Senyum Karyamin adalah Bercerita tentang seorang pemuda
pengangkat batu kali yang bernama Karyamin. Karyamin dan kawan- kawannya setiap hari harus mengangkat batu dari sungai ke pangkalan material. Kesewenang-wenangan para tengkulak mempermainkan harga batu membuat kehidupan Karyamin dan kawan-kawannya tak menjauh dari kemiskinan dan kelaparan. Para pengumpul batu itu senang mencari hiburan dengan menertawakan diri mereka sendiri. Itu adalah cara mereka untuk bertahan hidup. “Bagi mereka, tawa atau senyum sama-sama sah sebagai perlindungan terakhir. Tawa dan senyum bagi mereka adalah simbol kemenangan terhadap tengkulak, terhadap rendahnya harga batu, atau terhadap licinnya tanjakan (halaman 3).”
Pagi itu seperti biasa Karyamin mengangkut batu bersama kawan-
kawannya. Namun beberapa kali ia tergelincir. Ia merasakan matanya berkunang-kunang dan perutnya melilit. Setiap kali tubuh Karyamin meluncur dan jatuh terduduk, beberapa kawannya terbahak bersama. Ketika bibir Karyamin nyaris membiru dan pening di kepalanya semakin menghebat menahan rasa lapar yang menggigit, Karyamin memutuskan untuk pulang walaupun ia tahu tak ada apapun untuk mengusir suara keruyuk dari lambungnya. Kegetiran Karyamin semakin menjadi ketika sesampainya di rumah Pak Pamong menagih sumbangan dana Afrika untuk menolong orang-orang yang kelaparan di sana. Keunggulan buku disini: memberi kesan akrab dan mengetahui segalanya tentang orang-orang yang diceritakan olehnya kehidupan Karyamin sebagai kuli batu ia sangat paham dengan kehidupan seorang kuli batu yang selalu kelaparan dan terlilit hutang dan kurang perhatian serta ia mengetahui bagaimana cara orang-orang seperti itu menghibur dirinya masing-masing ditengah kesulitan
Kekurangan nya: menurut saya tidak ada karena sudah jelas