Anda di halaman 1dari 9

Dampak Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi Terhadap Pendidikan

Impact of Information Technology Development and Communication on Education

Deni Rizky Supriatna


Program Studi Pendidikan Masyarakat
Universitas Siliwangi
Email : denirizky07@gmail.com
Abstrak
Teknologi informasi dan komunikasi adalah pengetahuan dan keterampilan yang digunakan
manusia dalam mengolah informasi atau pesan dengan tujuan untuk membantu memecahkan
permasalahan manusia agar tercapai tujuan komunikasi. Dalam pengertian lain teknologi
informasi dan komunikasi adalah tahapan penanganan informasi melalui proses yang
dipengaruhi oleh adanya teknologi. Teknologi informasi dan komunikasi yang berkembang
sangat cepat secara langsung berdampak pada manusia termasuk di dunia pendidikan.
Pendidikan saat ini memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi untuk
meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Perkembangan terknologi dan informasi
berperan pada perubahan pembelajaran di Indonesia. Dengan adanya pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi peserta didik mulai aktif dalam hal belajar sehingga menjadikan guru
atau tenaga pendidik hanya menjadi fasilitator. Tujuan pembuatan artikel ini adalah untuk
menambah pengetahuan tentang dampak perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
pada pelaksanaan pendidikan khususnya di Indonesia. Karena pemanfaatan teknologi, informasi,
dan komunikasi dapat mendorong kreativitas selama pembelajaran. Sehingga dapat dikatakan
bahwa pemanfaatan teknologi, informasi, dan komunikasi bermuara pada peningkatan kualitas
pendidikan di Indonesia.
Kata Kunci : Teknologi, Informasi, Komunikasi, Perkembangan, Pendidikan.
Latar Belakang
Saat ini perkembangan teknologi semakin pesat diiringi perkembangan sistem informasi
yang berbasis teknologi. Perkembangan sistem informasi ini memerlukan dukungan banyak
faktor untuk dapat mencapai tujuan yang dimaksud. Perkembangan tersebut tentu berdampak
pada segala bidang, seperti ekonomi, kesehatan, sosial dan pada bidang pendidikan. Pendidikan
dapat diartikan sebagai bimbingan secara sadar yang dilakukan oleh pendidik kepada peserta
didik dengan tujuan untuk perubahan sesuatu. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa
tujuan pendidikan dapat dicapai jika proses pembelajaran dilakukan secara efektif dan efesien
guna mencapai tujuan yang optimal.
Institusi pendidikan di Indonesia mulai berlomba memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi untuk pendidikan dengan membangun ekosistem teknologi. Hal tersebut terjadi atas
dasar usaha memenuhhi kebutuhan akan metode pembelajaran yang lebih efektif dan efisien.
Salah satu indikator tingginya kualitas yang memenuhi pembelajran yang efektif dan efisien
adalah adanya kesempatan dan ruang bagi peserta didik untuk mengembangkan potensi dan
bakat yang dimiliki dan dapat memenuhi kebutuhan emosial peserta didik. Selain itu dibutuhkan
pula keterlibatan peserta didik dalam mencari materi selama pembelajaran. Namun pada
kenyataanya suatu kegiatan pembelajaran selalu guru yang menjadi sumber tunggal dalam
belajar. Hal tersebut tentu berlawanan dengan proses belajar yang seharusnya diterapkan dalam
peningkatan kualitas pendidikan. Untuk mengatasi hal tersebut dibutuhkan solusi bersama yang
mendorong peserta didik lebih mampu aktif dalam pembelajaran.
Perubahan akan tuntutan adaptasi dengan perkembangan zaman menjadikan dunia
pendidikan memerlukan inovasi dan kreativitas dalam proses pembelajarannya. Pemerintah,
insititusi pendidikan, dan peserta didik harus mulai mengubah pola pikir terhadap pembelajaran
agar mampu beradaptasi dengan perkembangan. Pemikiran kritis harus mulai diajarkan sejak
kecil, tujuannya adalah untuk mengubah pola pikir yang awalnya hanya melakukan rutinitas
pembelajaran seperti biasa namun mulai dari saat ini harus memikirkan tentang apa
permasalahan yang akan datang dalam dunia pendidikan kelak. Hal tersebut tentu untuk
mengejar ketertinggalan Indonesia dalam perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
yang secara konteks sangat berdampak pada pendidikan.
Tujuan pembuatan artikel ini adalah untuk menambah pengetahuan tentang dampak
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi pada pelaksanaan pendidikan dan mengkaji
perkembangan yang terjadi yang diakibatkan oleh perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi pada dunia pendidikan khususnya di Indonesia.

Pembahasan
A. Pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam Pendidikan
Kemajuan ilmu dan teknologi informasi telah banyak mengubah cara pandang dan gaya
hidup masyarakat di Indonesia dalam menjalankan aktivitas dan kegiatannya. Dengan adanya
peran dari teknologi informasi dalam sistem pendidikan membawa era baru pada perkembangan
dunia pendidikan, tetapi perkembangan tersebut belum mengimbangi peningkatan sumber daya
manusia yang menentukan keberhasilan dunia pendidikan di Indonesia pada umumnya. Hal ini
disebabkan masih tertinggalnya sumber daya manusia untuk memanfaatkan teknologi informasi
dalam proses pendidikan tersebut.
Istilah teknologi informasi dan komunikasi mempuyai pengertian yang sama dengan
istilah Information and Communication Technology. Menurut Kamus Oxford (1995), teknologi
informasi adalah studi atau penggunaan peralatan elektronika, terutama komputer untuk
menyimpan, menganalisis, dan mendistribusikan informasi apa saja, termasuk kata-kata,
bilangan dan gambar. Dalam Kamus Bahasa Indonesia komunikasi diartikan sebagai pengiriman
dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud
dapat dipahami. Teknologi komunikasi dapat didefinisikan sebagai alat(media) yang digunakan
untuk melakukan penyampaian informasi kepada orang lain dengan efektif dan efisien. Dari
definisi teknologi informasi dan teknologi komunikasi pada bagian atas, kita dapat menyatakan
bahwa kedua definisi tersebut saling berkaitan. Dengan teknologi informasi lebih menekankan
pada proses pengolahan data (informasi), yang dapat berupa masukan data (melalui perangkat
keras), menyimpan (dalam CPU) dan menampilan data (print out) dengan menggunakan
perangkat elektronik seperti komputer. Sedangkan teknologi komunikasi lebih menekankan pada
penggunaan media (seperti komputer) dalam menyampaikan informasi, tentunya dengan
mengkomunikasi informasi tersebut secara efektif dan efisien.

Dalam dunia pendidikan teknologi informasi dan komunikasi adalah jembatan yang
membantu menghubungkan kebutuhan pembelajaran manusia terhadap perkembangan zaman.
Dapat diartikan bahwa sejak adanya teknologi informasi dan komunikasi pendidikan lebih cepat
berkembang karena harus menyesuaikan dengan informasi yang ada untuk membangun
komunikasi yang terhubung. Oleh karena itu peningkatan kinerja pendidikan di masa mendatang
diperlukan sistem informasi dan teknologi informasi yang tidak hanya berfungsi sebagai sarana
pendukung, tetapi sebagai senjata ampuh untuk mencapai keberhasilan dunia pendidikan
sehingga Indonesia mampu bersaing di pasar global.
Dapat disimpulkan bahwa kaitan antara pendidikan dengan teknologi informasi dan
komunikasi yaitu sebagai momen perkembangan teknologi ini hendaknya dapat dijadikan sebuah
solusi untuk memperbaiki pendidikan di Indonesia yang tertinggal jauh dibanding dengan
perkembangan di negara maju. Pemanfaatan teknologi dalam bidang pendidikan dapat dijadikan
sebagai alat untuk melakukan pemerataan dalam memberi kesempatan belajar dan meningkatkan
mutu pendidikan melalui penyediaan informasi lengkap tentang pendidikan. Selain itu,
komunikasi dapat dijadikan sebagai media untuk peningkatan kualitas pendidikan Pemanfaatan
media komunikasi seperti smartphone, komputer, surel dan yang lainnya tentu dapat
memberikan kemudahan komunikasi antara peserta didik dengan tenaga pendidik. Hal tersebut
memberikan kesempatan bagi guru untuk memberikan pelayanan yang bermutu pada peserta
didik. Begitupun dengan peserta didik dapat mengakses informasi yang lebih luas yang dapat
dijadikan sebagai sumber. Bukan terfokus pada informasi yang bersumber dari guru, tetapi guru
harus dijadikan sebagai teman berbagi pengetahuan.
B. Kualitas Pendidikan
Salah satu indikator pendidikan yang memiliki kualitas adalah adanya proses pembelajran
yang berkualitas. Pembelajaran berkualitas dapat dilihat dari efektifitas dan efesiensi dari proses
pembelajaran, salah satu cirinya adalah guru tidak lagi menjadi sumber yang memberikan materi
pembalajaran. Peserta didik yang aktif mencari sumber pembelajaran mempunyai peluang yang
tinggi sehingga dapat mencapi tujuan pembelajarannya. Selain dari itu, perubahan pola pikir
peserta didik terhadap kepentingan belajar juga menjadi salah satu indikator pendidikan tersebut
memiliki kualitas pendidikan yang bermutu tinggi.
Harus diakui bahwa pendidikan di Indonesia masih sangat memprihatinkan. Tertinggal
puluhan tahun dari negara yang memiliki pendidikan berkualitas. Menurut survey Political and
Economic Risk Cosultant (PERC), kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12
dari 12 negara di Asia. Indonesia memiliki daya saing yang rendah, hanya menduduki urutan ke-
37 dari 57 negara yang disurvey di dunia. Kualitas pendidikan Indonesia yang rendah juga
ditunjukkan data Balitbang (2003), bahwa dari 146.052 SD di Indonesia ternyata hanya 8
sekolah saja yang mendapatkan pengakuan dunia dalam kategori The Primary Years Program
(PYP). Dari 20.918 SMP di Indonesia juga hanya 8 sekolah yang mendapatkan pengakuan dunia
dalam kategori The Middle Years Program (MYP). Dan, dari 8.036 SMA ternyata hanya 7
sekolah saja yang mendapatkan pengakuan dunia dalam kategori The Diploma Program (DP)
Dari data tersebut Indonesia sangat jelas memiliki kualitas pendidikan yang rendah.
Meskipun begitu Indonesia adalah pasar terbaik untuk teknologi. Indonesia adalah salah satu
negara konsumen teknologi yang terbesar. Hal itu berbanding terbalik dengan pemanfaatan dari
teknologi yang berpengaruh dalam dunia pendidikan. Hal yang seharusnya terjadi adalah dengan
banyaknya pengguna teknologi di Indonesia tentu kualitas pendidikan juga akan mampu bersaing
dengan negara maju.
Setidaknya terdapat 2 (dua) indikator utama suatu pembelajaran disebut berkualitas, yaitu
proses dalam pembelajaran dan hasil pembelajaran. Pembelajaran yang berkualitas dimulai
dengan melakukan perubahan dan perbaikan terhadap proses pembelajran yang mengarahkan
terjadinya pembelajaran yang mandiri bagi peserta didik, bukanlagi pembelajaran yang terpusat
pada instruksi dari tenaga pendidik.
Setelah memperbaiki proses pembelajaran, barulah melakukan pembahasan mengenai
hasil pembelajaran. Untuk melihat berkualitas tidaknya suatu pembelajaran dapat dilihat dari
seberapa besar peserta didik dapat menikmati pembelajaran selain melihat ketercapaian tujuan-
tujuan belajar yang tercantum dalam kurikulum. Indikator ini tercermin dari sikap siswa yang
bergairah dan aktif dalam belajar. Bukan proses belajar yang muncul karena keterpaksaan namun
karena kenyamanan dalam belajar sehingga pembelajaran pun akan diikuti sepenuh hati.
C. Perkembangan Pemanfaatan Teknologi dan Informasi Dalam Dunia Pendidikan
Eric Ashby (dalam Miarso, 2004: 494) menyatakan bahwa teknologi komunikasi
menimbulkan revolusi yang keempat. Revolusi ini ditandai dengan berkembangnya berbagai
media elektronik yang dapat dimanfaatkan sebagai media belajar, seperti radio, telepon,
televise,ataupun komputer. Seperti yang diketahui bahwa dalam revolusi pertama terjadi
peralihan tempat belajar bagi masyarakat, yang awalnya belajar hanya di rumah dengan
mengandalkan orang tua sebagai pendidiknya beralih ke sekolah dengan guru sebagai tenaga
pendidiknya.
Berjalannya waktu, ditandai pesatnya perkembangan revolusi yang kedua terjadi ditandai
dengan adanya bahasa tulisan yang dijadikan sebagai saran dalam pembelajaran. Revolusi ketiga
ditandai dengan adanya alat percetakan, hal ini sebagai awal beredarnya buku-buku pelajaran
yang semakin meluas.
Dari 4 (empat) revolusi tersebut, menunjukan bahwa perkembangan teknologi informasi
dan komunikasi pasti akan selalu terjadi bahkan sekarang perubahan terjadi dalam hitungan
detik. Hal ini tentu harus dimanfaatkan dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Atas dasar itu, semua pihak
yang berkaitan dengan pendidikan harus memiliki keselarasan dalam proses peningkatan kualitas
pendidikan di Indonesia dan harus ditangani secara professional. Penanganan professional
menurut Miarso (Miarso, 2004) merupakan penanganan yang dilakukan oleh tenaga ahli yang
terdidik dan terlatih yang memiliki standar kinerja dengan kode etik tertentu, lembaga pembina ,
serta organisasi profesi yang jelas.
Dalam dunia pendidikan, teknologi informasi dan komunikasi dapat dimanfaatkan dalam
bentuk :
1. Sistem Informasi
Keberadaan sistem informasi dalam dunia pendidikan sangat membantu proses
pembelajaran. Sistem informasi memungkinkan terjadinya arus informasi yang cepat dan akurat,
baik dari pemerintahan ataupun dari sekolah ke tenaga pendidik dan peserta didik serta
sebaliknya. Hal ini menunjukan perkembangan teknologi mengefesiensikan waktu dalam proses
tukar informasi dalam bidang pendidikan.
Dalam perguruan tinggi, sistem informasi adalah hal wajib yang harus dimiliki. Selain
bertujuan memudahkan arus komunikasi melainkan menjadi indikator dari lembaga pendidikan
yang berkualitas, sehingga mampu menuju proses persaingan global. Setidaknya ada 11 macam
aplikasi yang saat ini sudah digunakan di perguruan tinggi diantaranya adalah : website
perguruan tinggi, e-learning, Online Journal System, surat informasi akademik, surat informasi
inventory, e-library, sistem informasi keuangan dan lain sebagainya. Aplikasi tersebut
dikembangkan merupakan upaya untuk memmberikan kemudahan bagi penyelenggaraan
pendidikan dan proses belajar yang muaranya adalah meningkatnya mutu dan kualitas
pendidikan.
2. Media Pembelajaran
Di Indonesia pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah, sudah lama
digunakan dan hasilnya adalah siswa merasa jenuh. Keadaan tersebut tidak mungkin untuk
dipaksakan karena akan menyebabkan suasana pembelajaran yang kurang nyaman serta dapat
menyebabkan peserta didik lebih pasif. Sehingga harus ada cara atau metode lain yang dapat
membuat peserta didik menikmati proses pembelajaran. Salah satunya adalah dengan penerapan
metode yang memanfaatkan komputer atau audio visual sebagai media pembelajaran. Platform
Youtube adalah salah satu contoh dari wadah untuk menerapkan metode ini dan dapat dinikmati
oleh publik.
Hal ini sejalan dengan yang disampaikan oleh Bobby DePorter (1999) bahwa informasi
diperoleh dari seseuatu yang dibaca, dilihat, didengar, dikatakan dan dari apa yang dilakukan.
Hasil penelitian DePorter menunjukan bahwa komputer memenuhi persyaratan sebagai media
pembelajaran yang efektif, karena komputer mampu menyediakan informasi yang berupa video,
audio, teks, grafis, dan animasi.
3. Pendidikan Life Skill
Pada dunia yang mengalami perubahan teknologi secara global, seluruh bidang pekerjaan
membutuhkan komputer. Sehingga kecakapan dalam mengoperasikan komputer menjadi salah
satu keahlian yang dibutuhkan dalam banyak bidang.
Pendidikan teknologi informasi dan komunikasi termasuk dalam salah satu bentuk
kompetensi yang dapat dikembangkan. Kecakapan seseorang dalam mengoperasikan komputer
baik menggunakan aplikasi maupun bahasa pemrograman merupakan kecakapan hidup yang
bersifat vokasional. Selain itu seseorang dapat menjadi pengemban (Developer) yang selalu
dibutuhkan oleh segala bidang dan bahkan untuk jangka waktu yang lama. Sementara
keterampilan menggali informasi pada internet, mengolah, dan memanfaatkannya merupakan
general life skill.

Kesimpulan
Teknologi informasi dan komunikasi adalah pengetahuan dan keterampilan yang
digunakan manusia dalam mengolah informasi atau pesan dengan tujuan untuk membantu
memecahkan permasalahan manusia agar tercapai tujuan komunikasi. Teknologi Informasi dan
Komunikasi harus dimanfaatkan dengan baik untuk membantu peningkatan kualitas pendidikan
di Indonesia untuk mengejar ketertinggalan kualitas pendidikan Indonesia. Salah satu indikator
pendidikan yang memiliki kualitas adalah adanya proses pembelajran yang berkualitas.
Pembelajaran berkualitas dapat dilihat dari efektifitas dan efesiensi dari proses pembelajaran,
salah satu cirinya adalah guru tidak lagi menjadi sumber yang memberikan materi pembalajaran.
Pembelajaran yang berkualitas dimulai dengan melakukan perubahan dan perbaikan terhadap
proses pembelajran yang mengarahkan terjadinya pembelajaran yang mandiri bagi peserta didik,
bukanlagi pembelajaran yang terpusat pada instruksi dari tenaga pendidik.
Setelah memperbaiki proses pembelajaran, barulah melakukan pembahasan mengenai
hasil pembelajaran. Untuk melihat berkualitas tidaknya suatu pembelajaran dapat dilihat dari
seberapa besar peserta didik dapat menikmati pembelajaran selain melihat ketercapaian tujuan-
tujuan belajar yang tercantum dalam kurikulum.
Dampak dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sangat terasa pada
dunia pendidikan oleh karena itu dengan cepatnya perkembangan harus menjadi akselerator
kualitas pendidikan khususnya di Indonesia. Dengan begitu pendidikan yang memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi diharapkan memiliki hasil untuk mampu bersaing secara
global dan memiliki kenyamanan belajar yang baik.
Daftar Pustaka
Sujarwo, Sujarwo. "Pendidikan Di Indonesia Memprihatinkan." Jurnal Ilmiah WUNY 15.1
(2013).
Bobby DePorter (1999). Quantum Learning. Jakarta: Kaifa.
Nina W. Syam (2004). Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Dunia Pendidikan.Bandung:
Universitas PendidikanIndonesia.
Jumaili, Salman. "Kepercayaan terhadap teknologi sistem informasi baru dalam evaluasi kinerja
individual." Solo: Simposium Nasional Akuntansi VIII (2005).
Cholik, Cecep. "PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNTUK
MENINGKATKAN PENDIDIKAN DI INDONESIA." Syntax Literate ; Jurnal Ilmiah
Indonesia [Online], 2.6 (2017): 21 - 30. Web. 21 Apr. 2021
Setiawan, Daryanto. "Dampak perkembangan teknologi informasi dan komunikasi terhadap
budaya." JURNAL SIMBOLIKA: Research and Learning in Communication Study 4.1 (2018):
62-72.
Budiman, Haris. "Peran teknologi informasi dan komunikasi dalam pendidikan." Al-Tadzkiyyah:
Jurnal Pendidikan Islam 8.1 (2017): 31-43.

Anda mungkin juga menyukai