Anda di halaman 1dari 17

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

INTEGRASI NASIONAL

DOSEN PENGAMPU :
Drs. Wahidul Basri, M.Pd

OLEH KELOMPOK 2 :

Muhammad Saidacmajaya (19003146)

Nikmatur Rohmah (19003149)

Alwi Umrisyah Nst (19061050)

Anggun Aqni zaus (19061051)

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat dan karunia serta taufik dan hidayahNya kami dapat menyelesaikan
makalah “Integrasi Nasional”. Ini semua hanya sebatas pengatahuan dan kemampuan
yang kami miliki dan kami juga berterima kasih kepada Bapak Drs. Wahidul Basri
M.Pd selaku dosen mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang telah memberikan
tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kami mengenai integrasi nasional. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa didalam tugas ini terdapat banyak kekurangan dan jauh dari apa
yang diharapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usul untuk
memperbaiki makalah ini dimasa yang akan datang.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya sekiranya laporan yang telah kami susun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya.Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kata-kata yang kurang berkenan, terima kasih.

Padang,11 Oktober 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………….................. i


DAFTAR ISI ………………………………………………………..ii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………...1
A. Latar Belakang ……………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………2
C. Tujuan…………………………………………………………2
BAB II PEMBAHASAN …………………………………………….3
A. Pengertian Integrasi Nasional ………………………………..3
B. Konsep dan Urgensi Nasional ……………………………….5
C. Pentingnya Integritas Nasional ………………………………7
D. Sumber Historis, Sosiologis, dan Politik……………………..8
E. Contoh-Contoh Praktik Kewarganegaraan …………………. 11
BAB III PENUTUP …………………………………………………16
A. Kesimpulan …………………………………………………..16
B. Saran …………………………………………………………16
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………17
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Integrasi berasal dari bahasa inggris “integration” yang berarti
kesempurnaan atau keseluruhan. Intergasi sosial dimaknai sebagai proses
penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan
masyarakat yang memiliki keserasian fungsi. Integrasi sosial akan terbentuk
apabila sebagian besar masyarakat memiliki kesepakatan tentang batas-batas
teritorial, nilai-nilai, norma-norma, dan pranata-pranata sosial.
Di Indonesia istilah integrasi masih sering disamakan dengan istilah
pembauran atau asimilasi, padahal kedua istilah tersebut memiliki perbedaan.
Integrasi diartikan dengan integrasi kebudayaan, integrasi sosial, dan
pluralisme sosial. Sementara pembauran dapat berarti penyesuaian antar dua
atau lebih kebudayaan mengenai berapa unsur kebudayaan (cultural traits)
mereka yang berbeda atau bertentangan, agar dapat dibentuk menjadi suatu
sistem kebudayaan yang selaras (harmonis). Caranya adalah melalui difusi
(penyebaran), dimana unsur kebudayaan baru diserap ke dalam suatu
kebudayaan yang berada dalam keadaan konflik dengan unsur kebudayaan
tradisional tertentu. Cara penanggulangan masalah konflik adalah melalui
modifikasi dan koordinasi dari unsur - unsur kebudayaan baru dan lama.
Inilah yang disebut sebagai Integrasi Sosial (Theodorson & Theodorson, 1979
dalam Danandjaja, 1999).
Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan
perbedaan yang ada pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan
keselarasan secara nasional. Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan
bangsa yang sangat besar baik dari kebudayaan ataupun wilayahnya. Di satu
sisi hal ini membawa dampak positif bagi bangsa karena kita bisa
memanfaatkan kekayaan alam Indonesia secara bijak atau mengelola budaya
budaya yang melimpah untuk kesejahteraan rakyat, namun selain
menimbulkan sebuah keuntungan, hal ini juga akhirnya menimbulkan masalah
yang baru. Kita ketahui dengan wilayah dan budaya yang melimpah itu akan
menghasilkan karakter atau manusia manusia yang berbeda pula sehingga
dapat mengancam keutuhan bangsa Indonesia. Dalam hal ini penulis ingin
membahas mengenai integrasi nasional. Agar masyarakat khusunya pelajar
maupun mahasiswa dapat mengetahui betapa pentingnya integrasi nasional
bagi bangsa indonesia.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian Integrasi Nasional ?
2. Apa konsep dan urgensi integritas nasional?
3. Apa pentingnya integritas nasional ?
4. Apa saja sumber historis, sosiologis, dan politis tentang integritas nasional
?
5. Sebutkan contoh-contoh praktik kewarganegaraan !

C. TUJUAN
 Untuk mengetahui pengertian integrasi nasional.
 Untuk mengetahui konsep dan urgensi integritas nasional.
 Untuk mengetahui pentingnya integrasi nasional.
 Untuk mengetahui apa saja sumber historis, sosiologis, dan politis tentang
integritas nasional.
 Untuk mengetahui contoh-contoh praktik kewarganegaraan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Integrasi Nasional


Integrasi berasal dari bahasa inggris “integration” yang berarti
kesempurnaan atau keseluruhan. Intergasi sosial dimaknai sebagai proses
penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan
masyarakat yang memiliki keserasian fungsi. Integrasi sosial akan terbentuk
apabila sebagian besar masyarakat memiliki kesepakatan tentang batas-batas
teritorial, nilai-nilai, norma-norma, dan pranata-pranata sosial.
Di Indonesia istilah integrasi masih sering disamakan dengan istilah
pembauran atau asimilasi, padahal kedua istilah tersebut memiliki perbedaan.
Integrasi diartikan dengan integrasi kebudayaan, integrasi sosial, dan
pluralisme sosial. Sementara pembauran dapat berarti penyesuaian antar dua
atau lebih kebudayaan mengenai berapa unsur kebudayaan (cultural traits)
mereka yang berbeda atau bertentangan, agar dapat dibentuk menjadi suatu
sistem kebudayaan yang selaras (harmonis). Caranya adalah melalui difusi
(penyebaran), dimana unsur kebudayaan baru diserap ke dalam suatu
kebudayaan yang berada dalam keadaan konflik dengan unsur kebudayaan
tradisional tertentu. Cara penanggulangan masalah konflik adalah melalui
modifikasi dan koordinasi dari unsur - unsur kebudayaan baru dan lama.
Inilah yang disebut sebagai Integrasi Sosial (Theodorson & Theodorson, 1979
dalam Danandjaja, 1999).
Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan
perbedaan yang ada pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan
keselarasan secara nasional. Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan
bangsa yang sangat besar baik dari kebudayaan ataupun wilayahnya. Di satu
sisi hal ini membawa dampak positif bagi bangsa karena kita bisa
memanfaatkan kekayaan alam Indonesia secara bijak atau mengelola budaya
budaya yang melimpah untuk kesejahteraan rakyat, namun selain
menimbulkan sebuah keuntungan, hal ini juga akhirnya menimbulkan masalah
yang baru.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi dan menghambat
integritas nasional, yaitu sebagai berikut :
1. Faktor-Faktor Pendorong Integrasi Nasional sebagai berikut:
a) Faktor sejarah yang menimbulkan rasa senasib dan seperjuangan.
b) Keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa Indonesia sebagaimana
dinyatakan dalam Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928.
c) Rasa cinta tanah air di kalangan bangsa Indonesia, sebagaimana
dibuktikan perjuangan merebut, menegakkan, dan mengisi
kemerdekaan.
d) Rasa rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara,
sebagaimana dibuktikan oleh banyak pahlawan bangsa yang gugur di
medan perjuangan.
e) Kesepakatan atau konsensus nasional dalam perwujudan Proklamasi
Kemerdekaan, Pancasila dan UUD 1945, bendera Merah Putih, lagu
kebangsaan Indonesia Raya, bahasa kesatuan bahasa Indonesia.

2. Faktor-Faktor Penghambat Integrasi Nasional sebagai berikut:


a) Masyarakat Indonesia yang heterogen (beraneka ragam) dalam faktor-
faktor kesukubangsaan dengan masing-masing kebudayaan daerahnya,
bahasa daerah, agama yang dianut, ras dan sebagainya.
b) Wilayah negara yang begitu luas, terdiri atas ribuan kepulauan yang
dikelilingi oleh lautan luas.
c) Besarnya kemungkinan ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan
yang merongrong keutuhan, kesatuan dan persatuan bangsa, baik yang
berasal dari dalam maupun luar negeri.
d) Masih besarnya ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan dan hasil-
hasil pembangunan menimbulkan berbagai rasa tidak puas dan keputusasaan
di masalah SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar-golongan), gerakan
separatisme dan kedaerahan, demonstrasi dan unjuk rasa.
e) Adanya paham “etnosentrisme” di antara beberapa suku bangsa yang
menonjolkan kelebihan-kelebihan budayanya dan menganggap rendah budaya
suku bangsa lain.

B. Konsep dan Urgensi Integritas Nasional


Apa itu yang dimaksud dengan Integritas?. Secara etimologis,
integrasi berasal dari kata integrate , yang artinya memberi tempat bagi suatu
unsur demi suatu keseluruhan, menyatupadukan, menggabungkan,
mempersatukan.
Berikut jenis -jenis Integritas, yaitu sebagai berikut :
1. Integrasi Bangsa
Integrasi bangsa menunjuk pada proses penyatuan berbagai
kelompok budaya dan sosial dalam satu kesatuan wilayah dan dalam suatu
pembentukan identitas nasional.
2. Integrasi Wilayah
Integrasi wilayah menunjuk pada masalah pembentukan
wewenang kekuasaan nasional pusat di atasunit-unit sosial yang lebih
kecil yang beranggotakan kelompok kelompok sosial budaya masyarakat
tertentu.
3. Integrasi nilai
Menunjuk pada adanya konsensus terhadap nilai yang minimum
yang diperlukan dalam memelihara tertib sosial.
4. Integrasi Nilai Integrasi Elit-Massa
Integrasi elit massa menunjuk pada masalah penghubung anantara
pemerintah dengan yang diperintah. Mendekatkan perbedaan-perbedaan
mengenai aspirasi dan nilai pada kelompok elit dan massa.
5. Integritas Tingkah laku
Menunjuk pada penciptaan tingkah lakuyangterintegrasi dan yang
diterimademi mencapai tujuan bersama.

Sedangkan apa itu yang di maksud dengan Integritas Nasional?. Ada


beberapa pendapat para ahli, sebagai berikut :
1. SaafroedinBahar(1996), Upaya menyatukan seluruh unsur suatu bangsa
denganpemerintah dan wilayahnya.
2. Riza Noer Arfani(2001), Pembentukan suatu identitas nasional
danpenyatuan berbagaikelompok sosial dan budaya ke dalam
suatukesatuan wilayah.
3. DjuliatiSuroyo(2002), Bersatunya suatu bangsa yang menempati wilayah
tertentu dalam sebuah negara yang berdaulat.
4. Ramlan Surbakti(2010), Proses penyatuan berbagai kelompok sosial
budaya dalam satu kesatuan wilayah dan dalam suatu identitas nasional.

Menurut Suroyo (2002), Integrasi nasional mencerminkan proses


persatuan orang-orang dari berbagai wilayah yang berbeda, atau memiliki
berbagai perbedaan baik etnisitas, sosial budaya, atau latar belakang ekonomi,
menjadi satu bangsa (nation) terutama karena pengalaman sejarah dan politik
yang relatif sama.

Dalam Integritas Nasional meliputi 3 hal yaitu :


1. Integritas Politik
Dalam tataran integrasi politik terdapat :
a) Dimensi vertikal, menyangkut hubungan elit dan massa, baik antara
elit politik dengan massa pengikut, atau antara penguasa dan rakyat
guna menjembatani celah perbedaan dalam rangka pengembangan
proses politik yang partisipatif.
b) Dimensi horizontal, menyangkut hubungan yang berkaitan dengan
masalah teritorial, antar daerah, antar suku, umat beragama dan
golongan masyarakat Indonesia.
2. Integritas Ekonomi
Integrasi ekonomi berarti terjadinya saling ketergantungan antar
daerah dalam upaya memenuhi kebutuhan hidup rakyat serta penghapusan
(pencabutan) hambatan-hambatan antar daerah yang memungkinkan
ketidak lancaran hubungan antar keduanya, misal peraturan, normadan
prosedur dan pembuatan aturan bersama yang mampu menciptakan
keterpaduan di bidang ekonomi.
3. Integritas Sosial Budaya
Proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat
sehingga menjadi satu kesatuan, yang meliputi ras, etnis, agama bahasa,
kebiasaan, sistemnilai, dan lain sebagainya.

C. Pentingnya Integritas Nasional


Masyarakat yang terintegrasi dengan baik merupakan harapan bagi
setiap negara. Sebab integrasi masyarakat merupakan kondisi yang diperlukan
bagi negara untuk membangun kejayaan nasional demi mencapai tujuan yang
diharapkan. Ketika masyarakat suatu negara senantiasa diwarnai oleh
pertentangan atau konflik, maka akan banyak kerugian yang diderita, baik
kerugian berupa fisik materill seperti kerusakan sarana dan prasarana yang
sangat dibutuhkan oleh masyarakat, maupun kerugian mental spiritual seperti
perasaan kekawatiran, cemas, ketakutan, bahkan juga tekanan mental yang
berkepanjangan. Disisi lain banyak pula potensi sumber daya yang dimiliki
oleh negara, yang mestinya dapat digunakan untuk melaksanakan
pembangunan bagi kesejahteraan masyarakat, harus dikorbankan untuk
menyelesaikan konflik tersebut. Dengan demikian negara yang senantiasa
diwarnai konflik di dalamnya akan sulit untuk mewujudkan kemajuan.
Integrasi masyarakat yang sepenuhnya memang sesuatu yang tidak
mungkin diwujudkan, karena setiap masyarakat disamping membawakan
potensi integrasi juga menyimpan potensi konflik atau pertentangan.
Persamaan kepentingan, kebutuhan untuk bekerja sama, serta konsensus
tentang nilai-nilai tertentu dalam masyarakat, merupakan potensi yang
mengintegrasikan. Sebaliknya perbedaan-perbedaan yang ada dalam
masyarakat seperti perbedaan suku, perbedaan agama, perbedaan budaya, dan
perbedaan kepentingan adalah menyimpan potensi konflik, terlebih apabila
perbedaan-pebedaan itu tidak dikelola dan disikapi dengan cara dan sikap
yang tepat. Namun apapun kondisi integrasi masyarakat merupakan sesuatu
yang sangat dibutuhkan untuk membangun kejayaan bangsa dan negara, dan
oleh karena itu perlu senantiasa diupayakan. Kegagalan dalam mewujudkan
integrasi masyarakat berarti kegagalan untuk membangun kejayaan nasional,
bahkan dapat mengancam kelangsungan hidup bangsa dan negara yang
bersangkutan.
Sejarah indonesia adalah sejarah yang merupakan proses dari
bersatunya suku-suku bangsa menjadi sebuah bangsa. Ada semacam proses
konvergensi, baik yang desengaja maupun tidak disengaja, ke arah
menyatunya suku-suku tersebut menjadi satu kesatuan negara dan bangsa.
(sumartana dkk, 2001:100)

D. Sumber Historis, Sosiologis, dan Politis tentang Integritas Nasional


Perkembangan sejarah Integritas menurut Suroyo (2002)
1. Berdasarkan Bukti Sejarah Penjelasan
a. Model integrasi imperium Majapahit
Struktur kemaharajaan yang begitu luas ini berstruktur
konsentris:
1) Konsentris pertama yaitu wilayah inti kerajaan (nagaragung) :
pulau Jawa dan Madura yang diperintah langsung oleh raja dan
saudara saudaranya.
2) Konsentris kedua adalah wilayah di luar Jawa (mancanegara dan
pasisiran) yang merupakan kerajaan-kerajaan otonom.
3) Konsentris ketiga (tanah sabrang) adalah negara-negara sahabat
dimana Majapahit menjalin hubungan diplomatik dan hubungan
dagang, antara lain dengan Champa, Kamboja,
Ayudyapura(Thailand).

b. Model integrasi kolonial


Integrasi model kolonial ini tidak mampu menyatukan segenap
keragaman bangsa Indonesia tetapi hanya untuk maksud menciptakan
kesetiaan tunggal pada penguasa kolonial
c. Model integrasi nasional Indonesia
1) Proses berintegrasinya bangsaIndonesia sejak bernegara merdeka
tahun 1945.
2) Membentuk kesatuan yang baru yakni bangsa Indonesia yang
merdeka, memiliki semangat kebangsaan (nasionalisme) yang baru
atau kesadaran kebangsaan yang baru.
3) Mendiri kanorganisasi-organisasi pergerakan baik yang bersifat
keagamaan, kepemudaan, kedaerahan, politik, ekonomi
perdagangan dan kelompok perempuan.

2. Berdasarkan Tahapan Kesadaran Berbangsa :


a. Masa Perintis
Masa perintis adalah masa mulai dirintisnya semangat
kebangsaan melalui pembentukan organisasi-organisasi pergerakan,
ditandai sebagai Hari Kebangkitan Nasional, 20 Mei 1908
(BoediOetomo).
b. Masa Penegas
Masa penegas adalah masa mulai ditegaskannya semangat
kebangsaan pada diri bangsa Indonesia yang ditandai dengan peristiwa
Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928.
c. Masa Percobaan
Organisasi-organisasi pergerakan yang tergabung dalam GAPI
(Gabungan Politik Indonesia) tahun 1938 mengusulkan Indonesia
Berparlemen. Namun,perjuangan menuntut Indonesia merdeka
tersebut tidak berhasil.
d. Masa Pendobrak
Pada masa tersebut semangat dan gerakan kebangsaan
Indonesia telah berhasil mendobrak belenggu penjajahan dan
menghasilkan kemerdekaan.Kemerdekaan bangsa Indonesia
diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus1945.

Perkembangan integrasi di Indonesia, menurut Suroyo (2002), Howard


Wrigginsdalam Muhaimin & Collin Max Andrews (1995) menyebut ada lima
pendekatan atau cara bagaimana para pemimpin politik mengembangkan
integrasi bangsa:
1. Adanya ancaman dari luar.
2. Gaya politik kepemimpinan.
3. Kekuatan lembaga – lembaga politik.
4. Ideologi Nasional.
5. Kesempatan pembangunan ekonomi.

Sunyoto Usman (1998) menyatakan bahwa suatukelompok


masyarakatdapat terintegrasi:
1. Jika masyarakat memiliki nilai bersama yang disepakati maka mereka
dapat bersatu , namun jika sudah tidak lagi memiliki nilai bersama maka
mudah untuk berseteru.
2. Jika masyarakat yang berbeda-beda latar belakangnya menjadi anggota
organisasi yang sama, maka mereka dapat bersatu dan menciptakan
loyalitas pada organisasi tersebut, bukan lagi pada latar belakangnya.
3. Apabila masyarakat saling memiliki ketergantungan, saling
membutuhkan, saling kerjasama dalam bidang ekonomi, maka mereka
akan bersatu. Namun jika ada yang menguasai suatu usaha atau
kepemilikan maka yang lain akan merasa dirugikan dan dapat
menimbulkan perseteruan.

E. Contoh-contoh praktik Kewarganegaraan


1. Contoh Wujud Integrasi Nasional, antara lain sebagai berikut:
a. Pembangunan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di Jakarta oleh
Pemerintah Republik Indonesia yang diresmikan pada tahun 1976. Di
kompleks Taman Mini Indonesia Indah terdapat anjungan dari semua
propinsi di Indonesia (waktu itu ada 27 provinsi). Setiap anjungan
menampilkan rumah adat beserta aneka macam hasil budaya di
provinsi itu, misalnya adat, tarian daerah, alat musik khas daerah, dan
sebagainya.
b. Sikap toleransi antarumat beragama, walaupun agama kita berbeda
dengan teman, tetangga atau saudara, kita harus saling menghormati.
c. Sikap menghargai dan merasa ikut memiliki kebudayan daerah lain,
bahkan mau mempelajari budaya daerah lain, misalnya masyarakat
Jawa atau Sumatra, belajar menari legong yang merupakan salah satu
tarian adat Bali. Selain anjungan dari semua propinsi di Indonesia, di
dalam komplek Taman Mini Indonesia Indah juga terdapat bangunan
tempat ibadah dari agama-agama yang resmi di Indonesia, yaitu
masjid (untuk agama Islam), gereja (untuk agama Kristen dan
Katolik), pura (untuk agama Hindu) dan wihara (untuk agama
Buddha). Perlu diketahui, bahwa waktu itu agama resmi di Indonesia
baru 5 (lima) macam.
2. Contoh-Contoh Pendorong Integrasi Nasional :
a. Adanya rasa keinginan untuk bersatu agar menjadi negara yang lebih
maju dan tangguh di masa yang akan datang.
b. Rasa cinta tanah air terhadap bangsa Indonesia
c. Adanya rasa untuk tidak ingin terpecah belah, karena untuk mencari
kemerdekaan itu adalah hal yang sangat sulit.
d. Adanya sikap kedewasaan di sebagian pihak, sehingga saat terjadi
pertentangan pihak ini lebih baik mengalah agar tidak terjadi
perpecahan bangsa.
e. Adanya rasa senasib dan sepenanggungan
f. Adanya rasa dan keinginan untuk rela berkorban bagi bangsa dan
negara demi terciptanya kedamaian

3. Bentuk Integrasi Nasional sebagai berikut :


a. Asimilasi, yaitu pembauran kebudayaan yang disertai ciri khas
kebudayaan asli.
b. Akulturasi, yaitu penerimaan sebagian unsur-unsur asing tanpa
menghilangkan kebudayaan asli
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Integrasi berasal dari bahasa inggris “integration” yang berarti kesempurnaan


atau keseluruhan. Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan
perbedaan perbedaan yang ada pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan
keselarasan secara nasional. Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan bangsa
yang sangat besar baik dari kebudayaan ataupun wilayahnya. Di satu sisi hal ini
membawa dampak positif bagi bangsa karena kita bisa memanfaatkan kekayaan alam
Indonesia secara bijak atau mengelola budaya budaya yang melimpah untuk
kesejahteraan rakyat, namun selain menimbulkan sebuah keuntungan, hal ini juga
akhirnya menimbulkan masalah yang baru.

B. Saran

Integrasi nasional sangat diperlukan oleh negara indonesia karena dari integrasi
nasional dapat mempersatukan perbedaan-perbedaan yang ada di indonesia, sehingga
tidak adanya konflik perpecahan yang terjadi dikarenakan perbedaan semata.
Walaupun indonesia ini berbeda-beda suku, ras, agama, dan budaya, tetapi tetap
indonesia adalah negara yang satu yang mempunyai satu tujuan untuk memakmurkan
negara indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

[11:49, 9/19/2019] _Diva: Wibowo, I, 2000, Negara dan Mayarakat : Berkaca dari
Pengalaman Republik Rakyat Cina, gramedia, Jakarta.

Winarno. 2007, Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi. Bumi


aksara, jakarta.

Buku Panduan Kewarganegaraan Tahun 2014. Universitas Sriwijaya. UPT Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian.

Nikolas, (2007). Pentingnya integrasi nasional indonesia.http://www.education-


pentingnyaintegrasi-nasional.org/wiki

[11:50, 9/19/2019] _Diva: Buku pendidikan kewarganegaraan (Pkn), UNP press Padang,
tahun 2012

[11:53, 9/19/2019] _Diva: Agama Multidimensional. penerbit Alumni. Sardy, Martin, tahun
2000

Anda mungkin juga menyukai