Anda di halaman 1dari 32

Assalamualaikum Wr.

Wb
Salam Sejahtera!
Perkembangan Pengelolaan Kekuasaan Negara di Pusat dan
Daerah dalam Mewujudkan Tujuan Negara Indonesia
Kelompok I
Dewi Ika Pratiwi (06), Dwi Puji Dina Lestari (07), Hedy Hardian Hamzah (12), Indria
Dewi Ayu (13), Jauhardian Hidayat (14), Muhammad Avianda Robby (17),
Muhammad Bima Mahendra (18), dan Shafira Hany Maris (27).
Perkembangan Pengelolaan Kekuasaan Negara
Di Pusat Dan Daerah Dalam Mewujudkan
Tujuan Negara Indonesia
Negara Kesatuan Republik Indonesia menerapkan asas-asas
penyelenggaraan pemerintahnya berupa sentralisasi,
desentralisasi, dan dekonsentrasi. Berdasarkan sistem
pelaksanaan negaranya, dapat disimpulkan bahwa terdapat
dua pengelolaan kekuasaan negara di pusat dan daerah
untuk mewujudkan tujuan negara Indonesia. Karena itulah,
kami mengambil judul Perkembangan Pengelolaan
Kekuasaan Negara di Pusat dan Daerah dalam
Mewujudkan Tujuan Negara Indonesia.
RUMUSAN MASALAH
Apa rumusan tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia?
Apa pengertian dari sentralisasi, desentralisasi, dan
dekonsentrasi yang dianut oleh negara Indonesia dalam
sistem pelaksanaan negaranya?
Bagaimana upaya pemerintah Negara Republik Indonesia
dalam mewujudkan tujuan negaranya?
RUMUSAN TUJUAN NKRI
Tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia tercantum dalam
pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. Pada alinea keempat Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
terdapat fungsi sekaligus tujuan negara. Selain itu, terdapat
pula dasar negara Indonesia, yaitu Pancasila. .
ASAS-ASAS PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
DAERAHMENURUT UU NO. 32/2004
Sentralisasi
Penyerahan kekuasaan serta wewenang pemerintahan
sepenuhnya kepada pemerintah pusat.
Desentralisasi
Penyerahan wewenang dari pusat kepada daerah untuk
mengatur rumah tangganya sendiri,
Dekonsentrasi
Pelimpahan wewenang administrasi dari pemerintah pusat
kepada pejabat di daerah
UPAYA MEWUJUDKAN TUJUAN NKRI

Pusat
Daerah
PUSAT
Sebelum amandemen
PUSAT
Setelah amandemen
PUSAT
Tiga kekuasaan negara:
1. Kekuasaan membentuk undang-undang
2. Kekuasaan pemerintahan negara
3. Kekuasaan kehakiman
PUSAT
1. Kekuasaan membentuk undang-undang (Legislatif)
Pasal 5 Ayat (1):
Presiden memegang kekuasaan membentuk undangundang
dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.
Pasal 20 Ayat (1):
Tiaptiap undangundang
menghendaki persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.
Amandemen
Pasal 20 Ayat (1):
Dewan Perwakilan Rakyat
memegang kekuasaan membentuk UndangUndang
PUSAT
Kekuasaan membentuk undang-undang (Legislatif);
a. MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat)
b. DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)
c. DPD (Dewan Perwakilan Daerah)
PUSAT
a. MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat)
Tugas dan wewenang MPR adalah sebagai berikut :
a. Mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar.
b. Melantik presiden dan wakil presiden berdasarkan hasil pemilihan umum dalam sidang
paripurna MPR.
c. Memutuskan usul DPR berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi untuk memberhentikan
presiden dan atau wakil presiden dalam masa jabatannya setelah presiden dan atau
wakil presiden diberi kesempatan untuk menyampaikan penjelasan di dalam sidang
paripurna MPR.
d. Melantik wakil presiden menjadi presiden apabila presiden mangkat, berhenti,
diberhentikan, atau tidak dapat melaksanakan kewajibannya dalam masa jabatannya.
e. Memilih wakil presiden dari dua calon yang diajukan presiden apabila terjadi
kekosongan jabatan wakil presiden dalam masa jabatannya, selambat-lambatnya dalam
waktu enam puluh hari.
PUSAT
b. DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)
Tugas dan wewenang DPR adalah sebagai berikut:
a. Membentuk undang-undang yang dibahas dengan presiden untuk mendapat persetujuan
bersama;
b. Membahas dan memberikan persetujuan peraturan pemerintah pengganti undang-
undang;
c. Menerima dan membahas usulan rancangan undang-undang yang diajukan DPD;
d. Memperhatikan pertimbangan DPD atas rancangan undang-undang Anggaran
Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan rancangan undang-undang yang berkaitan
dengan pajak, pendidikan, dan agama;
e. Menetapkan APBN bersama presiden dengan memperhatikan pertimbangan DPD.
PUSAT
c. DPD (Dewan Perwakilan Daerah)
Tugas dan wewenang DPD adalah sebagai berikut:
a. Mengajukan kepada DPR tentang rancangan undang-undang yang berkaitan dengan
otonomi daerah.
b. Membahas rancangan undang-undang yang berkaitan dengan pelaksanaan otonomi
daerah.
c. Memberikan pertimbangan kepada DPR atas rancangan undang-undang APBN dan
rancangan undang-undang yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama.
d. Melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang mengenai otonomi daerah.
PUSAT
2. Kekuasaan pemerintahan negara(Eksekutif)
Kekuasaan pemerintahan negara disebut juga kekuasaan
eksekutif. Kekuasaan ini dipegang oleh Presiden, sehingga
Presiden berkedudukan sebagai kepala pemerintahan.
PUSAT

Kekuasaan Presiden sebelum amandemen UUD 1945


Kekuasaan pemerintahan, Pasal 4 ayat (1)
Kekuasaan membentuk undang-undang, Pasal 5 ayat (1)
Panglima tertinggi angkatan bersenjata yang terdiri atas
Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara, Pasal
10
Presiden berhak memberikan grasi, amnesti, rehabilitasi, dan
abolisi kepada seorang terpidana.
PUSAT
Kekuasaan Presiden sesudah amandemen UUD 1945
Presiden tidak lagi berkedudukan sebagai pemegang
kekuasaan membentuk undang-undang.
Presiden tidak lagi berwenang untuk mengangkat anggota
MPR dari utusan golongan, utusan daerah maupun unsur TNI.
Presiden harus memperhatikan pertimbangan DPR ketika akan
memberikan amnesti dan abolisi, dan memperhatikan
pertimbangan Mahkamah Agung ketika akan memberikan
grasi dan rehabilitasi.
PUSAT
3. Kekuasaan kehakiman
Kekuasaan kehakiman disebut juga kekuasaan yudikatif.
Sebelum dilakukannya perubahan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, kekuasaan kehakiman
dijalankan oleh Mahkamah Agung beserta lembaga peradilan
yang ada di bawahnya. Hal ini ditegaskan dalam Pasal 24
ayat (1) yang menyatakan Kekuasaan kehakiman dilakukan
oleh sebuah Mahkamah Agung dan lainlain badan kehakiman
menurut undangundang.
PUSAT
Setelah perubahan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, kekuasaan kehakiman
dipegang oleh Mahkamah Agung dan Mahkamah
Konstitusi. Pasal 24 Ayat (2) menyatakan Kekuasaan
kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan
badan peradilan yang berada di bawahnya dalam
lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan
agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan
peradilan tata usaha negara, dan oleh sebuah
Mahkamah Konstitusi.
PUSAT
a. Mahkamah Agung (MA)
Tugas dan wewenang MA adalah sebagai berikut :
a. Berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji
peraturan perundang-undangan di bawah Undang-Undang,
dan mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh
Undang-Undang.
b. Mengajukan 3 orang anggota Hakim Konstitusi.
c. Memberikan pertimbangan dalam hal Presiden member
grasi dan rehabilitasi.
PUSAT
b. Mahkamah Konstitusi (MK)
Tugas dan wewenang MK adalah sebagai berikut :
a. Menguji undang-undang terhadap Undang- Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. Memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang
kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
c. Memutus pembubaran partai politik;
d. Memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum.
PUSAT
c. Komisi Yudisial (KY)
Tugas dan wewenang KY adalah sebagai berikut :
a. Mengusulkan pengangkatan Hakim Agung kepada DPR, dan
b. Menegakkan kehormatan dan keluhuran martabat serta
menjaga perilaku hakim.
PERAN PEMERINTAH PUSAT
DALAM MEWUJUDKAN TUJUAN NEGARA

a. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan


seluruh tumpah darah Indonesia
b. Memajukan kesejahteraan seluruh rakyat
Indonesia
c. Mencerdaskan kehidupan seluruh rakyat
Indonesia
d. Aktif melaksanakan ketertiban dunia
DAERAH
Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan
urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) menurut
asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip
otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip
Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
PERAN PEMERINTAH DAERAH
DALAM MEWUJUDKAN TUJUAN NEGARA
Untuk mendukung program Pemerintah Pusat dalam
mencapai tujuan nasional, berdasarkan ketentuan
Pasal 22 Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah, pemerintahan daerah selaku pengelola
kekuasaan negara di daerah otonom mempunyai
kewajiban sebagai berikut:
PERAN PEMERINTAH DAERAH
DALAM MEWUJUDKAN TUJUAN NEGARA
a. Melindungi masyarakat, menjaga persatuan,
kesatuan dan kerukunan nasional, serta keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia;
b. Menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan;
c. Meningkatkan pelayanan dasar pendidikan;
d. Menyediakan fasilitas sosial dan fasilitas umum
yang layak;
e. Mengembangkan sumber daya produktif di daerah;
PERAN PEMERINTAH DAERAH
DALAM MEWUJUDKAN TUJUAN NEGARA
Kemudian, selain mempunyai kewajiban,
pemerintahan daerah juga mempunyai hak selaku
pengelola daerah otonom, di antaranya adalah:
a. Mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahannya;
b. Memilih pimpinan daerah;
c. Mengelola aparatur daerah;
d. Mengelola kekayaan daerah;
e. Memungut pajak daerah dan retribusi daerah;
HUBUNGAN STRUKTURAL
PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAH DAERAH

Di dalam hubungan antara pusat dan daerah paling


tidak ada empat faktor yang menentukan hubungan
pusat dan daerah dalam otonomi yaitu hubungan
kewenangan, hubungan keuangan, hubungan
pengawasan,dan hubungan yang timbul dari susunan
organisasi pemerintahan di daerah.
HUBUNGAN FUNGSIONAL
PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAH DAERAH
Pada dasarnya pemerintahan pusat dan daerah memiliki hubungan
kewenangan yang saling melengkapi satu sama lain. Hubungan
tersebut terletak pada visi, misi, tujuan ddan fungsinya masing-masing.
Visi dan misi kedua lembaga ini adalah melindungi serta memberi
ruang kebebasan kepada daerah untuk mengolah dan mengurus
rumah tangganya sendiri berdasarkan kondisi dan kemampuan
daerahnya.
Tujuannya adalah untuk melayani masyarakat secara adil dan
merata dalam berbagai aspek kehidupan.
Fungsinya adalah sebagai pelayan, pengatur, dan pemberdaya
masyarakat.
Terima Kasih
Salam Sejahtera!

Anda mungkin juga menyukai