PENDAHULUAN
Pada dasarnya, kehilangan pekerjaan dapat menjadi peritiwa ekonomi paling sulit
dalam hidup seseorang. Kebanyakan orang mengandalkan mata pencaharian mereka
untuk mempertahankan standar hidup. Mereka tidak hanya memperoleh penghasilan dari
pekerjaan mereka, tetapi juga semacam pencapaian pribadi. Kehilangan pekerjaan berarti
penurunan standar hidup pada masa kini, kekhawatiran pada masa depan, dan kehilangan
harga diri. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika para politisi banyak berbicara
tentang bagaimana kebijakan yang mereka usulkan akan membantu dalam menciptakan
lapangan kerja pada kampanye mereka.
1
6. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Tentang Pencarian Kerja
7. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Serikat Kerja dan Tawar-Menawar
Kolektif
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengangguran friksional
2. Pengangguran struktural
3
Dengan kata lain, adanya ketidak cocokan keahlian yang dimiliki dengan jenis kebutuhan kerja
yang dicari.
3. Pengangguran musiman
4. Pengangguran siklikal
Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang diakibatkan imbas naik turun siklus
ekonomi sehingga permintaan terhadap tenaga kerja lebih rendah daripada penawaranya. Hal ini
biasanya terjadi ketika GDP rill lebih rendah daripada GDP potensial, sehingga dalam hal
tersebut persaingan tenaga kerja menjadi ketat.
Pengangguran dapat pula dikategorikan menurut seberapa intensif dia menganggur, antara lain :
1. Pengangguran penuh
Pengangguran penuh merupakan mereka yang ingin bekerja, berusaha mendapatkan dan
mencari pekerjaan, tetapi tidak mendapatkan pekerjaan sama sekali. Dengan kata lain,
pengangguran ini tidak memiliki pekerjaan atau tidak melakukan aktivitas yang menghasilkan
atau tidak memiliki penghasilan.
2. Setengah pengangguran
Setengah pengangguran adalah mereka yang bekerja kurang dalam 35 jam dalam
seminggu. Setandar bekerja di negara-negara di dunia telah diataur, sebagai setandar di Indonesia
pekerja harus atau memiliki kewajiban untuk bekerja 35 jam dalam seminggu.
3. Pengangguran terselubung
4
Pengangguran terselubung merupakan persentase dari angkatan kerja total yang tidak
bekerja. Hal ini karna adanya kekurangan kesempatan kerja atau lowongan kerja dibandingkan
dengan angkatan kerja, sehingga adanya kekurangan yang akan menjadikan pengangguran.
Pengangguran pada sebuah negara dapat dihitung dengan cara tertentu, badan yang menghitung
pengangguran adalah badan statistik negara dan badan inipun menghitung aspek-aspek pasar
tenaga kerja lainnya, seperti jenis pekerjaan, jam kerja rata-rata, dan durasi pengangguran, data
ini diperoleh dari survey rutin terhadap ruma tangga.
Kita mengawali bab ini dengan mengkaji secara lebih tepat apa yang dimaksud dengan
pengangguran. Kita akan membahas bagaimana pemerintah mengukur pengangguran, masalah
apa yang muncul dalm menafsirkan data pengangguran, berapa lama masa pengangguran yang
lazim, dan mengapa selalu saja ada orang yang menganggur.
Mengukur jumlah pengangguran adalah tugas badan statistika negara yang menghimpun data
pengangguran dan aspek-aspek pasar tenanga kerja lain, seperti jenis pekerjaan, jam rata-rata kerja dan
durasi pengangguran. Data ini diperoleh dari survei rutin terhadap rumah tangga.
Bekerja
Pengangguran
Tidak termasuk angkatan kerja
Seseorang dikategorikan bekerja jika ia menghabiskan beberapa hari pada minggu sebelumnya untuk
mengerjakan pekerjaan yang menghasilkan upah. Seseorang dianggap pengangguran jika ia berhenti
bekerja sementara atau sedang mencari pekerjaan. Seseoarang yang tidak termasuk dalam kedua kategori
diatas, misalnya mahasiswa penuh wakt, ibu rumah tangga atau pensiunan, tidak termasuk dalam
angkatan kerja.
5
Setelah mengelompokkan seluruh individu dari survei kedalam 3 kategori tersebut, badan statistik negara
menghitung berbagai statistik untuk merangkum kondisi untuk angkatan kerja. Angkatan kerja adalah
jumlah orang yang bekerja adan tidak bekerja.
Angkatan kerja = jumlah orang yang bekerja + jumlah yang tidak bekerja
Tingkat pengangguran (unemployment rate) adalah prensentase angkatan kerja yang tidak
bekerja.
Setelah itu kita hitung tingkat partisipasi angkatan kerja, untuk mengukur jumlah presentase
jumlah penduduk dewasa yang termasuk dalam angkatan kerja.
Statistik ini memberikan informasi tentang jumlah populasi yang memilih untuk
berpartisipasi menjadi angkatan kerja. Tingkat partisipasi angkatan kerja, sama seperti
tingkat pengangguran,dihitung, baik untuk populasi seluruh penduduk dewasa maupun
kelompok populasi lain yang lebih spesifik.
6
Untuk melihat perhitungan data tersebut, perhatikan angka-angka tahun 2005. Pada tahun itu, 3,4
juta orang memiliki pekerjaan dan 0,2 juta orang tidak bekerja. Angkatan Kerja adalah
Karena populasi penduduk dewasa sebanyak 5,9 juta maka tingkat partisipasi
angkatan kerja adalah
Dengan demikian, pada tahun 2005, 61 persen dari populasi penduduk dewasa Hong
Kong berpartisipasi dalam pasar tenaga kerja, dan 5,6 persen dari partisipan pasar tenaga kerja
tersebut tidak memiliki pekerjaan.
7
perekonomian.
Data pasar tenaga kerja juga memungkinkan para ekonom dan pembuat kebijakan untuk
memonitor perubahan ekonomi seiring berjalannya waktu, Figur 2 memperlihatkan tingkat
pengangguran di Hong Kong sejak tahun 1975. Figure tersebut memperlihatkan bahwa
perokonomian senantiasa memiliki tingkat pengangguran dan bahwa tingkat tersebut berubah
dari tahun ke tahun. Tingkat pengangguran normal di sekitar fluktuasi tingkat pengangguran
disebut dengan tingkat pengangguran alamiah (natural rate of unemployment), dan
penyimpangan pengangguran dari tingkat alamiahnya disebut dengan pengangguran siklis
(cyclical unemployment). Pada figure tersebut, tingkat alamiahnya diperlihatkan sebagai garis
Horizontal pada tingkat 4,0 persen yang merupakan perkiraan kasar tingkat alamiah
pengangguran dalam perekonomian Hong Kong selama periode itu.
8
1.4.2. Studi kasus
9
Peran perempuan di masyarakat telah banyak berubah sepanjang satu abad terakhir. Pada
pengamatan social telah membahas berbagai penyebab perubahan ini. Perubahan ini salah
satunya disebabkan oleh teknologi baru, seperti mesin cuci,pengering pakaian, lemari es
pendingin, dan mesin pencuci piring yang menghemat waktu yang diperlukan untuk
mengerjakan tugas rumah tangga sehari-hari. Penyebab lainnya adalah sistem pencegah
kehamilan (birth control) yang semakin canggih yang menurunkan tingkat kelahiran pada
banyak keluarga. Tentu saja, perubahan peran perempuan ini juga disebabkan oleh perubahan
pandangan sosial dan politik. Faktor-faktor ini secara bersamaan menimbulkan pengaruh besar
terhadap masyarakat secara umum dan perekonomian secara khusus.
10
Pengaruh tersebut terlihat jelas dalam data partisipasi angkatan kerja. Figur 3
memperlihatkan tingkat partisipasi angkatan kerja laki-laki dan perempuan di Hong Kong sejak
tahun 1979. Pada tahun 1979, laki-laki dan perempuan memiliki peran yang berbeda di
masyarakat. Hanya 44 persen saja perempuan yang bekerja atau mencari pekerjaan, berkebalikan
dengan 80 persen laki-laki. Selama beberapa dekade terakhir, perbedaan tingkat ara Partisipasi
angkatan kerja laki-laki dan perempuan semakin menipis dengan bertambahnya Iah jumlah
perempuan yang memasuki angkatan kerja dan berkurangnya laki-laki di angkatan kerja. Data
tahun 2005 memperlihatkan bahwa 52 persen perempuan termasuk ke dalam angkatan kerja,
sedangkan laki-laki sebesar 71 persen. Seperti terukur oleh partisipasi angkatan kerja, laki-laki
dan perempuan memainkan peran yang lebih setara dalam Peningkatan partisipasi perempuan
dalam angkatan kerja mudah dipahami, menurunnya partisipasi laki-laki sulit dipahami.
Penurunan ini disebabkan oleh faktor. Pertama, kaum muda sekarang mengenyam pendidikan
yang lebih lama daripada orang tua mereka. Kedua, laki-laki pensiun lebih dini dan hidup lebih
lama. Ketiga, dengan semakin banyaknya perempuan yang bekerja, jumlah kaum ayah yang
tinggal di rumah untuk merawat anak semakin bertambah. Mahasiswa penuh waktu, pensiunan,
dan ayah rumah tangga semuanya dianggap tidak termasuk ke dalam angkatan kerja.
Pergerakan masuk keluar dari angkatan kerja sebenarnya lazim terjadi. Terkadang lebih
dari sepertiga pengangguran merupakan populasi yang baru saja memasuki angkatan kerja.
11
Populasi ini termasuk pekerja usia muda yang mencari pkerjaan pertama mereka, misalnya
mereka yang lulus di Universitas. Tidak semua pengangguran berakhir sebagai pencari pekerja.
Hampir setengan dari masa pengangguran berakhir pada saat pengangguran tidak lagi termasuk
ke dalam angkatan kerja. Orang-orang yang lebihrealistik jika dianggap tidak lagi termasuk
dalam angkatan kerja, atau dalam kasus tertentu, memiliki pekerjaan. Di sisi lain, boleh jadi
sebagian orang yang mengaku sebagai pengangguran sebenarnya ingin bekerja. Orang-orang ini
mungkin telah berusaha untuk mencari pekerjaan, namun menyerah karena gagal. Orang-orang
semacam ini disebut dengan Pekerja putus asa ( discouraged workers ), tidak masuk dalam data
statistic pengangguran meskipun mereka sebenarnya adalah pekerja yang tidak memiliki
pekerjaan.
Apakah pengangguran lazimnya merupakan kondisi jangka panjang atau jangka pendek?
Jika pengangguran merupakan kondisi jangka pendek maka kita dapat menyimpulkan bahwa
pengangguran bukan merupakan masalah serius. Namun, jika pengangguran merupakan kondisi
jangka panjang maka dapat disimpulkan bahwa pengangguran merupakan masalah serius.
Pekerja yang menganggur selama berbulan-bulan lebih besar kemungkinan menanggung
kesulitan ekonomi dan psikologi yang berat.
Untuk melihat kebenaran tersebut, perhatikan contoh berikut ini. Anggap saja disebuah
kantor di suatu negara terdapat tingkat pengangguran yang diukur setiap minggu selama setahun
untuk menyurvei para pengangguran. Setiap minggu, kantor tersebut menemukan ada empat
orang pekerja yang menganggur. Tiga dari empat pengangguran tersebut tidak berganti selama
setahun, sedangkan orang keempat selalu berganti setiap minggu. Berdasarkan dari contoh
tersebut apakah termasuk penganguran yang pada umumnya yang bersifat jangka pendek atau
jangka panjang?
12
Dalam contoh tersebut, terdapat 55 orang pengangguran; 52 orang dari mereka
menganggur selama seminggu dan 3 orang menganggur selama setahun penuh. Ini berarti bahwa
52/55, atau 95 persen, dari masa pengangguran berlangsung selama 1 minggu. Artinya, sebagian
besar masa pengangguran bersifat jangka pendek. Namun, perhatikan jumlah seluruh
penangguran. Ketiga orang yang menganggur selama 1 tahun ( 52 minggu ) sama dengan 156
minggu menganggur. Ditambah dengan 52 orang yang menganggur selama 1 minggu, hasilnya
adalah 208 minggu masa menganggur. Dalam contoh tersebut, 156/208, atau 75 persen dari
pengangguran disebabkan oleh induvidu yang menganggur selama setahun penuh. Dengan
demikian, sebagian besar pengangguran yang diamati pada sembarang periode bersifat jangaka
panjang.
Kesimpulan tersebut secara tidak langsung mengimplikasikan bahwa para ekonom dan
pembuat kebijakan harus berhati-hati ketika membaca data pengangguran dan dalam merancang
kebijakan untuk membantu kaum pengangguran. Kebanyakan orang yang mengalami
pengangguran akan segera memperoleh pekerjaan. Namun, sebagian besar masalah
pengangguran disebabkan oleh relative sedikit pekerja yang tidak memiliki pekerjaan dalam
waktu yang lama.
Tetapi, kenyataan tidak sama seperti kondisi ideal. Selalu ada pekerja yang tidak
memiliki pekerjaan meskipun secara umum perekonomian sedang berjalan baik. Tingkat
pengangguran tidak pernah mencapai angka nol. Sebaliknya, tingkat pengangguran berfluktuasi
di sekitar tingkat pengangguran alamiah.
Ada empat penjelasan terhadap pengangguran dalam jangka panjang. Penjelasan pertama
adalah pekerja memerlukan waktu lebih lama untuk memperoleh pekerjaan yang paling cocok
untuk mereka. Pengangguran yang terjadi kareana pekerja memerlukan waktu yang lama untuk
13
memperoleh pekerjaan yang paling cocok dengan minat dan keterampilan mereka disebut
dengan pengangguran friksional ( frictional unemployment ) dan sering sebagai penyebab
masa pengangguran yang singkat.
Ketiga penjelasan selanjutnya berkaitan dengan kenyataan bahwa jumlah pekerja yang
tersedia di sebagian pasar tenaga kerja kemungkinan tidak memadai untuk jumlah penawran
tenaga kerja melebihi jumlah permintaannya. Pengangguran yang terjadi karena jumlah
pekerjaan yang tersedia disebagian pasar tenaga kerja tidak memadai untuk menyediakan
pekerjaan bagi semua orang yang menginginkannya di sebut dengan pengangguran structural (
structural unemployment ) dan sering sebagai penyebab masa pengangguran yang lama.
Pada awal periode, baik tingkat pengangguran actual maupun tingkat pengangguran
alami relative tinggi, yaitu antara 3 sampai 3,5 persen, yang terjadi setelah depresi ekonomi
pertama yang dialami Singpura tahun 1985-1986 sejak kemerdekaannya tahun 1965. Puncaknya,
pada triwulan pertama tahun 1985, tingkat pengangguran actual mencapai 6 persen. Setelah
tahun 1988, baik tingkat pengangguran actual maupun alami perlahan menurun seiring dengan
bangkitnya ekonomi dari resesi, dengan tingkat pengangguran actual mencapai titik rendah
sekitar 1,6 persen pada paruh pertama 1990. Setelah itu, kedua tingkat pengangguran menjadi
stabil di tingkat antara 1,5 hinga 2,0 persen hingga triwulan ketiga 1997.
14
Penurunan tingkat pengangguran alamiah selama periode ini menurut MAS di sebabkan
oleh beberapa factor. Pertama, cepatnya Singapura dalam mengejar keterketertinggalan teknologi
yang dibantu oleh kebijakan perdagangan bebas dan pasar modal terbuka.
Setelah krisis keuangan asia tahun 1997-1998, terjadi peningkatan alami pengangguran
secara bertahap dengan titik puncak 3,4 persen ( sementara tingkat pengangguran actual
mencapai puncak 4,7 persen ) pada triwulan ke tiga 2003. Menurut para ekonom MAS hal ini
dapat jadi disebabkan oleh banyaknya guncangan ekonomi yang melebihi kewajaran sepanjang
periode ini, termasuk runtuhnya bisnis internet. Peralhan industry manufaktur menjadi lebih pada
modal pun kemungkinan memperparah asalah ini karena menyebabkan meningkatnya ketidak
cocokan antara pekerjaan dengan keterampilan yang dimiliki dan keterampilan yang dibutuhkan
perusahaan, terutama dikalangan pekerja lulusan sekolah menengah dan lebih rendah yang
usianya lebih tua. Kemungkinan lain adalah aspirasi pekerja meningkat terlalu tingi dibandingka
dengan upah terjangkau yang bersedia dibayar oleh perusahaan dilingkungan yang sarat dengan
ketidak pastian uncangan dari luar. Oleh karena itu, perusahaan perusahaan terpaksa
merumahkan pekerja mereka dan tingkat alami pengangguran meningkat
15
Salah satu alasan pengangguran selalu muncul dalam perekonomian adalah pencarian
kerja. Pencarian kerja ( job search )proses yang dilakukan pekerja untuk mencari pekerjaan yang
sesuai dengan minat dan keterampilan mereka.
Pengangguran friksional sering terjadi akibat adanya perubahan permintaan tenaga kerja
diantara perusahaan-perusahaan yang berbeda. Ketika konsumen memutuskan untuk memilih
komputer Fujitsu dan bukan komputer Acer, Fujitsu membutuhkan tambahan pekerja, sedangkan
Acer mengurangi jumlah pekerjanya. Para mantan pekerja Acer kini harus mencari pekerjaan
baru dan Fujitsu harus memilih pekerja baru untuk mengerjakan berbagai pekerjaan yang
ditawarkan. Hasil transisi ini adalah periode menganggur.
Banyak program pemerintah yang berupaya untuk memudakan pencarian kerja dengan
berbagai cara. Slah satunya adalah melalui badan penempatan kerja yang dijalankan oleh
pemerintah yang menyiarkan informasi tentang lowongan kerja. Cara lainnya adalah melalui
program-program pelatihan untuk umum yang bertujuan untuk mempermudah transisi pekerja
16
dari industry yang merosot menuju industry yang berkembang serta membantu kelompok-
kelompok marginal untuk keluar dari kemiskinan.
17
Upah minim berpengaruh penting terhadap kelompok tertentu dengan tingakat
pengangguran yang tinggi. Ketikaupah minim memaksa upah berada di satastitik keseimbangan
penawaran dan permintaan, peraturan tersebut meningkatkan jumlah penawaran tenaga kerja dan
mengurangi jumlah permintaan tenagakerja di bandingkan dengan titik keseimbangan. Untuk
memahami penganggura structural, kita awali dengan meninjau bagaimana pengangguran terjadi
akibat peraturan upah minimum. Meskioun bukan merupakan alasan utama, upah minimum
berpengaruh penting terhadap kelompok tertentu dengan tingkat pengangguran yang tinggi.
Lebih lanjtnya lagi analisis upah minimum merupakan langkah awal yang tepat, karena seperti
yang akan kita lihat, upah minimum dapat digunakan untuk memahami sebagaian alasan lain
terjadinya pengangguran struktural.
Ketika berunding dengan perusahaan, serikat pekerja meminta upah lebih tinggi,
tunjangan lebih esar, dan kondisi kerja yang lebih baik daripada yang ditawarkan oleh
perusahaan tanpa adanya serikat pekerja. Jika serikat pekerja dan perusahaan tidak mecapai
kesepakatan, serikat pekerja dapat melakukan penarikan pekerja dari perusahaan, yang disebut
dengan pemogokan (strike). Karena pemogokan mengurangi produksi, penjualan dan
keuntungan, perusahaan yang menghadapi ancaman pemogokan besar kemungkinan menyetujui
untuk membayar upah yang lebih tinggi daripada jika tidak ada ancaman itu.
18
eksplisit diantara anggota kartel dianggap illegal dan pemerintah dapat menindak perusahaan-
perusahaan ini. Sebaliknya, serikat pekerja dikecualikan dari undang-undang ini.
Para ekonom bersilang pendapat tentang apakah serikat pekerja berdampak baik atau
buruk bagi perekonomian secara keseluruhan. Para pengkritik serikat pekerja berpendapat bahwa
serikat pekerja tidak lebih dari sejenis kartel. Apabila serikat pekerja menaikan upah di atas
tingkat yang dapat berlaku dipasar kompetitif, mereka meurunkan jumlah permintaan tenaga
kerja, menyebabkan sebagian pekerja menganggur, dan menurunkan upah dalam bidang
perekonomian lainnya.
Teori upah efisien pertama, dan yang paling sederhana, menggarisbawahi tautan anatara
upah dan kesehatan pekerja. Pekerja yang menerima bayaran lebih baik mengonsumsi makanan
yang lebih bergizi, sedangkan pekerja yang mengonsumsi makanan yang bergizi lebih sehat dan
produktif. Sebuah perusahaan lebih menguntungkan apabila membayar upah tinggi dan memiliki
pekerja yang sehan dan produktif daripada membayar upah lebih rendah dan memiliki pekerja
yang kurang sehat dan kurang produktif.
19
1.8.2. Perputaran Pekerja
Jenis teori efesien kedua menggarisbawahi tautan antara upah dan perputaran pekerja.
Para pekerja meninggalkan pekerjaan mereka karena berbagai alasan dan menerima pekerjaan
diperusahaan lain, pindah kedaerah lain, keluar dari angkatan pekerjaan dan sebagaian. Frekuensi
absensi mereka bergantung kepada seluruh rangkaian insentif yang mereka hadapi, termasuk
manfaat meninggalkan pekerjaan dan manfaat tetap bekerja. Semakin besar upah yang diberikan
oleh perusahaan semakin kecil juga kemungkinan pekerja untuk keluar dari perusahaan tersebut.
Jenis teori efesiensi ketiga menggarisbawahi tautan antara upah dan usaha pekerja. Dalam
banyak pekerjaan, pekerja memiliki keleluasaan tertentu tentang seberapa keras mereka bekerja.
Akibatnya, perusahaan-perusahaan memonitor usaha pekerjaan mereka, dan para pekerja yang
diketahui melelaikan tanggung jawab mereka pun dipecat. Upah yang lbih tinggi membuat
pekerja lebih sigap dalam mempertahankan pekerjaan mereka sehingga memberikan mereka
insentif untuk memberi usaha terbaik mereka.
Jenis teori efesien terakhir ini menggarisbawahi tautan antara upah dan kualitas kerja.
Apabila sebuah perusahaan mempekerjakan pekerja baru, perusahaan itu tidak bias mengukur
kualitas pelamar kerja secara sempurna. Dengan membayar upah lebih tinggi, perusahaan itu
menarik kelompok pekerja yang lebih untuk melamar posisi yang ditawarkan.
20
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas yaitu membahas tentang ukuran pengangguran dan alasan
mengapa tingkat pengangguran tertentu selalu terjadi dalam perekonomian. Kita melihat
pencarian kerja, peraturan upah minimum, serikat pekerja, dan upah efesiensi, semuanya
membantu dalam menjelaskan mengapa sebagaian pekerja tidak memiliki pekerjaan. Analisi bab
ini memberikan satu pelajaran penting yaitu: meskipun pengangguran selalu terjadi dalam
perekonomian, tingkat ilmiah tidak tetap. Banyak peristiwa dan kewajiban dapat mengubah
jumlah pengangguran yang lazim terjadi dalam perekonomian. Dengan perubahan proses
pencarian pekerjaan yang ditimbulkan oleh revolusi informasi, dengan penyesuaian peraturan
upah minimum yang dilakukan oleh pemerintah, dengan pembentuk serikat pekerja oleh pekerja,
dan dengan perubahan upah efesien yang dilakukan oleh perusahaan, tingkat pengangguran
alamiah pun berubah. Pengangguran bukan sekaar masalah sederhana dengan solusi sederhana,
melainkan cara kita memutuskan untuk mengelola masyarakat dapat berpengaruh besar terhadap
parah tidaknya masalah pengangguran.
21
Daftar Pustaka
N. GREGORY MANKIW,EUSTON QUAH,PETER WILSON.2012.Pengantar Ekonomi
Makro: Edisi Asia vol 2.
http://terasekonom.blogspot.co.id/2014/12/pengangguran-dan-tingkat-alamiahnya.html
http://sakhowatilaqhnia.students.uii.ac.id/2014/04/22/pengangguran-dan-tingkat-
alamiahnya/
22
SOAL DAN APLIKASI
1. Untuk tahun tertentu, dari sejumlah penduduk dewasa, 138.547.000 orang bekerja,
6.021.000 tidak bekerja, dan 67.723.000 tidak termasuk angkatan kerja. Berapa jumlah
angkatan kerja ? Berapa tingkat partisipasi angkatan kerja ? Berapa tingkat
penganggurannya ?
Jawab : Jumlah pengangguran di Indonesia kurang lebih mencapai 7,45 juta orang.
Menurut usia pria 15-24 : pada tahun akhir yaitu 2011 = 19,3%
Menurut usia wanita 15-24 : pada tahun akhir yaitu 2011 = 21,0%
Tingkat itu lebih rendah karena jika dilihat dari tingkat usia itu lebih rendah dikarenakan
tingkat alamiah usia. Tingkat alamiah usia tidak boleh memperkerjakan anak dibawah
umur.
3. Pada table berikut, tingkat partisipasi angkatan kerja umum laki-laki menurun antara
tahun 1970 dari 1990. Namun, penurunan secara umum ini mencerminkan pola yang
berbeda-beda untuk kelompok usia yang berbeda, seperti diperlihatkan pada table berikut.
Kelompok mana yang paling drastis? Berdasarkan informasi ini, factor apa yang dapat
berperan penting terhadap penurunan partisipasi angkatan kerja laki-laki secara umum
pada periode tersebut?
23
Jawab : Faktor usia dan factor pendidikan. Karena factor usia yang lebih dari 55 tahun
dapat memengaruhi produktifita80%s kinerja. Faktor pendidikan lebih mempengaruhi
karena semakin minim pendidikan yang dimiliki tidak bias bersaing di dunia
perekonomian karena sekarang sudah adanya ekonomi Asean.
4. Pada table berikut, tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan meningkat tajam antara
tahun 1970 hingga 1990. Namun, sama halnya dengan laki-laki, pola benagai kelompok
usia yang muncul berbeda, seperti diperlihatkan pada table berikut.
Menurut anda, mengapa perempuan berusia lebih muda memiliki tingkat partisipasi
angkatan kerja yang lebih tinggi daripada perempuan berusia lebih tua?
Jawab : Karena perempuan yang berusia lebih muda memiliki tingkat produktifitas lebih
baik dibandingkan usia perempuan yang memiliki usia diatas 50 tahun.
5. Antara tahun 1997 dan 1998, jumlah pekerja bertambah sebanyak 2,1 juta pekerja, namun
jumlah pekerja yang menganggur hanya menurun sebanyak 0,5 persen. Bagaimana keda
angka ini saling konsisten? Mengapa kita mempikirkan bahwa penurunan jumlah orang
yang dianggap menganggur lebih kecil daripada kenaikan jumlah orang yang bekerja ?
Jawab : karena 2,1 juta mewakili 0,5% jumlah keseluruhan pengangguran. Karena 0,5%
merupakan persentase hanya mewakili sebagian dari keseluruhan pengangguran tersebut
jadi akan terlihat kecil.
6. Apakah para pekerja berikut besar kemungkinan menjadi pengangguran jangka penden
atau jangka panjanag ? Jelaskan
a. Pekerja konstruksi yang diberhentikan akibat cuaca buruk. Itu termasuk jangka pendek
karena cuaca tersebut tidak terlalu lama dan selalu berubah ubah, jadi pkerja konstruksi
bias mencari pekerjaannya di tempat yang lain.
b. Pekerja pabrik yang kehilangan pekerjaannya di pabrik yang terletak di wilayah terpencil.
Itu termasuk jangka panjang Karena seseorang yang bekerja dalam daerah terpencil
24
membuat perusahaan mempertimbangkan penutupan, karena dirasa sudah tidak
menguntungkan dan akan merugikan perusahaan serta mengkhawatirkan.
c. Pengemudi bus yang diberhentikan akibat persaingan dengan kereta api. Itu termasuk
jangka pendek sebab, pengangguran di supir bus itu tidak mungkin kehilangan pekerjaan
dalam jangka panjang dan tidak selamanya transportasi yang digunakan oleh masyarakat
menggunakan kereta api.
d. Juru masak yang kehilangan pekerjaannya ketika sebuah restoran baru dibuka di seberang
jalan. Itu termasuk jangka pendek sebab, juru masak yang profesional di butuhkan di
setiap restoran besar dan juru masak yang professional bisa membuka sebuah restoran.
e. Tukang las ahli dengan pendidikan formal rendah yang kehilangan pekerjaannya karena
perusahaan memasang mesin las otomatis. Itu termasuk jangka panjang sebab, tukang las
ahli yang memiliki pendidikan minim tidak bisa bersaing dengan tukang las ahli yang
memiliki pendidikan lebih tinggi. Sebab perusahaan mencari pekerja di era sekarang yang
memiliki pendidikan yang tinggi.
7. Dengan menggunakan diagram pasar tenaga kerja, tujakkan pengaruh kenaikan upah
minimum terhadap upah yang dibayarkan kepada pekerja, jumlah penawaran, jumlah
permintaan pekerja, dan jumlah pengangguran
Jawab :
25
8. Menurut anda, apakah perusahaan-perusahaan di kota-kota kecil memilki kekuasaan
pasar yang lebih besar dalam memperkerjakan pekerja ? menurut, anda apakah
perusahaan-perusahaan umumnya memiliki kekuasaan pasar yang lebih besar pada masa
ini daripada 50 tahun lalu, atau justru lebih kecil? Menurut anda, apakah perubahan
sering waktu ini telah mempengaruhi peran serikat pekerja dalam perekonomian?
Jelaskan
Jawab : Tidak memilki kekuasaan kerja pasar yang besar karena dalam kota kecil pasti
memiliki penduduk yang kecil yang mengakibatkan kerja pasar sedikit. Pada masa
sekarang Perusahaan-perusahaan memiliki kekuasaan pasar yang tinggi daripada masa 50
tahun yang lalu. Dan perubahan waktu telah mempengaruhi serikat kerja dalam
perekonomian , karena semakin berkembangnya teknologi yang ada akan membuat
perkembanga ekonomi semakin pesat.
9. Suatu perekonomian memiliki dua pasar tenaga kerja;keduanya keduanya tidak memiliki
serikat pekerja. Sejarang anggap bahwa bahwa sebuah serikat pekerja didirikan di salah
satu pasar.
a. Tunjukkan pengaruh serikat pekerja terhadap pasar tempatnya didirikan. Dalam
pengertian seperti apa jumlah pekerja yang bekerja dipasar ini merupakan jumlah yang
tidak efisien?
b. Tunjukkan pengaruh serikat pekerja terhadap pasar yang tidak memiliki serikat pekerja.
Apa yang terjadi dengan upah keseimbangan di pasar tersebut?
Jawab:
a. Jumlah pekerja yang tidak efisien disuatu pasar terjadi karena daerah pasar yang tidak
bagus atau sepi oleh penduduk. Dan juka suatu pasar itu sepi maka akan membuat jumlah
pekerja semakin sedikit.
b. Jika jumlah dikesimbangan pasar tersebut besar maka akan membuat serikat pekerja tidak
meninggalkan pekerjaannya dikarenakan upah yang besar.
10. Dapat dibuktikan bahwa permintaan industri terhadap pekerja akan menjadi lebih elastis
apabila permintaan terhadap produk industri tersebut menjadi lebih elastis. Mari kita
implasikan fakta ini terhadap industri mobil Korea Selatan dan serikat pekerja pabrik
mobil.
26
a. Apa yang terjadi terhadap elastisitas terhadap permintaan mobil Korea jika Thailand
mengembangkan industry mobilnya? Apa yang terjadi dengan elastisitas permintaan
terhadap pekerja pabrik mobil Korea Selatan? Jelaskan.
b. Seperti dijelaskan pada bab ini, serikat pekerja umumnya menghadapi dilema dalam
memutuskan besar kenaikan upah karena kenaikan lebih tinggi lebih menguntungkan
bagi pekerja yang tetap bekerja, tetapi juga mengurangi jumlah pekerja. Bagaimana
kenaikan impor mobil dari Thailand memperngaruhi dilemma upah-pekerja yang
dihadapi oleh serikat pekerja pabrik mobil Korea Selatan?
c. Menurut Anda, apakah pertumbuhan industry mobil Thailand meningkatkan atau
mengurangi kesenjangan antara upah kompetitif dan upah yang ditetapkan oleh serikat
pekerja pabrik mobil Korea Selatan. Jelaskan?
Jawab:
Jawab:
27
Factor yang mempengaruhi yang menentukan upah yang dipilih oleh perusahaan adalah
Permintaan dan Penawaran, Serikat-serikat buruh, kemampuan untuk membayar
produktivitas, Biaya hidup, Pemerintah.
12. (Masalah ini cukup sulit.) Anggap bahwa pemerindah Anda mengesahkan undang-undang
yang mewajibkan perusahaan untuk membayar tunjangan tertentu (misal jaminan
kesehatan) yang meningkatkan biaya pegawai sebesar $4 per jam.
a. Pengaruh apa yang ditimbulkan oleh tunjangan ini terhadap permintaan pekerja? (untuk
menjawab pertanyaan ini dan pertanyaan berikutnya, berikan jawaban kuantitatif jika
memungkinkan).
b. Jika pekerjaan menilai penunjangan ini sama dengan biayanya, pengaruh apa yang
ditimbukan oleh tunjangan ini terhadap penawaran pekerja?
c. Jika upah dengan leluasa menyeimbangkan penawaran dan permintaan, bagaimana
undang-undang ini mempengaruhi upah dan tingkat pekerjaan? Apakah perusahaan lebih
diuntungkan atau dirugikan? Apakah pekerja lebih diuntungkan atau dirugikan?
d. Jika suatu upah peraturan upah minimum mecegah upah menyeimbangkan penawaran
dan permintaan, bagaimana tunjangan ini mempengaruhi upah, tingkat pekerjaan, dan
tingkat pengangguran? Apakah perusahaan lebih diuntungkan atau merugikan? Apakah
pekerja lebih diuntungkan atau dirugukan?
e. Sekarang, anggap bahwa pekerja sama sekali tidak menilai tunjangan ini. Bagaimana
anggapan alternatif ini mengubah jawaban anda pada butir (b), (c), dan (d) tersebut?
Jawab:
28
serendah-rendahnya. Dan ini akan merugikan para pekerja, karena turunnya upah
sehingga tidak dapat mencapai kesejahteraan.
e. Dari sudut pandang perusahaan seharusya memberikan motivasi dan tunjangan ( dalam
bentuk materi dan juga rekreasi) guna menambah produktivitas dalam bekerja.
29