Anda di halaman 1dari 42

ORTOPEDAGOGIK DAN

PARADIGMA BARU PLB

Munawir Yusuf (PLB FKIP UNS)


munawir_uns@yahoo.co.id
081329480009

02/29/24 1
APA ITU ORTPEDAGOGIK
ORTOPEDAGOGIK :
ortos = lurus, baik, sembuh, normal
paedos = anak
agogos = pendidikan, pimpinan, bimbingan
Ortopedagogik = pendidikan yang bersifat
meluruskan, menyembuhkan, menormalkan anak
berkelainan.
Bhs. Inggris = Special Education (Pend. Khusus)
MAKA : Ortopedagogik = Special Education = PKh
= PLB

02/29/24 2
BEBERAPA ISTILAH
Beberapa Istilah di Indonesia :
1. Anak cacat
2. Anak luar biasa
3. Anak berkelainan
4. Anak berkebutuhan khusus
5. Anak berkebutuhan pendidikan khusus
Istilah Asing :
1. Exceptional
2. Handicapped
3. Impaired, disable
4. Upnormal Subnormal
5. Special Need (Children with special need,
Children with special education need)
02/29/24 Kuliah PLB 3
PENGERTIAN
ANAK LUAR BIASA (ALB)/ANAK
BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK)
adalah mereka yang secara signifikan
berada di luar rerata normal, baik dari segi
fisik, inderawi, mental, sosial, dan emosi
sehingga menglami hambatan untuk
tumbuh dan berkembang secara optimal,
sehingga memerlukan pelayanan pendidikan
khusus.

02/29/24 4
IQ SEBAGAI DASAR KLASIFIKASI

34,13% 34,13%

13,59% 13,59%

2,14% 2,14%

0,1% 0,1%

-3
02/29/24 -2 -1 0
Kuliah PLB +1 +2 +3 5
Norma Statistik

+ 1 sd = 34,13% - 1 sd = 34,13%
+ 2 sd = 13,59% - 2 sd = 13,59%
+ 3 sd = 2,14% - 3 sd = 2,14%
> 3 sd = 0,1% - < sd = 0,1%

JADI :
1. Normal = 68,26% dari populasi
2. Subnormal = 15,73% dari populasi
3. Upnormal = 15,73% dari populasi
02/29/24 Kuliah PLB 6
KLASIFIKASI ABK

1. Kirk dan Gallagher (1979):


ALB adalah anak yang menyimpang dari
rata-rata normal dalam hal :
(1) karakteristik mental
(2) kemampuan sensorik
(3) karakteristik neuromotor atau fisik
(4) perilaku sosial
(5) kemampuan berkomunikasi
(6) gabungan dari berbagai kelainan tsb.

02/29/24 Kuliah PLB 7


KLASIFIKASI ABK
3. Klasifikasi menurut UU No. 20/2003 pasal
5 ayat 2, 3 dan 4 :
(1) kelainan fisik
(2) kelainan emosional
(3) kelainan mental
(4) kelainan intelektual
(5) kelainan sosial
(6) potensi kecerdasan dan bakat
istimewa
(7) Warga negara di daerah terpencil
(8) Warga negara terbelakang
(9) masyarakat adat terpencil
(10) bencana alam, bencana sosial, dan tidak
mampu dari segi ekonomi”.
02/29/24 Kuliah PLB 8
SEKOLAH KHUSUS
4. Klasifikasi menurut satuan
pendidikan khusus di Indonesia
(1) tunanetra (A)
(2) tunarungu dan wicara (B)
(3) tunagrahita ringan ©
(4) tunagrahita sedang (C1)
(5) tunadaksa ringan (D)
(6) tunadaksa sedang (D1)
(7) tunalaras (E)
02/29/24 Kuliah PLB 9
KLASIFIKASI: Kelainan Fisik
a. Kelainan Tubuh (Tunadaksa)
kelumpuhan yang dikarenakan polio,
gangguan pada fungsi syaraf otot yang
disebabkan kelayuhan otak (cerebral palsy),
kehilangan organ tubuh (amputasi).

b. Kelainan indera Penglihatan (Tunanetra)


buta
low vision.

c. Kelainan Indera Pendengaran (Tunarungu)


tuli (the deaf)
kurang dengar (hard of hearing).

d. Kelainan Wicara
karena ketunarunguan,
kelainan organik
Kelainan Mental
a. Mental Tinggi
anak berbakat intelektual
(cerdas)
Anak berbakat khusus

b. Mental rendah
anak lamban belajar (slow
learners) yaitu anak yang
memiliki IQ antara 70 – 90.
anak yang memiliki IQ di bawah
70 dikenal dengan anak
berkebutuhan khusus
(tunagrahita).

c. Berkesulitan Belajar Spesifik


anak yang memiliki kapasitas
intelektual normal ke atas tetapi
memiliki prestasi belajar rendah
pada bidang akademik tertentu.
Gangguan Emosi

Gangguan perilaku
Gangguan Konsentrasi (ADD/Atention
Deficit Disorder)
Anak Hiperaktive (ADHD/Atention Deficit
with Hiperactivity Disorder)
Faktor penyebab terjadi pada:
•Sejak dalam kandungan
•Saat dilahirkan
•Setelah dilahirkan
Penyebab ketika dalam kandungan:

Keturunan
Malnutrisi
Penyakit ibu
Penyakit/Luka di otak janin
Gangguan lingkungan kehamilan
Penyebab Saat Kelahiran

Kekurangan oksigen pada system syaraf pusat


Kelahiran yang dihalangi
Kelahiran yang dipaksa
Penggunaan alat yang salah
Prematuritas
Penyebab Setelah Kelahiran

Malnutrisi * Bencana alam


Penyakit
Kekurangan oksigen
Kecelakaan
PREVALENSI ALB
Estimasi AS dari anak usia 19 tahun
adalah 13,77%.
(1) Tunagrahita = 2,3%
(2) Tunarungu = 0,57%
(3) Kelainan wicara = 3,3 %
(4) Gangguan penglihatan = 0,1%
(5) gangguan emosi = 2,0%
(6) kerusakan tulang dan gangguan
kesehatan = 0,5%
(7) kesulitan belajar = 3,0%
(8) Berbakat intelektual = 2,0%

02/29/24 17
Estimasi Indonesia ?

(1) jumlah anak usia sekolah 43 juta


(2) jika 13,77% ALB maka jumlah
ABK = 5,9 juta
(3) sekolah di SLB sekitar 70.000
anak (< 2%)
(4) lainnya di mana? : sekolah
umum, belum sekolah, DO, tidak
melanjutkan sekolah, dll.

02/29/24 18
PESERTA DIDIK BERDASARKAN JENIS KELAINAN TAHUN
2005/2006
A. JENIS KELAINAN PESERTA DIDIK
1 TUNANETRA 3,218
2 TUNARUNGU 19,199
3 TUNAGRAHITA RINGAN 27,998
4 TUNAGRAHITA SEDANG 10,547
5 TUNADAKSA RINGAN 1,920
6 TUNADAKSA SEDANG 553
7 TUNALARAS 788
8 TUNAGANDA 450
9 AUTIS 1,752
JUMLAH 66,425
B. INKLUSIF 2,752
TOTAL 69,177
02/29/24 19
(Sumber Data SIM Dit. PSLB)
PENDIDIKAN LUAR BIASA/PENDIDIKAN
KHUSUS
PLB = special education
PK = special education
PLB = PK
PLB/PK : Suatu sistem layanan pendidikan
yang diperuntukkan bagi anak atau individu
berkebutuhan khusus
Siapa individu berkebutuhan khusus : mereka
yang berkelainan fisik, emosional, mental,
intelektual, sosial dan/atau mereka yang
memiliki potensi kecerdasan dan bakat
istimewa.
02/29/24 20
LANDASAN PLB/PK

Landasan filosofis
Landasan Yuridis
Landasan Empiris

02/29/24 Kuliah PLB 21


LANDASAN FILOSOFIS
1. Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang
yang seandainya meninggalkan di belakang mereka
anak-anak (generasi) yang lemah yang mereka
khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Maka
hendaklah kalian bertaqwa dan mengucapkan
perkataan yang benar (QS An Nisa’ : 9).
2. Hai sekalian manusia, sesungguhnya Aku
ciptakan kalian laki-laki dan perempuan, dan Aku
jadikan kalian bersuku-suku dan berbangsa-bangsa
AGAR KALIAN BERINKLUSI. Sesungguhnya orang
yang paling baik di sisi Allah adalah orang yang
bertaqwa. (QS Alhujurat).
3. Falsafah Pancasila : Bhineka Tunggal Ika

02/29/24 Kuliah PLB 22


LANDASAN YURIDIS
1. UUD 1945 (amandemen) ps.1 (1)
“setiapwarga negara berhak mendapat
pendidikan”, (2) “setiap warga negara
wajib mengikuti pendidikan dasar dan
pemerintah wajib membeayainya”.
UU No.20/2003: SISDIKNAS: ps 3 :fungsi
dan tujuan pendidikan, ps. 5 (2) “warga
negara yang mempunyai kelainan fisik,
emosional, mental, intelektual, dan/atau
sosial berhak memperoleh pendidikan
khusus”
02/29/24 23
Pasal 5
Ayat (1) : Setiap warga negara mempunyai hak yang sama
untuk memperoleh pendidikan yang bermutu

ayat (2) : Warga negara yang mempunyai kelainan fisik,


emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial
berhak memperoleh pendidikan khusus

ayat (3) : Warga negara di daerah terpencil atau


terbelakang serta masyarakat adat yang
terpencil berhak memperoleh pendidikan
layanan khusus

ayat (4) : Warga negara yang memiliki potensi kecerdasan


dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan
khusus.

02/29/24 24
LANJUTAN

Ps. 32 (1) PKh: “pend. Bg peserta didik


yang memiliki tkt kesulit dlm mengikt
proses pembelajaran krn kelainan fisik,
emosional, mental, sosial dan/atau
memiliki potensi kecerdasan dan bakat
istimewa”
(2) PLK: pend bg peserta didik di daerah
terpencil atau terbelakang, masy adat
yang terpencil, dan/atau menglm bencana
alam, bencana sosial, dan tidak mampu
secara ekonomi”
02/29/24 25
LANJUTAN
UU No.23/2002 : Perlindungan Anak, ps.48:
“pemerintah wajib menyelenggarakan pendidikan
dasar minimal 9 tahun untuk semua anak; psl
49: “Negara, pemerintah, klg, dan ortu wajib
membrk kesempt yang seluas-luasnya kepada
anak untuk memperoleh pendidikan”
UU No.4 / 1997 : Penyandang cacat: Psl 5:
“setiap penyand cacat mempunyai hak dan
kesempatan yang sama dlm sgl aspek kehidupan
dan penghiupan”
PP No.19/2005 : Standar Nasional Pendidikan;
psl 2 (1) lingkup standar nas pend : st. isi, st
proses, st kompetensi lulusan, st penddk dan tng
kepend, st sarana prasarana, st pengelolaan, st
pembiayaan, st penilaian pend.

02/29/24 26
LANJUTAN
SE. Dirjen Dikdasmen
380/C.C6/MN/2003 tentang
pendidikan inklusi
Komitmen Bandung 8-14 Agustus
2004: Indonesia menuju pend inklusi
Deklarasi Bukittinggi (2005):
beberapa prinsip pend. inklusi

02/29/24 27
LANDASAN EMPIRIS
Pengalaman dalam pengelolaan SLB
Pengalaman dalam penyelenggaraan
pendidikan terpadu dan inklusi
Pengalaman dalam berbagai kegiatan
penelitian di bidang PLB
Kecenderungan perkembangan
penyelenggaraan PLB di dunia

02/29/24 28
PARADIGMA BARU PENDIDIKAN
KHUSUS

02/29/24 Munawir Yusuf 29


KESEPAKATAN DUNIA

29/02/24 munawir yusuf 30


PERBANDINGAN PLB (Negara-negara
Utara dan Selatan)

SLB IND INKLUSI SLB INKLUSI


IND UTARA UTARA
3.417 925
(66.425) (15.076)

(81%) (19%) (2 - 10%) (90 - 98%)


INDONESIA SEDANG BERGERAK MENUJU
PENDIDIKAN INKLUSIF
munawir yusuf munawir yusuf 31
Jenis Bentuk Layanan Pendidikan
1. PENDIDIKAN KHUSUS
Satuan pendidikan bagi anak yang berkebutuhan khusus :
Sekolah Khusus Penyandang Cacat : (TKLB, SDLB, SMPLB, SMALB, SMKLB)
Sekolah Khusus Cerdas Istimewa (d/h Program Akselerasi)
Sekolah Khusus Bakat Istimewa

2. PENDIDIKAN LAYANAN KHUSUS


 Bagi anak-anak pada daerah terpencil/pulau-pulau kecil
 Bagi anak-anak masyarakat etnis minoritas
 Bagi anak-anak jalanan, pekerja anak, anak-anak lapas/bapas
 Bagi anak-anak pengungsi

3. SEKOLAH INKLUSIF
 Sekolah Biasa Penyelenggara Pendidikan Inklusif, yang mengakomodasi semua
anak berkebutuhan khusus
 (Sekolah Inklusif adalah Sekolah biasa yang terpilih melalui seleksi dan memiliki
kesiapan baik Kepala Sekolah, Guru, Orang Tua, Peserta Didik, Tenaga
Administrasi dan Lingkungan Sekolah/ Masyarakat).

27
PENDIDIKAN
KHUSUS
Pendidikan bagi peserta didik yg
memiliki tingkat kesulitan dalam
mengikuti proses pembelajaran karena
kelainan fisik, emosional, mental,
intelektual, sosial, dan/atau memiliki
potensi kecerdasan dan bakat istimewa
{UUSPN NO 20/2003 Pasal 5 ayat (2)
dan Pasal 32 ayat (1)}.
02/29/24 33
PENDIDIKAN KHUSUS

Pendidikan khusus bagi peserta


didik berkelainan; dan

Pendidikan khusus bagi peserta


didik yang memiliki PKBI
(potensi kecerdasan dan/atau
bakat istimewa).

02/29/24 34
PENDIDIKAN LAYANAN
KHUSUS
Pendidikan bagi peserta didik: di
daerah terpencil atau terbelakang;
masyarakat adat yg terpencil;
dan/atau mengalami: bencana
alam, bencana sosial, dan tidak
mampu dari segi ekonomi {Pasal 32
ayat (1) UUSPN}.
02/29/24 35
PESERTA DIDIK PLKh
Peserta didik normal, berkelainan, atau
PKBI:
1. Di daerah terpencil;
2. Di daerah perbatasan;
3. Di daerah kepulauan kecil;
4. Dalam masyaakat adat yg terpencil;
5. Yg berada di daerah yg mengalami
bencana alam dan/atau bencana sosial;
dan
6. Yg berasal dari keluarga yg tidak mampu
dari segi ekonomi.

02/29/24 36
PENDIDIKAN INKLUSIF
Pendidikan Inklusif adalah suatu strategi
untuk memperbaiki sistem pendidikan
melalui perubahan kebijakan dan
pelaksanaan yang eksklusif.
Pendidikan Inklusif berfokus pada
peminimalan dan penghilangan berbagai
hambatan terhadap akses, partisipasi dan
belajar bagi semua anak, terutama bagi
mereka yang secara sosial
terdiskriminasikan sebagai akibat
kecacatan dan kelainannya.
28
SEKOLAH INKLUSIF
Pendekatan untuk mencari cara bagaimana mengubah sistem
pendidikan guna menghilangkan hambatan yang menghalangi
siswa untuk terlibat secara penuh dalam pendidikan (UNESCO)
Kurikulum

Pembelajaran
MENGATASI
SEKOLAHI HAMBATAN ADAPTASI
NKLUSIF SEMUA ANAK
Penilaian

Sar. Pras.

29/02/24 munawir yusuf 38


MODEL ADAPTASI KURIKULUM, PEMBELAJARAN, DAN
EVALUASI DALAM SETTING PENDIDIKAN INKLUSIF

KURIKULUM UNTUK ABK DISAMAKAN


DUPLIKASI DENGAN KURIKULUM UMUM.

KURIKULUM UMUM DIRUBAH UNTUK


MODIFIKASI DISESUAIKAN DENGAN KEBUTUHAN
DAN KEMAMPUAN SISWA ABK

BEBERAPA BAGIAN DARI KURIKULUM


UMUM DITIADAKAN TETAPI DIGANTI
SUBSTITUSI DENGAN SESUATU YANG KURANG
LEBIH SETARA.

BEBERAPA BAGIAN DARI KURIKULUM


OMISI UMUM DITIADAKAN SAMA SEKALI
KARENA TIDAK MEMUNGKINKAN BAGI
ABK
29/02/24 munawir yusuf 40
Levels of
Interventions/Supports
Tipe Intervensi

Prevensi Tersier/Intervensi Intervensi dengan Target


• Individual Student Planning Team
• Penanganan individual
Anak dengan • Kerja sama dengan stakeholder
kebutuhan (keluarga/komunitas)
lebih khusus
(1% - 5%)
Intervensi Terpilih
Prevensi Sekunder/Intervensi • Instruksi khusus
Anak dengan
• Mentoring
kebutuhan khusus dan
• Manajemen Diri
beresiko mengalami
• Perubahan jadual
gangguan
• Dukungan tambahan
(5% - 15%)

Prevensi Primer Intervensi Umum Terencana


• Instruksi akademik umum
Anak tanpa kebutuhan khusus
• Kolaborasi
(80% - 90%) • Akomodasi
• Aktivitas vokasional
• Violence Prevention Skills

Walker, H. M., Horner, R. H., Sugai, G., Bullis, M., Sprague, J. R., Bricker, D., & Kaufman, M.J. (1996). Integrated approaches to preventing
antisocial behavior patterns among school-age children and youth. Journal of Emotional and Behavioral Disorders, 4, 194-209.

Anda mungkin juga menyukai