Anda di halaman 1dari 12

LEMBAR PERSETUJUAN

PEMBIMBING I PEMBIMBING II

Dr. H. Munawar Rois, M.Pd. Dr. H. Prima Yuana Sofwan, M.Si.


NIK. 4103003026 NIDN. 0410098105

Diketahui dan Disahkan oleh:

DEKAN FKIP Ketua Program Studi


UNIVERSITAS SURYAKANCANA Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Dr. H. Munawar Rois, M.Pd. Dr. Sumarna, SH, MH, M.Pd.


NIK. 4103003026 NIDN. 0423036608

i
BAB I
PENDAHULUAN

1) Latar Belakang Masalah


Globalisasi mendatangkan kemajuan didalam segala aspek termasuk dalam
teknologi, manusia seakan dimanjakan dengan perkembangan teknologi saat ini.
Pembangunan suatu bangsa memerlukan aset pokok yang disebut sumber daya
Resources, baik sumber daya alam maupun sumberdaya manusia. kedua sumberdaya
tersebut sangat penting dalam menentukan keberhasilan suatu pembangunan. Tetapi
apabila dipertanyakan mana yang lebih penting diantara kedua sumber tersebut, kiranya
jawaban yang tepat adalah sumber daya yang tepat adalah sumber daya manusia yang
paling penting. Hal ini dapat diamati dari kemajuan suatu negara sebagai indikator
keberhasilan pembangunan bangsa tersebut, misalnya Korea dan Jerman. Negara Korea
dan Jerman menerapkan sistem otoritas yang sama yakni Desentralisasi, akan tetapi
dalam usaha peningkatan sumber daya manusia yang begitu hebat melalui pendidikan
yang merata, maka kemajuan bangsa tersebut dapat kita rasakan saat ini.
Ternyata kedua negara memiliki sistem otoritas pendidikan yang hampir sama
yaitu desentralisasi pendidikan yang menyerahkan kewenangan dan tanggung
jawab pendidikan pada Lander negara bagian (jerman) atau gubernur walikota
masing-masing daerah untuk Korea Selatan (Muhtadi 2008: 13).
Pentingnya studi perbandingan itu bermanfaat untuk mengetahui bagaimana
memanjemen Pendidikan yang baik dan sebagai tolak ukur sejauh mana Pendidikan
Indonesia jika dibandingkan dengan negara lain.

Pendidikan merupakan wadah di mana kita dapat mengetahui berbagai ilmu


pengetahuan dan tata cara hidup yang berkualitas, sehingga kita dapat tumbuh menjadi
manusia yang dapat berpikir untuk jangka panjang dan cerdas membangun bangsa. oleh
karena itu manusia mempunyai hak untuk mendapatkan akses pendidikan yang
memungkinkannya memiliki kesadaran kritis dalam menyikapi dinamika dan fenomena
yang terjadi di masyarakatnya. Peranan pendidikan dapat dilihat dan dirasakan secara
langsung dalam pengembangan dalam kehidupan masyarakat, kelompok, dan individu.
Lebih lanjut, pendidikan menentukan model manusia yang akan dihalkannya.

1
2

Pendidikan juga memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap kemajuan


suatu bangsa dan sekaligus menjadi sarana dalam membangun watak bangsa. Oleh
karena itu, para orang tua, guru, dan masyarakat harus benar memberikan hal-hal positif
yang mendukung perkembangan pendidikan. Proses pembelajaran dalam pendidikan
memasuki abad 21 menuntut adanya suatu strategi yang berbeda dengan masa lalu.
Kemajuan teknologi dan informasi khususnya teknologi pendidikan sangat berpengaruh
terhadap penyusunan dan implementasi strategi pembelajaran. Pemberdayaan Teknologi
dalam pengajaran merupakan pemberdayaan unsur kekuatan luar yang mengakibatkan
materi pengajaran, bukan ditentukan kurikuler, melainkan keputusan bergantung pada
guru (Hamalik, 2015: 235). Kutipan di atas, mendukung bahwa pembelajaran
pemberdayaaan teknologi sebagai media pembelajaran harus di dukung oleh gurunya
sehingga pembelajaran yang dilakukan bisa berjalan dengan baik.

Munculnya berbagai macam produk teknologi yang dapat dimanfaatkan dalam


bidang pendidikan, diharapkan mampu memberikan kesempatan kepada para pendidik
dan tenaga ke pendidikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan meningkatkan
sumber daya manusia yang kreatif terhadap pengembangan jaman. Undang undang
nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 2 menyatakan bahwa:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk


watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa yang bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha esa,
berahlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggungjawab.
Dengan demikian untuk mewujudkan peserta didik agar sesuai dengan fungsi
dan tujuan pendidikan nasional tersebut khususnya dalam mata pelajaran pendidikan
kewarganegaraan, maka dalam pembelajarannya pendidikan kewarganegaraan harus
dapat memancing kreativitas dan kemampuan berpikir siswa. Untuk itu di perlukan
adanya suatu media pembelajaran yang tidak hanya
3

Penggunaan Internet pada kaum pelajar memang cukup tinggi. Hal ini bisa kita
lihat sehari-hari bahwa hampir setiap anak usia sekolah mempunyai handphone sebagai
alat komunikasi dan mencari informasi. Berdasarkan data dari Badan Pusat statistik
(BPS) bahwa setiap tahun mengalami peningkatan.

Tabel 1, Data Pengguna Internet kalangan pelajar

Berdasarkan statistik yang dikeluarkan BPS bahwa penggunaan internet terus


mengalami peningkatan. Pada tahun 2020, ada sekitar 29,33% pelajar dari usia 5-
24tahun yang menggunakan internet, angka ini tumbuh seiring bergantinya tahun dari
33,98% pada 2016.

Berdasarkan pengamatan ini menunjukkan bahwa tingginya angka pengguna


internet dikalangan pelajar merupakan dampak baik, tetapi ada juga terdapat dampak
buruknya. Dampak baiknya adalah kalangan pelajar memang dituntut harus menguasai
teknologi dan menyerap informasi dengan cepat, hal ini merupakan tuntutan era
globalisasi. Dampak negatifnya dari penggunaan internet ini adalah penggunaan data
internet yang berlebih menyebabkan borosnya kebutuhan hidup, menyebabkan candu
terhadap sosial media dan game, maraknya konten-konten yang tidak patut untuk
dilihat, hal ini menyebabkan krisis moral dikalangan pelajar.
4

Penggunaan internet ini alangkah lebih baiknya jika dijadikan sebagai alat
komunikasi juga sebagai media pembelajaran di sekolah, mengingat sekolah-sekolah
pada saat ini sudah memiliki jaringan dan akses internet yang baik. Hal ini akan
memudahkan guru sebagai pendidik untuk menyampaikan materi pembelajaran sesuai
dengan tuntutan zaman. Internet sebagai media pembelajaran juga menjadikan materi
lebih menarik untuk dipahami karena menggunakan alat komunikasi/handphone yang
sehari-hari siswa menggunakannya.

Menurut Sa’ud (2015: 189) mengatakan Secara nyata internet memang akan bisa
digunakan dalam seting pembelajaran di sekolah, karena memiliki karakteristik yang
khas yaitu:
1. Sebagai media interpersonal dan juga sebagai media massa yang
memungkinkan terjadinya komunikasi one-to-one maupun one-to-many.
2. Memiliki sifat interkatif, dan
3. Memungkinkan terjadinya komunikasi secara sinkron (syncronous) maupun
tertunda (asyncronous), sehingga memungkinkan terselenggaranya ketiga
jenis dialog komunikasi yang merupakan syarat terselengaranya suatu
proses belajar mengajar.
Pada kutipan di atas, bahwa inovasi dalam pembelajaran harus dilakukan,
contohnya penggunaan internet yang memiliki karakteristik tersendiri, diharapkan
dengan menggunakan internet dalam pembelajaran maka akan meningkatnya motivasi
siswa, sehingga tujuan pembelajaran bisa tercapai. Dalam konsep pembelajaran,
motivasi berarti seni mendorong siswa untuk terdorong melakukan kegiatan belajar
sehingga tujuan pembelajaran bisa tercapai (Munadi, 2013: 29). Konsep inilah yang
akan mendorong siswa untuk menarik motivasi mereka supaya memiliki hasil belajar
yang baik.

Setelah berkembangnya intenet di seluruh dunia, maka akses memperoleh


informasi tidak lagi sulit. Semua informasi bisa kita dapatkan dengan murah dan akses
yang mudah. Berbagai kalangan pun bisa menggunakannya dari usia anak-anak sampai
orang dewasa. Sehubungan dengan hal itu, internet juga digunakan di sekolah-sekolah
sebagai media pembelajaran termasuk dalam mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKn). Pembelajaran PPKn kini memiliki sumber yang bermacam-
5

macam dari mulai buku pelajaran sampai internet yang mampu mencari informasi,
literatur dan referensi lainnya terkait materi pembelajaran.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di SMAN 1 Ciranjang, Sekolah ini


merupakan sekolah yang didukung oleh fasilitas yang cukup, seperti adanya
pemasangan wifi disetiap kelas dan ruangan, sehingga para siswa bisa mengakses
internet dengan mudah dan pembelajaran berlangsung saat berada di lingkungan
sekolah. Hal ini juga terjadi dalam mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan yang
dilaksanakan pada seluruh jenjang kelas X, XI, dan XII. Dimana pada pembelajaran
PPKn ini menggunakan internet sebagai media pembelajaran untuk mengakses
informasi sebagai sumber belajar siswa.

Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk melihat bagaimana pengaruh internet pada
pembelajaran PPKn terhadap peningkatan motivasi belajar siswa, bagaimana cara guru
PPKn bisa memperdayakan internet supaya meningkatnya motivasi belajar siswa di
SMAN 1 Ciranjang dan bagaimana metode yang digunakan agar berhasil penerapannya
serta apa saja kendalanya, maka peneliti mengambil judul “PENGARUH
PENGGUNAAN INTERNET PADA PEMBELAJARAN PPKN UNTUK
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMAN 1 CIRANJANG.”

2) Perumusan Masalah dan Pembatasan Masalah

3) Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, maka permasalahan yang diajukan
sebagai berikut.
1) Bagaimana pemberdayaan internet pada pembelajaran PPKn untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa?
2) Seberapa besar pengaruh internet pada pembelajaran PPKn terhadap
peningkatan motivasi belajar siswa?
3) Bagaimana hambatan dan gangguan penggunaan internet pada
pembelajaran PPKn di sekolah?
6

4) Pembatasan Masalah
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan di atas, maka peneliti
membatasi masalah ini agar lebih jelas masalah yang diteliti yaitu “Bagaimana
pengaruh penggunaan internet pada pembelajaran PPKn untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa di SMAN 1 Ciranjang?”

5) Definisi Operasional
1. Internet adalah jaringan informasi global, yaitu “The largest global network
of computers, that enables people throughout the world to connect with each
other” atau Jaringan komputer global terbesar, yang memungkinkan orang
di seluruh dunia terhubung satu sama lain. (Rusman, 2012: 306)
2. Pembelajaran adalah suatu sistem yang terdiri dari berbagai komponen yang
saling berhubungan satu dengan yang lain. (Rusman, 2012: 93)
3. PPKn adalah usaha untuk membekali peserta didik dengan
pengetahuan dan kemampuan dasar berkenan dengan hubungan warga
Negara serta pendidikan pendahulu bela Negara agar menjadi warga Negara
yang dapat diandalkan oleh bangsa dan Negara (UU No. 20 Tahun 2003).
4. Meningkatkan adalah menaikan (derajat, taraf, dsb); mempertinggi;
memperhebat (produksi dsb) atau mengangkat diri (KBBI, 2008: 1470).
5. Motivasi adalah keaadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang
mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna pencapaian suatu
tujuan (Djaali, 2014: 101).
6. Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat Latihan
dan pengalaman (Hamalik, 2009: 159).

6) Variabel Penelitian
Menurut Sanjaya (2013: 95) Variabel adalah segala faktor, kondisi,
situasi, perlakuan (treatment) dan semua Tindakan yang bisa dipakai untuk
memengaruhi hasil eksperimen. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel dan
beberapa indikator penelitian, kedua variabel tersebut adalah :
7

1. Variabel bebas (Independent variable) yaitu Penggunaan Internet dalam


Pembelajaran PPKn yang meliputi indikator-indikator sebagai berikut:
a. Sumber belajar
b. Media pembelajaran
c. Pencarian data dan informasi
2. Variabel terikat (dependent variable) yaitu Meningkatkan motivasi Belajar
siswa yang meliputi indikator-indikator sebagai berikut:
a. Keinginan dan Semangat belajar
b. Kebiasaan belajar
c. Keaktifan siswa dalam diskusi dan tanya jawab

7) Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1) Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mendapatkan jawaban atas masalah yang telah dirumuskan:
a. Untuk mengetahui pemanfaatan internet pada pembelajaran PPKn untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa di SMAN 1 Ciranjang.
b. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan internet pada
pembelajaran PPKn untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di SMAN 1
Ciranjang.
c. Untuk mengetahui dan mencari solusi terkait hambatan dan gangguan dalam
penggunaan internet pada pembelajaran PPKn untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa di SMAN 1 Ciranjang.

2) Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui, memperjelas dan mengkaji
lebih dalam tentang pengaruh penggunaan internet pada pembelajaran PPKn
untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di SMAN 1 Ciranjang.
a. Manfaat bagi kelembagaan
8

1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat diketahui pengaruh penggunaan


internet pada pembelajaran PPKn untuk meningkatkan motivasi belajar
siswa di SMAN 1 Ciranjang.
2) Memberi manfaat kepada sekolah dalam upaya peningkatan kualitas
Pendidikan dan kualitas akses internet di sekolah.
3) Memberi manfaat kepada sekolah, penelitian ini mempunyai kegunaan
untuk mengembangkan disiplin ilmu tentang internet sebagai media
belajar.
b. Manfaat bagi peneliti
1) Sebagai suatu pengalaman yang sangat berharga dalam melatih daya
kemampuan menyusun karya ilmiah, yang selanjutnya akan menjadi
bekal jika terjun dalam dunia Pendidikan.
2) Dapat memperoleh pengetahuan dan memperluas wawasan peneliti
mengenai pengaruh penggunaan internet pada pembelajaran PPKn
untuk meningkatkan motivasi belajar.
3) Peneliti sebagai calon guru PPKn berharap bisa menjadi seorang guru
PPKn yang mampu memperdayakan internet sebagai media
pembelajaran dengan baik dimasa yang akan datang.

8) Anggapan Dasar dan Hipotesis

1) Anggapan Dasar
Menurut Sanjaya (2013: 289) Anggapan Dasar adalah simpulan yang
kebenarannya mutlak, tidak perlu diuji lagi, sehingga Ketika orang membaca
anggapan dasar, maka tidak akan bertanya apa benar atau salah simpulan itu.
Sebagai titik tolak pemikiran dalam melakukan penelitian adalah harus adanya
asumsi atau anggapan dasar. Asumsi yang penulis kemukakan adalah sebagai
berikut:
9

a. Internet merupakan jaringan komputer yang berkembang pesat dari jutaan


Pendidikan yang berhubungan dengan jutaan Komputer dan penggunanya
banyak sekali. (O’Brien dalam Munir, 2015: 193).
b. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi
proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat,
serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik (Djamaluddin,
2019: 13).
c. PPKn merupakan pendidikan yang membina karakter bangsa, karenanya
dapat dipandang sebagai “Pendidikan Kebangsaan” dan “Pendidikan
Karakter”. PKn merupakan salah satu bidang kajian yang mengemban misi
nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia melalui koridor
“value-based education” (Hermawan, 2020: 151).
d. Motivasi Belajar merupakan kebutuhan untuk mengembangkan kemampuan
diri secara optimum, sehingga mampu berbuat lebih baik, berprestasi dan
kreatif (Maslow dalam Nashar, 2004: 42).

2) Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang sedang
diteliti dan harus diuji kebenarannya. Adapun hipotesis yang penulis ajukan
adalah sebagai berikut.
a. Jika penggunaan internet terus dilakukan, maka motivasi belajar siswa akan
meningkat.
b. Jika semakin meningkat motivasi belajar siswa pada pembelajaran PPKn,
maka akan meningkat prestasi belajar.
10

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


PT Asdi Mahasatya.
Arsyad, Azhar. (2013). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Badan Pusat Statistik. (2018). Penggunaan dan Pemanfaatan Teknologi Informasi dan
Komunikasi (P2TIK) Sektor Pendidikan 2018. BPS-Statistics Indonesia.
Badan Pusat Statistik. (2021). Penggunaan dan Pemanfaatan Teknologi Informasi dan
Komunikasi (P2TIK) Sektor Pendidikan 2021. BPS-Statistics Indonesia.
Djaali. (2014). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Djamaluddin, Ahdar. (2019). Belajar dan Pembelajaran: 4 Pilar Peningkatan
Kompetensi Pedagogis. Kota Parepare: CV Kaaffah Learning Center.
Hamalik, Oemar. (2009). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.
Jakarta: Sinar Grafika.
Hamalik, Oemar. (2015). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi aksara.
Hermawan, Iyep Candra. (2020). Dinamika Pendidikan Politik & Implementasinya
dalam Pembelajaran Pendidikan dan Kewarganegaraan. Cianjur: CV Mulya
Bookstore.
Kamus Besar Bahasa Indonesia
Kompri. (2015). Motivasi Pembelajaran Perspektif Guru dan Siswa. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Muhtadi, Ali. (2008). Studi Komparatif Sistem Pendidikan Di Jerman Dan Korea
Selatan. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta: Dinamika Pendidikan.
September 2008 | Hal (Vol. 15, Issue 1).
https://journal.uny.ac.id/index.php/dinamika-pendidikan/article/view/4031
Munadi, Yudhi. (2013). Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta:
Referensi GP Press Group.
Munir. (2015). Multimedia: Konsep & Aplikasi Dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Nashar. (2004). Peran Motivasi dan Kemampuan Awal dalam Kegiatan Pembelajaran.
Jakarta: Delia Press.
Rusman. (2012). Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer: Mengembangkan
Profesionalisme Guru Abad 21. Bandung: Alfabeta.
11

Sa’ud, Udin Syaefudin. (2015). Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta


Sanjaya, Wina. (2013). Penelitian Pendidikan: Jenis, Metode dan Prosedur. Jakarta:
Prenadamedia Group.
Sardiman, AM. (2019). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali
Pers.
Sugiono. (2019). Metode Penelitian Pendidikan: Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
Suryani, Nuknuk, dkk. (2018). Media Pembelajaran Inovatif dan Pengembangannya.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003.

Anda mungkin juga menyukai