Anda di halaman 1dari 21

Contoh Teks Editorial Tentang Kebjiakan Hukum

Judul : Kebijakan Itu Harus Efektif Diimplementasikan

Untuk apakah sebuah peraturan dibuat? Agar bisa diimplementasikan, karena peraturan itu
dibuat untuk kepentingan bersama. Apa jadinya kalau peraturan dibuat, tetapi tidak efektif
dilaksanakan? Pasti ada sesuatu yang tidak tepat dalam merumuskan peraturan itu.

Mulai hari Senin (29/12) masyarakat Ibu Kota menjalani tata aturan yang baru lagi. Mulai
kemarin peraturan three in one tidak lagi hanya berlaku pagi hari, tetapi juga sore hari. Setiap
mobil yang melintasi jalan-jalan utama Jakarta minimal harus ditumpangi tiga orang. Pada pagi
hari, aturan itu berlaku pukul 07.00 hingga 10.00, sementara petang hari mulai pukul 16.00 hingga
19.00.

Ketika rencana itu mulai dilontarkan, sudah muncul keberatan dari masyarakat. Bukan hanya
peraturan itu dinilai memberatkan, tetapi sejak konsep three in one diterapkan pada pagi hari saja,
efektivitas sangatlah rendah. Yang muncul adalah joki-joki yang berdiri menawarkan jasa di
sepanjang jalan utama itu.

Namun, Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso tetap pada sikapnya. Peraturan tetap akan
diberlakukan dengan sebulan masa sosialisasi.

Tentunya terlalu dini untuk mengevaluasi efektivitas peraturan itu. Namun, dari evaluasi awal,
para pengemudi tidak mempedulikan aturan baru itu. Petugas DLLAJR pun tidak mengambil
tindakan apapun terhadap para joki.

Mengapa peraturan itu tidak efektif? Pertama, karena soal disiplin. Masyarakat kita, termasuk
juga masyarakat Jakarta, sangat rendah tingkat disiplinnya. Mereka selalu mencari cara untuk
mengakali peraturan, apalagi masyarakat tidak mendukung peraturan pembatasan itu.

Ancaman hukuman bukanlah sesuatu yang ditakuti karena masyarakat paham bahwa hal yang
satu itu merupakan kelemahan lain dari bangsa kita. Masyarakat pun tahu bagaimana caranya
terhindar dari ancaman hukuman, yang dikenal sangat tidak tegas itu.

Alasan kedua adalah tidak adanya alternatif bagi masyarakat untuk mendapatkan jasa
transportasi yang bisa menjamin mobilitas mereka. Kita tahu, Pemerintah Provinsi DKI sedang
mempersiapkan sistem bus dengan jalur khusus atau busway. Namun, selain sistem transportasi
alternatif itu belum berjalan, konsepnya tidak utuh untuk bisa menjamin kebutuhan tranportasi
masyarakat.

Sekarang ini justru berkembang pertanyaan baru, apakah kebijakan Primprov DKI itu tidak
justru akan berlawanan dengan kebijakan Gubernur Sutiyoso yang sangat kuat keinginannya untuk
membuat Jakarta tertib. Ia mencoba membatasi orang untuk bisa masuk Jakarta dan menggusur
masyarakat maupun pedagang kaki lima yang menempati lahan yang bukan hak mereka.

Namun, bagaimana orang tidak tertarik untuk masuk Jakarta kalau semua kesempatan itu
mudah didapat di Ibu Kota. Meski pertarungan hidupnya keras, lebih mudah mendapatkan uang di
Jakarta dibandingkan dengan di daerah. Di Jakarta menjadi penjaga toilet di hotel ataupun di mall
saja bisa dapat beberapa puluh ribu rupiah sehari. Jadi, tukang parkir liar, asal bisa teriak-teriak,
dengan mudah dapat seribu atau dua ribu rupiah. Bahkan menjaga tempat perputaran jalan pun, di
Jakarta bisa dapat uang.
Peluang itu ditambah lagi dengan menjadi joki. Bagi kalangan pengusaha yang harus keluar-
masuk jalan utama Jakarta, apa susahnya untuk menambah satu pegawai yang bisa menemani dia
bekerja. Dengan satu sopir dan satu ajudan, maka ia bisa bebas keluar-masuk jalan utama.

Inilah yang sebenarnya kita ingin ingatkan. Peraturan itu seharusnya dibuat dengan
mempertimbangkan segala segi secara matang. Peraturan itu juga harus mendapat dukungan dari
masyarakat agar bisa berjalan efektif.

Untuk apa peraturan dibuat kalau kemudian hanya untuk dilanggar. Begitu banyak peraturan
yang kita buat, pada akhirnya tidak bisa diterapkan karena tidak dirasakan sebagai kebutuhan
bersama oleh seluruh rakyat.

Ketika peraturan itu tidak bisa efektif dilaksanakan, yang akhirnya menjadi korban adalah si
pembuat peraturan itu sendiri. Setidaknya wibawanya menjadi turun karena peraturan yang
dibuat ternyata tidak bergigi.

Peraturan bukanlah sesuatu yang mudah untuk dibuat. Selain soal three in one, yang juga
menjadi pembicaraan ramai masyarakat adalah soal bunga bank.

Kita ketahui bahwa Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia sekitar dua pekan lalu kembali
membahas soal apakah bunga bank itu tergolong riba atau tidak. Putusan Komisi Fatwa MUI sendiri
kemudian menggolongkan bunga bank itu sebagai riba. Tetapi segera ditambahkan bahwa
haramnya bunga bank itu hanya berlaku di kotakota yang sudah memiliki Bank Syariah.

Keputusan Komisi Fatwa MUI itu seharusnya dibawa dulu ke Sidang Lengkap MUI, yang
melibatkan seluruh ulama, sebelum menjadi fatwa yang menjadi pegangan seluruh umat. Namun,
keputusan itu sudah dikeluarkan terlebih dahulu ke masyarakat, apalagi media pun terjebak
seakan-akan itu sudah menjadi fatwa MUI.

Namun, di sini kita menangkap adanya kearifan pada jajaran pimpinan MUI. Keputusan Komisi
Fatwa itu tidak dianulir, tetapi pembahasannya dalam sidang lengkap MUI ditunda sampai
diperoleh waktu yang memadai untuk bisa membahas masukan Komisi Fatwa itu secara
menyeluruh.

Pimpinan MUI sangat menyadari bahwa persoalan ini bukanlah masalah mudah sebab bukan
hanya berkaitan dengan urusan ekonomi, tetapi juga kehidupan masyarakat banyak. Dengan tradisi
yang sudah panjang, tidak sedikit umat muslim yang bekerja di bidang itu. Kalaupun sekarang
harus diubah menjadi Bank Syariah, apakah sistemnya bisa cepat berubah dan menunjang
perkembangan Bank Syariah itu sendiri.

Begitu banyak aspek yang harus dilihat sehingga pada tempatnya bila MUI menunda
keputusan itu. Sebab, pada akhirnya, sebuah peraturan itu bukan hanya harus bagus di atas kertas,
tetapi sungguh bermanfaat bagi kehi-dupan masyarakat yang menjalankannya.
Contoh Teks Editorial Tentang Teknologi 2018
Judul : Pengembangan Teknologi Pendidikan di Indonesia

Di masa kini, pendidikan sangatlah penting dalam menjalani kehidupan. Tak dapat dipungkiri
bahwa tanpa pendidikan masyarakat Indonesia akan tertinggal jauh oleh negara lain. Oleh karena
itu, banyak sekali upaya yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia tentang kemajuan pendidikan.
Salah satu contoh pengupayaan nya adalah teknologi yang digunakan dalam suatu proses
pendidikan, karenateknologi merupakan salah satu faktor untuk berkembangnya suatu negara.

Baru-baru ini tidak jarang orang yang membicarakan mengenai Ujian Nasional dengan
berbasis computer. Itulah salah satu upaya pengembangan teknologi di Indonesia.

Computer Based Test atau yang sering disebut dengan istilah CBT ini memang sudah
seharusnya diberlakukan pada sistemUN di Indonesia. Pada dasarnya, sistem ini tidak hanya untuk
pengembangan teknologi saja, namun sistem ini juga lebih efisien dan lebih hemat dibanding
dengan Paper Based Test yang harus mencetak soal ke dalam kertas. Padahal, peserta Ujian
Nasional sangatlah banyak,dapat mencapai jutaan peserta. Tidak hanya itu, biaya pengiriman
naskah soal pun tidak sedikit.

Pemanfaatan teknologi seperti itu sebenarnya sangatlah meringankan. Manfaat yang


diberikan nya pun tidaklah sedikit. Manfaat tersebut tidak hanya didapat oleh pemerintahan saja.
Untuk siswa, mereka akan lebih terbantu, karena mereka sudah tidak focus
menghitamkan jawaban. Selama ini, factor menjawab pada kertas LJK sangatlah memengaruhi
pada nilai mereka. Mereka hanya tinggal mengeklik jawabannya. Jadi, waktu nya tidak terbuang
sia-sia.

Kendala dari program tersebut adalah beberapa masyarakat yang belum bisa menyetujui hal
tersebut. Mereka menganggap bahwa CBT tersebut akan membebankan siswa, terutama pada siswa
yang belum lancar dalam masalah teknologi. Padahal,dengan itu merekaakan termotivasi untuk
lebih bisa dalam teknologi seperti computer, karena pada dasarnya saat ini banyak sekali test-test
yang menggunakan sistem CBT. Mereka yang tidak setuju, masih belum bisa untuk diajak berjalan
menuju suatu perubahan yang lebih baik. Kecenderungan seperti itu dapat memengaruhi daya
pengembangan, kreasi dan kreativitas. Padahal, untuk menjadi suatu negara yang maju, berubah itu
perlu, berubah untuk yang lebih baik.

Suatu negara memerlukan suatu kondisi paling tidak sejajar dengan negara lain yang ada di
dunia. Indonesia merupakannegara berkembang dan Indonesia sendiri perlu suatu kemajuan.

Analisis Teks Editorial:

 Pernyataan pendapat

Masa kini, pendidikan sangatlah penting, tak dapat dipungkiri bahwa tanpa pendidikan, masyarakat
Indonesia akan tertinggal jauh oleh bangsa lain. Oleh karena itu, banyak upaya yang telah dilakukan
oleh pemerintah Indonesia untuk memajukan pendidikan.
 Argumentasi

Computer Based Test atau CBT memang seharusnya sudah diberlakukan pada sistem UN di
Indonesia. Pada dasarnya, sistem ini tidak hanya untuk pengembangan teknologi saja, namun juga
efisien dan lebih hemat dibanding dengan Paper Based Test yang harus mencetak soal ke dalam
bentuk kertas. Dan juga biaya untuk pengiriman soal-soal ke beberapa sekolah tidak sedikit.

Pemanfaatan teknologi seperti CBT sangatlah meringankan. Manfaat yang didapat banyak sekali,
untuk siswa, mereka akan lebih terbantu, karena mereka sudah tidak perlu fokus untuk
menghitamkan kertas jawaban.

 Penegasan ulang pendapat

Pada suatu negara diperlukan kondisi paling tidak sejajar dengan negara lain di dunia. Indonesia
merupakan negara berkembang dan sangat perlu suatu kemajuan.
Contoh Teks Editorial Tentang Ekonomi
Judul : Kenaikan TDL Bukan Lagi Masalah

Mulai 1 Januari 2017, PT PLN (Persero) menaikkan tarif dasar listrik bagi pelanggan 900 volt
ampere (VA) yang dinilai tidak layak menikmati subsidi. Terhitung mulai 1 Juli 2017, tarif mereka
akan disesuaikan bersamaan dengan 12 golongan tarif lainnya yang mengalami penyesuaian tiap
bulan. Maka secara bertahap tarif pelanggan rumah tangga mampu 900 VA akan mengalami
kenaikan dari Rp 605 menjadi Rp 791 per 1 Januari 2017, Rp 1.034 mulai 1 Maret 2017, dan Rp
1.352/kWh per 1 Mei 2017. Kenaikan tarif dilakukan bertahap, mulai 1 Januari 2017, 1 Maret 2017,
dan 1 Mei 2017. Lalu, mulai 1 Juli 2017, pelanggan rumah tangga mampu 900 VA itu akan
dikenakan penyesuaian tarif otomatis setiap bulan seperti 12 golongan tarif nonsubsidi lainnya.
Jika mengikuti tarif listrik 12 golongan tarif nonsubsidi per 1 Januari 2017, maka tarifnya sebesar
Rp 1.467,28/kWh.

Kenaikan tarif tersebut merupakan kebijakan pemerintah untuk memberikan subsidi secara
tepat sasaran. Secara teori subsidi hanya diberikan kepada masyarakat yang tidak mampu, tetapi,
pada kenyataannya sebagian besar yang menerima subsidi ialah golongan menenggah keatas.
Sebanyak 74 persen subsidi listrik dinikmati oleh golongan mampu. Pencabutan subsidi bagi
pengguna listrik 900 VA diharapkan dapat mengurangi pengeluaran anggaran negara dan anggaran
tersebut dapat digunakan secara tepat.

Kenaikan tarif dasar listrik yang dilakukan secara bertahap semoga dapat mengurangi
dampak yang signifikan bagi masyarakat dan dapat mencegah inflasi jangka pendek. Seharusnya
pengguna listrik 900 VA yang subsidinya dicabut tidak perlu khawatir tagihannya akan naik.
Pengeluaran listrik hanyalah sebagian kecil dari total pengeluaran. Bukannya tidak akan
berpengaruh, tapi ini dampaknya kecil. Bagi golongan mampu kenaikan listrik ini tidak akan
mengubah kesejahteraan mereka.

Kenaikan tarif dasar listrik bagi pengguna listrik 900 VA ini seharusnya tidak perlu menjadi
permasalahan yang diperpanjang karena tidak terlalu mempengaruhi kesejahteraan mereka. Apa
yang sudah menjadi kebijakan pemerintah harus kita dukung karena tidak mungkin pemerintah
membuat kebijakan asal-asalan. Pastinya pemerintah sudah mempertimbangkan banyak hal untuk
kebaikan bersama.
Contoh Teks Editorial Tentang Kurikulum 2013
Judul : Make-Up, Skincare, dan Pelajar SMA

Pada zaman milenial ini, orang-orang berlomba-lomba untuk mempercantik diri. Tidak
terkecuali dengan para pelajar di SMAN 1 Wonoayu. Di antara mereka ada yang mengenakan make-
up tipis sehingga tidak terlalu terlihat. Ada juga yang mengenakan make-up tebal. Make-up tersebut
bisa berupa lipstik, pelembab, bedak, maskara, dan sebagainya. Selain itu, ada juga yang
membawa skincare ke sekolah. Entah itu hanya sekedar handbody, atau skincare yang lain. Padahal,
pelajar SMA belum pantas untuk mempercantik diri. Tata tertib di sekolah pun sudah melarang
para pelajar untuk menggunakannya.

Pasalnya, ada beberapa make-up yang tidak cocok untuk anak SMA. Make-up yang tidak cocok
tersebut malah akan menimbulkan kerusakan di anggota tubuh. Misalnya saja dalam penggunaan
lipstik. Siswi yang sudah terbiasa memakai lipstik, bibirnya pasti akan terlihat sangat berbeda saat
tidak menggunakannya. Bibir mereka menjadi pucat. Yang lebih parahnya lagi, bibir mereka
menjadi pecah-pecah. Hal tersebut disebabkan karena adanya zat kimia yang berbahaya. Bakteri
juga dapat tersebar ke area wajah jika remaja sering bertukar alat makeup dengan teman mereka.

Jika bakteri telah masuk ke dalam tubuh, maka infeksi mata, batuk-batuk atau bahkan herpes
tak dapat dihindari. Make-up sendiri sebenarnya bisa mengembangbiakkan bakteri dari waktu ke
waktu. terutama produk make-up berbahan cair seperti pelembab, maskara, dan lip gloss yang
menjadi tempat paling subur untuk bakteri berkembang biak.

Sebuah studi yang dilakukan di Brazil pun menyebutkan bahwa sebanyak 45 persen wanita
yang menggunakan makeup mengidap penyakit kulit, terkait dengan makeup yang mereka
gunakan. Sedangkan 14 persen sisanya menderita lesi jerawat atau jerawat yang masuk ke dalam
kategori sangat parah.

Mirisnya, beberapa siswi tidak memperdulikan hal itu. Walaupun mereka mengetahuinya,
mereka tetap memakai make-up setiap hari. Bahkan, mereka menolak untuk berpergian tanpa
menggunakan make-up.

Selain itu, mempercantik diri bukanlah kewajiban utama para pelajar. Kewajiban utama
mereka adalah belajar.

Dengan demikian, pelajar SMAN 1 Wonoayu seharusnya tidak mempercantik diri mengingat
bahaya-bahaya yang dapat ditimbulkan oleh peralatan make-up ataupun skincare. Mereka
seharusnya fokus dalam belajar agar bisa masuk ke universitas yang mereka inginkan.
Contoh Teks Editorial Tentang Kebersihan Lingkungan Di Sekolah
Lingkungan adalah sesuatu yang berada diluar atau disekitar makhluk hidup. Lingkungan
merupakan tempat tinggal bagi semua makhluk hidup. Melestarikan lingkungan merupakan
kebutuhan yang tidak bisa ditunda lagi dan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah
melainkan tanggung jawab kita semua. Setiap orang harus melakukan usaha untuk menyelamatkan
lingkungan di sekitarnya sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Di sekolah, seluruh warganya
mulai dari kepala sekolah, guru, karyawan dan juga siswa harus menjaga kelestarian lingkungan
sekolah agar dapat beraktifitas dengan nyaman. Salah satu cara menjaga kelestarian lingkungan
adalah menjaga kebersihannya.

Menjaga kebersihan lingkungan sangatlah berguna karena dengan lingkungan yang bersih
tercipta kehidupan yang aman, sejuk dan sehat. Dengan menjaga kebersihan lingkungan, maka kita
dapat terhindar dari penyakit yang disebabkan lingkungan yang tidak sehat. Lingkungan pun
menjadi lebih sejuk dan bebas dari polusi udara dan kita pun lebih tenang dalam menjalankan
aktifitas sehari hari. Sedangkan di sekolah, lingkungan yang bersih dapat mendorong semangat
belajar siswa, kebersihan lingkungan juga dapat menjadi keunggulan sekolah.

Demi tercapainya lingkungan yang bersih dan nyaman untuk belajar, maka diperlukan
langkah-langkah kongkrit untuk melestarikan lingkungan, seperti : membuat tata tertib kebersihan
dan kelestarian lingkungan sekolah, membuat daftar piket kebersihkan kelas serta kebersihan
lingkungan, mengembangkan kecintaan dan kepedulian siswa terhadap lingkungan sekolah melalui
berbagai lomba peduli lingkungan, seperti lomba kebersihan antar kelas, atau aneka kreativitas lain
yang bersifat ramah lingkungan, menunjuk petugas untuk mengadakan pengawasan dan penegakan
kedisiplinan (polisi lingkungan), mengadakan gerakan cinta kebersihan dan kesehatan lingkungan
sekolah dan memanfaatkan hari-hari besar nasional untuk kegiatan-kegiatan peduli lingkungan.

Selain itu perlu dilakukan kegiatan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan seperti apotek
hidup/TOGA di sekolah, melakukan kegiatan penghematan energi, melakukan kegiatan 3R (reuse,
reduce, recycle), melakukan kegiatan pemilahan sampah, komposter, mengintegrasikan kegiatan
lingkungan dalam pembelajaran dan kegiatan ekstrakurikuler, dan mengadakan karya wisata atau
studi banding dalam rangka pemeliharaan dan peningkatan kebersihan dan kelestarian lingkungan
sekolah.

Dengan kegiatan-kegiatan ini diharapkan mampu menyadarkan siswa untuk menjaga


kebersihan. Secara keseluruhan, kebersihan dan keasrian sekolah adalah tanggung jawab bersama
dari setiap warga sekolah. Selain guru dan siswa, pemeliharaan dan perwujudan lingkungan
sekolah yang bersih, sehat dan asri tidak lepas dari peran orang tua, swasta, lembaga swadaya
masyarakat mapupun pemerintah. Akhirnya, diharapkan akan lahir siswa-siswa yang cerdas,
bermutu, berwawasan lingkungan serta mampu menerapkan sikap cinta dan peduli lingkungan
baik di sekolah maupun masyarakat.

Analisis Teks Editorial Tentang Kebersihan Disekolah :

 Pernyataan pendapat

Ada Di Point Nomor 1

 Argumentasi
Ada Di Point Nomor 2, 3 dan 4

 Penegasan Ulang

Point 5
Contoh Teks Editorial Dalam Surat Kabar
Sedia Mitigasi Sebelum Bencana

SEDIA payung sebelum hujan, menjadi ungkapan yang diajarkan nenek moyang dan menjadi
patokan untuk mengantisipasi setiap problem yang akan datang. Untuk itulah pemerintah
menggaungkan program mitigasi untuk setiap daerah yang rawan bencana.

Sudah sepatutnya pemerintah menggelar berbagai upaya pencegahan, kesiapsiagaan,


peringatan dini, antisipasi, dan mitigasi hingga penanggulangan becana. UU No 24/2007 tentang
Penanggulangan Bencana, Pasal 5 menyebutkan pemerintah dan pemerintah daerah menjadi
penanggung jawab dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana.

Tolok ukur kesiapsiagaan dan mitigasi yang dilakukan pemerintah itu tecermin dari gempa
dua kali di Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB). Gempa pertama terjadi pada 28 Juli 2018
dengan kekuatan 6,4 skala Richter (SR) dan tidak ada korban jiwa. Selain itu, juga tidak terjadi
tsunami di sepanjang pantai Lombok Utara itu.

Dan sepekan kemudian, pada 5 Agustus 2018 gempa kembali mengguncang Lombok Utara,
saat warga sedang menunaikan salat magrib. Kali ini gempa berkekuatan makin dahsyat, yakni 7
SR. Walau tidak terjadi tsunami, korban jiwa jatuh sangat banyak. Ratusan warga meninggal dunia
terkena reruntuhan bangunan saat gempa itu.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sebagian besar korban meninggal
akibat tertimpa bangunan roboh. Sementara Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)
berteori bahwa gempa pertama merupakan pendahuluan, sementara gempa utamanya atau main
earthquake pada 5 Agustus dengan kekuatan 7 SR. Selanjutnya gempa susulan dengan kekuatan
yang relatif lebih kecil.

Jika disimak dari penjelasan dua badan pemerintah yang dipercaya untuk menanggulangi
bencana itu, berarti sudah ada prediksi bahwa Lombok Utara adalah daerah rawan gempa. Sebab,
daerah itu berada di atas patahan lempeng bumi, sehingga jauh hari mestinya sudah bisa dilakukan
mitigasi bencana.

Pengertian mitigasi sendiri sesuai dengan UU 24/2007 itu adalah upaya mengurangi risiko
bencana bagi masyarakat yang berada pada kawasan rawan bencana. Hal itu berarti di daerah
Lombok Utara semestinya sudah dilakukan upaya itu, setidaknya sosialisasi kepada masyarakat
menghadapi gempa. Sosialisasi konstruksi bangunan antigempa dan jalur-jalur evakuasi sudah
disiapkan.

Kini Lampung juga merupakan daerah rawan bencana gempa bumi, terkait posisi Bumi Ruwa
Jurai di atas patahan lempeng Eurasia dan Indo-Australia. Sehingga akan ada ancaman korban jiwa,
jika pemerintah lalai untuk menyediakan mitigasi sebelum bencana itu datang, penderitaan bagi
masyarakat banyak akan menjadi pemandangan tragis yang tidak dapat terelakkan lagi.

Jangan sampai akibat kurangnya mitigasi, bencana yang datang akan memakan banyak
korban. Apalagi jika mitigasi dan penanggulangan bencana hanya dijadikan proyek. Maka, korban
yang sudah sangat terluka justru makin menjerit pada dalamnya sakit. Sedia mitigasi sebelum
bencana datang menerjang adalah keharusan.

Contoh Teks editorial Pendidikan

Perhatikan Kualitas Pendidikan di Tanah Air

Minggu-minggu ini orangtua mungkin disibukkan dengan berbagai urusan yang berkaitan
dengan kelanjutan pendidikan. Sebagian bisa saja susah ketika menghadapi kenyataan biaya
pendidikan ternyata tinggi, bisa juga ada yang terkejut karena anaknya tidak lolos akibat nilai ujian
nasional tidka memenuhi standar. Hal terakhihr inilah yang barangkali cukup banyak dijumpai di
masyarakat. Penerimaan siswa yang semata-mata didasarkan atas nilai ujian nasional, banyak yang
disesalkan sekarang. Kontroversi tentang ujian nasional itu sudah berlangsung sejak lama dan
dipandang tidak fair untuk merekrut anak didik baru. Tetapi inilah yang terjadi di Indoneisa
sekarang.

Mungkin saja beberapa tempat pelaksanaan dari ujian nasional tersebut berlangsung fair dan
tertib. Akan tetapi di beberapa tempat lain berlangsung tidak sesuai dengan rencana. Bebrapa
rumor pernah mengatakan bahwa kunci jawaban telah bocor dan tersebar di masyarakat. Rumor
yang mengatakan beberapa guru sengaja membuatkan jawaban kepada siswa, bukan saja agar
siswanya mampu mendapatkan nilai tinggi, tetapi demi mendongkrak reputasi lembaganya. Cara-
cara seperti ini tentu saja tidak fair dan tidak adil. Kalau misalnya hal terakhir ini terjadi, sangat
mungkin anak yang suka bolos, berandalan, dan tidak pintar bisa lolos dengan nilai tinggi.
Penerimaan siswa baru yang di dasarkan semata-mata atas nilai ujian nasional, sangat tidak
mencerminkan keadilan. Sungguh kasihan anak-anak yang berprestasi dan belajar sungguh-
sungguh bertahun-tahun ditumbangkan oleh mereka yang kebetulan mendapatkan kuncu jawaban
pada saat ujian nasional berlangsung sekitar 3 hari.

Catatan ini sengaja kita ulangi lagi, semata-mata demi tercapainya rasa keadilan dalam
pendidikan mumpung minggu ini para orangtua dipusingkan oleh kegiatan yang berkaitan dengan
urusan sekolah. Kita sering berbicara soal ketertingalan dengan negara lain di segala bidang. Satu
muara jawaban dari persoalan itu adalah kualitas penyelenggaraan pendidikan kita.
Penyelenggaraan pendidikan secara formal di Indonesia memang terletak pada sekolah atau
lembaga pendidikan tertinggi. Termasuk juga kursus-kursus yang ada. Tetapi kita tetap mengakui
bahwa penyelenggaraan pendidikan itu juga lingkungan dan keluarga. Karena berbagai pekerjaan
dan karier di Indonesia ditentukan dengan cara-cara formal seperti menunjukkan ijazah, sertifikat,
nilai raport, dan sejenisnya, maka mau tidak mau kita mengingatkan lembaga formal ini untuk
memperbaiki diri.

Paling dasar sekali pada masalah pendidikan adalah kejujuran dan kemudian kreativitas yang
mengembangkan kemampuan nalar peserta didik. Hanya dengan kejujuran dan pengembangan
nalar itulah kita akan mampu membentuk manusia yang unggul dan mandiri dna mmapu bersaing
dengan pihak manapun dalam kehidupan ini. Mereka juga akan mampu menjadi filter di sengaja
bidang demi kemajuan negara. Tetapi apabila kemudian pendidikan kita dihiasi dengan
ketidakjujuran, bahkan dari jenjang pendidikan paling rendah, sungguh hasilnya akan merugikan di
masa depan.

Pemerintah haruslah tau dan memahami fenomena ini. Terhadap pelaksanaan ujian nasional,
pemerintih harus langsung turun tangan ke bawah, bertanya ke masyarakat, kepada orangtua
siswa, juga ke siswa. Tanyakan bagaimana ketegasan psikologis siswa ketika harus mengikutio
ujian nasional, bertanyalah kepada orangtua tentang efektivitas ujian tersebut, untuk selanjutnya
ambillah langkah yang tegas ketika misalnya ditemukan ketidaadilan dalam pelaksanaan ini.

Kita semua ingin agar negara ini menjadi maju, mampu bersaing di era globalisasi dalam
bidang pendidikan. Dengan demikian, tidak ada cara yang lebih baik kecuali memperikan perhatian
terhadap masalah pendidikan kita di tanah air.
Contoh teks editorial tentang Bencana Alam Banjir
BANJIR BAGIAN DARI INDONESIA

Siapa yang tidak kenal dengan bencana banjir ?

Banjir di Indonesia sudah seperti peerayaan yang setiap tahun ada. Banjir adalah peristiwa
yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam daratan atau seiringnya curah hujan.
Penyebab terjadinya banjir yaitu penyumbatan aliran sungai yang disebabkan seringnya membuah
sampah di sungai dengan sembarangan. Bias jadi dengan cara penggundulan hutan yang dilakukan
oleh ulah tangan manusia karena sikap manusia yang berfikir singkat tanpa berfikir ke depannya
sebelum bertindak, sewenang – wenangnya sendiri terhadap lingkungan.

Tindakan tersebut berupa penebangan hutan yang tidak menggunakan system tebang pilih,
akibatnya tidak ada pohon untuk menyerap air sehingga air mengalir tanpa terkendali. Dampak
yang ditimbulkan dari banjir yaitu menimbulkan korban jiwa, rusaknya saran dan prasarana, dan
timbulnya berbagai macam penyakit.

Banjir tidak boleh dibiarkan menjadi ritual tahunan yang dari tahun ke tahun bukan
berkurang melainkan malah bertambah parah. Kawasan yang terendam air makin meluas karena
sekarang diperkirakan tidak kurang 70% wilayah sekitar mengalami banjir. Setiap ada banjir,
mengalami banyak kerugian yang sangat besar, tiap bencana pada dasarnya memiliki hikmah yang
sama meskipun secara teknis penjelasannya bias berbeda.

Ada satu hal yang tidak akan pernah dipisahkan dari semua itu yakni bagaimana manusia
seharusnya belajar dari alam. Akibat ulah manusia juga bencana itu datang dari waktu ke waktu
dan semakin parah. Bahkan masalah itu jauh lebih besar lahan kota dihabiskan bangunan beton
yang menjulang tinggi ataupun bangunan yang lain. Kesadaran yang semacam itu hanya muncul
sesaat pada saat terjadi bencana seperti banjir, setelah itu orang akan kembali kepada kehidupan
normal dan melupakan bencana banjir tersebut. Seharusnya kita harus sadar dalam bencana banjir
tersebut.

“Mari Kita Sama – Sama Menanggulangi Bencana Banjir Dengan Menghilangkan Kebiasaan
Membuang Sampah Sembarangan Dan Mari Kita Menghijaukan Negara Indonesia Ini”
Contoh Teks opini / editorial tentang lingkungan
Hutan Rusak di Samosir

Jambi-Menyadari semakin tingginya ancaman kerusakan lingkungan hidup terhadap


kehidupan manusia saat ini, Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) yang berpusat di Kota
Pematangsiantar, Sumatera Utara (Sumut) terus meningkatkan gerakan pelestarian lingkungan.
Gerakan pelestarian lingkungan itu merupakan salah satu wujud dukungan GKPS terhadap
program – program pelestarian lingkungan tingkat daerah, nasional dan internasional.

Gerakan pelestarian lingkungan tersebut tidak hanya dilakukan dengan melakukan


penghijauan daerah-daerah kritis di wilayah Simalungun, Sumut, tetapi juga menggelar ibadah –
ibadah khusus bertema lingkungan hidup. Ibadah khusus bertema lingkungan hidup tersebut
dimaksudkan menggugah kesadaran dan aksi nyata segenap umat GKPS dalam pelestarian
lingkungan hidup.

Berkaitan dengan Hari Bumi Sedunia, Jumat, 22 April 2016, GKPS mengadakan ibadah khusus
Hari Bumi Sedunia, Minggu (17/4/2016). Ibadah khusus Hari Bumi tersebut dilaksanakan secara
serentak di 627 gereja dan 31 Pos Pekabaran Injil GKPS yang tersebar di berbagai daerah di Tanah
Air. Pada ibadah Hari Bumi tersebut, seluruh ritual ibadah, baik pengakuan dosa, refleksi dan
nyanyian bertema upaya pelestarian lingkungan hidup.

Ephorus (Pimpinan Pusat) GKPS, Pdt Martin Rumanja Purba, MSi dalam surat
pengembalaannya pada ibadah khusus Hari Bumi Sedunia 2016 di GKPS Jambi, Minggu
(17/4/2016) mengatakan, GKPS sebagai salah satu anggota Gereja di Indonesia senantiasa dituntut
menjaga dan memelihara kelestarian lingkungan hidup. Peranan GKPS perlu ditingkatkan dalam
pelestarian lingkungan hidup karena GKPS juga terpanggil menyelamatkan seluruh ciptaan Allah,
termasuk flora dan fauna.
“Gereja, termasuk GKPS tidak hanya terpanggil untuk menyelamatkan umat manusia dari berbagai
persoalan hidup kerohanian, ekonomi dan sosial. Gereja juga terpanggil menyelamatkan ciptaan
Allah lainnya, yaitu tumbuhan, hewan dan seluruh sumber daya alam. Karena itu gereja tidak bisa
berpangku tangan melihat kerusakan lingkungan,”katanya.

Martin Rumanja Purba pada kesempatan tersebut mengajah seluruh umat GKPS melakukan
aksi nyata dalam upata-upaya pelestarian lingkungan hidup. Aksi nyata tersebut dapat dilakukan
melalui gerakan penghijauan, mengurangi pemakaian plastic, menghindarkan diri dari pemborosan
sumber energi listrik dan air, mencegah dan menanggulangi pencemaran lingkungan serta
senantiasa mendoakan maupun mendukung program-program pelestarian lingkungan hidup.

“Melalui ibadah khusus peringatan Hari Bumi 2016, seluruh umat GKPS diharapkan
menunjukkan aksi nyata pelestarian lingkungan hidup di mana pun berada. Dengan demikian
warga GKPS bisa menjadi panutan dalam upaya-upaya pelestarian lingkungan bagi masyarakat
sekitar,”katanya.
Sementara itu Pendeta (Pdt) GKPS Resort Jambi, Pdt Riando Tondang, STh pada ibadah khusus Hari
Bumi Sedunia di GKPS Jambi mengatakan, umat Kristen perlu memberikan keteladanan kepada
masyarakat luas dalam pelestarian lingkungan hidup. Karena itu seluruh umat Kristen di mana pun
mereka berada, perlu melakukan pencegahan dan penanggulangan kerusakan lingkungan.

“Aksi nyata yang bisa dilakukan umat Kristen melestarikan lingkungan antara lain mengurangi
penggunaan plastik, memelihara kebersihan lingkungan, menanam pohon di lingkungan gereja dan
rumah serta menolak berbagai kegiatan yang mencemari lingkungan maupun merusak
hutan,”katanya. (Warna/Rds) .
Contoh Teks opini / editorial di Sekolah
Perlukah Ujian Nasional Online Diadakan?
Beberapa bulan lagi ujian nasional akan dilaksanakan di tingkat SD hingga SMA. Nah
Kemendikbud menambahkan aturan baru yaitu pelaksanaan ujian nasional secara online di
beberapa sekolah.

Dilihat dari keadaan dan situasi lapangan saat ini, rencana ini belum tepat dan perlu
dipertimbangkan kembali karena permasalahan seperti infrastruktur yang belum merata dan
kurangnya pengetahuan dari tenaga ahli di beberapa sekolah.

Padahal hal ini sangatlah baik. Jika pelaksanaan ujian nasional online tetap dilaksanakan,
maka beberapa sekolah akan kesulitan karena tidak adanya infrastruktur yang memadai seperti
komputer, akses internet, dan listrik.

Coba bayangkan ketika ada sebuah sekolah yang mempunyai 250 siswa yang akan mengikuti
ujian nasional, maka berapa jumlah komputer yang dibutuhkan oleh pihak sekolah untuk
melaksanaan ujian nasional ini.

Tentunya membutuhkan komputer yang banyak. Dan apabila tetap dipaksakan maka salah
satunya yaitu dengan menggunakan komputer secara bergiliran. Tetapi hal ini rentan akan
timbulnya kecurangan dalam ujian nasional.

Selain itu kurangnya tenaga ahli di beberapa sekolah juga menjadi masalah, karena pasti
beberapa sekolah akan bingung dalam pelaksanaan karena tidak mengerti bagaimana
melaksanakannya.

Sudah semestinya jika pemerintah ingin melaksanakan ujian nasional secara online,
pemerintah harus menjamin ketersediaan infrastruktur yang mendukung serta tidak terburu-buru
dalam melaksanakannya.

Pemerintah juga harus melakukan sosialisasi langsung ke sekolah-sekolah yang jauh sebelum
ujian nasional agar tidak menimbulkan masalah seperti yang telah diuraikan diatas.
Contoh Teks Editorial Tentang Sampah
Kebiasaan Membuang Sampah
Kebiasaan membuang sampah di sembarangan tempat telah tertanam di benak orang
Indonesia sejak masih usia dini. Bagaimana tidak orang tua secara tidak sadar mengajarkan cara
membuang sampah yang tidak benar kepada anak-anak mereka. Itu bisa dilihat dari cara mereka
dengan gampang melempar sebungkus sampah ke sungai atau di depan rumah yang dianggap hal
lumrah. Masyarakat kita secara umum mempunyai kesadaran yang rendah dalam hal memikirkan
konsekuensinya.

Parahnya lagi kebiasaan tersebut oleh sebagian besar masyarakat kita tidak dianggap sebagai
sesuatu yang salah. Sampah yang tertumpuk di sungai akan menyumbat aliran air dan dengan
hanya sedikit curah hujan yang lebih tinggi dari biasanya atau air kiriman dari daerah yang lebih
tinggi, banjir sudah tidak bisa dielakan lagi. Yang disalahkan pasti pemerintah yang tidak becus.

Kurangnya kesadaran untuk mendidik dan memberikan contoh adalah hal yang perlu
diperbaiki dan akan membutuhkan waktu yang lama supaya kesadaraan akan kebersihan dapat
terciptakan.

Kebiasaan untuk hidup sehat dan bersih tidak terlalu menjadi prioritas masyarakat karena
masih banyak hal-hal yang lebih penting antara lain seperti memikirkan bagaimana menyediakan
makanan sehari-hari di atas meja atau lantai untuk keluarga, kesehatan, pendidikan, dan lain
sebagainya.

Menurut opini saya, orang kaya biasanya lebih bersih dan tidak membuang sampah
sembarangan (hanya) di rumah mereka. Masih banyak kebiasaan orang kaya yang kalau udah di
luar rumah atau lingkungan mereka, tetap saja membuang sampah sembarangan. Tidak sedikit saya
lihat botol aqua kosong yang melayang keluar dari pintu kaca mobil di dalam jalan tol.

Menjaga kebersihan di dalam mobil itu baik, tapi bisa kan kalau sampah itu jangan dibuang
keluar dari mobil yang sedang melaju di jalan umum. Tidak salah kalau sediakan kantong sampah di
dalam mobil, setelah sampai di tempat tujuan kantong sampah tersebut bisa dibuang ke tempat
yang semestinya.

Yang menjadi pertanyaan kenapa sih orang yang punya mobil bisa jaga kebersihan di dalam
mobil mereka dan tidak begitu peduli dengan kebersihan di jalan tol atau di jalan-jalan umum?
Botol kosong yang berterbangan tidak hanya akan membuat mata sakit kalau pas kita ada di
belakangan mobil mereka, tapi kemungkinan besar akan menyebabkan kecelakaan lalu lintas.

Yang kita butuhkan itu adalah kesadaran diri untuk mau hidup sehat dan bersih, bukan hidup
bersih karena takut dikenai denda sama Jokowi. Berapapun besarnya denda, tetap saja orang akan
curi-curi untuk buang sampah sembarangan, lagian kalau ketangkap, apakah dendanya akan masuk
ke Pemprov DKI? Ini akan membuka peluang baru untuk korupsi.

Pertanyaannya siapa yang akan menjadi petugas untuk melakukan denda terhadap orang yang
membuang sampah sembarang?

Jika hanya mengandalkan petugas saja, saya rasa tidak akan terlalu efektif karena berapa
petugas yang harus ditempatkan di tempat-tempat umum? Pembuangan sampah sembarangan itu
tidak hanya di tempat umum saja, tapi semuanya bermula dari lingkungan hidup sekitarnya.

Melibatkan masyarakat umum untuk membantu menjaga kebersihan di lingkungan masing-


masing secara umum akan lebih efektif dan efisien. Masyarakat harus berani menegur orang-orang
yang tidak bertanggung jawab dengan membuat sampah sembarangan. Sering kali hal-hal seperti
ini tidak akan terjadi karena masyarakat meraka kalau negur orang yang dikenal kan jadinya gak
enak dan akan dimusihi, kalau negur orang yang tidak dikenal malah akan terjadi percecokan atau
malah terjadi perkelahian.

Pemerintah Pemprov DKI dan Pusat harus secara rutin melakukan kampanye dan sosialisasi
kepada masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya akan membuahkan hasil yang
diinginkan.

Saya selalu ajarkan cara buang sampah yang benar terhadap anak-anak saya baik di rumah
atau di tempat umum. Di rumah, saya sediakan dua jenis tong sampah, satu untuk pembuangan
sampah organic dan satunya lagi buat sampah yang bisa didaur ulang.

Pernah sekali saya bawa anak saya ke Indonesia, dia tanyain saya kenapa sih ibu itu main
lempar kantong sampah sembarangan? Saya perhatikan dan memang benar sampah ada dimana-
mana, yang absen dari situ adalah tong sampah. Mungkin sebulan sekali atau kalau lagi punya
perasaan menyenangkan baru masyarakat mengumpulkan dan membakar sampah-sampah yang
ada di sekitar rumah mereka.

Masyarakat yang hidup di bantaran sungai akan dengan mudah membuang sampah ke dalam
sungai dari pada harus buang ke dalam tong sampah. Kebiasaan ini telah dilakukan bertahun-tahun.
Lagian tidak akan memakan waktu banyak untuk melemparkan sekantong sampah ke sungai.
Kekurangan yang lain karena tidak tersedianya tong sampah yang cukup oleh pemerintah dan
adanya iuran sampah bulanan.

Bukan rahasia umum lagi kalau ada tanah kosong yang tidak ditempati, dipenuhi oleh sampah-
sampah. Biasanya masyarakat akan keluar malam-malam, diam-diam atau cari waktu sepi untuk
membuang sampah ke tanah kosong tersebut. Jika satu orang lempar sampah disitu, orang lain
akan pada ikutan, dan tidak disadari tanah yang kosong sebelumnya telah dipenuhin sampah se
gunung, kemudian masalah bau sampah yang menyengat akan mengikuti.

Harusnya Pemprov DKI atau pemerintah pusat menyediakan tong sampah gratis untuk semua
masyarakat yang tidak mampu dan masyarakat tidak dipunggut biaya iuran sampah, dengan begitu
sampah akan diambil pada jadwal yang ditentukan.
Petugas kebersihan tahu betul rumah mana yang bayar iuran sampah dan yang mana yang
tidak, sehingga hanya mengambil sampah dari tempat-tempat tertentu.

Pemerintah jangan hanya memberikan penghargaan untuk RT, kelurahan, kecamatan,


kabupaten, provinsi yang bersih saja, penghargaan ini harus diberikan kepada individual yang
berperan membuat lingkungan mereka bersih dari sampah yang sebelumnya ada dimana-mana.

Marilah kita mulai hari ini setelah baca artikel ini, memperbaiki kebiasaan buruk kita, dan
mulailah membuang sampah pada tempatnya.

Contoh teks opini atau editorial Tentang kesehatan

Puskesmas Harus Diberdayakan Lagi

KESEHATAN adalah ”barang” langka di dunia ini. Banyak yang menyebutkan sehat adalah
nomor satu. Ada pula yang menyindir ”jangan sakit kalau tak punya duit”. Itu artinya, biaya dokter,
rumah sakit, dan obat-obatan sudah sangat mahal. Apalagi kini para investor berlomba-lomba
membangun rumah sakit berstandar internasional (RSI). Termasuk Pemprov Bali pun
merencanakan membangun RSI.

Padahal kita tahu, biaya rumah sakit apalagi yang berstandar internasional pasti sangat mahal.
Tentu akan sangat banyak masyarakat di negeri ini yang tak bisa menjangkau. Apalagi mereka yang
memiliki label ”KK Miskin”.

Harus diakui pula, saat ini banyak persoalan kesehatan dan pendidikan terutama di daerah
pedesaan. Masih banyak dijumpai anak-anak usia sekolah tidak lagi mengenyam pendidikan.
Demikian pula masih ada beberapa kabupaten di Bali yang ”menyimpan” anak gizi buruk. Belum
lagi tingginya angka kematian ibu dan anak, serta tingginya prevalensi penyakit menular berbasis
lingkungan. Semua itu berangkat dari kondisi miskin masyarakat.

Salah kalau menyebut, munculnya berbagai hal tersebut karena pemerintah belum berbuat.
Sebab pemerintah sudah bekerja memberikan pelayanan terbaik untuk rakyatnya melalui berbagai
program pembangunan. Tetapi tak jarang program tersebut hanya sporadis. Artinya, program yang
dicanangkan pemerintah hanya aktif saat diresmikan. Setelah itu, tidak ada lagi pemantauan dan
evaluasi, sehingga tidak jarang program gagal di tengah jalan.

Sama halnya dengan kondisi pelayanan kesehatan masyarakat yang disebut puskesmas. Ide
awal untuk mendekatkan pelayanan kepada masyarakat, ternyata tak terwujud. Padahal konsep
ideal dari pembanguna puskesmas yang disebar di desa-desa sangatlah mulia. Pemerintah
berkeinginan untuk mendekatkan pelayanan kepada masyarakat. Dengan harapan si penderita
akan cepat tertangani dengan biaya yang terjangkau. Bahkan bila perlu digratiskan.

Namun fakta yang ada di lapangan, puskesmas tidak lebih dari sekadar ”tukang” rujukan.
Bahkan tidak jarang puskesmas kosong, karena ditinggal ke undangan oleh petugas. Kondisi inilah
yang menyebabkan pamor puskesmas mulai meredup. Bahkan banyak masyarakat yang ”alergi”
datang ke puskesmas karena pelayanan yang diberikan sangat tidak maksimal.

Karenanya, pemerintah tidak boleh tinggal diam melihat fenomena tersebut. Apalagi
mengeluarkan kebijakan untuk menggabungkan dua atau lebih puskesmas menjadi satu. Itu sangat
keliru. Sebab salah satu tujuan puskesmas adalah mendekatakan pelayana kesehatan pada
masyarakat utamanya yang ada di pedesaan.
Karenanya, reformasi pelayanan kesehatan harus dilakukan pada era otonomi daerah ini.
Pemerintah daerah yang diberikan tanggung jawab mengelola puskesmas harus mengembalikan
fungsi pelayanan dasar seperti ide awalnya. Selain itu pemerintah harus memperbaiki kualitas
pelayana dasar yang harus diberikan. Caranya tentu dengan menempatkan dokter dan para
paramedis dengan alat kesehatan yang standar. Jangan sampai puskesmas dipelesetkan menjadi
tempat mengobati ”PUSing, KESeleo dan Masuk Angin Saja (Puskesmas)”.

Selain itu, pemerintah harus secara terus-menerus menanamkan pola hidup sehat bagi
masyarakat. Untuk maksud tersebut, pemerintah daerah harus mempunyai komitmen menambah
tenaga kerja atau pegawai yang ahli bidang kesehatan. Sebab selama ini sangat jarang petugas
kesehatan yang datang ke rumah-rumah. Mereka juga jarang memberikan arahan kepada ibu-ibu
PKK tentang cara hidup sehat.

Demikian pula pemerintah perlu mengefektifkan kerja sama lintas sektor yang lebih
antisipatif terhadap masalah kesehatan masyarakat yang potensial berkembang di daerah. Upaya
promosi kesehatan dan pencegahan penyakit seharusnya tidak hanya menjadi tanggung jawab dan
kewenangan Dinas Kesehatan dan RSUD. Semua sektor terkait harus dilibatkan untuk
menanggulangi masalah kesehatan masyarakat yang potensial berkembang di daerahnya masing-
masing.

Kerja sama seperti ini akan memperkuat realisasi pembangunan berwawasan kesehatan yang
bertujuan untuk mengurangi faktor risiko berkembangnya penyakit menular dan tidak menular di
masyarakat.
Contoh Teks Editorial Tentang Hukum
Peristiwa Pelanggaran HAM yang Menggemparkan

Pelanggaran HAM (Hak asasi Manusia) di Indonesia dan Mancanegara. Pelanggaran hak asasi
manusia adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara, baik
disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara hukum mengurangi, menghalangi,
membatasi dan atau mencabut hak asasi manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin
oleh undang-undang dan tidak mendapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh
penyesalan hukum yang adil dan benar berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.

Contohnya di Indonesia banyak kasus-kasus pelanggaram HAM yang kini pelum diusut sampai
tuntas, hal ini tentu saja menjadi perhatian kita semua untuk belajar dari sejarah mengenai contoh-
contoh kasus pelanggaran HAM baik itu di Indonesia atau yang terdapat di berbagai negara agar
tidak terulang di hari kemudian.

Coba kita bayangkan betapa kejamnya negara kita dahulu disaat HAM ibarat tulisan dan nama
saja yang tak berfungsi apa-apa. Tentu kita semua tidak ingin berada di masa tersebut yang
terdapat banyak pelanggaran-pelanggaran HAM baik yang ringan maupun yang berat. Apalagi jika
saat ini HAM sama seperti dulu, tentu banyak macam-macam kasus pelanggaran HAM di sekitar
kita, jadi beruntunglah kita sekarang ini HAM (Hak Asasi Manusia) kini telah hadir, telah kuat, dan
dapat menjaga kita semua.

Banyak Contoh Kasus Pelanggaran-Pelanggaran HAM, menjadi pelajaran untuk tidak terjadi
lagi dengan intensif kebijakan pemerintah akan ketegasannya menjaga Hak Asasi Manusia (HAM).
Bukti kebijakan-kebijakan menjaga Hak Asasi Manusia tidak terjadinya pelanggaran-pelanggaran
HAM dapat dilihat dari kurangnya kasus pelanggaran HAM yang terjadi sekarang ini.

Sebelum membahas mengenai contoh-contoh kasus pelanggaran HAM, tahukah anda


mengenai Pengertian HAM (Hak Asasi Manusia) menurut Undang-Undang No. 39 Tahun 1999, HAM
adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai makhlukh
Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan Anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan
dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan
harkat dan martabat manusia. Menurut Pasal 9 UU No. 39 Tahun 1999 mengenai macam-macam
hak dasar manusia adalah sebagai berikut:

1. Hak atas kesejahteraan


2. Hak untuk hidup
3. Hak mengembangkan diri
4. Hak atas rasa aman
5. Hak berkeluarga dan melanjutkan keterunan
6. Hak atas kebebasan pribadi
7. Hak atas memperoleh keadilan
8. Hak atas wanita
9. Hak anak
10. Hak turut serta dalam pemerintahan

Dasar Hukum Penegakan Hak Asasi Manusia di Indonesia tertulis dalam empat hukum yang
menyatakan tentang HAM yakni UUD 1945, Tap MPR, UU, Perda, Kepres, dll. Salah satu dari
keempat hukum tersebut adalah UUD 1945 RI, seperti pasal 27 ayat 1, pasal 28, pasal 29 ayat 2,
pasal 30 ayat 1, dan pasal 31 ayat 1. Hak asasi Manusia setiap tahun dirayakan diseluruh negara di
dunia yakni pada tanggal 10 Desember.

Anda mungkin juga menyukai