Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

(PENGANTARAN PENDIDIKAN ISLAMI)

Desen Pengampu:

Dr.Mustamir,M.Pd.

NIDN: 2131126303

KELOMPOK VI

Nirmala 210104008
Nur Amalia 210104011

Pendidikan Guru madrasah ibtidaiyah

Institut Agama Islam Muhammadiyah Sinjai

Tahun Akademik 2021/2022


KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirahhim

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kita panjatkan atas khadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya, kami Kelompok
VI bisa menyelesaikan Makalah Pengantar Pendidikan Islam (Dosen Pengampu ; Dr. Mustamir,
M.Pd.I ) yang bertema tentang “Sistem Pendidikan Nasional dalam UUD 1945, UU, PP, KEPMEN
dan Sebagainya”.

Makalah ini kami buat dengan harapan dapat membantu serta menjadi rujukan terkait dengan
sistem pendidikan agama Islam. Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua yang
telah mendukung pembuatan Makalah kami.

Kami juga sangat menyadari jika makalah kami ini masih sangat jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu kami sangat mengharapkan adanya Kritik serta saran terkait makalah kami ini agar
dapat membantu membangun makalah yang lebih baik kedepannya.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Sinjai, 30 September 2021

Penulis
KELOMPOK VI

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL..........................................
KATA PENGANTAR....................ii
DAFTAR ISI........................iii
BAB I PENDAHULUAN.................1
1.1 Latar Belakang.............1
1.2 Rumusan Masalah..........1
1.3 Tujuan Penulisan.............1
BAB II PEMBAHASAN
A. Unsur-Unsur Pokok Pendidikan Nasional berdasarkan UUD 1945, UU, PP, KepMen dan
Peraturan lainnya...................7
B. Asas-asas Pendidikan Nasional berdasarkan UUD 1945, UU, PP, KepMen dan Peraturan
lainnya......................8
C. Fungsi Pendidikan Nasional berdasarkan UUD 1945, UU, PP, KepMen dan Peraturan
lainnya.................9
D. Kelembagaan Pendidikan Nasional berdasarkan UUD 1945, UU, PP, KepMen dan Peraturan
lainnya...................10
E. Program Pengelolaan Pendidikan Nasional berdasarkan UUD 1945, UU, PP, KepMen dan
Peraturan lainnya....................10
BAB III PENUTUP..........................11
1.4 Kesimpulan................11
1.5 Kritik dan Saran.............11
DAFTAR PUSTAKA.....................12

iii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada hakekatnya bahwa pendidikan nasional merupakan suatu kekuatan (power). Theodore
Brameld (1965) menegaskan bahwa education is power, artinya bahwa dengan pendidikan
seseorang bisa menguasai dunia. Seiring dengan itu Francis Bacon (Brameld, 1965) berpendapat
bahwa ”Knowledge is power”. Hal ini diperkuat dengan sabda Rasulullah saw, yaitu: Barang
siapa yang ingin menghendaki dunia hendaknya menguasai ilmu, barang siapa yang
menghendaki akhirat hendaknya menguasai ilmu, dan barang siapa yang ingin menguasai dunia
dan akhiran hendaknya menguasai ilmu. Dengan demikian semakin yakin akan pentingnya
pendidikan nasional dalam kehidupan bangsa dan negara.

Menyadari akan posisi pendidikan nasional, maka visi pendidikan sebagaimana yang tersurat
dalam Penjelasan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional adalah
terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk
memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang
berkualitas, sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.
Atas dasar visi tersebut, diharapkan pendidikan nasional dapat dijadikan suatu faktor yang
sangat strategis dalam membangun bangsa Indopnesia di masa depan.¹

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Unsur-unsur Pokok Pendidikan Nasional berdasarkan UUD 1945, UU, PP,
KepMen dan Peraturan lainnya.
2. Bagaimana Asas-asas Pelaksanaan Pendidikan Nasional berdasarkan UUD 1945, UU, PP,
KepMen dan Peraturan lainnya.
3. Bagaimana Fungsi Pendidikan Nasional berdasarkan UUD 1945, UU, PP, KepMen dan
Peraturan lainnya.
4. Bagaimana Kelembagaan Sistem Pendidikan Nasional berdasarkan UUD 1945, UU, PP,
KepMen dan Peraturan lainnya
5. Bagaimana Program Pengelolaan Sistem Pendidikan Nasional berdasarkan UUD 1945, UU,
PP, KepMen dan Peraturan lainnya.

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk Mengetahui Bagaimana Unsur-unsur Pokok Pendidikan Nasional berdasarkan UUD


1945, UU, PP, KepMen dan Peraturan lainnya.
2. Untuk Mengetahui Bagaimana Asas-asas Pelaksanaan Pendidikan Nasional berdasarkan UUD
1945, UU, PP, KepMen dan Peraturan lainnya.
3. Untuk Mengetahui Bagaimana Fungsi Pendidikan Nasional berdasarkan UUD 1945, UU, PP,
KepMen dan Peraturan lainnya.
4. Untuk Mengetahui Bagaimana Kelembagaan, dan Program Pengelolaan Pendidikan Nasional
berdasarkan UUD 1945, UU, PP, KepMen dan Peraturan lainnya.
________________________________________

¹ Jurnal; Rochmat Wahab, Menegakkan sistem pendidikan nasional berdasarkan Pancasila, Hal.1
1
BAB II PEMBAHASAN

A. Unsur Pokok Pendidikan Nasional berdasarkan UUD 1945, UU, PP, KepMen dan
Peraturan lainnya.

Untuk mencapai kualitas pembelajaran yang berkualitas perlu dipahami unsur-unsur


pendidikan. Unsur-unsur pendidikan terdiri dari peserta didik, pendidik, interaksi edukatif
antara peserta didik dan pendidik, materi/ isi pendidikan (kurikulum), konteks yang
mempengaruhi pendidikan, alat dan metode, perbuatan pendidik, dan evaluasi dan tujuan
pendidikan.
1) Peserta Didik

Peserta didik berstatus sebagai subjek didik. Pandangan modern cenderung menyebut
demikian oleh karena peserta didik (tanpa pandang usia) adalah subjek atau pribadi yang
otonom, yang ingin diakui keberadaannya. Selaku pribadi yang memiliki ciri khas dan otonomi,
ia ingin mengembangkan diri (mendidik diri) secara terus menerus guna memecahkan
masalahmasalah hidup yang dijumpai sepanjang hidupnya.

Peserta didik sebagai subyek pembelajaran merupakan individu aktif dengan berbagai
karakteristiknya, sehingga dalam proses pembelajaran terjadi interaksi timbal balik, baik antara
guru dengan siswa maupun antara siswa dengan siswa. Oleh karena itu, salah satu dari
kompetensi pedagogik yang harus dikuasai guru adalah memahami karakteristik dan
perkembangan kognitif anak didiknya, sehingga tujuan pembelajaran, materi yang
disiapkan,dan metode yang dirancang untuk menyampaikannya benar-benar sesuai dengan
karakteristik siswanya.²

Ciri khas peserta didik yang perlu dipahami oleh pendidik ialah:
a. Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga merupakan insan yang
unik.
b. Individu yang sedang berkembang.
c. Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi.
d. Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri.³

Berikut UU yang mengatur tentang segala hal yang berkaitan dengan Peserta Didik di Indonesia.
______________________________________
²Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial, Vol. 4, No. 1, Ni Luh Gede Erni Sulindawati/ Analisis Unsur-Unsur Pendidikan Masa Lalu
Sebagai Dasar Penentuan Arah Kebijakan Pembelajaran. Juni 2018, pp. Hal 53-54
³Resume Pengantar Pendidikan | by Akhmad Hafiedz Luqman - FMIPA-MAT-UM. Hal 7
2

BAB VI
PESERTA DIDIK

Pasal 23
(1) Pendidikan nasional bersifat terbuka dan memberikan keleluasaan gerak kepada peserta
didik.
(2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur oleh Menteri.

Pasal 24
Setiap peserta didik pada suatu satuan pendidikan mempunyai hak-hak berikut :
1 mendapat perlakuan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya;
2. mengikuti program pendidikan yang bersangkutan atas dasar pendidikan berkelanjutan, baik
untuk mengembangkan kemampuan diri maupun untuk memperoleh pengakuan tingkat
pendidikan tertentu yang telah dibakukan;
3. mendapat bantuan fasilitas belajar, beasiswa, atau bantuan lain sesuai dengan persyaratan
yang berlaku;
4 pindah ke satuan pendidikan yang sejajar atau yang tingkatnya lebih tinggi sesuai dengan
persyaratan penerimaan peserta didik pada satuan pendidikan yang hendak dimasuki;
5. memperoleh penuaian hasil belajarnya;
6. menyelesaikan program pendidikan lebih awal dari waktu yang ditentukan;
7. mendapat pelayanan khusus bagi yang menyandang cacat.

Pasal 25
(1) Setiap peserta didik berkewajiban untuk :
1. ikut menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan, kecuali bagi peserta didik yang
dibebaskan dari kewajiban tersebut sesuai dengan peraturan yang berlaku;
2. mematuhi semua peraturan yang berlaku;
3. menghormati tenaga kependidikan;
4. ikut memelihara sarana dan prasarana serta kebersihan, ketertiban dan keamanan satuan
pendidikan yang bersangkutan.
(2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur oleh Menteri.

Pasal 26
Peserta didik berkesempatan untuk mengembangkan kemampuan dirinya dengan belajar pada
setiap saat dalam perjalanan hidupnya sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan masing-
masing.⁴
_________________________________________
⁴ Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
3

2) Pendidik
Pendidik ialah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan proses pendidikan dengan
sasaran peserta didik. Pendidik harus memiliki kewibawaan (kekuasaan batin mendidik) dan
menghindari penggunaan kekuasaan lahir (kekuasaan yang semata – mata didasarkan kepada
unsur wewenang jabatan). Kewibawaan dimiliki oleh mereka yang sudah dewasa. Yang
dimaksud adalah kedewasaan rohani yang ditopang kedewasaan jasmani. Kedewasaan jasmani
tercapai bila individu telah mencapai puncak perkembangan jasmani yang optimal. Kedewasaan
rohani tercapai bila individu telah memiliki cita – cita hidup dan pandangan hidup yang tetap.⁵
Peserta didik mengalami pendidikannya dalam tiga lingkunga yaitu lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah, dan lingkungan masayarakat. Sebab itu yang bertanggung jawab terhadap
pendidikan ialah orang tua, guru, pemimpin program pembelajaran, latihan, dan masyarakat.⁶
BAB VII
TENAGA KEPENDIDIKAN

Pasal 27
(1) Tenaga kependidikan bertugas menyelenggarakan kegiatan mengajar, melatih, meneliti,
mengembangkan, mengelola, dan/atau memberikan pelayanan teknis dalam bidang
pendidikan.
(2) Tenaga kependidikan, meliputi tenaga pendidik, pengelola satuan pendidikan, penilik
pengawas, peneliti dan pengembang di bidang pendidikan, pustakawan, laboran dan teknisi
sumber belajar.
(3) Tenaga pengajar merupakan tenaga pendidik yang khusus diangkat dengan tugas
utama mengajar, yang pada jenjang pendidikan dasar dan menengah disebut guru dan pada
jenjang pendidikan tinggi disebut dosen.

Pasal 28
(1) Penyelenggaraan kegiatan pendidikan pada suatu jenis dan jenjang pendidikan hanya dapat
dilakukan oleh tenaga pendidik yang mempunyai wewenang mengajar.
(2) Untuk dapat diangkat sebagai tenaga pengajar, tenaga pendidik yang bersangkutan harus
beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berwawasan Pancasila dan Undang-
Undang dasar 1945 serta memiliki kualifikasi sebagai tenaga pengajar.
(3) Pengadaan guru pada jenjang pendidikan dasar dan menengah pada dasarnya
diselenggarakan melalui lembaga pendidikan tenaga keguruan.
(4) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat
(3) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 29
(1) Untuk kepentingan pembangunan nasional, Pemerintah dapat mewajibkan warga negara
Republik Indonesia atau meminta warga negara asing yang memiliki ilmu
pengetahuan dan keahlian tertentu menjadi tenaga pendidik.
_____________________________________
⁵ Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial, Vol. 4, No. 1, Ni Luh Gede Erni Sulindawati/ Analisis Unsur-Unsur Pendidikan Masa Lalu
Sebagai Dasar Penentuan Arah Kebijakan Pembelajaran. Juni 2018, pp. Hal 55
⁶Resume Pengantar Pendidikan | by Akhmad Hafiedz Luqman - FMIPA-MAT-UM. Hal 8
4
(2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah.

Pasal 31
Setiap tenaga kependidikan berkewajiban untuk :
1. membina loyalitas pribadi dan peserta, didik terhadap ideologi negara Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945;
2. menjunjung tinggi kebudayaan bangsa;
3. melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab dan pengabdian;
4. meningkatkan kemampuan profesional sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta pembangunan bangsa;
5. menjaga nama baik sesuai dengan kepercayaan yang diberikan masyarakat, bangsa dan
negara.⁷

3) Interaksi edukatif antara peserta didik dan pendidik

Interaksi edukatif pada dasarnya adalah komunikasi timbal balik antar peserta didik dengan
pendidik yang terarah kepada tujuan pendidikan, dimana ketika proses belajaran
diruangan sedang berlangsung diharapkan antara pendidik dan murid adalah menjadi partner
yang saling berargumen logis guna mendapatkan suasana belajar yang efektif.⁸
Interaksi edukatif pada dasarnya adalah komunikasi timbal balik antara peserta didik dengan
pendidik yang terarah kepada tujuan pendidikan. Pencapaian tujuan pendidikan secara optimal
ditempuh melalui proses berkomunikasi intensif dengan manipulasi isi, metode, serta alat-alat
pendidikan.⁹

4) Materi/isi pendidikan (Kurikulum)

Dalam sistem pendidikan persekolahan, materi telah diramu dalam kurikulum yang disajikan
sebagai sarana pencapaian tujuan. Materi ini salah satunya meliputi materi inti maupun muatan
lokal. Materi inti bersifat nasional yang mengandung misi pengendalian dan persatuan bangsa.
Muatan lokal misinya adalah mengembangkan kebhinekaan kekayaan budaya sesuai dengan
kondisi lingkungan.

BAB IX
KURIKULUM
_____________________________________
⁷Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
⁸Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial, Vol. 4, No. 1, Ni Luh Gede Erni Sulindawati/ Analisis Unsur-Unsur Pendidikan Masa Lalu
Sebagai Dasar Penentuan Arah Kebijakan Pembelajaran. Juni 2018, pp. Hal 55
⁹Resume Pengantar Pendidikan | by Akhmad Hafiedz Luqman - FMIPA-MAT-UM. Hal 8
5

Pasal 37
Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan
tahap perkembangan peserta didik dan kesesuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan
pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian, sesuai
dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan pendidikan.
Pasal 38
(1) Pelaksanaan kegiatan pendidikan dalam satuan pendidikan didasarkan atas kurikulum yang
berlaku secara nasional dan kurikulum yang disesuaikan dengan keadaan, serta kebutuhan
lingkungan dan ciri khas satuan pendidikan yang bersangkutan.

(2) Kurikulum yang berlaku secara nasional ditetapkan oleh Menteri, atau Menteri lain, atau
Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen berdasarkan pelimpahan wewenang dari
Menteri.¹⁰

7) Tempat Pendidikan berlangsung (lingkungan pendidikan)

Lingkungan pendidikan berpengaruh juga pada tercapainya tujuan pendidikan. Lingkungan


belajar meliputi sarana dan prasarana belajar, seperti ruangan kelas yang memadai, tersedianya
ruangan untuk pratikum, kenyamanan dalam belajar (lingkungan luar tidak berisik).
Lingkungan pendidikan biasanya disebut tri pusat pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan
masyarakat.

8) Evaluasi dan tujuan pendidikan

Evaluasi dan tujuan pendidikan merupakan sikap mengulas kembali pelajaran-pelajaran yang
sudah dipelajari dalam bentuk latihan dan tugas-tugas. Sehingga materi-materi pelajaran tetap
melekat dalam diri peserta didik. Tujuannya adalah membangkitkan, memicu, dan
menyegarkan kembali materi-materi yang telah dibahas sebelumnya, agar peserta didik
semakin mantap dalam menguasai pelajaran tersebut.¹¹

BAB XII
PENILAIAN

Pasal 43
Terhadap kegiatan dan kemajuan belajar peserta didik dilakukan penilaian.
Pasal 44
Pemerintah dapat menyelenggarakan penilaian hasil belajar suatu jenis dan/ atau jenjang
pendidikan secara nasional.
______________________________________
¹⁰Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
¹¹Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial, Vol. 4, No. 1, Ni Luh Gede Erni Sulindawati/ Analisis Unsur-Unsur Pendidikan Masa Lalu
Sebagai Dasar Penentuan Arah Kebijakan Pembelajaran. Juni 2018, pp. Hal 55
6

Pasal 45
Secara berkala dan berkelanjutan Pemerintah melakukan penilaian terhadap kurikulum serta
sarana dan prasarana pendidikan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan keadaan.
Pasal 46
(1) Dalam rangka pembinaan satuan pendidikan, Pemerintah melakukan penilaian setiap satuan
pendidikan secara berkala.
(2) Hasil penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diumumkan secara terbuka.¹²

B. Asas-asas Pelaksanaan Pendidikan Nasional berdasarkan UUD 1945, UU, PP,


KepMen dan Peraturan lainnya.

1. Asas Tut Wuri Handayani

Asas ini merupakan gagasan yang mula-mula dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara seorang
perintis kemerdekaan dan pendidikan nasional. Tut Wuri Handayani mengandung arti pendidik
dengan kewibawaan yang dimiliki mengikuti dari belakang dan memberi pengaruh, tidak
menarik-narik dari depan, membiarkan anak mencari jalan sendiri, dan bila anak melakukan
kesalahan baru pendidik membantunya. Gagasan tersebut dikembangkan Ki Hajar Dewantara
pada masa penjajahan dan masa perjuangan kemerdekaan. Dalam era kemerdekaan gagasan
tersebut serta merta diterima sebagai salah satu asas pendidikan nasional Indonesia (Jurnal
Pendidikan, No.2:24). Asas Tut Wuri Handayani yang kini menjadi semboyan
Depdikbud( sekarang Kementerian Pendidikan Nasional ), pada awalnya merupakan salah satu
dari “Asas 1922” yakni tujuh buah asas dari Perguruan Nasional Taman Siswa (didirikan 3 Juli
1922). Berikut isi dari Asas 1922;
a. Bahwa setiap orang mempunyai hak untuk mengatur dirinya sendiri dengan mengingat
tertibnya persatuan dalam perikehidupan umum.
b. Bahwa pengajaran harus member pengetahuan yang berfaedah, yang dalam arti lahir dan
batin dapat memerdekakan diri.
c. Bahwa pengajaran harus berdasar pada kebudayaan dan kebangsaan sendiri.
d. Bahwa pengajaran harus tersebar luas sampai dapat menjangkau kepada seluruh rakyat.
e. Bahwa untuk mengejar kemerdekaan hidup yang sepenuh-penuhnya lahir maupun batin
hendaknya diusahakan dengan kekuatan sendiri, dan menolak bantuan apapun dan dari
siapapun yang mengikat baik berupa ikatan lahir maupun ikatan batin.
f. Bahwa sebagai konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri maka mutlak harus membelanjai
sendiri segala usaha yang dilakukan.
____________________________
¹²Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

7
g. Bahwa dalam mendidik anak-anak perlu adanya keikhlasan lahir dan batin untuk
mengorbankan segala kepentingan pribadi demi keselamatan dan kebahagiaan anak- anak.
Asas Tut Wuri Handayani ini kemudian dikembangkan oleh Drs. R.M.P. Sostrokartono (filusof
dan ahli bahasa) dengan menambahkan dua semboyan lagi, yaitu Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing
Madyo Mangun Karso.

2. Asas Belajar Sepanjang Hayat


Asas belajar sepanjang hayat (life long learning) merupakan sudut pandang dari sisi lain
terhadap pendidikan seumur hidup ( long life education). Istilah pendidikan seumur hidup erat
kaitannya dan kadang-kadang digunakan saling bergantian dengan makna yang sama dengan
istilah belajar sepanjang hayat.

3. Asas Kemandirian Dalam Belajar.

Kemandirian dalam belajar diartikan sebagai aktifitas belajar yang berlangsung lebih didorong
oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri, dan tanggung jawab sendiri dari pembelajaran.
Pengertian tantang belajar mandiri sampai saat ini belum ada kesepakatan dari para ahli. Ada
beberapa pandangan tentang belajar mandiri yang diutarakan oleh para ahli seperti dipaparkan
sebagai berikut:

1. Belajar Mandiri memandang siswa sebagai para manajer dan pemilik tanggung jawab dari
proses pelajaran mereka sendiri. Belajar Mandiri mengintegrasikan self- management
(manajemen konteks, menentukan setting, sumber daya, dan tindakan) dengan self-monitoring
(siswa memonitor, mengevaluasi dan mengatur strategi belajarnya).
2. Peran kemauan dan motivasi dalam Belajar Mandiri sangat penting di dalam memulai dan
memelihara usaha siswa.
3. Di dalam belajar mandiri, kendali secara berangsur-angsur bergeser dari para guru ke siswa.
Siswa mempunyai banyak kebebasan untuk memutuskan pelajaran apa dan tujuan apa yang
hendak dicapai dan bermanfaat baginya¹³

C. Fungsi Pendidikan Nasional berdasarkan UUD 1945, UU, PP, KepMen dan
Peraturan lainnya.

1. Fungsi Pendidikan Nasional

Fungsi dan tujuan pendidikan di Indonesia telah diatur didalam undang-undang No. 20 tahun
2003 tentang sisutrem pendidikan nasional. Di dalam undang-undang tersebut memuat segala
hal yang bersangkuta dengan pelaksanaan pendidikan nasional di
___________________________
¹³Jurnal.Hamzah JunaidSumber, Azas Dan Landasan Pendidikan (Kajian Fungsionalisasi secara makrodan mikro
terhadap rumusan kebijakan pendidikan nasional)Hal 95-99
8
Indonesia yang meliputi dari pengertian pendidikan, fungsi dan tujuan pendidikan, jenis-jenis
pendidikan, jenjang pendidikan, standart penddidikan dan lain sebagainya. Dengan demikian
arah pendidikan di Indonesia sudah ditentukan dengan sedemikian rupa.
Mengacu pada undang-undang No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional fungsi
pendidikan yaitu Pasal 3 yang menyatakan bahwa’’Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang
bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, Berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab.

2. Fungsi Dan Tujuan Pendidikan Bagi Masyarakat

Masyarakat Pendidikan dan masyarakat tidak dapat dipisahlan satu sama lain. Perkembangan
suatu masyarakat sagat ditentukan dari sektor pendidikan dalam mempersiapkan sumber daya
manusianya(SDM) yang sesuai dengan perkembangan jaman, dan perkembangan sumber daya
manusia bangsa indonesia tidak terlepas dari undang-undangnya(Idi. 2014: 60).
a. Pertama, fungsi dan tujuan pendidikan sebagai sosialisasi
b. Kedua, Fungsi dan tujuan pendidikan sebagai kontrol sosial.
c. Ketiga, fungsi dan tujuan pendidikan sebagai pelestari budaya.
d. Keempat, fungsi dan tujuan pendidikan sebagai seleksi.
e. Kelima, fungsi dan tujuan pendidikan sebagai peruabahan sosial.
f. Keenam, fungsi dan tujuan pendidikan sebagai partner masyarakat.

3. Fungsi Dan Tujuan Pendidikan Bagi Pemerintah

Pendidikan merupakan salah satu sara yang digunakan oleh pemerintah guna melakukan
penyelarasan dan proses pembentukan bangsa yang berguna bagi negara. Dalam hal ini
pendidikan digunakan sebagai motor unttuk berbagai kepentingan mulai dari kepentingan
politik hingga kepentingan sosial. Tidak jarang pendidikan dijadikan wacana utama atau jargon
bagi para calon-calon pejabat guna meraih suara dari masyrakat, hal tersebut mulai dari
program pendidikan gratis hingga pendidikan terbuka. Kesemuanya itu hanya menjadi wacana
semata melihat keadaan yang sebenarnnya wacana tersebut sulit untuk dipenuhi. Dalam hal
fungsi dan tujuan pendidikan bagi pemerintah pada dasarnya bertujuan untuk mempersiapkan
generasi bangsa guna menjadi generasi yang lebih baik.¹⁴
______________________________
¹⁴ADI WIDYA: Jurnal Pendidikan Dasar Volume. 4, Nomor 1 April 2019 Hal. 30-37.
9
D. Kelembagaan, Program Dan Pengelolaan Pendidikan Nasional berdasarkan
UUD 1945, UU, PP, KepMen dan Peraturan lainnya.

1. Kelembagaan Pendidikan Nasional.


Lembaga pendidkan adalah suatu wadah yang berguna untuk membina manusia, membawa ke
arah masa depan yang lebih baik. Setiap orang yang berada pada wadah tersebut akan
mengalami perubahan dan perkembangan menurut warna dan corak institusi tersebut. Dimana
lembaga pendidikan tersebut (keluarga, sekolah dan masyarakat) K.H. Dewantara menyebut “tri
pusat pendidikan” Sementara Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 menyebutnya
dengan jalur pendidikan informal, formal dan non formal.¹⁵

2. Program Pengelolaan Pendidikan Nasional.


Pelaksanaan sistem Pendidikan Nasional menuntu adanya sistem yang terpadu. Pengelolaan
pendidikan nasional meliputi hal – hal seperti penentuan kriteria kebijaksanaan, pengarahan,
penelitian, perencanaan, pengembangan, penyelenggaraan, pelayanan dan pengawasan
pelaksanaan pendidikan nasional, disamping adanya kewajiban untuk mempertanggung
jawabkan pelaskanaan sistem pendidikan nasional.

Berdasarkan Undang – undang Dasar 1945 (pasal 4 ayat 1) dan Pancasila, penanggung jawab
pendidikan nasional adalah Presiden, sedangkan pengelolaannya diataur sebagai berikut
(1) Pengelolaan sistem Pendidikan Nasional pada umumnya diserahkan oleh Presiden kepada
Menteri/Departemen yang bertanggung jawab atas urusan pendidikan yaitu Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia,
(2) Dalam hal ini tertentu, pengelolaan pendidiakn yang bersifat kekhususan (Keagamaan dan
Kedinasan) diserahkan oleh Presiden kepada Departemen yang berkepentingan atau Badan
Pemerintah Lainnya,
(3) Dalam pengelolaan pendidikan nasional. Presiden dibantu oleh Dewan Pendidikan Nasional
berfungsi sebagai penasihat Presiden untuk masalah – masalah pendidikan, termasuk
kerjasama antara para pengelola pendidikan nasional.
Menteri bertanggung jawab atas pengelolaan pendidikan nasional dari tingkat Pra – sekolah
(TK) sampai dengan tingkat pendidikan tinggi (PT). Pengelola tersebut meliputi (1) peserta didik,
(2) tenaga pengajar dan tenaga kependidikan lainnya, (3) kurikulum, (4) kegiatan belajar
mengajar, (5) sarana dan prasaran dan (6) administrasi.

____________________________________
¹⁵Marlina Gazali, Optimalisasi Peran Lembaga Pendidikan Untuk Mencerdaskan Bangsa Hal. 128

10

BAB III PENUTUP

1.4 Kesimpulan

Untuk mencapai kualitas pembelajaran yang berkualitas perlu dipahami unsur-unsur


pendidikan. Unsur-unsur pendidikan terdiri dari peserta didik, pendidik, interaksi edukatif
antara peserta didik dan pendidik, materi/ isi pendidikan (kurikulum), konteks yang
mempengaruhi pendidikan, alat dan metode, perbuatan pendidik, dan evaluasi dan tujuan
pendidikan.

Pendidikan merupakan salah satu sara yang digunakan oleh pemerintah guna melakukan
penyelarasan dan proses pembentukan bangsa yang berguna bagi negara. Dalam hal ini
pendidikan digunakan sebagai motor unttuk berbagai kepentingan mulai dari kepentingan
politik hingga kepentingan sosial. Tidak jarang pendidikan dijadikan wacana utama atau jargon
bagi para calon-calon pejabat guna meraih suara dari masyrakat, hal tersebut mulai dari
program pendidikan gratis hingga pendidikan terbuka. Kesemuanya itu hanya menjadi wacana
semata melihat keadaan yang sebenarnnya wacana tersebut sulit untuk dipenuhi. Dalam hal
fungsi dan tujuan pendidikan bagi pemerintah pada dasarnya bertujuan untuk mempersiapkan
generasi bangsa guna menjadi generasi yang lebih baik.

1.5 Kritik dan Saran

11
DAFTAR PUSTAKA

Jurnal; Rochmat Wahab, Menegakkan sistem pendidikan nasional berdasarkan Pancasila.

Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial, Vol. 4, No. 1, Ni Luh Gede Erni Sulindawati/ Analisis Unsur-Unsur
Pendidikan Masa Lalu Sebagai Dasar Penentuan Arah Kebijakan Pembelajaran. Juni 2018, pp.

Resume Pengantar Pendidikan | by Akhmad Hafiedz Luqman - FMIPA-MAT-UM.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Jurnal.Hamzah JunaidSumber, Azas Dan Landasan Pendidikan (Kajian Fungsionalisasi secara


makrodan mikro terhadap rumusan kebijakan pendidikan nasional).

ADI WIDYA: Jurnal Pendidikan Dasar Volume. 4, Nomor 1 April 2019.


Marlina Gazali, Optimalisasi Peran Lembaga Pendidikan Untuk Mencerdaskan Ban gsa

12

Anda mungkin juga menyukai