Anda di halaman 1dari 40

Kelompok 3 Perekonomian Indonesia

1. Dita Audia (43215310007)


2. Dwi Riyani (43215310017)
3. Erry Ayu Nufikha (43215310011)
4. Lulu Harliany (43215310003)
5. Rizqina Mufidah (43215310005)

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>


5
>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>
4
>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>
3
>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>
>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>
>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>
INDUSTRIALISASI
INDUSTRIALISASI
didi
INDONESIA
INDONESIA

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>


Pengertian Industri dan Industrialisasi
Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan
mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi
menjadi barang yang bermutu tinggi dalam penggunaannya,
termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri.

Industrialisasi ialah suatu proses interkasi antara


perkembangan teknologi, inovasi, spesialisasi dan perdagangan
dunia untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dengan
mendorong perubahan struktur ekonomi. Industrialisasi
merupakan salah satu strategi jangka panjang untuk menjamin
pertumbuhan

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>


Industrialisasi di Indonesia

Industrialisasi diIndonesiasemakin menurun


semenjakkrisis ekonomitahun 1998. Kemunduran ini
bukanlah berarti Indonesia tidak memilikimodaluntuk
melakukan investasipada industri dalam negeri, tetapi
lebih kepada penyerapan barang hasil produksi industri
dalam negeri. Membuka pasar dalam negeri adalah kunci
penting bagi industri Indonesia untuk bisa bangkit lagi
karena saat ini pasar Indonesia dikuasai oleh produk
produk asing.

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>


SEJARAH INDUSTRIALISASI

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>


1920-an

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>


Pada tahun 1920-an industri modern di Indonesia
semuanya dimiliki oleh orang asing, walau
jumlahnya hanya sedikit. Indutri kecil yang ada
pada masa itu berupa industri rumah tangga
seperti penggilingan padi, pembuatan gula merah
(tebu dan nira), rokok kretek, kerajinan tekstil
dan sebagainya tidak terkoordinasi dengan baik.

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>


1930-an

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>


Tahun 1930an Indonesia mengalami Depresi
ekonomi yang mengakibatkan meruntuhnya
perekonomian, megakibatkan menurunnya
penerimaan ekspor dari 1.448 gulden menjadi
505 gulden (1929) yang mengakibatkan
pengangguran.

Melihat situasi tersebut pemerintah Hindia


Belanda mengubah system dan pola kebijakan
ekonomi dari sektor perkebunan ke sektor
industri, dengan memberi kemudahan dalam
pemberian ijin dan fasilitas bagi pendirian
industri baru.

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>


1939

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>


Berdasarkan Sensus Industri Pertama (1939),
industri yang ada ketika itu mempekerjakan 173
ribu orang di bidang pengolahan makanan, tekstil
dan barang logam, semuanya milik asing.

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>


Masa Perang
Dunia II

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>


Pada masa perang dunia II kondisi industrialisasi
cukup baik. Namun setelah pendudukan Jepang
keadaannya terbalik. Disebabkan larangan impor
bahan mentah dan diangkutnya barang kapital ke
Jepang dan pemaksaan tenaga kerja (romusha)
sehingga investasi negara asing nihil.

Setelah Indonesia merdeka, mulai dikembangkan


sektor industri dan menawarkan investasi walau
dalam tahap percobaan. Tahun 1951, pemerintah
meluncurkan RUP (Rencana Urgensi Perekonomian).
Program utamanya menumbuhkan dan mendorong
industri kecil pribumi dan memberlakukan
pembatasan industri besar atau modern yang
dimiliki orang Eropa dan Cina.

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>


1957

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>


Pada tahun 1957 sektor industri mengalami stagnasi
dan perekonomian mengalami masa teduh, pada
tahun 1960-an sektor industri tidak berkembang.
Akibat karena situasi polotik yang bergejolak, juga
disebabkan kurangnya modal dan tenaga ahli yang
terampil. Pemberlakuan dua undang-undang baru,
PMA tahun 1967 dan PMDN tahun 1968 ternyata
mampu membangkitkan gairah sektor industri.

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>


TUJUAN INDUSTRIALISASI
Tujuan pembangunan industri nasional baik jangka menengah
maupun jangka panjang ditujukan untuk mengatasi permasalahan
dan kelemahan baik di sektor industri maupun untuk mengatasi
permasalahan secara nasional, yaitu :
Meningkatkan penyerapan tenaga kerja industri.
Meningkatkan ekspor Indonesia dan pember-dayaan pasar dalam
negeri.
Memberikan sumbangan pertumbuhan yang berarti bagi
perekonomian.
Mendukung perkembangan sektor infrastruktur.
Meningkatkan kemampuan teknologi.
Meningkatkan pendalaman struktur industri dan diversifikasi
produk.
Meningkatkan penyebaran industri.
>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>
FAKTOR PENDORONG INDUSTRIALISASI
1. Kemampuan teknologi dan inovasi.
2. Laju pertumbuhan pendapatan nasional per kapita.
3. Kondisi dan struktur awal ekonomi dalam negeri. Negara yang
awalnya memiliki industri dasar/primer/hulu seperti baja, semen,
kimia, dan industri tengah seperti mesin alat produksi akan
mengalami proses industrialisasi lebih cepat.
4. Besar pangsa pasar DN yang ditentukan oleh tingkat pendapatan
dan jumlah penduduk. Indonesia dengan 200 juta orang
menyebabkan pertumbuhan kegiatan ekonomi.
5. Ciri industrialisasi yaitu cara pelaksanaan industrialisasi seperti
tahap implementasi, jenis industri unggulan dan insentif yang
diberikan.
6. Keberadaan SDA. Negara dengan SDA yang besar cenderung lebih
lambat dalam industrialisasi.
7. Kebijakan/strategi pemerintah seperti tax holiday dan bebas bea
masuk bagi industri orientasi ekspor.

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>


Faktor-faktor Pembangkit Industri Indonesia
Struktur organisasi
Dilakukan inovasi dalam jaringan institusi
pemerintah danswastayang melakukanimpor.
Sebagai pihak yang membawa,mengubah,
mengembangkan dan menyebarluaskan teknologi.
Ideologi
Perlu sikap dalam menentukan pilihan untuk
mengembangkan suatu teknologi apakah menganut
tecno-nasionalism,techno-globalism, atau techno-
hybrids.
negeri maupun luar negeri.

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>


Faktor-faktor Penghambat Industri Indonesia

1. Keterbatasan teknologi
Kurangnya perluasan dan penelitian dalam bidang teknologi
menghambat efektifitas dan kemampuan produksi.

2. Kualitas sumber daya manusia


Terbatasnya tenaga profesional di Indonesia menjadi penghambat
untuk mendapatkan dan mengoperasikan alat alat dengan
teknologi terbaru.

3. Keterbatasan dana pemerintah


Terbatasnya dana pengembangan teknologi oleh pemerintah untuk
mengembangkan infrastruktur dalam bidang riset dan teknologi

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>


Dampak Industrialisasi di Indonesia

Dibalik kesuksesan Indonesia dalam pembangunan sebenarnya


ada kemerosotan dalam cadangan sumber daya alam dan
peningkatan pencemaran lingkungan. Pada kota kota yang
sedang berkembang seperti Gresik, Medan, Jakarta, Surabaya,
Bandung, Lhoksumawe, bahkan hampir seluruh kota kota di
pulau Jawa sudah mengalami peningkatan suhu udara,
Walaupun daerah tersebut tidak pesat perkembangan
industrinya.

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>


Dampak Positif Industrialisasi

Ada beberapa dampak positif dari pembangunan industri:

Menambah penghasilan penduduk.


Menghasilkan aneka barang.
Memperluas lapangan pekerjaan.
Mengurangi ketergantungan dengan negara lain.
Memperbesar kegunaan bahan mentah.
Bertambahnya devisa negara.

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>


Dampak Negatif Industrialisasi
Beberapa dampak negatif dari pembangunan industri:
1. Terjadinya arus urbanisasi.
2. Terjadinya pencemaran lingkungan.
3. Adanya sifat konsumerisme.
4. Lahan pertanian semakin kurang.
5. Cara hidup masyarakat berubah.
6. Limbah industri menyebabkan polusi tanah.
7. Terjadinya peralihan mata pencaharian.

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>


Kebijakan Industrialisasi
Pemerintahan orde baru melakukan perubahan-perubahan besar
dalam
kebijakan perindustrian. Ada tiga aspek kebijakan ekonomi orde
baru
yang menumbuhkan iklim lebih baik bagi pertumbuhan sektor
industri.

Ketiga aspek tersebut adalah:


a) Dirombaknya sistem devisa. Sehingga transaksi luar negeri
menjadi lebih bebas dan lebih sederhana.
b) Dikuranginya fasilitas-fasilitas khusus yang hanya disediakan
bagi perusahaan Negara, dan kebijaksanaan pemerintah untuk
mendorong pertumbuhan sektor swasta bersama-sama dengan
sektor BUMN.
c) Diberlakukannya undang-undang penanaman modal asing (PMA).

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>


Perkembangan Sektor Industri Manufaktur Nasional
Perusahaan manufaktur merupakan penopang utama perkembangan
industri di sebuah negara. Perkembangan industri manufaktur di sebuah
negara juga dapat digunakan untuk melihat perkembangan industri secara
nasional di negara itu. Hal ini dapat dilihat baik dari aspek kualitas produk
yang dihasilkannya maupun kinerja industri secara keseluruhan.
Sebuah hasil riset yang dilakukan pada tahun 2006 oleh sebuah
lembaga internasional terhadap prospek industri manufaktur di berbagai
negara memperlihatkan hasil yang cukup memprihatinkan. Dari 60 negara
yang menjadi obyek penelitian, posisi industri manufaktur Indonesia berada
di posisi terbawah bersama beberapa negara Asia, seperti Vietnam. Riset
yang meneliti aspek daya saing produk industri manufaktur Indonesia di
pasar global, menempatkannya pada posisi yang sangat rendah.

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>


Masalah dalam Industri Manufaktur Nasional
1) Kelemahan Struktural
A. Berbasis ekspor, meskipun Indonesia mempunyai banyak sumber
daya alam pasar masih sempit & TK, tapi produk &pasarnya
masih terkonsentrasi :
a) Terbatas pada empat produk (kayu lapis, pakaian jadi,tekstil &
alas kaki);
b) Pasar tekstil & pakaian jadi terbatas pd beberapa negara:USA,
Kanada, Turki & Norwegia;
c) USA, Jepang & Singapura mengimpor 50% dari total
eksportekstil & pakaian jadi dari Indonesia;
d) Produk penyumbang 80% dari ekspor manufaktur indonesiamasih
mudah terpengaruh oleh perubahan permintaan produkdi pasar
terbatas;
e) Banyak produk manufaktur terpilih padat karya
mengalamipenurunanharga muncul pesaing baru seperti China &
Vietman;
f) Produk manufaktur tradisional menurun daya saingnya sbgakibat
factor internal seperti tuntutan kenaikan upah.

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>


Masalah dalam Industri Manufaktur Nasional
b. Ketergantungan Impor Sangat Tinggi
Pada tahun 1990-an, Indonesia menarik banyak PMA untuk industri
berteknologi tinggi seperti kimia, elektronik, otomotif, dsb tetapi
masih proses penggabungan, pengepakan dan assembling dengan hasil:

a) Nilai impor bahan baku, komponen & input perantara masihtinggi di


atas45%;
b) Industri padat karya, seperti tekstil, pakaian jadi dan
kulitbergantung kepadaimpor bahan baku, komponen dan
inputperantara masih tinggi;
c) PMA sektor manufaktur masih bergantung kepada
penawaranbahanbaku dan komponen dari LN;
d) Peralihan teknologi (teknikal, manajemen, pemasaran,pengembangan
organisasi dan keterkaitan eksternal) dariPMA masih terbatas;
e) Pengembangan produk dengan merek sendiri dan
pembangunanjaringan pemasaran masih terbatas.

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>


Masalah dalam Industri Manufaktur Nasional
c. Tidak Ada Industri Berteknologi Menengah
a) Kontribusi industri berteknologi menengah (logam, karet,plastik,
semen) thd pembangunan sektor industri manufaktur menurun tahun
1985 -1997;
b) Kontribusi produk padat modal (material dari plastik,karet, pupuk,
kertas, besi dan baja) thd ekspor menurun19851997;
c) Produksi produk dengan teknologi rendah berkembang pesat.

d. Konsentrasi Regional
.Industri menengah dan besar terkonsentrasi di Jawa.

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>


Masalah dalam Industri Manufaktur Nasional

2) Kelemahan Organisasi
a. Industri Kecil dan Menengah masih terbelakang => produktivtas
rendah => Jumlah Tenaga Kerja masih banyak (padat karya);
b. Konsentrasi Pasar;
c. Kapasitas menyerap dan mengembangkan teknologi masih lemah;
d. SDM yang lemah.

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>


Gejala Deindustrialisasi
Perkembangan industri manufaktur di Indonesia juga dapat dilihat dari
kontribusinya terhadap produk domestik bruto atau PDB. Bahkan pada
akhir tahun 2005 dan awal tahun 2006, banyak pengamatekonomiyang
mengkhawatirkan terjadinya de-industrialisasi di Indonesia akibat
pertumbuhan sektor industri manufaktur yang terus merosot.

Deindustrialisasi merupakan gejala menurunnya sektor industri yang


ditandai dengan merosotnya pertumbuhan industri manufaktur yang
berlangsung secara terus menerus. Melorotnya perkembangan sektor
industri manufaktur saat itu mirip dengan gejala yang terjadi menjelang
ambruknya rezimorde barupada krisis global yang terjadi pada tahun
1998. Selain menurunkan sumbangannya terhadap produk domestik bruto,
merosotnya pertumbuhan industri manufaktur juga menurunkan
kemampuannya dalam penyerapan tenaga kerja.

Data dari Biro PusatStatistik(BPS) memperlihatkan bahwa pada triwulan


pertama tahun 2005, pertumbuhan industri manufaktur di Indonesia
sebenarnya masih cukup tinggi, yaitu mencapai 7,1 persen. Namun
memasuki triwulan kedua tahun 2005 perkembangannya terus merosot.
Bahkan pada akhir tahun 2005, perkembangan industri manufaktur kita
hanya mencapai 2,9 persen. Kondisi ini semakin parah setelah memasuki
triwulan pertama tahun 2006 karena pertumbuhannya hanya sebesar 2,0
persen.
>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>
Gagalnya Industri di Indonesia
Menurut penilaian para ahli penyebab utama yang menyebabkan
kegagalan industri di Indonesia diantaranya adalah:

1. Ketergantungan Indonesia pada impor sumber-sumber teknologi


dari negara lain
2. Sistem industri Indonesia tidak memiliki kemampuan
pertanggung jawaban dan penyesuaian yang mandiri
3. Gerak ekonomi Indonesia sangat tergantung pada arus modal
asing yang masuk atau keluar Indonesia serta besarnya cadangan
devisa yang terhimpun melalui perdagangan dan hutang luar
negeri.

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>


Strategi Pelaksanaan Industrialisasi
1. Strategi substitusi impor (Inward Looking)
Bertujuan mengembangkan industri berorientasi
domestic yang dapat menggantikan produk impor.
Negara yang menggunakan strategi ini adalah Korea &
Taiwan.

Pertimbangan menggunakan strategi ini :


Sumber daya alam & Faktor produksi cukup tersedia
Potensi permintaan dalam negeri memadai
Sebagai pendorong perkembangan industri
manufaktur dalam negeri
Kesempatan kerja menjadi luas
Pengurangan ketergantungan impor, shg defisit
berkurang

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>


Strategi Pelaksanaan Industrialisasi
2. Strategi promosi ekspor (outward Looking)
Beorientasi ke pasar internasional dalam usaha
pengembangan industri dalam negeri yang memiliki
keunggulan bersaing.

Rekomendasi agar strategi ini dapat berhasil:


Pasar harus menciptakan sinyal harga yang benar yang
merefleksikan kelangkaan barang yang bisa baik pasar
input maupun output.
Tingkat proteksi impor harus rendah.
Nilai tukar harus realistis.
Ada insentif untuk peningkatan ekspor

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>


Unsur-unsur Industrialisasi

Masyarakat yang melakukan proses produksi dengan


menggunakan mesin
Berskala besar
Pembagian kerja teknis yang relatif kompleks
Menggunakan tenaga kerja yang keterampilannya
bermacam-macam

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>


Kesimpulan
Di Indonesia industri masih sangat ketertinggalan dari negara-
negara lainnya, bahkan kalah dengan industri negara yang kecil,
padahal di Indonesia potensi untuk di adakannya perindustrian itu
sangat bagus.

Namun ada bebarapa faktor yang mempengaruhinya seperti


kurangnya SDM, kurangnya teknologi dan pendanaan dari
pemerintah. Pada saat sekarang ini, industri di Indonesia mengalami
kemajuan banyak industri-industri kecil yang muncul. Akan tetapi,
hal ini kurang tepat, karena menimbulkan beberapa dampak yang
tidak baik, karena industri-industri di Indonesia tidak
memperhatikan permasalah lingkungan terutama permasalahan
limbah yang tidak terorganisir secara baik. Meskipun dalam upaya
yang dilakukan oleh bangsa ini, supaya perindustrian di Indonesia
tidak tertinggal telah dibuat kebijakan tentang perindustrian namun
pada kenyataannya kebijakan itu belum sepenuhnya efektif.

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>


THANK YOU

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>

Anda mungkin juga menyukai