Anda di halaman 1dari 8

Subjek Hukum, Objek Hukum, Hubungan Hukum, Peristiwa Hukum

Resume 1

ini di buat guna memenuhi suatu syarat dalam penyelesaian Mata Kuliah
Pengantar Ilmu Hukum kelas B / BT.02, dengan Dosen pengajar:
Bapak Rustam, SH., MH. Pada Perkuliahan Semester Ganjil Tahun Ajaran
2022/2023.

Disusun Oleh:

Moh Syafar. J D10122241

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS


TADULAKO PALU
2022
Latar Belakang:

Begitu banyak masalah yang dihadapi negara kita saat ini, mulai dari yang sepele
hingga yang besar. Salah satunya adalah masalah pendidikan dan pendidikan yang
sebenarnya. Kami menyadari bahwa pendidikan yang terjangkau bagi orang-orang dalam
situasi sosial yang "sulit" tetap sulit dipahami. Kedua, material yang tidak memenuhi tuntutan
dunia global. Bukan saja mereka tidak memenuhi tuntutan globalisasi, mereka juga tidak mau
menghadapinya. Pada dasarnya, sistem pendidikan tidak stabil karena sering terjadi
perubahan bahan ajar dan kurikulum di setiap jenjang pendidikan. Masalahnya, kurikulum
tersebut belum sepenuhnya diterapkan di seluruh Indonesia dan telah beralih ke kurikulum
baru, belum lagi isi bahan ajar yang diajarkan bervariasi dari satu daerah ke daerah lain. Oleh
karena itu, hal ini meningkatkan ketimpangan pendidikan, tidak hanya dalam hal akses, tetapi
juga dalam hal pemerataan kurikuler. Hal lain yang menarik bagi kita saat ini adalah materi
kewarganegaraan, khususnya Pancasila. Ada satu fenomena yang kami yakini sudah menjadi
hal yang lumrah saat ini. Itu adalah pancasila. Diketahui bahwa pendidikan kewarganegaraan
diberikan sejak anak memasuki sekolah dasar. Namun, di beberapa daerah, jenjang
pendidikan Pancasila berakhir pada jenjang sekolah menengah atas, dan hanya sedikit
perguruan tinggi yang menawarkan mata kuliah Pancasila secara mendalam sesuai dengan
tingkat pemikiran dalam perkuliahan dan kemampuan dalam kegiatan pembelajaran. Baru-
baru ini, Dirjen Dikti mengeluarkan SK No. 356/Dikti/Kep/1995 tentang Kurikulum Inti
Mata Kuliah Umum Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi Indonesia. Penempatan mata
kuliah Filsafat Kewarganegaraan yang dimaksud tidak lagi wajib untuk semua mata kuliah.
Beberapa universitas dengan cepat menjelaskan bahwa mata kuliah ini tidak perlu
dimasukkan dalam kurikulum karena memang tidak. Namun, saya menemukan ada juga
beberapa perguruan tinggi yang masih mengajarkan filsafat Pancasila. Bukan berarti
perguruan tinggi dan pemerintah tidak memasukkan kurikulum Pancasila ke dalam katalog
program studinya. Pemahaman yang komprehensif dan berorientasi pada solusi masalah
lingkungan sama sekali tidak diterapkan di banyak universitas. Karena fenomena ini,
sebagian santri bahkan melupakan resep pancasila. Lebih jauh lagi, menggali dan
menerapkan apa yang terkandung dalam pancasila adalah sesuatu yang jarang terlihat di
zaman sekarang ini, terutama di kalangan pelajar. generasi istimewa yang disebut-sebut
sebagai pembawa perubahan. Mahasiswa akan berperan penting dalam pembangunan bangsa
Indonesia di masa depan. Sangat memprihatinkan bahwa pengetahuan tentang Pancasila di
kalangan siswa sangat terbatas, mulai dari aspek akses pendidikan Pancasila hingga
pemahaman yang mendalam tentang nilai-nilai Pancasila yang sesuai dengan kemampuan
siswa. , memanfaatkan sifat idealis siswa, ditopang dengan pengetahuan mereka yang terbatas
tentang nilai-nilai Pancasila, menimbulkan masalah lain bahwa nilai dan esensi Pancasila
dipolitisasi untuk kepentingan partai politik tertentu. Dengan demikian, peran mahasiswa
yang seharusnya mampu menjadi problem solver justru memperbesar masalah dengan
perilaku dan aktivitas yang mempengaruhi politik dan kepentingan partai politik tertentu.

Rumusan Masalah

Bagaimanakah Esensi dan Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan untuk Masa Depan ?


PEMBAHASAN

 A.Apa pengertian Esensi pendidikan kewarganegaraan untuk Masa Depan ?


Esensi Pendidikan Kewarganegaraan adalah pembentuka watak masyarakat.
Pendidikan kewarganegaraan sangat penting untuk mendekatkan individu pada nilai,
peran, institusi, aturan, dan segala sesuatu yang menyangkut masyarakat dan bangsa.
Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk membantu generasi muda menjadi
individu yang berbudi luhur, bertanggung jawab dan bermoral serta warga negara
yang baik.

 Tujuan PKN adalah untuk menopang dan mendukung keberhasilan pencapaian


pendidikan nasional. Yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa dan berbudi pekerti yang luhur memiliki kemampuan pengetahuann dan
keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani kepribadian mantap dan mandiri serta
rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”.

 Sadar Hukum merupakan cara pandang bahwa Bentuk Negara tidak bisa diubah
olehsiapapunBerdasarkan hasil sidang BPUPKI itulah maka UUD 1945 mengatur
bentuk negara Indonesiadalam Pasal 1 ayat (1) yang berbunyi, “Negara Indonesia
ialah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik.”Penempatannya pada bagian paling
awal dari konstitusi menandakan ketentuan ini dianggap sangat penting dan
utama,sehingga perumusannya mendahului perumusan ketentuan yang lainnya.
bahkan pada amanedemen keempat UUD 1945 lebih dipertegas dalam pasal 37 ayat
(5) yang berbunyi,“Khusus tentang bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak
dapat dilakukan perubahan.”

 Dasar Fundamental dari Ham adalah hak-hak dasar yang melekat pada diri manusia
secara kodrat, universal, dan abadi sebagai anugerah yang diberikan oleh Tuhan Yang
Maha Esa.Hak-hak seperti hak untuk hidup, hak berkeluarga, hak untuk
mengembangkan diri, hakkeadilan, hak kemerdekaan, hak berkomunikasi, hak
keamanan, dan hak kesejahteraanmerupakan hak yang tidak boleh diabaikan atau
dirampas oleh siapapun, seperti yangtercantum pada rumusan hak asasi manusia
sebagaimana tertuang dalam Pembukaan PiagamHak Asasi Manusia vide Tap MPR
No. XVII/MPR/1998
 Menurut UU Nomor 12 Tahun 2006 yang dapat diklompokan sebagaiwarga negara.
o setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang- undangan
dan/atauberdasarkan perjanjian Pemerintah Republik Indonesia dengan
negaralain sebelum Undang- Undang ini berlaku sudah menjadi Warga
NegaraIndonesia.
o anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibuWarga
Negara Indonesia,
o anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WargaNegara
Indonesia dan ibu warga negara asing.

 kriteria seseorang disebut warga negara asli.


o Warga negara adalah penduduk asli Indonesia dan kebangsaan lain yang
dibenarkan oleh undang-undang

 Logikanya, untuk mendapatkan sesuatu, Anda harus melakukan sesuatu terlebih


dahulu. Seperti halnya dalam kehidupan berbangsa, kita harus terlebih dahulu
memenuhi kewajiban kewarganegaraan kita sebelum kita dapat menikmati hak-hak
kewarganegaraan kita. Untuk menikmati hak-hak seperti keamanan dan berbagai
fasilitas lainnya, Anda harus membayar pajak negara.

 Ketimpangan hak dan kewajiban baru mengganggu kehidupan individu dan


kelompok. Kerusuhan merupakan bentuk ketidakpuasan bahwa hak dan kewajiban
tidak seimbang. Oleh karena itu, untuk menghindari keresahan sosial akibat
ketidaksetaraan hak dan kewajiban, perlu adanya pengakuan mendasar terhadap
kewajiban individu yang harus dipenuhi agar memperoleh hak yang utuh dan
memadai untuk memenuhi kewajiban tersebut.
 B. Apa pengertian Urgensi pendidikan kewarganegaraan untuk Masa Depan ?
Di era global saat ini di mana ilmu pengetahuan dan teknologi bersaing, pendidikan
nilai melalui pendidikan kewarganegaraan sangat diperlukan untuk menghindari
kekacauan krisis multifaset. Masyarakat khususnya generasi muda memiliki
kematangan moral dan intelektual, kecerdasan intelektual untuk mengkritisi berbagai
wacana pemikiran yang terjadi di ruang publik, dan kemampuan untuk hidup secara
kooperatif dan kompetitif berdasarkan struktur sosial yang harmonis. dan kedewasaan
rohani sebagai perwujudan yang transenden. Ikatannya dengan Tuhan Yang Maha
Esa. Kematangan ini harus dilatih, dididik dan dididik melalui pendidikan
kewarganegaraan dengan menggunakan pendekatan pendidikan berbasis nilai (Ine
Kusuma & Markum Susatim, 2010).

 Dengan munculnya perubahan yang dapat terjadi secara nasional, maupun


internasional, maka civic education (pendidikan kewarganegaraan) memiliki peran
yang penting untuk memperkuat rasa identitas nasional setiap bangsa agar tidak
dengan mudah terbawa arus perubahan yang terjadi. Istilah kewarganegaraan
multidimensi dapat dilihat melalui empat dimensi yaitu dimensi personal, sosial,
spasial, dan temporal. Dimensi personal meliputi kapasitas personal dan komitmen
terhadap etika warga negara yang dikarateristikkan oleh kebiasaan tanggung jawab
pikiran, perasaan dan tindakan secara individu maupun sosial. Dimensi sosial
menekankan pada aktivitas sosial yang melibatkan orang lain untuk hidup dan bekerja
sama untuk kewarganegaraan. Dimensi spasial mengharuskan untuk mampu hidup
dan bekerja pada tingkat lokal, regional, nasional, dan multinasional. Dimensi
temporal menekankan warga negara dalam menghadapi tantangan yang terjadi pada
saat ini tidaklah hanya terkait dengan masa sekarang sehingga mereka lupa akan masa
lalu dan masa yang akan datang (Wuryandani & Fathurrohman., 2012).
KESIMPULAN

 Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education) merupakan pendidikan yang sangat


penting di dalam mendidik karakter bangsa Indonesia untuk menjadi warga Negara
Indonesia yang kritis, aktif , demokratis dan beradab dimana mereka menyadari hak
dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara serta kesiapan
mereka menjadi bagian dari warga negara dunia (global society) di era modern saat
ini.
 Pendidikan Kewarganegaraan dapat menjadi sarana pertemuan beragam nilai dan
prinsip yang bersumber dari luar dan khazanah pemikiran dan nilai-nilai Indonesia,
yang diorientasikan untuk melahirkan sebuah sintesis kreatif yang dibutuhkan oleh
Indonesia sebagai sebuah negara demokrasi baru yang bersendikan pada Pancasila.
Untuk menjadi sebuah negara yang matang berdemokrasi,demokrasi Indonesia dapat
seiring dan sejalan dengan koridor penguatan wawasan kebangsaan yang berbasis
pada empat konsensus dasar nasional Indonesia: Pancasila,UUD 1945, Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhinneka Tunggal Ika. Pendidikan
Kewarganegaraan yang humanis-partisipatoris diharapkan mampu menjadi
laboratorium bagi penyemaian prinsip-prinsip demokrasi yang terintegrasikan dengan
nilai-nilai keindonesiaan yang bersumber dari Pancasila sebagai dasar filosofis bangsa
yang diharapkan dapat menjadi unsur utama pembentukan karakter nasional
Indonesia.
 Pendidikan Kewarganegaraan sebagai salah satu pilar penyangga dalam membangun
karakter dan jati diri bangsa artinya bahwa pendidikan kewarganegaraan mendidik
warga negara menjadi warga negara yang baik (good citizen), warga negara yang
cerdas (smart citizen) dalam menghadapi perkembangan dunia di era kompetitif. Oleh
sebeb itu, pendidikan kewarganegaraan memberi bekal kepada warga negara baik
kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan sosial, dan kecerdasan
spiritual. Kecerdasan yang dimiliki seorang warga negara diharapkan dapat
dimanfaatkan untuk berpikir dalam menganalisis dalam berbagai masalah. Untuk itu,
warga negara harus memiliki sejumlah keterampilan (skill) baik keterampilan
berpikir, berkomunikasi, berpartisipasi, bahkan keterampilan dalam memecahkan
masalah-masalah sosial kemasyarakatan dalam kehidupan bernegara.
Daftar pustaka

Merry Meifa https://www.scribd.com/document/359728967/Esensi-Pendidikan-


Kewarganegaraan-Adalah-Pembangunan-Watak-Dan-Karakter-Bangsa diakses pada tanggal
06 November 2022.

Amanullah, M. A., Suryani, N., & Ardianto,D. T. (2019). Pendidikan Kewarganegaraan


(Citizenship) sebagai Sarana Mewujudkan Warga Negara yang Beradab (Good Citizenshi
https://ojs.unm.ac.id/supremasi/article/download/20501/10993p). diakses pada tanggal 06
November 2022.

Buku Ajar Mata Kuliah Wajib Umum Pendidikan Kewarganegaraan


https://luk.staff.ugm.ac.id/atur/mkwu/9-PendidikanKewarganegaraan. diakses pada tanggal
06 November 2022.

Zamroni, (2001), Pendidikan untuk Demokrasi: Tantangan Menuju Civil Society, Yogjakarta,

BIGRAF Publishing. ttps://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jupiis/article/view/5167/4608

diakses pada tanggal 06 November 2022.

Yusra, Dhoni (ed). 2006. Membangun Karakter dan Kepribadian melalui Pendidikan
Kewarganegaraan. Graha Ilmu, Jakart, http://ips.pps.unm.ac.id/wp content/uploads/sites
/21/2020/11/Pendidikan-Kewarganegaraan-Dalam-Pembangunan-Karakter-Bangsa-1

diakses pada tanggal 06 November 2022.

Anda mungkin juga menyukai