Anda di halaman 1dari 17

TUGAS TERSTRUKTUR DOSEN PENGAMPU

KEWARGANEGARAAN HAYATUN NUPUS, M, Pd

KETAHANAN DAN INTEGRASI NASIONAL


OLEH:
KELOMPOK 9
Muhammad Hadi Saputra 210101040041
Nabilah Fitriah 210101040234

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
BANJARMASIN
TAHUN 2022 M/1444 H
KATA PENGANTAR
Alhamdulliahhirobbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT., karena atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya telah memberikan kemudahan dalam menyusun makalah ini guna memenuhi
tugas kuliah, sehingga makalah ini dapat kami selesaikan dengan baik dan lancar. Tidak lupa
sholawat serta salam kita curahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah
menuntun kita dari jalan yang penuh kegelapan ke jalan yang terang benderang.

Kami menyadari mungkin masih banyak kesalahan dan kekurangan dari makalah ini,
karena semua manusia pastinya tak luput dari kesalahan dan kekurangan. Kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman dan berbagai pihak, dengan harapan dapat
memperbaiki dan menyempurnakan makalah ini.

Oleh karena itu, sudah sepatutnya kami menyampaikan ucapan rasa terima kasih, rasa
hormat dan penghargaan setingginya kepada:

1. Yang terhormat dosen pengampu mata kuliah


Kewarganegaraan: Ibu Hayatun Nupus, M. Pd
2. Dan teman-teman yang ada dikelas PMTK A yang kami banggakan.

Hanya untaian doa yang dapat kami panjatkan semoga amal baiknya diterima oleh Allah
SWT dan menjadi amal yang senantiasa mengalir kepada yang Maha Kuasa. Mudah-mudahan
makalah atau materi yang kami sampaikan bermanfaat serta menunjang ilmu pengetahuan dan
menjadi amal jariyah, hingga senantiasa mendapat ridho Allah SWT.

Banjarbaru, Desember 2022

Kelompok 5
DAFTAR ISI
Judul
Kata Pengantar
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN
A. Ketahanan dan Faktor Pendorong Integrasi Nasional.
B. Kebhinekaan Indonesia
C. Unsur-unsur Ketahanan Nasional
D. Pembelaan Negara dan Perdamaian Dunia
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejak kemerdekaan Indonesia pada proklamasi 17 agustus 1945 , kehidupan bangsa
indonesia tidak luput dari tidak luput dari gejolak dan ancaman yang membahayakan
kelangsungan hidup bangsa. Sumber Daya Alam serta jumlah dan kemampuan penduduk, telah
menempatkan bangsa Indonesia menjadi ajang persaingan dan perebutan negara-negara besar,
sehingga menimbulkan dampak negatif yang dapat membahayakan kelangsungan dan
eksistensi negara Indonesia.
Tetapi bangsa Indonesia mampu mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatannya dari
agresi Belanda dan mampu menegakkan wibawa pemerintahan Republik Indonesia pada saat
itu juga. hal itu menunjukan bangsa Indonesia mempunyai keuletan dan kemampuan yang
mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional, sehingga dapat menghadapi
Ancaman, Gangguan , Hambatan dan Tantangan. Posisi geografis Indinesia menjadikan
Indonesia sebagai negara untuk ajang persaingan. Hal ini secara langsung maupun tidak
langsung memberikan dampak negatif bagi segala aspek kehidupan dan membahayakan
eksistensi NKRI. Untuk itu bangsa Indonesia harus memiliki keuletan dan ketangguhan yang
mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional sehingga berhasil mengatasi
setiap bentuk tantangan ancaman hambatan dan gangguan dari manapun datangnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian ketahanan dan faktor pendorong integrasi nasional ?
2. Apa pengertian Kebhinekaan Indonesia ?
3. Bagaimana unsur-unsur Ketahanan Nasional ?
4. Bagaimana penjelasan mengenai pembelaan negara dan perdamaian dunia ?
C. Tujuan Pembahasan
1. Menjelaskan Pengertian ketahanan dan faktor pendorong integrasi nasional.
2. Menjelaskan pengertian kebhinekaan indonesia.
3. Menjelaskan unsur-unsur ketahanan Nasional.
4. Menjelaskan pembelaan negara dan perdamaian dunia.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Ketahanan dan Faktor Pendorong Integrasi Nasional.


Integrasi berasal dari bahasa inggris “Integgration” yang berarti kesempurnaan atau
keseluruhan. Di indonesia Istilah integrasi masih sering di samakan dengan istilah pembauran
atau asmilasi,padahal kedua istilah tersebut memiliki perbedaan. Integrasi diartikan dengan
integrasi kebudayaan, integrasi sosial dan pluralisme sosial. Sementara pembauran dapat berarti
penyesuaian antar dua atau lebih kebudayaan mengenai berapa unsur kebudayaan (cultural
traits) mereka yang berbeda atau bertentangan, agar dapat dibentuk menjadi suatu sistem
kebudayaan yang selaras (harmonis). Integrasi Nasional adalah usaha dan proses
mempersatukan perbedaan-perbedaan yang ada pada suatu negara sehingga terciptanya
keseraian dan keselarasan secara nasional. Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan
bangsa yang sangat besar baik dari kebudayaan ataupun wilayahnya. Di satu sisi hal ini
membawa dampak positif bagi bangsa karena kita bisa memanfaatkan kekayaan alam Indonesia
secara bijak atau mengelola budaya-budaya yang melimpah untuk kesejahteraan rakyat, namun
selain menimbulkan sebuah keuntungan, hal ini juga akhirnya menimbulkan masalah yang
baru. Dalam Kamus Besar Indonesia Edisi Ketiga Tahun 2002, dikemukakan bahwa istilah
integrasi mempunyai pengertian “pembauran atau penyatuan hingga menjadi kesatuan yang
utuh atau bulat”. Sedangkan istilah “nasional” mempunyai pengertian :
1) Bersifat kebangsaan
2) Berkenaan atau berasal dari bangsa sendiri
3) Meliputi suatu bangsa, misalnya cita-cita nasional, tarian nasional, perusahaan nasional dan
sebagainya.

Faktor pendorong integrasi nasional yaitu faklim sejarah yang menimbulkan rasa senasib
seperjuangan, keinginan untuk bersatu rasa cinta tanah air dikalangan Bangsa Indonesia, rasa
rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara. integrasi nasional mempunyai arti politis
dan antropologis. Secara Politis Integrasi nasional secara politis berarti penyatuan berbagai
kelompok budaya dan sosial dalam kesatuan wilayah nasional yang membentuk suatu identitas
nasional. Secara Antropologis Integrasi nasional secara antropologis berarti proses penyesuaian
di antara unsur-unsur kebudayaan yang berbeda sehingga mencapai suatu keserasian fungsi
dalam kehidupan masyarakat.

Howard Wriggins dalam Muhaimin & Collin Max Andrews (1995) menyebut ada lima
pendekatan atau cara bagaimana para pemimpin politik mengembangkan integrasi bangsa.
Kelima pendekatan yang selanjutnya kita sebut sebagai faktor yang menentukan tingkat
integrasi suatu negara adalah :
1. Adanya ancaman dari luar dapat menciptakan integrasi masyarakat. Masyrakat akan
bersatu,meskipun berbeda suku agama dan rasa ketika menghadapi musuh bersama.
Contoh, ketika warga malaysia mengklaim budaya kita, di sini masyrakat indonesia bersatu
membela budaya tersebut. Suatu bangsa yang sebelumnya berseteru dengan saudara
sendiri, suatu saat dapat berintergrasi ketika ada musuh negara yang datang atau ancaman
bersama yang berasal dari luar negeri. Adanya anggapan musuh dari luar mengancam
bangsa juga mampu mengintegrasikan masyarakat bangsa itu.
2. Gaya politik kepemimpinan gaya politik para pemimpin bangsa dapat menyatukan atau
mengintegrasikan masyarakat bangsa tersebut. Pemimpin yang karismatik, dicintai
rakyatnya dan memiliki jasa-jasa besar umumnya mampu menyatukan bangsanya yang
sebelumnya tercerai berai.
3. Kekuatan lembaga-lembaga politik lembaga politik, misalnya birokrasi, juga dapat menjadi
sarana pemersatu masyarakat bangsa. Birokrasi yang satu dan padu dapat menciptakan
sistem pelayanan yang sama, baik dan diterima oleh masyarakat yang beragam. Pada
akhirnya masyarakat bersatu dalam satu sistem pelayanan.
4. Ideologi juga memberian visi dan beberapa panduan bagaimana cara menuju visi atau
tujuan itu. Jika suatu masyarakat meskipun berbeda-beda tetapi menerima satu ideologi
yang sama maka memungkinkan masyarakt tersebut bersatu. Bagi bangsa Indonesia, nilai
bersama yang bisa mempersatukan masyarakat Indonesia adalah Pancasila. Pancasila
merupakan nilai sosial bersama yang bisa diterima oleh seluruh masyarakat Indonesia.
Nilai-nilai bersama tidak harus berlaku secara nasional. Di beberapa daerah di Indonesia
terdapat nilai-nilai bersama. Dengan nilai itu kelompok-kelompok masyarakat di daerah itu
bersedia bersatu. Misal “Pela Gadong” sebagai nilai bersama yang dijunjung oleh
masyarakat Maluku.
5. Kesempatan pembangunan ekonomi jika pembangunan ekonomi berhasil dan menciptakan
keadilan, maka masyarakat bangsa tersebut bisa menerima sebagai satu kesatuan. Namun
jika ekonomi menghasilkan ketidakadilan maka muncul kesenjangan atau ketimpangan.
Orang-orang yang dirugikan dan miskin sulit untuk mau bersatu atau merasa satu bangsa
dengan mereka yang diuntungkan serta yang mendapatkan kekayaan secara tidak adil.

Pendapat lain menyebutkan, integrasi bangsa dapat dilakukan dengan dua strategi
kebijakan yaitu “policy assimilasionis” dan “policy bhineka tunggal ika” (Sjamsudin, 1989).
Strategi pertama dengan cara penghapusan sifat-sifat kultural utama dari komunitas kecil yang
berbeda menjadi semacam kebudayaan nasional. Asimilasi adalah pembauran dua kebudayaan
yang disertai dengan hilangnya ciri khas kebudayaan asli sehingga membentuk kebudayaan
baru. Apabila asimilasi ini menjadi sebuah strategi bagi integrasi nasional, berarti bahwa negara
mengintegrasikan masyarakatnya dengan mengupayakan agar unsur-unsur budaya yang ada
dalam negara itu benar-benar melebur menjadi satu dan tidak lagi menampakkan identitas
budaya kelompok atau budaya lokal. Kebijakan strategi yang sebaiknya dilakukan di
Indonesia :
1. Memperkuat nilai bersama.
2. Membangunfasilitas.
3. Menciptakan musuh bersama.
4. Memperkokoh lembga politik.
5. Membuat organisasi untuk bersama.
6. Menciptakan ketergantungan ekonomi antar kelompok.
7. Mewujudkan kepemimpinan yang kuat.
8. Menghapuskan identigas-identitas local.
9. Membaurkan antar tradisi dan budaya local.
10. Menguatkan identitas nasional.

B. Kebhinekaan Indonesia
Kebhinekaan merupakan bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia. Ia tidak terjadi
secara tiba-tiba namun melalui proses historis yang panjang. Jauh sebelum masyarakat Barat
mendengungkan wacana multikulturalisme, masyarakat Indonesia telah hidup dengan
kebhinekaan yang sangat kaya yang meliputi suku bangsa, bahasa, adat istiadat, agama, dan
sebagainya.

Kebhinekaan merupakan realitas bangsa yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya


untuk mendorong terciptanya perdamaian dalam kehidupan Bangsa dan Negara. Kebhinekaan
harus dimaknai masyarakat melalui pemahaman multikulturalisme dengan berlandaskan
kekuatan spiritualitas. Perbedaan etnis, religi maupun ideologi menjadi bagian tidak
terpisahkan dari sejarah bangsa Indonesia dengan Bhinneka Tunggal Ika dan toleransi yang
menjadi perekat untuk bersatu dalam kemajemukan bangsa. Indonesia memiliki semboyan
yaitu “Bhinneka Tunggal Ika”,Semboyan ini tertulis pada kaki lambang negara Garuda
Pancasila. Persoalan semboyan negara Bhineka Tunggal Ika mulai menjadi pembicaraan
terbatas antara Muhammad Yamin, Bung Karno, I Gusti Bagus Sugriwa dalam sidang-sidang
BPUPKI sekitar dua setengah bulan sebelum Proklamasi (Sekjen MPR RI, 2012:170).
Semboyan tersebut secara resmi diatur dalam PP No. 66 tahun 1951 tentang lambang negara.
Semboyan Bhineka Tunggal Ika dapat ditelusuri dari Kitab Sutasoma karangan Mpu Tantular.
Bhineka Tunggal Ika secara harfiah mengandung arti bhineka (beragam), tunggal (satu), dan
ika (itu). Ungkapan ini sebenarnya menggambarkan keberagaman agama yang dianut oleh
masyarakat Majapahit. Meskipun berbeda, namun penganut kedua agama tersebut dapat hidup
berdampingan. Semboyan tersebut kemudian ditafsirkan lagi dan disesuaikan dengan konteks
Indonesia. Penjelasan PP No. 66 tahun 1951 menyebutkan, “Perkataan Bhinneka itu ialah
gabungan dua perkataan: bhinna dan ika. Kalimat seluruhnya itu dapat disalin: berbedabeda
tetapi tetap satu jua. Pepatah ini dalam sekarang artinya, karena menggambarkan persatuan
atau kesatuan Nusa dan Bangsa Indonesia, walaupun ke luar memperlihatkan perbedaan atau
perlainan. Kalimat itu telah tua dan pernah dipakai oleh pujangga ternama Empu Tantular
dalam arti: di antara pusparagam adalah kesatuan.”

Indonesia merupakan negara yang sangat rentan akan terjadinya perpecahan dan konlik.
Hal ini disebabkan Indonesia adalah negara dengan keberagaman suku, etnik, budaya, agama
serta karakteristik dan keunikan di setiap wilayahnya. Indonesia merupakan negara yang
memiliki keistimewaan keanekaragaman budaya, suku, etnik, bahasa, dan sebagainya
dibandingkan dengan negara lain. Pada dasarnya keberagaman masyarakat Indonesia menjadi
modal dasar dalam pembangunan bangsa. Oleh karena itu, sangat diperlukan rasa persatuan
dan kesatuan yang tertanam di setiap warga negara Indonesia. Namun, dalam kenyataanya
masih ada konlik yang terjadi dengan mengatasnamakan suku, agama, ras atau antargolongan
tertentu. Hal ini menunjukkan yang ada harusnya dapat menjadi modal bagi bangsa ini untuk
menjadi bangsa yang kuat. Untuk mendukungnya, diperlukan persatuan yang kokoh dan kuat.
Namun, masih banyak permasalahan yang harus diselesaikan. Salah satunya masih terjadi
bentrokan yang mengatasnamakan suku tertentu dalam hal penggarapan lahan pertanian atau
hutan. Hal ini menunjukkan belum adanya kesadaran akan sikap komitmen persatuan dalam
keberagaman di Indonesia. Komitmen akan persatuan akan tegak jika peraturan yang
mengatur masalah suku atau hak individu ditegakkan dengan baik.

Untuk mempersatukan masyarakat yang beragam, perlu ada toleransi yang tinggi
antarkebudayaan. Sikap saling menghargai antargolongan, mengenali, dan mencintai budaya
lain adalah hal yang perlu dibudayakan. Contoh nyata implementasi hal tersebut adalah
dengan mempertunjukkan tarian suku-suku yang ada di Indonesia. Dengan demikian, setiap
suku mempunyai rasa simpati satu sama lain.

C. Unsur-unsur ketahanan Nasional


Unsur-unsur ketahanan nasional dikenal dengan istilah Astagatra yang terdiri dari
Trigatra dan Pancagatra.
1. Trigatra
a. Posisi dan Lokasi Geografi Negara
Posisi atau letak geogarfis suatu negara akan mempengaruhi peran negara
tersebut dalam peraturan lalu lintas dunia dan akan menghadapi bentuk-bentuk
ancaman yang berbeda. Kesimpulannya letak geografis suatu negara akan berpengaruh
terhadap ketahanan nasional suatu bangsa.

Hal yang terkait dengan letak geografis yaitu meliputi :


- Bentuk wilayah negara dapat berupa negaar pantai, negara kepulauan, atau negaar
kontinental
- Luas wilayah negara, ada negara dengan wilayah yang luas dan negara dengan
wilayah yang sempit
- Posisi geografis, astronomis, dan geologis negara, dan
- Daya dukung wilayah negara, ada wilayah yang habitable dan ada wilayah yang
unhabitable.

Pengaruh letak gografis terhadap politik melahirkan geopolitik dan


geostrategis, sehingga dikenal sebagai wawasan nasional suatu bangsa yang
tumbuh karena pengaruh tersebut. Dengn demikian, setiap negara dapat
mengembangkan wawasan nasionalnya sendiri-sendiri sesuai denga kondisi
geografisnya.

b. Keadaan dan Kekayaan Alam


Kekayaan alam suatu negara adalah segala sumber dan potensi alam
yang didapatkan di bumi, laut, dan udara yang berada di wilayah suatu negara.
Namun kekayaan alam yang ada di bumi didistribusikan secara tidak merata
atau tidak teratur, sehingga menyebabkan perbedaan kekayaan alam antar
daerah. Perbedaan itu menyebabkan ketergantungan antar negara yang
terkadang dapat menimbulkan masalah antar wilayah tersebut. Oleh karena itu
kekayaan alam sebagai kekuatan nasional dapat dikembangkan dan
dimanfaatkan untuk menunjang pembangunan nasional dan dapat meningkatkan
ketahanan nasional.

Hal-hal yang berkaitan dengan unsur sumber daya alam sebagai elemen
ketahanan nasional meliputi:
o Potensi sumber daya alam yang bersangkutan,
o Kemampuan mengeksplorasi SDA,
o Pemanfaatan SDA dengan memperhitungkan masa depan dan
lingkungan hidup, dan
o Kontrol atas SDA

c. Keadaan dan Kemampuan Penduduk


Penduduk adalah manusia yang mendiami suatu wilayah negara.
Manusia, melalui tindakannya merupakan faktor penentu terciptanya ketahanan
nasional yang baik. Artinya, penyelenggaraan negara yang dapat menciptakan
kesejahteraan dan keamanaan rakyatnya tergantung pada faktor manusia. Hal-
hal yang berkaitan dengan penduduk negara:
o Aspek kualitas (pendidikan, keterampilan, etos kerja, dan kepribadian
o Aspek kuantitas (jumlah penduduk, pertumbuhan penduduk,
persebaran, perataan dan perimbangan penduduk di tiap wilayah
negara.

Namun saat ini dari kedua aspek tersebut di Indonesia masih kurang memadai
dan belum sesuai dengan harapan. Untuk mengatasi masalah tersebut perlu campur
tangan pemerintah untuk mengatasi masalah tersebut, selain dari masyarakat itu sendiri.

2. Pancagatra
a. Aspek Ideologi
Ideologi suatu negara diartikan sebagai guiding of principles atau prinsip yang
dijadikan dasar atau pemberi arah dan tujuan yang hendak dicapai dalam melangsungkan
dan mengembangkan hidup dan kehidupan nasional suatu bangsa (negara). Menurut
Endang Zaelani Sukaya,2000:105 (melalui Sunaro dkk, 2013:205) Ideologi merupakan
konsep yang mendalam mengenai kehidupan yang dicita-citakan serta yang ingin
diperjuangkan dalam kehidupan nyata.

Ideologi dapat dijabarkan ke dalam sistem nilai kehidupan, yaitu serangkaian nilai
yang tersusun secara sistematis dan merupakan kebulatan ajaran doktrin. Ideologi yang
baik harus mampu menampung aspirasi masyarakat, baik secara individu maupun secara
sosial. Agar dapat mencapai ketahanan nasional di bidang ideologi diperlukan
penghayatan dan pengamalan ideologi secara sungguh-sungguh.

Agar bangsa Indonesia memiliki ketahanan nasional di bidang ideologi, Pancasila


harus dijadikan pandangan hidup bangsa dan diperlukan suatu pengamalan secara objektiif
dan subjektif. Semakin tinggi tingkat kesadaran suatu bangsa untuk melaksanakan ideologi
akan semakin tinggi ketahanan di bidang ideologi.

b. Politik
Dalam hal ini politik diartikan sebagai asas, haluan, atau kebijaksanaan yang
digunakan untuk mencapai tujuan dan kekuasaan. Oleh karena itu, masalah politik sering
dihubungkan dengan masalah kekuasaan dalam suatu negara yang berada ditangan
pemerintah.

Politik penyelenggaraan bernegara amat mempengaruhi kekuatan nasional


suatu negara, yang dapat ditinjau dari beberapa aspek, seperti :
 Sistem politik yang dipakai,
 Sistem pemerintahan yang dijalankan,
 Bentuk pemerintahan yang dipilih,
 Susunan negara yang dibentuk.

Pemilihan suatu bangsa atas politik penyelenggaraan bernegara tentu saja


tergantung pada nilai-nilai dan aspirasi bangsa yang bersangkutan. Upaya bangsa
Indonesia untuk meningkatkan ketahanan di bidang politik adalah upaya mencari
keseimbangan dan keserasian antara masukan dan keluaran berdasarkan Pancasila
dan merupakan pencerminan demokrasi Pancasila.

c. Ekonomi
Ekonomi dijalankan oleh suatu negara merupakan kekuatan nasional negara
yang bersangkutan terlebih diera global sekarang ini. Bidang ekonomi berperan
langsung dalam upaya pemberian dan distribusi kebutuhan warga negara. Kemajuan
pesat dibidang ekonomi tentu saja menjadikan negara yang bersangkutan tumbuh
sebagai kekuatan dunia. Contoh , Jepang dan Cina.

Setiap negara memiliki sistem ekonomi dalam rangka mendukung kekuatan


ekonomi bangsanya. Suatau negara dapat pula mengembangkan sistem ekonomi
yang dianggap sebagai cerminan dari nilai dan ideologi bangsa yang bersangkutan.
Ketahanan ekonomi diharapkan mampu memelihara stailitas ekonomi melalui
keberhasilan pembangunan, sehingga menghasilkan kemandirian perekonomian
nasional dengan daya saing yang tinggi.

d. Sosial Budaya
Ketahanan bidang sosial budaya menurut pengertian Ketahanan Nasional
(melalui Soemarno Soedarsono 1997:31) diartikan sebagai kondisi dinamis suatu
bangsa berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional, dalam menghadapi dan mengatasi segala
ancaman, tantangan, hambatan serta gangguan, baik yang datang dari dalam
maupun dari luar secara langsung maupun tidak langsung membahayakan
kelangsungan kehidupan sosial budaya bangsa dan negara.

Wujud ketahanan nasional budaya tercermin dalam kondisi sosial budaya


manusia yang dijiwai kepribadian nasional berdasarkan Pancasila, yang
mengandung kemampuan untuk mengembangkan kehidupan sosial budaya
manusia dan masyarakat Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, rukun, bersatu, berkualitas, maju dan sejahtera, dalam kehidupan
selaras, serasi, seimbang, serta kemampuan menangkal budaya asing yang tidak
sesuai budaya nasional.

Esensi ketahanan budaya adalah pengaturan dan penyelenggaraan


kehidupan sosial budaya. Dengan demikian, ketahanan budaya merupakan
pengembangan sosial budaya dimana setiap warga masyarakat dapat
mengembangkan kemampuan pribadi dengan segenap potensinya berdasarkan
nilai-nilai Pancasila (Sumarsono, 2000:14, melalui Sunarso, dkk, 2013:214).

Ketahanan bidang sosial budaya akan mencerminkan ketahanan kita yang


akn mempertahankan kelangsungan kehidupan sosial budaya bangsa dan negara.

e. Pertahanan dan Keamanan


Pertahanan kemanan suatu negara merupakan unsur pokok terutama dalam
menghadapi ancaman militer negara lain. Oleh karena itu, unsur utama pertahanan
keamanan berada ditangan tentara (militer), sesuai dengan UU No. 3 Tahun 2002
(melalui winarno, 2013: 226). Pertahanan keamanan negara juga merupakan salah
satu fungsi pemerintahan negara. Negara juga dapat melibatkan rakyatnya dalam
upaya pertahanan negara sebagai bentuk dari hak dan kewajiban warga negara
dalam membela negara dan menangkal dari segala ATHG.

D. Pembelaan Negara dan Perdamaian Dunia


Bela Negara
Membela Negara Indonesia adalah hak dan kewajiban dari pada setiap warga
negara Indonesia. Dikutip dalam Pasal 27 Ayat 3 UUD 1945 bahwa “Setiap warga negara
berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara”. Setiap warga negara juga
berhak dan wajib ikut serta dalam pembelaan negara. Selanjutnya dalam Pasal 30 Ayat 1
UUD 1945 bahwa “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara”. Berdasarkan kutipan kedua pasal tersebut dapat
disimpulkan bahwa usaha pembelaan dan pertahanan negara merupakan hak dan
kewajiban setiap warga negara Indonesia. Produk turunannya adalah peraturan Perundang-
undangan No.3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara Pasal 9 Ayat 1 menyebutkan
bahwa “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara yang
diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara”.
Penjelasan UU No. 3 Tahun 2002 tentang pembelaan negara menyatakan bahwa
upaya bela negara adalah sikap dam perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya
kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan
hidup bangsa dan negara. Upaya bela negara, selain sebagai kewajiban dasar menusia,
juga merupakan kehormatan bagi setiap warga negara yang dilaksanakan dengan penuh
kesadaran, tanggung jawab, dan rela berkorban dalam pengabdian kepada negara dan
bangsa.

Konsep bela negara dapat diuraikan secara fisik dan nonfisik. Secara fisik yaitu
dengan cara mengangkat senjata mengahdapi serangan atau agresi musuh. Bela negara
secara fisik dilakukan untuk menghadapi ancaman dari luar. Sementara, bela negara secara
nonfisik dapat didefinisikan sebagai segala upaya untuk mempertahankan negara kesatuan
Republik Indonesia dengan cara meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara,
menanamkan kecintaan terhadap tanah air serta berperan aktif dalam memajukan bangsa
dan negara. Wujud dari usaha bela negara adalah kesiapan dan kerelaan setiap warga
negara untuk berkorban demi mempertahankan kemerdekaan, kedaulatan negara,
persatuan dan kesatuanbangsa Indonesia, keutuhan wilayah nusantara, kelangsungan hidup
dan yuridiksi nasional, serta nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945. Sikap dan perilaku bela
negara dilandasi oleh nasionalisme dan patriotisme dari setiap warga negara.
Perdamaian Dunia
Perdamaian Dunia adalah sebuah gagasan kebebasan, perdamaian, dan kebahagian
bagi seluruh Negara dan bangsa. Perdamaian Dunia melintasi perbatasan melalui hak asasi
manusia, teknologi, pendidikan, teknik, pengobatan, diplomat dan pengakhiran bentuk
pertikaian. Sejak 1945, Perserikatan Bangsa-Bangsa dan lima anggota permanen Majelis
Keamanannya (AS, Rusia, China, Prancis, dan Tritania Raya) bekerja untuk
menyelesaikan konflik tanpa perang atau deklarasi perang. Namun, Negara-Negara telah
memasuki sejumlah konflik militer sejak masa itu. Perdamaian Dunia Dalam studi
perdamaian, perdamaian dipahami dalam dua pengertian.Pertama, perdamaian adalah
kondisi tidak adanya atau berkurangnya segala jenis kekerasan.Kedua, perdamaian adalah
transformasi konflik kreatif non-kekerasan. Dari dua definisi di atas dapat disimpulkan
bahwa perdamaian adalah apa yang kita miliki ketika transformasi konflik yang kreatif
berlangsung secara tanpa kekerasan. Perdamaian selain merupakan sebuah keadaan, juga
merupakan suatu proses kreatif tanpa kekerasan yang dialami dalam transformasi (fase
perkembangan) suatu konflik.

Indonesia dalam Perdamaian Dunia ditegaskan dalam pembukaan Undang-


Undang Dasar 1945 yang berbunyi : “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak
segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan, karena
tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”. Dalam alenia keempat pembukaan
Undang-Undang dasar ’45 dengan meletakkan kewajiban atas pemerintahan untuk serta
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial.Pernyataan Indonesia dalam perdamaian dunia juga termasuk kedalam
tujuan bangsa Indonesia.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Sari, S. I. (2021). Makalah Ketahanan Nasional. Pendidikan Kewarganegaraan Ketahanan

Nasional.

Bagus G, Agung W, Psi S, Pendidikan Pembangunan U, Bangsa K. PENDIDIKAN


KEWARGANEGARAAN BELA NEGARA.; 2016.

Anda mungkin juga menyukai