Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada dasarnya, kehilangan pekerjaan dapat menjadi peritiwa ekonomi paling sulit
dalam hidup seseorang. Kebanyakan orang mengandalkan mata pencaharian mereka
untuk mempertahankan standar hidup. Mereka tidak hanya memperoleh penghasilan dari
pekerjaan mereka, tetapi juga semacam pencapaian pribadi. Kehilangan pekerjaan berarti
penurunan standar hidup pada masa kini, kekhawatiran pada masa depan, dan kehilangan
harga diri. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika para politisi banyak berbicara
tentang bagaimana kebijakan yang mereka usulkan akan membantu dalam menciptakan
lapangan kerja pada kampanye mereka.

1.2. Rumusan Maslah

Adapun rumusan masalah dari paper ini adalah :

1. Memberikan pengertian Pengangguran dan Tingkat Alamiahnya


2. Menjelaskan Tingkat pengangguran diukur
3. Menjelaskan Berapa lama Biasanya orang menggangur ?
4. Menjelaskan Mengapa Selalu Ada orang yang mengganggur ?
5. Menjelaskan Tingkat Pengangguran Alamiah di Singapura
6. Menjelaskan Tentang Pencarian Kerja
7. Menjelaskan Serikat Kerja dan Tawar-Menawar Kolektif
1.3. Tujuan

Adapun tujuan masalah dari paper ini adalah :

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Pengangguran dan Tingkat


Alamiahnya
2. Untuk mengetahui apa yang mdimaksud dengan Tingkat Pengangguran diukur
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Berapa lama Biasanya orang
Menggangur
4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Mengapa Selalu Ada orang yang
mengganggur
5. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Tingkat Pengangguran Alamiah di
Singapura

1
6. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Tentang Pencarian Kerja
7. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Serikat Kerja dan Tawar-Menawar
Kolektif

2
BAB II
PEMBAHASAN

Pengangguran dan Tingkat Alamiahnya

Pertama akan saya jelaskan mengenai pengertian pengangguran, menurut Wikipedia


Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali,
sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang
sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Sebenarnya ada beberapa alasan mengapa
seseorang tidak bekerja, contohnya orang yang sudah berusaha tetapi belum mendapatkan
pekerjaan, atau orang yang baru niat untuk bekerja, dll. Masalah pengngguran dibagi menjadi
dua kategori, yaitu masalah jangka panjang dan jangka pendek, tingkat pengangguran alamiah
suatu perekonomian adalah jumlah pengngguran yang lazim terjadi dalam perekonomian
tersebut. Pengangguran siklis adalah fluktuasi pengangguran dari tahun ke tahun yang mendekati
ngkat alamiahnya dan terkait erat dengan pasang surut kegiatan perekonomian. Setelah
mengetahui mengenai pengertian pengangguran, perlu diketahui bahwa tidak setiap orang yang
menganggur disebut pengangguran, pengangguran tidak berkaitan dengan mereka yang tidak
bekerja (siswa, mahasiswa, ibu rumah tangga). Sehingga pengangguran dikelompokan kedalam
tiga kategori, yaitu :

1. Pengangguran friksional

Pengangguran friksional adalah pengangguran yang bersifat sementara dikarnakan


adanya kendala waktu, informasi dan kondisi pelamar kerja dengan pembukaan lapangan kerja.
Dengan kata lain, mereka menganggur karna adanya perpindahan dari suatu pekerjaan ke
pekerjaan lain, atau belum diterima oleh perusahaan. Misalnya : mahasiswa yang baru lulus
kuliah dan berniat mencari pekerjaan.

2. Pengangguran struktural

Pengangguran struktural adalah keadaan dimana pengangguran yang mencari pekerjaan


tidak mampu memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh pembuka lapangan pekerjaan.

3
Dengan kata lain, adanya ketidak cocokan keahlian yang dimiliki dengan jenis kebutuhan kerja
yang dicari.

3. Pengangguran musiman

Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi ekonomi


jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus menganggur. Contohnya seperti penanti yang
menunggu panen, atau penjual rambutan yang menunggu musim rambutan.

4. Pengangguran siklikal

Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang diakibatkan imbas naik turun siklus
ekonomi sehingga permintaan terhadap tenaga kerja lebih rendah daripada penawaranya. Hal ini
biasanya terjadi ketika GDP rill lebih rendah daripada GDP potensial, sehingga dalam hal
tersebut persaingan tenaga kerja menjadi ketat.

Pengangguran dapat pula dikategorikan menurut seberapa intensif dia menganggur, antara lain :

1. Pengangguran penuh

Pengangguran penuh merupakan mereka yang ingin bekerja, berusaha mendapatkan dan
mencari pekerjaan, tetapi tidak mendapatkan pekerjaan sama sekali. Dengan kata lain,
pengangguran ini tidak memiliki pekerjaan atau tidak melakukan aktivitas yang menghasilkan
atau tidak memiliki penghasilan.

2. Setengah pengangguran

Setengah pengangguran adalah mereka yang bekerja kurang dalam 35 jam dalam
seminggu. Setandar bekerja di negara-negara di dunia telah diataur, sebagai setandar di Indonesia
pekerja harus atau memiliki kewajiban untuk bekerja 35 jam dalam seminggu.

3. Pengangguran terselubung

4
Pengangguran terselubung merupakan persentase dari angkatan kerja total yang tidak
bekerja. Hal ini karna adanya kekurangan kesempatan kerja atau lowongan kerja dibandingkan
dengan angkatan kerja, sehingga adanya kekurangan yang akan menjadikan pengangguran.

Pengangguran pada sebuah negara dapat dihitung dengan cara tertentu, badan yang menghitung
pengangguran adalah badan statistik negara dan badan inipun menghitung aspek-aspek pasar
tenaga kerja lainnya, seperti jenis pekerjaan, jam kerja rata-rata, dan durasi pengangguran, data
ini diperoleh dari survey rutin terhadap ruma tangga.

1.4. Mengidentifikasi Pengangguran

Kita mengawali bab ini dengan mengkaji secara lebih tepat apa yang dimaksud dengan
pengangguran. Kita akan membahas bagaimana pemerintah mengukur pengangguran, masalah
apa yang muncul dalm menafsirkan data pengangguran, berapa lama masa pengangguran yang
lazim, dan mengapa selalu saja ada orang yang menganggur.

1.4.1. Bagaimana Tikang Pengangguran Diukur?

Mengukur jumlah pengangguran adalah tugas badan statistika negara yang menghimpun data
pengangguran dan aspek-aspek pasar tenanga kerja lain, seperti jenis pekerjaan, jam rata-rata kerja dan
durasi pengangguran. Data ini diperoleh dari survei rutin terhadap rumah tangga.

Berdasarkan jawabansurvei tersebut, badan statistic negara biasanya megelompokkan orang


dewasa pada setiap rumah tangga yang survei kedalam salah satu kategori berikut:

Bekerja
Pengangguran
Tidak termasuk angkatan kerja

Seseorang dikategorikan bekerja jika ia menghabiskan beberapa hari pada minggu sebelumnya untuk
mengerjakan pekerjaan yang menghasilkan upah. Seseorang dianggap pengangguran jika ia berhenti
bekerja sementara atau sedang mencari pekerjaan. Seseoarang yang tidak termasuk dalam kedua kategori
diatas, misalnya mahasiswa penuh wakt, ibu rumah tangga atau pensiunan, tidak termasuk dalam
angkatan kerja.

5
Setelah mengelompokkan seluruh individu dari survei kedalam 3 kategori tersebut, badan statistik negara
menghitung berbagai statistik untuk merangkum kondisi untuk angkatan kerja. Angkatan kerja adalah
jumlah orang yang bekerja adan tidak bekerja.

Angkatan kerja = jumlah orang yang bekerja + jumlah yang tidak bekerja

Tingkat pengangguran (unemployment rate) adalah prensentase angkatan kerja yang tidak
bekerja.

Tingkat pengangguran Jumlah orang yang tidak bekerja


X 100
= Angkatan Kerja

Setelah itu kita hitung tingkat partisipasi angkatan kerja, untuk mengukur jumlah presentase
jumlah penduduk dewasa yang termasuk dalam angkatan kerja.

Tingkat partisipasi angkatan Angkatan kerja


Populasi penduduk dewasa X 100
kerja =

Statistik ini memberikan informasi tentang jumlah populasi yang memilih untuk
berpartisipasi menjadi angkatan kerja. Tingkat partisipasi angkatan kerja, sama seperti
tingkat pengangguran,dihitung, baik untuk populasi seluruh penduduk dewasa maupun
kelompok populasi lain yang lebih spesifik.

6
Untuk melihat perhitungan data tersebut, perhatikan angka-angka tahun 2005. Pada tahun itu, 3,4
juta orang memiliki pekerjaan dan 0,2 juta orang tidak bekerja. Angkatan Kerja adalah

Angkatan Kerja = 3,4 + 0,2 = 3,6 juta.

Tingkat pengangguran adalah

Tingkat Pengangguran = (0,2 : 3,6) x 100 = 5,6 persen

Karena populasi penduduk dewasa sebanyak 5,9 juta maka tingkat partisipasi
angkatan kerja adalah

Tingkat Partisipasi angkatan kerja = (3,6 : 5,9) x 100 = 61


persen

Dengan demikian, pada tahun 2005, 61 persen dari populasi penduduk dewasa Hong
Kong berpartisipasi dalam pasar tenaga kerja, dan 5,6 persen dari partisipan pasar tenaga kerja
tersebut tidak memiliki pekerjaan.

Tabel 1 memperlihatkan statistik pengangguran dan partisipasi angkatan kerja berbagai


kelompok dalam populasi penduduk Hong Kong. Ada tiga perbandingan yang paling jelas
terlihat. Pertama, tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan lebih rendah daripada laki-laki,
namun setelah termasuk ke dalam angkatan kerja, tingkat pengangguran perempuan sama dengan
laki-laki, Kedua, kalangan remaja memiliki tingkat partisipasi angkatan kerja yang lebih rendah
dan tingkat pengangguran yang lebih tinggi daripada seluruh populasi. Lebih luas lagi,data ini
memperlihatkan beragamnya pengalaman berbagai kelompok di pasar tenaga kerja dalam

7
perekonomian.

Data pasar tenaga kerja juga memungkinkan para ekonom dan pembuat kebijakan untuk
memonitor perubahan ekonomi seiring berjalannya waktu, Figur 2 memperlihatkan tingkat
pengangguran di Hong Kong sejak tahun 1975. Figure tersebut memperlihatkan bahwa
perokonomian senantiasa memiliki tingkat pengangguran dan bahwa tingkat tersebut berubah
dari tahun ke tahun. Tingkat pengangguran normal di sekitar fluktuasi tingkat pengangguran
disebut dengan tingkat pengangguran alamiah (natural rate of unemployment), dan
penyimpangan pengangguran dari tingkat alamiahnya disebut dengan pengangguran siklis
(cyclical unemployment). Pada figure tersebut, tingkat alamiahnya diperlihatkan sebagai garis
Horizontal pada tingkat 4,0 persen yang merupakan perkiraan kasar tingkat alamiah
pengangguran dalam perekonomian Hong Kong selama periode itu.
8
1.4.2. Studi kasus

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Laki-Laki dan Perempuan Dalam


Perekonomian Hong Kong

9
Peran perempuan di masyarakat telah banyak berubah sepanjang satu abad terakhir. Pada
pengamatan social telah membahas berbagai penyebab perubahan ini. Perubahan ini salah
satunya disebabkan oleh teknologi baru, seperti mesin cuci,pengering pakaian, lemari es
pendingin, dan mesin pencuci piring yang menghemat waktu yang diperlukan untuk
mengerjakan tugas rumah tangga sehari-hari. Penyebab lainnya adalah sistem pencegah
kehamilan (birth control) yang semakin canggih yang menurunkan tingkat kelahiran pada
banyak keluarga. Tentu saja, perubahan peran perempuan ini juga disebabkan oleh perubahan
pandangan sosial dan politik. Faktor-faktor ini secara bersamaan menimbulkan pengaruh besar
terhadap masyarakat secara umum dan perekonomian secara khusus.

10
Pengaruh tersebut terlihat jelas dalam data partisipasi angkatan kerja. Figur 3
memperlihatkan tingkat partisipasi angkatan kerja laki-laki dan perempuan di Hong Kong sejak
tahun 1979. Pada tahun 1979, laki-laki dan perempuan memiliki peran yang berbeda di
masyarakat. Hanya 44 persen saja perempuan yang bekerja atau mencari pekerjaan, berkebalikan
dengan 80 persen laki-laki. Selama beberapa dekade terakhir, perbedaan tingkat ara Partisipasi
angkatan kerja laki-laki dan perempuan semakin menipis dengan bertambahnya Iah jumlah
perempuan yang memasuki angkatan kerja dan berkurangnya laki-laki di angkatan kerja. Data
tahun 2005 memperlihatkan bahwa 52 persen perempuan termasuk ke dalam angkatan kerja,
sedangkan laki-laki sebesar 71 persen. Seperti terukur oleh partisipasi angkatan kerja, laki-laki
dan perempuan memainkan peran yang lebih setara dalam Peningkatan partisipasi perempuan
dalam angkatan kerja mudah dipahami, menurunnya partisipasi laki-laki sulit dipahami.
Penurunan ini disebabkan oleh faktor. Pertama, kaum muda sekarang mengenyam pendidikan
yang lebih lama daripada orang tua mereka. Kedua, laki-laki pensiun lebih dini dan hidup lebih
lama. Ketiga, dengan semakin banyaknya perempuan yang bekerja, jumlah kaum ayah yang
tinggal di rumah untuk merawat anak semakin bertambah. Mahasiswa penuh waktu, pensiunan,
dan ayah rumah tangga semuanya dianggap tidak termasuk ke dalam angkatan kerja.

1.4.3. Apakah Tingkat Pengangguran Mengukur Apa yang Kita Inginkan ?

Pergerakan masuk keluar dari angkatan kerja sebenarnya lazim terjadi. Terkadang lebih
dari sepertiga pengangguran merupakan populasi yang baru saja memasuki angkatan kerja.

11
Populasi ini termasuk pekerja usia muda yang mencari pkerjaan pertama mereka, misalnya
mereka yang lulus di Universitas. Tidak semua pengangguran berakhir sebagai pencari pekerja.
Hampir setengan dari masa pengangguran berakhir pada saat pengangguran tidak lagi termasuk
ke dalam angkatan kerja. Orang-orang yang lebihrealistik jika dianggap tidak lagi termasuk
dalam angkatan kerja, atau dalam kasus tertentu, memiliki pekerjaan. Di sisi lain, boleh jadi
sebagian orang yang mengaku sebagai pengangguran sebenarnya ingin bekerja. Orang-orang ini
mungkin telah berusaha untuk mencari pekerjaan, namun menyerah karena gagal. Orang-orang
semacam ini disebut dengan Pekerja putus asa ( discouraged workers ), tidak masuk dalam data
statistic pengangguran meskipun mereka sebenarnya adalah pekerja yang tidak memiliki
pekerjaan.

1.4.4. Berapa Lama Biasanya Orang Menganggur ?

Apakah pengangguran lazimnya merupakan kondisi jangka panjang atau jangka pendek?
Jika pengangguran merupakan kondisi jangka pendek maka kita dapat menyimpulkan bahwa
pengangguran bukan merupakan masalah serius. Namun, jika pengangguran merupakan kondisi
jangka panjang maka dapat disimpulkan bahwa pengangguran merupakan masalah serius.
Pekerja yang menganggur selama berbulan-bulan lebih besar kemungkinan menanggung
kesulitan ekonomi dan psikologi yang berat.

Para ekonom mencurahkan banyak energy untuk menelitidata durasi pengangguran.


Dalam upaya tersebut, mereka mempunyai temuan yang penting, subtil, dan terlihat bertolak
belakang : Sebagian besar masa pengangguran berlangsung sebentar dan sebagian besar
pengangguran yang diamati pada sembarang periode bersifat jangka panjang.

Untuk melihat kebenaran tersebut, perhatikan contoh berikut ini. Anggap saja disebuah
kantor di suatu negara terdapat tingkat pengangguran yang diukur setiap minggu selama setahun
untuk menyurvei para pengangguran. Setiap minggu, kantor tersebut menemukan ada empat
orang pekerja yang menganggur. Tiga dari empat pengangguran tersebut tidak berganti selama
setahun, sedangkan orang keempat selalu berganti setiap minggu. Berdasarkan dari contoh
tersebut apakah termasuk penganguran yang pada umumnya yang bersifat jangka pendek atau
jangka panjang?

12
Dalam contoh tersebut, terdapat 55 orang pengangguran; 52 orang dari mereka
menganggur selama seminggu dan 3 orang menganggur selama setahun penuh. Ini berarti bahwa
52/55, atau 95 persen, dari masa pengangguran berlangsung selama 1 minggu. Artinya, sebagian
besar masa pengangguran bersifat jangka pendek. Namun, perhatikan jumlah seluruh
penangguran. Ketiga orang yang menganggur selama 1 tahun ( 52 minggu ) sama dengan 156
minggu menganggur. Ditambah dengan 52 orang yang menganggur selama 1 minggu, hasilnya
adalah 208 minggu masa menganggur. Dalam contoh tersebut, 156/208, atau 75 persen dari
pengangguran disebabkan oleh induvidu yang menganggur selama setahun penuh. Dengan
demikian, sebagian besar pengangguran yang diamati pada sembarang periode bersifat jangaka
panjang.

Kesimpulan tersebut secara tidak langsung mengimplikasikan bahwa para ekonom dan
pembuat kebijakan harus berhati-hati ketika membaca data pengangguran dan dalam merancang
kebijakan untuk membantu kaum pengangguran. Kebanyakan orang yang mengalami
pengangguran akan segera memperoleh pekerjaan. Namun, sebagian besar masalah
pengangguran disebabkan oleh relative sedikit pekerja yang tidak memiliki pekerjaan dalam
waktu yang lama.

Mengapa Selalu Ada Orang yang Menganggur ?

Dalam pembahasan ini belum menjelaskan mengapa pengangguran terjadi dalam


perekonomian. Dalam banyak pasar, harga-harga menyesuaikan agar jumlah penawaran
seimbang dengan jumlah permintaan, Dalam pasar tenaga kerja yang ideal, upah harus
disesuaikan untuk menyeimbangkan jumlah penawaran tenaga kerja dan jumlah permintaan
tenaga kerja. Penyesuaian ini akan memastikan bahwa seluruh pekerja selalu memiliki pekerjaan.

Tetapi, kenyataan tidak sama seperti kondisi ideal. Selalu ada pekerja yang tidak
memiliki pekerjaan meskipun secara umum perekonomian sedang berjalan baik. Tingkat
pengangguran tidak pernah mencapai angka nol. Sebaliknya, tingkat pengangguran berfluktuasi
di sekitar tingkat pengangguran alamiah.

Ada empat penjelasan terhadap pengangguran dalam jangka panjang. Penjelasan pertama
adalah pekerja memerlukan waktu lebih lama untuk memperoleh pekerjaan yang paling cocok
untuk mereka. Pengangguran yang terjadi kareana pekerja memerlukan waktu yang lama untuk

13
memperoleh pekerjaan yang paling cocok dengan minat dan keterampilan mereka disebut
dengan pengangguran friksional ( frictional unemployment ) dan sering sebagai penyebab
masa pengangguran yang singkat.

Ketiga penjelasan selanjutnya berkaitan dengan kenyataan bahwa jumlah pekerja yang
tersedia di sebagian pasar tenaga kerja kemungkinan tidak memadai untuk jumlah penawran
tenaga kerja melebihi jumlah permintaannya. Pengangguran yang terjadi karena jumlah
pekerjaan yang tersedia disebagian pasar tenaga kerja tidak memadai untuk menyediakan
pekerjaan bagi semua orang yang menginginkannya di sebut dengan pengangguran structural (
structural unemployment ) dan sering sebagai penyebab masa pengangguran yang lama.

1.4.5. Studi Kasus


TINGKAT PENGANGGURAN ALAMIAH DI SINGAPURA

Tingkat pengangguran alamiah merupakan tingkat normal pengangguran yang mendekati


fluktuasi tingkat pengangguran sebenarnya. Meskipun tidak dapat diukur dengan mudah, tingkat
pengangguran alamiah mencermikan kebijakan, struktur, dan lembaga yang terkait dengan pasar
barang dan tenaga kerja, selain berbagai factor demografis yang dapat berubah-ubah seiring
berjalannya waktu. Pada bulan Oktober 2004, Otoritas Moneter Singapura ( MAS ),yaitu bank
sentralnya, mengungkapkan sejumlah estimasi Macroeconomic Review yang diterbitkannya
tentang tingkat pengangguran alamiah di singapura dari awal tahun 1988-an serta
membandingkannya dengan tingkat pengangguran sebenarnya pada periode yang sama. Figur 4
memperlihatkan esimasi serupa dari tahun 1988 hingga 2007.

Pada awal periode, baik tingkat pengangguran actual maupun tingkat pengangguran
alami relative tinggi, yaitu antara 3 sampai 3,5 persen, yang terjadi setelah depresi ekonomi
pertama yang dialami Singpura tahun 1985-1986 sejak kemerdekaannya tahun 1965. Puncaknya,
pada triwulan pertama tahun 1985, tingkat pengangguran actual mencapai 6 persen. Setelah
tahun 1988, baik tingkat pengangguran actual maupun alami perlahan menurun seiring dengan
bangkitnya ekonomi dari resesi, dengan tingkat pengangguran actual mencapai titik rendah
sekitar 1,6 persen pada paruh pertama 1990. Setelah itu, kedua tingkat pengangguran menjadi
stabil di tingkat antara 1,5 hinga 2,0 persen hingga triwulan ketiga 1997.

14
Penurunan tingkat pengangguran alamiah selama periode ini menurut MAS di sebabkan
oleh beberapa factor. Pertama, cepatnya Singapura dalam mengejar keterketertinggalan teknologi
yang dibantu oleh kebijakan perdagangan bebas dan pasar modal terbuka.

Setelah krisis keuangan asia tahun 1997-1998, terjadi peningkatan alami pengangguran
secara bertahap dengan titik puncak 3,4 persen ( sementara tingkat pengangguran actual
mencapai puncak 4,7 persen ) pada triwulan ke tiga 2003. Menurut para ekonom MAS hal ini
dapat jadi disebabkan oleh banyaknya guncangan ekonomi yang melebihi kewajaran sepanjang
periode ini, termasuk runtuhnya bisnis internet. Peralhan industry manufaktur menjadi lebih pada
modal pun kemungkinan memperparah asalah ini karena menyebabkan meningkatnya ketidak
cocokan antara pekerjaan dengan keterampilan yang dimiliki dan keterampilan yang dibutuhkan
perusahaan, terutama dikalangan pekerja lulusan sekolah menengah dan lebih rendah yang
usianya lebih tua. Kemungkinan lain adalah aspirasi pekerja meningkat terlalu tingi dibandingka
dengan upah terjangkau yang bersedia dibayar oleh perusahaan dilingkungan yang sarat dengan
ketidak pastian uncangan dari luar. Oleh karena itu, perusahaan perusahaan terpaksa
merumahkan pekerja mereka dan tingkat alami pengangguran meningkat

1.5. PENCARIAN KERJA

15
Salah satu alasan pengangguran selalu muncul dalam perekonomian adalah pencarian
kerja. Pencarian kerja ( job search )proses yang dilakukan pekerja untuk mencari pekerjaan yang
sesuai dengan minat dan keterampilan mereka.

1.5.1. Mengapa Sejumlah Pengangguran Friksional Tidak Dapat Dihindari

Pengangguran friksional sering terjadi akibat adanya perubahan permintaan tenaga kerja
diantara perusahaan-perusahaan yang berbeda. Ketika konsumen memutuskan untuk memilih
komputer Fujitsu dan bukan komputer Acer, Fujitsu membutuhkan tambahan pekerja, sedangkan
Acer mengurangi jumlah pekerjanya. Para mantan pekerja Acer kini harus mencari pekerjaan
baru dan Fujitsu harus memilih pekerja baru untuk mengerjakan berbagai pekerjaan yang
ditawarkan. Hasil transisi ini adalah periode menganggur.

Pengangguran friksional tidak terhindarkan karena perekonomian memang selalu


berubah-ubah. Ketika terjadi masa peralihan, pekerja tersedia di sebagian perusahaan dan
diilangkan di peusahaan lain. Hasil akhir proses ini adalah produktivitas dan standar hidup yang
lebih tinggi. Namun, dalam perjalanannya, para pekerja di industri yang tengah merosot
kehilangan pekerjaan baru. Pasang surut angkatan kerja ini normal terjadi dalam perekonomian
pasar dinamis yang berfungsi degan baik, namun menghasilkan sejumlah pengangguran
friksional.

1.5.2. Kebijakan Publik dan Pencarian Kerja

Internet, dapat membantu memudahkan dlam mencari kerja dan mengurangi


pengangguran friksional. Selain itu, kebijakan public dapat berperan. Jika kebijakan dapat
mengurangi waktu yang diperlukan oleh pekerja yang tidak memiliki pekerjaan untuk
memperoleh pekerjaan baru maka kebijakan tersebut dapat mengurangi tingkat alami
pengangguran dlam perekonomian.

Banyak program pemerintah yang berupaya untuk memudakan pencarian kerja dengan
berbagai cara. Slah satunya adalah melalui badan penempatan kerja yang dijalankan oleh
pemerintah yang menyiarkan informasi tentang lowongan kerja. Cara lainnya adalah melalui
program-program pelatihan untuk umum yang bertujuan untuk mempermudah transisi pekerja

16
dari industry yang merosot menuju industry yang berkembang serta membantu kelompok-
kelompok marginal untuk keluar dari kemiskinan.

Para pengeritik program-program ini mempertanyakan perlunya pemerintah terlibat


dalam proses pencarian kerja. Mereka berpendapat bahwa lebih baik jika pasar swasta dibiarkan
mencocokkan pekerja dengan pekerjaan. Kenyataannya, sebagian besar pencarian kerja
dilakukan tanpa campur tangan pemerintah.

1.5.3. Tunjangan Pengangguran

Program pemerintah yang meningkatkan jumlah pengangguran friksional, meskipuntidak


sengaja, adalah tunjangan pekerjaan ( unemployment benefits ). Program ini bertujuan untuk
memberikan kompensasi parsial bagi pekerja akibat kehilangan pekerjaan.

Meskipun mengurangi derita akibat pengangguran, tunjangan pengangguran juga


meningkatkan jumlah pengangguran. Penyebabnya dapat dijelaskan oleh satu dari sepuluh
prinsip ekonomi : Orang memberikan reaksi terhadap insentif. Karena tunjangan pengangguran
tidak lagi diberikan ika pekerja memperoleh pekerjaan baru, pengangguran dapat saja tidak
bekerja begitu keras untuk mencari pekerjaan dan besar kemungkinan menolak tawaran kerja
yang tidak menarik. Tunjangan pengangguran juga membuat masa menganggur lebih mudah
dilewati, para pekerja kemungkinan kecil mencari jaminan keamanan kerja pada saat
menegosiasikan kontrak kerja dengan perusahaan mereka.

Meskipun tunjangan pengangguran mengurangi usaha dalam pencaharian kerja dan


meningkatkan pengangguran, Tetapi tujuan utamanya untuk mengurangi ketidak pastian
pendapatan yang dihadapi oleh pekerja. Sebagian ekonom berpendapat bahwa tunjangan
pengangguran meningkatkan kemampuan perekonomian untuk mencocokkan setiap pekerja
dengan pekerjaan yang paling sesuai.

Penelitian tentang tunjangan pengangguran memperlihatkan bahwa tingkat pengangguran


merupakan ukuran yang tidak sempurna untuk kesehatan ekonomi suatu negara secara
keseluruhan. Mayoritas ekonomi sepakat bahwa menghapuskan tunjangan pengangguran dpat
mengurangi jumlah pengangguran dlam perekonomian.

1.6. Peraturan Upah Minimum

17
Upah minim berpengaruh penting terhadap kelompok tertentu dengan tingakat
pengangguran yang tinggi. Ketikaupah minim memaksa upah berada di satastitik keseimbangan
penawaran dan permintaan, peraturan tersebut meningkatkan jumlah penawaran tenaga kerja dan
mengurangi jumlah permintaan tenagakerja di bandingkan dengan titik keseimbangan. Untuk
memahami penganggura structural, kita awali dengan meninjau bagaimana pengangguran terjadi
akibat peraturan upah minimum. Meskioun bukan merupakan alasan utama, upah minimum
berpengaruh penting terhadap kelompok tertentu dengan tingkat pengangguran yang tinggi.
Lebih lanjtnya lagi analisis upah minimum merupakan langkah awal yang tepat, karena seperti
yang akan kita lihat, upah minimum dapat digunakan untuk memahami sebagaian alasan lain
terjadinya pengangguran struktural.

1.7. Serikat Pekerja dan Tawar-Menawar Kolektif


Serikat Pekerja (union) adalah asosiasi pekerja yang melakukan tawar-menawar dengan
pemberi kerja mengenai upah dan kondisi kerja. Serikat pekerja merupakan sejenis kartel. Sama
seperti semua kartel, serikat pekerja merupakan sekelompok penjual yang bekerja sama dengan
harapan menggunakan daya pasar mereka. Banyak pekerja dalam perekonomian membahas
upah, tujangan, dan kondisi kerja mereka dengan perusahaan secara sendiri-sendiri. Sebaliknya
pekerja yang bergabung dalam serikat pekerja melakukan hal itu secara berkelompok. Proses
disepakatinya syarat-syarat kerja antara serikat pekerja dan perusahaan disebut dengan tawar-
menawar kolektif (collective bargaining).

Ketika berunding dengan perusahaan, serikat pekerja meminta upah lebih tinggi,
tunjangan lebih esar, dan kondisi kerja yang lebih baik daripada yang ditawarkan oleh
perusahaan tanpa adanya serikat pekerja. Jika serikat pekerja dan perusahaan tidak mecapai
kesepakatan, serikat pekerja dapat melakukan penarikan pekerja dari perusahaan, yang disebut
dengan pemogokan (strike). Karena pemogokan mengurangi produksi, penjualan dan
keuntungan, perusahaan yang menghadapi ancaman pemogokan besar kemungkinan menyetujui
untuk membayar upah yang lebih tinggi daripada jika tidak ada ancaman itu.

Peran serikat pekerja dalam perekonomian sebagaian tergantung pada undang-undang


yang mengatur organisasi serikat pekerjan dan tawar-menawar kolektif. Lazimnya, perjanjian

18
eksplisit diantara anggota kartel dianggap illegal dan pemerintah dapat menindak perusahaan-
perusahaan ini. Sebaliknya, serikat pekerja dikecualikan dari undang-undang ini.

1.7.1. Apakah Serikat Pekerja Berdampak Baik atau Buruk bagi


Perekonomian?

Para ekonom bersilang pendapat tentang apakah serikat pekerja berdampak baik atau
buruk bagi perekonomian secara keseluruhan. Para pengkritik serikat pekerja berpendapat bahwa
serikat pekerja tidak lebih dari sejenis kartel. Apabila serikat pekerja menaikan upah di atas
tingkat yang dapat berlaku dipasar kompetitif, mereka meurunkan jumlah permintaan tenaga
kerja, menyebabkan sebagian pekerja menganggur, dan menurunkan upah dalam bidang
perekonomian lainnya.

1.8. Teori Upah Efesiensi


Menurut teori ini, perusahaan-perusahaan beroperasi secara lebih efesien jika upah
berada di titik keseimbangan. Oleh karena itu perusahaan-perusahaan lebih diuntungkan jika
mempertahankan upah tinggi meskipun terdspat surplus tenaga kerja. Dalam beberapa hal,
pengangguran yang terjadi akibat upah efesiensi serupa dengan pengangguran yang terjadi akibat
peraturan upah minimum dan serikat pekerja. Teori upah efesiensi menyatakan bahwa
pembatasan semacam itu terhadap perusahaan tidak diperlukan dalam banyak situasi karena
perusahaan-perusahaan dapat diuntungkan dengan memberi upah dengan titik keseimbangan.
Pemahaman baru yang diberiakn teori upah efesiensi adalah membayar upah lebih tinggi dapat
menguntungkan karena dapat meningkatkan efesiensi pekerja perusahaan.

1.8.1. Kesehatan Pekerja

Teori upah efisien pertama, dan yang paling sederhana, menggarisbawahi tautan anatara
upah dan kesehatan pekerja. Pekerja yang menerima bayaran lebih baik mengonsumsi makanan
yang lebih bergizi, sedangkan pekerja yang mengonsumsi makanan yang bergizi lebih sehat dan
produktif. Sebuah perusahaan lebih menguntungkan apabila membayar upah tinggi dan memiliki
pekerja yang sehan dan produktif daripada membayar upah lebih rendah dan memiliki pekerja
yang kurang sehat dan kurang produktif.

19
1.8.2. Perputaran Pekerja

Jenis teori efesien kedua menggarisbawahi tautan antara upah dan perputaran pekerja.
Para pekerja meninggalkan pekerjaan mereka karena berbagai alasan dan menerima pekerjaan
diperusahaan lain, pindah kedaerah lain, keluar dari angkatan pekerjaan dan sebagaian. Frekuensi
absensi mereka bergantung kepada seluruh rangkaian insentif yang mereka hadapi, termasuk
manfaat meninggalkan pekerjaan dan manfaat tetap bekerja. Semakin besar upah yang diberikan
oleh perusahaan semakin kecil juga kemungkinan pekerja untuk keluar dari perusahaan tersebut.

1.8.3. Usaha Pekerja

Jenis teori efesiensi ketiga menggarisbawahi tautan antara upah dan usaha pekerja. Dalam
banyak pekerjaan, pekerja memiliki keleluasaan tertentu tentang seberapa keras mereka bekerja.
Akibatnya, perusahaan-perusahaan memonitor usaha pekerjaan mereka, dan para pekerja yang
diketahui melelaikan tanggung jawab mereka pun dipecat. Upah yang lbih tinggi membuat
pekerja lebih sigap dalam mempertahankan pekerjaan mereka sehingga memberikan mereka
insentif untuk memberi usaha terbaik mereka.

1.8.4. Kualitas Pekerja

Jenis teori efesien terakhir ini menggarisbawahi tautan antara upah dan kualitas kerja.
Apabila sebuah perusahaan mempekerjakan pekerja baru, perusahaan itu tidak bias mengukur
kualitas pelamar kerja secara sempurna. Dengan membayar upah lebih tinggi, perusahaan itu
menarik kelompok pekerja yang lebih untuk melamar posisi yang ditawarkan.

20
BAB III

KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas yaitu membahas tentang ukuran pengangguran dan alasan
mengapa tingkat pengangguran tertentu selalu terjadi dalam perekonomian. Kita melihat
pencarian kerja, peraturan upah minimum, serikat pekerja, dan upah efesiensi, semuanya
membantu dalam menjelaskan mengapa sebagaian pekerja tidak memiliki pekerjaan. Analisi bab
ini memberikan satu pelajaran penting yaitu: meskipun pengangguran selalu terjadi dalam
perekonomian, tingkat ilmiah tidak tetap. Banyak peristiwa dan kewajiban dapat mengubah
jumlah pengangguran yang lazim terjadi dalam perekonomian. Dengan perubahan proses
pencarian pekerjaan yang ditimbulkan oleh revolusi informasi, dengan penyesuaian peraturan
upah minimum yang dilakukan oleh pemerintah, dengan pembentuk serikat pekerja oleh pekerja,
dan dengan perubahan upah efesien yang dilakukan oleh perusahaan, tingkat pengangguran
alamiah pun berubah. Pengangguran bukan sekaar masalah sederhana dengan solusi sederhana,
melainkan cara kita memutuskan untuk mengelola masyarakat dapat berpengaruh besar terhadap
parah tidaknya masalah pengangguran.

21
Daftar Pustaka
N. GREGORY MANKIW,EUSTON QUAH,PETER WILSON.2012.Pengantar Ekonomi
Makro: Edisi Asia vol 2.

http://terasekonom.blogspot.co.id/2014/12/pengangguran-dan-tingkat-alamiahnya.html

http://sakhowatilaqhnia.students.uii.ac.id/2014/04/22/pengangguran-dan-tingkat-
alamiahnya/

22
SOAL DAN APLIKASI

1. Untuk tahun tertentu, dari sejumlah penduduk dewasa, 138.547.000 orang bekerja,
6.021.000 tidak bekerja, dan 67.723.000 tidak termasuk angkatan kerja. Berapa jumlah
angkatan kerja ? Berapa tingkat partisipasi angkatan kerja ? Berapa tingkat
penganggurannya ?

Jawab :Jumlah angkatan kerja

2. Berapa tingkat pengangguran alamiah sekarang di Negara anda ? Temukan tingkat


pengangguran untuk kelompok demografis yang paling sesuai dengan deskripsi anda
( misalnya berdasarkan usia dan jenis kelamin ). Apakah itu lebih tinggi atau lebih rendah
daripada rata-rata nasional ? Menurut anda mengapa demikian ?

Jawab : Jumlah pengangguran di Indonesia kurang lebih mencapai 7,45 juta orang.

Menurut usia pria 15-24 : pada tahun akhir yaitu 2011 = 19,3%

Menurut usia wanita 15-24 : pada tahun akhir yaitu 2011 = 21,0%

Tingkat itu lebih rendah karena jika dilihat dari tingkat usia itu lebih rendah dikarenakan
tingkat alamiah usia. Tingkat alamiah usia tidak boleh memperkerjakan anak dibawah
umur.

3. Pada table berikut, tingkat partisipasi angkatan kerja umum laki-laki menurun antara
tahun 1970 dari 1990. Namun, penurunan secara umum ini mencerminkan pola yang
berbeda-beda untuk kelompok usia yang berbeda, seperti diperlihatkan pada table berikut.

Seluruh Laki - laki Laki - laki Laki laki


Laki - laki 16 24 25 54 >55 tahun
1970 80% 69% 96% 56%
1990 76 72 93 40

Kelompok mana yang paling drastis? Berdasarkan informasi ini, factor apa yang dapat
berperan penting terhadap penurunan partisipasi angkatan kerja laki-laki secara umum
pada periode tersebut?

23
Jawab : Faktor usia dan factor pendidikan. Karena factor usia yang lebih dari 55 tahun
dapat memengaruhi produktifita80%s kinerja. Faktor pendidikan lebih mempengaruhi
karena semakin minim pendidikan yang dimiliki tidak bias bersaing di dunia
perekonomian karena sekarang sudah adanya ekonomi Asean.

4. Pada table berikut, tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan meningkat tajam antara
tahun 1970 hingga 1990. Namun, sama halnya dengan laki-laki, pola benagai kelompok
usia yang muncul berbeda, seperti diperlihatkan pada table berikut.

Seluruh Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan


Perempuan 25 54 25 34 35 - 44 45 - 44
1970 43% 50% 45% 51% 54%
1990 58 74 74 77 71

Menurut anda, mengapa perempuan berusia lebih muda memiliki tingkat partisipasi
angkatan kerja yang lebih tinggi daripada perempuan berusia lebih tua?

Jawab : Karena perempuan yang berusia lebih muda memiliki tingkat produktifitas lebih
baik dibandingkan usia perempuan yang memiliki usia diatas 50 tahun.

5. Antara tahun 1997 dan 1998, jumlah pekerja bertambah sebanyak 2,1 juta pekerja, namun
jumlah pekerja yang menganggur hanya menurun sebanyak 0,5 persen. Bagaimana keda
angka ini saling konsisten? Mengapa kita mempikirkan bahwa penurunan jumlah orang
yang dianggap menganggur lebih kecil daripada kenaikan jumlah orang yang bekerja ?

Jawab : karena 2,1 juta mewakili 0,5% jumlah keseluruhan pengangguran. Karena 0,5%
merupakan persentase hanya mewakili sebagian dari keseluruhan pengangguran tersebut
jadi akan terlihat kecil.

6. Apakah para pekerja berikut besar kemungkinan menjadi pengangguran jangka penden
atau jangka panjanag ? Jelaskan
a. Pekerja konstruksi yang diberhentikan akibat cuaca buruk. Itu termasuk jangka pendek
karena cuaca tersebut tidak terlalu lama dan selalu berubah ubah, jadi pkerja konstruksi
bias mencari pekerjaannya di tempat yang lain.
b. Pekerja pabrik yang kehilangan pekerjaannya di pabrik yang terletak di wilayah terpencil.
Itu termasuk jangka panjang Karena seseorang yang bekerja dalam daerah terpencil

24
membuat perusahaan mempertimbangkan penutupan, karena dirasa sudah tidak
menguntungkan dan akan merugikan perusahaan serta mengkhawatirkan.
c. Pengemudi bus yang diberhentikan akibat persaingan dengan kereta api. Itu termasuk
jangka pendek sebab, pengangguran di supir bus itu tidak mungkin kehilangan pekerjaan
dalam jangka panjang dan tidak selamanya transportasi yang digunakan oleh masyarakat
menggunakan kereta api.
d. Juru masak yang kehilangan pekerjaannya ketika sebuah restoran baru dibuka di seberang
jalan. Itu termasuk jangka pendek sebab, juru masak yang profesional di butuhkan di
setiap restoran besar dan juru masak yang professional bisa membuka sebuah restoran.
e. Tukang las ahli dengan pendidikan formal rendah yang kehilangan pekerjaannya karena
perusahaan memasang mesin las otomatis. Itu termasuk jangka panjang sebab, tukang las
ahli yang memiliki pendidikan minim tidak bisa bersaing dengan tukang las ahli yang
memiliki pendidikan lebih tinggi. Sebab perusahaan mencari pekerja di era sekarang yang
memiliki pendidikan yang tinggi.
7. Dengan menggunakan diagram pasar tenaga kerja, tujakkan pengaruh kenaikan upah
minimum terhadap upah yang dibayarkan kepada pekerja, jumlah penawaran, jumlah
permintaan pekerja, dan jumlah pengangguran

Jawab :

25
8. Menurut anda, apakah perusahaan-perusahaan di kota-kota kecil memilki kekuasaan
pasar yang lebih besar dalam memperkerjakan pekerja ? menurut, anda apakah
perusahaan-perusahaan umumnya memiliki kekuasaan pasar yang lebih besar pada masa
ini daripada 50 tahun lalu, atau justru lebih kecil? Menurut anda, apakah perubahan
sering waktu ini telah mempengaruhi peran serikat pekerja dalam perekonomian?
Jelaskan

Jawab : Tidak memilki kekuasaan kerja pasar yang besar karena dalam kota kecil pasti
memiliki penduduk yang kecil yang mengakibatkan kerja pasar sedikit. Pada masa
sekarang Perusahaan-perusahaan memiliki kekuasaan pasar yang tinggi daripada masa 50
tahun yang lalu. Dan perubahan waktu telah mempengaruhi serikat kerja dalam
perekonomian , karena semakin berkembangnya teknologi yang ada akan membuat
perkembanga ekonomi semakin pesat.

9. Suatu perekonomian memiliki dua pasar tenaga kerja;keduanya keduanya tidak memiliki
serikat pekerja. Sejarang anggap bahwa bahwa sebuah serikat pekerja didirikan di salah
satu pasar.
a. Tunjukkan pengaruh serikat pekerja terhadap pasar tempatnya didirikan. Dalam
pengertian seperti apa jumlah pekerja yang bekerja dipasar ini merupakan jumlah yang
tidak efisien?
b. Tunjukkan pengaruh serikat pekerja terhadap pasar yang tidak memiliki serikat pekerja.
Apa yang terjadi dengan upah keseimbangan di pasar tersebut?

Jawab:

a. Jumlah pekerja yang tidak efisien disuatu pasar terjadi karena daerah pasar yang tidak
bagus atau sepi oleh penduduk. Dan juka suatu pasar itu sepi maka akan membuat jumlah
pekerja semakin sedikit.
b. Jika jumlah dikesimbangan pasar tersebut besar maka akan membuat serikat pekerja tidak
meninggalkan pekerjaannya dikarenakan upah yang besar.
10. Dapat dibuktikan bahwa permintaan industri terhadap pekerja akan menjadi lebih elastis
apabila permintaan terhadap produk industri tersebut menjadi lebih elastis. Mari kita
implasikan fakta ini terhadap industri mobil Korea Selatan dan serikat pekerja pabrik
mobil.

26
a. Apa yang terjadi terhadap elastisitas terhadap permintaan mobil Korea jika Thailand
mengembangkan industry mobilnya? Apa yang terjadi dengan elastisitas permintaan
terhadap pekerja pabrik mobil Korea Selatan? Jelaskan.
b. Seperti dijelaskan pada bab ini, serikat pekerja umumnya menghadapi dilema dalam
memutuskan besar kenaikan upah karena kenaikan lebih tinggi lebih menguntungkan
bagi pekerja yang tetap bekerja, tetapi juga mengurangi jumlah pekerja. Bagaimana
kenaikan impor mobil dari Thailand memperngaruhi dilemma upah-pekerja yang
dihadapi oleh serikat pekerja pabrik mobil Korea Selatan?
c. Menurut Anda, apakah pertumbuhan industry mobil Thailand meningkatkan atau
mengurangi kesenjangan antara upah kompetitif dan upah yang ditetapkan oleh serikat
pekerja pabrik mobil Korea Selatan. Jelaskan?

Jawab:

a. Elastisitas permintaan mobil pabrikan korsel akan menurun diakibatkan karena


munculnya mobil pabrikan Thailand yang notabennya mobil pabrikan Thailan lebih
dibandingan pabrikan korsel.
b. Tenaga kerja pabrik korsel akan dikurangi seiring dengan kenikan UMK yang
diharapkan dapat menambah produktivitas produksi mobil sehinnga dapat menguasai
pasar melebihi mobil dari Thailand.
c. Pertumbuhan industry mobil Thailand akan meningkatkan kesenjangan upah para pekerja
pabrik mobil korsel dikarenakan perusahaan menginginkan bertambahnya produktivitas
produksi mobil sehingga dapat bersaing dengan mobil pabrikan Thailand dipasar mobil
Internasional.
11. Sebagian pekerja dalam perekonomian dibayar dengan upah tetap dan sebagaian lain
dibayar dengan komisi. Skema upah mana yang lebih memerlukan pengawasan dari
penyelia (supervisor)?skema upah mana yang menyebabkan perusahaan paling memiliki
insentif untuk membayar upah diatas titik keseimbangan (seperti dalam teori upah
efesiensi varian usaha pekerja)? Menurut Anda, faktor apa saja yang menentukan upah
yang dipilih oleh perusahaan?

Jawab:

27
Factor yang mempengaruhi yang menentukan upah yang dipilih oleh perusahaan adalah
Permintaan dan Penawaran, Serikat-serikat buruh, kemampuan untuk membayar
produktivitas, Biaya hidup, Pemerintah.

12. (Masalah ini cukup sulit.) Anggap bahwa pemerindah Anda mengesahkan undang-undang
yang mewajibkan perusahaan untuk membayar tunjangan tertentu (misal jaminan
kesehatan) yang meningkatkan biaya pegawai sebesar $4 per jam.
a. Pengaruh apa yang ditimbulkan oleh tunjangan ini terhadap permintaan pekerja? (untuk
menjawab pertanyaan ini dan pertanyaan berikutnya, berikan jawaban kuantitatif jika
memungkinkan).
b. Jika pekerjaan menilai penunjangan ini sama dengan biayanya, pengaruh apa yang
ditimbukan oleh tunjangan ini terhadap penawaran pekerja?
c. Jika upah dengan leluasa menyeimbangkan penawaran dan permintaan, bagaimana
undang-undang ini mempengaruhi upah dan tingkat pekerjaan? Apakah perusahaan lebih
diuntungkan atau dirugikan? Apakah pekerja lebih diuntungkan atau dirugikan?
d. Jika suatu upah peraturan upah minimum mecegah upah menyeimbangkan penawaran
dan permintaan, bagaimana tunjangan ini mempengaruhi upah, tingkat pekerjaan, dan
tingkat pengangguran? Apakah perusahaan lebih diuntungkan atau merugikan? Apakah
pekerja lebih diuntungkan atau dirugukan?
e. Sekarang, anggap bahwa pekerja sama sekali tidak menilai tunjangan ini. Bagaimana
anggapan alternatif ini mengubah jawaban anda pada butir (b), (c), dan (d) tersebut?

Jawab:

a. Permintaan pekerja akan menurun diakibatkan penambahan biaya operasional sebesar


$4 /jam untuk menghindari pengeluaran yang berlebihan pada pos tunjangan tenaga kerja.
b. Penawaran pekerja di pasar tenaga kerja akan meningkat disebabkan tunjangan tersebut
karena para pekerja terhadap tu jangan tersebut. Maka kesejahteraan mereka akan
meningkat.
c. Undang undang akan mempengaruhi upah dan tingkat pekerjaan dikarenakan tunjangan
yang ditetetapkan. Perusahaan merasa dirugikan karena diwajibkan membayar tunjangan
tersebut,dan pekerja merasa diuntungkan karena upah yangg diterima akan bertambah.
d. Tingkat upah pekerjaan dan tingkat pengangguran akan semakin tinggi dan tidak
terkendali. Perusahaan akan diuntungkan karena ketidak keseimbangan penawaran dan
permintaan tenaga kerja. Sehingga perusahaan dapat merekrut pekerja dengan upah

28
serendah-rendahnya. Dan ini akan merugikan para pekerja, karena turunnya upah
sehingga tidak dapat mencapai kesejahteraan.
e. Dari sudut pandang perusahaan seharusya memberikan motivasi dan tunjangan ( dalam
bentuk materi dan juga rekreasi) guna menambah produktivitas dalam bekerja.

29

Anda mungkin juga menyukai