Anda di halaman 1dari 8

KELOMPOK I

SEJARAH PEREKONOMIAN PEMERINTAHAN ORDE BARU

 Orde Baru adalah periode kekuasaan Presiden Soeharto yang berlangsung dari tahun 1966 hingga 1998 di
Indonesia. Pada masa ini, pemerintah mengambil tindakan-tindakan ekonomi yang berbeda dengan masa
sebelumnya, yaitu dengan mengimplementasikan konsep ekonomi Pancasila yang berorientasi pada pembangunan
ekonomi nasional yang terpadu dan berkeadilan. Dalam upaya mengatasi krisis ekonomi yang terjadi pada tahun
1995, pemerintah orde baru menerapkan kebijakan-kebijakan yang berorientasi pada pembangunan industry dan
pertanian. Selain itu, pada masa orde baru juga terjadi peningkatan investasi asing terutama di negara-negara
Barat dan Jepang. Investasi asing ini berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi Indonesia, namun juga
menimbulkan ketergantungan pada investor asing dan memperburuk masalah ketimpangan ekonomi.
PENGARUH POLITIK EKONOMI ORDE BARU TERHADAP
INDONESIA

 Pada masa orde baru (1966-1998), politik ekonomi yang ditetapkan pemerintah memiliki pengaruh besar terhadap
perekonomian Indonesia. Berikut beberapa pengaruh politik ekonomi orde baru terhadap Indonesia:
a. Peningkatan pembangunan infrastruktur
b. Pertumbuhan industri dalam negeri
c. Ketergantungan ekonomi pada ekspor komoditas.
KEBIJAKAN EKONOMI PADA MASA ORDE BARU

 Repelita

Repelita atau Rencana Pembangunan Lima Tahun, kebijakan ini berlangsung sejak tahun 1969-1994. apaun penyusun
konsep Repelita, yaitu Widjojo Nitisastro yang kala itu menjabat sebagai penasihat ekonomi orde baru sekaligus Kepala
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Adapun rincian program Repelita adalah sebagai berikut:
a. Repelita I (1969-1973) berfokus pada rehabilitasi prasarana penting sekaligus pengembangan iklim usaha dan
investasi.
b. Repelita II (1974-1979) dan Repelita III (1979-1984) berfokus pada pencapaian pertumbuhan ekonomi, stabilitas
nasional dan pemerataan pembangunan, dengan penekanan pada sektor pertanian dan industri yang mengolah bahan
mentah menjadi bahan baku.
c. Repelita IV (1984-1989) dan Repelita V (1989-1994) yakni mempertahankan capaian sebelumnya dan mulai bergerak
pada sektor industri, terkhusus yang menghasilkan barang ekspor, industri yang menyerap tenaga kerja, industri
pengolahan hasil pertanian dan industri yang dapat menghasilkan mesin-mesin industri.
 Kerjasama Indonesia dengan IMF

Dalam hal ini, Presiden Soeharto melakukan pinjaman dana dari IMF serta Bank Dunia untuk pembangunan nasional. Setelah itu, kerjasama
dengan IMF pun berkembang menjadi hubungan bilateral antara Indonesia dengan Amerika. Amerika menggunakan IMF untuk
mengucurkan dana bantuan hingga utang kepada Indonesia. Terbentuk pula konsorium dengan nama IGGI atau International Government
Group on Indonesia.

 Pemulihan Ekonomi Nasional

Kebijakan ekonomi orde baru lainnya adalah adanya upaya pemulihan ekonomi nasional. Hal ini dilakukan dengan beberapa upaya, seperti
bergabungnya Indonesia dengan IMF dan kembalinya menjadi bagian dari PBB.

 Undang-undang Penanaman Modal Asing

Kebijakan ekonomi orde baru berikutnya, yaitu undang-undang Penanaman Modal Asing serta Penanaman Modal Dalam Negeri. Kedua
undang-undang tersebut disahkan pada 1967 serta 1968 untuk membuka perekonomian serta kegiatan di sektor swasta.
 Kondisi ekonomi pada 1974

Pada 1974, terjadi peristiwa Malari atau protes besar-besaran dari masyarakat akibat meningkatnya pemodal asing
yang masuk. Hal ini membuat pemerintah menerapkan kebijakan pengetatan investasi asing.

 Ekspor

Hal ini bertepatan dengan meningkatnya utang luar negeri dan jatuhnya harga minyak pada 1980-an. Itulah sebabnya,
pemerintah meningkatkan kegiatan ekspor barang dengan membebaskan bea cukai serta pengulangan devaluasi
rupiah.
PEMERINTAH ORDE BARU JUGA MEMILIKI KEBIJAKAN EKONOMI YANG
TERMASUB DALAM TRILOGI PEMBANGUNAN DAN 8 JALUR PEMERATAAN
EKONOMI, BERIKUT INI RINCIAN ISINYA :
 Trilogi Pembangunan :
a. Stabilitas nasional dinamis.
b. Petumbuhan ekonomi tinggi.
c. Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya.

 8 Jalur Pemerataan Ekonomi :


1. Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok (pangan, sandang, papan).
2. Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan.
3. Pemerataan pembagian pendapatan.
4. Pemerataan kesempatan kerja.
5. Pemerataan kesempatan berusaha.
6. Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan, khusunya bagi generasi muda dan wanita.
7. Pemerataan penyebaran pembangunan.
8. Pemerataan kesempatan memperoleh keadilan.
DAMPAK KRISIS EKONOMI 1997-1998 PADA INDONESIA

 Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997-198 di Indonesia memiliki dampak yang siginifikan pada
perekonomian Indonesia dan pada masa orde baru. Dampak utama dari kirisis ekonomi ini adalah penurunan
drastis nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, yang memicu inflasi yang tinggi dan peningkatan harga
barang. Pada masa orde baru, pemerintah mengadopsi kebijakan pembangunan ekonomi yang berorientasi pada
industrialisasi, yang lebih banyak terfokus pada pengembangan industri manufaktur dan penggunaan modal asing.
Namun, krisis ekonomi pada akhirnya menunjukkan bahwa model pembangunan ini kurang berkelanjutan dan
rentan terhadap guncangan ekonomi global. Dampak krisis ekonomi pada masa orde baru juga terlihat dalam
sektor keuangan, dimana terjadi krisis likuiditas dan gagal bayar pada bank-bank dan perusahaan besar di
Indonesia. Hal ini juga menyebabkan banyaknya pengusaha dan perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan,
sehingga menyebabkan penurunan lapangan kerja dan meningkatnya tingkat pengangguran.

Anda mungkin juga menyukai