Anda di halaman 1dari 1

Nama : Nur Fitria

NIM : 2001015175
Analisa berjalannya demokrasi (pilpres/pileg) di Indonesia pada era Reformasi.
Reformasi dari tahun 1998 memberikan banyak perubahan pada system politik Indonesia
melalui perubahan mekanisme pemilihan umum di Indonesia. Pemilu pertama di era reformasi
diselenggarakan pada zaman presiden BJ Habibie yaitu hanya memilih anggota legislatif yang di
ikuti oleh 48 partai politik pada saat itu. Sementara pilpres masih menggunakan system
perwakilan yang dipilih oleh anggota legislatif yang dijadikan sebagai hasil pemilu di tahun
1999. Selanjutnya pemilu tahun 2004 pada saat pemilihan presiden dan wakil presiden yang
pertama kalinya di pilih langsung oleh warga negara Indonesia atau masyarakat secara langsung.
Dari masa kemasa pemilu tahun 1999 hingga tahun 2004 penyelenggaraan pemilu di era
reformasi terus mengalami perubahan dan penyempurnaan.
Pemilu tahun 2009, terdapat ketentuan baru yakni pasangan yang memperoleh suara lebih
dari 50% dari jumlah suara dengan sedikitnya 20% suara di setiap provinsi yang tersebar lebih
dari 50% jumlah provinsi di Indonesia dinyatakan sebagai pemenang mutlak dalam Pemilu dan
tidak perlu diadakan Pemilu putaran. Kemudian, pemilu tahun 2014 Politik Identitas mulai
marak dan kemudian menjadi semakin banyak. Pemilu ini diikuti oleh 10 partai politik. Sistem
pemilu proporsional dengan daftar calon terbuka sementara untuk pengambilan suara dilakukan
dengan mencoblos satu kali pada nomor/gambar. Dan yang terakhir pada tahun 2019 kemarin,
Pemilu 2019 tentu berbeda dengan Pemilu 2014. Berbagai perubahan mengharuskan caleg
beradaptasi dengan cara kampanyenya dan menyiapkan strategi pemenangannya lebih matang.
Status partai, syarat parliamentary threshold, kondisi daerah pemilihan, dan peta politik partai,
hingga kesiapan administrasi, serta finansial harus benar-benar disiapkan secara matang oleh
para caleg yang bertarung demi kursi DPR.
Menurut saya sebagai rakyat bangsa indonesia kita harus cerdas dalam memahami situasi
atau kondisi juga memahami apa itu sebenarnya demokrasi yang menjadi tonggak bangsa
Indonesia kita ini, karena dari rakyat yang cerdas dan cermat dalam memahami setiap keadaan
negaranyalah yang akan menolong dasar-dasar nilai bangsa yang telah diperjuangkan dan kitalah
yang patut mempertahankan dengan tanpa adanya kebodohan dalam memahami kondisi politik
negara hal itu menjadikan kita tidak mudah dibohongi oleh kekuatan-kekuatan yang akan
menghancurkan sistem demokrasi di Indonesia ini sendiri.

Anda mungkin juga menyukai