Anda di halaman 1dari 10

PENGEMBANGAN MEDIA FILM PENDEK POKOK MATERI NAPZA PADA MATA PELAJARAN PJOK

UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS XI DI SMK NEGERI 1 JOMBANG

PENGEMBANGAN MEDIA FILM PENDEK POKOK MATERI NAPZA PADA MATA


PELAJARAN PJOK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS XI DI
SMK NEGERI 1 JOMBANG

Febby Olivia Nugrahensy


Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya
febby.17010024059@mhs.unesa.ac.id
Dr. H. Andi Mariono, M.Pd

Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya


andi_mariono@unesa.ac.id

ABSTRAK
Penelitian ini mengkaji tentang sejauh mana kelayakan media film pendek pada mata pelajaran PJOK pokok
materi NAPZA untuk meningkatkan pemahaman siswa kelas XI di SMK Negeri 1 Jombang. Jenis penelitian yang
digunakan adalan penelitian dan pengembangan atau R & D (Research dan Development). Model yang digunakan
adalah model Borg n Gall (1989) yang sudah di modivikasi beberapa tahapannya menyesuaikan dengan kondisi
lingkungan pembelajaran yang terdampak pandemi Covid19. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI MM
SMK Negeri 1 Jombang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian berupa penilaian dari ahli materi, dan ahli
media pembelajaran. Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa metode diantaranya observasi, wawancara
dan juga dokumentasi berupa angket yang akan di analisis menggunakan skala likert Arikunto (2013) dengan
presentase sebagai berikut : uji kelayakan materi menunjukan presentase 91,25% dengan kategori sangat baik, uji
kelayakan media menunjukan presentase 93,5% dengan kategori sangat baik. Kedua hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa media film pendek pada mata pelajaran PJOK pokok materi NAPZA dinyatakan Layak
untuk digunakan pada proses pembelajaran dalam usaha meningkatkan pemahaman siswa pada kegiatan
pembelajaran siswa kelas XI di SMK Negeri 1 Jombang.
Kata kunci : Pengembangan, Film Pendek, Pemahaman Siswa

ABSTRACT
This study examines the extent to which the feasibility of short film media in PJOK subject as the subject
matter of drugs to improve the understanding of class XI students at SMK Negeri 1 Jombang. The type of research
used is research and development or R & D (Research and Development). The model used is the Borg n Gall
(1989) model which has been modified in several stages according to the conditions of the learning environment
affected by the COVID-19 pandemic. The subjects of this study were students of class XI MM SMK Negeri 1
Jombang. The instruments used in the study were assessments from material experts and instructional media
experts. Data collection was carried out by several methods including observation, interviews and also
documentation in the form of a questionnaire which will be analyzed using the Likert scale Arikunto (2013) with
the following percentage: the material feasibility test shows a percentage of 91.25% with a very good category,
the media feasibility test shows the percentage 93.5% with very good category. The two results of these studies
indicate that the short film media in PJOK subject, the subject matter of drugs, is declared worthy for use in the
learning process in an effort to improve student understanding of the learning activities of class XI students at
SMK Negeri 1 Jombang.
Keywords : Development, Short Film, Improve The Student
PENGEMBANGAN MEDIA FILM PENDEK POKOK MATERI NAPZA PADA MATA PELAJARAN PJOK UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS XI DI SMK NEGERI 1 JOMBANG

autralia, jepang, selandia baru dan malaysia (Harianto,


PENDAHULUAN Ibnu, DetikNews,2018,https://news.detik.com/berita/, Di
Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat akses pada 26 Juli 2018). Salah satau alasan yang
mendasar dan penting bagi kehidupan manusia. kesadaran mendasari hal tersebut terjadi adalah karena akses
akan arti pentingnya pendidikan ini akan sangat indonesia yang bisa dengan mudah di masuki oleh
menentukan kualitas pola pikir dan juga masa depan suatu pengedar dari luar negeri khususnya lewat jalur laut. Pada
negara. Pendidikan merupakan segala situasi hidup yang era milenial seperti sekarang, banyak remaja yang
memperngaruhi pertumbuhan individu sebagai membutuhkan perhatian khusus karena pada posisi ini taraf
pengalaman belajar dalam segala lingkungan yang akan pencarian jati diri cenderung masih sangat labil. Untuk itu
berlansung sepanjang hidupnya. Proses pendidikan yang banyak remaja yang memiliki rasa penasaran yang cukup
bisa kita amati di Indonesia setiap tahun selalu mengalami tinggi dalam upaya mencoba atau menggali informasi
pembaharuan dan penyempurnaan agar bisa menghasilkan tentang suatu hal. Ada beberapa faktor yang
suatu sistem pendidikan yang sesuai dan tidak tertinggal mempengaruhi remaja dalam pergaulan, mulai dari
dengan sistem pendidikan yang ada di negara lain. Dengan pertemanan, perkembangan teknologi, budaya dan juga
mengikuti proses pendidikan, individu akan memiliki gaya hidup. Diantara faktor-faktor tersebut, pengaruh
pemikiran yang jauh lebih terbuka, memiliki keinginan pertemanan menjadi hal yang sangat rentan dalam urusan
untuk terus menggali banyak pengetahuan baru dan banyak penyalahgunaan narkoba. Selain itu peran pesatnya
hal yang dapat di kembangkan lagi melalui berbagai proses perkembangan teknologi juga di rasa sebagai faktor
dan tahap pendidikan yang ada. Pendidikan akan menjadi terbesar kedua yang memungkinkan peredaran narkoba ini
pelengkap antara perkembangan individu, kelompok karena berbagai kemudahan yang di bawanya.
maupun masyarakat secara keseluruhan. Sementara itu salah satu mata pelajaran wajib
Sejalan dengan perkembangan sistem pendidikan, yang ada di SMK Negeri 1 Jombang adalah mata pelajaran
pada era global seperti sekarang ini perkembangan PJOK (pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan).
teknologi juga turut berkembang pesat di masyarakat. Dengan adanya mata pelajaran ini, siswa dapat melakukan
Kemudahan akses teknologi mulai berdampak pada berbagai aktivitas fisik, pengetahuan dan penalaran serta
berbagai aspek kehidupan manusia, mulai dari pendidikan, pembiasaan terkait dengan pola hidup yang sehat. Salah
ekonomi, sosial, politik bahkan sampai dengan aspek satu materi pembahasan yang ada pada mata pelajaran
budaya. Perubahan sedemikian rupa sudah terjadi dan tidak PJOK adalah pembahasan mengenai NAPZA. NAPZA
dapat kita tolak kemunculannya. Sejalan dengan berbagai atau yang lebih uum di kenal sebagai narkoba ini
kemudahan yang di tawarkan era globalisasi, tentu saja ada merupakah salah satu materi kognitif yang berbentuk teori
berbagai dampat positif dan juga negatif yang turut yang di sampaikan sebagai bentuk konsep untuk
mengiringinya. Ilmu pengetahuan yang berkembang membangun pemahanan siswa dalam proses pembelajaran.
sangat cepat harus di manfaatkan dengan baik agar sumber Namun melihat karakteristik siswa SMK yang lebih
daya manusia bisa menjadi lebih berkualitas di masa menyukai praktek atau kegiatan di luar kelas, tentu saja
depan. Kalangan remaja merupakan bibit unggul dari suatu pemaparan materi seperti ini cenderung membuat siswa
bangsa yang mana keberadaannya harus senantiasa bosan karena siswa hanya dapat membayangkan
mendapatlkan bimbingan dan arahan agar bisa terbentuk penjelasan dari guru tanpa adanya visualisasi secara
menjadi pribadi yang bermoral serta bertanggungjawab langsung terhadap materi yang disampaikan.
terhadap dirinya, bangsa dan negara. Salah satu persoalan Media pembelajaran memberikan peran yang
yang kerap kita hadapi di masyarakat saat ini adalah cukup kuat dalam mengubah sikap dan juga tingkah laku
pergaulan bebas, penayalahgunaan narkoba, dan banyak siswa ke arah yang lebih positif dan juga terarah.
lagi yang yang sangat berkaitan erat dengan seks Pemanfaatan media pembelajaran dalam proses
bebas,pelecehan serta kekerasan seksual, KTD (kehamilan pembelajaran di kelas, dapat membangkitnya minat dan
tidak kehendaki), pernikahan dini, PMS (penyakit menular juga memicu rasa keingintahuan pada siswa dan bahkan
seks) bahkan sampai pada permasalahan yang cukup serius dapat membawa dampak psikologis pada siswa (Arsyad,
yaitu penyebaran penyakit HIV/AIDS yang jika dibiarkan 2011:15). Selain itu, menurut Jamun (2018;49), media
akan berdampak cukup besar terhadap masa depan remaja pembelajaran membuat interaksi antara pendidik dan
di indonesia. peserta didik tidak hanya sebatas tatap muka, namun dapat
Menurut laporan UNODC (United Nation Of pula dilakukan dengan bantuan media – media yang ada.
drugs And Crime), Indonesia menduduki peringkat Ada beberapa jenis media pembelajaran mulai dari media
pertama dalam jumlah tersangka narkoba di ASEAN dan visual, media audio sampai dengan media audio visual.
juga jalur segitiga emas perdagangan metamfetamin Mempertimbangkan siswa yang memerlukan visualisasi
dengan jumlah volume tinggi di sejumlah negara termasuk
PENGEMBANGAN MEDIA FILM PENDEK POKOK MATERI NAPZA PADA MATA PELAJARAN PJOK UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS XI DI SMK NEGERI 1 JOMBANG

terhadap materi yang disampaikan, media audio visual berdampak dengan pergaulan bebas di kalangan remaja
dapat diterapkan. Mengapa audio visual, karena media masih dalam kategori rendah. Hal ini dilatar belakangi
media visual tidak hanya sebatas gambaran visual saja, karena memang lokasi sekolah yang masih berada di kota
namun bisa di kolaborasikan dengan media audio agar yang belum cukup besar serta adanya berbagai kasus
memberikan pengalaman yang lebih nyata kepada siswa pelanggaran yang terjadi yang bisa di amati dilingkungan
tanpa harus terjun ke lapangan untuk mengamati suatu sekitar sekolah tersebut. Beberapa contoh yang pernah
kejadian atau peristiwa secara langsung. terjadi adalah banyak remaja yang mulai berpacaran di
Media film pendek merupakan salah satu media sekolah secara terang-terangan, banyaknya siswa yang
pembelajaran yang populer digunakan untuk membolos ketika jam pelajaran berlangsung, bahkan
menyampaikan suatu informasi, gagasan, pesan atau sampai pada dengan kejadian adanya salah satu siswa yang
bahkan menceritakan kembali tentang suatu pengalaman. sempat tidak sadarkan diri di sekolah dikarenakan
secara teknis, suatu film termasuk ke dalam kategori film overdodis karena mengkonsumsi obat-obatan yang dia
pendek jika durasinya berada di bawah 60 menit. dapat dari teman sebayanya. Melihat adanya fenomena
Menggunakan media film pendek dalam proses demikian, jika siswa masih memiliki pengetahuan dan
pembelajaran di dalam kelas selain lebih efisien waktu pemahanan yang rendah di khawatirkan akan berdampak
karena jam pembelajaran yang terbatas, tetapi juga akan buruk dan memicu awal mula tumbuhnya berbagai resiko
bermanfaat bagi siswa, terutama untuk memahami pesan, terkait narkoba dengan pola pergaulan remaja terhadap
mengembangan pemikiran, melatih siswa untuk sikap dan juga perilaku siswa.
berpendapat tentang suatu permasalahan, memotivasi, dan Media film pendek ini nantinya bukanlah sebagai
juga menambah daya ingat siswa terhadap materi yang media yang akan memberikan secara detail informasi
disampaikan pada proses pembelajaran. Dengan bahan ajar terkait dengan NAPZA seperti cara pembuatan,
yang terus bersifat konvensional, maka mutu pembelajaran pendistribusian atau sampai pada dampak terkait dengan
akan menjadi rendah dan tidak ada kreativitas yang penyalahgunaan NAPZA, namun media film pendek ini
berkembang secara inovatif dalam pembelajaran hanya digunakan sebagai media yang menunjang guru
(Prastowo, 2013:19). dalam memberikan visualisasi/gambaran terkait dengan
Menurut Sabri (dalam Arifiyanto, 2015:15) ada penyalahgunaan NAPZA beserta dampaknya pada
delapan manfaat penggunaan media film pendek dalam kehidupan terutama di kalangan remaja. Dengan adanya
dunia pendidikan diantaranya sebagai berikut : (1) bantuan visualisasi ini diharapkan siswa dapat memahami
mengembangkan pikiran dan pendapat siswa, (2) materi dan mendapatkan pengalaman yang lebih terkait
menambah daya ingat terhadap suatu pembelajaran, (3) dengan materi NAPZA.
mengembangkan daya fantasi peserta didik, (4) Dari uraian di atas, diperlukan suatu media yang
mengembangkan motivasi dan minat belajar, (5) mengatasi memberikan visualisasi terkait dengan materi NAPZA
keterbatasan jarak dan waktu, (6) memperjelas jarak dan untuk memberikan pengetahuan dan meningkatkan
waktu, (7) memperjelas suatu hal yang abstrak serta (8) pemahaman siswa. Untuk itu, penelitian ini akan
memberikan pengalaman yang lebih realistik. Melihat mengembangkan “Media Film Pendek Pokok Materi
beberapa manfaat media film pendek di atas, ada maanfaat NAPZA Pada Mata Pelajarn PJOK Untuk
lain yang dapat digunaan oleh guru sebagai pendidik. Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas XI di SMK
Dengan adanya media audio visual berbasis film pendek Negeri 1 Jombang” yang nantinya diharapkan dapat
ini guru dapat terbantu pada saat menyampaikan materi membantu siswa dalam meningkatkan pemahamannya
yang memiliki kendala dalam visualisasi secara langsung dalam proses pembelajaran.
untuk membangun pemahaman dan pengalaman siswa.
Film pendek akan membuat kegiatan belajar mengajar METODE PENELITIAN
menjadi lebih hidp karena dalam penerapannya siswa akan Penelitian media film pendek ini menggunakan
dibawa untuk mengamati secara langsung terkait suatu model pengembangan RnD (Research and Development)
peristiwa atau fenomena yang dipelajari tanpa harus menurut Borg & Gall (1989). Peneliti menggunakan
merasakan/melihat secara langsung kejadian tersebut. prosedur pengembangan ini karena setiap tahapannya
Berdasarkan hasil obeservasi dan wawancara cukup detail mulai dari tahap penggalian potensi masalah,
dengan salah satu guru mata pelajaran PJOK di SMK validasi, revisi sampai dengan tahap produk media yang
Negeri 1 Jombang Ibu Elis Sunariati, tingkat pemahaman siap digunakan atau di prosuksi secara massal. Jadi
siswa terkait dengan bahaya penyalahgunaan NAPZA sebelum media akan digunakan, tentu saja media tersebut
(narkona, psikotropika dan zat adiktif) sampai dengan akan melewati beberapa tahap validasi sampai media
bahaya dan juga cara pencegahan NAPZA yang juga tersebut layak untuk digunakan dalam proses
PENGEMBANGAN MEDIA FILM PENDEK POKOK MATERI NAPZA PADA MATA PELAJARAN PJOK UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS XI DI SMK NEGERI 1 JOMBANG

pembelajaran. Jika produk sudah dinyatakan layak, maka TEKNIK ANALISIS DATA
produk media film pendek bisa langsung dimanfaatkan Data yang digunakan dalam penelitian ini akan
dalam pembelajaran untuk membantu siswa lebih dikumpulkan dengan menggunakan beberapa metode yaitu
memahami materi NAPZA pada mata pelajaran PJOK di dokumentasi materi, wawancara dan angket.
kelas XI SMK Negeri 1 Jombang. Dokumentasi materi berupa beberapa dokumen
Model pengembangan R&D menurut Borg & yang digunakan dalam pembelajaran seperti RPP, silabus
Gall memiliki 10 tahapan dalam proses pengembangannya. dan modul. Untuk wawancara dilakukan dengan cara
Tahapan proses tersebut tergambar secara lebih sederhana melakukan tanya jawab secara langsung kepada guru mata
pada gambar model pengembangan R & D Sugiyono pelajaran PJOK untuk mengetahui dan menggali informasi
(2015:409) sebagai berikut : lebih mendalam terkait dengan masalah pembelajaran yang
dialami, sarana pembelajaran, model pembelajaran yang
diguanakan, karakteristik siswa dan potensi lain yang
sekiranya bisa diperbaiki atau dikembangkan lebih lanjut.
Untuk angket, pengumpulan data dengan
menggunakan angket akan dilakukan pada saat melakukan
validasi kepada para ahli. Angket akan digunakan untuk
mengetahui sejauh mana tentang media film pendek yang
sedang di kembangkan.
Bagan 1 : Model Pengembangan Borg & Gall Analisis data yang diperoleh dari proses validasi
oleh para ahli akan diolah menggunakan skala likert,
Langkah-langkah dalam penelitian ini disesuaikan dengan rumus sebagai berikut :
dengan kondisi yang ada di lapangan. Validasi media dan
bahan penyerta dilakukan 1 kali revisi untuk pembetulan
dan revisi untuk perbaikan media. Untuk tahap lanjutan
sepertu uji coba tidak dilakukan pada siswa karena telah Keterangan :
mendapat kelayakan yang cukup pada saat proses validasi P = angka presentase
materi dan validasi media. Hal tersebut dilakukan f = Frekuensi item yang di pilih
mengingat masih berlangsungnya kondisi pandemi N = jumlah indikator item
COVID-19, jadi untuk pengambilan data secara langsung Setelah menghitung setiap skor yang didapatkan
di lapangan akan sangat beresiko dan tidak setelah melalui proses validasi lalu dapat dilanjutkan
memungkinkan. Sehingga hanya dilakukan 5 tahapan yaitu dengan melakukan penentuan kriteria evaluasi. Berikut
pengumpulan data, perencanaan, desain produk, validasi adalah kriteria rentang presentase penilaiannya :
produk, dan revisi.
Skor Kriteria Keterangan
Pengump Perencan Desain
aan 81 – 100 % Sangat Tidak Revisi
ulan data Produk
Baik
61 – 80 % Baik Tidak revisi
41 – 60 % Cukup Tidak revisi
Revisi Validasi
Produk 21 – 40 % Kurang Revisi
< 21% Sangat Revisi
Bagan 2 : Model Borg & Gall yang disesuaikan Kurang
Tabel 1. (Arikunto, 2009)
Subjek uji coba validasi pada penelitian ini adalah :
1. Ahli materi yang merupakan guru mata pelajaran HASIL DAN PEMBAHASAN
PJOK di SMK Negeri 1 Jombang Penelitian ini akan menciptakan media
2. Ahli media yang merupakan dosen jurusan pembelajaran yang berbentuk film pendek yang digunakan
teknologi pendidikan Universitas Negeri sebagai sarana untuk membantu siswa dalam
meningkatkan pemahaman terhadap pembelajaran materi
Surabaya yang ahli dalam pengembangan media
NAPZA pada mata pelajaran PJOK di SMK Negeri 1
dengan kualifikasi minimal S2. Jombang. Berikut adalah beberapa tahapan model
penelitian yang sudah disesuaikan menjadi 5 tahapan
PENGEMBANGAN MEDIA FILM PENDEK POKOK MATERI NAPZA PADA MATA PELAJARAN PJOK UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS XI DI SMK NEGERI 1 JOMBANG

berupa tahap pengumpulan data, perencanaan, desain materi pokok, alokasi waktu, standar kompetensi,
produk, validasi produk dan revisi. kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi
1. Pengumpulan Data pembelajaran, model dan metode pembelajaran, sintaks
Setelah mengetahui potensi dan masalah yang menjadi pembelajaran, sumber media pembelajaran dan evaluasi
kendala dalam proses pembelajaran, selanjutnya adalah penilaian.
tahap pengumpulan data. Pada tahap ini, data dapat 3.2. Desain Materi Pembelajaran
diperoleh dengan beberapa cara, diantaranya adalah Setelah menyusun RPP tahap selanjutnya adalah
wawancara atau berkonsultasi dengan guru mata pelajaran tahap menyusun materi yang akan disampaikan pada
yang bersangkutan. Hasil data yang di dapatkan adalah proses pembelajaran. Penyusunan materi disesuaikan
bahan ajar yang digunakan, RPP, Silabus, metode dengan RPP, silabus dan juga sumber belajar yang relevan
pembelajaran yang biasa digunakan, sarana prasarana yang digunakan di SMK Negeri 1 Jombang. Dalam menuliskan
menunjang proses pembelajaran dan karakteristik siswa suatu materi tentu saja harus memperhatikan beberapa
yang lebih dominan menyukai pembelajaran dengan aspek penting di antaranya kesesuaian materi dengan
aktifitas fisik daripada pembelajaran secara teoritis. Pada tujuan pembelajaran, kualitas materi, memperhatikan
pembelajaran PJOK materi tentang NAPZA di SMK kemampuan dan karakteristik peserta didik, penyajian
Negeri 1 Jombang, menggunakan modul Pendidikan materi dan memperhatikan penggunaan bahasa yang sesuai
Jasmani Olahraga dan Kesehatan Kurikulum 2013 terbitan (Kristanto;2016)
tahun 2014, kerana memang materi yang ada dalam mata Secara singkat, berikut adalah peta konsep garis
pelajaran PJOK setiap tahun tidak mengalami perubahan besar materi yang akan dijadikan sebagai pedoman dalam
yang cukup banyak secara garis besar tetap memuat materi pengembangan media film pendek :
yang sama.
2. Perencanaan
Setalah data sudah terkumpul, selanjutnya adalah
merencanakan terkait dengan media apa yang akan di
kembangkan untuk memecahkan permasalahan yang
dihadapi dalam proses pembelajaran. Perencanaan bisa
dimulai dengan melakukan diskusi dengan guru mata
pelajaran terkait dengan kendala apa saja yang dihadapi
selama proses pembelajaran. Masalah utama yang dihadapi
adalah kurangnya visuali dan keterbatasan penguatan
materi terkait dengan NAPZA. Guru menyadari ada
beberapa poin pembelajaran yang jika disampaikan secara
lisan saja siswa akan kesulitan membangun
pemahamannya dan cenderung bosan dalam mengikuti
proses pembelajaran.
Berdasarkan masalah tersebut, melihat karakteristik
masalah, kompleksitas materi dan juga informasi yang di
dapatkan dari diskusi dengan guru, diputuskan untuk
mengembangan RPP bermedia, media dan bahan penyerta.
RPP dirancang sesuai dengan RPP yang sudah ada namun 3.3. Desain Produk Media Film Pendek
dirancang menyesuaikan dengan media yang digunakan a) Naskah
yaitu film pendek. Penggunaan film pendek bukan tanpa Hal pertama yang harus dilakukan sebelum
alasan, dipilihnya media ini dikarenakan dengan melakukan pengembangan media adalah membuat
menggunakan media film pendek tentu saja siswa desain. Untuk pengembangan media film pendek hal
mendapatkan visualisasi yang lebih jelas daripada sekedar pertama yang harus direncanakan adalah naskah.
penjelasan yang disampaikan oleh guru, media audio Naskah adalah sebuah teks yang menguraikan suatu
visual semacam ini menarik minat belajar siswa terhadap adegan atau peristiwayang disertai dengan beberapa
pembelajaran karena proses penyampaiannya lebih ketangan pendukung seperti keterangan latar tempat
menarik dan meminimalisir kebosanan siswa terhadap dan waktu, dialog dan lain sebagainya yang nantinya di
proses pembelajaran yang sedang berlangsung. jadikan sebagai acuan dalam memulai proses produksi
3. Desain produk media film pendek
3.1. Desain Rencana Pembelajaran (RPP)
Pembuatan RPP akan disesuaikan dengan media b) Storyboard
yang digunakan atau disebut dengan RPP Bermedia. Setelah naskah, storyboard adalah hal yang sangat
Pengembangan RPP bermedia ini tetap menyesuaikan penting dalam proses awal sebelum mulai melakukan
dengan RPP yang sudah di rancang oleh pihak sekolah produksi mediafilm pendek. Storyboar merupakan
namun hanya di tambahkan tahapan pemanfaatan media visualisasi dari naskah yang digunakan sebagai acuan
yang digunakan dalam proses pembelajaran. Didalam dalam produksi dalam proses pengambilan gambar atau
suatu RPP setidaknya mencantukan beberapa komponen shooting. Storyboard memiliki jenis dan format yang
seperti identitas sekolah, mata pelajaran, kelas/semester, beragam, mulai dari yang 4 kolom, 6 kolom sampai
PENGEMBANGAN MEDIA FILM PENDEK POKOK MATERI NAPZA PADA MATA PELAJARAN PJOK UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS XI DI SMK NEGERI 1 JOMBANG

dengan 12 kolom, untuk pemilihan format dapat c) Label dan cover DVD
digunakan menyesuaikan dengan kebutuhan produksi. Lebel dan cover pada DVD ini merupakan
Dengan adanya storyboard proses pengambilan gambar komponen yang tidak dapat dipisahkan dari proses
akan lebih mudah, karena pada storyboard telah produksi media film pendek ini. label dan cover ini
diberikan penggambaran terkait dengan sudut akan di pasang pada case DVD yang didalamnya
pengambilan gambar dari setiap adegan dalam media telah dicantumkan beberapa keterangan seperti judul
film pendek yang akan dikembangkan. film, nama pemeran, nama team produksi serta
biodata pembuat film. Label dan cover DVD ini akan
3.4. Proses Pengembangan Media Film Pendek di desain semenarik mungkin menyesuaikan dengan
a) Tahap Pra Produksi tema film pendek yang dibawa. Untuk desain, akan
Menurut buku 5 Hari Mahir Membuat Film dikerjakan menggunakan aplikasi Adobe Phosohop
Pendek Oleh Javandalasta (2011), pra produksi atau CorelDraw menyesuaikan dengan kondisi.
merupakan tahap persiapan yang menyangkut semua d) Flash Disk
proses yang terkait produksi, misalnya pembuatan Mengingat perkembangan jaman yang cukup
naskah, penyusunan crew dan jadwal shooting. Tahap canggih, peneliti juga memutuskan untuk mengemas
pra produksi merupakan hal yang sangat penting media ke dalam bentuk Flashdisc atau USB. Hal ini
karena akan mentukan bagaimana dan seperti apa diambil berdasarkan beberapa pertimbangan. Untuk
media yang dikembangkan nantinya. pengoperasian DVD, jika disekolah menggunakan
b) Tahap Produksi komputer masih cukup mendukung, namun jika
Tahap produksi adalah tahap dimana media yang menggunakan perangkat lain seperti laptop (laptop
akan di kembangkan mulai dibuat. Tahap produksi keluaran terbaru sekarang kebanyakan tidak memiliki
akan melakukan proses pengambilan gambar sesuai Disc Drive), tablet atau gadjet DVD akan sangat
dengan apa yang tertulis dan di visualisasikan dalam terkendala dalam proses penggunaannya, untuk itu
storyboard yang sudah di rancang sebelumnya. disini penggunaan Flasdisc ini akan cukup membantu
semua unsur teknis dan kreatif harus bekerja secara dalam pemanfaatan media film pendek.
maksimal agar dapat menghasilkan media yang seuai e) Bahan Penyerta
dengan arahan dari sutradara sebagai perancang Bahan penyerta disini akan berisi seputar
media dan juga kebutuhan subjek penelitian yang identifikasi program dari film pendek Bawa
nantinya akan memanfaatkan media sebagai salah Kembali yang akan digunakan dalam proses
satu sumber pembelajaran. pembelajaran. Berikut secara singkat berisi poin
c) Tahap Pasca Produksi sinopsis, treatment, karakterisasi, cara
Tahap ini merupakan tahap akhir dalam proses penggunaan media, cara perawatan media,
pembuatan media film pendek. Tahap ini akan kerabat kerja yang membantu berjalannya
dilakukan beberapa tahap seperti editing film yang produksi dan juga naskah media.
bertujuan untuk merangkai setiap potongan cerita
menjadi suatu kesatuan cerita yang utuh agar pesan 4. Validasi Media Pembelajaran
yang ada dalam naskah dapat tersampikan dengan 1) Validasi Ahli Materi
baik. Selain itu, pada tahap ini juga kan di berikan Pengajuan validasi materi berjalan
beberapa tambahan seperti opening film, special sebanyak 3 kali. Validasi pertama kali di lakukan
effect, pengkoreksian warna, pemberian suara atau pada tanggal 12 November 2020. Masukan yang
audio yang mendukung suasana dan penyampaian diberikan pada validasi pertama berupa
pesan dalam cerita serta penambahan musik penambahan beberapa contoh gambar terkait
background sampai dengan tahap rendering ketika dengan materi NAPZA. Selanjutnya proses validasi
tahap editing sudah diselesaikan. Dalam prosesnya kedua mendapat masukan berupa penambahan
peneliti akan menggunakan Adobe Premiere Pro, contoh terkait dengan jenis-jenis minuman keras
Vegas Pro, dan atau beberapa aplikasi yang relevan yang disertai gambar dan juga keterangan dimana
lainnya. barang tersebut bisa di dapatkan. Berlanjut ke revisi
3.5. Pengembangan Komponen Media Film Pendek ketiga mendapatkan masukan dari ahli materi
a) DVD yang berisi media film pendek berupa penyisipan sedikit materi terkait dengan
Media film pendek yang sudah melewati tahap pergaulan bebas. Hal ini dilakukan berdasarkan
editing dan siap untuk digunakan akan di kemas ke kondisi dilapangan bahwa penyalahgunaan NAPZA
dalam bentuk DVD melalui proses burning disc. ini sangat serat kaitannya dengan pergaulan bebas
b) DVD Case di kalangan anak remaja terutama di skala sekolah
DVD Case merupakan komponen yang akan menengah atas/sederajat. Berdasarkan hasil
digunakan untuk meletakkan dan melindungi DVD tersebut, pada pengajuan validasi yang ke 4,
yang didalamnya sudah ada media film pendek yang memperoleh kategori SB (Sangat Baik) sebanyak 2
selesai diproduksi. DVD case tersebut diperkirakan item, kategori B (Baik) sebanyak 9 item, dan
berukuran sekitar 12,8 cm x 18,5 cm dengan warna kategori C (Cukup) sebanyak 9 item. Setelah
dasar hitam dilakukan 3 kali revisi memperoleh hasil 91,25%,
jika dikonversikan ke dalam skala pengukuran
PENGEMBANGAN MEDIA FILM PENDEK POKOK MATERI NAPZA PADA MATA PELAJARAN PJOK UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS XI DI SMK NEGERI 1 JOMBANG

No Review Revisi
1 Tambahkan Gambar sudah di 5. Revisi
beberapa tambahkan Setelah melakukan proses validasi, tentu
gambar yang saja akan di temukan beberapa kekurangan atau
mendukung kesalahan yang membutuhkan perbaikan atau saran
terkait dengan dari validator. Untuk itu pada tahap revisi ini akan
contoh NAPZA dilakukan beberapa perbaikan untuk
yang disebutkan menyempurnakan desain media yang akan
2 Pada materi Gambar beserta dikembangankan. Berikut adalah rincian terkait
tentang jenis keterangan dengan revisi yang diberikan oleh para ahli untuk
minuman keras, pendukung sudah perbaikan produk yang akan di kembangkan oleh
tolong ditambahkan peneliti.
ditambahkan 1) Revisi Dari Ahli Materi
jenis-jenisnya, Untuk revisi terkiat dengan materi yang
gambar dan juga akan digunakan dalam proses produksi media, ahli
tempat materi memberikan revisi berupa penambahan
mendapatkannya gambar sebagai visualisasi dan juga penambahan
3 Tambahkan Materi tambahan sedikit materi yang masih memiliki kaitan dengan
sedikit materi sudah pokok permasalah NAPZA yang ada dalam mata
tentang ditambahkan pelajaran PJOK. Adapun garis besar revisi yang
pergaulan bebas diberikan oleh ahli materi adalah sebagai berikut :
karena 2) Revisi Dari Ahli Media
penyalahgunaan Produk yang diajukan ke ahli media berupa
NAPZA erat media Film Pendek dan bahan penyerta. Revisi
kaitannya dilakukan sebanyak satu kali. Adapun poin yang
dengan harus di revisi dari ahli media adalah sebagai berikut
pergaulan bebas :
di kalangan No. Review Revisi
remaja 1. Ada beberapa Beberapa
Arikunto (2013) termasuk ke dalam kategori sangat salah salah
layak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa materi penulisan kata pengetikan
yang akan digunakan dalam proses pengembangan di bahan sudah
media sudah sesuai dengan pembelajaran dan dapat penyerta dan diperbaiki
digunakan sebagai salah satu media yang media film
menunjang proses pembelajaran pada mata pendek
pelajaran PJOK khusunya pada materi NAPZA. 2. Tulisan judul Tulisan sudah
film beserta dipertegas
2) Validasi Ahli Media tag line ajakan penulisannya
Setelah tahap pengajuan validasi matei, untuk serta logo
tahap selanjutnya adalah tahap untuk validasi menghindari sudah
media. Proses validasi media di awali dengan narkoba di ditambahkan
pengajuan validasi berupa media film pendek dan pertegas serta
bahan penyerta pada tanggal 23 April 2021. Setelah penambahan
pengajuan validasi, media mendapatkan satu kali logo jurusan
tahap revisi berupa perbaikan beberapa kata dalam dan
media film pendek dan juga bahan penyerta yang universitas
masih ada kesalahan pengetikan di beberapa bagian.
Ahli media memberikan beberapa masukan berupa Media ini mendapatkan kelayakan sangat
penulisan judul film dan tag line ajakan untuk baik pada kedua hasil validasi yaitu validasi materi
menghindari narkoba agar lebih di pertegas dan dan juga validasi media. Materi yang digunakan
ditambahkan logo TP (Jurusan Teknologi sebagai acuan dalam media film pendek disesuaikan
pendidikan) serta logo unesa di awal video. Revisi dengan RPP yang yang sudah dirancang oleh guru di
kedua mendapatkan persetujuan dengan SMK Negeri 1 jombang dan juga mendapatkan saran
memperoleh kategori B (Baik) sebanyak 15 item, dari ahli materi untuk bisa juga menggunakan sumber
dan kategori C (Cukup) sebanyak 15 item. Jika lain untuk mendukung kedalaman materi yang akan
dikonversikan ke dalam skala pengukuran Arikunto digunakan dalam media film pendek. Materi
(2013) diperoleh hasil kelayakan media sebesar dirancang menggunakan bahasa yang mudah di
93,5% yang termasuk ke dalam kategori sangat mengerti, disertai dengan gambar untuk memperjelas
layak. penyampaian materi.
PENGEMBANGAN MEDIA FILM PENDEK POKOK MATERI NAPZA PADA MATA PELAJARAN PJOK UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS XI DI SMK NEGERI 1 JOMBANG

Media yang dikembangkan adalah media audio- menggunakan DVD player ataupun dengan USB
visual berupa film pendek untuk mata pelajaran PJOK menyesuaikan dengan kondisi yang ada di dalam
pokok materi NAPZA. Media yang digunakan ini dapat kelas.
membantu guru dan siswa dalam proses pembelajaran. 4. Melakukan aktivitas lanjutan seperti tanya
Materi NAPZA yang cukup kompleks, dapat di kemas jawab/tes/membuat/menyampaikan rangkuman
dengan tampilan lebih padat agar dapat dijadikan alat terkait materi untuk mengetahui sejauh mana
untuk menarik perhatian siswa dalam pembelajaran serta pemahaman siswa terkait dengan materi yang
meminimalisir siswa yang pasif. Dalam penelitian ini, disampaikan melalui film pendek. Pemahaman
ketika pembelajaran akan di mulai, guru akan yang dirasa masih keliru, akan di luruskan akan
menampilkan media film pendek terkait dengan materi sesuai dengan tujuan pembelajaran.
NAPZA. Siswa sebagai sasaran penelitian tidak hanya Dengan adanya berbagai kemudahan yang
berperan untuk menyimak tayangan film pendek, namun dibawa dalam penggunaan media film pendek dalam
siswa juga di tuntut untuk menggali lebih dalam terkait pembelajaran, tentu saja ada beberapa kendala yang
dengan cerita yang ditampilkan. Seperti menemukan dan mengiringinya. Beberapa kendala yang kerap kali
memahami unsur dramatik yang ada dalam film pendek, muncul dalam proses pembelajaran menggunakan media
menemukan pesan yang dapat di ambil dari film pendek adalah minimnya keterampilan guru dalam
sampai dengan menggali dampak dan juga pencegahan menggunakan media pembelajaran sampai dengan
terkait dengan NAPZA. Setelah itu, siswa diberikan terbatasnya sarana dan prasarana yang ada untuk
stimulus untuk menyampaikan apa yang dia dapatkan menunjang proses pembelajaran. Namun hal itu semua
setelah menyimak tayangan film pendek di depan kelas bisa diminimalisir. Dalam observasi yang saya lakukan,
untuk memancing siswa agar tetap aktif dalam guru dan sarana prasarana yang ada di SMK Negeri 1
pembelajaran. Jombang cukup memadahi untuk dilakukannya
Pemanfaatan media film pendek seperti ini penggunaan media dalam pembelajaran. Guru sudah
merupakan hal yang belum pernah di terima oleh siswa, mempunyai keterampilan yang cukup dalam
maka dari itu ini akan memberikan suatu pengalaman pengoperasian laptop atau komputer. Dan untuk sarana
yang berbeda pada siswa pada saat proses pembelajaran. dan prasarana juga cukup mendukung seperti adanya
Selain media yang memberikan pengalaman yang baru, LCD proyektor dan juga sound yang bisa digunakan pada
siswa akan mulai tertarik dan mulai berperan aktif dalam saat proses pembelajaran menggunakan media film
pembelajaran PJOK pokok mateir NAPZA ini. selaras pendek.
dengan pendapat Suwiwa dkk (2014) yang menyatakan Mengacu pada uraian di atas, dapat disimpulkan
bahwa Pesan atau materi yang abstrak akan lebih jelas bahwa penelitian tentang Pengembangan media film
dan baik dipahami apabila berbantuan gambar, video, pendek pokok materi NAPZA pada mata pelajaran PJOK
audio, animasi, atau simulasi. Jadi penggunaan media layak digunakan guna meningkatkan pemahaman siswa
film pendek yang merupakan gabungan dari gambar/ kelas XI di SMK Negeri 1 Jombang.
audio/video tersebut berguna untuk mempermudah
visualisasi dari materi yang kurang jelas jika hanya
dijelaskan melalui lisan atau ceramah PENUTUP
Pendapat lain yang sejalan, di ungkapkan oleh
1. Simpulan
cahyono (2009:5) menyatakan bahwa film pendek
merupakan jenis film yang sederhana dalam a. Validasi Materi
penyajiannya. Namun meskipun di kemas dengan Validasi materi dilakukan sebagai tahap awal
sederhana, film pendek mengandung ide cerita, alur, untuk menentukan dasar yang akan digunakan
tokoh dan amanat yang sama seperti sebuah drama. atau dituangkan ke dalam bentuk media.
Dengan digunakannya media film pendek dalam Materi yang akan digunakan menyesuaikan
pembelajaran diharapkan siswa dapat memperoleh dengan RPP, perangkat belajar seperti buku
stimulus tentang pemahaman betapa berbahayanya
paket atau LKS serta ditambahkan beberapa
dampak terkait NAPZA yang lebih relevan dengan
kehidupan sehari-hari. materi lain sesuai saran dari ahli materi.
Ada beberapa tahap yang bisa dilakukan dalam Setelah materi selesai disusun menjadi lebih
proses menggunakan media film pendek pada suatu sesi padat untuk dimediakan, tahap selanjutkan
pembelajaran (Nasution, 2011: 104), di antaranya adalah tahap pengajuan validasi materi pada
sebagai berikut : ahli materi. Setelah dilakukan beberapa kali
1. Guru mempersiapkan unit pelajaran terlebih dahulu
uji validasi materi, materi memperoleh
2. Mempersiapkan siswa seperti menjelaskan secara
ringkas isi film dan hal apa saja yang harus di presentase sebesar 91,25% dengan kategori
perhatikan pada saat melakukan pengamatan sangat layak oleh ahli materi. Dengan begitu
terhadap film dapat disimpulkan bahwa materi terkait
3. Menyiapkan perlengkapan yang diperlukan seperti NAPZA yang dimuat dalam media
laptop/komputer, LCD proyektor serta sound. Guru pembelajaran film pendek ini layak dan dapat
dapat menampilkan media film pendek ini digunakan dalam proses pembelajaran.
PENGEMBANGAN MEDIA FILM PENDEK POKOK MATERI NAPZA PADA MATA PELAJARAN PJOK UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS XI DI SMK NEGERI 1 JOMBANG

b. Validasi Media NAPZA ini dapat digunakan dalam proses


Tahap selanjutnya setelah uji validasi media pembelajaran dengan baik.
adalah pembuatan media. Proses pembuatan c. Saran Pengembangan Lanjutan
media film pendek ini dilakukan sesuai Kepada peneliti lain, penelitian ini sudah
dengan materi yang sudah dirancang dan dilakukan dan berjalan dengan lancar sesuai dengan
melalui tahap validasi sebelumnya. Setelah harapan. Media film pendek ini juga sudah di validasi dan
dilakukan validasi pada ahli media, media film dinyatakan layak untuk digunakan sebagai media yang
pendek memperoleh presentase sebesar 93,5% menunjang proses pembelajaran dalam meningkatkan
dengan kategori sangat layak. Dengan begitu pemahaman siswa, maka disarankan untuk peneliti lain
media film pendek ini dapat dinyatakan layak untuk melanjutkan penelitian ini dengan ruang lingkung
dan bisa digunakan dalam proses yang lebih luas dengan pembahasan yang lebih
pembelajaran. mendalam. Selain itu, diharapkan untuk peneliti lain
Berdasarkan hasil validasi materi dan yang akan mengembangkan penelitian serupa dapat
validasi media yang dilakukan oleh ahli maka meminimalisir kelemahan dari media pembelajaran yang
dapat disimpulkan bahwa, media Film Pendek telah dikembangkan
pokok materi NAPZA pada mata pelajaran PJOK
dinyakan layak dan dapat digunakan dalam proses
pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S., 2009. Prosedur Penelitian Suatu
2. Saran Pendekatan Praktik. Edisi Revisi 6. Jakarta : Rineka
a. Saran Penggunaan Cipta.
Pengembangan media film pendek
pokok materi NAPZA pada mata pelajaran Arsyad, Ashar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta:
PJOK yang telah dikembangkan ini dapat di Rajagrasindo Persada.
mafaatkan dalam proses pembelajaran baik Borg, W.R., Gall, M.D & J.P. (2003) Educational
pembelajaran secara langsung maupun daring. Research An Isntruction. New York: Longman
Media ini merupakan visualisasi singkat dari
materi NAPZA yang dapat digunakan oleh Edi Cahyono. (2009). Sekilas Tentang Film Pendek.
guru baik dalam kelas kecil maupun kelas filmpelajar.com. Diakses April 2021.
besar. Dalam penggunaannya dalam proses
Hariyanto, Ibnu, “Detik News” Detik.com, 26 Juni 2018.
pembelajaran, guru perlu menyiapkan
[Online]. Available: https://news.detik.com/berita/d-
beberapa alat penunjang, diantaranya adalah :
4083634/pbb-indonesia-masuk-segitiga-emas-
laptop atau DVD player, speaker dan juga
perdagangan-narkoba-dunia. [Acces 17 April 2020]
ruangan yang besar jika akan digunakan dalam
pembelajaran di kelas besar. Kualitas video Jamun, Y. M. (2018). Dampak Teknologi Terhadap
yang sudah HD akan lebih memudahkan Pendidikan. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan Missio,
peserta didik untuk mengamati pristiwa atau 10, 1–136. Retrieved from
kejadian yang sedang dipraktekkan dalam https://jurnal.unikastpaulus.ac.id
media film pendek.
b. Saran Diseminasi Produk (Penyebaran) Javandalasta, P. (2011). 5 Hari Mahir Bikin Film.
Pengembangan ini menghasilkan Surabaya: (2007) Java Pustaka Group.
media film pendek pokok materi NAPZA pada Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi 2, Balai Pustaka
mata pelajaran PJOK untuk kelas XI di SMK Kristanto, A. (2016). Media Pembelajaran. Surabaya:
Negeri 1 Jombang. Jika media ini akan Bintang Surabaya
digunakan untuk keperluan pembelajaran di
sekolah lain atau instansi lain maka perlu Nasution. 2011. Teknologi Pendidikan. Jakarta: Bumi
dilakukan beberapa peninjauan lagi terkait Aksara.
dengan karakteristik peserta didik, fasilitas
penunjang, kemampuan guru atau pengajar,
dan lain sebagainya. Jika sudah dirasa sesuai,
maka media film pendek pokok materi
PENGEMBANGAN MEDIA FILM PENDEK POKOK MATERI NAPZA PADA MATA PELAJARAN PJOK UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS XI DI SMK NEGERI 1 JOMBANG

Prastowo, Andi. 2013. Panduan Kreatif


Membuat Bahan Ajar Inovatif Menciptakan
Metode Pembelajaran yang Menarik dan
Menyenangkan.Yogyakarta : Diva Press.

Sugiyono. (2014). Metodologi Penelitian


Kualitatif kuantitatif & RND. Bandung:
Alfabeta

Sabri, Ahmad. Strategi Belajar Mengajar Micro


Teaching. Tangerang Selatan : PT Ciputat Press,
2010

Suwiwa I.G., dkk. 2014. Pengembangan


Multimedia Interaktif Pembelajaran pada Mata
Kuliah Teori dan Praktik Pencak Silat. e-
Journal Program Pascasarjana Universitas
Pendidikan Ganesha Program Studi Teknologi
Pembelajaran, (Online)
(http://pasca.undiksha.ac.id), Diakses Februari
2017

Anda mungkin juga menyukai