1
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan Syukur ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan karunianya sehingga asuhan keperawatan ini dapat tersusun hingga
selesai. Harapan kami semoga askep ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Untuk ke depannya kami dapat memperbaiki
bentuk maupun menambah isi asuhan keperawatan agar menjadi lebih baik lagi.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I......................................................................................................................1
LAPORAN PENDAHULUAN.............................................................................1
2.2 Pengertian........................................................................................2
2.3 Etiologi..............................................................................................2
2.4 Patofisiologi......................................................................................3
2.7 Penatalaksanaan..............................................................................5
2.1 Pengkajian........................................................................................7
3
2.6 Rencana Intervensi :.....................................................................10
2.7 Evaluasi..........................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................14
4
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
1
8. Mampu Latih (Trainable)
9. Ketergantungan Penuh (Totally Dependent) atau Butuh Rawat
10. Mental Subnormal
11. Defisit Mental
12. Defisit Kognitif
13. Cacat Mental
14. Defisiensi Mental
15. Gangguan Intelektual
2.2 Pengertian
Retradasi mental adalah suatu keadaan yang ditandai dengan fs.
Intelektual berada dibawah normal, timbul pada masa
perkembangan/dibawah usia 18 tahun, berakibat lemahnya proses belajar
dan adaptasi sosial (D.S.M/Budiman M, 1991)
2.3 Etiologi
Adanya disfungsi otak merupakan dasar dari retardasi mental. Untuk
mengetahui adanya retardasi mental perlu anamnesis yang baik,
pemeriksaan fisik dan laboratorium. Penyebab dari retardasi mental sangat
kompleks dan multifaktorial. Walaupun begitu terdapat beberapa faktor
yang potensial berperanan dalam terjadinya retardasi mental seperti yang
dinyatakan oleh Taft LT (1983) dan Shonkoff JP (1992) dibawah ini.
1. Organik
a. Faktor prekonsepsi : kelainan kromosom (trisomi 21/Down
syndrome dan Abnormalitas single gene (penyakit-penyakit
metabolik, kelainan neuro•cutaneos, dll.)
b. Faktor prenatal : kelainan petumbuhan otak selama kehamilan
2
(infeksi, zat teratogen dan toxin, disfungsi plasenta)
c. Faktor perinatal : prematuritas, perdarahan intrakranial, asphyxia
neonatorum,
d. Meningitis, Kelainan metabolik:hipoglikemia, hiperbilirubinemia,
dll
e. Faktor postnatal : infeksi, trauma, gangguan
metabolik/hipoglikemia, malnutrisi, CVA
(Cerebrovascularaccident) - Anoksia, misalnya tenggelam
2. Non organik
a. Kemiskinan dan klg tidak harmonis
b. Sosial cultural
c. Interaksi anak kurang
d. Penelantaran anak
3. Faktor lain : Keturunan; pengaruh lingkungan dan kelainan mental lain
(15-20% ; AAP, 1984)
2.4 Patofisiologi
Retardasi mental merujuk pada keterbatasan nyata fungsi hidup
sehari-hari. Retardasi mental ini termasuk kelemahan atau
ketidakmampuan kognitif yang muncul pada masa kanak-kanak ( sebelum
usia 18 tahun ) yang ditandai dengan fungsi kecerdasan di bawah normal
( IQ 70 sampai 75 atau kurang ) dan disertai keterbatasan-keterbatasan lain
pada sedikitnya dua area fungsi adaftif : berbicara dan berbahasa ,
kemampuan/ketrampilan
3
2.5 Manifestasi Klinis
Gejala klinis retardasi mental terutama yang berat sering disertai
beberapa kelainan fisik yang merupakan stigmata kongenital, yang
kadang-kadang gambaran stigmata mengarah kesuatu sindrom penyakit
tertentu. Dibawah ini beberapa kelainan fisik dan gejala yang sering
disertai retardasi mental, yaitu (Swaiman, 1989):
4
4. Retradasi Mental Sangat Berat
Keterampilan komunikasi dan motoriknya sangat terbatas. Pada
masa dewasa dapat terjadi perkembangan bicara dan mampu menolong
diri sendiri secara sederhana. Tetapi seringkali masih membutuhkan
perawatan orang lain.
Terdapat ciri klinis lain yang dapat terjadi sendiri atau menjadi
bagian dari gangguan retradasi mental , yaitu hiperakivitas, toleransi
frustasi yang rendah, agresi, ketidakstabilan efektif , perilaku motorik
stereotipik berulang, dan perilaku melukai diri sendiri.
2.7 Penatalaksanaan
Terapi terbaik adalah pencegahan primer, sekunder dan tersier.
5
yang terjadi. Dalam pelaksanaanya kedua jenis pencegahan ini
dilakuakn bersamaan, yang meliputi pendidikan untuk anak : terapi
perilaku, kognitif dan psikodinamika ; pendidikan keluarga; dan
intervensi farmakologi. Pendidikan untuk anak harus merupakan
program yang lengkap dan mencakup latihan keterampilan adaptif,
sosialn, dan kejuruan. Satu hal yang penting dalam mendidik keluarga
tentang cara meningkatkan kopetensi dan harga diri sambil
mempertahankan harapan yang realistic.
6
BAB II
KASUS PENGKAJIAN
2.1 Pengkajian
1. Identitas pasien
Nama : An. N
JK : Laki-Laki
Kewarganegaraan : Indonesia
Nama : Ny. E
Umur : 27 Tahun
JK : Perempuan
Kewarganegaraan : Indonesia
Intervensi :
a. Berikan posisi yang aman dan nyaman.
Intervensi :
11
Tujuan : keluarga menunjukkan pemahaman tentang penyakit anak
dan terapinya Intervensi :
2.7 Evaluasi
1. Anak berfungsi optimal sesuai tingkatannya.
2. Dapat berkomunikasi dengan baik sesuai usia.
3. Perilaku dan pola hidup anak jauh dari risiko cidera.
4. Anak berpartisipasi dalam aktivitas bersama anak-anak dan keluarga
lain.
12
5. Keluarga menunjukkan pemahaman tentang penyakit anak dan
terapinya.
6. Anak melakukan perawatan diri sesuai tingkat usia dan perkembangan
13
DAFTAR PUSTAKA
14