Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

INTEGRASI NASIONAL

Di Susun Oleh:

Nadia Ramli

200305033

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIAH DAN KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

AMBON
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
sehingga makalah yang berjudul “Integrasi Nasional” ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa
shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya,
sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.

Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah kewarganegaraan. Kami mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan serta bimbingannya selama ini
sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak
kekurangan dalam penulisan makalah ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi penyempurnaan makalah ini.

Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, karena
kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai
manusia. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Ambon, 23 Mei 2021


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......i

KATA PENGANTAR......ii

DAFTAR ISI.......iii

BAB I PENDAHULUAN.........1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang sangat rentan akan terjadinya konflik dan perpecahan. Hal ini di
sebabkan Indonesia adalah negara dengan keberagaman suku, Agama, budaya, etnik serta karakteristik
dan keunikan di setiap wilayahnya. Persatuan bangsa merupakan syarat yang mutlak bagi kejayaan
Indonesia. Jika masyarakatnya tidak bersatu dan selalu memprioritaskan kepentingannya sendiri maka
cita-cita Indonesia yang terdapat dalam sila ketiga Pancasila hanya akan menjadi mimpi yang tak akan
pernah terwujud. Keragaman harus membentuk masyarakat Indonesia yang memiliki toleransi dan rasa
saling menghargai untuk menjaga perbedaan tersebut. Kuncinya terdapat pada komitmen persatuan
bangsa Indonesia dalam keberagaman.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian integrasi nasional

2. Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi integrasi nasional

3. Apa sajakah ancaman terhadap integrasi nasional

4. Apa sajakah strategi integrasi nasional

5. Seberapa pentingkah integrasi nasional bagi bangsa Indonesia

6. Bagaimana cara mewujudkan integrasi nasional di Indonesia


C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian integrasi nasional

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi integrasi nasional

3. Untuk mengetahui ancaman terhadap integrasi nasional

4. Untuk mengetahui strategi integrasi nasional

5. Untuk mengetahui Seberapa pentingnya integrasi nasional bagi bangsa Indonesia

6. Mengetahui cara mewujudkan integrasi nasional di Indonesia


BAB II

PEMBAHASAN

A. Integrasi Nasional dan Prioritas Masyarakat Indonesia

1. Pengertian Integrasi Nasional

Integrasi nasional berasal dari dua kata integrasi dan nasional. Integrasi berasal dari bahasa
Inggris "integrate" artinya menyatupadukan, menggabungkan, mempersatukan. Dalam KBBI, integrasi
artinya pembauran hingga menjadi satu kesatuan yang bulat dan utuh. Kata nasional berasal dari bahasa
Inggris "nation" yang artinya bangsa.

Integrasi nasional adalah upaya menyatukan seluruh unsur suatu bangsa dengan pemerintan dan
wilayahnya. Menurut Howard Wrigins, integrasi berarti penyatuan bangsa bangsa yang berbeda dari
suatu masyarakat menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh atau memadukan masyarakat masyarakat
kecil yang banyak menjadi satu bangsa. Jadi, menurutnya integrasi bangsa dilihatnya sebagai peralihan
dari banyak masyarakat kecil menjadi satu masyarakat besar.

Tentang integrasi, Myron Weiner memberikan lima definisi mengenai integrasi yaitu

a. Integrasi menunjuk pada proses penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial dalam satu wilayah
dan proses pembentukan indentitas nasional, membangun rasa kebangsaan dengan cara menghapus
kesetiaan pada ikatan-ikatan yang lebih sempit.

b. Integrasi menunjuk pada masalah pembentukan wewenang kekuasaan nasional pusat diatas unit-unit
sosial yang lebih kecil yang beranggotakan kelompok-kelompok sosial budaya masyarakat tertentu.

c. Integrasi menunjuk pada masalah menghubungkan antara pemerintah dengan yang di perintah.

d. Integrasi menunjuk pada adanya konsensus terhadap nilai yang minimum yang diperlukan dalam
memelihara tertib sosial.

e. Integrasi menunjuk pada penciptaan tingkah laku yang terintegrasi dan yang diterima demi mencapai
tujuan bersama.

2. Faktor Pembentuk Integrasi Nasional

Kenyataan bahwa masyarakat Indonesia merupakan masyarakat pluralis atau masyarakat majemuk
merupakan suatu hal yang sudah sama-sama dimengerti. Corak masyarakat Indonesia adalah ber-
bhinneka tunggal Ika, bukan lagi keanekaragaman suku bangsa dan kebudayaanny, melainkan
keanekaragaman kebudayaan yang berada dalam masyarakat Indonesia. Masyarakat pliral merupakan
belati bermata ganda dimana pluralitas sebagai Rahmat dan sebagai ancaman. Pemahaman pluralitas
sebagai Rahmat adalah kebranian untuk menerima perbedaan. Menerima perbedaan bukan hanya dari
potensi keterampilan, melainkan lebih banyak terkait dengan persepsi dengan sikap sesuai dengan
realitas kehidupan yang menyeluruh.

a. Faktor Pembentuk Integrasi Nasional

1). Adanya rasa senasib dan seperjuangan yang di akibatkan oleh faktor sejarah.

2). Adanya ideologi nasional yang tercermin dalam simbol negara yaitu Garuda Pancasila
dan Semboyan Bhineka Tunggal Ika.

3). Adanya tekad serta keinginan untuk bersatu dikalangan bangsa Indonesia seperti yang di nyatakan
dalam sumpah pemuda.

4). Adanya ancaman dari luar yang menyebabkan munculnya semangat nasionalisme di kalangan bangsa
Indonesia.

5). Penggunaan bahasa Indonesia

6). Adanya semangat persatuan dan kesatuan dalam bangsa, bahasa, dan tanah air Indonesia.

7). Adanya Kepribadian dan pandangan hidup kebangsaan yang sama yaitu Pancasila.

8). Adanya jiwa dan semangat gotong royong, solidaritas, dan toleransi keagamaan yang kuat.

9). Adanya rasa senasib dan sepenanggungan akibat penderitaan penjajah

b. Faktor Penghambat Integrasi Nasional

1). Kurang nya penghargaan terhadap kemajemukan yang bersifat heterogen.

2). Kurangnya toleransi antar golongan.

3). Kurangnya kesadaran dari masyarakat Indonesia terhadap ancaman dan gangguan dari luar

4). Adanya ketidakpuasan terhadap ketimpangan dan ketidakmerataan hasil-hasil pembangunan.

3. Ancaman terhadap Integrasi Nasional

Indonesia yang berada di tengah-tengah dunia dilewati garis khatulistiwa, diapit oleh dua benua yaitu
Asia dan Australia, serta berada diantara dua samudera yaitu Samudera Hindia dan Pasifik. Kondisi
tersebut menunjukkan bahwa wilayah Indonesia berada pada posisi silang sangat strategis. Perlu kalian
ketahui, bahwa posisi silang negara Indonesia tidak hanya meliputi aspek kewilayahan saja, melainkan
meliputi pula aspek-apek kehidupan sosial, antara lain:

a. Penduduk Indonesia berada diantara daerah berpendud uk padat di utara dan daerah berpenduduk
jarang di selatan.

b. Ideologi Indonesia terletak antara komunisme di uta ra dan liberalisme di selatan.

c. Demokrasi Pancasila berada diantara demokrasi rakya t di utara (Asia daratan bagian utara) dan
demokrasi liberal di selatan.
d. Ekonomi Indonesia berada diantara sistem ekonomi so sialis di utara dan sistem ekonomi kapitalis
di selatan.

e. Masyarakat Indonesia berada diantara masyarakat sos ialis di utara dan masyarakat individualis di
selatan.

f. Kebudayaan Indonesia dinatara kebuadayaan timur di utara dan kebudayaan barat di selatan.
Sistem pertahanan dan keamanan Indonesia berada di antara sistem pertahanan continental di utara
dan sistem pertahanan maritim di barat, selatan dan timur. Posisi silang Indonesia sebagaimana
diuraikan di atas merupakan sebuah potensi sekaligus ancaman bagi integrasi nasional bangsa
Indonesia. Dikatakan sebuah potensi karena akan memberikan dampak positif bagi kemajuan bangsa
Indonesia serta akan memperkokoh keberadaan Indones ia sebagai negara yang tidak dapat disepelekan
perannya dalam menunjang kemajuan serta terciptanya perdamaian dunia. Akan tetapi, posisi silang ini
juga mejadikan Indonesia sebagai negara yang tidak terbebas dari ancaman yang dapat memecah belah
bangsa.

Apa sebenarnya yang menjadi ancaman bagi integrasi nasional negara Indonesia? Ancaman bagi
integrasi nasional tersebut datang dari luar maupun dari dalam negeri Indonesia sendiri dalam berbagai
dimensi kehidupan. Ancaman tersebut biasanya berupa ancaman militer dan nonmiliter. Berikut
ancaman yang dihadapi Bangsa Indonesia yang berupa ancaman militer maupun non-milter.

a. Ancaman Militer

Ancaman militer adalah ancarnan yang menggunakan ke kuatan bersenjata yang terorganisasi yang
dinilai mempunyai kemampuan yang membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan
keselamatan segenap ba ngsa. Ancaman militer dapat berbentuk agresi, pelanggaran wilayah, spionase,
sa botase, aksi teror bersenjata, pemberontakan, dan perang saudara. Ancaman militer ini dibagi
menjadi dua yaitu:

1. Ancaman Militer Dalam Negeri

 Disintegrasi bangsa, melalui macam-macam gerakan separatis beradasarkan sebuah sentimen


kesukuan atau pemberontakan akibat ketidak puasan daerah terhadap kebijakan pemerintahan
pusat.
 Keresahan sosial akibat ketimpangan kebijakan ekono mi dan pelanggaran hak asasi manusia
yang pada gilirannya dapat mengakibatkan su atu kerusuhan masal.
 Upaya penggantian ideologi pancasila dengan ideologi yang lain ekstrem atau tidak sesuai
dengan kebiasan dari masyarakat indonesia.
 Makar dan penggulingan pemerintahan yang sah dan konstitusional

2. Ancaman Militer Luar Negeri

 Pelanggaram batas negara yang dilakukan oleh negara lain.


 pemberontakan senjata yang dilakukan oleh negara lain.
 Aksi teror yang dilakukan oleh terorisme internasional.

b. Ancaman Non Militer


Ancaman non militer atau nin-niliter memiliki karak teristik yang berbeda dengan ancaman militer,
yaitu tidak bersifat fisik serta bentuknya tidak terlihat sepeni ancaman militer. Ancaman nonmiliter
berbentuk ancaman terhadap ideol ogi, politik, ekonomi, sosial budaya, penahanan dan keamanan.

Berikut ini adalah beberapa contoh ancaman yang ber bentuk non militer :
1. Ancaman Berdimensi Ideologi

Sistem politik internasional mengalami perubahan se menjak Uni Soviet runtuh, sehingga paham
komunis tidak populer lagi, akan tet api, potensi ancaman berbasis ideologi masih tetap diperhitungkan.
Ancaman berbasis ideologi ini bisa juga dalam bentuk penetrasi nilai-nilai kebebasan (liberalisme )
sehingga bisa memicu terjadinya proses disintegrasi bangsa.
2. Ancaman Berdimensi Politik

Politik merupakan instrumen utama dalam menggerakka n perang. Hal ini membuktikan jika ancaman
politik bisa menumbangkan suatu rezim pemerintahan, bahkan juga bisa menghancurkan suatu negara.
Masyarakat internasiona l mengintervensi suatu negara melalui politik seperti contohnya Hak Asasi
Manusia (HAM), demokratisasi, penanganan lingkungan hidup, serta penyelenggaraan pemerintahan
yang bersih serta akuntabel.
3. Ancaman Berdimensi Ekonomi

Ekonomi merupakan salah satu penentu posisi tawar d ari setiap negara dalam pergaulan internasional.
Kondisi ekonomi tentu sangat menentu kan dalam pertahanan negara. Ancaman berdimensi ekonomi ini
terbagi menjadi dua , yakni internal serta eksternal.
a. Ancaman yang berasal dari internal bisa berupa inflasi, pengangguran, infrastruktur yang tidak
memadai, serta sistem ekon omi yang tak cukup jelas.

b. Ancaman yang berasal dari eksternal bisa berbentuk kinerja ekonomi yang buruk, daya saing yang
rendah, tidak siapnya dalam menghad api era globalisasi serta tingkat ketergantungan terhadap pihak
asing.
4. Ancaman Berdimensi Sosial Budaya
Ancaman sosial budaya bisa berupa isu-isu mengenai kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan, serta
ketidakadilan yang menjadi d asar timbulnya konflik vertikal, antara pemerintah pusat dengan
pemerintah daerah, b eserta dengan konflik horizontal yakni suku, agama, ras, dan antar golongan
(SARA). Di tahun 1994 saja misalnya, 18 peperangan dari 23 peperangan yang terjadi di dunia ini
diakibatkan oleh sentimen-sentimen budaya, agama, serta etnis. Sementara itu, 75% dari pengungsi
dunia yang mengalir ke berbagai nega ra lain didorong dengan alasan yang sama, tidak berbeda.
Sementara itu, 8 dari 13 operasi pasukan perdamaian yang dijalankan oleh PBB ditujukan guna
mengupayakan ter ciptanya perdamaian dalam berbagai konflik antar etnis di dunia.

5. Ancaman Berdimensi Teknologi Informasi

Kemajuan akan ilmu pengetahuan dan teknologi yang b erkembang dengan sangat pesat serta
memberikan manfaat yang sangat besar bagi sel uruh masyarakat, namun, kejahatan juga terus
mengikuti perkembangan tersebu t, seperti contohnya kejahatan cyber dan kejahatan perbankan.

6. Ancaman Berdimensi Keselamatan Umum

Ancaman untuk keselamatan umum bisa terjadi karena bencana alam, misal gempa bumi, gunung
meletus, dan tsunami. Ancaman yang dis ebabkan oleh manusia, misal penggunaan obat-obatan dan
penggunaan bahan kimia, pembuangan limbah industri, kebakaran, hingga kecelakaan alat-alat
transportasi

3. Strategi Integrasi Nasional

Dalam rangka mengupayakan terwujudnya integrasi nasional yang mantap ada beberapa strategi yang
mungkin di tempuh yaitu:

a. Strategi asimilasi

Asimilasi adalah proses pencampuran dua macam kebudayaan atau lebih menjadi satu kebudayaan yang
baru, di mana dengan percampuran tersebut maka masing-masing unsur budaya melebur menjadi satu
sehingga dalam kebudayaan yang bari itu tidak tampak lagi identitas masing-masing budaya. Artinya
bahwa negara mengintegrasikan masyarakatnya dengan mengupayakan agar unsur-unsur budaya yang
ada dalam negara itu benar-benar melebur menjadi satu dan tidak lagi menampakkan identitas budaya
kelompok atau budaya lokal.

b. Strategi Akulturasi

Akulturasi adalah proses percampuran dua macam kebudayaan atau lebih sehingga memunculkan
kebudayaan baru, di mana ciri-ciri budaya asli pembentuknya masih tampak dalam kebudayaan baru
tersebut. Dengan strategi ini tampak bahwa upaya mewujudkan integrasi nasional di lakukan dengan
tetap menghargai unsur-unsur budaya kelompok atau budaya lokal, walupun penghargaan tersebut
dalam kadar yang tidak terlalu besar.
c. Strategi Pluralis

Paham pluralis merupakan paham yang menghargai terdapatnya perbedaan dal masyarakat. Paham ini
pada prinsipnya mewujudkan integrasi nasional dengan memberi kesempatan pada segala unsur
perbedaan yang ada dalam masyarakat untuk hidup dan berkembang. Ini berarti dengan strategi
Pluralis, negara memberi kesempatan kepada semua unsur keragaman dalam negara, baik suku, agama,
budaya daerah, dan perbedaan lainnya untuk tumbuh dan berkembang , serta hidup berdampingan
secara damai.

4. Dimensi Integrasi Nasional

Integrasi nasional dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu dimensi vertikal dan dimensi horizontal. Dimensi
vertikal dari integrasi adalah dimensi yang berkenaan dengan upaya menyatukan persepsi, keinginan,
dan harapan yang ada antara elite dan massa atau antara pemerintah dengan rakyat. Integrasi nasional
dalam dimensi demikian biasa disebut dengan integrasi politik, sedangkan dimensi horizontal dari
integrasi adalah dimensi yang berkenaan dengan upaya mewujudkan persatuan di antara perbedaan-
perbedaan yang ada dalam masyarakat itu sendiri. Integrasi horizontal merupakan upaya mewujudkan
integrasi dengan menjembatani perbedaan antar kelompok dalam masyarakat. Integrasi ini biasa
disebut dengan integrasi teritorial.

Persoalan integrasi nasional menyangkut keserasian hubungan antara pemerintah dan rakyat, serta
keserasian hubungan diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat dengan latar belakang perbedaan
didalamnya. Dalam upaya mewujudkan integrasi nasional Indonesia, tantangan yang dihadapi datang
dari keduanya. Dalam dimensi horizontal tantangan yang ada berkenaan dengan pembelahan horizontal
yang berakar pada perbedaan suku, agama, ras, dan geografi. Sedangkan dalam dimensi vertikal
tantangan yang ada adalah berupa celah perbedaan antara elit dan massa, Dimana latar belakang
pendidikan kekotaan menyebabkan kaum elite berbeda dari massa yang cenderung berpandangan
tradisional.

5.. Pentingnya Integrasi Nasional

Masyarakat yang terintegrasi dengan baik adalah harapan bagi setiap negara, salah satunya Indonesia.
Sebab masyarakat yang terintegrasi dapat mencapai tujuan yang ada di Indonesia. Integrasi masyarakat
tidak sepenuhnya dapat diwujudkan, karena setiap masyarakat dapat melakukan suatu tindakan atau
konflik bagi negaranya. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan belum terupaya dengan baik untuk
mengintegrasikan masyarakat. Seperti halnya pada era reformasi tahun 1998, berbagai macam
perbedaan suku,budaya dan agama bahkan kepentingan pribadi membuat Indonesia tidak dapat
mencapai tujuannya sehingga dengan adanya integrasi usaha untuk menyatukan berbagai macam
perbedaan dapat dilakukan.
Indonesia sangat dikenal dengan keanekaraganm suku,budaya dan agama. Oleh sebab itu, adanya
pengaruh globalisasi yang masuk ke Indonesia membuat masyarakat Indonesia lebih memilih untuk
suatu yang trend walaupun hal tersebut membuat upaya integrasi tidak terwujud. Masyarakat Indonesia
belum sadar akan pengaruh globalilasi yang ternyata tidak baik bagi masyarakat Indonesia. Selain
pengaruh globalisasi, masyarakat Indonesia bertindak atas wewenang sendiri maupun kelompok
sehingga konflik terjadi dimana-mana seperti pertengkaran antar suku, pembakaran tempat-tempat
ibadah dan lain sebagainya. Konflik tersebutlah yang membuat integrasi nasional susah diwujudkan.
Upaya integrasi terus dilakukan agar Indonesia menjadi satu kesatuan yang mana disebutkan dalam
semboya bhinneka tunggal ika.

Adanya upaya mengintegrasikan Indonesia, perbedaan-perbedaan yang ada tetap harus diakui dan
dihargai sehingga Indonesia menjadi negara yang dapat mencapai tujuannya. Selain menghargai dan
mengakui berbagai macam perbedaan di Indonesia, masyarakat Indonesia harus memliki rasa toleransi
terhadap sesama sehingga tidak terjadi konflik yang berkepanjangan yang dapat merugikan Indonesia.

Integrasi nasional penting untuk diwujudkan dalam kehidupan masyrakat Indonesia dikarenakan
Indonesia merupakan negara yang masih berkembang atau dapat dikatakan negara yang masih mencari
jati diri. Selain itu, integrasi nasional sangat penting untuk diwujudkan karena integrasi nasional
merupakan suatu cara yang dapat menyatukan berbagai macam perbedaan yang ada di Indonesia.

http://silva.web.unej.ac.id ›

6. Mewujudkan Integrasi Nasional Indonesia

Sejak awal berdirinya negara Indonesia, para pendiri negara menghendaki persatuan di negara ini di
wujudkan dengan menghargai terdapatnya perbedaan di dalamnya. Artinya bahwa upaya mewujudkan
integrasi nasional Indonesia dilakukan dengan tetap memberi kesempatan kepada unsur-unsur
perbedaan yang ada untuk dapat tumbuh dan berkembang secara bersama-sama. Proses pengesahan
pembukaan UUD 1945 oleh PPKI ada tanggal 18 Agustus 1945 yang bahannya di ambil dari naskah
piagam Jakarta, dan didalamnya terdapat rumusan dasar dasar negara Pancasila, menunjukkan pada kita
tokoh-tokoh pendiri negara pada waktu itu menghargai perbedaan-perbedaan yang terdapat dalam
kehidupan masyarakat Indonesia. Para pendiri negara rela mengesampingkan persoalan perbedaan-
perbedaan yang ada demi membangun sebuah negara yang dapat melindungi seluruh rakyat Indonesia.

Sejaralan dengan itu dipakailah Semboyan Bhineka Tunggal Ika, yang artinya walaupun berbeda-beda
tetapi tetap satu adanya. Semboyan tersebut sama makannya dengan istilah "unity in diversity", artinya
bersatu dalam keanekaragaman, sebuah ungkapan yang menggambarkan cara menyatukan secara
demokratis suatu masyarakat yang didalamnya di warnai oleh adanya berbagai perbedaan.

Untuk terwujudnya masyarakat yang menggambarkan semboyan Bhinneka Tunggal Ika, diperlukan
pandangan atau wawasan multikulturalisme. Perwujudan dari multikulturalisme adalah kesediaan
orang-orang dari kebudayaan yang beragam untuk hidup berdampingan secara damai. Disini di perlukan
sikap hidup yang memandang kebudayaan orang lain dari perspektif pemilik kebudayaan yang
bersangkuta, dan bukan memandang kebudayaan orang lain dari perspektif dirinya sendiri.oleh karena
itu , multikulturalisme menekankan pentingnya belajar tentang kebudayaan kebudayaan lain dan
mencoba memahaminya secara penuh dan empatik, sehingga dapat menghargai kebudayaan-
kebudayaan lain di samping kebudayaan sendiri.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

1. Charda S, Ujang. 2018. Pendidikan kewarganegaraan untuk Pendidikan Tinggi. Depok: Rajawali Pers.

2. Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan.


Jakarta: kementerian Pendidikan dan kebudayaan, 2017.

3. https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://simdos.unud.ac.id/uploads/
file_pendidikan_1_dir/6bfed1ab6721a7e36e217799d6017460.pdf&ved=2ahUKEwiKyLi-
2rLxAhWIYisKHQwDCfAQFjACegQIGRAC&usg=AOvVaw3GipVAMou33-
Yu1neq3Fg4&cshid=1624628518446

Anda mungkin juga menyukai