SKRIPSI
Oleh :
Skripsi
Oleh:
Muhammad Ikhdan Khafiddin
111705200000016
Pembimbing
Pembimbing,
i
membantu penulis. Semoga segala kebaikan selalu tersemai
untukmu. Aamiin. Dan untuk keluarga besar yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu, bahwa Allah-lah sebaik-baik
pemberi balasan.
ii
6. Seluruh dosen dan staff Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi yang telah memberikan ilmu, pengalaman dan
pengajaran yang bermanfaat kepada penulis selama
menempuh pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Semoga Allah senantiasa memberikan keberkahan. Aamiin.
7. Pimpinan dan karyawan Perpustakaan Utama UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan fasilitas untuk
mendapatkan referensi dalam penyusunan skripsi ini.
8. Kang Ahmad Lugas Kusnadi (Ugas) selaku Tokoh Kelompok
Penyanyi Jalanan Rangkasbitung, Lebak, Banten, Ustatdz
Wawan Abdul Luthfi selaku Tokoh Agama Islam Kelompok
Penyanyi Jalanan Rangkasbitung, Lebak, Banten, beserta
seluruh anggota KPJ Rangkasbitung yang telah menerima
penulis dengan sangat terbuka dan membantu dengan
memberikan informasi serta data yang dibutuhkan selama
penelitian ini berlangsung.
9. Seluruh teman-teman Program Studi Bimbingan dan
Penyuluhan Islam angkatan 2017 yang telah sama-sama
berjuang untuk menciptakan pengalaman berharga selama
peneliti menempuh pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah ini,
Semoga Allah selalu memudahkan segala urusan kalian.
Aamiin.
10. Seluruh pihak yang secara tidak langsung membantu dan
mendukung hingga terselesaikannya skripsi ini.
iii
melancarkan segala urusan serta Allah subhanahu wa ta’ala Maha
Sebaik-baik Yang Memberi Balasan. Aamiin.
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................ v
BAB I ............................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................. 1
B. Batasan Masalah .............................................................. 8
C. Rumusan Masalah............................................................ 9
D. Tujuan Penelitian ............................................................. 9
E. Manfaat Penelitian ........................................................... 9
F. Kajian Terdahulu ........................................................... 10
G. Metode Penelitian ........................................................... 14
1. Jenis Penelitian ................................................................ 14
2. Pendekatan Penelitian ...................................................... 16
3. Sumber dan Jenis Data ..................................................... 16
4. Teknik Pengumpul Data .................................................. 18
5. Teknik Analisis Data ....................................................... 20
H. Sistematika Penulisan .................................................... 22
BAB II ........................................................................................ 24
KAJIAN PUSTAKA ................................................................. 24
A. Bimbingan Agama.......................................................... 24
B. Religiusitas ...................................................................... 33
C. Remaja ............................................................................ 39
BAB III ....................................................................................... 42
PROFIL LEMBAGA ................................................................ 43
A. Sejarah Singkat KPJ Rangkasbitung ........................... 43
v
B. Tugas Fungsi KPJ .......................................................... 44
C. Kegiatan .......................................................................... 45
D. Letak Geografis .............................................................. 46
E. Sarana & Prasarana ...................................................... 46
F. Struktur Organisasi ....................................................... 49
G. Jumlah Anggota ............................................................. 49
BAB IV ....................................................................................... 50
DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ................................... 50
A. Deskripsi Informan ........................................................ 50
B. Temuan Penelitian ......................................................... 53
1. Hambatan Dalam Proses Penelitian ............................. 53
2. Kegiatan Bimbingan Agama ..................................... 55
3. Metode Bimbingan Agama ........................................ 58
4. Materi Bimbingan Agama ......................................... 61
BAB V......................................................................................... 61
ANALISIS PENELITIAN ........................................................ 62
BAB VI ....................................................................................... 79
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ............................... 79
A. Simpulan ......................................................................... 79
B. Implikasi ......................................................................... 79
C. Saran ............................................................................... 80
DAFTAR PUSTAKA ................................................................ 82
LAMPIRAN ............................................................................... 86
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
ٰ علَ ْي ِه ْۖ ْم فَ ْليَتَّقُوا
َّللا ِ ًش الَّ ِذيْنَ لَ ْو ت ََر ُك ْوا ِم ْن خ َْل ِف ِه ْم ذُ ِريَّة
َ ض ٰعفًا خَافُ ْوا َ َو ْليَ ْخ
َ َو ْليَقُ ْولُ ْوا قَ ْو ًًل
س ِد ْيدًا
“Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang
yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah
di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap
(kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka
bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara
dengan tutur kata yang benar.”
1
Kenakalan remaja merupakan masalah sosial yang
selalu muncul di jantung kehidupan masyarakat. Masalah-
masalah tersebut hidup dan berkembang, berdampak negatif
terhadap keharmonisan kehidupan manusia.1
2
Mengenai bentuk kenakalan remaja yang dilakukan
remaja, terutama di Indonesia menurut Sunarwiyati membagi
kenakalan remaja kedalam tiga tingkatan.4 Kenakalan biasa,
seperti suka berkelahi, suka keluyuran, membolos sekolah,
pergi dari rumah tanpa pamit. Kenakalan yang menjurus pada
pelanggaran dan kejahatan seperti mengendarai sepeda motor
tanpa SIM, mencuri, berjudi, penipuan dan pemalsuan.
Kenakalan khusus seperti penyalahgunaan narkotika,
hubungan seks diluar nikah, pemerkosaan dll.
Menurut BPS 2015 5 jumlah penduduk di Indonesia
sebanyak 254,9 juta jiwa, diantaranya laki-laki sebanyak
128,1 juta jiwa dan perempuan sebanyak 126,8 juta jiwa. Data
menunjukkan adanya peningkatan kenakalan remaja dari
tahun ketahun diambil dari Badan Pusat Statistik (BPS), tren
kenekalan remaja dan kriminalitas remaja mulai dari
kekerasan fisik dan kekerasan psikis menunjukkan angka
peningkatan dari tahun ke tahun.
4
Sudarsono, Kenakalam Remaja, Relevansi, Rehabilitasi, &
Resosialisai (Jakarta: PT.Rineka Cipta 1991), hlm.132.
5
Statistik Kriminal BPS 2015
3
4 2014 7007 Kasus
5 2015 7763 Kasus
Table 1 Kenakalan Remaja
6
Santoso, Siti Sapardiyah (2000) Kenakalan Remaja di Propinsi
Jawa Barat dan Bali. Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 10
(4). ISSN 0853-9987
4
Bolos Sekolah 51,9% 33,7% 30,1% 37,1%
Kabur dari
54,5% 42,3% 58,4% 52,7%
Rumah
Vandalisme 26,3% 23,6% 31,7% 19,6%
Pemerasan 2,2% 5,0% 7,2% 5,8%
Pencurian 6,3% 8,2% 8,9% 17,7%
Perusakan
12,5% 5,7% 36,9% 2,2%
Bangunan
Table 2 Kenakalan Remaja di Jawa Barat dan Bali
5
س ْو َل َواُو ِلى ْاًلَ ْم ِر ِم ْن ُك ْم ٰ ٰيْٓاَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْْٓوا اَ ِط ْيعُوا
َّ ّللاَ َواَ ِط ْيعُوا
ُ الر
س ْو ِل ا ِْن ُك ْنت ُ ْمُ الرَّ ّللا َو ِ ٰ ش ْيء فَ ُرد ُّْوهُ اِلَى َ فَا ِْن تَنَازَ ْعت ُ ْم فِ ْي
سنُ تَأ ْ ِوي ًْل َ ْاًل ِخ ِر ٰذلِكَ َخيْر َّواَح
ٰ ْ اّلل َو ْاليَ ْو ِم
ِ ٰ ࣖ تُؤْ ِمنُ ْونَ ِب
6
menginternalisasikan ajaran agamanya dalam perilaku sehari-
hari…”9
9
Anonim. “Religiusitas Sumbang Kecenderungan Perilaku
Remaja”. Univeritas Muhammadaiyah Yogyakarta.
www.umy.ac.id/religiusitas-sumbang-kecenderungan-perilaku-remaja.
Diakses pada 7 Januari 2022
7
yang memang mengamen sehingga anaknya juga ikut
mengamen. Apabila dilhat dari kondisi tersebut maka bisa jadi
potensi terjadinya kenakalan remaja lebih tinggi, mengingat
latar belakang pendidikan formal yang rendah serta kondisi
keluarga yang cukup berat. Maka dari itu penelitian ini
mengangkat judul METODE BIMBINGAN AGAMA
DALAM MENINGKATKAN RELIGUISITAS REMAJA DI
KELOMPOK PENYANYI JALANAN
RANGKASBITUNG.
B. Batasan Masalah
1. Bimbingan Agama
2. Religiusitas
8
keyakinan (ideologis), dimensi peribadatan atau praktek
agama (ritualistik), dimensi penghayatan (eksperiensial),
dimensi pengalaman (konsekuensial), dimensi
pengetahuan (intelektual).
3. Remaja
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
9
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
F. Kajian Terdahulu
10
pembiasaan, metode nasihat, metode perhatian, & metode
keteladanan.10
11
terwujud dan berhasil dengan cara menjadikan bimbingan
agama itu sebagai motivasi hidup, sehingga akan muncul
dorongan untuk meningkatkan religiusitas subjek. Semisal
dalam hal solat, dengan menanamkan motivasi agama maka
perasaan atau mindset terhadap solat akan berbeda. Para
subjek penelitian menjadi merasa memiliki hutang apabila
tidak mengerjakannya.12
12
terkadang terjadi penolakan dan hal itu harus dihadapi dengan
ketenangan dan kesabaran.13
13
Secara umum penelitian ini sudah memberikan
informasi sesuai judul penelitiannya, namun terdapat
kekurungan dalam aspek wilayah karakteritik dari subjek yang
diteliti. Wilayah karakterisitik merupakan karakter-karakter
atau apa-apa saja hal yang merupakan kebiasaan di suatu
wilayah, sehingga dengan mengetahui wilayah karakteristik
bisa menambah penguatan data yang kita teiliti. Karena setiap
wilayah memiliki karakteristik yang berbeda.
G. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Kab. Batang Jawa Tengah. Prodi BPI Fakultas Dakwah dan Komunikasi
UIN Walisongo Semarang.
14
deskriptif berupakata-kata tertulis atau lisan dari orang-
orang dan perilaku yang dapat diamati.15
15
harus dihilangkan atau diminimalkan semaksimal mungkin
agar peneliti benar-benar dapat memahami secara optimal
pandangan dan perasaan subjek penelitian. Sebisa mungkin
peneliti kualitatif tidak memuat hambatan jarak dari
subjek.
2. Pendekatan Penelitian
1. Data Primer
18
B. Sandjaja dan Albertus Heriyanto, Panduan Penelitian,
(Jakarta: Prestasi Pustaka, 2006), Cet ke-1, h. 111.
16
Data primer yaitu data yang memberikan
informasi langsung kepada pengumpul data. Data
utama dalam penelitian ini didapat melalui wawancara
dan observasi. Sedangkan sumber utama yang
diwawancarai adalah pengurus dan pembimbing
agama di Kelompok Penyanyi Jalanan Rangkasbitung
yang turut berperan dalam proses bimbingan agama
untuk meningkatkan religiusitas remaja. Disamping
itu, wawancara juga dilakukan dengan peserta didik.
Sumber data primer didapat dengan cara melakukan
wawancara kepada pembimbing dan remaja yang ada
di Kelompok Penyanyi Jalanan Rangkasbitung.
Disamping itu data primer juga dapat diperoleh
melalui observasi di lapangan.
2. Data Sekunder
17
4. Teknik Pengumpul Data
1. Observasi
2. Wawancara
19
Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm. 172.
18
secara langsung informasi-informasi atau
keteranganketerangan.20
3. Dokumentasi
20
Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm. 83.
21
Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm. 176.
19
hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip,
buku, surat kabar, najalah, prasasti, notulen rapat,
legger, agenda dan sebagainya”.
22
Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif,
(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008), hal. 165.
20
mentah yang muncul dari catatan lapangan. Reduksi
data dalam penelitian ini terjadi terus menerus selama
penelitian ini berlangsung. Minimisasi data dilakukan
untuk menyaring, mengkategorikan, mengorientasikan
menghilangkan yang tidak perlu dan mengatur data
yang diperlukan sesuai dengan fokus masalah
penelitian.
21
H. Sistematika Penulisan
Dalam penelitian ini sistematika penulisan dibagi ke
dalam enam bab yang mengacu kepada buku pedoman
penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) oleh
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berdasarkan SK Rektor UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta No. 507 Tahun 2017 tentang
pedoman penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan
Disertasi) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terdiri dari:
BAB I : PENDAHULUAN.
Berisi Latar Belakang, Batasan Masalah, Rumusan Masalah,
Tujuan dan Manfaat Penelitian, Tinjauan Kajian Terdahulu,
Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan.
BAB II : KAJIAN PUSTAKA.
Berisi Landasan Teori (Bimbingan Agama, Religiusitas,
Remaja), Kerangka Berpikir.
BAB III : GAMBARAN UMUM PENELITIAN.
22
permasalahan yang dialami oleh remaja, Metode bimbingan
yang diberikan oleh Pembimbing Agama).
BAB V : PEMBAHASAN.
Merupakan analisis data hasil dari penelitian mengenai
Metode Bimbingan Agama Dalam Meningkatkan Religiusitas
Remaja di KPJ Rangkasbitung, hasil wawancara terhadap
subyek dan juga hasil observasi yang telah dilakukan
mengenai Metode Bimbingan Agama Dalam Meningkatkan
Religiusitas Remaja di KPJ Rangkasbitung.
BAB VI : SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN.
Membuat Simpulan Implikasi, dan Saran.
23
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Bimbingan Agama
1
Winkel, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan,
Media Abadi, Yogyakarta:2004.
2
Prayitno dan Amti, Dasar-Dasar Bimbingan Konseling, Pusat
Perbukuan Depdikbud dengan PT Rineka Cipta, Jakarta, 2004, hlm 99.
24
Agama adalah Religi (belanda) Religion (inggris) yaitu
hubungan antara dengan sesuatu kekuasaan luar lain dan lebih
dari apa yang di alami oleh manusia, atau bagian yang
dianggap “suci” yang mendatangkan rasa tunduk manusia
kepadanya, dan memperlakukan dengan penuh hikmah serta
menarik manusia kepadanya3
3
Muhammad Surya, Dasar-Dasar Konseling Pendidikan, (Teori
Dan Konsep), (PT.Kota Kembang, Yogyakarta: 1988) hlm. 12
4 Dedi Supriyadi dan Mustofa Hasan, Filsafat Agama, Pustaka
25
mental dan spiritual, agar orang yang bersangkutan mampu
mengatasi dengan kemampuan yang ada dirinya sendiri
melalui dorongan dengan kekuatan iman dan taqwanya
kepada Allah.6
26
sehingga ia dapat hidup selaras dan sesuai dengan
tuntunan Al-Qur’an dan Hadits”.8
8
Syamsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam, Jakarta:
Amzah, 2010, hlm 19.
27
tatkala diutus menghadap Fir’aun, seperti difirmankan “Maka
berbicaralah kamu berdua dengannya dengan kata-kata yang
lemah lembut, mudahmudahan dia ingat atau takut.” (Tahaa:
44).9
ت
ِ غ ْو َّ الر ْشدُ ِمنَ ْالغَي ِ فَ َم ْن يَّ ْكفُ ْر ِب
ُ الطا ِ ًل اِ ْك َرا َه فِى
ُّ َالدي ِْن قَ ْد ت َّ َبيَّن ْٓ َ
ع ِليْم
َ س ِميْع ٰ ام َل َها َو
َ ُّللا َ صَ سكَ ِب ْالعُ ْر َو ِة ْال ُوثْ ٰقى ًَل ا ْن ِف ِ ٰ َويُؤْ ِم ْن ِب
َ اّلل فَقَ ِد ا ْست َْم
9
Muhammad Nasib Ar-Rifa’i, Kemudahan dari Allah:
Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, (Jakarta: Gema Insani Press, 2008), h. 1078.
10 Abdul Ghafar Don, dkk., “Dakwah Kepada non-Muslim:
28
1. Metode Ceramah
2. Metode Wawancara
29
Pengarahan yang diberikan kepada terbimbing yaitu
memberikan secara langsung jawaban-jawaban terhadap
permasalahan yang menjadi sebab kesulitan yang dialami
terbimbing.
4. Metode Keteladanan
5. Metode Pencerahan
30
6. Metode Cerita
12
M. Arifin, Pokok-pokok Pikiran Bimbingan dan Penyuluhan
Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), h. 29
13
Hamdani Bakran Adz-Dzaky, Konseling dan Psikoterapi Islam,
(Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru, 2002), h.211.
31
3. Untuk menghasilkan kecerdasan emosi pada individu
dan berkembang rasa toleransi, kesetiawanan, tolong
menolong dan rasa kasih sayang.
14
Anunur Rahim Faqih, Bimbingan Konseling dalam Islam,
(Yogyakarta: VII Press, 2002), h.36
32
B. Religiusitas
15
Widiyanta, Sikap Terhadap Lingkungan dan Religiusitas:
Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi, Vol. 1 No.2, Tahun 2005, h. 80.
16 Khozin, Khazanah Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT
33
dari kehidupan manusia yang mempunyai dua kutub, yaitu
kutub kehidupan pribadi dan kutub kebersamaannya di tengah
masyarakat.
َ َٰ ش ۡي
ط ِۚ ِن َّ ت ٱل ُ َٰ َيَٰٓأَيُّ َها ٱلَّذِينَ َءا َمنُواْ ۡٱد ُخلُواْ ِفي ٱلس ِۡل ِم َكآَٰفَّ ٗة َو ََل تَت َّ ِبعُواْ ُخ
ِ ط َٰ َو
َ ِإنَّهۥُ لَ ُك ۡم
ّٞ ُّو ُّم ِبٞ عد
ين
18
Andisti,dkk, Religiusitas dan Perilaku Seks Bebas pada
Dewasa Awal, Jurnal Psikologi, Vol. 1. No.2, 2008, h.172.
19
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2012), cet. 5, h. 297
34
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke
dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-
langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata
bagimu.”
20
Harun Nasution, Islam Rasional, (Jakarta: Mizan, 1995), h. 21.
21
Jalaludin Rahmat, Psikologi Agama:Sebuah Pengantar
(Bandung: Mizan, 2005 ), cet. 3, h. 47.
35
b) Aspek Islam menyangkut frekuensi, intensitas
pelaksanaan ibadah yang telah ditetapkan, misalnya
sholat, puasa dan zakat.
c) Aspek Ihsan menyangkut pengalaman dan perasaan
tentang kehadiran Tuhan, takut melanggar larangan
dan lain-lain.
d) Aspek Ilmu yang menyangkut pengetahuan
seseorang tentang ajaran-ajaran agama.
e) Aspek Amal menyangkut tingkah laku dalam
kehidupan bermasyarakat,misalnya menolong orang
lain, membela orang lemah, bekerja dan sebagainya.
36
f) Community yaitu penegasan tentang hubungan
manusia dengan makhluk atau individu lain.
37
dosa,berpuasa, shalat atau menjalankan ritual-ritual
khusus pada hari-hari suci.
c) Dimensi Penghayatan, yaitu dimensi yang berkaitan
dengan perasaan keagamaan yang dialami oleh
penganut agama atau beberapa jauh seseorang dapat
menghayati pengalaman dalam ritual agama yang
dilakukannya, misalnya kekhusyuan ketika
melakukan sholat.
d) Dimensi Pengetahuan, yaitu berkaitan dengan
pemahaman dan pengetahuan seseorang terhadap
ajaran-ajaran agama yang dianutnya.
e) Dimensi Pengamalan. yaitu berkaitan dengan
akibat-akibat dari ajaran-ajaran agama yang
dianutnya yang diaplikasikan melalui sikap dan
perilaku dalam kehidupan sehari-hari.
38
c) Melakukan pengalaman agama seperti yang
dicontohkan para Nabi.
d) Memiliki jiwa yang sehat sehingga bisa
membedakan mana yang baik dan buruk bagi
dirinya.
e) Selalu melakukan aktivitas-aktivitas positif dalam
kehidupannya.
f) Memiliki kesadaran bahwa adanya batas-batas
maksimal apa yang tidak bisa dicapai olehnya
karena ia menyadari bahwa sepenuhnya hal tersebut
merupakan kehendak Allah dan tidak stress ketika
mengalami kegagalan serta tidak menyombongkan
diri ketika sukses karena ia menyadari bahwa
kegagalan dan kesuksesan pada dasarnya merupakan
ketentuan Allah.22
C. Remaja
1. Pengertian Remaja
22
Atika Oktaviani Palupi, SKNipsi: Pengaruh Religiusitas
Terhadap Kenakalan Remaja Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 02 Slawi
Kabupaten Tegal, Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Semarang, 2013, hlm. 37
39
seksual, proses berpikir abstrak sampai pada kemandirian.
Masa remaja berlangsung dari usia 10 sampai 13 tahun dan
berakhir pada usia 18 sampai 22 tahun. Akan tetapi banyak
ahli perkembangan yang membedakan antara remaja awal
dan remaja akhir.23
23
Santrock, Adolescence (terjemahan), Erlangga, Jakarta : 2003.
24
Hurlock, Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan, Erlangga, Jakarta : 1994.
40
batas maksimal yaitu untuk memberi peluang pada mereka
yang masih menggantungkan diri pada orang tua dan belum
menikah.
2. Ciri-Ciri Remaja
Masa remaja adalah suatu masa perubahan. Ada
beberapa perubahan yang terjadi selama masa remaja.
41
maupun perubahan eksternal seperti tinggi badan,
berat badan dan proporsi tubuh sangat berpengaruh
terhadap konsep diri remaja.
c. Perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dan
hubungan dengan orang lain. Selama masa remaja
banyak hal yang menarik bagi dirinya dibawa dari
masa kanak-kanak digantikan dengan hal menarik
yang baru dan lebih matang. Hal ini juga dikarenakan
adanya tanggung jawab yang lebih besar pada masa
remaja, maka remaja diharapkan untuk dapat
mengarahkan ketertarikan mereka pada hal-hal yang
lebih penting. Perubahan juga terjadi dalam hubungan
dengan orang lain. Remaja tidak lagi berhubungan
dengan individu dari jenis kelamin yang sama, tetapi
juga dengan lawan jenis dan dengan orang dewasa.
d. Perubahan nilai, dimana apa yang mereka anggap
penting pada masa kanak-kanak menjadi kurang
penting karena sudah mendekati masa dewasa.
e. Kebanyakan remaja bersikap ambivalen dalam
menghadapi perubahan yang terjadi. Disatu sisi
mereka menginginkan kebebasan, tetapi disisi lain
mereka takut akan tanggung jawab yang menyertai
kebebasan tersebut, serta meragukan kemampuan
mereka sendiri untuk memikul tanggung jawab
tersebut.25
25
Mr. Dan O’ Donnell, Perlindungan Anak, Sebuah Panduan Bagi
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat ( UNICEF, 2006), H. 128.
42
BAB III
PROFIL LEMBAGA
A. Sejarah Singkat Kelompok Penyanyi Jalanan
Rangkasbitung
43
Awal konsentrasi pengembangan remaja jalanan di
KPJ Rangkasbitung ini adalah di bidang seni dan budaya.
Berawal dari pemusik, pelukis, teater. Kemudian di
pertengahan jalan, pembinaan itu harus lebih luas merambah
kedalam hal lain semisal ekonomi dan lainnya. Sejak awal
KPJ Rangkasbitung sudah menjadikan agama sebagai
landasan. Sebagai buktinya semenjak berdiri 25 tahun yang
lalu KPJ Rangkasbitung selalu mengadakan kegiatan
pengajian malam jum’atan sebagai sarana silaturahmi,
pembelajaran, sekaligus penguatan persaudaraan. Disisi lain
KPJ Rangkasbitung juga membebaskan para anggotanya
apabila memiliki kesempatan yang alebih baik diluar untuk
segera mengambilnya. Semisal kesempatan pekerjaan,
berumah tangga dll., tentunya untuk kehidupan yang lebih
baik.
Pada tahun 2003 KPJ Rangkasbitung memperkuat
legalitasnya dengan membentuk sebuah yayasan dengan nama
Yayasan Bina Remaja. Dengan dibentuknya yayasan tersebut
diharapkan KPJ mampu berkolaborasi dengan instansi-
instansi pemerintahan guna sama-sama membina remaja-
remaja yang hidup dijalanan.
44
kemudian nantinya KPJ Rangkasbitung akan melakukan
pendampingan dalam hal agama maupun non-agama.
C. Kegiatan
45
Kegiatan ini dilakukan untuk mengembangkan
skill dan potensi dari para anggota KPJ Rangkasbitung.
D. Letak Geografis
1. Taman Baca
Taman baca ini bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan Remaja jalanan agar pengetahuannya
tentang dunia pendidikan tidak tertinggal. Taman baca
ini juga menjadi alternatif pembelajaran Remaja yang
kebanyakan berhenti atau putus sekolah.
2. Studio Musik
KPJ Rangkasbitung memiliki Studio Musik
yang bertujuan sebagai sarana pengembangan seni
Remaja Jalanan Rangkasbitung. Selain itu juga sebagai
sarana latihan dan pengembangan dalam bermusik
supaya ketika ada kegitan pentas musik, Remaja
Jalanan Rangkasbitung sudah memiliki dan mahir
dalam bermusik.
3. Sound System
KPJ Rangkasbitung memiliki seperangkat
Sound System yang bertujuan untuk disewakan yang
kemudian keuntungannya ditujukan untuk
pengembangan KPJ Rangkasbitung itu sendiri.
4. Mobil Bak
46
Mobil Bak yang dimiliki KPJ Rangkasbitung
digunakan sebagai kendaraan operasional apabila ada
kegiatan-kegiatan yang mengharuskan anggota untuk
bepergian dan membawa alat-alat musik. Semisal akan
diadakan acara konser dan lain-lain. Selain itu Mobil
Bak ini juga biasa untuk disewakan sebagai jasa
pengantar barang. Yang nanti keuntungan dari hasil
sewanya akan masuk ke KAS KPJ Rangkasbitung.
5. Saung KPJ
Saung KPJ merupakan rumah atau tempat
berkumpulnya para anggota KPJ Rangkasbitung.
Saung ini pula menjadi pusat kegiatan dari KPJ
Rangkasbitung itu sendiri. Ada beberapa kegiatan
yang dilaksanakan rutin di Saung ini semisal;
Pengajian Malam Jum’at, Santunan Anak Yatim Dll.
6. Sablon
KPJ Rangkasbitung juga memiliki usaha
Sablon yang dijalankan oleh anggota KPJ
Rangkasbitung itu sendiri dengan tujuan untuk
mengembangkan skill dari anggota KPJ
Rangkasbitung juga membantu perekonomian mereka.
7. Lahan Berkebun
Selain memiliki bidang usaha berupa sablon,
KPJ Rangkasbitung juga memiliki lahan berkebun
seluas 200 m2 yang digunakan untuk melatih
kemampuan berkebun dari anggota KPJ
Rangkasbitung.
47
48
F. Struktur Organisasi1
KETUA
SEKRETARIS BENDAHARA
SEKSI - SEKSI
ANGGOTA
G. Jumlah Anggota
1
Wawancara pribadi dengan Bapak Ahmad Lugas Kusnadi, 11
Agustus 2021, Lokasi: Saung Kelompok Penyanyi Jalanan Rangkasbitung,
Lebak.
2
Wawancara pribadi dengan Bapak Ahmad Lugas Kusnadi, 11
Agustus 2021, Lokasi: Saung Kelompok Penyanyi Jalanan Rangkasbitung,
Lebak.
49
BAB IV
DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Deskripsi Informan
Pada penelitian ini, penulis melakukan wawancara dan
observasi langsung di Kelompok Penyanyi Jalanan
Rangkasbitung, Lebak. Pada penelitian ini penulis
mewawancarai satu orang Tokoh Pembimbing dari internal
KPJ Rangkasbitung, satu orang Tokoh Pembimbing dari
eksternal KPJ Rangkasbitung yang biasa mengisi bimbingan
di KPJ Rangkasbitung, dan tiga orang Remaja KPJ
Rangkasbitung. Adapun penjelasan data mengenai informan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pembimbing Agama
a. Ahmad Lugas Kusnadi
Bapak Ahmad Lugas Kusanadi atau biasa disapa
Kang Ugas merupakan Tokoh sekaligus Ketua dari
Kelompok Penyanyi Jalanan Rangkasbitung. Beliau
Lahir di Rangkasbitung, Lebak, Banten pada Tahun
1970. Beliau Tinggal di Sampay Lor,
Warunggunung, Rangkasbitung. Beliau adalah
seorang seniman yang respect terhadap dunia jalanan
terkhusus dalam pembinaan dan bimbingan anak-
anak muda jalanan. Pendidikan terkahir Kang Ugas
adalah SMA. Kang Ugas memiliki satu orang Istri
dan dua orang anak.
50
b. Wawan Abdul Luthfi
Ustadz Wawan Abdul Luthfi atau kerap disapa
Kang Wawan merupakan Tokoh agama yang biasa
mengisi kajian di Kelompok Penyanyi Jalanan
Rangkasbitung. Beliau Lahir di Rangkasbitung,
Lebak, Banten pada Tahun 1996. Beliau Tinggal di
Pondok Pesantren Manahijussadat, Rangkasbitung.
Beliau saat ini menjadi tenaga pengajar di Pondok
Pesantren Manahijussadat dan juga biasa mengisi
kajian diluar pondok semisal di kelompok –
kelompok yang salah satunya adalah Kelompok
Penyanyi Jalanan Rangkasbitung. Pendidikan
terkahir beliau adalah MA di Pondok Pesantren
Manahijussadat. Sejak kecil beliau di didik
dilingkungan pesantren yang kedua orangtuanyapun
berasal dari lingkungan pondok pesantren.
2. Remaja KPJ Rangkasbitung
a. Dika Faujan
Dika Faujan biasa di panggil Dika merupakan
salah satu remaja anggota dari KPJ Rangkasbitung.
Dika tinggal di daerah Babakan dekat dengan
kampus Latansa Banten. Saat ini Dika berusia 18
tahun. Dika sudah berhenti mengenyam bangku
Pendidikan semenjak Kelas 2 SMP sehingga
kesehariannya kini lebih banyak dirumah dan
dijalanan. Dika sendiri bergabung dengan KPJ
51
rangkas bitung sejak umur 17 tahun yaitu pada tahun
2020.
b. Fahrizal
Muhammad Fahrizal biasa di panggil Ijal adalah
salah satu anggota KPJ Rangkasbitung yang beusia
18 tahun. Beralamat di daerah Bojonglewes
Rangkasbitung. Sebelum begabung dengan KPJ
Rangkasbitung Ijal lebih dahulu bergabung dengan
KPJ Bulungan sejak usia 5 tahun. Ijal merupakan
anak ke-6 dari 7 bersaudara. Sejak kecil Ijal sudah
ditinggalkan oleh kedua orang tuanya sehingga itu
menjadi salah satu alasan dia masuk KPJ sejak kecil.
Saat berusia 11 tahun Ijal pernah diundang ke salah
satu acara televisi nasional dan sempat di asuh oleh
Bupati Rangkasbitung kala itu. Saat ini keseharian
Ijal aktif Bersama KPJ Rangkasbitung, mengamen
dan juga membantu kakaknya sambil sesekali
membersihkan makam kedua orangtuanya.
c. Muhammad Rivaldi
Muhammad Rivaldi kerap dipanggil Valdi
merupakan remajayang tergabung dalam Kelompok
Penyanyi Jalanan Rangkasbitung. Saat ini berusia 16
tahun. Berasal dari Rangkasbitung. Valdi merupakan
anak pertama dari dua bersaudara. Valdi memiliki
seorang adik perempuan yang saat ini duduk di
bangsu SD kelas 3. Keseharian Valdi saat ini yaitu
aktif di kelompok serta membantu kedua
52
orangtuanya untuk berjualan gorengan di dekat alun-
alun rangkasbitung.
B. Temuan Penelitian
1. Hambatan Dalam Proses Penelitian
Hambatan yang dialami oleh peneliti dalam
penelitian ini adalah diberlakukannya Pemberlakuan
Perpanjagan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Dalam
Upaya Pengendalian Penyebaran Corona Virus Disease
2019 (Covid-19) di Pulau Jawa dan Bali yang disampaikan
oleh Presiden Republik Indonesia dalam kanal YouTube
Sekretariat Presiden pada Senin 30 Agustus 2021.
Peraturan tersebut berlaku mulai tanggal 31 Agustus
sampai dengan 6 September 2021. Sebelum
diperlakukannya Pepanjangan PPKM tersebut sudah
berlaku terlebih dahulu PPKM yang dimulai sejak Januari
2021. Berdasarkan peraturan tersebut seluruh pekerja, jasa
usaha kepariwisataan, hiburan. dan perdagangan
diberlakukan Work From Home (WFH). Tetapi pemerintah
juga memperkenankan untuk bekerja secara offline asalkan
dibagi kedalam beberapa shift. Transportasi umum semisal
KRL dan Transjakartapun terikat oleh PPKM
Perpanjangan ini. Terkhusus untuk KRL hanya
diperkenankan perjalanan untuk karyawan yang bekerja di
instansi Kesehatan atau Pemerintahan yang dibekali
dengan surat tugas. Selain itu tidak diperkenankan
sementara untuk menggunakan layanan KRL.
53
Hal tersebut menjadi salah satu penghambat
peneliti untuk mendapatkan data-data, mengobservasi dan
mewawancarai informan yang terpaksa harus ditunda
sampai diberlakukan normal seperti biasa lagi. Dengan
hambatan tersebut, peneliti berusaha untuk memanfaatkan
waktu untuk melakukan wawancara secara online kepada
Penyuluh Agama Islam dan Tokoh Kelompok Penyanyi
Jalanan Rangkasbitung yaitu Kang Ugas dan Kang Wawan
selaku Penyuluh Agama Islam. Namun karena Kang Ugas
terpapar Covid-19 sehingga wawancara secara online tidak
terlaksana. Begitu juga dengan Kang Wawan yang
memiliki kesibukan di Pondok Pesantren Manahijussadat
Rangkasbitung sehingga wawancara secara online juga
sulit dilakukan.
Untuk hambatan berkenaan dalam memperoleh
data-data dari penyuluh agama ialah kondisi Kang Ugas
yang masih belum bisa ditemui karena baru selesai
karantina mandiri seusai terpapar virus Covid 19 dan Kang
Wawan yang saat ini menetap di Pondok Pesantren
Manahijussadat yang menetapkan aturan tidak menerima
tamu untuk sementara waktu.
Kemudian hambatan ketika akan mewawancarai
remaja KPJ Rangkasbitung. Karena saat itu Tokoh dari
KPJ Rangkasbitung sedang dalam masa karantina sehingga
para remaja yang akan diwawancarai juga sulit untuk di
koordinir. Sehingga pada akhirnya tidak memungkinkan
untuk duduk bersama dan dilakukan wawancara. Tetapi
54
pada saat itu peneliti mencoba melihat aktivitas remaja di
sekitar Alun-alun Rangkasbitung.
1
Wawancara pribadi dengan Bapak Ahmad Lugas Kusnadi, 2
September 2021, Lokasi: Saung Kelompok Penyanyi Jalanan
Rangkasbitung, Lebak.
55
misal ada jadwal konser musik ya mereka juga
dateng untuk bantu-bantu sekaligus belajar.”2
Sehingga kegiatan bimbingan agama di Kelompok
Penyanyi Jalanan Rangkasbitung tidak hanya dilakukan
pada satu tempat atau satu waktu tertentu, tetapi lebih
fleksibel. Sebagai mana yang dikatakan oleh Bapak Ahmad
Lugas Kusnadi :
2
Wawancara pribadi dengan Ustadz Wawan Abdul Luthfi, 2
September 2021, Lokasi: Pondok Pesantren Manahijussadat
Rangkasbitung, Lebak.
3
Wawancara pribadi dengan Bapak Ahmad Lugas Kusnadi, 2
September 2021, Lokasi: Saung Kelompok Penyanyi Jalanan
Rangkasbitung, Lebak.
56
Kelompok Penyanyi Jalanan Rangkasbitung tidak
hanya berfokus pada kesenian semata tetapi juga berfokus
pada pemberian bimbingan agama kepada para Remaja,
sebagai upaya membantu para Remaja menjadi seorang
Muslim yang bertakwa dan selalu berada di jalan yang
diridhai Allah SWT. Sebagaimana yang diungkapkan oleh
Ust. Wawan Abdul Luthfi :
4
Wawancara pribadi dengan Ustadz Wawan Abdul Luthfi, 2
September 2021, Lokasi: Pondok Pesantren Manahijussadat
Rangkasbitung, Lebak.
57
perlu. Yaa kalo gak di kasih pembimbingan agama
hancur karakternya.”5
3. Metode Bimbingan Agama
5
Wawancara pribadi dengan Bapak Ahmad Lugas Kusnadi, 2
September 2021, Lokasi: Saung Kelompok Penyanyi Jalanan
Rangkasbitung, Lebak.
6
Wawancara pribadi dengan Bapak Ahmad Lugas Kusnadi, 2
September 2021, Lokasi: Saung Kelompok Penyanyi Jalanan
Rangkasbitung, Lebak.
58
Perlu ada persiapan juga sebelum melakukan
bimbingan agar pesan yang ingin disampaikan diterima
dengan baik oleh khalayak. Persiapan tersebut bisa berupa
mengumpulkan informasi akan keseharian-keseharian dari
khalayak, apa yang disuka dan lain-lain. Selain itu, perlu
dipersiapkan juga bagaimana proses penyampaian pesan
agar pesan itu benar-benar diterima dengan baik. Sebagai
mana yang disampaikan oleh Ustadz Wawan Abdul Luthfi:
7
Wawancara pribadi dengan Ustadz Wawan Abdul Luthfi, 2
September 2021, Lokasi: Pondok Pesantren Manahijussadat, Lebak.
59
Hal serupa juga diungkapkan oleh Bapak Ahmad
Lugas Kusnadi:
8
Wawancara pribadi dengan Bapak Ahmad Lugas Kusnadi, 2
September 2021, Lokasi: Saung Kelompok Penyanyi Jalanan
Rangkasbitung, Lebak.
60
“Kita melakukan pengajian dan pengkaijian
perihal bagaimana kita harus melakukan kehidupan
yang baik, moral yang bagus supaya hiudp kita tidak
gitu-gitu aja.”9
4. Materi Bimbingan Agama
Tak hanya itu, bimbingan agama di Kelompok
Penyanyi Jalanan Rangkasbitung juga terdapat materi-
materi agama yang bertujuan untuk meningkatkan
ketakwaan dan akhlak dari para remaja. Sebagaimana yang
dikatakan oleh Ustadz Wawan Abdul Luthfi:
9
Wawancara pribadi dengan Bapak Ahmad Lugas Kusnadi, 2
September 2021, Lokasi: Saung Kelompok Penyanyi Jalanan
Rangkasbitung, Lebak.
10
Wawancara pribadi dengan Ustadz Wawan Abdul Luthfi, 2
September 2021, Lokasi: Pondok Pesantren Manahijussadat, Lebak.
11
Wawancara pribadi dengan Bapak Ahmad Lugas Kusnadi, 2
September 2021, Lokasi: Saung Kelompok Penyanyi Jalanan
Rangkasbitung, Lebak.
61
BAB V
ANALISIS PENELITIAN
Remaja sebagai generasi penerus bangsa memiliki
semangat yang menggebu-gebu. Semangat tersebut akan menjadi
baik ketika diarahkan kepada sesuatu hal yang baik begitupula jika
diarahkan pada sesuatu yang buruk maka akan buruk pula
hasilnya.1 Untuk bisa mengarahkan remaja pada sesuatu yang baik
salah satunya ialah perlu diberikan pembekalan berkenaan dengan
pengetahuan keagamaan. Tentu hal ini menjadi sangat penting
untuk diberikan dikarenakan masa remaja merupakan masa yang
paling fluktuatif dan dimasa ini rata-rata remaja belum memiliki
tingkat religiusitas yang mendalam. Terlebih apabila keseharian
para remaja banyak dihabiskan dijalanan dan tak sedikit yang
akhirnya putus pendidikan formal. Maka dari itu diperlukan
bimbingan agama dengan metode yang tepat untuk dapat
membangun kesadaran beragama para remaja yang terputus dari
pendidikan formal dan memilih untuk hidup dijalanan agar remaja
dapat menjalankan kehidupannya sesuai dengan tuntunan islam.
1
Sarwono, 2011, Psikologi Remaja, dalam Herlina, 2013,
Bibliotheraphy: Mengatasi Masalah Anak dan Remaja Melalui Buku,
Bandung:Pustaka Cendekia.
2
Ahmad Tafsir, Metodologi pengajaran Agama Islam, Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 1996, h. 34
62
yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Maka dari itu dapat dipahami bahwa metode bimbingan agama
ialah cara yang dilakukan untuk membantu seseorang atau
kelompok agar dapat mencapai kehidupan yang lebih baik melalui
pendekatan nilai-nilai agama.
A. Religiusitas
“Itu yang pertama kita harus tau dulu makna religius itu.
Menurut saya religius itu adalah orang yang beragama yang
dibuktikan dengan kegiatan peribadatan. Misal solatnya lancer,
sedekahnya lancer, ngajinya lancar pokoknya yang keliatanya
3
Wawancara pribadi dengan Bapak Ahmad Lugas Kusnadi, 2
September 2021, Lokasi: Saung Kelompok Penyanyi Jalanan
Rangkasbitung, Lebak.
63
itu bentuk ibadah, dia kerjain. Disitu kita bisa nilai kalo semua
ibadahnya dia kerjakan itu berarti tingkat religiusitasnya juga
semakin naik. Yang terutama ya di keseharian yaitu solat karena
solat adalah barometer kehidupan.”4
َ ص ٰلوةَ تَ ْنهٰ ى
ع ِن َّ ص ٰلوةَ ا َِّن ال ِ ي اِلَيْكَ ِمنَ ْال ِك ٰت
َّ ب َواَقِ ِم ال َ اُتْ ُل َما ْٓ ا ُ ْو ِح
4
Wawancara pribadi dengan Ustadz Wawan Abdul Luthfi, 2
September 2021, Lokasi: Pondok Pesantren Manahijussadat, Lebak.
64
Religiusitas yang tergambar di kalangan remaja
sebelum bergabung bersama Kelompok Penyanyi Jalanan
Rangkasbitung dan mendapatkan bimbingan agama, terlihat
adanya tingkat religiusitas yang rendah. Hal ini dapat terlihat
dari keseharian remaja sebelum bergabung ke Kelompok
Penyanyi Jalanan Rangkasbitung. Dika Fauzan mengutarakan
kesehariannya sebelum bergabung ke Kelompok Penyanyi
Jalanan Rangkasbitung:
5
Wawancara pribadi dengan Dika Fauzan, 2 September 2021,
Lokasi: Saung Kelompok Penyanyi Jalanan Rangkasbitung, Lebak.
6
Wawancara pribadi dengan Rivaldi, 2 September 2021, Lokasi:
Saung Kelompok Penyanyi Jalanan Rangkasbitung, Lebak.
65
obatan biasanya dikategorikan sebagai narkotika. Narkotika
dapat merusak remaja dan semakin menjauhkan remaja dari
peingkatan religiusitas.7
7
Frans simangunsong, S.H., M.H, Faktor-Faktor Penyebab
Penyalahgunaan Narkotika.
8
Wawancara pribadi dengan Ustadz Wawan Abdul Luthfi, 2
September 2021, Lokasi: Pondok Pesantren Manahijussadat, Lebak.
66
Bimbingan menjadi hal penting untuk dilaksanakan guna
menyampaikan informasi yang membuat seseorang menjadi tahu,
mau dan mampu. Sehingga seseorang mampu menindak lanjuti
hingga mengeksekusi suatu informasi yang diberikan. Bapak
Ahmad Lugas Kusnadi menilai bahwa proses bimbingan yang
diberikan kepada Remaja Kelompok Penyanyi Jalanan
Rangkasbitung sangat penting mengingat dengan adanya
bimbingan menjadi media untuk pembenahan akhlak dan moral;
9
Wawancara pribadi dengan Bapak Ahmad Lugas Kusnadi, 2
September 2021, Lokasi: Saung Kelompok Penyanyi Jalanan
Rangkasbitung, Lebak.
10
Wawancara pribadi dengan Bapak Ahmad Lugas Kusnadi, 2
September 2021, Lokasi: Saung Kelompok Penyanyi Jalanan
Rangkasbitung, Lebak.
67
Kelompok Penyanyi Jalanan Rangkasbitung. Hal ini diutarakan
oleh Ustadz Wawan Abdul Luthfi:
11
Wawancara pribadi dengan Ustadz Wawan Abdul Luthfi, 2
September 2021, Lokasi: Pondok Pesantren Manahijussadat, Lebak.
68
kasar, harus lembut . Ya kebanyakan dengan perilaku kita,
kegiatan yang positif.”12
Sedangkan menurut Ustadz Wawan Abdul Luthfi bahwa
dalam proses bimbingan ada yang disebut pra-bimbingan atau
langkah-langkah sebelum memulai bimbingan. Sehingga
kedepannya bisa menentukan langkah atau materi apa yang tepat
untuk melanjutkan proses bimbingan.
12
Wawancara pribadi dengan Bapak Ahmad Lugas Kusnadi, 2
September 2021, Lokasi: Saung Kelompok Penyanyi Jalanan
Rangkasbitung, Lebak.
13
Wawancara pribadi dengan Ustadz Wawan Abdul Luthfi, 2
September 2021, Lokasi: Pondok Pesantren Manahijussadat, Lebak.
69
agama. Sebagaimana yang dituturkan oleh Ustadz Wawan Abdul
Luthfi:
14
Wawancara pribadi dengan Ustadz Wawan Abdul Luthfi, 2
September 2021, Lokasi: Pondok Pesantren Manahijussadat, Lebak.
15
Wawancara pribadi dengan Bapak Ahmad Lugas Kusnadi, 2
September 2021, Lokasi: Saung Kelompok Penyanyi Jalanan
Rangkasbitung, Lebak.
70
Penyanyi Jalanan Rangkasbitung. Sebagaimana yang diungkapkan
oleh Bapak Ahmad Lugas Kusnadi:
16
Wawancara pribadi dengan Bapak Ahmad Lugas Kusnadi, 2
September 2021, Lokasi: Saung Kelompok Penyanyi Jalanan
Rangkasbitung, Lebak.
17
Wawancara pribadi dengan Bapak Ahmad Lugas Kusnadi, 2
September 2021, Lokasi: Saung Kelompok Penyanyi Jalanan
Rangkasbitung, Lebak.
71
“Kalo bagi saya keteladanan dan ceramah. Kenapa
yang pertama keteladanan ? karena pertama rasul
sendiripun mengajarkan kita untuk menjadi uswah menjadi
contoh menjadi suri tauladan yang baik alhamdulillah
dengan bantuan Allah saya berusaha menjadi tauladan
yang baik. Kedua dari keteladan ini bisa jadi acuan orang
untuk menilai kita. Contoh saya ceramah tapi tidak
mencerminkan kebaikan ya orang gak akan percaya, gak
akan nurut, mengikuti apa yang saya sampaikan. Jadi 2
metode itu saling berkesinambungan.”18
Materi Bimbingan Agama di Kelompok Penyanyi Jalanan
Rangkasbitung memuat tiga aspek utama yaitu tauhid, akhlak, dan
juga fiqh. Hal ini terlihat ketika pembimbing agama yaitu Kang
Ugas memberikan contoh berupa solat tepat waktu, berdzikir dan
juga saling berbagi. Materi – materi ini sesuai dengan hadits
Rasulullah SAW berkenaan konsep agama.
َ ل للاَِ صل
ى َ ْبَ ْينَ َمَا نَح: للا عن َه أَيضاَ قَا ََل
َِ ن جل ْوسَ ِع ْن ََد َرس ْو َ ي َْ ع
َ ن ع َم ََر رض َ
ش ِدي َْد
َ ب َِ اض ال ِث ِّ َيا َ علَ ْينََا َرج َل
َ ِ ش ِدي َْد َب َي َ ِإ َْذ
َ ط َل ََع للا علي َه و سلِّ َم َذاتََ َي ْو َم
َ َس ِإل
ى ََ َلَ َي ْع ِرفهَ ِمنَّا أَ َح َد َحتَّى َجل َّ أَثَرَ ال
َ سف ََِر َو َعلَ ْي ِه
َ لَ ي َرى َّ س َوا َِد ال
َ َش ْع ِر َ
علَى فَ ِخ َذ ْي َِه
َ ض ََع َكفَّ ْي َِه َ َللا عليه وسلم فَأ َ ْسنَ ََد ر ْكبَتَ ْي َِه إِل
َ ى ر ْكبَتَ ْي َِه َو َو َ ي ِ صلى َِّ ِالنَّب
فَقَا َلَ َرسولَ للاَِ صلى للا علي َه،اإل ْسالَم َ يَا م َح َّم َد أَ ْخبِ ْرنِي: ل
ِ َع ِن ََ َوقَا
18
Wawancara pribadi dengan Ustadz Wawan Abdul Luthfi, 2
September 2021, Lokasi: Pondok Pesantren Manahijussadat, Lebak.
72
َ َو ْال َي ْو ِمَ اآلَ ِخ ِر، َوكت ِب َِه َورس ِل ِه،َ َو َمالئِ َكتِ ِه،ِأَ ْنَ تؤْ ِمنََ ِباهلل: قَا ََل،ان
ِ اإل ْي َم،
ِ
َ قَا َل،َان
ِ سَ ْاإلح
ِ ن َِ ع َْ ِفَأ َ ْخ ِب ْرن: ل
َ ي ََ قَا، َص َد ْقت
َ :ل
ََ وتؤْ ِمنََ ِبالقَ َد َِر َخي ِْرَِه َوش ِ َِّرَِه قَا:
َ
َع ِة
َ ن السَّا َ فَأ َ ْخبِ ْرنِي: ن ت ََراهَ فَإِنَّهَ يَ َراكََ قَا ََل
َِ ع َْ ِ فَإ،للا َكأَنَّكََ ت ََراه
َْ ن لَ َْم تَك َْ َأ،
ََ ن تَ ْعب ََد
َ ن أَ َم
َ قَا َل،َاراتِ َها َْ ع َ َمَا ْال َمسئو َل: ل
َ َفَأ َ ْخبِ ْر ِن ْي: ع ْن َها بِأ َ ْعلَ ََم ِمنََ السَّائِ ِلَ قَا ََل ََ قَا:
َ َاءَ َيت
ََط َاول ْون ِ ش َ ن ت ََرى ْالحفَاةََ ْالع َراةََ ْال َعالَ َةَ ِر
َّ عا َءَ ال َْ َ َوأ،ن تَ ِل ََد األ َ َم َة َربَّتَ َها
َْ َأ
َ ن السَّائِل؟ ق ْل
ت َِ ي َم َ ْطلَقََ فَلَبِث
َ يَا ع َم َر أتَد ِْر: ت َم ِليَّاَ ث ََّم قَا ََل َ ان ث ََّم ا ْن
َِ َفِي الب ْني:
73
kepada takdir baik dan buruk.” Ia berkata: ‘Engkau
benar.’ Kemudian laki-laki tersebut bertanya lagi:
‘Jelaskan kepadaku tentang ihsan?’ Beliau shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda: “(Ihsan adalah) Engkau
beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya.
Kalaupun engkau tidak bisa melihat-Nya, sungguh
Diamelihatmu.” Dia berkata: “Beritahu kepadaku kapan
terjadinya kiamat?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
menjawab: “Tidaklah orang yang ditanya lebih
mengetahui dari yang bertanya.” Ia berkata: “Jelaskan
kepadaku tanda-tandanya!” Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam berkata: “Jika seorang budak wanita melahirkan
tuannya dan jika engkau mendapati penggembala kambing
yang tidak beralas kaki dan tidak pakaian saling berlomba
dalam meninggikan bangunan.” Umar radhiyallahu ‘anhu
berkata: ‘Kemudian laki-laki itu pergi, aku pun terdiam
sejenak.’ Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bertanya kepadaku: “Wahai ‘Umar, tahukah engkau siapa
orang tadi?” Aku pun menjawab: “Allah dan Rasul-Nya
lebih tahu.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Dia adalah Jibril yang datang untuk mengajarkan agama
ini kepada kalian.” (HR Muslim).
Dari sudut pandang para remaja, mereka mengakui bahwa
metode yang di terapkan oleh pembimbing agama di Kelompok
Penyanyi Jalanan Rangkasbitung terbilang cukup efektif untuk
meningkatkan religiusitasnya.. Seperti yang di ungkapkan oleh
Rivaldi :
19
Wawancara pribadi dengan M. Rivaldi, 2 September 2021,
Lokasi: Saung Kelompok Penyanyi Jalanan Rangkasbitung, Lebak.
74
Begitupula yang disampaikan oleh Dika yang setuju bahwa
metode ceramah dan keteladanan memberikan pengaruh besar bagi
perubahan yang dialami.
20
Wawancara pribadi dengan Dika Fauzan, 2 September 2021,
Lokasi: Saung Kelompok Penyanyi Jalanan Rangkasbitung, Lebak.
21
Wawancara pribadi dengan Fahrizal, 2 September 2021,
Lokasi: Saung Kelompok Penyanyi Jalanan Rangkasbitung, Lebak.
75
aspek islam tuh ada solat, zakat, puasa. Minimal itu sudah
dijadikan rutinitas mereka. Mereka pasti akan mengimani
Allah, mengimani malaikat dst yaitu rukun iman. Ketika
iman sudah datang disitu akan datanglah yang namanya
ihsan. Ada yang tahu kalo Allah itu ada tapi dia tidak solat
itu bohong. Tapi ada yang solat dan hatinya yakin tapi
belum mendapatkan rasanya ihsan itu berjalan. Jadi yang
didahulukan adalah solat.”22
Setelah mendapatkan bimbingan remaja Kelompok
Penyanyi Jalanan Rangkasbitung mengalami perubahan dalam
keseharinnya. Dika Fauzan menuturkan bahwa kini ia mulai
membiasakan untuk melaksanakan solat 5 waktu serta ibadah yang
lain.
“Alhamdulillah bisa baiklah. Solat juga
alhamdulillah jalan. Terus dikit-dikit juga alhamdulillah
bisa ngaji. Terus juga sedikit sedikit ngejalanin sedekah
serebu kekeropak masjid.”23
Ini juga didukung dengan adanya temuan lapangan yang
menunjukan bahwa ia mulai senang untuk berbagi terlihat ketika
pengajian malam jum’at Dika juga ikut menyisihkan uangnya
untuk disedekahkan. Hal yang sama juga diungkapkan oleh
Fahrizal:
“Setelah ikut KPJ ya alhamdulillah bisa merubah
masa lalu. Yakan dulu ngerasa bebas sendiri akhirnya jadi
bandel yaudah semuanya terserah diri sendiri. Kalo
sekarangkan karena orang tua juga dua-duanya udah gaada
ya itu jadi titik balik ijal untuk sadar. Ya sekarang itu solat
5 waktu, terus doain kedua orang tua. Terus juga di kpj juga
ada pelatihan senikan karena ijal emang dari dulu pengen
jadi artis untuk bisa bahagiain keluarga. Cuman Allah ya
belum ngasih saya rejeki ya harus terima aja dulu mungkin
22
Wawancara pribadi dengan Ustadz Wawan Abdul Luthfi, 2
September 2021, Lokasi: Pondok Pesantren Manahijussadat, Lebak.
23
Wawancara pribadi dengan Dika Fauzan, 2 September 2021,
Lokasi: Saung Kelompok Penyanyi Jalanan Rangkasbitung, Lebak.
76
kedepannya pasti ada jalannya ya Insya Allah ada jalannya
membuat ijal jadi artis.”24
Hal ini juga didukung dengan adanya temuan lapangan
yang menunjukan bahwa setelah solat para remaja berdzikir dan
berdo’a dengan begitu khusyuk. Terlebih ada beberapa yang
menjadikan ruas jarinya sebagai penghitung dzikirnya. Demikian
juga dengan apa yang diungkapkan oleh Rivaldi atas perubahan
yang dialami semenjak bergabung dengan Kelompok Penyanyi
Jalanan Rangkasbitung.
24
Wawancara pribadi dengan Fahrizal, 2 September 2021,
Lokasi: Saung Kelompok Penyanyi Jalanan Rangkasbitung, Lebak
25
Wawancara pribadi dengan M. Rivaldi, 2 September 2021,
Lokasi: Saung Kelompok Penyanyi Jalanan Rangkasbitung, Lebak
77
78
BAB VI
B. Implikasi
79
penting dalam meningkatkan religiusitas agama para remaja.
Dengan adanya berbagai metode yang dilakukan, dapat dilihat
adanya perubahan formalitas beragama yang mencirikan
bahwa telah meningkatnya religiusitas diantara para remaja.
Dengan demikian, para remaja diharapkan dapat
mengaplikasikan perilaku tersebut di luar Kelompok Penyanyi
Jalanan. Meskipun metode peningkatan religiusitas di
kalangan remaja ini tidaklah mudah, namun dengan adanya
upaya dan kerja sama yang baik antara tokoh dan
pembimbing, dapat mewujudkan masa depan yang lebih baik
bagi remaja jalanan dan dapat menjadikan remaja sebagai
generasi penerus bangsa yang memilki tingkat religiusitas
yang tinggi.
C. Saran
80
sehingga peningkatan religiusitas remaja dapat tumbuh
secara optimal.
2. Bagi remaja KPJ Rangkabitung agar dapat
mengaplikasikan dengan baik hasil dari metode bimbingan
agama ini tidak hanya saat berada di Yayasan namun juga
dapat mengaplikasikannya di lingkungan masing-masing.
3. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengkaji
lebih banyak dan lebih mendalam mengenai metode
bimbingan agama dalam meningkatatkan religiusitas
remaja di lokasi yang berbeda, sehingga dapa menjadi
bahan masukan untuk meningkatkan religiusitas remaja.
81
DAFTAR PUSTAKA
82
Herdiansyah, Haris. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif: Untuk
Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika. Cet ke-3.
83
Nasib, Muhammad Ar-Rifa’i. 2008. Kemudahan dari Allah:
Ringkasan
84
Tafsir Ibnu Katsir. Jakarta: Gema Insani Press.
85
LAMPIRAN
86
PERTANYAAN PENELITIAN
Pertanyaan Umum:
Pertanyaan khusus:
Pertanyaan umum:
Pertanyaan khusus:
1. Pelaksanaan bimbingan agama yang diberikan pembimbing (menyangkut materi, pendekatan dan lian sebagainya)
kepada mereka?
2. Strategi (pola) atau bentuk-bentuk bimbingan agama diberikan atau yang mereka terima?
3. Materi agama yang mereka terima?
4. Pandangan mereka sendiri tentang religious?
5. Hal yang paling disukai berbagai hal dari pembimbing agama?
PEDOMAN WAWANCARA.
11 Agustus 2021
2 September 2021
3 September 2021
Sekitar pukul 11.00 WIB, saya menyengajakan diri untuk
berkeliling di alun-alun Rangkasbitung. Karena disana biasa para
remaja KPJ beraktivitas. Saat itu saya melihat remaja yang
mengamen dengan wajah yang tersenyum ceria. Kemudian begitu
adzan berkumandang ada sebagian remaja yang berhenti dan
sepertinya bergerak ke mesjid dekat alun-alun dan ada juga yang
tetap melanjutkan aktivitasnya. Tetapi saya melihat juga ada
remaja yang dia tidak berjamaah tetapi tetap melaksanakan solat.
Ada juga remaja yang membantu orang tuanya berjualan gorengan
di wilayah alun-alun tersebut. Dia melayani beberapa pelanggan
dengan ramah.
Dokumentasi