Anda di halaman 1dari 105

“PANDANGAN HUKUM ISLAM TENTANG PRAKTEK AKAD PRODUK

TABUNGAN EMAS (STUDI KASUS PT PEGADAIAN KALIWUNGU)”

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat


Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) dalam Ilmu Agama Islam
Pada Program Studi Muamalah

Oleh:
NAMA : AYUNDA FITRI MUTIA DEWI
NIM 166020057

Yayasan
Universitas Wahid Hasyim Semarang
Fakultas Agama Islam
2020
NOTA PEMBIMBING

Semarang, 5 Desember 2020

Lampiran : 2 Eksemplar
Hal : Naskah Skripsi
A.n Ayunda Fitri Mutia Dewi
Kepada Yth:
Dekan Fakultas Agama Islam
Universitas Wahid Hasyim Semarang
-di Semarang

Assalamualaikum,wr.wb
Setelah melakukan koreksi dan perbaikan seperlunya, bersama ini saya
kirimkan skripsi saudara:
Nama : Ayunda Fitri Mutia Dewi
Nim 166020057
Program Studi : Muamalah
Judul Skripsi : “PANDANGAN HUKUM ISLAM TENTANG PRAKTEK
AKAD PRODUK TABUNGAN EMAS (STUDI KASUS PT
PEGADAIAN KALIWUNGU)”
Selanjutnya saya mohon bapak/ibu dekan Fakultas Agama Islam
Universitas Wahid Hasyim Semarang agar skripsi saudara dapat di munaqasahkan.
Dan atas perhatian bapak saya ucapkan terimakasih.
Wa’alaikum,wr.wb

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Tedi Kholiludin, S.H.I., M.Si Sukarto, S.HI., M.SI

i
PENGESAHAN

ii
PERNYATAAN KEASLIAN

Bismillahirrohmanirohim.
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Ayunda Fitri Mutia Dewi
NIM 166020057
Prodi : Muamalah
Fakultas : Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:
“PANDANGAN HUKUM ISLAM TENTANG PRAKTEK AKAD PRODUK
TABUNGAN EMAS (STUDI KASUS PT PEGADAIAN KALIWUNGU)”
Secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali bagian
tertentu yang dirujuk sumbernya.

Semarang, 5 Desember 2020

Pembuat Pernyataan,

Ayunda Fitri Mutia Dewi


NIM: 166020057

iii
ABSTRAK

Ayunda Fitri Mutia Dewi, 2020. “Pandangan Hukum Islam Tentang Praktek
Akad
Produk Tabungan Emas (Studi Kasus Pt Pegadaian Kaliwungu)”
Skripsi: Program Studi Hukum Ekonomi Syariah, Fakultas Agama Islam
Universitas Wahid Hasyim Semarang, Pembimbing Dr. Tedi Kholiludin,
S.H.I., M.Si dan Sukarto, S.HI., M.SI

Kata Kunci: Tabungan Emas, Pegadaian, Akad, Murabahah ,Wadiah, Hukum

Investasi adalah salah satu cara yang digunakan untuk mengembangkan


harta kekayaan yang dimiliki secara prodiktif. Saat ini bisa menemukan banyak
sekali pilihan yang dapat digunakan untuk berinfestasi baik di real asset maupun
financial asset. Salah satunya meningkatnya trend investasi tabungan emas di
Pegadaian. Sehingga diperlukan landasan yang kuat terkait praktik akad serta
pandangan hukum islam. Menurut penelitian pendahuluan produk tabungan emas
memiliki dua akad yaitu murabahah dan wadiah, karena setelah masyarakat
membeli emas yang bernama produk tabungan emas di pegadaian syariah nasabah
langsung dengan otomatis menitipkan emasnya di pegadaian. Jenis penelitian
yang digunakan penulis dalam skripsi ini adalah penelitian lapangan (research
field). Dengan ini diharapkan dapat menjawab terkait implementasi praktik akad
produk tabungan emas dan tinjauan hukum islam terkait produk tabungan emas di
PT Pegadaian Kaliwungu.
Dalam penelitian ini ditemukan, pertama Praktik akad jual beli emas pada
sisitem tabungan emas Pegadaian Kaliwungu adalah pegadaian membeli barang
berupa emas yang diperlu oleh nasabah atas nama pegadaian, pada saat bersamaan
pegadaian menjual barang tersebut kepada nasabah dengan sistem menabung,
jumlah tabungan dikonversikan ke dalam gram emas disesuaikan dengan harga
jual beli emas pada hari itu, kemudian emas tersebut dititipkan di pegadaian dalam
bentuk saldo. Untuk proses pencairan (menjual) emas dilakukan dengan dua cara
yaitu dengan jual kembali jika menghendaki uang tunai dan pencetakan jika
menghendaki dalam bentuk emas batangan. Kedua, Tinjauan hukum Islam
terhadap akad jual beli emas pada sistem tabungan emas Pegadaian Kaliwungu.
Jika di lihat dari praktiknya pegadaian syariah melakukan kegiatan jual beli lebih
mengedepankan prinsip sosial dibandingan prinsip fiqih. Terdapat 2 pendapat
mengenai jual beli emas pada sistem tabungan emas. Pertama tidak boleh,
pendapat ini didukung oleh pendapat mayoritas fuqaha, dari mazhab Hanafi,
Maliki, Syafi’i, dan Hambali. Ulama yang tidak membolehkan berpendapat bahwa
emas dan perak adalah tsaman (harga, alat pembayaran, uang), yang tidak boleh
dipertukarkan secara angsuran, karena itu menyebabkan riba. Kedua, Boleh,
pendapat ini didukung oleh pendapat Ibnu Taimiyah, Ibnu Qayyim dan ulama
kontemporer yang sependapat. Ulama yang membolehkan berpendapat bahwa jual
beli emas boleh dilakukan baik secara tunai maupun kredit asalkan keduanya tidak
dimaksudkan sebagai tsaman (harga) melainkan sil’ah (barang).

iv
MOTTO

‫مكل ال ّل حسفي اوحسفاف سلجملا ىف اوحسفت مكل ليق اذا اونما نيذلا اهياي ملعلا اوتوا‬
‫نيذلاو مكنم اونما نيذلا ال ّل عفري اوزشناف اوزشنا ليق اذاو ريمب نولمعت امم اللّو‬
‫تجرد‬

Artinya “Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu,


(Berlapanglapanglah dalam majlismu), maka lapangkanlah niscaya Allah akan
melapangkanmu, apabila dikatakan “Berdirilah kamu” maka berdirilah,
niscaya Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan orang
yang berilmu, dan Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

(Q.S. Al-Mujadalah: 11)

v
PERSEMBAHAN

Dengan penuh kerendahan hati dan pengharapan atas ridho illahi,


kupersembahkan karya skripsi ini untuk :

1. Ibunda Istiadah dan Ayahanda Munadi (Alm) yang telah membesarkan,


membantu dan senantiasa berdoa untuk kesuksesan anaknya ini. Adik saya
Fajar Maulana Adi, Bagus Himawan Septi Yanto, Isnanto Candra Afbi yang
saya banggakan.
2. Seluruh kyai saya beserta keluarga, yang senantiasa menjadi (abu al-ruh)
bagiku.
3. Seluruh Ustadz dan Ustadzah, sewaktu masih kecil sampai sekarang, yang
telah memberikan ilmunya kepadaku.
4. Seluruh dosen yang membimbingku dalam akademisi yang sangat
membanggakan perjuangannya dalam mendidik.
5. Seluruh pengarang kitab, buku, dan literatur yang tercantum dalam makalah.
Semoga memaklumi berbagai kesalahpahaman dalam penyusunan skripsi ini.
6. Kawan-kawan Prodi Muamalat angkatan 2016 seperjuangan yang saya
banggakan

vi
KATA PENGANTAR

Nahmadu lillah, alladzi hadaana li haadzaa wamaa kunna linahtadiya


laula an hadaana allah. Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih
lagi maha penyayang, ku panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya. Sehingga penyusun dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “Pandangan Hukum Islam Tentang
Praktek Akad Produk Tabungan Emas (Studi Kasus PT Pegadaian
Kaliwungu)”. Shalawat serta salam semoga senantias terlimpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, manifestasi cinta Allah kepada manusia. Shalawat serta salam
pula untuk segenap keluarga, keturunan, sahabat serta seluruh ummatnya.
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana
strata satu (S-1) dalam ilmu Muamalat di Fakultas Agama Islam Universitas
Wahid Hasyim Semarang.
Pada saat memulai skripsi ini, penyusun menyadari berbagai keterbatasan
yang akan dihadapi, baik dalam persoalan literatur maupun kemampuan
penyusun menganalisis berbagai materi yang ada. Penyusun telah berusaha
dengan segala daya dan upaya guna menyelesaikan skripsi ini. Namun tanpa
bantuan dari berbagai pihak, penyusunan ini tidak mungkin dapat terwujud.
Untuk itu penyusun mengucapkan banyak terimakasih kepada mereka yang telah
banyak memberikan waktu kepada penyusun untuk memberikan bimbingan,
saran dalam rangka penyusunan skripsi ini, khususnya kepada yang terhormat;
1. Bapak Prof. Dr. Mahmutarom SH.,MH. selaku Rektor Universitas Wahid
Hasyim Semarang.
2. Bapak H. Nur Cholid M.Ag.,M.Pd. selaku Dekan Fakultas Agama Islam
Universitas Wahid Hasyim Semarang.
3. Bapak H. Imam Fadhilah selaku Kajur Muamalah Universitas Wahid Hasyim
Semarang.
4. Pembimbing I dan Pembimbing II, yang memberikan pengarahan dan
meluangkan waktunya dalam membimbing penyusunan tugas akhir ini.

vii
5. Segenap dosen serta staff karyawan Fakultas Agama Islam Universitas
Wahid
Hasyim Semarang.
6. Ibunda dan Ayahanda yang telah tulus memberikan dukungan dan doa restu,
sehingga penyusunan skripsi dan mendapatkan gelar sarjana S-1 di Islam
Universitas Wahid Hasyim Semarang.

Sunggu kita tidak dapat membalas segala kebaikan serta membalas apapun,
selain do’a kepada Allah SWT memberikan balasan pahala yang berlipat atas
amal kebaikannya.

Semarang, 5 Desember 2020


Penyusun,

Ayunda Fitri Mutia Dewi


NIM: 166020057

viii
HALAMAN PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB - LATIN

Berdasarkan SKB Menteri Agama dan Menteri


Pendidikan Dan Kebudayaan RI
Nomor: 0543b/U/1987 tertanggal 22 Maret 1988
A. Konsonan Tunggal
Huruf N a ma Huruf Keterangan
Arab Latin

‫ا‬ Alif , Tidak dilambangkan


‫ب‬ Ba' B -
‫ت‬ Ta' T -
‫ث‬ Sa' Ś S dengan titik di atas
‫ج‬ Jim J -
‫ح‬ Ha' H H dengan titik dibawah
‫خ‬ Kha‟ Kh -
‫د‬ Dal D -
‫ذ‬ Zal Ż Z dengan titik di atas
‫ر‬ Ra‟ R -
‫ز‬ Za‟ Z -
‫س‬ Sin S -
‫ش‬ Syin Sy -
‫ص‬ Sad S S dengan titik di bawah
‫ض‬ Dad D D dengan titik di bawah
‫ط‬ Ta‟ T T dengan titik di bawah
‫ظ‬ Za‟ Z Z dengan titik di bawah
‫ع‬ „Ain ' Koma terbalik
‫غ‬ Gain G -
‫ف‬ Fa‟ F -
‫ق‬ Qaf Q -
‫ك‬ Kaf K -
‫ل‬ Lam L -
‫م‬ Mim M -
‫ن‬ Nun N -
‫و‬ Waw W -
‫ه‬ Ha H -
‫ء‬ Hamzah , Apostrof lurus miring (tidak utk awal
kata)

ix
‫ي‬ Ya Y -
‫ة‬ Ta‟ H Dibaca ah ketika mauquf
marbutah
‫ة‬ Ta‟ H/t Dibaca ah/at ketika mauquf (terbaca
Marbutah.. mati)

B. Vokal Pendek
Arab Latin Keterangan Contoh
‫اا‬ A Bunyi fathah panjang ‫نبك‬
‫ي‬ I Bunyi kasrah panjang ‫كيف‬
‫و‬ U Bunyi dlammah panjang ‫ىوىك‬

C. Vokal Panjang
Arab Latin Keterangan Contoh
- A Bunyi fathah panjang ‫مفا‬
- I Bunyi kasrah panjang ‫مئس‬
- U Bunyi dlammah panjang ‫دحا‬

D. Diftong
Arab Latin Keterangan Contoh
‫و‬ Aw Bunyi fathah diikutiwaw ‫سىم‬
‫ي‬ Ai Bunyi fathah diikutiya’ ‫د يك‬

E. Pembauran Kata Sandang Tertentu


Arab Latin Keterangan Contoh
‫ال‬ Al Bunyial Qamariyah ‫ه|يزمقنا‬
‫ال‬..‫ش‬ as-sy Bunyial Syamsiyah dengan/huruf ‫ه| |يبرذنا‬
berikutnya
... ‫ال و‬ wal/wa Bunyi al Qamariyah/ al Syamsiyah ‫هيزمقناو‬
sy-sy diawali huruf hidup adalah SS/‫ه|ي|سم|شن|او‬
tidak terbaca

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...............................................................................................i

HALAMAN NOTA PEMBIMBING ................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ..............................................................................

iii HALAMAN DEKLARASI

...................................................................................iv HALAMAN

ABSTRAKSI.....................................................................................v HALAMAN

MOTTO ...........................................................................................vi HALAMAN

PERSEMBAHAN ......................................................................... vii HALAMAN

PRAKATA ..................................................................................... vii PEDOMAN

TRANSLITERASI ARAB-LATIN ................................................ix

HALAMAN DAFTAR ISI....................................................................................xi

BAB I : PENDAHULUAN.....................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................................1


B. Alasan Pemilihan Judul...................................................................................10
C. Telaah Pustaka ................................................................................................11
D. Fokus Penelitian ..............................................................................................13
E. Penegasan Istilah.............................................................................................13
F. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ......................................................................14
G. Metode Penelitian ...........................................................................................15
H. Sistematika Penyusunan Skripsi .....................................................................19

BAB II : LANDASAN TEORI TENTANG PANDANGAN HUKUM ISLAM


TENTANG PRAKTEK AKAD PRODUK TABUNGAN EMAS....................21

A. Pengertian, Dasar Hukum, Rukun dan Syarat Akad .......................................21


1. Pengertian Akad .......................................................................................21
2. Dasar Hukum Akad..................................................................................24
xi
3. Rukun Dan Syarad Akad .........................................................................27
B. Pengertian dan Dasar Hukum Gadai ...............................................................29
1. Pengertian Gadai ......................................................................................29
2. Dasar Hukum Gadai.................................................................................30
C. Tabungan Emas ...............................................................................................32
D. Akad Murobahah ............................................................................................33
1. Definisi Akad Murobahah .......................................................................33
2. Landasan Hukum .....................................................................................35
3. Rukun dan Syarat .....................................................................................36
4. Macam-Macam Akad Murabahah...........................................................37
E. Akad Wadiah ..................................................................................................37
1. Definisi Akad Wadiah..............................................................................37
2. Landasan Hukum Akad Wadiah ..............................................................38
3. Rukun dan Syarat Akad Wadiah ..............................................................39
4. Macam-Macam Akad Wadiah .................................................................40

BAB III : HASIL PENELITIAN PRAKTEK AKAD DALAM TRANSAKSI


TABUNGAN EMAS ...........................................................................................42

A. Profil PT. Pegadaian (Persero) Kaliwungu Kendal........................................42


1. Sejarah PT. Pegadaian (Persero) Kaliwungu ...........................................42
2. Visi dan Misi PT. Pegadaian (Persero) ....................................................44
3. Profil PT. Pegadaian (Persero) Kaliwungu Kendal.................................44
4. Produk PT. Pegadaian (Persero) ..............................................................45
B. Praktek Transaksi Tabungan Emas di Pegadaian............................................47
1. Pengertian Tabungan Emas......................................................................47
2. Tabungan Emas Di PT. Pegadaian Kaliwungu Kendal ..........................48
3. Transaksi Tabungan Emas Di PT. Pegadaian Kaliwungu
Kendal.............................................................................................................. ..51

BAB IV : PANDANGAN HUKUM ISLAM TENTANG PRAKTEK AKAD


PRODUK TABUNGAN EMAS (STUDI KASUS PT PEGADAIAN
KALIWUNGU) ....................................................................................................57

xii
A. Praktik Akad Produk Tabungan Emas Di PT Pegadaian Kaliwungu ............57
B. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Produk Tabungan Emas Di PT Pegadaian
Kaliwungu .......................................................................................................64

BAB V: PENUTUP ..............................................................................................72

A. Kesimpulan .....................................................................................................72
B. Saran ...............................................................................................................73
C. Kata Penutup ...................................................................................................73

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Allah SWT telah menjadikan manusia masing-masing saling
membutuhkan satu sama lain, supaya tolong-menolong, tukar menukar
keperluan dalam segala urusan kepentingan hidup masing-masing, baik
dengan jual beli, sewa-menyewa, bercocok tanam, atau perusahaan yang
lain-lain, baik dalam kepentingan sendiri maupun untuk kemaslahatan
umum. Dengan cara demikian kehidupan masyarakat menjadi teratur dan
subur, pertalian yang satu dengan yang lainnya pun menjadi tangguh.
Oleh sebab itu, agama memberi peraturan yang sebaik-baiknya sehingga
1
perbantahan dan dendam-mendendam tidak akan terjadi.
Sebagai mahluk sosial, manusia tidak bisa lepas untuk
berhubungan dengan orang lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kebutuhan manusia sangat beragam, sehingga terkadang secara pribadi
tidak mampu untuk memenuhinya, dan harus berhubungan dengan orang
lain. Hubungan antara satu manusia dengan manusia lain dalam memenuhi
kebutuhan, harus terdapat aturan yang menjelaskan hak dan kewajiban
keduanya berdasarkan kesepakatan. Proses untuk membuat kesepakatan
dalam memenuhi kebutuhan keduanya, lazim disebut dengan proses untuk
berakad atau melakukan kontrak. Hubungan ini merupakan fitrah yang
sudah di takdirkan oleh Allah. Karena itu merupakan kebutuhan sosial
2
sejak manusia mengenal arti hak milik.
Banyak sekali usaha-usaha manusia yang berhubungan dengan
barang dan jasa. Dengan perkembangan ilmu teknologi, serta tuntutan
masyarakat yang makin meningkat, melahirkan model-model trnsaksi baru
yang, membuhtuhkan penyelesaian dari sisi hukum Islam. Penyelesaian
yang disatu sisi tetap Islami dan di sisi lain mampu menyelesaikan
1
Sulaiman Rasid, Fiqih Islam, (Bandung: Sinar Baru Algensindo Bandung, 2015) h.278
2
“Fiqih Muamalah Dalam Islam” http://www. rumahbuku.weeby.com, diakses pada 5
Mei 2020 pukul 14:40 WIB

1
2

3
masalah kehidupan yang nyata. Kehidupan sosial ekonomi termasuk
investasi, tidak dapat dilepaskan dari prinsip-prinsip syariah. Setiap
mukmin harus melakukan tindakan yang terbaik untuk hari ini dan
menyerahkan hasilnya kepada Allah. Sebab, manusia tidak mengetahui
hasil upaya yang dilakukan saat ini sebagaimanapun dalam surat Luqman
ayat 34, Allah SWT berfirman:

ََّّ‫امو‬$َ‫ردّت‬ ‫احرْلاَّىَّفاَّم‬ َّ‫لعٌو‬ َّ‫زٌنو‬ َّ‫لَّعهدنَّعاللَّ َّ ا عاسلا‬


َّ‫ٌَثغلا‬
ٌ‫َّاَّ لَّعٌ بَّخ‬ ‫ومَّت‬ َّ‫ا َّب را‬ ‫ف َّن‬ ‫غ‬
َّ ‫موَّاد‬$‫َّا‬$ ‫ردت‬ ‫َّ فن‬$‫م‬$‫َّاذا‬$ ‫سكت‬
Artinya: “Sesungguhnya hanya di sisi Allah ilmu tentang kiamat, dan dia
yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam
rahim. Dan tidak ada seorangpun yang dapat mengetahui
(dengan pasti) apa yang akan dikerjakannya besok. Dan tidak
seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati.
Sungguh, Allah maha mengetahui, maha mengenal ( QS.
4
Luqman: 34).

Perbandingan produk-produk yang berbasis syariah dibanding


lembaga keuangan makin marak pada saat ini tidak terkecuali dengan
pegadaian. Perum pergadaian pun mengeluarkan produk yang berbasis
syariah, yang masih sering disebut pegadaian syariah. Pegadaian syariah
memiliki karakter yang berbeda dengan pegadaian konvensional pada
umumnya, karateristik tersebut tertera dalam prinsip syariah mengenal
lembaga keuangan, yaitu tidak adanya praktik -praktik yang diharamkan
dalam prinsip Islam, maka dalam oprasional kegiatan pegadaian syariah
menggunakan dua akad yaitu, akad rahn, adalah menahan harta milik
sipeminjam sebagai jaminan astas pinjaman yang diterimanya, pihak yang
menahan memperoleh jaminan untuk mengembalikan seluruh atau
sebagian piutangnya, dengan akad ini pegadian menahan barang bergerak
sebagai jaminan atas hutang nasabah. Akad ijarah, akad pemindahan hak
guna atas barang dan jasa melauli pembayaran upah sewa, tanpa diikuti

3
A Djazuli, Kaidah-Kaidah Fiqih, (Jakarta: Kencana 2010), h.129
4
Yayasan penyelenggara penterjemah Al-Quran Departemen agama RI, Al-Quran dan
Terjemahnya ( Bandung: 2004 ), h. 414
3

dengan pemindahan kepemilikan atas barangnya sendiri. melalui akad ini


dimungkinkan bagi pegadaian untuk menarik sewa atas penyimpanan
5
barang bergerak milik nasabah yang telah melakukan akad.
Pada awalnya, uang berfungsi sebagai penukar, sejalan dengan
peradaban manusia, fungsi uang juga ikut berkembang. Yang menjadi
masalah dalam ekonomi konfensional adalah menjadi sebuah komoditi
yang dapat diperjual belikan. Dengan kata lain, uang telah menjadi barang
dengan itu sendiri. Fungsi uang dalam Islam berbeda dengan ekonomi
konfensional karena dalam Islam uang adalah medium of egchange dan
unit account. Uang bukan kavital uang adalah uang karena uang bukanlah
sebuah komoditi yang bisa diperjual beli kan Islam melarang penggunaan
uang sebagai modal atau kavital untuk di perdagangkan. Islam juga tidak
membenarkan mengambil keuntungan (riba) dari peggunaan uang yang
dipinjamkan atau disewakan.
Dengan begitu menjadi jelas bahwa terdapat perbedaan antara
membungakan uang dengan berinfestasi. Infestasi adalah aktivitas yang
memiliki unsur risiko akibat adanya ketidak pastian, sedangkan
membangun uang adalah kegiatan riba yang ditekankan minim risiko dana
6
ada kepastian jumlah yang bakal diterima.
Jenis barang ribawi dapat dikelompokan menjadi dua yaitu emas,
perak (kelompok pertama) dan qurma, gandum, syair, serta garam
(kelompok kedua). Pertukaran dua jenis komoditif yang sama (misalnya
perak dengan perak) harus memenuhi dua syarat yaitu kontan dan
timbangannya harus sama. Jika tidak maka termasuk riba fadhl.
Sebagaimana Allah SWT mengharamkan perbuatan riba dalam surah Al-
Baqarah ayat 275 yang berbunyi:

5
Perbandingan pegadian syariah dan konvensional, https://www.syariahbank.com
diakses pada 28 Mei 2020 pukul 11.00 WIB.
6
Hidayat Taufik, Buku Pimtar Investasi Syariah, (Jakarta Selatan: PT Trans Media,
2011) h.9-10
4

ٌ ‫نَّمن‬
َّ‫لَّْاوبرلاَّنولكأٌَّنٌذلا‬$ٌَّ‫امَّكلْاَّنوموق‬$ٌَّ‫طشلاَّهطبخٌَّتيذلاَّموق‬
َّّ‫اوبرلاَّمرحوٌَّعبلاَّالَّللحاوَّاوبرلاَّلثَّمٌعبلاَّامناَّاولاَّقمهناَّبك‬
‫َل َّذسملا‬
َّ‫داعَّنموََّّالَّلىلاَّهرماوَّفلسَّاَّمهلَّفىهتناَّفهبرَّنَّمةظعومَّهءاجَّنمف‬
َّ‫هفَََُّّّّۚم‬
ٌ ‫نودلَّخا‬
‫َرانلاَّبحصاَّكىلواف‬

Artinya:”Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan


seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila. Yang
demikian itu karena mereka berkata bahwa jual beli sama dengan
riba. Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba. Barangsiapa mendapat peringatan dari
Tuhannya, lalu dia berhenti, maka apa yang telah diperolehnya
dahulu menjadi miliknya dan urusannya (terserah) kepada Allah.
Barangsiapa mengulangi, maka mereka itu penghuni neraka,
7
mereka kekal di dalamnya” (QS. Al-Baqarah : 275).

Ayat Al-Qur’an di atas menjelaskan bahwa hukum jual beli


tersebut mubah dan dihalalkan oleh Allah SWT selagi tidak mengandung
unsur riba, karena riba itu sendiri diharamkan. Dalam jual beli juga harus
berdasarkan kerelaan dari kedua belah pihak, tidak boleh menggunakan
cara yang telah dilarang dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. Oleh karena itu
nilai-nilai syari’at mengajak seorang muslim untuk menetapkan konsep
tas’ir (penetapan harga) dalam kehidupan ekonomi. Ta’sir yaitu
menetapkan harga sesuai dengan nilai yang terkandung dalam barang
tersebut. Tas’ir atau penetapan harga akan menghilangkan beban ekonomi
yang mungkin tidak dapat dijangkau oleh masyarakat, menghilangkan
praktek penipuan, serta memungkinkan ekonomi dapat berjalan dengan
8
mudah dan penuh kerelaan hati.
Apabila terjadi pertukaran komoditi yang berbeda jenis tetapi
masih dalam satu kelompok misalnya emas dengan perak atau qurma
dengan garam) maka harus terpenuhi satu syarat yaitu kontan, sedangkan
timbangan atau takaranyya boleh berbeda. Sebagai contoh, emas 5 gram

7
Departemen RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Kudus: Menara Kudus, 1997, h.48
8
Abdul Sami’ Al-Mishri, Pilar-pilar Ekonomi Islam, Cet. ke-1, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2006, h.95.
5

ditukar dengan perak 10 gram, dan jika komoditi yang ditukar berbeda
jenis kelompok (misalnya perak dengan gandum maka tidak terdapat
syariat dalam arti boleh tidak kontan dan boleh berbeda timbangan atau
9
takaran).
Islam juga melarang investasi yang mengandung unsur riba,
ghoror, maysir, menjual sesuatu yang tidak dimiliki, dan berbagai
transaksi lain yang merugikan salah satu pihak. Islam juga mengharamkan
semua tindakan yang merusak dan merugikan. Islam menghendaki
aktivitas perekonomian yang didasarkan atas prinsip saling
menguntungkan.Seperti halnya dengan emas, emas merupakan barang
yang terbuat dari logam mulia yang sangat berharga, manusia biasanya
gemar mengoleksi emas bukan hanya sebagai perhiasan semata. Emas kini
juga digemari sebagai investasi jangka panjang yang dengan harga emas
yang semakin hari semakin mahal. Emas mampu menandingi produk
investasi lainnya seperti saham dan obligasi.
Emas adalah komoditi yang spesial dan unik. Emas digali dari
perut bumi dan terakumulasi dari perut bumi. Emas tidak dikonsumsi jadi
jumlahnya terus bertambah. Meskipun demikian emas selalu menjadi
barang langka karena seluruh emas yang ada dipermukaan bumi ini di
perkirakan hanya berkisar 150.000-160.000 ton saja. Kata zahab yang
berarti emas disebut dalam Al-qur’an sebanyak delapan kali, namun hanya
satu yang memberikan ancaman kepada orang yang mengumpulkan emas
dan menyimpan emas karena tidak menyimpan dan memanfaatkannya
dengan benar. Sebagaimana yang tersirat dalam QS AT -Taubah ayat 34 ,
Allah SWT berfirman:

9
Ibid.,h.15-19.
6

ٌَّ‫ها‬
ٌ ‫ثكَّناَّاونماٌَّنذلاَّا‬$ٌ‫سانلاَّلاوماَّنولكأٌلَّنابُرلاوَّرابحْلاَّنَّمار‬
َّّ
َ ‫صٌوَّلطابلاب‬$‫لَّْوةضفلاوَّبُذلاَّنوزنٌَّكٌنذلاوَّالَّلٌلبسَّنعَّنود‬
‫فٌن‬$‫ٌلاَّباذعَّبمُرشبَّفالَّللٌبًَسّفَّاهنوق‬$َ‫ّم‬

Artinya:“Wahai orang-orang yang beriman sesungguhnya banyak dari


orang-orang alim dan rahib-rahib mereka benar-benar memakan
harta orang dengan jalan yang batil, dan (mereka) menghalang-
halangi (manusia) dari jalan Allah. Dan orang-orang yang
menyimpan emas dan tidak menginfakan nya di jalan Allah, maka
berikan kabar gembira kepada mereka, (bahwa mereka akan
10
mendapat) azab yang pedih. (Qs.AT-Taubah: 34).

Investasi emas terbuat dari bahan yang mudah lebur, emas


kemudian dapat dibuat menjadi bentuk yang bermacam-macam. Ada
beberapa alternatif yang dapat dipilih saat ingin menggunakan emas sebgai
lahan investasi yaitu, emas dalam bentuk perhiasan, batangan adn koin.
Emas berbentuk perhiasan baisannya menjadi pilihan bagi yang tidak
hanya ingin menggunakannya sebagai perhiasan semata, tetapi juga
sebagai investasi. Harga jual emas perhiasan tidak sebaik haraga belinya.
Saat menjual pedangan emas hanya akan menghitung harga beli emas
tanoa menyertakan ongkos pembuatan yang sudah dikeluarkan saat
membeli apalgi jika emas tersebut sering dipakai sehingga warnanaya
tidak secerah aslinya, menjadi kusam atau tergores, harga yang diberikan
penjual bisa membuat kita batal menjualnya kecuali ketika menjual harga
emas pada saat itu sudah naik dengan sangat signifikan saat membeli.
Emas perhiasan memang lebih style atau fasioan yang pada umumnya
11
digemari kaum hawa.
Karena setiap pihak berkomitmen untuk memenuhi janjinya dan
terkait darinya untuk melaksanakannya sesuai perjanjiannya. Menitipkan
barang (al-wadhi’ah) kepada seseoranng disebut dengan “akad”. Karena

10
Yayasan penyelenggara penterjemah Al-Quran Departemen agama RI, Al-Qur’an dan
Terjemahnya ( Bandung: 2004 ), h. 192
11
Hidayat Taufik, Buku Pimtar Investasi Syariah, (Jakarta Selatan: PT Trans Media,
2011) h.172-173
7

orang yang di titipi barang terkait untuk memelihara amanah tersebut.


Sebagai bagian dari karunia Allah, Islam menganjurkan umatnya unttuk
tidak mendiamkan atau menumpuka hartanya, akan tetapi menggunakanya
secara produktif melalui berbagai muamalah dan transaksi yang
dibenarkan secara syariah.
Investasi adalah salah satu cara yang digunakan untuk
mengembangkan harta kekayaan yang dimiliki secara prodiktif. Saat ini
bisa menemukan banyak sekali pilihan yang dapat digunakan untuk
berinfestasi baik di real asset maupun financial asset. Melalui asset real
bisa membeli tanah, rumah, emas lantakan, dan berwujud lainnya. pilihan
lain yang tersedia yaitu financial asset baik melalui pasar modal maupun
pasar uang. Disektor ini, varian produk yang ada sangat banyak karena
financial market menyediakan produk mulai dari underiying sampai
derivative.
Banyak pilihan produk investasi yang ditawarkan kemudian
menjadikan investsi memiliki banyak wadah yang bisa digunakan untuk
memutar uang yang sudah susah payah dikumpulkan. Apalagi mekanisme
perpindahan dana investasi dari satu wadah kewadah lain bisa dilakukan
dengan cepat tanpa terikat batasan ruang dan waktu. Misalnya, banyak
varian produk beserta kemudahan yang dibenrikan tidak sertamerta sesuai
dengan syariah meski banyak produk investasi memiliki peluang untuk
memberikan return yang tinggi, harus diingat bahwa keuntungan yang
diperoleh dari kekayaan yang miliki tidak semata-mata berupa keuntungan
duniawi tetapi juga keuntungan ukhrawi. Dengan begitu, setiap pemodal
yang memilih untuk memutar uangnya dengan berinvestasi secara syariah
sudah semestinya tidak hanya mempertimbangkan keuntungan materi
semata teapi juga dimensi lain yaitu aturan yang telah dijelaskan dalam Al-
12
Qur’an dan hadist.
Dalam aktivitas ekonomi (muamalah), setiap tansaksi pada
hakekatnya adalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang melarangnya.

12
Ibid.,h.23-24
8

Dengan begitu setiap transaksi ekonomi yang baru muncul sebenarnya


diperbolehkan kecuali terdapat larangan baik secara eksplisip maupun
implisit dalam Al-Quran dan hadist suatu tansaksi adalah dilarang
disebabkan karena haram dzatnya, haram selain dzatnya dan tidak sah
akadnya.
Pegadaian membuat produk tabungan emas dengan layanan jual
beli dan penitipan untuk investasi masyarakat. Tabungan Emas Pegadaian
adalah layanan penitipan saldo emas yang memudahkan masyarakat untuk
berinvestasi emas. Produk Tabungan Emas Pegadaian memungkinkan
nasabah melakukan investasi emas secara mudah, murah, aman dan
terpercaya. Untuk menarik mayarakat agar bisa menjadi nasabah produk
tabungan emas seperti halnya visi dan misi pegadaian yang ingin
membantu masyarakat dalam berinvestasi di kalangan menengah kebawah.
Masyarakat dapat membeli emas dengan harga dan jumlah yang minim,
yaitu mulai dari 0.01 gram, masyarakat yang mendaftarkan dirinya
menjadi nasabah bisa langsung membeli emas di pegadaian dengan harga
yang dijual oleh pegadaian mengikuti harga pasar jual emas setiap
13
harinya.
Dalam produk tabungan emas memiliki dua akad yaitu murabahah
dan wadiah, karena setelah masyarakat membeli emas yang bernama
produk tabungan emas di pegadaian syariah nasabah langsung dengan
otomatis menitipkan emasnya di pegadaian, seperti yang dari awal
disepakati oleh nasabah yang membayar uang titipan degan dalam jangka
1 tahun. Karena dalam produk tabungan emas di pegadaian emas yang
dijual oleh pegadaian bisa dijual kembali kepada pegadaian setelah jumlah
tabungan yang nasabah miliki minimal 1 gram, dan untuk sistem cetak
bisa dilakukan setiap nasbah membutuhkannya, dan ketika nasabah

13
“Tabungan emas” https://www.pegadaian.co.id/produk/tabungan-emas. diakses pada
28 Mei 2020 pukul 11.00 WIB
9

menginginkan untuk mencetak emas batangan minimal emas yang dimiliki


14
nasabah berjumlah 5 gram.
Didalam produk tabungan emas ini terdapat syarat dan ketentuan
yang sudah dijelaskan kepada nasabah, karena dalam jual beli diadakannya
syarat untuk megetahui kondisi barang yang akan di belinya oleh nasabah
dalam praktek jual beli dan titip emas di pegadaian ini dengan syarat dan
aturan yang sudah di atur yaitu jual beli emas dengan system titip. Sepeti
dalam hadis yang menjelaskan:
“Muhammad bin Basyar menceritakan kepada kami, Abbad bin Latis
sahabat Al Karabisi Al bashri menggambarkan kepada kami, Abdul Majid
bin Wahab menggambarkan kepada kami, ia berkata, “Al Ada’ bin Khalid
bin Haudzah pernah berkata kepadaku, Maukah kamu kubucarakan sebuah
surat yang di tulis Rasulullah SAW untukku? Ia berkata, saya, saya berkata
Tentu, Maka diapun mengeluarkan sebuah surat yang bertulisan “Ini
adalah bukti pembelian Al Ada’bin Kholid bin Haudzah dari Muhammad
Rasulullah SAW. Dia telah membeli serang budak, yang tidak
berpenyakit, tidak ada cacat dan tidak ada penyakit yang menular. Jual beli
15
ini adalah jual beli muslim dengan sesama muslim”

Hadis di atas menjelaskan bahwa syarat dalam jual beli itu


penting. Maka Pegadaian mensyaratkan dan menjelaskan bahwa produk
tabungan emas adalah produk jual beli dan titip emas di Pegadaian dengan
mensyaratkan bahwa emas yang di beli nasabah di Pegadaian langsung
dititipkan kepada Pegadaian, nasabah hanya menerima bukti print out di
dalam buku tabungan.
Namun baik uang maupun emas masuk dalam kategori benda
ribawi yang berbeda, tetapi masih dalam satu kelompok. Ketika kita
membeli emas, artinya terjadi pertukaran uang dengan emas. Dan
pertukaran dianjurkan dilakukan dengan tunai. Dalam prakteknya
sebagaimana pemaparan di atas, bahwa jual beli emas yang terdapat di
pegadaian tidak menyertakan emasnya secara langsung. Nasabah yang

14
Novinda, Nasabah Pegadaian, wawancara dengan penulis, tanggal 6 Februari 2020
15
Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Shahih Sunan Tirmidzi Seleksi Hadits Shahih dari
Kitab Sunan Tirmidzi (Jakarta:Pustaka Azzam,2014), cetakan kedua, h. 9.
10

membeli emas dengan metode tabungan emas hanya mendaptan bukti


pembelian dan saldo emas yang dimilikinya. Hal tersebut menimbulkan
pertanyaan di kalangan masyarakta umum apakah emas yag di
perjualbelikan oleh pihak pegadaian ada bentuk barangnya atau tidak.
Karena hal tersebut dapat mempengaruhi hukum yang berlaku saat
transaksi jual beli emas berlangsung. Akan tetapi produk tabungan emas
banyak di minati oleh masyarakat. Dikarenakan Emas merupakan barang
dengan demand yang tinggi, baik untuk proteksi asset, kepentingan
berjaga, kebutuhan tabungan haji, maupun investasi. Harga emas dalam
jangka panjang cenderung naik. Hampir setiap lima tahun, harga emas
naik minimal 100 %.
Untuk menjawab pertanyaan diatas penulis mencoba untuk
membahas tabungan emas di PT Pegadaian kaliwungu, yang berjudul
“Pandangan Hukum Islam Tentang Praktek Akad Produk Tabungan
Emas (Studi Kasus PT Pegadaian Kaliwungu)”.

B. Alasan Pemilihan Judul


Adapun alasan penyusun memilih judul “Pandangan Hukum Islam
Tentang Praktek Akad Produk Tabungan Emas (studi kasus PT Pegadaian
Kaliwungu)”, sebagai berikut:
1. Karena meningkatnya trend menabung emas di Pegadaian, sehingga
diperlukan landasan yang kuat bagaimana praktik tersebut dilakukan
dalam pandangan islam.
2. Sebagai upaya untuk mengkaji keabsahan hukum islam terhadap
praktik menabung emas dipegadaian secara konvensional, dengan
melihat dalil-dalil Al-Qur’an, hadits dan pendapat para ulama.
3. Memberi edukasi dan gambaran terhadap masyarakat tentang
menabung emas di Pegadaian.
11

C. Telaah Pustaka
Telaah pustaka ini dimaksudkan untuk membeikan informasi
tentang penelitian-penelitian atau karya-karya ilmiah lain yang
berhubungan dengan penelitian yang akan diteliti agar tidak terjadi
duplikasi penelitian. Beberapa karya ilmiah yang bisa dijadikan
pertimbangan maupun rujukan dalam penelitian sebagai berikut:
Pertama, Penelitian yang dilakukan oleh Rahmania IAIN Antasari
Banjarmasi pada tahun 2017 dengan judul “Strategi Pemasaran Produk
Tabungan Emas pada PT Pegadaian Syariah Cabang Kebun Bunga Banjar
Masin.” Dalam penelitian membahas mengenai produk investasi jangka
16
panjang, salah satunya Produk Tabungan Emas. Dengan adanya
tabungan emas ini mempermudah masyarakat yang ingin berinvestasi
emas. Perbedaan dengan skripsi penulis adalah dari Produk Tabungan
Emas membahas tentang akad dan tinjauan hukum Islam Tabungan Emas
di Pegadaian Syariah dan Pegadaian Konvensional.
Kedua, Penelitian Supriyadi dalam Jurnal Al-Ahkam UIN
Walisongo dengan judul “Struktur Hukum Akad Rahn di Pegadaian
Syari’ah Kudus”.Yang dapat disimpulkan, bahwa struktur hukum akad
rahn yang dibuat oleh para pihak yaitu rahin dan marhun merupakan
17
struktur hukum gadai pada akad rahn. Tapi struktur ini berbeda dengan
gadai konvensional yang memberikan pinjaman uang dengan meminta
bunga atas sejumlah uang yang dipinjam, sedangkan gadai syariah atau
rahn meminta imbalan atas sewa tempat menaruh barang gadai atau
marhun bih dan biaya pemeliharaannya. Struktur hukum gadai yang di
lakukan di Pegadaian Syariah Kudus memuat: suatu perbuatan hukum oleh
seseorang atau rahin mengikatkan diri pada orang lain atau murtahin untuk
memperoleh pinjaman uang dengan jaminan berupa benda bergerak.

16
Rahmania. “Strategi Pemasaran Produk Tabungan Emas pada PT Pegadaian Syariah
Cabang Kebun Bunga Banjar Masin.” IAIN Antasari Banjarmasi. 2017
17
Supriyadi, A "Struktur Hukum Akad Rahn di Pegadaian Syari’ah Kudus"Vol. 5, No. 2,
Juli-Desember 2012,Universitas Walisongo Surakarta.
12

Perjanjian ini dalam struktur hukum perdata termasuk perjanjian bernama


yang mempunyai sifat timbal balik, di satu sisi punya hak dan di sisi lain
punya kewajiban secara timbal balik.Perjanjian demikian itu termasuk
perjanjian konsensuil obligatoir karena terbentuknya perjanjian itu
berdasarkan konsensus dan yang di perjanjikan mengandung unsur
ekonomi. Struktur hukum tersebut telah diatur dalam KUH perdata dan
telah diatur dalam hukum perdata yang berasal dari hukum Islam. Struktur
hukum ini mempunyai kekhususan dimana ia berasal dari struktur hukum
Islam yang diadopsi dari budaya Islam dizaman Arab.Karena itu rahn yang
diimplementasikan oleh gadai syariah mempunyai landasan hukum Islam
yang kuat dan landasan hukum perdata Indonesia yang kuat, dengan tidak
mempraktikkan bunga dalam praktik gadai.
Ketiga, Penelitian yang dilakukan oleh Mustika Indrawati UIN
Sunan Ampel pada tahun 2018, dengan judul “Tinjauan Hukum Islam
Terhadap Praktik Konsinyasi Emas di Pegadaian Syariah Cabang Babakan
Surabaya”, dalam penelitian membahas dengan akad mudarabah dan titip
18
jual beli emas di pegadaian. Perbedaan dengan skripsi penulis adalah
akad yang di gunakan dalam produk tabungan emas di pegadaian
menggunakan akad murabahah dan wadiah.
Keempat, Penelitian oleh Khadijah yang berjudul, “Strategi
Pemasaran Produk Gadai Syariah Dalam Menarik Minat Nasabah
19
(Penelitian Pada Unit Pegadaian Syariah Cabang Pondok Aren)”. Dari
hasil penelitian, implementasi dari strategi pemasaran yang digunakan oleh
Pegadaian Syariah Cabang Pondok Arenyang berupa bauran pemasaran
mampu menarik minat nasabah, yang dapat dilihat dari meningkatnya
jumlah uang pinjaman dan jumlah nasabah.

18
Indrawati,M. “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktik Konsinyasi Emas di
Pegadaian Syariah Cabang Babakan Surabaya”.2018. UIN Sunan Ampel.
19
Khadijah,S.“Strategi Pemasaran Produk Gadai Syariah Dalam Menarik Minat
Nasabah (Penelitian Pada Unit Pegadaian Syariah Cabang Pondok Aren), 2010, UIN Syarif
Hidayatullah
13

D. Fokus Penelitian
1. Bagaimana gambaran praktik akad menabung di PT Pegadaian
Kaliwungu?
2. Bagaimana pandangan Islam terhadap praktek akad menabung emas di
PT Pegadaian Kaliwungu?

E. Penegasan Istilah
1. Pandangan
Persepsi atau pandangan adalah proses yang menyangkut
masuknya pesan atau informasi kedalam otak manusia, melalui persepsi
manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya.
Hubungan ini dilakukan lewat inderanya, yaitu indera pengelihat,
20
pendengar, peraba, perasa, dan pencium.
2. Hukum Islam
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), adalah peraturan
dan ketentuan yang berkenaan dengan kehidupan berdasarkan Al-
21
Qur’an dan hadis, hukum syara’.
3. Praktik
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), adalah
22
pelaksanaan secara nyata apa yang disebut dalam teori.
4. Akad
Pengertian Aqad adalah ikatan, perjanjian, dan pemufakatan.
Pertalian ijāb (pernyataan melakukan ikatan) dan qabūl (pernyataan
menerima ikatan) sesuai dengan kehendak syari’at yang berpengaruh
pada objek perikatan. Menurut istilah, akad adalah suatu ikatan antara

20
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), h.102
21
https://kbbi.kata.web.id. 18 Agustus 2020 pukul 21.30
22
https://kbbi.kata.web.id. 18 Agustus 2020 pukul 21.30
14

ijāb dan qabūl dengan cara yang dibenarkan syara’ yang menetapkan
23
adanya akibat-akibat hukum pada objeknya.
Kata akad berasal dari bahasa Arab yaitu ‫ العق | |د‬yang berarti
mengikat, menetapkan dan membangun. Kata akad berarti juga
perikatan atau perjanjian. Kata akad sudah diserap ke dalam bahasa
Indonesia yang berarti mengokohkan, meratifikasi dan mengadakan
24
perjanjian.
5. Tabungan Emas
Tabungan Emas adalah emas batangan yang dimiliki Pemilik
Rekening berdasarkan perjanjian jual beli emas dan penitipan emas
yang disetujui oleh Pegadaian dan Pemilik Rekening. Dengan kata lain,
tabungan emas merupakan layanan pembelian dan penjualan emas
25
dengan fasilitas titip.
6. Pegadaian
Pegadaian merupakan satu-satunya badan usaha di negara
Indonesia yang secara resmi memiliki izin dalam melaksanakan
aktivitas lembaga keuangan yang berupa pembayaran dalam bentuk
26
penyaluran dana kepada masyarakat berdasarkan hukum gadai.
7. Kaliwungu
Nama sebuah kecamatan yang termasuk bagian dari Kabupaten
Kendal - Jawa Tengah

F. Tujuan dan Manfaat Penelitian


1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah
penelitian di atas, maka peneliti mempunyai tujuan yang hendak dicapai

23
Abdul Rahman Ghazaly, Fiqh Muamalat (Jakarta: Kencana, 2010), h.78.
24
Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap,
(Surabaya: Pustaka Progresif , 1997), h. 953
25
https://duwitmu.com/emas/tabungan-emas-pegadaian/. 29 Agustus 2020, pukul 22:00
WIB
26
Triandaru, S., & Santoso, T. B., Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Edisi 2, (Jakarta :
Salemba Empat, 2006), h.179
15

dalam penelitian ini. Adapun tujuan penelitian yang hendak dicapai


adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui dan menganalisis proses praktik akad menabung emas
di Pegadaian Kaliwungu.
b. Mengetahui pelaksanaan praktik akad menabung emas di Pegadaian
Kaliwungu menggunakan hukum islam.
2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
pihak-pihak yang berkepentingan, antara lain :
a. Bagi PT. Pegadaian Kaliwungu
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dan analisis tentang akad menabung emas .
b. Bagi Penelitian Selanjutnya
Sebagai masukan yang bermanfaat bagi kemajuan studi dan
perkembangan ilmu ekonomi syariah khususnya dibidang akad
menabung emas dan sebagai bahan referensi penelitian dimasa
yang akan datang.
c. Bagi penulis sendiri
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis
mengenai praktik akad menabung emas di Pegadaian Kaliwungu
dalam pandangan islam.

G. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penulisan
skripsi ini meliputi:
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan penulis dalam skripsi ini
adalah penelitian lapangan (research field), yang mana penelitian ini
menekankan analisis proses dari proses berpikir secara induktif yang
berkaitan dengan dinamika hubungan antar fenomena yang diamati,
16

27
dan senantiasa menggunakan logika ilmiah. Dalam penelitian jenis
ini, penulis menggunakan metode penelitian normatif-empiris.
Penelitian ini berupa studi empiris untuk menemukan teori-teori
mengenai proses terjadinya dan bekerjanya hukum di dalam
28
masyarakat atau biasa disebut dengan penelitian nondoktrinal.
2. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitan dalam tulisan ini adalah Transaksi tabungan
emas di PT Pegadaian Kaliwungu. Sedangkan objek penelitian
adalaha Tinjaun hukum islam mengenai transaksi tabungan emas di
PT Pegadaian Kaliwungu.
3. Jenis dan Sumber Data
Yang dimaksud dengan jenis dan sumber data penelitian
adalah subyek dari mana data yang di peroleh. Secara umum, dalam
sebuah penelitian biasanya sumber data dibedakan menjadi dua, yakni
data primer dan data sekunder.
a. Data Primer
Yaitu data atau informasi dari sumber pertama, yang
didapat dari responden. Data atau informasi diperoleh melalui
pertanyaan tertulis dengan menggunakan kuisioner atau tulisan
dengan metode wawancara.
b. Data Sekunder
Yaitu menggunakan bahan yang bukan dari sumber
pertama sebagai sarana untuk memperoleh data atau informasi
untuk menjawab masalah yang diteliti. Penelitian ini juga dikenal
dengan penelitian yang menggunakan studi kepustakaan dan yang
biasanya digunakan oleh para peneliti yang menganut paham

27
Imam Gunawan, Metode Penlitia Kualitatif Teori & Praktis, Jakarta:Bumi Aksara, Cet.
1, 2013, h. 80
28
Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Sinar Grafika, 2014, Cet.5,h.12-13
17

29
pendekatan kualitatif. Data ini didapat dari sumber buku-buku,
jurnal, kitab-kitab dan dokumen-dokumen yang relevan
4. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam
penelitian ini yaitu:
a. Wawancara
Wawancara adalah proses percakapan dengan maksud
untuk mengonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan
organisasi, motivasi, perasaan, dan sebagainya yang dilakukan
oleh dua pihak yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan
dengan orang yang diwawancarai. Peneliti menerapkan
wawancara terstruktur dan tidak terstruktur sebagai teknik
pengumpulan data. Peneliti sudah mempersiapkan pertanyaan
30
tertulis yang alternatif jawabanya pun telah disiapkan. Untuk
melengkapi peneliti akan menambahkan pertanyaan kepada
narasumbur berupa pertanyaan terbuka yang berisi pengetahuan
dan informasi dari nasabah tabungan emas di PT Pegadaian
Kaliwungu
b. Observasi
Metode observasi adalah teknik pengumpulan data dimana
peneliti mengadakan pengamatan secara langsung atau tana alat
terhadap gejala-gejala subyek yang diselidiki. Baik pengamatan
itu dilakukan di dalam situasi sebenarnya maupun dilakukan
31
dalam situasi buatan, yang khusus diadakan.
c. Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya
barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode

29
Djamal, M. Paradigma Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi, Yogjakarta:Mitra Pustaka,
2015, h. 65
30
Sugiyono, Metode Peneltian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Methode),
Bandung: Alfabeta, 2018 h.188-191
31
Ibid.,h. 196
18

dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti


buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen
32
rapat, catatan harian dan sebagainya. Metode dokumentasi atau
kepustakaan digunakan untuk mengumpulkan data primer dan
bahan hukum.
5. Metode Analisis Data
Dalam penulisan skripisi ini, penulis menggunakan analisis
data kualitatif, yaitu data yang tidak bisa diukur atau dinilai dengan
33
angka secara langsung. Tujuan analisis data adalah untuk
menyederhanakan seluruh data yang sudah terkumpul dan
menyajikanya dalam suatu susunan yang sistematis, kemudian
mengolah dan menafsirkanya.
Dalam menganalisis data ini, penulis menggunakan analisa
kualitatif atau analisa non statistik yang sifatnya analisa deskriptif,
yaitu analisa yang bertujuan untuk memberikan deskripsi mengenai
subjek penelitian berdasarkan konsep-konsep yang diperoleh dari
34
kelompok subjek yang diteliti. Adapun tahap-tahap dalam
menganalisis data yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai
berikut:
a. Reduksi Data
Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan
polanya. Dengan demikian, data yang telah direduksi akan
memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah
peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan
35
mencarinya bila diperlukan.
b. Penyajian Data
32
Ibid.,h. 198
33
Sugiyono, Metode Peneltian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2016,
h. 23
34
Ibid.,h. 247
35
Ibid.,h. 249
19

Penyajian data menjadi langkah selanjutnya setelah


melakukan reduksi data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian
data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan hubungan
antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif
36
adalah dengan teks yang bersifat naratif.
c. Kesimpulan
Langkah ketiga dalam analisi data kualitatif menurut
Miles dan Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Kesimpulan awal dikemukakan masih bersifat sementara, dan
akan berubah bila ditemukan bukti-bukti yang kuat yang
mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Akan
tetapi, bila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal,
didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti
kembali ke lapangan untuk mengumpulkan data, maka
kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang bisa
37
ditunjukkan kebenaran atau keabsahanya (kredibel).

H. Sistematika Penyusunan Skripsi


Untuk mempermudah pembahasan dan gambaran skripsi secara
keseluruhan, maka penulis akan sampaikan penulisan ini secara
menyeluruh sesuai dengan petunjuk penulisan skripsi Fakultas Agama
Islam Universitas Wahid Hasyim Semarang. Adapun sistematika penulisan
skripsi tersebut adalah sebagai berikut:
Bab I berisi pendahuluan, yang menggambarkan keseluruhan isi
skripsi secara umum yang mencakup latar belakang masalah, alasan
pemilian judul, telaah pustaka, fokus penelitian, tujuan dan manfaat
penelitian, metode penetilitian dan sistematika penulisan skripsi.

36
Ibid.,h. 249
37
Ibid.,h. 249
20

Bab II berisi tinjauan umum praktik menabung emas menurut


hukum islam yang terdiri dari pengertian, rukun, syarat dan dasar hukum
aqad menabung emas. Serta batasan-batasan dalam pelaksanaan akad atau
transaksi dalam bermuamalah dan teori pendukung lainnya.
Bab III berisi informasi terkait berisi gambaran praktik akad
menabung di PT Pegadaian Kaliwungu. dan pandangan islam terhadap
praktik akad menabung emas di PT Pegadaian Kaliwungu
Bab IV berisi tentang analisis gambaran praktik akad menabung di
PT Pegadaian Kaliwungu. dan analisis pandangan islam terhadap praktik
akad menabung emas di PT Pegadaian Kaliwungu
Bab V Kesimpulan dan Saran, bab ini berisikan kesimpulan dan
saran, yang terdiri atas kesimpulan dari analisis data yang telah dilakukan,
keterbatasan pada penelitian dan saran yang diajukan bagi penelitian
selanjutnya.
BAB II
LANDASAN TEORI TENTANG PANDANGAN HUKUM ISLAM
TENTANG PRAKTEK AKAD PRODUK TABUNGAN EMAS

A. Pengertian, Dasar Hukum, Rukun dan Syarat Akad.


1. Pengertian Akad
Akad menurut istilah yaitu al-„aqd (‫ )دقعلا‬menurut bahasa
berarti ikatan, lawan katanya (al-hal) pelepasan atau pembubaran.
Mayoritas Fuqaha mengartikannya gabungan ijab dan qabul, dan
penghubungan antara keduanya sedemikian rupa sehingga terciptalah
1
makna atau tujuan yang di inginkan dengan akibat-akibat nyatanya.
Dengan demikian akad adalah sesuatu perbuatan untuk menciptakan
apa yang diingi nkan oleh dua belah pihak yang melakukan ijab dan
qabul.
Akad memiliki dua pengertian yakni umum dan khusus.
Pengertian secara umum lebih dekat dengan pengertian secara bahasa,
sebagaimana yang tersebar tersebar dikalangan fuqoha Malikiyyah,
syafi‟iyyah dan hanabillah, akad ialah setiap sesuatu yang ditekadkan
oleh seseorang untuk melakukannya baik muncul dari kehendak
sendiri seperti Wakaf, Ibra‟ (pengguguran hak) talak, dan sumpah.
Maupun membutuhkan dalam menciptakannya seperti jual-beli dan
sewa-menyewa. Adapun pengertian khusus yang dimaksudkan disini
ketika membicarakan tentang teori Akad adalah hubungan antara Ijab
2
efek terhadap objek.
Musthafa Ahmad Az-Zarqa (tokoh fiqih Yordania asal Suriah)
menyatakan bahwa tindakan hukum yang dilakukan manusia terdiri
atas dua bentuk yaitu: 1. Tindakan berupa perbuatan, 2. Tindakan

1
Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqih al-Imam Ja‟far ash-Shidiq Juz 3&4, (Jakarta :
Lentera, 2009), h. 34
2
Wahbah Az-Zuhailli, Fiqih Islam Wa Adillatuhu Jilid 4 (Cet.1, Jakarta: Gema Insani,
2011), h. 420

21
22

3
berupa perkataan. Tindakan yang berupa perkataan pun juga terbagi
menjadi dua, yaitu bersifat akad yang tidak bersifat akad. Tindakan
perkataan yang bersifat akad terjadi bila dua atau beberapa pihak
mengikatkan diri untuk melakukan suatu perjanjian. Adapun tindakan
berupa perkataan yang tidak bersifat akad terbagi lagi menjadi dua
macam, sebagai berikut:
a) yang mengandung kehendak pemilih untuk menetapkan atau
melimpahkan hak, membatalkannya, atau menggugurkannya
seperti wakaf, hibah dan talak.
b) yang tidak mengandung kehendak pihak ynag menetapkan atau
menggugurkan suatu hak, tetapi perkataannya itu memunculkan
suatu tindakan hukum seperti gugatan atau diajukan kepada
hakim dan pengakuan seseorang di depan hakim.
Berdasarkan pembagian tindakan hukum manusia menurut Musthafa
Ahmad Az-Zarqa suatu tindakan hukum lebih umum dari akad. Setiap
akad dikatakan sebagai tindakan hukum dari dua atau beberapa pihak,
tetapi sebaliknya setiap tindakan hukum tidak dapat disebut sebagai
akad.
Menurut Az-Zarqa dalam pandangan syara‟, suatu akad
merupakan ikatan secara hukum yang dilakukan oleh dua atau
beberapa pihak yang sama-sama berkeinginan untuk mengikatkan diri.
Kehendak atau keinginan pihak-pihak untuk mengikatakan diri
tersebut sifatnya tersembunyi dalam hati. Oleh sebab itu untuk
menyatakan kehendak masing-masing harus diungkapkan dalam suatu
pernyataan. Pernyataan pihak-pihak yang berkad itu disebut dengan
ijab dan qabul. Ijab adalah pernyataan pertama yang dikemukakan
oleh salah satu pihak, yang menggandung keinginan secara pasti untuk

3
Nasrun Haroen dkk, Ensiklopedi Hukum Islam, (Cet, 1, Jakarta : PT. Ichtiar Baru Van
Hoeve, 2003), h. 63
23

mengikatkan diri. Adapun Kabul adalah pernyataan pihak lain setelah


4
ijab yang menunjukkan persetujuannya untuk mengikatkan diri.
Sedangkan perikatan dan perjanjian dalam konteks fikih
muamalah dapat disebut dengan akad. Kata akad berasal dari bahasa
Arab al-„aqd bentuk jamaknya al-„uqud yang mempunyai arti
antara lain: a. Mengikat (al-rabith), b. Sambunang (al-„aqd), c.
Janji (al-„ahd) sebagaimana yang dijelaskan Al -Qur‟an dalam surat
Ali Imran ayat 76.

‫ نيقتملٱ بحي للَّٱ نإف ىقتٱو ۦهدهعب ىفوأ نم ىلب‬Artinya:


(Bukan demikian), sebenarnya siapa yang menepati janji (yang
dibuat)nya dan bertakwa, maka sesungguhnya Allah
5
menyukai orang-orang yang bertaqwa (QS.Ali Imran : 76).

Akad dikatakan sebagai perikatan karena didalamnya memiliki


maksud menghimpun atau mengumpulkan dua ujung tali dan
mengikatkan salah satunya pada yang lainya sehingga keduanya
6
bersambung. Sedangkan dalam ilmu pengetahuan KHUP Perdata,
perikatan adalah hubungan yang terjadi antar dua orang yang terletak
didalam lapangan harta kekayaan, ketika pihak yang bakhak atas
7
prestasi maka pihak lainnya wajib memenuhi prestasi. Perstasi secara
umum berarti untuk menyerahkan, melakukan, dan tidak melakukan
sesuatu. Dalam ketentuan Buku III KUH Perdata tentang perikatan,
Pasal 1313 KUH Perdata dibawah berjudul “tentang perikatan-
perikatan yang dilahirkan dari kontrak atau perjanjian” menyatakan
bahwa “suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu
8
orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap orang lain atau lebih”.

4
Ibid.,h. 63
5
Departemen Agama RI., Al-Qur‟an dan Terjemahnya, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,
2016), h. 59
6
Ghufron A. Mas‟adi, Fiqih Muamalah Konstekstual, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2002), h. 75
7
Much. Nurachmad, Buku Pintar Memahami dan membuat Surat Perjanjian. (Jakarta:
Visimedia, 2010), h. 2
8
Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaja, Perikatan yang Lahir dari Perjanjian, (Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 2004), h. 7
24

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian


akad paling tidak mencakup : a. Perjanjian (al-ahd), b. Persetujuan
dua buah perjanjian atau lebih, c. Perikatan (al-„aqd ). Akad dalam
bahasa arab berarti “ikatan” (pengencangan dan penguatan) antara
beberapa pihak dalam hal tententu, baik ikatan itu bersifat konkret
maupun abstrak, baik dari satu sisi maupun dua sisi. Dalam sebuah
kalimat„aqadah an-niyah wa al-„azm „alaa syay‟ (berniat dan bertekad
melakukan sesuatau) wa„aqadah wal yamin (mengikat sumpah),
maksudnya adalah mengikat kehendak dengan perealisasian apa yang
sudah di komitmenkan.
Dalam akad pada dasarnya dititik beratkan pada kesepakatan
antara dua belah pihak yang ditandai dengan. Dengan ijab dan kabul
demikian ijab dan Kabul adalah suatu perbuatan atau pernyataan
untuk menunjukkan suatu keridhaan dalam berakad yang dilakukan
oleh dua orang lebih, sehingga terhindar atau keluar dari suatu ikatan
yang berdasarkan syara‟. Karna itu dalam Islam tidak semua bentuk
kesepatakan atau perjanjian dapat dikatagorikan sebagai akad,
terutama kesepakatan yang tidak didasarkan pada keridhaan menurut
syari‟ah Islam.
2. Dasar Hukum Akad
a. Al-Qur‟an
Allah SWT telah memberi aturan dan hukum mengenai
akad. Sebagaimana firman Nya dalam surat Al-Maidah ayat 1
sebagai berikut:

‫ام لَّإ ماعنلْا ةميهب مكل تلحأ دوقعلاب اوفوأ اونمآ نيذلا اهيأ اي‬
‫ع ىلتي‬$‫ا يلحم ريغ مكيل‬$‫يري ام مكحي ال َّل نإ مرح متنأو ديصل‬$‫د‬
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad
itu. dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang
akan dibacakan kepadamu. (yang demikian itu) dengan
tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang
mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan
25

hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya. (QS. Al-


9
Maidah:1)

Pada permulaan ayat ini Allah SWT memerintahkan kepada


setiap orang yang beriman untuk memenuhi janji-janji yang telah
diikrarkan, baik janji kepada Allah maupun yang dibuat diantara
sesama manusia termasuk kontrak bisnis. Perkataan aqdu
mengacu terjadinya dua perjanjian atau lebih, bila seseorang
mengadakan janji kemudian orang lain menyetujui janji tersebut
serta menyatakan pula suatu janji yang berhubungan dengan
janji yang pertama, maka terjadilah perikatan dua buah janji dari
dua orang yang mempunyai hubungan antara yang satu dengan
yang lain disebut perikatan („aqad). Semua perikatan dapat
dilakukan asal tidak melanggar ketentuan Allah.
Akad dalam jual beli diperbolekan bagi setiap muslim
namun dengan cara yang benar. Allah SWT menyebutkan pahala
bagi orang-orang yang sudah menepati janjinya karena termasuk
dalam kategori takwa. Keterangan ini untuk memberikan
pengertian bahwa menepati janji termasuk perbuatan yang di
ridhai oleh Allah SWT. dari penjelasan tersebut maka barang
yang mengandung riba sangat di haramkan dan tidak diridhoi oleh
Allah SWT, sebagaimana dalam firmanNya dalam surat An-Nissa
ayat 29 Sebagai berikut:

‫نا لَّا لطابلاب مكنيب مكلاوما اولكأت َّل اونما نيذلا اهياي ال َّل نا‬
‫مكسفنا اولتقت لَّو مكنم ضارت نع ةراجت نوكت اميحر مكب ناك‬
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil,
kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan
suka sama suka di antara kamu." (QS An-Nisaa‟: 29).

9
Departemen Agama RI., Al-Qur‟an dan Terjemahnya, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,
2016), h. 106
26

b. Al-Hadis
Hadist yang menerangkan tentang Akad diriwayatkan oleh
Bukhori dan Muslim sebagai berikut:
“Hadist dari Abdullah bin Yusuf, beliau mendapatkan hadist dari
Malik dan beliau mendapatkan Hadist dari Nafi‟ dari Abdullah
bin Umar Rodliyallohu‟anhuma. Sesungguhnya Rosulalloh
Sholallohu „alaihi wasallam bersabda:“Dua orang yang jual beli,
masing-masing dari keduanya boleh melakukan khiyar atas
lainnya selama keduanya belum berpisah kecuali jual beli khiyar.
10
(HR. Bukhori dan Muslim)”

Maksudnya akad yang di adakan oleh para pihak haruslah


di dasarkan kepada kesepakatan kedua belah pihak, yaitu masing -
masing pihak ridho/rela akan isi akad tersebut, atau dengan
perkataan lain harus merupakan kehendak bebas masing-masing
pihak. Dalam hal ini berarti tidak boleh ada paksaan dari pihak
yang satu kepada pihak yang lain, dengan sendirinya aqad yang
diadakan tidak tidak didasarkan kepada mengadakan perjanjian,
serta apa yang diperjanjikan oleh para pihak harus terang tentang
apa yang menjadi isi akad, sehingga tidak mengakibatkan
terjadinya kesalahpahaman di antara para pihak tentang apa yang
telah mereka perjanjikan di kemudian hari.
3. Rukun dan Syarat Akad
Dalam hukum Islam untuk terbentuknya suatu akad
(perjanjian) yang sah dan mengikat haruslah dipenuhi rukun akad dan
syarat akad. Rukun adalah unsur-unsur yang membentuk sesuatu,
sehingga sesuatu itu terwujud karena adanya unsur-unsur tersebut
11
yang membentuknya. Rukun merupakan unsur mutlak yang harus
ada dan merupakan esensi dalam setiap akad. Jika salah satu rukun

10
Shohih Al Bukhori, (Program Maktabah As Samilah Edisi II) Jilid 3, h. 84, lihat juga
dalam Kitab Bidayatul Mujtahid, Jilid 2, h. 339
11
Syamsul Anwar, Hukum Perjanjian Syariah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), Ed. ke-1,h.
95.
27

tidak ada, secara syariah akad dipandang tidak pernah ada. Sedangkan
syarat adalah suatu sifat yang harus ada pada setiap rukun tetapi bukan
merupakan esensi aqad.
Menurut jumhur (mayoritas) fuqoha, rukun akad terdiri dari: 1.
Aqid yaitu orang yang berakad (bersepakat). 2. Ma‟qud‟alaih ialah
benda-benda yang diakadkan, seperti benda yang ada dalam transaksi
jual-beli. Ma‟qud‟alaih dalam kitab Bitayatul Mujtahid di isyaraktkan
agar barang selamat dari penipuan dan riba. Penipuan bisa hilang
dari sesuatu dengan diketahui wujudnya, diketahui
sifatnya,diketahui ukurannya serta bisa diserah terimakan, yaitu
terdapat pada dua hal: harga dan barang yang dihargai, juga
diketahui masanya jika jualbelinya dengan cara penundaan
12
(tempo). 3. Maudhu‟al-„aqd yaitu tujuan pokok dalam melakukan
13
akad. 4. Shihat al-„aqd yang terdiri dari ijab qabul. Setiap
pembentukan akad mempunyai syarat yang ditentukan oleh Syara‟
yang wajib disempurnakan. Syarat-syarat terjadinya akad ada dua
macam:
a. Syarat yang bersifat umum, yaitu syarat-syarat yang wajib
sempurna wujudnya dalam berbagai akad. Syarat-syarat umum
yang harus dipenuhi dalam berbagai macam akad sebagai
berikut:
1) Kedua orang melakukan akad cakap bertindak (ahli). Tidak
sah akad orang yang tidak cakap bertindak. Seperti orang
gila, orang yang barada dibawah pengampunan (mahjur), dan
karena boros.
2) Yang dijadikan obyek akad dapat menerima hukumnya.
3) Akad itu diizinkan oleh Syara‟, dilakukan oleh yang
mempunyai hak melakukannya, walaupun dia bukan „aqid
yang memiliki barang.

12
Bidayatul Mujtahid Terjemah h.342
13
Rachmat Syafe‟i, Fiqh Muamalah, (Bandung: Pustaka Setia, 2001), h.43
28

4) Janganlah akad itu yang dilarang oleh syara‟. Seperti jual beli
mulasamah (saling merasakan).
5) Akad dapat memberikan faedah, sehingga tidaklah sah rahn
(gadai) dianggap sebagai imbangan amanah (kepercayaan).
6) Ijab itu berjalan terus, tidak dicabut sebelum terjadi Kabul
maka apabila orang yang berijab menarik kembali ijabnya
sebelum Kabul, maka batal-lah ijabnya.
7) Ijab dan Kabul mesti bersambung, sehingga bila seseorang
yang berijab telah terpisah sebelum adanya Kabul, maka Ijab
tersebut menjadi batal.
b. Syarat-syarat yang bersifat khusus. Yaitu syarat-syarat yang
wujudnya wajib ada dalam sebagai akad. Syarat khusus ini dapat
juga disebut syarat idlafi (tambahan) yang harus ada disamping
syarat-syarat yang umum. Seperti syarat adanya saksi dalam
14
pernikahan.
Beberapa unsur dalam akad yang kemudian dikenal sebagai
rukun tersebut masing-masing membutuhkan syarat agar akad dapat
terbentuk dan mengikat antar pihak. Beberapa syarat tersebut meliputi
terbentuknya akad, dalam hukum Islam yang ini dikenal dengan nama
al-syuruth al-in‟iqad. Syarat ini terkait dengan sesuatu yang harus
dipenuhi oleh rukun-rukun akad, ialah (1) Pihak yang berakad
(aqdain), disyaratkan tamyiz dan berbilang. (2) Sighat akad
(pernyataan kehendak): adanya kesesuaian ijab dan Kabul (munculnya
kesepakatan) dilakukan dalam satu majlis akad. (3) Obyek akad:
dapat diserahkan, dapat ditentukan dan dapat ditransaksikan (benda
yang bernilai dan dimiliki). (4) Tujuan akad tidak bertentangan
15
dengan syara‟.

14
Abdul Rahman Ghazali dan Ghufron Ihsan (eds), Fiqih Muamalat, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2010), h. 54-55
15
Gemala Dewi dkk, Hukum Perikatan Islam di Indonesia, (Jakarta: Prenada Media,
2005), h. 45
29

B. Pengertian dan Dasar Hukum Gadai


1. Pengertian Gadai
Secara umum pengertian usaha gadai adalah kegiatan
menjaminkan barang-barang berharga kepada pihak tertentu, guna
memperoleh sejumlah uang, dimana barang yang dijaminkan akan
ditebus kembali sesuai dengan perjanjian antara nasabah dan lembaga
16
gadai.
Transaksi hukum gadai dalam fiqih Islam disebut rahn. Ar-rahn
adalah suatu perjanjian untuk menahan salah satu harta milik nasabah
atau rahin sebagai barang jaminan atau marhun atau utang atau
pinjaman atau marhunbih yang diterimanya. Marhun tersebut memiliki
nilai ekonomis. Dengan demikian, pihak yang menahan atau penerima
gadai atau murtahin memperoleh jaminan untuk mengambil kembali
seluruh piutangnya
Menurut kitab Undang-Undang hukum perdata pasal 1150,
gadai adalah suatu hak yang diperoleh seseorang berpiutang atas suatu
barang bergerak yang diserahkan kepadanya oleh seseorang yang
berutang atau oleh seseorang lain atas namanya dan yang memberi
kekuasaan kepada orang berpiutang itu untuk mengambil pelunasan dari
barang tersebut secara didahulukan dari pada orang yang didahulukan
lainnya, dengan pengecualian biaya untuk melelang barang tersebut,
dan biaya yang dikeluarkan untuk menyelamatkannya setelah barang itu
digadaikan, biaya-biaya mana yang harus dilakukan. Sedangkan
menurut Sri Susilo, Sigit dan Tokok, gadai adalah hak yang diperoleh
oleh seseorang yang memiliki piutang atas suatu barang.
Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa gadai
itu memiliki ciri-ciri antara lain terdapat barang-barang berharga yang
bernilai ekonomis yang digadaikan, nilai jumlah pinjaman tergantung
nilai barang yang digadaikan dapat ditebus atau diambil kembali dan

16
Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, (Jakarta: Lembaga Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia, 2001), h. 246.
30

jika barang tersebut sampai dilelang dahulu, maka pembiayaan diambil


dari barang yang dilelang dahulu, sebelum diberikan kepada yang
menggadaikan.
2. Dasar Hukum Gadai
Dasar hukum gadai di Indonesia pada awalnya dikenal dengan
Staatsblad tahun 1901 No. 131 tanggal 12 Maret 1901. Pada waktu itu
pegadaian dilaksanakan oleh Gubernur Hindia Belanda di Suka Bumi
Jawa Barat, selanjutnya peraturan hukum Staatsblad tahun 1930 No.
266 denganadanya peraturan ini pegadaian mendapat status Dinas
Pegadaian sebagai perusahaan Negara dalam arti Undang- Undang
Perusaan Hindia Belanda (Lembaga Hindia Belanda 1927 No. 419).
Berdasarkan Undang-Undang No. 19 Prp. 1960 jo. PP RI No. 178
Tahun 1961 tanggal 3 Mei 1961 tentang perusahaan Negara Pegadaian,
dengan undang-undang ini.
Sampai dengan PP10/103 tahun 2000, pegadaian berstatus
sebagai Perusahaan Umum dan massuk sebagai salah satu BUMN
dalam lingkungan Dep. Keuangan RI. Hingga sekarang dalam undang-
undang Nomor 9 tahun 1969 pasal 6, dijelaskan bahwa sifat usaha
pegadaian adalah menyediakan pelayanan bagi kemanfaatan umum dan
sekaligus menumpuk keuntungan berdassarkan prinsip pengelolaan
perusahaan. Sedangkan isi pasal 7, dijabarkan: (1) Turut meningkatkan
kesejahteraan masyarakat terutama golongan menengah kebawah
melalui penyediaan dana ataas dasar hukum gadai, dan jasa dibidang
keuangan lainnya berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku. (2) menghindarkan masyarakat dari gadai gelap, praktek riba
17
dan pinjaman tidak wajar.
Dasar hukum yang digunakan para ulama untuk
membolehkannya rahn yakni bersumber pada Al-Qur‟an dalam surat
Al-Baqarah ayat 283, sebagai berikut:

17
“Konsep Gadai Syariah Dalam Perspektif Ekonomi Islam dan Fiqih Muamalah”
http://mujahidin.co.id/, diakses pada 08 Juni 2020 Pukul 08.00 WIB.
31

‫نما ناف ةضوبقم نهرف ابتاك اودجت ملو رفس ىلع م نت ك ناو هبر ال َّل‬
‫قتيلو هتناما نمتؤا ىذلا دؤيلف اضعب مكضعب امب اللَّو هبلق مثا‬
‫هناف اهمتكي نمو ةداهشلا اومتكت لَّو ميلع نولمعت‬
Artinya: “Jika kamu sedang dalam perjalanan (dan bermuamalah
secara tidak tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang
penulis, maka hedaklah ada barang tanggunggan yang di
pegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi jika kamu
mempercayai sebagian yang lain, hendaklah yang di percayai
itu memunaikan amanahnya (utang) dan hendaklah ia bertaqwa
kepada Allah Tuhan-nya; dan janganlah kamu (para saksi)
menyembunyikan persaksian. Dan barang siapa yang
menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adallah orang
yang berdosa hatinya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang
18
kamu kerjakan (Al-Baqarah:238)”.

Saat diperbolehkan untuk menggunakan akad rahn, Al-Qur‟an


dan Al-Sunah serta ijma ulama tidak menetapkan secara jelas mengenai
akad-akad atau transaksi jual beli yang di izinkan untuk menggunakan
akadd rahn. Sebagian kecil ulama, sebagai mana yang dikemukakan
Ibn Rusdy bahwa mazhab Maliki beranggapan bahwa gadai itu dapat
dilakukan pada segala macam harga dan pada semua macan jual beli,
kecuali jual beli mata uang, dan pokok modal paa akad salam yang
berkaitan dengan tanggungan, hal ini disebabkan karena pada shaf pada
salam di syaratkan tunai, begitu pula pada harta modal. Dapat
diartikan bahwa sebagian ulama beranggapan bahwa rahn dapat
19
digunakan pada transaksi dan akad jual beli yang bermacam-macam.

18
Yayasan penyelenggara penterjemah Al-Quran Departemen agama RI, Al-Quran dan
Terjemahnya…h. .49
19
“Konsep Gadai Syariah Dalam Perspektif Ekonomi Islam dan Fiqih Muamalah”
http://mujahidin.co.id/, diakses pada 08 Juni 2020 Pukul 08.00 WIB.
32

C. Tabungan Emas
Tabungan merupakan simpanan yang paling popular dikalangan
masyarakat umum lain dan masyarakat kota sampai pedeseaan. Menurut
Undang-Undang perbankan No.10 Tahun 1998. Tabungan adalah
simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakuan menurut syarat tertentu
yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, atau alat
lainnya yang di persamakan dengan hal itu.
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 yang memberikan
rumusan pengertian tabungan yaitu Tabugan adalah simpanan berdasrkan
akad wadiah atau investasi dana berdasarkan akad mudharabah atau akad
lain yang tidak bertentangan daengan prinsip syariah yang penarikannya
hanya dapat dilakukan menurut syarat dan ketentuan tertentu yang
dipakati tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, atau alat
lainnya yang dipersamakan dengan hal itu.
Sedangkan Dewan Syariah Nasional mengatur tabungan syariah
dalam Fatwa Nomor 02DSN-MUI/IV/2008, yaitu produk tabungan yang
dibolehkan dan dibenarkan secara syariah tabungan yang berdaasarkan
prinsip mudharabah dan wadiah, sehingga mengenal tabungan
20
mudharabah dan tabungan wadiah.
Tabungan Emas Pegadaian adalah layanan pembelian dan
penjualan emas dengan fasilitas titipan. Artinya, sebagai nasabah membeli
sejumlah emas kemudian menitipkan ke pegadaian. Setelah mencapai
jumlah tertentu nasabah bias mencetak atau menjual emas yang dimiliki
nasabah. Seperti halnya tabungan pada umumnya di bank yang
menyetorkan sejumlah uang, produk ekslusif dari pegadaian ini pun
demikian, nasabah menyetorkan sejumlah uang untuk membeli emas,
kemudian jumlah uang tersebut akan di konversi ke dalam bentuk gram
emas dan tercatat di buku tabungan nasabah.

20
M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung:
Alfabeta,2010), h. 34.
33

D. Akad Murobahah
1. Definisi Akad Murobahah
Secara umum Murabahah diartikan sebagai akad jual beli
barang dengan menyatakan tsaman (harga perolehan) dan ribh
21
(keuntungan/margin) yang disepakati oleh penjaul dan pembeli.
Murabahah adalah istilah dalam fikih Islam yang berarti suatu bentuk
jual beli dimana penjual menyatakan biaya perolehan barang, meliputi
harga barang dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan untuk
22
memperoleh barang tersebut.
Sebagaimana dikutip dari buku karangan Syafi‟i Antonio
mendefinisikan Bai‟ al-Murabahah adalah jual beli barang padaharga
23
asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam Bai‟ al-
Murabahah ini, penjaul harus memberi tahu harga pokok pembelian
dan menentukan tingkat keuntungan sebagai tambahannya. Tingkat
keuntungan dari akad murabahah ini dapat diperoleh dari persentase
tertentu dari biaya perolehan. Dalam akad Murabahah Lembaga
Keuangan Syariah bertindak sebagai penjaul dan nasabah sebagai
pembeli dengan harga jual dari Lembaga Keuangan Syariah adalah
harga beli dari pemasok ditambah keuntungan sesuai kesepakatan.
Dalam pandangan Islam Murabahah merupakan suatu jenis
jual beli yang dibenarkan oleh syariah dan merupakan implementasi
muamalah tijariyah ( interaksi bisnis). Hal ini berdasarkan dalil Fatwa
DSN MUI No. 4/DSN-MUI/IV/2000, bahwa dalam rangka membantu
masyarakat guna meningkatkan kesejahteraan, maka bank syariah
perlu memiliki fasilitas murabahah bagi yang memerlukannya, yaitu
menjual suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada
24
pembeli, dan pembeli membelinya dengan harga lebih sebagai laba.

21
Andrian Sutedi, Perbankan Syariah Tinjauan dari beberapa segi Hukum ( Jakarta:Ghalia
Indonesia, 2009), h. 122
22
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), h. 82.
23
Muhammad Syafi‟i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik (Jakarta: Gema Insani,
2001), h. 102
24
Zainuddin Ali, Hukum Perbankan Syariah (Jakarta: Sinar Grafika, 2010), h. 30
34

Menurut Fuqohah Hanafi yang terkenal, Al-Marginani


mendefinisikan murabahah sebagai penjualan barang apapun pada
harga pembelian yang ditambah dengan jumlah yang tetap sebagai
25
keuntungan. Ibnu Qudamah Fuqohah Hambali, mendefinisiskan
murabahah sebagai penjualan pada biaya ditambah keuntungan yang
telah diketahui. Pengetahuan akan biaya modal adalah persyaratan
26
utamanya.
Menurut Imam Malik, Murabahah dilakukan dan diselesaikan
dengan pertukaran barang dan harga, termasuk margin keuntungan
yang telah disetujui bersama pada saat itu dan pada tempat itu pula.
Para penganut Malik secara umum tidak menyukai penjualan ini
karena pemenuhannya sangat sulit. Tetapi mereka juga tidak
27
melarangnya.
Dari definisi-definisi diatas dijelaskan bahwa Murabahah
merupakan salah satu contoh dari jual beli yang benar (shahih).
Murabahah termasuk akad jual beli yang dianjurkan dalam kehidupan
sehari-hari, karena jual beli itu merupakan bagian dari ta‟awun (saling
menolong), bagi pembeli menolong penjual yang membutuhkan
barang. Karenanya, jual beli itu merupakan perbuatan yang mulia dan
orang yang melakukannya mendapat keridhoan Allah SWT. Bahkan
Rasulullah SAW menegaskan bahwa penjual yang jujur dan benar
kelak di akhirat akan ditempatkan bersama para nabi, syuhada, dan
orang-orang saleh. Hal ini menunjukkat tingginya derajat penjual yang
jujur dan benar.
Secara umum penerapan dari pembiayaan Murabahah dapat
dilihat dari gambar skema berikut ini:

25
Muhammad Ayyub, Understanding Islamic Finance, Terj. Aditya Wisnu Abadi(Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2009), h. 337
26
Ibid,h. 338
27
Ibid,h. 338
35

28
Gambar 2.1 Skema Murabahah Sederhana
Penjelasan dari gambar 2.1 yaitu interaksi antara penjual dan
pembeli. Penjual akan menyediakan barang yang akan di perjual
belikan. Kemudian ketika ada nasabah akan membelinya maka
keduanya akan melakukan akad jual beli. Dalam transaksi kedua belah
pihak saling memberikan penjelasan mengenai akad dan perjanjian
antara keduanya.
2. Landasan Hukum
Terdapat beberapa landasan hukum akad Murabahah yang
telah dijelaskan didalam Al- Qur‟an maupun landasan hukum lainya
adalah sebagai berikut:
a. Firman Allah SWT dalam Surat Al- Baqarah ayat 275

‫نطيشلٱ هطبختي ىذلٱ موقي امك لَّإ نوموقي َّل اوبرلٱ نولكأي نيذلٱ عيبلٱ للَّٱ‬
‫ب كلذ سملٱ نم فلس ام ۥهلف ىهتنٲف‬$‫لحأو اوبرلٱ لثم عيبلٱ امنإ اولاق مهنأ‬
‫ۦهبر نم ةظعوم ۥهءاج نمف اوبرلٱ مرحو نودلخ اهيف مه رانلٱ‬
‫بحصأ كئلوأف داع نمو للَّٱ ىلإ ۥهرمأو‬
Artinya:“Orang-orang yang makan (mengambil) riban tidak
dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang
kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila.
keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan
mereka Berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu
sama dengan riba, padahal Allah Telah menghalalkan
jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang
Telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu
terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa

28
Zainuddin Ali, Hukum Perbankan Syariah (Jakarta: Sinar Grafika, 2010), h. 30
36

yang Telah diambilnya dahulu (sebelum datang


larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang
yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah
penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalam.(Q.S
Al- Baqarah: 275)

b. Firman Allah SWT dalam Surat An-Nisa‟ ayat 9

‫مهيلع اوفاخ افعض ةيرذ مهفلخ نم اوكرت ول نيذلٱ شخيلو اديدس‬


‫لَّوق اولوقيلو للَّٱ اوقتيلف‬
Artinya: ”Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang
seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak
yang lemah, yang mereka khawatir terhadap
(kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka
bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka
mengucapkan perkataan yang benar.” (Q.S An-Nisa‟ 9)
c. Undang-Undang Republik Indonesia dan Fatwa Dewan Syariah
Nasional
UU RI No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah
Pasal 19 Ayat 1 d, yang berbunyi: “ Kegiatan usaha bank umum
syariah meliputi: menyalurkan pembiayaan berdasarkan akad
murabahah, akad salam, akad istishna, atau akad lain yang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah”. Fatwa Dewan Syariah
Nasional No. 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang Murabahah.
3. Rukun dan Syarat
Dalam pelaksanaan akad Murabahah terdapat beberapa rukun
dan syarat yang harus dipenuhi. Adapun rukun yang harus dipenuhi
dalam transaksi murabahah yaitu:
a. Adanya Penjual (Ba‟i)
b. Adanya Pembeli Pertama (Musytari)
c. Objek atau barang yang diperjualbelikan (Ma‟qud „ Alaih )
29
d. Ucapan Serah Terima ( Shighat Ijab Qabul)
Beberapa Syarat yang harus dipenuhi dalam pelasanaan
Murabahah yaitu:

29
Dumairi, dkk, Ekonomi Syariah Versi Salaf ( Pasuruan: Pustaka Sidogiri, 2007), h. 41.
37

a. Penjual memberi tahu biaya modal kepada nasabah


b. Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang ditetapkan
c. Kontrak harus bebas riba
d. Penjual harus menjelaskan kepada pembeli apabila terjadi cacat
pada barang sesuai pembelian.
e. Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan
pembelian yang ,mana prinsip keterbukaan harus dijunjung tinggi.
4. Macam-Macam Akad Murabahah
Dalam praktiknya, akad murabahah terdiri dari dua macam,
antara lain:
a. Murabahah berdasarkan pesanan. Dalam akad ini lembaga
keuangan syariah melaksanakan transaksi Murabahah jika ada
nasabah yang memesan barang, sehingga penyediaan barang baru
dilakukan jika ada pesanan.
b. Murabahah tanpa pesanan. Dalam akad ini lembaga keuangan
syariah tetap menyediakan barang meskipun ada atau tidaknya
pembeli, sehingga penyediaan barang tidak terpengaruh pembeli,
sehingga penyediaan barang tidak terpengaruh dengan adanya
pesanan atau pembeli.

E. Akad Wadiah
1. Definisi Akad Wadiah
Dalam fiqih Islam, prinsip titipan atau simpanan dikenal
dengan prinsip wadi‟ah sedangkan pengertian wadi‟ah adalah titipan
murni dari suatu pihak ke pihak lain, baik individu maupun badan
hukum yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja saat diminta
30
oleh si penitip.
Pada dasarnya penerima simpanan adalah yad al-amanah yang
berarti lembaga keuangan syariah tidak bertanggung jawab atas
kehilangan atau kerusakan yang terjadi pada aset titipan selama hal ini

30
Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah ( Jakarta: Kencana, 2009), h. 79.
38

bukan akibat dari kelalaian atau kecerobohan yang bersangkutan


dalam hal memelihara barang titipan (karena faktor-faktor di luar
31
batas kemampuan).
Menurut Mazhab Hanafi mendefinisikan wadiah dengan
mengikut sertakan orang lain dalam mengelola harta, baik dengan
ungkapan yang jelas, melalui tindakan, maupun melalui isyarat.
Menurut Mazhab Maliki, Mazhab Syafi‟i, dan Mazhab Hambali,
mendefinisikan wadiah dengan mewakilkan orang lain untuk
32
memelihara harta tertentu dengan cara tertentu.
Dalam praktik lembaga keuangan syariah pihak yang
menerima titipan tidak boleh menggunakan dan memanfaatkan uang
atau barang yang dititipkan, tetapi harus benar-benar menjaganya.
Lembaga Keuangan Syariah boleh membebankan biaya penitipan
33
kepada nasabah sebagai Ujrah atas tanggung jawab pemeliharaan.
2. Landasan Hukum Akad Wadiah
a) Firman Allah SWT dalam Surat An-Nisa‟ ayat 58

‫ؤت نأ مكرمأي للَّٱ نإ اعيمس ناك‬$‫سانلٱ نيب متمكح اذإو اهلهأ ىلإ تنملْٱ اود‬
‫ريصب‬$‫للَّٱ نإ ۦهب مكظعي امعن للَّٱ نإ لدعلٲب اومكحت نأ ا‬
Artinya:“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan
amanat kepada yang berhak menerimanya, dan
(menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara
manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.
Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-
baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha
34
Mendengar lagi Maha Melihat (Q.S An-Nisa‟: 58)

31
Dumairi Nor, Ekonomi Syariah Versi Salaf ( Pasuruan : Pustaka Sidogiri, 2007),h. 18.
32
Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah Jilid 13 ( Bandung : Alma‟arif, 1996), h. 72
33
Muhammad Syafi‟i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik (Jakarta: Gema Insani,
2001),h.86
34
Departemen Agama RI, Op.Cit. h. 69.
39

b) Firman Allah SWT dalam Surat Al- Baqarah ayat 283

‫ك اودجت ملو رفس ىلع م نت ك ناو ةداهشلا‬$‫مكضعب نما ناف ةضوبقم نهرف ابتا‬
‫ع نولمعت امب اللَّو‬$‫اومتكت لَّو هبر ال َّل قتيلو هتناما نمتؤا ىذلا دؤيلف اضعب ميل‬
‫هبلق مثا هناف اهمتكي نمو‬
Artinya: “Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu‟amalah tidak
secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang
penulis, Maka hendaklah ada barang tanggungan yang
dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi jika
sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka
hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya
(hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah
tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi)
menyembunyikan persaksian. Maka Sesungguhnya ia
adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha
35
Mengetahui yang kamu (Q.S Al- Baqarah: 283)
c) Undang-Undang Republik Indonesia
UU RI No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah Pasal
19 Ayat 1 d, yang berbunyi: “ Kegiatan usaha bank umum syariah
meliputi: menyalurkan pembiayaan berdasarkan akad murabahah,
akad salam, akad istishna, atau akad lain yang tidak bertentangan
dengan prinsip syariah”
d) Adapun landasan syariah tabungan wadi‟ah juga terdapat pada
Fatwa DSN MUI No. 02/DSN-MUI/IV/2000 tentang Tabungan
emas.
3. Rukun dan Syarat Akad Wadiah
Dalam pelaksanaan akad wadi‟ah terdapat beberapa rukun dan
syarat yang harus dipenuhi. Rukun – rukun yang harus dipenuhi dalam
pelaksanaan akad wadi‟ah adalah sebagai berikut :
a) Pelaku akad yaitu penitip (mudi‟/ muwaddi) dan penyimpanan/
penerima (muda‟/ mustawda).
b) Objek akad, yaitu barang yang dititipkan.

35
Ibid, h. 38
40

36
c) Sighah, yaitu Ijab dan Qabul.
Sedangkan Syarat-syarat yang harus dipenuhi pada
pelaksanaan akad wadi‟ah adalah syarat yang berkaitan dengan bonus:
a) Bonus merupakan kebijakan pihak yang menerima titipan.
37
b) Bonus tidak disyaratkan sebelumnya.
4. Macam-Macam Akad Wadiah
Macam-macam akad Wadi‟ah terdiri dari dua macam, yaitu :
a) Wadi‟ah Yad Amanah
Secara umum Wadi‟ah Yad Amanah adalah titipan murni
dari pihak penitip (muwaddi‟) yang mempunyai barang/aset
kepada pihak penyimpan (mustawda‟) yang diberi
amanah/kepercayaan, baik individu maupun badan hukum,
tempat barang yang dititipkan harus dijaga dari kerusakan,
kerugian, keamanan, dan keutuhannya, dan dikembalikan kapan
38
saja penyimpanan menghendaki.
Adapun karakteristik dari Wadi‟ah Yad Amanah adalah
sebagai berikut :
1) Barang yang dititipkan oleh nasabah tidak boleh
dimanfaatkan oleh pihak penerima titipan. Penerima titipan
dilarang untuk memanfaatkan barang titipan.
2) Penerima titipan berfungsi sebagai penerima amanah yang
harus menjaga dan memelihara barang titipan. Penerima
titipan akan menjaga dan memelihara barang titipan,
sehingga perlu menyediakan tempat yang aman dan petugas
yang menjaganya.
3) Penerima titipan diperkenankan untuk membebankan biaya
atas barang yang titipkan. Hal ini karena penerima titipan
perlu menyediakan tempat untuk menyimpan dan

36
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), h. 44.
37
Ibid., h.44
38
Ibid. h.42.
41

membayar biaya gaji pegawai untuk menjaga barang


titipan, sehingga boleh meminta imbalan jasa.
b) Wadi‟ah Yad Dhamanah
Wadi‟ah Yad Dhamanah adalah pihak penyimpan
bertanggung jawab atas segala kerusakan atau kehilangan yang
terjadi pada barang/aset titipan. Hal ini berarti bahwa Pihak
penyimpan titipan telah mendapatkan izin dari pihak penitip
untuk mempergunakan barang/aset yang dititipkan tersebut
untuk aktifitas perekonomian tertentu, dengan catatan bahwa
pihak penyimpan akan mengembalikan barang/aset yang
dititipkan secara utuh pada saat penyimpan menghendaki. Hal
ini sesuai dengan anjuran dalam Islam agar aset selalu
diusahakan untuk tujuan produktif (tidak didiamkan saja) dapat
39
memanfaatkan barang yang dititipkan.
Adapun Karakteristik dari Wadi‟ah Yad Dhamanah
adalah sebagai berikut :
1) Harta dan barang yang titipkan boleh dimanfaatkan oleh
pihak yang menerima titipan.
2) Penerima titipan sebagai pemegang amanah. Meskipun
harta yang dititipkan boleh dimanfaatkan, namun penerima
titipan harus memanfaatkan harta titipan yang dapat
menghasilkan keuntungan.
3) Lembaga Keuangan Syariah mendapat manfaat atas harta
yang dititipkan, oleh karena itu penerima titipan boleh
memberikan bonus. Bonus sifatnya tidak mengikat,
sehingga dapat diberikan atau tidak.

39
Ismail, Perbankan Syariah (Jakarta: Kencana, 2011), h. 63
BAB III
HASIL PENELITIAN
PRAKTEK AKAD DALAM TRANSAKSI TABUNGAN EMAS

A. Profil PT. Pegadaian (Persero) Kaliwungu Kendal


1. Sejarah PT. Pegadaian (Persero).
Pegadaian adalah sebuah BUMN sektor keuangan indonesia
yang bergerak pada tiga lini bisnis perusahaan yaitu pembiayaan,
emas dan aneka jasa. Menurut kitab Undang-undang Hukum Perdata
Pasal 1150, gadai adalah hak yang diperoleh seorang yang mempunyai
piutang atas suatu barang bergerak. Barang bergerak tersebut
diserahkan kepada orang yang berpiutang oleh seorang yang
mempunyai utang atau oleh seorang lain atas nama orang yang
mempunyai utang.
Usaha gadai di Indonesia berawal dari berdirinya Bank Van
Leening di zaman VOC yang bertugas memberikan pinjaman uang
tunai kepada masyarakat dengan harta gerak. Dalam
perkembangannya, sebagai bentuk usaha pegadaian banyak
mengalami perubahan demikian pula dengan status pengelolaannya
telah mengalami beberapa kali perubahan seiring dengan perubahan
peraturan yang berlaku. Berdasarkan Staatblad 1901 No. 131 tanggal
12 Maret 1901, maka pada tangal 1 April 1901 berdirilah kantor
1
pegadaian yang berarti menjadi lembaga resmi pemerintah.
Selanjutnya berdasarkan peraturan pemerintah republik
Indonesia tahun 1961 No.178, berubah lagi menjadi perusahaan
negara pegadaian. Dalam perkembangannya, pada tahun 1969
keluarlah undang-undang republik Indonesia no. 9 tahun 1969 yang
mengatur bentuk-bentuk usaha negara menjadi tiga bentuk perusahaan

1
Kasmir, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: Rajawali PERS, 2013),
hlm.233

42
43

yaitu perusahaan jawatan (Perjan), perusahaan umum (Perum), dan


perusahaan perseroan (Persero). Sejalan dengan ini, maka perusahaan
negara pegadaian berubah lagi statusnya menjadi perusahaan jawatan
(Perjan) pegadaian (Perum pegadaian no. 7 tanggal 11 maret 1969).
Kepercayaan dan kepuasan nasabah/ pelanggan/ konsumen
merupakan kunci penting bagi Pegadaian agar usahanya terus
bertahan. Untuk itu, Perusahaan berkomitmen untuk terus
meningkatkan layanan dan melakukan inovasi produk agar sesuai
dengan perkembangan zaman, sekaligus sejalan dengan keinginan
nasabah. Upaya yang dilakukan tersebut terbukti membawa hasil,
yakni Pegadaian tetap tumbuh dan berkembang hingga usianya
mencapai 116 tahun pada tahun 2017. Komitmen Pegadaian untuk
memberikan layanan yang terbaik dan bermanfaat bagi setiap
pelanggan diwujudkan melalui sikap dan respons yang
profesionalisme dari Perusahaan dan segenap jajaran dalam melayani
pelanggan. Pegadaian juga menjamin kualitas pelayanan kepada setiap
pelanggan dengan sigap, responsif dan terpercaya.
Melalui berbagai layanan ini, Pegadaian membantu konsumen
menjamin kualitas dan keamanan produknya serta mengurangi risiko
dan memenuhi harapan konsumen. Penerapan komitmen itu
dibuktikan dengan diperolehnya sertifikasi dari Kementrian Tenaga
kerja dan Transmigrasi RI, Direktorat Jenderal Pembinaan
Pengawasan Ketenagakerjaan dan SUCOFINDO terkait SMK3 dan
SNI ISO 9001:2008.
Di umur ke-116, Pegadaian merasa sangat berbangga karena
jumlah nasabah terus meningkat. Pada tahun 2017, jumlah nasabah
tercatat sebesar 9.155.239 akun nasabah, naik 2,78% dibanding tahun
2016 sebesar 8.907.368 akun nasabah. Jumlah ini juga diiringi oleh
peningkatan jumlah nasabah aktif pada 2017 sebesar 17,26%
dibandingkan dengan tahun 2016. Yang dimaksud dengan nasabah
aktif adalah nasabah yang masih memiliki outstanding pada masa
44

akhir pelaporan. Hal ini dapat menunjukkan adanya peningkatan


kepercayaan yang juga meningkatkan retensi penggunaan produk dan
layanan Pegadaian bagi masyarakat.
2. Visi dan Misi PT. Pegadaian (Persero)
a) Visi Perusahaan
Menjadi The Most Valuable Financial Company di
Indonesia dan Sebagai Agen Inklusi Keuangan Pilihan Utama
Masyarakat
b) Misi Perusahaan
1) Memberikan manfaat dan keuntungan optimal bagi seluruh
pemangku kepentingan dengan mengembangkan bisnis inti.
2) Membangun bisnis yang lebih beragam dengan
mengembangkan bisnis baru untuk menambah proposisi nilai
ke nasabah dan pemangku kepentingan
3) Memberikan service excelence dengan fokus nasabah
melalui: Bisnis proses yang lebih sederhana dan digital,
Teknologi informasi yang handal dan mutakhir, Praktek
manajemen risiko yang kokoh dan SDM yang profesional
2
berbudaya kinerja baik.
3. Profil PT. Pegadaian (Persero) Kaliwungu
Keberadaan Pegadaian sangat berperan ditengah masyarakat,
terlebih lagi terhadap masyarakat menengah kebawah. Pegadaian
menawarkan kredit dengan persyaratan yang terbilang mudah dan
ringan. Hal ini tentu saja mempermudah masyarakat untuk mencapai
kesejahteraannya di bidang ekonomi. Produk utama PT Pegadaian
dalam bidang pembiayaan antara lain, Kredit Cepat Aman (KCA),
Kredit Gadai Sistem Angsuran (KRASIDA), Kredit Mikro Pegadaian
(KREASI).

2
https://www.pegadaian.co.id/. di akses pada tanggal 23 September 2020 pukul 7.30
WIB
45

PT Pegadaian (Persero) Kaliwungu beroperasi sejak tahun


2001. Pegadaian Kaliwungu adalah Unit Pegadaian yang bertempat di
Jalan Raya Kaliwungu Kendal. Pegadaian Kaliwungu juga
menyediakan produk dan layanan dalam bidang pembiayaan, bisnis
emas, dan aneka jasa lainnya.
Adapun struktur organisasi Pegadaian Kaliwungu terdiri dari
pengelola, penaksir, kasir, penyimpan, dan BPO. Sebagaimana tertera
pada gambar 3.1 sebagai berikut:

MANAJER

Mohammad Jufri
PENAKSIR/ SALES BPO KASIR

Ahmad Firin & Deananda Ilham Rahadyanta M

SATPAM

ARIS WINARKO dkk.

3
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Pegadaian Kaliwungu
4. Produk PT. Pegadaian Kaliwungu
PT. Pegadaian Kaliwungu menyediakan layanan
peminjamannya melalui bermacam-macam produk. Selain produk
peminjaman, Anda bahkan juga bisa menemui produk investasi yang
memang menjadi layanan tambahan. Produk di pegadaian Kaliwungu
antara lain:
a. Gadai Konvensional (KCA)
Jenis produk Pegadaian yang satu ini menjadi yang paling
dikenal oleh masyarakat. Layanan ini memberikan kemudahan
untuk mendapatkan dana cair dengan cara menjaminkan suatu

3
Hasil Observasi dalam penelitian, di PT Pegadaian Kaliiwungu, Pada tanggal 25
September 2020 Pukul 13.00
46

barang ke Pegadaian. Kegiatan gadai konvensional yang


diterapkan di Pegadaian dilandaskan kepada hukum gadai yang
terdapat di Undang-Undang Hukum Perdata 1150-1160. Karena
itulah, Anda akan merasa lebih aman dan terjamin ketika
memutuskan memilih produk ini untuk mendapatkan dana cair.
Bunga yang diberlakukan untuk produk Pegadaian satu ini relatif
4
rendah, yaitu 0,75-1,15 persen per 15 hari.
b. Tabungan Emas atau MULIA
Tabungan Emas adalah emas batangan yang dimiliki
Pemilik Rekening berdasarkan perjanjian jual beli emas dan
penitipan emas yang disetujui oleh Pegadaian dan Pemilik
Rekening. Emas yang dijual di pegadaian berbentuk lempengan
logam mulia dengan berat 1 gram sampai 1.000 gram. Guna
mengakomodasi kebutuhan dan gaya hidup masyarakat,
Pengadaian bahkan mengadakan arisan emas agar tiap orang
5
dapat membeli produk ini.
c. Kreasi/Gadai BPKB
Kreasi merupakan pinjaman (kredit) dalam jangka waktu
tertentu dengan menggunakan konstruksi penjaminan kredit
secara jaminan fidusia dan/ atau jaminan gadai, yang diberikan
kepada pengusaha mikro dan pengusaha kecil yang membutuhkan
6
dana untuk keperluan pengembangan usaha.
d. Kredit Angsuran Dengan Sistem Gadai (KRASIDA)
KRASIDA adalah pemberian pinjaman kepada para
pengusaha mikro dan kecil (dalam rangka pengembangan usaha)
atas dasar gadai yang pengembalian pinjamannya dilakukan

4
https://www.pegadaian.co.id/. di akses pada tanggal 23 September 2020 pukul 7.30
WIB
5
Ibid.
6
Ibid.
47

melalui angsuran. Barang jaminan yang dapat di gadaikan dalam


7
produk KRASIDA berupa emas dan kendaraan.

B. Praktek Transaksi Tabungan Emas di Pegadaian Kaliwungu


Pada penelitian mengenai Praktek transaksi Tabungan Emas di PT.
Pegadaian Kaliwungu dilakukan dengan beberapa tahapan. Meliputi
observasi dan wawancara dari beberapa nasabah dan pegawai Pegadaian
Kaliwungu. Wawancara yang di gunakan peneliti adalah wawancara
terstruktur, dimana masalah wawancara hanya berfokus pada praktek
tabungan emas. Sedangkan observasi digunakan untuk mengumpulkan
data serta dokumen terkait dalam penelitian.
Respondent dalam penelitian ini meliputi pegawai PT. Pegadaian
Kaliwungu, nasabah tabungan emas dan ulama terkait. Respondent
nasabah berjumlah 5 orang, sebagaimana dalam Tabel 3.1 berikut:
8
Tabel 3.1 Data Respondent Wawancara Praktek Tabungan Emas
NO NAMA ALAMAT
1 Miftahul Firdaus Perum PKI Protomulyo
2 Ahmad S Krajankulon
3 Aris Winarko Krajankulon
4 Syahrudin Anwar Perum Griya Indah
5 Nasrul Huda Nolokerto

Tabungan Emas adalah layanan pembelian dan penjualan emas


dengan fasilitas titipan dengan harga yang terjangkau. Layanan ini
memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk berinvestasi emas.
Berdasarkan pernyataan Dedy A. Supriyadi, selaku pegawaia di Pegadaian
Kaliwungu “istilah Tabungan Emas merupakan istilah untuk produk saja
tapi memfasilitasi untuk jual beli dan titip emas, yang tujuannya untuk
mempermudah dan menarik minat dari masyarakat (nasabah) untuk
mendapatkan emas mulai dari harga terkecil. Pembelian dengan sedikit
7
Ibid.
8
Data Respondent Nasabah dalam Wawancara Praktek Tabungan Emas di Pegadaian
Kaliwungu
48

demi sedikit yang yang di kenal dengan istilah gradual buy. Model
tabungan emas ini adalah jual beli, titip, jadi kita jual emas dan nasabah
membeli kemudian langsung dititipkan di pegadaian. Kemudian pegadian
mengkonversikan kedalam bentuk gram emas, sehingga saldo
9
tabungannyatu tidak dalam bentuk rupiah melainkan gram emas”.
Masing-masing respondent diberikan beberapa pertanyaan terkait
praktek dan produk tabungan emas di PT Pegadaian Kaliwungu.
Pertanyaan yang pertama yaitu alasan para nasabah memilih produk
tabungan emas. Menurut respondent, bahwa investasi emas merupakan
investasi jangka panjang. Selain hal tersebut, menurut para nasabah
tabungan ini menguntungkan karena kita membeli emas ke pegadaian
10
dengan harga jual disesuaikan dengan harga jual emas saat itu. Alasan
lain yang di sampaikan oleh nasabah, mereka memilih tabungan emas
dikarenakan kemudahan serta keamanan dalam berinvestasi. Dengan
maraknya investasi bodong di kalangan masyaraka, menurut nasabah
adanya tabungan emas merupakan angin segar bagi masyarakat yang
11
menginginkan investasi yang aman dan dapat di percaya. Selain alasan
tersebut nasabah menyatakan bahwa apabila menabung emas dengan
menabung biasa berbeda. Apabila emas itu nilainya selalu bertambah,
sedangkan uang nilainya tetap. Sehingga lebih menguntungkan apabila
12
menabung emas dibandingkan tabungan biasa.
Nasrul Huda salah satu nasabah pegadaian menyampaikan
alasannya berinvestasi emas di Pegadaian Kaliwungu “Pelayanan disini
baik, cepat dan lancar, saya tidak perlu mengeluh karena menunggu lama
ketika mau menabung, saya tertarik dengan tabungan emas ini ya itu
karena kita bisa mebeli emas dengan harga yang murah, menurut saya ini

9
Dedy A. Supriyadi. Pegawai. Wawancara. Pada tanggal 25 September 2020 Pukul 13.00
WIB. Pegadaian Kaliwungu
10
Nasrul Huda. Nasabah. Wawancara. Pada tanggal 25 September 2020 pukul 13.00 WIB
di Nolokerto
11
Syahrudin Anwar. Nasabah. Wawancara Pada tanggal 25 September 2020 pukul 13.30
WIB PT Pegadaian Kaliwungu
12
Aris Winarko. Wawancara, Nasabah, Pada tanggal 25 September 2020 Pukul 14.00
WIB Perum Kaliwungu Permai
49

cocok untuk masyarakat menengah kebawah, yang tidak bisa membeli


13
dengan jumlah yang besar”.
Pertanyaan selanjutnya terkait tahapan nasabah membuka tabungan
emas di Pegadaian Kaliwungu. Aris Winarko seorang nasabah menjelaskan
pertama dalam membuat tabungan emas dengan mengisi formulir
permohonan pembukaan rekening tabungan emas dan melampirkan kartu
identitas diri berupa KTP atau Paspor. Pembukaan rekening tabungan
emas akan dikenakan biaya Rp. 10.000 melalui outlet Pegadaian
14
Kaliwungu. Hal tersebut selaras dengan yang di sampaikan oleh
Supriyadi terkait langkah-langkah pembukaan tabungan emas di pegadaian
15
Kaliwungu:
a. Membuka rekening Tabungan Emas di Kantor Cabang Pegadaian
hanya dengan melampirkan fotocopy identitas diri (KTP/SIM/
Passpor) yang masih berlaku.
b. Mengisi formulir pembukaan rekening serta membayar biaya
administrasi sebesar Rp. 10.000,- dan biaya fasilitas titipan selama 12
bulan sebesar Rp. 30.000,-.
c. Proses pembelian emas dapat dilakukan dengan kelipatan 0.01 gram di
sesuaikan dengan harga emas pada hari pembelian (harga emas
berbeda-beda setiap harinya)
d. Apabila membutuhkan dana tunai, saldo titipan emas dapat dijual
kembali (buyback) ke Pegadaian dengan minimal penjualan 1 gram.
e. Uang pembelian dikonversi menjadi emas sampai dengan 4 digit di
belakang koma. Atas selisihnya dikelola sebagai Dana Kepedulian
Sosial atau Dana Kebajikan Umat.

13
Nasrul Huda. Nasabah. Wawancara. Pada tanggal 25 September 2020 pukul 13.00 WIB
di Nolokerto
14
Aris Winarko. Wawancara, Nasabah, Pada tanggal 25 September 2020 Pukul 14.00
WIB Perum Kaliwungu Permai
15
Dedy A. Supriyadi. Pegawai. Wawancara. Pada tanggal 25 September 2020 Pukul
13.00 WIB. Pegadaian Kaliwungu
50

f. Apabila menghendaki fisik emas batangan, dapat melakukan order


cetak dengan pilihan keping (5 gr, 10 gr, 25 gr, 50 gr, dan 100 gr)
dengan membayar biaya cetak sesuai dengan kepingan yang dipilih.
g. Minimal saldo rekening adalah 0.1 gram
h. Transaksi penjualan emas kepada Pegadaian dan pencetakan emas
batangan, saat ini hanya dapat dilayani di Kantor Cabang tempat
pembukaan rekening dengan menunjukan Buku Tabungan dan
identitas diri yang asli.
Setelah nasabah melalui tahapan tersebut mereka akan mendapat
buku yang berisikan rincian saldo emas yang mereka beli. Kemudian
pegawai pegadaian akan menjelaskan beberapa biaya yang dikenakan
kepada nasabah dalam transaksi tabungan emas. Adapun biaya transaksi
dalam jual beli dan titip emas dalam produk tabungan emas di pegadaian
UPC Kaliwungu. Sebagaimana dalam Tabel 3.2 berikut;
16
Tabel 3.2 Biaya Transaksi Tabungan emas di Pegadaian Kaliwungu
BIAYA CETAK EMAS
SDenominasi Cetakan ANTAM Cetakan UBS
e Kepingan 1 gram Rp. 85.000,- Rp. 40.000,-
dKepingan 2 gram Rp. 86.000,- Rp. 66.000,-
a Kepingan 5 gram Rp. 127.000,- Rp. 88.000,-
nKepingan 10 gram Rp. 177.000,- Rp. 111.000,-
gKepingan 25 gram Rp. 245.000,- Rp. 178.000,-
kKepingan 50 gram Rp. 516.000,- Rp. 301.000,-
a
Kepingan 100 gram Rp. 632.000,- Rp. 507.000,-
n
Apabila nasabah ingin mencetak emas yang di milikinya juga di
kenakan biaya. Sebagaimana dalam Tabel 3.3 sebagai berikut:

16
Biaya Transaksi Tabungan emas di Pegadaian Kaliwungu bersumber dari
https://www.pegadaian.co.id/. di akses pada tanggal 23 September 2020 Update harga terbaru
51

17
Tabel 3.3 Biaya Cetak Emas di Pegadaian Kaliwungu
Transaksi Biaya (Rp) Keterangan
Pembukaan rekening 10.000 Per rekening tabungan
Transfer emas 2.000 Per transaksi
Pencetakan rekening Koran 1.000 Per lembar
Penggantian buku tabungan 10.000 Per buku tabungan
Penutupan rekeing 30.000 Per rekening tabungan
Biaya fasilitas titipan 2.500 Per bulan

Menurut penjelasan pegawaian Pegadaian terkait transaksi


18
Tabungan Emas minimal melibatkan tiga pihak. Pertama, Pegadaian
selaku penjual dan penerima titipan. Kedua, Nasabah selaku pembeli.
Ketiga, supplier atau pihak yang di beri kuasa oleh Pegadaian untuk
menjual barang. Sebagaimana dalam Gambar 3.2 sebagai berikut:

19
Gambar 3.2 Mekanisme Transaksi Tabungan Emas
Penjelasan Gambar 3.2 sebagai berikut: Pertama, nasabah datang
ke Pegadaian untuk membuat rekening tabungan emas (sesuai dengan
prosedur pembuatan rekening). Kedua, Pegadaian menyerahkan buku

17
Biaya Cetak Emas di Pegadaian bersumber dari https://www.pegadaian.co.id/. di akses
pada tanggal 23 September 2020
18
Dedy A. Supriyadi. Pegawai. Wawancara. Pada tanggal 25 September 2020 Pukul
13.00 WIB. Pegadaian Kaliwungu
19
Mekanisme Transaksi Tabungan Emas bersumber dari https://www.pegadaian.co.id/. di
akses pada tanggal 23 September 2020
52

rekening tabungan emas kepada nasabah. Ketiga, Nasabah datang


membeli emas di pegadaian sekaligus melakukan penitipan saldo
tabungan setelah uang nasabah dikonversikan ke dalam gram emas.
Keempat, Nasabah datang untuk menjual kembali saldo tabungan emas
(pencairan dalam bentuk uang tunai). Kelima, Pegadaian menyerahkan
uang tunai hasil penjualan kembali ke nasabah. Keenam, Nasabah datang
untuk mencairkan saldo tabungan dalam bentuk emas batangan,
kemudian nasabah akan diminta biaya cetak saja. Ketuju, Pegadaian
mengorder emas batangan sesuai pesanan nasabah ke supplier,
Kedelapan, Supplier mengirim emas batangan yang telah di order ke
pegadaian. Kesembilan, Pegadaian menyerahkan emas batangan ke
20
nasabah.
Praktek transaksi dalam membeli emas dengan metode tabungan
sebagaimana yang di jelaskan oleh Miftahul Firdaus “Dalam menabung
emas di Pegadaian saya ibaratkan seperti kita membeli emas biasa di
21
toko, namun emasnya kita titipkan kepada penjual yaitu pegadaian”.
Sebagaimana penjelasan pegawai pegadaian apabilal Harga jual 1 gr
emas pada tanggal 23 September 2020 adalah Rp. 1.004.000. Kemudian
nasabah datang ke Pegadaian dengan membawa uang sejumlah harga
emas untuk pembelian emas. Kemudian nasabah kami arahkan untuk
mengisi form pembelian emas. Setelahnya nasabah menyerahkan buku
Tabungan Emas dan form pembelian emas. Pembelian diproses
Pegadaian dengan memberikan buku tabungan emas dan form pembelian
emas sebagai bukti pembelian. Kami selaku pihak Pegadaian kemudian
menerangkan bahwa dari pembelian Rp. 1.004.000 di dapatkan 1 gr
emas. Dimana syarat dalam pembelian di konversi menjadi emas sampai

20
Dedy A. Supriyadi. Pegawai. Wawancara. Pada tanggal 25 September 2020 Pukul
13.00 WIB. Pegadaian Kaliwungu
21
Miftahul Firdaus, Nasabah. Wawancara. pada tanggal 25 September 2020 Pukul 13.00
WIB di Pegadaian Kaliwungu
53

dengan 4 digit di belakang koma. Kemudian sisa dari selisihnya


22
merupakan keuntungan dari Pegadaian.
Proses traksaksi penjualan emas dari saldo yang di miliki oleh
nasabah. Saldo gram emas yang di miliki oleh nasabah di jual kembali ke
Pegadaian apabila menghendaki dalam bentuk uang tunai, tentunya
dengan harga jual beli emas pada hari itu, tidak dengan berapa jumlah
uang yang di tabungkan oleh nasabah. Sebagaimana penjelasan pegawai
Pegadaian, apabila Saldo tabungan nasabah adalah 2 gram dan Saldo
yang akan di jual nasabah adalah 1 gram. Dengan Harga beli 1.020.000
per/gr emas pada tanggal 1 Oktober 2020. Nasabah datang ke Pegadaian
untuk penjualan kembali tabungan emas. Nasabah kemudian mengisi
form penjualan emas yag telah di sediakan. Kemudian. Pihak Pegadaian
kemudian menerangkan bahwa dari penjualan 1 gram emas adalah Rp.
23
1.020.000, dan sisa saldo tabungan Nasabah adalah 1 gr.
Namun nasabah juga dapat mencetak emas dalam tabugan yang
dimilikinya. Maka nasabah akan dikenakan biaya untuk mencetak emas
sebagaimana Tabel 3.2. Miftahul Firdaus seorang nasabah Pegadaian
Kaliwungu mengutarakan bahwa “saya dulu pernah memiliki saldo
tabungan emas sebanyak 6 gram, kemudian saya cetak dalam bentuk
emas sebanyak 5 gram. Pegadaian akan meminta biaya pencetakan
sebesar Rp. 127.000 (biaya pencetakan tergantung dengan jumlah gram
yang akan di cetak). Pihak Pegadaian kemudian menerangkan bahwa
emas batangan yang di order saya akan jadi atau datang sekitar 2 minggu
lagi. Apabila saya terlambat mengambil emas batangan yang telah di
24
order, maka saya akan di kenakan biaya keterlambatan pengambilan”
Beberapa hambatan yang di sampaikan oleh nasabah dalam
melakukan investasi tabungan emas di Pegadaian Kaliwungu. Salah satu

22
Ahmad S, Wawancara, Karyawan, Pada tanggal 25 September 2020 Pukul 14.00 WIB
di PT Pegadaian Kaliwungu
23
Dedy A. Supriyadi. Pegawai. Wawancara. Pada tanggal 25 September 2020 Pukul
13.00 WIB. Pegadaian Kaliwungu
24
Miftahul Firdaus, Nasabah. Wawancara. pada tanggal 25 September 2020 Pukul 13.30
WIB di Pegadaian Kaliwungu
54

hambatannya yaitu proses pencairan emas di tabungan yang nasabah


miliki. Untuk mencetak atau mencairkan tabungan emas menjadi emas
batangan, logam mulia, ataupun koin emas, kamu harus memiliki saldo
dengan jumlah minimal emas batangan 5 gram. Selain itu, untuk
membuka rekening tabungannya, kamu harus memiliki saldo minimal 0,1
gram.
Selain itu Tabungan emas tidak terdapat di seluruh cabang atau
Pegadaian. Untuk mendaftar atau membuka tabungan emas di Pegadaian,
kamu harus datang terlebih dahulu ke cabang pegadaian terdekat dengan
membawa KTP lalu melakukan registrasi. Namun, sebelum datang ke
sana, kamu harus mengecek terlebih dulu apakah cabang tersebut
memiliki program Tabungan Emas atau tidak. Karena tidak semua
cabang Pegadaian memiliki program ini. Selain itu, untuk mencetak
tabungan emas kamu hanya bisa melakukannya di tempat kamu
25
membuka rekening tersebut.
Namun untuk mengatasi kendala dalam produk Tabungan emas
tersebut pihak pegadaian memberikan solusi bagi nasabahnya. Salah
satunya untuk mengecek cabang Pegadian yang memiliki program
tabungan emas bisa melalui webset Pegadaian.co.id/jaringan-cabang.
Selain itu pegdaian juga telah mengeluarkan aplikasi digital untuk
mempermudah nasabah dalam melakukan transaksi tabungan emas
tersebut. Dalam menganalisis pandangan hukum islam terkait transaksi
tabungan emas peneliti melibatkan beberapa tokoh. Para tokoh tersebut
antara lain terdapat dalam Tabel 3.4 sebagai berikut:
26
Tabel 3.4 Respondent Tokoh Dan Ulama Sekitar
No Nama Pekerjaan Alamat
1 Kyai. Maftukhan Guru Kendal
2 Kyai. Mujiyono Wiraswasta Kaliwungu

25
Ahmad S, Wawancara, Karyawan, Pada tanggal 25 September 2020 Pukul 14.00 WIB
di PT Pegadaian Kaliwungu.
26
Respondent Tokoh Dan Ulama Sekitar dalam Wawancara Praktek Tabungan Emas di
Pegadaian Kaliwungu
55

3 Fadhul Ma’arif Guru Kendal

Para Tokoh pada Tabel 3.4 berpendapat tentang transaksi


tabungan emas berdasarkan keilmuan dan pengetahuan masing-masing.
Menurut pendapat Kyai. Maftukhan, bahwa transaksi tabungan emas di
Pegadaian Kaliwungu diperbolehkan menurut hukum islam. Menurut
penuturanya “selagi transaksi tersebut tidak merugikan salah satu pihak
maka di perbolehkan. Serta MUI selaku pemberi fatwa terkait jual beli
emas secara tidak tunai juga sudah memberikan kejelasan hukum dan
27
memperbolehkannya”. Sedangkan menurut Kyai. Mujiyono sesuai
dengan pengetahuannya “bahwa jual beli emas secara tidak tuna ulama
berbeda pendapat. Namun, masyarakat apabila ada ulama yang
28
menghalalkanya satu saja mereka akan berpendapat itu boleh”.
Sedangkan menurut Fadhul Ma’arif Tabungan emas merupakan solusi
bagi masyarakat kalangan menengah kebawah untuk berinvestasi. Terkait
gambaran hukum islam ia tidak begitu mengetahuinya. Namun, menurut
sepengetahuanya MUI telah memperbolehkan transaksi emas secara tidak
tunai.
Selain melibatkan para tokoh peneliti juga berusaha menganalisi
hukum islam pada transaksi tabungan emas dengan sumber atau pendapat
dari jurnal, para tokoh islam atau lembaga terkait. Sumber pertama yaitu
Fatwa Nomor 02DSN-MUI/IV/2008, yaitu produk tabungan yang
dibolehkan dan dibenarkan secara syariah tabungan yang berdasarkan
29
prinsip mudharabah dan wadiah. Fatwa tersebut di perkuat oleh
Pendapat Peserta Rapat Pleno DSN-MUI pada hari kamis, tanggal 20
Jumadil Akhir 1431 H/03 Juni 2010 M. Fatwa MUI No. 77/DSN-
MUI/V/2010 Tentang Jual Beli Emas Secara Tidak Tunai. Fatwa ini di

27
Maftukhan Wawancara, Ulama sekitar, Pada tanggal 25 September 2020 Pukul 18.00
WIB di Kendal.
28
Mujiyono Wawancara, Ulama sekitar, Pada tanggal 29 September 2020 Pukul 19.00 WIB
di Kaliwungul.
29
M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung:
Alfabeta,2010), h.34.
56

keluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia atau MUI, terkait Transaksi


tabungan emas. Fatwa tersebut merangkum beberapa pendapat dari
30
berbagai Tokoh dan ulama penting dalam perkembangan ilmu Fiqih.
Kajian kedua, penelitan yang dilakukan oleh Zainal (2014) dalam
karyanya yang berjudul “Analisis Istinbat Hukum Islam Terhadap Fatwa
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tentang Jual Beli Emas Secara Tidak
31
Tunai”. Penelitian tersebut merupakan hasil penelitian pustaka untuk
menjawab pertanyaan: Apakah latar belakang MUI membolehkan jual
beli emas secara tidak tunai dan apakah metode yang digunakan oleh
MUI dalam menetapkan fatwa tentang jual beli emas secara tidak tunai.
Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa secara umum MUI
menghalalkan jual beli emas secara tidak tunai dengan syarat emas
tersebut tidak digunakan oleh masyarakat menjadi alat tukar yang
resmi(uang). Hal ini didasarkan pada kesepakatan jumhur ulama tentang
‘illat riba yang ada pada emas, kebiasaan masyarakat yang terjadi pada
saat ini, dan definisi uang itu sendiri. Selanjutnya, Penelitian yang
dilakukan oleh Mustika Indrawati UIN Sunan Ampel pada tahun 2018,
dengan judul “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktik Konsinyasi
Emas di Pegadaian Syariah Cabang Babakan Surabaya”, dalam penelitian
membahas dengan akad mudarabah dan titip jual beli emas di pegadaian

30
Pendapat Peserta Rapat Pleno DSN-MUI pada hari kamis, tanggal 20 Jumadil Akhir
1431 H/03 Juni 2010 M. Fatwa MUI No. 77/DSN-MUI/V/2010 Tentang Jual Beli Emas Secara
Tidak Tunai.
31
Abidin, Zainal (2014) “Analisis Istinbat Hukum Islam Terhadap Fatwa Majelis Ulama
Indonesia(Mui)Tentang Jual Beli Emas Secara Tidak Tunai”. Undergraduate Thesis, Uin Sunan
Ampel
BAB IV
“PANDANGAN HUKUM ISLAM TENTANG PRAKTEK AKAD PRODUK
TABUNGAN EMAS (STUDI KASUS PT PEGADAIAN KALIWUNGU)”

A. Analisis Praktik Akad Produk Tabungan Emas Di PT Pegadaian


Kaliwungu.
1. Praktek Produk Tabungan Emas di PT Pegadaian Kaliwungu
PT Pegadaian Kaliwungu memiliki berbagai produk untuk
menarik minat masyarakat. Pegadaian Kaliwungu merupakan unit
pegadaian pembantu dari PT Pegadaian Kabupaten kendal, Salah satu
produk yang di minati oleh masyarakat ialah produk tabungan emas.
Produk tabungan emas Pegadaian sudah ada sejak tahun 2001. Produk
tabungan emas sangat diminati di kalangan masyarakat terutama di
Pegadaian Kaliwungu. Menurut penuturan Dedi Supriadi, bahwa minat
masyarakat kaliwungu terhadap tabungan emas di pegadaian cukup
1
tinggi dibandingkan dengan produk lainya.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan ditemukan, bahwa
dalam mekanisme tabungan emas melibatkan 3 pihak yaitu, Pegadaian
sebagai pihak pertama, nasabah sebagai pihak kedua, dan supplier
(kantor pusat) sebagai pihak ketiga. Pada mekanismenya, pegadaian
selaku pihak pertama membiayai membelian barang berupa emas
batangan yang dipesan olen nasabah kepada supplier, pembelian barang
oleh nasabah dilakukan dengan sistem menabung.
Dalam praktiknya Pegadaian membeli barang yang diperlukan
nasabah atas nama pegadaian. Pada saat yang bersamaa Pegadaian
menjual barang tersebut kepada nasabah dengan sistem menabung.
Kemudian emas tersebut dititipkan di pegadaian dalam bentuk saldo,
jadi emas tersebut tidak diserahkan langsung saat terjadinya transaksi.
Tetapi yang diserahkan adalah bukti kepemilikan atau bukti pembelian.

1
Dedy A. Supriyadi. Pegawai Pegadaian Kalwiungu. Wawancara. Pada tanggal 25
September 2020 Pukul 13.00 WIB

57
58

Nasabah yang akan memiliki atau membuat tabungan emas di


Pegadaian Kaliwungu di kenakan biaya administrasi dan biaya transaksi
lain. Setiap pembelian emas di Pegadaian, nasabah hanya menyerahkan
buku tabungan. Ketika nasabah menghendaki menjual emas yang
dimilikinya, maka Pegadaian akan membeli emas dengan harga terbaru.
Namun, apabila nasabah menghendaki untuk mencetak emas yang
dimiliknya. Maka Pegadaian Kaliwungu akan mengenakan biaya
adminatrasi percetakan emas.
Pembukaan rekening tabungan emas di Pegadaian Kaliwungu
nasabah harus melampirkan fotocopy identitas diri (KTP/SIM/Paspor)
yang masih berlaku. Mengisi formulir pembukaan rekening serta
membayar biaya administrasi sebesar Rp.10.000,- dan biaya fasilitas
titipan selama 12 bulan sebesar Rp.30.000,. Setelah nasabah
melengkapi persyaratan untuk membuka tabungan emas maka nasabah
berhak menerima buku tabungan emas yang nantinya untuk menabung
di pegadaian. Proses pembelian emas dapat dilakuakan dengan
kelipatan 0,01 gram di sesuaikan dengan harga emas pada hari
pembelian (karna harga emas berbeda-beda dalam setiap harinya).
Setelah nasabah memeiliki rekening tabungan emas. Nasabah
melakukan transaksi pembelian emas di Pegadaian Kaliwungu dengan
harga emas pada tanggal tersebut. Nasabah langsung dengan otomatis
menitipkan emasnya di pegadaian. Nasabah yang membayar uang
titipan degan dalam jangka 1 tahun di awal pembukaan rekening
tabungan. Produk tabungan emas di Pegadaian Kaliwungu, emas yang
dijual oleh pegadaian dapat dijual kembali kepada pegadaian setelah
jumlah tabungan yang nasabah miliki minimal 1 gram. Sedangkan
apabila nasabah menghendaki mencetak emas batangan minimal emas
yang dimiliki nasabah berjumlah 5 gram.
Proses transaksi ketika nasabah menghendaki saldo tabungan
emasnya dalam bentuk emas batangan. Maka pegadaian akan memesan
untuk pencetakan emas batangan sesuai yang di order oleh nasabah ke
59

supplier (kantor pusat). Dalam melakukan pemesanan antara pihak


pertama (pegadaian) dengan pihak ketiga (supplier), tidak dilakukan
transaksi jual beli secara langsung melainkan melalui telepon atau
faximile.
Tabungan emas pada dasarnya adalah jual beli dan titip emas.
Tabunan emas adalah layanan pembelian dan penjualan emas dengan
fasilitas titipan dengan harga yang terjagkau. Dengan harga emas yang
masih reelatif tinggi untuk masyarakat menengah kebawah degan harga
tersebut tidak dapat memiliki emas, tetapi dengan adanya produk
tabungan emas yang ada pada pegadaian bisa.
2. Akad Produk Tabungan Emas di PT Pegadaian Kaliwungu
Aktifitas jual beli bagi umat Islam sudah menjadi hal yang
lumrah dan biasa dilakukan sehari-hari. Jual beli merupakan suatu
bagian dari muamalah yang bisa dialami oleh semua manusia sebagai
saran berkomunikasi dalam hal perekonomian. Jual beli merupakan
salah satu sarana pemenuhan kebutuhan yang sering dilakukan oleh
individu satu dengan individu lainnya. Dari sekian banyak interaksi
kemasyarakatan, jual beli merupakan kegiatan yang sering dilakukan
dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam penelitian ini berfokus pada akad yang terjadi dalam
transaksi tabungan emas di PT Pegadaian Kaliwungu. Akad merupakan
suatu perjanjian yang dibuat antara pihak penjual dan pembeli. Akad ini
terjadi antara PT Pegadaian dengan nasabah yang bertransaksi tabungan
emas. Akad yang sah adalah yang memenuhi semua rukun dan syarat-
syarat akad. Sedangkan akad yang tidak sah adalah akad yang tidak
memenuhi semua rukun dan syarat-syarat yang terkandung dalam akad
2
tersebut.
Praktik akad tabungan emas di Pegadaian Kaliwungu
menggunakan akad yang hampir sama dengan akad yang di gunakan di
Pegadaian Syariah yaitu akad qardhul hasan ( bea administrasi,
biaya

2
Rachman Syafei. Fiqh Muamalah. Bandung: Pustaka Setia, 2001. h. 70
60

surat hilang, biaya penjualan) dan akad ijaroh (simpanan) untuk semua
pemanfaatan dana pinjaman (marhun bih) oleh nasabah, baik untuk
keperluan yang sifatnya sosial (kebutuhan hidup sehari-hari,
pendidikan, dan kesehatan) maupun yang sifatnya produktif
3
penambahan modal (perdagangan, wiraswasta). Qardhul hasan
merupakan segala bentuk pinjaman tanpa imbalan berdasarkan konsep
al qardh al hasan.
Sistem tabungan emas berbeda dengan tabungan sistem
tabungan pada umumnya, karena tabungan emas lebih berfokus pada
nominal jumlah dana yang di tabungkan oleh nasabah. Istilah tabungan
emas hanyalah nama produk yang tujuannyabuntuk mempermudah
pemasaran kepada masyarakat, serta mempermudah masyarakat untuk
memiliki emas sedikit-demi sedikit. Tabungan emas pada dasarnya
adalah jual beli dan titip emas. Tabunan emas adalah layanan pembelian
dan penjualan emas dengan fasilitas titipan dengan harga yang
terjagkau. Dengan harga emas yang masih reelatif tinggi untuk
masyarakat menengah kebawah degan harga tersebut tidak dapat
memiliki emas, tetapi dengan adanya produk tabungan emas yang ada
pada pegadaian bisa.
Pegadaian menyediakan produk tabungan emas untuk
membantu dan memudahkan masyarakat menengah kebawah
berinvestasi. Dalam hasil wawancara yang dikatakan Pegawai
Pegadaian Kaliwungu bahwa pegadaian menyediakan produk tabungan
emas dengan teknik pengelolaannya dengan cara: “ketika ada nasbah
yang menabung (membeli emas dalam produk tabungan emas) pihak
pegadaian akan melakuakan transaksi dengan nasabah dalam sistem jual
beli dan titipan. Setelah nasabah menyelesaikan proses untuk
melakukan tabungan emas. Pihak pegadaian akan melaporkan kepada
pihak pusat atau dengan otomatis sistem yang digunakan pihak

3
Mustafa Ahmad Az- Zarqa, Fiqih Muamalah, (Jakarta: PT Gaya Indah Media Pratama,
2000), h. 98
61

pegadaian yang akan secara otomatis pihak pusat mengetahui bahwa


adanya transaksi jual beli emas, dan kepada nasabah yang memiliki
buku tabungan produk pegadaian emas akan menerima cetakan dari
pegadaian dalam buku tabugan yang langsung nominalnya gram emas,
bukan lagi nominal uang yang di setorkan nasabah ke pegadaian seperti
4
halnya tabungan biasa”.
Penulis berusaha menganalisa praktek transaksi tabungan emas
di Pegadaian Kaliwungu dengan melihat dari sisi rukun dan syarat
tentang sahnya jual beli. Sesuai dengan realita yang di dapatkan saat
penelitian terhadap transaksi tabungan emas di PT Pegadaian
Kaliwungu. Transaksi yang terdapat pada tabungan emas baik
Pegadaian Konvensional atau Pegadaian Syariah tidak jauh berbeda.
Maka dari persamaan tersebut peneliti menganalisis bahwa, Pegadaian
membuat produk tabungan emas dengan layanan jual beli yaitu
(murabahah) dan titipan (wadiah). Sebagamana pendapat Dewan
Syariah Nasional mengatur tabungan syariah dalam Fatwa Nomor
02DSN-MUI/IV/2008, yaitu produk tabungan yang dibolehkan dan
dibenarkan secara syariah tabungan yang berdasarkan prinsip
5
mudharabah dan wadiah.
Dalam produk tabungan emas memiliki dua akad yaitu
murabahah dan wadiah, karena setelah masyarakat membeli emas yang
bernama produk tabungan emas di pegadaian nasabah langsung dengan
otomatis menitipkan emas nya di pegadaian, seperti yang dari awal
disepakati oleh nasbah yang membayar uang titipan degan dalam
jangka 1 tahun. Karena dalam produk tabungan emas di pegadaian emas
yang dijual oleh pegadaian bisa dijual kembali kepadda pegadaian
setelah jumlah tabungan yang nasabah miliki minimal 1 gram, dan
untuk sistem cetak bisa dilakukan setiap nasabah membutuhkannya, dan

4
Dedy A. Supriyadi. Pegawai. Wawancara. Pada tanggal 25 September 2020 Pukul 13.00
WIB. Pegadaian UPC Kaliwungu
5
M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah,
(Bandung: Alfabeta,2010), h.34.
62

ketika nasabah menginginkan untuk menctak emas batangan minimal


emas yang dimiiki nasabah berjumlah 5 gram.
Akad murabahah yang digunakan dalam jual beli ini adalah
murabahah dengan tidak tunai yaitu pembelian barang mengacu pada
jumlah minimal gram untuk dicairkan. Dalam praktiknya, pegadaian
melakukan pembelian atau pencetakan barang setelah ada pemesanan
dari nasabah, dimana dalam hal ini pembayaran telah dilakukan diawal
saat nasabah membeli emas yang kemudian jumlah gram emasnya
dititipkan dalam bentukk saldo di pegadaian. Akad yang digunakan
pada pembiayaan kepemilikan emas adalah Murabahah dengan jaminan
diikat dengan Rahn (gadai).
Praktek akad wadiah terdapat ketika nasabah yang membeli
emas menyimpannya dalam bentuk saldo. Penulis mengambarkan
praktek tersebut apabila ada nasabah membeli emas di pegadaian,
kemudian pegadaian menawarkan jasa penitipan emas kepada nasabah.
Serta nasabah menghendaki untuk menitipkan tabungan tersebut sampai
jumlah tertentu kepada pegadaian. Saldo yang di titipkan oleh nasabah
di ibaratkan emas dalam bentuk nyata yang di miliki oleh nasabah.
Karena ketika nasabah menghendaki untuk menjual kembali saldo emas
yang mereka miliki. Pegadaian juga akan membeli dengan harga emas
pada waktu nasabah menjual emasnya.
3. Solusi Kendala Tabungan Emas di Pegadaian Kaliwungu
Emas merupakan salah satu produk primadona. Bahkan, dalam
kurun beberapa bulan terakhir, harga jual emas merangkak naik terus,
hingga tembus 800 ribu rupiah per gramnya. Karena fluktuatifnya nilai
emas tersebut, maka banyak yang melirik untuk menjadikan emas
sebagai obyek lindung nilai terhadap modal keuangannya. Adanya
perkembangan membuat berbagai perusahaan menyediakan layanan
investasi emas dalam bentuk tabungan. Salah satunya yang dilakukan
oleh PT Pegadaian. Tabungan emas yang di terapkan oleh Pegadaian
63

merupakan produk yang di tawarkan kepada nasabah untuk


berinvestasi.
Dalam kajian ekonomi islam, kita diperkenalkan dengan istilah
barang ribawi (ashnaf ribawiyah). Bentuknya barang ribawi dibagi
menjadi beberapa item anatara lain: emas, perak, gandum halus,
gandum kasar, kurma, dan garam. Dengan mencermati karakteristik
tabungan ini, maka dalam akad tabungan ini sudah memenuhi syarat
pertukaran barang ribawi yang sejenis. Syarat pertukaran barang ribawi
pertama, Harus kontan (yadan bi yadin/hulul). Kedua, Harus sepadan
(tamatsul), yaitu tidak boleh beda timbangan atau takaran. Ketiga,
Harus taqabudl (saling menerima). Tidak boleh salah satu menunda
penyerahan bagi barang yang lainnya. Penulis memberikan asumsi
bahwa tabungan emas di PT Pegadaian Kaliwungu menerapkan
Muamalah dengan pertukaran barang ribawi yang sejenis.
Namun dalam bertransaksi Tabungan Emas tidak boleh terjadi
dalam pertukaran barang ribawi baik sejenis maupun non sejenis,
adanya penundaan penyerahan pada salah satu barang yang sedang
diperjualbelikan, lalu diambil nilai tambah berbasis waktu. Adanya nilai
tambah berbasis waktu ini menjadikan jual beli barang ribawi tidak
sejenis masuk kategori riba al-nasa‟ (riba kredit). Hal tersebut
merupakan salah satu yang perlu di perhatikan dalam bertansaksi
tabungan emas yang terjadi di PT Pegadaian Kaliwungu.
Pada hakekatnya jual beli emas di PT Pegadaian Kaliwungu adalah
tukar menukar antara emas dengan uang. Dan itu berarti tukar menukar
barang ribawi yang illahnya sama, masih dalam satu kelompok. Syarat
yang berlaku adalah harus dilakukan dari tangan ke tangan. Sehingga
keduanya uang dan emas harus ada di tempat transaksi. Namun perlu
diperhatikan adalah bahwa yang tidak diperbolehkan dalam syariat
tentang investasi emas itu adalah bila jual beli itu dilakukan secara
kredit, mengingat emas adalah produk ribawi.
64

B. Analisis Tinjauan Hukum Islam Terhadap Produk Tabungan Emas


Di PT Pegadaian Kaliwungu
Relasi antara ekonomi dan hukum Islam masih menjadi
perbincangan di kalangan umat Islam. Praktek umat Islam di bidang
ekonomi dan bisnis sudah menjadi kenyataan sejak lama. Paradigma
ekonomi dalam Islam mendasarkan pada jawaban atas pertanyaan
elementer mengenai apa, bagaimana, dan untuk apa Allah swt,
menciptakan alam semesta. Disamping itu mengapa Allah SWT,
menciptakan alam semesta. Jawaban atas permasalahan tersebut, secara
umum untuk kemaslahatan manusia dan bukan kerusakan dan
permusuhan.
Sesuai dengan sunah yang menyebutkan bahwa Islam adalah
rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil-alamin), maka Hukum Islam dapat
di terapkan dalam semua masa, untuk semua bangsa karena didalamnya
terdapat cakupan yang begitu luas dan elestisitas untuk segala zaman dan
tempat. Prinsip hukum atau asas hukum merupakan salah satu objek
terpenting dalam kajian ilmu hukum. Pembahasan tentang prinsip hukum
lazimnya disandingan dengan aturan hukum atau kaidah hukum untuk
6
memperoleh gambaran yang jelas menyangkut perbedaannya.
Sistem ekonomi berdasarkan prinsip syariah tidak hanya
merupakan sarana untuk menjaga keseimbangan kehidupan ekonomi,
tetapi juga merupakan sarana untuk merealokasi sumber daya kepada
orang-orang yang berhak menurut syariah sehingga dengan demikian
7
tujuan efisiensi ekonimi dan keadilan dapat dicapai secara bersamaan.
Sebagaimana dalam firman Allah SWT dalam surat As-Syu’ara ayat 183
sebagai berikut:

6
Abd. Shomad, Hukum Islam Penormaan Prinsip Syariah Dalam Hukum Indonesia
(Jakarta:Kencana, 2012), cetakan kedua, h.55-56.
7
Fathurrahman Djamil, Hukum Ekonimi Islam Sejarah Teori Dan Konsep, (Jakarta
Timur: Sinar Grafika, 2013), h. 15-17
65

‫رلٱ ىف اىثعت لَو نهءايشأ سٌالٱ اىسخبت َلو‬


ْ ‫ ييذسفه ض‬Artinya: Dan
janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah
kamu merajalela di muka bumi dengan membuat
8
kerusakan.(QS.As-Syu’ara:183).

Dalam surat tersebut memberikan penjelasan, bahwa prinsip-


prinsip syariah dalam keseimbangan kehidupan ekonomi islam harus di
perhatikan secara benar. Salah satunya yaitu prinsip keadilan ekonomi
yang merupakan konsep persaudaraan dan persamaan perlakuan akan
membutuhkan keadilan ekonomi. Dengan keadilan ekonomi, setiap
individu akan mendapatkan haknya sesuai dengan kontribusinya.
Pegadaian Kaliwungu juga melakukan aktifitas jual beli emas
dengan fasilitas titipan yang di sebut dengan Tabungan emas. Praktek
transaksi tersebut menyerupai praktek transaksi Tabungan Emas di
Pegadaian syariah. Dalam transaksi Tabungan Emas di Pegadaian
Kaliwungu djuga harus memenuhi rukun dalam akad. Sebagaimana Allah
SWT telah memberi aturan dan hukum mengenai akad dalam firman Nya
surat Al-Maidah ayat 1 sebagai berikut:

‫اه َلإ ماًعْلا ةويهب نكل تلحأ دىقعلاب اىفوأ اىٌهآ ييذلا اهيأ اي ذ|يزي اه نكحي‬
‫ ال َّل ىإ مزح نًتأو ذيصلا يلحه زيغ نكيلع ىلتي‬Artinya: Hai orang-orang
yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. dihalalkan bagimu binatang
ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (yang demikian itu)
dengan tidak menghalalkan
berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya
Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya.
9
(QS. Al-Maidah:1)

Salah satu yang menjadi fokus perhatian dalam hukum Islam yaitu
syarat dan rukun akad. Maka Tabungan emas di Pegadaian juga harus
memenuhi rukun dan syarat akad tersebut. Rukun akad terdiri dari aqid,

8
Departemen Agama RI, Op.Cit. h. 87
9
Departemen Agama RI., Al-Qur‟an dan Terjemahnya, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,
2016), h. 106
66

10
Ma‟qud‟alaih, Maudhu‟al-„aqd dan Shihat al-„aqd. Pertama, Aqid yaitu
orang yang berakad (bersepakat), dalam transaksi tabungan emas
pegadaian akan melakukan kesepakatan dengan nasabah. Kesepakatan
tersebut tertuang dalam ketentuan dan kebijakan transaksi Tabungan emas
yang diberikan oleh Pegadaian kepada nasabah. Selain itu nasabah juga
akan diberikan kejelasan mengenai hak-hak dan kewajiban dalam
melakukan transaksi Tabungan emas.
Kedua, Ma‟qud‟alaih ialah benda-benda yang diakadkan, seperti
benda yang ada dalam transaksi jual-beli. Ma‟qud‟alaih dalam kitab
Bitayatul Mujtahid diisyaratkan agar barang yang di transaksikan selamat
dari penipuan dan riba. Penipuan bisa hilang dari sesuatu yang diketahui
wujudnya, diketahui sifatnya, diketahui ukurannya serta bisa diserah
terimakan. Benda yang menjadi subjek akad tabungan emas di pegadaian
ialah emas. Emas di gambarkan dalam bentuk barang, artinya nasabah
membeli emas di pegadaian yang kemudian emas yang di belinya di titipka
kepada pihak pegadaian. Dengan demikian Pegadaian Kaliwungu berperan
sebagai penjual emas dan penyedia jasa titipan emas tersebut.
Ketiga Maudhu‟al-„aqd yaitu tujuan pokok dalam melakukan akad.
Tujuan pokok dalam melakukan transakis tabungan emas adalah investasi
jangka panjang dan menengah. Maksud dari pengertian tersebut yaitu
apabila nasabah menabungkan emas di pegadaian maka harga jual emas
akan meningkat, seiring dengan perubahan waktu. Penulis
menggambarkan perbedaannya apabila seorang nasabah menabungkan
uang bukan emas, ketika pada jangka waktu tertentu mereka mengambil
uang tersebut maka nilainya sama. Berbeda dengan tabungan emas,
apabila nasabah membeli emas yang di titipak kepada pihak pegadaian.
Dikemudian hari nasabah menjualnya maka nilainya berubah sesuai
dengan ketentuan harga emas pada waktu tersebut.
Keempat, Shihat al-„aqd yang terdiri dari ijab qabul. Rukun
keempat ini terjadi saat nasabah memberikan uangnya kepada pihak

10
Rachmat Syafe’i, Fiqh Muamalah, (Bandung: Pustaka Setia, 2001), h. 43
67

11
Pegadaian Kaliwungu untuk membeli emas dalam bentuk gram. Dalam
praktiknya, jual beli emas yang terjadi di Pegadaian Kaliwungu ijab qabul
di lakukan dengan menggunakan perkataan yang menunjukkan persejutuan
antara kedua belah pihak, dan dituangkan dalam suatu akad tertulis,
maksudnya dengan surat-surat terdapat ketentuan-ketentuan tentang emas
tersebut.
Sebagaimana penjelasan sebelumnya bahwa transaksi tabungan
emas di Pegadaian Kaliwungu menyerupai Pegadaian Syariah pada
umumnya yaitu berdasarkan prinsip mudharabah dan wadiah. Dalam
transaksi tabungan emas akad murabahah dahulu dilakukan kemudian
disusul dengan akad wadiah. Transaksi tabungan emas di Pegadaian
Kaliwungu antara penjual (Pegadaian) dan Pembeli (Nasabah). Emas yang
menjadi objek transaksi jual beli tidak di serahkan langsung kepada
pembeli atau nasabah. Melainkan dilakukan dengan itikad di titipkan
kepada penjual atau Pegadaian. Artinya terjadi transaksi jual beli emas
secara non tunai.
Dasar hukum mengenai kebolehan melakukan transaksi jual beli
emas secara tidak tunai memang tidak ditunjuk secara khusus di dalam al
- Qur’an. Sebaliknya di dalam hadis Nabi, ditemukan beberapa hadis yang
menjelaskan tentang jual beli emas tersebut. Akan tetapi, isi dari hadis-
hadis tersebut mensyaratkan bahwa jual beli emas tersebut harus dilakukan
secara tunai dalam artian proses serah terima antara penjual dan pembeli
harus dilakukan pada saat itu juga.
Dalam menyikapi ini, peneliti tetap berpegang pada Al-Qur’an
sebagai dasar pijakannya yang pertama dalam menetapkan hukum
mengenai jual beli emas secara tidak tunai. Sebagaimana dalam firman
Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 273:

11
Rachmat Syafe’i, Fiqh Muamalah, (Bandung: Pustaka Setia, 2001), h. 43
68

... ‫اىبزلٱ مزحو عيبلٱ للٱَّ لحأو‬


Artinya:”...Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan
riba...”(Q.S Al Baqarah: 273)

Dari ayat tersebut terlihat bahwa jual beli diperbolehkan dalam


Islam. Akan tetapi sebagaimana yang diketahui, jual beli sendiri ada
banyak sekali macamnya. Seiring dengan perkembangan zaman dan
teknologi, sistem yang dipakai dalam bertransaksipun ikut berkembang
pula, ada yang sejalan dengan nilai-nilai Islam dan adapula yang tidak.
Maka dari itu, sebelum menetapkan kebolehan terhadap suatu jual beli itu
sendiri, saat ini harus diperhatikan terlebih dahulu aspek-aspek penting
dalam jual beli tersebut seperti apakah barang yang ditransaksikan, sistem
apa yang dipakai atau bagaimana proses jual beli itu dilakukan, serta
apakah tujuan dari jual beli itu dilakukan.
Ayat di atas, belum menyinggung masalah jual beli emas ini secara
spesifik karena ayat ini sifatnya umum dalam menerangkan masalah jual
beli. Maka dari itu, agar lebih memahami dan lebih masuk ke dalam
substansi masalah yang diteliti. Peneliti mengacu pada beberapa hadis
Nabi yang menjelaskan gambaran umum mengenai sistem jual beli yang
dianut oleh masyarakat pada masa itu dalam memperjualbelikan emas,

diantaranya sebagai berikut:


Artinya: “(Jual beli) emas dengan emas, perak dengan perak, gandum
dengan gandum, sya‟ir dengan sya‟ir, kurma dengan kurma, dan
garam dengan garam (dengan syarat harus) sama dan sejenis
serta secara tunai. Jika jenisnya berbeda, juallah sekehendakmu
12
jika dilakukan secara tunai.”

12
Ibn Hajar al-Asqalani, Bulughul Maram, Terj. Irfan Maulana Hakim, h. 336.
69

Artinya: “(Jual beli) emas dengan perak adalah riba kecuali (dilakukan)
13
secara tunai.”

Artinya: “Rasulullah SAW melarang menjual perak dengan emas secara


14
piutang (tidak tunai).”

Dari beberapa hadis di atas, terlihat bahwa jual beli emas dengan
emas, emas dengan perak, ataupun emas dengan barang-barang komoditi
lain sebagaimana yang ditegaskan dalam hadis tersebut, hukumnya boleh.
Akan tetapi ada persyaratan yang harus ditaati, apabila barang-barang
yang dipertukarkan tersebut sejenis, maka haruslah sama ukurannya.
Sebaliknya, jika barang tersebut berbeda jenis, maka diperbolehkan
adanya kelebihan antara satu dengan yang lain, namun syaratnya harus
tunai (serah terima dilakukan di tempat).
Akad yang digunakan pada pembiayaan kepemilikan emas adalah
Murabahah dengan jaminan diikat dengan Rahn (gadai). Emas merupakan
barang dengan demand yang tinggi, baik untuk proteksi asset, kepentingan
berjaga, kebutuhan tabungan haji, maupun investasi. Harga emas dalam
jangka panjang cenderung naik. Hampir setiap lima tahun, harga emas
naik minimal 100 %.
Para Ulama berbeda pendapat mengenai murabahah emas secara
tidak tunai. Pendapat yang memperbolehkan jual beli emas secara tidak
tunai, antara lain Ibnu Taimiyah, ia berpendapat bahwa boleh melakukan
jual beli perhiasan dari emas dan perak dengan jenisnya tanpa syarat harus
sama kadarnya (tamas‟ul), dan kelebihannya dijadikan sebagai
kompensasi atas jasa pembuatan perhiasan, baik jual beli itu dengan
pembayaran tunai maupun dengan pembayaran tangguh, selama perhiasan
tersebut tidak dimaksudkan sebagai harga. Sedangkan, dalam al-Ikhtiyarat
Syaikhul Islam mengatakan, "Boleh menjual emas atau perak yang

13
Abidin, Zainal (2014) “Analisis Istinbat Hukum Islam Terhadap Fatwa Majelis Ulama
Indonesia(Mui)Tentang Jual Beli Emas Secara Tidak Tunai”. Undergraduate Thesis, Uin Sunan
Ampel. h. 61
14
Ibid. h. 61
70

dibentuk (perhiasan) dengan emas sejenisnya, tanpa disyaratkan adanya


kesamaan kuantitas. Dan adanya selisih itu sebagai ganti dari bentuk yang
15
berbeda, dan ini bukan riba".
Transaksi tabungan emas atau jual beli emas secara tidak tunai juga
di tegaskan oleh MUI. MUI berpendapat bahwa, masyarakat dunia tidak
lagi memperlakukan emas atau perak sebagai uang, tetapi
16
memperlakukannya sebagai barang (sil‟ah). Dimana dalam Fatwa MUI
No.77/DSN-MUI/V/2010 tentang jual beli emas secara tidak tunai ini,
menetapkan bahwa jual beli emas secara tidak tunai, baik melalui jual beli
biasa atau jual beli murabahah, hukumnya boleh (mubah, ja‟iz) selama
emas tidak menjadi alat tukar yang resmi (uang). Akan tetapi, kebolehan
tersebut ada ketentuannya yakni harga jual (saman) tidak boleh bertambah
selama jangka waktu perjanjian meskipun ada perpanjangan waktu setelah
jatuh tempo. Dalam Fatwa DSN MUI menganggap bahwa saat ini
masyarakat dunia tidak lagi memperlakukan emas atau perak sebagai
uang, tetapi lebih difungsikan sebagai barang. Fatwa DSN MUI tersebut
sama dengan pendapat para ulama yang memperbolehkan praktik jual beli
emas non tunai. Pandangan ini terkenal dirujuk ke Ibnu Taymiyah dan
Ibnu Qayyim, dari kalangan klasik, dan didukung oleh sebagian ulama
kontemporer juga berpendapat sama dengan kedua tokoh tersebut.
Diantaranya Syekh Abdurahman As-Sa’di dan Mufti Lembaga Fatwa
Mesir (Dar Al-Ifta’ Al-Mishriyyah), Syekh Ali Jumu’ah. Menurut
perspektif kelompok ini, jual beli emas dan perak saat ini tidak lagi
sebagai media pertukaran di masyarakat dan keduanya telah menjadi
barang sebagaimana barang lainnya.
Pertimbangan lain yang dipakai dasar fatwa DSN-MUI dalam hal
ini adalah pertimbangan dengan latar belakang sosial budaya, salah
satunya adalah Kaidah Fikih: “ Hukum yang didasarkan pada adat

15
Al-Ikhtiyarat, h. 473
16
Pendapat Peserta Rapat Pleno DSN-MUI pada hari kamis, tanggal 20 Jumadil Akhir
1431 H/03 Juni 2010 M. Fatwa MUI No. 77/DSN-MUI/V/2010 Tentang Jual Beli Emas Secara
Tidak Tunai.
71

(kebiasaan) berlaku bersama adat tersebut dan batal (tidak berlaku)


bersamanya keetika adat itu batal, seperti mata uang dalam
17
muamalat....”. dengan kata lain, fatwa pada MUI tersebut digunakan pula
dasar status sesuatu dinyatakan sebagai uang adalah adat (kebiasaan atau
perlakuan masyarakat).
Sedangkan sebagian Ulama mengharamkan jual beli emas secara
tangguh dengan berdasar kepada ketentuan yang telah disebutkan dalam
hadis. Antara lain, pendapat yang disampaikan oleh Ash-Sidiq
Abdurrahman Al-Ghani dalam fatwa-fatwa muamalah kontemporer
menyatakan bahwa ketika seseorang membeli emas dan telah membayar
harga emas tersebut, kemudian emas tersebut dititipkan kepada penjual
sebagai amanah. Maka tidak boleh menitipkannya kepada penjual tersebut
dengan amanah untuk diambil pada suatu saat nanti, akan tetapi harus
mengambil barang tersebut. Sehingga tidak terjadi penundaan dalam serah
18
terima. Selaras dengan pendapat dari mayoritas fuqoha dari Mazhab
Syafii, Maliki, Hambali dan Hanafi. Para fuqoha yang melarang
menyatakan hadist tentang riba. Mereka menyatakan emas dan perak
adalah tsaman (harga, alat pembayaran, uang) yang tidak boleh
dipertukarkan secara angsuran maupun tangguh, karena hal itu
19
menyebabkan riba.
Adanya persamaan pola transaksi tabungan emas di Pegadaian
Kaliwungu dengan Pegadaian Syariah. Maka dari hasil penjelasan di atas
penulis sependapat dengan Fatwa MUI No. 77/DSN-MUI/V/2010 bahwa
jual beli emas secara tidak tunai, baik melalui jual beli biasa atau jual beli
murabahah, hukumnya boleh (mubah, ja‟iz) selama emas tidak menjadi
alat tukar yang resmi (uang).

17
Al-Qarafi, Anwar Al-Buruq fi Anwa’ al-Furuq, j. 2. h. 228
18
Ash-Sidiq Abdurrahman Al-Ghani, Fatwa-Fatwa Muamalah
Kontemporer, (Surabaya: Pustaka Progresif, 2004), h.17
19
Yuyun Anggreani. Skripsi. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Emas Pada
Sistem Tabungan Emas Pegadaian Syariah Cabang Cakra Negara Mataram. UIN Mataram. 2017.
h. 64
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari beberapa analisis yang telah dipaparkan pada bab-bab
sebelumnya mengenai Pandangan Hukum Islam Tentang Praktek
Akad Produk Tabungan Emas “(Studi Kasus PT Pegadaian
Kaliwungu)”, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Produk tabungan emas di pegadaian Kaliwungu dalam bertransaksi
terdapat dua akad yaitu murabahah dan wadiah. Pegadaian
menghimpun dana tabungan nasabah dengan tujuan bertransaksi emas
dalam bentuk investasi dengan menggunakan akad al-murabahah
(jual beli) dan langsung dititikan di pegadaian dengan akad al-wadiah.
2. Tinjauan hukum Islam terhadap akad jual beli emas pada sistem
tabungan emas Pegadaian Kaliwungu. Terdapat 2 pendapat mengenai
transaksi tabungan emas secara tidak tunai.
Pertama tidak boleh, pendapat ini didukung oleh pendapat mayoritas
fuqaha, dari mazhab Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hambali. Ulama
yang tidak membolehkan berpendapat bahwa emas dan perak adalah
tsaman (harga, alat pembayaran, uang), yang tidak boleh
dipertukarkan secara angsuran, karena itu menyebabkan riba.
Kedua boleh, pendapat ini didukung oleh pendapat Ibnu Taimiyah,
Ibnu Qayyim dan ulama kontemporer yang sependapat. Ulama yang
membolehkan berpendapat bahwa jual beli emas boleh dilakukan baik
secara tunai maupun kredit asalkan keduanya tidak dimaksudkan
sebagai tsaman (harga) melainkan sil’ah (barang). Hal tersebut juga
terdapat dalam Fatwa MUI No. 77/DSN-MUI/V/2010. Dalam Fatwa
tersebut secara umum MUI menghalalkan jual beli emas secara tidak
tunai dengan syarat emas tersebut tidak digunakan oleh masyarakat
menjadi alat tukar yang resmi(uang). Hal ini didasarkan pada
kesepakatan jumhur ulama tentang ‘illat riba yang ada pada emas,

72
73

kebiasaan masyarakat yang terjadi pada saat ini, dan definisi uang itu
sendiri

B. Saran
Dari analisis yang dilakukan penulis, maka penulis memberikan
saran kepada Pegadaian untuk lebih menjelaskan produk Tabungan Emas,
kepada nasabah agar nasabah mengetahui mengenai tabungan emas lebih
dalam, dan dapat menarik minat masyarakat terhadap produk tabungan
emas di Pegadaian. Kepada masyarakat pada umumnya dan akademisi
khususnya untuk turut serta memperbaiki dan menyempurnakan berbagai
transaksi muamalah.

C. Kata Penutup
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga perlu adanya perbaikan dan pembenahan. Oleh karena
itu, peneliti dengan kerendahan hati mengharap saran demi melengkapi
berbagai kekurangan yang ada. Terakhir kalinya memohon kepada
Allah SWT agar karya sederhana ini dapat bermanfaat, khususnya bagi
peneliti sendiri pada umumnya untuk semua mempemerhatikan Hukum
Ekonomi Syaria’ah.
DAFTAR PUSTAKA

Abd. Shomad, Hukum Islam Penormaan Prinsip Syariah Dalam Hukum Indonesia
cet. kedua. Jakarta:Kencana, 2012

Abdul Rahman Ghazali dan Ghufron Ihsan (eds), Fiqih Muamalat, Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2010

Abdul Sami’ Al-Mishri, Pilar-pilar Ekonomi Islam, Cet. ke-1, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2006

Abidin, Zainal “Analisis Istinbat Hukum Islam Terhadap Fatwa Majelis Ulama
Indonesia(Mui)Tentang Jual Beli Emas Secara Tidak Tunai”.
Undergraduate Thesis, Uin Sunan Ampel. 2014

Al-Albani. Muhammad Nashiruddin. Shahih Sunan Tirmidzi Seleksi Hadits Shahih


dari Kitab Sunan Tirmidzi. cet. kedua. Jakarta:Pustaka Azzam,2014.

Ali, Zainuddin. Hukum Perbankan Syariah. Jakarta: Sinar Grafika, 2010

Ali, Zainuddin. Metode Penelitian Hukum, Cet.5. Jakarta: Sinar Grafika, 2014

Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Kencana, 2009

Andrian Sutedi, Perbankan Syariah Tinjauan dari beberapa segi Hukum.


Jakarta:Ghalia Indonesia, 2009

Anggreani, Yuyun. Skripsi. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Emas
Pada Sistem Tabungan Emas Pegadaian Syariah Cabang Cakra Negara
Mataram. UIN Mataram. 2017

Antonio, Muhammad Syafi’i. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema
Insani, 2001

Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah. Jakarta: Rajawali Pers, 2015

Ash-Sidiq Abdurrahman Al-Ghani, Fatwa-Fatwa Muamalah Kontemporer,


Surabaya: Pustaka Progresif, 2004

Ayyub. Muhammad, Understanding Islamic Finance, Terj. Aditya Wisnu Abadi.


Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2009

Departemen Agama RI., Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Pustaka Al-


Kautsar, 2016

Departemen RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Kudus: Menara Kudus, 1997


Djamal, M. Paradigma Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi, Yogjakarta:Mitra
Pustaka, 2015

Djazuli, A. Kaidah-Kaidah Fiqih, Jakarta: Kencana 2010

Dumairi, dkk, Ekonomi Syariah Versi Salaf. Pasuruan: Pustaka Sidogiri, 2007

Fathurrahman Djamil, Hukum Ekonimi Islam Sejarah Teori Dan Konsep, Jakarta
Timur: Sinar Grafika, 2013

Gemala Dewi dkk, Hukum Perikatan Islam di Indonesia, (Jakarta: Prenada Media,
2005

Ghazaly, Abdul Rahman. Fiqh Muamalat. Jakarta: Kencana, 2010

Ghufron A. Mas’adi, Fiqih Muamalah Konstekstual, Jakarta: Raja Grafindo


Persada, 2002

Gunawan, Imam. Metode Penlitia Kualitatif Teori & Praktis, Cet. 1, Jakarta: Bumi
Aksara, 2013

Ibn Hajar al-Asqalani, Bulughul Maram, Terj. Irfan Maulana Hakim

Indrawati, M. “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktik Konsinyasi Emas di


Pegadaian Syariah Cabang Babakan Surabaya”. UIN Sunan Ampel.
2018.

Ismail, Perbankan Syariah. Jakarta: Kencana, 2011

Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaja, Perikatan yang Lahir dari Perjanjian,
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004

Kasmir, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta: Rajawali PERS, 2013

Khadijah,S.“Strategi Pemasaran Produk Gadai Syariah Dalam Menarik Minat


Nasabah (Penelitian Pada Unit Pegadaian Syariah Cabang Pondok
Aren), UIN Syarif Hidayatullah, 2010

M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah, Bandung: Alfabeta,


2010

Much. Nurachmad, Buku Pintar Memahami dan membuat Surat Perjanjian.


Jakarta: Visimedia, 2010

Mughniyah,Muhammad Jawad. Fiqih al-Imam Ja’far ash-Shidiq Juz 3&4, Jakarta


: Lentera, 2009
Munawwir, Ahmad Warson. Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap,
Surabaya: Pustaka Progresif , 1997

Mustafa Ahmad Az- Zarqa, Fiqih Muamalah, Jakarta: PT Gaya Indah Media
Pratama, 2000

Nasrun Haroen dkk, Ensiklopedi Hukum Islam, Cet, 1, Jakarta : PT. Ichtiar Baru
Van Hoeve, 2003

Pendapat Peserta Rapat Pleno DSN-MUI pada hari kamis, tanggal 20 Jumadil
Akhir
1431 H/03 Juni 2010 M. Fatwa MUI No. 77/DSN-MUI/V/2010 Tentang
Jual Beli Emas Secara Tidak Tunai.

Rachmat Syafe’i, Fiqh Muamalah, Bandung: Pustaka Setia, 2001

Rahmania. “Strategi Pemasaran Produk Tabungan Emas pada PT Pegadaian


Syariah Cabang Kebun Bunga Banjar Masin.” IAIN Antasari Banjarmasi.
2017

Rasid, Sulaiman. Fiqih Islam, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2015

Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah Jilid 13. Bandung : Al-ma’arif, 1996

Shohih Al Bukhori, (Program Maktabah As Samilah Edisi II) Jilid 3, hlm. 84, lihat
juga dalam Kitab Bidayatul Mujtahid, Jilid 2

Siamat, Dahlan. Manajemen Lembaga Keuangan, Jakarta: Lembaga Fakultas


Ekonomi Universitas Indonesia, 2001

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta,


2010

Sugiyono, Metode Peneltian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed


Methode), Bandung: Alfabeta, 2018

Sugiyono, Metode Peneltian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta,


2016

Supriyadi, A "Struktur Hukum Akad Rahn di Pegadaian Syari’ah Kudus"Vol. 5,


No. 2, Universitas Walisongo Surakarta. 2012

Syafe’i, Rachmat. Fiqh Muamalah, Bandung: Pustaka Setia, 2001

Syamsul Anwar, Hukum Perjanjian Syariah, Ed. ke-1, Jakarta: Rajawali Pers, 2010
Taufik, Hidayat. Buku Pimtar Investasi Syariah, Jakarta Selatan: PT Trans Media,
2011

Triandaru, S., & Santoso, T. B., Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Edisi 2,
Jakarta
:Salemba Empat, 2006

Wahbah Az-Zuhailli, Fiqih Islam Wa Adillatuhu Jilid 4. Cet.1, Jakarta: Gema


Insani, 2011

Yayasan penyelenggara penterjemah Al-Quran Departemen agama RI, Al-Quran


dan Terjemahnya. Bandung: 2004
LAMPIRAN
LAMPIRAN I

Biodata Responden

Berilah tanda (X/V) di kolom yang telah disediakan yang paling sesuai menurut
anda:

Nama :..........................................................................

Jenis Kelamin : Laki-Laki ( ) Perempuan ( )

Usia : 20-30 th ( ) 31-40 th ( ) 41-50 th ( ) 51-60 th ( )

Pekerjaan :( ) Pedagang ( ) Wiraswasta ( ) Karyawan/wati ( ) PNS

( ) lainnya, sebutkan….............................................

Pendidikan :( ) SD ( ) SMP ( ) SMA/SMK ( ) Sarjana

( ) lainnya, sebutkan…................................................

Alamat :...........................................................................................................

Produk layanan PT. Pegadaian yang pernah digunakan:

1. ........................................................................................................................

2. ........................................................................................................................

3. ........................................................................................................................

4. ........................................................................................................................
LAMPIRAN II

RESUM WAWANCARA KEPADA NASABAH PT. PEGADAIAN


(PERSERO) CABANG KALIWUNGU

Daftar Respondent
NO NAMA NIK ALAMAT
1 Miftahul Firdaus 327104650493 XXXX Perum PKI
2 Ahmad S 327604650192 XXXX Krajankulon
3 Aris Winarko 317509230890 XXXX Krajankulon
4 Syahrudin Anwar 510208220692 XXXX Perum Griya Indah
5 Nasrul Huda 167114580991 XXXX Nolokerto

1) Apakah anda termasuk nasabah produk tabungan emas di PT.


Pegadaian Cabang Kaliwungu? Serta Alasan anda memilih berinvestasi
dengan Tabungan emas?
Alasan respondent nasabah tabungan emas di PT. Pegadaian Cabang
Kaliwungu. Mereka beralasan bahwa investasi emas merupakan investasi
jangka panjang. Alasan berinvestasi tabungan emas di PT. Pegadaian Cabang
Kaliwungu, menurut para nasabah tabungan ini menguntungkan karena kita
membeli emas ke pegadaiian dengan harga jual disesuaikan dengan harga jual
emas saat itu. Alasan lain yang di sampaikan oleh nasabah, mereka memilih
tabungan emas dikarenakan kemudahan serta keamanan dalam berinvestasi.
Dengan maraknya investasi bodong di kalangan masyaraka, menurut nasabah
adanya tabungan emas merupakan angin segar bagi masyarakat yang
menginginkan investasi yang aman dan dapat di percaya.
2) Apa saja yang anda ketahui terkait produk – produk tabungan emas di
PT. Pegadaian Cabang Kaliwungu?
Seorang nasabah menjelaskan Miftahul Firdaus menjelaskan, Tabungan Emas
adalah emas batangan yang dimiliki Pemilik Rekening berdasarkan perjanjian
jual beli emas dan penitipan emas yang disetujui oleh Pegadaian dan Pemilik
Rekening. Dengan kata lain, tabungan emas merupakan layanan pembelian
dan penjualan emas dengan fasilitas titip.
3) Apa saja kelebihan tabungan emas di PT. Pegadaian Cabang Kaliwungu
menurut anda?
Dari penuturan para nasabah tabungan emas di PT. Pegadaian Cabang
Kaliwungu di dapatkan beberapa kelebihan:
a) Mudah dan Cepat Dicairkan
Nasaba mudah dicairkan dan digunakan ketika kamu membutuhkan uang
tunai.
b) Lebih Aman
Nasabah tidak perlu pusing soal keamanan dalam menyimpan sendiri
emas kamu bila menggunakan tabungan Emas dari Pegadaian, karena
emas kamu akan disimpan dengan aman oleh Pegadaian
c) Kemudahan Transaksi
Kamu tidak perlu datang langsung untuk menabung emas, karena bisa
dilakukan dengan cara transfer bank. Top up saldo tabungan emas dapat
dilakukan melalui ATM ataupun secara online melalui channel
perbankan, seperti internet Banking BRI, BNI M-Banking, Mandiri
Internet, dan Mandiri Mobile. Sehingga tidak perlu repot membuang
tenaga dan waktu untuk antre.
d) Bebas Pajak dan Aturan
Untuk saat ini, tidak ada nominal pajak yang akan dibebankan kepada
kamu atas kepemilikan tabungan emas. Sebanyak dan seberat apapun
emas yang kamu punya, tidak akan ada pajak maupun peraturan (undang-
undang) yang mengikat kamu. Hal ini tentulah berbeda dengan tabungan
berbentuk uang tunai. Bukan hanya pajak, kamu juga diwajibkan
menanggung beban administrasi setiap bulannya.
4) Menurut anda, apa saja kekurangan dari tabungan emas di PT.
Pegadaian Cabang Kaliwungu yang anda ketahui?
Dari penuturan para nasabah tabungan emas di PT. Pegadaian Cabang
Kaliwungu di dapatkan beberapa kekurangan:
a) Ada Berat Minimal untuk Dicairkan
Untuk mencetak atau mengambil emas batangan yang sudah Kamu
tabung, Kamu harus memiliki saldo dengan jumlah minimal emas
batangan 5 gram. Selain itu ada minimal saldo untuk membuka tabungan,
yakni 0,1 gram.
b) Terdapat Kurs Beli dan Kurs Jual
Di Pegadaian terdapat kurs beli dan kurs jual emas, sehingga bila kamu
menjaminkan tabungan emas maka akan terjadi selisih yang dikarenakan
perbedaan antara kurs beli dan kurs jual.
c) Ada Biaya Administrasi dan Biaya Fasilitas Titipan
Kamu akan dikenakan biaya administrasi awal sebesar Rp10.000 dan
biaya fasilitas titipan selama 12 bulan sebesar Rp30.000. Dan juga jika
kamu ingin memiliki emas dalam bentuk fisik, maka kamu akan
dikenakan biaya cetak.
5) Bagaimana langkah-langkah menabung tabungan emas di PT. Pegadaian
Cabang Kaliwungu?
Nasabah juga diharuskan mengisi formulir permohonan pembukaan rekening
tabungan emas dan melampirkan kartu identitas diri berupa KTP atau Paspor.
Pembukaan rekening tabungan emas akan dikenakan biaya Rp10.000 melalui
outlet Pegadaian. Penitipan emas di outlet Pegadaian tersebut pun akan
dikenai biaya sebesar Rp30.000 per satu tahun, dengan minimal
pembelian saldo adalah 0,01 gram. Kemudian, Biaya yang dikenakan untuk
mencetak emas adalah Rp100 ribu per gram untuk cetakan emas Antam, Rp60
ribu per gram untuk cetakan emas UBS, dan Rp50 ribu per gram untuk
cetakan Galeri 24
Pegadaian.
RESUM WAWANCARA KEPADA PETUGAS PT. PEGADAIAN
(PERSERO) CABANG KALIWUNGU

Daftar Respondent
NO NAMA NIK ALAMAT
1 Dedy A. Supriyadi 327104650493 XXXX Semarang
2 Agung 327604650192 XXXX Kendal

1) Apa yang dimaksud dengan tabungan emas yang ada di PT. Pegadaian
Cabang Kaliwungu?
Tabungan emas merupakan layanan penitipan saldo emas untuk
mempermudah masyarakat berinvestasi emas. Apabila emas yang ada di
dalam rekening tabungan emas telah mencapai 1 gram, para nasabah dapat
mencetaknya dalam bentuk fisik dan dibawa pulang.
2) Bagaimana cara nasabah membuat tabungan emas di PT. Pegadaian
Cabang Kaliwungu?
Untuk membuat rekening tabungan emas di Pegadaian, Anda dapat langsung
datang ke outlet Pegadaian di mana saja. Calon nasabah diharuskan memiliki
kartu identitas diri yang masih berlaku seperti KTP atau Paspor, mengisi
formulir pembukaan rekening tabungan emas, dan membayarkan biaya
transaksi tabungan emas.
3) Apakah ada tambahan biaya administrasi untuk membuat tabungan
emas di PT. Pegadaian Cabang Kaliwungu?
Pembukaan rekening tabungan emas akan dikenakan biaya Rp10.000 melalui
outlet Pegadaian. Penitipan emas di outlet Pegadaian tersebut pun akan
dikenai biaya sebesar Rp30.000 per satu tahun, dengan minimal
pembelian saldo adalah 0,01 gram. Serta biaya administrasi, Biaya yang
dikenakan untuk mencetak emas adalah Rp100 ribu per gram untuk cetakan
emas Antam, Rp60 ribu per gram untuk cetakan emas UBS, dan Rp50 ribu
per gram untuk cetakan Galeri 24 Pegadaian
4) Bagaimana cara transaksi untuk membeli emas dan menjual emas yang
nasabah miliki di tabungan emas di PT. Pegadaian Cabang Kaliwungu?
Mengutip Pegadaian, nasabah dapat melakukan top up atau menabung emas
melalui berbagai cara. Nasabah dapat menabung melalui outlet Pegadaian,
ATM, Aplikasi Pegadaian Digital, atau Agen Pegadaian terdekat. Transaksi
dapat dilakukan mulai dari 0,1 gram dan maksimal 100 gram per hari. Para
nasabah juga dapat mengirimkan saldo tabungan emas ke rekening lain
dengan biaya transfer Rp2.000 per transaksi melalui outlet Pegadaian, dan
tanpa biaya jika transfer dilakukan melalui aplikasi Pegadaian Digital. Saldo
emas yang dimiliki juga dapat dijual kembali minimal 1 gram dan maksimal
100 gram per hari. Penjualan kembali saldo emas tersebut dapat dilakukan
melalui outlet Pegadaian, atau via aplikasi Pegadaian Digital. Usahakan sisa
saldo minimal di dalam rekening setelah buyback adalah 0,1 gram agar
rekening tabungan tetap aktif. Di sisi lain, nasabah juga dapat
menggadaikan saldo emas untuk mendapatkan dana tunai. Gadai dapat
dilakukan melalui outlet Pegadaian, atau via aplikasi Pegadaian Digital.
Sementara itu, cetak fisik emas dapat dilakukan dalam bentuk emas batangan
Antam, UBS, atau Galeri 24 Pegadaian mulai dari pilihan kepingan 1, 2, 3,
5, 10, 25, 50, dan 100 gram. Namun, cetak emas tersebut hanya dapat
dilakukan di Pegadaian tempat pembukaan rekening. Pengambilan pun
hanya dapat dilakukan di Pegadaian tempat pembukaan rekening tabungan
emas.
5) Kelebihan apa saja yang ada di di tabungan emas di PT. Pegadaian
Cabang Kaliwungu?
a) Bisa Digadaikan dan Jadi Barang Jaminan
Keuntungan utama yang akan kamu dapatkan dengan menabung emas
melalui program Tabungan Emas dari Pegadaian adalah kamu bisa
menggadaikan dan menjadikan emas sebagai barang jaminan. Tentu saja,
ini adalah solusi terbaik yang bisa kamu pilih jika kamu membutuhkan
dana dalam waktu singkat. Cara menggadaikannya pun tidak sulit, karena
kamu bisa langsung datang ke kantor Pegadaian terdekat atau melakukan
proses gadai melalui aplikasi Pegadaian Digital Service.
b) Keamanan yang Pasti Terjamin
Keuntungan menabung emas melalui program Tabungan Emas di
Pegadaian lainnya adalah keamanannya lebih terjamin dibadingkan
dengan menyimpannya di rumah. Emas yang kamu tabung pun telah
diasuransikan sepenuhnya dari Pegadaian. Tak kalah pentingnya,
menabung emas di sini membuat kamu terhindar dari penipuan berkedok
investasi emas. Pasalnya, Pegadaian menjamin semua emas yang dijual
telah memiliki sertifikat.
c) Proses Pencairan Cepat
Kapan saja kamu membutuhkan dana dadakan, Pegadaian bisa membantu
kamu mendapatkannya dengan mencairkan tabungan emas yang kamu
miliki. Prosesnya pun terbilang cepat dan mudah, hanya membutuhkan
waktu 20 menit dan uang hasil pencairan sudah berada dalam genggaman
d) Pembelian Mulai dari 0,01 gram dengan Harga Terjangkau
Kamu tidak perlu menyiapkan banyak uang hanya supaya bisa menabung
emas di Pegadaian. Bahkan, cukup dengan Rp6.000-an, kamu sudah bisa
memulai Tabungan Emas pertamamu di sini. Di Pegadaian, kamu bisa
membeli emas mulai dari 0,01 gram hingga 100 gram setiap harinya.
Kamu pun bisa menambah pembelian emas seperti menabung pada
umumnya.
LAMPIRAN III DOKUMENTASI PENELITIAN
RIWAYAT HIDUP

BIODATA DIRI
Nama : Ayunda Fitri Mutia Dewi
TTL : Kendal, 9 Februari 1997
Alamat : Dkh. Podowaras 05/01 Ds.Sukomukyo 05/01 Kec.Kaliwungu
Selatan Kab.Kendal
No Hp : 081225266411
Email :Mutiaayu997@Gmail.Com

RIWAYAT PENDIDIKAN
SD N 2 PLANTARAN
SMP N 1 KALIWUNGU
SMA N 1 KALIWUNGU

MOTIVASI HIDUP
"Bahagia itu sederhana, kurangi keinginan, penuhi kebutuhan dan perbanyaklah
bersyukur."

Anda mungkin juga menyukai