Anda di halaman 1dari 3

NAMA : RIYAN PERMADI

KELAS : TM 1C

NPM : 6422600005

TUGAS MEMBUAT ESSAY

MARAKNYA PELECEHAN SEKSUAL DI KAMPUS

PADA ERA SAAT INI

siapa pelakunya. Pelecehan dan kekerasan seksual, yang dikutuk dari semua pihak, tidak
hanya terjadi di daerah rawan, tetapi juga sering terjadi di lembaga pendidikan yang
menuntut nilai kemanusiaan dan kesopanan. Ada juga indikasi peningkatan kasus pelecehan
seksual dalam beberapa tahun terakhir di perguruan Kekerasan seksual bisa terjadi kapan
saja, di mana saja, termasuk kampus. Padahal, kampus yang seharusnya menjadi tempat
teraman bagi mahasiswa belajar dan memberikan kontribusinya di dunia akademis justru
menjadi salah satu tempat maraknya aksi kekerasan seksual.
Pelecehan seksual tidak pandang bulu, terlepas dari siapa yang berisiko menjadi korban dan
tinggi.
Salah satu tuduhan kasus pelecehan seksual terbaru yang kini menjadi pemberitaan terjadi
di Universitas Riau (UNRI). Seorang mahasiswa angkatan 2018 yang dilecehkan oleh
dosennya yang juga merupakan seorang dekan.
Sebelumnya insiden pelecehan seksual juga terjadi di Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Kediri, Jawa Timur. Dugaan pelecehan seksual IAIN Kediri dilakukan oleh seorang dosen
terhadap mahasiswanya.
Menurut survei tahun 2020 yang dilakukan Ditjen Dikti, 77% dosen mengakui ada kekerasan
seksual di kampus dan 63% tidak melaporkan kekerasan seksual yang mereka ketahui.
Kekerasan seksual yang terjadi di kampus terutama menimpa perempuan, dan pelakunya
adalah civitas akademika kampus itu sendiri. Kebanyakan korban kekerasan seksual atau
penyintas kekerasan seksual di kampus tidak berani melapor ke pihak berwajib untuk
menanganinya.
Pasalnya, tak jarang korban dan penyintas kekerasan seksual di kampus diperlakukan negatif
atas ucapan warga kampus bahkan dibungkam. Meski tidak jarang, korban kekerasan
seksual dianggap "aib" oleh pihak kampus dan tidak berani berbicara karena takut
dikeluarkan dari kampus.
Apalagi korban kekerasan seksual tidak berani berbicara karena tidak ada aturan yang
mengikat untuk mencegah kekerasan seksual di lingkungan kampus. Peraturan terbaru
tentang pencegahan kekerasan seksual di kampus adalah Permendikbudriskek No. 30/2021,
dan diyakini bahwa kekerasan seksual di lingkungan kampus tidak dapat diatur dan dicegah.
Banyak yang percaya bahwa peraturan menteri ini sebenarnya melegalkan "seks bebas" di
kampus. Daripada mengatur sendiri pencegahan kekerasan seksual, ini tentang melegalkan
"seks bebas" dan mendorong perilaku seksual yang dilarang oleh ajaran Islam.
Di sisi lain, pendukung Permendikbudristek menjelaskan bahwa
Permendikbud merupakan salah satu jaring pengaman untuk menciptakan lingkungan
kampus yang bebas dari penindasan gender, dan tidak melegalkan "zina" seperti yang
dituduhkan banyak orang. Adanya peraturan menteri ini juga menjadi salah satu payung
hukum bagi perguruan tinggi untuk menjalankan kegiatannya dalam rangka pencegahan
kekerasan seksual di lingkungan perguruan tinggi. Peraturan Departemen ini juga menjadi
salah satu alat dalam memerangi kekerasan seksual di kampus

BIONARASI

Penulis : Riyan Permadi

Tempat,tanggal lahir : BREBES,17 JULI 2003

Ia adalah Seorang Mahasiswa di Universitas Pancasakti


Tegal.

Fakultas Teknik dan Ilmu komputer Program Studi


Teknik Mesin. Ia juga termasuk Mahasiswa yang aktif
dalam kegiatan-kegiatan yang ada di Kampus.
Komunikasi lebih lanjut bisa melalui Instagram
@riyanpermadi.

Anda mungkin juga menyukai