Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL PENELITIAN TIK

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNTUK


MENINGKATKAN PENDIDIKAN DI INDONESIA

Oleh:
YERESHIMA BINWARNI MANURUNG
20081105049

ABSTRAK

Teknologi, informasi dan komunikasi yang berkembang begitu cepat secara  langsung
berdampak kompleks pada manusia termasuk di dunia pendidikan. Dunia  Pendidikan saat
ini turut mengambil bagian dalam memanfaatkan perkembangan  teknologi dan informasi
guna meningkatkan kualitas Pendidikan di Indonesia  khususnya. Sebagai upaya untuk
meningkatkan kualitas Pendidikan di Indonesia  sudah selayaknya jika dimulai dari
pembenahan proses pembelajaran. Hal itu  karena, pembelajaran merupakan faktor
penting dalam menentukan kualitas  pendidikan. Perkembangan teknologi dan informasi
berperan dalam perubahan  terhadap proses pembelajaran di Indonesia. Jika dahulu
sebagian besar  pembelajaran di Indonesia menggunakan metode ceramah dimana guru
menjadi  sumber belajar utama bagi siswa, maka dengan adanya pemanfaatan teknologi
dan  informasi, siswa diharapkan mulai aktif dalam hal belajar dan sehingga guru  hanya
berperan sebagi fasilitator saja. Tujuan penelitianiniadalah untuk  mengetahui bagaimana
pemanfaatan perkembangan teknologi dan informasi dalam  dunia pendidikan. Hasil
penelitian menunjukan bahwa ternyata perkembangan  teknologi, informasi dan
komunikasi dapat diintegrasikan dalam proses  pembelajaran. Pemanfaatan teknologi,
informasi dan komunikasi dapat mendorong  kreativitas siswa selama pembelajaran. Selain
sebagai media belajar, teknologi,  informasi dan komunikasi dapat menjadi alat dan media
dalam pendistribusian  materi ajar serta memberikan kemudahan dalam melakukan
komunikasi belajar.  Sehingga secara keseluruhan pemanfaatan teknologi, informasi dan 
komunikasibermuara pada peningkatan kualitaspendidikan di Indonesia. 

KATA KUNCI: teknologi,informasi,pendidikan dan pembelajaran


PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi daninformasi, khususnya yang terjadi di indonesia  terjadi


sangat dinamis. Perkembangan tersebut tentu saja berdampak pada segala  bidang, seperti
ekonomi, kesehatan, sosial dan tentunya pada bidang pendidikan. Dalam hal ini, Ahmad D.
Marimba mengartikan pendidikan sebagai bimbingan yang dilakukan  secara sadar oleh
pendidik kepada peserta didik yang bertujuan untuk membentuk  kepribadian secara jasmani
dan rohani. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan dapat dicapai jika
proses pembelajaran dilakukan secara efektif dan  efisien guna mencapai tujuan yang optimal. 

Salah satu indikator tingginya kualitas pembelajarandalam pendidikan adalah  adanya


kesempatan dan ruang bagi siswa untuk mengembangkan potensi dan bakat yan 
dimiliidandapatmemenuhi kebutuhan emosional pesertadidiknya. Selain itu, untuk 
menciptakan pembelajaran yang berkualitas juga harus dimulai dengan keterlibatan  siswa
dalam belajar dan mencari materi dalam pembelajaran. Namun dalam praktiknya,  suatu
pembelajaran selalu menjadikan guru sebagai sumber tunggal dalam belajar,  sehingga hal
tersebut secara tidak langsung akan membatasi sikap aktif siswa dalam  mencari materi suatu
pelajaran, karena siswa sudah terbiasa hanya menunggu materi  yang diberikan oleh gurunya.
Hal tersebut tentunya berlawanan dengan proses belajar  yang seharusnya diterapkan dalam
meningkatkan kualitas pendidikan. 

Untuk mengatasi hal tersebut, hendaknya pemerintah (lembaga pendidikan)  dapat


memberikan solusi sebagai upaya dalam melakukan pembenahan terhadap  masalah tersebut.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adaalah bangan teknologi dan  informasi baik dalam
penyelenggaraan pendidikan secara umum maupun sebagai media  pembelajaran di kelas.
Dengandemikian diharapkan proses pembelajaran yang  dilaksanakan semakin baik yang pada
akhirnya akan terjadi peningkatan mutu pendidikan di Indonesia.
 
Pemanfaatan teknologi dan informasi dalam pendidikan dapat dilakukan melalui:
penerapan media belajar Audio Visual Aid (AVA), penggunaan sistem komputer baik dalam
pembelajaran di kelas maupun dalam penyelenggaraan pendidikan secara umum serta
pemanfaatan jaringan internet yang dapat mendukung pelaksanaan Pendidikan dan
pembelajarn yang lebih efektif. 

Pemanfaatan tersebut nyatanya memberikan perubahan yang berdampak positif bagi


terhadap kemajuan pendidikan di Indonesia, sehingga jika hal tersebut dilakukan secara terus
menerus, besar kemungkinan Indonesia akan mampu bersaing di kancah Internasional dalam
bidang pendidikan. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik   untuk melakukan kajian secara
lebih mendalam tentang pemanfaatan teknologi dan informasi di Indonesia khususnya dalam
bidang pendidikan.
KAJIAN TEORI
A. Tinjauan Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan
1. Pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi
Teknologi informasi dan komunikasi dalam bahasa Inggris biasa disebut dengan istilah
information and communication technology (ICT). Secara umum teknologi informasi dan
komunikasi dapat diartikan sebagai semua teknologi yang berhubungan dengan pengambilan,
pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi (Jamal Ma’mur
Asmani, 2011: 99). Teknologi informasi dan komunikasi mencakup dua aspek perpaduan yang
tidak terpisahkan yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi informasi
meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi,
dan pengelolaan informasi. Sedangkan teknologi komunikasi berkaitan dengan penggunaan alat
bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat satu ke perangkat yang lainnya.
Ananta Sannai (Rusman, 2011: 88) mendefinisikan teknologi informasi dan komunikasi
(TIK) sebagai sebuah media atau alat bantu dalam memperoleh pengetahuan antara seseorang
kepada orang lain. Lebih lanjut lagi Kementerian Riset dan Teknologi menyebutkan bahwa
teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sebagai bagian dari ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK) yang secara umum adalah semua teknologi yang berhubungan dengan pengambilan,
pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi.

2. Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan

Teknologi informasi dan komunikasi pendidikan mengandung dua unsur yang saling
terkait yaitu teknologi informasi pendidikan dan teknologi komunikasi pendidikan. Nasution
(2011: 1-3) mengemukakan bahwa pada hakikatnya teknologi pendidikan adalah suatu
pendekatan yang sistematis dan kritis tentang pendidikan. Teknologi pendidikan memandang
soal mengajar dan belajar sebagai masalah atau problema yang harus dihadapi secara rasional
dan ilmiah. Teknologi pendidikan merupakan pengembangan, penerapan, dan penilaian sistem-
sistem, teknik dan alat bantu untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar manusia.
Dalam pengertian ini lebih diutamakan tentang proses belajar itu sendiri dibandingkan dengan
alat-alat yang dapat membantu proses belajarnya. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa
teknologi pendidikan itu mengenai software dan hardwarenya, software antara lain
menganalisis dan mendesain urutan atau langkah-langkah belajar berdasarkan tujuan yang
ingin dicapai dengan metode penyajian yang serasi serta penilaian keberhasilannya.

Menurut pendapat Yusufhadi Miarso (Sudarwan Danim, 1994: 8), mengemukakan bahwa
teknologi komunikasi pendidikan adalah sebuah spesifikasi dalam bidang teknologi pendidikan,
yaitu yang lebih banyak merupakan prinsip dan konsep ilmu komunikasi, serta lebih
memperhatikan penggunaan sumber belajar berupa media komunikasi masa dan elektronik.
Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa teknologi komunikasi pendidikan adalah
teknologi komunikasi untuk pendidikan. Teknologi komunikasi untuk pendidikan merupakan
penerapan praktis dari ilmu pengetahuan tentang tingkah laku, ilmu komunikasi, dan ilmu
manajemen. Pada dasarnya teknologi pendidikan banyak memanfaatkan jasa media teknologi
yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Teknologi komunikasi yang dimanfaatkan untuk tujuan-
tujuan pendidikan atau yang sengaja dirancang itu disebut teknologi komunikasi pendidikan.
B. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah merubah paradigma


pembelajaran di Indonesia yaitu dari pembelajaran tradisional menuju pembelajaran berbasis
teknologi informasi. Pengajar tidak lagi hanya berceramah di depan kelas sambil menulis di
papan tulis, kemudian peserta didik hanya duduk dan mencatatnya saja melainkan telah
mengarah pada pembelajaran yang mulai memanfaatkan perkembangan teknologi. Beberapa
hasil dari perkembangan teknologi yang digunakan sebagai media dalam pembelajaran
misalnya televisi, VCD / DVD, dan komputer. Menurut Muhammad Yaumi seperti yang dikutip
dalam Jamal Ma’mur Asmani (2011: 115-116) bahwa perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi telah membawa perubahan yang begitu besar bagi dunia pendidikan. Setidaknya
ada lima pergeseran dalam dunia pendidikan yaitu pergeseran dari pelatihan ke penampilan,
pergeseran dari ruang kelas ke ruang maya, pergeseran dari kertas ke online, pergeseran dari
fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja, dan pergeseran dari waktu siklus ke waktu nyata.

Untuk dapat memanfaatkan perkembangan teknologi yang ada dibutuhkan keterampilan


khusus yang harus dimiliki seorang guru. Menurut Jamal Ma’mur Asmani (2011: 112)
keterampilan dalam memanfaatkan teknologi informasi sama pentingnya dengan kemampuan
membaca, menulis, berhitung, merumuskan dan memecahkan masalah, mengelola sumber
daya, serta bekerja dalam kelompok.

Secara khusus menurut Jamal Ma’mur Asmani (2011: 135-136) pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi di dalam kelas khususnya sekolah dasar akan membawa dampak
sebagai berikut :

1) menyadarkan siswa akan potensi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang
terus berubah, sehingga siswa dapat termotivasi untuk mengevaluasi dan mempelajari
teknologi informasi dan komunikasi untuk belajar sepanjang hayat.

2) memotivasi kemampuan siswa untuk bisa beradaptasi dan mengantisipasi perkembangan


teknologi informasi dan komunikasi, sehingga siswa bisa melaksanakan dan menjalani aktivitas
kehidupan sehari-hari secara mandiri dan lebih percaya diri.

3) mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan teknologi informasi dan


komunikasi untuk mendukung kegiatan belajar, bekerja, dan berbagai aktivitas dalam
kehidupan sehari- hari.

4) mengembangkan kemampuan belajar berbasis teknologiinformasi dan komunikasi, sehingga


proses pembelajaran dapat lebih optimal, menarik, dan mendorong siswa terampil dalam
berkomunikasi, terampil mengorganisasi informasi, dan terbiasa bekerja sama.
5) mengembangkan kemampuan belajar mandiri, berinisiatif, inovatif, kreatif, dan
bertanggungjawab dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk pembelajaran,
bekerja, dan pemecahan masalah sehari-hari.

C. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi

Salah satu indikasi sekolah yang maju adalah unggul dalam bidang teknologi informasi dan
komunikasi (TIK). Jamal Ma’mur Asmani (2011: 185-201) mengemukakan ada enam indikator
kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di suatu sekolah yaitu :

a. Laboratorium komputer/ internet Dengan laboratorium yang dimiliki sekolah, peserta didik
secara kolektif dapat memanfaatkan kecanggihan internet dengan petunjuk bimbingan dari
guru untuk mengakses berbagai pengetahuan yang mereka inginkan.

b. Website/ situs sekolah Website sekolah berfungsi untuk mempromosikan sekolah dan
menjadi ajang diskusi serta adu gagasan dalam mengembangkan ide-ide yang kreatif.

c. Telepon Telepon berfungsi untuk melakukan kegiatan koordinasi, dan pengawasan terhadap
peserta didik agar bisa berjalan efektif dan efisien.

d. Kompetensi bahasa asing Kemampuan bahasa asing terutama bahasa Inggris menjadi sarana
utama untuk mendapatkan, mengolah, dan mendistribusikan informasi. Sejauh mana sekolah
mampu membekali anak didiknya dengan kemampuan bahasa asing akan sangat menentukan
kompetensi sekolah di level lokal, nasional, maupun internasional.

e. Menampilkan karya (di media massa, makalah, dan piranti multimedia),Karya adalah hasil
pekerjaan seseorang dari kompetensi yang dimilikinya. Melalui karya, seseorang akan dikenal
masyarakat luas. Oleh karena itu peserta didik perlu dilatih untuk menampilkan hasil karyanya
baik itu di media lokal sekolah,media massa, makalah, maupun multimedia.

f. Mampu memperbaiki kerusakan,Kerusakan dalam pengoperasian alat tidak jarang dijumpai,


oleh karena itu diperlukan keterampilan khusus dalam memperbaiki kerusakan tersebut.
Keterampilan dalam memperbaiki kerusakan pada peralatan dapat diperoleh dari pengalaman
langsung maupun dari kursus tertentu.

Selanjutnya secara lebih spesifik lagi, Made Wena (Jamal Ma’mur Asmani, 2011: 208)
menyatakan bahwa ada lima indikator penilaian yang dapat digunakan untuk menilai apakah
produk pembelajaran berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi telah memenuhi syarat
pembelajaran. Indikator-indikator tersebut antara lain sebagai berikut.

a. Tingkat kedalaman materi, yaitu sesuai atau tidaknya materi/isi pembelajaran yang disajikan
lewat media komputer dengan tuntutan kurikulum.
b. Urutan penyajian/ pengorganisasian isi pembelajaran.

c. Penggunaan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta didik.

d. Tabel, gambar/grafik/animasi sesuai dengan materipembelajaran dan dapat memotivasi


siswa.

e. Tampilan fisik secara keseluruhan baik dan menarik bagi peserta didik.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat diketahui bahwa untuk mengetahui kemajuan
teknologi informasi dan komunikasi di suatu sekolah dapat digunakan indikator yaitu adanya
laboratorium/internet, adanya situs sekolah, telepon, memiliki kompetensi bahasa asing, dan
menampilkan karya di media massa.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif, menurut Sugiyono  (2005)
metode deskriptif merupakan suatu metode penelitian yang digunakan untuk  menggambarkan
atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk  membuat kesimpulan
yang lebih luas. Peneliti menggunakan metode penelitian  kualitatif deskriptif mengingat data
yang dibutuhkan dalam penelitian ini berupa dokumen, catatan, dan data-data yang bersifat
kualitatif.  
Penelitian kualitatif berhubungan dengan pendapat, gagasan, ide atau  kepercayaan
terhadap objek yang akan diteliti, semua data yang dibutuhkan terbut bukanlah termasuk data
yang berbentuk angka. Penelitian ini bertujuan untuk  memperoleh pemahaman tentang
pemanfaatan perkembangan teknologi, informasi dan  komunikasi serta untuk menggambarkan
suatu realitas yang kompleks tentang  pendidikan di Indonesia yang membutuhkan peran
teknologi dan informasi untuk agar  dapat bertransformasi menjadi pendidikan yang mampu
bersaing dengan negara-negara 
maju lainnya.  
Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari hasil pengamatan (observasi)  penulis
terhadap permasalahan yang terjadi tentang di dunia pendidikan sedangkan  untuk data
sekunder diperolah dari buku, jurnal dan sumber lainnya yang berhubungan dengan materi
yang sedang dikaji. 

Metode Pengumpulan Data


Data ulasan sektor pendidikan yang disajikan dalam publikasi ini bersumber dari hasil
pencacahan Survei Penggunaan dan Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (P2TIK)
sektor pendidikan. Metode pemilihan sampel pada survei ini dilakukan secara sistematik dan
independen pada setiap jenjang pendidikan. Selanjutnya, pengumpulan data dari sampel
terpilih dilakukan melalui wawancara tatap muka antara pencacah dengan responden. Khusus
tahun 2018, sebanyak 773 sekolah dilakukan pendataan dengan cara e-form (mengirimkan
kuesioner via e-mail) kepada responden sekolah terpilih e-form di 34 provinsi. Petug etugas
lapangan tetap mengunjungi sekolah terpilih e-form untuk memastikan apakah sekolah
tersebut telah menerima, mengisi serta mengirimkan file kuesioner yang diisi dengan lengkap
ke alamat e-mail Subdit telah Statistik KTI.

Ruang Lingkup dan Cakupan

Pencacahan Survei P2TIK Sektor Pendidikan 2018 dilaksanakan oleh para petugas BPS baik BPS
Provinsi, maupun BPS Kabupaten/Kota. Survei tersebut dilaksanakan di ibukota provinsi dan
kabupaten/kota terdekat bersamaan dengan survei P2TIK Sektor Bisnis 2018. Pencacahan
dilakukan secara serentak di 34 provinsi di Indonesia, tepatnya di 129 kabupaten/kota yang
mencakup:Dalam sektor pendidikan ini data yang disajikan meliputi penetrasi penggunaan dan
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, khususnya terkait dengan ketersediaan
infrastruktur TIK, akses terhadap TIK, maupun penggunaan dan pemanfaatan TIK di sektor
pendidikan pada masing-masing jenjang pendidikan.

Penyajian data sekolah dalam bentuk tabulasi maupun grafik untuk menggambarkan frekuensi,
perbandingan, proporsi maupun perkembangan suatu indikator tertentu.

 RINGKASAN EKSEKUTIF

1. Survei Penggunaan dan Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi di sektor


pendidikan ini dilakukan terhadap 4.014 sekolah yang tersebar di 34 provinsi. Berdasarkan
jenjang pendidikan, SD dan sederajat sebanyak 64,55 persen, SMP dan sederajat sebanyak
19,22 persen, dan SMA dan sederajat sebanyak 16,23 persen.

2. Proporsi sekolah yang menggunakan radio dalam kegiatan belajar mengajar (ED.1), untuk
semua jenjang pendidikan sebesar 19,08 persen. Berdasarkan jenjang pendidikan, pada jenjang
pendidikan SMA dan sederajat penggunaan radio lebih besar yaitu 22,36 persen, diikuti SD dan
sederajat sebesar 18,48 persen, lalu SMP dan sederajat sebesar 18,30 persen. Berdasarkan
status sekolah, sekolah swasta lebih banyak yang menggunakan radio yaitu 22,24 persen
dibandingkan sekolah negeri hanya 17,44 persen.

3. Sekolah yang menggunakan televisi dalam kegiatan belajar mengajar (ED.2), untuk semua
jenjang pendidikan sebesar 21,32 persen. Berdasarkan jenjang pendidikan, pada jenjang
pendidikan SMA dan sederajat penggunaan televisi lebih besar yaitu 25,59 persen, diikuti SMP
dan sederajat sebesar 25,57 persen, lalu SD dan sederajat sebesar 18,97 persen Berdasarkan
status sekolah, sekolah swasta lebih banyak yang menggunakan televisi yaitu 27,20 persen
dibandingkan sekolah negeri hanya 18,27 persen, pada jenjang pendidikan SMA dan sederajat
lebih banyak di sekolah negeri (26,51 persen) dibanding swasta (25,27 persen), tetapi pada SMP
dan SD sederajat lebih banyak di sekolah swasta (SMP 26,70 persen, SD 29,84 persen)
dibanding sekolah negeri (SMP 24,02 persen, SD 16,77 persen).

4. Penggunakan telepon dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah (ED.3), untuk semua
jenjang pendidikan sebesar 46,01 persen. Berdasarkan jenjang pendidikan, pada jenjang
pendidikan SMA dan sederajat penggunaan telepon lebih besar yaitu 73,56 persen, diikuti SMP
dan sederajat sebesar 54,84 persen, lalu SD dan sederajat sebesar 36,45 persen. Berdasarkan
status sekolah, sekolah swasta lebih banyak yang menggunakan telepon yaitu 66,56 persen
dibandingkan sekolah negeri hanya 35,37 persen, pada semua jenjang pendidikan baik SMA,
SMP dan SD sederajat lebih banyak di sekolah swasta (SMA 75,26 persen, SMP 60,74 persen, SD
62,87 persen) dibanding sekolah negeri (SMA 68,63 persen; SMP 46,72 persen, SD 31,08
persen).

5. Rasio Siswa yang menggunakan komputer (ED.4), untuk semua jenjang pendidikan yaitu 1
komputer untuk 15 orang Berdasarkan jenjang pendidikan, pada jenjang pendidikan SMA dan
sederajat rasio penggunaan komputer lebih baik yaitu 1 komputer untuk 7 orang, diikuti SMP
dan sederajat yaitu yaitu 1 komputer untuk 12 orang, lalu SD dan sederajat yaitu 1 komputer
untuk 40 orang.

6. Sekolah yang memiliki akses internet sesuai dengan jenis koneksi internet (ED.5), semua
jenjang lebih memilih mengakses internet dengan jenis koneksi fixed broadband, lebih tepatnya
sebesar 62,41 persen. Jenis koneksi lainnya, yaitu koneksi fixed narrowband digunakan
sebanyak 9,90 persen. Sementara itu, yang menggunakan koneksi mobile broadband sebesar
34.85 persen dan yang menggunakan VSAT (satelit) sebesar 4,01 persen. Berdasarkan jenjang
pendidikan, pada jenjang pendidikan SMA dan sederajat, jenis koneksi fixed broadband sebesar
77,89 persen koneksi fixed narrowband digunakan sebanyak 13,39 persen, yang menggunakan
koneksi mobile broadband sebesar 18,83 persen dan yang menggunakan VSAT (satelit) sebesar
6,51 persen. Pada SMP dan sederajat jenis koneksi fixed broadband sebesar 66,92 persen,
koneksi fixed narrowband digunakan sebanyak 12.49 persen, yang menggunakan koneksi
mobile broadband sebesar 27.48 persen dan yang menggunakan VSAT (satelit) sebesar 5,38
persen. Pada SD dan sederajat jenis koneksi fixed broadband sebesar 55,73 persen, koneksi
fixed narrowband digunakan sebanyak 7,85 persen, yang menggunakan koneksi mobile
broadband sebesar 42,68 persen dan yang menggunakan VSAT (satelit) sebesar 2,71 persen..

7. Persentase siswa yang mengakses internet di sekolah (ED.6), untuk semua jenjang
pendidikan sebesar 71,65 persen. Berdasarkan jenjang pendidikan, pada jenjang pendidikan
SMA dan sederajat lebih besar yaitu 74,28 persen, diikuti SMP dan sederajat sebesar 68.92
persen, lalu SD dan sederajat sebesar 69,47 persen.

8. Guru yang mempunyai kualifikasi di bidang TIK (ED.8), untuk semua jenjang pendidikan
sebesar 10,10 persen. Berdasarkan jenjang pendidikan, pada jenjang pendidikan SMA dan
sederajat lebih besar yaitu 14,43 persen, diikuti SMP dan sederajat sebesar 11,33 persen, lalu
SD dan sederajat sebesar 6,90 persen. Berdasarkan status sekolah, sekolah swasta lebih banyak
guru yang mempunyai kualifikasi di bidang TIK yaitu 12,43 persen dibandingkan sekolah negeri
hanya 8,73 persen. Pada jenjang pendidikan SMA dan SMP sederajat lebih banyak di sekolah
negeri (SMA 14,46 persen dan SMP 21,29 persen) dibanding sekolah swasta (SMA 14,41 persen
dan SMP 8,95 persen), tetapi pada SD sederajat lebih banyak di sekolah swasta 12.81 persen
dibanding sekolah negeri 5,33 persen.

PEMBAHASAN

A. Kualitas Pendidikan 
Salah satu indicator daripenddidikanyang berkualitasadalahadanya proses  pembelajaran
yang berkualitas. Pembelajaran yang berkualitasdapat dilihat dari tingkat  efektifitas dari proses
pembelajaran, salahsatucirinyaadalahpembelajaran yang  dapatmemberikan fasilitas kepada
peserta didik untuk aktif dalam berinteraksi dengan  berbagai macam sumber belajar, bukan
hanya bergantung pada tenaga pendidik. Peserta  didik yang aktif dalam mencari sumber
belajar tentunya mempunyai peluang yang  tinggi sehingga siswa dapat mencapai tujuan dari
pembelajaran yang telah ditentukan  secara efektif, efisien dan tentunya menyenangkan. 

Setidaknya terdapat 2 (dua) indikator utama suatu pembelajaran disebut  berkualitas, yaitu
prosesdalam pembelajaran dan hasil pembelajaran. Pembelajaran yang berkualitas dimulai
dengan melakukan perbaikan-perbaikan terhadap proses  pembelajaran yang mengarahkan
terjadinya pembelajaran yang mandiri bagi peserta  didik, bukan lagi pembelajaran yang
terpusat pada instruksi daritenaga pendidik. 
Perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi yang terjadi sangat dinamis 
seharusnya dapat dimanfaatkan untuk melakukan perbaikan pada proses pembelajaran.  Salah
satu contonya adalah menerapkan AVA (Audio Visual Aid) sebagai salah satu  media
pembelajaran di kelas.Untuk menciptakan proses tersebut, yang paling penting  adalah
kesiapan ntuk menata lingkungan belajar yang memotivasi, menyenangkan dan  menggairahkan
bagi siswa. Hal inilah yang sering terabaikan dalam pengelolaan  Pendidikan saat ini. Sebagian
besar pengelola pembelajaran yang terfokus pada hasil  tanpa memperhatikan peserta didik. 
Setelah memperbaiki proses pembelajaran, barulah melakukan pembahasan  mengenai
hasil pembelajaran. Untuk melihat sebarapa berkualitasnya suatu suatu  pembelajaran dapat
dilihat dari seberapa besar peserta didik yang dapat menikmati  proses pembelajaran selain
melihat ketercapaian tujuan-tujuan belajar yang tercantum  dalam kurikulum. Indikator ini
dapat tercermin dari sikap siswa yang bergairah dan  aktif dalam belajar. Bukan proses belajar
yang yang muncul karena keterpaksaan  sehingga pembelajaran pun diikutinya dengan
setengah hati. 

B. Teknologi Informasi 
William & Sawyer (Abdul Kadir & Terra CH, 2003) mendefinisikan bahwa  teknologi
informasi merupakan teknologi yang menggabungkan komputer dengan jalur  komunikasi
kecepatan tinggi, yang membawa data, suara, dan video. Definisi tersebut  menggambarkan
bahwa pada dasarnya terdapat 2 komponen utama dalam teknologi  informasi, yaitu komputer
dan komunikasi. Informasi merupakan data dalam bentuk  tulisan, suara, maupun gambar yang
telahdiolahdandapatdisimpandenganbaik. 

Dari beberapadefinisi di atas,penulis menyimpulkan bahwa teknologi informasi adalah


ilmu tentang tata acara mengelolah sebuah informasi sehingga informasi tersebut  dapat dicari
dengan mudah. Dalam hal ini, komputer dijadikan sebagai alat untuk  mengelola informasi
tersebut dengan teknologi komunikasi digunakan sebagai alat  penyampaiannya.

Kaitannya dengan Pendidikan sebagaimana yang telah penulis uraikan di  pendahuluan,
bahwa momen perkembangan teknologi ini hendaknya dapat dijadikan  sebuah solusi untuk
memperbaiki pendidikan di Indonesia yang tertinggal cukup jauh  dibanding dengan
perkembanga pendidikan yang ada di negara maju. Pemanfaatan  teknologi dalam bidang
pendidikan dapat dijadikan sebagi alat untuk melakukan  pemerataan dalam memberikan
kesempatan belajar dan meningkatkan mutu pendidikan  melalui penyediaan informasi lengkap
tentang Pendidikan. 
Selain itu, komunikasi dapat dijadikan sebagai media untuk meningkatkan mutu 
Pendidikan. Pemanfaatan media komunikasi seperti hanphone, computer, email atau lain
sebagainya  tentunya dapat memberikan kemudahan dalam komunikasi antara peserta didik
dengan tenaga pendidik. Hal tersebut memberikan kesempatan yang lebih luas bagi guru
dalam  memberikan layanan kepada siswa. Begitupun dengan siswa yang dapat mengakses 
informasi yang lebih luas lagi dari berbagai sumber. Bukan lagi terfokus pada informasi  yang
diberikan oleh guru saat pembelajaran di kelas. 

C. Pemanfaatan Teknologi danInformasi Dalam Dunia Pendidikan

Kaitannya dalam bidang pendidikan, Eric Ashby (dalam Miarso, 2004: 494)  menyatakan
bahwa teknologi komunikasi telah menimbulkan revolusi yang keempat.  Revolusi ini ditandai
dengan berkembangnya media elektonik yang dapat dimanfaatkan  sebagai media belajar,
seperti radio, telepon, televise atau pun komputer. Seperti yang  diketahui bahwa dalam
revolusi pertama terjadi peralihan tempat belajar bagi  masyarakat, yang awalnya tempat
belajar hanya di rumah dengan hanya mengandalkan  orang tua sebagai pendidiknya beralih ke
sekolah-sekolah dengan guru sebagai tenaga  pendidiknya.  

Berjalannya waktu, yang ditandai dengan adanya perkembangan-perkembangan  muncul


revolusi yang kedua yaitu adanya Bahasa tulisan yang dapat dijadikan sebagai sarana dalam
pembelajaran. Kemudian revolusi ketiga yang ditandai dengan  ditemukannya alat percetakan,
hal ini sebagai awal beredarnya buku-buku pelajaran  yang semakin meluas. 

Dari 4 (empat) revolusi tersebut, seakan menunjukan bahwa perkembangan  teknologi


dan informasi pastiakan terus terjadi. Hal ini tentunya dimanfaatkan untuk meningkatkan
kualitas pendidikan di Indonesia, sebagaimana negara-negara maju  lainnya yang telah lebih
dulu memanfaatkan teknologi, komunikasi dan informasi untuk  peningkatan kualitas
Pendidikan. Atas dasar itulah sudah selayaknya pemerintah,  lembaga-lembaga pendidikan
khususnya agar dapat memberikan perhatian khusus  berupa penanganan secara professional
agar pemanfaatan teknologi dalam bidang  Pendidikan dapat dimanfatatkan lebih optimal lagi.
Penanganan professional menurut  Miarso (Miarso, 2004) merupakan penanganan yang
dilakukan oleh tenaga- tenaga ahli  yang terdidik dan terlatih yang memiliki standar kinerja
dengan kode etik tertentu,  lembaga pembina, serta organisasi profesi yang jelas. 
Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan teknologi  informasi
dalam proses Pendidikan seperti: (1) membuat dan merancang sebuah aplikasi  yang dapat
menyimpan seluruh database seluruh informasi yang ada di sekolah seperti  system penilaian,
kurikulum, manajemen Pendidikan atau pun materi Pendidikan; (2)  pemanfaatan TV edukasi
sebagai materi pengayaan dalam menunjang proses  pembelajaran atau penggunaan audio
visual sebagai salah satumetode pebelajaran yang  menyenangkan; (3) pemanfaatan media
internet dan media komunikasi jarak jauh  lainnya (seperti: WA, telephone, facebook, email dll)
untuk berbagi informasi yang  berkaitan dengan pendidikan sehingga untuk berinteraksi anata
guru dan siswa tidak  lagi harus bertatap muka; (5) terakhir adalah pemanfaatan komputer
sebagai sebagai alat  pendukung Pendidikan lainnya. 

Dalam bidang pendidikan, teknologi dan informasi dapat dimanfaatkan dalam bentuk: 
1. Sistem Informasi (SIM) 
Keberadaan SIM dalam dunia Pendidikan, khusunya di sekolah dan perguruan  tinggi
dirasakan sangat membantu dalam proses pembelajaran. SIM yang ada di  lembaga-lembaga
pendidikan sangatlah membantu dalam proses-proses pembelajaran.  SIM memungkinkan
terjadinya arus informasi yang cepat dan akurat, baik dari dinas  Pendidikan ke sekolah ataupun
dari sekolah ke tenaga pendidik dan peserta didik serta  sebaliknya. Ini berarti perkembangan
teknologi dan mengefisiensikan waktu dalam  proses tukar informasi dalam bidang Pendidikan. 

Selain itu system informasi akademik berbasis website yang ada di lembaga  Pendidikan
dirasakan sangat membantu setiap orang yang menginginkan informasi  terkait dengan sekolah
tersebut. Khususnya bagi orang tua yang ingin mengetahui perkembangan tempat (sekolah)
dimana anaknya belajar, dan perkembangan anak di  sekolah tersebut. Keberadaan website
yang interaktif di sekolah dapat membantu  masyarakat luas untuk mengetahui seputar
informasi yang adadi sekolah tersebut seperti  visi misi sekolah, informasi kurikulum dan tenaga
pengajar hingga informasi  administrasi. Informasi sekolah yang mudah diketahui oleh oleh
masyarakat ini yang  kemudia memberikan dampak positif berupa meningkatnya minat
masyarakat terhadap  lembaga tersebut. 
Selain itu, bagi masyarakat yang sudah berminat untuk mendaftar ke lembaga  tersebut
tidak harus bersusah payah datang langsung untuk mencari informasi, karena  seluruh
informasi sudah dapat diakses melalui website. 
Dalam perguruan tinggi, SIM dapat dikatakan sebagai hal wajib yang harus  dimiliki. Ini
bukan saja untuk memudahkan arus komunikasi melainkan menjadi  indicator dari lembaga
Pendidikan yang berkualitas. Setidaknya ada 11 macam aplikasi  yang saat ini sudah digunakan
di perguruan tinggi diantaranya adalah: Website  Perguruan Tinggi, e-learning, OJS (online
journal system), SIM Akademik, SIM  Inventory, e-library, SIM Keuangan, dan lain sebagainya. 
Aplikasi-aplikasi yang dikembangkan tersebut merupakan upaya untuk  memberikan
kemudahan bagi penyelenggaraan Pendidikan dan proses belajar yang  muaranya adalah
meningkatnya mutu dan kualitas Pendidikan. 

2. Media Pembelajaran 
Prestasi belajar siswa erat kaitannya dengan proses belajar yang dilakukan.  Tingginya
prestasi siswa di sekolah sangat dimungkinkan dengan adanya proses  pembelajaran yang
ditunjang dengan fasilitas belajar yang memadai.  
Di Indonesia sendiri pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah, sudah  lama
digunakan dan hasilnya adalah siswa merasa jenuh. Keadaan tersebut tidak mungkin untuk
terus dipaksakan, karena kondisi siswa yang tidak menikmati proses  belajar akansusah dalam
menyerap pengetahuan (pelajaran) yangdisampaikan oleh guru.  Sehingga harus ad acara atau
metode lain yang sekiranya dapat membuat siswa  menikmati proses bekajar, salah satunya
dengan penerapan metodebelajar yang berbeda,  yakni penerapan computer atau audio visual
sebagai media pembelajaran. 

Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Bobby DePorter (1999)  bahwa informasi
diperoleh dari sesuatu yang dibaca, dilihat, didengar, dikatakan dan  dari apa yang
dilakukan.Hasil penelitian DePorter menunjukan bahwa komputer  memenuhi persyaratan
sebagai media pembelajaran yang efektif, karena komputer  mampu menyediakan informasi
yang berupa video, audio, teks, grafik, dan animasi,  selain itu komputer mendorong
penggunanya untuk melibatkan ketrampilan kinestetik. 
Menggunakan teknologi informasi dalam pembelajaran,dapat dilakukan melalui 
pemanfaatan internet yang digunakan pada proses belajar (e-learning) ataupun  penggunaan
computer sebagai media interaktif. Dengan demikian diharapkan  penggunaan media
pemebelajaranini dapat merangsang pikiran, serta perhatian peserta  didik sedemikian rupa
sehingga proses pembelajaran dapat terjadisecara optimal. Selain  itu, proses
pembelajarantentunya akan lebih efektif karena penggunaan media pembelajaran memberikan
kemudahan dalam proses komunikasi yang  dilakukan guru dengan peserta didiknya, seperti
hambatan fisiologis, psikologis, kultural,  dan lingkungan.
 
Dalam pembelajaran, secara umum terdapat 3 (tiga) kategori pemanfaatan  teknologi
informasi dalam pembelajaran, yaitu: 

a. Sebagai alat dalam penyampaian materi belajar,diantaranya adalah dengan menggunakan


perangkat computer, sounddaninfocus yang  dapat mempermudah peserta didik dalam
memperolehmateri yang disampaikan  oleh guru. Saat ini sudah sebagian besar sekolah telah
memanfaatkan computer dan  teknologi lainnya sebagai media dalam menyampaikan materi
ajar, khususnya pada  tingkat perguruan tinggi. Selain dijadikan sebagai alat (media) belajar,
peserta didik  juga diajarkan untuk mengoperasikan computer dan aplikasi pendukung
lainnya.  
b. Selain digunakan sebagai media belajar, perkembangan teknologi, informasi dan  komunikasi
juga dimanfaatkan sebagai alat untuk mendistribusikan  (menyampaikan) materi ajar dengan
menggunakan fasilitas internet, baik dalam  bentuk webpage ataupun melalui aplikasi lainnya
yang dapat memudahkan siswa  untuk memperoleh materi yang disampaikan tersebut.  
c. Perkembangan media komunikasi berbasis online juga memberikan kemudahan  antara tenaga
pendidik dan peserta didik dalam berkomunikasi. Sehingga untuk  melakukan komunikasi
seputar pembelajaran, peserta didik tidak lagi dituntut untuk  bertatap muka secara langsung
karena sudah dapat dilakukan dengan media tersebut  (seperti, wa, sms, facebook, dan lain
sebagainya).

3. Pendidikan Life Skill 


Pada dunia yang mengalami perubahan teknologi secara global ini, hamper  seluruh
bidang pekerjaan membutuhkan komputer. Sehingga kecakapan dalam  mengoperasikan
computer menjadi suatu keahlian yang banyak dibutuhkan dalam  banyak bidang. Melihat
perkembangat tersebut, kemudian banyak pihak mulai  menawarkan lembaga kursus
Pendidikan life skill dalam bidang teknologi informasi. 
Pendidikan teknologi informasi termasuk dalam salah satu bentuk kompetensi  (skill)
yang dapat dikembangkan. Kecakapan seseorang dalam mengoperasikan komputer  baik
menggunakanaplikasi maupun bahasa pemrograman lainnyamerupakan kecakapan  hidup yang
bersifat vokasional. Sementara ketrampilan menggali informasi internet  pada internet,
mengolah dan memanfaatkannya merupakan general life skill. 

KESIMPULAN
Teknologi, informasi dan komunikasi saat ini berkembang dengan sangat cepat. 
Perkembangan yang terjadi ternyata berdampak pada segala bidang seperti ekonomi, 
kesehatan, agama dan tentunya dalam bidang Pendidikan. Dalam bidang pendidikan, 
perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi ini mempunyai peran penting  khususnya
dalam meningkatkan kualitas Pendidikan dan pembelajaran di Indonesia. 
Ketertinggalan pendidikan yang terjadi di Indonesia salah satunya disebabkan  karena
proses pembelajaran di Indonesia yang masih menggunakan pola-pola lama,  yaitu peserta didik
duduk dalam kelas dan mendengarkan materi yang disampaikan oleh  guru. Proses belajar yang
demikian ternyata membuat peserta didik menjadi jenuh  sehingga proses pembelajaran yang
berlangsung menjadi tidak optimal. Proses yang  pembelajaran yang tidak optimal tentunya
akan berakibat pada kualitas Pendidikan yang  kurang berkualitas. 
Perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi memberikan warna baru  dalam
dunia pendidikan. Teknologi, informasi dan komunikasi dikembangkan dan  dimanfaatkan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran dan Pendidikan di Indonesia  melalui beberapa cara
seperti: menjadikan teknologi, informasi dan komunikasi sebagai  media penyampaian materi
pembelajaran, sebagai alat pendistribusian bahan ajar  dengan memanfaatkan jaringan internet
(website) dan Pendidikan life skill.

DAFTAR PUSTAKA

Bobby DePorter (1999). Quantum Learning. Jakarta: Kaifa. 

Conny R. Semiawan. 1999. Perkembangan dan Belajar Peserta Didik.Depdikbud 

Departemen Pendidikan Nasional, 2003. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003,  Tentang


Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Depdiknas. 

Nina W. Syam (2004). Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Dunia  Pendidikan.Bandung:
Universitas PendidikanIndonesia. 

Sugiyono. (2005). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. 

Yusufhadi Miarso. (2004). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada  Media.

Badan Pusat Statistik (2014), Pedoman Pencacah dan Pengawas/Pemeriksa Survei

Perusahaan Informasi dan Komunikasi 2014, Direktorat Statistik Keuangan, Teknologi Informasi
dan Pariwisata, BPS. Kementerian Komunikasi dan Informatika (2012), Indikator TIK Indonesia
2011,

Kemenkominfo.

Kurbalija, Jovan (2011), Sebuah Pengantar Tentang Tata Kelola Internet. Jakarta: APJII.
Partnership on Measuring ICT for Development Core ICT Indicators, 2010.

Geneva: ITU.

United Nations Educational, Scientific Cultural Organization (2009), Guide to Measuring


Information and 2010. Quebec: UNESCO d Communication Technologies (ICT) in Education,
institute for Statistics.

Anda mungkin juga menyukai