Anda di halaman 1dari 23

REPELITA

(Rencana Pembangunan Lima


Tahun)
Pada Masa ORDE BARU
HELLO!
Kelompok 4 :
1

Sekilas Info
Mengenai
REPELITA
Rencana Pembangunan Lima Tahun Masa Orde Baru
Pemerintah Letjen Soeharto (Orde Baru) yang dijalankan
sejak terbentuknya Kabinet Ampera mempunyai tugas
menciptakan stabilitas politik dan ekonomi sebagai prasyarat
pelaksanaan pembangunan nasional. Tugas Kabinet Ampera
disebut Dwidarma Kabinet Ampera. Program kerjanya
disebut Caturkarya yang isinya adalah mencukupi kebutuhan
sandang dan pangan; melaksanakan pemilihan
umum(pemilu); melaksanakan politik luar negeri bebas aktif;
dan melanjtkan perjuangan antiimperialisme dan
kolonialisme.

Jenderal Soeharto melanjutkan pembangunan yang telah


dilakukan Kabinet Ampera dengan membentuk cabinet
pembangunan pada tanggal 6 juni 1968. Tugas pokok Kabinet
Pembangunan disebut Pancakrida. Dalam upaya
melaksanakan pembangunan dibidang ekonomi, pemerintah
Jenderal Soeharto yang dikenal juga sebagai pemerintahan
Orde Baru melaksanakannya melalui Repelita (rencana
pembangunan lima tahun).
Repelita dilaksanakan mulai tanggal 1 April 1969.
Pembangunan ekonomi pada masa orde baru diarahkan pada
sector pertanian. Hal itu dikerenakan kurang lebih 55% dari
produksi nasional berasal dari sector pertanian dan juga 75%
pendudukan Indonesia memperoleh penghidupan dari sector
pertanian. Bidang sasaran pembangunan dalam Repelita,
antara lain bidang pangan, sandang, perbaikan prasarana,
rumah rakyat, perluasan lapangan kerja, dan kesejahteraan
rohani.

Jangka waktu pembangunan orde baru dapat dibedakan atas


dua macam, yaitu program pembangunan jangka pendek dan
program pembangunan jangka panjang. Program
pembangunan jangka pendek sering disebut pelita
(pembangunan lima tahun), adapun program pembangunan
jangka panjang terdiri atas pembangunan jangka pendek
yang saling berkesinabungan. Masa pembangunan jangka
panjang direncanakan selama 25 tahun.
Pembangunan
NASIONAL
Trilogi Pembangunan
Isi Trilogi Pembangunan
Delapan Jalur Pemerataan yang Dirancang Pemerintah Orde Baru
Trilogi Pembangunan
Pembangunan nasional yang diupayakan pemerintah
direalisasikan melalui pembangunan jangka pendek dan
pembangunan jangka panjang. Pembangunan jangka pendek
dirancang melalui Pembangunan Lima Tahun (Pelita). Setiap
Pelita memiliki misi pembangunan dalam rangka mencapai
tingkat kesejahteraan masyarakat Indonesia. Sedangkan
pembangunan jangka penjang mencakup periode 25-30
tahun. Pelaksanaan pembangunan nasional yang
dilaksanakan pemerintah orde baru berpedoman pada trilogi
pembangunan dan delapan jalur pemerataan.
Isi Trilogi Pembangunan
1. Pemerataan bangunan dan hasil-hasilnya menuju kepada
terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat.
2. Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.
3. Stabilitas nasional yang sehat dan dinamis.
Delapan Jalur Pemerataan yang
Dirancang Pemerintah Orde Baru
1. Pemerataan memperoleh kesempatan pendidikan dan pelayanan
kesehatan
2. Pemerataan pembagian pendapatan
3. Pemerataankesempatan kerja
4. Pemerataan kesempatan berusaha
5. Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan,
khususnya bagi generasi muda dan kaum wanita
6. Pemerataan penyebaran pembangunan di seluruh daearah
wilayah tanah air
7. Pemerataan kesempatan memperoleh keadilan
Pelaksanaan
REPELITA
Pembangunan jangka pendek dirancang melalui
program Pembangunan Lima Tahun (Pelita) yang
bertujuan meningkatkan taraf hidup rakyat dan
sekaligus melaksanakan dasar-dasar bagi
pembangunan tahap berikutnya. Selama masa orde
baru, pemerintah telah melaksanakan enam Pelita
yaitu:
Pelita I (1 April 1969 - 31 Maret 1974)
Pada 1 April 1969 dimulailah pelaksanaa pelita 1 yaitu pada periode 1969-1974. Pada pelita 1
ini, orde baru menyelesaikan fase stabilitas dan rehabilitasi sehingga dapat menciptakan
keadaan yang stabil. Selama beberapa tahun, sebelum orde baru keadaan ekonomi
mengalami kemerosotan. Pada 1955-1960 laju inflasi rata-rata 25% per tahun, dalam periode
1960-1965 harga-harga meningkat dengan laju rata-rata 226% per tahun, dan pada 1966 laju
inflasi mencapai puncaknya, yaitu 650% setahun. Kemerosotan ekonomi tersebut terjadi di
segala bidang akibat kepentingan ekonomi dikorbankan demi kepentingan politik. Pada masa
orde baru, kemerosotan ekonomi dapat dikendalikan. Pada 1976, laju inflasi dapat ditekan
menjadi 120%, atau seperlima dari tahun sebelumnya. Pada 1968, inflasi dapat ditekan lagi
menjadi 85%. Berdasarkan hasil-hasil yang telah dicapai, kemudian dimulailah pelaksanaan
pelita 1 pada tahun 1969. Adapun titik berat pelita 1 adalah pada sector pertanian dan industry
yang mendukung sector pertanian. Adapun sasaran pelita 1, yaitu meningkatkan pangan,
sandang, perbaikan prasarana, perumahan rakyat, perluasan lapangan kerja, dan
kesejahteraan rohani.
Pelita II (1 April 1974 - 31Maret 1979)
Pelita 1 berakhir pada 31 Maret 1974, yang telah meletakan dasar-dasar
yang kuat bagi pelaksanaan pelita I. MPR hasil pemilu 1971 secara aklamasi
memilih dan mengangkat kembali jendral soeharto sebagai presiden RI.
Selain itu, MPR hasil pemilu 1971 berhasil pula menyusun GBHN melalui Tap
MPR RI No IV/MPRS/1973. Di dalam GBHN 1973 terdapat rumusan pelita II,
yaitu :
a. Tersedianya bahan pangan dan sandang yang cukup dan terjangkau oleh
daya beli masyarakat
b. Tersedianya bahan-bahan bangunan perumahan terutama bagi
kepentingan masyarakat
c. Perbaikan dan peningkatan prasarana
d. Peningkatan kesejahteraan rakyat secara merata
e. Memperluas kesempatan kerja.
Pelita II (1 April 1974 - 31Maret 1979)
Untuk melaksanakan pelita II, presiden soeharto kemudian
membentuk cabinet pembangunan II. Program kerja kabinet
pembangunan II, disebut Sapta Krida Kabinet Pembangunan II, yang
meliputi:
Meningkatkan stabilitas politik
Meningkatkan stabilitas keamanan
Melanjutkan pelita 1 dan melaksanakan pelita II
Meningkatkan kesejahteraan rakyat
Melaksanakan pemilihan umum.
Pelita III (1 April 1979 - 31 maret 1984)
Pada 31 Maret 1979, Pelita III mulai dilaksanakan. Titik berat pembangunan
pada pelita III adalah pembangunan sector pertanian menuju swasembada
pangan yang mengolah bahan baku menjadi bahan jadi. Sasaran pokok
pelita III diarahkan pada trilogI pembangunan dan delapan jalur
pemerataan.
1. Trilogi pembangunan mencakup :
. Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju terwujudnya
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
. Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi
. Stabilitas nasional yang sehat dan dinamis.
Pelita III (1 April 1979 - 31 maret 1984)
2. Delapan jalur pemerataan mencakup:
. Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok, yaitu sandang, pangan, dan
perumahan bagi rakyat banyak
. Pemerataan kesempatan memperoleh pelayanan pendidikan dan kesehatan
. Pemerataan pembagian pendapatan
. Pemerataan memperoleh kesempatan kerja
. Pemerataan mempreoleh kesempatan berusaha
. Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan khusunya bagi
generasi muda dan kaum wanita
. Pemerataan penyebaran pembangunan di seluruh wilayah Indonesia.
. Pemerataan memperoleh keadilan
Pelita III (1 April 1979 - 31 maret 1984)
Terpilih menjadi presiden RI untuk kedua kalinya MPR hasil pemilu membentuk kabinet
pembangunan III. Kabinet ini dilantik secara resmi pada 31 Maret 1978. Program kerja
cabinet pembangunan III, disebut Sapta Krida Pembangunan III, yang meliputi:
1. Menciptakan keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia dengan memeratakan hasil
pembangunan
2. Melaksanakan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi
3. Memelihara stabilitas keamanan yang mantap
4. Menciptakan aparatur Negara yang bersih dan berwibawa
5. Membina persatuan dan kesatuan bangsa yang kukuh dan dilandasi oleh penghayatan
dan pengamalan pancasila
6. Melaksanakan pemilihan umum yang langsung, umum, bebas, dan rahasia
7. Mengembangkan politik luar negri yang bebas aktif untuk diabdikan kepada kepentingan
nasional
Pelita IV (1 April 1984 31 Maret
1989)
Pelita III berakhir pada 31 Maret 1989 yang dilanjutkan dengan pelaksanaan pelita
IV yang dimulai 1 april 1989. Untuk ketiga kalinya jenderal soeharto terpilih dan
diangkat kembali oleh MPR hasil pemilu. Untuk melaksanakan pelita IV, presiden
seharto membentuk kabinet pembangunan IV. Titik berat pelita IV adalah
pembangunan sektor pertanian untuk melanjutkan usaha-usaha menuju
swasembada pangan dan meningkatkan industri yang dapat menghasilkan mesin-
mesin sendiri, baik untuk mesin-mesin industri ringan maupun industri berat.
Pelita IV (1 April 1984 31 Maret
1989)
Sasaran pokok pelita IV yaitu sebagai berikut:
1. Bidang politik, yaitu berusaha memasyarakatkan P4
(Pedoman,Penghayatan,dan Pengamalan Pancasila).
2. Bidang pendidikan, menekankan pada pemerataan kesempatan belajar dan
meningkatkan mutu pendidikan.
3. Bidang keluarga berencana (KB), menekankan pada pengendalian laju
pertumbuhan penduduk yang dapat menimbulkan masalah nasional.
Pelita V (1 April 1989 31 Maret 1994)
Pelita IV berakhir pada 31 Maret 1994 yang dilanjutkan oleh pelaksanaan
pelita V yang dimulai 1 April 1994. Pelita V ini merupakan pelita terakhir
dari keseluruhan program pembangunan jangka panjang pertama (PPJP
1). Pelita V merupakan masa tinggal landas untuk memasuki program
pembangunan jangka panjang kedua (PPJP II), yang akan dimulai pada
pelita VI pada april 1999.
Titik berat pelita V adalah meningkatkan sektor pertanian untuk
memantapkan swasembada pangan dan meningkatkan prduksi hasil
pertanian laiinya serta sektor industri, khususnya industri yang
menghasilkan barang untuk ekspor, industri yang banyak tenaga kerja,
industri pengolahan hasil pertaian, dan industri yang dapat menghasilkan
mesin-mesin industri menuju terwujudnya struktur ekonomi yang
seimbang antara industri dengan pertanian, baik dari segi nilai tambah
Pelita VI (1 April 1994 31 Maret 1999)
Pelita V berakhir pada 31 Maret 1999yang dilanjutkan oleh pelaksanaan pelita VI yang dimulai pada 1
April 1999. Pada akhir pelita V diharapkan akan mampu menciptakan landasan yang kukuh untuk
mengawali pelaksanaan pelita VI dan memasuki proses tinggal landas menuju pelaksanaan program
pembangunan jangka panjang kedua (PPJP II) . Titik berat pelita VI diarahkan pada pembangunan
sektor-sektor ekonomi dengan keterkaitan antara industri dan pertanian serta bidang pembangunan
lainnya dan peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Sasaran pembangunan industry dalam Rencana Pembangunan Lima Tahun VI sebagai bagian dari
sasaran bidang ekonomi sesuai amanat GBHN 1993 adalah tertata dan mantapnya industry nasional
yang mengarah pada penguatan, pendalaman, peningkatan, perluasan, dan penyebaran industry ke
seluruh wilayah Indonesia, dan makin kukuhnya struktur industri dengan peningkatan keterkaitan
antara industry hulu, industri antara, dan industry hilir serta antara industri besar, industri menengah,
industiy kecil, dan industri rakyat. Serta keterkaitan antara sektor industri dengan sektor ekonomi
lainnya.
Pemerataan Kesejahteraan Penduduk
Pemerintah juga berusaha mengiringi pertumbuhan ekonomi dengan
pemerataan kesejahteraan penduduk melalui program-program penyediaan
kebutuhan pangan, peningkatan gizi, pemerataan pelayanan kesehatan ,
keluarga berencana, pendidikan dasar, penyediaan air bersih, dan
pembangunan perumahan sederhana. Strategi ini dilaksanakan secara
konsekuen di setiap pelita.
Dampak Keberhasilan
REPELITA

1.Dampak repelita
terhadap
THANKS
Any questions?

Anda mungkin juga menyukai