Anda di halaman 1dari 52

LAPORAN PELAKSANAAN

PENGABDIAN KOLABORATIF
SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2023/2024

JUDUL :

STRATEGI DIFERENSIASI PRODUK EDAMAME DALAM MENCAPAI


KEUNGGULAN PERSAINGAN DI MODERN MARKET : STUDI PADA
KAMPUNG EDAMAME DESA CURAH KATES

Disusun Oleh :

Ketua : Dr. Khairunnisa Musari, S.T.,M.MT. (197810032015032001)


Anggota : Yesinta (212105020033)
Anggota : Bunga Mawadhatul Maulida (212105020032)
Anggota : Nahdiya Aizatul Maissa (212105020039)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
TAHUN 2024
LEMBAR PENGESAHAN
PENGABDIAN KOLABORATIF
SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2023/2024

Judul Laporan Pengabdian: STRATEGI DIFERENSIASI PRODUK


EDAMAME DALAM MENCAPAI KEUNGGULAN
PERSAINGAN DI MODERN MARKET : STUDI PADA
KAMPUNG EDAMAME DESA CURAH KATES

Ketua : Dr. Khairunnisa Musari, S.T.,M.MT.(197810032015032001)


Anggota : Yesinta (212105020033)
Anggota : Bunga Mawadhatul Maulidah (212105020032)
Anggota : Nahdiya Aizatul Maissa (212105020039)

Jember, 12 Januari 2024


Mengetahui,

Ketua Jurusan Ekonomi Islam


FEBI UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember, Dosen Pembimbing Lapangan,

(Dr. M.F. Hidayatullah, S.H.I., M.H.I.) (Dr. Khairunnisa Musari, S.T.,M.MT)


NIP. 197608122008011015 NIP. 197810032015032001

Mengesahkan
Ketua LP2M UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember

(Dr. Zainal Abidin, S.Pd.I., M.S.I)


NIP. 198106092009121004

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji syukur kita panjatkan kehadirat


Allah subhanahu wa ta’ala, atas segala rahmat, karunia, serta hidayah-Nya,
sehingga penulisan dapat menyelesaikan laporan kolaboratif ini tepat waktu.
Sholawat serta salam semoga terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
telah membawa kita dari zaman kebodohan menuju zaman terang benderang yakni
addinul islam.
Penulisan laporan kolaboratif ini sesuai dengan pengabdian yang sudah
penulis lakukan terhitung dari tanggal 26 Desember 2023 - 6 Februari 2024 yang
dilakukan secara langsung di PT Gading Mas Indonesia Teguh dan Kampung
Edamame. Pengabdian kolaboratif merupakan salah satu mata kuliah wajib yang
harus dicapai oleh mahasiswa Program Studi Ekonomi Syariah Universitas Islam
Negeri KH. Achmad Siddiq Jember. Kami menyadari bahwa laporan ini tidak akan
selesai tepat waktu tanpa ada dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu ucapan
terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak diantaranya adalah :
1. Bapak Prof. Dr. H. Hepni, S.Ag., M.M., Selaku Rektor Universitas Islam
Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.
2. Bapak Dr. Ubaidillah, M.Ag, selaku dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.
3. Bapak Dr. M.F. Hidayatullah, S.H.I., M.H.I., selaku Ketua Jurusan
Ekonomi Islam FEBI UIN KHAS Jember.
4. Ibu Sofiah, M.E., selalu Koordinator Program Studi Ekonomi Syariah FEBI
UIN KHAS Jember.
5. Ibu Dr. Khairunnisa Musari, S.T, M.MT selaku dosen pembimbing
lapangan (DPL) yang telah memberikan arahan selama kegiatan PPL
berlangsung.
6. Bapak Irfan Miftah Arifin selaku HRD dari PT. Gading Mas Indonesia
Teguh yang telah memberikan kesempatan kami selaku mahasiswa
Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember untuk
melaksanakan program PPL.

iii
7. Bapak Antok Pribadi selaku dosen pamong yang telah memberikan arahan
selama kegiatan PPL berlangsung di PT. Gading Mas Indonesia Teguh.
8. Bapak Hafid Rahardjo selaku Kepala Departemen komersial PT. Gading
Mas Indonesia Teguh dan penanggung jawab di kampung Edamame yang
telah membimbing selama kegiatan PPL.
9. Ibu Nur Yanik selaku pengelola Kampung Edamame dan seluruh karyawan
Kampung Edamame telah membantu dan membimbing dalam pelaksanaan
PPL.
10. Bapak/Ibu dosen Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember
yang telah memberikan ilmu pengetahuannya.
Penulis menyadari bahwa laporan ini bahwa laporan ini belum sempurna
dan masih banyak kekurangan yang perlu dibenahi. Untuk itu penulis mengharap
kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembimbing untuk kesempurnaan
laporan ini. Penulis juga berharap agar laporan ini dapat menambah wacana baru
bagi pembaca dan bermanfaat bagi tugas kami selanjutnya. Akhir kata penulis
mengucapkan terimakasih atas dukungan dan arahan dari semua pihak.

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii


KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ vii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah Pengabdian .................................................................. 3
C. Tujuan Pengabdian .................................................................................... 3
D. Manfaat Pengabdian .................................................................................. 4
BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN .................................................................. 6
A. Kajian Terdahulu ....................................................................................... 6
B. Kajian Teori ............................................................................................ 10
BAB III METODE PENGABDIAN MASYARAKAT ................................... 20
A. METODE PENGABDIAN ...................................................................... 20
B. LANGKAH-LANGKAH YANG DILAKUKAN .................................... 20
C. ALAT ANALISIS YANG DIGUNAKAN .............................................. 21
BAB IV
PENYAJIAN DATA HASIL PENGABDIAN DAN PEMBAHASAN ........... 23
A. Profil Lokasi Pengabdian......................................................................... 23
B. Hasil Pengabdian Yang Dilakukan .......................................................... 27
C. Pembahasan ............................................................................................ 28
D. Analisis SWOT ....................................................................................... 31
BAB V PENUTUP ........................................................................................... 33
A. Kesimpulan ............................................................................................. 33
B. Saran ....................................................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 35
LAMPIRAN ..................................................................................................... 38

v
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 ........................................................................................................... 6


Tabel 4.1 ...........................................................................................................27

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 .................................................................................................... 23

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Dokumentasi ................................................................................................ 38

viii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kedelai edamame merupakan jenis tanaman yang termasuk kedalam
kategori sayuran (green soybean vegetable), di negara asalnya yaitu Jepang,
edamame atau gojiru dijadikan sebagai sayuran serta camilan kesehatan.
Edamame mempunyai peluang sebagai komoditas domestik dan ekspor
bernilai jual yang tinggi dan dapat meningkatkan devisa negara. Permintaan
pasar global terhadap edamame cukup tinggi mencapai 100.000 ton/tahun
untuk Jepang dan Amerika sebesar 7.000 ton/tahun, sedangkan Indonesia
hanya dapat memenuhi kebutuhan pasar Jepang sebesar 3% dan 97%
sisanya dipenuhi oleh China dan Taiwan. Selain itu, edamame juga kaya
akan nutrisi dan menjadi pilihan masyarakat yang peduli akan kesehatan.
Namun, dalam persaingan di pasar modern yang semakin ketat, diperlukan
strategi diferensiasi produk yang efektif agar edamame dari suatu daerah
dapat bersaing dengan produk sejenis dari daerah lain. 1
Strategi merupakan suatu proses penentuan rencana para pemimpin
di suatu perusahaan yang berfokus pada tujuan jangka panjang dalam suatu
organisasi, yang disertai dengan rancangan agar dapat mencapai tujuan
tersebut. Strategi dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan yang akan terus
meningkat serta dilakukan dengan dasar pandangan dari konsumen dimasa
depan. 2
Sedangkan diferensiasi produk merupakan sebuah strategi lain yang
digunakan oleh suatu perusahaan untuk dapat menciptakan kepercayaan
konsumen, diantara contoh cara-cara tersebut adalah dengan menciptakan
sebuah iklan maupun usaha pemasaran lainnya yang dapat menarik

1
Mardevita Islami Yakti, Oktavia Sarhesti Padmini, dan Basuki, “Respon Pertumbuhan dan Hasil
Kedelai Edamame (Glycine max L. Merrill) Pada Berbagai Dosis Pupuk Kotoran Sapi dan
Trichoderma harzianum”, Jurnal AGRIVET, Vol.25 (2015): 106
2
Dimas Hendika Wibowo, Zainul Arifin, dan Sunarti, “Analisis strategi pemasaran untuk
Meningkatkan daya saing UMKM (Studi pada batik Diajeng Solo),” Jurnal Administrasi Bisnis
(JAB), Vol. 29 No. 1 (2015): 60.

1
konsumen. Diferensiasi produk juga dapat didefinisikan sebagai pembuatan
sebuah produk atau citra produk yang unik dan berbeda dengan produk yang
telah ada sebelumnya sehingga dapat menarik perhatian konsumen.
Pada penelitian berjudul “Strategi Diferensiasi dan Keunggulan
Bersaing pada Usaha Kecil dan Menengah di Industri Furniture: Studi
Kasus di Kota Sukabumi, Indonesia”. Dimana hasil penelitian ini
menujukkan bahwa strategi diferensiasi mempunyai pengaruh dalam
mewujudkan keunggulan bersaing yaitu dengan cara menciptakan suatu
perbedaan baik dari produk, pelayanan, personil maupun citra. 3
Kampung edamame adalah UMKM binaan PT. Gading Mas
Indonesia Teguh. Kampung edamame juga dikenal sebagai salah satu
produsen olahan produk edamame yang potensial di Kabupaten Jember.
Program Kampung Edamame ini bentuk Corporate Social Responsibility
(CSR) yang dibuat oleh PT Gading Mas Indonesia Teguh untuk
memberdayakan masyarakat sekitar, terutama mantan pekerja di perusahaan
tersebut. Sebagai bentuk perealisasian program CSR dari PT. GMIT,
kampung edamame berhasil membuat berbagai jenis produk yang bernilai
ekonomis yang dihasilkan dari edamame defect. Diantara produk tersebut
adalah edamame krispi, sari rempah edamame, susu edamame, risol
edamame, peyek edamame dan lain sebagainya.
Selain untuk merealisasikan program CSR dari PT. GMIT, inovasi
produk edamame yang dihasilkan oleh kampung edamame juga bertujuan
agar edamame dapat lebih dikenal oleh masyarakat bukan hanya sebagai
makanan sehat, namun juga dapat dikreasikan menjadi cemilan sehat yang
tinggi serat dan lebih unggul di pasar modern (Modern Maerket) dibanding
cemilan lain yang mungkin memiliki nilai gizi yang lebih rendah.
Namun, untuk memenangkan persaingan di pasar modern,
diperlukan strategi yang tepat untuk mengungguli produk edamame dari

3
Arsy Permatasari Zahara, R Deni Muhammad Danial, dan Acep Samsudin, “Strategi Diferensiasi
dan Keunggulan Bersaing pada Usaha Kecil dan Menengah di Industri Furniture: Studi Kasus di
Kota Sukabumi, Indonesia”, Jurnal Pendidikan Ekonomi, Vol. 8 No. 1 (2020): 20

2
daerah lain. Oleh karena itu, penelitian pengabdian masyarakat ini bertujuan
untuk mengidentifikasi dan mengembangkan strategi diferensiasi produk
edamame dari kampung edamame untuk mencapai keunggulan persaingan
di pasar modern.
Dengan memahami karakteristik pasar modern dan kebutuhan
konsumen, serta menganalisis keunggulan produk edamame darikampung
edamame, penelitian ini akan menghasilkan rekomendasi strategi
diferensiasi yang dapat membantu meningkatkan daya saing produk
edamame tersebut. Diharapkan, penelitian ini tidak hanya memberikan
manfaat bagi pengelola kampung edamame dan masyarakat sekitar, akan
tetapi juga bagi pengusaha dan pemangku kepentingan lainnya dalam
industri edamame secara keseluruhan.
B. Rumusan Masalah Pengabdian
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka yang menjadi pokok
permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana strategi diferensiasi
produk edamame yang dilakukan oleh kampung edamame sehingga dapat
bersaing dan unggul di Modern Market?
C. Tujuan Pengabdian
Adapun tujuan dari pelaksanaan pengabdian ini yaitu untuk
memberikan pengetahuan yang lebih spesifik dan mengarah pada
kemampuan profesional mahasiswa. Selain itu tujuan dari pengabdian, yaitu
sebagai berikut :
1. Tujuan Umum
a. Memberikan wawasan kepada mahasiswa mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan dunia kerja terutama di bidang ekonomi.
b. Terciptanya hubungan kerjasama yang sinergis, jelas dan terarah
antara perguruan tinggi dan dunia kerja sehingga dapat
meningkatkan relevansi terhadap mutu pendidikan dan
implementasi ilmu di lapangan.
c. Menguji kemampuan mahasiswa dalam berkomunikasi yang baik
dalam struktur ilmu lapangan.

3
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui dan mempelajari sistem kerja, proses produksi, serta
seluruh kegiatan yang ada di Kampung Edamame.
b. Untuk mengetahui strategi diferensiasi yang digunakan oleh
kampung edamame dalam bersaing dan unggul di Modern Market.
c. Memberikan wawasan, pembelajaran, kreativitas, serta keaktifan
dalam tugas yang diberikan oleh perusahaan kepada mahasiswa
pengabdian.
d. Memberikan pengalaman kerja selama melaksanakan pengabdian di
Kampung Edamame (UMKM binaan PT.Gading Mas Indonesia
Teguh).
D. Manfaat Pengabdian
Adapun manfaat yang diperoleh selama melakukan kegiatan
pengabdian di Kampung Edamame (UMKM binaan PT. Gading Mas
Indonesia Teguh) sebagai berikut:
1. Manfaat Bagi Mahasiswa
a. Sebagai sarana pelatihan dan penerapan ilmu yang telah
didapatkan selama di bangku perkuliahan.
b. Menambah wawasan serta pengalaman kerja pada bidang
ekonomi serta menumbuhkan jiwa enterpreneur pada setiap
mahasiswa.
c. Meningkatkan wawasan serta pengetahuan tentang dunia kerja
secara nyata.
d. Meningkatkan keterampilan dan keahlian dalam bidangnya
masing-masing.
2. Manfaat Bagi Perguruan Tinggi
a. Terciptanya hubungan baik serta kerjasama yang saling
menguntungkan antara UIN KH. Achmad Siddiq Jember dengan
PT. Gading Mas Indonesia Teguh.

4
b. Untuk memperkenalkan instansi pendidikan Program Studi
Ekonomi Syariah UIN KH. Achmad Siddiq Jember kepada
Perusahaan yang membutuhkan lulusan Ekonomi.
3. Manfaat Bagi Perusahaan
a. Dengan adanya pengabdian, perusahaan yang bersangkutan dapat
mengetahui baik buruknya perusahaan dari pandangan orang lain.
b. Peran mahasiswa pengabdian masyarakat dalam membantu
proses kinerja perusahaan khususnya dibidang masing-masing
yang sudah ditentukan oleh perusahaan.
c. Memudahkan perusahaan yang bersangkutan untuk merekrut
tenaga yang potensial dari mahasiswa yang telah melakukan
pengabdian pada lembaga mereka.

5
BAB II
KAJIAN KEPUSTAKAAN

A. Kajian Terdahulu
Adapun kajian terdahulu yang relevan digunakan oleh penulis untuk
memaksimalkan penelitian ini, diantaranya ialah:

Tabel 2.1
Kajian Terdahulu
No Judul Tujuan dan Hasil
.

1. Strategi Tujuan dari penelitian ini adalah untuk


Diferensiasi dan mengetahui serta memahami pengaruh strategi
Keunggulan diferensiasi sebagai upaya mewujudkan
Bersaing pada keunggulan bersaing pada UKM furniture, yang
Usaha Kecil dan diawali dengan keinginan untuk mewujudkan
Menengah di keunggulan bersaing, maka perusahaan perlu
Industri menciptakan suatu perbedaan atau keistimewaan
Furniture: Studi yang tidak dimiliki oleh para pesaing untuk
Kasus di Kota dijadikan sebagai kekuatan dalam memenangkan
Sukabumi, persaingan.
Indonesia. 4 Adapun hasil pada riset ini menujukkan bahwa
penelitian ini termasuk kategori berkorelasi
sangat kuat dengan nilai 0,896. Sehingga
simpulan pada riset ini mengungkapkan strategi
diferensiasi mempunyai pengaruh dalam
mewujudkan keunggulan bersaing yaitu dengan

4
Arsy Permatasari Zahara, R Deni Muhammad Danial, dan Acep Samsudin, “Strategi Diferensiasi
dan Keunggulan Bersaing pada Usaha Kecil dan Menengah di Industri Furniture: Studi Kasus di
Kota Sukabumi, Indonesia”, Jurnal Pendidikan Ekonomi, Vol. 8 No. 1 (2020): 20

6
cara menciptakan suatu perbedaan baik dari
produk, pelayanan, personil maupun citra.
2. Strategi Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui
Diferensiasi suasana persaingan bisnis jasa boga/catering di
Untuk Desa Surondakan Kecamatan Trenggalek
Menciptakan Kabupaten Trenggalek dalam perspektif bisnis
Keunggulan syariah dan untuk mengetahui penerapan strategi
Kompetitif Pada diferensiasi untuk menciptakan keunggulan
UMKM kompetitif pada UMKM Catering Pawon Gusti.
Catering Pawon Hasil dari penelitian ini adalah suasana
Gusti Desa persaingan usaha jasa boga atau catering di Desa
Surondakan Surondakan Kecamatan Trenggalek Kabupaten
Kecamatan Trenggalek cukup ketat atau ramai. Persaingan
Trenggalek usaha dilakukan sudah sesuai dengan ajaran Islam
Kabupaten yakni bersaing secara sehat dan tidak merugikan
Trenggalek.5 pihak lain. UMKM Catering Pawon Gusti
menerapkan strategi diferensiasi produk, kualitas
pelayanan, personalia, saluran distribusi, dan citra
untuk menciptakan keunggulan kompetitif.

3. Strategi Tujuan dari jurnal ini adalah untuk


Diferensiasi mengeksplorasi pengaruh strategi diferensiasi
Dan terhadap keunggulan bersaing pada Hotel Grand
Pengaruhnya Q Gorontalo, serta untuk memberikan
Terhadap rekomendasi strategis bagi manajemen hotel
Keunggulan dalam menghadapi persaingan yang semakin
Bersaing (Studi ketat di industri perhotelan. Selain itu, jurnal ini
Pada Hotel juga bertujuan untuk menyoroti pentingnya

5
Maulidatun Nikmah dan Siswah Yudianto, “Strategi Diferensiasi Untuk Menciptakan Keunggulan
Kompetitif Pada UMKM Catering Pawon Gusti Desa Surondakan Kecamatan Trenggalek
Kabupaten Trenggalek,” Jurnal Manajemen dan Bisnis Madani, Vol. 4 No. 1 (2022): 67

7
Grand Q keunggulan bersaing dalam industri pariwisata,
Gorontalo).6 dengan fokus pada sektor perhotelan, dan untuk
menawarkan saran-saran konkret untuk
meningkatkan daya saing hotel.
Dari penelitian tersebut, dapat disimpulkan
bahwa strategi diferensiasi memiliki pengaruh
yang tidak signifikan terhadap keunggulan
bersaing pada Hotel Grand Q Gorontalo.
Meskipun demikian, keunggulan bersaing hotel
tersebut tetap terbukti meskipun efeknya kecil.
Persaingan di industri perhotelan semakin ketat,
dan strategi diferensiasi menjadi kunci dalam
pemasaran jasa. Tingkat hunian kamar Hotel
Grand Q Gorontalo mengalami penurunan yang
signifikan, yang dipengaruhi oleh aturan
pembatasan sosial akibat pandemi Covid-19.
Oleh karena itu, manajemen hotel perlu
mengambil langkah-langkah yang tepat untuk
mengatasi persaingan yang semakin ketat. Selain
itu, penelitian ini juga menyoroti pentingnya
keunggulan bersaing dalam industri pariwisata,
dengan fokus pada sektor perhotelan, dan
menawarkan saran-saran konkret untuk
meningkatkan daya saing hotel.

4. Strategi Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis


diferensiasi, apakah strategi diferensiasi, orientasi pasar,
orientasi pasar persepsi harga terhadap keunggulan bersaing
dan persepsi

6
Nuur Hazar Zulfiani Marlisa, Rizan Machmud, dan Endi Rahma, “Strategi Diferensiasi Dan
Pengaruhnya Terhadap Keunggulan Bersaing (Studi Pada Hotel Grand Q Gorontalo),” Jurnal
Kajian Ekonomi dan Bisnis, Vol. 15 No. 2 (2022): 112-113

8
harga terhadap marketplace ShopeeFood pada mahasiswa
keunggulan Universitas Maarif Hasyim Latif Sidoarjo.
bersaing Hasil penelitian ini ditunjukkan strategi
Marketplace diferensiasi berpengaruh positif dan tidak
Shopeefood.7 signifikan terhadap keunggulan bersaing,
orientasi pasar berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keunggulan bersaing, persepsi harga
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keunggulan bersaing, secara simultan strategi
diferensiasi, orientasi pasar, dan persepsi harga
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keunggulan bersaing. Implikasi dari penelitian
ini, diharapkan pihak ShopeeFood agar
memperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhi keunggulan bersaingnya. Hal ini
memungkinkan ShopeeFood untuk menerapkan
strategi yang tepat untuk memaksimalkan
pertumbuhan laba.

5. Strategi Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji


Diferensiasi pengaruh positif dan signifikan dari strategi
Dalam diferensiasi terhadap keunggulan bersaing pada
Meningkatkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
Keunggulan industri furniture di Kecamatan Leces, Kabupaten
Bersaing Di Probolinggo.
Kecamatan Hasil penelitian dengan pengujian secara parsial
Leces bahwa strategi diferensiasi memiliki pengaruh
positif dan signifikan terhadap keunggulan
bersaing. Strategi diferensiasi yang dilakukan

7
Nikma Yucha dan Ida Putri Nur Cahyani, “Strategi Diferensiasi orientasi pasar dan persepsi harga
terhadap keunggulan bersaing Marketplace Shopeefood,” Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan ,
Vol. 5 No. 3 (2022): 1377

9
Kabupaten oleh Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
Probolinggo.8 industri furniture di Kecamatan Leces Kabupaten
Probolinggo sudah cukup baik dalam
pelaksanaannya.

B. Kajian Teori
Bagian ini berisi pembahasan teori yang dijadikan sebagai pandangan
dalam melakukan penelitian. Pembahasan teori secara luas dan mendalam
akan semakin memperbanyak wawasan penelitian dalam mengkaji
permasalahan yang hendak dipecahkan sesuai dengan rumusan masalah dan
tujuan penelitian.
1. Definisi Strategi Diferensiasi Produk
Strategi merupakan sebuah rangkaian komitmen maupun tindakan
yang terkoordinasi yang disusun dan diciptakan untuk mengeksploitasi
kompetensi inti dan mencapai keunggulan yang kompetitif. 9 Sedangkan
diferensiasi produk merupakan sebuah strategi lain yang digunakan oleh
suatu perusahaan untuk dapat menciptakan kepercayaan konsumen, diantara
contoh cara-cara tersebut adalah dengan menciptakan sebuah iklan maupun
usaha pemasaran lainnya yang dapat menarik konsumen. Diferensiasi
produk juga dapat didefinisikan sebagai pembuatan sebuah produk atau citra
produk yang unik dan berbeda dengan produk yang telah ada sebelumnya
sehingga dapat menarik perhatian konsumen. 10
Strategi diferensiasi produk dimanfaatkan oleh sebuah perusahaan
untuk menghadapi persaingan dipasar, memperoleh posisi dipasar, dan
mempertahankan posisinya dipasar. Selain itu, tujuan penerapan strategi

8
Indah Respati Kusumasari,S.Sos, M.Si, Yanda Bara Kusuma, SAB, M.AB Dr. Acep Samsudin,
MA, “Strategi Diferensiasi Dalam Meningkatkan Keunggulan Bersaing Di Kecamatan Leces
Kabupaten Probolinggo,” Jurnal Bisnis Indonesia, Vol. 13 No. 1 (2022): 105
9
Hartiwi Agustina, “Analisis Strategi Diferensiasi Produk Terhadap Kepuasan Konsumen,” Jurnal
Al Ulum Ilmu Sosial dan Humaniora, Vol. 3 No. 1 (2017): 331
10
Ela Wulandary dan Indri Murniawaty, “Peningkatan Keunggulan Bersaing Melalui Diferensiasi
Produk dan Diferensiasi Citra Serta Pengaruhnya Terhadap Kinerja Pemasaran IKM Kopi Di
Kabupaten Temanggung,” Jurnal Manajemen Pemasaran, Vol. 13 No. 2 (2019): 70

10
diferensiasi produk dalam sebuah perusahaan adalah untuk menciptakan
produk yang terkesan unik dan berbeda dengan para pesaing lainnya,
sehingga produk perusahaan tersebut mudah dikenal oleh para konsumen. 11
2. Syarat- Syarat Diferensiasi
Diferensiasi adalah semua upaya yang dilakukan perusahaan untuk
menciptakan perbedaan diantara pesaing dengan tujuan memberikan nilai
yang terbaik untuk konsumen. Diferensiasi produk mencakup,
keistimewaan (features), kinerja (performance), gaya (style), dan rancangan
(design). Pada penelitian ini diferensiasi akan difokuskan pada diferensiasi
produk. Di dalam melakukan diferensiasi produk ada beberapa syarat yang
harus diperhatikan oleh perusahaan agar diferensiasi produk yang dilakukan
berhasil. Adapun syarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut:12
1) Important, yaitu diferensiasi harus bernilai bagi konsumen.
2) Distinctive, yaitu diferensiasi yang dilakukan belum pernah ada selama
ini.
3) Superior, yaitu diferensiasi memberikan kelebihan produk dari produk
pesaing.
4) Communicable, yaitu diferensiasi itu dapat dikomunikasikan dan diamati
oleh konsumen.
5) Pre-emptive, yaitu sulit ditiru oleh pesaing.
6) Affordable, yaitu pembeli dapat membayar harga dengan adanya
diferensiasi itu.
7) Profitable, yaitu perusahaan akan untung kalau memperkenalkan
diferensiasi itu.
3. Edamame
Kondisi lingkungan dan perubahan iklim dalam skala global
mempengaruhi pasokan pertanian dan pangan secara keseluruhan.

11
Hartiwi Agustina, “Analisis Strategi Diferensiasi Produk Terhadap Kepuasan Konsumen,” Jurnal
Al Ulum Ilmu Sosial dan Humaniora, Vol. 3 No. 1 (2017): 329
12
Andre Pratama, Jantje L. Sepang, dan Hendra N. Tawas, “Analisis Perbandingan Diferensiasi
Produk dan Citra Merek Pada Pembeli Pakaian Di Giordiano dan Polo (Studi Kasus Di Manado
Town Square),” Jurnal EMBA, Vol. 6 No. 4 (2018): 3664

11
Edamame atau disebut juga sayur kedelai merupakan sayuran impor di
dunia khususnya di Asia Timur. Tiongkok merupakan pusat produksi
kedelai nabati dunia. Kebanyakan varietas yang dibudidayakan di dunia
berasal dari Jepang. Untuk pertama kalinya edamame tercatat di Tiongkok,
pada awal abad kedua SM. Kebanyakan varietas edamame yang
dibudidayakan berasal dari Jepang. Edamame juga merupakan komponen
tradisional dalam makanan di Jepang, yang telah dikenal selama lebih dari
400 tahun.13
Sayur kedelai (Glycine max (L.) Merr.) yang dikenal juga dengan
sebutan edamame merupakan salah satu varietas kedelai food grade yang
umumnya dipanen pada saat polong sudah terisi penuh dan masih berwarna
hijau. popularitas edamame semakin meningkat seiring dengan kesadaran
konsumen AS akan nilai gizinya yang tinggi dan manfaat kesehatan yang
terkait dengannya. Berbeda dengan kedelai jenis biji-bijian yang terutama
digunakan untuk minyak nabati dan produk protein kedelai, edamame
dikonsumsi segar sebagai camilan setelah direbus atau sebagai sayuran.
Ciri-ciri yang membedakan edamame dengan kedelai biasa antara
lain warna hijau tua pada saat matang, tekstur lembut, ukuran biji besar, dan
rasa manis serta kurang berasa kacangnya. Selain itu, edamame
mengandung protein, vitamin, mineral, serat pangan, dan isoflavon yang
tinggi. Manfaat kesehatan yang terkait dengan konsumsi edamame
termasuk peningkatan kepadatan tulang, penurunan kadar kolesterol,
pencegahan penyakit kardiovaskular, dan pengurangan kanker payudara
dan prostat. Namun, mirip dengan kebanyakan protein nabati Sumbernya,
kedelai mengandung beberapa anti nutrisi seperti fenolik, tanin, fitat, dan
inhibitor trypsin. 14
Umumnya dijual dalam bentuk polong sebagai kacang segar atau
beku. Untuk konsumsi, edamame direbus selama 3 sampai 7 menit dalam

13
Solvita Zeipina, Ina Alsina, Liga Lepse, "Insight In Edamame Yield And Quality Parameters: A
Review," Research For Rural Development, 2017, vol. 2
14
Yixiang Xu et al., "Physical and nutritional properties of edamame seeds as influenced by stage
of development" Springer Science and Business New York 2015

12
air. Kedelai merupakan tanaman polong-polongan diploid yang melakukan
penyerbukan sendiri setiap tahunnya. Ini adalah tanaman populer yang
banyak dikonsumsi di seluruh dunia. Kedelai dapat dimanfaatkan sebagai
biji minyak dan kacang pangan. Varietas kedelai yang ukuran bijinya lebih
besar dibandingkan varietas tradisional, dipanen pada tahap belum
menghasilkan, disebut juga edamame. Perbedaan konsumsi kedelai dan
edamame terletak pada tahap kematangan saat biji dipanen. Kacang
edamame dipanen sebelum matang penuh ketika polong masih hijau dan
sebelum berubah menjadi kuning. Sama halnya dengan kedelai kering, biji
edamame mempunyai ciri gizi tinggi dan nilai obat. Ini berharga karena
tingginya protein, lemak, fosfolipid, fosfor, kalsium, zat besi, thiamin,
riboflavin, vitamin E, serat makanan dan kandungan isoflavon. Ada juga
laporan mengenai tingginya kadar asam amino esensial dalam kacang-
kacang. Kedelai merupakan sumber yang baik dari beberapa isoflavon alami
(78 hingga 220). Isoflavon memiliki efek pencegahan terhadap penyakit
pembuluh darah, osteoporosis, gejala menopause, dan fungsi. Kedelai juga
mempunyai potensi dalam pencegahan dan penekanan penyakit kanker
karena kandungan genisteinnya yang tinggi.
Studi klinis menunjukkan bahwa isoflavon dalam protein kedelai
memiliki pengaruh positif pada substansi darah dan mengurangi risiko
penyakit kardiovaskul. Edamame merupakan makanan berharga bagi
vegetarian dan vegan karena nilai gizinya yang tinggi, terutama sebagai
sumber protein dan asam amino. Kedelai nabati juga digunakan dalam
pembuatan produk inovatif seperti susu hijau, tahu hijau dan mie hijau.
Menurut literatur, masa vegetasi edamame pada kebanyakan kasus adalah
antara 75 dan 100 hari.
Semakin pendek masa vegetasi, semakin terjamin pula kualitas hasil
produksinya. Fakta ini juga menjadi pertimbangan para pemulia edamame
di seluruh dunia – tujuan pemuliaan yang paling penting adalah kematangan
awal, kualitas tinggi dan ketahanan terhadap penyakit dan serangg. Daya
jual edamame ditandai dengan sifat fisik dan organoleptiknya. Karakteristik

13
kualitas tergantung pada genotipe, waktu panen, pertumbuhan dan kondisi
lingkungan. Parameter mutu kedelai nabati dibagi menjadi lima kategori,
meliputi aspek visual, rasa, aroma, tekstur, dan nilai gizi.
Warna polong sangat penting dan hijau cerah adalah yang paling
cocok. Buah yang menguning menunjukkan penurunan kesegaran dan
penurunan kadar asam askorbat. Saat panen, edamame memiliki lebih
banyak vitamin dibandingkan kedelai yang dikeringkan di lapangan. 15
Biji edamame yang berukuran lebih besar dianggap lebih unggul
daripada kedelai dalam hal rasa, tekstur, dan kemudahan memasak, namun
perbedaan komposisi kimia yang signifikan belum teridentifikasi. Kadar
protein edamame diperkirakan sedikit lebih tinggi dibandingkan kedelai,
namun penelitian terbaru menunjukkan bahwa biji yang berukuran lebih
besar memiliki persentase minyak dan protein yang lebih tinggi
dibandingkan dengan biji yang berukuran lebih kecil. Karena protein dan
gula total berhubungan secara negatif, terlalu banyak protein menyebabkan
kurangnya rasa manis, yang merupakan komponen penting dari rasa.
Sebaliknya, kandungan minyak dan gula total berhubungan positif, namun
rasa berminyak yang berlebihan tidak dapat diterima. 16
Edamame kelas A harus mempunyai polong 90 persen atau lebih
dengan dua atau tiga biji. Polong harus berbentuk sempurna, berwarna hijau
seluruhnya, dan tidak menunjukkan luka atau bercak. Edamame kelas B
harus memiliki 90 persen atau lebih polong dengan dua atau tiga biji, tetapi
bisa berwarna hijau muda, dan beberapa polong mungkin sedikit berbintik,
terluka, cacat, pendek, atau berbiji kecil. Pada kedua kelas tersebut, polong
tidak boleh terlalu matang, terserang penyakit, rusak karena serangga,
berbiji satu, cacat bentuk, menguning, terbelah, berbintik, atau belum
matang. Warna polong merupakan kualitas edamame yang paling terlihat.

15
Solvita Zeipina, Ina Alsina, Liga Lepse, "Insight In Edamame Yield And Quality Parameters: A
Review" Research For Rural Development 2017, vol. 2
16
John Konovsky, Thomas A. Lumpkin, and Dean. McClary. “Edamame: the vegetable soybean,”
No. 173-81)

14
Selain pengaruh varietas, beberapa faktor pengelolaan juga mempengaruhi
warna. Secara umum paparan sinar matahari mempunyai pengaruh positif
terbesar, disusul tingkat kelembapan dan pemberian pupuk tambahan.
Ketika daun-daun dicabut pada dua pertiga tinggi dewasa, polong menjadi
lebih gelap dibandingkan kontrol saat panen karena peningkatan paparan
sinar matahari namun, para peneliti di Pusat Penelitian dan Pengembangan
Sayuran Asia (AVRDC) berpendapat bahwa luas daun bagian bawah
meningkatkan sengatan matahari. Polong tampak menjadi gelap seiring
dengan meningkatnya kandungan klorofil yang disebabkan oleh rendahnya
tingkat kelembapan . Pemberian fosfor pasca pembungaan membuat polong
sedikit gelap, namun efek nitrogennya beragam. Kandungan asam askorbat
menurun seiring dengan warna buah dan dapat digunakan sebagai indeks
warna dan kesegaran buah.17
Sebagaimana pendapat yang dikatakan bahwa kedelai Edamame
memililki manfaat dan kandungan protein yang tinggi dan lengkap, di mana
kandungan proteinnya 36% lebih tinggi dari pada kedelai lainnya, serta
mengandung sembilan asam amino, bebas kolesterol, tinggi kalsium,
magnesium, vitamin C, vitamin B, dan asam folat. Edamame merupakan
sub sektor pertanian yang sangat signifikan bagi negara Indonesia dan juga
komoditas yang sangat penting untuk menjaga stabilitas ekonomi sebagai
sumber pendapatan bagi masyarakat setempat. Akibatnya, permintaan
Edamame untuk kegiatan produksi semakin drastis.18
4. Keunggulan Bersaing
Keunggulan bersaing adalah serangkaian faktor yang menjadi
pembeda antara perusahaan kecil dengan pesaing lainnya serta memberikan
posisi yang unik dalam sebuah pasar sehingga dapat menjadi lebih unggul

17
Anggi Riska, Fuad Hasan, Nani Sintiawati., "Pola Kemitraan “Kampung Edamame” terhadap
Keberdayaan Masyarakat Desa Curah Kates Kabupaten Jember" Diklus:Jurnal Pendidikan Luar
Sekolah, No.2 Vol. 7, Maret 2023 - 101
18
Samruan, W., Oonsivilai, A., & Oonsivilai, R. (2012). Soybean and Fermented Soybean Extract
Antioxidant Activities. World Academy of Science, Engineering and Technology International
Journal of Nutrition and Food Engineering, 6(12), 1134–1137.

15
dari pesaing lainnya. Dalam arti lain, keunggulan bersaing merupakan
sebuah keunggulan yang menciptakan nilai bagi para konsumen dan sulit
ditiru oleh para pesaing. Apabila suatu perusahaan memiliki keunggulan
dalam bersaing maka akan menjadi pemimpin dalam pasar dan perusahaan
tersebut akan mendapat keuntungan diatas rata-rata.
Menurut Song & Parry ada tiga tolak ukur untuk mengetahui apakah
terdapat keunggulan bersaing dalam perusahaan, yaitu: 19
1. Keunikan Produk
Keunikan produk yaitu keunikan pada produk yang dimiliki
perusahaan sehingga dapat membedakannya dari produk pesaing atau
produk umum di pasaran. Keunikan produk memberikan nilai tambah
yang membuat produk tampil berbeda dibandingkan dengan pesaing
lain.
Ada 3 Keunikan pada produk agar dapat membentuk sebuah
nilai positif bagi produk tersebut, diantaranya:20
1. Bentuk Produk. Bentuk produk merupakan pola yang didalamnya
menyangkut berbagai hal seperti bentuk fisik, model, warna, ukuran
dan lainnya dengan maksud memberikan kemudahan bagi
konsumen dalam mengidentifikasi produk yang unik sehingga akan
memperkuat identitas produk tersebut.
2. Rasa Produk. Rasa merupakan respon dari apa yang dirasakan
konsumen melalui panca inderanya terutama jika produk yang
dikonsumsi, lidah akan merespon rasa produk tersebut baik manis,
pahit, asin, asam dan pedas. Jika suatu produk memiliki rasa yang
unik saat pertama kali konsumen merasakan produk tersebut maka
produk tersebut akan dapat memenuhi kepuasan.

19
Alifah Ratnasari, Irfanunnisa Tsalits Hartanty, “Peningkatan Kinerja Pemasaran Melalui
Optimalisasi Keunggulan Bersaing,” EKOBIS, Vol. 14 No. 02 (Januari 2013): 72-73
20
Asep M. Ramdan, Faizal Mulia Z, Ibnu Agung Permana, “Kekuatan Keunikan Produk Dan Word
Of Mouth Terhadap Keputusan Pembelian,” Journal of Management and Bussines (JOMB), Vol. 1
No. 1 (Juni 2019): 183-184

16
3. Kemasan/Penyajian Produk. Penyajian produk biasanya bertujuan
untuk melindungi sebuah produk agar tidak rusak, namun jika dibuat
unik, penyajian produk ataupun kemasan dengan menarik dapat
membuat konsumen tertarik sehingga memutuskan untuk
membelinya.
2. Kualitas Produk
Kualitas produk adalah kemampuan produk untuk memenuhi
atau memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Terdapat
beberapa indikator kualitas suatu produk yaitu: 21
1. Awet, mereflesikan ukuran masa pakai atau daya tahan suatu
barang.
2. Keandalan, sesuatu yang berkaitan dengan kemungkinan suatu
barang berhasil menjalankan fungsinya setiap kali digunakan.
3. Kesesuain produk, sesuatu yang berkaitan dengan tingkat
kesesuaian terhadap spesifikasi yang sudah ditetapkan sebelumnya.
4. Kemudahan dipergunakan dan diperbaiki, sesuatu karakteristik
yang berkaitan dengan kemudahan dan akurasi dalam pemberian
layanan untuk perbaikan barang.
3. Harga Bersaing (Harga Kompetitif)
Sebuah harga dikatakan kompetitif apabila produk yang serupa
dijual melalui dua orang atau organisasi yang berbeda namun produk-
produk tersebut dapat bersaing satu sama lain dalam sebuah pasar.
Harga kompetitif merupakan harga produk yang ditetapkan oleh
pengusaha yang ditentukan berdasarkan persepsi konsumen terkait
kesesuaian harga dengan manfaat produk serta harga yang mampu
bersaing di pasaran.22

21
Irfan Rizqullah Ariella, “Pengaruh Kualitas Peoduk, Harga Produk dan Desain Produk Terhadap
Keputusan Pembelian Konsumen Mazelni,” Jurnal Manajemen dan Start-up Bisnis, Vol.3 No. 2
(Juni 2018): 216
22
Vina Santika, “Pengaruh Harga Kompetitif Terhadap Keputusan Menjual Produk Minyak Goreng
Merek Fortune Melalui Brand Image (Studi Kasus pada PT Wilmar Cahaya Indonesia, Tbk di
Pontianak),” Proceeding Seminar Nasional Bisnis, Seri VI (2022): 14

17
Harga merupakan salah satu faktor penentu yang
dipertimbangkan oleh konsumen ketika akan melakukan keputusan
pembelian sebuah produk. Perusahaan perlu menyadari pentingnya
penentuan harga jual produk karena dalam persaingan bisnis, harga
yang ditawarkan pesaing bisa lebih rendah dengan kualitas yang sama
atau bahkan dengan kualitas yang lebih baik lagi. Penetapan harga yang
kompetitif mencerminkan kualitas yang dapat meningkatkan keputusan
pembelian konsumen. Hal ini dikarenakan ketika harga suatu produk
dianggap lebih terjangkau dibandingkan pesaingnya dan memiliki nilai
atau kegunaan yang sama, maka konsumen tentu akan lebih memilih
produk tersebut
Penetapan harga yang kompetitif merupakan salah satu strategi
penjualan yang dapat membantu para pelaku usaha dalam melakukan
keputusan menjual. Sehingga, penetapan harga kompetitif harus
dipertahankan pengusaha demi kelangsungan hidup produk dan agar
produk mampu bertahan dalam menghadapi persaingan.
5. Modern Market (Pasar Modern)
Pasar modern atau modern market adalah pasar atau toko dengan
sistem pelayanan mandiri, menjual berbagai jenis barang secara eceran yang
berbentuk Minimarket, Supermarket, Department Store, Hypermarket
ataupun grosir yang berbentuk Perkulakan. 23
Sementara itu, pasar modern juga didefinisikan sebagai pasar yang
dikelola dengan manajemen modern, umumnya terdapat di kawasan
perkotaan, seperti mall, supermarket, departement store, shopping centre,
waralaba, toko mini swalayan, pasar serba ada, toko serba ada, termasuk
pula toko modern kecil, seperti mini swalayan. Selain menyediakan barang-
barang lokal, pasar modern juga menyediakan barang impor. Barang yang
dijual mempunyai kualitas yang relatif lebih terjamin karena melalui
penyeleksian terlebih dahulu secara ketat sehingga barang yang tidak

23
Ika Devy Pramudian, “Perubahan Perilaku Konsumtif Masyarakat Dari Pasar Tradisional Ke
Pasar Modern”, Jurnal Asketik , Vol.1 No.1, (Juli 2017): 37

18
memenuhi persyaratan klasifikasi akan ditolak. Secara kuantitas, pasar
modern umumnya mempunyai persediaan barang di gudang yang terukur.
Dari segi harga, pasar modern memiliki label harga yang pasti (tercantum
harga sebelum dan setelah dikenakan pajak). 24

24
Rini Astuti & Hastina Febriaty, “Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian
konsumen di pasar modern: Studi kasus pada Indomaret di Kecamatan Medan Denai Kota Medan”,
Jurnal Riset Sains Manajemen, Vol. 1 No. 1, (2017): 36-37

19
BAB III
METODE PENGABDIAN MASYARAKAT

Berikut adalah metode pengabdian masyarakat dengan judul "Strategi


Diferensiasi Produk Edamame Dalam Mencapai Keunggulan Persaingan Di
Modern Market : Studi Pada Kampung Edamame Desa Curah Kates " yang
menggunakan pendekatan Participatory Action Research (PAR) dan terdiri dari
tiga poin :
A. METODE PENGABDIAN
Pendekatan Alternatif Participatory Action Research (PAR). Pendekatan
UMKM dengan Participatory Action Research (PAR) merupakan pendekatan
yang prosesnya bertujuan untuk pembelajaran dalam mengatasi masalah daya
saing UMKM. Pendekatan ini bisa dikatakan transformatif. Hal ini karena
merupakan proses riset yang berorientasi pada pemberdayaan dan perubahan.
Argumentasi ini didasarkan pada bahwa proses riset transformatif berarti
merupakan:
1. Sebuah proses penumbuhan kekuasaan dan kemampuan internal UMKM
yang masih jauh tertinggal dari para pesaingnya
2. Proses dari, oleh dan untuk pengembangan UMKM. Posisi UMKM
didampingi/difasilitasi dalam mengambil keputusan dan berinisiatif agar
lebih mandiri dalam mengembangkan kualitas usahanya.
3. Menempatkan UMKM sebagai kekuatan dasar bagi peningkatan ekonomi
masyarakat.
B. LANGKAH-LANGKAH YANG DILAKUKAN
Adapun langkah - langkah pengabdian yang dilakukan, diantaranya:
1. Analisis Pasar dan Konsumen: UMKM perlu melakukan analisis pasar dan
memahami preferensi serta kebutuhan konsumen terkait kemasan produk
edamame. Melalui survei, wawancara, atau studi pasar, UMKM dapat
mendapatkan wawasan yang lebih baik mengenai preferensi warna, desain,
ukuran, dan fitur kemasan yang diinginkan oleh konsumen.

20
2. Desain Kemasan yang Menarik: Berdasarkan analisis pasar, UMKM dapat
bekerja sama dengan desainer atau menggunakan layanan desain grafis
untuk menciptakan desain kemasan yang menarik dan sesuai dengan
identitas merek. Desain kemasan yang menarik dan estetis akan membantu
produk edamame menonjol di rak penjualan dan menarik minat konsumen.
3. Membuat inovasi produk baru: kampung edamame juga menerapkan
strategi diferensiasi berupa inovasi inovasi baru dari edamame. Di
Kampung Edamame, mukimame atau edamame yang sudah terkupas dari
kulit tidak hanya diolah menjadi edamame crispy, namun diolah menjadi
berbagai produk yang memiliki nilai jual tinggi. Dan reject dari mukimami
tersebut bisa dimanfaatkan kembali menjadi produk baru seperti nugget dan
yogurt.
C. ALAT ANALISIS YANG DIGUNAKAN
Alat analisis yang digunakan dalam laporan pengabdian ini
menggunakan analisis Strenght, Weakness, Opportunities, Threats (SWOT)
melalui cara tim pengabdian menganalisis data observasi untuk mengevaluasi
efektivitas pelatihan dan pendampingan yang telah dilaksanakan serta
memberikan rekomendasi untuk perbaikan kegiatan pengabdian di masa yang
akan datang. Analisis SWOT adalah suatu metode atau cara yang dipergunakan
untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman.
Dengan menganalisis dan memahami faktor internal dan faktor eksternal,
dapat digunakan sebagai acuan atau dasar dalam merencanakan sebuah
strategi. Adapun faktor internal pada analisis SWOT yaitu kekuatan dan
kelemahan sedangkan faktor eksternal yaitu peluang dan ancaman.Tujuan
lainya ialah perusahaan dapat menganalisis atau mendiagnosis apakah produk
yang akan dipasarkan mampu bersaing dan diterima oleh masyarakat. Hasil
analisis SWOT dapat dijadikan sebagai arahan atau rekomendasi bagi
perusahaan untuk mempertahankan dan meningkatkan kekuatannya,
memanfaatkan peluang yang ada dan mengatasi ancaman yang ada. Selain
itu,analisis SWOT dapat membantu perusahaan dalam mengurangi kelemahan
dan mengurangi dampak ancaman potensial.

21
Oleh karena itu peneliti menggunakan analisis SWOT sebagai alat
penelitian dikarenakan bisa menjawab dari rumusan masalah mengenai strategi
diferensiasi produk edamame dalam mencapai keunggulan Persaingan di
modern market, dengan melihat dari kekuatan kelemahan peluang serta
ancaman yang terjadi sehingga memudahkan perusahaan dalam menganalisis
produk yang akan dipasarkan.

22
BAB IV
PENYAJIAN DATA HASIL PENGABDIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Lokasi Pengabdian

Gambar 4.1 Kampung Edamame Ajung


Program Kampung Edamame adalah bentuk Corporate Social
Responsibility (CSR) yang dibuat oleh PT Gading Mas Indonesia Teguh
untuk memberdayakan masyarakat sekitar, terutama mantan pekerja di
perusahaan tersebut. Program Kampung Edamame merupakan respons
terhadap masalah sosial dalam masyarakat yang menjadi tanggung jawab
perusahaan. Pembentukan program Kampung Edamame didasari oleh
permasalahan yang ada di sekitar perusahaan yaitu banyaknya masyarakat
yang kehilangan pekerjaan karena peralihan produksi perusahaan yang
awalnya memproduksi tembakau menjadi produksi sayuran beku sehingga
masyarakat yang awalnya bekerja di PT. Gading Mas Indonesia Teguh
banyak yang berhenti bekerja karena berbagai faktor salah satunya karena
tidak masuk kualifikasi perusahaan dan perubahan budaya bekerja yang
sangat berbeda dengan sebelumnya.

23
Proses pembentukan program Kampung Edamame berjalan cukup
panjang dan melalui serangkaian tahapan. Sebelum program dibentuk hal
utama yang dilakukan oleh perusahaan adalah dengan melakukan
identifikasi terlebih dahulu terhadap asset yang ada di masyarakat
khususnya adalah asset lingkungan yang terkait dengan lokasi dimana
nantinya program Kampung Edamame dijalankan.
Pada awalnya PT. Gading Mas Indonesia Teguh mengidentifikasi
empat lokasi yaitu di Panti, Wirolegi, Kebon Agung, serta Klompangan.
Setelah menentukan empat lokasi tersebut, selanjutnya dilakukan survey
lokasi oleh pihak perusahaan dan hasilnya adalah di Panti dan Wirolegi
tidak menemukan tempat yang cocok dan sesuai, di Kebon Agung sudah
menemukan tempat namun sumberdaya manusianya yang kurang pas
karena rumah mereka saling berjauhan serta ibuibu disana masih fokus
mengurus keluarga.
Setelah beberapa tempat-tempat sebelumnya menemui beberapa
ketidak cocokan, akhirnya di survey lokasi ke empat yaitu di Desa
Klompangan perusahaan menemukan tempat yang sesuai untuk nantinya
menjalankan program Kampung Edamame. Tempat yang nantinya akan
ditempati untuk menjalankan program Kampung Edamame itu adalah milik
salah satu mantan pekerja di PT. Gading Mas Indonesia Teguh.
Pertimbangan lain dipilihnya Klompangan untuk menjalankan Kampung
Edamame adalah karena ketiga gudang tembakau yang ada di Panti,
Wirolegi, dan Kebon Agung akan dijual. Berdasarkan alasan tersebut pula
yang semakin meyakinkan perusahaan untuk memilih program Kampung
Edamame di Desa Curah Kates Klompangan.
Perusahaan paham terkait SDM yang ada di Desa Klompangan karena
sebagian besar adalah mantan pekerja di PT. Gading Mas Indonesia Teguh.
Masyarakat di Dusun Curah Kates Desa Klompangan lebih terbuka terhadap
program Kampung Edamame karena dengan program tersebut terdapat
tambahan ilmu yang akan mereka dapatkan serta dari program tersebut
mereka akan mendapatkan tambahan penghasilan. Selain itu letak Dusun

24
Curah Kates Desa Klompangan juga strategis karena paling dekat dengan
PT Gading Mas Indonesia Teguh jadi untuk mengambil bahan baku mereka
lebih dekat.
Harapan dari perusahaan dengan adanya kampung edamame tersebut
dapat menjadi wadah bagi perempuan-perempuan di Kampung Edamame
untuk berkreasi membuat olahan edamame. Identifikasi lokasi yang
dilakukan perusahaan tersebut berlangsung selama setengah tahun sebelum
akhirnya memilih lokasi di Dusun Curah Kates Desa Klompangan.
Masyarakat turut berperan dalam proses identifikasi tersebut dengan
merekomendasikan siapa saja perempuan-perempuan yang tergabung di
Kampung Edamame.
Terdapat beberapa hal yang menjadi kendala dalam proses produksi
tersebut seperti meyakinkan ibu-ibu untuk mau belajar, meyakinkan ibu-ibu
bahwa dalam proses belajar ini nanti mereka akan memiliki nilai ekonomis,
meyakinkan ibu-ibu bahwa program kampung edamame dapat sukses
kedepannya dengan prospek yang bagus, mengatur ritme serta pola kerja
ibu di kampung edamame supaya tidak mempengaruhi keluarga. Selain itu
ibu-ibu kampung edamame diawal merasa ragu apakah produk yang
dihasilkan nantinya akan laku terjual karena terhitung cukup mahal apalagi
untuk harga di desa.
Perusahaan berusaha membuktikan bahwa apa yang ditakutkan oleh
ibu-ibu di kampung edamame tidak benar dengan cara membantu untuk
promosi, dibantu penjualan ke toko oleh-oleh, diikutkan dalam kegiatan
pameran UMKM serta kegiatan-kegiatan lain yang dapat menunjang
promosi. Konsep program CSR untuk memanfaatkan hasil penyortiran
edamame yang tidak memenuhi standar kualitas ekspor, sejak awal memang
digagas oleh pihak manajemen PT. GadingMas Indonesia Teguh dengan
menunjuk satu orang dari pihak manajemen dan satu orang dari pihak
keuangan.
Upaya untuk memanfaatkannya dilakukan dengan, pertama,
mempelajari tentang proses pembuatan nangka crispy pada salah satu

25
mantan karyawan PT. Gading Mas Indonesia Teguh yang mendirikan usaha
pembuatan nangka crispy; dan, kedua, melakukan observasi dengan
berkunjung ke salah satu toko oleh-oleh di Malang yang menyediakan aneka
produk olahan makanan sebagai oleh-oleh khas Malang seperti keripik
ladrang, keripik tempe, dan rempeyek kacang, dan produk-produk lainnya.
Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, kedua orang perwakilan PT.
Gading Mas Indonesia Teguh meyakini bahwa edamame yang menjadi
bisnis unggulannya pun dapat dimanfaatkan menjadi produk oleh-oleh
seperti yang ditemukan di toko oleholeh tersebut yaitu edamame crispy.
Setelah itu, langkah selanjutnya adalah melakukan uji coba membuat
edamame crispy melalui trial and error.
Selama proses tersebut terjadi beberapa kali kegagalan akibat
kandungan minyak dari edamame yang telah digoreng masih tinggi dan
waktu penyimpanan di frozen storage kurang lama. Setelah beberapa kali
percobaan, akhirnya PT. Gading Mas Indonesia Teguh berhasil melakukan
uji coba, walaupun masih harus dikembangkan lebih lanjut. Langkah
selanjutnya yang ditempuh untuk merealisasikan ide Kampung Edamame
adalah perekrutan anggota masyarakat untuk terlibat di Kampung
Edamame.
Proses keterlibatan anggota masyarakat pun telah ditentukan yaitu
mantan pekerja perempuan yang berdomisili di lokasi yang paling dekat
dengan lokasi aktivitas perusahaan. Secara kronologis, proses perekrutan
tersebut dimulai ketika perwakilan PT. Gading Mas Indonesia Teguh
mengunjungi rumah salah satu mantan pekerjanya untuk menginformasikan
tentang rencana program CSR yang diberi nama Kampung Edamame
tersebut. Selanjutnya, perwakilan PT. Gading Mas Indonesia Teguh
meminta bantuan kepada mantan pekerjannya tersebut untuk
mengumpulkan rekan-rekannya yang bersedia terlibat dalam kegiatan
tersebut. Jumlah perempuan yang berhasil direkrut adalah 14 (empat belas)
orang pada awalnya, lalu setelah kegiatan telah berjalan berkurang menjadi

26
8 (delapan) orang karena ada yang meninggal, mengundurkan diri, atau
berpindah pada pekerjaan lain.
Peran para pekerja tersebut lebih diorientasikan pada kegiatan
operasional sehari-hari di Kampung Edamame, seperti mengupas kulit ari
edamame, menggoreng edamame menggunakan mesin vacuum frying, dan
pengemasan yang dilakukan bersama-sama.
B. Hasil Pengabdian Yang Dilakukan
Tabel 4.1
Hasil Pengabdian
No. Pengabdian yang dilakukan Pihak Perusahaan
Mahasiswa
1. Mahasiswa membantu Admin Gudang Perusahaan
pengarsipan Surat Permintaan dan mengecek ulang SPPB yang
Pengeluaran Barang (SPPB) telah diarsipkan
sebagai bukti FA
2. Mahasiswa membantu Admin Gudang melakukan
pengauditan stok barang pengecekan ulang terkait
(pestisida) dating digudang kebenaran pencatatan pada
saat proses audit terhadap
barang datang
3. Mahasiswa menciptakan desain Kepala departemen
logo baru yang lebih modern untuk komersial perusahaan
susu edamame dan rempah (Kepala Kampung
edamame. Edamame) mengoreksi dan
menyetujui desain yang
telah dibuat mahasiswa
4. Mahasiswa membantu membuat Perusahaan (Kampung
proposal dan mengkonsultasikan Edamame) melanjutkan
program baru dari kampung program yang telah dibuat
edamame yaitu pemberian oleh mahasiswa kedepannya

27
makanan tambahan kepada balita dengan memberikan
stunting dengan puskesmas Ajung makanan tambahan dari
produk edamame ke
posyandu terdekat.
5. Mahasiswa menciptakan produk Kampung edamame
baru yang bernilai ekonomis dari nantinya melakukan
mukimame yang telah melalui penjualan dan
proses sotir akan tetapi tidak menambahkan produk yang
memenuhi standar. telah dibuat kedalam etalase
produk penjualan.
6. Mahasiswa membuat proposal Kampung edamame
perbaikan kolam ikan di kampung mengajukan proposal ke
edamame yang nantinya ikan bidang keuangan perusahaan
dalam kolam tersebut dan merealisasikan rencana
dimanfaatkan agar memamakan yang ada dalam proposal
kulit ari dari edamame yang telah
di peeling.

C. Pembahasan
Penetapan strategi dalam pemasaran produk merupakan salah satu
faktor yang penting bagi kampung edamame. Kampung Edamame harus
membuat strategi yang baik dan maksimal untuk memasarkan atau
menyalurkan produk tersebut dimulai dari strategi penetapan produk,
strategi pemasaran produk dan strategi pemilihan calon nasabah. strategi
penetapan produk dibutuhkan supaya jumlah konsumen maupun peminat
olahan produk edamame yang dihasilkan Kampung Edamame meningkat,
brand image Kampung edamame semakin kuat, jangkauan pasar yang
semakin luas dan tentunya meningkatkan pendapatan kampung edamame.
Sedangkan strategi pemasaran produk edamame amat dibutuhkan untuk
menarik minat konsumen yang dapat memaksimalkan atau meningkatkan
penjualan, dan memperkuat hubungan dengan konsumen. Lalu inovasi

28
produk dan melihat preferensi konsumen juga sangat penting dilakukan,
tujuannya adalah agar produk yang dihasilkan kampung edamame dapat
menguasai dan unggul di pasar modern (Modern Market).
Berikut merupakan strategi diferensiasi produk yang ditetapkan di
Kampung edamame untuk menarik konsumen dan unggul dalam bersaing
dengan produk makanan lainnya di pasar modern (Modern Market):
1. Mengetahui Kebutuhan Konsumen
Salah satu strategi diferensiasi produk yang digunakan oleh
Kampung edamame adalah mengetahui kebutuhan konsumennya.
Dengan memahami kebutuhan konsumen diharapkan dapat membuat
konsumen merasa dipedulikan karena bisa mendapatkan produk yang
dibutuhkannya dengan mudah.
Menurut penuturan dari pengelola kampung edamame dengan
menjual produk yang dibutuhkan oleh konsumen akan dapat
mempengaruhi minat konsumen dalam memutuskan produk yang akan
dibelinya. Karena produk dianggap memiliki perbedaan yang positif
dari produk sejenis lainnya yang dihasilkan kompetitor.
2. Menjaga Kualitas Produk
Dalam hal memasarkan produk, kampung edamame sangat
menjaga kualitas dari produk yang mereka hasilkan. Hal ini dibuktikan
dengan proses sortir dan quality control yang dilakukan secara berulang
kali.
Kualitas produk menjadi salah satu hal yang dicari konsumen.
Untuk itu produsen harus memastikan produk yang ditawarkannya
terjaga dalam segi kualitas. Dengan kualitas yang baik menjadikan
produk tersebut lebih unggul dibandingkan produk sejenis yang
ditawarkan kompetitor, sehingga konsumen cenderung memilih produk
tersebut.
Untuk menghasilkan produk yang berkualitas, dapat diproduksi
dengan menggunakan bahan baku yang berkualitas pula dan sedikit
memoles produk agar terlihat menarik di mata konsumen.

29
3. Melakukan Inovasi Produk
Inovasi merupakan bagian dari diferensiasi. Dengan
dilakukannya inovasi, produk akan menjadi lebih menarik dan memiliki
warna baru yang ditawarkan, sehingga akan lebih unggul dibandingkan
dengan produk kompetitor. Oleh sebab itu, inovasi sangat penting bagi
produsen guna menjadikan produknya berbeda dengan yang lain.
Kampung edamame juga menerapkan strategi diferensiasi berupa
inovasi inovasi baru dari edamame. Di Kampung Edamame,
mukimame atau edamame yang sudah terkupas dari kulit tidak hanya
diolah menjadi edamame crispy, namun diolah menjadi berbagai
produk yang memiliki nilai jual tinggi. Inovasi produk yang dihasilkan
berupa, risoles edamame, susu edamame, rempah edamame, peyek
edamame, dan masih banyak lagi.
4. Jujur dalam Penawaran
Penawaran juga menjadi bagian yang perlu diperhatikan dalam
melakukan diferensiasi produk. Penawaran juga akan terasa menarik
bagi konsumen jika dilakukan dengan cara yang jujur, yaitu dengan
menjelaskan kelebihan dan kekurangan produk yang Anda tawarkan,
sehingga konsumen mendapatkan informasi produk dengan akurat.
Penawaran yang jujur dapat menjadi bentuk pelayanan yang baik
bagi konsumen dan akan menjadi nilai tambah bagi produk. Meski tidak
ada inovasi yang ditawarkan, konsumen tetap memilih produk tersebut
karena merasa nyaman dengan pelayanan yang didapatkan.
5. Mengajak Persepsi Pada Konsumen
Persepsi konsumen merupakan aspek psikologis seseorang
(konsumen), yang menimbulkan suatu proses agar orang tersebut
memilih atau menentukan pilihannya. Persepsi bisa dilakukan dengan
penawaran produk, promosi, dan ajakan. Dengan begitu produk lebih
mudah untuk dikenali. Dalam hal ini konsumen akan diajak persepsinya
agar menggunakan produk tersebut.

30
D. Analisis SWOT
Analisis yang dipakai dalam merumuskan strategi diferensiasi produk
edamame untuk mencapai keunggulan kompetitif di pasar modern. Analisis
SWOT ialah metode atau cara yang digunakan untuk mengetahui atau
menentukan strategi produk atau bisnis melalui beberapa cara seperti
mengukur dan mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
terhadap bisnis di perusahaan. Analisis dan pemahaman terhadap situasi
internal dan eksternal dapat dijadikan sebagai acuan atau dasar pembentukan
gagasan. Pada analisis ini, kelemahan dan kekuatan ialah faktor internal,
sedangkan ancaman dan peluang ialah faktor eksternal.
Analisis SWOT dapat menjadi alat yang berharga dalam merumuskan
strategi diferensiasi produk edamame untuk mencapai keunggulan kompetitif
di pasar modern. Meskipun tidak ada hasil pencarian khusus untuk
edamame, wawasan dari penelitian terkait berikut dapat membantu:
1. Kekuatan:
a. Menekankan nilai gizi dan rasa unik edamame untuk
membedakannya dari produk lain di pasar.
b. Menjelajahi saluran pemasaran digital untuk menjangkau khalayak
yang lebih luas dan meningkatkan saluran distribusi untuk
memastikan ketersediaan produk.
2. Kelemahan:
a. Keterbatasan kapasitas produksi untuk memenuhi permintaan
konsumen yang tinggi.
b. Perlu meningkatkan kegiatan promosi dan berkoordinasi dengan
pemerintah daerah untuk mempromosikan produk.
3. Peluang:
a. Daya saing produk yang tinggi, menunjukkan potensi
pengembangan dan perluasan pasar.
b. Potensi pengembangan kemasan produk yang unik dan penambahan
varian produk untuk menarik konsumen.
4. Ancaman:

31
a. Persaingan yang ketat dan munculnya produk substitusi.
b. Perlunya merespons tingginya intensitas persaingan dan munculnya
produk substitusi.
Dengan memanfaatkan wawasan ini, produsen edamame dapat
mengembangkan strategi diferensiasi produk yang memanfaatkan kekuatan
produk, mengatasi kelemahannya, menjajaki peluang pertumbuhan, dan
memitigasi potensi ancaman di pasar modern.

32
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dipaparkan mengenai
“Strategi Diferensiasi Produk Edamame Dalam Mencapai Keunggulan
Persaingan Di Modern Market : Studi Pada Kampung Edamame Desa Curah
Kates” diperoleh kesimpulan bahwa
1. Program Kampung Edamame merupakan bentuk tanggung jawab
sosial perusahaan (CSR) dari PT Gading Mas Indonesia Teguh untuk
memberdayakan masyarakat sekitar, khususnya mantan pekerja
perusahaan.
2. Kampung Edamame berhasil menciptakan berbagai produk olahan
edamame yang memilki potensi untuk meningkatkan pendapatan,
seperti edamame krispi, sari rempah edamame, susu edamame, risol
edamame, peyek edamame dan lainnya.
3. Untuk bersaing di pasar modern, Kampung Edamame menerapkan
strategi diferensiasi dengan mengetahui kebutuhan konsumen,
menjaga kualitas produk, melakukan inovasi produk, serta
melakukan promosi secara terus menerus.
4. Untuk analisis SWOT diketahui bahwa Perlu disusun strategi
pemasaran yang lebih komprehensif agar daya saing produk
edamame dari Kampung Edamame semakin kuat
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas adapun saran bagi Kampung
Edamame guna memaksimalkan penjualan serta dapat mencapai
keunggulan bersaing yaitu menciptakan produk baru yang lebih ekonomis
dan ramah dikantong, sehingga target sasarannya tidak hanya untuk
masyarakat kalangan menengah ke atas tetapi juga masyarakat dengan kelas
biasa. Selain itu, kampung edamame diharapkan terus mengembangkan
kualitas dan kuantitas terbaik produknya serta menjaga hubungan baik

33
dengan konsumen dengan memberikan produk-produk dengan kualitas
terbaik.

34
DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Hartiwi. “Analisis Strategi Diferensiasi Produk Terhadap Kepuasan


Konsumen.” Jurnal Al Ulum Ilmu Sosial dan Humaniora, Vol. 3 No. 1
(2017): 328-342. http://dx.doi.org/10.31602/alsh.v3i1.817.
Ariella, Irfan Rizqullah. “Pengaruh Kualitas Peoduk, Harga Produk dan Desain
Produk Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Mazelni.” Jurnal
Manajemen dan Start-up Bisnis, Vol.3 No. 2 (Juni 2018): 215-221.
https://doi.org/10.37715/jp.v3i2.683.
Astuti, Rini & Hastina Febriaty, “Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan
pembelian konsumen di pasar modern: Studi kasus pada Indomaret di
Kecamatan Medan Denai Kota Medan”, Jurnal Riset Sains Manajemen, Vol.
1 No. 1, (2017): 36-37
Indah Respati Kusumasari,S.Sos, M.Si, Yanda Bara Kusuma, SAB, M.AB Dr.
Acep Samsudin, MA, “Strategi Diferensiasi Dalam Meningkatkan
Keunggulan Bersaing Di Kecamatan Leces Kabupaten Probolinggo,” Jurnal
Bisnis Indonesia, Vol. 13 No. 1 (2022): 105-119.
https://doi.org/10.33005/jbi.v13i1.3080.
Konovsky, John, Thomas A. Lumpkin, and Dean. McClary. “Edamame: the
vegetable soybean,” No. 173-81.
soybean.uwex.edu/library/soybean/forage/Food_Quality/Edamame-
EDAMAME_THE_VEGETABLE_SOYBEAN.htm
Marlisa, Nuur Hazar Zulfiani, Rizan Machmud, dan Endi Rahma. “Strategi
Diferensiasi Dan Pengaruhnya Terhadap Keunggulan Bersaing (Studi Pada
Hotel Grand Q Gorontalo).” Jurnal Kajian Ekonomi dan Bisnis, Vol. 15 No.
2 (2022): 102-114. https://doi.org/10.37479/jkeb.v15i2.18282.
Nikmah, Maulidatun dan Siswah Yudianto. “Strategi Diferensiasi Untuk
Menciptakan Keunggulan Kompetitif Pada UMKM Catering Pawon Gusti
Desa Surondakan Kecamatan Trenggalek Kabupaten Trenggalek.” Jurnal
Manajemen dan Bisnis Madani, Vol. 4 No. 1 (2022): 66-82.
https://doi.org/10.51353/jmbm.v4i1.627.

35
Pramudian, Ika Devy. “Perubahan Perilaku Konsumtif Masyarakat Dari Pasar
Tradisional Ke Pasar Modern.” Jurnal Asketik , Vol.1 No.1, (Juli 2017): 35-
43. http://jurnal.stainkediri.ac.id/index.php/asketik
Pratama, Andre, Jantje L. Sepang, dan Hendra N. Tawas. “Analisis Perbandingan
Diferensiasi Produk dan Citra Merek Pada Pembeli Pakaian Di Giordiano dan
Polo (Studi Kasus Di Manado Town Square).” Jurnal EMBA, Vol. 6, No. 4
(2018): 3664. https://doi.org/10.35794/emba.v6i4.21891.
Ramdan, Asep M, Faizal Mulia Z, Ibnu Agung Permana. “Kekuatan Keunikan
Produk Dan Word Of Mouth Terhadap Keputusan Pembelian.” Journal of
Management and Bussines (JOMB), Vol. 1 No. 1 (Juni 2019): 181-191.
https://doi.org/10.31539/jomb.v1i1.608.
Ratnasari, Alifah, Irfanunnisa Tsalits Hartanty. “Peningkatan Kinerja Pemasaran
Melalui Optimalisasi Keunggulan Bersaing.” EKOBIS, Vol. 14, No. 02
(Januari 2013): 72-89. http://dx.doi.org/10.30659/ekobis.14.1.72-89.
Riska, Anggi, Fuad Hasan, Nani Sintiawati. "Pola Kemitraan “Kampung
Edamame” terhadap Keberdayaan Masyarakat Desa Curah Kates Kabupaten
Jember." Diklus: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, No.2 Vol. 7, (Maret 2023):
101-116. https://doi.org/10.21831/diklus.v7i2.63361.
Samruan, W., Oonsivilai, A., & Oonsivilai, R. (2012). Soybean and Fermented
Soybean Extract Antioxidant Activities. World Academy of Science,
Engineering and Technology International Journal of Nutrition and Food
Engineering, 6(12), 1134–1137.
Santika, Vina. “Pengaruh Harga Kompetitif Terhadap Keputusan Menjual Produk
Minyak Goreng Merek Fortune Melalui Brand Image (Studi Kasus pada PT
Wilmar Cahaya Indonesia, Tbk di Pontianak).” Proceeding Seminar Nasional
Bisnis, Seri VI, 2022.
Wibowo, Dimas Hendika, Zainul Arifin, dan Sunarti. “Analisis strategi pemasaran
untuk Meningkatkan daya saing UMKM (Studi pada batik Diajeng Solo).”
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), Vol. 29 No. 1 (2015): 59-66.
Wulandary, Ela dan Indri Murniawat. “Peningkatan Keunggulan Bersaing Melalui
Diferensiasi Produk dan Diferensiasi Citra Serta Pengaruhnya Terhadap

36
Kinerja Pemasaran IKM Kopi Di Kabupaten Temanggung.” Jurnal
Manajemen Pemasaran, Vol. 13 No. 2 (2019): 66-77.
https://doi.org/10.9744/pemasaran.13.2.69-77.
Xu, Yixiang et al., "Physical and nutritional properties of edamame seeds as
influenced by stage of development." Springer Science and Business New
York, 2015.
Yakti, Mardevita Islami, Oktavia Sarhesti Padmini, dan Basuki. “Respon
Pertumbuhan dan Hasil Kedelai Edamame (Glycine max L. Merrill) Pada
Berbagai Dosis Pupuk Kotoran Sapi dan Trichoderma harzianum.” Jurnal
AGRIVET, Vol.25 (2015): 105-113.
http://eprints.upnyk.ac.id/id/eprint/19756.
Yucha, Nikma dan Ida Putri Nur Cahyani. “Strategi Diferensiasi orientasi pasar dan
persepsi harga terhadap keunggulan bersaing Marketplace Shopeefood.”
Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan , Vol. 5 No. 3 (2022): 1377-1382.
https://doi.org/10.32670/fairvalue.v5i3.2560.
Zahara, Arsy Permatasari, R Deni Muhammad Danial, dan Acep Samsudin.
“Strategi Diferensiasi dan Keunggulan Bersaing pada Usaha Kecil dan
Menengah di Industri Furniture: Studi Kasus di Kota Sukabumi, Indonesia.”
Jurnal Pendidikan Ekonomi, Vol. 8 No. 1 (2020): 20-27.
https://doi.org/10.23887/ekuitas.v8i1.24410.
Zeipina, Solvita, Ina Alsina, Liga Lepse. "Insight In Edamame Yield And Quality
Parameters: A Review." Research For Rural Development, vol. 2, 2017.

37
LAMPIRAN

A. Dokumentasi

Gambar 1. Proses Pengarsipan Berkas SPPB (Surat Permintaan dan


Pengeluaran Barang) FA

38
Gambar 2. Pencatatan Form Pengeluaran Pestisida Harian

Gambar 3. Menulis berat bersih pestisida pada jirigen

39
Gambar 4. Menuliskan Kode pestisida, tanggal aplikasi, dan kode pada
jirigen pestisida

Gambar 5. Penulisan Jenis Pestisida dan Memverifikasi Berat Bersih


Jirigen Pestisida

40
Gambar 6. Mencatat Form Pencampuran Pestisida

Gambar 7. Kunjungan dari Dosen Pembimbing Lapangan (DPL)

41
Gambar 8. Kajian bersama Tim Produksi PT. GMIT tentang alur dan
proses pengolahan edamame

Gambar 9. Penyuluhan penanganan saat terjadi kebakaran bersama Tim


Pemadam PT.GMIT di Kampung Edamame

42
Gambar 10. Proses pengajuan proposal pemberian makanan tambahan
untuk program stunting di Puskesmas Ajung

Gambar 11. Penilaian Kinerja selama Program PPL bersama Kepala


Departemen Komersial PT.GMIT (Bapak Hafid Raharjo)

43
Gambar 12. Logo Minuman Rempah

Gambar 13. Logo Susu Edamame

44

Anda mungkin juga menyukai