2023/2024 BAB PENDAHULUAN 1 . 1.Latar Belakang Indonesia merupakan Negara demokrasi. Josep Schumpeter, mengartikan demokrasi sebagai kompetisi memperoleh suara rakyat. Pengertian pada esensi itu merupakan pengertian ‘minimalis’ dan disebut “demokrasi electoral” atau “demokrasi formal”. Demokrasi merupakan sebuah metode politik, sebuah mekanisme untuk memilih pemimpin politik (Cholisin, 2007: 80). Oleh karena itu, setiap individu mempunyai hak yang sama untuk terjun ke ranah politik dan menduduki suatu jabatan di pemerintahan baik itu pemerintahan daerah, pemerintahan pusat ataupun menjadi orang nomor satu di suatu Negara/menjadi pemimpin sebuah Negara. Mereka yang sudah membekali diri dengan pendidikan politik yang dirasa cukup dan memadai berlomba-lomba untuk ikut menjadi bagian dalam pemerintahan. Menurut Miriam Budihardjo (2008: 106) demokrasi yang dianut Indonesia, yaitu demokrasi berdasarkan pancasila, masih dalam taraf perkembangan dan mengenai sifat-sifat dan cirri-cirinya terdapat pelbagai tafsiran serta pandangan. Tetapi yang tidak dapat disangkal ialah bahwa beberapa nilai pokok dari demokrasi konstitusional cukup jelas tersirat di dalam Undang-Undang Dasar 1945 yang belum di amandemen. Selain itu Undang-Undang Dasar kita menyebut secara eksplisit dua prisip yang menjiwai naskah itu, dan yang dicantumkan dalam penjelasan Undang udang Dasar 1945 mengenai Sitem Pemerintahan Negara yaitu: pertama Indonesia ialah negara yang berdasarkan atas hukum (Rechtsstaat). Tidak berdasarkan kekuasaan belaka (Machsstaat). Kedua pemerintahan berdasarkan atas Sistem Konstitusi (Hukum Dasar), tidak bersifat Absolutisme (kekuasaan yang tidak terbatas). Indonesia telah menetapkan cara pUnemilihan langsung umum ( pemilu ) sebagai cara menentukan para wakil rakyat yaitu DPR, MPR dan Presiden serta Wakil Presiden. Sebagaimana termuat dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 19 ayat (1) bahwa anggota Dewan Perwakilan Rakyat dipilih melalui Pemilihan Umum, kemudian pada pasal 2 ayat (1) menjelaskan bahwa MPR, terdiri dari DPR, dan anggota DPD yang juga dipilih oleh rakyat melalui pemilihan umum. Untuk Presiden dan Wakil Presiden juga dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilihan Presiden hal itu dijelaskan dalam Pasal 6A ayat (1) Undang Undang Dasar 1945 yang berbunyi: “Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat”. Dalam pemilihan langsung seperti ini semua masyarakat memilih langsung para wakilnya yang akan menduduki jabatan di pemerintahan baik itu pemerintahan daerah maupun pemerintahan pusat. Sementara itu, penggunaan sistem multi partai mempunyai banyak partai peserta pemilu, mengakibatkan perspektif pemilih terhadap para aktor atau pelaku politik menjadi sangat berbeda-beda termasuk para calon presiden yang akan maju dalam pilpres 2014 itu semua didukung dengan cara yang digunakan para calon presiden untuk memikat hati para pemilih yang tentu saja berbeda antara satu capres dengan capres lainya. Pilpres 2014 yang tinggal menghitung bulan ini sudah banyak tokoh yang mengakui akan mencalonkan diri menjadi presiden dan wakil presiden tentu dengan cara promosi yang berbeda satu dengan lainnya sebagai langkah awal memikat hati para pemilih. Pemilih yang sudah pernah memilih dalam pilpres tahun 2004 dan 2009 pasti sedikit banyak sudah tahu dan berpengalaman untuk memilih calon presiden dan wakil presiden yang dirasa ideal untuk memimpin Negara Indonesia berdasarkan kampanye yang disampaikan para capres dan cawapres. Akan tetapi untuk para pemilih pemula yang baru pertama kali ikut dalam hajatan terbesar di Indonesia yaitu pemilu dan mereka ratarata masih duduk di bangku sekolah menjadi awam dan kurang begitu paham dengan profil calon presiden ideal untuk memimpin negara yang saling bersaing untuk memikat hati para pemilih tidak lain juga mereka. Kebanyakan dari mereka hanya mengetahui orang yang mencalonkan diri dari media masa saja ataupun tokoh yang sering tampil di media masa, hal itu menjadikan para siswa pemilih pemula yang masih perlu banyak bimbingan dan pengarahan itu menjadi mudah terpengaruh akan janji-janji para calon presiden dan wakil presiden tanpa didasari pengetahuan yang cukup tentang latar belakang tokoh tersebut serta keaktifanya dalam dunia perpolitikan di Indonesia. Survey yang dilakukan oleh LSN (Lembaga Survey Nasional) terhadap pemilih pemula pada rentang usia antara 16-20 tahun atau mereka yang baru pertama kali memilih dalam pemilu tahun 2014 ini dengan jumlah sampel sebanyak 1230 responden yang dipilih secara acak di 33 Provinsi di Indonesia didapatkan Kemudian apakah perspektif atau pandangan mereka sebagai pemilih pemula kepada calon presiden yang akan maju menjadi presiden itu sesuai dengan calon presiden ideal yang sesungguhnya?. Dalam era globalisasi dewasa ini menyebabkan para remaja yang kurang mempunyai bekal pendidikan politik berpandangan sinis terhadap dunia politik, baik itu politisi, partai politik dan proses demokrasi di Indonesia sehingga kegiatan politik kurang diminati oleh para generasi muda. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya pemilih pemula di Indonesia (usia SMA), namun memiliki tingkat pengetahuan, kesadaran, dan partisipasi politik yang sangat kecil. Sekolah merupakan tempat yang potensial dalam melakukan pendidikan politik bila dilakukan dan diimplementasikan dengan benar. Pilpres tahun 2009 di Kota Yogyakarta masih banyak pemilih termasuk pemilih pemula yang sudah masuk Daftar Pemilih Tetap (DPT) tetapi tidak menggunakan hak pilihnya yaitu sebanyak 107172 dari 341935 hal ini membuktikan masih banyak para pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya. Hal ini dibuktikan dengan data dari KPU tentang partisipasi pemilih di tiap kecamatan di Kota Yogyakarta pada pilpres tahun 2009,