikan kesempatan untuk rotasi atau
perubahan tugas karyawan

Sebagai penilai yaitu atasan tentu mempunyai manfaat lebih dari

sekedar tahu kinerja karyawannya, manajer juga dapat mengetahui karakter

beberapa karyawannya sehingga dapat dijadikan referensi ketika hendak

memberikan tugas kepada karyawan serta beberapa potensi karyawannya.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

23

Manfaat bagi perusahaan, manfaat penilaian (Rivai dan Basri, 2004:

62) antara lain:

a. Perbaikan seluruh simpul unit-unit yang ada dalam perusahaan


b. Meningkatkan pandangan secara luas menyangkut tugas yang
dilakukan oleh masing-masing karyawan
c. Meningkatkan kualitas komunikasi
d. Meningkatkan motivasi karyawan secara keseluruhan
e. Meningkatkan keharmonisan hubungan dalam pencapaian
tujuan perusahaan
f. Peningkatan segi pengawasan melekat dari setiap kegiatan yang
dilakukan oleh setiap karyawan
g. Harapan dan pandangan jangka panjang dapat dikembangkan
h. Untuk mengenali lebih jelas pelatihan dan pengembangan yang
dibutuhkan
i. Kemampuan menemui kenali setiap permasalahan
j. Sebagai sarana penyampaian pesan bahwa karyawan itu
dihargai oleh perusahaan
k. Budaya perusahaan menjadi mapan. Setiap kelalaian dan
ketidakjelasan dalam membina sistem dan prosedur dapat
dihindarkan dan kebiasaan yang baik dapat diciptakan dan
dipertahankan
l. Karyawan yang potensil dan memungkinkan untuk menjadi
pimpinan perusahaan atau sedikitnya yang dapat dipromosikan
menjadi lebih mudah terlihat, mudah diidentifikasikan, mudah
dikembangkan lebih lanjut, dan memungkinkan peningkatan
tanggung jawab secara kuat
m. Jika penilaian kinerja ini telah melembaga dan keuntungan yang
diperoleh perusahaan menjadi lebih besar, penilaian kinerja
akan menjadi salah satu sarana yang paling utama dalam
meningkatkan kinerja perusahaan.

Menurut A. Dale Timpe, dalam buku Mangkunergara faktor-faktor


kinerja terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal (Mangkunegara,
2005: 9)
a. Faktor Internal
Faktor yang dihubungkan dengan sifat-sifat seseorang. Secara
psikologis, individu yang normal adalah indvidu yang memiliki
integritas yang tinggi antara fungsi antara fungsi psikis (rohani)
dan fisik. Pada umumnya individu yang mampu bekerja dengan
commitapabila
penuh konsentrasi to user ia memiliki tingkat intelegensi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

24

minimal normal (average, above average, superior, very


superior, dan gifted) dengan tingkat kecerdasan emosi baik.
b. Faktor Ekternal
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang yang
berasal dari lingkungan. Faktor lingkungan yang dimaksud
antara lain jabatan yang jelas, otoritas yang memadai, target
kerja yang menantang, pola komunikasi kerja efektif, hubungan
kerja harmonis, iklim kerja yang respek dan dinamis, peluang
berkarier, dan fasilitas kerja yang relatif memadai.
1.5.4 Tingkat Pendidikan

Menurut Frederick J.Mc Donald dan M.J. Langeveld, pendidikan

adalah suatu proses atau kegiatan yang diarahkan untuk mengubah

kebiasaan (behavior) manusia. Menurut Juhn Dewey, pendidikan

merupakan salah satu proses pembaharuan makna pengalaman. Hal ini

mungkin akan terjadi di dalam pergaulan biasa atau pergaulan orang dewasa

dengan orang muda. Bahkan, mungkin pula terjadi secara sengaja dan

dilembagakan untuk menghasilkan kesinambungan sosial. Proses ini

melibatkan pengawasan dan perkembangan dari orang yang belum dewasa

dan kelompok tempat dia hidup.

Pendidikan sangatlah penting peranannya dalam kehidupan

bermasyarakat. Dengan memiliki pendidikan yang cukup maka seseorang

akan mengetahui mana yang baik dan mana yang dapat menjadikan

seseorang menjadi berguna baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang

lain yang membutuhkannya. Pendidikan menurut Soerjono Soekanto

(1969) merupakan suatu alat yang akan membina dan mendorong seseorang

untuk berfikir secara rasional maupun


commit logis, dapat meningkatkan kesadaran
to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

25

untuk menggunakan waktu sebaik-baiknya (seefektif dan seefisien

mungkin) dengan menyerap banyak pengalaman mengenai keahlian dan

keterampilan sehingga menjadi cepat tanggap terhadap gejala-gejala sosial

yang terjadi.

Berdasarkan beberapa definisi tersebut, bisa disimpulkan bahwa

pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan seluruh aspek yang ada

di dalam kehidupan ini, baik orang terdekat, masyarakat ataupun

lembaga-lembaga yang ada, baik yang terjadi secara formal maupun

nonformal dengan tujuan untuk mengubah kebiasaan tidak baik menjadi

kebiasaan baik yang terjadi selama untuk memperbaiki kualitas diri menjadi

lebih baik dan mampu menjawab tantangan di masa depan.

1.5.5 Hubungan Iklim Komunikasi Organisasi dan Kinerja Karyawan

Iklim komunikasi organisasi yang baik sangat berpengaruh pada

karyawan, baik itu sebagai motivasi untuk meningkat kinerjanya atau untuk

pengembangan pribadi dan perilakunya karena memberikan rasa percaya

diri yang tinggi. Dengan demikian tingkat usaha yang dihasilkanpun

menjadi tinggi. Adapun usaha yang harus dilakukan itu ialah aktivitas,

langkah-langkah, kualitas, dan waktu (Frantz, 1998). Hal itu terbentuk dari

aliran komunikasi yang terjadi didalam perusahaan baik dari informasi yang

diterima maupun kejadian-kejadian yang dipersepsikan oleh karyawan

yang secara tidak langsung akan mempengaruhi cara kerja mereka.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

26

Iklim komunikasi organisasi mempengaruhi cara hidup manusia,

bagaimana kegiatan kinerjanya, bagaimana perkembangannya, apa yang

ingin dicapai dan bagaimana cara menyesuaikan diri dengan organisasi.

Iklim komunikasi organisasi menjembatani praktek sumber daya manusia

dengan produktivitasnya, mereka menerangkan bahwa bila sebuah

organisasi melaksanakan suatu rencana mungkin muncul suatu perubahan

dalam iklim komunikasi organisasi, bisa terjadi pada kinerja atau

produktivitas karyawan.

1.6 Hipotesa

Hipotesa adalah suatu diagram tetapi bukan pernyataan yang benar

karena harus dibuktikan melalui proses penelitian yang dihubungkan oleh

pernyataan yang dihubungkan oleh dua variabel atau lebih.

Adapun hipotesa yang dikemukakan dalam penelitian ini, yaitu :

1. Adanya hubungan yang signifikan iklim komunikasi organisasi

terhadap kinerja karyawan di PT Kusumahadi Santoso divisi logistik.

2. Adanya hubungan yang signifikan tingkat pendidikan terhadap kinerja

karyawan di PT Kusumahadi Santoso divisi logistik.

3. Ada beberapa hal yang mempengaruhi iklim komunikasi organisasi

terhadap kinerja karyawan di PT Kusumahadi Santoso divisi logistik.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

27

1.7 Kerangka Berpikir

Agar penelitian ini bisa dilaksanakan dengan lancar dan mengarah

analisisnya pada tujuan, perlu dikembangkan kerangka pikir yang akan

digunakan dalam penelitian ini. Secara singkat kerangka pikir penelitian ini

dapat digambarkan dengan skema sebagai berikut:

Keterangan:

1. Iklim Komunikasi Organisasi, indikatornya:

a. Supportiveness

b. Partisipasi membuat keputusan

c. Kepercayaan

d. Keterbukaan dan keterusterangan

2. Kinerja Karyawan, indikatornya:

a. Kepercayaan kinerja

b. Kegiatan kinerja

c. commit todalam
Kelancaran komunikasi user kinerja organisasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

28

3. Tingkat Pendidikan, indikatornya:

a. Pendidikan

1.8 Definisi Konseptual dan Operasional

1.8.1 Definisi Konseptual

Untuk menghindari perbedaan penafsiran atau pengertian tentang

variabel-variabel penelitian yang akan diuji, antara konsep peneliti dengan

konsep pembaca, perlu adanya definisi konseptual. Definisi konseptual

adalah definisi yang dipakai peneliti untuk menggambarkan fenomena

sosial atau fenomena alami secara abstrak. Dalam penelitian ini ditetapkan

definisi konsepsional sebagai berikut:

a. Iklim komunikasi sebagai kualitas pengalaman yang bersifat

objektif mengenai lingkungan internal organisasi, yang

mencakup persepsi anggota terhadap pesan dan hubungan pesan

dengan kejadian yang terjadi di dalam organisasi (Arni

Muhammad, 2001: 86), dan indikatornya antara lain:

1) Supportiveness

2) Partisipasi membuat keputusan

3) Kepercayaan

4) Keterbukaan dan keterusterangan

b. Kinerja ialah kegiatan yang paling lazim dinilai dalam suatu

organisasi, yakni bagaimana seorang karyawan melakukan

segala sesuatu commit


yang to user
berhubungan dengan suatu pekerjaan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

29

jabatan, atau peranan dalam organisasi (Pace dan Faules 2001:

134), dan indikator dari kinerja karyawan antara lain:

1) Kepercayaan kinerja

2) Kegiatan kinerja

3) Kelancaran komunikasi dalam kinerja organisasi

c. Tingkat Pendidikan adalah kegiatan usaha sadar yang dilakukan

oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan

bimbingan, pengajaran, dan latihan yang berlangsung di sekolah

dan di luar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan

peserta didik agar dapat memainkan peran dalam berbagai

lingkungan hidup secara tetap untuk masa yang akan datang, dan

indikatornya, antara lain:

1) Pendidikan

1.8.2 Defisini Operasional

Variabel dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala likert

1 sampai 3, yaitu responden diminta untuk memberikan jawaban sejauh mana

pengaruh iklim komunikasi organisasi terhadap kinerja karyawan.

Pernyataan-pernyataan pada bagian ini terdiri dari dua tipe pernyataan, yaitu

pernyataan setiap jawaban diberi skor sebagai berikut: Sangat Setuju (SS)

diberi skor 3, Setuju (S) diberi skor 2, Tidak Setuju (TS) diberi skor 1. Dan

untuk pernyataan setiap jawaban diberi skor sebagai berikut: Iya (I) diberi

skor 3, Kadang-kadang (K)commit to user


diberi skor 2, Tidak (T) diberi skor 1.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

30

Adapun definisi operasional sebagai berikut:

1.8.2.1 Variabel Independen

Indikator Iklim Komunikasi Organisasi

1) Supportiveness

a) Informasi yang diterima dari bawahan dipandang cukup

penting oleh pimpinan

b) Pimpinan mendengarkan secara berkesinambungan dan

berpikir luas mengenai saran atau laporan masalah yang

diajukan anggota

2) Partisipasi membuat keputusan

a) Anggota diberi kesempatan untuk mengemukakan

pendapatnya dalam proses pengambilan keputusan yang

berhubungan dengan kebijakan organisasi

b) Anggota berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai

kebijakan organisasi yang relevan dengan kedudukannya

3) Kepercayaan

a) Atasan mempunyai kepercayaan kepada anggota

sehubungan dengan kemampuan melaksanakan tugas

b) Anggota memiliki kepercayaan kepada atasan maupun

sesama anggota organisasi sehubungan dengan

kemampuan menjalankan tugas keorganisasian


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

31

4) Keterbukaan dan Keterusterangan

a) Anggota dapat menerima informasi yang dapat

memudahkan dalam mengkoordinasikan tugas, baik

individu, antar anggota, antar bagian, maupun berkaitan

dengan publik, kecuali untuk informasi yang bersifat

rahasia

b) Pimpinan selalu mengkomunikasikan informasi yang

berkaitan dengan pelaksanaan tugas kepada seluruh

anggota, kecuali untuk informasi yang bersifat rahasia

1.8.2.2 Variabel Dependen

Indikator Kinerja Karyawan

1) Kepercayaan kinerja

a) Bertanggung jawab atas kedatangan barang produksi

atau non produksi dari supplier

b) Bertanggung jawab dengan pesanan barang produksi

atau non produksi yang diberikan divisi lain dalam

organisasi

2) Kegiatan kinerja

a) Kegiatan pengiriman barang produksi atau non produksi

ke divisi lain yang membutuhkan

b) Kegiatan informasi yang tersedia dan diterima antar


commit
divisi satu to user
dengan yang lain dalam organisasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

32

3) Kelancaran komunikasi dalam kinerja organisasi

a) Kelancaran dalam penggunaan media komunikasi yang

tersedia

b) Kelancaran komunikasi antar divisi satu dengan yang

lain dalam organisasi

1.8.2.3 Variabel Kontrol

Indikator Tingkat Pendidikan

1) Pendidikan

Tingkat pendidikan terakhir. Dan range-nya

a) Tamat Perguruan Tinggi

b) Tamat SMA

c) Tamat SLTP

1.9 Metodologi Penelitian

1.9.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif menggunakan metode

survey, penelitian dengan metode survey merupakan penelitian dengan

mengambil sampel dari populasi yang sebenarnya dimana pengumpulan data

pokoknya melalui kuisioner (Singarimbun, 1989: 107). Data pokok atau data

primer diperoleh dengan menggunakan kuisioner yang diberikan kepada

responden dan hasil jawaban dari kuisioner yang akan diolah guna pengujian

hipotesis yang disajikan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh


commit organisasi
mana pengaruh iklim komunikasi to user terhadap kinerja karyawan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

33

1.9.2 Lokasi Penelitian

Lokasi yang menjadi penelitian ini adalah PT Kusumahadi Santoso

pada divisi logistik. Perusahaan ini terletak di Jalan Raya Jaten Km

9,4 Solo, Jawa Tengah, Indonesia. Lokasi perusahaan ini yaitu di tepi

sebelah utara jalan raya yang menghubungkan jalan ke Solo dan

Tawangmangu.

Lokasi penelitian dipilih karena penulis melihat pemilik perusahaan

ini asli dari pribumi, melihat fenomena sekarang perusahaan yang

pemiliknya pribumi tidak banyak bertahan karena kalah bersaing dengan

pihak asing dengan beberapa faktornya. Tapi Kusumahadi Santoso dapat

bertahan bahkan cenderung stabil hingga saat ini.

1.9.3 Populasi dan Sampel

Populasi atau universe adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis

yang ciri-cirinya akan diduga (Singarimbun, 1989: 108). Pendapat Supranto

(1998), menyatakan bahwa populasi adalah kumpulan lengkap dari

elemen-elemen yang sejenis akan tetapi dapat dibedakan karena

karateristiknya. Populasi pada penelitian ini adalah karyawan divisi logistik

yang berjumlah 30 orang.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengambilan

sampel proporsi atau proposional sampling, atau sampel imbangan. Oleh

karena itu untuk memperoleh sampel yang representatif, pengambilan

subyek dari setiap strata commit to user


atau setiap wilayah ditentukan seimbang atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

34

sebanding dengan banyaknya subyek dalam masing-masing strata atau

wilayah (Suharsimi Arikunto, 1987: 112).

Dengan teknik pengambilan sampel proporsi atau proposional

sampling atau sampel imbangan ini, maka dari organisasi dapat diambil 15

orang sebagai sampel, dengan perincian sebagai berikut:

Tabel 1

Perincian Sampel dari PT Kusumahadi Santoso divisi logistik

Nomer Jabatan Sampel

1. Manajer 1

2. Kasie (Kepala Seksi) 3

3. Kasubsie 2

4. Fungsional 5

5. Operator Lapangan 4

Jumlah Total Sampel 15

1.9.4 Sumber Data

1.9.4.1 Sumber Primer

Yang menjadi data primer adalah data-data yang dihimpun

melalui kuesioner yang disebarkan kepada responden. Kuesioner

digunakan untuk mengumpulkan data pokok dalam memperoleh

informasi.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

35

1.9.4.2 Sumber Sekunder

Yang menjadi data sekunder dalam penelitian ini adalah

sejumlah data yang meliputi keterangan-keterangan yang diperoleh

melalui studi pustaka, termasuk literatur, dokumentasi dan

sumber-sumber lain yang berhubungan dengan permasalahan yang

diteliti.

1.9.5 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan di dalam penelitian ini

yaitu:

a. Kuesioner atau angket yaitu cara pengumpulan data dengan

menggunakan daftar pertanyaan atau isian terhadap objek yang

diteliti

b. Observasi yaitu pengumpulan data dengan cara terjun langsung

dan melihat langsung ke lapangan terhadap objek

c. Interview yaitu dengan wawancara langsung dengan berbagai

pihak, baik responden maupun pihak lain untuk memperoleh dan

melengkapi data yang dibutuhkan dalam penelitian.

d. Penelusuran literatur yaitu cara pengumpulan data dengan cara

melakukan kajian pustaka atas buku-buku maupun karya-karya

penulisan lainnya yang relevan dengan penelitian yang tengah

dilakukan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

36

1.9.6 Teknis Analisis Data

1.9.6.1 Korelasi Rank Kendall (t)

Untuk menguji hipotesis dalam penelitian atau untuk

mengetahui adanya pengaruh yang signifikan dan langsung antara

variabel iklim komunikasi organisasi terhadap variabel kinerja

karyawan dan variabel kinerja karyawan terhadap variabel kontrol,

maka digunakan alat analisis Korelasi Rank Kendall.

Rumus yang digunakan sebagai berikut:


pĖú =
1 1
− 1 − Ė2 − 1 − ú
2

(Siegel, 1997: 269)

Dimana

S = C-D

N = Jumlah Pengamatan

Untuk menetapkan rumus ini terlebih dahulu dicari nilai S

melalui perhitungan statistik. Setelah S didapat, langkah selanjutnya

menemukan nilai Tx, Ty dan Tz.

Nilai T dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:

= ∑ ( − 1)

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

37

t = Jumlah pengamatan yang mempunyai jenjang sama di dalam

variabel yang akan dicari.

1.9.6.2 Uji Signifikansi

Gunanya untuk menguji signifikansi Korelasi Rank Kendall.

Prosedur ujinya diberikan dalam tahap-tahap sebagai berikut:

Ho berarti tidak terdapat hubungan yang signifikansi antara

data populasi

Ha berarti terdapat hubungan yang signifikan antara data

populasi

Karena penelitian ini penelitian kuantitatif, maka dalam

penelitian ini data yang sudah terkumpul akan dianalisis dengan

teknik stastistik.

Untuk keperluan tingkat signifikannya atau taraf

kepercayaannya, yaitu sebesar 95% atau p = 0,05 dengan derajat

kebebasan N-2. Bila harga (t) hitung yang diperoleh lebih besar atau

sama dengan (t) pada tabel taraf kepercayaan 95% atau p = 0,05

maka hipotesis dapat diterima.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

2.1 SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PERUSAHAAN

PT Kusumahadi Santosa merupakan salah satu perusahaan

manufaktur yang bergerak di bidang industri tekstil. Perusahaan ini didirikan

pada tanggal 14 Mei 1980 oleh R.H. Santosa, Dra. Mariam S dan Suhendro

Bsc dengan akta notaris Maria Theresia Budi Santosa SH, dalam akte No. 141

tertanggal 25 Maret 1982. Dalam rangka pelaksanaan UU No.12 tahun 1970,

PT Kusumahadi Santosa telah mendapatkan surat persetujuan tetap untuk

mendapatkan fasilitas Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di bidang

industri tekstil yang berlokasi di Jalan Solo–Tawangmangu Km 9,4 Jaten,

Karanganyar, Surakarta, sesuai dengan surat BKPM pusat No.

105/I/PMDN/1983 tanggal 26 Juni 1983 dengan nomor kode 3211-03-03219

dan telah diperpanjang dengan BPKM pusat No. 840/A.I/1985 tanggal 13

November 1985 dan No. 575/III PMDN/1987 pada tanggal 16 November

1987 akte pendirian tanah PT Kusumahadi Santosa telah mendapatkan

pengesahan dari Departemen Kehakiman Republik Indonesia pada tanggal 31

Agustus 1987 dengan No. C2-55555.HT.01.01 dan akte perubahan No. 19

tanggal 7 Juli 1987. Akte perubahan tersebut mendapatkan pengesahan dari

Departemen Kehakiman Republik Indonesia pada tanggal 4 November 1989

dengan No.C2-10182.HT.01.04, berdasarkan keputusan Direktur Jenderal

commit to user pada tanggal 25 Oktober 1989.


Pajak No.1189/PKD/WDJ.08/KJ.1812/1989

38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

39

PT Kusumahadi Santosa telah dikukuhkan sebagai pengusaha kena

pajak mulai tanggal 25 Juli 1989. Keberadaan PT Kusumahadi Santosa

merupakan pengembangan usaha dari Danar Hadi Group yang merupakan

salah satu industri batik tulis, cap, dan garmen yang mendirikan PT

Kusumahadi Santosa yang bergerak dalam bidang pertenunan. Sehubungan

dengan meningkatnya usaha PT Kusumahadi Santosa serta keinginan untuk

mendapatkan benang sesuai keinginan maka pada tahun 1990, PT

Kusumahadi Santosa mengadakan perluasan dengan mendirikan anak

perusahaan yaitu PT Kusumaputra Santosa. Perusahaan ini didirikan dengan

tujuan agar dapat memenuhi kebutuhan benang terutama bagi kelangsungan

proses produksi PT Kusumahadi Santosa.

PT Kusumahadi Santosa adalah perusahaan berbentuk Perseroan

Terbatas yang dimiliki dan dikelola oleh pemilik dan tenaga-tenaga pribumi

sepenuhnya. Selain itu, saham-saham yang dimilkinya hanya berbedar di

lingkup keluarga saja, dengan anggota persero sebagai berikut:

a. R. H. Santosa

b. Danarsih Santosa

c. Dra. Mariam Sampurno

d. Soehendro Bsc.

Hasil produksi PT Kusumahadi Santosa berupa kain mentah (Grey),

kain cambrics (kain putih), kain printing (kain cetak), dan kain celup (dying).
commit
PT Kusumahadi Santosa dapat to user
diterima masyarakat, karena mutu kain yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

40

dihasilkan bagus, halus, dan penyusutan kainnya sedikit. Selain itu PT

Kusumahadi Santosa juga memiliki produk kain terbaik yang terus diproduksi

atas pesanan, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Dengan semakin

banyaknya permintaan atas pesanan tersebut, pada tahun 1990 PT

Kusumahadi Santosa mengadakan perluasan usaha dengan mendirikan anak

perusahaan, yaitu PT Kusumaputra Santosa. Produk yang dihasilkan oleh PT

Kusumaputra Santosa adalah benang yang merupakan bahan baku dalam

pembuatan kain di PT Kusumahadi Santosa. Bahan baku yang biasa

digunakan dalam proses produksi benang itu sendiri berasal dari cotton, rayon,

poliester, dan serat lainnya sesuai dengan pesanan. 60% dari hasil produksi PT

Kusumaputra Santosa digunakan sebagai bahan baku PT Kusumahadi

Santosa, sedang 40% sisanya merupakan produk yang akan dipasarkan ke luar

perusahaan.

2.2 TUJUAN PERUSAHAAN

Tekstil merupakan kebutuhan pokok setiap orang, sejak lahir sampai

mati, mudah menggikuti situasi, kondisi dan jamannya. Industri tekstil yang

relatif menarik banyak tenaga kerja selalau menjadi perintis industrialisasi

bagi negara yang sedang berkembang. Dengan pertumbuhan penduduk atau

ekonomi maka permintaan tekstil semakin meningkat tetapi persaingan juga

semakin ketat. Oleh karena itu PT Kusumahadi Santosa selalu waspada dan

siap menghadapi tantangan dengan selalu memperhatikan dan berusaha


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

41

memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan melalui peningkatan mutu,

pelayanan dan daya saing.

PT Kusumahadi Santosa didirikan dengan tujuan sebagai berikut :

1. Membantu pemerintah dalam rangka menunjang pembangunan,

khususnya dalam bidang pengadaan sandang untuk kebutuhan

masyarakat.

2. Ikut serta mendukung program pemerintah dalam rangka

penciptaan lapangan kerja sehingga dapat meningkatkan taraf

hidup masyarakat.

3. Memperoleh keuntungan yang diharapkan dari kegiatan dan

operasi yang dilakukan oleh perusahaan.

4. Membantu pendapatan daerah setempat.

5. Meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi untuk memenuhi

kebutuhan sandang dan menyesuaikannya dengan selera pasar.

6. Menciptakan suatu iklim persaingan usaha yang sehat untuk

memicu peningkatan mutu produk sehingga dapat bersaing di

dalam pasar yang lebih luas.

7. Meningkatkan sumber daya manusia yang berlatih, disiplin yang

tinggi, mampu bekerja keras dalam menghadapi ketatnya

persaingan di bidang tekstil.

8. Dengan mutu hasil produksi yang baik, diharapkan dapat menjadi


commit
salah satu kompetitor to user
dalam usaha perdagangan yang lebih luas,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

42

sehingga dapat diterima tidak hanya di Indonesia tetapi juga di

negara-negara lainnya

2.3 LOKASI PERUSAHAAN

Lokasi perusahaan merupakan faktor penting untuk perkembangan

dan tercapainya tujuan yang diinginkan perusahaan. PT Kusumahadi Santosa

terletak di bagian timur kota Solo kurang lebih 10 km dari pusat kota,

tepatnya di Jl. Raya Solo-Tawangmangu Km 9,4 Jaten, Karanganyar,

Surakarta dengan luas areal tanah sebagai berikut :

- Luas tanah bangunan : 70.986 m2

- Luas bangunan kantor : 12.245 m2

- Luas tanah : 47.140 m2

- Luas perumahan : 41.140 m2

Pemilihan lokasi PT Kusumahadi Santosa dapat dikatakan strategis

apabila dilihat dari faktor-faktor berikut :

1. Tenaga kerja

Lokasi perusahaan terletak di beberapa kecamatan, antara lain

Karanganayar, Mojolaban, dan Tasikmadu sehingga tidak

terlalu sulit dalam memperoleh tenaga kerja dari lingkungan

sekitar yang sesuai dengan keinginan perusahaan.

2. Transportasi

Sarana transportasi untuk pemasaran maupun supply bahan


commitjalur
baku mudah karena to user
transportasi darat, laut dan udara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

43

sudah cukup memadai serta dekat dengan lokasi perusahaan,

yaitu bandara udara Adi Sumarmo dan pelabuhan Tanjung Mas

Semarang.

3. Bahan Baku

PT Kusumahadi Santosa memperoleh sebagian bahan baku dari

PT Kusumaputra Santosa, dari pemasok-pemasok di daerah

Surakarta dan sebagian dari luar negeri.

Letak perusahaan yang strategis memungkinkan mendatangkan

bahan baku dalam waktu yang tepat dan memudahkan

pengangkutan suku cadang yang umumnya berasal dari luar

negeri.

4. Sumber Energi

Sumber energi yang dimaksud adalah air dan listrik, dimana

sumber daya tersebut cukup mudah didapat karena memliki

pengelola air sendiri untuk proses dan dekat dengan gardu

listrik, sehingga lokasi perusahaan dikatakan cukup strategis

apabila ditinjau dari segi energi.

5. Perijinan perusahaan

Perijinan dalam mendirikan perusahaan tidak terlalu sulit,

karena di daerah ini telah ada beberapa perusahaan yang telah

berdiri sebelum PT Kusumahadi Santosa dan dianggap cocok


commit
sebagai kawasan to user
industri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

44

6. Umah Minimum Regional (UMR)

Biaya hidup di Surakarta relatif rendah, sehingga UMR yang

ditetapkan pemerintah dapat dikatakan rendah bila

dibandingkan dengan kawasan industri lain, seperti Jakarta,

Semarang, Surabaya dan sebagainya.

7. Pengembangan Perusahaan

Masih tersedianya lahan dengan harga tanah yang relatif murah

dan didapatnya keuntungan lain seperti yang telah disebutkan

diatas, sehingga perluasan pabrik masih mungkin dilakukan.

A A
B C’

B K
E I J

F L
G
M N O U
R
H O K
O
A
P O
V

W
O
A
Q Z
G H P K

Q1 Q1 Q O
commit to user
Aa Ab C
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

45

GAMBAR 1.1

Denah/Lay out PT. Kususmahadi Santosa

dan PT. Kusumaputra Santosa

Keterangan gambar:

A : Pos Satpam

Aa : Gudang bahan baku

Ab : Departemen Spinning

B : Deparetemen Personalia

C : Kantor Personalia

C1 : Departemen Pemasaran

D : Poliklinik

E : Kantor PPC

F : Kantor SPSI

G : Kantin

H : Mushola

H1 : Kantor Kepala Divisi

I : Departemen Weaving I

J : Departemen Pretreatment/ Finishing

K : Tempat parker

L : UPL Biologi

M : Gudang kain printing

N : Sumber air commit to user


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

46

O : Boiler

P : Tempat istirahat (bale-bale)

Q : Departemen Utility

Q1 : Bengkel

R : Gudang Kain Grey

S : Inspecting Departemen Weaving I

T : Gudang Bahan Baku Departemen Printing

U : Gardu Listrik

V : Laboratorium UPL

W : UPL Kimia-Fisika

X : Departemen Printing

Y : Departemen Weaving II

Z : Dapur

2.4 STRUKTUR ORGANISASI

Struktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan

pola tetap hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau

posisi-posisi, maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas,

wewenang dan tanggungjawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi.

Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) sesuai

dengan akte Notaris Maria Theresia Budi Santosa, maka susunan pengurus

PT Kusumahadi Santosa adalah sebagai berikut :

Dewan Komisaris commit to user


: R.H. Santosa Daellah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

47

Hj. Danarsih Santosa

Hj. Diana Hariadi, SE

H. Dian Santosa

Ir. Soemarmo, Msc

Direktur Utama : Dewanto Kusuma Wibowo, SE

Wakil Direktur Utama : Ir. Sofian, MBA

Direktur Pemasaran : Ir. Etti Soebanario, MM

Kepala Divisi Produksi : Ir. Budihardjo

Kepala Divisi Pemasaran I : Ir. Linda Sitompul

Kepala Devisi Pemasaran II : Fairus Zabadi

Manajer Logistik : Suratman, SE

Manajer Umum dan Personalia : Wahyu Cahyo Wibowo, SE, SH

Manajer Keuangan : Murdjono, SE

Manajer Spinning : Sumantoro

Manajer Weaving I & II : Ndondon Hartono

Manajer Pretreatment : Rizal MK

Manajer Persiapan Printing : Yusuf Wijayanto

Manajer Produksi Printing : Agus Wuryanto

Manajer Desainer : Drodjol Purwanto

Manajer EDP : Deddy Setiabudi

Manajer Pemasaran I : Rachmat S

Manajer Pemasaran IIcommit to user


: Ir. Didik Sulartono
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

48

Struktur organisasi PT Kusumaputra Santosa dan PT Kusumahadi

Santosa tahun 2008-2010 dapat dilihat pada gambar berikut :

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

49

2.5 DESKRIPSI JABATAN

Deskripsi jabatan merupakan pernyataan tertulis dari apa yang

dilakukan oleh seorang pemangku jabatan, bagaimana pekerjaan itu

dilakukan, dan mengapa dilakukan. Dari struktur organisasi yang telah

dikemukakan diatas, maka deskripsi jabatan PT Kusumahadi Santosa adalah

sebagai berikut

1. Pemegang Saham

Pemegang saham merupakan orang-orang yang mempunyai hak

dalam kepemilikan perusahaan. Dalam kegiatan operasional,

pemilik saham memiliki wewenang penuh dalam rangka

pengangkatan dan pemberhentian anggota komisaris melalui Rapat

Umum Pemegang Saham (RUPS) yang diadakan minimal sekali

dalam setahun.

2. Dewan Komisaris

Dewan komisaris merupakan badan tertinggi dalam organisasi

perusahaan yang anggotanya diangkat dan diberhentikan oleh

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Adapun tugas dan

tanggung jawab Dewan Komisaris sebagai berikut :

a. Mengawasi dan menertibkan pelaksanaan tujuan perusahaan

berdasarkan kebijakan umum yang telah ditetapkan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

50

b. Memberikan penilaian dan mewakili para pemegang saham

atas pengesahan neraca dan perhitungan rugi laba tahunan

serta laporan-laporan yang disampaikan oleh direksi.

c. Mempertimbangkan dan menyetujui rancangan anggaran

perusahaan dan rencana kerja untuk tahun buku baru yang

diusulkan oleh direksi.

d. Menandatangani surat-surat penting sesuai dengan wewenang

yang telah ditetapkan dalam anggaran dasar perusahaan.

e. Mengusahakan agar tujuan-tujuan perusahaan seperti yang

tercantum dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah

Tangga.

f. Menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham dalam hal

pembebasan tugas dan kewajiban direksi.

g. Berdasarkan perkembangan yang terjadi, Dewan Komisaris

bertugas menyempurnakan kembali kebijakan-kebijakan

umum perusahaan yang telah ditetapkan.

3. Direktur Utama

Direktur Utama merupakan pejabat tertinggi yang bertugas

memimpin, mengawasi, serta menilai hasil sasaran perusahaan dan

dalam pelaksanaan tugasnya bersama-sama dengan wakil direktur

dan direktur-direktur lain yang berada dibawahnya, yaitu :


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

51

Tugas dan tanggung jawab Direktur Utama adalah :

a. Merumuskan arah tujuan perusahaan melalui kebijakan dan

ketetapan perusahaan.

b. Memimpin rapat direksi dan mengkoordinasikan rencana

yang diusulkan para direktur dengan memperhatikan

kebijakan umum perusahaan yang telah ditetapkan.

c. Bersama direksi lain mempunyai wewenang mengangkat

para pejabat perusahaan.

d. Mempertanggung jawabkan seluruh hasil kegiatan

perusahaan yang telah terlaksana kepada Dewan

Komisaris.

4. Wakil Direktur Utama

Wakil Direktur Utama bertugas membantu Direktur Utama dalam

melaksanakan tugas harian.

5. Direktur Pemasaran

Direktur pemasaran bertanggung jawab langsung kepada Direktur

Utama dan membawahi Kepala Divisi Pemasaran I & II. Tugas

dan tanggung jawab Direktur Pemasaran adaalah sebagai berikut :

a. Membuat kontrak penjualan dengan pembeli luar negeri

dan dalam negeri.

b. Menetapkan rencana penjualan jangka pendek dan jangka

panjang. commit to user


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

52

c. Melaporkan realisasi rencana penjualan bulanan kepada

Direktur Utama pada saat rapat direksi.

d. Mengembangkan pangsa pasar baik dari dalam negeri

maupun luar negeri.

6. Kepala Divisi Produksi

Kepala Divisi Produksi bertanggung jawab langsung kepada

Direktur Produksi. Tugas dan tanggung jawab Kepala Divisi

Produksi adalah sebagai berikut :

a. Merencanakan, mengatur, dan mengawasi pengadaan

bahan produksi serta barang-barang lain untuk menjamin

kelancaran proses produksi sesuai pesanan dari bagian

pemasaran.

b. Senantiasa mengikuti perkembangan produksi dan

mengusahakan agar diadakan peningkatan baik dalam hal

kualitas maupun kuantitas produk yang dihasilkan.

Selain itu, Kepala Divisi Produksi juga berkewajiban

untuk mengkoordinasi dan mengawasi bawahannya, yaitu:

1) Manajer Spinning, bertanggung jawab atas kualitas

dan proses produksi pemintalan secara keseluruhan,

merencanakan besarnya volume produksi, dan

mengawasi pelaksanaan produksi menurut standar.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

53

2) Manajer Weaving 1 dan 2, bertanggung jawab atas

proses produksi penenunan secara keseluruhan.

3) Manajer Pretreatment (finishing), bertanggung

jawab menyempurnakan kain yang telah selesai

diproduksi oleh bagian tenun atau weaving.

4) Manajer Persiapan Printing, bertanggung jawab

mempersiapkan segala proses persiapan di

departemen printing.

5) Manajer Produksi Printing, bertanggung jawab atas

berlangsungnya proses produksi printing.

6) Manajer Desainer, bertanggung jawab mendesain

atau merancang motif kain yang akan diproduksi.

7. Kepala Divisi Pemasaran

Kepala Divisi Pemasaran bertanggung jawab langsung kepada

Direktur Pemasaran dan membawahi langsung Manajer

Pemasaran. Tugas dan tanggung jawab Kepala Divisi Pemasaran

adalah sebagai berikut :

a. Membawahi langsung Manajer Pemasaran yang

bertanggung jawab mengelola dan memasarkan barang-

barang hasil produksi untuk dipasarkan baik untuk

pangsa pasar dalam negeri maupun luar negeri.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

54

b. Mencari costumer, membuat kontrak penjualan, dan

membuat rencana penjualan baik jangka pendek maupun

jangka panjang.

c. Menentukan strategi pemasaran yang menyangkut

pendistribusian, packaging, promosi, dan penentuan

potongan harga.

8. Bagian Umum dan Keuangan

a. Manajer Logistik

Manajer Logistik merupakan bagian dari Bagian Umum

dan Keuangan. Memiliki tanggung jawab dalam hal

pengadaan barang, mengawasi kelancaran pengadaan

barang, dan memenuhi perbekalan untuk kebutuhan

perusahaan secara umum.

b. Manajer Umum dan Personalia

Bertanggung jawab langsung kepada Kepala Divisi Umum

dan Keuangan. Memiliki tanggung jawab sebagai berikut :

1) Memperlancar perkembangan perusahaan dan

kesejahteraan pegawai serta menentukan urusan

kepegawaian.

2) Mencari dan menyeleksi tenaga kerja yang sesuai

dengan spesifikasi dan kebutuhan;


commit to administrasi
3) Melakukan user kepegawaian;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

55

4) Melakukan pembayaran gaji pegawai; dan

5) Mengadakan hubungan dengan pihak luar untuk

hal-hal tertentu, misalnya PKL, penelitian, dan

lainnya.

c. Manajer Keuangan dan Akuntansi

Manajer Keuangan dan Akuntansi memiliki tanggung

jawab sebagai berikut :

1) Mengurusi bidang keuangan (sirkulasi dalam

perusahaan)

2) Melakukan pembayaran gaji kepada karyawan.

3) Menyalin laporan keuangan bagi pihak yang

bersangkutan dalam perusahaan.

d. Manajer EDP

Bertanggung jawab dalam memproses berbagai data yang

ada dalam perusahaan.

e. Manajer Utility

Bertanggung jawab langsung kepada Direktur Produksi

dan bertugas memelihara mesin dan pengadaan diesel serta

listrik yang akan digunakan untuk kelangsungan proses

produksi.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

56

f. Kepala Seksi (Kasie)

Bertanggung jawab kepada manajer atas pekerjaan yang

dilaksanakan dan membawahi langsung karyawan.

g. Kepala Urusan (Kaur)

Bertanggung jawab untuk memberikan laporan kepada

kepala seksi dan mengurusi semua masalah yang ditemui

di lapangan serta turun langsung ke lapangan.

h. Kepala Regu (Karu) atau Group Leader

Bertanggung jawab kepada Kepala Urusan dan mengurusi

masalah di lapangan serta turun langsung di lapangan.

2.6 KETENAGAKERJAAN

PT Kusumahadi Santosa dalam menjalankan operasionalnya

mempunyai tenaga kerja sebanyak 1259 orang, yang terdiri dari karyawan

dari masing-masing departemen. Berikut jumlah tenaga kerja PT Kusumahadi

Santosa.

Jumlah Tenaga Kerja PT Kusumahadi Santosa Periode 2006

Departemen Laki – Laki Perempuan Jumlah

Weaving I 191 166 357

Weaving II 125 159 284

PPC 1 2 3

Printing 244 46 290


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

57

Finishing 81 20 101

Utility 59 1 60

Pemasaran 58 5 63

Pemasaran Printing 3 3 6

Logistik 11 5 16

Akuntansi 8 5 13

Umum dll. 60 6 66

Jumlah 841 418 1259

1. Pengaturan Waktu dan Tenaga Kerja

PT Kusumahadi Santosa menetapkan waktu kerja 8 jam sehari atau

40 jam seminggunya sesuai dengan UU No.1 Tahun 1951 Jo. UU No. 12 /

1987, dengan pembagian sebagai berikut :

a. Shift Produksi

1) Shift Pagi : 06.00 – 14.00

2) Shift Siang : 14.00 – 22.00

3) Shift Malam : 22.00 – 06.00

4) Waktu Istirahat : 60 menit

b. Shift Keamanan

1) Shift Pagi : 07.00 – 14.00

2) Shift Siang : 15.00 – 23.00

3) Shift Malam : 23.00 – 07.00


commit to user
4) Waktu Istirahat : 60 menit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

58

c. Normal Shift / Sopir

Waktu Istirahat : 60 menit

d. Pekerja non Shift

1) Senin s/d Jumat : 08.00 – 16.30

2) Waktu Istirahat : 60 menit

3) Sabtu : 08.00 – 11.00 (tanpa istirahat)

Pada hari Jumat waktu istirahat 90 menit untuk semua karyawan.

2. Kerja Lembur

Kerja lembur merupakan kerja yang dilakukan oleh karyawan di

luar jam kerja mereka. Perusahaan meminta karyawan untuk melakukan

kerja lembur dengan pertimbangan dan ketentuan sebagai berikut :

a. Setiap karyawan yang bekerja lebih dari 7 jam per hari atau 40 jam

dalam seminggu, maka kelebihan jam kerja dari batas tersebut

diperhitungkan sebagai kerja lembur.

b. Kerja lembur hanya dibenarkan atas perintah atau persetujuan

perusahaan atau pimpinan yang berwenang. Bagi karyawan yang

bekerja lembur tanpa perintah atau persetujuan dari pihak yang

berwenang, maka tidak akan mendapat upah lembur.

c. Kerja lembur dilakukan jika terdapat pekerjaan yang tidak mungkin

diselesaikan dalam jam kerja normal dan memerlukan penyelesaian

segera untuk kepentingan kelancaran produksi.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

59

3. Pengupahan

a. Dasar Pengupahan

Upah yang diberikan pada PT Kusumahadi Santosa telah

disesuaikan dengan standar kerja 7 jam sehari atau 40 jam dalam

waktu seminggu sebesar Upah Minimum Regional (UMR) yang

berlaku.

b. Sistem Pengupahan

Sistem yang diterapkan dalam pengupahan karyawan PT

Kusumahadi Santosa adalah menggunakan upah harian yang

didasarkan pada perhitungan jumlah hari kerja dalam satu bulan dan

upah bulanan yang dibayarkan kepada staf setelah bekerja satu bulan

dan dibayarkan setiap akhir bulan.

c. Kesejahteraan Karyawan

PT Kusumahadi Santosa menyediakan fasilitas dan jaminan untuk

para karyawan, staf, dan pimpinan perusahaan, antara lain :

1) Perusahaan menyediakan poliklinik dan dokter di perusahaan.

2) Karyawan beserta keluarga dapat berobat ke dokter perusahaan

secara gratis.

3) Perusahaan memberikan servis makan gratis waktu jam istirahat.

4) Perusahaan menyediakan koperasi karyawan.

5) Perusahaan membantu biaya sakit, kelahiran dan pernikahan.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

60

6) Perusahaan memberikan pakaian seragam 2 stel setiap tahun bagi

karyawan.

2.7 DIVISI LOGISTIK

Divisi logistik atau bagian umum sebutan dalam beberapa perusahaan,

bukan merupakan sebagai ujung tombak dalam perusahaan tetapi divisi

logistik cukup vital pengaruhnya terutama dalam mengatur organisasi ke

dalam antar divisi satu sama lain untuk saling berkoordinasi dalam memenuhi

beberapa kebutuhan divisi yang bersangkutan.

Dalam PT Kusumahadi Santoso divisi logistik termasuk ke dalam

bagian umum dan keuangan, pekerjaan utamanya menyalani segala

kebutuhan perusahaan dari barang untuk produksi sampai urusan rumah

tangga perusahaan, divisi logistik dalam PT Kusumahadi Santoso dipimpin

seorang manajer logistik dengan dibantu tiga kasie (kepala seksi) yang

mempunyai beberapa bawahan yaitu kepala seksi pembelian 1 (satu) yang

meliputi pembelian suku cadang spare part, kepala seksi pembelian 2 (dua)

yang meliputi pembelian bahan pembantu, chemical pelumas, ATK, dan

cleaner, serta kepala seksi gudang logistik dibantu kepala sub seksi serta

bagian administrasi yang dipimpin kepala sub seksi administrasi.

Pekerjaan utama bagian logistik dipimpin seorang kepala seksi seperti

yang telah dijelaskan diatas mempunyai 3 (tiga) alur pekerjaan dengan jenis

pekerjaan yang mempunyai tanggung jawab masing-masing sebagai berikut:


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

61

1. Bagian pengadaan

Pada bagian pengadaan dipimpin oleh 2 (dua) kepala seksi,

kepala kepala seksi pembelian satu yang meliputi pembelian suku

cadang spare part dan kepala seksi pembelian dua meliputi

pembelian bahan pembantu, chemical pelumas, ATK, dan cleaner.

Tugas pertama menerima memilah jenis-jenis kebutuhan yang di

minta setiap divisi, kemudian mengelompokkan menjadi dua yang

berbeda, setelah selesai mengelompokkan mencari supplier untuk

membandingkan harga-harga yang paling terjangkau melalui tahap

lelang setelah mendapat surat pembelian dari divisi lain dan

mendapat persetujuan manager logistik dan kepala divisi produksi.

Bagian pengadaan ini mempunyai hak kepada supplier

mana yang akhirnya dipilih setelah melewati proses lelang dengan

harga paling terjangkau dan kualitas baik, walaupun untuk

beberapa bahan baku yang sifatnya penting selalu menggunakan

supplier yang sama untuk menghindari perbedaan hasil sehingga

dalam proses produksi tetap terjaga kualitasnya.

2. Bagian gudang

Bagian gudang ini bertugas menyimpan barang dan

kebutuhan perusahaan lain yang datang dari supplier ataupun

sebagai stock yang sewaktu-waktu dibutuhkan. Bagian gudang


commit
dipimpin oleh seorang to user
kepala seksi dan dibantu seorang kepala sub
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

62

seksi yang baru berjalan tiga tahun ini mengingat pekerjaan yang

cukup banyak dan berada di dua tempat yang berbeda sehingga

ditambah jabatan kepala sub seksi, sebelum barang yang

dibutuhkan divisi yang membutuhkan diantar oleh bagian gudang

diperlukan bukti laporan pembelian sebagai syarat kebenaran

bahwa divisi itu membeli barang tersebut, kemudian bukti laporan

pembelian itu yang diberikan kepada bagian administrasi untuk

diproses selanjutnya.

3. Bagian administrasi

Bagian administrasi dipimpin oleh seorang kepala sub seksi

dibantu tiga bawahan bertugas menyelesaikan bukti pembelian

yang diberikan bagian gudang untuk selanjutnya melaporkan

kembali kepada manager logistik dan disetujui kepala divisi

produksi sebelum diberikan kembali kepala supplier sebagai

pelunasan, sistem pembayaran yang dilakukan PT Kusumahadi

Santoso kepada supplier-nya menggunakan sistem tempo dari 3-5

bulan sesuai kesepakatan bersama.

Jam kerja seluruh karyawan bagian logistik termasuk dalam pekerja

non shift karena pekerjaan utamanya melayani permintaan kebutuhan dari

divisi lain serta berhubungan langsung dengan supplier dan tidak

berhubungan langsung dengan poses produksi kecuali ada pekerjaan lembur

yang harus dikerjakan seperticommit to user


menunggu kedatangan supplier yang terlambat,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

63

menyelesaikan dan memilah beberapa barang yang dibutuhkan divisi lain dan

sebagainya, jam kerja bagian logistik:

Senin s/d Jumat : 08.00 – 16.30

Waktu Istirahat : 60 menit

Sabtu : 08.00 – 11.00 (tanpa istirahat) khusus untuk bagian

gudang selesai pukul 13.00

Jumat waktu istirahat 90 menit untuk semua karyawan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

64

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

65

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB III

PENYAJIAN DATA DAN ANALISA IKLIM KOMUNIKASI

ORGANISASI

Pada bab ini akan mendeskripsikan tentang penyajian data yang

berkaitan dengan variabel iklim komunikasi organisasi yang diperoleh dari

jawaban responden melalui penyebaran angket atau kuesioner. Untuk lebih

jelasnya maka dibawah ini penulis sajikan data dari hasil jawaban responden

tiap indikator, yaitu :

a. Supportiveness, yang diperoleh melaui jawaban pertanyaan nomor A1 dan

A2

b. Partisipasi membuat keputusan, yang diperoleh melaui jawaban

pertanyaan nomor A3 dan A4

c. Kepercayaan, yang diperoleh melaui jawaban pertanyaan nomor A5 dan

A6

d. Keterbukaan dan keterusterangan, yang diperoleh melaui jawaban

pertanyaan nomor A7 dan A8

Setiap pertanyaan diberi tiga alternatif jawaban dengan ketentuan

sebagai berikut :

a. Apabila responden menjawab Setuju memperoleh nilai 3

b. Apabila responden menjawab Cukup Setuju memperoleh nilai 2

c. Apabila responden menjawab Tidak Setuju memperoleh nilai 1


commit to user

66
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

67

Berikut tabulasi jawaban yang berhubungan dengan indikator-

indikator seperti diatas sesuai jawaban yang ada berdasarkan pertanyaan.

3.1 Supportiveness

Atau bawahan mengamati bahwa hubungan komunikasi dengan

atasan membantu mereka membangun dan menjaga perasaan diri berharga

dan penting. Untuk itu peneliti menanyakan pada responden apakah tingkat

supportiveness bawahan pada atasan tinggi atau belum (angket no A1 dan

A2). Hasil responden ditunjukkan sebagai berikut :

3.1.1 Informasi yang diterima dari bawahan dipandang cukup penting oleh

pimpinan

Tabel 2

Kepentingan Informasi Berhubungan dengan Pekerjaan

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Sangat Setuju 11 73,3

Setuju 4 26,7

Tidak Setuju 0 0

JUMLAH 15 100

Sumber : Diolah dari jawaban pertanyaan nomor A1

Pada hasil tabel diatas menunjukkan tingkat informasi yang diterima

dari bawahan dipandang cukup penting oleh pimpinan sehubungan dengan

pekerjaan, terlihat mayoritas jawaban responden 73,3% menjawab sangat

setuju.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

68

Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian dalam skripsi Indriana Putri

Nugraheni yang berjudul “Iklim Komunikasi Organisasi Dan Kepuasan

Komunikasi (Studi Perbandingan Antara Hubungan Iklim Komunikasi

Organisasi Dengan Kepuasan Komunikasi di Persatuan Panahan Indonesia

Pengurus Cabang Surakarta dan Cabang Klaten Tahun 2007)”, pada point

informasi yang diterima dari bawahan dipandang cukup penting untuk

dilaksanakan di Pengurus Cabang Persatuan Panahan Indonesia Cabang

Klaten (Pengcab Perpani Klaten), memperlihatkan hasil dari penelitiannya

yaitu 60% responden menyatakan setuju, 40% responden menyatakan cukup

setuju, pada pernyataan yang menyebutkan informasi yang diterima

dipandang cukup penting bagi pimpinan untuk dipertimbangkan atau

dilaksanakan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepada Bapak Suratman selaku

manager logistik, beliau mengatakan informasi apapun yang berasal dari

bawahan dalam beberapa kategori penting untuk dijadikan salah satu

masukan dalam menentukan suatu keputusan atau hanya sekedar informasi

yang dapat membangun suasana menjadi lebih baik.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

69

3.1.2 Pimpinan mendengarkan secara berkesinambungan dan berpikir luas

mengenai saran atau laporan masalah yang diajukan anggota

Tabel 3

Kategori Saran atau Laporan Masalah yang Diajukan Karyawan

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Sangat Setuju 8 53,3

Setuju 7 46,7

Tidak Setuju 0 0

JUMLAH 15 100

Sumber : Diolah dari jawaban pertanyaan nomor A2

Pada tabel diatas menunjukkan pimpinan mendengarkan secara

berkesinambungan dan berpikir luas mengenai saran atau laporan masalah

yang diajukan anggota, sebanyak 53,3% menjawab sangat setuju dengan

pertanyaan yang diajukan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan temuan dalam skripsi oleh M.

Irsyad Priok yang berjudul “Iklim Komunikasi Organisasi dan Disiplin Kerja

(Studi Korelasi Iklim Komunikasi Organisasi dan Disiplin Kerja)”, pada point

indikator mendengarkan dalam komunikasi keatas yang secara

berkesinambungan dan dikaji dengan pikiran yang luas baik saran atau

laporan masalah yang diajukan karyawan, memperlihatkan hasil dari

penelitiannya yaitu 43,90% jawaban responden sangat setuju, 46,34%


commit to user
jawaban responden setuju, kemudian 9,76% responden menjawab ragu-ragu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

70

Berdasarkan pengamatan peneliti di lapangan, seorang pemimpin atau

atasan dalam divisi logistik ini selalu mendengarkan pendapat baik secara

langsung atau tidak langsung dari bawahan mengenai organisasi walaupun

tidak semua saran dan laporan itu bisa ditanggapi sesuai dengan keinginan

bawahan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepada Bapak Suratman selaku

manajer logistik, beliau menyatakan bahwa setiap pimpinan selalu

mendengarkan pendapat anggota terlebih dahulu walau tidak semua pendapat

itu diterima dan disetujui setidaknya kesamaan hak dari anggota untuk

mengutarakan pendapat.

Untuk dapat mengetahui lebih lanjut secara keseluruhan indikator

tingkat supportiveness yang diwakili oleh pertanyaan nomer A.1 dan nomer

A.2, dapat dilihat dari jawaban responden yang diklasifikasikan dalam

kategori tinggi, sedang, dan rendah. Untuk mengetahui klasifikasi skor

jawaban, maka langkah pertama adalah memberikan jarak interval pada

masing-masing jawaban yang ditentukan. Selanjutnya adalah menentukan

jarak interval dari skor jawaban, adapun pengklasifikasian :

Tinggi, jika memiliki skor nilai 4,34 – 6;

Sedang, jika memiliki skor nilai 2,67 – 4,33;

Rendah, jika memiliki skor nilai 1 – 2,66.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

71

Tabel 4

Tingkat supportiveness di PT Kusumahadi Santoso divisi logistik

Nomer Penilaian atau Kategori Frekuensi Persentase (%)

1. Tinggi 13 86,67

2. Sedang 2 13,33

3. Rendah 0 0

Jumlah 15 100

Sumber: Data primer, kuesioner No. A.1 dan No. A.2

Dari pengkategorian tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat

supportiveness di PT Kusumahadi Santoso divisi logistik tergolong tinggi,

sebanyak 86,67% responden.

Hasil penelitian ini sesuai dengan temuan dalam skripsi oleh M.

Irsyad Priok yang berjudul “Iklim Komunikasi Organisasi dan Disiplin Kerja

(Studi Korelasi Iklim Komunikasi Organisasi dan Disiplin Kerja)”, pada point

indikator mendengarkan dalam komunikasi keatas, memperlihatkan hasil dari

penelitiannya yaitu 26,83% jawaban responden sangat setuju, 41,46%

jawaban responden setuju, kemudian 21,95% responden menjawab sedang,

7,32% dan 2,44% untuk responden jawaban rendah dan sangat rendah.

Berbeda dengan hasil temuan dalam skripsi oleh Indriana Putri

Nugraheni yang berjudul “Iklim Komunikasi Organisasi Dan Kepuasan

Komunikasi (Studi Perbandingan Antara Hubungan Iklim Komunikasi

Organisasi Dengan Kepuasan Komunikasi di Persatuan Panahan Indonesia


commit to user
Pengurus Cabang Surakarta dan Cabang Klaten Tahun 2007)”, pada point
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

72

indikator tingkat mendengarkan dalam komunikasi ke atas di Pengcab

Perpani Klaten, memperlihatkan hasil dari penelitiannya yaitu 30% jawaban

responden tergolong tinggi, 70% jawaban responden tergolong sedang.

Kemudian berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Suratman

selaku manajer logistik bahwa tingkat supportiveness dari perusahaan

tergolong baik, perusahaan sangat merasakan bahwa informasi yang diterima

dari bawahan dipandang cukup penting oleh pimpinan dan merasakan bahwa

pimpinan mendengarkan secara berkesinambungan mengenai saran atau

laporan dari bawahan, ini menunjukkan bahwa perusahaan dan karyawan

saling memberi pengaruh untuk perkembangan organisasi.

3.2 Partisipasi membuat keputusan

Partisipasi dalam pembuatan keputusan bersama yang dimaksud disini

keadaan dimana di semua tingkat dalam organisasi harus diajak

berkomunikasi mengenai semua masalah dalam semua wilayah kebijakan

organisasi yang relevan kedudukan mereka. Untuk itu peneliti menanyakan

kepada responden partisipasi dalam membuat keputusan bersama (angket no

A3 dan A4). Hasil dari responden sebagai berikut :

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

73

3.2.1 Anggota diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya dalam

proses pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kebijakan

organisasi

Tabel 5

Tingkat Partisipasi Memberikan Masukan kepada Atasan

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Sangat Setuju 10 66,7

Setuju 5 33,3

Tidak Setuju 0 0

JUMLAH 15 100

Sumber : Diolah dari jawaban pertanyaan nomor A3

Pada tabel tersebut menunjukkan bahwa anggota diberi kesempatan

untuk mengemukakan pendapat dalam proses pengambilan keputusan dan

berhubungan dengan kebijakan organisasi sebesar 66,7%.

Hasil penelitian ini sesuai dengan temuan dalam skripsi oleh M.

Irsyad Priok yang berjudul “Iklim Komunikasi Organisasi dan Disiplin Kerja

(Studi Korelasi Iklim Komunikasi Organisasi dan Disiplin Kerja)”, pada point

indikator partisipasi membuat keputusan pertanyaan karyawan mampu

memberikan masukkan dan melakukan konsultasi atas hambatan pekerjaan

dengan atasan termasuk proses pengambilan keputusan, memperlihatkan hasil

dari penelitiannya yaitu 46,34% jawaban responden tergolong sangat setuju

dan setuju, 7,32% jawaban responden ragu-ragu.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

74

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Sutomo selaku kepala

sub seksi gudang divisi logistik menyatakan setuju pada pernyataan yang

menyebutkan anggota diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya

dalam proses pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kebijakan

organisasi, walaupun tidak semua keinginan dari anggota disetujui oleh

atasan.

3.2.2 Anggota berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai kebijakan organisasi

yang relevan dengan kedudukannya

Tabel 6

Kategori Kemampuan Karyawan Berkomunikasi dan Berkonsultasi

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Sangat Setuju 8 53,3

Setuju 7 46,7

Tidak Setuju 0 0

JUMLAH 15 100

Sumber : Diolah dari jawaban pertanyaan nomor A4

Pada tabel tersebut menunjukkan bahwa anggota berkomunikasi dan

berkonsultasi mengenai kebijakan organisasi yang relevan dengan kedudukan

sebanyak 53,3%.

Hasil penelitian ini kurang lebih sesuai dengan temuan dalam skripsi

oleh M. Irsyad Priok yang berjudul “Iklim Komunikasi Organisasi dan

Disiplin Kerja (Studi Korelasi Iklim Komunikasi Organisasi dan Disiplin


commit to user
Kerja)”, pada point indikator partisipasi membuat keputusan karyawan harus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

75

dapat berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai kebijakan organisasi yang

relevan dengan kedudukannya, memperlihatkan hasil dari penelitiannya yaitu

51,22% jawaban responden tergolong sangat setuju dan 43,90% menjawab

setuju, kemudian 2,44% jawaban responden ragu-ragu dan tidak setuju.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Sutomo selaku kepala

sub seksi gudang divisi logistik bahwa alasan responden menyatakan setuju

pada pernyataan yang menyebutkan anda (responden) berkomunikasi dan

berkonsultasi mengenai kebijakan organisasi yang relevan dengan kedudukan

anda (responden) karena pimpinan perlu masukan dari anggota agar terjadi

kondisi yang baik.

Untuk dapat mengetahui lebih lanjut secara keseluruhan indikator

tingkat partisipasi membuat keputusan yang diwakili oleh pertanyaan nomer

A.3 dan nomer A.4, dapat dilihat dari jawaban responden yang

diklasifikasikan dalam kategori tinggi, sedang, dan rendah. Untuk mengetahui

klasifikasi skor jawaban, maka langkah pertama adalah memberikan jarak

interval pada masing-masing jawaban yang ditentukan. Selanjutnya adalah

menentukan jarak interval dari skor jawaban, adapun pengklasifikasian :

Tinggi, jika memiliki skor nilai 4,34 – 6;

Sedang, jika memiliki skor nilai 2,67 – 4,33;

Rendah, jika memiliki skor nilai 1 – 2,66.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

76

Tabel 7

Tingkat Partisipasi membuat keputusan di PT Kusumahadi Santoso divisi

logistik

Nomer Penilaian atau Kategori Frekuensi Persentase (%)

1. Tinggi 12 80

2. Sedang 3 20

3. Rendah 0 0

Jumlah 15 100

Sumber: Data primer, kuesioner No. A.3 dan No. A.4

Dari pengkategorian tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat

partisipasi membuat keputusan di PT Kusumahadi Santoso divisi logistik

tergolong tinggi, sebanyak 80% responden memiliki tingkat partisipasi

membuat keputusan yang tinggi.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian skripsi oleh M.

Irsyad Priok yang berjudul “Iklim Komunikasi Organisasi dan Disiplin Kerja

(Studi Korelasi Iklim Komunikasi Organisasi dan Disiplin Kerja)”, pada

indikator partisipasi dalam pembuatan bersama, memperlihatkan hasil dari

penelitiannya yaitu 10% jawaban responden tergolong sangat tinggi, 18%

jawaban responden tergolong tinggi, 11% jawaban responden tergolong

sedang dan 2% jawaban responden tergolong sangat rendah.

Hasil penelitian ini diperkuat dengan hasil penelitian skripsi oleh

Fautine Valent yang berjudul “Hubungan Iklim Komunikasi Organisasi


commit to user
dengan Kinerja Karyawan (Studi Employee Hubungan Iklim Komunikasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

77

Organisasi dengan Kinerja Karyawan di PT Inkha Beylan)”, Hal ini dapat

dibuktikan dengan hasil jawaban, sejumlah 76,63 % dari total responden

menyatakan setuju dan sangat setuju terhadap pertanyaan yang diajukan,

responden yang menjawab setuju 65,13% dan yang menjawab sangat setuju

12,5%.

Kemudian berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Sutomo selaku

kepala sub seksi divisi logistik bahwa karyawan diberi kesempatan dalam

partisipasi membuat keputusan atau hanya sekedar dimintai pendapat tentang

keputusan organisasi walaupun tidak semua pendapat dari karyawan selalu

dikabulkan oleh organisasi, ini menunjukkan bahwa perusahaan memberi

kesempatan kepada karyawan dalam setiap kebijakan yang akan dikeluarkan

organisasi.

3.3 Kepercayaan

Kepercayaan yang dibahas di sini adalah ada tidaknya rasa

kepercayaan dalam organisasi yang meliputi kepercayaan atasan pada

bawahannya juga sebaliknya. Untuk itu peneliti menanyakan pada responden

apakah tingkat kepercayaan atasan terhadap bawahannya juga sebaliknya

cukup tinggi atau belum (angket no A5 dan A6). Hasil responden sebagai

berikut :

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

78

3.3.1 Atasan mempunyai kepercayaan kepada anggota sehubungan dengan

kemampuan melaksanakan tugas

Tabel 8

Tingkat Kepercayaan Atasan Kepada Bawahan

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Sangat Setuju 8 53,3

Setuju 7 46,7

Tidak Setuju 0 0

JUMLAH 15 100

Sumber : Diolah dari jawaban pertanyaan nomor A5

Pada tabel tersebut menunjukkan tingkat kepercayaan atasan kepada

bawahannya sehubungan dengan tugas pekerjaan, terlihat mayoritas

responden menjawab 53,3% mengatakan sangat setuju pada tugas pekerjaan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan temuan dalam skripsi oleh M.

Irsyad Priok yang berjudul “Iklim Komunikasi Organisasi dan Disiplin Kerja

(Studi Korelasi Iklim Komunikasi Organisasi dan Disiplin Kerja)”, pada point

indikator kepercayaan atasan harus memberikan kepercayaan yang tinggi

kepada bawahan sehubungan dengan tugas pekerjaan, memperlihatkan hasil

dari penelitiannya yaitu 60,98% jawaban responden sangat setuju, 36,58%

jawaban responden setuju, kemudian 2,44% responden menjawab ragu-ragu.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Arif selaku kepala seksi

gudang divisi logistik menyatakan setuju pada pernyataan yang menyebutkan


commit to user
atasan mempunyai kepercayaan kepada anggota sehubungan dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

79

kemampuan melaksanakan tugas, diantaranya karena anggota merasa selama

ini ketika diberi kepercayaan oleh pimpinan, pimpinan juga selalu

memberikan saran pada anggota dalam melaksanakan tugas-tugasnya.

3.3.2 Anggota memiliki kepercayaan kepada atasan maupun sesama anggota

organisasi sehubungan dengan kemampuan menjalankan tugas

keorganisasian

Tabel 9

Tingkat Kepercayaan Bawahan Kepada Atasan

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Sangat Setuju 12 80

Setuju 3 20

Tidak Setuju 0 0

JUMLAH 15 100

Sumber : Diolah dari jawaban pertanyaan nomor A6

Pada tabel tersebut menunjukkan tingkat kepercayaan yang diberikan

bawahan kepada atasan. Mayoritas 80% menjawab sangat setuju terhadap

pernyataan apakah bawahan memiliki kepercayaan kepada atasan maupun

sesama anggota organisasi sehubungan dengan kemampuan menjalankan

tugas pekerjaan atau tidak.

Hasil penelitian ini kurang lebih sama dengan temuan dalam skripsi

oleh M. Irsyad Priok yang berjudul “Iklim Komunikasi Organisasi dan

Disiplin Kerja (Studi Korelasi Iklim Komunikasi Organisasi dan Disiplin


commit to user
Kerja)”, pada point indikator kepercayaan bawahan harus memiliki
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

80

kepercayaan yang tinggi kepada atasan sehubungan dengan kebijakan

pemberian tugas dan wewenang pengawasan tugas pekerjaan,

memperlihatkan hasil dari penelitiannya yaitu 43,90% jawaban responden

sangat setuju, 51,22% jawaban responden setuju, kemudian 2,44% responden

menjawab ragu-ragu dan tidak setuju.

Berdasarkan hasil tersebut, dapat diketahui kepercayaan pihak

bawahan terhadap atasan sudah baik. Dan hasil pengamatan peneliti keadaan

di PT Kusumahadi Santoso divisi logistik juga menunjukkan adanya

hubungan yang harmonis antara atasan dan bawahan (anggota). Sikap atasan

yang konsisten pada setiap pekerjaan maupun tindakan yang menyangkut

pekerjaan secara tidak langsung menumbuhkan rasa percaya bawahan kepada

atasan yang pada akhirnya meningkatkan loyalitas karyawan.

Untuk dapat mengetahui lebih lanjut secara keseluruhan indikator

tingkat kepercayaan yang diwakili oleh pertanyaan nomer A.5 dan nomer

A.6, dapat dilihat dari jawaban responden yang diklasifikasikan dalam

kategori tinggi, sedang, dan rendah. Untuk mengetahui klasifikasi skor

jawaban, maka langkah pertama adalah memberikan jarak interval pada

masing-masing jawaban yang ditentukan. Selanjutnya adalah menentukan

jarak interval dari skor jawaban, adapun pengklasifikasian :

Tinggi, jika memiliki skor nilai 4,34 – 6;

Sedang, jika memiliki skor nilai 2,67 – 4,33;

Rendah, jika memiliki skor nilai 1 – 2,66.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

81

Tabel 10

Tingkat kepercayaan di PT Kusumahadi Santoso divisi logistik

Nomer Penilaian atau Kategori Frekuensi Persentase (%)

1. Tinggi 13 86,67

2. Sedang 2 13,33

3. Rendah 0 0

Jumlah 15 100

Sumber: Data primer, kuesioner No. A.5 dan No. A.6

Dari pengkategorian tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat

kepercayaan di PT Kusumahadi Santoso divisi logistik tergolong tinggi,

sebanyak 86,67% responden memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi.

Hasil penelitian tersebut kurang lebih sama dengan hasil penelitian

dalam skripsi oleh M. Irsyad Priok yang berjudul “Iklim Komunikasi

Organisasi dan Disiplin Kerja (Studi Korelasi Iklim Komunikasi Organisasi

dan Disiplin Kerja),” pada indikator kepercayaan, memperlihatkan hasil dari

penelitiannya yaitu 13% jawaban responden tergolong sangat tinggi, 16%

jawaban responden tergolong tinggi, 10% jawaban responden tergolong

sedang dan masing-masing 1% jawaban responden tergolong rendah dan

sangat rendah.

Hasil penelitian ini diperkuat dengan hasil penelitian skripsi oleh

Fautine Valent yang berjudul “Hubungan Iklim Komunikasi Organisasi

dengan Kinerja Karyawan (Studi Employee Hubungan Iklim Komunikasi


commit to user
Organisasi dengan Kinerja Karyawan di PT Inkha Beylan)”, Hal ini dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

82

dibuktikan dengan hasil jawaban, sejumlah 64,04 % menjawab setuju dan

sangat setuju sebesar 17,97% terhadap pertanyaan yang diajukan, sisanya

10,97% menjawab tidak setuju dan yang sangat tidak setuju 7,02%.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Suratman selaku

manager logistik bahwa tingkat kepercayaan karyawan antara atasan ataupun

bawahan satu sama lain menaruh kepercayaan tugas dan kewajiban dalam

organisasi dengan baik, sehingga dapat menciptakan iklim komunikasi

organisasi yang baik didalam organisasi.

3.4 Keterbukaan dan keterusterangan

Adanya keterbukaan dan keterusan dalam berkomunikasi atas dan

bawah, kecuali keperluan informasi bersifat rahasia, anggota organisasi harus

relatif mudah memproses informasi yang berhubungan langsung dengan tugas

mereka saat itu, yang mempengaruhi kemampuan mereka untuk

mengkoordinasi pekerjaan mereka dengan orang-orang dan bagian lainnya

yang berhubungan, begitu juga dengan sikap pimpinan selalu

mengkomunikasi informasi yang bersifat tugas kepada anggota. Untuk itu

peneliti menanyakan pada responden tentang keterbukaan dan

keterusterangan dalam berkomunikasi (angket A7 dan A8). Hasil dari

responden sebagai berikut :

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

83

3.4.1 Anggota dapat menerima informasi yang dapat memudahkan dalam

mengkoordinasikan tugas, baik individu, antar anggota, antar bagian,

maupun berkaitan dengan publik, kecuali untuk informasi yang bersifat

rahasia

Tabel 11

Kategori Kesediaan Menerima Informasi

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Sangat Setuju 8 53,3

Setuju 7 46,7

Tidak Setuju 0 0

JUMLAH 15 100

Sumber : Diolah dari jawaban pertanyaan nomor A7

Pada tabel tersebut menunjukkan bahwa kesediaan anggota menerima

informasi yang dapat memudahkan dalam mengkoordinasikan tugas, baik

individu, antar anggota, antar bagian, maupun berkaitan dengan publik,

kecuali untuk informasi yang bersifat rahasia, sebagian besar menjawab

sanagt setuju 53,3%.

Hasil penelitian ini sesuai dengan temuan dalam skripsi oleh M.

Irsyad Priok yang berjudul “Iklim Komunikasi Organisasi dan Disiplin Kerja

(Studi Korelasi Iklim Komunikasi Organisasi dan Disiplin Kerja)”, pada point

indikator keterbukaan dalam komunikasi atas ke bawah karyawan perlu

kesediaan menerima informasi yang dapat meningkatkan kemampuan kerja


commit to user
dan yang berhubungan luas dengan organisasinya, memperlihatkan hasil dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

84

penelitiannya yaitu 43,90% jawaban responden sangat setuju, 46,34%

jawaban responden setuju, kemudian 9,76% responden menjawab ragu-ragu.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Joko waris selaku

operator gudang divisi logistik menyatakan setuju pada pernyataan yang

menyebutkan responden dapat menerima informasi yang dapat memudahkan

dalam mengkoordinasikan tugas, baik individu, antar anggota, antar bagian,

maupun berkaitan dengan publik, kecuali untuk informasi yang bersifat

rahasia, dikarenakan tidak semua informasi itu harus diketahui anggota.

3.4.2 Pimpinan selalu mengkomunikasikan informasi yang berkaitan dengan

pelaksanaan tugas kepada seluruh anggota, kecuali untuk informasi yang

bersifat rahasia

Tabel 12

Kategori Sifat Informasi yang Rahasia

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Sangat Setuju 12 80

Setuju 3 20

Tidak Setuju 0 0

JUMLAH 15 100

Sumber : Diolah dari jawaban pertanyaan nomor A8

Pada tabel tersebut menunjukkan pimpinan selalu

mengkomunikasikan informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas

kepada seluruh anggota, kecuali untuk informasi yang berifat rahasia sebesar
commit to user
80%, sehingga karyawan relatif mudah memperoleh informasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

85

Hasil penelitian ini sesuai dengan temuan dalam skripsi oleh M.

Irsyad Priok yang berjudul “Iklim Komunikasi Organisasi dan Disiplin Kerja

(Studi Korelasi Iklim Komunikasi Organisasi dan Disiplin Kerja)”, pada point

indikator keterbukaan dalam komunikasi atas ke bawah sifat informasi yang

rahasia, memperlihatkan hasil dari penelitiannya yaitu 51,22% jawaban

responden sangat setuju, 39,02% jawaban responden setuju, kemudian 9,76%

responden menjawab ragu-ragu.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Joko Waris selaku

operator gudang divisi logistik menyatakan setuju pada pernyataan yang

menyebutkan pimpinan selalu mengkomunikasikan informasi yang berkaitan

dengan pelaksanaan tugas kepada seluruh anggota, kecuali untuk informasi

yang bersifat rahasia.

Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui keterbukaan dan

keterusterangan informasi yang bersifat pekerjaan sudah baik. Dan hasil

pengamatan peneliti keadaan di PT Kusumahadi Santoso divisi logistik juga

menunjukkan adanya hubungan keterbukaan dan keterusterangan yang

harmonis antara atasan dan bawahan (anggota). Sehingga suasana kerja

semakin baik yang dapat menumbuhkan kinerja yang baik pula.

Untuk dapat mengetahui lebih lanjut secara keseluruhan indikator

tingkat keterbukaan dan keterusterangan membuat keputusan yang diwakili

oleh pertanyaan nomer A.7 dan nomer A.8, dapat dilihat dari jawaban

responden yang diklasifikasikan dalam kategori tinggi, sedang, dan rendah.


commit to user
Untuk mengetahui klasifikasi skor jawaban, maka langkah pertama adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

86

memberikan jarak interval pada masing-masing jawaban yang ditentukan.

Selanjutnya adalah menentukan jarak interval dari skor jawaban, adapun

pengklasifikasian :

Tinggi, jika memiliki skor nilai 4,34 – 6;

Sedang, jika memiliki skor nilai 2,67 – 4,33;

Rendah, jika memiliki skor nilai 1 – 2,66.

Tabel 13

Tingkat keterbukaan dan keterusterangan membuat keputusan di PT

Kusumahadi Santoso divisi logistik

Nomer Penilaian atau Kategori Frekuensi Persentase (%)

1. Tinggi 13 86,67

2. Sedang 2 13,33

3. Rendah 0 0

Jumlah 15 100

Sumber: Data primer, kuesioner No. A.7 dan No. A.8

Dari pengkategorian tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat

keterbukaan dan keterusterangan membuat keputusan di PT Kusumahadi

Santoso divisi logistik tergolong tinggi, sebanyak 86,67% responden

memiliki tingkat keterbukaan dan keterusterangan yang tinggi.

Hasil penelitian ini diperkuat dengan hasil penelitian dalam skripsi

oleh M. Irsyad Priok yang berjudul “Iklim Komunikasi Organisasi dan

Disiplin Kerja (Studi Korelasi Iklim Komunikasi Organisasi dan Disiplin


commit to user
Kerja)”, pada indikator keterbukaan dalam komunikasi atasan bawahan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

87

memperlihatkan hasil dari penelitiannya yaitu 16% jawaban responden

tergolong sangat tinggi, 7% jawaban responden tergolong tinggi, 13%

jawaban responden tergolong sedang dan 2% dan 3% jawaban responden

tergolong rendah dan sangat rendah.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Joko Waris selaku

operator gudang divisi logistik bahwa pimpinan dan bawahan saling terbuka

tentang informasi organisasi kecuali yang bersifat rahasia, keterbukaan dan

keterusterangan kepada karyawan dibutuhkan agar karyawan semakin loyal

kepada pekerjaannya harapannya pekerjaan akan berjalan dengan baik

ataupun stabil karena sikap keterbukaan dan keterusterangan dari perusahaan.

RANGKUMAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang Iklim Komunikasi Organisasi di

PT Kusumahadi Santoso divisi logistik disebutkan baik. Ini terlihat dari

supportiveness yang tinggi dari karyawan, komunikasi yang terjalin juga

lancar dan baik. Antara atasan dan bawahan selalu terjalin komunikasi yang

harmonis. Sehingga semua kebijakan, proses pengambilan serta partisipasi

dalam pengambilan keputusan selalu dibicarakan secara bersama dan secara

terbuka walaupun tidak semua usulan dari karyawan terpenuhi.

Kepercayaan antar karyawan satu dengan yang lain juga baik, atasan

mempunyai kepercayaan kepada karyawan dengan tugas yang dikerjakan

begitu sebaliknya karyawan kepada atasan dalam organisasi.

Selain hubungan dengan atasan yang sangat baik, hubungan dengan


commit to user
sesama karyawan juga terjalin harmonis. Semua karyawan bebas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

88

menyampaikan saran, ide atau usulan kepada rekan kerja lainnya. Selain itu

juga, diantara para karyawana yang satu dengan yang lainnya selalu saling

terbuka dan saling jujur.

Dari semua yang penulis cermati dan tulis, atasan dan para karyawan

saling memberi dan menerima dalam soal informasi, semua karyawan relatif

mudah mendapatkan informasi kecuali untuk informasi rahasia. Selain

informasi, atasan juga mengkomunikasikan informasi yang berkaitan dengan

pelaksanaan tugas kepada seluruh anggota kecuali yang bersifat rahasia.

Dengan melihat dari hasil itu semua serta kecocokan dengan hasil-

hasil yang diperoleh, maka dapat dipastikan bahwa iklim komunikasi

organisasi yang terdapat di PT Kusumahadi Santoso divisi logistik baik.

Kemudian berkaitan dengan kinerja karyawan di PT Kusumahadi

Santoso divisi logistik dan status ekonomi akan diterangkan dalam bab

selanjutnya.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB IV

PENYAJIAN DATA DAN ANALISA KINERJA KARYAWAN

Pada bab ini akan mendeskripsikan tentang penyajian data yang

berkaitan dengan variabel kinerja karyawan yang diperoleh dari jawaban

responden melalui penyebaran angket atau kuesioner. Untuk lebih jelasnya

maka dibawah ini penulis sajikan data dari hasil jawaban responden tiap

indikator, yaitu :

a. Kepercayaan kinerja, yang diperoleh melalui jawaban pertanyaan nomor

B1 dan B2

b. Kegiatan kinerja, yang diperoleh melalui jawaban pertanyaan nomor B3

dan B4

c. Kelancaran komunikasi dalam kinerja organisasi, yang diperoleh melalui

jawaban pertanyaan nomor B5 dan B6

Setiap pertanyaan diberi tiga alternatif jawaban dengan ketentuan

sebagai berikut :

a. Apabila responden menjawab Iya memperoleh nilai 3

b. Apabila responden menjawab Kadang-kadang memperoleh nilai 2

c. Apabila responden menjawab Tidak memperoleh nilai 1

Berikut tabulasi jawaban yang berhubungan dengan indikator-

indikator seperti diatas sesuai jawaban yang ada berdasarkan pertanyaan

commit to user

89
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

90

4.1 Kepercayaan kinerja

Kepercayaan kinerja yang dimaksud ini adalah sikap tanggung jawab

karyawan terhadap tugas divisi logistik itu sendiri yaitu menerima barang dan

menyalurkan barang kembali kepada divisi lain. Untuk itu peneliti

menanyakan pada responden tentang kepercayaan kinerja (angket B1 dan

B2). Hasil dari responden sebagai berikut :

4.1.1 Bertanggung jawab atas kedatangan barang produksi atau non produksi

dari supplier

Tabel 14

Kategori tanggung jawab kedatangan barang produksi atau non

produksi dari supplier

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Iya 10 66,7

Kadang-kadang 4 26,7

Tidak 1 6,7

JUMLAH 15 100

Sumber : Diolah dari jawaban pertanyaan nomor B1

Pada tabel tersebut menunjukkan hasil kepercayaan kinerja yang

berkaitan dengan pelaksanaan tugas yaitu tanggung jawab atas kedatangan

barang produksi atau non produksi dari supplier sebesar 66,7% menjawab

iya. Sehingga tanggung jawab bersifat baik.

Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui kepercayaan kinerja


commit to user
bersifat pekerjaan sudah baik. Dan hasil pengamatan peneliti keadaan di PT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

91

Kusumahadi Santoso divisi logistik juga menunjukkan adanya sikap tanggung

jawab dari karyawan terhadap supplier.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Arif selaku kepala

gudang divisi logistik bahwa sifat tanggung jawab atas kedatangan barang

produksi maupun non produksi sebagai bentuk kepercayaan kinerja dari

karyawan terhadap perusahaan harus ditanamkan sedini mungkin, karena

sifatnya berhubungan dengan supplier yaitu pihak luar perusahaan kadang

tidak selalu terpenuhi baik karena beberapa faktor non teknis tidak

menjadikan pekerjaan terbengkalai. Jalinan yang baik dan saling mengerti

antara supplier dan karyawan yang langsung berhubungan menjadi faktor

keduanya saling memahami sehingga tercipta kinerja yang sama-sama

bertanggung jawab.

4.1.2 Bertanggung jawab dengan pesanan barang produksi atau non produksi

yang diberikan divisi lain dalam organisasi

Tabel 15

Kategori tanggung jawab barang produksi atau non produkasi ke divisi lain

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Iya 4 26,7

Kadang-kadang 6 40

Tidak 5 33,3

JUMLAH 15 100

Sumber : Diolah dari jawaban pertanyaan nomor B2


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

92

Dari tabel kategori tanggung jawab dengan pesanan barang produksi

atau non produksi yang diberikan divisi lain dalam organisasi tersebut

menunjukkan 40% menjawab kadang-kadang bertanggung jawab terhadap

pesanan barang produksi atau non produksi yang diberikan divisi lain dalam

organisasi.

Dan hasil pengamatan peneliti keadaan di PT Kusumahadi Santoso

divisi logistik menunjukkan alasan kenapa berjalan kurang baik, karena

kedatangan barang dari supplier kadang tidak tepat waktu sesuai yang

jadwalkan, kurang bertanggung jawab terhadap pengiriman barang ke divisi

lain karena keterlambatan waktu dari supplier membuat kinerja kurang

berjalan lancar.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Arif selaku kepala

gudang divisi logistik bahwa sifat tanggung jawab divisi logistik kepada

divisi lain atas pengiriman barang produksi maupun non produksi kepada

divisi kadang menjadi bermasalah karena menunggu pengiriman dari supplier

yang tidak datang tepat waktu dalam dalam pengiriman sehingga muncul

anggapan kurang bertanggung jawab dalam pengiriman barang divisi lain

yang membutuhkan.

Untuk dapat mengetahui lebih lanjut secara keseluruhan indikator

tingkat kepercayaan kinerja membuat keputusan yang diwakili oleh

pertanyaan nomer B.1 dan nomer B.2, dapat dilihat dari jawaban responden

yang diklasifikasikan dalam kategori tinggi, sedang, dan rendah.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

93

Untuk mengetahui klasifikasi skor jawaban, maka langkah pertama

adalah memberikan jarak interval pada masing-masing jawaban yang

ditentukan. Selanjutnya adalah menentukan jarak interval dari skor jawaban,

adapun pengklasifikasian :

Tinggi, jika memiliki skor nilai 4,34 – 6;

Sedang, jika memiliki skor nilai 2,67 – 4,33;

Rendah, jika memiliki skor nilai 1 – 2,66.

Tabel 16

Tingkat Kepercayaan Kinerja di PT Kusumahadi Santoso divisi logistik

Nomer Penilaian atau Kategori Frekuensi Persentase (%)

1. Tinggi 7 46,67

2. Sedang 7 46,67

3. Rendah 1 6,67

Jumlah 15 100

Sumber: Data primer, kuesioner No. B.1 dan No. B.2

Dari pengkategorian tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat

kepercayaan kinerja di PT Kusumahadi Santoso divisi logistik tergolong

seimbang antara tinggi dan sedang, sebanyak 46,67%.

Hasil penelitian ini sedikit berbeda dengan hasil penelitian skripsi

oleh Fautine Valent yang berjudul “Hubungan Iklim Komunikasi Organisasi

dengan Kinerja Karyawan (Studi Employee Hubungan Iklim Komunikasi

Organisasi dengan Kinerja Karyawan di PT Inkha Beylan)” besarnya jawaban


commit to user
setuju kepercayaan kinerja yang dilakukan sendiri sebesar 38,6%, responden
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

94

yang menjawab tidak setuju sebesar 32,9% kemudian sangat setuju dan

sangat tidak setuju masing-masing sebesar 23,7% dan 6,6%.

Hal ini diperkuat dengan difinisi dalam jurnal internasional oleh Rob
Patton dalam the internasional journal of public sector management, 16
5(2003): 359-72 (dalam www.espress.amu.edu.au/.../bi01.htm) berikut ini
performance is what those people centrally involved in and concerned about
an organization agree, implicitly and explicitly, to be performance. Defining
performance in this way, of course, detracts from the claim that performance
measurement systems provide objective, reliable and scientifically valid
evidence about what works and what doesn`t in the public sector.
(terjemahan: kinerja adalah apa yang dipusatkan oleh seseorang dan
terkonsentrasi dalam kesepakatan organisasi, yang ditunjukkan dalam makna
yang tersirat maupun tersurat. Definisi kinerja dalam hal ini tentu saja,
diambil dari sistem ukuran kinerja yang dinilai secara objektif, realities, dan
keilmuan yang sesuai tentang apa yang dikerjakan dan yang tidak dikerjakan
dalam sektor publik).
Dalam sebuah perusahaan bisa diterjemahkan dengan adanya

kepastian job description antara satu dengan yang lain, sehingga kepercayaan

kinerja berjalan baik. Menurut pengamatan penulis PT Kusumahadi Santoso

adalah salah satu perusahaan yang telah menerapkan sistem yang jelas dalam

pembagian kerja kepada karyawannya, walau secara tersirat kadang saling

membantu itu ada untuk mempercepat penyelesaian pekerjaan selama

tanggung jawab pekerjaan yang utama telah selesai.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Suratman selaku manajer

logistik bahwa tingkat kepercayaan kinerja dari perusahaan tergolong

seimbang antar tinggi dan sedang, terdapat perbedaan jawaban karena sesuai

tanggung jawab pekerjaan yaitu bertanggung jawab atas kedatangan barang

produksi atau non produksi dari supplier lebih fokus kepada bagian

pengadaan kemudian bertanggung jawab dengan pesanan barang produksi


commit to user
atau non produksi yang diberikan divisi lain dalam organisasi lebih fokus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

95

kepada bagian gudang, divisi logistik mempunyai tanggung jawab ganda

kepada supplier dan divisi lain dalam pengiriman barang produksi maupun

non produksi, sehingga menghasilkan jawaban yang cenderung sama.

4.2 Kegiatan kinerja

Kegiatan kinerja yang dimaksud ini ada dua yaitu mengenai teknis

dengan pekerjaan divisi logistik adalah sikap tanggung jawab karyawan

kegiatan pengirim barang produksi atau non produksi ke divisi lain yang

membutuhkan dan ketepatan kepada seluruh karyawan yaitu kegiatan

informasi yang tersedia dan diterimaa antar divisi satu dengan yang lain.

Untuk itu peneliti menanyakan pada responden tentang ketepatan kinerja

(angket B3 dan B4). Hasil dari responden sebagai berikut:

4.2.1 Kegiatan pengiriman barang produksi atau non produksi ke divisi lain

yang membutuhkan

Tabel 17

Kegiatan pengiriman barang produksi atau non produksi ke divisi lain

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Iya 9 60

Kadang-kadang 5 33,3

Tidak 1 6,7

JUMLAH 15 100

Sumber : Diolah dari jawaban pertanyaan nomor B3

Hasil tabel menunjukkan kegiatan pengiriman barang produksi atau


commit to user
non produksi ke divisi lain mayoritas responden menjawab iya sebesar 60%,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

96

ini menunjukkan karyawan divisi logistk tepat dalam pengirim barang ke

divisi lain.

Menurut Okley dalam (Mahmudi, 2005:6) mengatakan bahwa kinerja

mengacu pada sesuatu yang terkait dengan kegiatan melakukan pekerjaan,

dalam hal ini meliputi hasil yang dicapai kerja tersebut. Dalam penjelasan

tersebut mengenai kinerja yang lebih dipentingkan kepada hasil dari kerja itu

sendiri (out of work).

Kemudian berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Arif selaku

kepala seksi gudang divisi logistik menyatakan iya pada pernyataan yang

menyebutkan ketepatan pengiriman barang produksi atau non produksi ke

divisi lain, sudah menjadi rutinitas pekerjaan setiap hari salah satu faktor

ketepatan pengiriman menjadi sebuah hal pasti kecuali waktu pengiriman

yang kadang terlambat bersifat non teknis karena menyesuaikan dengan

kedatangan dari supplier sesuai dengan hasil pengamatan pada indikator

diatas tentang kepercayaan kinerja.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

97

4.2.2 Kegiatan informasi yang tersedia dan diterima antar divisi satu dengan

yang lain dalam organisasi

Tabel 18

Informasi yang tersedia dan diterima antar divisi satu dengan yang lain

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Iya 7 46,7

Kadang-kadang 7 46,7

Tidak 1 6,7

JUMLAH 15 100

Sumber : Diolah dari jawaban pertanyaan nomor B4

Hasil tabel menunjukkan kegiatan informasi yang tersedia dan

diterima antar divisi satu dengan divisi lain dalam organisasi terdapat

jawaban sama dari responden sebesar 46,7% menjawab iya dan kadang-

kadang.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Suratman selaku manajer

logistik menyatakan iya pada pernyataan yang menyebutkan informasi yang

tersedia dan diterima antar divisi satu dengan divisi lain berjalan lancar dan

sama, sebagai seorang manajer yang mempunyai tanggung jawab

menyampaikan informasi kepada karyawannya tentang perusahaan, waktu

penerimaan informasi antara individu satu dengan yang lain menjadi kendala

mengingat divisi logistik terbagi menjadi dalam 2 kantor yang membedakan

dan beberapa karyawannya berada di lapangan, dari beberapa faktor tersebut


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

98

kemungkinan keterlambatan informasi selalu bisa terjadi, seperti yang dipetik

dalam wawancara dengan Bapak Suratman seperti ini:

Informasi itu ada dan selalu sama, keterlambatan penerimaan itu pasti

karena kita beda kantor terutama untuk teman-teman operator lapangan yang

selalu di lapangan, saya memaklumi itu.

Sedangkan hasil pengamatan peneliti keadaan divisi logistik PT

Kusumahadi Santoso menunjukkan ketepatan informasi didapat tidak sama

antar individu satu dengan individu lain tergantung waktu, divisi logistik

yang kebanyakan bekerja di lapangan yang membuat kadang informasi itu

datang terlambat berberda dengan divisi lain seperti produksi yang bekerja di

satu tempat begitu juga dengan bagian kantor.

Untuk dapat mengetahui lebih lanjut secara keseluruhan indikator

kegiatan kinerja membuat keputusan yang diwakili oleh pertanyaan nomer

B.3 dan nomer B.4, dapat dilihat dari jawaban responden yang

diklasifikasikan dalam kategori tinggi, sedang, dan rendah. Untuk mengetahui

klasifikasi skor jawaban, maka langkah pertama adalah memberikan jarak

interval pada masing-masing jawaban yang ditentukan. Selanjutnya adalah

menentukan jarak interval dari skor jawaban. adapun pengklasifikasian :

Tinggi, jika memiliki skor nilai 4,34 – 6;

Sedang, jika memiliki skor nilai 2,67 – 4,33;

Rendah, jika memiliki skor nilai 1 – 2,66.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

99

Tabel 19

Tingkat Kegiatan Kinerja di PT Kusumahadi Santoso divisi logistik

Nomer Penilaian atau Kategori Frekuensi Persentase (%)

1. Tinggi 11 73,33

2. Sedang 3 20

3. Rendah 1 6,67

Jumlah 15 100

Sumber: Data primer, kuesioner No. B.3 dan No. B.4

Dari pengkategorian tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat

kegiatan kinerja di PT Kusumahadi Santoso divisi logistik tergolong tinggi,

sebanyak 73,33%.

Hasil penelitian ini lebih kurang sama dengan hasil penelitian skripsi

oleh Fautine Valent yang berjudul “Hubungan Iklim Komunikasi Organisasi

dengan Kinerja Karyawan (Studi Employee Hubungan Iklim Komunikasi

Organisasi dengan Kinerja Karyawan di PT Inkha Beylan)” besarnya jawaban

setuju bertanggung jawab sebesar 48,7%, responden yang menjawab tidak

setuju sebesar 27,6% kemudian sangat setuju dan sangat tidak setuju masing-

masing sebesar 17,1% dan 6,6%.

Penilaian kinerja dalam hal ini kegiatan kinerja akan menimbulkan

perbaikan atau peningkatan kinerja karyawan yang kemudian akan

berdampak positif pada kinerja organisasi secara keseluruhan. James B.

Whittaker (dalam Hossel Nogi, 2005: 171) mengemukakan bahwa


commit to user
pengukuran/penilain kinerja merupakan suatu alat managemen yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

100

digunakan untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan

akuntabilitas. Penilaian kinerja digunakan untuk menilai pencapaian tujuan

sasaran (goals and objectives).

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Suratman selaku manajer

divisi logistik bahwa tingkat ketepatan atau kegiatan kinerja yaitu sikap

tanggung jawab karyawan dalam ketepatan pengirim barang ke divisi lain

yang membutuhkan dan ketepatan kepada seluruh karyawan yaitu kegiatan

informasi yang tersedia dan diterima antar divisi satu dengan yang lain, walau

pada saat tertentu terjadi keterlambatan karena bersifat ketidaksengajaan tidak

mempengaruhi kinerja karyawan.

4.3 Kelancaran komunikasi dalam kinerja organisasi

Kelancaran komunikasi dalam kinerja yang dimaksud ini adalah

kelancaran dalam penggunaan media komunikasi yang tersedia dari

perusahaan untuk berhubungan antar divisi satu dengan divisi lain mengingat

tempat yang berbeda antar divisi satu dengan yang lain, untuk itu peneliti

menanyakan pada responden tentang kelancaran komunikasi dalam kinerja

organisasi (angket B5 dan B6). Hasil dari responden sebagai berikut :

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

101

4.3.1 Kelancaran dalam penggunaan media komunikasi yang tersedia

Tabel 20

Kategori kelancaran dalam media komunikasi

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Iya 11 73,3

Kadang-kadang 3 20

Tidak 1 6,7

JUMLAH 15 100

Sumber : Diolah dari jawaban pertanyaan nomor B5

Pada tabel tersebut menunjukkan mayoritas responden menjawab

kelancaran dalam penggunaan media komunikasi yang tersedia dari

perusahaan sebesar 73,3% menjawab iya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Arif selaku kepala seksi

gudang divisi logistik mengemukakan bahwa tingkat kelancaran dalam

penggunaan media komunikasi tergolong lancar, alat komunikasi telepon

yang paling utama untuk berhubungan belum pernah mengalami kerusakan

yang berarti dan masih bisa digunakan dengan semestinya, setiap karyawan

mempunyai hak yang sama dalam penggunaan media tersebut selagi masih

dalam penggunaan tentang kantor dan pekerjaan.

Dan hasil pengamatan peneliti keadaan di PT Kusumahadi Santoso

divisi logistik memang benar informasi bersifat lancar tanpa ada gangguan

berarti walau kadang terjadi ketidaklancaran tapi bersifat non teknis, ruang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

102

kerja yang berbeda adalah faktor utama mengapa perusahaan harus menjamin

kelancaran dalam media komunikasi agar pekerjaan berjalan dengan lancar.

4.3.2 Kelancaran komunikasi antar divisi satu dengan yang lain dalam

organisasi

Tabel 21

Kategori kelancaran komunikasi antar divisi

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Iya 12 80

Kadang-kadang 2 13,3

Tidak 1 6,7

JUMLAH 15 100

Sumber : Diolah dari jawaban pertanyaan nomor B6

Pada tabel tersebut menunjukkan kelancaran berkomunikasi antar

divisi satu dengan divisi lain yang bersifat organisasi responden mayoritas

menjawab iya sebesar 80%.

Dan hasil pengamatan peneliti keadaan di PT Kusumahadi Santoso

divisi logistik tentang kelancaran komunikasi antar divisi satu dengan divisi

lain bersifat lancar tanpa ada gangguan berarti.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Arif selaku kepala seksi

gudang divisi logistik menyatakan iya pada pernyataan yang menyebutkan

kelancaran komunikasi antar divisi satu dengan divisi lain, karyawan PT

Kusumahadi Santoso mayoritas telah bekerja lebih dari 5 tahun, kelancaran


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

103

berkomunikasi sangat baik antar divisi satu maupun dengan divisi lain, baik

bersifat perorangan antar individu maupun dalam organisasi.

Untuk dapat mengetahui lebih lanjut secara keseluruhan indikator

kelancaran komunikasi dalam kinerja organisasi membuat keputusan yang

diwakili oleh pertanyaan nomer B.5 dan nomer B.6, dapat dilihat dari

jawaban responden yang diklasifikasikan dalam kategori tinggi, sedang, dan

rendah. Untuk mengetahui klasifikasi skor jawaban, maka langkah pertama

adalah memberikan jarak interval pada masing-masing jawaban yang

ditentukan. Selanjutnya adalah menentukan jarak interval dari skor jawaban.

adapun pengklasifikasian :

Tinggi, jika memiliki skor nilai 4,34 – 6;

Sedang, jika memiliki skor nilai 2,67 – 4,33;

Rendah, jika memiliki skor nilai 1 – 2,66.

Tabel 22

Tingkat Kelancaran Komunikasi dalam Kinerja Organisasi di PT

Kusumahadi Santoso divisi logistik

Nomer Penilaian atau Kategori Frekuensi Persentase (%)

1. Tinggi 13 86,67

2. Sedang 1 6,67

3. Rendah 1 6,67

Jumlah 15 100

Sumber: Data primer, kuesioner No. B.5 dan No. B.6


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

104

Dari pengkategorian tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat

kelancaran komunikasi dalam kinerja organisasi di PT Kusumahadi Santoso

divisi logistik tergolong tinggi, sebanyak 86,67%.

Hasil penelitian ini kurang lebih sama dengan temuan dalam skripsi

oleh Hikmah Sofiati yang berjudul “Iklim Komunikasi Organisasi dengan

Kepuasan Kerja Karyawan di lokasi penelitian khususnya di PT Taspen

(Persero) Cabang Tasikmalaya”, pada point indikator kepuasan terhadap

adanya kelengkapan sarana dan prasarana guna menunjang keberhasilan

dalam melakukan pekerjaannya, memperlihatkan hasil dari jawaban

responden tinggi sebesar 58,3%.

Dalam kelancaran berkomunikasi untuk melihat kinerja seorang

pegawai juga dapat dilihat dari kemampuan seorang pegawai dalam

melaksanakan faktor kinerja sebagaimana yang disebutkan dalam

(Furtwengler, 2002: 86) dalam poin I keterampilan berkomunikasi yaitu

menampilkan gagasan logis dalam bahasa yang mudah dipahami, menyatakan

ketidaksetujuan tanpa menimbulkan konflik, menulis dengan menggunakan

kata-kata yang jelas dan tepat, menggunakan bahasa yang bernada optimis.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Arif selaku kepala seksi

gudang divisi logistik bahwa tingkat kelancaran komunikasi dalam kinerja

yang meliputi kelancaran dalam penggunaan media komunikasi dan

kelancaran berhubungan antar divisi satu dengan divisi lain mengingat tempat

yang berbeda antar divisi satu dengan yang lain, perusahaan tidak akan
commit to user
membatasi salah satu fasilitas tersebut selama masih dalam lingkup
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

105

pekerjaan, kelancaran menggunakan media komunikasi dan penggunaan

media komunikasi itu sendiri sangat membantu dalam pekerjaan karyawan

mengingat tempat perusahaan luas dan tidak hanya dalam satu kantor.

Menurut hasil pengamatan peneliti dalam divisi logistik di PT

Kusumahadi Santoso tidak terdapat masalah yang berarti mengenai

kelancaran dalam penggunaan komunikasi baik sarana untuk berkomunikasi

maupun karyawan satu dengan karyawan lain itu sendiri dengan antar divisi.

Masa kerja yang sudah cukup lama (rata-rata 5 tahun keatas) sehingga tidak

menjadi kendala yang signifikan oleh karyawan, sedangkan mengenai alat

yang digunakan untuk berkomunikasi setiap karyawan mempunyai hak yang

sama dalam penggunaan selama masih dalam aturan pekerjaan.

Secara keseluruhan hasil analisis dan pemaparan tentang kinerja di PT

Kusumahadi Santoso divisi logistik tergolong baik, walau masih ada beberapa

kendala karena faktor non teknis dari luar tidak mengurangi kinerja karyawan

untuk tetap mengembangkan dan mempertahankan perusahaan untuk berada

di jalur yang baik.

4.4 Penyajian data dan analisis tingkat pendidikan

Pada bab ini juga akan dideskripsikan tentang penyajian data yang

berkaitan dengan variabel kontrol tingkat pendidikan karyawan yang

diperoleh dari jawaban responden melalui penyebaran angket atau kuesioner.

Untuk lebih jelasnya maka dibawah ini penulis sajikan data dari hasil

jawaban responden tiap indikator, yaitu :


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

106

Pendidikan formal:

1. Tamat Perguruan Tinggi

2. Tamat SMA

3. Tamat SLTP

Berikut tabulasi jawaban yang berhubungan dengan indikator-

indikator seperti diatas sesuai jawaban yang ada berdasarkan pertanyaan.

4.4.1 Pendidikan

Tabel 23

Tingkat Pendidikan

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Tamat PT atau Akademi 5 33,3

Tamat SMU 9 60

Tamat SMP 1 6,7

JUMLAH 15 100

Sumber : Diolah dari jawaban pertanyaan nomor C1

Pada tabel pengolahan data tersebut untuk variabel kontrol pendidikan

mayoritas menjawab tamat SMU sebesar 60%.

Hasil penelitian ini lebih kurang sama dengan hasil penelitian skripsi

oleh Fautine Valent yang berjudul “Hubungan Iklim Komunikasi Organisasi

dengan Kinerja Karyawan (Studi Employee Hubungan Iklim Komunikasi

Organisasi dengan Kinerja Karyawan di PT Inkha Beylan), besar pendidikan

terakhir responden adalah SMU/sederajat sebesar 78,9%, jumlah kedua


commit to user
tingkat pendidikan SMP sebesar 17,1%. Hal ini menunjukkan bahwa hanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

107

sedikit sekali pekerja buruh yang tingkat pendidikannya sampai ke perguruan

tinggi.

Melihat data di atas dapat disimpulkan bahwa karyawan di PT

Kusumadi Santoso divisi logistik memiliki tingkat intelektualitas sedang

karena mereka sebagian besar lulusan SMU. Hal ini dikarenakan karena

kebutuhan perusahaan dalam divisi ini tidak perlu membutuhkan lulusan

akademi yang banyak kecuali untuk jabatan manager ataupun kepala divisi.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Arif selaku kepala seksi

gudang divisi logistik, karyawan yang bekerja di PT Kusumahadi Santoso

rata-rata telah bekerja lebih dari 5 tahun dan mayoritas berpendidikan lulusan

SMU atau sederajat, hanya untuk bagian administrasi keuangan dan level

manajer keatas yang diprioritaskan lulusan Perguruan Tinggi karena

kebutuhan perusahaan lebih mengutamakan lulusan SMU atau sederajat.

4.5 Faktor pendorong dan penghambat kinerja karyawan di PT

Kusumahadi Santoso divisi logistik

Banyak faktor yang mendorong dalam kinerja karyawan. Diantaranya

adalah lingkungan kerja, gaji, dan hubungan kerja (rekan dan atasan).

a. Lingkungan kerja

Bekerja dalam lingkungan kerja yang mendukung dapat membuat

nyaman orang bekerja didalamnya, suasana yang menyenangkan kadang

melebihi dari gaji berapapun yang didapat tapi suasana yang kurang

kondusif.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

108

Menurut hasil pengamatan dan sesuai dengan penelitian yang

dilakukan di PT Kusumahadi Santoso divisi logistik, mayoritas responden

menjawab lingkungan kerja yang baik merupakan salah satu faktor

pendorong kinerja karyawannya.

b. Gaji atau imbalan

Tidak dapat dipungkiri lagi ketika seorang bekerja yang diharapkan

adalah gaji sebagai hak dari orang yang telah bekerja tersebut. Uang atau

imbalan akan memiliki dampak terhadap motivasi kerjanya jika besarnya

imbalan disesuaikan dengan tinggi prestasi kerjanya. Untuk mendapatkan

penghasilan yang tinggi, tenaga kerja harus menghasilkan yang tinggi pula

pada perusahaan, meningkatkan motivasi kerjanya agar berhasil

memperoleh penghasilan sesuai dengan apa yang diperlukannya.

c. Suasana Kerja (rekan kerja dan atasan)

Setiap pekerjaan dalam organisasi memiliki kaitannya dengan

pekerjaan lain. Karena bersifat bersama maka dibutuhkan rekan kerja yang

cocok juga untuk menjaga keharmonisan dan kekompakan pekerjaan yang

dikerjakan, dalam praktiknya dibagi menjadi tiga bagian dan mempunyai

cara interaksi berbeda-beda.

Suasana kerja dengan rekan kerja yang terjadi antar pekerja adalah

hubungan yang bercorak fungsional. Suasana yang terjadi dapat tercipta

tidak hanya dalam hal pekerjaan tetapi bisa melebar dalam urusan luar

pekerjaan ketika diluar menjadi manusia sosial yang saling berhubungan


commit to user
satu sama lain, rasa kesamaan dalam beberapa hal menjadi salah satu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

109

upaya terciptanya kondisi seperti itu. Hubungan kerja dengan atasan,

merupakan sosok kepemimpinan yang diharapkan bawahan, konsisten, dan

tenggang rasa.

Hubungan fungsional sebagai cara sejauh mana atasan membantu

bawahan dalam hal kebutuhan begitu sebaliknya atasan membutuhkan

bantuan atasan untuk mendapatkan pekerjaan. Secara psikologis hubungan

fungsional itu jauh berada dibawah, saling membantu dan bertukar

pendapat, menciptakan komunikasi yang baik agar tidak terjadi

kesalahpahaman lebih besar pengaruh dan lebih tahan lama daripada hanya

sekedar hubungan fungsional.

PT Kusumahadi Santoso adalah perusahaan yang membentuk suasana

kekeluargaan itu agar komunikasi yang terjadi tetap menjadi baik, tanpa

mengurangi rasa profesional dalam bekerja dan tentang hasil pekerjaan

bisa dipertahankan dan berpotensi meningkat.

Beberapa faktor penghambat dalam kinerja karyawan di PT

Kusumahadi Santoso divisi logistik. Diantaranya kurang jelasnya informasi

dari atasan kepada bawahan yang kadang membuat isu berkembang di

kalangan karyawan tanpa konfirmasi yang jelas, fungsi serikat pekerja

nasional (SPN) satu-satunya tempat yang menjembatani antara karyawan dan

pihak perusahaan agar tidak terjadi isu-isu yang kurang jelas beredar dalam

perusahaan.

Secara umum dalam divisi logistik sendiri tidak ada faktor yang
commit to user
menghambat dalam kinerja di PT Kusumahadi Santoso kecuali yang bersifat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

110

non teknis dan terjadi secara tidak sengaja, kedatangan yang kadang tidak

tepat waktu pasokan barang produksi atau non produksi dari supplier ataupun

ketidaksesuaian contoh barang dan produk yang diberikan selalu bisa

ditangani agar tidak merugikan semua pihak.

Menurut pengamatan peneliti juga jika terjadi beberapa kendala kecil

segera ditangani secara bersama agar tidak melebar menjadi kendala yang

besar.

RANGKUMAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang Kinerja Karyawan di PT

Kusumahadi Santoso divisi logistik secara keseluruhan termasuk baik. Ini

terlihat dari kepercayaan kinerja karyawan mengenai tanggung jawab atas

kedatangan barang produksi atau non produksi dari supplier yang lancar

walaupun tanggung jawab kepada divisi lain kurang memperlihatkan hasil

bagus karena beberapa faktor non teknis dan tak terduga.

Kegiatan kinerja karyawan dalam pengiriman barang ke divisi lain

dan kegiatan informasi yang tersedia memperlihatkan hasil yang baik dan

berjalan lancar.

Kelancaran komunikasi dalam kinerja organisasi baik dalam

penggunaan media komunikasi ataupun kelancaran dalam berkomunikasi

antar divisi satu dengan yang lain berjalan baik dan lancar.

Dengan melihat dari hasil itu semua diperoleh, maka dapat dipastikan

bahwa kinerja karyawan yang terdapat di PT Kusumahadi Santoso divisi


commit to user
logistik baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

111

Berdasarkan hasil penelitian tentang variabel kontrol status sosial

ekonomi di PT Kusumahadi Santoso divisi logistik, dalam penelitian ini

dibagi menjadi 2 diantaranya tingkat pendidikan dan tarif listrik per bulan.

Tingkat pendidikan para karyawan PT Kusumahadi Santoso divisi

logistik mayoritas lulusan SMU walau ada beberapa lulusan tingkat

perguruan tinggi untuk level kepala seksi dan manajer. Hal ini sesuai dengan

hasil kuesioner yang disebar kepada karyawan PT Kusumahadi Santoso divisi

logistik mayoritas sebanyak 60 % berpendidikan lulus SMU.

Dari kesimpulan di atas, dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan

karyawan di PT Kusumahadi Santoso divisi logistik adalah pegawai yang

tingkat pendidikannya dapat dikategorikan menengah ke bawah. Hal ini

dilihat dari hasil kuesioner yang disebarkan melalui indikator tingkat

pendidikan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB V

ANALISIS DATA

Sebagaimana telah dijabarkan dalam pendahuluan, tujuan penelitian

ini adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan iklim komunikasi

organisasi, kinerja karyawan, dan tingkat pendidikan di PT Kusumahadi

Santoso divisi logistik.

Kemudian untuk mencapai tujuan tersebut maka dijabarkan data-data

dan dilakukan analisis atas data-data tersebut. Dalam hal ini digunakan

analisa metode kuantitatif dengan menggunakan rumus Koefisien Korelasi

Rank Kendall. Mengenai rumus tersebut telah dijabarkan di dalam bab

pendahuluan. Adapun data selengkapnya dari penelitian ini dapat dilihat pada

tabel berikut:

commit to user

116
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

117

Tabel 24

Nilai-Nilai Variabel Iklim Komunikasi Organisasi, Kinerja Karyawan, dan

Tingkat Pendidikan di PT Kusumahadi Santoso divisi logistik

Nomer Iklim Komunikasi Kinerja Tingkat


Responden Organisasi Karyawan Pendidikan
1 23 14 3
2 21 16 2
3 21 16 1
4 22 16 2
5 16 6 2
6 20 14 2
7 20 16 2
8 24 17 2
9 22 16 3
10 21 16 2
11 21 14 3
12 20 16 3
13 23 17 3
14 22 16 2
15 21 13 2
Sumber : Data Primer

Berdasarkan data-data diatas maka dapat diketahui mengenai ada

tidaknya korelasi antar variabel. Pada bab pendahuluan telah diuraikan bahwa

untuk menguji ada tidaknya pengaruh yang signifikan antara dua variabel

yang berskala ordinasi digunakan rumus Koefisien Rank Kendall. Adapun

rumusnya adalah sebagai berikut.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

118

Rumus ini berguna untuk mencari nilai dua hubungan. Rumus Kendall

yaitu:

S
t xy =
N ( N - 1) - Tx N ( N - 1) - T y
1 1
2 2

Dimana :

S = Jumlah nilai nyata

N = Jumlah pengamatan

1 2
Tx = t (t-1) ; t adalah banyaknya observasi berangka sama
12

dalam tiap kelompok angka yang sama pada variabel x.

1 2
Ty = t (t-1) ; t adalah banyaknya observasi yang berangka
12

sama dalam tiap kelompok angka sama pada variabel y.

T = jumlah pengamatan kembar dalam masing-masing

kelompok kembar dalam variabel .

Langkah untuk mencari S adalah hasil selisih dari C (Concordant)

dan D (Discordant).

Untuk mencari nilai C dan D maka nilai variabel X harus diurutkan

terlebih dahulu dari nilai terendah ke nilai tertinggi. Setelah variabel X

diurutkan nilainya, maka nilai variabel Y disesuaikan dengan variabel C

berdasarkan urutan nomor responden pada variabel X.

Selanjutnya nilai C ditentukan dari variabel Y dan untuk nilai Y pada

tempatnya atau nomor pertama ditentukan


commit to user berapa kali ada nilai yang lebih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

119

besar yang terletak diurutkan berikutnya. Demikian seterusnya dari Y1 sampai

dengan Ya merupakan C.

Nilai D ditentukan dari variabel Y1 untuk nilai Y yang pada tempat

atau nomor pertama ditentukan berapa kali ada nilai yang lebih kecil yang

terletak diurutkan berikutnya. Demikian seterusnya dari Y1 sampai Ya

kemudian total dari Y1 sampai dengan Ya merupakan nilai D.

Untuk nilai Tx dan Ty didapat dari pengamatan yang bernilai sama

(angka kembar), sedang rumus yang digunakan adalah : ½ ∑ t (t-1), dimana t

adalah pengamatan yang bernilai sama (kembar).

5.1 Hubungan Antara Variabel Independen Iklim Komunikasi Organisasi

dan Variabel Dependen Kinerja Karyawan

Berdasarkan data-data yang telah disajikan dalam tabel, dapat

diketahui mengenai ada tidaknya hubungan antara iklim komunikasi

organisasi dengan kinerja karyawan di PT Kusumahadi Santoso divisi

logistik. Analisis korelasi yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya

hubungan antara kedua variabel tersebut yaitu Koefisien Korelasi Rank

Kendall.

Sebagai langkah awal dalam menerapkan rumus-rumus tersebut

diantaranya yaitu mengurutkan antara kedua variabel iklim komunikasi

organisasi dan selanjutnya nilai variabel kinerja karyawan menyesuaikan

berdasarkan variabel iklim komunikasi organisasi dari masing-masing nomor

responden.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

120

Tabel 25

Nilai-Nilai Variabel Iklim Komunikasi Organisasi dan

Kinerja Karyawan di PT Kusumahadi Santoso divisi logistik

Nilai Asli Nilai Yang Sudah


No. Disesuaikan C D S
X Y X Y
1. 23 14 16 6 14 0 14
2. 21 16 20 14 10 1 9
3. 21 16 20 16 3 3 0
4. 22 16 20 26 0 11 -11
5. 16 6 21 16 2 3 -1
6. 20 14 21 16 2 3 -1
7. 20 16 21 16 2 3 -1
8. 24 17 21 14 5 1 4
9. 22 16 21 13 6 0 6
10. 21 16 22 16 2 1 1
11. 21 14 22 16 2 1 1
12. 20 16 22 16 2 1 1
13. 23 17 23 14 2 0 2
14. 22 16 23 17 0 0 0
15. 21 13 24 17 0 0 0
Jumlah 24
Sumber : Data Primer

Keterangan :

X = Iklim Komunikasi Organisasi

Y = Kinerja Karyawan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

121

Selanjutnya setelah mengetahui S maka langkah berikutnya yaitu

mencari nilai Tx dan Ty untuk mencari Tx yaitu dengan menggunakan rumus

½ Σt (t - 1), dimana t adalah merupakan angka kembar. Angka-angka yang

mempunyai pengamatan yang sama yaitu:

Tabel 26

Angka Kembar Variabel Iklim Komunikasi Organisasi PT Kusumahadi

Santoso divisi logistik

Angka Jumlah i.(i-1)


No. Angka
Kembar (i)
1. 16 1 1(1-1) 0
2. 17 0 0(0-1) 0
3. 18 0 0(0-1) 0
4. 19 0 0(0-1) 0
5. 20 3 3(3-1) 6
6. 21 5 5(5-1) 20
7. 22 3 3(3-1) 6
8. 23 2 2(2-1) 2
9. 24 1 1(1-1) 0
Sumber : Data Primer

Tx = ½ (0+0+0+0+6+20+6+2+0)

= ½ . 34

= 0,17

Untuk mencari Ty, rumus yang digunakan sama dengan di atas yaitu

½ Σt (t - 1), dimana t merupakan angka-angka yang mempunyai penggunaan


commit to user
yang sama, yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

122

Tabel 27

Angka Kembar Variabel Kinerja Karyawan PT Kusumahadi Santoso divisi

logistik

Angka Jumlah i.(i-1)


No. Angka
Kembar (i)
(1) (2) (3) (4) (5)
1. 6 1 1(1-1) 0
2. 7 0 0(0-1) 0
3. 8 0 0(0-1) 0
4. 9 0 0(0-1) 0
5. 10 0 0(0-1) 0
6. 11 0 0(0-1) 0
7. 12 0 0(0-1) 0
8. 13 1 1(1-1) 0
9. 14 3 3(3-1) 6
10. 15 0 0(0-1) 0
11. 16 7 7(7-1) 42
12. 17 2 2(2-1) 2
13. 18 0 0(0-1) 0
14. 19 0 0(0-1) 0
15. 20 0 0(0-1) 0
16. 21 0 0(0-1) 0
17. 22 0 0(0-1) 0
18. 23 0 0(0-1) 0
19. 24 0 0(0-1) 0
20. 25 0 0(0-1) 0
21. 26 1 1(1-1) 0
commit to user
Sumber : Data Primer
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

123

Ty = ½ (0+0+0+0+0+0+0+0+6+0+42+2+0+0+0+0+0+0+0+0+0)

= ½ . 50

= 25

Dengan diketahuinya nilai-nilai tersebut diatas, yaitu :

S = 24

Tx = 17

Ty = 25

Maka selanjutnya dapat dicari korelasi pangkat menurut Kendall

sebagai berikut :

S
t xy =
N ( N - 1) - Tx N ( N - 1) - T y
1 1
2 2

24
= ------------------------------------------------
½ 15(15-1)-17. ½ 15(15-1)-25

24
= ------------------------------------------------
105-17.105-25

24
= ------------------------------------------------
88 80
24
= ------------------------------------------------
9,38 8,94

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

124

24
= ------------------------------------------------
83,85

= 0,28

Dari hasil perhitungan dapat diketahui bahwa ada korelasi antara

variabel iklim komunikasi organisasi dengan variabel kinerja karyawan di PT

Kusumahadi Santoso divisi logistik sebesar 0,28.

Uji Signifikansi

Untuk menguji apakah korelasi antara variabel iklim komunikasi

organisasi dengan kinerja karyawan signifikansi atau tidak maka untuk N >

10 digunakan rumus sebagai berikut :

:=
2(2 + 5)
9 ( − 1)

0,28
z = -------------------------------
2 (2N + 5)
------------
9 N (N – 1)

Jadi untuk Txy sebesar 0,28 maka :

0,28
z = -------------------------------
2 (2.15+5)
-------------
9.15 (15-1)

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

125

0,28
z = -------------------------------
2(35)
-------------
135(14)

0,28
z = -------------------------------
70
-------------
1890

0,28
z = -------------------------------
0,03

z = 9,33

Dengan hasil tersebut, maka diketahui nilai kritik z Txy adalah 9,33.

Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel X dan Y, maka

nilai z (9,33) dibandingkan dengan nilai kritik z, pada Ho pada tingkat

kepercayaan 95 % atau p = 0,05. Diketahui nilai kritik tabel dua sisi 0,05/2 :

0,025 harga z tabel 1,96 dengan demikian 9,33 > 1,96.

Berdasarkan pengujian di atas, maka diketahui nilai z hitung yang

diperoleh lebih besar daripada nilai z tabel, berarti nilai Ho ditolak dan Ha

diterima, berarti nilai Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya “ada hubungan

yang signifikan antara iklim komunikasi organisasi dengan kinerja karyawan

di PT Kusumahadi Santoso divisi logistik”. Hal ini berarti variabel

independen iklim komunikasi organisasi mampu mempengaruhi variabel

dependen kinerja karyawan secara signifikan pada tingkat kepercayaan 95%.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

126

5.2 Hubungan Antara Variabel Kontrol Tingkat Pendidikan dan Variabel

Dependen Kinerja Karyawan

Sebelum melangkah pada perhitungan τzy maka akan penulis sajikan

terlebih dahulu tentang nilai variabel kinerja karyawan dan variabel kontrol

Tingkat Pendidikan serta tabel keadaan variabel tersebut yang sudah

diurutkan dan disesuaikan sebagaimana prosedur dalam perhitungan

Koefisien Korelasi Rank Kendall.

Tabel 28

Nilai-Nilai Variabel Kontrol Tingkat Pendidikan dan Variabel Kinerja Karyawan

di PT Kusumahadi Santoso divisi logistik

Nilai Asli Nilai Yang Sudah


No. Disesuaikan C D S
Y Z Y Z
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1. 14 3 6 2 5 1 4
2. 16 2 13 2 5 1 4
3. 16 1 14 3 0 8 -8
4. 16 2 14 2 4 1 3
5. 6 2 14 3 0 6 -6
6. 14 2 16 2 3 1 2
7. 16 2 16 1 8 0 8
8. 17 2 16 2 3 0 3
9. 16 3 16 2 3 0 3
10. 16 2 16 3 0 3 -3
11. 14 3 16 2 2 0 3
12. 16 3 16
commit 3
to user 0 2 -3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

127

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)


13. 17 3 16 2 1 0 1
14. 16 2 17 2 1 0 1
15. 13 2 17 3 0 0 0
Jumlah 12
Sumber : Data Primer

Keterangan :

Y = Kinerja Karyawan

Z = Tingkat Pendidikan

Tabel 29

Angka Kembar Variabel Tingkat Pendidikan di PT Kusumahadi Santoso

Angka Jumlah i.(i-1)


No. Angka
Kembar (i)
1. 1 1 1(1-1) 0
2. 2 9 9(9-1) 72
3. 3 5 5(5-1) 20
Sumber : Data Primer

Tz = ½ (0+72+20)

= ½ . 92

= 46

Dengan diketahuinya nilai-nilai tersebut diatas, yaitu :

S = 12

Tz = 46

Ty = 25
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

128

Maka selanjutnya dapat dicari korelasi pangkat menurut Kendall

sebagai berikut :

S
t xy =
N ( N - 1) - Tx N ( N - 1) - Ty
1 1
2 2

12
= ------------------------------------------------
½ 15(15-1)-25. ½ 15(15-1)-46

12
= ------------------------------------------------
105-25.105-46

12
= ------------------------------------------------
80 59

12
= ------------------------------------------------
8,94 7,68

12
= ------------------------------------------------
68,65

= 0,17

Dari hasil perhitungan dapat diketahui bahwa ada korelasi antara

variabel kontrol tingkat pendidikan dengan variabel kinerja karyawan

organisasi di PT Kusumahadi Santoso divisi logistik sebesar 0,17.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

129

Uji Signifikansi

Untuk menguji apakah korelasi antara variabel status sosial dengan

kinerja karyawan signifikansi atau tidak maka untuk N > 10 digunakan rumus

sebagai berikut :

:=
2(2 + 5)
9 ( − 1)

0,17
z = -------------------------------
2 (2N + 5)
------------
9 N (N – 1)

Jadi untuk Tzy sebesar 0,17 maka :

0,17
z = -------------------------------
2 (2.15+5)
-------------
9.15 (15-1)

0,17
z = -------------------------------
2(35)
-------------
135(14)

0,17
z = -------------------------------
70
-------------
1890

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

130

0,17
z = -------------------------------
0,03

z = 5,66
Dengan hasil tersebut, maka diketahui nilai kritik z Tzy adalah 5,66.

Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel Z dan Y, maka

nilai z (5,66) dibandingkan dengan nilai kritik z, pada Ho pada tingkat

kepercayaan 95 % atau p = 0,05. Diketahui nilai kritik tabel dua sisi 0,05/2 :

0,025 harga z tabel 1,96 dengan demikian 5,66 > 1,96.

Berdasarkan pengujian di atas, maka diketahui nilai z hitung yang

diperoleh lebih besar daripada nilai z tabel, berarti nilai Ho ditolak dan Ha

diterima. Artinya “ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan

dengan kinerja karyawan di PT Kusumahadi Santoso divisi logistik”. Hal ini

berarti variabel tingkat pendidikan mampu mempengaruhi variabel kinerja

karyawan secara signifikan pada tingkat kepercayaan 95%.

RANGKUMAN

Berdasarkan hasil analisis dalam penelitian tentang iklim komunikasi

organisasi dengan kinerja karyawan dan tingkat pendidikan dengan kinerja

karyawan di PT Kusumahadi Santoso divisi logistik, secara keseluruhan

signifikan antara satu dan lainnya. Hasil uji signifikansi menunjukkan bahwa

iklim komunikasi organisasi dengan kinerja karyawan di PT Kusumahadi

Santoso divisi logistik sebesar 9,33. Kemudian, korelasi lanjutan antara

tingkat pendidikan dengan kinerja karyawan di PT Kusumahadi Santoso

divisi logistik sebesar 5,66. commit to user


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis secara kuantitatif tentang iklim komunikasi

organisasi terhadap kinerja karyawan di PT Kusumahadi Santoso divisi

logistik serta pembahasan di bab-bab sebelumnya, maka diperoleh

kesimpulan sebagai berikut:

6.1.1 Hasil iklim komunikasi organisasi terlihat dari supportiveness yang

tinggi dari karyawan, komunikasi yang terjalin lancar dan baik.

Kepercayaan antar karyawan satu dengan yang lain juga baik,

hubungan dengan atasan dan sesama karyawan juga terjalin harmonis.

Selain itu, diantara para karyawan yang satu dengan yang lainnya selalu

saling terbuka dan saling jujur. Dari semua yang penulis cermati, atasan

dan para karyawan saling memberi dan menerima dalam soal informasi,

semua karyawan relatif tidak sulit mendapatkan informasi kecuali untuk

informasi rahasia dan beberapa karyawan yang bekerja di lapangan.

6.1.2 Hasil penelitian tentang kinerja karyawan terlihat dari kepercayaan

kinerja karyawan mengenai tanggung jawab atas kedatangan barang

produksi atau non produksi dari supplier yang lancar walaupun

tanggung jawab kepada divisi lain kurang memperlihatkan hasil baik

karena beberapa faktor non teknis. Kegiatan kinerja karyawan dalam

commit
pengiriman barang kedivisi to dan
lain user kegiatan informasi yang tersedia

132
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

133

memperlihatkan hasil baik dan berjalan lancar. Kelancaran komunikasi

dalam kinerja organisasi dan dalam penggunaan media komunikasi

ataupun kelancaran dalam berkomunikasi antar divisi satu dengan yang

lain berjalan baik dan lancar.

6.1.3 Hasil penelitian tingkat pendidikan para karyawan PT Kusumahadi

Santoso divisi logistik mayoritas lulusan SMU dan lulusan tingkat

perguruan tinggi untuk level staf, kepala seksi, dan manajer. Karena

tingkat kebutuhan divisi logistik secara umum lebih membutuhkan

lulusan SMU/sederajat melihat jenis pekerjaan yang dikerjakan.

6.1.4 Iklim komunikasi organisasi (X) terdapat hubungan dengan kinerja

karyawan (Y) di PT Kusumahadi Santoso divisi logistik dengan nilai

signifikansi sebesar 9,33. Hal itu menunjukkan bahwa iklim

komunikasi yang sehat sangat terggantung pada hubungan antara atasan

dan bawahan maupun antar sesama bawahan sehingga dapat

memotivasi karyawan untuk meningkatkan kinerjanya pada perusahaan.

6.1.5 Tingkat pendidikan (Z) terdapat hubungan dengan kinerja karyawan

(Y) di PT Kusumahadi Santoso divisi logistik dengan nilai signifikansi

sebesar 5,66. Hal itu menunjukkan bahwa tingkat pendidikan juga

mempengaruhi kinerja dari karyawan tersebut.

6.1.6 Faktor yang menjadi pendorong kinerja karyawan di PT Kusumahadi

Santoso divisi logistik adalah lingkungan kerja yang kondusif, suasana

yang menyenangkan kadang melebihi dari gaji berapapun yang didapat


commit to user
tapi suasana yang kurang kondusif. Gaji atau imbalan untuk karyawan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

134

yang sesuai dengan harapan, ketika seseorang bekerja yang diharapakn

adalah gaji sebagai hak dari orang yang telah bekerja tersebut. Suasana

kerja (rekan kerja dan atasan), setiap pekerjaan dalam organisasi

memiliki kaitan dengan pekerjaan lain karena bersifat bersama maka

dibutuhkan rekan kerja yang cocok juga untuk menjaga keharmonisan

dalam pekerjaan.

6.1.7 Faktor yang menjadi penghambat kinerja karyawan adalah kadang

kurang jelasnya informasi dari atasan kepada bawahan terutama pada

karyawan yang bekerja dilapangan tentang informasi perusahaan dan

kendala non teknis yang tidak disengaja dalam divisi logistik secara

khusus, fungsi Serikat Pekerja Nasional (SPN) satu-satunya tempat

yang menjembatani antara karyawan dan pihak perusahaan agar tidak

terjadi isu-isu yang kurang jelas beredar dalam perusahaan. Secara

umum dalam divisi logistik sendiri tidak ada faktor yang menghambat

dalam kinerja di PT Kusumahadi Santoso kecuali yang bersifat non

teknis dan terjadi secara tidak sengaja, kedatangan pasokan barang

produksi yang kadang tidak tepat waktu dari supplier ataupun

ketidaksesuaian contoh produk yang diberikan tidak sesuai aslinya

selalu bisa ditangani agar tidak merugikan semua pihak.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

135

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, penulis

menyampaikan beberapa saran yang berhubungan dengan penelitian ini :

6.2.1 Untuk PT Kusumahadi Santoso divisi logistik

6.2.1.1 Diperlukan kesadaran dari tiap pribadi karyawan dalam

menjalankan tugas keorganisasian, salah satu hal yang perlu

diperhatikan adalah sikap disiplin waktu dalam bekerja, agar

organisasi tetap dapat melakukan fungsinya dan pada akhirnya

membawa dampak positif bagi kemajuan PT Kusumahadi Santoso

divisi logistik khususnya.

6.2.1.2 Bagi karyawan, perlu diberikan penghargaan yang sesuai dengan

prestasi yang berikan, bentuk-bentuk penghargaan tidak harus

berupa materiil, namun juga berupa pujian yang proporsional

dengan prestasi tersebut. Bentuk penghargaan lain, dapat berupa

pengikutsertaan pada pendidikan dan pelatihan yang nantinya akan

menjadi nilai tambah bagi karyawan yang bersangkutan serta bagi

perusahaan tersebut.

6.2.1.3 Bagi karyawan, hubungan komunikasi antara atasan dan bawahan

perlu ditingkatkan untuk lebih memudahkan dalam pemberian

informasi dari atasan kepada bawahan tentang organisasi, begitu

sebaliknya dari bawahan kepada atasan sehingga hubungan

komunikasi yang terjalin dapat meningkatkan kinerja karyawan di


commit to user
PT Kusumahadi Santoso divisi logistik secara khusus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

136

6.2.2 Untuk Penelitian Lanjutan

6.2.2.1 Pada penelitian berikutnya, hasil penelitian ini bisa digunakan

sebagai referensi dan hendaknya ada penelitian yang memperdalam

serta mengembangkan gagasan-gagasan baru seperti jaringan

komunikasi organisasi pada perusahaan tertentu atau dapat

melanjutkan di PT Kusumahadi Santoso.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai