Anda di halaman 1dari 4

Peranan Indonesia dalam mewujudkan perdamaian dunia melalui hubungan internasioanal.

peran Indonesia dalam perdamaian dunia melalui hubungan internasional tentu sudah tidak asing
lagi terdengar di telinga kita. Indonesia sebagai bangsa yang merdeka memiliki cita-cita besar
dalam upaya penegakan perdamaian di atas seluruh dunia. Salah satu cita-cita bangsa Indonesia
sangat jelas tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 pada alinea ke 4 adalah bahwa Indonesia akan ikut serta dalam melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Oleh
karena cita-citanya yang begitu besar itu, maka bangsa Indonesia senantiasa menjalin hubungan
internasional dengan seluruh bangsa di seluruh penjuru dunia untuk berperan aktif dalam
mewujudkan cita-cita tersebut.
Misi Garuda: Peran Indonesia Menjaga Perdamaian Dunia Lewat Kontingen Garuda

Djuanda Kartawidjaja

Pada tahun 1956 Deklarasi Djuanda mulai dipertimbangkan, karena adanya tuntutan dari
pimpinan Departemen Pertahanan Keamanan Republik Indonesia (RI). Perdana Menteri Djuanda
Kartawidjaja adalah yang pertama kali mencetuskan deklarasi ini.

Untuk lebih tepatnya, Perdana Menteri Djuanda Kartawidjaja membuat deklarasi ini sebagai aksi
protes terkait hukum laut di Indonesia pada tanggal 13 Desember 1957. Pada saat itu, hukum laut
Indonesia dianggap tidak dapat memberikan keuntungan kepada masyarakat di sekitar.

Di periode waktu tersebut Ordonansi Laut dan Daerah Maritim dari Belanda dijadikan sebagai
dasar pembuatan hukum laut Indonesia.
Konfersi Asia-Afrika (KAA)

Peran Indonesia dalam perdamaian dunia Konferensi Asia-Afrika (KAA) diawali dari ide
Ir. Soekarno dan disampaikan oleh Ali Sastroamidjojo. Ide ini pertama kali disampaikan pada
saat Konferensi Colombo diselenggarakan. Ir. Soekarno mengusulkan ide ini setelah terjadi
Perang Dunia II yang membuat banyak negara bersikukuh. Ketegangan antara banyak negara ini
disebabkan oleh terjadinya Blok Barat dan Blok Timur. Kemudian, ide ini mulai menjadi pokok
pembahasan bagi banyak negara.

Foto: Dok. Arsip Nasional Republik Indonesia via unesco.org/Tujuan Gerakan Non-Blok,
Daftar Negara Anggota, serta Peran Indonesia
Kemunculan 2 kubu dari 2 negara adidaya, yaitu Uni Soviet yang menjunjung tinggi
kepercayaan sosialis-komunis dan Amerika yang menjadi negara liberalis-kapitalis.
Dengan terbentuknya 2 kubu dari 2 negara adidaya ini, tidak membuat negara lain
menyetujui adanya kedua kubu tersebut. Beberapa negara yang tidak menyetujui
kemunculan 2 kubu ini akhirnya membuat gerakan sendiri yakni Gerakan Non-Blok atau
biasa disingkat dengan nama GNB. Gerakan Non-Blok (GNB) dimulai oleh 5 negara yang
terdiri dari Indonesia, India, Ghana, Mesir, dan Yugoslavia. Kelima negara ini membentuk
GNB dengan tujuan khusus, yaitu:

Anda mungkin juga menyukai