Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KEPERAWATAN ANAK II

RETAGASI MENTAL

Disusun Oleh :
Kelompok 4
Mega Mustika 21119024
Muhammad Agusman 21119025
Muthiah Amanda 21119026
Nofta Viani 21119026
Novita Devi 21119028
Oktariana Putri 21119029
Peggya Utami 21119030
Putri Utami Diyanti 21119031

Kelas : PSIK 5.A

Dosen Pengampuh : MARWAN RIKI G,S.Kep.,Ns.M.Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN DAN TEKNOLOGI
MUHAMMADIYAH PALEMBANG 2021
KATA PENGANTAR

Puji  syukur  kehadirat  Allah Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya kami
dapat menyusun Makalah Keperawatan Anak II. dalam proses penyusunan makalah ini tentunya
kami Kelompok IV (Empat) mengalami berbagai masalah. Namun berkat arahan dan dukungan
dari teman-teman kelas PSIK A Semester V akhirnya Makalah ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.
Pada kesempatan ini, kami  kelompok III mengucapkan terima kasih kepada Dosen
Mata Perkuliahan “Keperawatan Anak II”, yaitu Bapak Marwan Riki S.Kep.,Ns.,M.Kep yang
telah membimbing kami dalam proses penyusunan makalah ini.
Kami sebagai penyusun  menyadari laporan ini masih belum sempurna, baik dari isi
maupun penjelasan dari laporan ini, maka dari itu kami  kelompok IV meminta maaf jika
Makalah kami masih banyak kekurangannya  apabila ada kritik dan saran yang membangun
demi kesempurnaan Makalah ini kami mengucapkan terima kasih.

Palembang, 25 Oktober 2021

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii


DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang ......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
C. Tujuan...................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Retardasi Mental ....................................................................................... 3
B. Etiologi ................................................................................................................... 3
C. Klasifikasi................................................................................................................ 5
D. Patofisiologi ........................................................................................................... 6
E. Manisfestasi Klinis ................................................................................................. 7
F. Pemeriksaan Penunjang........................................................................................... 8
G. Penatalaksaan Medis................................................................................................ 9
H. Askep Retardasi Mental pada anak ......................................................................... 10

BAB III Penutup


A. Kesimpulan ............................................................................................................. 15
B. Saran ....................................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LatarBelakang
Retardasi mental suatu keadaan dengan intelegensia yang kurang (subnormal) sejak masa
perkembangan (sejak lahir atau sejak masa anak-anak). Terdapat perkembangan mental yang
kurang secara keseluruhan, tetapi gejala utama ialah intelegensi yang terbelakang. Retardasi
mental disebut juga oligofrenia (oligo= kurang atau sedikit, fren = jiwa) atau tuna mental.
Keadaan tersebut ditandai dengan fungsi kecerdasan umum yang berada dibawah rata-rata
dan disertai dengan berkurangnya kemampuan untuk menyesuaikan diri atau berperilaku
adaptif (Maramis, 2005 dalam Nugroho 2012). Peran keluarga sangat dibutuhkan dalam
perawatan anggota keluarga yang terkena gangguan Retardasi Mental, yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan diri sendiri, sosial, bahasa, motorik, dan kognitif. Semakin
bertambahnya usia anak RM, peran orang tua sangat dibutuhkan agar mereka tidak
mempunyai ketergantungan yang berkepanjangan, yang dapat menimbulkan permasalahan
isolasi sosial yang tidak menyenangkan (Soetjiningsih, 1995 dalam Nugroho, 2012).

Retardasi Mental dinyatakan sebagai masalah yang pelik, terutama kurang dapat berkomunikasi
sesuai dengan usianya. Seseorang yang mengalami retardasi mental tidak berkemampuan untuk
mengerti situasi yang serius dan tidak dapat berperilaku sesuai dengan situasi hukum yang berlaku.
Seseorang yang mengalami retardasi mental dalam hal berkomunikasi mengalami kesulitan karena
perpendaharaan kata kata yang terbatas. Mereka mengalami kesulitan dalam kemampuan mambaca
dan menulis. Dalam hal ini mereka juga mengalami kesulitan bertingkah laku sesuai dengan usianya,
dan mereka lebih memilih anakanak yang usianya lebih rendah dari dirinya sebagai teman (Alimul
2005,dalam Ekasari, 2010).

Keterbelakangan mental ( Retardasi Mental, RM ) adalah suatu keadaan yang ditandai dengan fungsi
kecerdasan umum yang dibawah rata – rata disertai dengan kekurangan kemampuannya untuk
menyesuaikan diri (berprilaku adaptif), yang mulai timbul sebelum usia 18 tahun atau keadaan
dengan intelegensia yang kurang (subnormal) sejak masa perkembangan (sejak lahir atau sejak masa
anak). Biasanya terdapat perkembangan mental yang kurang secara keseluruhan, tetapi gejala utama
ialah intelegensi yang terbelakang. Istilah yang dipakai terhadap orang yang punya batasan tertentu

iv
dalam fungsi mental dan keterampilan komunikasi, menjaga diri sendiri, dan keterampilan sosial.
Pembatasan ini akan menyebabkan anak belajar dan berkembang dengan lambat daripada anak lain.
Anak dengan retardasi mental membutuhkan waktu lebih lama untuk berbicara, berjalan, dan menjaga
kebutuhan personalnya seperti memakai baju dan makan. Mereka punya masalah belajar disekolah,
mereka akan belajar tetapi itu akan makan waktu lebih lama dan ada beberapa hal yang mereka tidak
bisa pelajari.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Retardasi Mental ?
2. Apakah ada Etiologi Retardasi mental ?
3. Bagaimana klasifikasi Retardasi Mental ?
4. Bagaimana patofisiologi Retardasi Mental ?
5. Bagaimana manisfestasi Klinis ?
6. Bagaimana pemeriksaan penunjang dan medis ?
7. Bagaimana penatalaksaan Medis ?
8. Bagaimana Askep Retardasi Mental ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi Retardasi Mental ?
2. Untuk mengetahui Etiologi ?
3. Untuk mengetahui klasifikasi ?
4. Untuk mengetahui patofisiologi ?
5. Untuk mengetahui manisfestasi ?
6. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang dan medis ?
7. Untuk mengetahui penatalaksaan ?
8. Untuk mengetahui Asuhan keperawatan retardasi mental ?

v
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Retardasi mental ialah suatu keadaan perkembangan mental yang terhenti atau tidak lengkap,
yang terutama ditandai dengan adanya hendaya ( impairment) keterampilan ( kecakapan,
skil) selama masa perkembangan, sehingga berpengaruh terhadap intelegensia yaitu
kemampuan kognitif, bahasa, motorik dan sosial. ICG ( WHO, 1992 ).
Retardasi mental merupakan disabilitas kognitif yang muncul pada masa kanak- kanak
(sebelum usia 18 tahun) yang ditandai dengan fungsi intelektual di bawah normal (IQ sekitar
2 standar deviasi yang dibawah normal, dalam rentang 65 sampai 75 atau kurang) disertai
keterbatasanketerbatasan lain pada sedikitnya dua area fungsi adaptif: berbicara dan bahasa,
keterampilan merawat diri, kerumahtanggaan, keterampilan sosial, penggunaan sumber-
sumber komunitas, pengarahan diri, kesehatan dan keamanan, akademik fungsional,
bersantai dan bekerja (Betz dan Sowden, 2009)

B. Etiologi
Penyebab kelainan mental ini adalah faktor keturunan (genetik) atau tak jelas sebabnya
(simpleks) keduanya disebut retardasi mental primer. Sedangkan faktor sekunder disebabkan
oleh faktor luar yang berpengaruh terhadap otak bayi dalam kandungan atau anak-anak
(Muhith, 2015).
Beberapa Penyebab Retardasi Mental yaitu :
a) Akibat Infeksi
Dalam Kelompok ini termasuk keadaan Retardasi Mental karena kerusakan jaringan
otak akibat infeksi Intrakranial, cedera Hipoksia (kekurangan oksigen), cedera pada
bagian kepala yang cukup berat, Infeksi sitomegalovirus bawaan, Ensefalitis,
Toksoplasmosis kongenitalis, Listeriosis, Infeksi HIV, karena serum, obat atau zat
toksik lainnya.

b) Akibat Rudapaksa dan atau Sebab Fisik Lain


Rudapaksa sebelum lahir serta juga trauma lain, seperti sinar x, bahan kontrasepsi dan

vi
usaha melakukan abortus dapat mengakibatkan kelainan Retardasi Mental,
Pemakaian alkohol, kokain, amfetamin dan obat lainnya pada ibu hamil, Keracunan
metilmerkuri, Keracunan timah hitam juga dapat mengakibatkan Retardasi Mental.

c) Akibat Gangguan Metabolisme, Pertumbuhan atau Gizi


Semua Retardasi Mental yang langsung disebabkan oleh gangguan Metabolisme (misalnya
gangguan metabolime lemak, karbohidrat dan protein), Sindroma Reye, Dehidrasi
hipernatremik, Hipotiroid kongenital, Hipoglikemia (diabetes melitus yang tidak terkontrol
dengan baik), pertumbuhan atau gizi termasuk dalam kelompok ini hal-hal seperti
Kwashiorkor, Marasmus, Malnutrisi dapat mengakibatkan Retardasi Mental.

d) Akibat Kelainan pada Kromosom


Kelainan ini bisa diartikan dengan kesalahan pada jumlah Kromosom (Sindroma Down),
defek pada Kromosom (sindroma X yang rapuh, sindroma Angelman, sindroma Prader-
Willi), dan Translokasi Kromosom.

e) Akibat Kelainan Genetik


Seperti Galaktosemia, Penyakit Tay-Sachs, Fenilketonuria, Sindroma Hunter, Sindroma
Hurler, Sindroma Sanfilippo, Leukodistrofi metakromatik, Adrenoleukodistrofi, Sindroma
Lesch-Nyhan, Sindroma Rett, Sklerosis tuberose

f) Akibat Penyakit Otak Yang Nyata (Postnatal). Dalam kelompok ini termasuk Retardasi
Mental akibat Neoplasma (tidak termasuk pertumbuhan sekunder karena rudapaksa atau
peradangan) dan beberapa reaksi sel-sel otak yang nyata, tetapi yang belum diketahui betul
etiologinya (diduga herediter). Reaksi sel-sel otak ini dapat bersifat degeneratif, infiltratif,
radang, proliferatif, sklerotik atau reparatif.

g) Akibat Penyakit/Pengaruh Pranatal Yang Tidak Jelas.


Keadaan ini diketahui sudah ada sejak sebelum lahir, tetapi tidak diketahui etiologinya,
termasuk Anomali Kranial Primer dan Defek Kogenital yang tidak diketahui sebabnya.

h) Akibat Prematuritas dan Kehamilan Wanita diatas 40 tahun


Kelompok ini termasuk Retardasi Mental yang berhubungan dengan keadaan bayi pada

vii
waktu lahir berat badannya kurang dari 2500 gram dan/atau dengan masa hamil kurang dari
38 minggu. Serta behubungan pula dengan kehamilan anak pertama pada wanita Adolesen
dan diatas 40 tahun.

C. klasifikasi Retardasi Mental


Klasifikasi Retardasi mental menurut DSM-IV-TR yaitu :
1. Retardasi mental berat sekali IQ dibawah 20 atau 25. Sekitar 1 sampai 2 % dari orang
yang terkena Retardasii mental.
2. Retardasi mental berat IQ sekitar 20-25 sampai 35-40. Sebanyak 4 % dari orang yang
terkena Retardasi mental.
3. Retardasi mental sedang IQ sekitar 35-40 sampai 50-55. Sekitar 10 % dari orang yang
terkena Retardasi mental
4. Retardasi mental ringan IQ sekitar 50-55 sampai 70. Sekitar 85 % dari orang yang
terkena Retardasi mental. Pada umunya anak-anak dengan Retardasi mental ringan tidak
dikenali sampai anak tersebut menginjak tingkat pertama atau kedua disekolah.
5. Retardasi mental sangat berat Tingkat nilai kecerdasan atau Intelligence Quotient ( IQ)
dibawah 20 atau 25
6. Retardasi mental dengan keparahan tidak ditentukan Jika terdapat kecurigaan kuat adanya
retardasi mental.
 ada beberapa penggolongan Retardasi mental dari neurologi antara lain :
a. Kelompok retardasi mental genetik Adalah keterbelakangan mental akibat
kelainan faktor keturunan yang disebabkan oleh :
 Perubahan jumlah kromosom pada hasil pertumbuhan yang disebut aborsi
 Perubahan urutan rantai protein membentuk gen yang disebut mutasi
 Kelainan bentuk pada protein yang membentuk gen disebut deformitas
 Adanya kekeliruan penempatan dalam urutan protein pembentuk gen yang
disebut translokasi Contoh anak yang mengalami retardasi mental genetik
seperti berikut ini
a) Sindrom down. Ciri-cirinya adalah mata sipit, mata lebar, lipatan
kelopak mata atas lebih dalam, lidah tebal dan menonjol keluar mulut,
jari tangan pendek, telapak tangan lebar dan tebal.

viii
b) Sindrom Turner. Ciri khasnya : leher pendek, badan pendek, dahi
sempit, alat kelamin tidak berkembang normal.
c) Klinerfer Sindrom. Cirinya: Bentuk luarnya lelaki, tetapi alat
kelaminnya tidak sempurna, buah dada membesar

b. Retardasi mental kerusakan otak (Brain Damage)


Retardasi mental akibat kerusakan otak disebabkan oleh sisa radang dari otak,
perdarahan otak terutama waktu melahirkan, kurang cukupnya pemeliharaan oksigen
dan glukosa pada otak terutama pada bayi yang lahir belum cukup umur, dan
keracunan Contoh anak yang mengalami retardasi mental kerusakan otak

c. Retardasi mental fungsional


Retardasimental fungsional adalah anak- anak terbelakang mental karena adanya
gangguan hubungan pergaulan, gangguan dalam cara mengasuh atau faktor budaya

D. Patofisiologi
Retardasi mental merujuk pada keterbatasan nyata fungsi hidup sehari-hari. Retardasi mental ini
termasuk kelemahan atau ketidakmampuan kognitif yang muncul pada masa kanak-kanak ( sebelum
usia 18 tahun ) yang ditandai dengan fungsi kecerdasan di bawah normal ( IQ 70 sampai 75 atau
kurang ) dan disertai keterbatasan-keterbatasan lain pada sedikitnya dua area fungsi adaftif :

a. berbicara dan berbahasa , kemampuan/ketrampilan merawat diri, kerumahtanggaan, ketrampilan


sosial, penggunaan sarana-sarana komunitas, pengarahan diri , kesehatan dan keamanan ,
akademik fungsional, bersantai dan bekerja.
b. Penyebab retardasi mental dapat digolongkan menjadi penyebab pranatal, perinatal, dan
pascanatal. Penyebab prenatal termasuk kelainan kromosom (trisomi 21 [sindrom down], sindrom
Fragile-X), gangguan sindrom (distrofi otot Duchenne, neurofibromatosis [tipe-1] , dan gangguan
metabolisme bawaan (fenilketonuria). Penyebab perinatal dapat berhubungan dengan masalah
intrauterus seperti abrupsio plasenta, diabetes maternal, dan kelahiran prematur serta masalah
neonatal termasuk meningitis dan perdarahan intrakranial. Penyebab pascanatal mencakup
kondisi- kondisi yang terjadi karena cedera kepala, infeksi, dan gangguan degeneratif dan
demielinisasi. Sindrom Fragile X, sindrom down, dan sindrom alkohol janin terjadi pada

ix
sepertiga dari kasus retardasi mental. Munculnya masalah-masalah terkait, seperti paralisis
serebral, defisit sensoris, gangguan psikiatrik, dan kejang berhubungan dengan retardasi mental
yang lebih berat. Diagnosis retardasi mental ditetapkan secara dini pada masa kanak-kanak.
Prognosis jangka panjang pada akhirnya ditentukan oleh seberapa jauh individu tersebut dapat
berfungsi secara mandiri dalam komunitas (yaitu bekerja, hidup mandiri, keterampilan sosial)
(Betz dan Sowden, 2009)

E. Manisfestasi Klinis
Menurut Maramis (2005) yang di kutib dari buku Prabowo (2014), Retardasi mental dalam PPDGJ I
diklasifikasikan menjadi 4 tingkatan :
1. Retardasi mental ringan (IQ 52-69: umur mental 8-12 tahun), karakteristik:
a. Usia prasekolah tidak tampak sebagai anak retardasi mental, tetapi terlambat dalam
kemampuan berjalan, bicara, makan sendiri dan lainlain.
b. Usia sekolah dapat melakukan keterampilan membaca dan aritmatik dengan pendidikan
khusus, diarahkan pada kemampuan aktifitas sosial.
c. Usia dewasa melakukan keterampilan sosial dan vokasional, diperbolehkan menikah tidak
dianjurkan memiliki anak, kemampuan psikomotor tidak berpengaruh kecuali koordinasi.

2. Retardasi mental sedang (IQ 50-55: umur mental 3-7 tahun), karakteristik :
a. Usia prasekolah, kelambatan terlihat pada perkembangan motorik, terutama bicara, respon
saat belajar dan perawatan diri.
b. Usia sekolah dapat mempelajari komunikasi sederhana, dasar kesehatan, perilaku aman serta
keterampilan mulai sederhana, tidak ada kemampuan membaca dan berhitung.
c. Usia dewasa melakukan aktifitas latihan tertentu, berpartisipasi dalam rekreasi, dapat
melakukan perjalanan sendiri ketempat yang dikenal, tidak biasa membiayai sendiri
.
3. Retardasi mental berat (IQ 20-25 s/d 35-40 umur mental sepereti bayi), karakteristik :
a. Usia prasekolah retardasi mencolok fungsi sensorimotor minimal, butuh perawatan total.
b. Usia sekolah, kelambatan nyata disemua area berkembang, memperlihatkan respon emosional
dasar, keterampilan latihan kaki, tangan dan rahang butuh pengawasan pribadi, usia mental
bayi muda

x
F. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan kromosom Pemeriksaan urin, serum atau titer virus
a. Terdapat beberapa kelainan fisik yang tidak khas
b. Ananmnesis ibu tercemar zat-zat teratogen
c. Terdapat beberapa kelainan kongenital
d. Genitalia abnormal

2. Test diagnostik spt : EEG, CT Scan untuk identifikasi abnormalitas perkembangan


a. Gejala kejang yang dicurigai
b. Kesulitan mengerti bahasa yang berat

3. Jaringan otak, injury jaringan otak atau trauma yang mengakibatkan perubahan
4. Cranial Computed Tomography (CT) atau Magnetic Resonance Imaging (MRI)
a. Pembesaran kepala yang progresif
b. Tuberous sclerosis
c. Dicurigai kelainan yang luas
d. Kejang local

5. Dicurigai adanya tumor intrakranial


a. Titer virus untuk infeksi kongenital
b. Kelainan pendengaran tipe sensorineural.
c. Neonatal hepatosplenomegali
d. Petechie pada periode neonatal
e. Chorioretinitis
f. Mikroptalm

xi
G. Penatalaksaan medis
Penatalaksanaan anak dengan retardasi mental bersifat multi dimensional dan sangat
individual. Semua anak yang mengalami retardasi mental juga memerlukan perawatan seperti
pemeriksaan kesehatan yang rutin, imunisasi, dan monitoring terhadap tumbuh kembangnya
(Soetjiningsih, 2012).
1. Pengobatan Tujuan pengobatan adalah mengembangkan potensi anak semaksimal
mungkin Sedini mungkin diberikan pendidikan dan pelatihan khusus, yang meliputi
pendidikan dan pelatihan kemampuan sosial untuk membantu anak berfungsi senormal
mungkin (Utaminingsih, 2015). Berikut ini adalah obat- obatan yang dapat digunakan:
a. Obat- obat psikotropika (misalnya: tioridazin, Mellaril , haloperidol Haldol untuk remaja
dengan perilaku yang membahayakan diri sendiri.
b. Psikostimulan untuk remaja yang menunjukkan tanda-tanda defisit perhatian/
hiperaktivitas( misalnya: metilfenidat Ritalin
c. Antidepresan (misalnya: fluoksetin [Prozac Obat untuk perilaku agresif (misalnya: karbamazepin
Tegretol.

2. Terapi Bermain Anak yang mengalami kerusakan kognitif mempunyai kebutuhan yang sama
terhadap rekreasi dan olahraga seperti anak lainnya. Namun, karena perkembangan anak yang
lebih lambat, orang tua kurang menyadari kebutuhan untuk memenuhi aktivitas tersebut. Dengan
demikian, perawat mengarahkan orang tua untuk memilih permainan dan aktivitas olahraga yang
sesuai enis permainan didasarkan pada usia perkembangan anak, walaupun kebutuhan terhadap
permainan sensorimotorik dapat diperpanjang sampai beberapa tahun. Orang tua harus
menggunakan setiap kesempatan untuk memperkenalkan anak kepada banyak suara, pandangan,
dan sensasi yang berbeda.
Permainan yang sesuai meliputi suara musik yang bergerak, mainan yang diisi, bermain air,
menghanyutkan mainan, kursi atau kuda yang dapat bergoyang, bermain ayunan, bermain
lonceng, dan bermain mobil-mobilan. Anak harus dibawa bermain keluar, misalnya jalan-jalan ke
toko makanan atau pusat pembelanjaan; orang lain harus diberi semangat umtuk berkunjung
kerumah; dan anak seharusnya berhubungan langsung, misalnya mendekap, memeluk, mengayun,
berbicara kepada anakdalam posisi menatap wajah (wajah-ke-wajah), dan menaikkan anak diatas
bahu orangtua.

xii
H. Asuhan keperawatan Retardasi Mental

A. Pengkajian Anak
1. Identitas Nama : Identitas Umur : Umur untuk mengetahui dasar perkembangan anak.
2. Jenis kelamin
3. Anak ke Jumlah anak yang banyak dalam keluarga dengan keadaan sosial ekonomi
cukup, akan mengakibatkan kurangnya perhatian dan kasih sayang yang diterima. Belum
ditambah lagi bila jarak kelahiran antara anak yang satu dengan anak yang lain teralu
dekat
4. Agama Pengajaran agama harus sudah ditanamkan pada anak- anak sedini mungkin,
karena dengan memahami agama akan menuntun umatnya untuk berbuat kebaikan dan
kebajikan.
5. Penanggung jawab
a. Nama orang tua sebagai penanggung jawab.
b. Pendidikan Ayah/Ibu 26 Poltekkes Kemenkes Padang Pendidikan merupakan salah
satu faktor penting dalam tumbuh kembang anak karena dengan pendidikan yang
lebih baik, maka orangtua dapat menerima informasi tentang kesehatan anaknya
c. Pendapatan Keluarga Pendapatan keluarga yang memadai, dapat menunjang tumbuh
kembang anak karena orangtua dapat menyediakan segala kebutuhan anak.
d. Alamat Adanya alamat tempat tinggal akan memudahkan jika sewaktu-waktu
dibutuhkan untuk berbagai kepentingan. Maka dari itu, oangtua sebaiknya mulai
mengenalkan alamat tempat tingal mereka kepada anak

6. Riwayat kesehatan
e. Riwayat Kesehatan Anak Masa Lalu Riwayat kesehatan anak masa lalu, berhubungan
erat dengan riwayat kesehatan ibu pada masa sebelum terjadinya kehamilan maupun
saat hamil. Dikarenakan, gizi ibu hamil sebelum terjadinya kehamilan maupun sedang
hamil
f. Riwayat Parental (Riwayat Kesehatan Ibu) Riwayat Kesehatan Ibu berhubungan erat
dengan terpenuhi atau tidaknya gizi ibu hamil sebelum terjadinya kehamilan maupun
sedang hamil. Menghambat pertumbuhan otak janin, anemia pada bayi baru lahir,

xiii
BBLR mudah terkena infeksi, abortus, dan lain-lain.
g. Riwayat Kelahiran Bayi baru lahir harus bisa melewati masalah transisi, dari suhu
sistem yang teratur yang sebagian besar tergantung pada organ-organ ibunya, ke suatu
sistem yang tergantung pada kemampuan genetik dan mekanisme homeostatik bayi
itu sendiri. Masa prenatal yaitu masa antara 28 minggu dalam kandungan sampai 7
hari setelah dilahirkan, merupakan masa awal dalam proses tumbuh kembang anak,
khususnya tumbuh kembang otak. Trauma kepala akibat persalinan akan berpengaruh
besar dan dapat meninggalkan cacat yang permanen.
h. Riwayat Kesehatan Keluarga Dalam keluarga bila ada yang menderita sakit menular
dapat menularkan pada bayinya. Juga faktor genetik merupakan modal dasar
mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang
i. Riwayat Tumbuh Kembang Dengan mengetahui ilmu tumbuh kembang, dapat
mendeteksi berbagai hal yang berhubungan dengan segala upaya untuk menjaga dan
mengoptimalkan tumbuh kembang anak baik fisik, mental, dan sosial, juga
menegakkan diagnosis dini setiap kelainan tumbuh kembang dan kemungkinan
penanganan yang efektif serta mencegah dan mencari penyebabnya
j. Riwayat Imunisasi Dengan pemberian imunisasi diharapkan anak terhindar dari
penyakitpenyakit tertentu yang bisa menyebabkan kecacatan dan kematian.
Dianjurkan anak sebelum umur 1 tahun sudah mendapat imunisasi lengkap.
a) Pola Kebiasaan Sehari-Hari
b) Nutrisi/Gizi Pemberian nutrisi pada anak harus cukup baik dari segi kuantitas
maupun kualitasnya seperti: protein, lemak, karbohidrat dan mineral serta vitamin
c) Eliminasi BAB/BAK Anak umur 1,5-2 tahun berhenti mengompol pada siang
hari. Usia 2,5- 3 tahun berhenti mengompol pada malam hari. Anak perempuan
lebih dulu berhenti mengompol , dicari penyebabnya. Toilet training (latihan
defekasi perlu dimulai, supaya evakuasi sisa makanan dilakukan secara teratur,
sehingga mempermudah kelancaran pemberian makanan)
d) Istirahat dan tidur Anak yang sudah mulai besar akan berkurang waktu
istirahatnya. Karena kegiatan fisiknya mulai meningkat, seperti bermain. Namun,
28 Poltekkes Kemenkes Padang kebutuhan tidur anak sebaiknya tetap dipenuhi
antara 2 hingga 3 jam tidur siang dan 7 hingga 8 jam pada saat malam hari

xiv
e) Olahraga dan Rekreasi Olahraga akan meningkatkan sirkulasi, aktivitas fisiologi
dan mulai perkembangan otot-otot
f) Personal Hygiene Personal Hygiene menyangkut cara anak membersihkan diri.
Upaya ini dapat dilakukan anak dengan mandi 2x sehari, keramas 3x seminggu,
potong kuku 1 kali seminggu, membersihkan mulut dan gigi 6) Tanda-tanda vital
Tanda vital meliputi suhu, tekanan darah, nadi, dan respirasi

B. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan proses berfikir berhubungan dengan adanya perubahan fisiologis pada Anak
2. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan/tahanan

C. Analisis Data

No. Data NOC NIC


1. Ds : Keluarga pasien
mengatakan bahwa
anaknya mengalami Adanya perubahan Perubahan proses berfikir.
keterlambatan dalam fisiologis pada anak.
berfikir, Ketidakmampuan
untuk berbicara secara
normal.
Do : Kapala anak terlihat
lebih besar atau lebih keci
2. Ds : Keluarga pasien
mengatakan anaknya tidak
mampu berinteraksi Terjadinya penurunan mobilitas kekuatan/tahanan pada
dengan baik. Kerusakan fisik. anak
Do : tonus otot abnorma

D. Intervensi Keperawatan

xv
No Diagnosa NOC NIC Rasional

1. Perubahan Agar proses berfiki Mandiri 1.Rentang


proses kognitif dapat 1.kaji rentang perhatian/kemampuan untuk
berfikir teratasi perhatian berkonsentrasi mungkin
berhubunga Kriteria Hasil : kebingungan, dan memendek secara tajam yang
n dengan catat tingkat menyebabkan dan merupakan
adanya 1.Mempertahankan ansitasnya. potensi terjadinya asientas yang
perubahan atau melakukan - mempengaruhi proses fikir
fisiologis kembali orientasi 2. kurangi stimulus pasien.
pada anak. mental dan yang merangsang,
realisasi biasanya kritik yang negative, 2. menurunkan resiko terjadinya
argumentasi,dan peningkatan emosianal pada
konfrontasi. anak.

3.Hindari 3. asientas dapat mengakibatkan


meninggalkan pasien kehilangan control dan
sendirian ketika meningkatkan kepanikan.
mengalami agitasi,
gelisah, atau 4. Dukungan dapat memberikan
berontak. ketenangan yang menurunkan
asientas dan resiko terjadinya
trauma
2. Kerusakan Keluarga 1.Berikan informasi 1. Agar keluarga
mobilitas Menerima kondisi Pada keluarga dapat mengidentifikasi sasaran
fisik anaknya. karena keluarga realistis untuk perawatan anak
berhubunga Kriteria Hasil : dapat mencurigai di masa yang akan datang.
n dengan adanya masalah dan
penurunan 1.Keluarga mungkin 2. Keluarga mendapat informasi
kekuatan/ta Membuat memerlukan tentang kondisi anaknya.
hanan keputusan yang dukungan.
realistis
berdasarkan 2.Berikan informasi
kebutuhan dan pada keluarga
kemampuan tentang kondisi anak
mereka. untuk dijadikan
bahan rujukan

xvi
2.Anggota keluarga di
keluarga kemudian hari
menunjukan
penerimaan
terhadap anak

E. Evaluasi

Tujuan tahap evaluasi adalah untuk memberikan umpan balik rencana keperawatan, menilai,
meningkatkan mutu asuhan keperawatan melalui perbandingan asuhan keperawatan yang
diberikan serta hasilnya dengan standar yang telah di tetapkan lebih dulu. Pada tahap evaluasi
yang perawat lakukan pada anak tersebut adalah melihat apakah masalah yang telah diatasi
sesuai dengan kriteria waktu yang telah ditetapkan.
1. Perubahan proses berfikir berhubungan dengan adanya perubahan fisiologis pada Anak
2. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan/tahanan

BAB III

xvii
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keterbelakangan Mental (Retardasi Mental, RM) adalah suatu keadaan yang ditandai dengan
fungsi kecerdasan umum yang berada dibawah rata-rata disertai dengan berkurangnya
kemampuan untuk menyesuaikan diri (berpelilaku adaptif), yang mulai timbul sebelum usia
18 tahun Orang-orang yang secara mental mengalami keterbelakangan, memiliki
perkembangan kecerdasan (intelektual) yang lebih rendah dan mengalami kesulitan dalam
proses belajar serta adaptasi sosial. 3% dari jumlah penduduk mengalami keterbelakangan
mental. Retardasi mental bukan suatu penyakit walaupun retardasi mental merupakan hasil
dari proses patologik di dalam otak yang memberikan gambaran keterbatasan terhadap
intelektual dan fungsi adaptif. Retardasi mental dapat terjadi dengan atau tanpa gangguan
jiwa atau gangguan fisik lainnya.

B. Saran

Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat membantu perawatan keluarga pasien yang
mengalami gangguan retaldasi mental. Dan sebagai pedoman bagi seang perawat dalam
melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami gangguan retaldasi mental

DAFTAR PUSTAKA

xviii
Down Syndrome: prenatal Risk Assessment and Diagnosis by DS Newberger (American Family
Physician August 15, 2000, http://www.aafp.org/afp/20000815/825.html).

Keperawatan Pediatrik edisi 4, Penerbi t buku kedokteran. EGC1999 : Jakarta.

Rencana asuhan keperawatan : Marlynn E. Doenges, Mary Frances Moorhouse. EGC. 1999 :
Jakarta.

http://repository.um-surabaya.ac.id/2338/3/BAB_2.pdf

http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2142/3/KTI%20BAB%201-5.pdf

http://pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/HABIBI.pdf

xix

Anda mungkin juga menyukai