Anda di halaman 1dari 71

SISTEM RESELLER PADA TRANSAKSI JUAL BELI ONLINE DALAM

PERSPEKTIF ETIKA BISNIS ISLAM

(Studi Kasus Usaha Online Orchidhiya Gallery Karawang)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana

Ekonomi Syariah (S.E)

Nama : Imas Maesyaroh

NIM : 16602021121063

EKONOMI SYARIAH

SEKOLAH TINGGI EKONOMI ISLAM BINA CIPTA MADANI

2020
SISTEM RESELLER PADA TRANSAKSI JUAL BELI ONLINE DALAM
PERSPEKTIF ETIKA BISNIS ISLAM

(Studi Kasus Usaha Online Orchidhiya Gallery Karawang)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana

Ekonomi Syariah (S.E)

Oleh:

Imas Maesyaroh

16602021121063

Pembimbing I Pembimbing II

Helmi Saftarijan, S.Hum., M.Pd. I Hilman Mi’roji, S. Pd., M.Pd.I

NIDN.2107018903 NIDN.2123098602

EKONOMI SYARIAH

SEKOLAH TINGGI EKONOMI ISLAM BINA CIPTA MADANI

2020
PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI

Skripsi yang berjudul “Sistem Reseller pada Transaksi Jual Beli Online dalam
Perspektif Etika Bisnis Islam (Studi Kasus Usaha Online Orchidhiya Gallery
Karawang)” telah diajukan dalam sidang Munaqasyah program studi Ekonomi
Syariah STEI Bina Cipta Madani pada tanggal 10 Oktober 2020. Skripsi ini telah
diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata
Satu (S1) pada Program Studi Ekonomi Syariah.

Karawang, 10 Oktober 2020

Mengesahkan

Ketua Program Studi

Helmi Saftarijan, S.Hum., M.Pd. I


NIDN.2107018903

PANITIA UJIAN MUNAQASYAH

1. Ketua : Dadan Nurdin, S.Ag., M.Si (...............................)


NIDN 2130127301
2. Pembimbing I : Helmi Saftarijan, S.Hum., M.Pd.I (...............................)
NIDN 2107018903
3. Pembimbing II : Hilman Mi’roji, S.Pd., M.Pd.I (...............................)
NIDN 2123098602
4. Penguji I : Drs. H. Darya., M.Pd (...............................)
NIDN 8827770018
5. Penguji II : Aria Zulkarnain, S.E., M.E (...............................)
NIDN 8883730017
MOTTO

َ َ‫ٰ ٓيا َ ُّي َها الَّ ِذي َْن ٰا َم ُن ْوا اَل َتأْ ُكلُ ْٓوا ا‬
ْ‫مْوا َل ُك ْم َب ْي َن ُك ْم ِب ْالبَاطِ ِل ِآاَّل اَن‬
‫هّٰللا‬
َ َّ‫اض ِّم ْن ُك ْم ۗ َواَل َت ْق ُتلُ ْٓوا اَ ْنفُ َس ُك ْم ۗ اِن‬ ٍ ‫ار ًة َعنْ َت َر‬ َ ‫َت ُك ْو َن ت َِج‬
‫ان ِب ُك ْم َر ِح ْي ًما‬ َ ‫َك‬
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan
harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
berlaku dengan suka sama suka di antara kamu dan janganlah kamu membunuh
dirimu, sungguh Allah maha penyayang kepadamu” (Al-Qur’an Surat An-Nisa 1
ayat 29 )

Man Jadda Wajada


( Siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil )

Man Shabara Zhafira


(Siapa yang bersabar pasti akan beruntung )

Man Saara Ala Ad- Darbi Washala


(Siapa yang menampaki jalan- Nya pasti akan sampai tujuan)

“Berangkat dengan penuh keyakinan, Berjalan dengan penuh keikhlasan”

PERSEMBAHAN
1
https://tafsirweb.com/1561-quran-surat-an-nisa-ayat-29.html diakses tanggal 22
Juli 2020
Alhamdulillah segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah
SWT atas nikmat dan karunianya atas setiap kemudahan dalam penelitian ini.
Sehingga dapat menyelesaikan skripsi tepat waktu sebagai syarat memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi (S.E). Sholawat serta salam ku curahkan kepada Nabi
Muhammad SAW karena dengan banyak bersholawat kepada baginda Nabi SAW
akan mendapat Syafa’at.

Ku Persembahkan Skripsi ini untuk :

1. Kedua orang tua penulis yakni Ibu dan Bapak Tercinta yang selalu
mendukung dan mendo’akan putrinya agar selalu diberi kemudahan dan
kelancaran dalam menggapai cita-cita selama menempuh pendidikan
Strata 1 di STEI Bina Cipta Madani Karawang.
2. Suami tercinta dan keluarga besar yang selalu setia dan tak henti memberi
support dan dukungan serta banyak membantu dalam pelaksanaan selama
proses penelitian ini berlangsung.
3. Bapak Helmi Saftarijan, S.Hum., M.Pd.I dan Bapak Hilman Mi’roji, S.Pd.,
M.Pd.I selaku Dosen Pembimbing yang selalu proaktif dalam memberikan
arahan, kritik dan masukkan sehingga skripsi selesai tepat waktu.
4. Bapak Dani Ramdani, S.Kom.,M.Kom dan Bapak Drs.H.Darya, M.Pd
yang selalu memberi semangat dan bimbingan yang tiada henti agar skripsi
ini dapat selesai tepat waktu.
5. Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan banyak ilmu kepada penulis
yang tak bisa disebutkan satu per satu.
6. Seluruh civitas akademika STEI Bina Cipta Madani yang tak lelah
memberi dukungan terutama adik kelas yang selalu jadi tim hore yang tak
henti mendo’akan.
7. Para sahabat yang tidak bisa disebutkan satu persatu terima kasih selalu
ada dalam suka dan duka. Aku bangga memiliki kalian.
8. Para Reseller dan konsumen Orchidhiya Gallery yang telah membantu
tersusunnya penelitian ini dengan bai
ABSTRAK

SISTEM RESELLER PADA TRANSAKSI JUAL BELI ONLINE


DALAM PERSPEKTIF ETIKA BISNIS ISLAM
(Studi Kasus Usaha Online Orchidhiya Gallery Karawang)

Oleh :
Imas Maesyaroh

Kata lain dari reseller dalam bisnis islam adalah samsarah. Samsarah
adalah perantara perdagangan antara supplier dengan konsumen, samsarah ini
juga dipakai oleh Usaha Online Orchidhiya Gallery Karawang. Tujuan yang
dipakai pada usaha ini adalah untuk menarik konsumen saat ini. Umumnya
dilakukan oleh penjual dan pembeli yang bertemu secara langsung. Metode
dengan menggunakan sistem reseller saat ini sudah umum digunakan oleh banyak
toko dan online shop. Salah satu toko yang menggunakan sistem reseller dalam
pemasaran barangnya adalah Orchidhiya Gallery. Dalam menggunakan sistem
dengan spesifikasi barang dan harga. Dalam penerapan sistem yang diberlakukan
tidak diimbangi dengan sanksi-sanksi atas pelanggaran order atau pemesanan.
Sehingga tak heran dalam jual beli sering terjadi antara pemilik toko, reseller
maupun komsumen. Maka dari itu penulis menggunakkan penelitian kualitatif
deskriptif. Sedangkan teknik pengumpulan data yaitu wawancara dengan
kuisioner dan dokumentasi yang bertujuan untuk mengetahui lebih mendalam
tentang penerapan sistem reseller pada usaha online orchidihiya gallery dalam
perspektif etika bisnis islam. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa jual beli
menggunakkan sistem reseller orchidhiya gallery merupakan transaksi yang
dijelaskan sifat-sifat benda atau barang yang diperjualbelikan, semua itu
dilakukan secara pesanan dan dalam transaksi tersebut reseller dan konsumen
tidak bertemu langsung tetapi harus sesuai pada prinsip etika bisnis islam.
KATA PENGANTAR

Puji syukur selalu kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
hidayah serta kasih sayang-Nya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
Sholawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi besar Muhammad SAW
dan semoga kita mendapatkan syafaat beliau dihari kiamat kelak.

Adapun judul skripsi ini “Sistem Reseller pada Transaksi Jual Beli Online dalam
Perspektif Etika Bisnis Islam” (Studi kasus usaha online Orchidhiya Gallery
Karawang). Skripsi ini ditulis dan diselesaikan sebagai salah satu persyaratan
untuk menyelesaikan studi pada program Strata Satu (S1) Jurusan Ekonomi
Syariah STEI Bina Cipta Madani guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
Syariah (S.E)

Penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan dan dorongan dari
berbagai pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi tersebut. Oleh
karena itu ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan apresiasi kepada
semua pihak yang terlibat atas penulisan skripsi ini. Secara khusus ucapan
terimakasih kepada :

1. Bapak Dadan Nurdin, S.Ag, M.Si selaku Ketua STEI Bina Cipta Madani
2. Bapak Drs. H. Darya, M.Pd selaku Wakil I bidang akademik STEI Bina
Cipta Madani
3. Bapak Helmi Saftarijan, S.Hum, M.Pd.I selaku Ketua prodi Ekonomi
Syariah STEI Bina Cipta Madani
4. Bapak Helmi Saftarijan,S.Hum., M.Pd.I dan Bapak Hilman Mi’roji,
S.Pd.,M.Pd.I selaku Dosen Pembimbing skripsi
5. Seluruh dosen STEI Bina Cipta Madani yang telah memberikan ilmu
pengetahuan dan bimbingan
6. Kepada kedua orang tua yang selalu mendukung cita-cita putrinya
7. Kepada suami yang selalu membantu dalam proses penelitian skripsi
8. Seluruh civitas akademika STEI Bina Cipta Madani yang telah memberi
do’a dan dukungan tiada henti
9. Kepada Reseller dan konsumen yang turut membantu kelancaran dalam
penulisan penelitian skripsi ini
10. Sahabat-sahabat seperjuangan angkatan 2016 STEI Bina Cipta Madani.

Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih terdapat kekurangan, dengan


demikian kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan demi memperbaiki
tulisan ini agar bisa bermanfaat bagi penulis sendiri serta masyarakat umum.

Karawang, 10 Oktober 2020

Penulis
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1

Gambar 4.2

Gambar 4.3

Gambar 4.4
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1
DAFTAR ISI

SISTEM RESELLER PADA TRANSAKSI JUAL BELI ONLINE DALAM


PERSPEKTIF ETIKA BISNIS ISLAM (Studi Kasus Usaha Online Orchidhiya
Gallery Karawang) .........................................................................................................ii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI....................................................................ii

MOTTO............................................................................................................................iii

PERSEMBAHAN.............................................................................................................iv

ABSTRAK........................................................................................................................iv

KATA PENGANTAR.......................................................................................................iv

DAFTAR ISI.....................................................................................................................iv

DAFTAR GAMBAR........................................................................................................vi

DAFTAR TABL...............................................................................................................vi

BAB I.................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.............................................................................................................1

1.1. Latar Belakang Masalah..........................................................................................1

1.2. Identifikasi Masalah................................................................................................5

1.3. Batasan Masalah......................................................................................................5

1.4. Rumusan Masalah...................................................................................................6

1.5. Tujuan Penelitian....................................................................................................6

1.6. Manfaat Penelitian..................................................................................................6

BAB II...............................................................................................................................8

KAJIAN PUSTAKA..........................................................................................................8

2.1. Kajian Teori............................................................................................................8


2.1.1. Pengertian Sistem Reseller............................................................................8

2.1.1.1 Syarat-syarat Sistem Reseller...............................................................8

2.1.1.2 Macam-macam sistem Reseller 8

2.1.2. Pengertian Sistem Tanggung Renteng..........................................................11

2.1.3. Unsur-unsur dalam Tanggung Renteng........................................................11

2.1.4. Syarat dan Ketentuan Kelompok Tanggung Renteng...................................12

2.1.5. Tanggung Renteng dalam Islam....................................................................13

2.1.6. Mekanisme Tanggung Renteng.....................................................................18

2.1.7. Berakhirnya Jaminan Tanggung Renteng......................................................20

2.1.8. Pengertian Bank Emok.................................................................................20

2.2 Review Penelitian Relevan....................................................................................20

2.3 Kerangka Pemikiran.........................................................................................21

BAB III............................................................................................................................22

METODE PENELITIAN.................................................................................................22

3.1. Metode Penelitian.............................................................................................22

3.2. Metode Penentuan Populasi atau sampel..........................................................23

3.3. Prosedur Pengumpulan Data............................................................................24

3.4. Metode Analisis....................................................................................................25

3.4.1. Teknik Analisis Data......................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................27
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Industri kreatif skala kecil atau Usaha kecil menengah merupakan salah satu
sektor yang memberikan kontribusi cukup besar terhadap perekonomian nasional.
Hal ini ditandai dengan adanya kemampuan untuk bisa bertahan dari krisis
ekonomi yang pernah terjadi pada tahun 1997. Seperti kebanyakan negara
berkembang lainnya indonesia berusaha maksimal untuk kesejahteraan
masyarakatnya. Untuk itu pengembangan pada sektor ekonomi menjadi tumpuan
utama agar taraf hidup rakyat terpenuhi. Pembangunan ekonomi di Indonesia
merupakan pengolahan kekuatan ekonomi rill dimana dapat dilakukan melalui
penanaman modal, penggunaan teknologi dan kemampuan berorganisasi atau
manajemen.2
Salah satu akses mencapai kesejahteraan tersebut salah satunya dengan
membina kewirausahaan pada usaha kecil menengah. Semangat kewirausahaan
atau berbisnis inilah yang harus dimunculkan dalam kehidupan masyarakat
Indonesia untuk mendapatkan kesejahteraan dan mengatasi pengangguran
diberbagai bidang. Bisnis sendiri merupakan istilah umum yang menggambarkan
aktivitas yang memproduksi barang dan jasa. Sehingga masyarakat mampu
menciptakan peluang bagi diri sendiri dan menarik keuntungan dari peluang
tersebut. Tentunya keuntungan yang diperoleh untuk memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari. Karena islam memberikan keleluasaan kepada kita untuk menjalankan
usaha atau bisnis yang tatanannya telah diatur dalam aturan Ekonomi Islam.

Ekonomi islam sebagai suatu ilmu pengetahuan yang lahir melalui proses
pengkajian keilmuan yang panjang. Pada awalnya terjadi sikap pesimis berkaitan

2
Khairandy,Ridwan, Perjanjian Franchise Sebagai Sarana Alih Teknologi, pusat studi hukum UII
Yogyakarta bekerjasama dengan yayasan klinik Haki, Jakarta,2004, hlm.132
dengan eksistensi ekonomi islam dalam kehidupan masyarakat saat ini. Hal ini
disebabkan pada masyarakat telah terbentuk pemikiran harus terdapat dikotomi
antara agama dan keilmuan termasuk ilmu ekonomi. Akan tetapi hal ini mulai
terkikis. Para ekonom barat pun mulai mengakui eksistensi ekonomi islam yang
menjadi sistem ekonomi alternatif yang mampu meningkatkan kesejahteraan
umat.3

Di era millenial saat ini tentunya ilmu pengetahuan dan teknologi semakin
modern dan berkembang pesat. Berbagai bentuk transaksi dalam berbisnis yaitu
transaksi jual beli yang belum dijumpai pembahasannya dalam ilmu fikih klasik
mulai bermunculan. Karena hal ini tentu kita sebagai umat muslim wajib
memperhatikan apakah munculnya hal tersebut sesuai dengan syariat dan prinsip
islam. Syariat inilah yang membedakan bisnis pada umumnya dengan bisnis
syariah. Inilah yang menjadi tantangan para wirausaha muslim bahwa islam
merupakan sistem yang sempurna dan memiliki strategi tepat dalam
mengembangkan roda bisnis di tengah persaingan yang terkadang menghalalkan
segala cara tanpa tuntunan muamalah yang mengacu pada etika-etika bisnis dalam
islam.

Muamalah merupakan hal yang krusial dalam keberlangsungan hidup manusia


sebagai makhluk sosial serta dalam ekonomi islam yang erat hubungannya dengan
jenis-jenis akad berdasarkan jumhur ulama. Transaksi tersebut mencakup inah
(transaksi yang pembayarannya di belakang) , urban ( transaksi jual beli dengan
pengikat uang muka), salam ( jual beli barang dengan cara pemesanan dengan
syarat-syarat tertentu dan pembayaran tunai terlebih dahulu secara penuh) serta
isthisna ( pemesanan barang dengan kriteria tertentu yang disepakati) dan
wakalah (perwakilan).4

Hal tersebut tercantum dalam Al-Qur’an Surat An-Nisa5 ayat 29 :

3
Al Arif,M.Nur Rianto, Pengantar Ekonomi Syariah Teori dan Praktek, cet.ke-1, Bandung,cv
Pustaka Setia,2015,hlm.18.
4
ibid
s ‫اط ِل آِاَّل اَ ْن‬ ِ َ‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذي َْن ٰا َمنُ ْوا اَل تَأْ ُكلُ ْٓوا اَ ْم َوالَ ُك ْم بَ ْينَ ُك ْم بِ ْالب‬
َ ‫اض ِّم ْن ُك ْم ۗ َواَل تَ ْقتُلُ ْٓوا اَ ْنفُ َس ُك ْم ۗ اِ َّن هّٰللا َ َك‬
‫ان بِ ُك ْم‬ ٍ ‫ارةً َع ْن تَ َر‬ َ ‫تَ ُك ْو َن ِت َج‬
‫ح ْي ًما‬
ِ ‫َر‬
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan
harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
berlaku dengan suka sama suka di antara kamu dan janganlah kamu membunuh
dirimu, sungguh Allah maha penyayang kepadamu”

Jual beli merupakan hal yang diperbolehkan berdasarkan Al-Qur’an, sunnah,


ijma dan Qiyas.. Tentu persoalan ini terdapat beberapa pandangan yang berbeda
karena muncul sistem jual beli yang semakin modern dan bersifat dinamis serta
inovatif sehingga tujuan jual beli pun semakin mudah untuk dicapai. Seperti
halnya transaksi jual beli yang dilakukan oleh Orchidhiya Gallery Karawang yang
mulai menerapkan sistem reseller agar semakin menarik. Reseller adalah
perantara dagang antara penjual dan pembeli. Menurut Fikih islam bisnis jual beli
dengan skema reselling diperbolehkan selama memenuhi ketentuan yang sudah
ditetapkan dalam kriteria hukum jual beli dalam islam. Reseller dalam islam
dinamakan Samsarah (simsar).6

Usaha online Orchidhiya Gallery telah berdiri sejak tahun 2015 yang bergerak
di bidang usaha aksesoris craft dan fashion. Seiring berjalannya waktu tepatnya
pada tahun 2018 mengalami kemajuan yang sangat signifikan dari segi
peningkatan penjualan. Hal ini menjadi motivasi bagi owner untuk menerapkan
sebuah sistem reseller tersebut dalam pemasaran orchidhiya gallery agar semakin
banyak yang mempromosikan produk-produk orchidhiya lewat sosial media
dengan melibatkan berbagai kalangan yang utamanya ingin memiliki pemasukan
tambahan tanpa harus mengeluarkan modal dan tempat untuk berjualan. Bisnis

5
https://tafsirweb.com/1561-quran-surat-an-nisa-ayat-29.html diakses tanggal 22
Juli 2020

6
Ibid
online di pilih oleh Orchidhiya Gallery karena memiliki keunggulan tersendiri
yang pemasarannya tidak mengenal ruang dan waktu dapat dilakukan dimana saja
dan kapan saja dalam 24 jam. Pangsa pasar dalam bisnis online tersebut semakin
meluas dan menggiurkan karena lebih praktis dalam bertransaksi.

Toko online Orchidhiya Gallery adalah salah satu fasilitas yang disajikan yang
memberikan kenyamanan dan efisiensi waktu tanpa harus bertatap muka dengan
pelanggan, mereka dapat membeli kebutuhan yang diinginkan tanpa
menghabiskan waktu dan tenaga sehingga kemudahan dalam toko online inilah
yang mudah diminati konsumen. Namun tidak mudah juga mengelola toko online
tersebut dikarenakan kurangnya kepercayaan calon pembeli pada toko online.
Yang menjadi ciri khas utama produk orchidhiya gallery yaitu, yang pertama
memasarkan dan menjual barang custom pada produk craft, barang yang baru di
produksi setelah adanya permintaan barang dari konsumen serta dilakukan
transaksi pembayaran uang muka di depan sebelum barang diterima oleh
konsumen dan terkadang ada yang langsung melakukan pelunasan pembayaran
sebelum barang di terima. Yang kedua, memasarkan barang di sosial media lewat
katalog bergambar sehingga konsumen tinggal memilih barang yang diminati dan
akan dibeli, setelah itu konsumen akan membayar sejumlah uang kepada reseller
orchidhiya sesuai kesepakatan yang berlaku.

Skema penjualan orchidhiya gallery sendiri dilaksanakan secara team.


Reseller cukup mengiklankan produk yang dipandu dan dikirimkan gambar
beserta harga melalui grup whatsapp oleh owner. Reseller diberikan harga khusus
sehingga mereka dapat menaikkan harga sesuai yang mereka mau. Reseller cukup
menginformasikan jika ada orderan masuk dan membayar sejumlah uang kepada
owner secara transfer dengan harga khusus yang telah disepakati. Kemudian
reseller mengambil barang tersebut dan reseller mengirimnya ke alamat tujuan
konsumen.

Dalam pengembangan strategi sistem reseller orchidhiya gallery


menggunakan metode SWOT untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang
dan ancaman sebagai bahan evaluasi berkala. Pada kegiatan transaksi jual beli
yang dilakukan oleh reseller orchidhiya gallery dan pada pelaksaaan transaksi
maupun skema penjualan di atas itulah peneliti perlu mengkaji lebih lanjut apakah
sudah sesuai dengan aturan yang berlaku dalam prinsip etika berbisnis yang diatur
dalam islam.

1.2

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas terdapat pokok permasalahan


dalam penelitian ini yaitu “Bagaimana Penerapan Sistem Reseller pada usaha
online Orchidhiya Gallery Karawang dalam Perspektif Etika Bisnis Islam.”

1.3 Batasan Masalah


Dalam dunia bisnis online terdapat beberapa metode dalam jual belinya
seperti reseller beserta akad transaksi yang digunakan sesuai dengan syariat
islam..
Sistem reseller tersebut tentu saja memiliki kelebihan dan kekurangan,
untuk itu agar pembahasan menjadi terarah dan tidak meluas. Peneliti
membatasi dengan hanya membahas : “Bagaimana sistem reseller ini bekerja
dan diterapkan dengan skema transaksi jual beli online yang sesuai pandangan
etika bisnis islam”.

1.4 Rumusan Masalah

Dari identifikasi dan batasan masalah tersebut peneliti merumuskan beberapa


permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini yaitu :

1. Bagaimana skema dari jual beli online dengan sistem reseller dalam usaha
online ?
2. Bagaimana jual beli online dengan sistem reseller dalam pandangan etika
bisnis islam ?

1.5 Tujuan Penelitian


Sugiono mengemukakan bahwa tujuan suatu penelitian adalah untuk
menemukan, mengembangkan dan membuktikan pengetahuan.7 Adapun yang
menjadi tujuan penulisan ini adalah :

1. Untuk mengetahui skema dan penerapan sistem reseller dalam usaha


online orchidhiya gallery karawang.
2. Untuk mengetahui penerapan sistem reseller pada transaksi jual beli
online yang sesuai pada perspektif etika bisnis islam

1.6 Manfaat Penelitian


a. Secara Teoritis
Dari tulisan ini diharapkan dapat dijadikan sumber bagi para
entrepreneur muda dan mahasiswa dalam mengambil keputusan dan
kreatifitas dalam berwirausaha tanpa harus memikirkan tempat,waktu dan
modal cukup dengan bergabung menjadi reseller dengan sistem jual beli
online.

b. Secara Praktis
1. Bagi Peneliti :
Sebagai media mengaplikasikan ilmu ekonomi syariah yang telah
di peroleh ke dalam dunia lapangan agar peneliti dapat memperluas
wawasan tentang sistem reseller dalam bisnis islam.
2. Bagi Akademisi :
Sebagai referensi yang baik dan bahan penelitian berikutnya yang
ingin mengetahui sistem reseller transaksi jual beli online dalam
etika bisnis islam.

3. Bagi Masyarakat :

7
Sugiono,Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D,
(Bandung:Alfabeta,2012),.hlm.90.
Sebagai media informasi dalam menyampaikan dan memberi
pemahaman tentang sistem reseller dalam jual beli yang sesuai
dengan etika bisnis islam di dalam perspektif Ekonomi Syariah.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori


2.1.1. Pengertian Sistem Reseller
Sistem berasal dari bahasa latin (systema) dan bahasa yunani (sustema)
adalah suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan
bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Istilah ini sering
digunakkan untuk menggambarkan suatu entitas yang berinteraksi. 8 Terdapat
beberapa pengertian dari sistem menurut para ahli, diantaranya:
a. Menurut Azhar Susanto sistem adalah kumpulan atau grup dari
subsistem/komponen/atau apapun baik fisik maupun non fisik yang
saling berhubungan satu sama lain dan dapat bekerjasama untuk
mencapai satu tujuan tertentu.9
b. Menurut Jogiyanto sistem juga dapat didefinisikan dengan pendekatan
prosedur dan komponen. Sistem dan prosedur adalah suatu kesatuan
yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Suatu sistem dapat
dibentuk jika didalamnya ada beberapa prosedur yang mengikutinya.10
c. Menurut Mulyadi menjelaskan bahwa sistem merupakan jaringan
prosedur yang dibuat menurut pattern atau pola yang terpadu untuk
melakukan kegiatan utama dari perusahaan atau organisasi, sedangkan
prosedur adalah urutan kegiatan klerikal, umumnya melibatkan orang
dalam satu departemen atau lebih yang dibuat sedemikian rupa untuk
menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang
terjadi berulang-ulang.11

Reseller merupakan seorang penjual barang yang menjual barang milik


orang lain ( barang bukan miliknya). Reseller sendiri memiliki arti (re: kembali ,
8
ibid
9
Susanto, Azhar ,Sistem Informasi Akuntansi, 2013,.hlm.22.
10
Jogiyanto, Analisis Desain Sistem Informasi, 2009,.hlm.5.
11
Mulyadi, Sistem Akuntansi, 2010,.hlm.5.
seller: menjual) yaitu menjual kembali.12 Kata lain dari Reseller dalam bisnis
islam adalah Samsarah. Samsarah ( simsar ) adalah perantara perniagaan antara
produsen dan konsumen atau orang yang menjualkan barang serta mencarikan
pembeli.13 Pada dasarnya reseller diatur dengan kebijakan pelaku usaha utama
atau dengan kesepakatan perjanjian yang telah dibuat dan disepakati. Menurut
Wirjono perjanjian adalah suatu hubungan hukum mengenai harta benda antar dua
pihak, dimana suatu pihak berjanji untuk melakukan sesuatu hal atau untuk tidak
melakukan suatu hal dan pihak yang lain berhak untuk menuntut pelaksanaan
perjanjian itu.14 Berdasarkan perjanjian tersebut antara pelaku usaha utama dan
reseller dapat disepakati bersama bagaimana pelaksanaan jual beli pada toko
online pelaku usaha utama.
Sistem Reseller merupakan salah satu bentuk E-commerce yang cara
transaksi dan promosinya dilakukan diberbagai media sosial online. Reseller
adalah menjual kembali sebuah barang dari supplier tanpa adanya stok barang
dengan komisi yang telah ditentukan sendiri atau dari supplier.15 Sistem yang
diterapkan reseller dalam ilmu manajemen termasuk sebagai strategi distribusi tak
langsung (indirect).Yaitu penyaluran atau penjualan barang dari produsen ke
konsumen melalui perantara reseller.16

2.1.1.1. Syarat-syarat Sistem Reseller

a. Jujur dan Amanah

b. Mempunyai handphone pribadi

c. Mempunyai akun online shop sendiri

d. Mempunyai rekening bank sendiri untuk pembayaran konsumen

e. Selalu ramah melayani calon pembeli


12
Juhrotul Khulwah, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Sistem Jual Beli Dropship”,
skripsi,fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga,2016,hlm.44.
13
M.Ali Hasan, Berbagai macam Transaksi dalam Islam, (Jakarta:PT. Raja Grafindo,
2004).ed.1,cet ke-2,h.289.
14
Wirjono Prodjodikoro, Azas-azas Hukum Perjanjian ,(Bandung:Mandar Maju,2011), hlm.4
15
Ahmad Syafi’i, Bisnis Dropshipping dan Reseller,(Jakarta: PT Alex Media Komputindo,2003),
hlm.3
16
Ibid
6. Selalu rajin cek postingan dan pemberitahuan ketentuan order.17

Menurut pemaparan tersebut sehingga peneliti memahami syarat-syarat


menjalankan suatu sistem yaitu harus memiliki handphone dan rekening sendiri
agar memudahkan mempromosikan maupun bertransaksi melalui media massa.

2.1.1.2 Macam-macam Model Reseller

1) Model Bagi Hasil

Model bagi hasil ini presentase yang didapat bisa mencapai 50% dan
semua produk bisa dijual, selain itu pada awal mula registrasi sistem reseller
kebanyakan menggunakkan berbayar terlebih dahulu atau dapat menambahkan
harga jual.18 Model bagi hasil rata-rata konsumen membayar terlebih dahulu
ketika memesan barang.

2) Model Jaminan

Model Jaminan ini menggunakkan jaminan uang untuk menjadi reseller.


Model memungkinkan pengelola dan pelaku bisnis tidak mau dirugikan oleh
reseller. Biasanya reseller memberikan uang DP (uang muka) yang ditentukan
kepada pengelola atau pelaku bisnis sehingga jika terjadi kecurangan oleh reseller
maka pengelola tidak dirugikan sepenuhnya. Model jaminan dilakukan untuk
mengurangi terjadinya kecurangan.19

3) Model Web Replika

Model ini memiliki kekhususan yang unik, web replika merupakan


website yang pengelola berikan kepada reseller sebagai media promosi secara
online, reseller akan menerima komisi jika pada web replika mereka terjadi
transaksi.20 Peneliti berpendapat bahwa model seperti ini keuntungannya didapat
dari suatu web yang dikelola supplier yang diberi nama web replika.

17
Nolza,”Syarat menjadi seorang Reseller” dalam https://googleweblight.com diunduh tanggal 02
November 2017
18
Ahmad Syafi’i, “Bisnis Dropshipping dan Reseller”,(Jakarta:PT Alex Media
Komputindo,2003),hlm.7
19
Ibid h.7
20
Ibid, h.7
4) Model Web Online

Model ini reseller bisa melakukan kebebasan di dalam produk, disamping


sepenuhnya dimanjakan dengan diskon harga, juga reseller dapat melakukan
penjualan sendiri dengan web online yang dimiliki.

5) Model Beli Jual

Pada model beli jual memiliki fasilitas yang mngedepankan pelayanan


reseller, reseller cukup melakukan pembelian yang telah ditentukan oleh
pengelola selanjutnya akan menjadi member dengan berbagai fasilitasnya,
disamping bisa bermain harga reseller juga mendapatkan diskon yang menarik.21

2.1.1.3 Tujuan Sistem Reseller

Tujuan sistem reseller yaitu yang pertama tentu saja karena modal yang
dikeluarkan tidak terlalu banyak, salah satu cara untuk membuka usaha dengan
modal kecil adalah dengan menjadi reseller dari sebuah barang yang dijual.
Kedua adalah memudahkan bertransaksi menggunakkan media elektronik di
zaman modern seperti saat ini.22

Banyak produsen yang menerapkan sistem reseller dan membuat syarat


serta ketentuan berlaku dalam sistem reseller pada usahanya tersebut. Sistem
Reseller memudahkan para wirausaha untuk menjalankan aktivitas usahanya
melalui media sosial yang dimanfaatkan untuk mendapat peluang kebutuhan
masyarakat yang lebih memilih cara yang praktis dalam melakukan pemesanan
barang yang diinginkan dengan cara transaksi online sesuai dengan perkembangan
teknologi saat ini.

Sementara itu terdapat Pengertian Sistem Reseller dalam Islam


diantaranya, menurut Sayid Sabiq (perantara) atau simsar adalah orang yang
menjadi perantara antara pihak penjual dan pembeli akan lebih mudah dalam
bertransaksi baik transaksi berbentuk jasa maupun barang.23 Menurut Hamzah

21
Ibid, h.7
22
Arddwira Dwi Puspita, “Memulai Bisnis dengan Sistem Reseller”, skripsi tahun 2012
23
Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah Jilid 12,(Bandung:PT.AL-MA’ARIF,1996), hlm.15
Yaqub samsarah (reseller) adalah pedagang perantara yang berfungsi menjualkan
barang orang lain dengan mengambil upah tanpa mengambil resiko. Dengan kata
lain reseller (simar) ialah penengah antara penjual dan pembeli untuk
memudahkan jual beli. Jadi Samsarah adalah antara biro jasa dengan pihak yang
memerlukan jasa mereka (produsen, pemilik barang) untuk memudahkan
terjadinya transaksi jual beli dengan upah yang telah disepakati sebelum
terjadinya akan kerjasama.24

Dalam hal ini, Yusuf Qardhawi berpendapat reseller bagi orang diluar
daerah diperbolehkan, karena dapat melancarkan keluar masuk barang dari luar
kedalam daerah dengan perantaraan reseller tersebut. Dengan demikian mereka
akan mendatangkan keuntungan bagi kedua belah pihak.25 Samsarah juga hampir
sama dengan Bai As-salam (pemesanan), dimana konsumen memesan barang
sesuai yang diinginkan dengan cara reseller menunjukkan detail barang.26

Sistem Reseller didalam fikih islam termasuk kedalam akad ijarah yaitu
suatu transaksi manfaat jasa orang lain dengan imbalan. Al-ijarah berasal dari kata
al-ajru yang berarti al-iwadhu (ganti).27 Dalam bentuk transaksi ini juga disebut
ba’i as-salam yaitu dengan menyerahkan uang tunai terlebih dahulu baru barang
belakangan. Menurut Mazhab Syafiiyah bisnis dengan sistem reseller dapat
melahirkan pemindahan kepemilikan dengan sekedar akad atau transaksi yang
disepakati. Sesuai dengan pendapat ulama yaitu “pembeli memiliki barang dan
penjual memiliki harga barang dengan sekedar akad jual beli yang sah dan tanpa
menunggu adanya serah terima.28

24
Hamzah Ya’qub, Kode Etik Dagang Menurut Islam,pola pmbinaan hidup dalam perekonomian,
(Bandung:CV Diponegoro,1992), hlm.269
25
Yusuf AL-Qardhawi, “Halal dan Haram dalam Islam”, terjemahan Mu’amlam Hamidy,
(Surabaya:Bina Ilmu,1993), hlm.150.
26
Sayyid Sabiq,Fiqih Sunnah,terjemahan A.Marzuki,jilid 13,(Bandung:Al-Ma’arif,1997), hlm.159.
27
Muhamad Abu Zahra,Ushul Fiqih,(Mesir:Dar Al-Fikri Ara,1998),h.27
28
Mausu’atu wizaratul auqaf,kementrian wakaf kuwait,juz 9,h.37
Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI dan standar syariah internasional
AAOIFI memperbolehkan serah terima barang secara non fisik (Al qabdh
alhukmi) yang menjadi standar adalah pemindahan kepemilikan.29

2.1.1.4 Syarat sahnya akad samsarah atau Reseller harus memenuhi


beberapa rukun, yaitu :

1. Al-Mutaqidaani (Reseller dan pemilik harta) untuk melakukan hubungan


kerjasama ini maka harus ada penengah (reseller) dan pemilik harta supaya
kerjasama berjalan lancar.

2. Mahall al-ta aqud (jenis transaksi yang dilakukan dan kompensasi). Jenis
transaksi yang dilakukan harus diketahui dan bukan barang yang mengandung
maksiat dan haram. Dan juga nilai kompensasi (upah) harus diketahui terlebih
dahulu agar tidak terjadi kesalahpahaman.

3. Al-Sighat (Lafadz atau sesuatu yang menunjukkan keridhoan atas transaksi


reseller tersebut. Supaya kerjasama tersebut sah maka kedua belah pihak harus
membuat sebuah akad kerjasama (perjanjian) yang memuat hak-hak dan
kewajiban kedua belah pihak.30

Ulama mazhab Hambali, Muhamad bin Ali Al Fath didalam kitabnya Al-
Muthalli, telah menyatakan definisi reseller yang dikenal dalam istilah fikih
adalah Samsarah atau dalal seraya menyatakan dari batasan-batasan reseller
diatas, menyimpulkan bahwa reseller itu dilakukan oleh seseorang terhadap orang
lain yang berstatus sebagai pemilik (malik). Bukan dilakukan oleh seseorang
terhadap reseller yang lain. Oleh karena itu samsarah ala samsarah tidak
diperbolehkan. Maksud dari uraian tersebut adalah Reseller yang menjual kepada
sesama reseller maka gugurlah kedudukannya sebagai orang tengah.31

29
Ibid
30
M.Ali Hasan, Berbagai macam Transaksi dalam islam (Fikih Muamalah), (Jakarta:PT Raja
Grafindo Persada, 2004, h.259
31
Rulita Haryani,Penerapan Sistem Reseller Perspektif Hukum Ekonomi Syariah,Institut Agama
Islam (IAIN) Metro, skripsi tahun 2018
Bermuamalah dengan sistem reseller dituangkan dalam Ushul Fikih
Qowaid Fiqhiyah yang menyebutkan berkenaan dengan keumuman ayat-ayat
muamalah, yaitu :

‫ فى المعا ملة اإلباحةإاألن يدل دليل على تحريمها‬‰‫ألصل‬


Artinya : “Hukum asal dalam semua bentuk muamalah adalah boleh dilakukan
kecuali ada dalil yang mengharamkannya”.

Kaidah diatas bersumber dari sabda Rasul riwayat Al-Bazzar dan Ath-Thabrani,
yang berbunyi :

“Apa yang dihalalkan Allah, maka hukumnya halal. Dan apa yang diharamkan
Allah maka hukumnya haram. Dan apa yang didiamkannya maka hukumnya
dimaafkan. Maka terimalah dari Allah pemanfaatannya. Sesungguhnya Allah
tidak melupakan sesuatu apapun. Hadits ini menunjukkan bahwa apa saja yang
belum ditunjuki oleh dalil yang jelas halal haramnya maka dikembalikan pada
hukum asalnya yaitu Mubah atau boleh. Hal tersebut juga tercantum dalam Al-
Qur’an Surat Al-Maidah32 ayat 1 :

ْ َّ‫وا ِب ْٱل ُعقُو ِد ۚ أُ ِحل‬


‫ت لَ ُكم بَ ِهي َمةُ ٱأْل َ ْن ٰ َع ِم إِاَّل َما‬ َ ‫ٰيَٓأَيُّهَا ٱلَّ ِذ‬
‰۟ ُ‫ين َءا َمنُ ٓو ۟ا أَ ْوف‬
ِ ‫د َوأَنتُ ْم ُح ُر ٌم ۗ إِ َّن ٱهَّلل َ يَحْ ُك ُم َما ي‬‰ِ ‫ص ْي‬
ُ‫ُريد‬ َّ ‫يُ ْتلَ ٰى َعلَ ْي ُك ْم َغي َْر ُم ِحلِّى ٱل‬
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. Dihalalkan
bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (Yang
demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang
mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut
yang dikehendaki-Nya.

32
Referensi: https://tafsirweb.com/1885-quran-surat-al-maidah-ayat-1.html
Tafsir Qur’an33 Surat Al-Ma’idah Ayat 1 sebagai berikut :

Ayat ini diturunkan sebelum Nabi Muhammad Saw pergi


melakukan  haji. Karena itulah dalam ayat ini dijelaskan mengenai hukum
haji yang disampaikan kepada kaum Muslimin. Dalam ayat ini
disinggung mengenai haramnya Hukum berburu binatang dalam keadaan
berihram. Tetapi poin yang utama dan penting ayat ini terletak di permulaan yang
justru juga merupakan permulaan surat ini. Poin itu menyebutkan
tentang pesan untuk menunjukkan  komitmen terhadap perjanjian yang dilakukan.
Perjanjian ini maknanya sangat luas mencakup perjanjian tertulis maupun lisan,
perjanjian dengan orang kuat atau lemah, perjanjian dengan kawan atau lawan dan
perjanjian dengan Tuhan atau manusia.

Menurut Islam dan berdasarkan ayat ini, seorang muslim harus komitmen dengan
perjanjian yang dilakukannya. Mereka harus setia pada isi perjanjian sekalipun
dengan orang musyrik atau jahat sekalipun. Komitmen ini harus ditunjukkan oleh
seorang muslim, pihak lain yang menandatangani perjanjian itu juga mentaati isi
perjanjian. Ketika mereka melanggar perjanjian, maka tidak ada komitmen bagi
seorang muslim untuk mentaati isi perjanjian.

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik :

1. Kaum Muslimin harus berpegang teguh dan komitmen terhadap semua

perjanjian  yang mereka lakukan dengan siapapun. Karena menaati


perjanjian  merupakan syarat Iman kepada Allah  SWT.

2. Pada musim haji, tidak hanya orang yang berhaji dijamin keamanannya,
tapi di kawasan Mekah binatangpun dijamin keamanannya. Islam
mengharamkan berburu atau membunuh binatang di sekitar Mekah.

Yang memerintahkan untuk menyempurnakan akad. Makna umum , mencakup


semua akad yang secara spesifik tak ada dalil yang melarangnya. Dan didalam
Surat An-Nissa ayat 29 :

33
Referensi: https://tafsirweb.com/1885-quran-surat-al-maidah-ayat-1.html
‫اض ِّم ْن ُك ْم ۗ َواَل‬ َ ‫م بَ ْينَ ُك ْم بِ ْالبَا ِط ِل آِاَّل اَ ْن تَ ُكوْ نَ تِ َج‬‰ْ ‫ياَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا اَل تَأْ ُكلُ ْٓوا اَ ْم َوالَ ُك‬
ٍ ‫ارةً ع َْن ت ََر‬

‫تَ ْقتُلُ ْٓوا اَ ْنفُ َس ُك ْم ۗ اِ َّن هّٰللا َ َكانَ بِ ُك ْم َر ِح ْي ًما‬

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan


harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
berlaku dengan suka sama suka di antara kamu dan janganlah kamu membunuh
dirimu, sungguh Allah maha penyayang kepadamu” Al-Qur’an Surat An-Nisa 34
ayat 29 .

yang memerintahkan saling ridho menjadi syarat transaksi. Selama ada kerelaan
dan tak ada dalil yang melarang suatu transaksi maka hukumnya boleh.35

Tafsir Qur’an Surat An-Nisa Ayat 29 sebagai berikut :

Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir atau Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al
Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah 29. Wahai orang-orang yang
beriman, janganlah kalian mengambil harta selain milik kalian dengan cara yang
diharamkan syariat, sepeti riba, judi, memalak, dan menipu. Namun kalian
diperbolehkan untuk mengambil harta mereka dengan melakukan perniagaan yang
berdasarkan pada kerelaan atau dengan kebaikan hati antara dua belah pihak, dan
berpegang teguh pada syariat.

At-Tijarah adalah tindakan jual-beli. At-Taradhi adalah transaksi antara dua orang
yang melakukan jual-beli tanpa adanya tipuan, tindakan menutupi kecacatan
barang, tindakan perjudian dan riba. Dan sebaiknya kalian tidak saling membunuh
dengan cara yang zalim dan penuh kebencian, tanpa dibenarkan oleh syariat. Dan
34
https://tafsirweb.com/1561-quran-surat-an-nisa-ayat-29.html diakses tanggal 22 Juli 2020

35
Duski Ibrahim, Al-Qawa’id Al-Fiqhiyah (kaidah-kaidah fikih),(Palembang:cv
amanah,2019),h.60
sebaiknya seseorang tidak bunuh diri. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih.
Bentuk akad reseller yang menjual jasa orang disebut ijarat al-zimmah atau upah
mengupah. Upah makelar atau reseller tersebut menurut undang-undang disebut
provisi dan dalam hal ini disebut courtage.36 Adapun hikmah adanya samsarah
atau reseller adalah manusia saling membutuhkan satu sama lain dalam
kehidupannya. Banyak orang yang belum mengerti cara membeli dan menjual
barang mereka maka diperlukan peranan orang lain yang berprofesi samsarah.
Pihak pemilik barang dari samsarah perlu membuat suatu syarat tertentu
mengenai jumlah keuntungan yang akan diperoleh pihak reseller. Boleh
mengambil dalam bentuk presentase (komisi) maupun mengambil kelebihan dari
harga yang ditentukan oleh pemilik barang dan itu semua tergantung pada
kesepakatan.

‫العا دة محكمة‬

Yang Artinya : “Adat kebiasaan itu, diakui sebagai sumber hukum”.37

Tentunya pada sistem Reseller atau samsarah sangat erat kaitannya dengan ilmu
fikih maupun kaidah-kaidah ushul fikih.

2.1.2. Pengertian Transaksi Jual Beli Online

Transaksi adalah suatu aktivitas perusahaan yang menyebabkan pada


posisi harta keuangan perusahaan, seperti menjual, membeli, membayar gaji dan
lain sebagainya, juga di artikan sebagai situasi atau kejadian yang melibatkan
unsur lingkungan dan dan mempengaruhi posisi keuangan. Setiap transaksi harus
dibuatkan keterangan tertulis seperti faktur atau nota penjualan yang disebut
dengan bukti transaksi.38

Beberapa pengertian Transaksi menurut para Ahli :


36
Ahmad Ichsan,lembaga perserikatan,surat-surat berharga,Aturan-aturan angkutan,
Jakarta:Pradnya Paramita,1993), h.33
37
M.Ali Hasan, Berbagai macam transaksi dalam islam ,(Jakarta:PT Raja Grafindo,2004) h.132.
38
Ibid
1. Menurut Sunarto Zulkifli, secara umum transaksi dapat diartikan sebagai
kejadian ekonomi atau keuangan yang melibatkan paling tidak 2 pihak
(seseorang dengan seseorang atau beberapa orang lainnya) yang saling
melakukan pertukaran , melibatkan diri dalam perserikatan usaha, pinjam
meminjam atas dasar suka sama suka ataupun atas dasar suatu ketetapan
hukum atau syariah yang berlaku. Dalam sistem ekonomi yang paradigma
islami, transaksi harus dilandasi oleh aturan hukum-hukum islam (syariah)
karena transaksi adalah manifestasi amal manusia yang bernilai ibadah
dihadapan Allah, yang dapat dikategorikan menjadi 2 yaitu transaksi halal
dan haram.39
2. Menurut Skousen, transaksi merupakan pertukaran barang dan jasa antara
(baik individu, perusahaan-perusahaan dan organisasi lain) kejadian lain
yang mempunyai pengaruh ekonomi atas bisnis.40
3. Menurut Azhar Susanto, transaksi merupakan peristiwa terjadinya
aktivitas bisnis yang dilakukan oleh perusahaan.41
4. Menurut Mursyidi, transaksi adalah kejadian yang terjadi dalam dunia
bisnis tidak hanya jual beli pembayaran dan penerimaan uang namun juga
akibat adanya kehilangan, kebakaran,arus dan juga peristiwa lain yang
dapat dinilai dengan uang.42

Suatu perusahaan agar mampu beroperasi harus terus melakukan sejumlah


aktivitas bisnis yang dalam hal demikian disebut sebagai transaksi misalnya
pembelian,penyimpanan,proses produksi dan juga penjualan. Adapun jenis-jenis
Transaksi sebagai berikut :

1. Transaksi Akuntansi

39
Sunarto Zulkifli,Dasar-dasar akuntansi Perbankan Syariah ,2003,h.10.
40
Skousen,Pengantar Akuntansi Keuangan,2007, h.71
41
Azhar Susanto, Sistem Informasi akuntansi,2013,h.8
42
Mursyidi,akuntansi dasar,2010,h.39
Transaksi Akuntansi adalah kejadian atau transaksi yang dilakukan
perusahaanyang terdapat suatu akibat dimana ada pertukaran antara sesuatu yang
memiliki nilai ekonomi bagi suatu perusahaan.43

2. Transaksi Non Akuntansi


Transaksi Non Akuntansi adalah suatu kejadian atau peristiwa. Namun
dalam transaksi non akuntansi tidak memberikan dampak pertukaran nilai
ekonomi bagi perusahaan yang melakukannya. Transaksi non akuntansi yaitu
transaksi internal dan transaksi eksternal.44

Transaksi ekonomi dalam islam diterapkan disetiap zaman, meskipun


teknologi semakin berkembang. Contoh transaksi ekonomi islam adalah :
a. Adanya Bank Syariah
b. Adanya Simpan Pinjam dengan tanpa bunga
c. Transaksi jual beli dengan online
d. Jual beli produk halal
e. Dan Sebagainya.45

2.1.2.1. Prinsip Pelaksanaan Transaksi Islami


Untuk dapat menerapkan ekonomi islam secara teknis ada beberapa hal
prinsip yang harus diperhatikan dan dipegang terus oleh umat islam. Prinsip dasar
ini menjadi patokan dalam perkembangan ilmu ekonomi dan transaksi kapanpun
dan dimanapun. Perkembangan teknologi dan juga berbagai ilmunya menuntut
manusia harus berpegang pada prinsip :

1. Adanya Akad atau perjanjian

43
Ibid
44
Ibid
45
Ibid
Adanya akad dalam pelaksanaan transaksi tercantum dalam firman Allah
dalamAl-Qur’an Surat Al-Ma’idah46 ayat 1 :

‫ص ْي ِد َوأَنتُ ْم حُ ُر ٌم ۗ ِإ َّن‬
َّ ‫ت لَ ُكم بَ ِهي َمةُ ٱأْل َ ْن ٰ َع ِم إِاَّل َما يُ ْتلَ ٰى َعلَ ْي ُك ْم َغ ْي َر ُم ِحلِّى ٱل‬ ۟ ُ‫ٰيَٓأَيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءامنُ ٓو ۟ا أَوْ ف‬
ْ َّ‫وا بِ ْٱل ُعقُو ِد ۚ أُ ِحل‬ َ
‫ُ ٱهَّلل َ يَحْ ُك ُم َما ي ُِريد‬

Yang artinya : “Hai orang-orang yang beriman penuhilah akad-akad itu.


Dihalalkan bagimu binatang ternak kecuali yang akan dibacakan kepadamu.
(Yang demikian itu) dan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang
mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut
yang di kehendakinya.”

Didalam ayat tersebut dijelaskan bahwa manusia harus memenuhi akad .


Hal ini juga berlaku dalam hal ekonomi. Akad atau perjanjian harus dilakukan
sebelum adanya transaksi. Untuk itu, dalam proses transaksi akan selalu ada
kesepakatan dalam penentuan harga, kualitas barang, syarat-syarat penjualan dan
pembelian barang, dan sebagainya.
Akad dilakukan bukan hanya formalitas melainkan menjamin hak-hak dari
setiap orang agar transaksi ekonomi tidak ada yang dirugikan sama sekali. Akad
juga berfungsi agar satu sama lain menjalankan dengan keterbukaan dan
transparansi sehingga di lain waktu tidak ada yang merasa dibohongi.47

2. Berniaga dengan jalan suka sama suka


Dalam sebuah transaksi termasuk transaksi ekonomi, pelaksanaannya
harus dijalankan atas dasar suka sama suka. Dalam transaksi tersebut tidak boleh
ada paksaan ataupun hati yang tidak ikhlas ketika melakukannya . Hal ini didasari
pada ayat Al-Qur’an Surat An-Nissa ayat 29.48

3. Larangan Penipuan

46
Q.s. Al-Ma’idah,Juz 6,ayat 1.
47
http://caknenang.blogspot.co,konsep simsarah dalam ekonomi islam,diunduh April 2011.

48
Ibid
Larangan penipuan dalam jual beli tercantum dalam hadits Nabi Muhammad
SAW49 yaitu :

ُ ‫ َو ْال َم ْك ُر َو ْال ِخدَا‬،‫ْس ِمنَّا‬


‫ع فِي الن‬ َ ‫َم ْن َغ َّشنَا فَلَي‬

Artinya : “Barangsiapa yang menipu,maka ia tidak termasuk golongan kami.


Orang yang berbuat makar dan pengelabuan, tempatnya di neraka”.

Hadits diatas menunjukkan bahwa kita dilarang melakukan transaksi jual beli
yang mengandung penipuan seperti membohongi kualitas barang, membayar tidak
utuh berjanji tidak ditepati dan sebagainya.

4. Prinsip Akuntansi dan Kejelasan transaksi


Prinsip transaksi ekonomi islam yang terakhir adalah adanya pencatatan dan
kejelasan transaksi. Prinsip ini harus dilakukan agar tidak terjadinya konflik,.erasa
tertipu atau pelaku transaksi yang kabur. Hendaklah ada saksi atau pencatatan
yang dipercaya agar transaksi ekonomi dapat dibuktikan dan tidak lupa begitu
saja.

2.1.2.2 Pengertian Jual Beli Online


Pengertian jual beli secara syara adalah tukar menukar harta dengan harta
untuk memiliki dan memberi kepemilikan. Jual beli atau perdagangan dalam segi
etimologi berarti menjual atau mengganti.50 Adapun pengertian jual beli menurut
istilah adalah tukar menukar barang atau barang dengan uang yang dilakukan
dengan jalan melepaskan hak milik dari yang satu kepada yang lain atas dasar
saling merelakan.51
Jual beli (al-bay’) secara bahasa artinya memindahkan hak milik terhadap
benda dengan akad saling mengganti.52 Jual beli atau dalam bahasa arab al-ba’i
menurut etimologi adalah tukar menukar sesuatu dengan sesuatu yang lain. 53
49
H.R Ibnu Hibban, (2:386), syaikh albani dalam ash-shahihah, no.1058
50
Abdul Rahman Ghazali, Ghufron Ihsan, Sapiudin Shidiq, Fiqih Muamalat, (Jakarta : Kencana
Prenada Media Group, 2010), hlm. 67
51
Ruf‟ah Abdulah , Fikih Muamalah, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), hlm. 65
52
Abdul Aziz Muhammad Azzam, Fiqh Muamalat,(sistem transaksi dalam islam) ,(Jakarta:Bumi
aksara,2010),hlm.23
53
Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalat, (Jakarta: AMZAH, 2015),hlm.173
Imam Taqiyudin mendefinisikan jual beli adalah tukar menukar harta, saling
menerima, dapat dikelola (tasharuf) dengan ijab dan qobul dengan cara yang
sesuai syariat islam. Sayid Sabiq mengartikan jual beli adalah tukar menukar
secara mutlak.54
Jual beli menurut para ahli sebagai berikut :
1. Menurut Wirjono Prodjodikoro jual beli adalah suatu persetujuan dimana
suatu pihak mengikat diri untuk menyerahkan suatu barang dan pihak lain
wajib membayar harga,yang dimufakati mereka berdua.55
2. Menurut Volmar sebagaimana dikutip oleh Suryodiningrat mengatakan
bahwa jual beli adalah pihak yang satu penjual (verkopen) mengikat
dirinya kepada pihak lainnya pembeli (loper) untuk memindahtangankan
suatu benda dalam eigendom dengan memperoleh pembayaran dari orang
yang disebut terakhir, sejumlah tertentu, berwujud uang.56

Jual beli menurut ulama mazhab sebagai berikut :

1. Hanafiah, sebagaimana dikemukakan oleh Ali Fikri dalam buku Ahmad


Wardi Muslich yang berjudul Fiqih Muamalat menyatakan bahwa jual
beli memiliki dua arti, pertama arti khusus: jual beli adalah menukar
benda dengan dua mata uang (emas dan perak) dan juga semacamnya atau
tukar menukar barang dengan uang atau semacamnya dengan cara yang
khusus. Kedua, arti umum: Jual beli adalah tukar menukar harta dengan
harta menurut cara yang khusus, harta mencakup zat barang atau uang.57

2. Malikiyah, pengertian jual beli yang umum adalah akad mu’awadhah


(timbal balik) atau selain manfaat dan bukan pula untuk menikmati
kesenangan. Yakni akad yang dilakukan oleh dua belah pihak yaitu

54
R. Subekti, Aneka Pejanjian, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1989), hlm
55
Wirjono Projodikoro, Hukum Perdata Tentang Persetujuan-persetujuan Tertentu ,
(Bandung:sumur,1991), hlm.11
56
R.M Suryodiningrat, Perikatan-Perikatan Bersumber Perjanjian,
(Tarsito:Bandung,Tarsito,1996),hlm.14
57
Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalat, (Jakarta: AMZAH, 2015), hlm.175
penjual dan pembeli yang objeknya bukan manfaat yakni benda. Jual beli
dalam arti khusus adalah akad mu’awadhah (timbal balik) atas selain
manfaat, objeknya jelas dan bukan utang.58

3. Syafi’iyah, memberikan definisi jual beli adalah akad yang mengandung


tukar menukar harta dengan harta dengan syarat yang diuraikan nanti
untuk memperoleh kepemilikan atas benda-benda atau manfaat waktu
selamanya.59

4. Hanabilah, memberikan definisi jual beli adalah tukar menukar harta


dengan harta, tukar menukar manfaat yang mubah dengan yang mubah
untuk waktu selamanya bukan riba dan utang.60

Jual beli dalam bahasa Indonesia berasal dari dua kata, yaitu jual dan beli.
Yang dimaksud dengan jual beli adalah berdagang, berniaga, menjual dan
membeli barang. Menurut pasal 20 ayat 20 Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah,
ba’i adalah jual beli antara benda dan benda atau pertukaran antara benda dengan
uang. 61

2.1.2.3 DASAR HUKUM JUAL BELI DALAM ISLAM

1. Al-Qur’an

Dasar hukum Al-Qur’an adalah aturan-aturan dari Allah yang diturunkan


melalui Nabi Muhammad SAW untuk umat islam yang bersifat paten. Dalam Al-
Qur’an Allah telah berfirman diantaranya :

‫ۚ َوأَ َح َّل ٱهَّلل ُ ْٱلبَ ْي َع َو َح َّر َم ٱل ِّربَ ٰو ۟ا‬

58
Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalat, (Jakarta: AMZAH, 2015), hlm.175-177
59
Ibid
60
Ibid
61
Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah :Fiqh Muamalah, (Jakarta : Kencana, 2012), hal.101
Yang Artinya : “ Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan
62
.riba.”(Q.S. Al-Baqarah:275)

ۚ ۟ ‫ْس َعلَ ْي ُك ْم ُجنَا ٌح أَن تَ ْبتَ ُغ‬


‫وا فَضْ اًل ِّمن َّربِّ ُك ْم‬ َ ‫لَي‬

Yang Artinya : “ Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezeki dari hasil
perniagaan) dari Tuhanmu.” (Q.S. Al-Baqarah:198).63

Dasar hukum jual beli yang bersumber dari Al-Qur’an ini bersifat
universal dan bisa mewakili berbagai transaksi muamalah terutama transaksi jual
beli yang dilakukan oleh umat manusia.

3. Al-Hadits
Dasar hukum jual beli yang bersumber dari hadist diantaranya, Nabi SAW
bersabda :

‫ير َوالتَّ ْم ُر بِالتَّ ْم ِر َو ْال ِم ْل ُح‬


ِ ‫ض ِة َو ْالبُرُّ بِ ْالبُ ِّر َوال َّش ِعي ُر بِال َّش ِع‬
َّ ِ‫ضةُ بِ ْالف‬
َّ ِ‫ب َو ْالف‬
ِ َ‫ال َّذهَبُ بِال َّذه‬
‫َاف فَبِيعُوا َك ْيفَ ِش ْئتُ ْم‬ ُ ‫ت هَ ِذ ِه اأْل َصْ ن‬ ْ ‫ح ِم ْث ًل ِ ِم ْث ٍل َس َوا ًء بِ َس َوا ٍء يَدًا بِيَ ٍد فَإ ِ َذا‬
ْ َ‫اختَلَف‬ ِ ‫بِ ْال ِم ْل‬
‫إِ َذا َكانَ يَدًا بِيَد‬

Artinya : “Menukarkan emas dengan emas, perak dengan perak, gandum burr
dengan gandum burr, gandum sya’ir dengan gandun sya’ir,kurma dengan kurma,
garam dengan garam adalah termasuk akad riba, kecuali dengan dua syarat : 1).
Sama ukurannya. 2).Dilakukan secara tunai. Namun jika jenisnya berbeda (dan

62
Referensi: https://tafsirweb.com/1041-quran-surat-al-baqarah-ayat-275.html
63
Referensi: https://tafsirweb.com/721-quran-surat-al-baqarah-ayat-198.html
masih dalam satu kelompok) maka tukarlah sekehendakmu dengan satu syarat
yaitu harus diserahkan secara tunai.”(HR.Muslim)64

ُّ‫ أَي‬: ‫ئِ َل‬‰‫لَّ َم ُس‬‰‫ ِه َو َس‬‰‫لَّى هَّللا ُ َعلَ ْي‬‰‫ص‬ َّ ِ‫هُ { أَ َّن النَّب‬‰‫ َي هَّللا ُ َع ْن‬‰‫ض‬
َ ‫ي‬ ِ ‫ع َْن ِرفَا َعةَ ْب ِن َرافِ ٍع َر‬
ُ‫ َّح َحه‬‰ ‫ص‬ َ ‫}ر َواهُ ْالبَ َّزا ُر َو‬ ٍ ‫ َو ُكلُّ بَي ٍْع َم ْبر‬، ‫ َع َم ُل ال َّر ُج ِل بِيَ ِد ِه‬: ‫ال‬
َ ‫ُور‬ ْ َ‫ب أ‬
َ َ‫طيَبُ ؟ ق‬ ِ ‫ْال َك ْس‬
‫ْال َحا ِك ُم‬

Artinya : “Dari Rifa’ah ibnu Rafi, bahwa Nabi SAW, pernah ditanya : Pekerjaan
apakah yang paling baik? Beliau bersabda: Pekerjaan yang seseorang dengan
tangannya dan tiap-tiap jual beli yang bersih.”(HR.Al-Bazzar, hadist shahih
menurut Hakim).65

4. Ijma dan Qiyas


Ijma adalah kesepakatan para ulama dalam menetapkan suatu hukum-hukum
dalam agam islam berdasarkan Al-Qur’an dan hadist didalam suatu perkara yang
terjadi.66
Para ulama telah Ijma (sepakat) atas perkara bolehnya jual beli, adapun qiyas
yaitu dari satu sisi bahwa kebutuhan manusia mendorong kearah perkara jual
beli,karena kebutuhan manusia berkaitan dengan apa yang ada pada orang lain
baik berupa harga ataupun sesuatu yang dihargai (barang dan jasa) dan dia tidak
dapat mendapatkannya kecuali dengan menggantinya dengan sesuatu yang lain,
maka jelaslah hikmah itu menuntut dibolehkannya jual beli untuk sampai kepada
yang di kehendaki.67

2.1.2.4. Rukun dan Syarat Jual Beli68


1. Ijab wa qobul (Ijab ungkapan yang keluar dari pembeli) dan qobul ungkapan
persetujuan dari penjual.

64
Ibnu Hajr Al-Asqalani, Bulugh al-Maram, Khalifaurrahman dkk, (Depok:Gema Ansani,2013),
hlm.352
65
Ibn Hajar Al-Asqalani, Bulughul Maram, A. Hassan, Hadist, ke-800 Bab Buyu’, (Bangil:Pustaka
Taman,1985),hlm.398.
66
Wikipedia, “Ijmak”, https://id.m.wikipedia.org/wiki/ijmak, “diakses pada” 15 Agustus 2017
67
Ibid
68
Syukri Iskak, Sistem Perbankan Syariah di Indonesia, hlm 169.
2. Pihak yang berakad artinya ada secara jelas pihak yang membeli dan menjual.
3. Barang(objek) yang diakadkan. Syarat barang yang diperjualbelikan itu harus
bersih (suci),dapat dimanfaatkan,sepenuhnya milik pihak yang berakad,dapat
diserahterimakan, diketahui harga dan jenis barangnya secara jelas dan berada
ditangan yang berakad.
4. Kesaksian,Allah memerintahkan perlunya saksi dalam jual beli,supaya jual beli
terlaksana dengan baik dan benar sesuai syariat islam.

2.1.2.5. Pengertian Jual Beli Online

Jual beli online sering disebut juga dengan online shopping,atau jual beli
melalui media internet. Menurut Alimin (2004:7) mendefinisikan jual beli online
sebagai suatu set dinamis teknologi, aplikasi dan proses bisnis yang
menghubungkan perusahaan,konsumen,komunitas tertentu melalui transaksi
elektonik dan perdagangan barang,pelayanan dan informasi yang dilakukan secara
elektronik.69
Transaksi jual beli online disebut juga e-commerce. E-commerce adalah
satu set teknologi dinamis, aplikasi dan proses bisnis yang menghubungkan
perusahaan ,konsumen serta komunitas tertentu melalui media elektronik berupa
perdagangan jasa maupun informasi yang dilakukan melalui media elektronik.70
E-commerce meliputi transfer dana secara elektronik,pertukaran dan pengumpulan
data. Semua diatur dalam manajemen inventory otomatis.71 Jual beli online
merupakan suatu kegiatan jual beli dimana penjual dan pembelinya tidak harus
bertemu untuk melakukan negosiasi dan transaksi komunikasi seperti chat,telpon
dan sebagainya.72
1. Unsur Jual Beli Online
Pada transaksi jual beli melalui internet,para pihak terkait
didalamnya melakukan hubungan hukum yang dituangkan melalui suatu
69
Ibid,Alimin,2004,hlm.7
70
Onno w Purbo dan Anang Arief Wahyudi. Mengenal e-Commerce (Jakarta: Alex Media
computendo, 2000). h. 13. 3
71
Jony Wong. Internet Marketing for the Beginer. (Jakarta, Kompas Gramedia,2010),hlm.23
72
Ibid
bentuk perjanjian atau kontrak yang dilakukan secara elektronik (ITE)
disebut sebagai kontrak elektronik yakni perjanjian yang dimuat dalam
dokumen elektronik atau media elektronik lainnya. Pelaku usaha yang
menawarkan barang atau jasa secara elektronik wajib menyediakan
informasi mengenai syarat-syarat kontrak,produsen dan produk secara
lengkap dan benar.73 Adapun unsurnya sebagai berikut :
a. Ada kontrak dagang
b. Kontrak itu dilaksanakan dengan media elektronik
c. Kontrak itu terjadi dalam jaringan publik
d. Sistemnya terbuka yaitu dengan internet World Wide Web
(www)
e. Kehadiran fisik dari para pihak tidak diperlukan
f. Kontrak itu terlepas dari batas, yudiksi nasional.74

2. Dasar Hukum Jual Beli Online


Hukum dasar jual beli online sama seperti Akad jual beli dan akad salam,
hal ini diperbolehkan dalam islam. Bisnis online dinyatakan haram
apabila:
a. Sistemnya Haram,seperti money gambling. Karena judi itu haram baik
didarat maupun diudara (online)
b. Barang atau jasa yang menjadi objek transaksi adalah barang yang
diharamkan.
c. Transaksi yang melanggar perjanjian atau unsur penipuan.
d. Hal lainnya yang tidak membawa kemanfaatan tapi justru
mengakibatkan kemudhorotan.

Menurut islam bisnis online diperbolehkan selama tidak


mengandung unsur-unsur yang dapat merusaknya seperti
riba,kedzoliman,penipuan,kecurangan dan sejenisnya. Sebagai seorang
73
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi elektronik.
74
http://kanalhukum.id/liputan/jual beli online sudah-tercantum dalam undang-undang-
nomor 7 tahun 2014 tentang perdagangan/h.162
muslim aktifitas jual beli adalah aktifitas muamalah yang diatur oleh
Al-Qur’an dan sunnah. Ibnu Katsir menjelaskan tentang ayat 29 dari
surat Annisa bahwasanya Allah SWT melarang hamba-hambaNya
yang beriman memakan harta sebagian mereka terhadap sebagian
lainnya dengan bathil yaitu dengan berbagai macam usaha yang tidak
syar‟i seperti riba, judi dan berbagai hal serupa yang penuh tipu daya,
sekalipun pada akhirnya cara-cara tersebut berdasarkan keumuman
hukum syar’i tetapi diketahui oleh Allah dengan jelas bahwa
pelakunya hendak melakukan tipu muslihat terhadap riba.75
Transaksi berlangsung dalam satu waktu sedangkan kedua belah
pihak berada ditempat yang berjauhan, hal ini dapat dierapkan pada
transaksi melalui telepon seluler, maka ijab dan qobul yang terjadi
adalah langsung seolah-olah keduanya berada dalam satu tempat.76

3. Akad dalam transaksi jual beli online


Akad dalam transaksi jua beli online berbeda dengan akad secara
langsung. Transaksi elektronik biasanya menggunakkan akad secara
tertulis. Barang dipajang dilaman internet dengan dilabeli harga.
Kemudian bagi konsumen ataun pembeli yang mengkhendaki maka
mentransfer uang sesuai dengan harga yang tertera dan ditambah dengan
biaya pengiriman.77 Ulama mengisyaratkan suatu majelis dalam sebuah
transaksi, kecuali dalam hibah, wasiat, dan wakalah. Selain itu
diisyaratkan pula keberlangsungan ijab dan qabul dengan mengacu pada
kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat tertentu. Hanya saja jumhur
ulama dan kalangan Syafi‟iyyah tidak diisyaratkan qabul langsung
diucapkan pihak penerima tawaran. Apabila ijab atau tawaran dilakukan
atau dinyatakan melalui tulisan atau surat naka qabul harus dilakukan atau

75
M. Abdul Ghoffar E.M, Tafsir Ibnu Katsir Jilid 2 (Bogor: Pustaka Imam As-Syafi’i,2004),h.280
76
Erwandi Tarmizi. Harta Haram Muamalat Kontemporer, (Bogor:PT Berkat Mulia
Insani,2017).h.264
77
Imam Mustofa, 2016. h. 14
diucapkan di tempat antara ijab dan qabul serta tidak adanya indikasi
pengingkaran antara keduanya.78
Dalam transaksi jual beli online biasanya didahului oleh penawaran
jual beli. Sebelum itu mungkin terjadi penawaran melalui online ,website
maupun akun sosial media pemilik usaha. Produk yang dijual pada model
transaksi ini disebut Order Form dan shopping cart. Order form adalah
format pemesanan yang berupa format pemesanan yang berisi spesifikasi
barang yang dipesan cara pembayaran dan informasi lain yang berkaitan
dengan proses jual beli yang dilakukan, Secara ringkas dalam online order
ada beberapa tahapan yang dilakukan yaitu find it, explore it ,select it,buy
it, dan ship it. (Asnawi,2004:29)79

2.1.3 Pengertian Perspektif Etika Bisnis Islam


Perspektif adalah kerangka konseptual,perangkat asumsi, perangkat nilai
dan perangkat gagasan yang mempengaruhi persepsi seseorang sehingga pada
80
akhirnya akan mempengaruhi tindakan seseorang dalam situasi tertentu.
Pengertian perspektif atau sudut pandang sebenarnya dapat diartikan sebagai cara
seseorang dalam menilai sesuatu yang bisa dipaparkan baik secara lisan maupun
tulisan.81
Pengertian Perspektif menurut para tokoh sebagai berikut82 :
1. Menurut Martono, perspektif adalah suatu cara pandang terhadap suatu
masalah yang terjadi,atau sudut pandang tertentu yang digunakkan
dalam melihat suatu fenomena.
2. Menurut Ardianto dan Q-aness, perspektif adalah cara pandang atau
sudut pandang kita terhadap sesuatu.

78
Ibid.h.14
79
Ahliwan Ardhinata, keridhaan dalam jual beli online,Fakultas konomi dan bisnis, Universitas
Airlangga, skripsi tahun 2015
80
Ibid Joel M Charon
81
Ibid
82
http://www.definisimenurutparaahli.com/pengertian-perspektif-atau-sudut-
pandang/diakses tanggal 22 Juli 2020
Etika adalah suatu studi mengenai perbuatan yang sah, benar dan pilihan
moral yang dilakukan oleh seseorang.  Secara etimologi (bahasa) “etika “ berasal
dari kata bahasa Yunani ethos . Dalam bentuk tunggal, “ethos” berarti tempat
tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan, adat, akhlak, perasan,
cara berpikir. Dalam bentuk jamak, ta-etha  berarti adat kebiasaan. Dalam istilah
filsafat, etika berarti ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang
kebiasaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, etika adalah ilmu pengetahuan
tentang asas-asas akhlak.83 Dalam Al-Qur’an etika berasal dari kata khuluq yang
berarti kebiasaan atau perangai. 84

Etika bisnis islam adalah serangkaian aktivitas bisnis islam dalam berbagai
bentuknya yang tidak dapat dibatasi jumlah kepemilikan harta (barang/jasa)
termasuk profitnya namun dibatasi dalam cara memperolehnya dan
pendayagunaan hartanya karena aturan halal haram.85 Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia ,bisnis diartikan sebagai usaha dagang, usaha komersial didunia
perdagangan dan bidang usaha.86Sedangkan secara etimologi bisnis berarti
keadaan dimana seseorang atau sekelompok orang sibuk melakukan pekerjaan
yang menghasilkan keuntungan.87

Etika memiliki peran penting dalam sebuah bisnis. Etika mengajarkan


manusia untuk menjalin kerjasama,tolong menolong dan menjauhkan diri dar
sikap iri,dengki,dendam serta hal-hal yang tidak sesuai dengan syariat islam. 88
Etika bisnis islam menurut Mustaq Ahmad adalah ilmu tentang apa yang baik dan
apa yang buruk,tentang hak dan kewajiban moral atau akhlak yang bertujuan
untuk mendidik moralitas manusia dalam perdagangan yang meliputi baik
perdagangan barang maupun perdagangan jasa yang mengacu pada Al-Qur’andan
hadits.89

83
Muhammad Mufid, Etika dan Filsafat Komunikasi, Jakarta: Kencana Prenada Media
Group,2009,Cet .1, h.173.
84
Muhammad,   Etika   Bisnis   Islami,   Yogyakarta:   UPP-AMP YKPN, 2004, h. 38.
85
Johan Arifin,etika bisnis islami,(Semarang:Waliongo press,2013),h.154
86
Muhammad Ismail Yunanto, Menggagas Bisnis Islami,(Jakarta:Gema Insani,2002),h.15
87
Abdul Aziz, Etika Bisnis Perspektif Islam, (Bandung : Alfabeta, 2013), h. 28
88
Yusuf Qordhawi, Norma dan Etika Ekonomi Islam, Jakarta: Gema Insani Press,1997, h.
89
Mustaq   Ahmad,   Etika   Bisnis   Dalam   Islam,   Jakarta,  Pustaka Al-Kautsar, 2001, h. 152.
Sebagaiman firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al-Hasyr90 ayat 188 :

‫وا ٱهَّلل َ ۚ إِنَّ ٱهَّلل َ َخ ِبي ۢ ٌر‬


۟ ُ‫ت ل َِغ ٍد ۖ َوٱ َّتق‬ ُ ‫وا ٱهَّلل َ َو ْل َت‬
ْ ‫نظرْ َن ْفسٌ مَّا َق َّد َم‬ ۟ ُ‫وا ٱ َّتق‬ َ ‫ٰ َٓيأ َ ُّي َها ٱلَّذ‬
۟ ‫ِين َءا َم ُن‬

َ ُ‫ِب َما َتعْ َمل‬


‫ون‬

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan


hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya hari esok
(akhirat) : Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah maha mengetahui
apa yang kamu kerjakan.

2.1.3.1. Prinsip-prinsip Etika Bisnis Islam91


1. Unity (Tauhid)
2. Keseimbangan (keadilan/equilibrium)
3. Kehendak bebas (ikhtiar/freewill)
4. Pertanggungjawabab (responsibility)
5. Kebajikan (ihsan)

2.1.3.2. Fungsi Etika Bisnis Islam


1. Menyelaraskan berbagai kepentingan dalam dunia bisnis
2. Melakukan perubahan kesadaran masyarakat tentang bisnis islam
3. Memberikan solusi untuk berbagai permasalahan bisnis di era modern.

Bisnis islam dapat diartikan sebagai serangkain aktivitas bisnis dalam


berbagai bentuknya yang tidak dibatasi jumlah kepemilikan (barang/jasa)
termasuk profit namun dibatasi dari cara memperolehnya dan pendayagunaan
hartanya karena aturan halal dan haram.

2.2 Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu

Tinjauan (review) kajian terdahulu merupakan penelitian relevan yang


berisi tentang hasil penelitian terdahulu mengenai permasalahan yang akan di kaji.

90
Referensi: https://tafsirweb.com/10816-quran-surat-al-hasyr-ayat-18.html
91
Ibid
Di dalam kajian pustaka ini peneliti memaparkan karya ilmiah terkait dengan
pembahasan terdahulu. Penelitian yang dilakukan oleh Mochamad Rizki Arwidya
yang berjudul “Analisis Pengaruh harga, jenis media promosi dan kinerja reseller
terhadap pembelian toko online (studi kasus pada konsumen Toko Hijab fashion
online).” 92 Penelitian yang dilakukan oleh rizki menekankan pada pengaruh harga
produk,jenis produk penjualan dan kinerja dari para reseller untuk menarik minat
konsumen.Perbedaan dengan yang peneliti kaji yaitu pada jenis benda yang
diperjualbelikan berupa craft dan aneka fashion sedangkan Mochamad Rizki
produk hijab.

Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Sapto Agung Nugroho yang


berjudul “Strategi reseller dalam pemasaran online produk lokal”. Penelitian ini
membahas tentang optimalisasi usaha reseller dan strategi pemasaran produk
lokal tersebut.93 Skripsi ini berbeda dengan yang akan diteliti letak perbedaan
yang peneliti bahas pada sistem reseller yang merupakan salah satu bentuk strateg
marketing yang mungkin didalam sistem reseller ini terdapat yang belum sesuai
dengan perspetif etika bisnis islam. Peneliti membahas masalah yang akan dikaji
adalah masalah yang belum pernah dibahas sebelumnya.

Penelitian yang dilakukan oleh Nur Indah Fitriana yang berjudul


“Pelaksanaan jual beli antara pelaku usaha utama dan reseller dalam sistem
transaksi online di Raisa Garage”. Mengulas tentang kontrak elektronik dengan
pelaksanaan jual beli online untuk para reseller sesuai dengan kontrak tersebut,
hal-hal sebagai berikut, potongan harga reseller,katalog dan tips jualan online
untuk reseller serta menggunakkan metode penelitian kualitatif disini Nur Indah
hanya terfokus pada 2 objek tanpa menarik dari sudut pandang syariah.

Penelitian yag dilakukan oleh Risa Febriana yang berjudul “Pengaruh


penggunaan handphone terhadap aktivitas reseller”94 penelitian ini
92
Mochamad Rizki Ardwidya, Analisis Pengaruh Harga, Jenis Media Promosi dan Kinerja
Reseller terhadap Pembelian pada Toko Online, Skripsi UIN Sunan Kalijaga, 2014.
93
Fitroh Agung Sabdo Nugroho, Strategi Reseller dalam Pemasaran Online Produk Lokal, Skripsi
STAIN Purwokerto, 2015.
94
Risa Febriana, Pengaruh Penggunaan Handphone terhadap Aktivitas Reseller, Skripsi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.
mengemukakan tentang pengaruh handphone terhadap reseller online sesuai
kebutuhan untuk bertransaksi maupun meningkatkan aktifitas penjualan online.
Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Rulita Haryati yang berjudul
“Penerapan sistem reseller perspektif ekonomi syariah yang membahas tentang
hukum halal haram dalam sebuah sistem reseller dan mengacu pada prinsip
hukum syariah yang melakukan studi kasus pada toko offline secara langsung
bukan online.95 Dapat diketahui bahwa peneliti memiliki kajian yang berbeda
walaupun beberapa fokus pada tema-tema tertentu. Akan tetapi penelitian yang
akan dikaji oleh peneliti lebih fokus pada penerapan sistem reseller dengan akad
transaksi pada jual beli online yang menarik sudut pandang kesesuaian dengan
etika bisnis islam yaitu pada studi Kasus pada usaha online Orchidhiya Gallery.

2.3 Kerangka Pemikiran


Aspek yang akan diteliti pada penelitian ini adalah mendalami tentang apa
pengertian serta bagaimana praktek sistem reseller yang diterapkan pada usaha
online Orchidhiya Gallery yang belum banyak diketahui kaidahnya dalam islam
secara umum maupun spesifik dalam kajian fikih muamalah maupun dalam ushul
fikih apakah sudah memenuhi syarat-syarat jual beli online secara sah berdasarkan
prinsip-prinsip etika bisnis islam.
Peneliti berpendapat bahwa sangat penting masyarakat memahami sistem
penjualan khususnya penjualan online dalam islam karena ini sangat berpengaruh
antara transaksi atau akad yang dilakukan dengan aturan hukum islam yang
berlaku contohnya halal,mubah maupun makruh transaksi yang dilakukan
tersebut. Sementara itu persaingan di dunia usaha online tentu sangat kompetitif
sehingga para pelaku usaha harus lebih jeli mengambil peluang, meningkatkan
kreatifitas, lebih inovatif dalam membangun kinerja reseller dalam usaha online
baik dari segi pelayanan terhadap konsumen, bersaing harga, pemasaran oleh
reseller ,memperbanyak jangkauan calon konsumen di sosial media itu sangat
penting yang utama. Tentunya islam mengatur tidak lepas dan selalu berkaitan
dengan adat istiadat , adab dalam berniaga atau berbisnis online yang ditelaah

Rulita Haryati, Pengaruh Sistem Reseller perspektif hukum ekonomi syariah,Skripsi IAIN
95

Metro,2018
dengan sudut pandang etika berbisnis dalam islam yang berdasar Al-Qur’an dan
hadist. Sehingga perlu kajian lebih lanjut yang lebih terfokus pada usaha online
orchidhiya gallery dalam penelitian ini

BAB III

METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan paradigma kualitatif. Berdasarkan sifat


masalahnya, penelitian ini tergolong ke dalam penelitian studi kasus dan lapangan
(case and field study). Studi kasus dan lapangan merupakan penelitian dengan
karakteristik masalah yang berkaitan dengan latar belakang dan kondisi saat ini
dari subjek yang diteliti, serta interaksinya dengan lingkungan.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif, yaitu data yang
dikumpulkan berbentuk kata-kata, gambar, bukan angka-angka.96 Menurut
Bogdan dan Taylor, sebagaimana yang dikutip oleh Lexy J. Moleong, penelitian
kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.97

Sementara itu, penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan
untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik
fenomena alamiah maupun rekayasa manusia.98 Penelitian deskriptif bertujuan
membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat
mengenai fakta, sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. 99

Penelitian ini bertujuan untuk mendapat penjabaran yang lebih menyeluruh,


lengkap, dan memudahkan peneliti untuk melakukan observasi. Oleh karena itu,
penulis menetapkan sebuah lokasi usaha yang menggunakan sistem reseller di
mana penelitian akan dilakukan. Dalam hal ini, lokasi penelitian terletak di Toko
online Orchidhiya gallery, yang terletak di Jl. Pawarengan. Desa Sumur Bandung
kaler, Dawuan, Cikampek, Karawang Timur. Dan menggunakan media
komunikasi berupa handphone untuk meneliti pada transaksi online di sosial
media toko online tersebut. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2020 hingga
bulan September 2020.

3.2 Teknik Penentuan Populasi dan Sampel


Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.100 Populasi adalah himpunan yang

96
Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif Rancangan Metodologi, Presentasi, dan Publikasi
Hasil Penelitian untuk Mahasiswa dan Penelitian Pemula Bidang Ilmu Sosial, Pendidikan, dan
Humaniora, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), Cet. I, hlm. 51
97
Lexy. J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000),
hlm. 3
98
Lexy. J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, hlm. 17.
99
Muhammad Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009), cet. 7, h. 54.
100
Sugiyono,Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif dan R&D,(Bandung:Alfabeta,2011).h.80
lengkap dari satuan-satuan atau individu-individu yang karakteristiknya ingin kita
ketahui.101

Sampel adalah sebagian anggota populasi atau data yang diperlukan dalam
suatu penelitian.102 Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut.103 Pada penelitian ini teknik pengambilan sampel
difokuskan pada penggunaan rumus slovin. Derajat keseragaman dari populasi
makin seragam populasi tersebut makin kecil sampel yang dapat diambil.
Sebaliknya makin tidak seragam populasi itu makin besar sampel yang harus
diambil.

N
n=
1+ Ne ²

Keterangan:

N = Jumlah populasi

n = sampel

e = Batas kesalahan /prosentase kelonggaran ketidaktelitian karena


kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditorerir atau diinginkan,
yaitu 10%.

Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui bahwa jumlah populasi


konsumen Orchidhiya gallery sebanyak 100 konsumen. Dengan rumus diatas
dapat dihitung besarnya sampel sebagai berikut:
100
n=
1+100( 0.1)²
100
n=
2.5
n=40

101
M.Toha Anggoro,dkk, Metode Penelitian,(Jakarta:Universitas Terbuka,Departemen pendidikan
nasioanal,2002),h.4.2
102
M.Toha Anggoro,dkk, Metode Penelitian,(Jakarta:Universitas Terbuka,Departemen pendidikan
nasioanal,2002),h.4.3
103
Sugiyono,Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif dan R&D,(Bandung:Alfabeta,2011).h.81
Mengacu pada hasil perhitungan diatas maka besarnya sampel yang
dibutuhkan dalam penelitian ini adalah 40 orang responden.

3.3. Sumber Data

Sumber data penelitian merupakan faktor penting yang menjadi pertimbangan


dalam penentuan metode pengumpulan data. Sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:

1. Data Primer
Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh langsung
dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer secara khusus
dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian. Ada dua
metode yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data primer, yaitu metode
survei dan metode observasi. Penelitian ini menggunakan metode observasi untuk
mengumpulkan data primer.

2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti
secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak
lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan, atau laporan historis yang
telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak
dipublikasikan. Penelitian ini menggunakan beberapa jurnal dari penelitian
terdahulu dan berbagai buku-buku sebagai referensi penunjang penelitian.

3.3.1 Teknik Pengumpulan Data

Data merupakan salah satu komponen riset, tanpa ada data tidak akan ada
riset, teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian ini yaitu
gabungan antara pustaka dan lapangan. Sesuai dengan permasalahan dan tujuan
penelitian, maka teknik pengumpulan data yang digunakan sebagai berikut :
1. Wawancara
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh dua orang atau
lebih untuk memperoleh informasi dari wawancara tersebut. 104 Untuk
memudahkan di dalam mengetahui kondisi yang diinginkan, maka peneliti
menggunakan metode wawancara. Metode wawancara adalah bentuk komunikasi
langsung antara peneliti dengan responden.105

2. Observasi

Observasi adalah mengadakan pengamatan secara langsung pada obyek


yang diteliti dengan maksud melihat, mengamati, merasakan, kemudian
memahami pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan
gagasan yang sudah diketahui sebelumnya untuk mendapatkan informasi-
informasi yang dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian.106 Observasi
tersebut bertujuan untuk mengamati dan mencermati bagaimana praktik sistem
tanggung renteng dalam pembayaran pinjaman yang dipraktikan oleh ibu-ibu
kelompok Bank Emok di Rt.002/001 Desa Tamanmekar Kecamatan Pangkalan
Kabupaten Karawang.

3. Dokumentasi
Dokumentasi, dari asal kata dokumen yang artinya barang-barang tertulis.
Dalam pelaksanaan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda
tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, catatan harian
dan sebagainya.107 Melalui metode dokumentasi yang peneliti gunakan untuk
menggali data berupa dokumen terkait praktek penerapan sistem reseller usaha
online Orchidhiya gallery Karawang.
104
Sutrisno Hadi, Metodelogi Research, (Yogyakarta: Andi Offset, 2000), h. 75.
105
W. Gulo, Metodelogi Penelitian, (Jakarta: Grasindo, 2002), h. 119.
106
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grub, 2009),
h.252.

107
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
3.4. Metode Analisis
Agar suatu data yang dikumpulkan dapat bermanfaat, maka harus diolah
dan dianalisis terlebih dahulu, sehingga dapat dijadikan dasar pengambilan
keputusan. Tujuan metode analisis data adalah untuk mengintepretasikan dan
menarik kesimpulan dari sejumlah data yang terkumpul. Metode analisis yang
digunakan peneliti dalam penilitian ini adalah analisi SWOT yang terdiri dari
Strength (kekuatan), weakness (kelemahan), Opportunities (peluang), dan threats
(ancaman) merupakan proses perencanaan yang membantu perusahaan Anda
mengatasi tantangan dan menentukan apa yang harus dituju secara
keseluruhan.Tujuan utama analisis SWOT adalah untuk membantu organisasi
mengembangkan kesadaran penuh dari semua faktor yang terlibat dalam
pengambilan keputusan bisnis.108

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Unit Analisis/Observasi

4.1.1 Profil Toko Online Orchidhiya Gallery Karawang

Usaha online orchidhiya gallery karawang terletak di Jalan Sumur Bandung


Kaler. Perumahan Green Mutiara 2 Cikampek Blok B3 Nomor 4. Usaha ini
berdiri yang bermulai dari hobi pemilik usaha yang menyukai bidang craft.
Sebelumnya pemilik usaha menjajakan hasil produksi craft tersebut di pasar pagi
lapangan Karangpawitan dengan modal awal berkisar dua ratus ribu rupiah.

108
Ibid
Seiring berjalannya waktu pada tahun 2015 pemilik usaha mulai melakukan
promosi online di sosial media dengan tujuan memperluas pemasaran produk.
Ternyata dari iklan tersebut mendapatkan dukungan dan respon yang cukup baik
dari para konsumen.

Toko Online Orchidhiya Gallery setiap tahun terus melakukan inovasi mulai
dari membuat model-model terbaru dan menambah jenis produk agar semakin
menarik pembeli. Dengan semakin berkembangnya orchidhiya gallery dikenal
oleh khalayak luas sehingga banyak yang tertarik bergabung dan ingin menjadi
reseller (samsara) untuk ikut memasarkan dan mendapat penghasilan tambahan
dari memasarkan kembali produk orchidhiya gallery tersebut. Sehingga mulai
diterapkannya sistem reseller pada tahun 2018. Sistem reseller yang awalnya
hanya 2 orang saja yang bergabung dengan cakupan pemasaran lingkungan
tempat kerja dan lingkungan kampus. Menurut pemilik usaha Orchidhiya Gallery
Karawang sistem reseller yaitu suatu sistem jual beli individu melakukan
pembelian barang kepada pihak lain untuk dijual kembali. Dalam
mempromosikannya tentu tidak mudah dengan menghadapi minat konsumen yang
tidak tentu, sehingga harus terus mengikuti trend sesuai zaman yang diminati
konsumen dengan tidak menghilangkan ciri khas dari produk yang dimiliki
orchidhiya gallery. Oleh sebab itu, penerapan sistem reseller yang berlaku selalu
mengutamakan kepuasan bagi konsumen.

4.1.1.1 Sistem Reseller yang diterapkan Onlineshop Orchidhiya Gallery

Proses atau sistem reseller yang diterapkan orchidhiya gallery ini


dengan cara :
Sistem reseller yang diterapkan didalam Toko Online Orchidhiya
Gallery Karawang ini adalah reseller harus membeli produk minimal dua
jenis produk orchidhiya gallery dengan potongan harga khusus kemudian
mengisi formulir online yang di kirim via whatsapp dan bergabung
dengan grup reseller. Didalam grup tersebut akan di bimbing dan di
arahkan langsung dan di kirim katalog gambar oleh pemilik usaha
(owner). Sistem reseller tidak mengharuskan memiliki modal ataupun
tempat penyimpanan barang. Owner hanya memberikan gambar atau foto
spesifikasi yang di bagikan di grup whatsapp untuk kemudian diposting
(unggah) di sosial media masing-masing oleh para reseller. Sistem
reseller online yaitu pembeli dapat memesan barang melalui media sosial
seperti Whatsapp, Instagram dan Facebook.
Sistem Reseller yang diterapkan orchidhiya gallery karawang adalah
dengan metode bagi hasil. Pembagian keuntungan produk reseller
(samsarah) dikatakan dapat memiliki keuntungan lebih besar
dibandingkan owner, Karena selain melakukan penambahan harga sendiri
oleh reseller. Kegiatan jual beli yang dilakukan antara reseller dan owner
merupakan jual beli yang sah, tetapi ada beberapa kejadian dimana barang
yang sudah ready (siap) ada yang tidak jadi diambil oleh reseller dan juga
masih ada kecenderungan barang yang diterima oleh pembeli tidak sesuai
dengan spesifikasi digambar. Oleh karena kejadian tersebut sehingga
belum sesuai dengan pandangan etika bisnis islam. Sebuah prinsip dalam
ekonomi islam yang berkaitan dengan maslahah jual beli. Sistem Reseller
ini adalah kejujuran,keadilan dan tanggung jawab.

4.1.1.2 Analisis penerapan sistem reseller Toko Online Orchidhiya


Gallery Karawang

Berikut skema penerapan sistem reseller Orchidhiya Gallery


Gambar 4.1

Dari skema di atas dapat dijelaskan sebagai berikut

1. Reseller memesan barang kepada produsen untuk di produksi


2. Reseller melakukan transaksi dan negosiasi dengan konsumen
sehingga konsumen mengisi format transaksi fix order dan mentransfer
terlebih dahulu pembayaran berupa DP maupun pembayaran total
kepada reseller setelah saling menyepakati barang yang di pesan.
3. Setelah barang siap reseller melakukan proses pengiriman dengan
ongkos kirim ditanggung konsumen.

Dilihat dari penerapan sistem reseller yaitu faktor paling penting yang menjadi
pertimbangan toko online orchidhiya gallery menggunakkan sistem reseller,
karena sistem reseller merupakan sistem yang sederhana untuk sebuah sistem
penjualan online dan tepat digunakkan oleh usaha kecil menengah seperti yang
dilakukan orchidhiya gallery di dalam operasionalnya reseller (samsarah)
menerima pesanan dan mengambil di produsen. Dan konsumen menerima
pesanan sesuai produk yang dipesan. Hal ini menunjukkan bahwa didalam
mencari kepuasan reseller dan konsumen adalah hal utama. Selain itu cara
pembayaran melalui transfer terlebih dahulu.

4.2 Hasil Penelitian dan Pembahasan

Pada uraian bab ini penulisan akan menggambarkan skema sistem reseller
yang telah dilaksanakan oleh usaha online orchidhiya gallery
1 Orchidhiya_gallery

2
Reseller Reseller
3

Konsumen Konsumen Konsumen Konsumen

Dalam skema distribusi diatas dijelaskan adanya pembagian distibusi yang


berbeda sebagai berikut:

1. Orchidhiya gallery yang bertindak sebagai pemilik usaha dan produsen


2. Reseller adalah perantara yang membantu penjualan produk orchidhiya
3. Konsumen adalah target pasar orchidhiya melalui promosi yang dilakukan
oleh reseller.

Berbisnis online dalam islam memiliki prinsip yang di atur dalam etika bisnis
islam maka dari itu orchidhiya gallery melaksanakan penelitian berupa wawancara
dalam bentuk kuisioner dengan 40 orang responden sebagai berikut :

4.2.1 Hasil Wawancara dengan Reseller Orchidhiya Gallery


Prinsip-prinsip Etika Bisnis Islam
Unit Equilibriu Fre Responsibilit Honest
N Konsume
Reseller y m e y y
o n
will

1 Mita v v v v v
2 Nindi x v v v v
3 Nadia v x v v v
4 Reni Ayu v v v v v
5 Irah v v x v v
Damayant
6 Kamal v x v v v
7 Adi i v v v v v
8 Sodiq v v v x v
9 Wildan v v v v v
10 Agus v v x v v
11 Yovi v x v x v
12 Dea v v v v x
13 Yati v v v x v
14 Susi v v v v v
15 Alvrida v v v v v
Windari
16 Aden v v v v v
17 Ismail v v v v v
18 Ariman v v x x v
19 Risti v v v v v
20 Indri v v v v v
21 Imeh v v v x v
22 Hana v v v v v
23 Aef v v v v v
24 Uswatun v v v v v
25 Anisa Nurul x v v v v
26 Leli Bahriyah x v v v v
27 Novi v v v v v
28 Aldi v v v v v
29 Arif x v x v v
30 Reza v x v v x
31 Ica v v v v v
32 Nining v v v v v
33 Santi v v v v v
34 Eva v x v x v
35 Deri Rizky v v v v v
36 Umar Fauzi v v v v v
37 Dinda v x v v v
38 Desi v v x x v
39 Nurkayah v v v v v
40 Jeni v x v v v
Tabel 4.1

Kuisioner reseller dan konsumen orchidhiya gallery

Keterangan :

v : Memenuhi Prinsip Etika Prinsip Islam

x : Tidak memenuhi Prinsip Etika Bisnis Islam

Secara keseluruhan dari data kuisioner diatas dapat diketahui bahwa


penerapan reseller jual beli online orchidhiya gallery memenuhi prinsip etika
bisnis islam. Penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa penerapan sistem reseller
pada usaha online orchidhiya gallery sesuai dengan teori prinsip etika bisnis islam
yang meliputi prinsip-prinsip sebagai berikut :

a) Pada prinsip unity orchidhiya gallery menjual barang yang halal serta
proses transaksi yang halal sehingga dihasilkan zat barang yg halal
pula.
b) Prinsip freewill pada orchidhiya gallery terjadi kesepakatan harga dan
keinginan barang yang dipesan antara reseller dan konsumen sehingga
tidak ada yg merasa dirugikan di kemudian hari. Hal ini mengacu pada
etika bisnis islam.
c) Kejujuran (al-shidq) adalah sifat keadaan jujur, ketulusan hati,
kelurusan hati yang berarti etika bisnis islam kebajikan ( honesty ).
Setiap akad bisnis pasti dibangun oleh dua pihak atau lebih. Akad
terlahir atas persetujuan-persetujuan yang disepakati para pihak baik
dalam bentuk tertulis maupun tidak tertulis dimana dalam akad harus
ada sifat kejujuran.109 Hal tersebut perlu diperhatikkan karena sifat
jujur merupakan salah satu etika dalam bisnis islam. Salah satu contoh
prinsip kejujuran yang diterapkan oleh reseller orchidhiya gallery yaitu

109
Faisal Badroen, Etika Bisnis Dalam Islam, (Jakarta: Kencana Prenada, 2006), h.15
dengan menjelaskan spesifikasi barang terlebih dahulu yang ada dalam
katalog gambar.
d) Keadilan (al-adhlah) adalah suatu prinsip yang sulit diterapkan,
mudah dikatakan tetapi sulit dilakukan. Konsep keadilan ekonomi
dalam islam mengharuskan setiap orang mendapatkan haknya dan
tidak mengambil hak atau bagian orang lain. Dalam hal keadilan
memenuhi kriteria yaitu prinsip equilibrium110 Dalam beraktifitas di
dunia kerja dan bisnis islam diharuskan berbuat adil, tak terkecuali
pada hal yang tidak disukai.111 Termasuk orchidhiya gallery yang
berusaha bersifat adil meski ada beberapa konsumen yang
menganggap bahwa tidak adil. Salah satunya wawancara yang
dilakukan pada Nadia yang menyatakan ketidakadilan tersebut
dikarenakan konsumen orchidhiya hanya diperlihatkan gambar produk
saja di sosial media sehingga adanya kemungkinan barang yang tidak
sesuai dengan gambar awal.112

e) Responsibility atau tanggung Jawab merupakan suatu prinsip dinamis


yang berhubungan dengan perilaku manusia yaitu etika. Segala
kebebasan dalam melakukan aktifitas bisnis , maka tidak terlepas dari
pertanggungjawaban yang harus dilakukan manusia atas aktifitas
tersebut.113 Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Qur’an Surat Al-
Ma’idah ayat 8 :

۟ ُ‫ش َهدَٓا َء ِب ْٱلقِسْ طِ ۖ َواَل َيجْ ر َم َّن ُك ْم َش َنٔـََٔانُ َق ْوم َعلَ ٰ ٓى أَاَّل َتعْ ِدل‬
ۚ ‫وا‬ ٍ ِ َ ‫وا َق ٰوَّ م‬
ُ ِ ‫ِين هَّلِل‬ ۟ ‫وا ُكو ُن‬ َ ‫ٰ َٓيأ َ ُّي َها ٱلَّذ‬
۟ ‫ِين َءا َم ُن‬
‫ون‬ َ ُ‫وا ٱهَّلل َ ۚ إِنَّ ٱهَّلل َ َخ ِبي ۢ ٌر ِب َما َتعْ َمل‬
۟ ُ‫وا ه َُو أَ ْق َربُ لِل َّت ْق َو ٰى ۖ َوٱ َّتق‬
۟ ُ‫ٱعْ ِدل‬

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang
selalu menegakkan kebenaran karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan
janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu
110
Ibrahim Lubis, Ekonomi Islam Suatu Pengantar 2, (Jakarta: Kalam Mulia, 1995), h.
111
Abdul Aziz, Etika Bisnis Perspektif Islam, h. 46.
112
Wawancara dengan Konsumen orchidhiya gallery
113
Ibid, h.113
untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah karena adil itu lebih dekat kepada taqwa
dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang
kamu kerjakan. (Q.S.- Al-Ma’idah:8)

Dalam Qs.-Al-Ma’idah ayat 8 dapat dipahami bahwa setiap orang memiliki


kebebasan untuk berusaha mendapatkan harta dan mengembangkannya, tetapi ada
batas-batas yang telah ditetapkan oleh Allah SWT sesuai dengan hukum dan etika
bisnis islam. Berdasarkan ayat tersebut memberikan pengertian bahwa bentuk
transaksi penerapan sistem reseller pada toko online orchidhiya gallery termasuk
pada sistem usaha yang sah dilihat dari segi keuntungan antara pelaku usaha
(supplier) dan reseller (samsarah). Brgitupun dengan orchidhiya gallery yang
selalu mendengarkan menerima klaim dari konsumen dan siap bertanggung jawab
atau memberikan garansi apabila ada kerusakan produk yang diterima oleh
konsumen.

Berdasarkan hasil penelitian penulis sistem reseller yang dilaksanakan


oleh orchidhiya gallery sesuai dengan unsur jual beli online yakni dengan sistem
terbuka (online) dan transparan. Sementara itu untuk model usaha reseller yang
dijalankan menggunakan model bagi hasil yang rata-rata konsumen selalu
membayar terlebih dahulu ketika memesan barang yang dalam perspektif islam
termasuk ke dalam ba’i as-salam

Sistem Reseller di orchidhiya gallery juga menjalankan kaidah fikih dengan


melaksanakan akad jual beli yaitu menggunakkan akad ijarah. Ketika konsumen
memesan barang custom melalui gambar maka reseller dan konsumen akan
melakukan transaksi. Akad ijarah dalam orchidhiya gallery yang bertujuan
bertransaksi di awal pemesanan dengan manfaat jasa pembuatan barang
kemudian mendapat imbalan tersebut. Akad samsarah atau reseller yang sesuai
prinsip etika bisnis islam dalam pelaksaan jual beli di orchidhiya gallery juga
telah memenuhi beberapa rukun dalam jual beli di antara nya dengan adanya
reseller ( perantara) , kompensasi untuk reseller dan adanya perjanjian atau
kesepakatan di awal mengenai peraturan jual beli produk orchidihiya gallery.
Berdasarkan skema 4.1 bahwa hubungan antara reseller langsung dengan
produsen dan konsumen. Dalam etika bisnis islam seorang reseller (samsarah)
tidak sah jika menjual produk ke sesama reseller. 114 Hal tersebut menjadi aturan
utama pada aturan reseller di orchidiya gallery.

Orchidhiya gallery telah menjalankan proses transaksi jual beli yang sesuai
dengan kaidah ushul fiqih yaitu mubah atau boleh dan menjauhi hal-hal
diharamkan oleh Allah SWT . Transaksi pada sistem reseller orchidhiya gallery
termasuk kedalam transaksi akuntansi salah satunya dengan menjual produk
orchidhiya gallery dengan cara halal sehingga zat barangnyapun halal sesuai Al-
Qur’an, hadits, ijma dan qiyas para ulama. Ijab qobul yang dilaksanakan oleh
reseller dan konsumen orchidhiya gallery berdasarkan pada kesepakatan anatra
pembeli dan penjual secara online melalui chatting via whatsapp.

Pelaksanaan sistem reseller yang sudah penulis teliti pada transaksi jual
beli online orchidhiya gallery dari awal sampai barang diterima konsumen yaitu :

a) Calon reseller mengajukkan dan mengisi data diri untuk menjadi reseller
orchidhiya gallery
b) Produsen mengundang reseller ke dalam grup whatsapp dengan
melakukan perjanjian dan peraturan untuk reseller baru serta memberikan
pembekalan materi , katalog dan daftar harga
c) Reseller melaksanakan tugasnya yaitu melakukan iklan atau promosi
produk di sosial media secara online
d) Setelah mendapatkan orderan reseller melakukan transaksi akad jual beli
serta kesepakatan harga dengan konsumen dengan membayar harga barang
yang dipesan di awal transaksi sebelum barang diproduksi
e) Reseller memesan barang yang di pesan oleh konsumen kepada produsen
utama yaitu orchidhiya gallery dan reseller mendapatkan keuntungan
f) Setelah barang yang diproduksi telah selesai maka reseller membayarnya
kepada produsen dengan harga yang sesuai kesepakatan anatara reseller
dan produsen
114
Rulita Haryani, Penerapan sistem reseller perspektif hukum ekonomi syariah,2018
g) Reseller mengirim barang pesanan tersebut ke alamat konsumen secara
langsung oleh reseller maupun dengan menggunakkan ekspedisi seperti,
Jne, J&t, dan lain-lain.
h) Konsumen akan melakukan konfirmasi bahwa barang telah diterima.

4.2.1.2. Gambar Proses Transaksi Jual Beli Online di Media Sosial


Gambar 4.2 Proses promosi produk di Media Sosial

Sumber :
Gambar 4.3 Konsumen mulai tertarik pada produk dan memesan via
whatsapp
Gambar 4.4 Proses pengisian form fix order kemudian konsumen akan
melakukan pembayaran via transfer

4.2.2 Analisis SWOT


Seiring berjalannya waktu orchidhiya gallery tentu menghadapi berbagai
hambatan dan tantangan dalam pelaksaan usahanya, diantaranya yaitu tempat
produksi, kurangnya peralatan produksi dan modal serta sumber daya
manusia. Jika dilihat secara eksternal tentunya semakin banyak kompetitor
atau pesaing yang menjual produk yang sama dengan orchidhiya gallery salah
satu kompetitor sebuah gallery besar di Karawang yaitu oppie art gallery yang
terletak di Jalan Arif Rahman Hakim, Orchidhiya gallery memiliki beberapa
keunggulan dan peluang salah satunya yaitu produk yang dihasilkan cukup
bagus dan penjualannya seperti toko online yang siap kirim sampai tujuan.
Sehingga konsumen tidak perlu jauh-jauh datang ke gallery untuk memesan
barang.
Kemudian untuk mempertahankan dan mengembangkan usaha online
orchidhiya gallery dengan sistem reseller ini dibutuhkan alat analisis untuk
membantu orchidhiya gallery dalam menghadapi persaingan usaha adalah
dengan menggunakkan analisis SWOT. Sebagaimana telah dijelaskan
sebelumnya, bahwa analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities,
and Threats) adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
menentukan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang
dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities),
namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses), dan
ancaman (Threats).115

Berikut matriks SWOT pada usaha orchidhiya gallery karawanG

IFAS STRENGHTS (S) WEAKNESSES (W)


a. Harga Yang a. Lokasi yang tidak
bersaing strategis
b. Pelayanan Yang b. Manajemen SDM yang
Ramah tidak optimal
c. Kualitas Produk c. Transportasi
d. Fleksibelitas
Layanan
EFAS
OPPORTUNITIES(O) STRATEGI SO STRATEGI WO
a. Luasnya pangsa a. Menambah jumlah a. Meningkatkan efisiensi
pasar variasi produk yang biaya.
ditawarkan. b. menciptakan fokus bisnis
b. Memperluas Tempat b. memperluas pangsa dengan kepemilikan inovasi
Usaha. pasar. produk yang semakin inovatif
d. Produk yang selalu c. membuat harga yang
berkembang. terjangkau.

115
Freddy Rangkuti,Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama) , h. 5
e. Pola prilaku dan d. Memberikan diskon
kebutuhan masyarakat khusus pada jumlah
semakin berkembang. pembelian tertentu
terutama bagi pelanggan
tetap.
THREAS (T) STRATEGI ST STRATEGI WT
a. Perkembangan a. Mengembangkan a. Seleksi jasa pengangkutan
teknologi daya saing. yang digunakan.
b. Munculnya b. Meningkatkan b. Perhatian kenyamanan.
Pesaing baru pelayanan kepada c.Menambah jumlah Reseller
pelanggan guna meningkatkan penjualan
c. Membuat
komunitas Reseller
via sosial media
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian penerapan sistem reseller orchidhiya gallery


dalam perspektif etika bisnis islam menggunakan cara pemesanan, dimana
reseller dan konsumen tidak bertemu secara langsung, dan barang yang
diperjualbelikan belum ada, hanya ditunjukkan dalam bentuk foto dengan
spesifikasi dan harga yang sudah tertera kemudian konsumen membayar transaksi
pembayaran diawal sebelum barang di kirim ke konsumen. Akan tetapi reseller
juga dapat membeli barang yang dipesan konsumen apabila ditoko online
orchidhiya gallery sudah ada stok barang yang dipesan tersebut.
Penerapan sistem reseller di orchidhiya gallery karawang jika ditinjau dari
perspektif etika bisnis islam masih perlu ditekankan prinsip tanggung jawab.
Sedangkan, prinsip kejujuran dan prinsip keadilan sudah cukup diaplikasikan
dalam transaksi jual beli tersebut. Etika bisnis islam memberikan ketentuan bahwa
pelaku bisnis harus mengetahui, memahami dan juga menjalankan prinsip-prinsip
hukum jual beli dan sistem reseller (samsarah) dalam islam, seperti kejujuran,
keadilan dan bertanggungjawab agar semua aktivitas bisnis berjalan dengan baik
dan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT dan saling memberi kemanfaat
anatara penjual dan pembeli dan tidak terdapat unsur ghoror maupun unsur yang
menimbulkan kemudhorotan.

5.2 SARAN

Kepada para pelaku (pemilik usaha, reseller dan konsumen) hendaknya


mengetahui masalah fiqh agar mampu menerapkan terhadap usahanya sehingga
terjau dari hal-hal yang dilarang agama. Selain itu reseller sebagai sarana atrau
media untuk mempermudah jalannya transaksi dan solusi untuk menjawab
kebutuhan dalam kehidupan sosial.
Kepada para reseller yang dipercayai oleh pemilik usaha sebagai jembatan
penghubung dalam transaksi agar lebih bertanggung jawab dan menjaga
kepercayaan baik dengan pemilik usaha maupun konsumen, serta lebih
memperhatikan dan memahami sistem reseller yang diperbolehkan dalam Hukum
Ekonomi Syariah dan Etika bisnis islam yang diterapkan oleh orchidhiya gallery
karawang
Kepada pemilik usaha untuk terus berinovasi dalam menjalankan usahanya
dan sebelum menerapkan suatu sistem usaha hendaknya pelajari dengan baik dan
berikan sanksi kepada para reseller yang tidak bertanggungjawab dalam
pemesanan barang yang apabila tidak diambil ketika barang yang dipesan sudah
ada.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Syafi’i. Bisnis Dropshipping dan Reseller. Jakarta: PT Alex Media


Komputindo, 2003.

Hamzah Ya’qub. Kode Etik Dagang Menurut Islam, Pola Pembinaan Hidup
Dalam Perekonomian. Bandung: CV. Diponegoro, 1992.

Lexy J. Moeleong. Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya, 2007.

M. Abdul Mannan. Teori dan Praktek Ekonomi Islam. Yogyakarta: PT Dana


Bhakti Prima Yasa, 1997.

M. Ali Hasan. Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fikih Muamalah).


Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004

Muhammad Nazir. Metode Penelitian. cet. 7. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009.


Muhammad. Metodologi Penelitian Ekonomi Islam Pendekatan Kuantitatif.
Jakarta: Rajawali Pers, 2008.

Nasrun Haroen. Fiqh Muamalah. cet. 2. Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007.

Nolza, “Syarat menjadi seorang Reseller”, dalam https://googleweblight.com


diunduh tanggal 2 november 2017.

Rachmad Syafe’I, Fiqih Muamalah, Semarang: Pustaka Setia, 2001.

Sayyid Sabiq. Fikih Sunnah 13. Bandung: PT Al Ma’arif, 1987.

-------. Fiqh Sunnah Jilid 12. Bandung: PT Al-Ma’arif, 1996

-------. Fiqh Sunnah, (Terj. Kamaluddin A. Marzuki). Jilid 13. Bandung: Al-
Ma’rif, 1997.

Sugiono. Metode Penelitian Kwantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta,


2012.

Khairandy,Ridwan, Perjanjian Franchise Sebagai Sarana Alih Teknologi, pusat


studi hukum UII Yogyakarta bekerjasama dengan yayasan klinik Haki,
Jakarta,2004, hlm.132.

Anda mungkin juga menyukai