Anda di halaman 1dari 102

STRATEGI PENETAPAN HARGA DALAM MENINGKATKAN

VOLUME PENJUALAN D’ RATU FASHION JALAN CIPTA KARYA


SIDOMULYO BAR KECAMATAN TAMPAN KOTA PEKANBARU DI
TINJAU MENURUT PERSPEKTIF EKONOMI SYARIAH

Skripsi

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Studi Pada Program
Strata Satu (S1) Ekonomi Syariah Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
(SE) Pada Fakultas Syariah Dan Hukum Universitas Islam Negeri
Sultan Syarif Kasim Riau

Oleh:

Ahmad Ridwan

11625103983

EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH HUKUM

UNIVERSITAS NEGERI ISLAM SULTAN SYARIF KASIM

2020/2021
PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul Strategi Penetapan Harga dalam Meningkatkan Volume

Penjualan D’ Ratu Fashion Jalan Cipta Karya Sodomulyo Bar Kecamatan

Tampan Kota Pekanbaru Ditinjau Menurut Perspektif Ekonomi Syariah, yang

ditulis oleh:

Nama : Ahmad Ridwan

Nim : 11625103983

Program Studi : Ekonomi Syari’ah

Dapat diterima dan disetujui untuk diujikan dalam sidang Munaqasyah

Fakultas Syari’ah dan Ilmu Hukum Universitas Islam Negeri Sultan Syarif

Kasim Riau.

Pekanbaru, Juli 2020


Pembimbing Skripsi

Madona Khairunisa, ME. Sy


130 217 028
ABSTRAK

Ahmad Ridwan (2020) : “Strategi Penetapan Harga dalam Meningkatkan


Volume Penjualan D’ Ratu Fashion Jalan Cipta
Karya Sidomulyo Bar Kecamatan Tampan Kota
Pekanbaru Ditinjau Menurut Perspektif Ekonomi
Syariah”

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh strategi penetapan harga yang


dilakukan D’Ratu Fashion yaitu dengan menggunkan strategi harga produk
baru dan strategi harga tunggal. Selanjutnya, penetapan harga yang
dilakukan D’Ratu fashion ini dengan harga 35.000, dengan harga tersebut
volume penjualan semakin meningkat setiap tahunnya. permasalahan dalam
penelitian ini adalah pertama, bagaimana strategi penetapan harga dalam
menigkatkan volume penjualan pada D’ Ratu Fashion serba 35.000
Pekanbaru, kedua bagaimana tinjauan ekonomi syariah terhadap penetapan
harga dalam meningkatkan volume penjualan pada D’ Ratu Fashion serba
35.000 Pekanbaru.
Penelitian ini dilakukan di Jalan Cipta Karya Sidomulyo Bar, Kec
Tampan, Kota Pekanbaru, Riau. Jenis penelitian yang digunakan untuk
mengumpulkan data adalah jenis penelitian lapangan (field research) yaitu
diperoleh dengan melakukan penelitian secara langsung ke toko. Sumber
data yang digunakan adalah sumber data primer dan data sekunder,
sedangkan populasi dan sampel Populasi dalam penelitian ini adalah 1 orang
pemilik dan 2 orang karyawan D’ratu fashion serba 35.000 dengan teknik
pengambilan sampelnya memakai total sampling. Metode analisis data yang
digunakan deskriptif-kualitatif.
Hasil penelitian ini adalah bahwa toko D’ratu Fashion ini melakukan
penetapan harga dengan harga semurah-murahnya dan melayani pembeli
dengan seramah-ramahnya. Kuliatas yang diberikan D’Ratu Fashion sangat
baik dan memuaskan bagi konsumen. Keuntungan yang diperoleh D’Ratu
Fashion selalu meningkat setiap tahunnya yaitu hari Idul Adha dan Idul
Fitri. Penetapan harga dalam meningkatkan volume penjualan menurut
prespektif ekonomi Islam sesuai dengan syariah Islam, yaitu dengan
memberikan permintaan dan penawaran, harga yang adil dalam Islam, tidak
adanya penimbunan, adanya laba serta terlaksananya transaksi yang baik.

Keyword: Strategi Penetapan Harga, Volume Penjualan

iii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan atas kehadirat Allah subhanahu

wata‟ala, karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi ini tepat pada waktunya. Sholawat dan salam senantiasa

dikirimkankepada Nabi Muhammad shallallahu „alaihi wasallam yang telah

berjuang membawa umatnya dari alam kegelapanhingga ke alam yang penuh

dengan ilmu pengetahuan seperti saat sekarang ini.

Penulisan skripsi dengan judul : “Strategi Penetapan Harga dalam

Meningkatkan Volume Penjualan D’ Ratu Fashion Jalan Cipta Karya

Sidomulyo Bar Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru Ditinjau Menurut

Perspektif Ekonomi Syariah” berguna untuk melengkapi tugas dan memenuhi

syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Syariah dan Ilmu

Hukum di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bimbingan,

dorongan, dukungan, bantuan dan petunjuk dari berbagai pihak. Oleh karena itu,

pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang setulus-tulusnya dan

sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang turut andil dalam penyelesaian

skripsi ini, di antaranya:

1. Teristimewa buat Ayahanda “Mohammad Syukri” dan Ibunda “Masdalilah”

yang telah melahirkan, membesarkan, mendidik, mendorong, memotivasi dan

memberikan cinta dan kasih sayangnya hingga hari ini.

iv
2. Kakak Kandung dari penulis “Yetti Syamsinar S. Pd.” dan abang kandung

penulis “Abdul Rahman, S. Ag”, serta segenap keluarga besar yang

senantiasa mendoakan dan memotivasi penulis.

3. Bapak Prof. Dr. H. Akhmad Mujahidin, M.Ag, selaku Rektor Universitas

Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

4. Bapak Dr. Drs. H. Hajar, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syari’ah dan Ilmu

Hukum Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

5. Bapak Dr. H. Heri Sunandar, M.Cl selaku Wakil Dekan I, Bapak Dr.

Wahidin, M.Ag, selaku Wakil Dekan II, dan Bapak Dr. H. Maghfirah, M.A

selaku wakil Dekan III Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum Universitas Islam

Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

6. Bapak Dr. Syahpawi S.Ag, M.Sh selaku Ketua Jurusan Ekonomi Syariah dan

Bapak Syamsurizal, SE, M.Sc, Ak selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

Syariah, serta staf jurusan Ekonomi Syariah yang telah banyak membantu

dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Ibu Madona Khairunisa, ME. Sy yang telah membimbing dan memberikan

arahan serta meluangkan waktunya buat penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

8. Bapak Dr. Heri Sunandar, MCL selaku ketua dalam ujian munaqasyah,

Bapak Ahmad Hamdalah, M. E. Sy sebagai sekretaris dalam ujian

munaqasyah, serta Bapak Dr. Syahpawi, S. Ag., M. Sh dan Bapak Dr. H.

Mawardi, S. Ag., M. Si. Sebagai penguji dalam ujian munaqasyah.

v
9. Bapak Muhammad Nurwahid, MA. selaku Dosen Penasehat Akademis yang

telah membimbing penulis selama menjalani perkuliahan.

10. Bapak/ Ibu dosen yang telah mendidik dan memberikan ilmu-ilmunya kepada

penulis, sehingga penulis bisa mengerti apa yang belum penulis mengerti.

11. Terimakasih kepada Bapak Surya selaku pemilik toko D’Ratu Fashion yang

telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di toko D’Ratu

Fashion beserta seluruh karyawan yang bekerja di toko D’Ratu Fashion yang

telah banyak membantu memberikan informasi kepada penulis sehingga

penulis dapat melakukan penelitian dengan baik.

12. Sahabat-sahabat terbaik Sri Suwarna, S.Pd, Teri Andira Wijaya, Agus Rio

Saputra, Roby Satria, beserta seluruh teman-teman kelas Ekonomi Syariah A

angkatan 2016 yang senantiasa menasehati penulis dan menyemangati

penulis.

13. Semua pihak yang telah mendukung dan membantu dalam penyusunan

skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Do’a dan harapan penulis semoga Allah subhanahu wata‟ala membalas

budi baik semua pihak dengan kebaikan yang melimpah baik di dunia ini terlebih

di akhirat kelak. Aamiin Ya Rabbal „Alamiin.

Demikianlah skripsi ini diselesaikan dengan semampu penulis, harapan

penulis semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak yang

membutuhkan, kepada Allah subhanahu wata‟alapenulis menyerahkan diri dan

memohon pertolongan.

Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

vi
Pekanbaru, 6 Agustus 2020

Penulis,

Ahmad Ridwan

NIM. 11625103983

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. i
PERSETUJUAN PENGUJI........................................................................... ii
ABSTRAK ....................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ........................................................................................... vi

BAB IPENDAHULUAN
A. Latar BelakangMasalah .................................................................. 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................... . 9
C. Batasan Masalah ............................................................................. 9
D. TujuandanKegunaanPenelitian ....................................................... 10
E. Metode Penelitian. .......................................................................... 11
F. PenelitianTerdahulu....................................................................... 15
G. Sistematika Penulisan ..................................................................... 16

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN


A. Sejarah Toko D’Ratu Fastion ......................................................... 18
B. Produk-Produk Toko ...................................................................... 19
C. Proses dan Perhitungan Terbentuknya Harga ................................. 19
D. Struktur Organisasi ......................................................................... 22

BAB III LANDASAN TEORI


A. Strategi Penetapan Harga
1. Pengertian Strategi Penetapan Harga ....................................... 25
2. Tujuan Penetapan Harga. .......................................................... 31
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga ............................... 33
4. Prosedur Penetapan Harga ........................................................ 36
5. Metode Penetapan Harga .......................................................... 37
B. Volume Penjualan
1. Pengertian Volume Penjualan .................................................. 40

viii
2. Tujuan Volume Penjualan ........................................................ 41
3. Tahap-Tahap Penjualan ............................................................ 42
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penjualan ......................... 44
5. Indikator Volume Penjualan .................................................... . 47
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Strategi Penetapan Harga dalam Meningkatkan Volume
Penjualan ........................................................................................ 50
B. Tinjauan Ekonomi Syariah terhadap Penetapan Harga dalam
Volume Penjualan........................................................................... 67
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................... 82
B. Saran ............................................................................................... 83

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ix
DAFTAR TABEL

Tabel I. 1 : Data Volume Tahun 2018- 2019 Penjualan (unit)..................8

Tabel I. 2 : Penelitian Terdahulu................................................................15

Tabel II. 1 : Struktur Organisasi D’ Ratu Fashion......................................23

Tabel IV. 1 : Produk Pakaian Wanita...........................................................58

Tabel IV. 2 : Produk Pakaian Laki-laki........................................................58

Tabel IV. 3 :Data Volume Tahun 2018- 2019 Penjualan (unit)...................63

Tabel IV.4 : Data Volume Tahun 2020 Penjualan (unit).............................65

x
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya manusia dalam kehidupannya dituntut melakukan suatu

usaha untuk mendatangkan hasil dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya.

Di dalam Islam, bekerja dan berusaha merupakan suatu kewajiban

manusia, menurut al-Syaibani dalam Adiwarman Azwar Karim

mengatakan bahwa kerja dan berusaha merupakan unsur utama dalam

produksi mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan,

karena menunjang pelaksanaan ibadah kepada Allah swt, dan karena

hukumnya bekerja dan berusaha adalah wajib.1

Ekonomi atau economic dalam literatur ekonomi juga disebutkan

berasal dari bahasa yunani yaitu kata oikos atau oiku dan nomos yang

berarti peraturan rumah tangga dengan kata lain ekonomi adalah semua

yang menyangkut hal yang brhubungan dengan kehidupan dalam rumah

tangga tentu saja yang dimaksud dan dalam prkembanganya kata rumah

bukan sekedar menujukan pada satu keluarga yaitu suami, istri yang lebih

luas yaitu rumah tangga bangsa, negara dan dunia.2

Dalam masa persaingan yang sangat ketat saat ini, menyadari

pemasaran semata-mata tidak hanya melakukan proses penjualan saja,

akan tetapi juga harus menuntut kejelian perusahaan dalam menerapkan

1
Adiwarman Azwar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, (Jakarta:Raja Grafindo,
2014), hlm. 235
2
Iskandar Putong , Economics Pengantar Mikro dan Makro,(Jakarta: Mitra Wacana
Media, 2010), hlm. 1

1
2

suatu kebijakan yang akan di buatnya. Dalam usaha memenangkan

persaingan tersebu, perusahaan perlu menerapkan berbagai konsep,

strategi dan kebijakan pemasaran yang bertujuan agar produk yang di

hasilkan tetap di minati oleh pasar. Semua organisasi laba dan nirlaba

menetapkan harga atas produk atau jasa mereka. Umumnya harga di

tetapkan oleh pembeli dan penjual yang saling bernegoisasi. Melalui

tawar- menawar ahirnya penjual dan pembeli akan sampai pada harga

yang dapat di terima. Harga berperan sebagai penetuan utama pilihan

pembeli, walaupun faktor-faktor non harga telah menjadi semakin penting

dalam perilaku pembeli selama ini, harga masih tetap merupakan salah

satu unsur terpenting yang menentukan pangsa pasar dan profitabilitas

perusahaan.

Dikemukakan oleh Nawawi dalam bauran pemasaran, harga

merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi pemasaran suatu

produk. Tinggi rendahnya harga selalu menjadi perhatian utama para

konsumen saat mereka mencari suatu produk, sehingga harga yang

ditawarkan menjadi bahan pertimbangan khusus, sebelum mereka

memutuskan untuk membeli barang maupun menggunakan suatu jasa.

Dari kebiasaan para konsumen, strategi penetapan harga sangat

berpengaruh terhadap penjualan maupun pemasaran produk yang di

tawarkan.3

3
Ismail Nawawi, Islam dan Bisnis, (Surabaya: VIV Press, 2011), hlm. 751
3

Islam memberikan kebebasan dalam penetuan harga, yaitu apa yang

disepakati dalam mekanisme pasar. Pasar adalah penentuan harga, artinya

pihak manapun tidak boleh mengintrevensi harga di pasar.4

Selain itu kerelaan diantara kedua bela pihak sangat ditekankan dalam

jual beli menurut Islam, sebagaiman firman Allah dalam surat an- Nisa

ayat 29:

         

             

 

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan


harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan
perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan
janganlah kamu membunuh dirimu Sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu.5

Dalam memilih strategi harga untuk mencapai target pasar terdapat

beberapa strategi harga yang digunakan oleh perusahaan untuk mencapai

target pasar yang sesuai,yaitu:

1. Penetapan Harga Penyaringan (Skimming Price)

Strategi ini berupa penetapan harga yang ingin mencapai

setinggi-tingginya. Kebijakan ini memiliki tujuan untuk menutupi

biaya penelitian, pengembangan dan promosi. Oleh karena itu, strategi

ini cocok untuk produk baru, karena:

4
Heru Sudarso, Konsep Ekonomi Islam; Suatu Pengantar, Ed. 1, Cet. Ke-3, (Yogyakarta:
Ekonosia, 2004), hlm. 152
5
Departemen Agama RI, AL-Hikmah; Alqur‟an dan Terjemahanya, (Bandung: CV
Penerbit Di Ponogoro, 2010), hlm.83
4

a. Pada Tahap Perintisan (Daur Hidup Produk)

Harga bukan merupakan suatu faktor penting karena masih

sedikit kali. Kesendirian produk yang terdapat di pasar

merupakan kesempatan dalam pemasaran yang lebih efektif.

b. Perusahaan dapat membagi pasar berdasarkan tingkat

penghasilan yakin menjual barang baru tersebut pada pasar

yang kompetitif.

c. Dapat pula berfungsi sebagai usaha berjaga-jaga terhadap

kekeliuran dalam penetapan harga.

d. Harga perkenalan atau promosi. Yang tidak dapat

memberikan penghasilan dan laba yang tinggi.

e. Harga yang tinggi dapat membatasi permintaan terhadap

batas-batas kapasitas produk dalam perusahaan.

2. Penetapan Harga Penetrasi (Penetration Pirce)

Penetapan harga penetrasi merupakan strategi penetapan

harga yang serendah- rendah nya untuk mencapai volume

penjualan yang relatif singkat. Strategi ini cenderung lebih

bermanfaat dibanding dengan penetapan harga penyaringan

(skimming) jika kondisi ini terdapat di dalam pasar. Kondisi

tersebut yaitu:

a. Kuantitas produk yang di jual sangat sensitif terhadap

harga, artinya produk mempunyai permintaan yang

sangat elastis.
5

b. Pengurangan-pengurangan yang penting dalam produk

unit dan biaya pemasaran dapat terlaksana melalui oprasi

dalam sekala besar.

c. Produk diperkirakan mengalami persaingan sangat kuat

setelah diluncurkan ke pasar.

d. Pasar dari golongan tinggi tidak cukup besar untuk

menopang harga yang di tetapkan dengan strategi harga

penyaring.6

Penetapan harga barang dan jasa merupakan suatu strategi kunci

dalam berbagai perusahaan sebagai konsekuensi dari deregulasi,

persaingan global yang kian sengit, rendahnya pertumbuhan di banyak

pasar dan peluang bagi perusahaan untuk memantapkan posisinya di pasar.

Harga mempengaruhi kinerja keuangan dan juga sangat mempengaruhi

persepsi pembeli dan penentuan posisi merek. Harga menjadi suatu ukuran

tentang mutu produk bila pembeli mengalami kesulitan dalam

mengevaluasi produk-produk yang kompleks.7

Harga adalah salah satu faktor penting dalam perusahaan, jadi

perusahaan hendaknya mempertimbangakan dengan baik setiap keputusan

terkait masalah harga, karena kesalahan dalam menetapkan harga akan

mempengaruhi volume penjualan perusahaan. Dimana apabila harga yang

ditetapkan terlalu mahal, maka akan terjadi kemungkinan penurunan

6
Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran. Edisi 13 Jilid 2, (Jakarta:
Erlangga, 2009), hlm. 39
7
David W. Cravens, Pemasaran Strategis Edisi ke Empat Jilid 2, (Jakarta: Penerbit
Erlangga, 1998), hlm. 52
6

pendapatan, karena pelanggan akan mencari produk yang lebih murah

harganya. Sedangkan, apabila harga terlalu rendah, maka kemungkinan

biaya produksi tidak akan tertutupi karena barang yang dijual banyak

tetapi pendapatan yang diterima sedikit sehingga menimbulkan kerugian

terhadap perusahaan.

Perusahaan pada umumnya didirikan untuk memperoleh keuntungan

bisa diperoleh apabila perusahaan dapat mencapi volume penjualan yang

maksimal. volume penjualan merupakan salah satu faktor penentu yang

sangat berpengaruh terhadap laba bersih keuntungan. Semakin tinggi

volume penjualan maka laba atau keuntungan yang di peroleh semakin

meningkat dengan demikian perusahaan akan mampu bertahan, tumbuh

berkembang dalam mengatasi pengaruh faktor-faktor lingkungan yang

senantiasa berubah.

Bagi suatu perusahaan harga tersebut merupakan pendapatan bersih

dan juga merupakan keuntungan bersih. Harga suatu barang dan jasa

merupakan suatu variabel pemasaran yang perlu diperhatikan oleh

menajemen. Karena, dalam hal ini secara langsung akan mempengaruhi

besarnya volume penjualan dan laba yang akan dicapai.

D’ Ratu Fashion Pekanbaru serba 35.000 merupakan sebuah toko

yang bergerak dibidang penjualan yang menyediakan berbagai macam

pakaian-pakaian wanita dan juga pakaian pria. mekanisme penjualan

penjualan di toko D’Ratu Fashion adalah konsumen datang ke toko untuk

mencari dan memilih barang yang akan dibeli.


7

Dari toko D’Ratu Fashion tidak hanya menyediakan pakaian dengan

harga 35.000, tetapi toko ini juga menyediakan pakaian dengan harga

normal dan standar. D’ Ratu Fashion serba 35.000 mulai beroperasi pada

bulan Januari 2018, mulanya toko ini hanya memakai strategi produk baru

(Skimming Price). Harga tinggi disini yaitu hanya untuk produk-

produknya yang berkualitas tinggi, seperti jeans, jaket, long dress, pakaian

kantor dan lain-lain.

Menjelang satu tahun lebih toko D’Ratu Fashion ini mengalami

peningkatan dalam jual beli dan terus mengembangkan hasil produksinya,

serta menambah beberapa strategi diantaranya adalah strategi harga rendah

untuk memperbanyak volume penjualan (Penetration Pricing) dan strategi

produk tunggal yaitu strategi dengan satu harga.

Dengan demikian toko D’Ratu Fashion menggunakan strategi

penetapan harga produk baru, strategi harga rendah dan strategi produk

tunggal. Produk tunggal terdiri atas dua bagian yaitu strategi satu harga

dan strategi fleksibel, akan tetapi toko D’Ratu Fashion menggunakan

strategi tunggal yaitu satu harga dengan serba 35.000. yaitu dengan

strategi ini membebankan harga yang sama kepada setiap pelanggan yang

membeli produk dengan kuantitas dan kualitas yang sama, pada kondisi

yang sama, dan jumlah yang sama dan dengan syarat penjualan yang sama

pula.8

8
Wawancara pertama dengan Bapak Surya, Pengelola Toko D’Ratu Fashion pada tanggal
18 November 2019
8

Anggota toko terdiri dari pengelola toko bernama Bapak Surya,

karyawan bernama Fika. Tetapi, ketika menjelang lebaran akan diadakan

penambahan karyawan 1 orang selama 15 hari. Karena toko D’Ratu

Fashion ini baru beroperasi selama 1 tahun toko ini masih sepi pengunjung

dan banyak bersaing dengan toko pakaian lainnya, akan tetapi semenjak

ditetapkan strategi harga rendah dan strategi harga tunggal yaitu serba

35.000 pada beberapa bulan yang lalu toko ini menjadi ramai pengunjung

setiap harinya dan mengalami kenaikan volume penjualan. Hal ini terbukti

dengan hasil penjualan sekitar 900 sampai 4000 unit terjual setiap

bulannya, tergantung banyaknya tidak pembeli yang belanja di toko

D’Ratu Fashion. Ketika pada bulan Ramadhan menjelang hari raya Idul

Fitri, atau ketika Idul Adha, jumlah barang yang terjual meningkat hingga

100%. Hal ini merupakan puncak pencapaian keuntungan tahun 2018.9

Data yang peneliti dapatkan dari hasil penjualan di toko D’Ratu

Fashion tahun 2018-2019 adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1
D’Ratu Fashion Pekanbaru
Data Volume Tahun 2018- 2019 Penjualan (unit)

Bulan Tahun 2018 Tahun 2019

Januari 1200 1045

Februari 578 526

Maret 798 1140

9
Wawancara kedua dengan Bapak Surya, Pengelola Toko D’Ratu Fashion pada tanggal
19 November 2019.
9

April 992 887

Mei 2803 2134

Juni 4000 3994

Juli 878 771

Agustus 450 429

September 533 519

Oktober 490 462

Data tabel di atas menunjukkan bahwa D’Ratu Fashion mengalami

kenaikan pendapatan dua kali lipat setelah ditetapkannya harga serba

35.000 yaitu pada bulan april 2018 . Selain itu, dibandingkan dengan toko

serba 35.000 yang lain, model baju yang dijual disini tidak sama dengan

toko yang lain, karena toko ini bekerja sama dengan konveksi dan belanja

sendiri ke tanah abang Jakarta.

Berdasarkan konsep dan penjelasan di atas maka penulis tertarik

untuk melakukan sebuah penelitian dengan judul “Strategi Penetapan

Harga dalam Meningkatkan Volume Penjualan pada D’Ratu Fashion

Jalan Cipta Karya Sidomulyo Bar Kecamatan Tampan Kota

Pekanbaru Di tinjau dari Prespektif Ekonomi Syariah”.

B. Batasan Masalah

Agar Penelitian ini lebih terarah dan sampai pada maksud dan

tujuan yang diinginkan, maka penulis membatasi yang akan diteliti,

penelitian ini pada Strategi Penetapan Harga Dalam Meningkatkan

Volume Penjualan Jalan Cipta Karya Sidomulyo Bar Kecataman Tampan


10

Kota Pekanbaru Di Tinjau Menurut Perspektif Ekonomi Syariah yang

penulis batas hanya pada D’Ratu Fashion Serba 35.000 Pekanbaru.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka

peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana strategi penetapan harga dalam menigkatkan volume

penjualan pada D’ Ratu Fashion serba 35.000 Pekanbaru?

2. Bagaimana tinjauan ekonomi syariah terhadap penetapan harga

dalam meningkatkan volume penjualan pada D’ Ratu Fashion

serba 35.000 Pekanbaru?

D. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini

adalah:

a. Untuk mengetahui strategi penetapan harga dalam menigkatkan

volume penjualan pada D’ Ratu Fashion serba 35.000 Pekanbaru

b. Untuk mengetahui tinjauan ekonomi syariah terhadap penetapan

harga dalam meningkatkan volume penjualan pada D’ Ratu

Fashion serba 35.000 Pekanbaru

2. Kegunaan Penelitian

Setelah melaksanakan penelitian, peneliti berharap supaya

penelitian ini berguna bagi banyak orang. Adapun kegunaan yang

diharapkan dari pembahasan ini adalah:


11

a. Bagi penulis berguna sebagai melengkapi dan memenuhi salah satu

persyaratan dalam mencapai gelar sarjana pada jurusan Ekonomi

Syariah di Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum “UIN Sultan Syarif

Kasim Riau”.

b. Bagi akademik sebagai bahan penelitian lebih lanjut nntuk

menambah wawasan dan pengetahuan tentang penetapan harga

penjualan di D’ Ratu Fashion serta dengan menambah

perbendaharaan perpustakaan UIN SUSKA Riau.

E. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian

a. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan

data adalah jenis penelitian lapangan (field research) yaitu

diperoleh dengan melakukan penelitian secara langsung ke

toko. Sedangkan, data pendukung dan pelengkapnya adalah

buku-buku yang berkaitan langsung dengan materi

pembahasan, maupun dari sumber-sumber lain yang berkaitan

dengan pokok permasalahan.

b. Lokasi Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini yang bertempat di Cipta Karya

Sidomulyo Bar, Kec Tampan, Kota Pekanbaru, Riau, adapun

alasan memilih tempat ini karena D’ratu fashion serba 35.000


12

sudah dikenal peranya harga murah terjangkau dengan barang

berkualitas.

2. Subjek dan Objek Penelitian

a. Subjek dalam penelitian ini adalah pengelola atau pemilik toko

D’ratu fashion serba 35000

b. Sedangkan yang menjadi objeknya adalah strategi penetapan harga

dalam meningkatkan volume penjualan pada d’ Ratu fashion serba

35.000 Pekanbaru di tinjau dari perspektif ekonomi syariah.

3. Sumber Data

Sumber data yang peneliti gunakan pada penelitian ini terbagi

menjadi 2 macam, yaitu:

a. Data Primer

Data primer adalah data yang secara langsung diperoleh

dari wawancara dan observasi sumber data pertama di lokasi

penelitian atau obyek penelitian. Jadi, Data yang penulis peroleh

dari perusahaan dengan menggunakan observasi dan wawancara

dengan karyawan yang bekerja di toko D’Ratu Fashion.

b. Data Sekunder

Dalam penelitian ini, data sekunder diperoleh dari data

buku-buku, dokomen-dokumen, yang berkaitan dengan masalah

yang diteliti.

4. Populasi dan Sampel


13

Populasi dalam penelitian ini adalah 1 orang pemilik dan 2 orang

karyawan D’ratu fashion serba 35.000 maka teknik pengambilan

sampelnya memakai total sampling

5. Teknik Pengumpulan Data

Salah satu tahap yang penting dalam proses penelitian adalah

tahap pengumpulan data. Hal ini karena data merupakan faktor

terpenting dalam suatu penelitian, tanpa adanya data yang terkumpul

maka tidak akan mungkin suatu penelitian akan berhasil.

Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang peneliti

gunakan adalah dengan cara:

a. Wawancara

Yaitu suatu bentuk komunikasi verbal atau semacam

percakapan yang memerlukan kemampuan responden untuk

merumuskan buah pikiran atau perenannya dengan tempat. 10

Bentuk wawncara yang dipakai adalah wawancara terstruktur dan

wawancara tidak terstruktur, cara ini dipakai guna lebih mudah

tercapainya suatu tujuan.11 Penulis menggunakan metode ini untuk

pengamatan langsung dilapangan dan untuk mendapatakan

gambaran secara nyata tentang kegiatan yang diteliti di toko

D’Ratu Fashion.

b. Dokumentasi

10
S. Nusution, Metode Research, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), hlm. 98
11
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta Ilmu, 2002), hlm. 202
14

Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal

berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah dan dokumen

lainnya.12 Metode ini digunakan sebagai pengumpul data mengenai

obyek lokasi penelitian yaitu toko D’Ratu Fashion, serta gambaran

umum yang terdapat di toko tersebut.

c. Observasi

Metode observasi adalah pemilihan, pengubahan,

pencatatan, dan pengkodean serangkaian perilaku dan suasana

yang berkenan dengan organisme itu sesuai tujuan-tujuan

empiris. 13 Pada waktu melakukan observasi, peneliti hanya dapat

mengamati orang-orang yang sedang melakukan kegiatan tertentu

yang di observasi. Peneliti memasuki toko D’Ratu Fashion untuk

melihat langsung proses kegiatannya.

6. Teknik Analisi Data

Analisis data yang dilakukan terdiri atas deskripsi dan analisis,

isi deskripsi peneliti akan memaparkan data-data atau hasil-hasil

penelitian melalui teknik pengumpulan data di atas. Dari semua data

yang terkumpul, kemudia penulis analisis dengan menggunakan

metode deskripsi, dengan analisis kualitatif. Metode ini bertujuan

untuk menggambarkan keadaan atau fenomena.14

7. Metode Penulisan

12
Sutrisno Hadi, Metodologi Researc, (Yogyakarta: Andi, 1998), hlm. 217
13
M. Ikbal Hasan, Pokok-pokok Materi Metode Penelitian dan Aplikasinya, ( Jakarta:
Ghalia Indonesia, 2002), hlm. 86
14
Masyhuri dan Zainuddin, Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif,
(Bandung: Rafika Aditama, 2008), hlm. 13
15

a. Deduktif yaitu suatu uraian penulis yang diawali dengan

menggunakan kaedah-kaedah umum, kemudian dianalisa dan

diambil kesimpulan secara khusus.

b. Induktif yaitu menaraik kesimpulan dari yang khusus kepada yang

umum. Maksudnya mengumpulkan dari beberapa buku atau

referensi lainya yang bersangkutan yang diteliti kemudian diambil

beberapa bagian.

c. Deskrpitif yaitu suatu uraian penulisan yang menggambarkan

permasalahansecara tepat kemudian di analisis sesuai data yang

diperoleh.

F. Penelitian Terdahulu

Tabel. I.2 :
Penelitian Terdahulu

No. Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian


1. Kurniawati Membangun Hasil penelitian ini
Ningsih (2011) Keunggulan mempunyai
Bersaing melalui kesimpulan bahwa
Strategi Penetapan Metode yang
Harga di Resto digunakan oleh
Bakwan Resto Bakwan
Bondowoso Bondowoso
Surabaya merupakan metode
berbasis
permintaan yang
mana meninggikan
harga dan
16

menurunkan harga
dengan penawaran
harga paket.
2. Muhammad Strategi Penetapan Hasil penelitian ini
Abidin (2013) Harga Home mempunyai
Industri Sandal kesimpulan bahwa
Kleon di Wedoro Strategi penetapan
Waru Sidoarjo harga dengan cara
memperhatikan
biaya produksi,
harga pesaing dan
juga target laba
yang diinginkan.
3. Ahmad Ridwan Strategi Penetapan Hasil penelitian ini
(2019) Harga dalam mempunyai
Meningkatakn kesimpulan bahwa
Volume Penjualan Strategi yang
pada D’Ratu dilakukan yaitu
Fhasion 35000 Strategi penetapan
Pekanbaru harga produk baru
dan strategi
penetapan harga
tunggal.

G. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembaca memahami penelitian ini maka

penulismenyusun sistematika penulisan supaya lebih terperinci

berdasarkanpenulisan:
17

1) Bab I menyajikan pendahuluan yang membahas tentang latar belakang

masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan

penelitian, metode penelitian, penelitian terdahulu, dan sistematika

penelitian.

2) Bab II menyajikan gambaran umum, dalam bab ini akan dijelaskan,

sejarah toko D’Ratu Fashion serba 35.000 , produk-produk toko

D’Ratu Fashion serba 35.000, proses dan perhitungan terbentuknya

harga pada d’ratu fashiondan srtuktur organisasi toko D’Ratu Fashion

serba 35.000.

3) Bab III menyajikan landasan teori terdiri dari strategi penetapan

harga yaitu pengertian strategi penetapan harga, tujuan penetapan

harga, faktor-faktor yang mempengaruhi harga, prosedur penetapan

harga, dan metode penetapan harga. Selanjutnya, volume penjualan

diantaranya pengertian volume penjualan, tujuan volume penjualan,

faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan, indikator volume

penjualan. Serta, strategi penetapan harga dan volume penjualan dalam

Islam.

4) Bab IV hasil penelitian ini menyajikan Strategi Penetapan Harga

dalam Meningkatkan Volume Penjualan pada D’Ratu Fashion serba

35.000 Pekanbaru dan Tinjauan ekonomi syariah terhadap penetapan

harga dalam meningkatkan volume penjualan pada D’Ratu Fashion

serba 35.000 Pekanbaru.


18

5) Bab V penutup menyajikan bagian akhir yang terdiri dari kesimpulan

dan saran-saran dari penulis sebagai jalan keluar dari permasalahan

yang dihadapi.
BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Toko D’Ratu Fashion serba 35.000

Saat ini sudah bermunculan beberapa toko serba 35 sejenis ini langsung

menarik hati masyarakat tidak hanya harganya yang miring masyarakat pun

tidak perlu lagi jauh-jauh berbelanja ke mall atau butik yang menawarkan

fashion dengan rentang harga yang lebih mahal. Walapun sebagian besar item

fashion di toko-toko ini dibandrol dengan harga 35.000, namun di beberapa

lokasi mereka juga menyediakan barang yang memiliki kualitas lebih baik

dengan harga maksimal 50.000 sampai 60.000 saja. Dengan tawaran yang

cukup menggiurkan tersebut toko-toko 35.000 tetap di padati pengunjung.

Toko D’Ratu fashion serba 35.000 adalah sebuah toko yang menjual

beraneka ragam kebutuhan masyarakat saat ini yang dimana menjual

berbagai macam pakaian yang menawarkan banyak pilihan. Pilihan tersebut

sesuai dengan zaman sekarang yang memang lagi ngetren, selain itu toko ini

juga semakin dipadati masyarakat.

Awal terbentuknya toko D’Ratu Fashion serba 35.000 pertama kali

telah hadir awal tahun 2017 dan sampai saat ini. Awalnya toko ini beralokasi

di Jalan Garuda Sakti km 1 Tampan – Pekanbaru dan pada awal Januari

berpindah lokasi di Jalan Cipta Karya Pekanbaru toko pindah lokasi

dikarenakan pada toko yang berada di Garuda Sakti memiliki satu pintu saja

sedangakan barang-barang toko sangat banyak.15

15
Dokumen Profil Toko D’Ratu Fashion 19 November 2019

19
20

B. Produk-produk toko.

Pengertian produk dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

barang atau jasa yang dibuat dan ditambah gunanya atau nilainya dalam proses

produksi dan menjadi hasil akhir dari proses produksi itu. 16 Produk adalah

segala sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memuaskan suatu kebutuhan dan

keinginan. Pelanggan memuaskan kebutuhan dan keinginanya lewat produk.

Istilah lain dari produk adalah penawaran atau pemecahan. Produk dapat

dibedakan menjadi tiga jenis yaitu barang fisik, jasa dan gagasan. 17

Dan di D’ratu Fashion serba 35.000 Pekanbaru menjual dan

menyediakan berbagai macam produk pakaian-pakaian wanita dan juga pria

dan lainnya, yaitu:

1. Produk pakaian wanita antara lain:

a. Baju tidur jumbo berbagai motif dan warna

b. Jilbab pasmina dan segi empat

c. Gamis

d. Long dress

e. Rok wanita

2. Produk pakain laki-laki antara lain:

a. Kaos pria

b. Jeans

c. Jaket

d. baju batik pria


16
Dendy Sugono dkk, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta : Pusat Bahasa), 2008, h. 121
17
Veithzal Rivai, Islamic Marketing, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama), 2012, h. 12.
21

e. Baju kemeja

f. Celana katun dan lain-lain

Dengan berbagai macam produk pakaian D’Ratu Fashion serba

35.000 menetapkan semunya hanya 1 harga 35.000 saja. Pengelola toko

berharap pelanggan akan puas dengan penetapan harga yang dilakukan di

D’Ratu ashion dan selalu berlangganan untuk mendapatkan produk-

produk beru.

C. Proses dan Perhitungan Terbentuknya Harga pada D’Ratu Fashion

Penetapan harga merupakan suatu masalah jika toko akan menetapkan

harga untuk pertama kalinya. Ini terjadi ketika toko mengembangkan atau

memperoleh produk baru, ketika akan memperkenalkan produknya keseluruh

distribusi baru atau daerah baru, ketika akan melakukan penawaran atas suatu

perjanjian kerja baru.

Harga barang menjadilah sangat penting, artinya bila harga barang

terlalu mahal dapat mengakibatkan barang menjadi kurang laku dan

sebaliknya bila menjadi terlalu murah, keuntungan yang didapat menjadi

berkurang.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi harga suatu barang, seperti:

1. Tingkat penghasilan konsumen.

2. Kepribadian dari individu konsumen.

3. Desakan waktu yang dialami oleh konsumen.

4. Besarnya pengeluaran yang harus dikeluarkan oleh konsumen.


22

Menurut Bapak Surya pengelola toko d’ratu fashion, hubungan antara

harga dan mutu barang itu saling berkaitan antara satu dengan yang lai, jadi

tidak dapat dipisahkan. Banyak konsumen beranggapan bahwa harga barang

yang tinggi indentik dengan mutu yang tinggi. Demikian pula sebaliknya,

mutu barang yang tinggi cenderung diikuti dengan harga yang mahal.

Sasaran penetapan harga yang ada pada toko D’Ratu Fashion adalah

sebagai berikut:

1. Untuk mempertahankan atau memperbesar pangsa pasar, dengan

menetapkan harga serba 35.000 untuk menarik pelanggan, maka

konsumen tidak akan kepandang lain. Mereka akan selalu kembali

membeli produk yang disediakan toko d’ratu fashion. Ini salah satu

cara untuk mempertahankan pelanggan, bahkan tidak tertutup

kemungkinan harga jual tersebut dapat menarik minat pelanggan

baru.

2. Untuk dapat mempertahankan dalam persaingan, kecepatan dalam

strategi harga diharapkan dapat mempertahankan kelangsungan

usaha.

3. Untuk mempertahankan citra yang menguntungkan, melalui

penetapan harga yang tepat citra usaha kita dapat dipertahankan

dan baik diantara konsumen.

4. Untuk meningkatkan pengunjung konsumen di bulan-bulan sepi.

Selain itu, ada sasaran dalam menetapkan harga, toko d’ratu


23

fashion menetapkan harga dengan strategi penetapan harga produk

baru dan produk tunggal.

D. Struktur Organisasi

Perkembangan dalam berbagai bidang pada beberapa tahun terakhir

menjadi organisasi-organisasi mengadakan perubahan ataupun pembaharuan

terhadap bentuk struktur organisasinya. Berbagai design struktur organisasi di

maksudkan untuk memberikan solusi yang paling mendukung dan

mempermudah secara efektif bagi anggota.

Struktur organisasi adalah pola formal mengelompokan orang dan

pekerjaan, pola formal aktivitas dan hubungan antara brbagai subunit

organisasi, yang sering digambarkan melalui bagan organisasi. Struktur adalah

pola internaksi yang ditetapkan dalam suatu organisasi dan

mengkoordinasikan teknologi dan manusia dalam organisasi, sedangkan

struktur dalam konteks group adalah standar prilaku yang di terapkan oleh

kelompok sistem komunikasi, dan imbalan serta mekanisme sanksi

kelompok.18

Sedangkan yang dimaksud struktur organisasi adalah bagaimana tugas

pekerjaan dibagi, dikelompokan di koordinasikan secara formal.

Dari pernyataan di atas, kita dapat mengetahui bahwa setiap dari

pengusaha memiliki struktur organisasi yang jelas untuk mengetahui dengan

jelas pekerjaan yang akan di lakukan, fungsi dengan terarah. D’ratu fashion

serba 35.000 sebagian salah satu usaha dalam bidang pakian dan fashion yang

18
Zainuddin Mustapa, Prilaku Organisasi dalam perspektif Manajemen Organisasi,
(Sulawesi Selatan:Celebes Media Perkasa, 2018), h. 320
24

ada di pekanbaru. Struktur organisasi dari D’Ratu Fashion serba 35.000 yaitu

sebagai berikut:

Tabel II.1
Struktur Organisasi D’ Ratu Fashion

Owner

Warehouse Manager

Shop Manager

Karyawan 1 Karyawan 2
Sumber: Toko D‟Ratu Fashion Pekanbaru diakses Tahun 2019

Keterangan:

1. Owner

Pemilik dari Usaha D’Ratu Fashion

2. Warehouse Manager

Suatu tatanan untuk mengelola pergudangan dan

pendistribusian barang-barang agar barang yang tersimpan

tetap dalam keadaan baik dan didistribusikan kepada para

peminta pada waktu, spesifikasi dan jumlah yang tepat.

3. Shop Manager
25

Pengelola toko yang mampu menjualkan produk yang

disediakan

4. Staff

Memiliki tugas sebagai pengawas toko, melayani pelanggan,

dan membersihkan toko dan produk yang terbagi antara 2

orang karyawan.19

19
Ibid., hlm. 321
BAB III

LANDASAN TEORI

A. Penetapan Harga

1. Pengertian Strategi Penetapan Harga

Strategi berasal dari Strategeia yang berasal dari kata stragos

yang berarti militer dan ag yang artinya memimpin. Strategi dalam

konteks awalnya ini diartikan sebagai generalship atau yang

dikerjakan oleh para jendral dalam membuat rencana untuk

menaklukan musuh dan memenangkan peperangan. Strategi juga bisa

diartikan sebagai suatu rencana untuk pembagian dan penggunaan

kekuatan militer dan material pada darah-daerah tertentu untuk

mencapi tujuan tersebut. Istilah strategi selalu dikaitkan dengan arah,

tujuan, dan kegiatan jangka panjang. Dalam kamus militer, istilah

strategi ini berkaitan erat dengan upaya mencapai keunggulan dengan

tujuan untuk bertahan sepanjnag waktu dengan memiliki wawasan

yang sangat panjang yang menyeluruh. 20

Strategi merupakan kunci keberhasilan dalam menghadapi

perubahan lingkungan bisnis. Strategi bisa memberikan sebuah

pengarahan ynag jelas bagi semua anggota organisasi. Apabila konsep

strategi tidak jelas, maka bisa berpengaruh kepada keputusan yang

diambil. Keputusan akan bersifat subjektif atau berdasarkan intuisi

belaka dan mengabaikan keputusan yang lain.21

20
Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, (Yogyakarta: Andi Ofset, 2008), hlm. 3
21
Ibid., hlm. 4

26
27

Strategi merupakan suatu yang direncanakan yang disatukan,

luas, dan berintegrasi yang dibuat untuk memanfaatkan keunggulan

strategis dan dapat menghadapi tantangan lingkungan. Strategi

dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari perusahaan

dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi.

Pembentukan strategi dalam organisasi dipengaruhi oleh unsur-unsur

yang berkaitan dengan lingkungan, arah, kondisi, tujuan, dan sasaran

yang menjadi dasar budaya organisasi tersebut.22

Harga dalam bahasa Inggris dikenal dengan price. Sedangkan

dalam bahasa arab berasal dari kata tsaman atau sir‟u yakni nilai

sesuatu dan harga yang terjadi atas dasar suka sama suka (an-taradin)

pemakaian kata tsaman lebih umum dari pada qimah yang

menunjukkan harga ril yang telah disepakati. Sedangkan sir‟u adalah

harga yang ditetapkan untuk barang dagangan. Harga adalah

perwujudan nilai suatu barang atau jasa dalam satuan uang. Harga bisa

juga berarti kekuatan membeli untuk mencapai kepuasaan dan

manfaat. Semakin tinggi manfaat yang dirasakan seseorang dari barang

atau jasa tertentu, semakin tinggi nilai tukar dari barang atau jasa

tersebut.23

Penetapan harga merupakan sebuah bagian yang penting dan

kompleks dalam manajemen pemasaran. Di satu pihak penetapan

harga adalah sebuah elemen yang sangat kritis, penting dalam bauran
22
Taufiq Amir, Manajemen Strategik, Konsep, dan Aplikasi, (Bandung: Raja Grafindo
Persada, 2012), hlm. 17
23
Rozalinda, Ekonomi Islam, (Jakarta: Rajawali Press, 2014), hlm. 154
28

pemasaran karena menjelaskan persepsi mengenai kualitas, dengan

demikian merupakan kontrubutor penting dalam memposisikan

sebuah produk. Di lain pihak, penetepan harga merupakan sebuah

variabel taktis karena dapat diubah dengan cepat dalam kaitannya

dengan persaingan.

Suatu perusahaan harus menetapkan harga untuk pertama kali

ketika perusahaan tersebut mengembangkan atau memperoleh suatu

produk baru, ketika perusahaan memperkanalkan produk regulernya ke

saluran distribusi atau daerah baru, dan ketika perusahaan akan

mengikuti lelang suatu kontrak kerja baru. Perusahaan harus

memutuskan dimana akan memposisikan produknya berdasarkan

kualitas dan harga.24

Dalam persaingan bisnis, harga menjadi tolak ukur produk oleh

konsumen dan perolehan laba yang diinginkan oleh produsen. Untuk

menyikapi itu para produsen harus menggunakan strategi dalam

penetapan harga dalam produknya.

Berikut ini berbagai pilihan teknik/strategi penetapan harga:

a. Strategi Penetapan Harga Produk Baru

Strategi penetapan harga akan berubah pada saat produk

melewati siklus hidup. Tahap pengenalan produk baru

merupakan tantangan tersendiri. Penetapan harga produk

inovatif yang dilindungi hak paten dan produk tiruan dari

24
Ari Setyaningrum, Prinsip-prinsip Pemasaran, (Jakarta: Wali Press, 2001), hlm. 129-
130
29

produk yang sudah ada. Perusahaan yang menghasilkan produk

inovatif yang dilindungi hak paten dapat memilih satu diantara

dua strategi yaitu penetapan harga skimming pasar dan

penetapan harga penetrasi pasar.

Penetapan harga skimming merupakan strategi ini

diterapkan pada produk temuan baru pada saat diluncurkan ke

pasar. Pada awalnya diterapkan harga tinggi, ini dimaksudkan

untuk menutup investasi riset dan perkembangannya.

Selanjutnya hrga dukurangi secara bertahap agar dapat

bersaing. Tujuan strategi ini adalah untuk memaksilamalkan

keuntungan jangka pendek.

Skimming pasar hanya dilakukan pada kondisi tertentu.

Pertama, kualitas dan citra produk harus mendukung harganya

yang mahal, dan jumlah pembeli yang menginginkan produk

pada harga tersebut memadai. Kedua, biaya produksi dalam

jumlah kecil tidak terlalu tinggi sehingga pembeli menunda

memanfaatkan penerapan harga mahal, ketiga pesaing tidak

akan dapat masuk ke pasar tersebut dengan mudah dan menjual

produknya dengan harga yang lebih rendah.

Selanjutnya, penetapan harga penetrasi merupakan

penetapan harga suatu produk standar. Metode ini menetapkan

harga perdana yang rendah agar dapat diterima pasar secara

luas. Tujuannya adalah untuk mendapatkan pelanggan setia,


30

penetapan harga rendah lebih disukai karena beberapa kondisi.

Pertama, pasar harus sangat peka terhadap harga sehingga

harga rendah dapat membuka pasar yang lebih luas. Kedua,

biaya produksi dan distribusi harus turun pada saat volume

penjualan meningkat. Ketiga, harga rendah harus membantu

menghindari persaingan.25

b. Strategi Fleksibilitas harga

Strategi fleksibilitas harga terdiri dari dua macam, yaitu

startegi satu harga dan strategi penetapan harga fleksibel

1) Strategi Satu Harga

Strategi satu harga disebut juga dengan harga tunggal.

Pada strategi ini, perusahaan menetapkan harga yang

sama dengan kuantitas dan kualitas yang sama. Selain

itu, kondisi pasar yang terjadi juga sama, biasanya

perusahaan yang menggunakan strategi ini adalah

perusahaan dengan penjualan dan distribusi yang

jumlahnya sangat banyak. Tujuan dari strategi ini

adalah untuk mendapatkan goodwill dan memudahkan

perusahaan untuk menetapkan harga. Namun, untuk

menerapkan strategi ini, perusahaan harus memenuhi

syarat yaitu:

25
Mahmud Mahfoedz, Pengantar Pemasaran Modern, (Yogyakarta: Akademi
Manajemen Perusahaan YKPN, 2005), hlm. 141
31

a) Ada analisis terperinci mengenai posisi perusahaan

dan struktur biaya yang dibandingkan dengan

industri secara keseluruhan.

b) Terdapat informasi yang berkaitan dengan

variabilitas harga pada penawaran harga yang sama

pada setiap konsumen.

c) Adanya pemahaman skala ekonomis yang tersedia

untuk perusahaan.

d) Terdapat informasi tentang harga yang kompetitif,

yakni harga yang sanggup dibayar oleh konsumen.26

2) Strategi Penetapan Harga Fleksibel

Strategi ini menetapkan harga yang berbeda kepada

konsumennya dengan kualitas produk yang sama.

Adapaun tujuan dari hasil produk ini adalah untuk

memaksimalkan laba jangka panjang dan memberikan

fleksibilitas dengan cara memungkinkan adanya

penyesuaian, baik kenaikan maupun penurunan harga.

Penyesuaian harga tersebut juga bergantung dari tingkat

persaingan yang dihadapi, hubungan antara pelanggan

dan perusahaan, dan kemauan konsumen untuk

membayar. Syarat dari harga fleksibel yang harus

dipenuhi perusahaan yaitu:

26
Witdya Pangestika, Jurnal Panduan Akuntansi, 22 Oktober 2018
32

a) Melakukan analisis coutumer-value terhadap

produk.

b) Memiliki informasi yang dibutuhkan untuk

mengimplementasikan strategi penetepan harga

fleksibilitas.

c) Penekanan lebih besar untuk margin laba daripada

volume penjualan.

d) Pemantauan terhadap hubungan kompetitor, dan

perubahan harga yang terjadi.27

2. Tujuan Penetapan Harga

Perusahaan telah memilih pasar sasaran dan penentuan posisi

pasarnya dengan cermat, maka strategi bauran pemasarannya termasuk

harga akan cukup jelas. Semakin jelas perusahaan, semakin mudah

untuk menetapkan harga. Penentuan harga oleh suatu perusahaan

dimaksudkan dengan berbagai tujuan yang hendak dicapai. Tujuan

penentuan harga secara umum, antara lain:

a. Untuk Kelangsungan Hidup

Perusahaan dapat mengejar kelangsungan hidup sebagai tujuan

utamanya jika mengalami kelebihan kapasitas, persaingan yang

ketat, atau keinganan konsumen yang berubah-ubah. Untuk

menjaga agar pabrik terus beroperasi dan persediaan terus

berputar, mereka akan menurunkan harga. Laba kurang penting

27
Ibid., 22 Oktober 2018
33

dibandingakan kelangsungan hidup. Selama harga dapat menutupi

biaya variabel dan sebagian biaya tetap, perusahaan tetap terus

berjalan. Tetapi kelangsungan hidup hanyalah tujuan jangka

pendek. Dalam jangka panjang, perusahaan harus belajar

meningkatkan nilainya.

b. Laba Sekarang Maksimum

Banyak perusahaan mencoba untuk menetapkan harga yang

akan memaksimalkan laba sekarang. Mereka memperkirakan

permintaan dan biaya yang berkaitan dengan berbagai alternatif

harga dan memilih harga yang akan menghasilkan laba sekarang,

arus kas, atau pengambilan investasi yang maksimum. Terdapat

beberapa masalah yang berkaitan dengan maksimasi laba sekarang.

Strategi ini mengasumsikan bahwa perusahaan mengetahui fungsi

permintaan dan biayanya, dalam keyataannya keduanya sukar

diperkirakan.28

c. Untuk Memperbesar Market Share

Penentuan harga ini dengan harga murah sehingga diharapkan

jumlah pelanggan meningkat dan diharapkan pula pelanggan

pesaing beralih ke produk yang ditawarkan.

d. Mutu Produk

Tujuannya adalah untuk memberikan kesan bahwa produk atau

jasa yang ditawarkan memilih kualitas yang tinggi atau yang lebih

28
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: Raja Wali Press, 1999), hlm. 109
34

tinggi dari kualitas pesaing. Harga biasanya ditentukan setinggi

mungkin, karena ada anggaran bahwa produk yang berkualitas

adalah produk yang harganya lebih tinggi dari harga pesaing.

e. Karena Pesaing

Dalam hal ini, penentuan harga dengan melihat harga

pesaing, yang tujuannya adalah agar harga yang ditawarkan jangan

melebihi harga pesaing.29

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penetapan Harga

Penetapan harga dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor

internal maupun faktor eksternal. Faktor internal meliputi tujuan

pemasaran perusahaan, strategi bauran pemasaran, biaya, dan metode

penetapan harga. Faktor eksternal meliputi sifat pasar dan permiantaan,

persaingan dan elemen lingkungan yang lain.

a. Faktor Internal

1) Tujuan Pemasaran

Sebelum menentukan harga, perusahaan menetapkan

strategi untuk produk. Jika perusahaan telah memilih pasar

sasaran dan menentukan posisi dengan cermat, kemudian

strategi bauran pemasarannya akan lebih efektif.

2) Strategi Bauran Pemasaran

Harga merupakan salah satu dari saran bauran pemasaran

yang digunakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan

29
Arif Yusuf Hamali, Pemahaman Strategi Bisnis dan Kewirausahaan, (Jakarta: Insan
Media, 2004), hlm. 201
35

pemasaran. Penetapan harga harus dikoordinasikan dengan

desain produk, distribusi, penetapan promosi untuk

memebentuk program pemasaran yang konsisten dan

efektif. Perusahaan seringkali menetapkan harga terlebih

dahulu dan kemudian menjadikannya dasar untuk

keputusan bauran pemasaran lainnya untuk harga yang

akan ditetapkan. Dalam hal ini, harga merupakan faktor

penting yang menentukan ciri faktor yang dapat ditawarkan

dan biaya produksi yang dapat direalisir. Dengan demikian,

perusahaan harus mempertimbangkan seluruh bauran

pemasaran pada waktu menetapkan harga.

3) Biaya

Biaya merupakan faktor yang menjadi dasar penetapan

harga yang diterapkan pada produk. Perusahaan

menginginkan agar harga yang ditetapkan dapat mencakup

semua biaya untuk memproduksi, mendistribusikan dan

menjual produk serta tingkat laba yang sesuai dengan upaya

yang dilakukan dan resiko yang dihadapi. Biaya perusahaan

dapat merupakan elemen penting dalam strategi penetapan

harga. Banyak perusahaan yang berusaha untuk dapat

menekan biaya dalam industri. Perusahaan yang berhasil

menetapkan biaya dapat menetapkan harga rendah yang


36

pada akhirnya meningkatkan penjualan dan bermuara pada

laba yang besar.

b. Faktor Eksternal

1) Pasar dan Permintaan

Apabila biaya menetukan batas bagian bawah harga, pasar

dan permintaan menentukan batas bagian atasnya.

Konsumen menyeimbangkan antara harga produk atau jasa

dengan manfaat yang dapat diperoleh. Dengan demikian,

sebelum harga ditetpakan, perusahaan harus memahami

hubungan antara harga dan permiantaan produknya.

2) Persepsi Konsumen terhadap Harga dan Nilai

Waktu menetapkan harga, perusahaan harus

mempertimbangkan persepsi konsumen terhadap harga dan

cara persepsi tersebut mempengaruhi keputusan membeli.

Penetapan harga seperti halnya keputusan baruan

pemasaran yang lain, harus diarakan kepada konsumen.

Ketika konsumen membeli suatu produkm, mereka

menukarkan suatu nilai untuk mendapatkan sesuatu untuk

dimiliki atau dimanfaatkan. Penetapan harga berorientasi

pembeli yang efektif meliputi pemahaman tentang besarnya

nilai manfaat yang mereka peroleh dari produk dan

penetapan harga yang sesuai dengan nilai tersebut.30

30
Mahmud Mahfoedz, Op., Cit, hlm. 138-139
37

4. Prosedur Penetapan Harga

a. Tujuan Penetapan Harga

Faktor utama yang menentukan dalam penetapan harga

adalah tujuan pemasaran perusahaan. Tujuan tersebut berupa

maksimalisasi laba, mempertahankan kelangsungan hidup

perusahaan, meraih pangsa pasar yang besar, menciptakan

kepemimpinan dalam hal kualitas, mengatasi persaingan,

melaksanakan tanggung jawab sosial.31

b. Estimasi Permintaan dan Elastisitas Harga

Setiap perusahaan perlu memahami sifat pasar dan

permintaan yang dihadapinya, apakah termasuk pasar persaingan

sempurna, persaingan monopolistik, oligopoli, atau monopoli.

Faktor lain yang tidak kalah pentingnya adalah elastisitas

permintaan yakni permintaan menentukan batas atas dari rentang

harga yang memungkinkan bagi suatu produk. Permintaan akan

menurun drastis bila harga terlalu tinggi.

Biasanya terjadi hubungan yang terbalik antara harga dan

hubungan permintaan, sehingga kurva permintaan bersifat negatif

atau slope menururun. Namun produk tertentu yang dianggap

bergengsi atau produk yang sulit dinilai kualitasnya secara objektif,

bisa menghasilkan kurva permintaan yang positif. Ada pula

pelanggan yang menggunkan harga sebagai indikator dari status

31
Verina H. Secapramana, Model Dalam Strategi Penetapan Harga, Vol. 9 Nomor. 1,
2000, Surabaya, hlm. 39
38

atau kualitas produk, sehingga terdorong untuk membeli lebih

banyak pada saat harga meningkat.32

c. Biaya dan Volume dalam Penjualan

Permintaan menentukan batas atas dari kisaran harga yang

layak dan dapat ditawarkan oleh perusahaan atas produknya,

sedangkan biaya menetukan batas bawahnya, biaya merupakan

faktor yang menentukan harga yang minimal yang harus ditetapkan

agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Harga suatu produk

haruslah menutupi biaya untuk produksi dan pemasaran barang

tersebut, paling tidak untuk jangka panjang, sebagaimana halnya

untuk pendapatan yang layak diterima oleh perusahaan atas

investasi yang telah dilakukan dan resiko yang harus

ditanggungnya.33

5. Metode Penetapan Harga

Di dalam menetapkan harga, terdapat berbagai macam metode.

Metode mana yang digunakan, tergantung kepada tujuan penetapan

harga yang ingin dicapai. Penetapan harga biasanya dilakukan dengan

menambah persentase di atas nilai atau besarnya biaya produksi bagi

usaha manufaktur, dan di atas modal atas barang dagangan bagi usaha

dagang. Sedangkan dalam usaha jasa, penetapan harga biasanya

dilakukan dengan memperhitungkan biaya yang dikeluarkan dan

32
Ibid., hlm. 40
33
Ibid., hlm. 41
39

pengorbanan tenaga dan waktu dalam memberikan layanan kepada

pengguna jasa.

Metode penetapan harga dikelompokkan menjadi empat macam

berdasarkan basisnya, yaitu berbasis permintaan, biaya, laba, dan

persaingan.

a. Metode Penetapan Harga Berbasis Permintaan

Metode ini lebih menekankan faktor-faktor yang

mempengaruhi selera dan preferensi pelanggan dari faktor-

faktor biaya, laba dan persaingan. Permintaan pelanggan

sendiri didasarkan pada berbagai pertimbangan, diantaranya

yaitu: kemampuan para pelanggan untuk membeli (daya

beli), kemauan pelanggan untuk membeli, posisi suatu

produk dalam gaya hidup pelanggan, manfaat yang

diberikan produk tersebut kepada pelanggan, harga produk-

produk substitusi, pasar potensial bagi produk tersebut, sifat

persaingan non harga, perilaku konsumen secara umum,

segmen-segmen dalam pasar.34

b. Metode Penetapan Harga Berbasis Biaya

Dalam metode ini faktor penentu harga yang utama adalah

aspek penawaran atau biaya, bukan aspek permintaan. Harga

ditentukan berdasarkan biaya produksi dan pemasaran yang

34
Fandy Tjiptono, Op., Cit, hlm. 160
40

ditambah dengan jumlah tertentu sehingga dapat menutupi

biaya-biaya langsung, biaya overhead, dan laba.

c. Metode Penetapan Harga Berbasis Laba

Metode ini berusaha menyeimbangkan pendapatan dan biaya

alam penetapan harganya. Upaya ini dapat dilakukan atas

dasar target volume laba spesifik atau dinyatakan dalam

bentuk persentase terhadap penjualan atau investasi.

d. Metode Penetapan Harga Berbasis Persaingan

Selain berdasarkan kepada pertimbangan biaya, permintaan,

laba, harga, juga dapat diterapkan atas dasar persaingan

yaitu apa yang dilakukan pesaing. Secara umum ada dua

faktor utama yang perlu dipertimbangkan dalam

menetapkan harga, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

1) Faktor internal perusahaan yang meliputi tujuan

pemasaran perusahaan, strategi bauran pemasaran, biaya

dan organisasi.

2) Faktor lingkungan eskternal yang meliputi sifat pasar

dan permintaan, persaingan dan lingkungan eksternal

lainnya.

Kesalahan-kesalahan umum dalam penetapan harga dapat

terjadi karena penetapan harga terlalu berorientasi pada

biaya, harga tidak cukup direvisi untuk merefleksikan

perubahan pasar, penetapan harga yang tidak


41

memperhitungkan elemen bauran pemasaran lainnya, dan

harga yang tidak bervariasi untuk produk-produk, segmen

pasar dan bertujuan pembelian yang berbeda.35

B. Volume Penjualan

1. Pengertian Volume Penjualan

Menurut Basu Swastha DH penjualan merupakan interaksi

antara individu salling bertemu saling ditunjukan untuk menciptakan,

memperbaiki, menguasai atau mempertahankan hubungan pertukaran

sehingga menguntungkan bagi pihak lain. Penjualan dapat diartikan

juga sebagai usaha yang dilakukan manusia untuk manyampaikan

barang bagi mereka yang memerlukan dengan imbalan uang menurut

harga yang telah ditentukan atas persetujuan bersama.36

Volume penjualan merupakan jumlah total yang dihasilkan dari

kegiatan penjualan barang. Semakin besar jumlah penjualan yang

dihasilkan perusahaan, semakin besar kemungkinan laba yang

dihasilkan perusahaan. Oleh karena itu, volume penjualan merupakan

salah satu hal penting yang harus dievaluas untuk kemungkinan

perusahaan tidak rugi.

Volume penjualan adalah hasil akhir yang dicapai perusahaan

dari hasil penjualan produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut.

Volume penjualan tidak memisahkan tunai maupun kredit tetapi

terhitung secara keseluruhan dari total yang dicapainya. Seandainya

35
Ibid., hlm. 155
36
Basu Swastha DH, Azas-azas Marketing, (Yogyakarta: Liberty, 2004), hlm. 403
42

volume penjualan meningkat dan biaya distribusinya menurun maka

pencapaian laba perusahaan juga menurun.37

Menurut Rangkuti volume penjualan adalah pencapaian yang

dinyatakan secara kuantitatif dari segi fisik, volume atau unit dari

suatu produk. Volume penjualan merupakan suatu yang menandakan

naik turunnya penjualan dan dapat dinyatakan dalam bentuk unit, kilo,

ton, dan liter.38

2. Tujuan Volume Penjualan

Kemampuan perusahaan dalam menjual produknya menentukan

keberhasilan dalam mencari keuntungan, apabila perusahaan tidak

mampu menjual maka perusahaan akan mengalami kerugian.

Adapun tujuan umum penjualan dalam perusahaan yaitu:

a. Tujuan yang dirancang untuk meningkatkan volume

penjualan total atau meningkatkan penjualan produk-produk

yang lebih menguntungkan.

b. Tujuan yang dirancang untuk mempertahankan posisi

penjualan yang efektif melalui kunjungan penjualan reguler

dalam rangka menyediakan informasi mengenai produk

baru.

c. Menunjang pertumbuhan perusahaan.

Tujuan tersebut dapat tercapai apabila penjualan dapat

dilaksanakan sebagaimana yang telah direncanakan sebelumnya.


37
Ibid., hlm. 404
38
Freddy Rangkuti, Strategi Promosi yang Kreatif, (Jakarta: Gramedia Pusataka Utama,
2009), hlm. 207
43

Penjualan tidak selalu berjalan mulus, keuntungan dan kerugian yang

diperoleh perusahaan banyak dipengaruhi oleh lingkungan pemasaran.

Lingkungan ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan

perusahaan.39

3. Tahap-Tahap Penjualan

Tahap-tahap yang perlu ditempuh oleh pihak penjual meliputi:

a. Persiapan Sebelum Penjualan

Tahap pertama dalam penjualan tatap muka adalah

mengadakan persiapan-persiapan sebelum melakukan penjualan.

Kegiatan yang dilakukan adalah mempersiapkan tenaga penjualan

dengan memberikan pengertian tenang barang yang dijualnya,

pasar yang dituju dan teknik-teknik penjualan yang harus

dilakukan. Selain itu, mereka juga lebih dulu harus mengetahui

kemungkinan tentang motivasi dan perilaku dalam segmen pasar

yang dituju.

b. Penentuan Lokasi Pembeli Potensial

Dengan menggunakan data pembeli yang lalu maupun

sekarang, penjual dapat menentukan karakteristik calon pembeli

atau pembeli potensialnya. Penentuan calon pembeli beserta

karakteristiknya dapat dilakukan dengan segmentasi pasar. Oleh

karena itu, pada tahap kedua ini ditentukan lokasi dari segmen

pasar yang menjadi sasarannya. Dari lokasi ini dapatlah dibuat

39
Fandy Tjiptono, Op., Cit, hlm. 604
44

sebuah daftar tentang orang-orang atau perusahaan yang secara

logis merupakan pembeli potensial dari produk yang ditawarkan.

Dari konsumen yang ada dapat pula ditentukan konsumen

makankah yang sudah menggunakan produk-produk saingan.

c. Pendekatan Pendahuluan

Sebelum melakukan penjualan, penjual harus mempelajari

semua masalah tentang individu atau perusahaan yang dapat

diharapakan sebagai pembelinya. Selain itu, perlu juga mengetahui

tentang produk atau merk apa yang sedang mereka gunakan dan

bagaimana reaksnya. Berbagai macam informasi perlu

dikumpulkan untuk mendukung penawaran produknya kepada

pembeli, misalnya tentang pembiasaan pembeli, kesukaan dan

sebagainya. Semua kegiatan ini dilakukan sebagai pendekatan

pendahuluan terhadap pasarnya.

d. Pelaksanaan Penjualan

Penjualan yang dilakukan bermula dari suatu usaha untuk

memikat perhatian calon konsumen, kemudia diusahakan untuk

mengetahui daya tarik atau minat mereka. Jika minat mereka dapat

diikuti dengan munculnya keinginan dengan membeli, maka

penjual tinggal merealisir penjualan produknya.

e. Pelayanan Purna Jurnal

Sebenarnya kegiatan penjualan tidak berakhir pada saat pesanan

pembeli telah dipenuhi, tetapi masih perlu dilanjutkan dengan


45

memberikan pelayanan atau servis kepada mereka. Biasanya

kegiatan dilakukan untuk penjualan barang-barang industri. Dalam

tahap terakhir ini penjual harus berusaha mengatasi berbagai

macam keluhan atau tanggapan yang kurang baik dari pembeli.

Pelayanan yang lain juga perlu diberikan, sesudah penjualan adalah

memberikan jaminan kepada pembeli bahwa keputusan yang

diambilnya tepat, barang yang dibelinya betul-betul bermanfaat

dan hasil kerja produk tersebut memuaskan.40

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penjualan

Aktivitas penjualan banyak dipengaruhi oleh faktor yang dapat

meningkatkan aktivitas perusahaan, oleh karena itu manajer penjualan

perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan menurut Basu Swasta

adalah sebagai berikut:

a. Kondisi dan Kemampuan Penjual

Kondisi dn kemampuan terdiri dari pemahaman atas

beberapa masalah penting berkaitan dengan produk yang

dijual, jumlah dan sifat dari tenaga penjual adalah:

1) Jenis dan karakteristik barang atau jasa yang ditawarkan.

2) Harga produk atau jasa.

3) Syarat penjualan, seperti pembayaran dan pengiriman.

b. Kondisi Pasar

40
Basu Swastha, Manajemen Penjualan Edisi 3, hlm. 122-124
46

Pasar mempengaruhi kegiatan dalam transaksi penjualan

baik sebagai kelompok pembeli atau penjual. Kondisi pasar

dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, jenis pasar,

kelompok pembeli, daya beli, frekuensi pembelian serta

keinginan dan kebutuhannya.

c. Modal

Modal atau dana sangat diperlukan dalam ranka untuk

mengangkat barang dagangan untuk ditempatkan atau untuk

membesar usahanya. Modal perusahaan dalam penjelasan ini

adalah modal kerja perusahaan yang digunakan untuk

mencapai target penjualan yang dianggarkan, misalnya

dalam menyelenggarakan stok produk dan dalam

melaksanakan kegiatan penjualan memerlukan usaha seperti

alat transportasi, tempat untuk menjual, usaha promosi dan

lainnya.

d. Kondisi Organisasi Perusahaan

Pada perusahaan yang besar, biasanya masalah penjualan ini

ditangani oleh bagian tersendiri, yaitu bagian penjualan yang

dipegang oleh orang-orang yang ahli dalam penjualan.

e. Faktor-faktor lain

Faktor-faktor lain seperti periklanan, peragaan, kampanye,

dan pemberian hadiah sering mempengaruhi penjualan


47

karena diharapkan dengan adanya faktor-faktor tersebut

pembeli akan kembali membeli lagi barang yang sama. 41

Menurut Efendi Pakpahan faktor yang sangat penting dalam

mempengaruhi volume penjualan adalah saluran distribusi yang

bertujuan untuk melihat peluang pasar apakah dapat memberikan laba

yang maksimum. Secara umum mata rantai saluran distribusi yang

semakin luas akan menimbulkan biaya yang lebih besar, tetapi

semakin luasnya saluran distribusi maka produk perusahaan akan

semakin dikenal oleh masyarakat luas dan mendorong naiknya akang

penjualan yang akhirnya berdampak pada peningkatan volume

penjualan.42

Menurut Kolter dan Nova Anjar ada beberapa usaha untuk

meningkatkan volume penjualan diantaranya adalah:

1) Menjajakan produk dengan sedemikian rupa sehingga

konsumen melihatnya.

2) Menempatkan dan pengaturan yang teratur sehingga produk

tersebut akan menarik perhatian konsumen.

3) Mengadakan analisa pasar.

4) Menentukan calon pembeli atau konsumen yang potensial.

5) Mengadakan pameran.

41
Ibid., hlm. 405
42
Efendi Pakpahan, Pengantar Manajemen, ( Jakarta: Erlangga, 2007), hlm. 197
48

6) Mengadakan diskon atau potongan harga.43

5. Indikator Volume Penjualan

Untuk melihat volume penjualan dapat menggunakan indikator

sebagai berikut:

a. Harga Jual

Harga jual merupakan hal-hal yang sangat penting dan

mempengaruhi penjualan atas barang atau jasa yang

dihasilkan. Apakah barang atau jasa yang ditawarkan oleh

perusahaan dapat dijangkau oleh konsumen sasaran.

b. Produk

Produk salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat volume

penjualan sebagai barang atau jasa yang ditawarkan oleh

perusahaan apakah sesuai dengan tingkat kebutuhan para

konsumen.

c. Promosi

Promosi adalah aktivitas-aktivitas sebuah perusahaan yang

dirancang untuk memberikan informasi-informasi

membujuk pihak lain tentang perusahaan yang bersangkutan

dan barang-barang serta jasa-jasa yang ditawarkan.

d. Saluran Distribusi

43
Nova Anjar, Analisis Harga dan Produk pada Penjualan, (Semarang: Skripsi
Universitas Negeri Semarang, 2012), hlm. 11
49

Saluran distribusi merupakan aktivitas perusahaan untuk

menyampaikan dan meyalurkan barang yang ditawarkan

oleh perusahaan kepada konsumen yang diujinya.

e. Mutu dan Kualitas Barang

Mutu dan kualitas baranga merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi volume penjualan. Dengan mutu yang baik

maka konsumen akan tetap loyal terhadap produk dari

perusahaan tersebut, begitu pula sebaliknya apabila mutu

produk yang ditawarkan tidak bagus maka konsumen akan

berpaling kepada produk lain. Setiap perusahaan akan

memiliki design atau rancang bangun tertentu, akan sangat

baik jika sebagaimana sifat uniknya membedakannya

dengan perusahaan lain.44

44
Philip Kotler, Op., Cit, hlm. 29
BAB IV

HASIL PENELITIAN

Pengertian harga banyak dihubung-hubungkan dengan beberapa hal, tetapi

berawal dari hal-hal yang sederhana yang tidak dipahami oleh mayarakat.

Maksudnya bahwa banyak yang belum memahami makna harga, walaupun

konsepnya cukup mudah didefenisikan dengan istilah umum yaitu harga dan nilai.

Harga jual adalah sejumlah kompesansi (uang ataupun barang) yang dibutuhkan

untuk mendapatkan sejumlah kombinasi barang atau jasa. Perusahaan selalu

menetapkan harga produknya dengan harapan produk tersebut laku terjual dan

boleh memperoleh laba yang maksimal. Jadi menurut perusahaan penetapan harga

jual meupakan hal yang sangat penting, karena penetapan harga jual adalah suatu

keputusan atau strategi perusahaan dalam menarik minat konsumen dan

mempertahankan loyalitas pelanggan. 45

Penetapan harga merupakan “strategi pemasaran yang menentukan

terjadinya transaksi antara penjual dan pembeli, transaksi terjadi bila harga yang

ditetapkan pada sebuah produk atau jasa disepakati oleh penjual atau pembeli.

Oleh karena itu, jika suatu perusahaan mampu menetapkan harga dengan tepat,

maka akan memperoleh laba yang besar.46

Pada penelitian ini, peneliti telah mengumpulkan data melalui observasi

dan wawancara yang dituangkan dalam bentuk tulisan, sehingga diperoleh data-

data yang sesuai dengan masalah-masalah pada penelitian yang penulis inginkan.

Adapun hasil dari penelitian di lapangan akan diuraikan sebagai berikut:

45
Suhardi Sigit, Manajemen Pemasaran, (Yogyakarta: 2000, UST), hlm. 188
46
Triton. Markting Strategi, (Yogyakarta: Tuhu Publisher, 2008), hlm. 181

50
51

A. Strategi Penetapan Harga Dalam Meningkatkan Volume

Penjualan

Menjalankan suatu usaha tidak akan lepas dari penetapan harga,

karena penentuan harga sudah menjadi bagian di dalam pelaksanaan

perekonomian khususnya dalam dunia usaha, sehingga menjadi hal

yang mau tidak mau harus dilakukan dalam menjalankan usaha

perusahaan. Dalam kondisi lingkungan yang dinamis, semakin cepat

terjadi perubahan, maka penentuan harga juga menjadi semakin ketat.

Menetapkan harga terlalu tinggi pada suatu barang juga akan

mempengaruhi penjualan, jika menetapakan harga terlalu rendah akan

mengurangi keuntungan dan penjualan. Untuk megahdapi hal itu, suatu

usaha perlu suatu strategi penetapan harga untuk memenangkan

persaingan agar kelangsungan hidup usaha tetap terjamin dan dapat

bertahan di pasaran.47

Pengembangan usaha perusahaan di tingkat regional dan dunia

haruslah dapat menjaga eksistensinya, agar dapat mempertahankan dan

meningkatkan keunggulannya dalam persaingan di dunia bisnis. Hanya

saja yang sering dihadapi adalah pengembangan usaha selalu tidak

terbatasi pada tujuannya, sehingga menimbulkan ketidakstabilan yang

berdampak pada kesulitan menjaganya gar tetap dapat berkembangnya

kehidupan perusahaan. Keberhasilan pencapaian tujuan dan sasarna

perusahaan hanya dimungkinkan bila perusahaan itu mempunyai

47
Maharani Vinci, Manajemen Bisnis Eceran, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2009),
hlm. 129
52

keunggulan bersaing. Membangun keunggulan bersaing harus

dilakukan perusahaan secara tepat dan berkelanjutan, serta harus

memperhatikan faktor-faktor yang mendorong perusahaan dalam

pertahanan persaingan bisnis dengan menyusun strategi. 48

Toko D’Ratu Fashion ini beroperasi baru-baru ini sekitar 2

tahun lebih, kira-kira masuk 3 tahun yaitu sejak tahun 2018 sampai

sekarang tahun 2020, toko ini akan berkembang pesat jika pelanggan

merasa puas dengan barang-barang yang disediakan, dengan harga

yang terjangkau”.49

Menurut peneliti, perusahaan atau toko yang telah di buka

beberapa tahun haruslah mengasilkan untung yang besar. Dengan

memproduksi barang-barang yang sesuai dengan selera masyarakat,

dengan menciptakan hal tersebut toko akan memiliki pelanggan yang

setia. Toko D’ratu Fashion merupakan salah satu toko yang beroperasi

baru-baru ini, dengan membuka toko tersebut untuk mencapai

keuntungan dan kelangsungan hidup.

Selanjutnya, dinamakan dengan D’Ratu Fashion karena Toko

D’Ratu Fashion ini hanya terinspirasi dari pikiran saja dan tidak ada

kaitannya dengan nama-nama yang ada di dalam keluarga.

Selanjutnya, dengan adanya kata-kata “Ratu” masyarakat lebih tertarik

48
Ibid., hlm. 130
49
Surya, (Pemilik Toko), Wawancara, Pekanbaru 7 Mei 2020
53

untuk mengunjungi toko D’Ratu Fashion dan mulai berlangganan

dengan menghasilkan produk-produk baru yang disediakan.50

Menurut peneliti, toko D’Ratu Fashion semakin berkembang

dengan kualitas yang bagus dan sesuai dengan usaha yang dilakukan

untuk memiliki keuntungan besar atau laba yang semakin tinggi, toko

tersebut haruslah menetapkan harga dengan harga yang sesuai dengan

jual beli. Seperti, produk-produk yang dijual di toko D’Ratu Fashion

ini, harga merupakan acuan utama pada toko untuk menarik

pelanggan.

Adapun strategi penetapan harga dalam meningkatkan volume

penjualan yang dilakukan pada toko D’Ratu Fashion adalah sebagai

berikut:

1. Strategi Penetapan Harga Produk Baru

Strategi pengembangan produk merupakan strategi

mengembangkan produk baru yang berhubungan dengan produk

yang ada sekarang. Dalam menerapkan strategi pengembangan

produk perlu diperhatikan faktor-faktor penentu kapan strategi

tersebut terlaksana dengan baik, antara lain:

a. Kemampuan riset dan pengembagan perusahaan

Strategi ini efektif jika perusahaan memiliki kemampuan atau

kapabilitas dalam riset dan pengembangan yang kuat, dengan

50
Ibid.,Pekanbaru 7 Mei 2020
54

demikian produk baru dapat dilansir dengan cepat, diterima dan

terus-menerus.

b. Daur hidup produk dan keberhasilan produk dimata pelanggan

Bila produk telah mencapai tahap dewasa dalam daur hidup

produk serta produk berhasil dimata pelanggan, maka strategi

ini efektif untuk dilakukan, dengan harapan agar pelanggan

tersebut tertarik untuk mencoba produk baru yang diluncurkan.

c. Perkembangan teknologi

Strategi ini sangat cocok diterapkan bila pesaing industri dalam

pengembangan teknologi sangat cepat.

d. Persaingan produk di pasar

Strategi ini efektif dilakukan pada saat pesaing sedang gencar-

gencarnya melansir produk baru dengan BMW (biaya, mutu

dan waktu) yang lebih baik.

e. Pertumbuhan industri

Strategi ini efektif jika perusahaan bersaing dalam industri

dengan pertumbuhan yang sangat tinggi. 51

Sebagaimana produk yang identik atau produk yang

membedakannya dengan toko lain adalah dengan pengembangan

produk atau barang yaitu pembuatan produk baru oleh suatu

perusahaan untuk menggatikan produk yang sudah ada.

Pengembangan produk sangatlah penting untuk mempertahankan

51
Daryanto, Manajemen Pemasaran, (Bandung: Satu Nusa, 2011), hlm. 60
55

pengistimewaan produk dan untuk meningkatkan pangsa pasar.

Tujuan pengembangan produk adalah untuk memberitahukan

kepada para pelanggan bahwa perusahaan atau toko saya masih

memiliki kekuatan persaingan yang begitu penting untuk

mempertahankan kesetiaan mereka”.52

Menurut peneliti, untuk memenangkan sebuah persaingan,

maka pihak perusahaan harus menentukan strategi harga yang tepat

bagi produknya, Toko-toko pakaian saat ini banyak dijual produk-

produk baru yang menawarkan berbagai macam fasilitas dan

kemudahan beserta keunikan yang diterapkan pada produk

tersebut.

Strategi pada produk baru dalam pemasaran terbagi kepada

dua penetapan harga. Dalam pemasaran penetapan harga tinggi

pada produk baru disebut market skiming pricing, dan penetapan

harga tinggi ini akan berhasil jika:

a. Cukup banyak permintaan terhadap produk yang

bersangkutan.

b. Harga yang tinggi diasumsikan tidak menarik bagi para

pesaingnya.

c. Harga yang tinggi diasumsikan akan mampu meningkatkan

citra produk supersior.53

52
Op., Cit, (Pemilik Toko), Pekanbaru 23 Mei 2020
53
Indriyo Gitosudarmo, Manajemen Pemasaran, (Yogyakarta: BPFE, 2000), hlm. 188-
189
56

Selanjutnya, proses penetapan harga harus dilakukan

perusahaan untuk menetapkan harga jual, menurut Suyanto

penetapan harga ada enam langkah diantaranya:

a. Memilih sasaran harga yaitu tujuan perusahaan menetapkan

harga untuk bertahan hidup perusahaan menurunkan harga

jual.

b. Menentukan permintaan dengan memperlihatkan jumlah

yang akan dibeli dalam periode tertentu pada tingkat harga

yang berbeda.

c. Memperkirakan biaya, yaitu ada biaya tetap dan biaya

variabel. Biaya tetap adalah biaya yang tidak bervariasi

dengan produksi atau penjualan, misal gaji karyawan.

Sedangkan, biaya variabel adalah biaya yang bervariasi

langsung dengan tngkat produksi, misal bahan untuk

produksi.

d. Menganalisis pesaing, dimana perusahaan membandingkan

biaya dan harga dengan yang ditetapkan oleh pesaing.

e. Memilih metode harga, perusahaan harus memilih salah satu

dari berbagai metode harga yang ada.

f. Memilih harga akhir, perusahaan harus mempertimbangkan

resiko dan keuntungan dalam menghadapi reaksi dari


57

konsumen yang mungkin kurang puas dengan apa yang

diberikan oleh perusahaan.54

Selanjutnya, semua barang yang ada D’Ratu Fashion ini dengan

penjualan 35.000/pcs, tidak ada harga 50.000 atau pun 100.000. karena

dengan ketetapan harga itu bisa menjadi keinginan tersendiri untuk

mengejar target pertahunnya. Dengan adanya ketetapan harga semua

barang atau produk semakin cepat habis diburu pelanggan tiap

bulannya.55

Menurut peneliti, penetapan harga yang dilakukan sudah sesuai

untuk menarik pelanggan yaitu dengan harga 35.000. harga merupakan

acuan utama bagi pembeli dalam membeli produk atau barang yang

diinginkan. Selanjutnya, D’Ratu Fashion ini tidak menyediakan harga

diatas 35.000, karena penetapan harga tidak akan diubah-ubah dari

awal dibuka toko sampai sekarang.

Menurut Krismiaji dan Anni yang dikutip oleh Andre Hendry

Slat menyatakan bahwa harga jual adalah upaya untuk

menyeimbangkan keinginan untuk memperoleh manfaat sebesar-

besarnya dari perolehan pendapatan yang tinggi dan penurunan volume

penjualan jika harga jual yang dibebankan ke konsumen terlalu

mahal.56

Bagi suatu perusahaan harga tersebut merupakan pendapatan

bersih dan juga merupakan keuntungan bersih. Harga suatu barang dan
54
M. Suyanto, Marketing Strategi, (Yogyakarta: Andi Offset, 2007), hlm. 2007
55
Op., Cit, (Pemilik Toko), Pekanbaru 8 Mei 2020
56
Andre Hendry Slat, Analisis Harga Pokok Produk, Vol 1 No. 3 Juni 2013, hlm. 113
58

jasa merupakan suatu variabel pemasaran yang perlu diperhatikan olej

manajemen. Karena dalam hal ini secara langsung akan mempengaruhi

besarnya volume penjualan dan laba yang ingin di capai.57

Menurut peneliti, di era modern ini adanya perubahan yang

cepat dalam selera dan persaingan yang ketat merupakan suatu

kenyataan yang dapat kita lihat di bidang perdanganan, yaitu

khususnya perdagangan dalam bidang fashion. Pakaian merupakan

kebutuhan primer yang diberlakukan bagi semua orang selain dengan

kebutuhan pokok seperti makan.

Jenis barang yang ada di D’Ratu Fashion ini adalah berupa

barang yang dibutuhkan masyarakat seperti produk pakaian wanita dan

produk pakaian laki-laki, dimana semua dijual dengan harga yang telah

ditetapkan oleh pengelola toko yaitu dengan harga 35.000 saja.58

Adapun produk pakaian wanita dan laki-laki antara lain:

a. Tabel IV.1
Produk Pakaian Wanita
No Barang Harga

1. Baju tidur jumbo dan ukuran lainnya Rp. 35.000

2. Jilbab segi empat dan pasmina Rp. 35.000

3. Gamis Rp. 35.000

4. Long dress Rp. 35.000

57
Kristina Tri Wulandari, Pengaruh Penentuan Harga Jual dan Biaya Promosi terhadap
Volume Penjualan pada Perusahaan Kapas Putih di Klaten, Skripsi, Surakarta: Universitas
Muhammadiyyah Surakarta, 2006, hlm. 3
58
Tiara (Karyawan Toko), Pekanbaru 09 Mei 2020
59

5. Rok wanita Rp. 35.000

b. Tabel IV.2
Produk Pakaian Laki-laki
No Barang Harga

1. Kaos pria Rp. 35.000

2. Jeans Rp. 35.000

3. Jaket Rp. 35.000

4. Baju batik dan kemeja Rp. 35.000

5. Celana Katun Rp. 35.000

Berdasarkan wawancara dengan karyawan toko, peneliti dapat

menyimpulkan bahwa harga merupakan suatu nilai suatu barang yang

dinyatakan dengan uang untuk menyesuaikan dengan fitur produk,

saluran dan komunikasi serta memperoleh manfaat dari memiliki atau

menggunakan suatu produk atau jasa. Banyak hal yang berkaitan

dengan harga yang melatarbelakangi mengapa konsumen memilih suatu

produk yang dimilikinya. Konsumen memilih suatu produk karena

benar-benar ingin merasakan nilai dan manfaat dari produk tersebut

dengan harga yang lebih murah dari biasanya sehingga lebih ekonomis,

karena ada kesempatan untuk mendapatkan hadiah dari pembelian

produk tersebut.
60

2. Strategi Produk Tunggal

Produk ini biasa disebut dengan penetapan harga rendah

(murah), dan akan berhasil jika:

a. Pasar peka, sehingga harga rendah yang mampu

merangsang pertumbuhan atau permintaan pembeli

potensial yang sebanyak-banyaknya.

b. Pengalaman produksi mampu menekan biaya produksi dan

distribusi.

c. Harga yang rendah tidak menarik bagi pesaingnya. 59

Selanjutnya, dalam pemasaran produk membutuhkan

strategi dalam penetapan harga, dimana dalam penetapan harga

tersebut berorientasi diantaranya:

1. Orientasi permintaan, penetapan harga ini berdasarkan

permintaan konsumen, yaitu dengan melihat perubahan

konsumen memilih jasa pada harga yang berbeda, kemudia

dipilih harga yang sesuai dengan tingkat pembelian yang

ingin dicapai perusahaan. Terdapat dua aspek psikologis

yang terkait pada penetapan harga ini:

2. Penetapan harga berdasarkan anggapan asosiasi harga dan

mutu, pada penetapan harga ini pemahaman konsumen

adalah harga tinggi berkonotasi kualitas baik, sedangkan

harga rendah berkonotasi kualitas buruk.

59
Ibid., 190
61

3. Penetapan harga gengsi, untuk penetapan harga gengsi

konsumen beranggapan bahwa membeli dengan harga

rendah berarti kualitasnya tidak bagus dan status konsumen

juga ikut rendah. Konsumen akan lebih senang menikmati

produk atau jasa dengan harga tinggi karena gengsi

daripada harus menikmati produk atau jasa dengan harga

rendah.

4. Orientasi biaya, penetapan harga berdasarkan biaya yang

banyak dianut oleh perusahaan adalah markup picing.

Perusahaan akan metepakan harga dengan cara menambah

biaya perolehan produk perunitnya dengan semua biaya

operasional dan besaran laba yang diinginkan.

5. Orientasi persaingan, penetapan harga ini dilakukan

perusahaan dengan mengikuti harga yang ditetapkan oleh

para pesaing. Perusahaan tidak akan tergesa-gesa dalam

melakukan perubahan harga dan perusahaan akan

melakukan perubahan harga baru ketika pesaing yang

dijadikan patokan mengubah harga jualnya.60

Strategi yang dilakukan di D’Ratu Fashion adalah strategi

dengan penetapanharga semurah-murahnya tanpa menambahnya.

Harga awalnya 35.000 tidak ada penambahan harga menjadi 50.000

atau lebih. Strategi itu bisa dikatakan dengan strategi penetapan harga

60
Hendri Ma’ruf, Pemasaran Ritel, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2006), hlm. 570
62

tunggalstrategi dengan mencari barang yang berkualitas menjual

dengan cara seramah mungkin, dengan demikian pelanggan akan setia

untuk membeli produk yang kami jual.61

Menurut Peneliti, strategi yang dilakukan D’ratu fashion sudah

sesuai yaitu strategi penetapan harga tunggal dan strategi penetapan

harga produk baru. Dengan strategi tersebut D’Ratu Fashion ini

mengalami kenaikan tiap tahunnya. Toko ini berkembang dengan cepat

yaitu melonjak pada saat lebaran Idul Adha dan Idul Firti.

Strategi merupakan suatu rencana yang disatukan, luas, dan

berintegrasi yang dibuat untuk memanfaatkan keunggulan strategis dan

dapat menghadapi tantangan lingkungan. Strategi dirancang untuk

memastikan bahwa tujuan dari perusahaan dapat dicapai melalui

pelaksanaan yang tepat oleh organisasi. Pembentukan strategi dalam

organisasi dipengaruhi oleh unsur-unsur yang berkaitan dengan

lingkungan, arah, kondisi, tujuan dan sasaran yang menjadi dasar

budaya organisasi tersebut.62

Menurut Stephanie K. Marrus, sebagaimana dikutip Sukristono,

strategi didefenisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para

pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang

organisasi, disertai penyusunan suatu cara bagaimana agar tujuan

tersebut bisa tercapai. Seperti yang diketahui masalah-masalah yang

bersifat strategis dalam suatu organisasi akan ditangai oleh manajemen

61
Op.,Cit, (Pemilik Toko), Pekanbaru 11 Mei 2020
62
Taufiq Amir, Manajemen Strategi, (Bandung: Raja Grafindo Persada: 2012), hlm. 7
63

puncak melalui pertimbangan lingkungan internal dan eksternal

organisasi tersebut.63

Menurut Marbun BN sebagaimana yang dikutip oleh Marbun

BN penjualan adalah “total barang yang terjual oleh perusahaan dalam

jangka waktu tertentu”. Penjualan merupakan tujuan utama

dilakukannya kegiatan perusahaan. Perusahaan dalam menghasilkan

barang atau jasa, mempunyai tujuan akhir yaitu menjual barang atau

jasa tersebut kepada masyarakat. Oleh karena itu, penjualan memegang

peranan penting bagi perusahaan agar produk yang dihasilkannya,

dapat terjual dan memberikan penghasilan bagi perusahaan. Penjualan

yang dilakukan oleh perusahaan bertujuan untuk menjual barang atau

jasa yang diperlukan sebagai sumber pendapatan untuk menutup

semua ongkos guna memperoleh laba. Kegiatan penjualan merupakan

suatu kegiatan yang harus dilakukan oleh perusahaan dengan

memasarkan produknya baik berupa barang atau jasa. Kagiatan

penjualan yang dilaksanakan oleh perusahaan bertujuan untuk

mencapa volume penjualan yang diharapkan dan menguntungkan

untuk mencapai laba maksimum bagi perusahaan.64

Selanjutnya, berdasarkan data penjualan sebelumnya yang telah

peneliti lakukan dengan Pak Surya, dimana data penjualan itu sebagai

berikut:

63
Husein Umar, Evaluasi Kinerja Perusahaan, (Jakarta: Gramedia Pustaka Umum, 2002),
hlm 4
64
Marbun BN, Kamus Manajemen, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2003), hlm. 225
64

Tabel IV.3
D’Ratu Fashion Pekanbaru
Data Volume Tahun 2018- 2019 Penjualan (unit)

Bulan Tahun 2018 Tahun 2019

Januari 1200 1045

Februari 578 526

Maret 798 1140

April 992 887

Mei 2803 2134

Juni 4000 3994

Juli 878 771

Agustus 450 429

September 533 519

Oktober 490 462

November 2600 3109

Desember 3790 4210

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil penjualan

meningkat pada bulan Juni dikarenakan lebaran Idul Fitri dan pada

bulan Desember lebaran Idul Adha. Data penjualan meningkat dan

banyaknya pengunjung yang membeli barang-barang pada toko

D’Ratu Fashion tersebut.

Selanjutnya, data penjualan pada toko D’Ratu Fashion adalah

dapat dikatakan cukup ramai, hal ini dapat dilihat dari padatnya

pengunjung yang ingin berbelanja di toko D’Ratu Fashion guna


65

memenuhi kebutuhan mereka. Selain itu karyawan menghimbau untuk

memberikan pelayanan dengan baik dan ramah sehingga para

pengunjung merasa nyaman dan puas. Karyawan D’Ratu Fashion juga

terus dihimbau untuk memberikan informasi tentang barang-barang

yang akan dibeli konsumen sehingga konsumen dapat

mempetimbangkan barang mana yang terbaik yang akan dibeli.65

Data penjualan dibeberapa bulan ini cukup ramai, akan tetapi

tiba-tiba mengalami penurunan dikarenakan adanya covid yang

membawa musibah kepada seluruh dunia. Dengan demikian toko ini

juga tetap beroperasi seperti biasa, dan Alhamdulillah mengalami

kenaikan drastis karena adanya lebaran Idul Fitri. Para pelanggan terus

berkunjung untuk mmilih barang-barang yang mereka sukai.66

Sebagaimana data penjualan awal tahun 2020 yang direkap

toko D’Ratu Fashion ini sebagai berikut:

Tabel IV.4
D’Ratu Fashion Pekanbaru
Data Volume Tahun 2020 Penjualan (unit)

Bulan Tahun 2020

Januari 1450

Februari 1236

Maret 570

April 321

65
Op., Cit, (Pemilik Toko), Pekanbaru 15 Mei 2020
66
Tia ( Karyawan Toko), Pekanbaru 15 Mei 2020
66

Mei 4130

Dari tabel diatas dapat dilihat data penjualan juga meningkat

dengan adanya sistem penetapan harga yaitu 35.000 yaitu pada bulan

Mei, lebih-lebih telah datangnya hari lebaran Idul Fitri. Semua

pelanggan terus datang untuk membeli produk toko yang telah

disediakan D’Ratu Fashion.

Dari hasil tersebut, peneliti dapat menyimpulkan mengenai data

penjualan tersebut mengalami kenaikan tiap tahunnya. D’Ratu

Fashion ini menetapkan harga dengan strategi penetapan harga

tunggal dan penetapan harga produk baru berhasil setiap tahunnya.

Selanjutnya dengan adanya ketetapan harga dengan serba 35.000

pelanggan semakin tertarik untuk membeli barang yang telah

disedikan, melainkan harga yang murah juga memberikan manfaat

yang baik bagi pelanggan.

Menurut Prof. Dr. Thamrin dan Francis Tantri produk adalah

segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan

perhatian, dibeli, dipergunakan, atau dikonsumsi, dan yang dapat

memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk mencakup lebih

sekedar barang berwujud. Kalau didefenisikan secara luas produk


67

meliputi objek secara fisik, pelayanan, orang, tempat, organisasi,

gagasan atau bauran dari semua wujud diatas.67

Produk yang disediakan D’Ratu Fashion ini belum ada memodif

pakaian sendiri, D’ Ratu Fahion mengambil barang dari grosiran.

Selain itu, produk ini seperti pakaian perempuan harus sesuai tren,

karena pakaian perempuan ini mengikuti model terkini. Terkadang,

pakaian perempuan ini tiap bulannya sudah habis dan akan dipesan

lagi model-model lain agar pelanggan tetap tertarik membeli produk-

produk baru. Dengan memodif pakaian sendiri akan membuat

produksi semakin lama, akan tetapi apabila di pesan saja akan

memudahkan dalam penjemputan barang dan lebih mudah dalam

proses penjualannya.68

Menurut peneliti, mengenai produk yang dihasilkan toko

tersebut yaitu dari hasil grosiran atau dipesan sebelum barang

kehabisan. Menurut peneliti juga harus ada pemanfaatan terhadap

pengembangan produk seperti toko tidak tergantung pada satu macam

produk saja, menandingi penawaran baru dari pesaing, dan penemuan-

penemuan baru yang menguntungkan bagi konsumen.

67
Thamrin Abdullah dan Francis Tantri, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: Rajawali Press,
2013), hlm. 153
68
Op., Cit, (Pemilik Toko), Pekanbaru 20 Mei 2020
68

B. Tinjauan Ekonomi Syariah Terhadap Penetapan Harga Dalam

Volume Penjualan

1. Dasar Strategi Penetapan Harga Sesuai dengan Ekonomi

Syariah

Menurut Ibnu Qudamah, sebagaimana yang dikutip oleh

Abdul Munnan dalam bukunya yang berjudul Teori dan Praktek

dalam Ekonomi Islam menjelaskan bahwa penetapan harga juga

mengindasikan pengawasan atas harga tak menguntungkan. Ia

berpendapat bahwa penetapan harga akan mendorong harga menjadi

lebih mahal. Karena, jika pandangan dari luar mendengar adanya

kebijakan pengawasan harga, mereka tidak akan mau membawa

barang dagangannya di luar harga yang diinginkan. Para pedagang

lokal yang memiliki barang dagangan akan menyembunyikan barang

dagangannya. Para konsumen yang membutuhkan akan meminta

barang-barang dagangan dan membuat permintaan mereka tidak bisa

dipuaskan karena harganya meningkat. Harga yang meningkat dan

kedua belah pihak akan menderita. Para penjual akan menderita

karena dibatasi dari menjual barang dagangan mereka dan para

pembeli menderita karena keinginan mereka tidak bisa dipenuhi.

Inilah alasannya kenapa hal ini dilarang.69

Jumur ulama berpendapat bahwa pada prinsipnya tidak

dibenarkan adanya penentuan harga karena ini merupakan kezaliman

69
Abdul Munnan, Teori dan Praktek Ekonomi Islam, (Dana Bhakti Wakaf: Yogyakarta,
1997), hlm. 59
69

dan tindakan kezaliman diharamkan. Mereka mendasarkan

argumennya pada hadist Annas bin Malik, “pada zaman Rasulullah

Saw harga barang pernah melonjak hebat. Orang-orang pun berkata,

“wahai Rasulullah, kalau saja anda mau menentukan harga? Beliau

menjawab: sesuai dengan hadist yang diriwayatkan Abu Daud yang

artinya

“Sesungguhnya Allah adalah Yang Maha Pencipta dan Yang

Maha Menggenggan serta Membentangkan, Maha Pemberi Rezeki

dan Penentu Harga, sungguh aku ingin bertemu dengan Allah tanpa

ada seorang pun yang menuntutku karena suatu tindak kezaliman

yang telah aku lakukan terhadapnya, baik urusan jiwa maupun

harta”. (riwayat Abu Daud)70

Menurut hadist ini, penguasa (imam) tidak berhak menentukan

harga yang berlaku di masyarakat, melainkan masyarakat bebas

menjual harta benda mereka menurut mekanisme yang berlaku.

Penentuan harga (sama saja) melarang mereka untuk membelanjakan

hartanya. Padahal penguasa diperintahkan untuk menjaga

kemaslahatan umum. Perhatian penguasa terhadap kemaslahatan

pembeli dengan (menentukan) harga murah lebih layak dilakukan

daripada perhatiannya terhadap kemaslahatan penjual dengan

(kebijakan) meninggikan harga. Bila dua urusan ini saling

bertentangan, maka penjual dan pembeli wajib diberi keleluasaan

70
Abu Daud bin Ash’as, Shahih Abu Daud, (Libanon: Dar al-Fikr, 1994), hlm. 472
70

untuk mengusahakan diri mereka dan mewajibkan pemilik barang

dagangan untuk menjual sesuatu yang tidak disukainya. 71

Adapun Firman Allah dalam Al-quran Surat An-Nisa’ ayat 29:

         

             

 

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan


harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan
perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan
janganlah kamu membunuh dirimu Sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu.72
Ayat diatas menjelaskan bahwa sesungguhnya dalam

penentuan harga tidaklah ditetapkan berdasarkan Syariah Islam, tetapi

dalam perniagaan antara penjual dan pembeli harus didasarkan

kerelaan atau suka sama suka yang tidak merugikan antara penjual dan

pembeli serta tidak ada unsur keterpaksaan.

Islam sebagai memuat ajaran yang bersifat komprehensif dan

universal. Komprehensif berarti syariah Islam merangkum seluruh

aspek kehidupan, baik ritual (ibaah), maupun sosial (muamalah).

Ibadah diperlukan untuk menjaga ketaatan dan keharmonisan

hubungan manusia dengan khaliknya. Ibadah juga merupakan saran

untuk mengingatkan secara continiu tugas manusia sebagai

71
Abu Malik Kamal A-Sayyid Salim, Sahih Fiqih Sunnah Lengkap, (Jakarta: Pustaka Azzam,
2007), hlm. 473
72
Departemen Agama RI, AL-Hikmah; Alqur‟an dan Terjemahanya, (Bandung: CV
Penerbit Di Ponogoro, 2010), hlm.83
71

khalifahnya dimuka bumi ini. Adapun muamalah diturunkan untuk

menjadi aturan main yaitu atauran main manusia dalam kehidupan

manusia.

Universal bermakna syariah Islam dapat diterapkan setiap waktu

dan tempat akhir kelak. Universal ini tampak jelas terutama dalam

bidang muamalah. Selain mempunyai cakupan luas dan fleksibel,

muamalah tidak membedakan antara muslim dan non muslim.73

Distor harga ketika kaum Qurais menetapkan blokade ekonomi

terhadap umat Islam kenaikan harga di Madinah Rasul mengatakan

Allah adalah dzat yang menetukan dan mengatur harga, pencurah dan

mengatur rezki aku berharap dapat menemui Tuhanku dimana salah

satu dari kalian tidak menentukan karna kezaliman dalam hal darah

dan harta.

2. Harga dalam Ekonomi Syariah

Ekonomi Islam merupakan suatu cabang ilmu yang

mempelajari metode untuk memahami dan memcahkan masalah

ekonomi yang didasarkan atas ajaran Islam inilah yang kemudian

disebut sebagai perilaku rasional Islam yang akan menjadi dasar

pembentukan suatu perekonomian Islam. Ekonomi Islam adalah

praktik ekonomi yang beretika. Di dalam Islam, diharamkan sebagian

mendzalimi sebagaian yang lain. Salah satu asas yang mendasari

perekonomian Islam adalah asas saling menguntungkan dan tidak

73
Moh. Rifa’i, Konsep Perbankan Syariah, (Semarang: Wicaksana, 2002), hlm. 19
72

merugikan pihak lain. Meskipun di dalam Islam tidak melarang

kebebasan dan berkreasi dalam melakukan usaha namun dalam hal

kompetisi haruslah dalam persaingan yang sehat.74

Islam memberikan kekebasan dalam harga, yang artinya segala

bentuk konsep harga yang terjadi dalam transaksi jual beli

diperbolehkan dalam ajaran Islam. Selama tidak ada dalil

melarangmya dan selama harga tersebut terjadi atas dasar keadilan

dan suka sama suka antara penjual dan pembeli.

Menurut Rahmat Syafi’i, harga hanya terjadi pada akad yakni

sesuatu yang direlakan dalam akad, baik lebih sedikit, lebih besar,

atau sama dengan nilai barang. Biasanya harga dijadikan sebagai

penukar barang yang diridhai kedua belah pihak yang akad.75

Selanjutnya, Qardhawi menyatakan bahwa jika penetuan harga

dilakukan dengan memaksa penjual menerima harga yang tidak

mereka ridha, maka tindakan ini tidak dibenarkan oleh agama. Namun

jika penetuan harga itu menimbulkan suatu keadilan bagi seluruh

masyarakat, seperti menetapkan Undang-undang untuk tidak menjual

di atas harga resmi. Maka hal ini diperbolehkan dan wajib

diterapkan.76

74
Ibid., hlm. 2
75
Racmat Syafi’i, Fiqih Muamalah, ( Bandung: Pustaka Setia, 2000), hlm. 87
76
73

Firman Allah dalam Al-quran surat Al-Baqarah ayat 30:

          

         

         


Artinya: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat:
"Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka
berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang
akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami
Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan
berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."

Dalam banyak ayat Allah memerintahkan manusia untuk

berbuat adil. Dalam Islam adil didefenisikan sebagai “ tidak

menzalimi dan tidak dizalimi. Implikasi nilai ekonomi dari nilai ini

adalah bahwa pelaku ekonomi tidak dibolehkan untuk mengejar

keuntungan pribadi bila hal itu merugikan orang lain.

Berdasarkan penelitian, yang peneliti lakukan penetapan harga

yang dilakukan D’Ratu Fashion sesuai dengan ekonomi Islam adalah

sebagai berikut:

a. Harga yang Adil dalam Islam

Ajaran Islam memberikan jalan tengah yang adil untuk

berbagai pasangan antara dunia dengan akhirat, antara rasio dengan

hati, antara rasio dengan norma, antara idealisme dengan fakta,

antara individu dengan masyarakat, antara konsumen dengan

produsen, dan sebagainya. Ajaran Islam mengacu pada berbagai

sumber yang telah ditetapkan dalam al-quran dan As-sunnah.

Penetapan harga haruslah adil, sebab keadilan merupakan salah


74

satu prinsip dasar dalam semua transaksi yang Islami. Bahkan

keadilan yang sering kali dipandang sebagai intisari dari ajaran

Islam dan nilai Allah sebagai perbuatan yang lebih dekat dengan

ketaqwaan.77

Firman Allah dalam Q.S Al-fatir ayat 29:

         

      

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang selalu


membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan
sebahagian dari rezki yang Kami anuge- rahkan kepada mereka
dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu
mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi”.78

Selanjutnya, firman Allah dalam Q.S Ash-shaf ayat 10:

          



Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu


aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu
dari azab yang pedih?”.79

77
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam, hlm. 351
78
Departemen Agama RI, AL-Hikmah; Alqur‟an dan Terjemahanya, (Bandung: CV
Penerbit Di Ponogoro, 2010), hlm. 437
79
Ibid., hlm. 446
75

Allah juga menyipati orang-orang munafik dengan Firman

Allah Q.SAl-baqarah ayat 16:

        

  

Artinya: “Mereka Itulah orang yang membeli kesesatan


dengan petunjuk, Maka tidaklah beruntung perniagaan mereka
dan tidaklah mereka mendapat petunjuk”.80
Adanya suatu harga yang adil telah menjadi pegangan yang

mendasar dalam transaksi yang Islami. Pada prinsipnya transaksi

bisnis harus dilakukan pada harga yang adil sebab ia adalah

cerminan dari komitmen syariat Islam terhadap keadilan yang

menyeluruh. Secara umum harga yang adil adalah harga yang tidak

menimbulkan eksploitasi atau penindasan sehingga merugikan

salah satu pihak dan menguntungkan pihak yang lain.81

Menurut penulis, harga harus mencerminkan manfaat bagi

pembeli dan penjualnya secara adil, yaitu penjual memperoleh

keuntungan yang normal dan pembeli memperoleh manfaat yang

setara dengan harga yang dibayarkannya.

b. Laba (Keuntungan)

Laba adalah selisih lebih dari hasil penjualan dari harga

pokok dan biaya operasi. Kalangan ekonomi mendefenisikan

sebagai, selisih antara total penjualan dengan total biaya. Total

80
Ibid., hlm. 3
81
Ibid., hlm. 94
76

penjualan yakni harga barang yang dijual dan total biaya

operasional adalah seluruh biaya yang dikeluarkan dalam

penjualan yang terlihat dan tersembunyi.

Adapun hasil Majelis ulama Fiqih yang terikat dalam

Organisasi Konfersi Islam (OKI) yang diadakan dalam pertemuan

kelima di Kwait pada tanggal 1-6 jumadil ula 1409 H bertepatan

dengan 10-15 Desember 1988 M, telah melakukan diskusi tentang

pembatasan keuntungan para pedagang, mereka membuat

ketetapan sebagai berikut:

1) Hukum asal yang diakui oleh nash dan kaidah-

kaidah syariat adalah memberikan umat bebas dalam

jual beli mereka, dan mengoperasikan harta benda

mereka dalam bingkai syariat Islam yang penuh

perhatian dengan segala kaidah didalamnya.

2) Tidak ada standarisasi dalam pengambilan

keuntungan yang mengikat para pedagang dalam

melakukan berbagai transaksi jual beli. Hal ini

dibiarkan sesuai kondisi dunia usaha secara umum,

kondisi perdagangan, kondisi komoditi barang

daganga, namun dengan memperhatikan kode etik

yang disyariatkan dalam Islam.


77

3) Terdapat banyk dalil-dalil dalam ajaran syariat Islam

yang mewajibkan segala bentuk mua’malah bebas

dari hal-hal yang haram.

4) Pemerintah tidak boleh ikut campur menentukan

standar harga kecuali melihat adanya ketidakberesan

di pasar dan ketidakberesan harga karena berbagai

faktor yang dibuat.82

c. Larangan Ihktikar

Rasulullah telah melarang praktik ihktikar yaitu secara

sengaja menahan atau menimbun barang, terutama pada saat terjadi

kelangkaan, dengan tujuan untuk menaikkan harga dikemudian

hari.

Praktik ihktikar akan menyebabkan mekanisme pasar

terganggu, dimana produsen kemudian hari akan menjual dengan

harga yang lebih tinggi dari harga normal. Penjual akan

mendapatkan untung besar, sedangkan konsumen akan menderita

kerugian. Jadi, akibat ihktikar maka masyarakat luas akan

dirugikan oleh sekelompok kecil yang lain. Maka, pemerintah

dapat melakukan berbagai upaya menghilangkan penimbunan ini,

misalnya dengan penegakan hukum atau dengan intervensi harga.

Namun, tidak termasuk dalam ikhtikar adalah

menumpukkan yang dilakukan pada situasi ketika pasokan

82
Adiwarman Karim, Op., Cit, hlm. 82
78

melimpah, misalnya ketika terjadi panen besar dan segera

menjualnya ketika pasar membutuhkannya.83

d. Transaksi (Akad)

Perjanjian dalam istilah Islam dikenal dengan istilah akad.

Kata akad berasal dari al-aqd, jamkanya al-uqud, bararti ikatan

atau mengikat, sedangkan menurut terminologi hukum Islam, akad

adalah pertalian antara penyerahan (ijab) dan penyerahan (qabul)

yang dibenarkan oleh syariah yang mengakibatkan hukum terhadap

objek-objeknya.84

Menurut Abdul Razak Al-sanhuri akad adalah kesepakatan

dua belah pihak atau lebih yang menimbulkan kewajiban hukum

yaitu konsekuensi hak dan kewajiban yang mengikat pihak-pihak

yang terkait langsung maupun tidak langsung dalam kesepakatan

bersama.85

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, peneliti

menyimpulkan bahwa penetapan harga yang dilakukan toko

D’Ratu Fashion ini sesuai dengan syariah Islam yaitu dengan

melaksanakan penjualan secara adil, tidak adanya penimbunan

barang, tidak berlebih dalam mengambil keuntungan, melakukan

transaksi sesuai dengan harga pasar, serta melakukan penawaran

dan permintaan terhadap pembeli. Syariah Islam mengajarkan

kepada umat Islam agar berlaku adil dalam hal apapun, demikian
83
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam, hlm. 95
84
Samsul anwar, Hukum Perjanjian Syari‟ah, (Jakarta: Raja Grafindo, 2007), hlm. 68
85
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam, Op., Cit. hlm. 96
79

juga dengan jual beli. Dengan adil dalam muamalah semua akan

berjalan lancar dan yang paling utama adalah mengharap ridha

Allah SWT.

3. Pandangan Ulama tentang Penetapan Harga

Adapun konsep harga dalam pandangan Ilmuwan Muslim

adalah sebagai berikut:

a. Penetapan Harga Menurut Imam Yahya bin Umar

Menurut yahya bin Umar, aktivitas eokonomi merupakan

bagian yang tak terpisahkan dari ketaqwaan seorang Muslim dari

Allah swt. Hal ini berarti ketaqwaan merupakan asas dalam

perekonomian Islam, sekaligus faktor utama yang membedakan

ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional. Oleh karena itu , di

samping Al-quran setiap muslim harus berpegang teguh pada

sunnah dan mengikuti seluruh perintah Nabi Muhammad Saw

dalam melakukan aktivitas ekonominya.

Dalam firman Allah dalam Al-quran surat Al-a’raf ayat 96:

         

       



Artinya: “Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan


bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka
berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-
ayat Kami) itu, Maka Kami siksa mereka disebabkan
perbuatannya.
80

Perhatian Yahya bin Umar tertuju pada hukum-hukum pasar yang

terefleksikan dalam pembahasan tentang penentuan harga.

Penentuan harga tema sentral dalam kitab Akam al-suq. Ia

menyatakan bahwa eksistensi harga merupakan hal yang sangat

penting dalam sebuah transaksi dan pengabaian akan dapat

menimbulkan kerusakan dalam kehidupan masyarakat.86

b. Penetapan Harga Menurut Imam Abu Yusuf

Tercatat pada sejarah., tokoh muslim pertama yang

menyinggung tentang mekanisme pasar dan harga, ialah Abu

Yusuf yang memperhatikan peningkatan dan penurunan produksi

dalam kaitannya dengan perubahan. Pada saat itu beliau melihat

adanya fenomena bila terjadi kelangkaan maka harga akan naik,

sedangkan pada saat barang tersebut melimpah, maka harga lebih

cenderung turun atau lebih rendah.

Abu Yusuf menyangkal pendapat umum mengenai

hubungan terbalik antara persediaan dan harga, karena dalam

kenyataannya tidak selalu terjadi. “kadang-kadang makanan

berlimpah, tetapi mahal dan kadang-kadang makanan sangat

sedikit tetapi murah” disini ia menjelaskan bahwa harga tidak

bergantung pada permintaan saja, tetapi juga bergantung pada

kekuatan penawaran. Oleh sebab itu, peningkatan ataupun

86
Adiwarman Azwar Karim, sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, ( Jakarta: Grafindo
Persada, 2006), hlm. 286
81

penurunan harga tidak selalu berhubungan dengan peningkatan

atau penurunan permintaan.87

Argumennya berdasarkan hadist Rasulullah Saw yaitu:

“Pada masa Rasulullah harga-harga melambung tinggi. Para

sahabat mengadu kepada Rasulullah dan memintanya harga

melakukan penetapan harga. Rasulullah bersabda tinggi

rendahnya harga barang merupakan bagian dari ketentuan Allah,

kita tidak bisa mencapuri urusan dan ketetapan-Nya. (H.R

Bukhari)88

c. Penetapan Harga Menurut Imam Al-Ghazali

Imam Al-Ghazali dalam karyanya kitab Ihya Ulumuddin

banyak membahas topik-topik ekonomi, termasuk kekuatan

permintaan dan penawaran dalam mempengaruhi harga. Dalam

penjelasannya, tentang proses terbentuknya suatu pasar ia

menyatakan, dapat saja petani hidup dimana alat-alat pertanian

tidak tersedia. Keadaan ini menimbulkan masalah, oleh kerena itu

secara alami pula orang akan terdorong untuk menyediakan tempat

penyimpanan alat-alat di satu pihak, dan penyimpanan hasil

pertanian di pihak lain.

Tempat inilah yang kemudian didatangi pembeli sesuai

kebutuhannya masing-masing sehingga terbentuklah pasar.

Pedagang kemudian menjualnya dengan suatu tingkat keuntungan,


87
Adiwarman Karim, Ekonomi Mikro Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), hlm.
31
88
Op., Cit, hlm. 288
82

Al-Ghazali tidak menolak kenyataan bahwa mencari keuntungan

merupakan motif utama dalam perdagangan. Namun, ia

memberikan banyak penekanan kepada etika dalam bisnis, dimana

etika ini diturunkan dari nilai-nilai Islam. keuntungan yang

sesungguhnya adalah keuntungan yang diperoleh di akhirat

kelak.89

d. Penetapan Harga Menurut Imam Ibnu Thaimiyah

Ibnu Thaimiyah tentu tidak akan membaca buku Wealth of

Nations, karena beliau hidup lima abad sebelum kehadiran Adam

Smith, namun masyarakat yang beranggapan bahwa peningkatan

harga disebabkan ketidakadilan dan tindakan melanggar hukum

yang dilakukan oleh penjual sebagai akibat manipulasi pasar.

Pandangan Ibnu Thaimiyah mengenai mekanisme pasar terfokus

pada masalah pergerakan yang tertuang dalam kitab hasil karyanya

yaitu Al Hisbah dan Fatwa. Secara umum beliau telah

menunjukkan keindahan mekanisme pasar sebagai mekanisme

ekonomi.

Ibnu Thaimiyah berpendapat bahwa kenaikan harga tidak

selalu disebabkan oleh ketidakadilan dari para pedagang atau

penjual. Ia menunjukkan bahwa harga merupakan hasil interaksi

89
Adiwarman Karim, 2011, Op., Cit. hlm. 159
83

hukum permintaan dan penawaran yang terbentuk karena berbagai

faktor yang komplek.90

e. Penetapan Harga Menurut Imam Ibnu Khaldun

Pemikiran Ibnu Khaldun tentang pasar termuat dalam buku

Al-Muqaddimah pada bab harga-harga di kota-kota ia membagi

jenis barang menjadi dua kategori yaitu barang pokok dan barang

mewah. Menurutnya, jika suatu kota berkembang dan jumlah

penduduknya semakin banyak, maka harga barang-barang pokok

akan menurun semetara harga barang mewah akan naik. Hal ini

disebabkan meningkatnya penawaran bahan pangan dan barang

pokok sebab barang sebab barang ini sangat penting dan

dibutuhkan oleh setiap orang sehingga pengadaannya akan

diprioritaskan.

Sementara itu, harga barang mewah akan naik sejalan

dengan meningkatnya gaya hidup yang mengakibatkan

peningkatan permintaan barang mewah ini. Ibnu Khaldun

sebenarnya menjelaskan pengaruh permintaan dan penawaran

terhadap harga. Secara lebih rinci dijelaskan pengaruh persaingan

antara konsumen dan meningkatnya biaya-biaya akibat perpajakan

dan pungutan-pungutan yang mempengaruhi peningkatan harga.91

Menurut peneliti, dalam kenyataannya pemilik toko D’Ratu

Fashion ini menjual barang dengan harga yang serendah-rendanhya dan


90
Adiwarman Karim, Ekonomi Islam suatu Kajian Kontemporer, (Jakarta: Gema Insani,
2001), hlm. 153
91
Adiwarman Karim, 2011, Op., Cit, hlm. 243
84

melayani pembeli dengan sangat ramah. Selain itu juga, toko ini

memberikan kualitas yang bagus terhadap produknya, agar setiap

konsumen yang membeli barang tersebut merasa puas dan merasakan

manfaatnya.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis menguraikan pembahasan tentang penetapan harga

dalam meningkatkan volume penjualan pada toko D’Ratu Fashion di atas

maka dapat disimpulkan yaitu:

1. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di Toko D’ Ratu Fashion

dapat diketahui bahwa strategi penetapan harga pada toko D’Ratu

Fashion sudah sesuai dengan prosedur yaitu menggunakan strategi

penetapan harga produk baru dan strategi penetapan harga tunggal

yaitu dengan strategi satu harga. Produk baru adalah barang-barang

yang disediakan toko dengan model-model yang baru, sedangkan

harga tunggal adalah memberikan kepada pelanggan dengan harga

yang serendah-rendahnya dan menetapkan harga dengan 35.000 saja.

Dengan demikian volume penjualan akan meningkat setiap tahunnya.

2. Tinjauan ekonomi syariah terhadap penetapan harga dalam volume

penjualan yang terdapat di toko D’Ratu Fashion ini sudah sesuai

dengan syariat Islam, karena berlandaskan kepada ayat-ayat yang

tercantum di dalamnya. Selanjutnya, harga dalam ekonomi syariah

merupakan suatu ketentuan yang utama dalam jual beli karena harus

sesuai dengan akad transaksi dan tidak boleh mengambil keuntungan

yang besar. Dasar dalam strategi penetapan harga juga berlandaskan

kepada Al-quran dan hadist serta adanya beberapa pendapat ulama

85
86

mengenai penetapan harga yang dilakukan masyarakat sekitar. Tujuan

ini adalah agar pembeli dan penjual tidak merasa dirugikan satu sama

lain. Jadi, toko D’Ratu Fashion ini sudah sesuai dalam penetapan harga

yaitu dengan syariat Islam.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian, penulis merekomendasikan

berupa saran-saran sebagai berikut:

1. Untuk toko D’Ratu Fashion terus meningkatkan dan

memperbaiki strategi pemasaran yang sudah dilakukan selama

ini dan tetaplah bersaing secara sehat untuk dapat

memenangkan persaingan pasar.

2. Terus menciptakan produk yang berkualitas bagus namun

harga terjangkau, selalu berinovasi dalam hal produk baru

untuk memenuhi semua segmen pasar.


DAFTAR PUSTAKA

Amir, Taufiq. Manajemen Strategik, Konsep, dan Aplikasi. Bandung: Raja


Grafindo Persada. 2012

Abdullah, Thamrin dan Francis Tantri. Manajemen Pemasaran. Jakarta:


Rajawali Press. 2013

Ayyub, Muhammad. Understanding Islam Finance. Jakarta: Gema Insani


Press. 2009

Anjar, Nova. Analisis Harga dan Produk pada Penjualan. Semarang:


Skripsi Universitas Negeri Semarang. 2012

Anwar, Samsul. Hukum Perjanjian Syari‟ah. Jakarta: Raja Grafindo. 2007

BN, Marbun. Kamus Manajemen. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. 2003

Cravens, David W. Pemasaran Strategis Edisi ke Empat Jilid 2. Jakarta:


Penerbit Erlangga. 1998

Departemen Agama RI. AL-Hikmah; Alqur‟an dan Terjemahanya.


Bandung: Penerbit Di Ponogoro. 2010

Daryanto. Manajemen Pemasaran. Bandung: Satu Nusa. 2011

Dokumen Profil Toko D’Ratu Fashion 19 November 2019

Dendy Sugono dkk. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta : Pusat Bahasa.


2008

DH, Basu Swastha. Azas-azas Marketing. Yogyakarta: Liberty. 2004

Gitosudarmo, Indriyo. Manajemen Pemasaran. Yogyakarta: BPFE. 2000

Hadi, Sutrisno. Metodologi Researc. Yogyakarta: Andi. 1998

Hasan, M. Ikbal. Pokok-pokok Materi Metode Penelitian dan Aplikasinya.


Jakarta: Ghalia Indonesia. 2002

Hamali, Arif Yusuf. Pemahaman Strategi Bisnis dan Kewirausahaan.


Jakarta: Insan Media. 2004

Karim, Adiwarman Azwar. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam. Jakarta:


Raja Grafindo. 2014

87
88

Karim, Adiwarman. Ekonomi Mikro Islam. Jakarta: Raja Grafindo


Persada. 2011

Karim, Adiwarman. Ekonomi Mikro Islam. Jakarta: Raja Grafindo


Persada. 2003

Karim, Adiwarman. Ekonomi Islam suatu Kajian Kontemporer. Jakarta:


Gema Insani. 2001

Khaldun, Ibnu. Mukaddimah. Jakarta: Pustaka Al-kausar. 2001

Kotler, Philip. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Raja Wali Press. 1999

Kotler, Philip dan Gery Amstrong. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jakarta:


Erlangga. 2008

Masyhuri dan Zainuddin. Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dan


Aplikatif. Bandung: Rafika Aditama. 2008

Mustapa, Zainuddin. Prilaku Organisasi dalam perspektif Manajemen


Organisasi. Sulawesi Selatan:Celebes Media Perkasa. 2011

Mahfoedz, Mahmud. Pengantar Pemasaran Modern. Yogyakarta:


Akademi Manajemen Perusahaan YKPN. 2005

M. Ishak. Konsep Ekonomi Islam. Jogjakarta: Pusat Pengkajian dan


Pengembangan Ekonomi Islam Universitas Islam Jogjakarta. 2003

Mujahidin, Ahkmad. Ekonomi Islam. Jakarta: Rajawali Press. 2007

Ma’ruf, Hendri. Pemasaran Ritel. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2006

Nusution, S. Metode Research. Jakarta: Bumi Aksara. 1996

Nawawi, Ismail. Islam dan Bisnis. Surabaya: VIV Press. 2011

Nawawi, Heru. Konsep Ekonomi Islam: Suatu Pengantar, Ed. 1, Cet. Ke-
3. Yogyakarta: Ekonosia. 2004

Putong, Iskandar. Economics Pengantar Mikro dan Makro. akarta: Mitra


Wacana Media. 2010

Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam

Pangestika, Witdya. Jurnal Panduan Akuntansi. 22 Oktober 2018


89

Pakpahan, Efendi. Pengantar Manajemen. Jakarta: Erlangga. 2007

Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam, Ekonomi Islam.


Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2008

Qardhawi, Yusuf. Norma dan Etika Ekonomi Islam. Jakarta: Gema Insani.
1997
Qardhawi, Yusuf. Fatwa-Fatwa Kontemporer. Jakarta: Gema Insani. 1995

Rivai, Veithzal. Islamic Marketing. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.


2012

Rozalinda. Ekonomi Islam. Jakarta: Rajawali Press. 2014

Rangkuti, Freddy. Strategi Promosi yang Kreatif. Jakarta: Gramedia


Pusataka Utama. 2009

Rifa’i, Moh. Konsep Perbankan Syariah. Semarang: Wicaksana. 2002

Raharjo, Dawam. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam. Jakarta: IIIT. 2002

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Ilmu.


2002

Setyaningrum, Ari. Prinsip-prinsip Pemasaran. Jakarta: Wali Press, 2001

Secapramana, Verina H. Model Dalam Strategi Penetapan Harga. Vol. 9


Nomor. 1. 2000. Surabaya

Suyanto, M. Marketing Strategi. Yogyakarta: Andi Offset. 2007

Slat, Andre Hendry. Analisis Harga Pokok Produk. Vol 1 No. 3 Juni 2013

Swastha, Basu. Manajemen Penjualan Edisi 3

Syafei, Rachmat. Fiqih Muamalah. Bandung: Pustaka Setia. 2000

Tjiptono, Fandy. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi Ofset. 2008

Umar, Husein. Evaluasi Kinerja Perusahaan. Jakarta: Gramedia Pustaka


Umum. 2002

Vinci, Maharani. Manajemen Bisnis Eceran. Bandung: Sinar Baru


Algesindo. 2009

Surya, (Pemilik Toko), Wawancara, Pekanbaru 18 dan 19 November 2019


90

Surya. Pemilik Toko. Wawancara, Pekanbaru 7 dan 8 Mei 2020

Surya. Pemilik Toko. Wawancara. Pekanbaru. 11 dan 15 Mei 2020

Surya. Pemilik Toko. Wawancara. Pekanbaru. 20 dan 23 Mei 2020

Tiara. Karyawan Toko. Wawancara. Pekanbaru 09, 11 dan 20 Mei 2020

Tia. Karyawan Toko. Wawancara. Pekanbaru. 11 dan 15 Mei 2020

Wulandari, Kristina Tri. Pengaruh Penentuan Harga Jual dan Biaya


Promosi terhadap Volume Penjualan pada Perusahaan Kapas Putih di Klaten.
Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyyah Surakarta. 2006
PEDOMAN WAWANCARA

1. Sejak kapan D' Ratu Fashion ini beroperasi?

2. Kenapa dinamakan dengan D' Ratu Fashion?

3. Apakah semua barang yang ada di D'Ratu Fashion dengan penjualan

35.000?

4. Jenis barang apa saja yang ada di D' Ratu Fashion?

5. Dalam penjualan di D'Ratu Fashion strategi apa yang dilakukan?

6. Apa itu strategi harga produk baru dan strategi harga tunggal?

7. Berapakah dalam tiap bulannya penjualan yang dicapai?

8. Pada produk yang ada di D' Ratu Fashion apakah di model sendiri atau

produk tersebut diperoleh dari distributor bajunya?

9. Apa saja produk yang identik/ membedakan di D' Ratu Fashion ini dengan

toko- toko lain-lainnya?

10. Bagaimana penetapan harga menurut ekonomi Islam?


SURAT KETERANGAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Surya

Jabatan: : Pengelola Toko D’Ratu Fashion

Alamat : Jalan Cipta Karya Sidomulyo Bar, Kec. Tampan

Dengan ini menyatakan bahwa, benar telah selesai meneliti dan melaksanakan
riset.

Nama : Ahmad Ridwan

NIM : 11625103983

Pekerjaan : Mahasiswa

Jurusan/ Fakultas : Ekonomi Syariah

Adalah benar telah melakukan pengambilan dan penelitian di toko D’Ratu


Fashion. Demikian suat keterangan ini dibuat dengan sebenarnya agar dapat
digunakan dengan semestinya.

Anda mungkin juga menyukai