Terdapat 3 periode:
PELITA I
Pelita I dimulai 1 April 1969 – 31 Maret 1974
Pelita ini menekan pada rehabilitas ekonomi, khususnya mengangkat hasil pertanian dan
penyempurnaan system irigasi dan transportasi. Hampir seluruh target di sektor produksi
berhasil dicapai, bahkan produksi beras meningkat 25%. Tujuan pelita I adalah menaikkan
taraf hidup rakyat dan sekaligus meletakkan dasar-dasar yang kuat bagi pembangunan
nasional.
PELITA II
Pelita II berlangsung pada tanggal 1 April 1974 – 31 Maret 1979.
Pelita II menekan pada peningkatan standar hidup bangsa Indonesia. Tujuan tersebut di
wujudkan dengan menyediakan pangan, sandang, dan papan yang lebih baik, meningkatkan
pemerataan kesejahteraan; dan menyediakan lapangan kerja.
PELITA III
Pelita III dimulai tanggal 1 April 1979 – 31 Maret 1989.
Pelita ini menekankan pada sektor pertanian untuk mencapai swasemada pangan dan
pemantapan industri yang mengolah bahan dasar atau bahan baku menjadi bahan jadi. Pelita
II meningkat 27,4% di banding pelita sebelumnya. Penduduk yang hidup di bawah garis
kemiskinan tinggal 26,9% dari jumlah penduduk tahun 1980.
PELITA IV
Pelita IV dimulai 1 April 1984 – 31 Maret 1989.
Pelita ini menekankan pada sektor pertanian untuk mempertahankan swasembada pangan
sekaligus meningkatkan industri yang dapat memproduksi mesin – mesin untuk industri
ringan maupun berat. Penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan tinggal 16,4% dari
jumlah penduduk tahun 1987.
PELITA V
Pelita dimulai tanggal 1 April 1989 – 31 Maret 1994.
Pelita ini menekankan pada sektor industri yang didukung oleh pertumbuhan yang mantap
di sektor pertanian.
PELITA VI
Pelita VI dimulai 1 April 1994 – 31 Maret 1999.
Pelita VI merupakan awal pembangunan Jangka Panjang Tahap Kedua (PJPT II). Pada
tahap ini bangsa Indonesia memasuki proses Tinggal Landas menuju terwujudnya masyarakat
maju, adil dan mandiri. Pelita VI menitik beratkan pada bidang ekonomi dengan keterkaitan
antara industri dan pertanian serta bidang pembangunan lainnya guna meningkatkan kualitas
sumber daya manusia.
PEMERINTAHAN TRANSISI
Krisis finansial Asia yang menyebabkan ekonomi Indonesia melemah dan semakin besarnya
ketidakpuasan masyarakat Indonesia terhadap pemerintahan pimpinan Soeharto saat itu
menyebabkan terjadinya demostrasi besar-besaran yang dilakukan berbagai organisasi
mahasiswa di berbagai wilayah Indonesia.
Pemerintahan Soeharto smakin disorot setelah Tragedi Trisakti pada 12 Mei 1998 yang
kemudian memicu kerusuhan Mei 1998 sehari setelahnya. Gerakan mahasiswa pun meluas
hampir diseluruh Indonesia. Dibawah tekanan yang besar dari dalam maupun luar negeri,
Soeharto akhirnya memilih untuk mengundurkan diri dari jabatannya.
Pemerintahan transisi merupakan peralihan antara pemerintahan zaman Soeharto ke
pemerintahan B.J. Habibie.
Keadaan sistem ekonomi Indonesia pada masa pemerintahan transisi memiliki karakteristik
sebagai berikut :
- Kegoncangan terhadap rupiah terjadi pada pertengahan 1997, pada saat itu dari Rp
2.500 menjadi Rp 2.650 per dollar AS. Sejak masa itu keadaan rupiah menjadi tidak stabil.
- Krisis rupiah akhirnya menjadi semakin parah dan menjadi krisis ekonomi yang
kemudian memunculkan krisis politik terbesar sepanjang sejarah Indonesia.
- Pada awal pemerintahan yang dipimpin oleh Habibie disebut pemerintahan reformasi.
Namun, ternyata pemerintahan baru ini tidak jauh berbeda dengan sebelumnya, sehingga
kalangan masyarakat lebih suka menyebutnya sebagai masa transisi karena KKN semakin
menjadi, banyak kerusuhan.
PEMERINTAHAN REFORMASI
Pada masa krisis ekonomi, ditandai dengan tumbangnya pemerintahan Orde Baru kemudian
disusul dengan era reformasi yang dimulai oleh pemerintahan Presiden Habibie. Pada masa
ini tidak hanya hal ketatanegaraan yang mengalami perubahan, namun juga kebijakan
ekonomi. Sehingga apa yang telah stabil dijalankan selama 32 tahun, terpaksa mengalami
perubahan guna menyesuaikan dengan keadaan.
Pemerintahan presiden B.J Habibie yang mengawali masa reformasi belum melakukan
manuver-manuver yang cukup tajam dalam bidang ekonomi. Kebijakan-kebijakannya
diutamakan untuk mengendalikan stabilitas politik.
BAB 2
SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA
Seperti halnya yang telah kalian pelajari pada bab 8 mengenai pelaku-pelaku ekonomi,
pemerintah juga berperan sebagai pelaku konsumsi. Pemerintah juga membutuhkan barang
dan jasa untuk menjalankan tugasnya. Seperti halnya ketika menjalankan tugasnya dalam
rangka melayani masyarakat, yaitu mengadakan pembangunan gedung-gedung sekolah,
rumah sakit, atau jalan raya. Tentunya pemerintah akan membutuhkan bahan-bahan
bangunan seperti semen, pasir, aspal, dan sebagainya. Semua barang-barang tersebut harus
dikonsumsi pemerintah untuk menjalankan tugasnya. Contoh-contoh mengenai kegiatan
konsumsi yang dilakukan pemerintah masih banyak, seperti membeli barang-barang untuk
administrasi pemerintahan, menggaji pegawai-pegawai pemerintah, dan sebagainya.
Selain kegiatan konsumsi dan produksi, pemerintah juga melakukan kegiatan distribusi.
Kegiatan distribusi yang dilakukan pemerintah dalam rangka menyalurkan barang-barang
yang telah diproduksi oleh perusahaanperusahaan negara kepada masyarakat. Misalnya
pemerintah menyalurkan sembilan bahan pokok kepada masyarakat-masyarakat miskin
melalui BULOG. Penyaluran sembako kepada masyarakat dimaksudkan untuk membantu
masyarakat miskin memenuhi kebutuhan hidupnya. Kegiatan distribusi yang dilakukan oleh
pemerintah harus lancar. Apabila kegiatan distribusi tidak lancar akan memengaruhi banyak
faktor seperti terjadinya kelangkaan barang, harga barang-barang tinggi, dan pemerataan
pembangunan kurang berhasil. Oleh karena itu, peran kegiatan distribusi sangat penting.
A. PERJAN adalah bentuk badan usaha milik negara yg seluruh modalnya dimiliki oleh
pemerintah. Perjan ini berorientasi pelayanan pd masyarakat, Sehingga selalu merugi.
Sekarang sudah tdk ada perusahaan BUMN yg menggunakan model perjan karena besarnya
biaya ukt memelihara perjan-perjan tersebut. Contoh Perjan: PJKA (Perusahaan Jawatan
Kereta Api) kini berganti menjadi PT.KAI
Maksud dan Tujuan PERJAN adalah:
• menyelenggarakan kegiatan usaha yang bertujuan untuk kemanfaatan masyarakat umum,
berupa penyediaan jasa pelayanan yang bermutu tinggi dan tidak semata-mata mencari
keuntungan.
• Untuk mendukung pembiayaan dalam menyelenggarakan kegiatan pelayanan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) PP No.12 Tahun 1998, PERJAN dapat melakukan
kegiatan-kegiatan tertentu yang berkaitan dengan bidang pelayanan yang bersangkutan.
B. PERUM adalah perjan yg sudah diubah. Tujuannya tdk lagi berorientasi pelayanan tetapi
sudah profit oriented. Sama seperti Perjan, perum di kelola oleh negara dgn status
pegawainya sbg Pegawai Negeri. Namun perusahaan masih merugi meskipun status Perjan
diubah menjadi Perum, sehingga pemerintah terpaksa menjual sebagian saham Perum
tersebut kpd publik (go public) & statusnya diubah menjadi persero.
C. PERSERO adalah salah satu Badan Usaha yg dikelola oleh Negara atau Daerah. Berbeda
dgn Perum atau Perjan, tujuan didirikannya Persero yg pertama adl mencari keuntungan & yg
kedua memberi pelayanan kpd umum. Modal pendiriannya berasal sebagian atau seluruhnya
dari kekayaan negara yg dipisahkan berupa saham-saham. Persero dipimpin oleh direksi.
Sedangkan pegawainya berstatus sbg pegawai swasta. Badan usaha ditulis PT (Persero).
Maksud dan Tujuan PERSERO adalah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 adalah untuk
menyelenggarakan usaha sebagai berikut:
• Mengelola hutan sebagai ekosistem sesuai karakteristik wilayah untuk mendapatkan
manfaat yang optimal bagi PERSERO dan masyarakat sejalan dengan tujuan pengembangan
wilayah
• Melestarikan dan meningkatkan mutu sumber daya hutan dan mutu lingkungan hidup
• Menyelenggarakan usaha di bidang kehutanan yang menghasilkan barang dan jasa yang
bermutu tinggi dan memadai guna memenuhi hajat hidup orang banyak dan memupuk
keuntungan.
• Usaha-usaha lainnya yang dapat menunjang tercapainya maksud dan tujuan PERSERO.
Badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi denga
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi, sekaligus sebagai gerakan ekonomi
rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. pemerataan hasil ekonomi pertumbuhan
kegiatan ekonomi kestabilan yang mendukung kegiatan ekonomi.
Sulit mewujudkan keamanan yang sejati, jika masyarakat hidup dalam kemiskinan dan
tingkat pengangguran yang tinggi. Sulit mewujudkan demokrasi yang sejati, jika terjadi
ketimpangan ekonomi di masyarakat, serta sulit mewujudkan keadilan hukum jika
ketimpangan penguasaan sumberdaya produktif masih sangat nyata. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa peran koperasi antara lain :
• Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada
khusunya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan
sosialnya.
• Berperan serta aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan
masyarakat.
• Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian
nasional.
• Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang
merupakan usaha bersama atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
BAB 4 KEPENDUDUKAN DAN KETENAGAKERJAAN
Definisi Kependudukan
Kependudukan adalah hal yang berkaitan dengan jumlah, ciri utama, pertumbuhan,
persebaran, penyebaran, kualitas, kondisi kesejahteraan yang menyangkut politik, ekonomi,
sosial, budaya, agama serta lingkungan penduduk tersebut. (Pasal 1 Angka 2 UU Nomor 10
Tahun 1992 Tentang Perkembangan Kependudukan Dan Pembangunan Keluarga Sejahtera).
Konsep Ketenagakerjaan
a. Penduduk Usia Kerja.
Penduduk Usia Kerja adalah penduduk yang berusia 15 tahun ke atas, sesuai dengan
ketentuan dalam UU Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003.
c. Angkatan Kerja
Angkatan Kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun dan lebih) yang bekerja dan
pengangguran.
e. Bekerja
Bekerja yaitu kegiatan melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh atau membantu
memperoleh penghasilan atau keuntungan paling sedikit selama satu jam dalam seminggu
yang lalu. Bekerja selama satu jam tersebut harus dilakukan berturut-turut dan tidak terputus.
Kegiatan bekerja ini mencakup, baik yang sedang bekerja maupun yang punya pekerjaan
tetapi dalam seminggu yang lalu sementara tidak aktif bekerja, misal karena cuti, sakit dan
sejenisnya.
Di beberapa negara, konsep bekerja didasarkan atas kebiasaan (Gainful Worker Concept).
Konsep ini menentukan seseorang apakah bekerja atau tidak berdasarkan kebiasaannya (usual
activity). Konsep ini tidak memakai batasan waktu tertentu
f. Pengangguran
Terdapat dua definisi pengangguran yaitu definisi standar dan definisi luas (relaxed).
Pengangguran definisi standar yaitu meliputi penduduk yang tidak bekerja tetapi sedang
mencari pekerjaan/mempersiapkan suatu usaha. Sedangkan pengangguran definisi luas juga
mencakup penduduk yang tidak aktif mencari kerja tetapi bersedia/siap bekerja.
Sejak tahun 2001, definisi pengangguran yang digunakan oleh Sakernas adalah definisi luas,
sehingga pengangguran mencakup empat kriteria yaitu: mencari pekerjaan, mempersiapkan
usaha, putus asa/merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan (discouraged worker) dan
sudah diterima bekerja tapi belum mulai bekerja.
Angkatan kerja adalah penduduk yang sudah memasuki usia kerja. Baik yang sudah bekerja
maupun belum bekerja atau sedang mencari pekerjaan. Menurut ketentuan pemerintah
indonesia, penduduk yang sudah memasuki usia kerja adalah berusia minimal 15 tahun
sampai 65 tahun. Akan tetapi tidak semua penduduk yang memasuki usia kerja termasuk
angkatan kerja. Sebab penduduk yang tidak akif dalam kegiatan ekonomi tidak termasuk
dalam kelompok angkatan kerja. Misalnya ibu rumah tangga, pelajar, mahasiswa dsb.
Tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja yang siap melakukan pekerjaan, yaitu usia
15-65 tahun. Berdasarkan UU No 13. tahun 2003, tenaga kerja adalah setiap orang yang
mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan jasa, baik untuk memenuhi
kebutuhan sendiri maupun masyarakat.
Tenaga kerja secara umum dibedakan menjadi dua, yaitu Tenaga Kerja Jasmani dan Tenaga
Kerja Rohani.
Tenaga kerja Jasmani terdiri dari :
• Tenaga Kerja Terdidik adalah tenaga kerja yang memerlukan jenjang pendidikan yang
tinggi. Misalnya dokter, guru, insinyur dsb.
• Tenaga Kerja Terlatih adalah tenaga kerja yang memerlukan pelatihan dan pengalaman.
Misalnya sopir, montir dsb.
• Tenaga Kerja tidak Terdidik dan Terlatih adalah tenaga kerja yang dalam pekerjaannya
tidak memerlukan pendidikan ataupun pelatihan terlebih dahulu. Misalnya tukag sapu,
tukang sampah dsb.
Kesempatan kerja adalah memenfaatkan sumber daya manusia untuk menghasilkan barang
dan jasa. Kegiatan ekonomi di masyarakat membutuhkan tenaga kerja. Kebutuhan akan
tenaga kerja itu dapat juga di sebut sebagai kesempatan kerja ( demand for labor ).
Semakin meningkat pembangunan, semakin besar pula kesempatan kerja yang tersedia. Hal
ini berarti semakin besar pula pemintaan akan tenaga kerja. Sebalik nya, semakin besar
jumlah penduduk, semakin besar pula kebutuhan akan lowongan pekerjaan ( kesempatan
kerja ).
Begitu pula dengan perusahaan. Sebelum memutuskan merekrut pegawai atau karyawan
baru, perusahaan sering kali mempertimbangkan dan memerlukan sejumlah kriteria berkaitan
dengan kondisi si pelamar tersebut. Kriteria bagi angkatan kerja untuk dapat memasuki dunia
kerja antara lain;
1) Jenis dan tingkat pendidikan
2) Keahlian khusus yang di miliki calon
3) Kejujuran, sikap, penampilan, serta kepribadian
4) Pengalaman kerja
5) Kesehatan.