Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

RETARDASI MENTAL
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah: Keperawatan Anak
Dosen Pengampu: Sri Wahyuni, S.Kep., Ners., MH.Kes

Disusun oleh:
Ai Rinrin Silfia (21042)
Bobby Abdul Haris (21045)
Ettry Nursery Purnama (21049)
Muhammad Fahmi Hidayat (21063)
Sinta Bela Agustina Rahayu (21072)
Siti Nur’aini (21074)
Sri Kandini (21075)
Galang Ardheana Firmansyah (21083)

KELAS 2B
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN
AKPER YPIB MAJALENGKA
2022/2023
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang. Kami panjatkan puji serta syukur atas kehadirat-Nya karena telah
melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah kepada kami sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah mengenai Retardasi Mental ini.
Makalah ini telah kami susun secara maksimal dan memperoleh
bantuan dari berbagai sumber berupa jurnal-jurnal sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua hal tersebut, kami
sadar sepenuhnya bahwa masih ada kesalahan dan kekurangan baik dari segi
susunan maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami dengan terbuka
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang ini dapat memberikan
ilmu yang bermanfaat bagi pembaca.

Majalengka, 14 Desember 2022

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Retardasi Mental
2.2 Faktor Penyebab Terjadinya Retardasi Mental
2.3 Ciri-ciri Orang Retardasi Mental
2.4 Macam-macam Tingkatan Retardasi Mental
2.5 Upaya Pencegahan Retardasi Mental
2.6 Upaya Penanganan Retardasi Mental
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan intelektual manusia adalah sebuah proses psikologis yang


didalamnya melibatkan proses memperoleh, menyusun dan menggunakan
pengetahuan serta kegiatan mental serta berpikir, menimbang, mengamati,
mengingat, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi dan memecahkan
permasalahan yang berlangsung melalui interaksis dengan lingkungannya.

Intelegensi individu berkembang sejalan dengan interaksi antara aspek


perkembangan yang satu dengan aspek perkembangan yang lainnya dan
antara individu yang satu dengan individu yang lainnya begitu juga dengan alamnya.
Maka dengan itu individu mempunyai kemampuan untuk belajar dan meningkatkan
potensi kecerdasan yang dimiliki.

Perkembangan intelektual manusia juga dapat terganggu, gangguan


perkembangan intelektual ini dapat terjadi selama periode perkembangan
yang meliputi gangguan fungsi intelektual dan adaptif di konseptual, sosia dan ranah
yang praktis. Gangguan perkembangan ini dapat didiagnosis melalui
penggunaan tes kecerdasan dan standar perilaku.

Gangguan intelektual dapat disebut juga dengan Reterdasi mental yaitu sebuah
gangguan perkembangan otak yang ditandai dengan nilai IQ dibawah rata-rata orang
normal dan kemampuan untuk melakukan keterampilan sehari-hari yang buruk.
Orang
dengan retardasi mental mempelajari kemampuan baru, namun lebih lambat.
Retardasi
mental biasanya diketahui saat kecil. Terdapat beberapa gejala dan tanda dari
retardasi
mental pada anak-anak. Gejala ini muncul bergantung dari berat ringannya penyakit.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari retardasi mental ?
2. Apa faktor-faktor penyebab terjadinya retardasi mental?
3. Bagaimana ciri-ciri orang dengan retardasi mental?
4. Apa saja macam-macam tingkatan pada retardasi mental?
5. Bagaimana upaya pencegahan terjadinya retardasi mental?
6. Bagaimana penanganan orang yang terkena retardasi mental?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan retardasi mental
2. Mengetahui faktor-faktor terjadinya retardasi mental
3. Mengetahui ciri-ciri orang yang mengalami retardasi mental
4. Mengetahui tingkatan pada retardasi mental
5. Mengetahui pencegahan agar tidak terkena retardasi mental
6. Mengetahui cara penanganan terkena retardasi mental
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Retardasi Mental


Retardasi mental merupakan suatu keadaan perkembangan mental yang terhenti
atau tidak lengkap, yang terutama ditandai oleh adanya hambatan keterampilan selama
masa perkembangan, sehingga berpengaruh pada tingkat intelegensia yaitu
kemampuan kognitif, bahasa, motorik dan sosial.
Menurut Muttaqin (2008) dalam jurnal ilmu Kesehatan, Retardasi mental adalah
suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensi yang rendah yang menyebabkan
ketidakmampuan individu untuk belajar dan beradaptasi terhadap tuntutan masyarakat
atas kemampuan yang dianggap normal serta ketidakcakapan dalam interaksi sosial.
Anak dengan retardasi mental mengarah kepada keterbatasan beberapa fungsi
intelektual yang sangat dibawah rata-rata dan secara bersamaan disertai
dengan keterbatasan yang berhubungan dengan dua atau lebih area penerapan
kemampuan adaptasi seperti: komunikasi, fungsi akademis, santai, dan bekerja. Retardasi
mental terjadi sebelum usia 18 tahun. (William, 2005)

Menurut American Association on Mental Deficiency (AAMD) yang kemudian


direvisi oleh Rick Heber (1961) mengatakan bahwa Reterdasi Mental sebagai suatu
penurunan fungsi intelektual secara menyeluruh yang terjadi pada masa perkembangan
dan dihubungkan dengan gangguan adaptasi sosial. Ada 3 hal penting yang merupakan
kata kunci dalam definisi ini yaitu penurunan fungsi intelektual, adaptasi sosial, dan masa
perkembangan.

Penurunan fungsi intelektual secara umum menurut definisi Rick Heber diukur
berdasarkan tes intelegensia standar paling sedikit satu deviasi standar (1 SD) di bawah
rata-rata. Periode perkembangan mental menurut definisi ini adalah mulai dari lahir
sampai umur 16 tahun. Gangguan adaptasi sosial dalam definisi ini
dihubungkan dengan adanya penurunan fungsi intelektual. Menurut definisi ini tidak ada
kriteria bahwa retardasi mental tidak dapat diperbaiki seperti definisi retardasi
mental sebelumnya.

2.2 Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Retardasi Mental


Penyebab dari retardasi mental sangat kompleks dan multifaktorial, tetapi secara
garis besar penyebab retardasi mental dapat di golongnya menjadi 2, yaitu penyebab
biologis dan penyebab psikososial (Soetjiningsih,1995). Pada tipe klinis atau biologis,
penyebab bisa didapatkan dari ketiga fase yaitu :
1. Fase Prenatal
Kelainan kromosom atau genetik, kelainan atau syndrome
metabolik, infeksi intrauterine, dan intoksikasi. Ada beberapa jenis kelainan
kromosom yang dapat menimbulkan manifestasi klinis berupa retardasi mental,
yang terbanyak adalah Down Syndrome. Down Syndrome termasuk jenis
kelainan genetik yang disebabkan karena adanya mutasi pada kromosom 21
yang mengakibatkan adanya tampang mongol, serta penurunan fungsi intelektual
yang termasuk dalam kriteria retardasi mental sedang. Kelainan metabolik
juga dapat menyebabkan retardasi mental, yang paling banyak adalah
Phenylketouria (PKU).

Kelainan metabolik lainnya adalah galaktosemia (ketidakmampuan


mengolah galaktosa didalam karbohidrat); penyakit Tay-sach atau infantile
amaurotic idiocy
(gangguan metabolisme lemak sehingga lipid tidak dapat 9 digunakan oleh sel-sel
otak), hipotiroid congenital karena adanya defisiensi yodium pada ibu selama
masa
kehamilan.

Hipotiroid congenital yang disebabkan karena adanya defisiensi yodium


pada ibu merupakan salah satu penyebab biologis retardasi mental yang dapat
dicegah dan
diatasi dengan baik bila diketahui secara dini (Sularyo,2000). Infeksi intrauterine
juga dapat menyebabkan retardasi mental. Hal lain yang dapat
menyebabkan intoksikasi pada saat prenatal adalah adanya pengaruh obat –
obatan dan radiasi. (Sularyo,2000)

2. Fase Perinatal
Penyebab biologis terbanyak pada fase perinatal adalah prematuritas atau
bayi lahir sebelum masa perkembangan didalam janin selesai dengan
sempurna. Semakin kecil berat badan lahir bayi prematur ini maka semakin besar
resiko dan tingkat keparahan dari kemungkinan mengalami retardasi mental.

Keadaaan lain yang dapat menyebabkan bayi lahir dengan retardasi


mental pada fase perinatal adalah Asfiksia, hipoglikemia, perdarahan
intraventrikular, kernikterus, dan meningitis yang dapat menimbulkan
kerusakan otak secara ireversibel. Walaupun demikian kejadian asfiksia
pada neonatus dapat dicegah dengan melakukan persalinan di rumah sakit
atau dengan pertolongan orang yang memilki pengetahuan khusus
(Soetjiningsih,1995).

3. Fase Post Natal


Penyebab retardasi mental pada fase post natal adalah infeksi, trauma,
malnutrisi, intoksikasi, dan kejang yang dapat menyebabkan kerusakan
otak yang pada akhirnya menimbulkan retardasi mental. Infeksi yang
terjadi pada post natal biasanya adalah meningitis tuberculosis, meningitis
purulenta, morbili dan pertusis. Hal ini dapat dicegah dengan mengadakan
sanitasi yang baik di sekitar lingkungan bayi serta keluarga. Intoksikasi pada bayi
yang paling banyak adalah intoksikasi timbal dan timah hitam, yang juga dapat
dicegah dengan memberikan mainan yang aman bagi bayi serta sebisa mungkin
menghindarkan bayi dari polusi udara (Salmiah,2010). Sedangkan Penyebab –
penyebab psikososial terjadinya retardasi mental diantaranya adalah
kemiskinan, keluarga yang tidak harmonis, interaksi anak – pengasuh
yang tidak baik, dan penelantaran anak. (Soetjiningsih,1995).

2.3 Ciri-ciri Orang dengan Retardasi Mental


Secara umum, orang yang memiliki retardasi mental dapat dikenali
karena akan menunjukkan ciri-ciri sebagaimana berikut :
a) Perkembangannya terlambat dari usianya
b)Terlambat untuk bisa berjalan, merangkak, atau duduk dibanding anak
seusianya
c) Sulit belajar bicara atau cara bicaranya tidak jelas
d) Mempunyai gangguan daya ingat
e) Tidak memahami konsekuensi atas perbuatannya
f) Tidak bisa berpikir secara logis
g) Meski sudah dewasa, masih berperilaku seperti anak-anak
h) Tidak punya rasa penasaran terhadap hal yang terjadi di sekitarnya
i) Sulit mempelajari hal-hal baru
j) Memiliki IQ di bawah 70
k) Tidak bisa hidup mandiri

Selain itu, orang dengan retardasi mental juga dapat


menunjukkan perilaku negatif, seperti mudah marah, keras kepala, rasa percaya
diri yang rendah, depresi, tidak mau bersosialisasi dengan orang lain,
bahkan menunjukkan gejala gangguan psikotik. Beberapa pengidap kondisi ini
juga memiliki ciri khusus secara fisik, seperti kelainan bentuk wajah dan
tubuhnya pendek. Namun, tidak semuanya memiliki ciri seperti ini.

Anda mungkin juga menyukai