ALFANDI
210024301015
TEKNOLOGI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2022
DAFTAR ISI
SAMPUL
DAFTAR ISI i
DAFTAR GAMBAR ii
DAFTAR TABEL iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 9
C. Tujuan Penelitian 9
D. Manfaat Penelitian 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR 11
A. Tinjauan Pustaka 11
1. Pengembangan Media Pembelajaran 11
2. Film Sebagai Media Pembelajaran 17
3. Pencak Silat 19
B. Kerangka Pikir 21
BAB III METODE PENELITIAN 24
A. Jenis Dan Desain Penelitian 24
B. Prosedur Penelitian 25
C. Spesifikasi Produk 27
D. Lokasi, Waktu, Subjek Penelitian 28
E. Definisi Operasional 28
F. Jenis Data 28
G. Teknik Pengumpulan Data 29
H. Instrumen Pengumpulan Data 31
I. Analisis Data 32
DAFTAR PUSTAKA 35
i
DAFTAR GAMBAR
ii
DAFTAR TABEL
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan abad 21 ditandai dengan adanya era revolusi industri 4.0 yang
teknologi dan perkembangan peradaban manusia, hal ini merupakan salah satu
Pendidikan bangsa.
Salah satu pengaruh besar Iptek dalam bidang pendidikan yaitu munculnya
terobosan baru yang memanfaatkan jaringan komputer dan internet dalam proses
pembelajaran. Dengan adanya dukungan koneksi internet peserta didik pun dapat
belajar dengan sistem daring yang bisa belajar kapan saja, dimana saja dan dalam
menjadi salah satu bagian yang tidak dapat dipisahkan. Sekolah harus menyiapkan
para siswa dalam menghadapi perkembangan yang sangat cepat dan berusaha
1
2
Indonesia juga masih menjunjung tinggi Pendidikan karakter bagi generasi muda.
Standar Pendidikan mulai dari Pendidikan anak usia dini hingga Perguruan Tinggi
20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menjelaskan bahwa fungsi dan
bahwa:
Pendidikan dan tak hanya dampak positif, dampak negatif juga dapat muncul
era digital, dari cyberbullying hingga pelanggaran hak cipta. Pendidikan karakter
telah menjadi fokus dunia pendidikan secara formal maupun informal (Triyanto,
2020).
pembelajaran yang akan disampaikan serta karakteristik peserta didik atau sasaran
menyiapkan media yang bertujuan untuk mencapai apa yang diharapkan dalam
kurikulum saat pembelajaran, media harus dapat memotivasi siswa dalam belajar,
dan peserta didik tidak hanya sebatas tatap muka, namun dapat pula dilakukan
dengan bantuan media-media yang ada (Jamun, 2018). Ada beberapa jenis media
4
pembelajaran mulai dari media visual, media audio sampai dengan media audio
peserta didik butuh media visual atas materi yang disampaikan sebagai gambaran
jelas dari materi tersebut, maka, menggunakan media audio visual dapat
menarik. Media visual tidak hanya sebatas gambaran visual saja, namun bisa
nyata kepada siswa tanpa harus terjun ke lapangan untuk mengamati suatu
Film yang juga merupakan media audio visual dan sebagai media
(Hakim, et al. 2020, h. 70) menjelaskan bahwa “film merupakan alat komunikasi
yang sangat membantu proses pembelajaran efektif. Hal yang dilihat oleh mata
dan terdengar oleh telinga, lebih cepat dan lebih mudah diingat dari pada apa yang
salah satu media yang dapat digunakan dalam penyampaian pesan pembelajaran
Media film pendek juga merupakan salah satu media pembelajaran yang
bahkan menceritakan kembali tentang suatu pengalaman. secara teknis, suatu film
termasuk ke dalam kategori film pendek jika durasinya berada di bawah 60 menit.
selain lebih efisien waktu karena jam pembelajaran yang terbatas, tetapi juga akan
memotivasi, dan juga menambah daya ingat siswa terhadap materi yang
disampaikan pada proses pembelajaran. Dengan bahan ajar yang terus bersifat
konvensional, maka mutu pembelajaran akan menjadi rendah dan tidak ada
h. 19). Menurut Sabri (Arifiyanto, 2015, h. 15) ada delapan manfaat penggunaan
yang dapat digunaan oleh guru sebagai pendidik. Dengan adanya media audio
visual berbasis film pendek ini guru dapat terbantu pada saat menyampaikan
kegiatan belajar mengajar menjadi lebih hidup karena dalam penerapannya siswa
6
akan dibawa untuk mengamati secara langsung terkait suatu peristiwa atau
fenomena yang dipelajari tanpa harus merasakan atau melihat secara langsung
kejadian tersebut.
didekati melalui budaya, karakter bangsa, dan pendidikan. Pencak silat sebagai
masyarakat Indonesia.
dengan baik di Indonesia yang merupakan salah satu bentuk seni bela diri khas
bangsa Indonesia. Pencak silat saat ini menjadi salah satu kegiatan ekstrakukikuler
di sekolah dan juga menjadi salah satu pelajaran dalam Mata Pelajaran Pendidikan
Jasmani dan Kesehatan. Tujuan ideal pendidikan melalui olahraga pencak silat
juga bersifat menyeluruh sebab bukan hanya mencakup aspek fisik saja, tetapi
juga aspek lainya yang mengandung aspek moral, sosial dan emosional.
Silat. Siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakulikuler pencak silat ini didasari oleh
motivasi dan motivasi yang dimiliki oleh siswa berbeda-beda. Pihak sekolah
7
menjadikan pencak silat sebagai ekstrakulikuler sekolah sebagai salah satu upaya
olahraga yang cukup banyak diminati siswa. Namun dalam pembelajaran dan
pembelajaran jurus-jurus dalam olahraga bela diri pencak silat sedangkan pencak
sekolah untuk melestarikan budaya tradisional bangsa dan pelatihan moral dan
mental, maka perlunya materi atau informasi yang lebih bagi siswa.
Film sebagai teks budaya yang kaya, berisi berbagai tema dan elemen yang
menjadikan film dapat digunakan sebagai alat pengajaran yang menarik di tingkat
atau bidang apa pun studi (Perry, 2018). Berdasarkan beberapa hasil empiris
menjadi salah satu media pembelajaran yang menarik karena film merupakan
media audio visual yang bercerita, film mampu meningkatkan emosi dan menjadi
dasar dalam penyampaian konsep (Blasco, et al. 2015). Film sebagai kunci untuk
sebagai refleksi belajar tentang diri kita sendiri (Kusumawardani, et al. 2022).
Film mengajarkan siswa untuk selalu berpikir kritis, memahami berbagai sudut
pandang melalui karakter yang muncul (Gomez & Garcia, 2020). Namun,
diberikan dan tingkat kelas, usia, tujuan yang ingin dicapai, serta kegiatan
8
Larisu, R., Irwansyah, & Djuhardi, (2022) dalam jurnalnya menyatakan bahwa
kini proses pendidikan dapat dilihat secara lebih luas, terutama penggunaan media
hiburan seperti film. Menggunakan film sebagai media alternatif dalam proses
beberapa penelitian, seperti ini dan jurnal, ada fitur sinema yang berguna dalam
pemanfaatan film dokumenter sebagai sumber belajar, dan film sebagai inisiatif
media pembelajaran juga dilakukan oleh Hidayat, Mathoriyah, & Ashoumi (2022)
bahwa bahwa film yang dikembangkan efektif untuk digunakan sebagai media
Film sebagai media yang saat ini benyak diteliti menjadikan banyaknya
inovasi dalam penggunaan media pembelajaran. Seperti halnya film pendek yang
9
dikemas dengan baik dan memberi pesan moral yang baik akan merubah pola
berfikir penonton untuk menjadi pribadi yang baik. Film menjadi salah satu media
yang menjadi influencer dalam merubah sikap dari penontonnya. Karena dengan
kemasan film yang menarik dengan editing yang menakjubkan, akan menjadi
daya tarik dan menjadi sebuah memori yang membekas pada otak.
Penelitian lainnya juga terkait penggunaan film pendek oleh Hartino, et al.
menghasilkan sesuatu yang baik menyatakan bahwa Konsep Film Pendek Film
pendek merupakan karya seni yang dibuat dengan maksud sebagai sarana hiburan
serta mengandunng pesan moral sebagai pembentuk karakter bagi penonton. Film
sebagai media audio visual menjadi media yang lagi fenomena di kalangan muda
maupun dewasa. Sebagai media visual, film memiliki nilai tambah tersendiri
sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran bahasa. Melalui media film,
pembelajar berada pada posisi suasana belajar yang menyenangkan. Selain itu,
motivasi siswa agar tertarik belajar bahasa Jerman. Adanya film pendek ini
makna yang akan disampaikan kepada penonton namun dalam waktu yang
singkat.
memberi respons positif yang mengatakan bahwa dirinya selama ini berada
dijalan yang tidak baik dan setelah menoton film ini akan berusaha menjadi
seseorang yang berkeperibadian yang baik. Nilai pendidikan moral tersebut sangat
10
berkaitan erat dengan nilai keagamaan yang dapat meningkatkan moral peserta
didik yang melihat tayangan tersebut. Dengan media film pendek membantu
masyarakat untuk memahami materi yang diajarkan, nilai atau sesuatu yang
positif dan bermanfaat disampaikan pengirim kepada penerima dan pesan untuk
untuk masuk dalam ingatan. Hal ini dikarenakan dalam penyampaian pesan film
tersebut terdapat visualisasi berupa contoh yang berkaitan dengan moral, sehingga
Olahraga Dan Kesehatan oleh Nugrahensy & Mariono (2021) menyatakan bahwa
adanya mata pelajaran ini, siswa dapat melakukan berbagai aktivitas fisik,
pengetahuan dan penalaran serta pembiasaan terkait dengan pola hidup yang
sehat. Namun melihat karakteristik siswa SMK yang lebih menyukai praktek atau
kegiatan di luar kelas, tentu saja pemaparan materi seperti ini cenderung membuat
siswa bosan karena siswa hanya dapat membayangkan penjelasan dari guru tanpa
dikembangkan adalah media audiovisual berupa film pendek untuk mata pelajaran
PJOK pokok materi. Media yang digunakan ini dapat membantu guru dan siswa
dalam proses pembelajaran. Materi yang cukup kompleks, dapat dikemas dengan
tampilan lebih padat agar dapat dijadikan alat untuk menarik perhatian siswa
11
dalam pembelajaran serta meminimalisir siswa yang pasif. Dalam penelitian ini,
ketika pembelajaran akan di mulai, guru akan menampilkan media film pendek
terkait dengan materi. Siswa sebagai sasaran penelitian tidak hanya berperan
untuk menyimak tayangan film pendek, namun siswa juga dituntut untuk
menggali lebih dalam terkait dengan cerita yang ditampilkan. Seperti menemukan
dan memahami unsur dramatik yang ada dalam film pendek, menemukan pesan
yang dapat di ambil dari film pendek tersebut. Setelah itu, siswa diberikan
stimulus untuk menyampaikan apa yang dia dapatkan setelah menyimak tayangan
film pendek di depan kelas untuk memancing siswa agar tetap aktif dalam
Berdasarkan pemaparan landasan penilitian di atas, maka dalam hal ini akan
B. Rumusan Masalah
Sungguminasa?
C. Tujuan Penelitian
Sungguminasa
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
interaktif.
13
A. Tinjauan Pustaka
merupakan perantara penyampaian pesan dengan lebih menarik dan mudah, serta
(AECT) (Fikri & Madona, 2018) secara etimologi, kata “media” merupakan
bentuk jamak dari “medium”, yang berasal dan Bahasa Latin “medius” yang
berarti ‘tengah’. Dalam Bahasa Indonesia, kata “medium” dapat diartikan sebagai
‘antara’ atau ‘sedang’ sehingga pengertian media dapat mengarah pada sesuatu
pesan) dan penerima pesan. Dalam hal ini media diartikan sebagai perantara yang
dapat membantu penyampaian pesan dari pemberi ke penerima pesan atau sasaran
informasi.
yang memberi pesan (sender) kepada orang yang menerima pesan dengan tepat
pengajar memiliki peranan yang penting untuk mencapai tujuan yang hendak
dicapai. Untuk itu, pengajar harus paham tentang pengertian, tujuan, dan cara
14
15
memilih media pembelajaran yang tepat agar guru dapat dengan mudah
efektif karena media menjadi perantara antara sumber belajar dan siswa
merupakan salah satu unsur yang harus dikembangkan oleh guru dalam
hasil belajar yang dicapai siswa akan tahan lama diingat siswa sehingga
pembelajaran yang efektif. Sumantri (Fikri & Madona, 2018) menyatakan bahwa
mengkonkretkan dan memberikan contoh konsep, prinsip, dan sikap yang abstrak
berbeda dan bervariasi sehingga lebih merangsang minat siswa untuk belajar, guru
tidak hanya menjelaskan pembelajaran secara verbal, tetapi dapat dilakukan atau
disertai dengan gambar, video, teks, dan suara. Media juga dapat digunakan siswa
bahwa media pembelajaran yang berfungsi sebagai alat bantu dapat membantu
17
pendidik dalam menyajikan konsep, prinsip dan sikap dengan lebih konkret dan
menarik sehingga dapat memberikan pengaruh yang baik dalam proses belajar
Pemilihan media adalah suatu kegaiatan dalam memilah bahan ajar mana
yang sesuai dan tidak sesuai dengan pesan atau informasi yang akan disampaikan.
Menurut Kustandi & Sucipto (2016) terdapat beberapa faktor dalam mamilih
media belajar yang akan digunakan. Di antara beberapa faktor tersebut adalah
sebagai berikut:
itu beda sehingga media yang akan digunakan juga akan berbeda.
media terlebih dahulu agar dapat menentukan jenis media mana yang
sesuai dengan materi yang diajarkan. Hal ini bertujuan agar seorang
baik.
19
apa saja yang dalam pemilihan media. Dalam kriteria pemilihan media
pembelajaran terdapat beberapa prinsip yang ada, yaitu seperti efisiensi, relevan,
sangat berperan utama dalam kegiatan belajar mengajar agar dapat tercapai tujuan
para peserta didik akan lebih memahami suatu materi pembelajaran yang sulit
untuk dinalar.
kegiatan belajar menjadi lebih efektif dan efisien. Apa bila salah dalam memilih
media yang tepat dalam permbelajaran maka sangat akan berakibat fatal untuk
kemajuan dalam memahami oleh peserta didik, karena peserta didik akan
dalam pembelajaran pun akan sangat sulit dicapai. Menurut Setyosari (Zahwa &
hingga pada kualitas teknis yang baik, selain dapat mempermudah penyajian
saat ini menjadi salah satu media yang banyak dipilih sebagai pengembangan
juga bisa menutup segi-segi kehidupan yang lebih mendalam. Melalui film orang
bisa mempelajari tata kehidupan serta perilaku yang baru, tetapi film juga bisa
Film sebagai media yang memanfaatkan media audio, visual dan dikemas
dengan tampilan sinematik, hal ini yang dapat merangsang emosi audiens yang
melihatnya. Film menjadi menarik karena dikemas dengan sebuah konsep atau
21
cerita yang menjadikan film menjadi salah satu pilihan sebagai media
Sifat dasar dari suatu gambar yang bergerak ialah kemampuannya untuk
memanipulasi ruang dan waktu, tidak hanya sekedar memperoleh sesuatu yang
mengandung unsur kreatif dan dramatis, tetapi yang penting adalah penerapannya
dapat memilih suatu gambar dari suatu urutan. Gerakan kemudian melihat
dilakukan oleh Firdausi & Bashofi (2020) Media movie disebut sebagai media
menembus ruang dan waktu secara tidak langsung karena media film sesuai
dengan materi, kebutuhan dan tujuan perkuliahan. Hal ini dapat membantu
mahasiswa dalam meningkatkan hasil belajar. Selain itu, hasil riset Yasri &
dan hasil belajar siswa, dibuktikan dengan adanya perbedaan hasil belajar siswa
yang menggunakan media film dengan siswa yang tidak menggunakan media
film.
pengaruh yang baik sebagai media pembelajaran karena merupakan media yang
menyenangkan. Penggunaan film dalam pembelajaran pun harus dipilih oleh guru
berdasarkan kesesuaian film dengan tujuan dan materi pembelajaran, agar apa
terpenuhi.
3. Pencak Silat
23
adalah produk akal dan budi manusia, lahir dari proses perenungan,
pembelajaran dan pengamatan. Indonesia menjadi pusat seni bela diri tradisional
menyerang dan bertahan dengan atau tanpa senjata. Pencak silat juga merupakan
Pencak silat merupakan salah satu hasil masyarakat Indonesia dan termasuk
dalam kebaikan dan perbaikan, setiap perguruan dalam pencak silat tidak ada
yang menyarankan gotong royong dalam keburukan. Sikap gotong royong adalah
menikmati hasil pekerjaan tersebut secara adil atau suatu usaha atau pekerjaan
yang dilakukan tanpa pamrih dan secara sukarela oleh semua warga menurut batas
kelompok-kelompok yang berbeda atau tidak dapat diterima oleh mayoritas dalam
Yang Maha Esa. Pencak silat merupakan salah satu materi dalam Mata Pelajaran
jasmani tidak terlepas dari tujuan pendidikan nasional, antara lain untuk
didik. Materi pencak silat dalam mata pelajaran pendidikan jasmani dapat sangat
pencak silat merupakan langkah awal yang perlu dilakukan untuk memungkinkan
pengembangan pencak silat di Indonesia. Tujuan yang paling tepat untuk dapat
materi pembelajaran.
B. Kerangka Pikir
media pembelajaran yang tepat untuk pembelajaran yang optimal sebagai penentu
materi dalam Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan kesehatan dan
25
olahraga tradisional tersebut dan pencak silat menjadi bidang olahraga yang cukup
banyak diminati peserta didik. Namun dalam pembelajaran dan latihan pencak
dalam olahraga bela diri pencak silat sedangkan pencak silat dijadikan
melestarikan budaya tradisional bangsa dan pelatihan moral dan mental, maka
teknologi. Ragam media sangat banyak sehingga dapat digunakan sesuai dengan
kondisi, waktu, dana dan bahan yang akan disampaikan. Guru harus mampu
memilih dan menggunakan media dengan terampil. Oleh karena itu, guru
tersedia baik untuk guru sendiri maupun peserta didik. Penggunaan media
visual agar materi yang disajikan sebagai gambaran materi yang jelas.
METODE PENELITIAN
dengan desain penelitian yang diadaptasi dari model ADDIE oleh Lee, W.W.,
dan Owens, D.L dalam Rusdi (2018). Penelitian pengembangan menurut Seels &
effectiveness”.
penelitian ini memiliki prosedur yang mudah dipahami dan cocok digunakan
27
dalam pengembangan penelitian ini. Model penelitian ini memiliki dasar
yang kuat
28
29
fenomena apa yang terjadi antara harapan dan kesenjangan yang terjadi
langkah selanjutnya.
B. Prosedur Penelitian
merupakan jabaran dari model ADDIE, maka prosedur penelitian yang digunakan
Tahap ini bertujuan untuk studi literatur dengan mencari referensi maupun
pustaka terkait Pencak Silat. Studi literatur dalam hal ini melakukan pemilihan
b. Analisis kebutuhan
dikembangkan.
Peneliti menuliskan naskah yang akan dijadikan sebagai produk film dan
naskah inilah yang menjadi acuan unuk melakukan suatu produksi dan
Peneliti mendesain sebuah produk yang valid dan efektif yaitu pembuatan
c. Mengumpulkan sumber-sumber
31
Tahap ini mencakup semua bahan maupun informasi yang mendasar dan
a. Produksi media
Pembuatan produk yaitu media video sesuai dengan naskah dan rancangan
desain yang akan dibuat tentang sejarah, teknik, dan nilai-nilai pendidikan
b. Validasi produk
Tahapan validasi terdiri dari dua tahap validasi yaitu validasi materi dan
validasi media. Validasi materi dilakukan oleh ahli materi tujuannya untuk
Sedangkan validasi media dilakukan oleh ahli media yang bertujuan untuk
dikembangkan.
c. Kepraktisan produk
Tahap kepraktisan dalam penelitian ini yaitu media pembelajaran yang telah
divalidasi oleh ahli media atau desain dan ahli materi atau isi
kelompok kecil dan uji coba kelompok besar, dan tanggapan guru mata
pelajaran.
32
C. Spesifikasi Produk
pengembangan Media Film Pencak Silat pada Mata Pelajaran Penjasorkes yang
meliputi:
3. Film dikemas dengan menggunakan aplikasi editor film yaitu adobe priemer,
dan aplikasi audio pendukung pembuatan suara dengan kuliatas lebih baik.
Gowa, Sulawesi Selatan. Penelitian ini akan dilaksanankan pada semester ganjil
dan subjek utama dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas IX dan Guru
E. Definisi Operasional
1. Media Film yang dimaksudkan dalam penelitian ini merupakan film pendek
pencak silat.
33
Sungguminasa.
F. Jenis Data
sifatnya menjadi data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif diperoleh melalui
angket tanggapan hasil review ahli media, hasil review ahli isi/materi, hasil
Sedangkan pada data kuantitatif diperoleh dari data hasil akumulasi nilai yang
telah dikonversi dengan skala 5 dan tingkat pencapaian rerata presentasi dari
angket tanggapan hasil review ahli isi/materi, ahli media, guru pengampu Mata
sebagai berikut:
1. Studi Literatur
2. Observasi
media film sebagai media pembelajaran. Selain itu, observasi juga berupa analisis
karakteristik pengajar dalam hal ini guru, karakteristik peserta didik atau siswa,
yang dilaksanakan selama uji coba berlangsung bertujuan untuk memperoleh data
berupa aktifitas guru dan siswa dalam kelas saat proses pembelajaran dengan
berlangsung.
3. Angket/ Kuisioner
Teknik pengumpulan data berupa angket ini dilakukan pada saat identifikasi
masalah atau analisis kebutuhan, saat uji coba produk, hingga setelah demonstrasi
Angket validasi media yang diberikan kepada seorang ahli media dan ahli
pesan.
Angket tanggapan guru yang akan diberikan kepada guru pengampu Mata
Angket respon peserta didik akan dibagikan pada saat analisis kebutuhan
awal dan sesudah mengikuti uji coba produk pengembangan yang diberikan
kepada peserta didik yang merupakan subjek utama dalam penelitian ini.
d. Wawancara
Jenis wawancara yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah
Angket atau kuisioner yaitu teknik pengumpulan data yang berisi pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan secara tertulis kepada ahli isi/materi, ahli media, guru,
dengan membuat angket identifikasi kebutuhan bagi siswa dan guru pengampu
Mata Pelajaran.
I. Analisis Data
pengumpulan data dan setelah pengumpulan data. Dalam hal ini peneliti
teknik analisis data, yaitu: Teknik deskriptif kualitatif dan analisis statik
deskriptif.
Analisis deskriptif kualitatif ini digunakan untuk mengolah data hasil review
dan saran perbaikan yang terdapat pada angket. Hasil analisis data ini
Teknik analisis ini digunakan untuk mengolah data yang diperoleh melalui
pembelajaran yaitu:
SB (Sangat Baik) =5
B (Baik) =4
C (Cukup) =3
K (Kurang) =2
SK (Sangat Kurang) = 1
Keterangan :
∑ = Jumlah
N = Jumlah seluruh item angket
38
DAFTAR PUSTAKA
Kusumawardani, A., Hinggardipta, R., & Herdi. (2022). Use of Film and
PowerPoint Media for Awareness of Sexual Violence in Adolescents
Through Group Guidance. KONSELI: Jurnal Bimbingan dan Konseling
(E-Journal), 85-94.
Larisu, Z., R. Irwansyah, S. R., & Djuhardi, L. (2022). The Role of Film as an
Alternative Media in the Learning Process. International Journal Demos,
415-427.
Nugrahensy, F. O., & Mariono, H. A. (2021). PENGEMBANGAN MEDIA FILM
PENDEK POKOK MATERI NAPZA PADA MATA PELAJARAN PJOK
UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS XI DI SMK
NEGERI 1 JOMBANG. ejournal.unesa.ac.id diakses pada 9 November
2022
Nusa. (2015). Reserarch & Development (Penekitian Dan Pengembangan) Suatu
Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.
Perry, M. S. (2018). 21st Century Skills through Film Production in Tertiary
Education: A Transformative Assessment in a Literature and Media
Course. 3L: The Southeast Asian Journal of English Language Studies,
214 – 232.
Rusdi, M. (2018). Penelitian Desain dan Pengembangan Kependidikan (Konsep,
Prosedur dan Sintesis Pengetahuan Baru). Depok: PT Raja Grafindo
Persada.
Rusman. (2013). Metode-Metode Pembelajaran: Mengembangkan
Profesionalisme Guru. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Sudjino, A. (2011). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Tegeh, I. M., & Kirna, I. M. (2010). Metode Penelitian Pengembangan
Pendidikan. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.
Trinova Zulvia, N. (2019). Pemamfaatan Film Sebagai Media Pembelajaran
Sejarah Kebudayaan Islam Di MtsN Model Padang. Seminar Nasional
Sejarah, 508-526.
Triyanto. (2020). Peluang dan tantangan pendidikan karakter di era digital .
Media Kajian Kewarganegaraan, 175-184.
Yasri, H. L., & Mulyani, E. (2016). Efektifitas Penggunaan Media Film Untuk
Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X.
Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS, 138-149.
41