Dosen Pembimbing:
Prof. Dr. Arlette Suzy Pertiwi, drg., Sp.KGA (K), M.Si
DAFTAR ISI i
DAFTAR GAMBAR iii
DAFTAR TABEL…………………………………………………………………….iv
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
BAB II3
TINJAUAN PUSTAKA 3
2.1. Definisi Disabilitas intelektual......................................................................3
2.2. Pedigree.........................................................................................................6
2.4. Diagnosis.....................................................................................................23
i
2.5. Klasifikasi Disabilitas intelektual................................................................25
2.7.3. Maloklusi...............................................................................................34
BAB III 43
SIMPULAN 43
DAFTAR PUSTAKA 43
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR TABEL
iv
BAB I
PENDAHULUAN
memiliki efek sosial sangat besar, tidak hanya mempengaruhi orang yang menderita
sekitar 1-3%. Diantaranya tergolong ringan (85%), moderat (10%), parah (4%) dan
profound (2%).1 Prevalensi lebih banyak pada anak remaja (18,3/1000) dibandingkan
dengan dewasa (4,94/1000) dan lebih besar pada laki-laki (5,3/1000) daripada
perempuan (3,5/1000).2
mendapatkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Antara lain adalah rasa takut,
ketergantungan terhadap orang lain, tidak adanya fasilitas yang memadai dan
kurangnya pengetahuan dari tenaga kesehatan. Selain itu, adanya kesulitan berpikir
disabilitas intelektual.3 Dalam sebuah survei, hampir 16% dari masyarakat umum
yang mengalami disabilitas mengakui agak takut atau cemas selama kunjungan gigi.
Karena mereka mungkin kurang paham untuk memahami prosedur dental, lebih takut
1
disabilitas kognitif, komunikasi dan sosial, yang termasuk mereka dengan
keterbatasan mental. Dokter gigi dan perawat harus berhati-hati untuk berbicara
dengan pada tingkat yang bisa mereka pahami. 4 Oleh sebab itu, memberikan
termasuk kebutuhan dalam bantuan dalam aktivitas hidupnya. Kelompok populasi ini
memiliki prevalensi yang lebih tinggi dan keparahan penyakit periodontal yang lebih
kesehatan mulut agar dapat meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan umum
mereka.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
karena adanya perkembangan mental yang tidak lengkap atau tertahan, terutama
ditandai dengan penurunan fungsi konkrit pada setiap tahap perkembangan dan
yang di bawah rata-rata secara signifikan, terdapat keterbatasan dalam dua atau lebih
bidang keterampilan adaptif yang timbul sebelum usia 18 tahun, seperti ditunjukkan
3
Disabilitas intelektual adalah suatu disabilitas yang ditandai dengan
keterbatasan signifikan baik pada fungsi intelektual dan ketrampilan adaptif, yang
mencakup banyak keterampilan sosial dan praktis sehari-hari serta muncul sebelum
usia 18 tahun.2
1. Fungsi intelektual
Salah satu cara untuk mengukur fungsi intelektual adalah tes IQ. Skor tes IQ
2. Ketrampilan adaptif
4
3. Usia Onset
tahun.
masyarakat yang khas dan budaya individu. Para profesional juga harus
kekuatan dan tingkat fungsi kehidupan seseorang akan membaik jika pribadi
merangkak, bicara atau berjalan tetapi lebih lambat dibandingkan anak-anak lain.
5
2.2. Pedigree
keluarga dan hubungan genetik yang telah menjadi alat penting dalam praktek
kotak atau lingkaran akan diberi warna. Garis horizontal antara simbol kotak
anak berada di bawah orang tua yang dihubungkan dengan garis vertikal.
Antara saudara dihubungkan dengan garis horizontal di atas simbol kotak atau
lingkaran.8
penilaian aspek genetik. Pedigree dibuat dengan simbol khusus dan dilengkapi
manajemen perawatan.
6
2. Memahami bahwa mekanisme herediter berkontribusi terhadap suatu kelainan
6. Membuat penyesuaian yang paling baik terhadap suatu kelainan atau risiko
pasien, namun memiliki manfaat klinis yang luas. Melalui riwayat keluarga
7
Riwayat keluarga juga dapat mengungkapkan pengaruh faktor lingkungan dan
medis harus mampu meminta informasi riwayat kesehatan kepada pasien dan
keluarga yaitu pada keluhan yang ada. Informasi tentang kondisi yang sama
pada anggota keluarga lain juga menjadi bahan pertimbangan, termasuk usia
timbulnya penyakit, kondisi fisik yang terlihat dan pola sebaran penyakit pada
keluarga tersebut. Secara umum, informasi yang harus ada pada proses
4. Usia pada saat kematian dan penyebab kematian dari setiap anggota keluarga
diperlukan terkait dengan usia orang tua, riwayat kesehatan ibu, komplikasi
8
untuk mengingat konten penting dalam menggali riwayat keluarga, seperti
pedigree.
9
Tabel 2. 3 Beberapa Penyakit yang Harus Dievaluasi dengan Pedigree8
untuk pelayanan genetik klinis dan berfungsi sebagai kerangka kerja informasi
10
penelitian genetik manusia. Hasil dari pedigree dapat membantu dokter dalam
dan menjadi perhatian pertama kali saat dibawa ke ahli genetika adalah
ahli genetika disebut sebagai consultand. Seorang consultand bisa jadi adalah
individu yang terkena penyakit atau saudara yang tidak terkena dari seorang
dan keluarga dari sibs membentuk sibship. Harus diketahui apakah ada
11
Pasangan dengan lebih dari satu nenek moyang disebut sebagai
mutasi baru pada propositus disebut sebagai sporadic case. Ketika ada
kemiripan yang sangat kuat dalam fenotip diantara keluarga yang berbeda
dengan defek yang sama, pola penurunan yang telah ditegakkan dengan baik
pada keluarga yang satu dapat dijadikan dasar dalam penegakan diagnosis dan
konseling pada keluarga lainnya. Karena itu, banyak keluarga dengan kelainan
genetik tidak menemukan kerabat yang memiliki kelainan sama, namun masih
terus mengikuti perkembangan dunia genetika saat ini. Melalui simbol dan
12
ketentuan yang telah terstandardisasi, akan mempermudah komunikasi antar
tenaga medis maupun tenaga medis kepada penderita atau keluarga mengenai
= Laki-laki normal.
= Laki-laki yang menderita kelainan atau penyakit tertentu.
= Laki-laki normal carrier untuk penyakit tertentu.
= Perempuan normal.
= Perempuan yang menderita kelainan atau penyakit tertentu.
= Perempuan normal carrier untuk penyakit tertentu.
= Tidak diketahui jenis kelaminnya.
2) Simbol Kehamilan:
kehamilan
(TOP) dan kehamilan ektopik (ECT).
13
P : Kehamilan dengan jenis kelamin janin belum diketahui, perkiraan
EDD11/9/20155
lahir t lahir tanggal 11 September 2015.
P
: Kehamilan dengan jenis kelamin janin laki-laki, perkiraan lahir
EDD11/9/20155
T tanggal 11 September 2015.
P
: Kehamilan dengan jenis kelamin janin perempuan, perkiraan
EDD11/9/2015
lahir lahir tanggal 11 September 2015.
14
Pada status adopsi, tempatkan tanda kurung di sekitar individu yang
keluarga.4
sebelah kiri yang dihubungkan dengan garis lurus horizontal kepada istri di
sebelah kanan.
Pernikahan sedarah:
15
2) Garis perceraian
3) Anak-anak:
4) Anak kembar:
Kembar identik:
huruf (i) menunjukkan bahwa tidak memiliki anak karena faktor infertilitas.
16
7) Menunjukkan perkawinan dengan keturunan lebih dari satu yang dihubungkan
berikut:4
17
1. Memulai gambar dari tengah halaman saat menggambar silsilah.
2. Laki-laki di sebelah kiri pasangan perempuan.
3. Saudara kandung digambar mulai dari yang tertua (diurutkan dari sebelah kiri)
masing-masing penyakit/kelainan.
berikut, yaitu genetik, dapatan (bawaan dan perkembangan), lingkungan dan sosial
2. Keracunan
- Keracunan timbal
18
- Paparan zat teratogen pada prenatal
3. Infeksi
- Rubella - Toksoplasmosis
- Sifilis
B. Perkembangan
1. Periode prenatal
2. Periode perinatal
3. Periode postnatal
- Ensefalik traumatis
19
serta anomali terjadi dari 15:10 000 kelahiran. Kelainan kromosom yang lebih
penyakit Tay-Sachs dan penyakit deposit glikogen. Penyakit ini dapat dengan
1. Kongenital
2. Perkembangan
20
Selama periode prenatal, komplikasi kehamilan mungkin terjadi, seperti
kelahiran yang umum terjadi, antara lain prolonged fetal suffering with
neonatal anoxia, asfiksia terkait dengan sesak napas, aplikasi high forceps
bahwa ada hubungan antara kemiskinan dan paparan luas berbagai faktor
kelangkaan dan perawatan kesehatan yang buruk pada prenatal, perinatal dan
21
perawatan kesehatan yang tidak memadai oleh profesional, rendahnya
2.4. Diagnosis
periode kehamilan, perinatal dan postnatal serta hasil semua studi sebelumnya,
termasuk pedigree setidaknya pada tiga generasi dan pencarian pada keluarga
sitogenetika selain evaluasi metabolik klinis. Pada pasien dengan hasil normal
tubuh. Pada tahap selanjutnya, jika tidak ada data abnormal diidentifikasi,
22
atau di atas persentil 98 atau tes neurologis menunjukkan kelainan. Selain itu,
Analisis metabolik dapat mencakup tes urin untuk asam amino, asam
mengidentifikasi cacat pada jalur kolesterol distal. Tes diagnostik lainnya dapat
23
Gambar 2.2 Algoritma Diagnostik untuk Subyek dengan Disabilitas Intelektual6
disabilitas intelektual, yaitu mild, moderate, severe, dan profound. Klasifikasi ini
24
Karakteristik anak disabilitas intelektual mild (ringan) adalah, mereka
termasuk yang mampu didik, bila dilihat dari segi pendidikan. Mereka tidak
sedikit agak lambat dari pada anak rata-rata. Tinggi dan berat badan mereka tidak
berbeda dengan anak-anak lain. Biasanya rentang perhatian mereka juga pendek
memperlihatkan rasa malu atau pendiam. Namun hal ini dapat berubah bila mereka
seperti keterampilan mengurus diri sendiri, seperti makan, mandi, dan berpakaian16.
mereka digolongkan sebagai anak yang mampu latih. Mereka dapat dilatih untuk
namun kelainan fisik tersebut tidak seberat yang dialami anak-anak pada kategori
severe dan profound. Mereka juga menampakkan adanya gangguan pada fungsi
bicaranya16.
mengurus dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain meskipun pada pekerjaan yang
Mereka juga mengalami gangguan bicara. Tanda-tanda kelainan fisiknya antara lain
lidah seringkali menjulur keluar, bersamaan dengan keluarnya air liur. Kepalanya
25
sedikit lebih besar dari biasanya. Kondisi fisik mereka lemah. Mereka hanya bisa
yang serius, baik menyangkut kondisi fisik, inteligensi, serta program pendidikan
yang tepat bagi mereka. Umumnya mereka memperlihatkan kerusakan pada otak
serta kelainan fisik yang nyata, seperti hydrocephalus, mongolism, dan sebagainya.
Mereka dapat berjalan dan makan sendiri. Namun, kemampuan berbicara dan
berbahasa mereka sangat rendah. Kelainan fisik lainnya dapat dilihat pada kepala
yang lebih besar dan sering bergoyang-goyang. Penyesuaian dirinya sangat kurang
dan bahkan sering kali tanpa bantuan orang lain mereka tidak dapat berdiri sendiri.
intelektual didefinisikan secara konsisten sejak 50 tahun yang lalu. Secara spesifik,
sejak tahun 1950-an hingga saat ini (DSM-5, APA 2013), disabilitas intelektual
(kemampuan kognitif), keterbatasan dalam ketrampilan adaptif dan terjadi pada usia
26
2.6.1. Keterbatasan Kognitif
berdasarkan usia individu telah ditetapkan pada empat derajat keparahan yaitu
Usia
Tingkat 0-5 tahun 6-20 tahun > 21 tahun
Keparahan Kematangan dan Perkembangan Pelatihan dan Edukasi Kemampuan sosialisasi dan
kejuruan
Ringan Perkembangan ketrampilan Dapat belajar setara dengan Mampu memperoleh
komunikasi dan sosial secara ketrampilan usia kelas 4-5 SD ketrampilan sosial dan kerja
umum, mungkin tidak dapat ketika usia 18-19 tahun. untuk menjadi tenaga kerja
dibedakan sampai usia sekolah Dapat bergabung dengan dengan upah minimum.
masyarakat umum.
Sedang Dapat bicara atau belajar untuk Kesulitan memenuhi tujuan Mungkin sebagian dapat
komunikasi. Kesulitan beberapa akademik setara kelas 2 SD. mempertahankan diri secara
hal ketrampilan motorik. ekonomi dalam pekerjaan
manual di bawah kondisi yang
dilindungi/diawasi.
Parah Keterbatasan ketrampilan Dapat berbicara atau belajar Dapat bekerja sebagian di
motorik. Kemampuan berkomunikasi. Dapat bawah kondisi supervisi total.
menguasai bahasa minimal. mempelajari unsur perawatan
diri dan kebiasaan kesehatan.
Profound Keterlambatan signifikan, Sebagian motorik dan bahasa
kemampuan fungsional area berkembang. Dapat
sensorimotor minimal. mempelajari ketrampilan
Membutuhkan perawatan perawatan pribadi yang sangat
mendasar. terbatas.
27
Setidaknya ada dua cara untuk mengklasifikasikan keterbatasan kognitif
yaitu secara fungsional dan klinis. Diagnosis klinis gangguan kognitif meliputi
autisme, sindrom Down, cedera otak traumatis (TBI) dan bahkan demensia.
dan belajar dari pengalaman.15 Intelegensia bukan merupakan hasil belajar dari
buku, keterampilan akademik yang sempit atau pun kemampuan hasil ujian.
Melainkan kapasitas yang lebih luas dan lebih dalam untuk mempelajari sekitar
secara menyeluruh.
28
2.6.2. Keterbatasan Perilaku
praktis yang telah dipelajari orang untuk dapat berfungsi dalam kehidupan
Pada standar ini tindakan, batasan signifikan dalam ketrampilan adaptif secara
deviasi di bawah rata-rata yaitu (a) salah satu dari tiga jenis ketrampilan adaptif
yaitu : konseptual, sosial, praktis atau (b) skor keseluruhan pada ukuran standar
- Interpersonal
- Tanggung jawab
- Harga diri
- Mudah tertipu (kemungkinan ditipu atau dimanipulasi)
- Kenaifan
- Mengikuti aturan
- Mematuhi hukum
- Menghindari viktimisasi
29
- Kegiatan pribadi dari kehidupan sehari-hari seperti makan,
oral yang membuat diagnosis dan manajemen menjadi lebih sulit. Karena kondisi
mental yang buruk bersama dengan berbagai hambatan yang tidak terpenuhi,
individu-individu ini lebih berisiko terhadap kebersihan mulut yang buruk yang
bermanifestasi sebagai peningkatan karies gigi dan status periodontal yang buruk.5
yang lunak dan keadaan kebersihan mulut yang sangat kurang baik. Sehingga,
kemungkinan risiko karies menjadi lebih tinggi dibandingkan rata-rata dan juga
kondisi periodontal yang kurang baik. Angka prevalensi karies gigi yang tidak
Beberapa masalah di dalam rongga mulut yang pernah dilaporkan antara lain
adalah penyakit periodontal parah dengan onset dini, erupsi gigi permanen yang
tertunda, gigi yang hilang secara kongenital. Manifestasi oral lainnya adalah
30
menonjol; serta beberapa kebiasaan buruk yaitu tongue thrusting, bruxism, clenching,
lokal rongga mulut, pola diet, pola pengasuhan dan faktor lain yang
intelektual . Salah satu penyebab risiko tinggi karies adalah pengobatan rutin
Hal ini juga yang menyebabkan kebersihan rongga mulut yang buruk dan
terjadinya karies. Edukasi orang tua atau pengasuh menjadi sangat penting.
Serta, penambalan preventif seperti pit fisur sealant sangat dianjurkan bagi
31
2.7.2. Penyakit Periodontal
mulut yang buruk dapat meningkatkan risiko penyakit periodontal pada pasien
Evaluasi cara menyikat gigi pasien, dengan cara meminta pasien untuk
juga perlu melakukan penyikatan gigi pada lokasi, waktu, dan posisi yang
sama.
3. Jika pasien menjalani pengobatan dengan sodium valproate atau fenotoin,
tertelan.
4. Jika penggunaan obat tertentu telah menyebabkan hiperplasia gingiva dan
32
adalah pembedahan dengan electrosurgery atau dengan laser, serta
2.7.3. Maloklusi
dengan kondisi hidup yang ketergantungan dengan orang lain seperti palsi
33
2.7.4. Kehilangan Gigi, Delayed Eruption dan Hipoplasia Email
memeriksakan gigi anak sejak usia tahun pertamanya dan secara teratur
34
biasa dan juga pola erupsi. Foto rontgen panoramik dapat dipilih untuk
lazim seperti pensil atau pena. Pemberian mouthguard dapat diberikan bila
Cedera akibat trauma pada daerah rongga mulut dari jatuh atau
jelaskan prosedur yang harus diikuti jika gigi permanen terkena trauma.
Instruksikan pengasuh untuk menemukan bagian gigi patah yang hilang, dan
35
informasi dari orangtua dan pengasuh diperlukan, juga riwayat penggunaan
obat-obatan.1
pertama perawatan dan teknik restrain dapat digunakan ketika teknik lain gagal
Anak yang tidak dapat ditangani dengan cara restrain fisik dapat
dilakukan dengan cara sedasi (valium, chloral hydrate, dan hydrazine) untuk
pilihan terakhir.1
36
Anak dengan derajat mental moderat dapat dilakukan perawatan bedah
dulu diketahui dokter gigi sehingga dokter gigi dapat melakukan penyesuaian
sesuai dengan tingkat toleransi pasien. Kesabaran adalah asset utama merawat
anestesi umum. Anak dengan kerusakan otak sehubungan dengan anoksia atau
yang merawat.1
hari.
37
3. Bicaralah dengan orang tua atau pengasuh untuk menentukan tingkat
prosedur baru.
8. Hadiahi perilaku kooperatif dengan penguatan verbal yang positif.
9. Kembangkan kepercayaan dan konsistensi antara staf gigi dan pasien.
Gunakan staf, operator, dan waktu janji yang sama setiap kunjungan.
lain. Oleh sebab itu, strategi preventif untuk kesehatan rongga mulutnya adalah
cara menyikat gigi, konseling diet dan pemberian suplemen fluor. Anak dengan
mereka kesulitan untuk menyikat gigi. Maka orang tua dan pengasuh memiliki
peranan penting dalam hal ini.1 Beberapa pilihan modifikasi bentuk sikat gigi
38
Gambar 2.3 Modifikasi Sikat Gigi untuk Penyandang Disabilitas Intelektual
39
dengan kebutuhan dan kemampuan anak menggunakan fluor di rumah,
pilihannya adalah tablet kunyah, gel, obat kumur, dan lain sebagainya.1
digunakan sebagai hadiah. Oleh sebab itu, orang tua dan atau pengasuh perlu
Untuk mendapatkan keadaan kesehatan gigi dan mulut yang baik pada
40
BAB III
SIMPULAN
41
3. Penyandang disabilitas intelektual sangat rentan terkena penyakit gigi dan
strategi tepat untuk memberikan perawatan gigi dan mulut yang optimal
agar tercipta kualitas hidup yang lebih baik bagi para penyandang
disabilitas intelektual.
DAFTAR PUSTAKA
1. Nirmala, S. & et, al. Dental concerns of children with intellectual disability- A
Iran: Toward a new conceptual framework in data collection. J Res Med Sci 20,
714–5 (2015).
3. Chin, M. & et, al. Practical Oral Care for People With Intellectual Disability.
42
5. Puranik, M. & Shankarachari, R. Oral health status in intellectual disabled- A
factors, classification, diagnosis, treatment and prognosis. Salud Publica Mex 50,
(2008).
7. Chappelle, A. & et, al. Understanding Genetics: A New York-Mid Atlantic Guide
for Patients and Health Professionals. N. Y.- Atl. Consort. Genet. Newborn
10. Tarini, B. . & McInerney, J. . Family History in Primary Care. Pediatrics 132,
S203–S210 (2013).
11. Brock, J. & et, al. Family history screening: use of the three generation pedigree
Mosby, 2007).
43
16. Hallahan, D. . & Kauffman, J. . Exceptional learners: Introduction to special
18. Wehmeyer, M. . & et, al. The intellectual disability construct and its relation to
19. Schalock, R. . & et, al. Perspectives: The Renaming of Mental Retardation:
44